Anda di halaman 1dari 92

LAMPIRAN B

PERHITUNGAN SPESIFIKASI BANGUNAN

1. Saluran Pembawa Menuju ke Screen


A. Kriteria Perencanaan
- Kecepatan aliran (v) = 0,3 0,6 m/dtk (Razif, hal 22)
- Slope maksimal < 1.10-3 m/m
- Freeboard = 0,1 m 0,3 m
- Dimensi saluran (Ws) = B = 2H
- Koefisien Manning (n)
Nilai Koefisien kekasaran Manning tergantung jenis saluran

Bahan Batas n Manning


Kayu yang diketam (diserut) 0,012
Kayu yang tidak diserut 0,012
Beton yang dihaluskan 0,013
Beton yang tidak dihaluskan 0,014
Besi tuang 0,015
Bata 0,016
Baja yang dikeling 0,018
Logam bergelombang 0,022
Batu batu 0,025
Tanah 0,025
Tanah, dengan batu batu atau
0,035
rerumputan
Kerikil 0,029

(sumber :Bambang Triadmodjo, 2008, Hidraulika II, Tabel 4.2 Harga koefisien manning)

B. Kriteria Rumus
1. Luas Permukaan Saluran (A)
Q = VxA (Chow,5)
Dengan:
- Q = Debit aliran (m3/dtk)
- V = Kecepatan aliran (m/dtk)
- A = Luas penampang aliran (m2)
2. Dimensi penampang
A = bxh (Chow,19)
Dengan:
- A = Luas penampang aliran (m2)
- b = Lebar penampang aliran (m)
- h = Tinggi penampang aliran (m)
3. Jari Jari Hidrolis (R)

R = (Chow,19)
Dengan:
- R = Jari jari Hidrolis (m)
- b = Lebar penampang aliran (m)
- h = Tinggi penampang aliran (m)
4. Kemiringan dasar saluran/ slope (S)

s = (Chow,90)
Dengan:
- v = Kecepatan Aliran (m/dtk)
- R = Jari-jari Hidrolis (m)
- n = Koefisien Manning
- s = Slope
5. Hilang Tekan di Saluran (Hf)

S = (Chow,134)
Dengan:
- Hf = Hilang Tekan di Saluran (m)
- S = Slope Saluran
- L = Panjang Saluran (m)
C. Data Perencanaan
- Debit air limbah (Q) = 500 m3/hari = 0,057 m3/dtk
- Dibuat 1 saluran pembawa berbentuk persegi
- Kecepatan aliran yang diharapkan (v) = 0,5 m/dtk
- Panjang saluran (L) =1m
- Saluran dari beton (n) = 0,013
D. Perhitungan
1. Luas Permukaan

A =

=
2. Dimensi Penampang Saluran Pembawa

H = ; B = 2H

=
= 0,23 m
H total = H + freeboard
= 0,23 m + 0,18 m
= 0,41 m
Lebar (B) = 2 H
= 2 . 0,41 = 0.82 m
3. Jari-jari Hidraulis (R)

R =

R =
= 0,157 m
4. Slope Saluran (s)

s =
s =
s = 4,9883 x 10-4 m/m KP (s < 1.10-3 m/m)ok!
5. Headloss Saluran pembawa (Hf)
Hf = s xL
= (4,9883 x 10-4 m/m) x 1 m
= 4,9883 x 10-4 m
E. Resume
- Saluran berbentuk persegi & merupakan saluran terbuka
- Lebar saluran = 1 m
- Tinggi saluran = 0,5 m
- Panjang saluran = 1 m
- Kecepatan pada saluran pembawa = 0,5 m/dtk
F. Sketsa Saluran Pembawa

0,18 m
0,32 m
m
0,3 m

0,5 m 1m 1m

1m

2. Screen
A. Kriteria Perencanaan
- Menggunakan bar screen manual
- Jarak antar kisi Manual (r) = 25 50 mm
- Slope saluran Manual () = 30 - 45
- Kecepatan melalui bar Manual (v) = 0,2 0,6 m/dtk
- Ukuran kisi untuk screen manual
diameter (d) = 5 15 mm (bulat)
Tebal (w) = 25 75 mm (plate)
- Head Loss maksimum bar screen (hf) = 150 mm
- Head loss maksimum saat clogging = 800 mm
(Sumber : Metchalf & Eddy, Wastewater Engineering Treatment & Reuse, Fourth
Edition, hal 316)
B. Kriteria Rumus
1 Headloss pada bar screen :

dengan :
- h = headloss, (m)
- = Faktor bentuk
- w = Lebar mauka kisi
- b = Jarak antar kisi
- hv = Tekanan kecepatan air yang melalui kisi, (m)
- = Sudut terhadap horizontal
Sumber : Syed R. Qasim, Wastewater Treatment Plants,
Planning, Design, and Operation, 1985, hal 160-161
2 Jumlah Batang :

dengan :
- Ws = lebar saluran, (m)
- n = jumlah batang
- b = jarak antar kisi, (m)
- t = tebal kisi/bar, (m)
3 Lebar Bukaan Screen :

4 Kecepatan melalui kisi :

5 Tekanan kecepatan melalui screen :

C. Data Perencanaan
Debit (Q) = 0,1 m3/dtk
Jenis bar bulat = 1,79
Jarak antar kisi (r) = 50 mm = 0,05 m
Diameter kisi (d) = 15 mm = 0,015 m
Slope () = 45
- Lebar saluran pembawa ke screen (Ws) = 1 m = 1000 mm
D. Perhitungan
1. Tinggi bar screen
h = H total saluran pembawa = 0,5 m
2. Dimensi bar screen

Sin = x
h
Sin 45 =
x = 0,7 m 45o

Jadi panjang kisi = 0,7 m


l
Cos =

Cos 45 =
l = 0,49 m = 0,5 m
Jadi tebal screen = 0,5 m
3. Jumlah batang / kisi (n)
Ws = n . d + (n + 1) . r
1 = n . 0,015 + (n + 1) . 0,05
1 = 0,015 n + (0,05 n + 0,05)
1 0,05 = 0,065 n
n = 14,6 buah = 15 buah
4. Lebar bukaan kisi (Wc)
Wc = Ws n . d
= 1 15. (0,015 m)
= 0,775 m
5. Kecepatan melalui kisi (Vi)

Vi =

=
= 0,258 m/dtk
= 0,3 m/dtk KP ( Vi = 0,2 0,6 m/dtk)..ok!
6. Tekanan kecepatan melalui screen (hv)

hV =

= = 4,587 x 10-3 m
7. Headloss pada bar screen (hf)

hf =

=
= 0,12243 m
= 122,43 mm KP ( hf bar Screen <150 mm)..ok!
8. Pembersihan dilakukan saat terjadi 50% clogging
a. Kecepatan penggelontoran (Vc)

Vc =

=
= 0,52 m/dtk
b. Tekanan Kecepatan saat clogging (hvc50)

hvc50 =

= = 0,01378 m
c. Headloss saat Clogging (hfc50)

Hfc50 =

=
= 0,6741 m
= 674,1 mm KP ( hf clogging <800 mm)..ok!
E. Resume
- Menggunakan 1 bar screen manual dengan batang bulat
- Diameter batang screen = 15 mm
- Jarak antar batang screen = 0,05 m
- Panjang total screen = 0,7 m
- Lebar total screen = 1 m
0,015 m 0,05 m
- Tinggi screen = 0,5 m
- Kecepatan aliran melalui
screen = 0,3 m/dtk
0,5 m
- Kecepatan penggelontoran
saat clogging = 0,52 m/dtk
F. Sketsa Screen

(a) Tampak Depan (b) Tampak dari samping

0,6 m
0,5 m

0,7 m
0,5 m

45o

3. Saluran Pembawa dari Screen Menuju Bak Penampung


A. Kriteria Perencanaan
- Kecepatan aliran (v) = 0,3 0,6 m/dtk (Razif, hal 22)
- Slope maksimal < 1.10-3 m/m
- Freeboard = 0,1 m 0,3 m
- Dimensi saluran (Ws) = B = 2H
- Koefisien Manning (n)
Nilai Koefisien kekasaran Manning tergantung jenis saluran

Bahan Batas n Manning


Kayu yang diketam (diserut) 0,012
Kayu yang tidak diserut 0,012
Beton yang dihaluskan 0,013
Beton yang tidak dihaluskan 0,014
Besi tuang 0,015
Bata 0,016
Baja yang dikeling 0,018
Logam bergelombang 0,022
Batu batu 0,025
Tanah 0,025
Tanah, dengan batu batu atau
0,035
rerumputan
Kerikil 0,029

(sumber :Bambang Triadmodjo, 2008, Hidraulika II, Tabel 4.2 Harga koefisien manning)

B. Kriteria Rumus
1. Luas Permukaan Saluran (A)
Q = VxA (Chow,5)
Dengan:
- Q = Debit aliran (m3/dtk)
- V = Kecepatan aliran (m/dtk)
- A = Luas penampang aliran (m2)
2. Dimensi penampang
A = bxh (Chow,19)
Dengan:
- A = Luas penampang aliran (m2)
- b = Lebar penampang aliran (m)
- h = Tinggi penampang aliran (m)
3. Jari Jari Hidrolis (R)

R = (Chow,19)
Dengan:
- R = Jari jari Hidrolis (m)
- b = Lebar penampang aliran (m)
- h = Tinggi penampang aliran (m)
4. Kemiringan dasar saluran/ slope (S)

s = (Chow,90)
Dengan:
- v = Kecepatan Aliran (m/dtk)
- R = Jari-jari Hidrolis (m)
- n = Koefisien Manning
- s = Slope
5. Hilang Tekan di Saluran (Hf)

S = (Chow,134)
Dengan:
- Hf = Hilang Tekan di Saluran (m)
- S = Slope Saluran
- L = Panjang Saluran (m)
C. Data Perencanaan
- Debit air limbah (Q) = 100 L/dtk = 0,1 m3/dtk
- Dibuat 1 saluran pembawa berbentuk persegi
- Kecepatan aliran yang diharapkan (v) = 0,5 m/dtk
- Panjang saluran (L) =1m
- Saluran dari beton (n) = 0,013
D. Perhitungan
1. Luas Permukaan

A =

=
2. Dimensi Penampang Saluran Pembawa

H = ; B = 2H

=
= 0,32 m
H total = H + freeboard
= 0,32 m + 0,18 m
= 0,5 m
Lebar (B) = 2 H
= 2 . 0,5 = 1 m
3. Jari-jari Hidraulis (R)

R =

R = = 0,316 m
4. Slope Saluran (s)

s =

s =
s = 1,9629 x 10-4 m/m KP (s < 1.10-3 m/m)ok!
5. Headloss Saluran pembawa (Hf)
Hf = s xL
= (1,9629 x 10-4 m/m) x 1 m
= 1,9629 x 10-4 m
E. Resume
- Saluran berbentuk persegi & merupakan saluran terbuka
- Lebar saluran = 1 m
- Tinggi saluran = 0,5 m
- Panjang saluran = 1 m
- Kecepatan pada saluran pembawa = 0,5 m/dtk
F. Sketsa Saluran Pembawa

0,18 m
0,32 m
m
0,3 m

0,5 m 1m 1m
1m

4. Bak Penampung
A. Kriteria Perencanaan
- Waktu detensi (td) < 10 menit.
- Tebal Dinding = 20 cm ( Razif, hal 23)

- Kecepatan aliran : 1 1,5 m/dtk. ( Metcalf & Eddy 1979, hal : 323 )

- Untuk Pompa
1. Koefisen Headloss (K) tergantung jenis accesoris yang dipakai
(Sumber : Droste, 238-239 & kawamura)

2. Koefisien aliran (C) tergantung jenis pipa

C Jenis Pipa
140 Pipa baru: kuningan, tembaga, timah hitam, besi
tuang, baja (dilas atau ditarik), baja atau besi
dilapis semen. Pipa asbes-semen (selalu licin
dan sangat lurus
130 Pipa baja baru (lurus tanpa perlengkapan, dilas
atau ditarik), pipa besi tuang baru (biasanya
angka ini yang dipakai), pipa tua : kuningan,
tembaga, timah hitam. Pipa PVC Keras
110 Pipa dengan lapisan semen yang sudah tua, pipa
keramik yang masih baik
100 Pipa besi tuang atau pipa baja yang sudah tua

( Sumber : morimura,71)
B. Kriteria Rumus
i. Bak Penampung
1. Debit per Bak (Qb)

Qb =
Dengan :
- Qb = Debit aliran per bak (m3/dtk)
- Q = Debit aliran (m3/dtk)
- n = Jumlah bak
2. Volume (V)

Td = (Spellman,17.3)
Dengan:
- V = Volume (m3)
- Qb = Debit aliran per bak (m3/dtk)
- Td = Waktu tinggal (dtk)
3. Dimensi Bak
V = PxLxH (Spellman,17.1)
Dengan:
- V = Volume (m3)
- P = Panjang Bak (m)
- L = Lebar Bak (m)
- H = Tinggi Bak (m)

ii. Saluran Pembagi


1. Volume Saluran Pembagi (V)

Td = (Spellman,17.3)

Dengan:
- V = Volume (m3)
- Q = Debit aliran (m3/dtk)
- Td = Waktu tinggal (dtk)
2. Dimensi Saluran Pembagi
V = Ps x Ls x Hs (Spellman,17.1)
Dengan:
- V = Volume (m3)
- Ps = Panjang Saluran Pembagi (m)
- Ls = Lebar Saluran Pembagi (m)
- Hs = Tinggi Saluran Pembagi (m)
iii. Pintu Air
1. Tinggi bukaan pintu air = tinggi peluap (h)

Qb = (Triatmodjo,174)
- Qb = Debit air ke Bak Penampung (m3/dtk)
- Cd = Koefisien Konstruksi
- b = Panjang saluran pelimpah = Lebak bak penampung (m)
- g = Percepatan gravitasi (m/dtk2)
- H = Tinggi bukaan pintu air = tinggi peluap (m)
iv. Pompa ke Koagulasi & Flokulasi
1. Kecepatan Pompa (V)
Q = VxA (Spellman,14.2)

karena A= x D2

V = =
Dengan :
- V = Kecepatan Pompa (m/dtk)
- Q = Debit aliran (m3/dtk)
- D = Diameter Pompa (m)
2. Headloss Mayor (Hf.Mayor)

Q = 0,278 x C x D2,63 (Qasim,183)


Hf =
Dengan :
- Hf = Headloss mayor (m)
- L = Panjang pipa (m)
- Q = Debit aliran (m3/dtk)
- C = Koefisien kecepata aliran
- D = Diameter pipa (m)
3. Headloss Minor (Hf.Minor) (Qasim,182)

Hf.m = Kx
Dengan :
- Hf.m = Headloss minor (m)
- K = Koefisien Headloss
- V = Kecepatan pompa (m/dtk)
- g = Percepatan gravitasi (9,81 m/dtk2)
4. THf = Hs + Hf total + Hf.m total (Qasim,182)
Dengan :
- TH = Total Head (m)
- Hs = Head static (m)
- Hf total = Total Headloss mayor (m)
- Hf.m total = Total Headloss minor (m)
C. Data Perencanaan
i. Bak Penampung
1. Bentuk Rectangular
2. Td = 5 menit = 300 detik
3. L = 4m
4. B = 2m
5. n = 2 bak
ii. Saluran Pembagi
1. Waktu detensi (Tdsp) = 30 detik
2. Tinggi saluran pembagi = tinggi saluran pembawa = 0,5 m
iii. Pintu Air
1. Lebar pitu air (b) = 0,75 m
2. Koefisien konstraksi (Cd) = 0,62
3. g = 9,81 m/dtk2
iv. Pompa ke Koagulasi & Flokulasi
1. Tiap bak penampung menggunakan 1 pompa + 1 pompa
cadangan.
2. C = 130 (pipa PVC) (Morimura,71)
3. K. belokan 90 = 0,3 (Droste,238)
4. K. gate valve = 0,19 (Droste,239)
5. K Check Valve = 2,5 (Droste,238)
D. Perhitungan
i. Bak Penampung
1. Debit tiap bak penampung

Qb =

= = 0,05 m3/dtk

2. Td =
V = Q x Td
= (0,05 m3/dtk) x (300 dtk) = 15 m3
3. Volume = BxLxH
15 m3 = (2 m) x (4 m) x H
15 m3 = (8 m2) x H
H = 1,875 m 1,9 m (+ 0,1 m Freeboard)
Htot = 2 meter
4. Check waktu detensi (td)

Td = =

=
= 320 detik
= 5,33 menit KP (td < 10 menit) ok!
5. Kecepatan pada bak penampung (v)
v =

=
= 0,013 m/dtk
6. Jari-jari Hidraulis (R)

R =

R = = 0,655 m
7. Slope Saluran (s)

s =

s =
s = 5,021 x 10-8 m/m
8. Headloss Bak Penampung (Hf)
Hf = s xL
= (5,021 x 10-8 m/m) x 4 m
= 2,008 x 10-7 m
ii. Saluran Pembagi
1. Lebar saluran pembagi (Bsp)
Bsp = (2 x lebar bak) + ( 3 x tebal dinding )
= 2 x 2 m + ( 3 x 0,3 m )
= 4,9 m
2. Volume saluran pembagi (Vsp)

Tdsp =
V = Qawal x Tdsp
= (0,1 m3/dtk) x 30 dtk
= 3 m3
3. Panjang saluran pembagi (Lsp)
V = Bsp x Lsp x Hsp
3 m3 = (4,9 m) x Lsp x (0,5 m)
= (2,45 m2) x Lsp

Lsp =
Lsp = 1,2 m
4. Kecepatan pada bak penampung (v)

v =

=
= 0,041 m/dtk
5. Jari-jari Hidraulis (R)

R =

R = = 0,415 m
6. Slope Saluran (s)

s =

s =
s = 9,177 x 10-7 m/m
7. Headloss Saluran pembagi (Hf)
Hf = s xL
= (9,177 x 10-7 m/m) x 1,2 m
= 1,1 x 10-6 m
iii. Pintu Air
1. Tinggi bukaan pintu air = tinggi peluap (h)

Qb =
0,05 m3/dtk =
H = 0,11 m = 11 cm
iv. Pompa ke Koagulasi & Flokulasi
1. Q yang di pompa = Q tiap bak
= 0,05 m3/dtk
= 180 m3/jam
2. dari Performance curves spek grundfos pompa limbah didapat jenis
pompa AP100-150,50 Hz ISO 9906 Annex A merk AP100-150,115
3. dengan debit 180 m3/jam didapat Hf pompa = 14 meter
4. Diameter suction ( inlet) = 100 mm
5. Diameter discharge ( outlet) = 150 mm
5. Daya power pompa (P) = 13 kw
(sumber : Spek pump, Grundfos, hal 59)
6. Pipa Suction
- Luas area (A)
A = . . D2
= . 3,14 . (0,10 m)2
= 0,00785 m2
- Kecepatan aliran (v)

v =

= 6,4 m/dtk
- Headloss Mayor (Hfmayor) pipa suction
Panjang (L) suction = (2 m - 0,5 m) + 0,4m + 0,6 m
= 2,5 m

Hf =
Hf = 10,7 x (2,5 m) x (0,05)1,85
(130)1,85 x (0,1 m)4,87
Hf = 0,954 m
- Headloss Minor (Hfminor) pipa suction
Accesoris = 1 belokan 90 + 1 Gate valve + 1 Check valve
Nilai K = K. belokan 90 + K. Gate valve + K. Check valve
= 1 (0,3) + 1 (0,19) + 1 (2,50) = 2,99

Hf. Minor = K x
Hf. Minor = 2,99 x (6,4 m/dtk) 2
2 x ( 9,81 m/dtk )
Hf. Minor = 6,24 m
7. Pipa Discharge
- Luas area (A)
A = . . D2
= . 3,14 . (0,15 m)2
= 0,0177 m2
- Kecepatan aliran (v)

v =

= 2,8 m/dtk
- Headloss Mayor (Hfmayor) pipa Discharge
Panjang (L) discharge = 0,2 m + 1,2 m + 0,7 + 0,3 m
= 2,4 m

Hf =
Hf = 10,7 x (2,4 m) x (0,05)1,85
(130)1,85 x (0,15 m)4,87
Hf = 0,127 m
- Headloss Minor (Hfminor) pipa discharge
Accesoris = 1 belokan 90 + 1 Check valve
Nilai K = (1 x K.belokan 90 + 1 x K. Check valve)
= 1 (0,3) + 1 (2,50)
= 2,8

Hf. Minor = Kx
Hf. Minor = 2,8 x (2,8 m/dtk) 2
2 x ( 9,81 m/dtk )
Hf. Minor = 1,118 m
8. Total Hf mayor = Hf mayor suction + Hf mayor discharge
= 0,954 m + 0,127 m = 1,081 m
9. Total Hf minor = Hf minor suction + Hf minor discharge
= 6,24 m + 1,118 m = 7,358 m
10. Total Head (Hftot) = H statik + Hfmayor + Hfminor
= (1,9 + 1,2) m + 1,081 m + 7,358 m
= 11,539 m
Hf pompa > Hf total
14 > 11,539 ..ok!
11. Efisiensi pompa ()

P =

=
= 0,53 53 %

E. Resume
- Jumlah bak penampung 2 buah berbentuk persegi panjang
- Dimensi saluran pembagi
1. Panjang = 1,2 m
2. Lebar = 4,9 m
3. Tinggi = 0,5 m
- Dimensi bak penampung
1. Panjang = 4 m
2. Lebar = 2 m
3. Tinggi = 2 m
- Merk pompa yang digunakan untuk memompa limbah ke bak
koagulasi adalah AP100-150,50 Hz ISO 9906 Annex A Grundfoss
merk AP100-150,115 dengan power 13 kW dan efisiensi pompa 53 %
- Diameter pipa suction ( inlet ) = 100 mm
- Diameter pipa discharge ( outlet ) = 150 mm
F. Sketsa
- Sketsa Bak Penampung
Pintu air
Pompa

2m
Saluran Pembawa

0,3 m

2m

Pintu air

1,2 m 4m

Saluran Pembagi

- Sketsa Pintu Air

Tinggi bukaan pintu air

0,11 m

0,75 m

- Sketsa Pompa
0,7 m
0,3 m
1,2 m
0,6 m Bak
3,1 m Koagulasi
0,4 m 0,2 m
0,5 m

1,5 m Bak Penampung


0,5 m
5. Koagulasi
i. Bak Koagulasi
A. Kriteria Perencanaan
- Waktu detensi (td) = 20 60 detik ( Reynold, 182
)
- Gradien kecepatan (G) = 700 1000 /dtk ( Reynold, 182
)
- H tangki = 1 - 1,25 diameter ( Reynold, 184
)
- Kecepatan impeller (turbine) = 10 150 rpm ( Reynold, 184
)
- Diameter impeller (turbine) = 30 50% ( Reynold, 184
)
- Nre > 10.000 ( Reynold, 187 )

B. Kriteria Rumus
1. Volume Bak (V) = Q x td (Spellman 2ed, 92)
Dengan:
- Q = Debit aliran (m3/dtk)
- V = Volume (m3)
- td = Waktu detensi (detik)
2. Dimensi Bak
Volume = x x d2 x h
Dengan:
- = 3,14
- V = Volume (m3)
- d = Diameter (m)
- h = Tinggi penampang aliran (m)
3. Tekanan yang dibutuhkan per unit

W = G2 x

Dengan :
- W = Tekanan yang dibutuhkan per unit (kg/mdtk3)
- h = Gradien kecepatan (/dtk)
- = 0,8949 . 10-4 kg/m.dt (Appendix C)
4. Nilai tekanan dalam air (P)
P = W x Volume

Dengan :
- W = Tekanan yang dibutuhkan per unit
(kg/mdtk3)
- P = Nilai tekanan dalam air (Nm/dt)
- V = Volume (m3)
5. Diameter Impeller

Di = ( Reynold, 187 )
Dengan :
- Di = Diameter Impeller (m)
- P = Nilai tekanan dalam air (Nm/dt)
- KT (turbine, 4 flat blades, vaned disc) = 5,31
- n = Kecepatan impeller (rps)
- = massa jenis air

6. Check perbandingan = x 100 % ( Reynold, 193 )


Dengan :
- Di = Diameter Impeller (m)
- B = Diameter bak (m)

7. Check Nre = ( Reynold, 188 )


Dengan :
- Di = Diameter Impeller (m)
- n = Kecepatan impeller (rps)
- = Absolute Viscosity (Appendix C)

- = massa jenis air


C. Data Perencanaan
1. Debit (Q) = 0,1 m3/dtk
2. Gradien kecepatan(G) = 1000/detik
3. Waktu detensi (td) = 20 detik
4. Menggunakan 1 tangki dengan H tangki = 1,25 lebar
5. Jenis Impeller = Turbin
(sumber : Apendix C, Reynold)

6. Suhu 27 oC , = 0,8551.10-2 gr/cm.dtk = 0,8551.10-4 kg/m.dtk


= 996,54 kg/m3
7. Kecepatan Impeller (n) = 50 rpm = 0,83 rpss
8. KT (turbine, 4 flat blades, vaned disc) = 5,31
(Sumber: Tabel 8.2, Tom D. Reynold,, hal. 188)

9. Koagulan yang dipakai Ferro Sulfat (FeSO4.7H2O)


10. Dosis yang digunakan adalah 10 85 mg/ltr = 30 mg/lt
11. Konsentrasi TSS = 100 mg/L
12. Persamaan reaksi FeSO4.7H2O
2 Fe(SO4)3 + 6Ca(HO3) 4Fe(OH)3 + 6CaSO4 + 12CO2
FeSO4.7H2O + Ca(OH) 2 Fe(OH)2 + CaSO4 + 7H2O
Fe(OH)2 + O2 + 2H2O 4Fe(OH)3
D. Perhitungan
1. Volume Bak Koagulasi (V)
V = Q x td
= 0,1 m3/dt x 20dtk
= 2 m3
2. Dimensi Bak Koagulasi
V = x x d2 x h
2 m3 = x 3,14 x d2 x 1,25 d
d3 = 2,04
d = 1,3 m
h = 1,25 x 1,3 m
= 1,63 m
h total = 1,63 m + 0,37 m ( freeboard )
= 2 m
3. Tekanan yang dibutuhkan per unit
W = G2 x
= (1000/dtk)2 x 0,8551.10-4 kg/m.dtk
= 85,51 kg/m.dtk3
4. Nilai Tekanan dalam air (P)
P = W x Volume
= 85,51 kg/m.dtk3 x 2 m3
= 171,02 N.m/dtk
5. Diameter Impeller yang dibutuhkan (Di)

Di =

=
= 0,56 m
6. Check Perbandingan

x 100 % = x 100 %
= 43,08 % KP ( 30 50 %) ...ok!
7. Lebar Baffle (Bf)
Bf = 0,1 x diameter bak
= 0,1 x 1,3 m
= 0,13 m 13 cm
8. Jarak impeller dari dasar (ri)
ri = 0,5 x Di
= 0,5 x 0,56 m
= 0,28 m 28 cm
9. Check Nre

Nre =

=
= 3.033.416,016 KP ( > 10.000 ) ...ok!
10. Check Nfr

Nfr =

=
= 0,0220 KP ( > 10-5 ) ...ok!
ii. Bak pembubuh Koagulan
1. Kebutuhan FeSO4 yang dibutuhkan untuk menurunkan pencemar
(COD, BOD, dan TSS) dalam air limbah
Kebutuhan FeSO4.7H2O = Dosis FeSO4.7H2O x Q
= 30 mg/lt x 100 lt/dtk
= 3000 mg/dtk
= 259,2 kg/hari
2. Kadar FeSO4.7H2O yang dibutuhkan = 90%
Densitas FeSO4.7H2O = 90 % x kebutuhan FeSO4.7H2O
= 90 % x 259,2 mg/lt
= 233,28 kg/hari
3. Volume FeSO4.7H2O yang dibutuhkan perhari

Volume FeSO4 =

=
= 174,089 liter/hari
0,174 m3/hari
4. Kebutuhan Air Pelarut (direncanakan 15 % terlarut)

=
= 1321,92 lt/hr
1,321 m3/hari
5. Direncanakan periode pembubuhan larutan 1 hari
Total volume larutan = (Vol FeSO4 + Vol air ) x 1 hari
= (0,174 + 1,321 )m3/hari x 1 hari
= 1,496 m3
6. Dimensi Bak Pembubuh koagulan
V = x x d2 x h
1,496 m3 = x 3,14 x d2 x 1,25 d
d3 = 1,525
d = 1,15 m
h = 1,25 x 1,15 m
= 1,4 m
h total = 1,4 m + 0,1 m ( freeboard )
= 1,5 m
7. Tekanan yang dibutuhkan per unit
W = G2 x
= (1000/dtk)2 x 0,8551.10-4 kg/m.dtk
= 85,51 kg/m.dtk3
8. Nilai Tekanan dalam air (P)
P = W x Volume
= 85,51 kg/m.dtk3 x 1,496 m3
= 127,922 N.m/dtk
9. Diameter Impeller yang dibutuhkan (Di)

Di =

=
= 0,53 m
10. Check Perbandingan

x 100 % = x 100 %
= 46,09 % KP ( 30 50 %) ...ok!
11. Lebar Baffle (Bf)
Bf = 0,1 x diameter bak
= 0,1 x 1,15 m
= 0,115 m
11,5 cm
12. Jarak impeller dari dasar (ri)
ri = 0,5 x Di
= 0,5 x 0,53 m
= 0,265 m
26,5 cm
13. Check Nre
Nre =

= 2.717.112,751 KP ( > 10.000 ) ...ok!


14. Check Nfr

Nfr =

=
= 0,0197 KP ( > 10-5 ) ...ok!

iii. Dossing Pump


1. Debit koagulan yang dibubuhkan dalam 1 hari
Q = 1,496 m3/hari
= 1,73 x 10-5 m3/dtk
2. Kecepatan pembubuhan yang diinginkan (v) = 0,3 m/dtk
3. Luas (A)

A =

= 5,77 x 10-5 m2

4. Diameter yang dibutuhkan

= 0,0086 m
= 8,60 mm

E. Resume
- Menggunakan 1 tangki koagulasi dengan dimensi :
1. Diameter tangki = 1,3 m
2. Tinggi tangki = 2 m
- Menggunakan pengaduk jenis impeller bentuk turbin dengan :
1. 4 flat blades
2. Diameter impeller = 0,56 m
3. Lebar baffle turbin = 0,13 m
4. Jarak impeller dari dasar tangki = 0,28 m
- Menggunakan 1 tangki pemmbubuh koagulan dengan :
1. Diameter tangki = 1,15 m
2. Tinggi tangki = 1,5 m
- Menggunakan pengaduk jenis impeller bentuk turbin dengan :
1. 4 flat blades
2. Diameter impeller = 0,53 m
3. Lebar baffle = 0,115 m
4. Jarak impeller dari tangki dasar = 0,265 m
- Menggunakan dosing pump dengan diameter 8,6 mm
- Kecepatan pembubuhan = 0,3 m/dtk
F. Sketsa
- Sketsa Bak Koagulasi
- Sketsa Bak Pembubuh Koagulan
6. Activated Sludge
A. Kriteria Perencanaan
- Digunakan surface aerator
- Sludge detention time/ umur lumpur (c) = 5 15 hari
- Ratio F/M = 0,2 0,6
hari
- Volumetrik loading = 0,3 1,6 kg/m3.hari
- MLSS = 1500 4000
mg/lt
- Aerator periode ( = td) = 4 8 jam
- Resirculation ratio (Qr/Q) = 0,25 0,75
- Ratio MLSS dan MLVSS = 0,75 0,85
- Kedalaman bak aerasi (H) =35m
- Freeboard bak = 0,3 0,6 m
(Sumber :Metcalf & Eddy, Wastewater Engineering Treatment Disposal Reuse, Third
edition,1991,page 681-747)
- Nilai koefisien
k (rata2 penggunaan substrat) = 2 8 /hari
Y (koef. batas pertumbuhan) = 0,3 0,7 mg Vss/mg BOD5
ks (konsentrasi substrat) = 40 120 mg/lt BOD5
kd (koef. endogenous) = 0,03 0,07 hari
(Sumber : Qasim, page.308)
B. Kriteria Rumus
1. Nilai Koefisien pada Suhu T
kT = k20. (T-20) (Metcalf,679)
Dengan :
- kT = Nilai koefisien pada suhu T
- k20 = Nilai koefisien pada suhu 20 C
- = Koefisie temperatur aktif
- T = Suhu air buangan
2. Perhitungan Xr

SVI = (Metcalf,685)

Xr =
Dengan :
- SVI = Sludge Volume Index (mL/g)
- Vol. = Jumlah lumpur mengendap setelah 30 menit
(hasil analisa laboratorium), (mL/L)
- MLSS = Mixed Liquor Suspendid Solid (mg/L)
- Xr = Konsentrasi lumpur recycle (mg/L)
3. Debit Recycle (R)
Xr . R = X (Q + R) (Metcalf,692)
Dengan :
- Xr = Konsentrasi lumpur recycle (mg/L)
- R = Debit Recycle (m3/dtk)
- X = MLSS (mg/L)
- Q = Debit air buangan (m3/dtk)
4. Debit masuk (Qin)
Qin = Q+R
Dengan :
- Qin = Debit air buangan masuk ke bak aerasi
(m3/dtk)
- Q = Debit air buangan (m3/dtk)
- R = Debit Recycle (m3/dtk)
5. Volume Reaktor

V = (Archeivala,83)
Dengan :
- Qin = Debit air buangan masuk ke bak aerasi
(m3/dtk)
- c = Umur Lumpur (hari)
- Y = Koefisien Batas Pertumbuhan (mgVss/mgBOD)
- So = Konsentrasi BOD influent (mg/L)
- S = Konsentrasi BOD effluent (mg/L)
- X = MLSS (mg/L)
- Kd = Koefisien Endogeneous (hari)
6. Dimensi Bak Aerasi
V = P.L.H
Dengan :
- V = Volume bak aerasi (m3)
- P = Panjang bak aerasi (m)
- L = Lebar bak aerasi (m)
- H = Tinggi bak aerasi (m)
7. Cek Volume
V = P.L.H
Dengan :
- V = Volume bak aerasi (m3)
- P = Panjang bak aerasi (m)
- L = Lebar bak aerasi (m)
- H = Tinggi bak aerasi (m)
8. Cek Td

Td =
Dengan :
- Td = Waktu tinggal di bak aerasi (jam)
- V = Volume bak aerasi (m3)
- Q = Debit air masuk bak aerasi (m3/hari)
9. Cek Rasio F/M

F/M = (Metcalf,679)
Dengan :
- F/M = Food per Microorganisme ratio
- Q = Debit air masuk bak aerasi (m3/hari)
- So = Konsentrasi BOD influent (mg/L)
- V = Volume bak aerasi (m3)
- X = MLSS (mg/L)
10. Cek Volumetrik Loading (Lorg)

Lorg = (Metcalf,679)
Dengan :
- Lorg = Volumetrik Loading (kg.BOD5 / m3.hari)
- Q = Debit air masuk bak aerasi (m3/hari)
- So = Konsentrasi BOD influent (mg/L)
- V = Volume bak aerasi (m3)
11. Efisiensi (E)

E= (Qasim,305)
Dengan :
- E = Efisiensi / persen removal (%)
- So = Konsentrasi BOD influent (mg/L)
- S = Konsentrasi BOD effluent (mg/L)
12. Jumlah produksi lumpur

Px = (Lien,1548)
Dengan :
- Yobs = Koefisien hyield observasi (g/g)
- Y = Koefisien Batas Pertumbuhan (mgVss/mgBOD)
- Kd = Koefisien Endogeneous (hari)
- c = Umur Lumpur (hari)
- Px = Produksi Lumpur (kg/hari)
- Q = Debit air buangan masuk ke bak aerasi
(m3/dtk)
- So = Konsentrasi BOD influent (mg/L)
- S = Konsentrasi BOD effluent (mg/L)
13. Jumlah oksigen yang diperlukan/hari

Kg O2/hari = (Lien,1544)
Dengan :
- Kg O2/hari = Jumlah oksigen yang diperlukan/hari (kg/hari)
- Q = Debit air buangan masuk ke bak aerasi
(m3/dtk)
- So = Konsentrasi BOD influent (mg/L)
- S = Konsentrasi BOD effluent (mg/L)
- f = Faktor konversi BOD5 ke BODU , 0,67
- Yobs = Koefisien hyield observasi (g/g)
- No = Konsentrasi NH3 influent (mg/L)
- N = Konsentrasi NH3 effluent (mg/L)
14. Kebutuhan Udara Teoritis

Udara = (Lien,1550)
Dengan :
- Udara = Kebutuhan Udara Teoritis (m3/hari)
- Kg O2/hari = Jumlah oksigen yang diperlukan/hari (kg/hari)
- .udara = Densitas udara , 1,202 kg/m3 (Lien,1550)
- % O2 di udara = 23,2% (Lien,1550)
15. Kebutuhan Udara

Keb.Udara = (Lien,1550)
Dengan :
- Keb.Udara = Kebutuhan Udara (m3/hari)
- Udara = Kebutuhan Udara Teoritis (m3/hari)
- Efisiensi difusi udara = 8% (Lien,1550)
16. Total kebutuhan udara
Total Keb.Udara = Keb.Udara x Safety Faktor
Dengan :
- Total Keb.Udara = Total kebutuhan udara (m3/hari)
- Keb.Udara = Kebutuhan Udara (m3/hari)
17. Pipa Inlet
Vin.AS = V.out.BP

Qin =

Din =
Dengan :
- Din = Diameter Pipa Inlet (m)
- Qin = Debit Inlet Bak Activated Sludge (m3/dtk)
- Vin = Kecepatan aliran pipa inlet (m/dtk)
- bak = Jumlah Bak Activated Sludge
18. Pipa Outlet

Qout = ; Dout =
Dengan :
- Dout = Diameter Pipa Outlet (m)
- Qout = Debit Outlet Bak Activated Sludge (m3/dtk)
- Vout = Kecepatan aliran pipa Outlet (m/dtk)
- bak = Jumlah Bak Activated Sludge
19. Pipa Resirkulasi

Qr = ; Dr =
Dengan :
- Dr = Diameter Pipa Resirkulasi (m)
- Qr = Debit Resirkulasi Bak Activated Sludge (m3/dtk)
- Vr = Kecepatan aliran pipa Resirkulasi (m/dtk)
- bak = Jumlah Bak Activated Sludge
C. Data Perencanaan
1. Menggunakan 2 bak activated sludge
2. Q tiap bak = 0,05 m3/dtk 4320 m3/hari
3. Umur lumpur (c) = 5 hari
4. Ratio MLVSS/MLSS = 0,85
5. MLSS = 3000 mg/lt, maka MLVSS = 0,85 . 3000 mg/lt = 2550
mg/lt
6. Konsentarasi return sludge (Xr) = 12500 MLSS
7. BOD influent = 126 mg/lt (eff dari koagulasi)
8. TSS influent = 70 mg/lt (eff dari koagulasi)
9. NH3N influent = 3 mg/lt (eff dari IPAL)
10. Safety Factor = 2
11. Nilai typical pada suhu (T = 20C) standart
- k = 4/hari
- Y = 0,5 mg Vss/mg BOD5
- ks = 80 mg/lt BOD5
- kd = 0,05 hari
12. Effluent standart baku mutu
- BOD = 30 mg/lt
- TSS = 30 mg/lt
- Total N= 0,1 mg/lt
D. Perhitungan

Qo,So,Xo Qin Qo+Qr Effluent


Activated Sludge
Clarifier

Qr,Sr,Xr
Resirkulasi Lumpur (R)

1. Nilai koefisien proses pada suhu 28C


Nilai typical pada suhu (T = 20C) standart
k = 4/hari
Y = 0,5 mg Vss/mg BOD5
ks = 80 mg/lt BOD5
kd = 0,05 hari
Untuk proses activated sludge direncanakan akan dioperasikan pada T =
28C, sehingga koefisien pada suhu ini dihitung dengan rumus :
Rt = R20 . (T - 20)
Dengan range = 1,00 1,04 (typical = 1,02)
Maka nilai koefisien proses pada suhu 28C
- k = k20 . (T - 20)
= 4 . 1,02(28 - 20) = 5/hari
- kd = Kd20 . (T - 20)
= 0,05 . 1,02(28 - 20) = 0,0586/hari
- Y = Y20 . (T - 20)
= 0,5 . 1,02(28 - 20)
= 0,586 mg VSS/mg BOD5
- ks = Ks20 . (T - 20)
= 80 . 1,02(28 - 20)
= 94 mg/lt BOD5
2. Konsentrasi BOD5 soluble dalam effluent
BOD5 yang terlarut dalam effluent dari analisa lab, diketahui :
- Biological solid = 65% BOD eff
= 65% . 30 mg/lt = 19,5 mg/lt
- 1 gr biological solid = 1,42 gr BOD5
= 1,42 . 19,5 mg/lt = 27,69 mg/lt
- BOD5 = 0,68 BODL
= 0,68 . 27,69 mg/lt = 18,83 mg/lt
- BOD5 soluble dari effluent (Se)
Se = BOD5 eff SS BOD5 dari eff SS
= 30 18,83 = 11,17 mg/lt
3. Efisiensi biological treatment

- Efisiensi BOD5 soluble =


=
= 91,13 %

- Efisiensi total BOD =

=
= 76,19 %
4. Perhitungan Xr
Direncanakan dari hasil analisa laboratorium diperoleh volume lumpur
yang mengendap selama 30 menit dalam 1liter sampel = 240 mg/lt.
Maka :

SVI =

=
= 80

Xr =

= = 12500
5. Debit recycle (Qr)
Ratio recycle (resirkulasi)
X (Q + Qr) = Qr . Xr
2550 (Q + Qr) = Qr . 12500
2550Q + 2550Qr = 12500 Qr
2550 Q = 9950 Qr
Q/Qr = 0,256 0,26 ok!
(Syarat Q/Qr = 0,25 0,75)
Maka, debit recycle (Qr)
Qr = 0,26 . Qo
= 0,26 . 0,05 m3/dtk
= 0,013 m3/dtk
6. Debit masuk (Qin)
Qin = Qo + Qr
= 0,05 m3/dtk + 0,013 m3/dtk
= 4320 m3/hari + 1123,2 m3/hari
= 5443,2 m3/hari
7. Konsentrasi BOD dalam reaktor (Si)
- BOD influent (So) = 126 mg/lt
- Qo = 0,05 m3/dtk
4320 m3/hari
- BOD5 soluble dalam eff (Se) = 11,17 mg/lt
- Qr = 0,013 m3/dtk
1123,2 m3/hari

Si =

=
= 102,3 mg/lt
8. Volume reaktor

V =

=
= 440,8 m3
9. Kuantitas Lumpur yang di hasilkan setiap hari (Yobservated)

Yobs = (Reuse hal. 481)

=
= 0,45 mgVSS/ mgBOD5
10. Pertumbuhan MLVSS (Px) / massa Lumpur aktif
Px =

=
= 223,22 kgVSS/hari

dalam MLSS (PxSS) =

=
= 262,61 kgVSS/hari
11. Hydroulik detention time ( = td)

Oksidasi BOD5 =
= Y . U kd
Dengan : c = 5 hari
Y = 0,586 mgVSS/mgBOD5
kd = 0,0586/hari

U =

=
= 0,44/hari
waktu detensi ( = td)

=
= 0,081 hari . 24 jam
= 1,9 jam ( < 8 jam ) ok!
12. Kontrol volume (V)
V = Qin .
= 5443,2 m3/hari . 0,081 hari = 440,899 m3
13. Pembuangan Lumpur
Dari tangki aerasi

Qwa =

= = 88,18 m3/hari
Dari recycle line

Qwr =

= = 17,98 m3/hari
14. Kontrol F/M ratio

F/M =

=
= 0,49 hari ( F/M = 0,2 0,6 hari) ok!
15. Kontrol volumetrik loading (VL)
Qin . Si
VL = Vol

=
= 1,00 kg/m3.hari ( VL = 0,3 1,6 kg/m3.hari) ok!
16. Kebutuhan oksigen (O2)
- Massa BODL
Qin . (Si Se) . 10 3
Massa BODL = f
dengan f = factor konversi BOD5 ke BODL (0,68)

=
= 729,47 kg/hari
- Kebutuhan O2 total
Keb O2 total = BODL (1,42 . Px)
= 729,47 kg/hari (1,42 . 223,22 kgVSS/hari)
= 412,49 kg O2/hari
= 17,19 kg O2/jam
- Kebutuhan O2 nyata (AOR) untuk BOD removal
O 2 total
AOR = f

=
= 606,6 kg/hari
17. Dimensi bak aerasi
Direncanakan :
Kedalaman bak = 2,7 m + freeboard (0,3)
= 3m
Maka ,
Vol = L.B.H , dengan L = 2B
440,899 m3 = 2B . B . 3 m

B =
= 8,5 m
Panjang (L) = 2 . 8,5 m
= 17 m
18. Headloss di bak aerasi
Qin
V = B. H

=
= 2,47 .10-3 m/dtk
B.H
R = B 2. H
=
= 1,65 m
2
V.n
2
3
S = R

=
= 7,04 .10-10 m/m
Hf = S . L
= 7,04 .10-10 m/m . 17 m
= 1,2 . 10-8 m
19. Menentukan banyaknya kebutuhan oksigen total dengan proses
nitrifikasi di Activated Sludge
Nitrogen Oxidized = Inf NH3N Eff NH3N Sludge production
(NOx) = Inf NH3N Eff NH3N 0,12 Px
= ( 3 mg/lt).(10-3g/10-3 m3)) ((0,1 mg/lt).(10-3g/ 10-3 m3))
((0,12gN/g VSS).( 262,61 kgVSS/hari)/(8640 m3/hari : 2))
= 2,892 g/m3.hari
= 2892 kg/hari
jadi diperoleh bahwa kebutuhan udara total untuk removal BOD5 dan
Total N di activated sludge adalah :
RO (kg/hari) = (Q(So -S) 1,42 Px) + 4,33 Q(NOx)
= Keb. udara BOD5 (AOR) + Keb. NH3
= 606,6 kg/hari + 2892 kg/hari
= 3498,6 kg/hari
= 145,775 kg/jam
20. Volume udara yang dibutuhkan
Efisiensi transfer O2 untuk aerasi = 8%
Safety factor =2
Udara mengandung = 20% O2
udara = 1,2 kg/m3
maka ,
- Kebutuhan udara teoritis
Kebutuhan O 2 total (kg/hari)
Keb.udara teoritis = udara . %O 2

=
= 14577,5 m3/hari
= 10,12 m3/menit
- Kebutuhan udara actual
Kebutuhan O 2 teoritis
Keb.udara actual = Efisiensi transfer O 2

=
= 60739,583 m3/hari
= 42,18 m3/menit
- Kebutuhan udara design
Keb.udara actual
Keb.udara design = Faktor pengaman

=
= 21,09 m3/menit
21. Transfer O2 dilapangan
. Cw . Cl
No . . 1,024T20 .
N = 9,17

Dengan :
N = kg O2/Kw.jam transfer di bawah kondisi lapangan
No = kg O2/Kw.jam transfer di bawah kondisi standart (20C)
Nilai No (1,5)
= factor koreksi salinity surface (1)
Cw = konsentrasi O2 jenuh (8,16 mg/lt)
Cl = konsentrasi O2 operasi (2 mg/lt)
T = temperature C
= factor koreksi O2 transfer (0,8 0,85)
Maka ,
. Cw - Cl
No . . 1,024T 20 .
N = 9,17

1 . 8,16 - 2 28 20
1,5 . . 1,024 . 0,8
= 9,17

= 0,975 kg O2/ kw jam


22. Tenaga aerator (D)

D = , (RO = keb.O2 total tiap bak aerasi)

=
= 149,97 kw
23. Jumlah aerator (n)
Kriteria tenaga aerator = 15 30 kw/103 . m3

Maka daya aerator =

=
= 13,23 kw/unit
tenaga aerator
n = daya aerator

=
= 11
jumlah aerator untuk semua bak = 2 bak . 11 = 22 unit , ditambah
dengan cadangan 1 untuk setiap baknya jadi per 1 bak activated sludge
dilengkapi dengan 12 aerator.
24. Saluran inlet
Direncanakan :
V aliran = 0,5 m/dtk
Lebar inlet (B) = 1,5 m
Panjang inlet (L) = (2 . (lebar bak-3 m))
= (2. (8,5-3) m) = 11 m
Waktu detensi (td) = 5 menit = 300 detik
Qin = 0,063 m3/detik
Maka,
- Volume
Vol = Q . td
= 0,063 m3/dtk . 300 dtk
= 18,9 m3
- Kedalaman saluran (H)
Vol
H = L.B

=
= 1,15 m
H total = H + freeboard (0,35 m)
= 1,5 m
- Headloss (Hf)
B.H
R = B 2. H

=
= 0,453 m
2
V.n
2
3
S = R

=
= 1,62 .10-4 m/m
Hf =S.L
= 1,62 .10-4 m/m . 11 m
= 1,77 . 10-3 m
25. Pintu air
Direncanakan :
Tiap bak pengendap ada 1 pintu air
Kecepatan aliran melalui pintu air (V) = 0,5 m/dtk
k = factor aliran tenggelam (0,4)
m = koefisien debit (0,55)
a = bukaan pintu air
b = lebar pintu normal (0,3 1,5 m) b = 1 m
g = percepatan grafitasi (9,81 m/det)
h = kedalaman saluran di depan pintu air h = 1,5
Qin = 0,063 m3/detik
Maka ,
- Tinggi bukaan pintu air
2.g
Q =k.m.b.a.h.
Q
a = k . m . b . h . 2.g

=
= 0,05 m 5 cm
- Headloss pintu air
V2
k.
Hf = 2g

(0,5 m/det) 2
0,4 .
= 2 . 9,81 m/det 2

= 5,1 .10-3 m
26. Pipa outlet
Direncanakan :
Kecepatan aliran (V) = 0,5 m/dtk
Q in = 0,063 m3/detik
Panjang pipa outlet dari AS ke Clarifier (L) = 8 m
Maka ,
- Luas permukaan (A)
Q
A = V

=
= 0,126 m2
- Diameter pipa (D)

4.A

D =

=
= 0,400 m
400 mm
- Kehilangan tekanan pada pipa outlet
1,85
Q
2,63
.L
0,2785 . C . D
Hf =

=
= 0,00542 m
27. Pipa resirkulasi
Direncanakan :
Kecepatan aliran (V) = 0,5 m/dtk
Q total awal (Qin) = 0,063 m3/dtk
Q resirkulasi (Qr) = 0,013 m3/dtk
Maka ,
- Q total resirkulasi = Qr . bak BP II
= 0,013 m3/dtk . 2
= 0,026 m3/dtk
- Luas permukaan (A)
Q
A = V
=
= 0,052 m2
- Diameter pipa (D)

4.A

D =

=
= 0,257 m 0,3 m
= 300 mm
E. Resume
- Menggunakan 2 bak activated sludge dengan jenis Complete Mix
Activated Sludge (CMAS) with recirculation & nitrification
- Debit awal tiap bak (Qo) = 0,05 m3/dtk
- Debit recycle (Qr) = 0,013 m3/dtk
- Diameter pipa resirkulasi = 0,300 m
- Debit masuk CMAS (Qin) = 0,063 m3/dtk
- Dimensi saluran inlet = Panjang = 11 m
Lebar = 1,5 m
Tinggi = 1,5 m
- Setiap bak dilengkapi pintu air dengan dimensi = Lebar = 1 m
Tinggi bukaan = 5cm
- Dimensi Activated sludge = Panjang = 17 m
Lebar = 8,5 m
Tinggi = 3 m
- Kecepatan outlet pompa = 0,5 m/dtk
- Panjang pipa outlet ke clarifier =8m
- Diameter pipa outlet ke clarifier = 400 mm
- Headloss pipa outlet (Hf) = 0,00542 m
- Kebutuhan oksigen tiap bak = 145,775 kg/jam
- Tenaga aerator yang dibutuhkan = 149,97 kw
- Jumlah aerator yang diperlukan tiap bak = 11 unit dengan 1 aerator
cadangan
F. Sketsa

- Sketsa bak complete mix activated sludge

Pintu Air Aerator

17 meter

Pipa Outlet

- Sketsa Pintu air di saluran inlet

Tinggi bukaan
5 cm
7. Clarifier
A. Kriteria Perencanaan
- Bangunan berbentuk circular
- Kedalaman (H) = 10 15 ft = 3
4,6 m
- Diameter (D) = 10 200 ft = 3 61 m
- Slope dasar = - 2 in/ft = 62,5 166,7
mm/min
- Fligh travel speed = 0,02 0,05 m/min
- Waktu detensi (td) = 1,5 2,5 jam
- Over rate flow = 600 800 gal/ft2.hari =
24,42 32,156 m3/m2.hari
- Peak rate flow = 1200-1700 gal/ft2.hari =
48,84 69,19 m3/m2.hari
- Diameter inlet well = 15 20%. D bak
- Weir loading = 124 496 m
(Sumber :Metcalf & Eddy, Wastewater Engineering Treatment Disposal Reuse, Third
edition,199, page 396 - 402)
- Sg volatile solid = 1,3 gr/ cm3
- Sg fixed solid = 2,5 gr/ cm3
(Syed R Qasim, WWTP Planning, Design and Operation,1985,hal 427)
B. Kriteria Rumus
1. Debit tiap bak clarifier (Qb)

Qb =
Dengan:
- Qb = Debit aliran per bak (m3/dtk)
- Q = Debit aliran (m3/dtk)
- n = jumlah bak
2. MLSS =

3. Rencana debit (Q) di Clarifier (Qc)


Qc = Qb + R MLSS (Qasim, 360)
Dengan:
- Qc = Recana Debit di Clarifier (m3/dtk)
- Qb = Debit aliran per bak (m3/dtk)
- R = Debit aliran resirkulasi (m3/dtk)
- MLSS = MLSS dalam m3/dtk
4. Luas Permukaan (A)

A = (Qasim, 360)
Dengan:
- A = Luas Permukaan (m2)
- Q = Debit aliran Clarifier (m3/dtk)
- X = MLSS (mg/L)
- SF = Solids Flux (kg/m2.jam)
5. Diameter Tanki Clarifier (D)

D = (Qasim, 361)
Dengan:
- D = Diameter Tanki Clarifier (m)
- A = Luas Permukaan (m2)
6. Cek A sebenarnya (Aseb)

A = (Qasim, 361)
Dengan:
- D = Diameter Tanki Clarifier (m)
- A = Luas Permukaan (m2)
7. Cek Over Flow Rate (OFR)

OFR = (Qasim, 361)


Dengan:
- OFR = Over Flow Rate (m3/m2.hr)
- Q = Debit aliran Clarifier (m3/dtk)
- A = Luas Permukaan (m2)
8. Cek Solids Loading (SL)

SL = (Qasim, 362)
Dengan:
- SL = Solids Loading (m3/m2.hr)
- Q = Debit aliran Clarifier (m3/dtk)
- X = MLSS (mg/L)
- A = Luas Permukaan (m2)
9. Kedalaman Clarifier Zona Air Bersih + Zona Settling (Zona Clear)
= Kriteria Perencanaan
10. Kedalaman Zona Thickening

Total massa solids Tanki AS =


Total massa solids di Clarifier = 30 % . Total massa solids Tanki AS

Kedalaman Zona Thickening =


(Qasim, 363)
Dengan:
- X = MLSS (mg/L)
- A = Luas Permukaan (m2)
11. Kedalaman Zona Sludge
Total Sludge = Total massa solids di Clarifier + Lumpur per Clarifier

Kedalaman Zona Sludge =


(Qasim, 363)
Dengan:
- X = MLSS (mg/L)
- A = Luas Permukaan (m2)
12. Kedalaman Total
H total = H Zona Clear + H Zona Thickening + H Zona Sludge
(Qasim, 363)
13. Volume Clarifier (V)
V = A. H (Qasim, 364)
Dengan:
- V = Volume (m3)
- A = Luas Permukaan (m2)
- H = Kedalaman (m)
14. Cek Waktu Tinggal (Td)

Td = (Qasim, 364)
Dengan:
- Td = Waktu Tinggal (jam)
- V = Volume (m3)
- Q = Debit aliran Clarifier (m3/dtk)
15. Kecepatan Aliran (Vo)

Vo = (Reynold,228)
Dengan :
- Vo = Kecepatan Aliran (m/dtk)
- Q = Debit Clarifier (m3/dtk)
- D = Diameter Clarifier (m)
16. Kecepatan Pengendapan (Vs)

Vs = (Reynold,227)
Dengan :
- Td = Waktu Tinggal (dtk)
- H = Tinggi bak (m)
- Vs = Kecepatan Pengendapan (m/dtk)
17. Cek Bilangan Reynold (Nre)

Nre = (Razif,33)
Dengan :
- Nre = Bilangan Reynold
- Vs = Kecepatan Pengendapan (m/dtk)
- D = Diameter Clarifier (m)
- = Viskositas Kinematik (m2/dtk)
18. Cek Bilangan Froude (Nfr)

Nfr = (Razif,33)
Dengan :
- NFr = Bilangan Froude
- Vs = Kecepatan Pengendapan (m/dtk)
- R = Jari-jari Hidrolis (m)
- g = Percepatan Gravitasi (m/dtk2)
19. Zona Inlet

Qp =

Dp =
Dengan :
- Qp = Debit tiap lubang (m3/dtk)
- Qb = Debit aliran per bak (m3/dtk)
- P.Wall = Jumlah lubang Pervorated Wall
- Dp = Diameter lubang (m)
- V = Kecepatan aliran melalui lubang (m/dtk)
20. Zona Outlet
Panjang Effluen = Keliling Tanki Clarifier = . D

V.notch =
Debit melalui V-Notch (Qv)

Qv =
Tinggi Peluapan melalui V-Notch
Qv = . Cd . tg . .H (Qasim, 364 - 367)
Diameter Pipa Outlet (D)

D =
Dengan :
- Qv = Debit melalui V-Nocth (m3/dtk)
- Q = Debit per Clarifier (m3/dtk)
- VNocth = Jumlah V-Nocth
- H = Tinggi Peluapan melalui V-Nocth (m)
- Cd = Koefisien Konstruksi
- g = Percepatan Gravitasi (m/dtk2)
- = Sudut V-Nocth
- D = Diameter Pipa Outlet (m)
- V = Kecepatan aliran pipa (m/dtk)
21. Massa VSS, FSS, dan air pada 1000 g Sludge
1 % Solids = 10.000 mg/L Solids
Mv = Solids . % Volatile
Mf = Solids . % Fixed
Mw = Ms Mv Mf
Dengan :
- Solids = Jumlah solids pada sludge (g/L)
- Mv = Massa volatile solid (g/L)
- Mf = Massa fixed solid (g/L)
- Mw = Massa air (g/L)
- Ms = Massa sludge (g/L)
C. Data Perencanaan
- Bak berbentuk circulair sebanyak 2 bak
- Suhu = 28C ;
- Viskositas () = 0,8394 . 10-2 cm2/dtk = 0,8394 . 10-6 m2/dtk
- Over rate flow = 30 m3/m2.hari
- D inlet wall = 15% . D bak
- Px = MLVSS = 1310,76 kgVSS/hari
- NRe = 2000 (aliran laminer)
D. Perhitungan
i. Zona Settling
Direncanakan :
- Waktu detensi (td) = 2,5 jam = 9000 detik
- Resirkulasi dari AS (Qr) = 0,013 m3/dtk = 1123,2 m3/hari
- MLSS (PxSS) yang dibuang = 262,61 kg/hari
- Berat jenis lumpur = 2,4 kg/m3
- Q awal = 0,1 m3/dtk
Maka :
1. Debit tiap bak

Q bak = = 0,05 m3/dtk


= 4320 m3/hari
MLSS (PxSS eff dari Activated Sludge = 262,61 kgVSS/hari

MLSS =
MLSS = 109,42 m3/hr
maka,
Qin clarifier = (Qo + Qr) MLSS yang dibuang
= (4320 m3/hari + 1123,2 m3/hari) 109,42 m3/hr
= 5333,78 m3/hari = 0,062 m3/dtk
2. Luas area surface (As)
Q
As = Overflow rate

=
= 17,78 m2
3. Diameter bak (D)

4.A

D =
=
= 4,759 m = 6 m (syarat 3 61 m) ok!
4. Kedalaman bak (H)
Q . td
H = A

= = 3,14 m
H total = H + freeboard
= 3,14 m + 0,36 m = 3,5 m
5. Diameter inlet wall (D)
D' inlet wall = 15% . D bak
= 15% . 6 m = 0,9 m
A inlet wall = . . D2
= . 3,14 . (0,9 m)2
= 0,64 m2
6. Diameter total
D total = D bak + D inlet wall
= 6 m + 0,9 m = 6,9 m
7. Cek Overflow rate
Q
OFR = A

=
= 28,45 m3/m2.hr (KP : 24,42 32,156 m3/m2.hr) ..ok!
8. Cek Volume
V = d2.h
= x 3,14 x (6 m)2 x 3,5 m = 98,91 m3
9. Cek td
V
td = Q =
= 1595,322581 detik
= 1,64 jam (KP : 0,5 2,5 jam) ok!
10. Kecepatan pengendapan partikel (Vs)
H
Vs = Td

=
= 2,2 x 10-3 m/dtk
11. Kecepatan horizontal di bak (Vh)
Qin
Vh = .D.H

= = 9,4 .10-4 m/dtk


12. Jari-jari hidrolis (R)
r.H
R = r2H

= = 1,015 m
13. Headloss pada zona settling (Hf)
2
Vh . n
2
= R
3
S

=
= 1,95 .10-10 m/m
Hf =S.D
= 1,95 .10-10 m/m . 6 m
= 1,169 . 10-9 m
14. Cek aliran

NRe =

=
= 1136,65 (syarat : NRe < 2000 laminer) ok!
NFr=

=
= 2,829 .10-7 (syarat NFr < 10-5) ok!
ii. Zona Inlet
Direncanakan :
- D pipa inlet = D pipa outlet bak activated sludge
= 0,400 m
Maka :
1. Luas penampang pipa (Ap)
A = . . D2
= . 3,14 . (0,400 m)2
= 0,1256 m2
2. Kecepatan aliran pipa (Vp)
Qin
Vp = A

= = 0,49 m/dtk
3. Kecepatan aliran pada inlet zone (Vin)
Ap . Vp Ap . Vp
2
4 . .D
1
V in = Ain

=
= 0,097 m/dtk
4. Headloss pada zone inlet (Hf)
Vin 2 Vh 2
1
Hf = 2.g C

=
= 6,994 .10-3 m
iii. Zona Sludge
Direncanakan :
- Volatile solid 60% dengan Bj = 1,3 gr/cm3
- Fixed solid 40% dengan Bj = 2,5 gr/cm3
- Sludge terdiri dari 95% air dan 5% solid
- Q tiap bak clarifier = 0,062 m3/dtk
Maka :
1. Berat Jenis solid
Sg = ( 60% . Sg Volatil Solid) + ( 40% . Sg Fixed Solid )
= ( 60% x 1,3 gr/cm3) + (40% x 2,5 gr/cm3)
= 1,78 gr/cm3 = 1780 kg/m3
2. Berat Jenis Sludge (Si)
Si = ( 5 % . 1,78 gr/cm3 ) + ( 95% . 1 gr/cm3 )
= 1,039 gr/cm3 = 1039 kg/m3
3. Removal TSS (output Sludge di Bak Pengendap)
Cn = Co ( Co x (100% - 60%) )
= 70 mg/l ( 70 mg/l x 40% )
= 42 mg/l
4. Berat Solid
Berat Solid = removal TSS x Q
= 42 mg/l x 0,062 m3/dtk
= 42 mg/l x 62 l/dtk
= 2604 mg/dtk = 224,9856 kg/hr
5. Volume solid
Berat solid
Vol solid = Berat jenis solid

=
= 0,126 m3/hari
6. Berat air
95%
Berat solid
Berat air = 5%
=
= 4274,7264 kg/hari
7. Volume air
Berat air
Vol air = Berat jenis air

=
= 4,275 m3/hari
8. Volume sludge
Vol sludge = volume solid + volume air
= 0,126 m3/hari + 4,275 m3/hari = 4,401 m3/hari
9. Berat sludge
Berat sludge = volume sludge . berat jenis sludge
= 4,401 m3/hari . 1039 kg/m3 = 4572,639 kg/hari
10. Dimensi ruang lumpur
Direncanakan :
Volume sludge = 4,401 m3/hari
Waktu pengurasan = 5 hari
Waktu tinggal (td) = 2,5 jam / hari
Diameter permukaan atas ruang lumpur = Diameter bak = 6 m
Asumsi diameter permukaan bawah = 1 m
Ruang Lumpur berbentuk kerucut terpancung
Maka,
- Luas permukaan atas (A)
A = . 3,14 . D2
= . 3,14 . (6)2 = 28,26 m2
- Luas permukaan bawah (A)
A = . 3,14 . 12 = 0,785 m2
- Volume ruang Lumpur
Volume = volume sludge . waktu pengurasan . td
2,5 jam
3
= 4,401 m /hari . 5 hari . 24 jam

= 2,29 m3
- Volume ruang Lumpur = volume kerucut

2,29 m3 = 1/3 . h. (A + A A . A' )


2,29 m3 =1/3.h.(28,26 m2+0,785 m2 . 4,71)
2,29 m3 = 10,65245 m2 . h
H = 0,21 m
11. Dimensi pipa penguras lumpur
Direncanakan :
Kecepatan aliran di pipa penguras = 0,5 m/dtk
Waktu pengurasan = 30 menit = 1800 detik
Volume sludge = 4,401 m3
Maka :
Debit tiap pipa penguras (Qp)
Vol lumpur
Qp = Waktu pengurasan

=
= 2,445 x 10-3 m3/dtk
Luas permukaan pipa (A)
Q pengurasan
A = V

=
= 0,00489 m2
Diameter pipa (D)

4.A
D = =

= 0,080 m 80 mm
12. Dimensi pipa penguras lumpur gabungan
Direncanakan :
Kecepatan aliaran di pipa penguras = 0,5 m/det
Waktu pengurasan = 30 menit = 1800 detik
Maka :
Debit pada pipa sludge gabungan
Vol lumpur . bak pengendap
Q = td

=
= 0,00489 m3/dtk
Luas penampang pipa
Q sludge gabungan
A = V

= = 0,00978 m2
Diameter pipa (D)

4.A
D = =

= 0,110 m 110 mm
iv. Zona Thickening
Direncanakan :
- MLSS dari clarifier (Xr) = 12500 mg/lt
- MLVSS pada bak aerasi = 2550 mg/lt

- Volume bak aerasi = m3


Maka :
1. Total massa solid dalam bak aerasi
Massa solid total = MLVSS bak aerasi . Vol bak aerasi

= 2550 mg/lt . m3. 10-6 kg/mg . 103 lt/m3


= 1124,29 kg
2. Total massa solid dalam clarifier
P = % biological yang tetap dalam bak aerasi
MLVSS
1
P = MLSS
2550 mg/lt
1
= 12500 mg/lt

= 0,79 0,8
= 80%
massa solid total Clarifier = (1 P) . massa solid total bak aerasi
= (1 80%) . 1124,29 kg
= 224,86 kg/ clarifier
3. Kedalaman zona thickening

H =

=
= 0,001 m
= 0,1 cm
jadi zona settling dan zona air bersih
= H clarifier H zona thickening
= 3,5 m 0,1 m
= 3,4 m
4. Kedalaman di tengah-tengah bak
Direncanakan :
Kedalaman bak (H) = 3,5 m
Kemiringan =1:6
Maka,
Kedalaman ditengah-tengah bak (H)

H =H 12 . D bak . 1
6

= = 4m

v. Zona Outlet
Direncanakan :
- Menggunakan V notch dengan = 45
- Jarak antar V notch = 50 cm = 0,5 m
- Q in Clarifier = 0,062 m3/dtk
Maka,
1. Pelimpah (weir) & V-Notch
- Panjang tiap weir
L = . D bak
= 3,14 . 6 m
= 18,84 m
- Jumlah V notch ( n )
L weir
n = Jarak antar weir

=
= 37,68 = 38 buah
- Debit air yang mengalir tiap V notch
Q tiap bak
Q = n

=
= 1,63 . 10-3 m3/dtk
- Tinggi peluapan melalui V-Notch (H)
8
Cd 2 g . tan H 5 / 2
Q = 15 2
Dengan : Cd = 0,584; = sudut V notch = 90
8

0,584 2 9,81m / dtk 2 . tan 90 H 5 / 2
-3 3
1,63 x10 m / dtk = 15 2

H5/2 =
= 1,18 x 10-3
H = 0,067 m = 6,7 cm
- Panjang basah tiap pelimpah
2.h
Li = tag 45
=
= 0,134 m = 13,4 cm
- Panjang basah total
Ln = n . Li
= 38 . 0,134 m = 5,092 m
- Saluran pelimpah
Direncanakan v = 0,5 m/dtk
Q = 0,062 m3/dtk

A =

=
= 0,124 m2
Dengan perbandingan b : h = 2 : 1
A=b.h b = Lebar saluran. = 2 x h
h = Kedalaman
2 2
0,124 m = 2h

h2 =
h = 0,25 m
b = 2 x 0,25 m = 0,5 m
2. Pipa outlet
Direncanakan :
Debit (Q) in = 0,062 m3/dtk
Kecp aliran (V) = 1 m/dtk
- Luas permukaan (A)
Qin
A = V

= = 0,062 m2
- Diameter pipa (D)

4.A
D =
=
= 0,28 m = 280 mm
- Headloss pipa outlet
Q
Vh = 2. .r .D

=
= 0,25 m/dtk
Headloss (Hf)
Vp 2 Vh 2 1
.
Hf = 2 . g C

=
= 0,0129 m
E. Resume
- Menggunakan 2 bak pengendap clarifier berbentuk circular
- Diameter bak = 6 m
- Diameter inlet wall = 0,9 m
- Kedalaman total bak = 3,5 m
- Headloss (Hf) = 1,169 . 10-9 m
- Waktu tinggal (td) = 1,64 jam
- Diameter pipa inlet pompa = 0,400 m
- Zona Sludge
Dimensi ruang lumpur = Berbentuk kerucut terpancung
Diameter permukaan atas = 6 m
Diameter permukaan bawah = 1 m
Tinggi ruang lumpur = 0,21 m
Pipa penguras lumpur = Waktu pengurasan = 30 menit
Diameter pipa tiap clarifier = 0,080 m
pipa penguras gabungan = 0,110 m
- Zona Outlet
V-Notch = Jumlah V-Notch sepanjang weir = 38 buah
Lebar saluran pelimpah = 0,5 m
Panjang basah tiap pelimpah = 13,4 cm
Panjang basah pelimpah total = 5,092 m
Tinggi saluran pelimpah = 0,25 m
Pipa outlet ke badan air = 0,28 m
Headloss (Hf) = 0,0129 m

F. Sketsa
- Sketsa V-Notch

0,5 m

0,25 m

- Sketsa Bak Pengendap (Clarifier)

0,9 m

3,14 m

0,36
m

6m

8. Chlorinasi
A. Kriteria Perencanaan
- Daya pengikat chlor (DPC) = 1,4 mg/lt
- Sisa Chlor = 0,2 0,4
mg/lt
- Konsentrasi larutan = 5%
- Periode larutan = 1 kali sehari
- Kaporit Ca(Cl2) Ca hypochlorite
mengandung 60% chlor
- Densitas (berat jenis) kaporit = 1,2 kg/lt
(sumber : M.Razif Jilid II,1986,Bangunan Pengolahan Air hal, 90)
B. Kriteria Rumus
i. Pelarutan
1. Dosis Chlor yang dibutuhkan (Dc)
Dc = DPC + Sc
Dengan :
- DPC = Daya pengikat chlor
- Sc = Sisa chlor
2. Kebutuhan Chlor (Kc)
Kc = Dc x Q
Dengan :
- Dc = Dosis chlor yang dibutuhkan
- Q = debit air limbah bak chlorinasi
3. Kebutuhan kaporit

Kebutuhan kaporit =
4. Debit kaporit

Q kaporit =
5. Debit air pelarut

Q pelarut =
6. Debit larutan
Q larutan = Q kaporit + Q pelarut
7. Volume bak chlorinasi
Vol = Q larutan x Periode larutan
ii. Pengadukan
1. Power Impeller (P)
P = G2 x x Volume
Dengan :
- P = Power, Kg m / dt
- G = gradient kecepatan (mps/m or S-1)
- = viskositas Absolut air
(Appendix C Reynold, hal 762 763) berdasarkan nilai suhu yang ditetapkan (Kg / m)
2. Diameter Paddle (Di)

Dengan :
- P = Power, Kg m / dt
- g = gravitasi, m/dtk2
- KT = konstanta impeller untuk turbulen flow
(lihat Tabel 3.2 Reynold (dari bentuk impeller))
- n = kecepatan rotasi, rpm
- = densitas cairan (Kg / m3)
3. Jarak Impeller dengan dasar tangki (Ri)
Ri = 1/2 x D
4. Lebar paddle (Bi)

5. Bilangan Reynold (NRe)

Dengan :
- NRe = Bilangan Reynold (NRe > 10.000)
- Di = Diameter Impeller (m)
- n = Kecepatan putaran (rpm rps)
- = densitas cairan (Kg / m3)
- = Viskositas Absolute air (Kg m / dt)
iii. Pengurasan
1. Khlor sludge = 1 % x dosis khlor
2. Berat solid = Q x khlor sludge
3. Berat sludge = berat solid + berat air
4. Debit sludge =
5. V
o
l
u
m
e

sludge = debit sludge x periode pengurasan

6. Debit pengurasan =
7. Diameter pengurasan

D =
8. Check V

V =
C. Data Perencanaan
- Digunakan 1 bak chlorinasi sebelum effluent ke badan air
- Debit inlet (Q) = 0,1 m3/dtk
- Daya pengikat chlor (DPC) = 1,4 mg/lt
- Sisa chlor = 0,4 mg/lt
- Densitas (berat jenis kaporit) = 1,2 kg/lt
- Menggunakan pengaduk jenis propeller pitch of 2,3 blades dengan
kriteria (KL = 43,5 dan Kt = 1,00)
(Sumber : Tabel 8.2, Tom D. Reynold,, hal. 188)

- Gradient kecepatan pengaduk = 1000/dtk


- Putaran pengadukan = 400 rpm = 6,67 rps
- Viskositas absolute (28oC) = 0,8363. 10-2 gr/cm.dtk
= 0,8363. 10-3 kg/m.dtk
- Densitas cairan ( ) = 1 kg/m3
- Lama penetesan larutan kaporit = 1 hari
- Kecepatan penetesan (v) = 0,3 m/dtk
- Periode pengurasan bak chlorinasi = 6 bulan sekali = 180 hari
- Khlor sludge = 1 % dosis khlor
- Kadar sludge = 5 %
- Kadar air = 95 %
- Lama pengurasan = 60 detik
D. Perhitungan
i. Pelarutan
1. Dosis Chlor yang dibutuhkan (Dc)
Dc = DPC + Sc
= 1,4 mg /lt + 0,4 mg /lt
= 1,8 mg/lt
2. Kebutuhan Chlor (Kc)
Kc = Dc x Q
= 1,8 mg/lt x 0,1 m3/dtk x 1000 lt/m3
= 180 mg/dtk
= 15,552 kg/hr
3. Kebutuhan kaporit

Kebutuhan kaporit =

=
= 300 mg/dtk
= 0,0003 kg/dtk
4. Debit kaporit

Q kaporit =

=
= 2,5 x 10-4 lt/dtk
= 21,6 lt/hari
5. Debit air pelarut

Q pelarut =

=
= 410,4 lt/hr
6. Debit larutan
Q larutan = Q kaporit + Q pelarut
= 21,6 lt/hr + 410,4 lt/hr
= 432 lt/hr
= 0,432 m3/hr
7. Volume bak chlorinasi
Vol = Q larutan x Periode larutan Pengadukan
= 0,432 m3/hr x 1 hr = 0,432 m3
8. Dimensi Bak chlorinasi (bentuk circular)
Kedalaman total = H air + H freeboard
= 1,2 m + 0,30 (freeboard)
= 1,50 m
Maka :

Volume air =

0,432 m3 =

0,432 m3 =

Diameter bak =
= 0,677 m 0,7 m
ii. Pengadukan
1. Power (P)
P = G2 x x Volume

= (1000/dtk) x 0,8363. 10-3 kg/m.dtk x 0,432 m3


= 361,28 kg.m2/dtk
2. Diameter Propeller (Di)
=
= 0,41 m
3. Bilangan reynold (NRe)

= 1335685,294 KP ( > 10.000) ok!


4. Check NFR

NFR =

=
= 1,859 KP ( > 10-5) ...ok!
5. Tebal propeller (W)

W =

= = 0,1025 m
6. Jarak propeller dari dasar bak (Ri)

Ri =

=
= 0,205 m
7. Debit penetesan

Q penetesan =
=
= 5 x 10-6 m3/dtk
8. Diameter pipa injeksi (Dpi)

Dpi =

=
= 4,6 x 10-3 m = 4,6 mm
9. Check kecepatan pembubuhan

v pembubuhan =

=
= 0,3 m/dtk
iii. Pengurasan
1. Khlor sludge = 1 % x dosis khlor
= 1 % x 1,8 mg /lt

= 1,8 x 10 kg /m
2. Berat solid = Q x khlor sludge

= 0,432 m3/hari x 1,8 x 10 kg / m


= 7,776 x 10-5 kg/ hari
3. Berat sludge = Berat solid + Berat air
= 7,776 x 10-5 kg/ hari + 0,021 kg/hari
= 0,021 kg/hari

4. Debit sludge =

= = 1,75 x 10-5 m3/hari


5. Volume sludge = debit sludge x periode pengurasan
= 1,75 x 10-5 m3/hari x 180 hari
= 3,15 x 10-3 m3

6. Debit pengurasan =

=
= 5,25 x 10-5 m3/dtk
7. Diameter pengurasan

D =

=
= 0,015 m
= 15 mm
8. Pipa outlet ke badan air effluent
Kecepatan outlet dari bak chlorinasi = kecepatan inlet bak
= 0,3 m/dtk
Maka :

Luas pipa outlet (A) =

=
= 0,333 m2

Diameter pipa outlet () =

=
= 0,65 m
E. Resume
- Dosis chlor yang dibutuhkan = 1,8 mg/liter
- Kebutuhan chlor = 15,552 kg/hari
- Air pelarut yang dibutuhkan = 0,432 m3/hari
- Menggunakan 1 bak dengan dimensi bak chlorinasi = tinggi = 1,5 m
= diameter = 0,7 m
- Power pengaduk yang dibutuhkan = 361,28 kg.m2/dtk
- Jenis pengaduk propeller pitch of 2 blades dengan = Diameter 0,41 m
= Tebal = 0,1025 m
= Jarak = 0,205 m
- Diameter pipa injeksi chlor = 4,6 mm
- Pengurasan dilakukan dalam 3 bulan sekali dengan lama pengurasan
60 detik
- Berat sludge = 0,021 kg/hari
- Volume sludge setiap pengurasan = 3,15 x 10-3 m3
- Diameter pipa pengurasan = 15 mm
- Diameter pipa outlet ke badan air penerima = 0,65 m

F. Sketsa

Pipa injeksi chlor 4,6 mm

Pipa Outlet 650 mm


Pipa
Penguras
15 mm

9. Sludge Drying bed


A. Kriteria Perencanaan
- Waktu pengeringan = 10 15 hari
- Tebal sludge cake = 20 30 cm
- Media = Tebal Pasir : 15 30 cm
Tebal Kerikil : 30 60 cm
- Berat Air dalam cake (pi) = 60% - 70%
- Kadar Solid = 20% - 40%
(sumber : Qasim, hal : 492)

B. Kriteria Rumus
1. Tebal Media = Tebal Pasir + Tebal Kerikil
2. Volume Cake Sludge (Vi)

Dengan :
- Vi = Volume Cake Sludge (m3/hr)
- Vol = Volume Lumpur dari Sludge Collector (m3/hr)
- P = Kadar air dalam Lumpur (%)
- Pi = Kadar air dalam Cake (%)
3. Volume Bed (Vb)

Dengan :
- Vb = Volum bed (m3)
- Vi = Volume Cake Sludge (m3/hr)
- Td = Waktu Tinggal di bed / waktu pengeringan (hr)
4. Dimensi Bed

Area (A) =
A=P.L
Dengan :
- A = Luas area (m2)
- Vb = Volum bed (m3)
- P = Panjang bed (m)
- L = Lebar bed (m)
5. Kedalaman total = Kedalaman Cake + Kedalaman Media + Freeboard
6. Volume air (Va)
Va = Vol Vi
Dengan :
- Va = Volume air (m3/hr)
- Vol = Volume Sludge (m3/hr)
- Vi = Volume Cake (m3/hr)
7. Volume air per bed (Va/bed)

Va/ bed =
Dengan :
- Va/bed = Volume air per bed (m3/hr)
- Va = Volume air (m3/hr)
- = jumlah bed
8. Diameter Pipa Underdrain (D)

D=
Dengan :
- D = Diameter Pipa Underdrain (m)
- Q = Debit air di bed (m3/dtk)
- V = Kecepatan aliran (m/dtk)
C. Data Perencanaan
1. Lumpur dari Clarifier
Jumlah bak ada 2 bak
- Volume lumpur = 4,401 m3/hari . 2
= 8,802 m3/hari
- Berat lumpur = 4572,639 kg/hari . 2 =
9145,278 kg/hari
- Volume solid = 0,126 m3/hari . 2
= 0,252 m3/hari
- Berat solid = 224,986 kg/hari . 2
= 449,972 kg/hari
2. Tebal Pasir = 25 cm = 0,25 m
3. Tebal Kerikil = 50 cm = 0,5 m
4. Tebal Cake = 30 cm = 0,3 m
5. Waktu Pengeringan = 10 hari
6. Berat Air dalam Cake (Pi) = 60% Kadar
7. Kadar solid = 20%
8. Kadar air (P) = 80%
9. L : B = 1 : 4
10. Freeboard = 0,3 m
11. V = 0,01 m/dtk
12. Menggunakan 1 unit sludge drying bed dengan 2 bed

D. Perhitungan
1. Tebal Media = Tebal Pasir + Tebal Kerikil
Tebal Media = 0,25 m + 0,5 m
= 0,75 m
2. Volume Cake Sludge (Vi)
Vol solid. (1 - P)
Vi
1 Pi

Vi
= 0,126 m3/hr
3. Volume Sludge drying bed (V)
V Vi . td
V = (0,126 m3/hr) . 10 hr
= 1,26 m3
4. Volume tiap bed (Vb)
V
Vb = bed

=
= 0,63 m
5. Dimensi tiap Bed
Vb
A = Tebal Cake

A =
A = 2,1 m2
A=L.B
2,1 m2 = 2B . B
B = 1,02 m 1,1 m
L = 2B = 2,2 m
6. Kedalaman total = Kedalaman Cake + Kedalaman Media + Freeboard
= 0,3 m + 0,75 m + 0,3 m
= 1,35 m
7. Volume air (Va)
Va = Vol Vi
Va = 0,252 m3/hr 0,126 m3/hr
= 0,126 m3/hr
= 1,46.10-6 m3/dtk
Diameter Pipa Underdrain (D)

4.Q
D= .V

D=
D = 0,0136 m
0,02 m = 2 cm
E. Resume
- Menggunakan 2 bed dengan media pasir & kerikil
- Waktu pengeringan = 10 hari
- Total tebal media = 75 cm
- Total tebal cake = 30 cm
- Dimensi tiap bed = Panjang = 2,2 m
Lebar = 1,1 m
Kedalaman = 1,35 m
- Diameter pipa underdrain = 0,02 m

F. Sketsa

Pipa Underdrain
2,2 m
7,5 m

Pipa Inlet

4
1,1mm

Pipa Inlet

Cake 30 cm
Pasir 25 cm

Kerikil 50 cm

Pipa Underdrain

Anda mungkin juga menyukai