Anda di halaman 1dari 138

SKRIPSI

GAMBARAN KELUHAN GANGGUAN KESEHATAN PADA


OPERATOR PERCETAKAN KOTA MAKASSAR
TAHUN 2013

ARI ASHARI
K 111 09 328

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
RINGKASAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
MAKASSAR, 30 Mei 2013
ARI ASHARI

GAMBARAN KELUHAN GANGGUAN KESEHATAN PADA OPERATOR


PERCETAKAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2013
(xiii +75 Halaman +20 Tabel +7 Lampiran)

Percetakan merupakan industri yang sangat jarang diperhatikan oleh pemerintah


maupun petugas kesehatan terutama mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
pegawainya. Hal ini harusnya mendapat perhatian lebih karena pekerjaan di industri
percetakan juga memiliki risiko bahaya kesehatan yang dapat mempengaruhi
produktivitas pekerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai keluhan
gangguan kesehatan pada pekerja operator percetakan di Kota Makassar tahun 2013.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jumlah sampel dalam
penelitian adalah 146 orang dari 66 percetakan dan teknik pengambilan sampel
ditentukan melalui metode purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara
dengan responden menggunakan kuesioner yang telah disediakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami keluhan
gejala dermatitis sebanyak 88 orang (60,3%) dengan persentase tertinggi dialami oleh
responden dengan kelompok umur 50 tahun sebanyak 2 orang (100%), masa kerja
10-14 tahun sebanyak 11 orang (78,6%), lama kerja > 8 jam sebanyak 74 orang
(62,7%), unit kerja mencetak dan finishing sebanyak 18 orang (81,8%) serta jenis
percetakan screen printing sebanyak 27 orang (81,8%). Responden yang mengalami
keluhan gejala Musculoskeletal Disorders sebanyak 110 responden (78,8%), dengan
persentase keluhan tertinggi dialami oleh responden dengan kelompok umur 50
tahun sebanyak 2 orang (100%), masa kerja 15-19 tahun sebanyak 2 orang (100%)
dan 20 tahun sebanyak 4 orang (100%), lama kerja > 8 jam sebanyak 93 orang
(78,8%), unit kerja pracetak sebanyak 6 orang (100%) dan unit kerja pracetak dan
finishing sebanyak 2 orang (100%), serta jenis percetakan screen printing sebanyak
31 orang (93,9%). serta responden yang mengalami keluhan gangguan kesehatan lain
seperti sakit kepala, mual-mual, sesak nafas, batuk-batuk, bersin-bersin, serta mata
perih sebanyak 115 orang (78,8%) dengan persentase tertinggi dialami oleh
responden dengan kelompok umur 50 tahun sebanyak 2 orang (100%), masa kerja
20 tahun sebanyak 4 orang (100%), lama kerja > 8 jam sebanyak 96 orang
(81,4%), unit kerja mencetak sebanyak 47 orang (90,4%) serta jenis percetakan
digital, offset, screen printing sebanyak 3 orang (100%). Berdasarkan penelitian ini
dapat

iii
disimpulkan angka proporsi pekerja yang mengalami keluhan di industri percetakan
lebih tinggi daripada yang tidak mengalami keluhan.
Disarankan kepada pihak perusahaan percetakan agar menyediakan APD seperti
masker, sarung tangan, dan kacamata agar pekerja menghindari kontak langsung
dengan bahan-bahan kimia, serta memberikan arahan kepada setiap karyawan tentang
risiko bahaya yang bisa terjadi di percetakan.

Kata Kunci : keluhan kesehatan, Percetakan


Daftar bacaan : 27 (1994-2013)

iv
ABSTRACK
HASANUDDIN UNIVERSITY
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
HEALTH AND
SAFETY MAKASSAR,
May 15, 2013
ARI ASHARI

"DESCRIPTION OF COMPLAINTS ON HEALTH DISORDERS MAKASSAR


CITY PRINTING OPERATOR IN 2013"
(xiii +75 page +20 Table +7 appendix)

Printing is an industry that is very rarely noticed by the public and health
workers, especially regarding the health and safety of employees. This should get
more attention because of jobs in the printing industry also has the risk of health
hazards that can affect worker productivity.

This study aims to gain an overview of the health problems in workers'


complaints printing operator in Makassar in 2013. This type of research is a
descriptive study. The number of samples in the study were 146 people from 66
printing and sampling techniques are determined through a purposive sampling
method. The data obtained through interviews with respondents using a questionnaire
that has been provided

Results showed that respondents who had complaints of dermatitis symptoms was
88 people (60.3%) with the highest percentage experienced by respondents in the age
group 50 years of 2 people (100%), 10-14 years of service life of 11 people (78 , 6%),
length of work> 8 hours by 74 men (62.7%), printing and finishing units work as many
as 18 people (81.8%) as well as the type of printing screen printing as many as 27 people
(81.8%). Respondents who had complaints of symptoms Musculoskeletal Disorders total
of 110 respondents (78.8%), with the highest percentage of complaints experienced by
respondents in the age group 50 years of 2 people (100%), 15-19 years of service life
by 2 people (100% ) and 20 years of 4 people
(100%), length of work> 8 hours by 93 men (78.8%), work unit precast many as 6
people (100%) and the precast unit and finishing by 2 people (100% ), as well as the
type of printing screen printing as many as 31 people (93.9%). and respondents who
had complaints of other health problems such as headaches, nausea, shortness of
breath, coughing, sneezing, and sore eyes as much as 115 people (78.8%) with the
highest percentage experienced by respondents in the age group 50 year by 2
people (100%), age 20 years working as many as 4 people (100%), length of
work>
v
8 hours as many as 96 people (81.4%), work units scoring as many as 47 people
(90.4%) and types of digital printing, offset printing, screen printing as many as 3
people (100%). Based on this study it can be concluded that the numbers the
proportion of workers in the printing industry have complaints fairly high.

Recommended to the printing company to provide PPE such as masks, gloves,


and goggles to enable workers to avoid direct contact with chemicals, and provides
guidance to all employees about the risk of harm that could occur in the printing.

Keywords: health complaints, Printing


Reading list: 27 (1994-2013)

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Gambaran Keluhan Gangguan Kesehatan Pada Operator Percetakan Kota Makassar

Tahun 2013 sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak dapat

terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik dari keluarga, sahabat, dan

terlebih dari seluruh civitas akademika. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis

memberikan ucapan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua yaitu Nuryamin dan Hj. Nurbaya yang telah memberikan

segenap kasih sayang dan dengan penuh kesabaran mendidik anak-anaknya

tumbuh dewasa.

2. Bapak dr. M. Furqaan Naiem, M.Sc, Ph.D selaku pembimbing I dan Bapak dr.

Muhammad Rum Rahim, M.Sc selaku pembimbing II yang dengan tulus

ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk membimbing dan

memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu dr. Masyitha Muis, MS; Ibu Rahma, SKM, M.Sc.PHC; dan Bapak H.

Muh. Arsyad Rahman, SKM, M.Kes selaku dosen penguji yang telah banyak

vii
memberikan masukan, saran serta arahan guna penyempurnaan penulisan

skripsi ini.

4. Bapak dr. M. Furqaan Naiem, M.Sc, Ph.D selaku penasehat akademik yang

telah memberikan arahan serta motivasi selama mengikuti pendidikan di FKM

Unhas.

5. Bapak Prof. Dr. dr. Alimin Maidin, MPH selaku dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin, para wakil dekan beserta seluruh staf

Dosen dan Tata Usaha yang telah memberikan bimbingan, arahan, ilmu yang

bermanfaat, kerja sama dan bantuannya selama penulis mengikuti pendidikan

di FKM Unhas.

6. Bapak dr. Muhammad. Rum Rahim, M.Sc selaku ketua Jurusan Kesehatan

dan Keselamatan Kerja beserta seluruh Dosen dan staf bagian K3 atas

bantuannya dalam memberikan arahan, bimbingan, ilmu pengetahuan yang

sangat berharga selama penulis mengikuti pendidikan di FKM Unhas.

7. Segenap karyawan percetakan kota Makassar yang telah meluangkan waktu

untuk membantu penulis dengan ikhlas.

8. Keluarga Besar FKM Angkatan 2009 (Galeter) dan seluruh Keluarga

Mahasiswa FKM Unhas atas kerja sama dan kebersamaan dalam menempuh

perjuangan dunia kemahasiswaan.

9. Rekan-rekan FKM khususnya Bagian K3 dan keluarga besar OHSS atas

masukan yang senantiasa memberikan kebersamaan di kampus ungu.

vii
i
10. Sahabat-sahabatku Imam Suratno, Hasyrul Almani, Ahmad Fauzi Haris, Andi

Rio Adipatra, Muh. Hikmawan, Muh. Asdar, Sholihin Siddiq, Andi

Firmansyah, Rishar Dahlan, Nofrianto Giring, Bernard, Dendri, M. Ikhsan

Mustain, Muamar Arifuddin, Musfiandi Taqwin, yang selalu memberikan

semangat, dukungan baik langsung maupun tidak langsung selama menempuh

pendidikan di FKM Unhas.

11. Teman-teman percetakan seperjuangan, Andi Muflihah Darwis, Astriana, Diah

Pithaloka, dan Masita Rahmatullah serta kak Ifat, kak Anchi, dan kak Indah

yang senantiasa semangat membantu jalannya penelitian ini.

12. Rekan-rekan KCB (Komunitas Cinta Buku) terkhusus kepada Bapak Lalu

Muhammad Saleh, SKM, M.Kes dan Kanda Mahfuddin Yusbud, SKM yang

telah meluangkan waktu, kesempatan untuk memberikan ilmu, arahan serta

bimbingan dalam proses kegiatan KCB.

13. Teman-Teman PBL Posko RW VII Kel. Panambungan Kec. Mariso serta

Teman-teman KKN posko Bontosunggu, Kec.Tamalatea, Kab. Jeneponto

terimakasih atas kerja sama, dukungan serta bantuannya selama menjalani

PBL dan KKN.

14. Seluruh pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya yang telah banyak

memberikan bantuannya dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih sangat jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

i
x
tanggung jawab ilmiah penulis menerima saran dan kritik dari berbagai pihak yang

bersifat membangun, demi penyempurnaan untuk penelitian di masa yang akan

datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembangunan kesehatan dan ilmu

pengetahuan. Semoga ALLAH SWT selalu melimpahkan berkah dan rahmat-Nya

bagi kita semua, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, Mei 2013

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................ii

RINGKASAN................................................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.................................................................................................................vii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................xi

DAFTAR TABEL.........................................................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................7

C. Tujuan Penelitian..............................................................................................................7

D. Manfaat Penelitian...........................................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Keluhan Kesehatan.........................................................10

B. Tinjauan Umum Tentang Industri Percetakan.........................................................10

C. Tinjauan Umum Tentang Jenis Percetakan...............................................................11

D. Tinjauan Umum Tentang Keluhan Kesehatan pada Operator Percetakan......17

E. Tinjauan Umum Tentang Umur...................................................................................25

F. Tinjauan Umum Tentang Lama Kerja........................................................................26

G. Tinjauan Umum Tentang Masa Kerja........................................................................28

H. Tinjauan Umum Tentang Unit Kerja..........................................................................30

xi
BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti.....................................................................31

B. Kerangka Konsep Penelitian.........................................................................................33

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif..............................................................33

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.................................................................................................................36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................................36

C. Populasi dan Sampel.......................................................................................................36

D. Pengumpulan Data...........................................................................................................37

E. Pengolahan dan Penyajian Data...................................................................................37

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.................................................................................................................39

B. Pembahasan........................................................................................................................57

C. Keterbatasan Penelitian..................................................................................................72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................................................73

B. Saran.....................................................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat


Pendidikan Pada Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar
Tahun 2013....................................................................................................................................40

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada


Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013...............................40

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada Pekerja


Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013................................................41

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Percetakan


Pada Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013...................42

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pada


Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013...............................42

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kerja Pada


Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013...............................43

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Unit Kerja Pada


Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013...............................43

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan


Pada Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013...................44

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan


Gejala Dermatitis Pada Pekerja Operator Percetakan Di Kota
Makassar Tahun 2013..............................................................................................................45

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Keluhan


Kesehatan Gejala Dermatitis Pada Pekerja Operator Percetakan
Di Kota Makassar Tahun 2013.............................................................................................46

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Gangguan


Pendengaran Pada Pekerja Operator Percetakan Di Kota
Makassar Tahun 2013..............................................................................................................46

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Gangguan


Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Operator Percetakan
Di Kota Makassar Tahun 2013.............................................................................................48

xiii
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Keluhan
Gejala Gangguan Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja
Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013................................................49

Tabel 14 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Gangguan


Kesehatan Lainnya Pada Pekerja Operator Percetakan Di Kota
Makassar Tahun 2013..............................................................................................................50

Tabel 15 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Keluhan


Gejala Kesehatan Lainnya Pada Pekerja Operator Percetakan
Di Kota Makassar Tahun 2013.............................................................................................50

Tabel 16 Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan Gangguan Kesehatan


Berdasarkan Umur Pada Pekerja Operator Percetakan
Di Kota Makassar Tahun 2013.............................................................................................51

Tabel 17 Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan Gangguan Kesehatan


Berdasarkan Jenis Percetakan Pada Pekerja Operator
Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013.....................................................................53

Tabel 18 Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan Gangguan Kesehatan


Berdasarkan Masa Kerja Pada Pekerja Operator Percetakan
Di Kota Makassar Tahun 2013.............................................................................................54

Tabel 19 Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan Gangguan Kesehatan


Berdasarkan Lama Kerja Pada Pekerja Operator Percetakan
Di Kota Makassar Tahun 2013.............................................................................................55

Tabel 20 Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan Gangguan Kesehatan


Berdasarkan Lama Kerja Pada Pekerja Operator Percetakan
Di Kota Makassar Tahun 2013.............................................................................................56

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Master Tabel Penelitian

3. Hasil Analisis Data

4. Dokumentasi Penelitian

5. Surat Izin Penelitian

6. Riwayat Hidup

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Percetakan (printing) merupakan teknologi atau seni yang

memproduksi salinan dari sebuah image dengan sangat cepat, seperti kata-kata

atau gambar-gambar (image) di atas kertas, kain, dan permukaan-permukaan

lainnya. Setiap harinya, milyaran bahan cetak diproduksi, termasuk buku,

kalender, buletin, majalah, surat kabar, poster, undangan pernikahan, perangko,

kertas dinding, dan bahan kain. Ini karena hasil percetakan dapat dengan cepat

mengomunikasikan pemikiran dan informasi ke jutaan orang. Percetakan

dianggap sebagai salah satu penemuan yang paling penting dan berpengaruh di

dalam sejarah peradaban manusia.

Indonesia salah satu negara yang sedang berkembang dalam hal

kemajuan industrinya, termasuk industri percetakan. Industri percetakan di

tanah air dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan. Para pelaku usaha di

industri grafika pun optimistis industri berbasis percetakan, penerbitan dan

converting pada tahun depan bisa tumbuh 5,3% yang tahun ini 4,7%. Hal itu

tak berpengaruh walaupun masyarakat mulai mengalihkan perhatiannya

terhadap industri elektronik seperti internet, dan handphone. Pesatnya

pertumbuhan industri percetakan di Indonesia membuat penggunaan mesin

dan bahan kimia di Industri ini semakin besar. Dengan demikian potensi

bahaya dan risiko terjadinya keracunan, kecelakaan, dan penyakit akibat kerja

1
dan efek serta dampak buruk yang disebakan mesin, bahan atau zat kimia

relatif sangat besar.

Penelitian WHO pada pekerja tentang Penyakit Akibat Kerja di 5 benua

tahun 1999, memperlihatkan bahwa penyakit Gangguan Otot Rangka

(Musculoskletal Disease) berada pada urutan pertama yaitu sebanyak 48%,

selain itu gangguan jiwa sebanyak 10-30%, PPOK II, Dermatosis Akibat Kerja

10%, Gangguan Pendengaran 9%,Keracunan Pestisida 3%, Cidera dan lain-

lain. Akses terhadap plelayanan kesehatan kerja yang memadai di negara

berkembang baru 5-10% pekerja, sedangkan di negara industri 20-50%

pekerja (Sutarjo, 2008).

Fakta mengenai risiko yang ditimbulkan dari faktor pekerjaan, menurut

Grandjen (1993) dalam Zulfiqor (2010) adalah sikap kerja yang tidak alamiah

pada umumnya akan menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal.

Sedangkan untuk faktor pekerja itu sendiri, berdasarkan penelitian dari Guo et

al. (dalam Zulfiqor, 2010) dikatakan bahwa pada umur 35 tahun, merupakan

episode pertama seseorang akan mengalami nyeri punggung, hal tersebut

dapat dikarenakan pada usia di atas 35 tahun terjadi proses degenerasi dan

kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berkurangnya stabilitas otot dan

sendi. Semakin bertambah usia seseorang, semakin tinggi risiko terjadinya

penurunan elastisitas tulang . Terjadinya penurunan kapasitas fisik dan

terjadinya perubahan sistem dan fungsi pada alat-alat tubuh karena

bertambahnya usia, maka terjadi pula perubahan pada kapasitas kerja dan

sistem kekebalan tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan. Pada usia tua,

2
tingkat kemampuan kerja kurang karena kondisi fisik semakin menurun

sehingga menyebabkan pekerja rentan untuk mengalami gangguan kesehatan.

Lebih dari 2 juta orang setiap tahun dilaporkan menderita sakit yang

disebabkan oleh pekerjaan. Percetakan adalah salah satu industri terbesar di

Inggris, mempekerjakan sekitar 170.000 orang di lebih dari 12.000 perusahaan.

Seperti tempat kerja lain, percetakan juga menyajikan serangkaian potensi

resiko kesehatan kepada para pekerja (BPIF, 1999 dalam Health and Safety

Executive, 2006).

Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar (2012)

menunjukkan bahwa pada tahun 2009 terdapat 30 industri percetakan dengan

111 pekerja. Tahun 2010 terdapat 22 industri percetakan dengan 82 pekerja.

Tahun 2011 terdapat 25 industri percetakan dengan 112 pekerja. Dari data

tersebut dapat dilihat bahwa setiap tahun terdapat sejumlah industri baru yang

bergerak di bidang percetakan. Bahan baku yang sering digunakan adalah tinta.

Bahan-bahan yang berpotensi menyebabkan iritasi kulit pada industri

percetakan, antara lain alkohol, alkali, bahan pengembang, tinta, lemak, lilin,

soda api, kaporit, larutan pencuci, hand cleanser, tiner, dan lain-lain.

Sedangkan bahan-bahan yang dapat menyebabkan kontak alergi, yaitu

potasium dikromat, formaldehid, cat, lem hidroquinon, dan lem perekat

(Health and Safety Executive, 2000).

Rebecca Ghosh (2013), seorang ilmuwan dari Imperial College

London bersama rekan-rekannya melalui penelitiannya menemukan bahwa 1

dari 6 kasus asma pada orang dewasa telah dikaitkan dengan lingkungan

3
tempat kerjanya. Penelitian tersebut melibatkan 7.500 orang dewasa di Inggris

yang lahir pada tahun 1958. Para peneliti memeriksa informasi tentang sejarah

pekerjaan peserta sampai dengan usia 42 tahun. Peneliti juga mengumpulkan

informasi tentang apakah peserta telah mengembangkan gejala asma atau

bronkitis pada usia 7, 11, 16, 33 dan 42 tahun. Peneliti mencatat

perkembangan asma pada orang dewasa yang menggeluti 18 jenis pekerjaan

yang berbeda, terutama pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia.

Kategori pekerjaan lain yang terkait dengan asma pada orang dewasa adalah

petani, penata rambut di salon, atau karyawan percetakan yang selalu terpapar

bahan kimia. Orang yang bekerja sebagai karyawan percetakan harus

menghirup udara yang tercemar tinta dan bahan kimia lain setiap hari, hal ini

meningkatkan risiko memburuknya asma hingga 3 kali lipat.

Health and Safety Exekutive (HSE) menyatakan bahwa antara tahun

2001 sampai 2002 terdapat sekitar 39.000 orang di Inggris terkena penyakit

kulit yang disebabkan oleh pekerjaan atau sekitar 80% dari seluruh penyakit

akibat kerja (Health and Safety Executive, 2006). Pekerja percetakan telah

diidentifikasi sebagai salah satu jenis pekerjaan dengan insiden dermatitis

yang tinggi dibandingkan jenis pekerjaan yang lain. Pekerja percetakan juga

memiliki risiko yang lebih besar untuk timbulnya dermatitis (Livesley dkk.,

2002).

Di antara 197 pekerja yang bekerja dalam hitungan jam yang dipilih

secara acak dari pabrik yang bising di Pittsburgh dengan intensitas lebih atau

sama dengan 89 dBA, ambang batas pendengaran rata-rata untuk orang yang

4
bekerja di ruangan percetakan secara bermakna lebih tinggi pada frekuensi 2,

3, dan 6 kHz (Helmkamp, 1984 dalam Jeyaratnam, 2010).

Kebisingan yang tinggi memberikan efek yang merugikan pada tenaga

kerja, terutama pada indera pendengaran. Tenaga kerja memiliki risiko

mengalami NIHL yang dapat terjadi secara perlahan-lahan dalam waktu lama

dan tanpa disadari. Penurunan daya pendengaran tergantung dari lamanya

pemaparan serta tingkat kebisingan, sehingga faktor-faktor yang menimbulkan

gangguan pendengaran harus dikurangi. Penelitian Sulistyanto (2004)

prevalensi NIHL pada masinis meningkat sesuai masa kerja dan paling banyak

setelah bekerja lebih dari 20 tahun.

Penelitian yang dilakukan oleh Budiyanto (1996) di percetakan

Yogyakarta menyimpulkan bahwa tinta cetak yang digunakan di percetakan

negeri Yogyakarta mengandung senyawa aniline. Dan dari pemeriksaan

pendahuluan terhadap kadar haemoglobine darah pada tenaga kerja yang

bekerja di ruang cetak percetakan negeri Yogyakarta menunjukkan adanya

penurunan kadar haemoglobine darah. Dari hasil pemeriksaan laboratorium,

semua tenaga kerja yang bekerja di ruang cetak positif mengandung

Methaemoglobine diatas kadar normal, dan kadar Methaemoglobine nya

berkisar Antenatal 44-68 gram %.

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuan Queensland University

menyatakan bahwa sepertiga dari 60 mesin printer yang diteliti memancarkan

materi partikel yang sangat kecil. begitu kecil sehingga mereka dapat

5
menyusup ke paru-paru dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan dari

iritasi pernafasan sampai penyakit kronis lebih (BBC News, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Riyadina dkk. (2008) mengenai

keluhan nyeri Musculoskeletal pada Pekerja Industri di Kawasan Industri Pulo

Gadung menunjukkan proporsi pekerja yang merasakan nyeri tertinggi

terdapat pada jenis industri garmen (65,2%), diikuti oleh industri percetakan

(63%) dan industri konstruksi (60%). Tingginya angka proporsi pekerja yang

mengalami nyeri akibat kerja perlu diperhitungkan karena hal ini dapat

menimbulkan dampak terhadap produktivitas kerjanya. Menurut Andra,

keluhan muskuloskeletal menunjukkan bahwa keluhan nyeri sendi dialami

oleh 66,9%, dengan nyeri lutut yang terbanyak yaitu sebesar 26,6%.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Hamid F (2012) tentang

keluhan dermatitis kontak pada pekerja percetakan di Kel.Ballaparang

Makassar menunjukkan bahwa dari 41 responden, terdapat 24 orang (58,5%)

yang mengalami dermatitis kontak (gangguan kulit) terhadap bahan kontak

yang berisiko, dan 17 orang (41,5%) yang tidak mengalami dermatitis kontak

terhadap bahan yang berisiko. Selain itu ada hubungan yang bermakna antara

penggunaan APD dengan dermatitis kontak (gangguan kulit) pada pekerja

percetakan.

Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang

Kesehatan pada pasal 164 menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja

ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari

gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

6
Pasal 165 ayat 1 juga menyebutkan bahwa pengelola tempat kerja wajib

melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,

peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. Selain itu pada ayat

2 disebutkan pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja

yang sehat dan menaati peraturan yang berlaku di tempat kerja.

Adanya keluhan yang dapat terjadi pada operator percetakan seperti

yang diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

gambaran keluhan gangguan kesehatan pada pekerja operator percetakan di

Kota Makassar. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih

lanjut untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dalam rangka

menyusun perencanaan dan program perlindungan terhadap pekerja

percetakan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang dan pokok

permasalahan di atas, adapun yang jadi masalah yang pertanyaan penelitian

adalah bagaimana gambaran keluhan gangguan kesehatan pada pekerja

operator percetakan di Kota Makassar.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran mengenai keluhan gangguan kesehatan

pada pekerja operator percetakan di Kota Makassar.

7
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendapatkan gambaran mengenai jenis keluhan gangguan

kesehatan pada pekerja operator percetakan di Kota Makassar

b. Untuk mendapatkan gambaran mengenai keluhan gangguan kesehatan

pada pekerja operator percetakan di Kota Makassar berdasarkan umur.

c. Untuk mendapatkan gambaran mengenai keluhan gangguaan kesehatan

pada pekerja operator percetakan di Kota Makassar berdasarkan masa

kerja

d. Untuk mendapatkan gambaran mengenai keluhan gangguan kesehatan

pada pekerja operator percetakan di Kota Makassar berdasarkan lama

kerja

e. Untuk mendapatkan gambaran mengenai keluhan gangguan kesehatan

pada pekerja operator percetakan di Kota Makassar berdasarkan jenis

percetakan.

f. Untuk mendapatkan gambaran mengenai keluhan gangguan kesehatan

pada pekerja operator percetakan di Kota Makassar berdasarkan unit

kerja

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi

pemerintah dan instansi terkait dalam upaya pengendalian beberapa

keluhan gangguan kesehatan pada pekerja operator percetakan, serta

memberi perhatian terhadap sektor informal yang terdapat di wilayah

8
tersebut agar memperhatikan masalah kesehatan yang terjadi pada

pekerjaannya.

2. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dasar bagi penelitian lebih

lanjut, menambah wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan sekaligus

sebagai bahan bacaan pada peneliti selanjutnya.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Bagi peneliti sendiri, penelitian ini merupakan pengalaman awal dan

bermanfaat bagi peneliti serta dapat pula memperluas wawasan serta

wadah mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki pada masyarakat.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Keluhan Kesehatan

Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang merasa terganggu

oleh kondisi kesehatan, kejiwaan, kecelakaan atau hal lain. Seseorang yang

menderita penyakit kronis dianggap mempunyai keluhan kesehatan walaupun

pada waktu survei (satu bulan terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh

penyakitnya (Badan Pusat Statistik, 2013).

B. Tinjauan Umum Tentang Industri Percetakan

Percetakan adalah sebuah proses industri untuk memproduksi secara

massal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan

sebuah mesin cetak. Dia merupakan sebuah bagian pentingn dalam penerbitan

dan percetakan transaksi. Banyak buku, koran, brosur, flyer dan majalah

sekarang ini biasanya dicetak menggunakan teknik percetakan offset. Gambar

yang akan dicetak di print di atas film lalu di transfer ke plat cetak. Warna-

warna bisa didapatkan dengan menimpakan beberapa pola warna dari setiap

pelat offset sekaligus. Teknik percetakan umum lainnya termasuk cetak relief,

sablon, rotogravure, dan percetakan berbasis digital seperti pita jarum, inkjet,

dan laser. Dikenal pula teknik cetak poly untuk pemberian kesan emas dan

perak ke atas permukaan dan cetak emboss untuk memberikan kesan menonjol

kepada kertas (Wikipedia, 2013).

10
C. Tinjauan Umum Tentang Jenis Percetakan

percetakan pertama kali ditemukan untuk mempermudah penduplikasian

Injil. Jika sebelumnya ditulis dengan tangan di ruang scriptoria, maka sejak

zaman renaisans manusia mulai berpikir untuk mempercepat proses ini lewat

produksi massal. Teknik cetak pertama kali yang dikenal dimulai dari Kota

Mainz, Jerman pada tahun 1440 yang merupakan sentra kerajinan uang logam

saat itu. Pertama kali metode cetak diperkenalkan oleh Johannes Gutenberg

dengan inspirasi uang logam yang digesekkan dengan arang ke atas kertas.

Jenis-jenis percetakan yaitu :

a. Thermography

Proses percetakan thermographic khusus, teknik pencetakan ini

bergantung pada pada panas untuk mencetak surat atau membuat

gambar pada selembar kertas. Teknik pencetakan ini juga

merupakan proses cetak dilakukan pasca sejalan dengan

pencetakan.

Jenis Proses Thermal Printing

1) Direct Thermal Printing. Proses: Metode ini melibatkan

melapisi kertas dengan bahan yang berubah warna ketika

dipanaskan.

2) Thermal Transfer Printing. Proses: Metode ini lebih kompleks

di mana pita meleleh dari pada selembar kertas saat pemanasan.

Hal ini juga dikenal sebagai termal transfer tinta cetak.

11
b. Screen Printing

Screen Printing merupakan percetakan yang menggunakan teknik

tipe khusus pencetakan yang menciptakan gambar tajam

menggunakan kain berpori dan sebuah stensil. Teknik pencetakan

layar dapat ditelusuri kembali ke awal abad ke-19 dan mendapatkan

popularitas selama perang dunia pertama untuk membuat spanduk

dan pencetakan bendera.

c. Offset Printing

Offset printing adalah salah satu jenis teknik percetakan yang

paling umum digunakan oleh sejumlah industri. Meskipun mesin

cetak ini, peralatan yang mahal dengan tingginya biaya setup,

proses pencetakan pengeluaran nominal. Teknik cetak offset cukup

terkenal, karena kualitas pencetakan yang lebih tinggi dan volume

besar pencetakan.

Proses Offset Printing yaitu : Proses melibatkan menyebarkan tinta

pada pelat logam dengan terukir gambar, yang kemudian ditransfer

ke permukaan perantara (karet selimut). Hal ini akhirnya diterapkan

pada kertas dengan menekan itu terhadap permukaan menengah

(karet selimut).

Jenis Offset Printing

1) Sheet Fed Offset Printing

2) Web Offset Printing

12
d. Percetakan Letterpress

Teknik Percetakan letterpress adalah salah satu teknik pencetakan

tertua yang digunakan sejak abad ke-13. Proses percetakan

letterpress adalah proses pencetakan yang hurufnya melibatkan

mencetak gambar oleh bantuan jenis pelat cetak dimana gambar

atau wilayah pencetakan dinaikkan di atas area non-cetak. Tinta ini

diterapkan pada roller, yang selanjutnya meneruskannya ke tinta

yang terpisah.

e. Gravure Printing

Teknik pencetakan gravure digunakan untuk pencetakan jangka

panjang dengan lebih tajam, halus dan gambar yang jelas. Jenis

pencetakan umumnya digunakan untuk pencetakan volume tinggi

kemasan, wallpaper dan cepat-giftwraps pengeringan

menggunakan tinta . Walaupun tidak secara luas digunakan,

pencetakan gravure juga menemukan aplikasi dalam pencetakan

majalah, kartu ucapan, dan volume tinggi cetak iklan kampanye.

f. Flexography

Flexography adalah teknik pencetakan besar, yang secara luas

digunakan oleh mesin cetak flexography, untuk mencetak bahan

kemasan. Teknik pencetakan flexography, untuk mencetak pada

sejumlah bahan dan produk termasuk kotak bergelombang, melipat

karton, multi-dinding karung, kertas karung, kantong plastik dll.

Flexography digunakan untuk pencetakan pada berbagai bahan

13
termasukj plastik, kertas,dll. Hal ini pencetakan pada berbagai

bahan termasuk plastik, kertas dll. Hal ini pencetakan jenis proses

dan teknik penggunaan fleksibel membuat pelat cetak yang terbuat

dari karet atau plastik.

g. Embosse/ Timbul

Percetakan timbul juga disebut Blind Printing atau Relief Printing.

Teknik pencetakan timbul memungkinkan pemindahan teks atau

gambar sebagai bantuan ke berbagai substrat termasuk kertas,

kardus dan logam foil. Proses pencetakan yang timbul menciptakan

gambar tiga dimensi atau desain dan dilakukan melalui penerapan

panas dan tekanan. Pencetakan timbul dapat dengan mudah

dilakukan melalui penggunaan mesin timbul dan mesin letterpress,

teknik ini dapat diterapkan pada tekstil dan logam juga.

h. Elektrostatistik Percetakan

Teknik pencetakan elektrostatistik adalah jenis pencetakan

dilakukan teknik tanpa piring, tinta atau tipe bentuk. Kertas dilapisi

dengan lapisan tipis dari seng oksida, menjadikannya sebagai

isolator dalam gelap dan secara bersamaan konduktor listrik ketika

terkena cahaya.

i. Digital Printing

Digital printing tidak menggunakan piring, film untuk

menghasilkan gambar, itu menggunakan teknologi digital imaging

14
untuk memberikan kulaits tinggi pencetakan. Teknik ini sangat

tepat untuk pekerjaan pencetakan kecil. Metode pencetakan

pengaturan menghilangkan berbagai biaya yang diperlukan dalam

proses pencetakan lainnya termasuk membuat film, piring yang

melibatkan reproduksi gambar digital pada permukaan fisik

termasuk kertas, film, plastik, kain, dll.

Proses Produksi

Secara garis besar proses produksi diawali dengan adanya

order/pemesanan dalam bentuk gambar atau tulisan yang akan dicetak,

kemudian dilakukan proses disain terlebih dahulu agar kegiatan sesuai

dengan jadwal yang direncanakan dan dapat mencapai efektivitas efisiensi

pada proses produksi yang dimaksud berlangsung tahap demi tahap

sebagai berikut:

a. Proses desain

Proses desain berlangsung setelah adanya pesanan (order), baik

dalam bentuk gambar atau tulisan. Setelah ada order dilakukan

perencanaan yang lebih teliti.

b. Proses setting/ lay out/ penataan huruf

Proses ini dilakukan untuk penataan huruf dan gambar agar sesuai

dengan desain/ perencanaan yang telah disusun sebelumnya.

c. Proses reproduksi film

Dalam tahap ini dilakukan pemotretan untuk gambar dan tulisan

yang sudah ditata, selanjutnya diproses dengan menggunakan film

15
processor sebagai film positif. Pada saat proses produksi film ini

mengeluarkan limbah cair.

d. Pembuatan pelat processor

Ini adalah proses pembuatan pelat offset, dimana film yang sudah

jadi dicopy di atas lembaran pelat aluminium dengan menggunakan

pelat processor yang menggunakan campuran bahan kimia dengan

tujuan untuk memperjelas gambar. Pada saat proses pembuatan pelat

ini juga menghasilkan limbah cair.

e. Proses cetak lembaran dan cetak gulungan

Dalam tahap ini pelat offset dipotong pada mesin cetak sheet untuk

mencetak pada kertas lembaran dengan menggunakan mesin web

untuk mencetak kertas gulungan.

f. Proses finishing

Pada proses penyelesaian akhir cetakan dilakukan di atas lembaran

rol-rol kertas tersebut dan dipotong sesuai dengan bentuk pesanan.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan, baru diteruskan dengan penjilidan.

Pada proses finishing ini menghasilkan limbah padat dari potongan

kertas.

Teknik- teknik percetakan

Teknik percetakan umum lainnya termasuk cetak relief, sablon,

rotogravure, dan percetakan berbasis digital seperti pita jarum, inkjet, dan

laser. Dikenal pula teknik cetak poly untuk pemberian kesan emas dan

16
perak ke atas permukaan dan cetak emboss untuk memberikan kesan

menonjol kepada kertas.

Jenis-jenis teknik dalam produksi cetak terbagi atas :


a. Teknik cetak tinggi atau biasa disebut juga letterpress/ Boekdruk/

Buchdruk, yaitu bagian yang mencetak/ image (BM) lebih tinggi dari

bidang yang tidak mencetak / non-image (BTM)

b. Teknik cetak dalam atau biasa disebut disebut dengan Rotogravure/

Intaglio printing, yaitu bagian yang mencetak/ image (BM) lebih

rendah dari bidang yang tidak mencetak/ non-image (BTM)

c. Teknik cetak saring atau yang biasa kita jumpai yakni sablon/ screen

printing, yaitu bagian yang mencetak/ image (BM) berbeentuk

saringan atau lubang.

d. Teknik cetak datar atau disebut juga cetak offset/ offset printing, yaitu

bagian yang mencetak/ image (BM) sama tinggi dari bidang yang

tidak mencetak/ non-image (BTM).

D. Tinjauan Umum Tentang Keluhan Kesehatan pada Operator Percetakan

Industri percetakan adalah industri yang semakin berkembang pesat di

zaman modern seiring dengan bertambahnya waktu. Tapi seiring dengan

berkembangnya industri percetakan maka risiko kesehatan juga semakin besar.

Pekerja adalah bagian yang paling penting dari setiap proses bisnis dan sangat

mepengaruhi kualitas dari produk dan pelayanan yang dihasilkan. Kerugian

akan timbul apabila manusia tersebut cedera/sakit. Kerugian yang ditimbulkan

antara lain berupa biaya langsung dan kualitas pelayanan yang dihasilkan oleh

manusia tersebut.

17
Mayoritas bahan tinta yang digunakan dalam percetakan terdiri dari

tiga komponen utama, yaitu zat aditif yang terdiri dari pengering, lilin, dan

alat bantu pembasahan, pigmen dengan karbon hitam menjadi yang paling

umum, dan apa yang disebut pernis, yang terdiri dari resin dan pelarut dengan

lilin berbagai peliat, dan menggunakan alat untuk membawa dan mentransfer

pigmen melalui mesin cetak dan. dengan saham cetak. Bahan ini termasuk

berbahaya karena apabila sering terhirup atau tersentuh kulit maka dapat

menyebabkan gangguan pada paru-paru dan kulit.

Keluhan kesehatan yang dapat terjadi di industri percetakan antara lain

disebabkan oleh faktor-faktor seperti bahan kimia yang digunakan serta

limbahnya, faktor fisik seperti bising, faktor ergonomi seperti pekerjaan yang

statis, cara kerja, maupun faktor lingkungan seperti tempat kerja yang tidak

bersih.

Jenis-Jenis keluhan pekerja yang pada umumnya dapat ditemukan di

industri percetakan antara lain :

1. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan

(substansi) yang menempel pada kulit. Dermatitis kontak adalah dermatitis

akibat kontak langsung kulit dengan iritan atau alergen yang berasal dari

lingkungan. Dermatitis kontak adalah penyakit kulit akibat kerja yang

paling sering ditemukan, penyakit ini merupakan reaksi eksema terhadap

kontak terhadap lingkungan ( Djuanda, dkk, 1999).

18
Dermatitis kontak, baik dermatitis kontak iritan maupun dermatitis

kontak alergi dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan

umur, ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak cukup

banyak namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan

antara lain banyaknya penderita dengan kelainan kulit ringan tidak datang

berobat atau bahkan tidak mengeluh (Djuanda, dkk, 1999).

Gejala-gejala dermatitis kontak akibat kerja biasanya ditandai

dengan :

1) Gatal, rasa terbakar, eritema, disertai dengan edema, popula,

vesikula dan rembesan atau basah.

2) Pada fase sub akut, perubahan vesikuler belum terlalu merata dan

bergantian dengan pecah, mengering, membentuk fisura atau

pengelupasan.

3) Jika terjadi reaksi berulang atau penderita terus-menerus

menggaruk kulitnya, maka akan terjadi perubahan warna kulit,

mungkin disertai dengan infasi bakteri sekunder.

Efek dari dermatitis kontak sangat bervariasi, mulai dari

kemerahan yang ringan dan berlangsung sekejap sampai pada pembekakan

hebat dan lepuhan kulit. Ruam seringkali terdiri dari lepuhan kecil yang

terasa gatal (vesikel). Pada awalnya ruam hanya terbatas di daerah kontak

langsung dengan allergen (zat penyebab terjadinya reaksi alergi), tetapi

selanjutnya ruam bisa menyebar (Djuanda, dkk, 1999).

2. Gangguan Pendengaran/ Hearing Loss

19
Gangguan Pendengaran disebabkan oleh kebisingan yang

menyebabkan penurunan daya dengar dari paparan suara keras selama

periode waktu tertentu. Tingkat kebisingan lebih besar dari 85dB (A) rata-

rata selama periode delapan jam dapat menyebabkan kerusakan pada

pendengaran pekerja. Kerusakan yang disebabkan mungkin permanen dan

tidak dapat diubah. Efek kesehatan lainnya dapat berkembang termasuk

tinnitus (telinga berdenging) atau stres karena tidak mampu berkomunikasi

secara efektif. Gangguan pendengaran di Industri Percetakan biasanya

disebabkan oleh mesin yang melebihi nilai ambang batas.

3. Gangguan Pernafasan

Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya

pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh. Proses pernapasan dapat

terganggu jika ada salah satu alat pernapasan mengalami gangguan.

Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh polusi bahan kimia percetakan

yang terhirup oleh pekerja.

Salah satu yang dapat merusak paru-paru adalah laser printer. Dari

penelitian yang dilakukan oleh ilmuan Queensland University, meeka

menyatakan bahwa sepertiga dari 60 mesin printer yang diteliti

memancarkan materi partikel yang sangat kecil. begitu kecil sehingga

mereka dapat menyusup ke paru-paru dan menyebabkan berbagai masalah

kesehatan dari iritasi pernafasan sampai penyakit kronis lebih.

20
4. Musculoskeletal Disorders

Musculoskeletal disorder adalah gangguan pada bagian otot

skeletal yang disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara

berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan

menyebabkan keluhan pada sendi, ligamen dan tendon. Muskuloskeletal

yang dirasakan bisa ringat sampai berat. Apabila otot menerima beban

statis secara berulang dan dalam waktu yg lama akan menyebabkan

kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon (MSDs). Penyebabnya antara

lain aktivitas berulang tanpa relaksasi, kesesuaian antara alat dan stasiun

kerja dengan tubuh pekerja, sikap kerja tidak alamiah, dsb.

MSDs dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk pada bagian

tubuh dengan gejala dan penyebab yang berbeda-beda, seperti kondisi-

kondisi yang dijelaskan dibawah ini:

a) Tendinitis merupakan peradangan hebat atau iritasi pada urat/sendi

yang berkembang ketika otot secara berulang-ulang terpajan oleh

penggunaan berlebih dan kejanggalan penggunaan tangan,

pergelangan, lengan dan bahu.

b) Carpal Tunnel Syndrome (CTS) berupa tekanan pada syaraf di

pergelangan tangan yang dikelilingi jaringan dan tulang yang dapat

menyebabkan pernutup sendi/urat ataupun urat sendi yang

mengalami iritasi dan pembengkakan. Gejalanya ditandai dengan

seperti rasa sakit pada pergelangan tangan, perasaan tidak nyaman

21
pada jari-jari dan mati rasa/kebas. CTS dapat menyebabkan

sulitnya seseorang menggenggam sesuatu pada tangannya.

c) Trigger Finger berupa tekanan yang berulang pada jari-jari (pada

saat menggunakan alat kerja yang memiliki pelatuk) dimana

menekan tendon secara terus menerus hingga ke jari-jari dan

mengakibatkan rasa sakit dan tidak nyaman pada bagian jari-jari.

d) Tenosynovitis yaitu sebuah peradangan hebat atau iritasi pada

penutup urat/sendi yang berhubungan dengan gerakan flexion dan

extension dari pergelangan tangan.

e) Synovitis yaitu peradangan atau iritasi lapisan synovial (lapisan

tulang sendi).

f) DeQuervains disease yaitu tipe synovitis yang terjadi pada ibu jari

kaki atau nyeri pada telapak tangan. Penyebabnya yaitu gerakan

repetitif pada tangan dan gripping dengan menggunakan tenaga.

g) Bursitisis yaitu peradangan atau iritasi, kaku, nyeri yang terjadi

pada jaringan penyambung di sekitar sendi, biasanya terjadi pada

bahu dan disebabkan karena gerakan berulang.

h) Epicondylitis sakit pada siku berhubungan dengan rotasi berlebih

dari lengan bawah atau membengkokan pergelangan tangan secara

berlebih.

i) Thorac Outlet syndrome yaitu tekanan pada system syaraf atau

saluran pembuluh darah antara tulang iga pertama, clavicle (tulang

leher), otot-otot thorax dan bahu. Gejalanya berupa nyeri, mati rasa

22
dan bengkak pada tangan. Penyebabnya karena membawa beban,

flexion pada bahu dan bekerja dengan posisi lengan diatas bahu

terus menerus.

j) Cervical radiculapathy yaitu tekanan dasar system syaraf pada

leher yang ditandai dengan gejala Ischaemania dan rasa sakit

seperti oedema. Penyebanya postur statis dan beban statis.

k) Ulnar nerve entapment yaitu tekanan pada syaraf ulnar pada

pergelangan. (Pulat, 1997; Grieco, 1998; Canadian Centre of

Occupational Health and Safety (CCOHS), 2005 dalam Maijunidah,

2010).

Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan sakit, nyeri, pegal-pegal dan

lainnya pada sistem otot (muskuloskeletal) seperti tendon, pembuluh darah,

sendi, tulang, syaraf dan lainnya yang disebabkan oleh aktivitas kerja

(Fitrihana, 2008 dalam Maijunidah 2010). Sedangkan menurut Tarwaka et al

(2004) dalam Maijunidah (2010), keluhan musculoskeletal adalah keluhan

pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari

keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis

secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan

keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament, dan tendon.

23
Bahan-bahan Kimia berisiko pada industri Percetakan

Adapun bahan kimia yang dapat berisiko digunakan pada industri

percetakan yaitu :

1. Thinner

Fungsi : Digunakan sebagai bahan pelarut pada material finishing,

pencampuran dengan bahan-bahan lain dalam waktu pengeringan.

Efek pada kulit : Apabila digunakan berulang kali atau

berkepanjangan dapat menyebabkan hilangnya lemak alami dari

kulit, yang mengakibatkan radang kulit.

2. Solven

Fungsi :Digunakan melarutkan suatu bahan finishing.

Efek pada kulit : Menyebabkan iritasi kulit ringan yang

berkepanjangan, dan apabila kontak berulang dapat mengeringkan

kulit, terbakar, pengeringan pada kulit.

3. Cat extender

Fungsi : cat yang digunakan pada teknik penyablonan.

Efek pada kulit : Apabila kontak berulang atau terlalu lama bisa

menyebabkan iritasi dan dermatitis.

4. Cat rubber

Fungsi : digunakan khusus untuk sablon di atas kain gelap.

Efek pada kulit : Menyebabkan iritasi jika kontak dengan kulit

lama dan berulang kali.

24
5. M3 cairan seperti thinner

Fungsi : digunakan untuk pencampuran tinta kertas.

Efek pada kulit : Dapat mengakibatkan iritasi pada kulit jika kontak

lama dan berulang dengan bahan ini.

E. Tinjauan Umum Tentang Umur

Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu beban kerja,

lingkungan kerja, dan kapasitas kerja. Umur dapat mempengaruhi kapasitas

kerja seorang pekerja. Secara umum, diketahui bahwa beberapa kapasitas fisik

seperti pendengaran dan kecepatan reaksi menurun sesudah umur 40 tahun atau

lebih. Kapasitas aerobik maksimum seorang laki-laki terjadi pada umur 20-30

tahun dan pada usia 70 tahun nilainya menjadi setengah dari yang berusia 20

tahun. Sedangkan pada wanita puncaknya ditemukan pada masa pubertas,

tetapi penurunan terjadi saat menopause (Sumamur, 1994).

Terjadinya penurunan kapasitas fisik dan terjadinya perubahan sistem

dan fungsi pada alat-alat tubuh karena bertambahnya usia, maka terjadi pula

perubahan pada kapasitas kerja dan sistem kekebalan tubuh yang dapat

mempengaruhi kesehatan. Pada usia tua, tingkat kemampuan kerja kurang

karena kondisi fisik semakin menurun sehingga menyebabkan pekerja rentan

untuk mengalami gangguan kesehatan. Faktor umur berperan penting dengan

kejadian penyakit akibat kerja, dengan bertambahnya umur, potensi

kemungkinan untuk terpapar terhadap suatu sumber infeksi, tingkat imunitas

kekebalan tubuh, aktivitas fisologis berbagai jaringan yang mempengaruhi

perjalanan penyakit seseorang.

25
Umur kronologis manusia dapat digolongkan dalam berbagai masa

yakni masa anak-anak, remaja, dan dewasa. Masa dapat dibagi menjadi

dewasa muda (18-30 tahun), dewasa setengah baya (31-60 tahun) dan masa

lanjut usia (lebih dari 60 tahun).

Menurut WHO tua itu menjadi empat bagian yaitu :

1. Middle age (umur 45 tahun hingga 49 tahun)

2. Elderly (umur antara 60 tahun hingga 74 tahun)

3. Old (umur antara 75 tahun hingga 90 tahun)

4. Very old (umur diatas 90 tahun)

Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka

yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun dikelompokkan sebagai

tenaga kerja. Sedangkan mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia

di atas 64 tahun dianggap sebagai penduduk di luar usia, dan bukan sebagai

tenaga kerja. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut

usia) dan anak-anak. Kelompok usia ini bukanlah kelompok usia produktif

dalam bekerja.

F. Tinjauan Umum Tentang Lama Kerja

Lama kerja dapat didefinisikan sebagai lamanya pekerja melakukan

pekerjaannya dalam sehari. Seseorang yang bekerja terus-menerus pada suatu

saat pasti akan mengalami keluhan kesehatan akibat pekerjaan yang

dilakukannya.

Lama kerja bagi seseorang menentukan efisiensi dan produktivitas.

Lamanya seorang bekerja sehari secara baik umumya 6-8 jam. Sisanya 16-18

26
jam dipergunakan untuk kehidupan keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur,

dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan biasana

disertai dengan penurunan produktivitas serta kecenderungan untuk timbulnya

kelelahan, penyakit serta kecelakaan. Dalam seminggu seseorang biasanya

dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam. Lebih dari itu biasanya terlihat

kecenderungan tubuhnya pada hal-hal negatif (Sumamur, 1994).

UU tentang lamanya jam kerja dibicarakan dalam Paragraf 4 UU No.

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 77 ayat (1) UUK mewajibkan

setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam

kerja ini telah diatur oleh pemerintah yaitu:

1. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk

6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu

untuk 5 (lima hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

Apabila pekerja melakukan pekerjaan melebihi waktu yang ditentukan

di atas, maka jam kerjanya itu akan dianggap sebagai jam lembur. Akan tetapi,

ketentuan waktu kerja tersebut tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan

tertentu seperti misalnya pekerjaan di pengeboran minyak lepas pantai, sopir

angkutan jarak jauh, penerbangan jarak jauh, pekerjaan di kapal (laut), atau

penebangan hutan (lihat Penjelasan Pasal 77 ayat [3] UUK)

Di sisi lain, ada pula pekerjaan-pekerjaan tertentu yang harus

dijalankan terus-menerus, termasuk pada hari libur resmi (Pasal 85 ayat [2]

UUK). Pekerjaan yang terus-menerus ini kemudian diatur dalam

27
Kepmenakertrans No. Kep-233/Men/2003 Tahun 2003 tentang Jenis dan Sifat

Pekerjaan yang Dijalankan Secara Terus Menerus. Dan dalam penerapannya

tentu pekerjaan yang dijalankan terus-menerus ini dijalankan dengan

pembagian waktu kerja ke dalam shift-shift.

Suatu pekerjaan biasa tidak terlalu berat atau ringan, produktivitas

mulai menurun sesudah 4 jam bekerja. Keadaan ini terutama sejalan dengan

menurunnya keadaan gula dalam darah. Untuk hal ini pekerja perlu istirahat

dan diberikan kesempatan untuk makan yang meningkatkan kembali bahan

bakar di dalam tubuh. Oleh sebab itu, istirahat setengah jam sesudah 4 jam

bekerja sangat penting artinya.

G. Tinjauan Tentang Masa Kerja

Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja pada suatu

organisasi, lembaga dan sebagainya. Masa kerja seseorang dalam organisasi

perlu diketahui karena masa kerja merupakan salah satu indikator tentang

kecenderungan para pekerja dalam melaksanakan aktivitas kerjanya. Misalnya

agar produktivitas kerja, semakin lama seseorang bekerja maka semakin tinggi

pula produktivitasnya karena semakin berpengalaman dan mempunyai

keterampilan yang baik dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan

kepadanya.

Pengertian masa kerja adalah sebagai pengalaman kerja yaitu lamanya

seseorang bekerja di suatu instansi atai organisasi yang dihitung sejak pertama

kali bekerja, semakin lama bekerja seseorang, tenaga kerja akan semakin

dianggap berpengalaman.

28
Perhitungan masa kerja adalah dihitung sejak adanya hubungan kerja

antara pekerja dan pengusaha atau sejak pekerja pertama kali mulai bekerja di

perusahaan tertentu dengan berdasarkan pada Perjanjian Kerja. Hal ini

merujuk pada Pasal 50 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan :

Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha

dan pekerja/buruh.

Perjanjian Kerja yaitu perjanjian antara pekerja/buruh dengan

pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan

kewajiban para pihak sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 14 UUK.

Menurut Pasal 56 ayat (1) UUK perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu

(PKWT) atau untuk waktu tidak tertentu ( PKWTT).

Dengan demikian pekerja dengan PKWT yang kemudian diangkat

menjadi pekerja dengan PKWTT, selama masih dalam 1 (satu) perusahaan,

masa kerja dihitung sejak pertama kali adanya hubungan kerja antara pekerja

dan pengusaha.

Seseorang bekerja dengan baik dipengaruhi oleh masa kerjanya.

Kemampuan fisik dan ketahanan tubuh seseorang akan berangsur-angsur

menurun seiring dengan bertambahnya masa kerjanya. Semakin lama mereka

bekerja di suatu tempat maka semakin besar kemungkinan terpapar oleh

faktor-faktor lingkungan fisik maupun kimia yang dapat menimbulkan

ganggguan kesehatan atau penyakit akibat kerja sehingga berakibat

menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja karyawan.

29
Tarwaka (2004) menyebutkan bahwa dari keseluruhan keluhan yang

dirasakan, tenaga kerja dengan masa kerja kurang dari 1 tahun paling banyak

mengalami keluhan. Kemudian keluhan tersebut berkurang pada tenaga kerja

setelah bekerja selama 1-5 tahun. Namun, keluhan akan meningkat pada

tenaga kerja setelah bekerja dengan masa kerja lebih dari 5 tahun.

H. Tinjauan Umum Tentang Unit Kerja

Yang dimaksud dengan unit kerja adalah sebuah satuan organisasi,

struktural maupun fungsional, didalam struktur yang ada, dilengkapi dengan

bagan organisasi, uraian tugas dan penetapan tenaga didalamnya. Lingkungan

kerja dan jenis pekerjaan yang bervariasi memiliki berbagai macam faktor

bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan para

karyawannya.

Tuntutan tugas tergantung kepada sifat dan jenis tugas, organisasi, dan

lingkungan dimana tugas tersebut dilakukan. Untuk unit pekerjaan dengan

tuntutan tugas yang kompleks dan sulit, maka efisiensi kerja optimum tercapai

apabila terjadi keseimbangan antara kemampuan pekerja dengan tuntutan

tugas. Efisiensi kerja akan terus meningkat selama masih berada di bawah

batas kemampuan pekerja dan menurun segera apabila melampaui

kemampuan pekerja. Dengan demikian, lingkungan dimana tempat kerja

melaksanakan kegiatan sehari-hari harus dapat mendukung kesehatan dan

keselamatan serta kenyamanan baginya agar dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan efisien dan produktif (Aditama, 2001).

30
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Karyawan yang bekerja di industri percetakan memiliki risiko berbahaya

baik bahaya fisik, kimia, biologi, maupun ergonomi yang dapat mempengaruhi

kesehatannya. Dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja dan menjamin

keselamatan kerja tenaga kerja yang bekerja di industri percetakan, perlu

diupayakan pemakaian alat pelindung diri (masker dan sarung tangan) pada

waktu bekerja, menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan kerja serta

mengfungsikan sirkulasi udara/ventilasi yang ada, dan peningkatan status

kesehatan tenaga kerja tersebut agar tidak ada keluhan kesehatan dari pekerja.

Percetakan merupakan industri informal, dan sangat jarang diperhatikan

oleh pemerintah maupun petugas kesehatan terutama mengenai kesehatan dan

keselamatan kerja pegawainya. Hal ini harusnya mendapat perhatian lebih

karena pekerjaan di industri percetakan juga memiliki risiko bahaya kesehatan

yang dapat mempengaruhi produktivitas pekerja.

Penelitian ini secara khusus akan membahas mengenai keluhan kesehatan

pada pekerja operator yang bekerja di industri percetakan. Adapun variabel

yang akan diteliti sebagai berikut :

31
1. Umur

Umur berpengaruh pada daya tahan tubuh manusia seiring

bertambahnya waktu, umur pekerja lebih tua menjadi rentan terhadap

bahan iritan dan kemampuan kerja sehingga umur dapat menjadi faktor

risiko terjadinya keluhan kesehatan pada pekerja percetakan.

2. Lama Kerja

Lama kerja mempengaruhi timbulnya risiko berbagai keluhan

penyakit pada pekerja percetakan. Karena semakin lama pekerja

bekerja dalam satu hari semakin besar risiko terpapar bahayanya.

3. Masa Kerja

Semakin lama bekerja di suatu tempat maka semakin besar

kemungkinan terpapar lingkungan kerja baik fisika, kimia, biologi, dan

sebagainya. Masa kerja biasanya dihitung dengan satuan tahun

4. Jenis Percetakan

Tiap-tiap jenis percetakan mempunyai prosedur dan penggunaan bahan

yang berbeda. Sehingga tiap-tiap jenis percetakan memiliki bahaya

terhadap kesehatan yang berbeda-beda.

5. Unit Kerja

Unit kerja merupakan bagian tempat melakukan pekerjaan. Jika unit

kerja yang bervariasi maka bahaya terhadap kesehatan yang

ditimbulkan di tiap unit kerja berbeda pula.

32
6. Keluhan Kesehatan

Keluhan gangguan kesehatan yaitu Perasaan tidak nyaman atau sakit

sering dialami oleh pekerja berhubungan dengan ketidaksesuaian

antara lingkungan kerja, beban kerja, dan kapasitas kerja itu sendiri.

Pada umumnya keluhan kesehatan yang biasa dialami oleh pekerja

percetakan adalah dermatitis, hearing loss, muskuloskeletal disorders,

gangguan pernafasan, dll.

B. Kerangka Konsep Penelitian

Umur

Lama Kerja

Keluhan Gangguan
Masa Kerja Kesehatan pada
Karyawan Percetakan

Jenis Percetakan

Unit Kerja

Gambar 1. Kerangka konsep

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Jenis Percetakan

Beberapa jenis percetakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

digital printing, offset printing, screen printing, digital dan offset printing,

digital dan screen printing, offset dan screen printing, serta digital offset

dan screen printing.

33
2. Unit Kerja

Unit kerja adalah tempat atau bagian tempat melakukan pekerjaan. Secara

umum terdiri atas unit pracetak, unit produksi atau mencetak, dan unit

finishing yang senantiasa saling bersinergi untuk menghasilkan produk

berkualitas.

3. Keluhan Gangguan Kesehatan pada Karyawan Percetakan

Keluhan kesehatan didefinisikan adanya keluhan yang dialami dan

dirasakan seperti dermatitis, gangguan pernafasan, mengalami gangguan

pendengaran (sementara atau permanen), MSDS dan sebagainya yang

dialami akibat pekerjaan di industri percetakan.

Kriteria Objektif:

a. Ada Keluhan : jika karyawan pernah atau mengalami 1

keluhan gejala dermatitis, gejala gangguan pendengaran, gejala

muskuloskeletal disorders, dan gejala-gejala lain.

b. Tidak Ada Keluhan : jika karyawan tidak pernah mengalami

keluhan keluhan gejala dermatitis, gejala gangguan pendengaran,

gejala musculoskeletal disorders, dan gejala-gejala lain

4. Umur

Umur dalam penelitian ini adalah identitas responden yang dihitung sejak

lahir sampai diadakannya penelitian. Kategori pada variabel ini didasarkan

pada teori Tarwaka (2004) yang menyatakan kemampuan fisik seseorang

dicapai pada saat usia antara 25-30 tahun. Menurut Undang-Undang

34
Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka yang berusia antara 15 tahun

sampai dengan 64 tahun dikelompokkan sebagai tenaga kerja.

5. Lama kerja

Lama kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lamanya pekerja

melakukan pekerjaannya dalam sehari. Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, lama kerja karyawan

untuk melakukan pekerjaan adalah 8 jam perhari atau 40 jam perminggu,

dapat dilaksanakan siang hari dan/atau malam.

Kriteria Objektif

a. Lama : Bila pekerja bekerja > 8 jam sehari.

b. Tidak lama : Bila pekerja bekerja 8 jam sehari.

6. Masa Kerja

Masa kerja adalah lama waktu tenaga kerja bekerja di perusahaan yang

dihitung sejak mulai bekerja di tempat tersebut sampai saat penelitian

dilakukan dan diukur dengan satuan tahun.

35
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan

menggambarkan atau mendeskripsikan bagaimana gambaran keluhan

kesehatan pada karyawan percetakan di kota Makassar tahun 2013.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah industri percetakan di Kota

Makassar tahun 2013 yang dimulai pada bulan April 2013. Adapun

pertimbangan memilih lokasi yakni:

1. Industri percetakan baru yang terdata di Kota Makassar setiap tahunnya

bertambah.

2. Belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya tentang keluhan kesehatan

di industri percetakan di Kota Makassar.

3. Kota Makassar merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan

merupakan ibukota di Provinsi Sulawesi Selatan dengan pemanfaatan jasa

percetakan yang cukup besar dibanding kota lainnya yang ada di Sulawesi

Selatan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 305 karyawan dari 77

industri percetakan yang terdata di Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Makassar berdasarkan data dari tahun 2009-2011.

36
2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah karyawan di percetakan yang

bertugas sebagai operator pencetakan sebanyak 146 responden dari 66

percetakan. Cara penarikan sampel menggunakan purposive sampling,

yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada pertimbangan atau kriteria

tertentu yang ditentukan peneliti. Adapun kriteria dari sampel penelitian

yaitu :

a. Petugas yang bertugas sebagai operator.

b. Pekerja yang berstatus sebagai pekerja tetap dalam percetakan

D. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari

wawancara responden dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur.

Terlebih dahulu diberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan

penelitian dan penjelasan tentang kuesioner, cara pengisiannya dan

ditanyakan kepada responden bila ada hal-hal yang kurang dimengerti.

2. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari data jumlah

industri percetakan di Kota Makassar yang diperoleh dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar.

E. Pengolahan dan Penyajian Data

Data yang terkumpul diolah menggunakan program SPSS. Data yang

telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

37
1. Pemeriksaan Data (Editing)

Pemeriksaan data dilakukan dengan pengecekan kelengkapan pada

data yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam

pengumpulan data akan diperbaiki dan dikoreksi.

2. Pemberian Kode (Coding)

Setelah data diperbaiki dan dikoreksi, selanjutnya diberi kode atau

tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk memasukkan data ke

dalam tabel sehingga memudahkan mengidentifikasi variabel penelitian.

3. Tabulating

Mengelompokkan data yang telah terkumpul ke dalam bentuk tabel

distribusi dan narasi.

4. Analisis data

Analisis data menggunakan analisis univariat yaitu hasil penelitian

akan dideskripsikan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan analisa

presentasi serta menggunakan tabel tabulasi silang untuk menggambarkan

keluhan gangguan kesehatan yang terdapat pada operator percetakan di

Makassar.

38
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga tepatnya di

industri percetakan yang tersebar di Kota Makassar mulai tanggal 1 15 April

2013. Responden yang diteliti adalah seluruh karyawan yang bertugas sebagai

operator di percetakan, dengan jumlah responden 146 orang dari 66

percetakan. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara langsung

menggunakan kuesioner di mana penelitian ini adalah untuk menggambarkan

keluhan gangguan kesehatan pada karyawan operator percetakan di kota

Makassar tahun 2013.

Dari jumlah populasi percetakan yang akan di data sebanyak 77

percetakan, hanya 66 percetakan yang bisa didata karena dari 77 jumlah

percetakan tersebut beberapa percetakan tidak bersedia diwawancarai.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, maka distribusi

data yang diperoleh sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi tingkat pendidikan

dan jenis kelamin. Adapun distribusi responden berdasarkan karakteristik

responden, sebagai berikut:

39
a. Tingkat Pendidikan

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pada Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar
Tahun 2013

Tingkat
n %
Pendidikan
Tidak Sekolah 5 3,4
SD 3 2,1
SMP 17 11,6
SMA 88 60,3
SMK 9 6,2
Diploma 3 2,1
S1 21 14,4
Total 146 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 146 responden,

sebagian besar responden berpendidikan SMA, yaitu sebanyak 88

orang (60,3%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada
Pekerja Operator Percetakan Di
Kota Makassar Tahun 2013

Jenis Kelamin n %
Laki-laki 114 78,1
Perempuan 32 21,9
Total 146 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 146 responden,

persentase responden laki-laki lebih banyak dari perempuan, yaitu

sebanyak 114 orang (78,1 %) sedangkan persentase responden

perempuan sebanyak 32 orang (21,9%).

40
2. Distribusi Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini meliputi umur, masa kerja, lama

kerja, unit kerja, jenis percetakan dan keluhan kesehatan. Adapun

distribusi responden berdasarkan variabel penelitian sebagai berikut :

a. Umur

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada Pekerja
Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013

Umur
n %
(Tahun)
15 - 19 15 10,3
20 - 24 41 28,1
25 - 29 28 19,2
30 - 34 28 19,2
35 - 39 17 11,6
40 - 44 9 6,2
45 - 49 6 4,1
50 2 1,4
Total 146 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 146 responden,

persentase umur responden terbesar terdapat pada kelompok umur 20-

24 tahun yaitu sebanyak 41 orang (28,1 %).

41
b. Jenis Percetakan

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Percetakan Pada Pekerja Operator
Percetakan Di Kota Makassar
Tahun 2013

Jenis Percetakan n %
Digital Printing 35 24,0
Screen Printing 33 22,6
Offset 19 13,0
Digital dan Screen Printing 33 22,6
Digital dan Offset Printing 6 4,1
Offset dan Screen Printing 17 11,6
Digital, Offset, dan Screen
3 2,1
Printing
Total 146 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 146 responden,

sebagian besar responden bekerja di percetakan jenis Digital Printing

yaitu sebanyak 35 orang (24%).

c. Masa Kerja

Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pada
Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013

Masa Kerja
n %
(Tahun)
0- 4 81 55,5
5- 9 45 30,8
10 - 14 14 9,6
15 - 19 2 1,4
20 4 2,7
Total 146 100
Sumber : Data Primer

42
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 146 responden,

sebagian besar masa kerja responden adalah 0 4 tahun yaitu sebanyak

81 orang (55,5%).

d. Lama Kerja

Tabel 6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kerja Pada
Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013

Lama
n %
Kerja
8 jam 28 19,2
> 8 jam 118 80,8
Total 146 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 146 responden,

sebagian besar responden bekerja selama 8 jam yaitu sebanyak 118

responden (80,8%), sedangkan yang bekerja < 8 Jam sebanyak 28

responden (19,2%).

e. Unit Kerja

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Unit Kerja Pada
Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar
Tahun 2013

Unit Kerja n %
Pra cetak 6 4,1
Mencetak 52 35,6
Finishing 14 9,6
Pra cetak dan Mencetak 5 3,4
Pra cetak dan finishing 2 1,4
Mencetak dan Fiishing 22 15,1
Pra cetak, Mencetak, Finishing 45 30,8
Total 146 100
Sumber : Data Primer

43
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 146 responden,

sebagian besar responden bekerja di unit kerja mencetak yaitu

sebanyak 52 responden (35,6%).

f. Keluhan Kesehatan

Keluhan kesehatan yang diteliti dalam penelitian ini adalah gejala

dermatitis, gejala musculoskeletal disorders, gejala hearing loss, dan

gejala-gejala lainnya seperti sesak nafas, sakit kepala, mual-

mual,batuk-batuk, dan lain-lain.

Tabel 8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan
Kesehatan Pada Pekerja Operator Percetakan Di Kota
Makassar Tahun 2013
Frekuensi (N=146)
Jenis Keluhan Ada Tidak Ada
% %
Keluhan Keluhan
Dermatitis 88 60,3 58 39,7
Gangguan
9 6,2 137 93,8
Pendengaran
Gangguan MSDs 110 75,3 36 24,7
Gangguan Lain 114 78,1 32 21,9
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa dari 146

responden, keluhan yang paling banyak dialami oleh pekerja adalah

keluhan gangguan kesehatan lain seperti sakit kepala, mual-mual,

sesak nafas, batuk-batuk, bersin-bersin dan mata perih sebanyak 114

responden (78,1%).

44
1) Gejala Dermatitis

Gejala dermatitis yang dimaksud dalam penelitian ini antara

lain gatal-gatal, kulit kasar, kulit kering bersisik, penebalan kulit,

kemerahan pada kulit, rasa panas berduri atau menyengat terbakar,

nyeri dan lain-lain.

Tabel 9
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan
Kesehatan Gejala Dermatitis Pada Pekerja Operator
Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013

Frekuensi (n = 146)
Gejala
Ya % Tidak %
Gatal-gatal 75 51,4 71 48,6
Rasa panas,
berduri atau 36 24,7 110 75,3
menyengat
Kemerahan 29 19,9 116 79,5
Kulit kasar 27 18,5 119 81,5
Nyeri 25 17,1 121 82,9
Kering bersisik 15 10,3 131 89,7
Penebalan 8 5,5 138 94,5
Lainnya 0 0 146 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa dari 146

responden, sebagian besar responden mengalami gejala dermatitis

gatal-gatal sebanyak 75 orang (51,4%).

45
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Keluhan
Kesehatan Gejala Dermatitis Pada Pekerja Operator
Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013

Jumlah Keluhan Frekuensi Persen (%)


tidak ada keluhan 58 39,7
1 keluhan gejala dermatitis 30 20,5
2 keluhan gejala dermatitis 26 17,8
3 keluhan gejala dermatitis 10 6,8
4 keluhan gejala dermatitis 15 10,3
5 keluhan gejala dermatitis 0 0
6 keluhan gejala dermatitis 4 2,7
7 keluhan gejala dermatitis 3 2,1
Total 146 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 146 responden,

sebagian besar responden tidak mengalami keluhan dermatitis

sebanyak 58 orang (39,7 %)

2) Gejala Gangguan Pendengaran

Tabel 11
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala
Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Operator
Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013

Frekuensi (n = 146)
Gejala
Ya % Tidak %
Kesulitan memahami
9 6,2 137 93,8
perkataan lawan bicara
Kesulitan mengikuti
pembicaraan pada saat 2
7 4,8 139 95,2
orang atau lebih bercakap-
cakap pada saat yang sama
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa dari 146 responden,

sebagian besar responden tidak mengalami gejala-gejala gangguan

46
pendengaran. Sebanyak 137 responden (93,8 %) tidak mengalami

gejala kesulitan memahami lawan bicara.

3) Gejala Muskuloskeletal Disorders

Gejala muskuloskeletal dalam penelitian ini antara lain gejala

nyeri yang terjadi pada anggota-anggota tubuh yaitu leher atas,

leher bawah, bahu kiri, bahu kanan, lengan atas kiri, lengan atas

kanan, punggung, pinggung, pinggul, pantat, siku kiri, siku kanan,

lengan kiri bawah, lengan kanan bawah, pergelangan tangan kiri,

pergelangan tangan kanan, telapak tangan kiri, telapak tangan

kanan, paha kiri, paha kanan, lutut kiri, lutut kanan, betis kiri, betis

kanan, pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, telapak kaki

kiri serta telapak kaki kanan. Distribusi responden menurut gejala

keluhan Muskuloskeletal dijelaskan dalam tabel 11 sebagai

berikut :

47
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Gangguan
Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Operator
Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013

Frekuensi (n=146)
Kode Bagian Tubuh
Ya % Tidak %
0 Leher atas 41 28,1 105 71,9
1 Leher bawah 43 29,5 103 70,5
2 Bahu kiri 55 37,7 91 62,3
3 Bahu kanan 58 39,7 88 60,3
4 Lengan atas kiri 37 25,3 109 74,7
5 Punggung 36 24,7 110 75,3
6 Lengan atas kanan 19 13,0 127 87,0
7 Pinggung 30 20,5 116 79,5
8 Pinggul 37 25,3 109 74,7
9 Pantat 33 22,6 113 77,4
10 Siku kiri 22 15,1 124 84,9
11 Siku kanan 19 13,0 127 87,0
12 Lengan kiri bawah 27 18.5 119 81,5
13 Lengan kanan bawah 25 17,1 121 82,9
14 Pergel. Tangan kiri 27 18,5 119 81,5
15 Pergel. Tangan kanan 28 19,2 118 80,8
16 Telapak tangan kiri 23 15,8 123 84,2
17 Telapak tangan kanan 23 15,8 123 84,2
18 Paha kiri 18 12,3 128 87,7
19 Paha kanan 17 11.6 129 88,4
20 Lutut kiri 24 16,4 122 83,6
21 Lutut kanan 24 16,4 122 83,6
22 Betis kiri 18 12,3 128 97,7
23 Betis kanan 17 11,6 129 88,4
24 Pergel. kaki kiri 19 13,0 127 87,0
25 Pergel. kaki kanan 18 12,3 128 87,7
26 Telapak kaki kiri 2 1,4 144 98,6
27 Telapak kaki kanan 2 1,4 144 98,6
Sumber : Data Primer

48
Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa dari 146 responden,

gejala nyeri pada bahu kanan adalah gejala yang paling banyak

dialami oleh responden yaitu sebanyak 58 orang (39,7).

Tabel 13
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Keluhan
Gejala Gangguan Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja
Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013

Persen
Gejala Keluhan Frekuensi
(%)
Tidak ada gejala keluhan MSDs 36 24,7
1-5 gejala keluhan MSDs 81 55,5
6-10 gejala keluhan MSDs 8 5,5
11-15 gejala keluhan MSDs 4 2,7
16-20 gejala keluhan MSDs 1 0,7
21 gejala keluhan MSDs 16 11,0
Total 146 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa dari 146

responden, sebagian besar responden merasakan 1-5 gejala

keluhan yaitu sebanyak 81 orang (55,5 %).

4) Gejala Keluhan Lain

Gejala keluhan lain dalam penelitian ini antara lain sakit kepala,

mual-mual, sesak nafas, batuk-batuk, bersin, dan lain-lain.

49
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan
Gangguan Kesehatan Lainnya Pada Pekerja Operator
Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013

Keluhan Gangguan Frekuensi (n=146)


Kesehatan Ya % Tidak %
Sakit Kepala 91 62.3 55 37.7
Mual-Mual 15 10,3 131 89,0
Sesak Nafas 38 26,0 108 74,0
Batuk-batuk 47 32,2 99 67,8
Bersin 17 11,6 129 88,4
Lainnya : 8 5,5 138 94,5
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa dari 146

responden, gejala sakit kepala selama bekerja adalah gejala yang

paling sering dirasakan oleh pekerja yaitu sebesar 91 orang

(62.3%). Keluhan kesehatan lainnya yang dialami oleh pekerja

adalah mata perih.

Tabel 15
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Keluhan
Gejala Kesehatan Lainnya Pada Pekerja Operator Percetakan
Di Kota Makassar Tahun 2013

Keluhan Jumlah Persen (%)


Tidak ada keluhan 32 21.9
1 Keluhan gangguan kesehatan lain 53 36.3
2 Keluhan gangguan kesehatan lain 33 22.6
3 Keluhan gangguan kesehatan lain 17 11.6
4 Keluhan gangguan kesehatan lain 9 6.2
5 Keluhan gangguan kesehatan lain 2 1.4
Total 146 100
Sumber : Data Primer

50
Berdasarkan tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa dari 146

responden, sebanyak 53 responden dengan persentase 36,3 %

hanya mengalami 1 keluhan kesehatan.

3. Distribusi Variabel yang Diteliti dengan Keluhan Gangguan

Kesehatan

Untuk melihat distribusi frekuensi variabel yang diteliti yaitu umur,

masa kerja, lama kerja, unit kerja dan jenis percetakan dengan variabel

keluhan gangguan kesehatan dengan menggunakan tabulasi silang.

a. Umur

Distribusi keluhan kesehatan berdasarkan kelompok umur

responden digambarkan sebagai berikut :

Tabel 16
Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan
Gangguan Kesehatan Berdasarkan Umur Pada Pekerja
Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013

Jenis Keluhan
Umur Gangguan Keluhan
Dermatitis MSDs
(Tahun) Pendengaran Lain
n % n % n % n %
15 - 19 10 66,7 0 0 10 66,7 12 80,0
20 - 24 22 53,7 5 12,2 32 78,0 31 75,6
25 - 29 17 60,7 2 7,1 19 67,9 25 89,3
30 - 34 21 75,0 1 3,6 23 82,1 22 78,6
35 - 39 10 58,8 1 5,9 11 64,7 12 70,6
40 - 44 4 44,4 0 0 8 88,9 6 66,7
45 - 49 2 33,3 0 0 5 83,3 4 66,7
50 2 100 0 0 2 100 2 100
Jumlah 88 60,3 9 6,2 110 75,3 115 78,8
Sumber : Data Primer

51
Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 146 responden, presentase

tertinggi yang mengalami keluhan gejala gangguan dermatitis adalah

usia 50 ke atas yaitu sebanyak 2 orang (100%), presentase tertinggi

yang mengalami keluhan gangguan pendengaran adalah kelompok

umur 20-24 tahun yaitu sebanyak 5 orang (12,2%), presentase tertinggi

yang mengalami keluhan Muskuloskeletal adalah kelompok umur 50

tahun sebanyak 2 orang (100%), dan , presentase tertinggi yang

mengalami keluhan gangguan lain adalah kelompok umur 50 tahun

sebanyak 2 orang (100%)

b. Jenis Percetakan

Distribusi keluhan kesehatan berdasarkan jenis percetakan

responden digambarkan sebagai berikut :

52
Tabel 17
Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan Gangguan
Kesehatan Berdasarkan Jenis Percetakan Pada Pekerja
Operator Percetakan Di Kota Makassar Tahun 2013

Jenis Keluhan

Gangguan Keluhan
Jenis Percetakan Dermatitis Pendengaran MSDs Lain

n % n % n % n %
Digital Printing 15 42,9 0 0 23 65,7 27 77,1
Screen Printing 27 81,8 1 3,0 31 93,9 24 72,7
Offset 11 57,9 1 5,3 10 52,6 13 68,4
Digital dan Screen
20 60,6 6 18,2 26 78,8 29 87,9
Printing
Digital dan Offset
2 33,3 0 0 4 66,7 4 66,7
Printing
Offset dan Screen
12 70,6 1 5,9 14 82,4 14 82,4
Printing
Digital, Offset,
dan Screen 1 33,3 0 0 2 66,7 3 100
Printing
Jumlah 88 60,3 9 6,2 110 75,3 115 78.8
Sumber : Data Primer

Tabel 19 menunjukkan bahwa dari 146 responden, presentase

tertinggi yang mengalami keluhan gejala gangguan dermatitis adalah

pekerja yang bekerja di percetakan jenis Screen Printing yaitu

sebanyak 27 orang (81,8%), presentase tertinggi yang mengalami

keluhan gangguan pendengaran adalah pekerja yang bekerja di

percetakan jenis digital dan screen printing yaitu sebanyak 6 orang

(18,2%), presentase tertinggi yang mengalami keluhan

Musculoskeletal Disorders adalah pekerja yang bekerja di percetakan

screen printing sebanyak 31 orang (93,9%), dan presentase tertinggi

53
yang mengalami keluhan gangguan lain adalah pekerja yang bekerja di

percetakan jenis Digital, Offset, dan Screen Printing sebanyak 3 orang

(100%).

c. Masa Kerja

Distribusi keluhan kesehatan berdasarkan masa kerja responden

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 18
Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan
Gangguan Kesehatan Berdasarkan Masa Kerja Pada
Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar
Tahun 2013

Jenis Keluhan
Masa
Gangguan Keluhan
Kerja Dermatitis MSDs
Pendengaran Lain
(tahun)
n % n % n % n %
0- 4 46 56,8 5 6,2 60 74,1 65 80,2
5- 9 27 60,0 3 6,7 32 71,1 32 71,1
10 - 14 11 78,6 1 7,1 12 85,7 12 85,7
15 - 19 1 50,0 0 0 2 100 1 50,0
20 3 75,0 0 0 4 100 4 100
Jumlah 88 60,3 9 6,2 110 75,3 115 78,8
Sumber : Data Primer

Tabel 23 menunjukkan bahwa dari 146 responden, presentase

pekerja yang memiliki keluhan gejala dermatitis tertinggi adalah

pekerja dengan masa kerja 10-14 tahun sebanyak 11 orang (78,6%),

presentase pekerja yang memiliki keluhan gangguan pendengaran

tertinggi adalah pekerja dengan masa kerja 10-14 tahun sebanyak 1

orang (7,1%), presentase pekerja yang memiliki keluhan gejala

54
Muskuloskeletal Disorders tertinggi adalah pekerja dengan masa kerja

15-19 tahun dan 20 tahun, yaitu seluruhnya mengalami keluhan

(100%), presentase pekerja yang memiliki keluhan gejala lain tertinggi

adalah pekerja dengan masa kerja 20 tahun yaitu sebanyak 4 orang

(100%).

d. Lama Kerja

Distribusi keluhan kesehatan berdasarkan lama kerja responden

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 19
Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan
Gangguan Kesehatan Berdasarkan Lama Kerja Pada
Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar
Tahun 2013

Jenis Keluhan

Lama Gangguan Keluhan


Dermatitis MSDs
Kerja Pendengaran Lain

n % n % n % n %
8 jam 14 50,0 2 7,1 17 60,7 18 64,3
>8
74 62,7 7 5,9 93 78,8 96 81,4
jam
Jumlah 88 60,3 9 6,2 110 75,5 115 78,8
Sumber : Data Primer

Tabel 27 menunjukkan bahwa dari 146 responden, presentase

responden yang mengalami keluhan dermatitis tertinggi adalah

responden dengan lama kerja 8 jam yaitu sebanyak 74 orang

(62,7%), presentase responden yang mengalami keluhan gangguan

pendengaran tertinggi adalah responden dengan lama kerja < 8 jam

yaitu sebanyak 2 orang (7,1%), presentase responden yang mengalami

55
keluhan gejala gangguan Muskuloskeletal Disorders tertinggi adalah

responden dengan lama kerja 8 jam yaitu sebanyak 93 orang

(78,8%), dan presentase responden yang mengalami keluhan gejala

gangguan kesehatan lain tertinggi adalah responden dengan lama kerja

8 jam yaitu sebanyak 96 orang (81,4%).

e. Unit Kerja

Distribusi keluhan kesehatan berdasarkan lama kerja responden

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 20
Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan
Gangguan Kesehatan Berdasarkan Lama Kerja Pada
Pekerja Operator Percetakan Di Kota Makassar
Tahun 2013

Jenis Keluhan
Gangguan Ada
Unit Dermatitis MSDs
Pendengaran keluhan
kerja/tugas
n % n % n % n %

Pra cetak 4 66,7 0 0 6 100 5 83,3


Mencetak 29 55,8 5 9,6 39 75,0 47 90,4

Finishing 8 57,1 1 7,1 11 78,6 12 85,7

Pra cetak dan


1 20,1 0 0 2 40,0 1 20,0
Mencetak
Pra cetak dan
0 0 0 0 2 100 1 50
finishing
Mencetak dan
18 81,8 2 9,1 12 54,5 18 81,8
Finishing
Pra cetak,
Mencetak, 28 62,2 1 2,2 38 84,4 30 66,7
Finishing
Jumlah 88 60,3 9 6,2 110 75,3 115 78,8
Sumber : Data Primer

56
Tabel 31 menunjukkan bahwa dari 146 responden, presentase

responden yang mengalami keluhan gejala gangguan dermatitis

tertinggi adalah responden yang bekerja di unit kerja mencetak dan

finishing, yaitu sebanyak 18 orang (81,8%), presentase responden yang

mengalami keluhan gejala gangguan pendengaran tertinggi adalah

responden yang bekerja di unit kerja mencetak, yaitu sebanyak 5 orang

(9,6%), presentase responden yang mengalami keluhan gejala

gangguan Muskuloskeletal Disorders tertinggi adalah responden yang

bekerja di unit kerja pracetak dan finishing, yaitu sebanyak 2 orang

(100%), dan presentase responden yang mengalami keluhan gejala

gangguan kesehatan lain tertinggi adalah responden yang bekerja di

mencetak, yaitu sebanyak 47 orang (90,4%).

B. Pembahasan

UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) memandang

upaya kesehatan kerja sangat penting untuk melindungi pekerja agar hidup

sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan, serta pengaruh buruk yang

diakibatkan oleh pekerjaan. Oleh karena itu kesehatan kerja diatur dalam bab

tersendiri, yaitu Bab XII yang terdiri dari Pasal 164 sampai dengan Pasal 166.

Upaya kesehatan kerja meliputi pekerja di sektor formal, yaitu pekerja

yang bekerja dalam hubungan kerja, dan informal yaitu pekerja yang bekerja

di luar hubungan kerja. Upaya kesehatan kerja dimaksud berlaku bagi setiap

orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja.

57
Berdasarkan hasil pengolahan data terlihat bahwa dari 146 pekerja, 88

responden (60,3%) mengalami keluhan gejala dermatitis, 110 responden

(75,3%) mengalami keluhan gejala Musculoskeletal Disorders, serta 115 orang

(78,8%) mengalami keluhan gangguan kesehatan lain.

Berdasarkan hasil pengolahan data terlihat bahwa hampir semua jenis

keluhan yang diteliti dialami oleh setengah dari jumlah responden yang diteliti,

kecuali untuk keluhan gangguan pendengaran yang dialami hanya sedikit dari

keseluruhan responden. Hal ini disebabkan karena percetakan yang ada di

Makassar sebagian besar adalah skala perusahaan skala menengah kebawah,

dan bukan perusahaan-perusahaan percetakan besar seperti negera-negara luar,

sehingga mesin-mesin yang digunakan pun cenderung kurang menghasilkan

bising yang dapat mempengaruhi pekerja.

Keluhan-keluhan yang dialami pekerja antara lain disebabkan karena

bahan-bahan kimia yang digunakan di percetakan seperti thinner, cat, M-3 dan

sebagainya. Serta posisi pekerja yang repetitif (berulang-ulang) dan tidak

ergonomis. Pekerja di percetakan juga cenderung tidak menggunakan alat

pelindung diri seperti masker, sarung tangan dan kacamata ketika sedang

bekerja sehingga pekerja kontak langsung dengan bahan kimia.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi, maka akan

diuraikan berdasarkan variabel penelitian sebagai berikut :

1. Umur

Seiring dengan bertambahnya umur maka akan menyebabkan

menurunnya fungsi-fungsi tubuh serta kemampuan kerja karena perubahan

58
struktur-struktur tubuh, sistem hormonal, serta kapasitas fisik pada

manusia seperti penglihatan, pendengaran, dan kecepatan reaksi yang

cenderung menurun setelah umur tua.

Semakin tua seseorang maka daya tahan tubuhnya juga semakin

berkurang. Pekerja yang memiliki umur tua lebih rentan terhadap bahan-

bahan yang bersifat kimia, serta aktivitas fisik yang semakin melemah.

faktor umur berperan penting dengan kejadian penyakit akibat kerja karena

dengan bertambahnya umur potensi kemungkinan terpapar terhadap

sumber infeksi, tingkat imunitas dan aktivitas fisologis yang

mempengaruhi perjalanan penyakit seseorang.

Proporsi responden yang mengalami keluan gejala dermatitis,

Muskuloskeletal Disorders, dan keluhan gangguan kesehatan lain tertinggi

terdapat pada kelompok umur 50 yang seluruhnya mengalami dermatits

(100%). Namun hanya 9 orang (6,2%) yang mengalami gangguan

pendengaran.

Presentase kelompok umur yang mengalami keluhan gejala

dermatitis tertinggi berdasarkan hasil pengolahan data adalah kelompok

umur 50 tahun. Pada usia setelah 30 tahun, produksi hormon-hormon

penting seperti testosteron, growth hormone, dan estrogen mulai menurun,

padahal hormon-hormon tersebut berpengaruh terhadap kesehatan kulit.

Menurunnya hormon tersebut mempengaruhi timbulnya penuaan pada

kulit (Taylor JS, dalam Afifah 2012).

59
Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lestari dan Utomo. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan

Utomo mengemukakan bahwa pekerja yang lebih muda lebih rentan

terhadap keluhan dermatitis kontak karena pekerja yang lebih muda belum

memiliki pengalaman dalam hal penanganan bahan kimia.

Selain itu, keluhan-keluhan lain seperti sakit kepala, batuk-batuk,

sesak nafas dan sebagainya banyak dialami oleh pekerja percetakan akibat

pekerjaannya. Presentase tertingginya terdapat pada kelompok umur 50

tahun. Hal ini disebabkan karena semakin tua umur seseorang, maka

sistem dan daya tahan tubuhnya akan semakin melemah sehingga semakin

rentan dan berisiko tinggi untuk terkena gangguan penyakit.

Umur berpengaruh terhadap keluhan-keluhan otot, terutama otot-otot

leher, bahu, tangan dan sebagainya. Beberapa ahli menyatakan bahwa

umur berperan besar dalam terjadinya keluhan-keluhan otot. Sama halnya

dengan keluhan dermatitis, dalam penelitian ini persentase tertinggi

keluhan gejala muskuloskeletal juga dialami oleh pekerja dengan

kelompok umur 50 tahun. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Bettie

et al (1989) dalam Maijunidah (2010) telah melakukan studi tentang

kekuatan statik otot untuk pria dan wanita dengan usia antara 20 sampai

dengan di atas 60 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan

otot maksimal terjadi pada saat umur antara 20-29 tahun, selanjutnya terus

terjadi penururnan sejalan dengan bertambahnya umur. Pada saat umur

mencapai 60 tahun, rata-rata kekuatan otot menurun sampai 20%. Pada

60
saat kekuatan otot mulai menurun, maka resiko terjadinya keluhan otot

akan meningkat.

Walaupun presentase kelompok umur yang banyak mengalami

keluhan adalah pekerja dengan usia 50 tahun, namun pekerja yang

berusia < 50 tahun dalam penelitian ini juga secara kuantitas banyak

mengalami keluhan. Ini disebabkan karena selain kurangnya jumlah

responden yang berusia 50 tahun dan banyaknya responden berusia < 50

tahun, juga karena pekerja yang berusia < 50 tahun ditemukan banyak

yang melakukan pekerjaan dengan risiko terpapar bahan kimia dan risiko

ergonomi tinggi.

2. Masa Kerja

Masa kerja adalah lamanya seorang karyawan bekerja di perusahaan

dihitung saat diterima bekerja di tempat tersebut sampai dengan penelitian

dilakukan sesuai pengakuan responden yang dihitung dalam tahun. Masa

kerja dapat mempengaruhi tenaga kerja baik positif maupun negatif.

Berpengaruh positif apabila masa kerja tersebut memberikan pengalaman

bagi pekerja dalam melakukan tugasnya, sedangkan berpengaruh negatif

karena semakin lama masa kerja seseorang maka semakin rentan pula

bahaya terhadap akumulasi terhadap penyakit-penyakit kronis.

Berdasarkan hasil pengolahan data terlihat bahwa dari 146 pekerja,.

proporsi tertinggi responden yang mengalami keluhan gejala dermatitis

adalah responden dengan masa kerja 10-14 tahun sebanyak 11 orang

(78,6%). proporsi tertinggi responden yang mengalami keluhan gejala

61
Musculoskeletal Disorders adalah responden dengan masa kerja 15-19

tahun sebanyak 2 orang (100%) dan responden dengan masa kerja 20

tahun. Keluhan gangguan kesehatan lain tertinggi terdapat pada kelompok

umur 20 yang seluruhnya mengalami keluhan (100%). Untuk keluhan

gangguan pendengaran hanya terdapat pada kelompok masa kerja 0-4

tahun sebanyak 5 orang (6,2%).

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa persentase keluhan gejala

dermatitis berangsur-angsur meningkat dari pekerja dengan masa kerja 0-4

kemudian 5-9 tahun dan tertinggi pada 10-14 tahun. Kemudian presentase

menurun pada kelompok umur 15-19 tahun dan meningkat lagi pada umur

20. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hamid (2012) yang

meneliti tentang faktor risiko keluhan dermatitis kontak pada pekerja

percetakan di Kelurahan Ballaparang Kecamatan Rappocini Makassar

tahun 2012 mengemukakan bahwa pekerja percetakan yang memiliki masa

kerja di atas 5 tahun akan lebih banyak mengalami keluhan dermatitis

dibanding dengan masa kerja kurang dari 5 tahun. Tapi kemudian ada

penurunan keluhan gejala dermatitis yang bisa disebabkan pekerja yang

memiliki masa kerja lama telah resistan terhadap bahan kimia di

percetakan karena seringnya terpapar dengan bahan kimia.

Namun berbeda dengan penelitian Afifah (2012) tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja

pada karyawan binatu yang menyatakan bahwa masa kerja dalam

penelitiannya tidak memiliki hubungan dengan terjadinya dermatitis

62
kontak akibat kerja, dimungkinkan karena adanya pengaruh dari faktor lain

seperti berapa kali dia terpapar perhari dan kontak dengan lebih dari 1

jenis bahan kimia.

Masa kerja merupakan faktor risiko yang sangat mempengaruhi

seorang pekerja untuk meningkatkan risiko terjadinya musculoskeletal

disorders. Pada keluhan musculoskeletal, persentase tertinggi ditemukan

pada kelompok masa kerja 15-19 tahun serta 20 tahun. Kemampuan fisik

seseorang akan berangsur-angsur menurun seiring dengan bertambahnya

masa kerjanya. Masa kerja sangat berpengaruh dimana jika seorang

pekerja melakukan pekerjaan di bidang tertentu selama bertahun-tahun

dilakukan maka tidak menutup kemungkinan akan mengalami keluhan

yang bisa berakibat fatal dibanding dengan pekerja yang. Hal ini sejalan

dengan teori Sumamur yang mengatakan bahwa masa kerja erat kaitannya

dengan kemampuan fisik, semakin lama kerja seseorang maka akan

semakin menurun kemampuan fisiknya. Pekerjaan yang dilakukan secara

monoton dengan menggunakan anggota fisik tertentu secara terus menerus

dalam waktu yang lama dapat menimbulkan nyeri pada otot yang

bersangkutan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Nurliah (2012) tentang analisis musculoskeletal disorders (MSDs) pada

operator percetakan forklift di PT. LLI tahun 2012 yang mengemukakan

bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan MSDs.

Dari hasil analisis masa kerja dengan gejala keluhan lain, proporsi

tertinggi kelompok masa kerja yang mengalami gangguan kesehatan

63
adalah pekerja dengan masa kerja 20 tahun. Hal ini dapat menjadi salah

satu acuan bahwa semakin lama masa kerja seseorang maka presentase

mengalami gangguan kesehatan lebih besar dibanding dengan masa kerja

yang singkat. Kemampuan fisik dan ketahanan tubuh seseorang akan

berangsur-angsur menurun seiring dengan bertambahnya masa kerjanya.

Semakin lama mereka bekerja di suatu tempat maka semakin besar

kemungkinan terpapar oleh faktor-faktor lingkungan fisik maupun kimia

yang dapat menimbulkan ganggguan kesehatan atau penyakit akibat kerja

sehingga berakibat menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja karyawan.

3. Lama Kerja

Lama kerja dapat didefinisikan sebagai lamanya pekerja melakukan

pekerjaannya dalam sehari. Seseorang yang bekerja terus-menerus pada

suatu saat pasti akan mengalami keluhan kesehatan akibat pekerjaan yang

dilakukannya. Menurut Undang-Undang no 13 tahun 2013 tentang

Ketenagakerjaan, lamanya kerja yang diperkenankan adalah 8 jam perhari

atau 40 jam perminggu dalam 5 hari kerja. Jika melebihi maka akan

berisiko menimbulkan keluhan.

Berdasarkan hasil analisis data, keluhan paling banyak dialami oleh

responden dengan lama kerja > 8 jam. Persentase tertinggi responden

yang mengalami keluhan gejala dermatitis adalah responden dengan lama

kerja > 8 jam yaitu sebanyak 74 orang (62%), persentase tertinggi yang

mengalami keluhan gejala musculoskeletal disorders adalah responden

dengan lama kerja > 8 jam yaitu sebanyak 93 orang (78,8%),dan

64
persentase yang mengalami keluhan gejala gangguan lain adalah

responden dengan lama kerja > 8 jam sebanyak 96 orang (81,4%). Untuk

persentase tertinggi yang mengalami keluhan gangguan pendengaran

adalah responden dengan lama kerja > 8 jam yang hanya sebanyak 7

orang (5,9%). Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari sebagian besar

karyawan diketahui bahwa walaupun mereka bekerja selama > 8 jam

perhari, namun dalam melakukan pekerjaannya tidak dilakukan secara

terus menerus.

Data dari hasil analisis menunjukkan bahwa keluhan gejala

dermatitis dialami oleh pekerja dengan masa kerja > 8 jam. Hal ini

menunjukkan bahwa lamanya keterpaparan dengan bahan kimia bisa

mempengaruhi gejala dermatitis, dan pekerja bisa terpapar lebih dari satu

jenis bahan kimia di percetakan tiap harinya. Keluhan dermatitis kontak

yang terjadi pada permukaan kulit dapat dipengaruhi oleh jumlah,

konsentrasi dan lama kontak dengan zat kimia. Semakin besar jumlah dan

kosentrasi suatu zat, serta semakin lama kontak dengan bahan kimia maka

peradangan atau iritasi kulit bisa terjadi sehingga menimbulkan kelainan

kulit yang dapat meningkatkan terjadinya keluhan dermatitis kontak akibat

kerja.

Health and Safety Executive (2006) menyatakan salah satu faktor

yang mempengaruhi dermatitis kontak adalah lama dan frekuensi kontak

dengan zat kimia. Safeguard (2000) dalam Lingga (2011) menyatakan

bahwa iritan, substansi yang menginduksi dermatitis, akan menimbulkan

65
efek dalam konsentrasi yang cukup. Konsentrasi iritan yang mengenai

kulit dapat dikendalikan dengan mengurangi lama kontak dengan bahan

kimia dan mengurangi frekuensi paparan terhadap bahan kimia, sehingga

peningkatan konsentrasi iritan tidak akan cukup untuk menimbulkan

dermatitis kontak.

Hal ini sejalan penelitian lain yang dilakukan oleh Lestari, et al.

(2007) menyatakan bahwa setelah dilakukan analisis multivariat terhadap

dua faktor yaitu lama kontak dan kebiasaan menggunakan alat pelindung

diri, yang mempengaruhi angka kejadian dermatitis kontak adalah lama

kontak, sedangkan penggunaan alat pelindung diri tidak berpengaruh

terhadap angka kejadian dermatitis.

Keluhan gejala Musculoskeletal juga dialami oleh pekerja dengan

lama kerja > 8 jam. Hal ini bisa terjadi karena semakin lama seeorang

bekerja dengan meningkatnya usia maka akan terjadi degenerasi yang

berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut,

pengurangan cairan sehingga hal tersebut menyebabkan stabilitas pada

tulang dan otot menjadi berkurang.

Pekerjaan yang dilakukan di industri percetakan merupakan

pekerjaan yang repetitif (berulang-ulang) seperti menggunting, proses

mencetak yang kadang dilakukan berdiri, yang apabila dilakukan terus

menerus tanpa istirahat dapat menyebabkan keluhan muskuloskeletal.

Lama kerja di percetakan juga dipengaruhi oleh banyaknya pesanan yang

masuk. Ketika pesanan cetak banyak, tidak jarang pula ada percetakan

66
yang bekerja dari pagi sampai tengah malam. Hal ini dapat mempengaruhi

kesehatan para pekerja.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Kuntodi (2008) dalam

Bukhori (2010) yang menyimpulkan bahwa faktor risiko yang biasanya

muncul memberikan kontribusi terhadap gangguan MSDs dikategorikan

dalam tiga kategori yaitu faktor pekerjaan yang berasal dari pekerjaan itu

sendiri termasuk postur kerja, gerakan repetitif, penggunaan tenaga, dan

karakteristik objek. Faktor individu berupa umur, jenis kelamin, lama

bekerja dan antropometri (ukuran tubuh). Serta faktor lingkungan kerja

yang terdiri dari vibrasi dan mikroklimat.

Suatu pekerjaan meskipun tergolong ringan, produktivitas akan

mulai menurun sesudah 4 jam bekerja. Keadaan ini sejalan dengan

menurunnya kadar gula dalam darah. Untuk hal ini pekerja perlu istirahat

dan diberikan kesempatan untuk makan yang meningkatkan kembali bahan

bakar di dalam tubuh. Oleh sebab itu, istirahat setengah jam sesudah 4 jam

bekerja sangat penting.

Keluhan selain dermatitis dan MSDs juga dapat terjadi akibat

lamanya bekerja di sebuah percetakan. Bau dari tinta/cat yang digunakan

untuk mencetak dapat membuat para pekerja merasa mual-mual, susah

bernafas, dan bahkan sampai sakit kepala. Hal ini disebabkan karena

aroma dari bahan kimia yang digunakan sangat menyengat dan berbau

tajam. Semakin lama pekerja bekerja maka risiko untuk terpapar bahan

kimia berbau tajam tersebut semakin besar, mengingat para pekerja di

67
percetakan sangat jarang menggunakan alat pelindung diri seperti masker,

sarung tangan, dan kacamata.

4. Unit Kerja

Unit kerja merupakan tempat dilakukannya pekerjaan dan tempat

dilakukannya pembagian-pembagian tugas kepada pekerja. Unit kerja

dipercetakan terdiri atas unit kerja pracetak yang biasa mengurusi masalah

desain ataupun promosi, mencetak yang melakukan pekerjaan mencetak,

serta finishing yang mengemas dan mengepak, memperbaiki, atau

memberikan sentuhan akhir setelah pekerjaan mencetak selesai dilakukan.

Tapi tidak jarang juga ada pekerja yang melakukan 2 sampai 3 pekerjaan

sekaligus.

Dari hasil analisis data, persentase tertinggi keluhan gejala dermatitis

dialami oleh pekerja di unit kerja mencetak, dan finishing sekaligus

sebanyak 28 orang (81,8%). Persentase tertinggi keluhan gejala

muskuloskeletal dialami oleh pracetak sebanyak 6 orang (100%) serta unit

pracetak dan finishing sebanyak 2 orang (100%). Persentase terbesar yang

mengalami keluhan lain adalah pekerja yang bekerja di unit mencetak

sebanyak 47 orang (90,4%). Sedangkan untuk yang mengalami keluhan

gangguan pendengaran, persentase tertingginya hanya terdapat pada unit

kerja mencetak yaitu sebanyak 5 orang (9,6%).

Unit kerja gabungan mencetak dan finishing dalam penelitian ini

terlihat lebih banyak mengalami keluhan dermatitis. Hal ini disebabkan

karena unit ini adalah unit yang paling sering terpapar dengan bahan

68
kimia. Pekerja di unit mencetak dan finishing hampir selalu berada di

dalam ruangan proses cetak sehingga mengalami lama keterpaparan

dengan bahan kimia dalam ruangan tersebut. Unit tersebut merupakan

salah satu unit yang paling banyak melakukan pekerjaan mulai dari

penyimpanan bahan kimia, pencampuran bahan, serta memasukkan dan

mengeluarkan bahan-bahan kimia dari mesin sehingga keterpaparan

dengan bahan kimia untuk unit ini tergolong tinggi.

Untuk unit kerja dengan tugas pracetak serta pracetak dan finishing

dalam penelitian ini terlihat persentasenya paling banyak mengalami

keluhan gejala MSDs. Ini bisa disebabkan karena di unit ini kerja yang

dilakukan termasuk pekerjaan repetitif move (die cut manual, sortir,

packaging dsb).

Sedangkan untuk keluhan-keluhan lain banyak dialami oleh unit

kerja mencetak. Ini bisa disebabkan karena unit mencetak adalah unit yang

paling sering dan paling lama kontak dengan bahan kimia. Mereka yang

bekerja di unit ini kadang mengalami keluhan-keluhan seperti sakit kepala,

mual-mual, susah bernafas, dan kadang sampai mata perih. Paparan bahan

kimia di unit ini lebih sering dibandingkan dengan unit-unit lain.

5. Jenis Percetakan

Jenis percetakan dalam penelitian ini terbagi menjadi digital printing,

offset printing, screen printing, digital dan offset printing, digital dan

screen printing, offset dan screen printing, serta gabungan ketiganya.

69
Berbeda jenis percetakannya maka bisa jadi berbeda pula bahaya dan

risiko penyakit akibat kerja yang dihadapi.

Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa persentase tertinggi

jenis percetakan yang mengalami keluhan gejala gangguan dermatitis

adalah percetakan jenis screen printing sebanyak 27 orang (81,8%).

Persentase tertinggi yang mengalami keluhan gejala MSDs juga terdapat

pada percetakan jenis screen printing sebanyak 31 orang (93,9%).

Persentase tertinggi jenis percetakan yang mengalami keluhan lain terdapat

pada percetakan berjenis digital, offset dan screen printing sebanyak 3

orang (100%). Sedangkan untuk keluhan gangguan pendengaran tertinggi

hanya terdapat pada digital dan screen printing sebanyak 6 orang (18,2%)

Percetakan screen printing merupakan percetakan yang paling

banyak mengalami keluhan dermatitis dan MSDs karena percetakan jenis

ini pengerjaannya hampir sepenuhnya manual bukan dikerjakan oleh

mesin, serta selalu kontak langsung dengan bahan kimia. Proses

percetakan screen printing sendiri menggunakan sebuah cetakan kain yang

disebut screen. Screen tersebut ditaruh diatas sebuah kertas atau kain yang

ingin dicetak lalu kemudian cat dituangkan dan digosok diatas cetakan

screen menggunakan kuas khusus. Pada proses mencetak tersebut pekerja

akan langsung terpapar dengan bahan kimia di percetakan karena proses

screen printing ini dilakukan secara langsung oleh pekerja tanpa

menggunakan perantara mesin.

70
Proses pembuatan screennya pun terbilang cukup sulit dan harus

teliti karena detail dalam pembuatan screen harus diperhatikan. Dalam

proses ini bisa terjadi keluhan MSDs karena pekerjaannya pun tergolong

repetitif dan membutuhkan kosentrasi tinggi, misalnya memotong gambar

cetakan, menempelkan kain di papan cetak menggunakan palu dan

sebagainya. Proses mencetaknya juga tergolong repetitif karena harus

menggosok screen dalam yang dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan

keluhan pada tangan.

Sedangkan untuk keluhan lain persentase tertingginya dialami oleh

responden yang bekerja di percetakan gabungan dari ketiga percetakan

digital, screen dan offset printing. Ini bisa disebabkan karena beragamnya

bahan kimia yang digunakan, dan juga akibat dari mesin-mesin

dipercetakan digital dan offset yang mengeluarkan bau-bau menyengat

yang dapat mempengaruhi pekerja.

6. Jenis Keluhan

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dari 146 pekerja, 88

responden (60,3%) mengalami keluhan gejala dermatitis, 110 responden

(75,3%) mengalami keluhan gejala Musculoskeletal Disorders, serta 115

orang (78,8%) mengalami keluhan gangguan kesehatan lain. Namun hanya

9 orang (6,2%) yang mengalami gangguan pendengaran.

Untuk gangguan pendengaran tidak terlalu berpengaruh besar

terhadap keluhan yang dialami pekerja karena mesin yang digunakan di

percetakan Makassar bukanlah mesin besar yang memiliki tingkat

71
kebisingan tinggi seperti yang digunakan di negara-negara maju. Jumlah

mesin di tiap percetakan jumlahnya tidak banyak karena percetakan di

Indonesia kebanyakan merupakan percetakan menengah ke bawah serta

tidak mempekerjakan banyak karyawan dan tidak menggunakan banyak

mesin.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, terdapat banyak

kekurangan baik dalam metode maupun pembahasan hasil penelitian.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :

1. Data alamat yang diambil dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota

Makassar sebagian tidak sesuai dengan alamat yang sebenarnya.

2. Adanya beberapa responden yang tidak bersedia diwawancarai yang

menyebabkan pengambilan datanya kurang maksimal.

3. Jenis penelitian ini merupakan deskriptif yang hanya memberikan

gambaran mengenai keluhan kesehatan pada operator percetakan kota

Makassar, kaitannya dengan umur, masa kerja, lama kerja, jenis percetakan

dan unit kerja tanpa menganalisa apakah variabel tersebut merupakan

penyebab dari keluhan gangguan kesehatan yang dialami oleh pekerja

percetakan..

72
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai keluhan gangguan kesehatan

pada operator percetakan Makassar tahun 2013 maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Keluhan-keluhan yang terdapat pada pekerja percetakan yaitu : responden

yang mengalami keluhan gejala dermatitis sebanyak 88 orang (60,3%),

responden mengalami keluhan gejala Musculoskeletal Disorders sebanyak

110 responden (78,8%), serta responden yang mengalami keluhan

gangguan kesehatan lain seperti sakit kepala, mual-mual, sesak nafas,

batuk-batuk, bersin-bersin, serta mata perih sebanyak 115 orang (78,8%).

2. Responden dengan umur 50 tahun merupakan responden yang

persentasenya paling banyak mengalami keluhan gejala dermatitis

sebanyak 2 orang (100%), keluhan gejala MSDs 2 orang (100%), dan

keluhan gangguan kesehatan lain sebanyak 2 orang (100%).

3. Responden dengan masa kerja 10-14 tahun merupakan responden yang

persentasenya paling banyak mengalami keluhan gejala dermatitis

sebanyak 11 orang (78,6%), masa kerja 15-19 tahun sebanyak 2 orang

(100%) dan 20 tahun sebanyak 4 orang (100%) mengalami keluhan

gejala MSDs, dan masa kerja 20 tahun sebanyak 4 orang (100%)

mengalami keluhan gangguan kesehatan lain.

73
4. Responden dengan lama kerja > 8 jam tahun merupakan responden yang

persentasenya paling banyak mengalami keluhan gejala dermatitis

sebanyak 74 orang (62,7%), keluhan gejala MSDs sebanyak 93 orang

(78,8%), dan keluhan gangguan kesehatan lain sebanyak 96 orang

(81,4%).

5. Responden yang bekerja dipercetakan screen printing merupakan

responden yang persentasenya paling banyak mengalami keluhan gejala

dermatitis sebanyak 18 orang (81,8%), dan sebanyak 31 orang (93,9%)

mengalami keluhan gejala MSDs. Sedangkan responden yang bekerja

dipercetakan digital, offset, screen printing merupakan responden yang

persentasenya paling banyak mengalami keluhan lain sebanyak 3 orang

(100%)

6. Responden yang bekerja di unit kerja Mencetak, dan Finishing merupakan

responden yang persentasenya paling banyak mengalami keluhan gejala

dermatitis sebanyak 18 orang (18,8%). Responden dengan persentase

keluhan gejala muskuloskeletal tertinggi dialami oleh unit pracetak

sebanyak 6 orang (100%) serta unit pracetak dan finishing sebanyak 2

orang (100%). Responden dengan persentase terbesar yang mengalami

keluhan lain adalah pekerja yang bekerja di unit mencetak sebanyak 47

orang (90,4%).

74
B. Saran

1. Pekerja percetakan diharapkan dapat menggunakan alat pelindung diri

seperti masker, sarung tangan, dan kacamata ketika melakukan pekerjaan

agar menghindari kontak langsung dengan bahan-bahan kimia di

percetakan.

2. Sebaiknya pekerja yang bekerja > 8 jam per hari dapat mengoptimalkan

waktu istirahatnya dan tidak bekerja secara terus menerus sehingga tidak

terjadi akumulasi kelelahan yang bisa mengakibatkan timbulnya berbagai

macam keluhan akibat melemahnya daya tahan tubuh.

3. Pihak perusahaan percetakan perlu menyediakan APD serta memberikan

arahan kepada setiap karyawan tentang risiko bahaya yang bisa terjadi di

percetakan.

4. Perlunya pembagian job/tugas yang jelas kepada setiap pegawai.

Diharapkan agar pekerja yang mengerjakan semua pekerjaan di unit-unit

pracetak, mencetak, dan finishing agar sebaiknya tidak mengerjakan

semuanya.

75
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, C. 2002. Kumpulan Makalah Seminar K3 RS Persahabatan tahun 2000 &


2001, Jakarta: UI Press.

Afifah, Adilah. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya


Dermatitis Kontak Akibat Kerja Pada Karyawan Binatu.
http://eprints.undip.ac.id/37287/1/ADILAH_G2A008006_LAPORAN_KTI.p
df (diakses 10 Mei 2013)

Badan Pusat Statistik. 2013. Keluhan Kesehatan.


http://sirusa.bps.go.id/index.php?r=istilah/view&id=331 (diakses 22 Maret).

BBC News. 2007. Office Printers 'are Health Risk. 2007.


http://news.bbc.co.uk/2/hi/6923915.stm (diakses 24 Maret 2013)

Budiyanto, Arif. 1996. Hubungan Lama Pemaparan Senyawa Aniline Dengan Kadar
Methaemoglobine Darah Pada Tenaga Kerja Yang Bekerja Di Ruang Cetak
Percetakan Negeri Yogyakarta. http://eprints.undip.ac.id/8901/ (diakses 20
Maret 2013).

Bukhori, Endang. 2010. Hubungan Faktor Risiko Pekerjaan dengan Terjadinya


Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Tukang Angkut Beban
Penambang Emas di Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak Tahun 2010.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/1224 (diakses 11 Mei
2013).

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar. 2012. Data Persebaran


Industri Percetakan tahun 2009-2011 Di Makassar .

Djuanda, dkk, 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Firdaus, U., 2002, Dermatitis Kontak Akibat Kerja Penyakit Kulit Akibat Kerja
Terbanyak di Indonesia, Majalah Kesehatan Masyarakat, Vol. II. No 5. Hal
16-18.

Ghosh, Rebecca Elisabeth. 2013. Asthma and occupation in the 1958 birth cohort.
Thorax 2013;68:4 365-371 Published Online First: 21 January 2013.
http://thorax.bmj.com/content/68/4/365 (diakses 22 Maret 2013)

Hamid, Fatmawati . 2012. Faktor Risiko Keluhan Dermatitis Kontak Pada Pekerja
Percetakan Di Kelurahan Ballaparang Kecamatan Rappocini Makassar
Tahun 2012. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Health and Safety Executive. 2006. Preventing Dermatitis : Intervention in the
Printing and Publishing Industries. http://www.hse.gov.uk
/foi/internalops/sectors/manuf/3_06_02.pdf (diakses 20 Maret 2013).

Jeyaratnam, J. Koh, David. 2010. Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Latief, V. N. 2006. Hubungan Lama Bekerja dengan Kapasitas Vital Paru Operator
SPBU Sampangan Semarang (online), http://www.docstoc.com/docs /
59067493/hubungan-lama-kerja-dengan-kapasitas-paru-operator-PBU
(diakses 02Maret 2013)

Leon, D. A. et al. 1994. Lung cancer among newspaper printers exposed to ink mist:
a study of trade union members in Manchester, England.
http://oem.bmj.com/content/51/2/87.full.pdf (diakses 20 Maret 2013).

Lestari, F & Utomo, HS. Makara Kesehatan Vol.11 No.2, Desember 2007. Faktor-
faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak pada pekerja di PT. INTI
PANTJA PRESS INDUSTRI. http://www.repository.ui.ac.id
/contents/koleksi/2/70c691f6a9237a7cb6411e3432cdb7c9135602f.pdf.
(Online) Diakses tanggal 20 Maret 2013.

Lingga, Ira Nola. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Kejadian


Dermatitis Kontak pada Pekerja di Perusahaan Invar Sin Kawasan Industri
Medan. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25718 (diakses 12 Mei
2013)

Livesley. E.J et al. 2002. The Prevalence of Occupational Dermatitis in the UK


Printing Industry.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1740323/pdf/v059p00487.pdf
(diakses 20 Maret 2013).

Luce, Daniele et al. 1997. Cancer mortality among magazine printing workers.
http://oem.bmj.com/content/54/4/264.full.pdf (diakses 20 Maret 2013).

Maijunidah, Emi. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keluhan


Musculoskeletal Disorders (Msds) Pada Pekerja Assembling PT X Bogor
Tahun 2010. http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/ SKRIPSI%20QUW
%20KompliT%2017-03-11.pdf (diakses 20 April 2013)
Nurliah, Aah. 2012. Analisis Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Operator
Percetakan Forklift di PT. LLI tahun 2012. http://lontar.ui.ac.id /file?
file=digital/ 20307476-T31178-Analisis%20resiko.pdf. (diakses 11 Mei
2012).

Riyadina, Woro et al. 2008. Keluhan Nyeri Muskuloskeletal pada Pekerja Industri di
Kawasan Industri Pulo Gadung
Jakarta.http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download
/563/556 (diakses 22 Maret 2013)

Sumamur, PK. 1994. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Sagung
Seto

Sutarjo,US.2008. Pedoman Tata Laksana Penyakit Akibat Kerja Bagi Petugas


Kesehatan . Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Kerja.

Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3


di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press.

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.


http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf (diakses 20 Maret 2013).

Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/Berita4/1.uu36-09-kesehatan.pdf
(diakses 20 Maret 2013).

Wikipedia. 2013. Percetakan. http://id.wikipedia.org/wiki/Percetakan (diakses 22


Maret 2013)
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN KELUHAN GANGGUAN KESEHATAN PADA KARYAWAN
PERCETAKAN KOTA MAKASSAR 2013

A. Identitas Responden
1. Nama Percetakan :
2. Jenis Percetakan :
a. Digital Printing
b. Offset Printing
c. Screen Printing
d. Digital Printing dan Offset Printing
e. Digital Printing dan Screen Printing
f. Offset Printing dan Screen Printing
g. Digital Printing, Offset Printing. Dan Screen Printing
h. Lainnya................................................................
3. Alamat :
4. Jumlah Pekerja : a. Laki-laki : ............. orang, b. Perempuan :............... orang
5. Jumlah Operator :
6. Posisi RuangKerja :
a. Ruang kerja terpisah dari bangunan rumah tinggal
b. Ruang kerja menyatu dalam bangunan rumah tempat tinggal
c. Ruang kerja proses cetak terpisah dari ruang kerja lain :
a). Ya, tertutup b). Ya, tidak tertutup c). Tidak

B. Identitas Responden
7. Nama :
8. Umur :
9. Jenis Kelamin : a. Laki-laki, b. Perempuan
10. Pendidikan Terakhir :
11. Masa Kerja : ..............Tahun................ Bulan
12. Lama kerja/perhari : a. < dari 8 Jam b. 8 jam
13. Tugas : a. Pracetak
b. Mencetak
c. Finishing

C. Gangguan Kesehatan
Berilah Tanda (v) untuk setiap keluhan kesehatan yang biasa anda alami yang
berhubungan dengan pekerjaan anda (Jawaban bisa sebanyak-banyaknya) !
No Pernyataan Ya Tidak

Tunjukkan tanda-tanda gangguan kulit yang pernah atau sedang anda


X X
alami yang diperkirakan sebagai akibat dari pekerjaan anda disini

a. Gatal-gatal
b. Kasar
13 c. Kering bersisik
d. Penebalan
e. Kemerahan
f. Rasa panas, atau menyengat seperti terbakar
g. Nyeri
h. Lainnya
Apakah anda sedang mengalami tanda-tanda gangguan kulit yang
dapat berkurang kalau anda kurangi atau berhenti kontak dengan suatu X X
bahan di percetakan ?
a. Bercak Kemerahan
14 b. Nyeri
c. Nyeri rasa terbakar
d. Bintik-bintik
e. Bintik-bintik berair (melepuh)
f. Gatal-Gatal
Jika anda mengalami gangguan kulit, tunjukkan bagian tubuh mana X X
yang terkena :
a. Tapak tangan
b. Punggung tangan
c. Pergelangan
d. Wajah
15
e. Lengan bawah
f. Celah jari
g. Siku
h. Kelopak mata
i. Pipi
Lainnya (Sebutkan)
Tunjukkan keluhan kesehatan lainnya yang pernah atau sedang anda
alami yang diperkirakan sebagai akibat dari pekerjaan anda disini X X

16 a. Sakit Kepala
b. Mual-mual
c. Sesak nafas
d. Batuk-batuk
e. Bersin-bersin
g. Lainnya (sebutkan) :
17 Apakah anda kesulitan mendengar atau memahami perkataan lawan
bicara anda ?
Apakah anda kesulitan memahami pembicaraan pada saat dua orang
18 atau lebih bercakap-cakap pada saat yang sama?

Apabila anda mengalami beberapa keluhan tersebut, tunjukkan


dimana tempat anda berobat ? X X

19 a. Berobat sendiri di rumah


b. Berhenti bekerja sampai gejala berkurag/hilang
c. Berobat ke dokter / petugas kesehatan
d. Lainnya

X X
20

Apakah anda memiliki keluhan kesehatan yang sering timbul yang


21 diperkirakan sebagai akibat dari pekerjaan yang anda lakukan tapi
belum disebutkan di atas?
Bila Ya, Mohon sebutkan keluhan itu :
.................................................................................................................
.................................................................................................................
22

TERIMA KASIH
MASTER TABEL

Ruang C 13
Jumlah kerja Jenis Pendidik Lama
Jenis Jumlah Jumlah Posisi terpisah Masa
no Nama Percetakan Alamat Pekerja Nama Umur Kelami an Kerja/ Tugas
Pekerja ruang
Percetakan Pria Wanita Operator kerja dengan n terakhir Kerja hari Gatal- Kering Peneb Kemera
ruangan Kasar Bersisi
gatal alan han
lain k

1 CV. ANGING MAMMIRI 3 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN KM.14 3 1 3 1 3 ST.HASANAH 33 2 4 7 2 2 1 0 0 0 1


2 3 ABD SAID 25 1 7 1 2 2 1 1 0 1 1
3 3 SULIHIN 24 1 7 1 2 2 0 0 1 1 1
4 CV. FHARRAS JAYA GR 3 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN KM 15 3 1 3 2 3 MASNI 32 2 4 7 2 7 0 0 0 0 0
5 3 MUH. ABDUL 41 1 7 7 2 7 0 0 0 0 0
6 3 ANTO 24 1 6 1 2 6 0 0 0 0 0
7 PT. SEMUWA 5 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN KM 14 5 0 2 2 1 NN 35 1 7 0.8 2 1 0 0 0 0 0
8 5 INDRA 38 1 4 0.4 2 6 0 0 0 0 0
9 CV.IQRA 5 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN KM 10 3 2 2 2 1 RAHMAN 28 1 4 1 2 7 0 0 0 0 0
10 5 ICCA 18 1 5 1 2 6 0 0 0 0 0
11 CV. PARAHYANGAN 1 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN 5 2 3 1 1 ANA 23 2 4 5 2 7 0 0 0 0 0
12 1 WAWAN 18 1 5 0.9 2 6 1 0 0 0 0
13 1 AMIR 21 1 5 0.6 2 4 0 0 0 0 0
CV. DIGITAL MEDIA JL. PERINTIS KEMERDEKAAN KM 10
14 1 NO32 2 3 2 1 1 ENI 24 2 4 2 2 4 0 0 0 0 0
KARYA (DIGITAL KIOS)
15 1 IDA 19 2 4 1 2 4 0 0 0 0 0
16 CV. HAMRIS 3 JL. PERIINTIS KEMERDEKAAN 3 5 2 2 1 NAWIR 24 1 4 4 1 7 0 0 0 0 0
17 CV. CAHAYA PELANGI 6 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN 1 1 1 1 3 JUL 23 1 4 0.4 1 6 0 0 0 0 0
18 PERCETAKAN BARITO 3 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN 2 0 2 2 3 SULTAN 21 1 5 9 1 7 0 0 0 0 0
19 3 FIRMANSYAH 35 1 5 9 1 7 0 0 0 0 0
PERCETAKAN CAHAYA
20 3 JL. PERINTIS KEMERDEKAAN 3 0 2 1 3 ILLANG 24 1 4 7 1 7 0 0 0 0 0
NURANI
21 3 ZUL 28 1 4 7 1 7 0 0 0 0 0
22 CV. ILHAM 2 JL. PETTARANI 80E 2 2 4 1 AWI 33 1 7 2 2 7 0 1 1 0 0

23 2 MISLAH 20 2 4 0.7 2 3 0 1 1 0 0

24 2 SRI 22 2 4 1 2 3 0 1 1 0 0
25 2 UDIN 45 1 3 2 2 2 1 0 0 0 0
26 ATHAYA 2 JL. PELITA RAYA NO.30 1 1 2 1 3 ROSITA 33 2 7 8 1 7 0 0 0 0 0
27 ALDI 6 JL. PELITA RAYA NO. 14 1 1 2 2 2 ROS 39 2 4 10 2 7 0 0 0 0 0
28 6 JAMALUDDIN 43 1 4 10 2 7 0 0 0 0 0
29 CV. HM JUFRI 1 JL. LANDAK 7 4 2 1 BASO ALFIAN 31 1 4 1 1 7 0 0 0 0 0
30 CV. WIRAJAYA 2 JL. PELITA RAYA 4 1 5 1 1 MEGA 28 2 5 8 2 1 0 0 0 0 0
31 2 GATOT 22 1 4 1.6 2 7 1 0 0 0 0
32 2 FANDI 28 1 2 4 2 7 1 0 0 0 0
33 2 DUL 35 1 4 0.2 2 7 0 0 0 0 0
34 2 ARIS 22 1 2 1 2 7 1 1 0 0 0
35 REKLAMINDO 2 JL. PELITA RAYA NO. 28 3 1 4 1 3 AHMAD UMAR 34 1 4 8 2 7 1 1 1 0 0
36 2 INDRA 19 1 3 2 2 7 1 1 1 0 0
37 2 ANDI 17 1 2 2 2 7 1 1 1 0 0
38 2 MARLINA 27 2 3 8 2 7 1 1 1 0 0
39 ATHA 2 JL. PELITA RAYA NO. 32 2 2 1 3 ALI 34 1 3 1 1 7 0 0 0 0 0
40 CV. RISKA 2 JL. PELITA RAYA NO.31 2 1 3 1 3 HURHAYATI 24 2 4 7 2 7 1 1 0 0 0
41 2 KAHAR 26 1 4 7 2 7 1 0 0 0 0
42 2 SUAIB 42 1 4 7 2 7 1 1 0 0 0
43 TENRIKAWA 4 JL. AMD BLOK III/53 4 1 5 2 3 YAHYA 22 1 4 2.5 2 7 1 1 0 1 0
44 4 SIDIQ 25 1 4 0.6 2 7 1 1 1 1 1
45 CV. ANGGUN MKS 4 JL. ABD SIRUA NO. 128 2 1 3 2 3 MARNI 31 2 4 3.6 2 7 1 1 0 0 1
46 4 AWALUDDIN 21 1 4 2 2 7 1 1 0 0 1
47 4 BASRI 19 1 3 0.3 2 7 1 1 0 0 1
48 CV. PURI LESTARI 2 JL. ABD SIRUA NO. 404 4 2 6 2 3 MERI 18 2 4 0.5 2 1 1 0 0 0 0
49 2 SAHRUL 18 1 4 7 2 7 1 0 0 0 0
50 2 TIKA 22 2 4 3 2 1 1 0 0 0 1
51 2 OKI 22 1 4 0.3 2 7 1 0 0 0 0
52 CV. GHAZALI JAYA 2 JL. BATUA RAYA NO. 93 1 1 2 3 M. NAIM 43 1 7 10 1 7 1 0 0 0 0
53 RAHMA 6 JL. ABD SIRUA 1 1 2 1 3 RAHMAWATI 33 2 4 9 2 7 1 0 0 0 0
54 6 BAHARUDDIN 40 1 6 9 2 7 1 0 0 0 0
55 PT.SURYA EFIRA JAYA 7 JL.SERIGALA NO.72 5 3 3 1 1 AMIRUDDIN 34 1 4 5 2 2 0 1 1 0 1
56 PT.SURYA EFIRA JAYA 7 JL.SERIGALA NO.72 1 1 MIDI 47 1 5 5 2 2 0 0 0 0 0
57 PT.SURYA EFIRA JAYA 7 JL.SERIGALA NO.72 1 1 PARNO 44 1 4 6 2 2 0 0 0 0 0
58 CV.CAHAYA RAHMAT 6 JL.ONTA LAMA NO.29 3 0 3 2 2 M.NUR IKHSAN 20 1 4 0.6 2 2 1 0 0 0 0
59 CV.CAHAYA RAHMAT 6 JL.ONTA LAMA NO.29 2 2 NASRUL 25 1 4 5 2 2 1 0 0 0 0
60 CV.CAHAYA RAHMAT 6 JL.ONTA LAMA NO.29 2 2 NN 16 1 3 1 2 2 1 1 0 0 1
61 CV.TRIA JAYA MANDIRI 6 JL.VETERAN SELATAN 3 1 3 2 1 A.TENRI LIWENG 21 1 4 5 2 4 0 0 0 0 0
62 CV.TRIA JAYA MANDIRI 6 JL.VETERAN SELATAN 2 1 A.MANGKONA 31 1 4 1 2 6 1 0 0 0 0
63 PERCETAKAN WAHYU 3 JL.SUNU,DKAT LAMPU MERAH 2 1 3 2 1 WAHYUNI 30 2 4 7 2 2 1 0 0 0 1
64 PERCETAKAN WAHYU 3 JL.SUNU,DKAT LAMPU MERAH 2 1 OGEL 33 1 7 20 2 2 1 0 0 0 0
65 PERCETAKAN WAHYU 3 JL.SUNU,DKAT LAMPU MERAH 2 1 ANCA M.ADAM 29 1 4 10 2 6 0 0 0 0 1
JL.SUNU,KOMP.UNHAS BLOK G
66 PERCETAKAN MASTER 3 NO.6 1 0 1 2 1 IRMAN 39 1 7 3 2 7 1 0 0 0 0
MUH.SACHYARW
A
67 WIRA KARYA 6 JL.KORBAN 40RIBU JIWA 2 3 1 2 2 39 1 4 18 1 6 1 0 0 1 0
N
68 ACC 1 JL.PELITA RAYA 1 1 2 1 3 FATMA 27 2 3 11 2 7 0 0 0 0 1
69 ACC 1 JL.PELITA RAYA 1 1 2 1 3 AGUS 30 1 3 11 2 7 0 0 0 0 1
70 CELEBES RAYA 6 JL.PELITA RAYA NO.4 7 2 1 1 EWA 22 1 1 2 2 2 0 0 0 0 0
71 CELEBES RAYA 6 ERWIN 32 1 4 3 2 2 1 0 0 0 1
72 559 6 JL.PELITA RAYA NO.1 0 2 1 2 2 NURUL AZIZAH 18 2 1 1 1 6 0 0 0 0 1
73 YUDI KASIH KARUNIA 6 JL.TEUKU UMAR 7 0 4 1 2 YUDI 30 1 4 8 1 7 1 0 0 0 1
74 CV.MUMTAZ 6 JL. DG.TATA NO.125 2 2 2 1 1 YOSAFAT 39 1 7 2 1 6 1 0 0 0 0
75 CV.MULTI KARYA 6 JL.MALLENGKERI PERMAI BLOK A/9 7 0 1 2 2 KOMAR 45 1 4 1 1 2 1 1 0 0 0
76 CV. CITRAA SATRIA 5 JL.RAJAWALI 10 0 4 1 3 AZIZ 50 1 4 25 2 6 1 0 0 0 1
77 5 DAHLAN 50 1 4 20 2 7 1 1 1 1 1
78 PERCETAKAN DAMAI 3 JL.ABD SIRUA 2 0 1 1 3 M.ARIF 35 1 4 12 1 4 1 0 0 0 0
79 OZI 1 JL.ABD SIRUA 5 1 1 2 3 ST.AISYAH 29 2 6 5 1 6 0 0 0 0 0
80 KALIWATU 1 JL.ABD SIRUA 1 1 1 2 2 A.JUMRIANI 32 2 7 4 1 6 1 1 1 1 1
JL. MALLENGKERI PERMAI BLOK
81 MAKARYA 1 J/14 2 0 1 1 1 HERMAN 26 1 4 3 1 6 1 1 0 0 0
CV DIAN DIGITAL
82 1 JL. MALLENGKERI 1 1 1 1 1 ASTINI 25 2 7 2 1 6 1 0 0 0 0
PRINTING
83 FADILA SPORT 3 JL. CENDRAWASIH 2 1 1 1 3 MARWANI 40 2 4 3 1 6 1 0 0 0 1
84 CV. CITRA SAHABAT 2 JL.DG.TATA III 3 0 1 2 3 JUFRI 33 1 4 12 2 7 1 0 0 0 1
85 2 IRFAN NURDIN 25 1 4 1 2 7 0 0 0 0 0
86 ASRI 2 JL.ABD SIRUA 1 1 1 2 3 WIDA 34 2 7 7 1 6 1 0 0 0 0
87 DUNDUNG PRINT 3 JL. CENDRAWASIH 2 1 1 1 2 AGUS 24 1 4 7 2 6 0 0 0 0 0
88 3 RIAN 32 1 4 6 2 7 1 0 0 0 0
89 DUNDUNG PRINT 2 JL.DG.TATA 1 1 1 1 1 IRFAN 25 1 4 5 2 6 1 0 0 0 0
90 CV. Multi Global 4 Jl. Maccini No 25 5 2 2 1 1 Irwan 30 1 4 5 2 6 1 0 0 0 1
91 4 Anto 29 1 4 7 2 6 1 0 0 0 1
92 CV. Mukjizat 2 Jl. R.S Faisal 14 A 32 5 0 2 2 1 Syahril 46 1 7 10 2 7 0 0 0 0 0
93 2 Balyadi 38 1 7 10 2 6 1 1 0 0 1
94 CV Studio 23 4 Jl. Maccini Sawah no 23 11 2 10 1 1 Erick 24 1 3 1 2 2 1 1 1 0 1
95 4 Nono 23 1 4 1 2 2 1 1 1 1 1
96 4 Nana 30 2 4 1 2 5 0 0 0 0 0
97 4 Hamzah 20 1 4 1.4 2 3 0 0 0 0 0
98 4 Sukri 24 1 4 6 2 3 1 0 0 0 0
99 4 Anca 23 1 3 5 2 3 1 0 0 0 0
100 4 Mutmainnah 26 2 1 3 2 3 0 0 0 0 0

101 4 Andi 20 1 4 2.6 2 3 1 0 0 0 0


102 4 Muchlis 28 1 4 0.2 2 3 1 0 0 0 0
103 4 Putri 20 2 4 1 2 5 0 0 0 0 0
104 CV. Manunggal Utama 2 JL. Sehati No.3 3 2 2 3 2 A.PANLANGI 26 1 4 2.6 2 2 0 0 0 0 2
BAMBANG
105 CV. Manunggal Utama 2 JL. Sehati No.3 3 2 2 3 2 PUTRA 23 1 4 4 2 2 1 0 0 0 0
CV. VIVID PRATAMA
106 1 JL. Gajah No.6 6 2 2 MARWAN 29 1 4 6 2 3 0 0 0 0 0
PUTRA
CV. VIVID PRATAMA
107 1 JL. Gajah No.6 6 2 2 RAHMAN 39 1 4 4 2 3 1 0 0 0 0
PUTRA
CV. VIVID PRATAMA
108 1 JL. Gajah No.6 6 2 2 EGI 18 1 3 0.6 2 2 0 0 0 0 0
PUTRA
CV. VIVID PRATAMA
109 1 JL. Gajah No.6 6 2 2 ADI 16 1 1 2 2 3 1 0 0 0 0
PUTRA
CV. VIVID PRATAMA
110 1 JL. Gajah No.6 6 2 2 TETEN 26 1 4 3 2 3 0 0 0 0 0
PUTRA
CV. VIVID PRATAMA
111 1 JL. Gajah No.6 6 2 2 RIO 17 1 1 2 2 3 0 0 0 0 0
PUTRA
CV. VIVID PRATAMA
112 1 JL. Gajah No.6 6 2 2 YOSI 38 1 4 7 2 3 0 0 0 0 0
PUTRA
113 DIAJENG CARDS 4 JL. Maccini 6 7 4 2 ILHAM 22 1 3 10 2 2 1 0 0 0 0
114 DIAJENG CARDS 4 JL. Maccini 6 7 4 2 SALAM 45 1 4 20 2 2 0 0 0 0 0
115 DIAJENG CARDS 4 JL. Maccini 6 7 4 2 BONDAN 17 1 3 1.3 2 2 1 0 0 0 0
116 DIAJENG CARDS 4 JL. Maccini 6 7 4 2 RIZAL 24 1 4 3 2 2 0 0 0 0 0
117 CV. HANA 2 JL. Pelita Raya No.80 4 2 3 2 SUWANDI 35 1 4 3 2 1 1 0 0 0 0
118 CV. HANA 2 JL. Pelita Raya No.80 4 2 3 2 HASANUDDIN 33 1 4 7 2 2 1 0 0 0 0
119 Luna Kreatif 1 JL.S.SADDANG BARU NO.42 5 1 2 2 IWAN GUNAWAN 23 1 7 0.6 1 2 0 0 0 0 0
120 ALDI 1 JL. PELITA RAYA NO.4 1 1 2 2 ROSMAWATI 36 2 4 5 2 2 1 0 0 0 0
121 1 JAMALUDDIN 37 1 4 10 2 2 1 0 0 0 0
122 CV. INDOMEDIA 4 JL. S. SADDANG 5 4 1 2 ABI 22 1 3 8 1 2 0 0 0 0 0
123 GAJAH ANUGRAH 1 J;. GAJAH NO.4C 10 2 2 RUDY 30 1 4 5 2 2 0 0 0 0 0
124 1 HERMAN 26 1 5 3 2 1 1 0 0 0 0
125 1 REZKY 20 1 4 2 2 2 0 0 0 0 0
126 BRAWIJAYA 1 JL. S. SADDANG BARU NO.22 1 1 2 ANI 30 2 4 10 1 2 0 1 0 0 0
127 DIO JAYA 1 JL. S.SADDANG BARU 28 3 1 2 ABDUL 26 1 7 0.6 1 2 0 0 0 0 0
128 CV. RAHMAT JAYA 1 JL. S.SADDANG NO.37 3 1 1 2 MUJIATI 20 2 4 2 1 2 0 0 0 0 0
129 CV. HIJAU 1 JL.S.SADDANG NO.46 2 1 1 1 IDRUS 42 1 7 15 1 2 0 0 0 0 0
130 CAHAYA GRAFIKA 1 JL. S.SADDANG NO.35 3 1 3 2 DARMA 38 2 3 1 2 2 0 0 0 0 0
131 1 ADI 23 1 5 2 2 2 0 0 0 0 0
132 1 AMIR 45 1 3 1 2 2 0 0 0 0 0
CV.KARYA MANDIRI
133 JAYA 4 JL.RAYA PENDIDIKAN 7 3 3 1 1 FAJAR 25 1 7 4 2 2 0 0 0 0 0
CVKARYA MANDIRI
134 JAYA 4 JL.RAYA PENDIDIKAN 7 3 3 1 1 GUNAWAN 23 1 4 3 2 2 1 0 0 0 0

135 JOKER 4 JL.SUNGAI SADDANG BARU 2 1 3 2 2 DARWIS 25 1 4 3.8 2 2 1 1 1 0 1


136 JOKER 4 JL.SUNGAI SADDANG BARU 2 1 3 2 2 MUNARSYAH 40 1 7 5 2 2 0 0 0 0 0
137 JOKER 4 JL.SUNGAI SADDANG BARU 2 1 3 2 2 MIRNAWATI 20 2 4 3.8 2 2 0 0 0 0 0
138 ANDIKA JAYA 4 JL.PELITA RAYA NO.12 2 2 2 2 SAFRI 37 1 4 10 2 2 1 0 0 0 1
139 ANDIKA JAYA 4 JL.PELITA RAYA NO.12 2 2 2 2 KANDAR 25 1 4 5 2 2 0 0 0 0 0
140 RAMPOANG 4 JL.SUNGAI SADDANG BARU 2 2 2 SALDI 23 1 4 1.5 2 2 1 0 0 0 0
141 RAMPOANG 4 JL.SUNGAI SADDANG BARU 2 2 2 YASSEL 33 1 4 1.5 2 2 0 0 0 0 0
142 RAMA JAYA PERKASA 1 JL.SUNGAI SADDANG BARU 3 3 2 2 MUH.HAMKA 30 1 4 5 2 2 1 0 0 0 0
143 RAMA JAYA PERKASA 4 JL.SUNGAI SADDANG BARU 3 3 2 2 NN 22 1 4 5 2 2 1 0 0 0 0
144 RAMA JAYA PERKASA 4 JL.SUNGAI SADDANG BARU 3 3 2 2 HARIS 25 1 7 2 2 2 0 0 0 0 0
145 ABADI GROUP 1 JL.SUNGAI SADDANG BARU NO.3 7 1 2 3 2 SYAMSU ALAM 19 1 4 2 2 2 0 0 0 0 0
146 ABADI GROUP 1 JL.SUNGAI SADDANG BARU NO.3 7 1 2 3 2 BAHARUDDIN 32 1 3 5.2 2 2 1 0 0 0 0
C1 C1
C14 5 6 17 18

sulit
Nyeri Sulit memahami Beroba
Panas, Lainn Lenga batuk mendenga percakapan
atau y Bercak rasa Bintik- Berair Gatal- Tapak Punggu Pergela n celah kelopak Sakit Mual- sesak - Bersin- r pd t
menyenga Kemera (melepu Lainny Lainny
t Nyeri h Nyeri h ng Wajah siku pipi a a saat 2 orang
terbakar a an terbaka bintik ) gatal Tangan Tangan ngan bawah jari mata kepala mual nafas batuk bersin lawan diruma
atau lebih
r bicara bicara h
MATA
0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1
PERIH
1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1
0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
MATA
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
PERIH
MATA
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
PERIH
MATA
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
PERIH
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
MATA
1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
PERIH
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1

0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
MATA
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
PERIH
MATA
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
PERIH
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1

0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
19 C20

berhenti Berobat
ke Lengan Lenga lengan lengan Pergel. Pergel. Telapak Pergel. Pergel. Telap
kerja
dokter/pe Pungg
sampai t Lainny Leher Leher Bahu Bahu atas u n atas Pinggu Pinggul Pantat Siku kiri Siku kiri kanan Tangan Tangan Telapak Tangan Paha Paha Lutut Lutut Betis Betis Kaki Kaki ak
Tangan
gejala ugas a atas bawah kiri kanan kiri ng kanan ng kanan bawah bawah kiri kanan kiri kanan kiri kanan kiri kanan kiri kanan kiri kanan kaki
kesehata
berkurang n kiri

0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C21 C22

Ada/tid Ada/tid
Telap Kelom Jumlah Jumla Ada/tidak a a Ada/tid
Sebutk Kelomp h Jumlah k ada
ak Keluha a pok keluhan keluha ada k ada ak ada
ok dermati keluh n keluhan
kaki n lain n Masa t keluhan keluhan keluhan
Umur lain dermatiti Penden
kanan kerja is an s g MSDs lain
MSDs aran

0 0 4 2 2 1 4 1 0 1 1
0 0 3 1 6 0 3 1 0 0 1
0 0 2 1 4 1 1 1 0 1 1
0 0 4 2 0 1 0 0 0 1 0
0 0 6 2 0 1 1 0 0 1 1
0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1
0 0 5 1 0 1 0 0 0 1 0
0 0 5 1 0 2 1 0 0 1 1
0 0 3 1 0 0 4 0 0 0 1
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1
0 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0
0 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 2 1 0 2 0 0 0 1 0
0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 2 2 0 1 2 0 1 1 1
0 0 5 2 0 0 0 0 0 0 0
0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0
0 0 3 2 0 1 0 0 0 1 0
0 0 4 1 2 1 4 1 0 1 1

0 0 2 1 2 1 4 1 0 1 1

0 0 2 1 2 1 4 1 0 1 1
0 0 7 1 1 5 0 1 0 1 0
0 0 4 2 0 1 0 0 0 1 0
0 0 5 3 0 2 2 0 0 1 1
0 0 6 3 0 1 3 0 0 1 1
0 0 4 1 0 1 1 0 0 1 1
0 0 3 2 0 5 2 0 0 1 1
0 0 2 1 2 5 1 1 0 1 1
0 0 3 1 2 5 1 1 0 1 1
0 0 5 1 0 5 1 0 0 1 1
0 0 2 1 3 5 1 1 0 1 1
0 0 4 2 4 5 5 1 0 1 1
0 0 1 1 4 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 4 1 1 1 0 1 1
0 0 3 2 4 5 4 1 0 1 1
0 0 4 1 0 5 0 0 0 1 0
0 0 2 2 3 5 0 1 0 1 0
0 0 3 2 1 5 0 1 0 1 0
0 0 6 2 3 5 0 1 0 1 0
0 0 2 1 4 5 4 1 0 1 1
0 0 3 1 6 3 3 1 0 1 1
0 0 4 1 4 5 2 1 0 1 1
0 0 2 1 4 2 2 1 0 1 1
0 0 1 1 4 2 2 1 0 1 1
0 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1
0 0 1 2 1 2 1 1 0 1 1
0 0 2 1 3 1 2 1 0 1 1
0 0 2 1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 6 3 1 1 0 1 0 1 0
0 0 4 2 1 5 1 1 0 1 1
0 0 6 2 1 5 1 1 0 1 1
0 0 4 2 4 0 3 1 0 0 1
0 0 7 2 0 1 2 0 0 1 1
0 0 6 2 0 1 2 0 0 1 1
0 0 2 1 2 1 3 1 1 1 1
0 0 3 2 2 1 2 1 0 1 1
0 0 1 1 4 1 1 1 0 1 1
0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0
0 0 4 1 3 1 1 1 0 1 1
0 0 4 2 2 1 2 1 0 1 1
0 0 4 5 2 1 1 1 0 1 1
0 0 3 3 2 1 2 1 0 1 1
0 0 5 1 2 0 0 1 0 0 0
0 0 5 4 3 1 2 1 0 1 1
0 0 3 3 1 1 2 1 0 1 1
0 0 4 3 1 1 3 1 0 1 1
0 0 2 1 0 1 3 0 0 1 1
0 0 4 1 3 1 3 1 0 1 1
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 4 2 3 1 3 1 0 1 1
0 0 5 1 2 1 1 1 0 1 1
0 0 7 1 2 0 1 1 0 0 1
0 0 8 5 3 1 2 1 0 1 1
0 0 8 5 7 1 2 1 0 1 1
0 0 5 3 1 0 1 1 0 0 1
0 0 3 2 1 0 1 1 0 0 1
0 0 4 1 7 0 1 1 0 0 1
0 0 3 1 4 0 3 1 0 0 1

0 0 3 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 6 1 2 0 2 1 0 0 1
0 0 4 3 3 1 1 1 0 1 1
0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 4 2 1 0 2 1 0 0 1
0 0 2 2 1 0 2 1 0 0 1
0 0 4 2 2 0 1 1 0 0 1
0 0 3 2 2 1 3 1 0 1 1
0 0 4 2 4 1 0 1 1 1 0
0 0 3 2 4 1 1 1 0 1 1
0 0 7 3 0 1 1 0 0 1 1
0 0 5 3 4 1 1 1 1 1 1
0 0 2 1 6 3 4 1 1 1 1
0 0 2 1 7 3 3 1 1 1 1
0 0 4 1 0 2 0 0 0 1 0
0 0 2 1 0 1 2 0 0 1 1
0 0 2 2 1 1 0 1 0 1 0
0 0 2 2 2 1 2 1 0 1 1
0 0 3 1 0 0 1 0 1 0 1

0 0 2 1 2 1 2 1 0 1 1
0 0 3 1 1 0 1 1 0 0 1
0 0 2 1 0 1 2 0 0 1 1
0 0 3 1 2 1 1 1 0 1 1
0 0 2 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 3 2 0 1 2 0 0 1 1

0 0 5 1 1 1 0 1 0 1 0

0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1

0 0 1 1 1 1 2 1 0 1 1

0 0 3 1 0 1 1 0 0 1 1

0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1

0 0 5 2 0 0 1 0 0 0 1
0 0 2 3 1 1 2 1 0 1 1
0 0 7 5 0 1 2 0 0 1 1
0 0 1 1 1 1 2 1 0 1 1
0 0 2 1 0 1 3 0 0 1 1
0 0 5 1 1 1 2 1 0 1 1
0 0 4 2 2 1 2 1 0 1 1
0 0 2 1 0 1 2 0 0 1 1
0 0 5 2 1 0 1 1 0 0 1
0 0 5 3 2 1 5 1 0 1 1
0 0 2 2 0 1 3 0 1 1 1
0 0 4 2 0 1 1 0 0 1 1
0 0 3 1 2 1 1 1 0 1 1
0 0 2 1 0 1 1 0 0 1 1
0 0 4 3 1 1 1 1 0 1 1
0 0 3 1 0 1 3 0 0 1 1
0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1
0 0 6 4 0 1 0 0 0 1 0
0 0 5 1 0 1 1 0 0 1 1
0 0 2 1 0 1 3 0 0 1 1
0 0 7 1 0 1 0 0 0 1 0
0 0 3 1 0 0 1 0 0 0 1

0 0 2 1 1 1 2 1 0 1 1

1 0 3 1 6 4 4 1 1 1 1
0 0 6 2 0 1 1 0 0 1 1
0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1
0 0 5 3 2 0 0 1 0 0 0
0 0 3 2 0 0 1 0 0 0 1
0 0 2 1 1 0 2 1 0 0 1
0 0 4 1 0 1 1 0 0 1 1
0 0 4 2 1 1 0 1 0 1 0
1 0 2 2 2 3 1 1 0 1 1
0 0 3 1 0 1 1 0 0 1 1
0 0 1 1 0 0 3 0 0 0 1
0 0 4 2 2 0 1 1 0 0 1
Hasil Analisis Data

Frequency Table

Pendidikan terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Sekolah 5 3.4 3.4 3.4

SD 3 2.1 2.1 5.5

SMP 17 11.6 11.6 17.1

SMA 88 60.3 60.3 77.4

SMK 9 6.2 6.2 83.6

Diploma 3 2.1 2.1 85.6

S1 21 14.4 14.4 100.0

Total 146 100.0 100.0

Jenis kelamin responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 114 78.1 78.1 78.1

Perempuan 32 21.9 21.9 100.0

Total 146 100.0 100.0

Kelompok Masa Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0-4 81 55.5 55.5 55.5

5-9 45 30.8 30.8 86.3

10 - 14 14 9.6 9.6 95.9

15 - 19 2 1.4 1.4 97.3

>= 20 4 2.7 2.7 100.0

Total 146 100.0 100.0


Kelompok Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 15 - 19 15 10.3 10.3 10.3

20 - 24 41 28.1 28.1 38.4

25 - 29 28 19.2 19.2 57.5

30 - 34 28 19.2 19.2 76.7

35 - 39 17 11.6 11.6 88.4

40 - 44 9 6.2 6.2 94.5

45 - 49 6 4.1 4.1 98.6

>= 50 2 1.4 1.4 100.0

Total 146 100.0 100.0

Jenis Percetakan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Digital Printing 35 24.0 24.0 24.0

Screen Printing 33 22.6 22.6 46.6

Offset 19 13.0 13.0 59.6

Digital dan Screen Printing 33 22.6 22.6 82.2

Digital dan Offset Printing 6 4.1 4.1 86.3

Offset dan Screen Printing 17 11.6 11.6 97.9

Digital, Offset, dan Screen


3 2.1 2.1 100.0
Printing

Total 146 100.0 100.0

Lama Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <= 8 jam 28 19.2 19.2 19.2

> 8 jam 118 80.8 80.8 100.0


Lama Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <= 8 jam 28 19.2 19.2 19.2

> 8 jam 118 80.8 80.8 100.0

Total 146 100.0 100.0

Tugas responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pra cetak 6 4.1 4.1 4.1

Mencetak 52 35.6 35.6 39.7

Finishing 14 9.6 9.6 49.3

Pra cetak dan Mencetak 5 3.4 3.4 52.7

Pra cetak dan finishing 2 1.4 1.4 54.1

Mencetak dan Finishing 22 15.1 15.1 69.2

Pra cetak, Mencetak,


45 30.8 30.8 100.0
Finishing

Total 146 100.0 100.0

Gatal-gatal (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 71 48.6 48.6 48.6

Ya 75 51.4 51.4 100.0

Total 146 100.0 100.0

Kasar (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 119 81.5 81.5 81.5

Ya 27 18.5 18.5 100.0


Kasar (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 119 81.5 81.5 81.5

Ya 27 18.5 18.5 100.0

Total 146 100.0 100.0

Kering bersisik (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 131 89.7 89.7 89.7

Ya 15 10.3 10.3 100.0

Total 146 100.0 100.0

Penebalan (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 138 94.5 94.5 94.5

Ya 8 5.5 5.5 100.0

Total 146 100.0 100.0

Rasa panas, berduri atau menyengat terbakar (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 110 75.3 75.3 75.3

Ya 36 24.7 24.7 100.0

Total 146 100.0 100.0

Nyeri (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 121 82.9 82.9 82.9

Ya 25 17.1 17.1 100.0


Nyeri (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 121 82.9 82.9 82.9

Ya 25 17.1 17.1 100.0

Total 146 100.0 100.0

Lainnya (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 146 100.0 100.0 100.0

Jumlah Dermatitis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak ada keluhan 58 39.7 39.7 39.7

1 keluhan gejala dermatitis 30 20.5 20.5 60.3

2 keluhan gejala dermatitis 26 17.8 17.8 78.1

3 keluhan gejala dermatitis 10 6.8 6.8 84.9

4 keluhan gejala dermatitis 15 10.3 10.3 95.2

6 keluhan gejala dermatitis 4 2.7 2.7 97.9

7 keluhan gejala dermatitis 3 2.1 2.1 100.0

Total 146 100.0 100.0

Apakah Anda kesulitan mendengar atau memahami perkataan


lawan bicara Anda?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 137 93.8 93.8 93.8

Ya 9 6.2 6.2 100.0

Total 146 100.0 100.0


Apakah Anda kesulitan mengikuti pembicaraan pada saat dua orang atau
lebih bercakap-cakap pada saat yang sama?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 139 95.2 95.2 95.2

Ya 7 4.8 4.8 100.0

Total 146 100.0 100.0

MSDs

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

ValidTidak Ada Keluhan MSDs 36 24.7 24.7 24.7

1-5 keluhan gejala MSDs 81 55.5 55.5 80.1

6-10 keluhan gejala MSDs 8 5.5 5.5 85.6

11-15 keluhan gejala MSDs 4 2.7 2.7 88.4

16-20 keluhan gejala MSDs 1 .7 .7 89.0

> 20 keluhan gejala MSDs 16 11.0 11.0 100.0

Total 146 100.0 100.0

Sakit kepala (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 55 37.7 37.7 37.7

Ya 91 62.3 62.3 100.0

Total 146 100.0 100.0

Mual-mual (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 131 89.7 89.7 89.7

Ya 15 10.3 10.3 100.0

Total 146 100.0 100.0


Sesak napas (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 108 74.0 74.0 74.0

Ya 38 26.0 26.0 100.0

Total 146 100.0 100.0

Batuk-batuk (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 99 67.8 67.8 67.8

Ya 47 32.2 32.2 100.0

Total 146 100.0 100.0

Bersin (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 129 88.4 88.4 88.4

Ya 17 11.6 11.6 100.0

Total 146 100.0 100.0

Lainnya (pernah/sedang)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 138 94.5 94.5 94.5

Ya 8 5.5 5.5 100.0

Total 146 100.0 100.0


jmhklhnlain

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak ada keluhan 32 21.9 21.9 21.9

1 Keluhan gangguan
53 36.3 36.3 58.2
kesehatan lain

2 Keluhan gangguan
33 22.6 22.6 80.8
kesehatan lain

3 Keluhan gangguan
17 11.6 11.6 92.5
kesehatan lain

4 Keluhan gangguan
9 6.2 6.2 98.6
kesehatan lain

5 Keluhan gangguan
2 1.4 1.4 100.0
kesehatan lain

Total 146 100.0 100.0


DISTRIBUSI KELUHAN BERDASARKAN UMUR

Kelompok Umur * dermatitis Crosstabulation

dermatitis

Tidak ada
keluhan Ada keluhan
dermatitis dermatitis Total

Kelompok Umur 15 - 19 Count 5 10 15

% within Kelompok Umur 33.3% 66.7% 100.0%

20 - 24 Count 19 22 41

% within Kelompok Umur 46.3% 53.7% 100.0%

25 - 29 Count 11 17 28

% within Kelompok Umur 39.3% 60.7% 100.0%

30 - 34 Count 7 21 28

% within Kelompok Umur 25.0% 75.0% 100.0%

35 - 39 Count 7 10 17

% within Kelompok Umur 41.2% 58.8% 100.0%

40 - 44 Count 5 4 9

% within Kelompok Umur 55.6% 44.4% 100.0%

45 - 49 Count 4 2 6

% within Kelompok Umur 66.7% 33.3% 100.0%

>= 50 Count 0 2 2

% within Kelompok Umur .0% 100.0% 100.0%

Total Count 58 88 146

% within Kelompok Umur 39.7% 60.3% 100.0%


Kelompok Umur * Gangguan pendengaran Crosstabulation

Gangguan pendengaran

Tidak mengalami Mengalami


keluhan keluhan Total

Kelompok Umur 15 - 19 Count 15 0 15

% within Kelompok Umur 100.0% .0% 100.0%

20 - 24 Count 36 5 41

% within Kelompok Umur 87.8% 12.2% 100.0%

25 - 29 Count 26 2 28

% within Kelompok Umur 92.9% 7.1% 100.0%

30 - 34 Count 27 1 28

% within Kelompok Umur 96.4% 3.6% 100.0%

35 - 39 Count 16 1 17

% within Kelompok Umur 94.1% 5.9% 100.0%

40 - 44 Count 9 0 9

% within Kelompok Umur 100.0% .0% 100.0%

45 - 49 Count 6 0 6

% within Kelompok Umur 100.0% .0% 100.0%

>= 50 Count 2 0 2

% within Kelompok Umur 100.0% .0% 100.0%

Total Count 137 9 146

% within Kelompok Umur 93.8% 6.2% 100.0%


Kelompok Umur * MSDs Crosstabulation

MSDs

Tidak mengalami Mengalami


keluhan Keluhan Total

Kelompok Umur 15 - 19 Count 5 10 15

% within Kelompok Umur 33.3% 66.7% 100.0%

20 - 24 Count 9 32 41

% within Kelompok Umur 22.0% 78.0% 100.0%

25 - 29 Count 9 19 28

% within Kelompok Umur 32.1% 67.9% 100.0%

30 - 34 Count 5 23 28

% within Kelompok Umur 17.9% 82.1% 100.0%

35 - 39 Count 6 11 17

% within Kelompok Umur 35.3% 64.7% 100.0%

40 - 44 Count 1 8 9

% within Kelompok Umur 11.1% 88.9% 100.0%

45 - 49 Count 1 5 6

% within Kelompok Umur 16.7% 83.3% 100.0%

>= 50 Count 0 2 2

% within Kelompok Umur .0% 100.0% 100.0%

Total Count 36 110 146

% within Kelompok Umur 24.7% 75.3% 100.0%


Kelompok Umur * Keluhan Lain Crosstabulation

Keluhan Lain

Tidak ada
keluhan lain Ada keluhan lain Total

Kelompok Umur 15 - 19 Count 3 12 15

% within Kelompok Umur 20.0% 80.0% 100.0%

20 - 24 Count 10 31 41

% within Kelompok Umur 24.4% 75.6% 100.0%

25 - 29 Count 3 25 28

% within Kelompok Umur 10.7% 89.3% 100.0%

30 - 34 Count 6 22 28

% within Kelompok Umur 21.4% 78.6% 100.0%

35 - 39 Count 5 12 17

% within Kelompok Umur 29.4% 70.6% 100.0%

40 - 44 Count 3 6 9

% within Kelompok Umur 33.3% 66.7% 100.0%

45 - 49 Count 2 4 6

% within Kelompok Umur 33.3% 66.7% 100.0%

>= 50 Count 0 2 2

% within Kelompok Umur .0% 100.0% 100.0%

Total Count 32 114 146

% within Kelompok Umur 21.9% 78.1% 100.0%


DISTRIBUSI KELUHAN BERDASARKAN MASA KERJA

Kelompok Masa Kerja * dermatitis Crosstabulation

dermatitis

Tidak ada
keluhan Ada keluhan
dermatitis dermatitis Total

Kelompok Masa Kerja 0-4 Count 35 46 81

% within Kelompok Masa


43.2% 56.8% 100.0%
Kerja

5-9 Count 18 27 45

% within Kelompok Masa


40.0% 60.0% 100.0%
Kerja

10 - 14 Count 3 11 14

% within Kelompok Masa


21.4% 78.6% 100.0%
Kerja

15 - 19 Count 1 1 2

% within Kelompok Masa


50.0% 50.0% 100.0%
Kerja

>= 20 Count 1 3 4

% within Kelompok Masa


25.0% 75.0% 100.0%
Kerja

Total Count 58 88 146

% within Kelompok Masa


39.7% 60.3% 100.0%
Kerja
Kelompok Masa Kerja * Gangguan pendengaran Crosstabulation

Gangguan pendengaran

Tidak
mengalami Mengalami
keluhan keluhan Total

Kelompok Masa Kerja0 - 4 Count 76 5 81

% within Kelompok Masa


93.8% 6.2% 100.0%
Kerja

5-9 Count 42 3 45

% within Kelompok Masa


93.3% 6.7% 100.0%
Kerja

10 - 14 Count 13 1 14

% within Kelompok Masa


92.9% 7.1% 100.0%
Kerja

15 - 19 Count 2 0 2

% within Kelompok Masa


100.0% .0% 100.0%
Kerja

>= 20 Count 4 0 4

% within Kelompok Masa


100.0% .0% 100.0%
Kerja

Total Count 137 9 146

% within Kelompok Masa


93.8% 6.2% 100.0%
Kerja
Kelompok Masa Kerja * MSDs Crosstabulation

MSDs

Tidak mengalami Mengalami


keluhan Keluhan Total

Kelompok Masa Kerja 0-4 Count 21 60 81

% within Kelompok Masa


25.9% 74.1% 100.0%
Kerja

5-9 Count 13 32 45

% within Kelompok Masa


28.9% 71.1% 100.0%
Kerja

10 - 14 Count 2 12 14

% within Kelompok Masa


14.3% 85.7% 100.0%
Kerja

15 - 19 Count 0 2 2

% within Kelompok Masa


.0% 100.0% 100.0%
Kerja

>= 20 Count 0 4 4

% within Kelompok Masa


.0% 100.0% 100.0%
Kerja

Total Count 36 110 146

% within Kelompok Masa


24.7% 75.3% 100.0%
Kerja
Kelompok Masa Kerja * Keluhan Lain Crosstabulation

Keluhan Lain

Tidak ada
keluhan lain Ada keluhan lain Total

Kelompok Masa Kerja 0-4 Count 16 65 81

% within Kelompok Masa


19.8% 80.2% 100.0%
Kerja

5-9 Count 13 32 45

% within Kelompok Masa


28.9% 71.1% 100.0%
Kerja

10 - 14 Count 2 12 14

% within Kelompok Masa


14.3% 85.7% 100.0%
Kerja

15 - 19 Count 1 1 2

% within Kelompok Masa


50.0% 50.0% 100.0%
Kerja

>= 20 Count 0 4 4

% within Kelompok Masa


.0% 100.0% 100.0%
Kerja

Total Count 32 114 146

% within Kelompok Masa


21.9% 78.1% 100.0%
Kerja
DISTRIBUSI KELUHAN BERDASARKAN JENIS PERCETAKAN

Jenis Percetakan * dermatitis Crosstabulation

dermatitis

Tidak ada
keluhan Ada keluhan
dermatitis dermatitis Total

Jenis Percetakan Digital Printing Count 20 15 35

% within Jenis Percetakan 57.1% 42.9% 100.0%

Screen Printing Count 6 27 33

% within Jenis Percetakan 18.2% 81.8% 100.0%

Offset Count 8 11 19

% within Jenis Percetakan 42.1% 57.9% 100.0%

Digital dan Screen Count 13 20 33


Printing
% within Jenis Percetakan 39.4% 60.6% 100.0%

Digital dan Offset Count 4 2 6


Printing
% within Jenis Percetakan 66.7% 33.3% 100.0%

Offset dan Screen Count 5 12 17


Printing
% within Jenis Percetakan 29.4% 70.6% 100.0%

Digital, Offset, dan Count 2 1 3


Screen Printing
% within Jenis Percetakan 66.7% 33.3% 100.0%

Total Count 58 88 146

% within Jenis Percetakan 39.7% 60.3% 100.0%


Jenis Percetakan * Gangguan pendengaran Crosstabulation

Gangguan pendengaran

Tidak
mengalami Mengalami
keluhan keluhan Total

Jenis Percetakan Digital Printing Count 35 0 35

% within Jenis Percetakan 100.0% .0% 100.0%

Screen Printing Count 32 1 33

% within Jenis Percetakan 97.0% 3.0% 100.0%

Offset Count 18 1 19

% within Jenis Percetakan 94.7% 5.3% 100.0%

Digital dan Screen Printing Count 27 6 33

% within Jenis Percetakan 81.8% 18.2% 100.0%

Digital dan Offset Printing Count 6 0 6

% within Jenis Percetakan 100.0% .0% 100.0%

Offset dan Screen Printing Count 16 1 17

% within Jenis Percetakan 94.1% 5.9% 100.0%

Digital, Offset, dan Screen Count 3 0 3


Printing
% within Jenis Percetakan 100.0% .0% 100.0%

Total Count 137 9 146

% within Jenis Percetakan 93.8% 6.2% 100.0%


Jenis Percetakan * MSDs Crosstabulation

MSDs

Tidak
mengalami Mengalami
keluhan Keluhan Total

Jenis Percetakan Digital Printing Count 12 23 35

% within Jenis Percetakan 34.3% 65.7% 100.0%

Screen Printing Count 2 31 33

% within Jenis Percetakan 6.1% 93.9% 100.0%

Offset Count 9 10 19

% within Jenis Percetakan 47.4% 52.6% 100.0%

Digital dan Screen Printing Count 7 26 33

% within Jenis Percetakan 21.2% 78.8% 100.0%

Digital dan Offset Printing Count 2 4 6

% within Jenis Percetakan 33.3% 66.7% 100.0%

Offset dan Screen Printing Count 3 14 17

% within Jenis Percetakan 17.6% 82.4% 100.0%

Digital, Offset, dan Screen Count 1 2 3


Printing
% within Jenis Percetakan 33.3% 66.7% 100.0%

Total Count 36 110 146

% within Jenis Percetakan 24.7% 75.3% 100.0%


Jenis Percetakan * Keluhan Lain Crosstabulation

Keluhan Lain

Tidak ada Ada keluhan


keluhan lain lain Total

Jenis Percetakan Digital Printing Count 8 27 35

% within Jenis Percetakan 22.9% 77.1% 100.0%

Screen Printing Count 9 24 33

% within Jenis Percetakan 27.3% 72.7% 100.0%

Offset Count 6 13 19

% within Jenis Percetakan 31.6% 68.4% 100.0%

Digital dan Screen Count 4 29 33


Printing
% within Jenis Percetakan 12.1% 87.9% 100.0%

Digital dan Offset Printing Count 2 4 6

% within Jenis Percetakan 33.3% 66.7% 100.0%

Offset dan Screen Printing Count 3 14 17

% within Jenis Percetakan 17.6% 82.4% 100.0%

Digital, Offset, dan Screen Count 0 3 3


Printing
% within Jenis Percetakan .0% 100.0% 100.0%

Total Count 32 114 146

% within Jenis Percetakan 21.9% 78.1% 100.0%


DISTRIBUSI KELUHAN BERDASARKAN LAMA KERJA

Lama Kerja * dermatitis Crosstabulation

dermatitis

Tidak ada
keluhan Ada keluhan
dermatitis dermatitis Total

Lama Kerja<= 8 jam Count 14 14 28

% within Lama Kerja 50.0% 50.0% 100.0%

> 8 jam Count 44 74 118

% within Lama Kerja 37.3% 62.7% 100.0%

Total Count 58 88 146

% within Lama Kerja 39.7% 60.3% 100.0%

Lama Kerja * Gangguan pendengaran Crosstabulation

Gangguan pendengaran

Tidak mengalami Mengalami


keluhan keluhan Total

Lama Kerja <= 8 jam Count 26 2 28

% within Lama Kerja 92.9% 7.1% 100.0%

> 8 jam Count 111 7 118

% within Lama Kerja 94.1% 5.9% 100.0%

Total Count 137 9 146

% within Lama Kerja 93.8% 6.2% 100.0%


Lama Kerja * MSDs Crosstabulation

MSDs

Tidak mengalami Mengalami


keluhan Keluhan Total

Lama Kerja<= 8 jam Count 11 17 28

% within Lama Kerja 39.3% 60.7% 100.0%

> 8 jam Count 25 93 118

% within Lama Kerja 21.2% 78.8% 100.0%

Total Count 36 110 146

% within Lama Kerja 24.7% 75.3% 100.0%

Lama Kerja * Keluhan Lain Crosstabulation

Keluhan Lain

Tidak ada
keluhan lain Ada keluhan lain Total

Lama Kerja<= 8 jam Count 10 18 28

% within Lama Kerja 35.7% 64.3% 100.0%

> 8 jam Count 22 96 118

% within Lama Kerja 18.6% 81.4% 100.0%

Total Count 32 114 146

% within Lama Kerja 21.9% 78.1% 100.0%


DISTRIBUSI KELUHAN BERDASARKAN TUGAS/UNIT KERJA

Tugas responden * dermatitis Crosstabulation

dermatitis

Tidak ada
keluhan Ada keluhan
dermatitis dermatitis Total

Tugas responden Pra cetak Count 2 4 6

% within Tugas
33.3% 66.7% 100.0%
responden

Mencetak Count 23 29 52

% within Tugas
44.2% 55.8% 100.0%
responden

Finishing Count 6 8 14

% within Tugas
42.9% 57.1% 100.0%
responden

Pra cetak dan Mencetak Count 4 1 5

% within Tugas
80.0% 20.0% 100.0%
responden

Pra cetak dan finishing Count 2 0 2

% within Tugas
100.0% .0% 100.0%
responden

Mencetak dan Finishing Count 4 18 22

% within Tugas
18.2% 81.8% 100.0%
responden

Pra cetak, Mencetak, Count 17 28 45


Finishing
% within Tugas
37.8% 62.2% 100.0%
responden

Total Count 58 88 146

% within Tugas
39.7% 60.3% 100.0%
responden
Tugas responden * Gangguan pendengaran Crosstabulation

Gangguan pendengaran

Tidak
mengalami Mengalami
keluhan keluhan Total

Tugas responden Pra cetak Count 6 0 6

% within Tugas responden 100.0% .0% 100.0%

Mencetak Count 47 5 52

% within Tugas responden 90.4% 9.6% 100.0%

Finishing Count 13 1 14

% within Tugas responden 92.9% 7.1% 100.0%

Pra cetak dan Count 5 0 5


Mencetak
% within Tugas responden 100.0% .0% 100.0%

Pra cetak dan Count 2 0 2


finishing
% within Tugas responden 100.0% .0% 100.0%

Mencetak dan Count 20 2 22


Finishing
% within Tugas responden 90.9% 9.1% 100.0%

Pra cetak, Count 44 1 45


Mencetak,
% within Tugas responden
97.8% 2.2% 100.0%
Finishing

Total Count 137 9 146

% within Tugas responden 93.8% 6.2% 100.0%


Tugas responden * MSDs Crosstabulation

MSDs

Tidak
mengalami Mengalami
keluhan Keluhan Total

Tugas responden Pra cetak Count 0 6 6

% within Tugas
.0% 100.0% 100.0%
responden

Mencetak Count 13 39 52

% within Tugas
25.0% 75.0% 100.0%
responden

Finishing Count 3 11 14

% within Tugas
21.4% 78.6% 100.0%
responden

Pra cetak dan Mencetak Count 3 2 5

% within Tugas
60.0% 40.0% 100.0%
responden

Pra cetak dan finishing Count 0 2 2

% within Tugas
.0% 100.0% 100.0%
responden

Mencetak dan Finishing Count 10 12 22

% within Tugas
45.5% 54.5% 100.0%
responden

Pra cetak, Mencetak, Count 7 38 45


Finishing
% within Tugas
15.6% 84.4% 100.0%
responden

Total Count 36 110 146

% within Tugas
24.7% 75.3% 100.0%
responden
Tugas responden * Keluhan Lain Crosstabulation

Keluhan Lain

Tidak ada Ada keluhan


keluhan lain lain Total

Tugas responden Pra cetak Count 1 5 6

% within Tugas
16.7% 83.3% 100.0%
responden

Mencetak Count 5 47 52

% within Tugas
9.6% 90.4% 100.0%
responden

Finishing Count 2 12 14

% within Tugas
14.3% 85.7% 100.0%
responden

Pra cetak dan Mencetak Count 4 1 5

% within Tugas
80.0% 20.0% 100.0%
responden

Pra cetak dan finishing Count 1 1 2

% within Tugas
50.0% 50.0% 100.0%
responden

Mencetak dan Finishing Count 4 18 22

% within Tugas
18.2% 81.8% 100.0%
responden

Pra cetak, Mencetak, Count 15 30 45


Finishing
% within Tugas
33.3% 66.7% 100.0%
responden

Total Count 32 114 146

% within Tugas
21.9% 78.1% 100.0%
responden
DOKUMENTASI

WAWANCARA

OBSERVASI LANGSUNG
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ari Ashari

Tempat,Tanggal Lahir : Wotu, 23 Agustus 1990

Agama : Islam

Alamat Makassar : BTN Makkio Baji Antang Blok C10/16

Alamat Daerah : Jl. Pahlawan BTN Campae Indah Blok A no 7

Suku : Bugis

Mobile : 085 656 147 146

Email : ashari.ari23@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 147 Campae (1996-2002)

2. MTs Pergis Wotu, Wotu - Sulsel (2002-2005)

3. SMA Negeri 1 Wotu, Wotu - Sulsel (2005-2008)

4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Kesehatan dan Keselamatan

Kerja Universitas Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai