Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Penelitian Maria Imaculata Ose S.

Kep Ns

PENGARUH PERAWATAN LUKA TEKNIK BALUTAN WET-DRY DAN MOIST


WOUND HEALING DENGAN HYDROCOLOID DRESSING PADA PENYEMBUHAN
ULKUS DIABETIK.

TECH WOUND CARE INFLUENCE WET DRY'S WRAPPING AND MOIST WOUND
HEALING WITH HYDROCOLOID DRESSING ON ULKUS DIABETIK'S HEALING .

ABSTRAK

50% hingga 75% amputasi ekstermitas bawah dilakukan pada pasien-pasien


yang menderita diabetes. Perawatan luka dewasa ini, cenderung menggunakan
metode balutan kasa wet-dry(Basah-kering), perawatan luka telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknik
perawatan luka terkini Moist Wound Healing. Tujuan penelitian ini untuk melihat
pengaruh proses penyembuhan luka dengan teknik wet-dry dan dengan teknik
balutan moist wound healing Dalam penelitian ini menggunakan Quasy-
Eksperiment (Post-Test Control Group Design). Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien diabetic di kota Tarakan, dengan menggunakan Consecutive Sampling.
Sampel pada penelitian ini adalah 15 respoden dengan perawatan teknik moist
healing dan 15 respoden dengan perawatan wet-dry Pengumpulan data dengan
menggunakan lembar observasi. Setelah itu data dianalisa dengan menggunakan
uji statistik kolmogorov Smirnov. Hasil penelitian ini menunjukan nilai Signifikasi
Kolmogorov Smirnov sebesar 1,643 yang berada dibawah nilai P; >0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada proses
penyembuhan luka dengan menggunakan teknik moist healing dengan wet-dry.
Kesimpulan dari penelitian ini perawatan luka pada ulkus diabetik dengan teknik
moist healing lebih cepat proses penyembuhannya.

Kata Kunci : Ulkus, Diabetic, Wet-dry, Moist Wound Healing.

ABSTRACT

50% until 75% ekstermitas's amputations down is done on patient that suffers
diabetes. Mature wound care it, tend utilizes to methodic wire-netting wrapping
wet dry ( Dry wet), wound care have experienced developing that really quick
especially in two this last decade. Wound maintenance engineering most now
Moist Wound Healing . To the effect this research to see wound healing process
influence with tech wet dry and with moist wound healing's wrapping tech In
observational it utilizes Quasy Eksperiment (Post is Control's Test Design's Group).
Population in observational it is diabetic's patient at Tarakan's city, by use of
Consecutive is Sampling. Sample on observational it is 15 respoden with moist
healing's tech care and 15 respoden with wet dry's care Data Collecting by use of
observation sheet. Data afterwards is analysed by use of statistic quiz kolmogorov
Smirnov. This observational result menunjukan assesses Signifikasi Kolmogorov
Smirnov as big as 1,643 one lie under point p; >0,05. Thus can be concluded that
exists distinctive signifikan's one on processes wound healing by use of tech moist
healing with wet dry. Conclusion of this research wound care on ulkus diabetik with
tech faster moist healing its healing process.

Key word: Ulkus, diabetic, Wet dry, Moist Wound Healing .


PENDAHULUAN Pada saat ini, perawatan luka telah
mengalami perkembangan yang
sangat pesat terutama dalam dua diharapkan memenuhi kebutuhan
dekade terakhir ini. pasien/masyarakat akan pentingnya
Diabetes Mellitus merupakan pemanfaatan ilmu terkini. Pemahaman
sekelompok kelainan heterogen yang Perawat yang benar tentang teknik
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa perawatan luka terkini akan
dalam darah atau hiperglikemia. Pada meningkatkan kualitas pelayanan
diabetes, kemampuan tubuh untuk kesehatan. Banyak teknik perawatan
beraksi terhadap insulin dapat luka dikembangkan diberbagai rumah
menurun, atau pankreas dapat sakit. Perawatan luka dewasa ini,
menghentikan sama sekali produksi cenderung menggunakan metode
insulin. Keadaan ini menimbulkan balutan kasa wet-dry(Basah-
hiperglikemia yang mengakibatkan kering),Basah-Kering digunakan
komplikasi metabolik akut seperti khusus untuk debridemen pada dasar
Diabetes ketoasidosis dan sindrom luka, normal salin digunakan untuk
hiperglikemia yang mengakibatkan melembabkan kasa, kemudian dibalut
sindrome hipeglikemia hiperosmoler dengan kasa kering. Ketika kasa
nonketotik (HHNK) dan pada jangka lembab menjadi kering, akan menekan
panjang menyebabkan mikrovaskuler permukaan jaringan, yang berarti
yang kronis (penyakit ginjal dan mata) segera harus diganti dengan balutan
dan komplikasi makrovaskuler yang kering berikutnya. Hal ini
mencakup infark miokard, stroke dan mengakibatkan tidak hanya
penyakit vaskuler perifer. pertumbuhan jaringan sehat yang
terganggu, tetapi juga menimbulkan
50% hingga 75% amputasi rasa nyeri yang berlebihan, metode
ekstermitas bawah dilakukan pada wet- dry dianggap sebagai metode
pasien-pasien yang menderita debridemen mekanik dan diindikasikan
diabetes. Rangkaian kejadiaan yang bila ada sejumlah jaringan nekrotik
khas dalam proses ulkus diabetik pada pada luka. (Perry dan Potter, 2002)
kaki dimulai dengan cedera pada
jaringan lunak kaki, pembentukan Teknik perawatan luka terkini
fisura antara jari-jari kaki atau menggunakan prinsip lembab (moist)
didaerah kulit yang kering atau atau sering digunakan istilah Moist
pembentukan sebuah kalus. Masalah
Wound Healing. Metode ini secara
pada kaki diabetik misalnya ulserasi,
infeksi dan gangren merupakan klinis akan meningkatkan epitelisasi
penyebab umum perawatan di rumah 30-50%, meningkatkan sintesa
sakit bagi para penderita diabetes. kolagen sebanyak 50 %, rata-rata re-
Perawatan rutin ulkus, pengobatan epitelisasi dengan kelembaban 2-5 kali
infeksi, amputasi dan perawatan lebih cepat serta dapat mengurangi
dirumah sakit membutuhkan biaya kehilangan cairan dari atas permukaan
yang sangat besar tiap tahun dan
luka. Moist Wound Healing adalah
menjadi beban yang sangat besar
dalam sistem pemeliharan kesehatan. mempertahankan isolasi lingkungan
(Smeltzer dan Bare, 2002). Ulkus luka yang tetap lembab dengan
diabetes disebabkan oleh beberapa menggunakan balutan penahan-
faktor yaitu neuropati, trauma, kelembaban, oklusive dan semi
deformitas kaki, tekanan tinggi pada oklusive sehingga penyembuhan luka
telapak kaki dan penyakit vaskuler. dan pertumbuhan jaringan dapat
Pemeriksaan dan klasifikasi ulkus
terjadi secara alami, dapat
diabetik yang menyeluruh dan
sistematik dapat membantu mempercepat penyembuhan 45 % dan
memberikan arahan yang adekuat. mengurangi komplikasi infeksi dan
pertumbuhan jaringan parut residual.
Secara fisiologis penyembuhan Penanganan luka ini saat ini terutama
luka terjadi dengan cara yang sama
untuk luka kronik, seperti venous leg
pada semua pasien, dengan sel kulit
dan jaringan kembali secara cepat ulcers, pressure ulcers, dan diabetic
atau lambat. Perkembangan foot ulcers. Teknik ini memiliki
pengetahuan tentang teknik keuntungan luka cepat sembuh,
perawatan luka terkini menjadi trend kualitas penyembuhan baik serta
tersendiri di dunia keperawatan. dapat mengurangi biaya perawatan
Perawat sebagai pemberi layanan
luka. Hal ini sangat penting bagi Tarakan. sampel 15 pasien ulkus
perawat untuk dapat mengembangkan diabetic yang dilakukan perawatan
dan mengaplikasikannya di lingkungan luka dengan teknik moist wound
Healing dan 15 pasien ulkus diabetic
perawatan khususnya perawatan luka
yang dilakukan perawatan luka
yang jelas sangat memberikan dengan teknik wet-dry. Variabel
kepuasan bagi kesembuhan luka independennya adalah balutan basah-
pasien. kering (wet-dry) dan balutan lembab
(moist wound healing dengan
Perawatan luka secara benar hydrocoloid dreesing). Variabel
sebagai upaya untuk membantu dependennya adalah penyembuhan
luka.
mempercepat proses penyembuhan
perlu dikembangkan. Pada penelitian Definisi Operasional
ini penulis ingin membandingkan
bagaimana pengaruh perawatan luka Perawatan luka dengan menggunakan
metode balutan basah-kering (wet-
ulkus diabetik dengan teknik balutan
dry) dan balutan lembab (moist wound
kasa Basah-Kering (wet-dry), dan healing dengan hydrocoloid dressing)
teknik lembab (Moist Wound Healing) pada pasien Diabetes Melitus dengan
dengan menggunakan metode ulkus diabetic yang dirawat di Ruang
hydrocoloid dreesing terhadap Flamboyan dan Dahlia RSUD Tarakan.
percepatan penyembuhan luka. Hasil Penyembuhan luka yang dilakukan
dari penelitian ini di harapkan dapat penilaian dengan menggunakan
lembar observasi yang sudah
memberikan masukan bagi perawat
dipersiapkan. Berdasarkan penelitian
dalam melaksanakan intervensi Julia Mees et all tentang treatment
perawatan luka ulkus diabetik. options for postoperatively infected
abdominal wall wounds healing by
METODOLOGI PENELITIAN secondary intention membagi tiga
kategori dalam penyembuhan luka
Lokasi dan Waktu Penelitian yaitu: Cepat: 21 -14, Sedang: 13 7
Lambat: 6 - 0.
Penelitian ini dilakukan di
ruang perawatan medikal bedah baik Tabel 1. Clinical wound Score (range,
ruang Flamboyan dan ruang Dahlia 0-21, with 0-21; with 0= no healing
RSUD Tarakan. Dimana Kedua ruang potential and 21= maximum healing
ini banyak merawat pasien dengan potential) with assement of quality
kasus Diabetes Mellitus dengan Ulkus and progress of healing. (Julia Mees
Diabetic. Waktu penelitian akan et all, 2012)
dilaksanakan selama Oktober sampai CATEGORY DESCRIPTION
Desember 2013. Necrosis Complete
75%
Desain Penelitian 50%
25%
Dalam penelitian ini Absent
menggunakan Quasy-Eksperiment
(Post-Test Control Group Design) untuk Granulation Absent
mencari pengaruh dari variabel 25%
dependen dan independen. Peneliti 50%
melakukan intervensi sebagian dari 75%
sampel yang ada dengan bahan Complete
balutan Kasa basah-kering dan balutan
hydrocoloid sebagian sampel dengan Exudation (Quantity) High
Medium
bahan. Pada penelitian ini peneliti
Moderately-absent
menggunakan uji statistik Chi-Square.
Exudation (quality) Purulent Yello
Populasi, Sampel dan Sampling
Purulent-serous Yello
Serous Aque
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua pasien Diabetes Melitus Color of granulation Necroasis Blac
dengan ulkus diabetic yang dirawat di
tissue
Ruang Flamboyan dan Dahlia RSUD Scar/fascia Whit
Fibrin Gambar 1. Distribusi Proses
Moderate granulation penyembuhan luka dengan teknik
Medium granulation modern/ Moist healing
Strong granulation

Consistency of Spongy Perawatan luka balutan basah-


granulation kering (wet-dry)
Soft
Firm
Dari 15 responden yang diberikan
Surrounding Skin Infected
perlakuan perawatan luka dengan
Less vasculated balutan basah-kering didapatkan hasil
Vital penyembuhan luka dengan kategori
cepat sebanyak 14% (2 responden),
Maximum Total score sedang sebanyak 20% (3responden),
dan lambat sebanyak 66% (10
responden).
Data yang sudah terkumpul dilakukan
pengujian dengan menggunakan uji Proses penyembuhan luka dengan Teknik Wet-Dry
statistik Chi-Square untuk mengetahui
perbandingan antara dua perlakuan Cepat ; 14%
dengan tingkat kemaknaan p < 0,05.
Tujuan dari analisis diatas adalah Sedang ; 20%
untuk mengetahui signifikansi Lambat ; 66%
pengaruh perawatan luka dengan
menggunakan teknik balutan basah-
kering (wet-dry) dan Teknik basah-
lembab (moist wound healing
hydrocoloid dressing) terhadap
Gambar 2 Diagram Distribusi proses
percepatan penyembuhan luka. penyembuhan luka dengan teknik
Wet-dry
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL Perawatan luka basah-kering yang


diberikan kepada responden dengan
Telah didapatkan data dari 15 teknik perawatan luka yang sama.
responden yang diberikan perlakuan Terlihat perbedaan hasil untuk
perawatan luka dengan menggunakan perawatan luka dengan menggunakan
teknik moist wound healing. Sesuai metode balutan basah-kering dengan
dengan karakteristik responden yang metode balutan lembab. Terlihat
sudah dipilih berdasarkan kriteria metode balutan yang diberikan dapat
inklusi yaitu pasien diabetes melitus mempengaruhi proses penyembuhan
dengan ulkus diabetic. Dengan hasil luka.
penyembuhan luka cepat sebanyak Hasil Analisa
60% (9 responden), 33% (5 Tabel 2 Hasil Uji
responden) dengan proses Kolmogorov-Smirnov
penyembuhan luka dalam waktu yang
sedang, dan yang mengalami proses
penyembuhan luka yang lambat ada
7% (1 responden).

Penyembuhan Luka dengan teknik Modern Dressing

Cepat Sedang Lambat

7%
33%
60%
Metode perawatan luka Di Lihat dari diagram dapat
P dilihat bahwa perawatan luka
Cepat Sedan Lamba Normal modern dressing atau biasa
g t disebut dengan moist healing
N % N % N % N % lebih cepat dalam proses
penyembuhannya.
We 2 14 3 20 10 20 15 50 Sedangkan pada perawatan
t- % % % % luka dengan menggunakan
dry 1.6 wet dry luka proses
Moi 9 60 5 33 1 33 15 50 43 penyembuhan luka menjadi
st % % % % lebih lambat.
wo
un
d
hea
lin
g
Tot 1 74 8 53 11 53 30 10
al 1 % % % 0
%

Berdasarkan hasl uji Kolmogorov-


Smirnov nilai Significancy
menunjukan angka 1.643 Oleh
karena p> 0,05, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ada
hubungan antara perawatan luka
dengan teknik wet-dry dengan
wound healing dengan
penyembuhan ulkus diabetik.

PEMBAHASAN
Proses Penyembuhan dengan
teknik perawatan Moist Healing

Pada penelitian ini dikaji


penyembuhan dengan melakukan
perawatan luka dengan menggunakan
teknik Moist Healing. Moist healing
merupakan suatu metode perawatan
luka dengan memberikan lingkungan
yang tepat dibutuhkan oleh luka
sehingga proses penyembuhan luka
sesuai dengan fase penyembuhan luka
atau bahkan lebih cepat. Prinsip
penyembuhan luka salah satunya
adalah kemampuan tubuh untuk
menangani trauma jaringan
dipengaruhi oleh luasnya kerusakan
dan keadaan umum kesehatan tiap
orang, maka perawatan dengan
menggunakan metode moist healing
yaitu menyesuaikan apa yang
dibutuhkan oleh luka dalam setiap
fase penyembuhannya. Sehingga
penyembuhan luka dapat menjadi uji statistik alternatif Kolmogorov
lebih optimal. Smirnov.
Setelah dilakukan penghitungan
Dari hasil penelitian dapat dilihat
menggunakan program SPSS for
proses penyembuhan luka dengan
Windows, menunjukan nilai Signifikasi
menggunakan perawatan luka dengan
Kolmogorov Smirnov sebesar 1,643
teknik moist healing lebih banyak
yang berada dibawah nilai P; >0,05.
mengalami waktu yang cepat dengan
Dengan demikian dapat disimpulkan
60% (9 Responden), 33% (5
bahwa terdapat perbedaan yang
Responden) mengalami proses
signifikan pada proses penyembuhan
penyembuhan dalam waktu yang
luka dengan menggunakan teknik
sedang, dan 7% (1 Responden)
moist healing dengan wet-dry.
mengalami proses penyembuhan yang
Menurut teori perawatan luka
lambat.
dengan menggunakan balutan moist
Proses Penyembuhan dengan healing memberikan lingkungan luka
teknik perawatan wet-dry dalam keadaan lembab sehingga
Apabila menggunakan balutan dapat mempersiapkan proses
yang basah akan menjadi kering penyembuhan luka sesuai dengan
karena dipengaruhi oleh suhu waktu yang sudah ditetapkan pada
lingkungan sekitar. Apabila balutan fase penyembuhan luka. Sedangkan
menjadi lebih kering akan sangat sulit penggunaan balutan basah kering
untuk membuka balutan tersebut saat menurut teori adalah sebagai balutan
ingin dilakukan perawatan luka dengan menggunakan cara sekunder
kembali. Jaringan-jaringan yang ada dan tersier.
disekitar luka akan ikut terangkat pada Dari hasil penelitian dapat
saat balutan diangkat dari luka. Tidak dilihat bahwa proses penyembuhan
peduli apakah itu adalah jaringan yang luka dengan menggunakan teknik
sudah berepitelisasi ataukah jaringan moist healing lebih cepat
nekrotik. Untuk jaringan nekrotik penyembuhannya daripada dengan
sendiri membutuhkan lingkungan luka menggunakan tekhnik balutan basah
yang lembab agar dapat mengakat kering. Selain itu teknik moist healing
jaringan nekrotik tersebut. Konsistensi tidak memberikan nyeri maupun
jaringan nekrotik adalah keras perdarahan saat balutan diangkat dari
sehingga butuh balutan yang dapat luka. Sedangkan untuk penggunaan
menjadikan jaringan tersebut lunak. perawatan luka balutan basah kering
Sedangkan untuk jaringan epitelisasi akan sangat sulit saat ingin membuka
memiliki sifat yang berbeda dengan balutan tersebut dikarenakan balutan
jaringan nekrotik. Jaringgan epitelisasi tersebut menjadi kering dan akan
sangat lunak sehingga mudah untuk menimbulkan nyeri dan juga
pecah. perdarahan apabila balutan tersebut
Dapat dilihat, pada perawatan diangkat.
luka dengan menggunakan teknik wet- Balutan moist healing bersifat lembut
dry penyembuhan luka 66% (10 dan dapat mengembang apabila luka
responden) mengalami penyembuhan mempunyai jumlah eksudat yang
luka yang lambat, 20% (3responden) banyak dan tetap memberikan kesan
mengalami penyembuhan luka yang lembab dan mencegah kontaminasi
sedang dan 14% (2 responden) yang dari bakteri yang ada diluar luka.
proses penyembuhan luka cepat. Untuk balutan basah kering apabila
Perbedaan penyembuhan luka luka memiliki eksudat dalam jumlah
dengan teknik perawatan moist banyak maka harus segera diganti
healing dan wet dry balutannya. Terutama apabila eksudat
Dari penelitian ini dapat tersebut sampai merembes keluar dari
jelaskan perbedaan antara balutan yang menyebabkan balutan
penyembuhan luka dengan tampak kotor.
menggunakan teknik moist healing Perawatan luka dengan menggunakan
lebih cepat dibandingkan dengan teknik basah kering sangat
teknik balutan wet dry Untuk dipengaruhi oleh suhu lingkungan
membuktikan perbedaan adanya sekitar. Dapat menyebabkan luka
perbedaan antara proses menjadi terlalu basah apabila balutan
penyembuhan luka dengan teknik terlalu basah sehingga menyebabkan
moist healling dan wet dry dilakukan vaskularisasi pada luka menjadi
terganggu dan menyebabkan
malserasi. Apabila balutan terlalu Saran
kering maka menjadi sulit untuk Dari kesimpulan diatas penulis
mengganti balutan luka. Sedangkan memberikan saran sebagai berikut :
untuk teknik balutan modern dressing
tidak dipengaruhi oleh suhu Bagi perawat
lingkungan sekitar karena lapisan Dalam Perawatan luka dapat dilakukan
balutan tertutup rapat. dengan teknik balutan Moist Healing
Perawatan luka juga selain yang mempercepat proses
didukung dengan tekhnik perawatan penyembuhan luka, meningkatkan laju
luka yang diberikan tetapi juga dapat epitelisasi, dapat menurunkan
memperhatikan prinsip penyembuhan kejadiaan infeksi, lebih efektif dan
luka lainnya. Salah satunya adalah efisien dalam biaya juga dapat
dengan nutrisi karena nutrisi berperan memberi keuntungan psikologis dan
penting dalam pembentukkan kolagen. mudah digunakan.
Mengkonsumsi makanan tinggi protein
selalu disarankan untuk membantu Bagi Peneliti lain
proses penyembuhan luka. Sehingga Diharapkan dapat meneruskan
semua dasar prinsip penyembuhan penelitian ini dengan menambah
luka berperan penting dalam proses jumlah sampel pada kedua kelompok
penyembuhan luka itu sendiri. penelitian atau meningkatan
penelitian dengan menggunakan
PENUTUP metode eksprimental pada hewan
Kesimpulan coba.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
tentang proses penyembuhan luka DAFTAR PUSTAKA
pada pasien dengan ulkus diabetik
dengan menggunakan teknik Adimas. (2008). Cara Perawatan
perawatan balutan Moist dan Wet-Dry. dengan Modern Dressing.
Maka dapat disimpulkan tiga hal http:// Mediacastore.com
yaitu : Brunner dan Suddarth. (2002). Buku
Pada pasien dengan ulkus diabetik Ajar Keperawatan Medikal
yang perawatan luka dengan Bedah. Jakarta : EGC.
menggunakan moist healing Dahlan Sopiyudin. (2011). Statistik
cenderung proses penyembuhan Untuk Kedokteran dan
lukanya lebih cepat. Namun beberapa Kesehatan Edisi 5. Jakarta:
pasien yang dilakukan perawatan Salemba Medika
dengan moist healing yang proses Doenges, M. E. et al. (2000). Rencana
penyembuhannya sedang dan lambat. Asuhan Keperawatan.Edisi. 3.
Pada pasien yang perawatan luka Jakarta : EGC.
dengan menggunakan wet-dry Istikomah Nurul. 2010. Perbedaan
cenderung proses penyembuhannya Perawatan Luka Dengan
lebih lambat. Selain itu suhu Menggunakan Povodine
lingkungan sekitar yang Iodine 10% Dan Nacl 0,9%
mempengaruhi Perawatan luka Terhadap Proses
dengan menggunakan teknik basah Penyembuhan Luka Pada
kering menyebabkan luka menjadi Pasien Post Operasi
terlalu basah apabila balutan terlalu Prostatektomi Di Ruang
basah sehingga menyebabkan Anggrek Rsud Tugurejo
vaskularisasi pada luka menjadi Semarang. Abstrak. Program
terganggu dan menyebabkan studi ilmu keperawatan
malserasi. Apabila balutan terlalu fakultas kedokteran
kering maka menjadi sulit untuk universitas diponegoro
mengganti balutan luka. semarang
Dari hasil uji statistik didapatkan Julia Mees and Wolf Arif . (2012).
adanya perbedaan antara proses Treatment Options for Post
penyembuhan dengan teknik moist operatively infected abdominal
healing dan wet-dry yaitu nilai wall wound healing by
Signifikasi Kolmogorov Smirnov secondary intention.
sebesar 1,643 yang berada dibawah (http://www. ebscohost.co.id di
nilai P; >0,05. akses 10 oktober 2013)
Morison, J. Moya. (2004). Manajemen Smeltzer dan Bare. 2002. Keperawatan
Luka. Jakarta. EGC. Medikal Bedah, Volume 2, Edisi
Morton. et al. (2012). Keperawatan 8. Jakarta.EGC
Kritis Volume 2.Edisi 8. Sylvia A. Prince, Lorraine M. Wilson
Jakarta. EGC (2006). Patofisiologi, Edisi 4.
Nursalam. (2008). Konsep dan Jakarta : EGC.
Penerapan Metodologi Sujono dan Sukarmin. (2008). Asuhan
Penelitian Ilmu Keperawatan. Keperawatan Pada Pasien
Salemba Medika.Jakarta Dengan Gangguan Esokrin &
Perry dan Potter. (2002). Buku Ajar Endokrin Pada Pankreas.
Fundamental Of Nursing, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Volume 1, Edisi 4. Jakarta. Suzzane dan Brenda. (2002). Buku
EGC. Ajar Keperawartan Medikal
Supriyanti dkk. (2007). Efektifitas Bedah Brunner & Suddarth. Ed.
Penggunaan Kompres 8. Jakarta : Penerbit Buku
Metronidazol dan NaCl 0.9% Kedokteran EGC
Terhadap Proses Wahidin Abun. 2013. Perawatan luka
Penyembuham luka Diabetik di modern dressing. (http
RSUD Mergono soekarjo ://Mediacostore.com diakses
Purwokerto.(http://www. tanggal 13 Maret 2013)
ebscohost.co.id di akses 10
oktober 2013)

Anda mungkin juga menyukai