ABSTRAK
Pendahuluan: Paprika dibedakan menjadi empat berdasarkan warnanya yaitu: merah, kuning, hijau, dan ungu. Paprika
hijau hanya memiliki rasa manis, tanpa rasa pedas dan pahit sehingga paprika hijau lebih disukai konsumen dibanding
paprika lain. Paprika termasuk istimewa dibanding cabai lain, karena mengandung vitamin C sangat tinggi yakni
160mg/100 gr paprika. Vitamin C sangat dibutuhkan oleh tubuh yakni sebagai antioksidan. Pada umumnya turunnya kadar
vitamin C lebih cepat pada suhu penyimpanan tinggi. Tujuan dari peneitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C pada paprika hijau. Metode: Penentuan kadar vitamin C
dapat dilakukan dengan titrasi iodometri yakni Iodium sebagai larutan baku sekunder dan Na 2S2O3 sebagai larutan baku
primer yang titik akhirnya ditandai dengan terjadi perubahan warna menjadi biru tua karena iodium dan amilum membentuk
ikatan yang kompleks. Hasil: Hasil rata-rata kadar vitamin C pada paprika hijau segar (kontrol) adalah ppm 13,59 ppm
sedangkan ketika diberi perlakuan disimpan pada suhu kulkas; ruang dan luar ruang berturut-turut selama enam jam
adalah 11,12 ppm; 11,28 ppm; 10,22 ppm, penyimpanan empat jam adalah 12,53 ppm; 11,93 ppm; 10,79 ppm dan
penyimpanan dua jam adalah 13,20 ppm; 12,52 ppm; 11,64 ppm. Diskusi: Hasil tersebut menunjukan bahwa adanya
pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C pada paprika hijau karena semakin tinggi suhu dan
semakin lama waktu penyimpanan maka kadar vitamin C akan semakin mengalami penurunan.
Kata Kunci: Paprika, Vitamin C, Titrasi iodometri.
ABSTRACT
Introduction: Peppers can be divided into four by colors whice are: red, yellow, green, and purple. Only green peppers
taste sweet, without the spicy and bitter taste, so that consumers preferred green peppers compared to other peppers.
Peppers is very special compared with other chili, because it contains very high vitamin C which is 160mg/100gr peppers.
Vitamin C is needed by the body as an antioxidant. In general, the decline in the levels of vitamin C faster at higher storage
temperatures. The purpose of this study was to determine whether or not the effect of temperature and storage duration
on the vitamin C content of green peppers. Method: Determination of the levels of vitamin C can be done with iodometric
titration, the iodine as a secondary standard solution and Na2S2O3 as a primary standard solution, the end point is marked
by the color changes to dark blue, because the iodine and amilum to form a complex bond. Result: The average result
levels of vitamin C in fresh green peppers (control) was 67.95 ppm, whereas when treated stored at refrigerator
temperature, space, outer space (100C, 200C, 300C), consecutively for six hours: 11,12 ppm; 11,28 ppm; 10,22 ppm, four
hours of storage was: 12,53 ppm, 11,93 ppm, 10,79 ppm, and two hours of storage was 13,20 ppm, 12,52 ppm, 11,64
ppm. Discuss: These results indicate that there is the effect of temperature and storage duration on the vitamin C content
in green pepper because the higher of temperature and the longer of storage duration, the levels of vitamin C will be
decreased.
Keywords: Paprika, Vitamin C, Titration iodometry.
39
Chemistry Laboratory Juli Vol. 2 No. 1 2015
paprika (Capsicum annum) hijau dengan secara acak, yang selanjutnya di letakkan pada
metode titrasi iodometri. suhu berbeda dan waktu simpan yang berbeda.
Metode pengukuran konsentrasi larutan Adapun alat yang digunakan dalam
menggunakan metode titrasi iodometri yaitu penelitian ini adalah: timbangan digital, labu
suatu penambahan indikator warna pada ukur, pipet tetes, gelas ukur, pipet volume,
larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan spatula, buret, statip, klem, erlenmeyer, balf
larutan yang merupakan kebalikan sifat larutan filler, corong, pisau, blander, sentrifuge, tabung
yang diuji. Pengukuran kadar vitamin C dengan sentrifuge, alumunium foil.
reaksi redoks yaitu menggunakan larutan iodine Bahan dalam penelitian ini meliputi:
(I2) sebagai titran dan larutan kanji (amilum) sampel penelitian, yaitu paprika (Capsicum
sebagai indikator. Pada proses titrasi, setelah annum) hijau yang telah diletakan pada suhu
semua vitamin C bereaksi dengan iodin, maka dingin (vegetable box) yaitu 100 C, pada suhu
kelebihan iodin akan dideteksi oleh kanji kamar yaitu 200 C, dan suhu luar ruang yaitu 300
(amilum) yang menjadikan larutan berwarna C. Adapun bahan kimia yang digunakan dalam
biru gelap. Titrasi ini biasa dilakukan dalam penelitian ini adalah iodium (I2), KI, amilum,
suasana netral, sedikit asam atau sedikit basa, Na2S2O3, kloroform, aquadest.
vitamin C adalah reduktor kuat, dari reaksi akan Adapun prosedur dalam penelitian dimulai
terbentuk asam dehirokaskorbat, vitamin C dari pembuatan larutan yang akan digunakan
dengan iod akan membentuk ikatan dengan dalam analisa kadar vitamin C yang pertama
atom C nomor 2 dan 3 sehingga ikatan adalah pembuatan larutan indikator amilum 1%
rangkapnya hilang (Erawati, 2012). yakni dengan cara dibuat adonan 1 gram
Berdasarkan latar belakang diatas yang amilum dengan sedikit air, kemudian dalarutkan
menjadi masalah dalam penelitian adalah dalam 100 mL air mendidih dalam erlenmeyer,
apakah adanya pengaruh suhu dan lamanya didihkan selama 1 menit. Setelah itu didinginkan
penyimpanan terhadap kadar vitamin C pada dan ditambahkan 23 gram KI, dicampur
paprika (Capsicum annum) hijau dengan sampai homogen. Larutan yang kedua adalah
metode titrasi iodometri. pembuatan larutan baku sekunder iodium (I2)
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 0,01 N yakni ditimbang 3 gram KI dan 3,175
untuk mengetahui apakah adanya pengaruh gram I2, dimasukan kedalam labu ukur 500 mL,
suhu dan lamanya penyimpanan terhadap ditambahkan aquadest sampai tepat garis
kadar vitamin C pada paprika (Capsicum tanda. Setelah itu iodium (I2) yang sudah jadi
annum) hijau dengan metode titrasi iodometri. diencerkan 10 kali dengan cara, dipipet iodium
(I2) 10,0 mL kedalam labu ukur 500 mL,
BAHAN DAN METODE kemudian ditambah aquadest sampai tanda
batas dan yang terakhir dihitung normalitas
Jenis penelitian dalam penelitian ini larutan ini sampai empat angka dibelakang
adalah survey analitik dengan pendekatan
koma. Pembuatan larutan yang ketiga
cross sectional yang penelitian ini dilakukan pembuatan larutan baku primer Na2S2O3
dengan mengambil waktu tertentu yang relatif ditimbang 3,1 gram Na2S2O3 dengan timbangan
pendek dan pada tempat tertentu. digital, lalu dimasukan kedalam labu ukur 500
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia mL. Kemudian ditambahkan aquadest dingin
STIKes Wira Medika Bali. Waktu penelitian yang sudah dididihkan sampai volumenya tepat
berlangsung pada bulan Mei 2014.
pada garis tanda, dan yang terakhir dikocok
Adapun pengertian populasi adalah
sampai homogen dan ditambahkan 3 tetes
wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek kloroform, disimpan ditempat yang gelap.
yang mempunya kualitas dan karakteristik Prosedur yang selanjutnya dilakukan
tertentu (Sugiyono, 2003). Pada penelitian ini adalah penentuan normalitas larutan Na2S2O3
populasi yang diteliti adalah seluruh paprika dimana dalam percobaan ini dilakukan tiga kali
(Capsicum annum) hijau yang dijual di pasaran.
pengulangan (triplo) perlu dilakukan yang
Sedangkan pengertian sampel adalah pertama diisi buret dengan larutan iodium (I2),
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
ditepatkan dan tutup atas buret dengan
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003). alummunium foil agar iodium tidak menguap
Sampel yang digunakan adalah paprika karena sifat iodium adalah sangat sensitif
(Capsicum annum) hijau yang sudah masak terhadap cahaya dan sangat mudah menguap,
yang diambil dengan teknik random yakni selanjutnya dipipet 10,0 mL Na2S2O3 dengan
40
Laily Kurniawati, dkk: Pengaruh Suhu dan Lama
pipet volume lalu dimasukan kedalam iodium (I2), maka kelebihan iodium (I2) akan
erlenmeyer tutup asah, selanjutnya dideteksi oleh larutan amilum karena larutan
ditambahkan dengan amilum sebanyak 5 tetes amilum akan membentuk kompleks dengan
sampai larutan berubah warna menjadi putih, iodium (I2) sehingga terbentuk titik akhir titrasi
kemudian dititrasi dengan iodium (I2) sampai yakni larutan berubah menjadi berwarna biru
larutan berubah warna menjadi biru tua, di catat gelap. Selanjutnya dicatat volume penurunan
volume iodium (I2) yang habis, dan yang terakhir larutan iodium serta dihitung kadar vitamin C.
dihitung normalitas rata-rata larutan iodium (I2) Setelah langkah atau prosedur diatas
sampai empat angka dibelakang koma. dilakukan, maka langkah selanjutnya dilakukan
Prosedur selanjutnya adalah analisis adalah data yang diperoleh dari penelitian
vitamin C dimana pada analisis kadar vitamin C dianalisa dengan program SPSS for windows
pada sampel, tahap pertama yang dilakukan versi 16.0 yang selanjutnya dilakukan uji
dalam penelitian ini adalah preparasi sampel normalitas dengan uji shapiro wilk untuk
yakni dilakukan pengambilan sampel. Teknik mengetahui apakah data berdistribusi normal
pengambilan sampel dilakukan secara random atau tidak. Data berdistribusi normal apabila
yakni secara acak yang selanjutnya sampel hasil pada output p lebih dari 0,05 (p>0,05)
dicuci sampai bersih agar tidak ada kotoran tetapi jika hasil pada output p<0,05 maka data
yang menempel pada sampel. Setelah sampel tidak berdistribusi normal. Kemudian data diuji
bersih, selanjutnya sampel diberikan perlakuan dengan uji regresi. Apabila diperoleh hasil pada
yakni di simpan selama enam jam pada suhu output p<0,05 berarti Ho ditolak dan Ha
kulkas (100C), pada suhu ruang (200C), pada diterima. Sedangkan apabila diperoleh hasil
suhu luar ruang (300C), waktu penyimpanan pada output p>0,05 berarti Ha ditolak dan Ho
empat jam pada suhu kulkas (100C), pada suhu diterima. Data yang telah dianalisa selanjutnya
ruang (200C), pada suhu luar ruang (300C), disajikan dalam bentuk grafik. Adapun hipotesis
waktu penyimpanan dua jam pada suhu kulkas dari penelitian ini adalah sebagai berikut, ada
(100C), pada suhu ruang (200C), pada suhu luar pengaruh suhu (100C, 200C, 300C) secara
ruang (300C). Langkah selanjutnya adalah parsial terhadap kadar vitamin C pada paprika
sampel dihaluskan dengan menggunakan hijau, serta ada pengaruh lama penyimpanan (2
blander, dimana sampel dihaluskan bertujuan kadar vitamin C pada paprika hijau.
untuk memudahkan sampel dilarutkan.
Selanjutnya sampel ditimbang sebanyak 100 HASIL
gram. Setelah itu sampel disaring agar terpisah
Penelitian pengaruh suhu dan lama
dengan ampas paprika, dan selanjutnya
penyimpanan terhadap kadar vitamin C pada
dilarutkan dengan 20 mL aquadest dalam
paprika hijau dilakukan di Laboratorium Kimia
beaker glass. Setelah larut, larutan dipindahkan
STIKes Wira Medika Bali dengan menggunakan
kedalam labu ukur 100 mL dan diencerkan
titrasi iodometri. Pada penelitian ini sebelum
dengan aquadest sampai tanda batas. Setelah
analisis kadar vitamin C, dilakukan terlebih
itu larutan disentrifuge atau dipusingkan dengan
dahulu standarisasi larutan iodium (I2) dengan
kecepatan 3000 rpm (rotary per minute) selama
baku primer Na2S2O3, dan dilakukan sebanyak
10 menit agar filtrat lebih jernih. Setelah
tiga kali pengulangan. Hasil standarisasi larutan
disentrifuge dipipet sampel dengan pipet
iodium (I2) dengan baku primer Na2S2O3 dapat
volume sebanyak 25 mL dan diletakkan pada
dilihat pada tabel 1. Hasil pemeriksaan kadar
labu ukur 50 mL, selanjutnya diencerkan dengn
vitamin C pada paprika hijau dapat dilihat pada
menambahkan aquadest sampai tanda batas.
tabel 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar
Setelah dilakukannya preparasi sampel maka
vitamin C pada kontrol atau paprika yang tidak
langkah selanjutnya adalah penentuan kadar
diberikan perlakuan yakni diberikan suhu dan
dari sampel yakni dipipet sebanyak 10,0 mL
lama penyimpanan yang berbeda didapatkan
filtrat yang telah disentrifuge dan dimasukan
hasil titrasi yakni pada titrasi I = 13,67 ppm;
kedalam erlenmeyer 250 mL. Selanjutnya
titrasi II = 13,61 ppm; titrasi III = 13,49 ppm dan
ditambahkan 2mL indikator amilum dan dititrasi
rata-rata dari kadar vitamin C pada kontrol
dengan larutan iodium yang sudah
tersebut adalah 13,59 ppm.
distandarisasi. Pada proses titrasi sampel,
setelah semua vitamin C bereaksi dengan
41
Chemistry Laboratory Juli Vol. 2 No. 1 2015
Tabel 1. Hasil Standarisasi Larutan Iodium (I2) dengan Baku Primer Na2S2O3
Titrasi Volume Na2S2O3 Volume Iodium (I2) Hasil Pembakuan Rata-rata
(mL) (mL) (grek/L) (grek/L)
I 10,0 7,20 0,0347 0,0336
II 10,0 7,60 0,0328
III 10,0 7,50 0,0333
Tabel 5. Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 14.672 .352 41.712 .000
Suhu Penyimpanan Paprika -.700 .119 -.639 -5.859 .001
Lama Penyimpanan Paprika -.790 .119 -.721 -6.612 .001
42
Laily Kurniawati, dkk: Pengaruh Suhu dan Lama
43
Chemistry Laboratory Juli Vol. 2 No. 1 2015
44
Laily Kurniawati, dkk: Pengaruh Suhu dan Lama
45