Kelompok IV
1. Fega Belindasari Nasution (6513040099)
2. Widia Yulianti P.N (6513040103)
3. Diani Ayundha Novianti (6513040107)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara merupakan sumber daya alam dan sangat mudah didapatkan
sehinggapada realisasi dan aplikasi teknik sekarang ini udara banyak digunakan
sebagaipenggerak untuk mengontrol peralatan dan komponen-komponennya yang
kitakenal sekarang ini dengan pneumatik. Pneumatik berasal dari kata
Yunani:pneuma = udara. Jadi pneumatik adalah ilmu yang berkaitan dengan
gerakanmaupun kondisi yang berkaitan dengan udara.
Perangkat pneumatik bekerja dengan memanfaatkan udara
yangdimampatkan (compressed air). Dalam hal ini udara yang dimampatkan
akandidistribusikan kepada sistem yang ada sehingga kapasitas sistem
terpenuhi.Untuk memenuhi kebutuhan udara yang dimampatkan kita
memerlukanCompressor (pembangkit udara bertekanan). Debit yang diukur
adalah m3/menit.Pada saat ini sistem pneumatik telah berkembang
menjadi sistem elektropneumatik
Sistem elektro pneumatik menggunakan control elektrik/elektronik
dalampengoperasiannya. Dalam kehidupan sehari-hari, pemanfaatan
/penerapan darielektro pneumatik dapat kita temui di sekitar kita (di pabrik,
fasilitas umum dijalan, dll). Salah satu pemanfaatannya adalah pada alat
pendorong papan kayuyang akan dibahas pada makalah ini.
2
1.3. Tujuan
1. Mampu merancang system control pneumatik pada level menengah ?
2. Mengetahui dan memahami komponen-komponen pada system control
pneumatic ?
3. Memahami symbol standart setiap komponen pneumatic
4. Mampu memahami gambar system pneumatic menengah dan mampu
mengimplementasikan dalam bentuk rangkaian
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
2.1.2. Sinyal Masukan Listrik (Electrical Signal Input)
Sinyal listrik pada teknik kontrol elektro-pneumatik diperlukan dan
diproses tergantung pada gerakan langkah kerja elemen kerja. Sinyal
listrik ini didapatkan bisa dengan cara mengaktifkan sakelar atau bisa
juga dengan mengaktikan sensor, misalkan sensor mekanik ataupun
elektronik. Sinyal masukan listrik kerjanya tergantung kepada fungsi
sinyal itu. Ada yang disebut Normally open (NO, pada kondisi tidak
aktif sambungan tidak tersambung), Normally closed (NC, kondisi
tidak aktif sambungan tersambung) dan Change Over (tersambung
bergantian, kombinasi dari NO dan NC).
5
2. Katub Kontrol Langsung (Directional Control Valve)
Sebagaimana pada pneumatic ada beberapa katub 3/2,
4/2, 5/2, 4/3, dll. Perbedaannya adalah bahwa pada elekto
pneumatik katub tersebut di kontrol secara elektric oleh
solenoid.
3. Output (Actuator)
Silinder : kerja tunggal dan kerja ganda pneuatik motor
6
B. Komponen komponen Elektrik
1. Switch
a) Relay Contactor
7
TUGAS PENDAHULUAN
LATIHAN I
A. Definisi
Sistem kontrol pneumatik dimana instruksi ke output berjalan secara
berurutan dan ada konstruksi yang tumpang tindih.
b. langkah kerja
Ketika tombol start (katup 3/2 push button) di tekan maka piston A
bergerak maju dan menekan a1 (katup 2.2) menyebabkan piston B bergerak maju
dan menekan b1 (katup 1.3) menyebabkan piston A bergerak mundur dan
menekan a0 (katup 2.3) menyebabkan piston B bergerak mundur. Jika diinginkan
gerakan kontinu maka bisa di pasang b0 sehingga ketika B bergerak mundur
maksimum menyebabkan b0 tertekan dan A bergerak maju dan seterusnya.
C. Pertanyaan :
1. Buatlah step diagramnya secara lengkap
2. Buatlah Rangkaiannya
3. Buatlah Tombol Start , Stop, Emergency untuk rangkaian diatas
D. Jawab
1. Untuk mempermudah persoalan tersebut dijabarkan dalam bentuk step
diagramsebagai berikut :
a. Rangkaian selengkapnya adalah :
B
+ A
+ B
A
8
9
RANGKAIAN
10
LATIHAN II
A. Definisi
Sistem kontrol pneumatik dimana instruksi ke output berjalan secara
berurutan dan ada konstruksi yang tumpang tindih.
b. langkah kerja
suatu alat bantu perlobangan dengan mekanisme sebagai berikut; ketika
tombol start ditekan maka piston A maju melakukan pencengkraman benda kerja,
kemudian piston B melakukan perlobangan disusul piston C dan D. Kemudian
piston B, C, dan D, mundur secara bersamaan kemudian disusul piston A.
C. Pertanyaan :
1. Buatlah step diagramnya secara lengkap
2. Buatlah Rangkaiannya
3. Buatlah Tombol Start , Stop, Emergency untuk rangkaian diatas
D. Jawab
1. Untuk mempermudah persoalan tersebut dijabarkan dalam bentuk step
diagramsebagai berikut :
11
Deskripsi langkah piston :
Keterangan: Jalur 1
Jalur2
A+ B+ C+ D+ B- A-
C-
Diagram langkah D- piston
RANGKAIAN
12
13
Latihan III
A. Definisi
Sistem kontrol pneumatik dimana instruksi ke output berjalan secara
berurutan dan ada konstruksi yang tumpang tindih.
C. Pertanyaan :
1. Buatlah step diagramnya secara lengkap
2. Buatlah Rangkaiannya
3. Buatlah Tombol Start , Stop, Emergency untuk rangkaian diatas
D. Jawab
1. Untuk mempermudah persoalan tersebut dijabarkan dalam bentuk step
diagramsebagai berikut :
14
RANGKAIAN
15
16
LATIHAN IV
A. Definisi
Sistem kontrol pneumatik dimana instruksi ke output berjalan secara
berurutan dan ada konstruksi yang tumpang tindih.
17
Suatu alat pelubang dan penghalusan lubang dengan mekanisme sebagai
berikut; Piston A maju kemudian mencengkram benda kerja kemudian piston B
maju {mengebor} sampai maksimum. Kemudian mundur, kemudian piston C
maju memindahkan benda kerja ke alat penghalus lubang setelah itu piston D
bergerak maju melakukan penghalusan lubang. Setelah selesai piston D mundur
disusul piston C mundur (benda kerja ke posisi semula). Kemudian pencekam
benda kerja (piston A) mundur sehingga benda kerja dapat dilepaskan.
C. Pertanyaan :
1. Buatlah step diagramnya secara lengkap
2. Buatlah Rangkaiannya
3. Buatlah Tombol Start , Stop, Emergency untuk rangkaian diatas
18
D. Jawab
1. Untuk mempermudah persoalan tersebut dijabarkan dalam bentuk step
diagramsebagai berikut :
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Team dosen praktikum laboratorium,2012,Buku Petunjuk Praktikum Pneumatik
dan Hidrolik,Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
21