2. Jenis Mobilitas
a. Mobilitas penuh adalh kemampuan individu untuk bergerak secara penuh
dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi social dan peran sehari-hari.
b. Mobilitas sebagian adalah kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
batasan jelas dan tak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh
gangguan saraf motorik dan sensorik.
1) Mobilitas sebagian temporer adalah kemampuan seseorang untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara, kemungkinan
disebabkan oleh trauma pada muskuloskeletal. Contohnya : adanya
dislokasi sendi dan tulang.
2) Mobilitas sebagian permanen adalah kemampuan seseorang untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan
rusaknya sistem saraf yang reversibel. Contohnya hemiplegia akibat
stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang.
3. Prinsip Ambulasi
a. Gravitasi
Memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.
1) Pusat gravitasi, titik yang ada di pertengahan tubuh
2) Garis gravitasi, merupakan garis imajiner vertical melalui pusat
gravitasi
3) Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi
istirahat untuk menopang atau menahan tubuh
b. Keseimbangan
Keseimbangan dicapai dengan mempertahankan posisi garis gravitasi
diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
1) Data biografi
Data pribadi dapat membantu untuk mengetahui klien serta individual
sehingga memungkinkan untuk menyusun rencana perawatan yang tepat. Data
ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, jenis transportasi yang
digunakan orang yang terdekat klien.
2) Riwayat sosial
Data ini meliputi pendidikan klien dan pekerjaannya. Seseorang yang terpapar
terus pada agen tertentu dalam pekerjaannya akan dapat mempengaruhi status
kesehatan. Misalnya, seseorang yang bekerja dengan memerlukan kekuatan
otot/skeletal untuk mengangkat benda-benda berat.
5) Riwayat keluarga
Untuk menentukan hubungan genetik misalnya adanya predisposisi, seperti
artritis, spondilitis atritis, gout.
6) Riwayat diit
Identifikasi adanya kelebihan berat badan karena kondisi ini dapat
mengakibatkan stress pada sendi sendi penyangga tubuh dan predisposisi
terjadinya intalibilitas ligamen, khususnya pada punggung pada bagian
bawah, kurangnya intake kalsium dapat menimbulkan fraktur karena adanya
dekalsefekasi.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis. Bila mungkin gunakan ruangan
yang cukup luas sehingga pasien dapat bergerak bebas saat dilakukan
pemeriksaan gerak/berjalan
1) Pada saat klien duduk lakukan pengamatan secara umum dan tegaknya tubuh.
2) Klien berdiri dan periksa dada punggung dan ilium observasi poistur klien,
kelurusan servikal, torakal dan lumbal. Observasi hubungan antara bagian
tubuh lain.
3) Mintalah klien untuk berjalan dan observasi mobilitas tumpuannya, gerakan
sendi, amati adanya ketidaknyamanan, kekakuan sendi dan kelemahan otot,
kurangnya koordinasi atau deformitas.
Menilai kemampuan keterbatasan dalam bergerak dengan cara:
Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau
tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan.
Normal
0 0 Paralisis sempurna
Normal
Bahu 180
Siku
Pergelangan tangan
abduksi 20
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) EMG
Untuk menentukan potensi elektrik otot EMG untuk membantu untuk
mendiagnosa adanya kerusakan neuro muskuler.
2) Biposi otot
Untuk mendiagnosa adanya atropi dan peradangan
3) Rontgen
Diagnosis Keperawatan
1. Kerusakan mobilitas fisik
Pengertian
Keterbatasan dalam pergerakan fisik pada bagian tubuh tertentu atau pada satu
atau lebih extremitas.
Batasan karaktetistik
a) Pengobatan
b) Terapi pembatasan gerak
c) Kurang pengetahuan mengenai pergerakan fisik
d) IMT di atas 75% sesuaid engan usia
e) Kerusakan sendori persepsi
f) Nyeri, tidak nyaman
g) Kerusakan muskuloskletal dan neuromuskuler
Keterbatasan gerak dari posisi yang satu ke posisi yang lain di tempat tidur.
Kerusakan kemampuan dalam :
a) Kerusakan kognitif
b) Kelemahan otot
c) Kurang pengetahuan
d) Obesitas
e) Kerusakan muskolosletal
f) Kerusakan neuromuskuler
g) Pengobatan
3. Kerusakan mobilitas di kursi roda
Pengertian
Batasan karakteristik :
a) Kerusakan kognitif
b) Kurang pengetahuan
c) Kerusakan penglihatan
d) Kerusakan muskoloskletal
e) Kerusakan neuromuskuler
f) Obesitas
g) Nyeri
5. Kerusakan berjalan
Pengertian :
a) Naik tangga
b) Berjalan memerlukan waktu
c) Berjalan dalam keadaan miring atau bungkuk
d) Berjalan di tempat rata
e) Berjalan dituntun
Berhubungan dengan :
a) Kerusakan kognitif
b) Depresi
c) Kerusakan keseimbangan
d) Kerusakan penglihatan
e) Kerusakan muskuloskletal
f) Kerusakan neuromuskuler
g) Obesitas
h) Nyeri
i) Takut untuk jatuh
Perencanaan
Diagnosa 1
NOC
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pasien mampu:
NIC (Intervensi)
a. Menghemat energi
b. Untuk mencegah terjadinya cepat lelah
c. Perubahan dapat mengidentifikasikan terjadinya komplikasi
d. Untuk mengurangi rasa nyeri.
3) Teaching: prescibed activity
a. Instruksikan pada pasien bagaimana cara pergerakan /aktivitas yang
benar/tepat.
b. Informasikan pada pasien tujuan dan manfaat aktifitas yang benar/tepat
c. Instruksikan pada pasien bagaimana cara tolerance aktifitas.
Rasional
Diagnosa 2
NOC
NIC (Intervensi)
Diagnosa 3
NOC
Diagnosa 4
NOC
NOC
a.Tingkat aktivitas
d.Tingkat kelelahan.
g. Ganguan pergerakan.
h. Penyebab gangguan pergerakan.
k.Pemeriksaan fisik.
l. Tingkat kesadaran.
1. Skoliosis
2. Kiposis
3. Lordosis
4. Cara berjalan
n. Ekstermitas
1. Kelemahan
2. Gangguan sensorik
3. Tonus otot
4. Atropi
5. Tremor
7. Kekuatan otot
8. Kemampuan berjalan
9. Kemampuan duduk
O= mandiri penuh
2= memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan pengawasan atau penyuluhan.
Diagnosa Keperawatan
1.Intoleran aktivitas
Definisi:kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energi fisiologis dan
psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kemungkinan penyebab:
a. Kelemahan umum.
b. Bedrest yang lama /immobilisasi
c. Motivasi yang kurang.
d. Pembatasan pergerakan.
e. Nyeri
a. Anemia
b. Gagal ginjal kronis
c. Gangguan jantung
d. Kardiak aritma
e. COPD
f. Gangguan metabolisme
g. Gangguan musculuskeletal
Kondisi klinis:
13. Lakukan ambulasi sebanyak mungkin 13. Immobilisasi yang lama dapat
jika memungkinkan menimbulkan dekubitus
3. Keletihan
Kemungkinan penyebab:
a. Kekurangan energi.
b. Ketidak mampuan melakukan aktivitas.
c. Menurunnya penampilan
d. Lethargy.
Kondisi klinis:
a. Anemia.
b. Kanker
c. Depresi
d. Diabetes melitus
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor keterbatasan aktifitas 1. Merencanakan intervensi dengan tepat
kelemahan saat aktivitas.
Definisi: Kondisi dimana pasien tidak dapat melakukan sebagian atau seluruh
aktivitas sehari-hari sendiri seperti :makan,berpakaian,mandi,dan lain-lain.
Kemungkinan penyebab:
a.Gangguan neuro muskuler
b. Menurunnya kekuatan otot
c.Menurunnya kontrol otot dan koordinasi
d. Kerusakan persepsi koknitif
e.Depresi
f. Gangguan fisik
Kemungkinan ditemukan data:
Kondisi klinis:
a. Gangguan serebralvaskuler
b. Trauma modulla spinalis
c. Dimensia
d. Depresi
e. Kekurangan energi
f. Gangguan otot
g. Kerusakan kaknitif
INTERVENSI RASIONAL
1. Lakukan kajian kemampuan pasien 1. Memberikan informasi dasar dalam
dalam perawatan diri terutama ADL menentukan rencana perawatan.
10. Monitor pergerakan usus dan 10. Mengetahui fungsi usus dan bladder
bladder.
11. Berikan pendidikan kesehatan: 11.Meningkatkan pengetahuan dan
motifasi dalam perawatan diri
a. Perawatan diri seperti mandi
Respon klien terhadap kehilangan kontrol tergantung pada makna pribadi dari
kehilangan pola koping individu karakteristik pribadi dan respon terhadap orzng
lain.
INTERVENSI RASIONAL
1.Berikan dorongan pada klien untuk 1. Dialog terbuka meningkatkan rasa
berbagi perasaannya dan rasa takut berbagi dan rasa sejahtera.
berkenaan dengan pembatasan
pergerakan.
2. Untuk merencanakan perawatan efektif
2. Tentukan respon lazim klien
perawat harus menentukan apakah
terhadap masalah.
biasanya klien mencari perubahan
perilaku mereka sendiri untuk mengontrol
masalah atau mengharapkan oranglain
atau faktor eksternal untuk mengontrol
masalah.
Daftar Pustaka
Johnson, marion,dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) second edition.
Missouri:Mosby
edition. Missouri:Mosby
Departemen Kesehatan RI. 1995. Penerappan Proses Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Muskuluskeletal.Jakarta