Anda di halaman 1dari 3

Sumber 1 : galeri-

nasional.or.id
Jenis Karya : Lukisan
Seniman : Dede Eri Supria
Tahun Pembuatan : 1992

Lukisan diatas berjudul Yang Berusaha Tumbuh. Lukisan ini secara


visual menggambarkan ada tumbuh-tumbuhan yang berusaha untuk
tumbuh di antara reruntuhan gedung atau bekas-bekas bangunan. Dari
gambar tersebut bisa diartikan bahwa ada keputus-asaan dan harapan
dari tumbuhan-tumbuhan tersebut. Ada kelemahan yang terlihat di bagian
bawah gambar, namun harapan juga muncul di bagian atas gambar,
dengan tergambarnya betapa subur tanaman tersebut tumbuh.

Gambar ini seperti menyuarakan pendapat Dede mengenai


perkembangan pembangunan di Indonesia. Pembangunan yang terus
marak dilakukan, demi modernisasi negara ini, tanpa memperhatikan
lingkungan sekitar kita. Pembangunan yang bahkan sampai sekarang
masih dilakukan tampaknya memang tidak memperhatikan keadaan
lingkungan sama sekali. Semakin hari dapat kita lihat hutan beton lebih
sering muncul daripada hutan hijau.

Selain itu pembangunan yang dilakukan juga seperti tidak melihat


keadaan sosial lagi. Banyak rumah-rumah kecil yang digusur demi
terbangunnya gedung-gedung seperti apartemen. Kesejahteraan rakyat
kecil itu pun juga terkena dampak. Rakyat kecil digambarkan seperti
tumbuhan-tumbuhan hijau tersebut. Ada yang sudah putus asa akibat tak
tahu lagi mau pindah kemana, bahkan masih ada yang berpengharapan
karena yakin kesejahteraannya nanti akan terjamin setelah pembangunan
tersebut terjadi. Dengan kata lain ada yang berpengharapan akan
mendapatkan ganti rugi, namun ada pula yang putus asa dengan
penggusuran demi modernisasi yang dilakukan oleh pemerintah ini.

Disini Dede juga seperti menyampaikan pesan untuk tidak merugikan


pihak-pihak lain. Jadi, modernisasi dan kemajuan harusnya dilakukan
secara merata, sehingga semua masyarakat bisa menjadi sejahtera,
aman, nyaman, dan damai. Keseimbangan ekosistem dalam pelaksaan
modernisasi juga harus tetap dijaga, semuanya kembali lagi untuk
kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat. Lukisan ini memiliki makna
yang sangat dalam walaupun lukisan ini terlihat sederhana.

Dede Eri Supria merupakan salah satu seniman beraliran realis. Tema-
tema yang diambil oleh Dede juga selalu menyangkut perihal sosial dan
kritis. Hasil karya seni Dede merupakan suatu hasil ekspreksi dari
pemikiran, komentar atau empati dari keadaan sosial di sekitarnya.
Karyanya merupakan suatu simbol dari hal yang ingin ia sampaikan. Dede
walaupun sering diejek karena gaya lukisnya yang realis, mengaku bahwa
sebagai seniman ia harus dapat menjadi antena sosial. Lukisan-lukisan
yang ia buat pun juga maknanya selalu mengena bagi orang lain.
Sumber 2 : galeri-
nasional.or.id
Jenis Karya : Lukisan
Seniman : Djoko Pekik
Tahun Pembuatan : 2001

Pada lukisan diatas terlihat ada satu figur orang bermukakan jelek dan
terlihat seperti demit atau setan. Figur ini matanya melotot, bibirnya agak
terbuka dan memegang mikrofon. Dibelakangnya tergambar banyak orang
berkacamata hitam dan berjas, tampaknya anak buah dari demit itu. Anak
buahnya itu tampaknya patuh dan menurut terhadap demit ini. Lukisan ini
diberikan judul Demit 2000 oleh Djoko Pekik.

Dalam gambar ini dapat disimbolkan sebuah kekuasaan yang sangat


keras, dilihat dari penggambaran demit beserta para ajudan
dibelakangnya. Djoko seperti ingin menggambarkan bahwa rakyat di
tahun 2000 saat itu tengah menghadapi kepemimpinan yang imperialis
dan kapitalis, atau penindasan. Fenomena ini terjadi dari masa
kemerdekaan hingga reformasi yang terjadi tahun 1998. Rakyat di negara
ini juga tertindas dengan adanya tindakan KKN, yakni kolusi, korupsi dan
nepotisme.

Kesejahteraan rakyat tampaknya sangat rendah, masih banyak rakyat


yang kesusahan sementara orang-orang yang mempunyai jabatan bisa
hidup enak dan sejahtera. Pemerintahan seperti ini juga tampaknya
didukung oleh segelintir orang yang memiliki kuasa, dan mereka pun
patuh dan sedia mendukung pemerintahan yang imperialis dan kapitalis.

Anda mungkin juga menyukai