Pendidikan merupakan tonggak berjayanya suatu bangsa. Alam yang kaya dan
berlimpah akan sia-sia tanpa Sumber Daya Manusia yang mumpuni. Indonesia
saat ini merupakan contoh dari hal tersebut. Mengapa? Jawabannya hanya satu,
PENDIDIKAN yang masih sangat diremehkan. Ambil saja satu contoh di suatu
daerah, yaitu Sumba Barat. Harta untuk merayakan upacara meninggalnya
seseorang jauh lebih banyak dan rela dihabiskan begitu ketimbang untuk
menyekolahkan anaknnya sendiri. Hal ini akan terus menerus terjadi tanpa ada
merasa berdosa ataupun bersalah, ini terjadi karena orang tua mereka sudah
menanamkannya sejak kecil.
Untuk itu, disinilah harusnya kita yang sudah beruntung mendapatkan
pendidikan untuk memperbaiki kondisi ini. Bukan mereka yang salah, tapi
nyatanya KITA, karena kita yang mendapatkan pendidikan malah membiarkan
hal yang seperti ini terus terjadi. Impian saya adalah kualitas pendidikan
haruslah merata di setiap daerah di Indonesia.
Saya sangat berharap untuk dapat menjadi bagian dari perubahan besar ini.
Terima Kasih
Jika saya terpilih, saya akan memberikan bukan hanya ilmu eksak tapi juga
wawasan kepada anak-anak didaerah terpilih bahwa Indonesia itu sangatlah luas
dan kaya akan Sumber Daya Alam. Banyak yang dapat dikembangkan dengan
potensi alam Indonesia ini. Harapan saya banyak dari penduduk daerah terpilih
terpacu untuk mencari cara untuk belajar lebih banyak baik dengan merantau
maupun dengan cara lainnya, sehingga masing-masing mereka dapat kembali
dan membangun daerah mereka masing-masing.
Saya telah mengunjungi banyak daerah terpencil, salah dua yang memacu saya
untuk ingin membangun adalah Desa Ciheras (Tasikmalaya, Jawa Barat) dan
Desa Kandangan (Kediri, Jawa Timur).
Selama sebulan lebih saya berada di Desa Ciheras, saya belajar banyak tentang
bagaimana memaknai kehidupan. Saya diberikan tempat tinggal oleh Bapak
Ricky Elson. Beliau merupakan lulusan Jepang yang sudah 2 tahun mengabdi
disana, dengan membagun kincir angin dan sarana belajar untuk masyarakat
setempat. Kehidupan disana sangatlah sederhana. Mayoritas masyarakat
setempat bekerja sebagai nelayan dan petani. Yang membuat saya ironis adalah
pada setiap sore hari hampir seluruh bibir pantai terhampar limbah berupa
cairan kental dan busa-busa. Tanpa masyarakat tahu dari mana sumber limbah
tersebut.
Saya tidak lama, berada di Desa Kandangan, hanya 2 hari. Kondisi disana sangat
susah untuk mendapatkan sinyal, sehingga sangat sulit untuk masyarakat
informasi dengan cepat.