Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGENALAN KEBUDAYAAN INDONESIA MELALUI TAMAN


EDUKASI SASTRA DAN BUDAYA DI DESA KRANDON LOR
KABUPATEN SEMARANG

BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN

Diusulkan oleh:

Shifa Latifatul Adhawia 2101417035 2017

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2018
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT

1. Judul Kegiatan : Pengenalan Kebudayaan


Indonesia Melalui Taman
Edukasi Sastra dan Budaya Di
Desa Krandon Lor Kabupaten
Semarang
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :Shifa Latifatul Adhawia
b. NIM :2101417035
c. Jurusan :Bahasa dan Sastra Indonesia
d. Perguruan Tinggi :Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP :Kab Semarang, Kec Suruh,
Desa Krandon lor, Kel Krajan
Rt 08 Rw 03/085729346496
f. Email : sifasifo42@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Meina Febriani, S.pd., M.pd.
b. NIDN/NIDK :
c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemenristekdikti : Rp.
b. Sumber lain (sebutkan) : Rp. (maks 50% nilai a)
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : <3-5 bulan>

Semarang, 14 Desember 2018


Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Ketua Pelaksana Kegiatan,
Kemahasiswaan…/Ketua Jurusan…

( ) ( )
NIP. NIM.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping,


Universitas Negeri Semarang,

TTd dan CAP universitas

ii
(Dr. Abdurrahman, M.Pd.) ( )
NIP. 196009031985031002 NIDN/NIDK

Semua tanda tangan harus basah, CAP hanya pada Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan, halaman ini discan dalam bentuk pdf dan digabungkan dengan
file proposal

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Terkait Mitra ……………................
1.2. Permasalahan dan Prioritas Persoalan Mitra……….
1.3. Tujuan Kegiatan ……………………………………
1.4. Luaran Kegiatan .…………………………………...
1.5. Nilai Tambah untuk Masyarakat Sasaran .…………
1.6. Keberlanjutan Program …………………………….
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
2.1. Profil dan Kondisi Sosial Ekonomi Mitra ………….
2.2. Kondisi dan Potensi Wilayah Terkait Solusi
Permasalahan Mitra ………………………………...
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1. Pola dan Frekuensi Pelaksanaan Program …………
3.2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan …………………….
3.3. Evaluasi Kegiatan ………………………………….
3.3. Teknik Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis
Data …………………………………………...........
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya …………………………………….
4.2. Jadwal Kegiatan ……………………………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Biodata Dosen
Pendamping ………………………………………...
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ……………………..
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian
Tugas ……………………………………………….
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana …………………
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra …………….
Lampiran 6. Denah Detil Lokasi Mitra Kerja ……………………

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Terkait Mitra

Pada era modern seperti saat ini, banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengenal
atau tidak tertarik kepada kebudayaan dan Sastra Indonesia. Lebih parah lagi, bahwa anak-anak
kecil saja lebih tertarik kepada kebudayaan luar atau modern, sehingga sejak kecil yang mereka
pelajari hanya kebudayaan luar saja dan kebudayaan sendiri justru terlupakan bahkan tidak
dikenal.

Keadaan seperti ini tentunya tidak dapat dibiarkan terlalu lama, karena jika hal ini terus
menerus terjadi, maka kebudayaan Indonesia benar-benar akan terlupakan, sehingga dapat
hilang begitu saja atau malah di akui oleh negara lain. Adanya usaha untuk mengenalkan
kebudayaan Indonesia kepada masyarakat sejak dini tentu sangat perlu dilakukan. faktor
lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha
tersebut.

Faktor lingkungan yang dimaksud dalam usaha untuk mengenalkan kebudayaan


Indonesia ini kepada anak-anak yaitu masyarakat yang ada di desa itu sendiri, khususnya para
muda-mudinya, karena para pemuda memiliki banyak ide atau gagasan maupun cara untuk
mendekatkan diri pada masyarakat untuk lebih mengenal dan mempelajari kebudayaan
Indonesia, sehingga anggota pemuda ini dapat mengenalkan serta mengembangkan
kebudayaan dan sastra Indonesia kepada adik-adik atau masyarakat lainnya.

Dengan dibentuknya Taman Edukasi Sastra Budaya di Desa Krandon Lor Kabupaten
Semarang, dapat dijadikan sebagai wadah masyarakat untuk mengenal maupun mengenalkan
kebudayaan dan sastra Indonesia kepada masyarakat lebih luas lagi. Karena dalam
menjalankan Taman Edukasi Sastra Budaya ini tidak dibatasi oleh usia atau apapun, semua
pihak dapat ikut berkontribusi ataupun berpartisispasi menyalurkan gagasan, keterampilan dan
bakatnya.

Konsep pembelajaran di ruang terbuka, atau taman ini dapat menghilangkan rasa bosan
yang biasanya datang saat belajar di dalam ruang kelas. Apalagi yang akan dipelajari
merupakan kebudayaan dan sastra, maka dibutuhkan tempat yang memberi kebebasan ruang
dalam berekspresi, sehingga pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan.

5
1.2.Permasalahan dan Prioritas Persoalan Mitra

Pembentukan Taman Edukasi Sastra dan Budaya ini ditujukan untuk mengatasi
permasalahan globalisasi yang sudah mempengaruhi berbagai kalangan masyarakat, sehingga
adanya minat untuk mempelajari kebudayaan dan sastra Indonesia semakin berkurang,
khususnya masyarakat di Desa Krandon Lor Kabupaten Semarang.

Contohnya beberapa kebudayaan yang dulu biasa dilakukan misal rodat yang dulu
digemari oleh bapak-bapak Desa Krandon Lor sekarang sudah tidak ada lagi yang meneruskan
karena pemain yang dulu sudah mulai menua. Ada juga reok yang dulu juga ikut menjadi salah
satu kebudayaan yang digemari masyarakat juga ikut menghilang. Selain itu drumblek yang
menjadi kesenian khas Salatiga yang juga dulu digemari oleh kaum muda sekarang mulai
ditinggalkan, karena kurangnya minat masyarakat untuk mempelajarinya.

Selain kebudayaan-kebudayaan tersebut, masih ada kebiasaan nyadran yang dulu juga
dilakukan oleh masyarakat Desa Krandon Lor Kabupaten Semarang, sekarang sama sekali
tidak pernah dilakukan lagi. apalagi penggunaan bahasa jawa untuk menghormati yang lebih
tua, sudah sangat jarang sekali anak muda yang mengerti tata krama, dan penggunaan bahasa
Jawa.

Oleh karena itu, peran serta anggota masyarakat baik kaum muda maupun yang sudah
dewasa sangat diperlukan, karena tujuan utama dari didirikannya Taman Edukasi Sastra dan
Budaya ini untuk membentuk karakter dan kehidupan masyarakat yang mengerti tata krama.

Pembelajaran di dalam taman ini tidak hanya terfokus pada anak-anak kecil, tetapi juga
untuk semua kalangan masyarakat, karena jika hanya sebagian saja tentunya tujuan tersbeut
masih jauh dari kata tercapai.

1.3.Tujuan Kegiatan

Tujuan utama dalam pembentukan Taman Edukasi Sastra dan Budaya ini untuk
mengenalkan dan menumbuhkan kembali rasa cinta masyarakat Desa Krandon Lor Kabupaten
Semarang, terutama para generasi muda penerus bangsanya agar mengetahui dan mencintai
kebudayaannya, serta dapat terus melestarikan kebudayaan Indonesia dan diturunkan sampai
anak cucunya nanti.

6
Tujuan yang lebih luas lagi yaitu, dengan di bentuknya taman edukasi sastra dan budaya
ini, secara tidak langsung untuk mewujudkan sistem tatanan masyarakat yang mengenal
kebudayaan dan satra daerah maupun negaranya, agar kebudayaan dan sastra itu tidak luntur,
menghilang maupun diakui oleh negara lain, sehingga masyarakat desa Krandon Lor
Kabupaten Semarang tetap mengenal dan mempertahankan kebudayaan yang ada di sekitarnya

1.4.Luaran Kegiatan

a. Laporan kemajuan
 Pada minggu pertama dimulai kegiatan pembelajaran Taman Edukasi sastra
dan Budaya di Desa Krandon Lor, antusias yang sangat terlihat yaitu pada
anak-anak SD yang mengikuti kegiatan ini terlihat cukup ada beberapa anak
sekolah dasar.
 Pada minggu kedua pembelajaran ini ada cukup banyak tambahan anak-
anak sekolah dasar yang mengikuti kegiatan ini, selain itu para pemuda yang
mengajar pun semakin banyak terlihat antusias mereka untuk mengenalkan
kebudayaan yang di kombinasikan dengan sastra, misalnya pembacaan puisi
kisah ramayana dengan diiringi alunan musik drumblek.
 Pada minggu ketiga orang-orang dewasa sudah ikut meramaikan kegiatan
ini, ada yang mengajarkan maupun sedang belajar, terutama para sesepuh
yang mengajarkan kebudayaan rodat kepada kaum muda.
 Pada minggu keempat semakin banyak yang berminat mengikuti kegiatan
pembelajaran ini, bukan hanya dari desa Krandon Lor saja, tetapi juga ada
beberapa warga luar desa yang ikut tertarik untuk belajar bersama.

b. Laporan akhir
Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran di Taman Edukasi Sastra dan budaya di
Desa Krandon Lor selama satu bulan, perkembangan yang di dapat dari kegiatan
ini ternyata cukup signifikan, bukan hanya warga Desa Krandon Lor saja yang ikut

7
dan tertarik untuk berpartisipasi, namun juga warga luar Desa Krandon Lor juga
berminat untuk mempelajari, terutama dengan kebudayaan drumblek yang memang
masih banyak sekali di minati oleh kaum muda.
Kesimpulannya, dengan diadakannya kegiatan ini sudah mampu untuk menarik
minat masyarakat lagi terhadap kebudayaan yang sempat hilang, selain itu
kesadaran masyarakat untuk terus melestarikan kebudayaan yang mereka punya
juga semakin meningkat. Sehingga kecintaanya pada Indonesia juga tidak perlu lagi
untuk ditanyakan.

c. Artikel ilmiah pada jurnal


d. Artikel pada prosiding seminar nasional
e. produk

1.5.Nilai Tambah untuk Masyarakat Sasaran

kegiatan pembelajaran Di Taman Edukasi Sastra dan Budaya ini juga memberikan nilai tambah
untuk masyarakan Desa Krandon Lor Kabupaten Semarang. selain mampu mewujudkan
masyarakat yang berbudaya, kegiatan ini juga mampu membuat nama Desa Krandon Lor
sendiri lebih di kenal diluar sana sebagai desa yang sukses mempertahankan kebudayaannya
tentu saja hal itu menambah nilai positif bagi Desa Krandon Lor.

Bukan hanya nama baik saja, tetapi jika ditambah lagi dengan adanya even-even pergelaran
budaya dan masyarakat Desa Krandon Lor mampu mengikutinya, maka juga akan ada rasa
bangga sendiri bagi warga dalam desa maupun diluar desa. Selain itu kegiatan pembelajran di
Taman Edukasi Sastra dan Budaya ini secarea tidak langsung ikut menyelamatkan kebudayaan
yang hampir ditinggalkan oleh para warganya, sehingga kebudayaan itu tetap utuh menjadi
milik Indonesia.

8
1.6.Keberlajutan Program

Kegiatan atau program pembelajaran Taman Edukasi Sastra dan Budaya yang sudah terlaksana
cukup baik tentu saja masih memerlukan perhatian lebih dari masyarakat agar tetap dapat
berjalan. Selain itu perlu lagi ditambah dengan ide-ide atau gagasan yang lebih baru, mengikuti
perkembangan zaman namun tetap mempertahankan kebudayaan itu sendiri.

Penambahan peserta didik maupun pengajar tentu harus dilakukan, agar kegiatan ini tetap
berlanjut, sehingga cakupan dari tujuan program ini semakin meluas lagi manfaatnya, bukan
hanya untuk warga Desa Krandon Lor saja, tetapi juga untuk Desa sekitarnya.

Selain itu yang perlu dan utama yaitu dana untuk keberlanjutan program ini harus dijaga agar
tetap stabil, karena kegiatan ini tentu saja sangat memerlukan dana. Apalagi untuk merawat
taman yang digunakan sebagai tempat belajar, agar tetap menarik dan nyaman bagi peserta
didik.

9
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1. Profil dan Kondisi Sosial Ekonomi Mitra

Krandon lor merupakan sebuah desa di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah, Indonesia. Desa Krandon Lor ini memiliki wilayah yang cukup luas, mencakup 7
dusun yang ikut dalam wilayahnya. Masyarakat Desa Krandon Lor umumnya memiliki
pekerjaan petani atau berkebun dan peternak unggas misalnya ayam, selain ayam juga ada
beberapa binatang ternak yang banyak diminati warga Desa Krandon Lor yaitu sapi dan
kambing, sedangkan untuk kaum ibu-ibu banyak sekali dari masyarakat Desa Krandon Lor
yang bekerja menjadi TKW di luar negeri namun ada juga beberapa yang memilih menjadi ibu
rumah tangga.
Dari segi tingkat pendidikan, masyarakat Desa Krandon Lor Kabupate Semarang
tergolong cukup, karena kebanyakan dari mereka merupakan lulusan SMP hingga SMA.
Bahkan banyak juga tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki banyak bakat, misalnya menjadi
dalang maupun yang mengerti tentang kesenian atau kebudayaan.
Untuk para pemuda, mereka justru lebih dominan bekerja maupun bersekolah di daerah
sekitar desa maupun di dalam desa, untuk mereka yang pergi merantau jumlahnya cukup bisa
dihitung dengan jari. Sehingga pemuda di Desa Krandon Lor ini cukup banyak.

2.2. Kondisi dan Potensi Wilayah Terkait Solusi Permasalahan Mitra

10
Sasaran masyarakat untuk program Taman Edukasi Sastra dan Budaya ini merupakan
kaum-kaum muda, anak-anak, serta tokoh-tokoh masyarakat Desa Krandon Lor itu sendiri,
karena memang yang menjadi latar belakang dibentuknya program Taman Edukasi Sastra dan
Budaya ini yaitu karena adanya ketidakseimbangan perkembangan budaya Indonesia dengan
budaya luar yang masuk.
Sedangkan untuk keadaan masyarakat Desa Krandon Lor. kaum muda di Desa Krandon
Lor yang lebih memilih menetap di desanya sehingga sumber daya maupun potensi
manusianya sangat baik, ditambah lagi dengan banyaknya tokoh masyarakat yang mengerti
akan kesenian dan kebudayaan, dan dengan pengetahuan yang luas kaum-kaum terpelajar
menambah keserasian dalam menjalankan program Taman Edukasi Sastra dan Budaya ini.
Dilihat dari keadaan wilayah yang ada di Desa Krandon Lor Kabupaten Semarang ini
merupakan desa yang tergolong masih sepi, sehingga masih banyak sekali lahan kosong yang
dapat digunakan untuk mendirikan Taman Edukasi Sastra dan Budaya ini.

11

Anda mungkin juga menyukai