Anda di halaman 1dari 10

Siang yang sangat melelahkan bagiku tidak hanya bersekolah, berbisnis di sekolahpun aku

lakukan hanya untuk bisa bersekolah di tempat ini SMA Garuda. Usahanya selancar apa yang
sudah dia rintis sejak kelas 10. Anita dan Joy temen sekelas ku sedang duduk-duduk di depan
kelas.

hai.. mel, gimana ke kelas tadi laku keras nih kayaknya ? panggil anita yang sedang duduk
berdua bersama joy.

manteb banget nit,wih pundi-pundi terkumpul banyak sahutku dengan senyum berbinar.

mel,inget...kamu udah kelas 12 bentar lagi ujian pikirin itu jangan dagangan aja yang di
pikirin sindir joy yang mengingatkan ku pentingnya belajar.

siap bos laksanakan!!! jawab ku dengan sikap dan manaruh tanganku disebelah pelipis.

Hari kelas selesai, dengan sepeda motor butut aku pulang dengan kecerian seluruh
dagangannya kali ini habis sore itu tidak lupa mampir kerumah sakit karena ayah dan ibu
sudah menunggu.

yah.. buk, hari pamela pulang sapa ku sambil membuka tirai.

mel, salam lah... jangan main nyelonong begitu ucap ibuku dengan nada sedikit marah

assalamualaikum...ibu, ayah... nada manja yang keluar dari mulutku sambi memeluk ibu.

bagaimana lancar sekolahnya nak? mulai besok kamu jangan jualan, ayah besok sudah boleh
pulang. Kamu fokus belajar udah kelas 3 kan kata ayah yang berbaring di tempat tidur
rumah sakit.

katanya mau kuliah di kota pelajar sahut ibu menambahkan perkataan ayah.

iya,tapi kan...pamela masih nyaman, terus langganan pamela? Sahutku sedikit mengelak.
Namun setelah ku pikir berulang-ulang akhirnya aku menutuskan untuk berhenti berjualan
dan besok mulai berpamitan dengan teman-teman yang lain.

*****

Keesoka harinya aku tetap bersemangat berjualan tapi kali ini hari terakhirku sebelum itu aku
menghampiri satu persatu kelas kebetulan tujuan kelas terakhir berada tepat disamping
kelasku. Jaka dan rere seperti biasa selalu jahil dan iseng serta menggoda pemela.

mel, cowo baru mu mana? Seluruh sekolah udah kenal kamu lho... masak enggak ada cowo
yang kepincut sama kamu? goda rere sambil merangkulku dari belakang.
upik abu (julukanku) mana nih gratisannya...aku tiap hari beli disini enggak pernah dapet
gratisan, huuu...payah ujar jaka dengan nada resek dan sedikit kasar.

udah deh... sini-sini kalian mau beli apa enggak? Ini hari terakhirku jualan, bentar lagi ujian
aku mau fokus. Jawabku yang mulai jengkel dengan mereka berdua yang terus saja
menggodaku.

Tiba-tiba mata ini tertuju pada sesosok pria yang duduk di bangku paling pojok belakang.

re, itu temen sekelas mu yang bangku paling pojok siapa? bisik ku ke telinga rere

Raka namanya, kamu naksir? Jangan dia udah punya cewe cantik banget. Kata Rere sambil
menatapku tajam seolah penasaran dengan pertanyaanku tadi.

enggak, cuma heran aja belum pernah ngobrol sama dia selama jualan di kelas ini. Ucapku
mengelak semua tuduhan yang di lontarkan Rere terhadapku.

bel.. masuk udah bunyi tuh...emak-emak masih ngrumpi aja nih sahut Jaka menunjukku
dan rere.

Setelah memutuskan untuk berhenti berjualan keliling kelas dan akhrinya memutuskan untuk
fokus mengadapi ujian nasional dan ujian masuk universitas.

******

Beberapa bulan kemudian aku menghadapi ujian dengan sangat mulus, hampir semua di
jalani tanpa halangan dan masalah, bahkan aku sempat optimis bisa lulus dengan nilai yang
sangat memuaskan selain itu juga aku sudah mengikuti ujian online masuk universitas yang
diinginkan dan optimis di lolos.

Namun semuanya tidak berjalan dengan lancar tiba-tiba ayah kembali masuk rumah sakit
setelah mengikuti ujian segera bergegaslah menuju rumah rumah sakit. Ibu sudah menunggu
ayah ruang tunggu lorong rumah sakit, dari kejauhan suara langkah langkah kakiku berlari.
Aku mulai panik saat melihat ibu, dia mulai memelukku dan menanyakan ujianku. Saking
paniknya aku tidak menghiraukan pertanyaan ibu bahkan aku kembali menanyakan keadaan
ayah berulang-ulang. Setelah setengah jam menunggu dokter keluar dari ruang ICU dan
menyuruh ibu untuk menuju ruangannya. Aku masih penasaran dengan apa sebenarnya sakit
yang di derita ayah namun dokter memastikan ayahku akan baik-baik saja, itu sudah cukup
membuat ku lega dengan semua pertanyaan yang menyerah pikiranku.

Aku bergegas masuk ke dalam ruang ICU dan melihat ayahnya tertusuk selang dimana-
mana, lengan dan hidung. Tiba-tiba handphone ku berbunyi panggilan dari om roy.
hallo..om.. sapaku

mel, lagi dimana? om... punya lowongan kerja di kantor teman om, nah si rio pengennya om
masukin kerja disitu. tanya om roy

Aku tidak bisa menjawab pertanyaan om roy, aku tahu kondisi keluargaku sekarang sedang
membutuhkan biaya yang banyak untuk pengobantan ayah tapi disisi lain aku ingin kuliah.
Aku ingin meraih mimpiku.

bagaimana mel? cobalah kamu temenin rio interview kerja dia selalu nurut kata-katamu.
Nada om roy yang mulai memohon kepadaku. Anaknya yang satu ini sangat bandel sekali.
Sudah pindah sekolah sebanyak 2 kali dalam satu semester karena sering bolos sekolah.

baiklah om... akan mela pikirkan lagi jawabku dengan penuh keraguan.

minggu depan, siapin berkas-berkasnya kata om roy yang terdengar lega mendengar
jawabanku tadi .

Setelah mendengar kabar dari om roy aku segera menyiapkan berkas yang harus dibawa
minggu depan bersama rio.

*****

Setelah melakukan interview yang sangat lama akhirnya pengumuman hasilnyapun tiba, dan
hebatnya aku dan rio di terima bukan kebahagiaan yang di terima namun kebimbangan
muncul.

mel, namamu ada di papan mel ! kata Rio menunjuk papan pengumuman.

iya aku tahu kok sahutku dengan sedikit kurang besemngat

kenapa, Kamu tampaknya enggak bahagia? ucap Rio menatapku penasaran.

Flasback 2 hari yang lalu, saat ayah di ruang rawat inap aku mendengar percakapan dengan
ibu. Saat itu aku selesai mengikuti ujian tahap 2 masuk ke universitas yang diadakan
bertepatan di sekolahku, seorang guru membaritahukanku jika aku lolos tahap dua ini aku
bakal dapat beasiswa ke universitas yang aku inginkan karena saking senangnya aku ingin
memberitahukan kabar gembira ini ke ayah dan ibu.

Namun saat di depan kamar inap ayah aku mendengar percakapan ibu dan ayah bahwa ayah
mengidap kanker stadium 4 dan hanya kemotheraphy yang bisa menghambat penyebaran
kankernya, tidak ada yang bisa aku katakan lagi. aku memberanikan diri mengikuti alur
pembicaraan ayah dan ibu. Semuala ayah tidak setuju melihatku bekerja tapi aku bersikeras
meyakinkan mereka berdua dan mulai mengubur semua mimpiku dalam-dalam. Aku berjanji
jika ayah sudah sembuh hasil tabunganku kerja akan aku gunakan untuk masuk universitas.

Setelah Kejadian itu aku untuk bekerja meninggalkan mimpi masuk ke universitas bahkan
universitas yang telah ia impikan sudah di depan mata. lolos ujian tahap kedua dan beasiswa
yang sudah didepan mata namun tekad ini sudah bulat mendengar kondisi ayahnya mana
mungkin tega pamela membuat beban kekuarga semakin berat.

SETAHUN KEMUDIAN

Hidup memang tidak semudah yang dijalani, ada hal yang tidak di dustai yaitu waktu
meskipun ia memberi kesempatan untuk bermain. Akan tiba saatnya semua yang kamu
lakukan akan pulang kepadanya dengan cara yang sedimikian hingga, begitulah hidup yang
harus dijalani hampir genap setahun membuang mimpiku yang indah dan sekarang harus
merelakan ayah untuk berpulang karena kanker darah dan menghantarkan ke nafas
terakhirnya.

Suasana hati masih berduka namun pemela harus tetap bekerja, tiba-tiba sebuah pesan bbm
singkat hai, upik abu! Are you oke?. jaka?? balas mela.bukan, aku raka sahutnya
secara cepat. Pamela mencoba tidak menghiraukanya karena tahu bahwa Raka sudah
memiliki kekasih.

Siang yang begitu panas Rama menghampiriku yang sedang duduk dikantin yang lahap
menikmati makanannya.

Rama : mela... (mencubit pipi pamela)

Pamela : Ram... pasti deh jahil banget (nada marah)

Rama : hehehe...seneng deh lihat kamu marah makin lucu aku makin sayang...

Pamela : kamu ingatkan minggu depan ulang tahun ku

Rama : iya...kamu mau kado apa?

Pamela : tetaplah disisiku saat ayahku sudah pergi bersama tuhan (menatap tajam)

Rama : (memegang tangan pamela sambil tersenyum), mel... aku pergi dulu ada kerjaan yang
belum aku selesaikan di gudang.

Pamela :oke...

Seteah Rama meninggalkan ku tidak lama berselang laila datang menghampiri ku yang masih
asyik menyantap makanan.

Laila : mel, boleh gabung kan?

Pamela : duduk aja la

Laila : udah lama pacaran sama rama? Udah yakin?

Pamela : kenapa la? Dia orangnya baik kok, enggak banyak bertingkah

Laila : aku Cuma saranin hati-hati aja sama Rama, temen kakak ku kan satu devisi kerja sama
dia katanya suruh hati-hati aja.
Pamela : hahaha... udah jangan ngaco, aku udah 4 bulan pacaran dan dia oranya baik kok

Laila : ya kan! Aku Cuma ngasih tahu aja mel...

Pamela : udah kamu makin nglantur, aku cabut dulu... banyak kerjaan yang belum kelar.

Pamela pergi meninggalkan laila sendirian.

Pada malam harinya pamela sedang menata kamar tidurnya dan bergegas merebahkan diri,
tiba-tiba handphone nya bergetar panggilan dari Rama.

Pamela : halo... ram

Rama : kamu lagi apa sayang?

Pamela : mau tidur, capek seharian kerja

Rama : untuk ulangtahun mu minggu depan kayaknya aku sibuk ada urusan keluarga, aku
enggak bisa rayain ulangtahun kamu deh (nada menyesal)

Pamela : pasti kamu mau bikin kejutan yang buat aku (batin) iya enggak papa

Rama : ya udah aku cuma mau kasih tau kamu itu aja, good night sayang

Bipp....bipp...

Belum sempat pamela menjawabnya Rama sudah memutuskan telefonnya, lalu sebuah pesan
muncul dari bbm dari Mrs.R

upik abu, bagaimana punya kabar?

baik-baik saja, ini siapa? balas ku.

aku Raka aditya, tiba-tiba saja aku melihatmu di kontak ku entah sejak kapan itu
balasnya

Aku masih belum mengingat jelas sejak kapan Raka ada di kontak bbm nya, aku masih
berfikir keras hingga teringat kejadian saat teman-teman sedang takziah kerumahmu. Ini pasti
ulah Rere sebelum itu Rere sempat meminjam handphone ku untuk mencatat nomor. Aku
tidak membalas pesan dari Raka hingga aku terbuai dalam nyamannya kasurku dan terlelap
dalam mimpi.

Hari yang ditunggupun tiba ulangtahun yang ke 20 rasanya sudah semakin menua. Aku
sengaja mengambil cuti satu hari untuk mengadakan pesta syukuran dirumah makan, aku
sudah membayangkan bagaimana Rama memberikan kejutan yang indah. Malam ini akan
menjadi malam spesial bagiku, tak lupa ku undang teman-teman kerja.

Laila : Mel,selamat ulangtahun ya...

Pamela : makasih la, gabung gih bersama teman-teman yang lain.


Laila :oke... !

Hampir satu jam Rama tidak bisa di hubungi bahkan handphonenya enggak aktif. Aku mulai
gelisah, aku tahu mungkin ini hanya sebagian skenario yang di buat oleh Rama namun
sebuah pesan bbm menggetarkan saku celananyaku. Sebuah foto Rama bersama seorang
gadis yang backgroundnya di sebuah club malam, aku segera memulai acara yang sudah
ditunggu oleh teman-teman yang lainya dan mencoba tidak menghiraukan apa yang terjadi
setelah kurasa cukup aku segera meninggalkan pesta yang telah aku buat dan menyuruh
mereka menikmati pesta yang sudah aku adakan.

Aku bergegas berlari memastikan apa yang telah terjadi sebenarnya, aku menuju sebuah club
malam dan menemukan Rama dengan seorang wanita lain.

Pamela : oh... ini yang dimaksud dengan urusan keluarga? (nada marah)

Rama : Mel, udahlah... aku sudah bosan denganhubungan kita yang gini-gini aja, aku itu
enggak bisa diajak seneng-seneng kayak wanita disini (nada sedikit mabuk)

Pamela : oke... mulai detik ini kita putus (menumpahkan minuman ke wajah Rama)

Rama : arghh (mendorong) sana pergi nikmati pesta lho... sana aku enggak butuh cewe kayak
kamu mel (berteriak)

Aku pergi dengan air mata yang tidak bisa di bendung lagi, laki-laki yang sudah aku percaya
ternyata seorang penipu. Tak pernah kusangka semua hanya perkara waktu saja, Rama
menyimpan luka dalam rayu-rayuan saja diam-diam kamu bakar semua harapan yang kamu
jaga. Bagaimana mungkin kamu yang aku percaya bisa tega-seteganya.

Malam ini menjadi ulangtahun terburuk bagi, lalu sebuah bbm muncul dari Raka

mel, bisakah datang ke taman dekat sekolah kita dulu?

untuk apa ka? Kondisiku sedang tidak baik kali ini balasku

maka dari itu aku menyuruhku datang kemari, datanglah aku jauh-jauh dari jakarta pulang
kesini balas raka dengan kata yang sedikit memaksa.

Langkah kakiku menuntunku menuju taman dekat sekolah,kekacauan hari ini tidak
membuatku berfikir dengan tenang. Aku melihat seorang laki-laki berpakaian biru duduk
sendiri, aku duduk di sebelahnya.

Mel, kamu sudah datang ujar Raka melihat kedatanganku di sampingnya

ada apa ka? jawab ku dengan tidak penuh semangat dan menundukan kepala

lihatlah ke atas, kamu tau apa yang lebih indah dari gemerlapnya bintang saat di selimuti
mendung malam ini? sahut Raka yang tidak membuka percakapan yang tidak penting.

apa yang lebih indah dari bintang? Bahkan bulan tidak muncul di malam ini. Aku terus
menerus memasang wajah kucel karena teringat betapa kesalnya aku dengan Rama.
Tiba-tiba Raka mengangkat tangannya ke atas seolah menangkap sebuah bintang dan
menaruhnya disaku dan mengeluarkan sebuah toples dari balik tubuhnya yang lebih indah
dari bintang-bintang adalah pendar bintang ini jawab Raka dan memberikan toples yang
berisi benda yang menyala-nyala di dalamnya.

apa ini ka? sahutku dengan penuh kebingungan.

aku ingin kamu simpan ini, ini berisi kunang-kunang berjumlah 20 buah aku memberi nama
20 pendar bintang dan happy birthday upik abu ucapnya penuh dengan keyakinan dan
menatapku dengan dalam.

Aku mulai terharu dengan apa yang baru saja dikatakan Raka kepadaku, jantungku seolah
berhenti berdetak karena mendengar ini. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta sebenarnya,
hatiku seperti diterbangkan ke langit ke tujuh tapi jatuh cinta disituasi seperti ini sepertinya
tidak tepat saat berapa jam yang lalu aku baru saja disakiti oleh seorang laki-laki busuk.

Mel... Apakah ada kata-kataku yang salah kata Raka penuh dengan kepanikan.

kamu tahu ulangtahunku dari mana? Bahkan aku tidak memberitahukanmu sebelumnya.
Tanyaku yang mulai tersadar dari lamunan. Sebelumnya aku tidak pernah
memberitahukannya.

siapa sih yang enggak kenal kamu waktu di sekolah dulu, aku tahu ulangtahunmu karena
ulangtahun kita sama mel. Semulanya aku balik dari jakarta kesini untuk menangkap kunang-
kunang karena setiap ulang tahun aku ingin pendar bintang ini bertambah tapi tiba-tibaaku
teringat denganmu, ya... apa salahnya aku berbagi pendar bintang ini untukmu juga jawab
Raka yang membuatku masih sedikit tidak percaya.

Malam ini hampir tidak pernah ku sangka sebelumnya. Raka hadir disaat hatiku baru saja
berduka karena Rama karena aku telah salah mencintai. Aku tidak ingin berharap lebih
denganya. Masih terlalu awal menyimpulkan bahwa aku telah jatuh cinta, bisa saja karena
aku merasa nyaman saja karena luka yang baru saja menderaku.

****

Sejak saat itu hubungan kami semakin dekat, aku dan Raka sering sekali chating bahkan kita
berdua sering menikmati pemandangan dan hang out bersama jarak memang tidak
menghalangi komunikasi jakarta bukan jarak yang jauh. Itu sudah cukup dengan kepulangan
sebulan sekali.

Aku hampir lupa bagaimana sakit yang di buat Rama bahkan aku hampir saja tidak peduli
terhadapnya. Untuk apa membenci sesorang yang pernah begitu kita cinta? Kalau saja
dengan membenci kita malah menjadi tidak tenang. Biarlah dia berlalu dengan
menganggapnya sebagai kenangan, tidak perlu ada dendam meski memaafkanya begitu susah
akan aku lakukan pelan-pelan. Kita sudah sampai pada titik ternyata aku sudah tidak
mencintainya lagi.
Empat hari sudah Raka tidak menghubungiku, aku mulai resah dengan hubungan kita. Tiga
bulan sudah kedekatan ku dengan Raka Semulanya aku nyaman dengan persahabatan kita
hingga aku tau bahwa persaan ingin memilikinya begitu besar tapi rasa gengsi ini
menguatkan kegoisanku membohongi hatiku sediri. Hampir pukul 10 malam mataku sudah
mulai mengantuk mulai ku rebahkan tubuhku tiba-tiba handphone ku berbunyi panggilan
dari Raka bergegas aku mengangkatnya

hallo... Raka sahut dengan penuh kegembiraan.

mel, kamu enggak punya rencana kuliah? tanya Raka yang tiba-tiba mulai serius.

aku sudah tua ka... usiaku 20 tahun dan... jawabku begitu ragu.

mel... pendidikan tidak pandang usia, ibumu sudah memiliki bisnis sendiri. Apa kau lupa?
ucap Raka dengan nada meminta dan meyakinkanku.

Aku teringat tentang janji yang sudah aku buat dulu jika sudah tidak ada halangan lagi akan
ku lanjutkan cita-cita ayah melihat anaknya menikmati bangku kuliah.

pikirkan kembali mel! Aku kirimkan banyak info universitas yang sedang membuka
pendaftaran mahasiswa baru, belum terlambat untuk memulai tegas Raka dan langsung
mematikan telfonnya.

****

Pendaftaran kuliah tinggal 2 bulan lagi, setelah melihat-lihat universitas yang cocok aku
menyiapkan diri dengan penuh keyakinan aku mulai giat belajar membagi waktu antara
bekerja dan belajar sampai suatu saat aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempat
kerja, banyak teman-teman yang tidak merelakanku tapi tekad ku sudah bulat.

Hari itu semejak hari itu aku tidak pernah berbicara dengan Rama, namun kali ini tiba-tiba
datang menghapiriku yang sudah berkemas untuk pergi.

mel, apa ini gara-gara aku? Rama menarik tangan ku

Ram, lepaskan... ini bukan gara-gara kamu ini keputusanku sendiri sahutku sambil
melepaskan genggaman Rama.

kenapa kamu ricent? Maafin aku, aku tahu aku salah ucap Rama memohon kepadaku.

sudah aku maafin, aku sama sekali tidak menyalahkanmu. Aku ingin masuk Universitas aku
ingin fokus kuliah mengejar mimpiku yang pernah mati jawabku perlahan melangkah pergi
sebelum dia mulai bertingkah lagi. Tidak ada lagi yang bisa menghalangiku untuk pergi
termasuk Rama sekalipun. Tekad ku sudah mantab.

Malam mulai lntur menyisakan kehitaman langit. Aku mondar-mandir di ruang tamu bosan
melihat buku latihan soal masuk perguruan tinggi lalu suara ketukan pintu membuatku
terkejut. Raka muncul dari balik pintu sontak membuatku kegirangan bagimana bisa, Raka
bahkan tidak memberitahuku bahwa dia akan pulang apalagi menghubungiku akan main
kerumah. Sejenak dia membuatku terpanah dengan seikat bunga di tangannya.

mel, untuk ibu mu kata Raka memberikan bunganya kepadaku.

sungguh !! nada cemburu yang aku lontarkan ke Raka

ini buatmu mela... sahut Raka dengan senyuman manisnya nyaris mebuatku mabuk
kepayang.

Tak lama kemudian ibu masuk ke ruang tamu melihat kegaduahan apa yang terjadi disana.

tante... boleh saya ajak pamela keluar jalan-jalan sebentar ucap Raka tanpa basa-basi
setelah melihat kedatangan ibu di ruang tamu.

bu... ini Raka dulu satu SMA sama Mela sahutku meredakan kecurigaan ibu yang tiba-tiba
saja di lontarkan petanyaan.

oh... pergilah, tapi jangan pulang terlalu larut malam jawab ibu dengan senyuman, dan
menyuruhku untuk berganti pakaian.

Malam ini menjadi malam yang sangat menankjukan Raka tiba-tiba datang dan mengajakku
jalan-jalan sungguh hal yang sangat tidak terduga. Taman sebelah sekolah menjadi tempat
favorit kita mengenang bagaimana 20 pendar bintang bersaksi.

mel, kapan ujian masuk universitas tanya Raka membuka sebuah petanyaan.

satu minggu lagi dan satu minggu setelahnya pengumuman hasilnya. Sepertinya aku mulai
nervous ka jawab ku yang ragu.

tenang, semua akan baik-baik saja kamu harus optimis. Bagaimana pendar bintang? ucap
Raka menyakinkan ku dengan meraih tanganku dan mengenggamnya.

Tiba-tiba telfon berbunyi dari saku Raka.

halo ma.. ada apa? tanya Raka.

iya ma... Raka baik, sebentar lagi pulang jawab Raka.

iya Raka tahu tadi sudah dapat SMS, rencananya 2 minggu lagi sahut Raka dan segera
mematikan telfonnya.

Entah apa yang telah di katakan mereka berdua, sepertinya sangat penting hingga aku tidak
berani bertanya pada Raka setelah selasai Raka bergegas untuk mengajak ku pulang karena
sudah mulai larut malam.

****

Serangkaian tes sudah aku jalani setelah pertemuan itu Raka hampir tidak pernah
menghubungi ku lagi hanya sesekali dia memberiku semangat melalui emoticon-emoticon
namun setelah itu menghilang aku mencoba menanyakan kepada Rere bahkan Jaka pun juga
tidak tau keberadaan Raka yang Jaka dengar Raka sudah cuti kuliah sejak satu bulan yang
lalu. Mana mungkin Raka tidak mengatakannya padaku bahkan 2 minggu yang lalu dia
datang ke rumahku penuh dengan senyuman, aku mulai bingung dengan apa yang sebenarnya
terjadi kepada. Tiba-tiba pemberitahuan sms dari pihak universitas untuk mengecek hasil
pengumuman. Aku membuka laman yang sudah dituju aku mulai deg-deg an.arggh.... aku
diterima suaraku menggemakan seisi rumah, ibu mulai menghampiriku

ada apa mel? ujar ibu yang keras sambil membuka pintu kamarku.

aku di terima bu, lihat ini! jawab ku penuh kegirangan berlari memperlihatkan hasilnya
kepada ibu.

Aku bergegas berlari menuju rumah Raka, aku sudah tidak sabar memberi kabar ini.
Walaupun aku belum tahu pasti apakah Raka ada di rumah namun setidaknya aku ingin
mencobanya. Aku berlari menuju rumah Raka tanpa kau sadari sebuah mobil melaju dari arah
berlawanan menghantam tubuhku, semuanya terlihat gelap.

Hingga aku tersadar, namun mataku tidak bisa melihat. Kenapa semuanya gelap? Apa aku
masih di dalam mimpi sampai aku mendengar suara ibu memanggilku.

Buk... aku kenapa? Kenapa semuanya gelap? tanyaku yang mulai bingung.

nak, tenangkan dirimu! jawab ibu memelukku dengan erat

enggak buk... enggak... teriak ku histeria, mana Raka? Raka.... Raka ! teriakanku
semakin menjadi-jadi

mel, aku disini... sahut Raka sambil memegang tanganku.

Mulai saat itu hari ku gelap aku tidak bisa lagi melihat pendar-pendar bintang yang 3 bulan
lagi adalah ulang tahun ku yang ke dua puluh satu. Hanya suara Raka yang mampu aku
dengar dan sentuhannya hingga kabar baik muncul.

mel, aku sudah dapat tlanspatasi mata untukmu dan minggu depan dokter akan melakukan
operasi ujar Raka memberi kabar berita bagus untuk ku.

sungguh... jawab ku dengan kegembiraan.

Anda mungkin juga menyukai