Anda di halaman 1dari 15

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Charoen Pokphand Indonesia didirikan pada tahun 1921 oleh dua

bersaudara Chia Ek dan Chia Seow Whooy yang meninggalkan negeri China

untuk mendapatkan kesempatan berusaha di Thailand. Awalnya mereka

bersama-sama mendirikan sebuah toko yang bergerak dibidang penjualan

bibit tumbuhan, pupuk dan obat pembasmi serangga di Bangkok.

Usaha keluarga ini berkembang pesat dengan mulai berdagang ternak dan

telur disamping bibit dan pupuk. Usaha terus berkembang dan pada tahun

1951 perusahaan ini resmi terdaftar dengan nama Charoen Pokphand yang

berarti tangan berlimpah dalam bahasa Thailand.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan merupakan salah satu cabang

dari PT. Charoen Pokphand Indonesia yang berlokasi di Jakarta. PT. Charoen

Pokphand Indonesia disahkan oleh menteri kehakiman Republik Indonesia

dalam surat keputusan No. Y.A5/197/21 tanggal 8 Juni 1973.

Pada tahun 1980 didirikan PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan

berlokasi di Jl. Pula Sumbawa No.5 (KIM II-Medan) yang didirikan diatas

lahan seluas 4,6 Ha. Dimana pada lokasi didirikan pabrik, gudang, kantor dan

sebagainya. Perusahaan ini pertama kali berproduksi pada tahun 1980 dengan

hasil produksi 1500 ton makanan ternak.


Usaha ternak ayam ras mulai berkembang di Indonesia sekitar tahun

1970 karena produksi daging dan telur ayam kampung belum dapat

memenuhi konsumsi masyarakat. Usaha peternakan ayam ras yang semakin

berkembang berkaitan dengan perkembangan teknologi. Hal ini dibuktikan

dengan penemuan alat yang mampu menetaskan telur ayam dalam waktu

yang relatif singkat. Penerapan teknologi ini didukung oleh program

pemerintah untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat dalam hal ini

kebutuhan protein hewani.

Indonesia merupakan negara potensial bagi industri pakan ternak, melihat

itu maka salah satu perusahaan asing yaitu PT. Charoen Pokphand yang

berpusat di Thailand mewujudkan minatnya untuk menanamkan modalnya

dalam jumlah yang besar secara patungan dengan pengusaha Indonesia.

Sebagai akibat dari peningktan konsumsi dan pertambahan jumlah penduduk

Indonesia yang demikian pesat, maka kebutuhan pakan ternak juga

meningkat. Menaggapi perkembangan tersebut PT. Charoen Pokphand

Indonesia memperluas usaha dan juga pasarnya dengan mendirikan pabrik

baru yang berlokasi di Surabaya dan Medan.

2.2. Ruang Lingkup Perusahaan

PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Medan yang berlokasi di Jl.

Pulau Sumbawa No. 5 KIM-II Mabar, bergerak dalam industri pengolahan pakan

ternak darat ( agrofeed), meliputi pakan ternak ayam dan babi dengan kapasitas

produksi 300.000 ton.


2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Medan di Jl.

Pulau Sumbawa No.5 KIM-II Mabar.

2.4. Daerah Pemasaran

PT. Charoen Pokphand Indonesia merupakan produsen pakan unggas,

bibit ayam, dan daging ayam terkemuka di Indonesia dengan suatu jaringan

produksi, fasilitas penelitian pembibitan, pertambakan dan pembekuan udang

yang terbesar di penjuru tanah air.

Pasar-pasar PT. Charoen Pokphand Indonesia meliputi daerah Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Riau dan Aceh. Sedangkan untuk Eksport terutama ke

India, Srilanka, Bangladesh, Dan Vietnam.

2.5. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan

Masyarakat sekitar memperoleh dampak yang positif dengan berdirinya

PT. Charoen Pokphand Indonesia, khususnya dari segi sosial ekonomi. Dampak

yang diperoleh diantaranya adalah:

1. Terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat setempat sehingga mengurangi

jumlah pengangguran.

2. Mengembangkan usaha skala mikro, dengan banyaknya usaha yang tumbuh

di sekitar pabrik.
3. Pengembangan jalan disepanjang jalan industri menuju pabrik PT. Charoen

Pokphand Indonesia.

4. Pemasukan listrik di sepanjang jalan industri menuju PT. Charoen Pokphand

Indonesia.

2.6. Bahan yang Digunakan

2.6.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang ikut dalam proses produksi dan memiliki

persentase terbesar dalam produk akhir. Bahan baku yang digunakan adalah:

1. Jagung Kuning

Jagung kuning mengandung zat karbohidrat yang tinggi, selain itu jagung juga

memiliki zat protein sehingga dapat menjadi sumber makanan yang baik. Jenis

jagung yang digunakan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia dibedakan atas

jagung lokal dan juga jagung impor. Agar memenuhi standard mutu yang

ditetapkan, maka kadar air dari jagung harus <16% dan kadar toksin yang

rendah. Jagung yang digunakan dalam proses produksi ini sebanyak 60%dari

semua bahan yang digunakan.

2. Bungkil Kacang Kedelai (BKK)

Bungkil kacang kedelai mengandung nilai protein yang tinggi, karena di

dalamnya terkandung asam amino lisin, yaitu asam amino yang paling

esensial diantara asam-asam amino yang lainnya.


3. Tepung Ikan (Guar Meal)

Tepung ikan merupakan hasil dari pengolahan ikan menjadi berbentuk tepung.

Kandungan tepung ikan meliputi protein, lemak dan juga kalsium.

4. Tepung batu dan biji batu

Alat bantu bagi pencernaan ayam dan sumber kalsium utama bagi hewan

ternak.

5. Corn Gluten Meal Meal/CGM)

Corn Gluten Meal merupakan produk olahan jagung yang telah dilengkapi

dengan protein. Bahan baku ini digunakan pada pakan untuk unggas.

6. Dedak

Dedak yang digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pakan ternak

adalah dedak padi. Dedak padi merupakan kulit ari beras yang diperoleh dari

proses penyosohan beras.

2.6.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk meningkatkan mutu

produk menjadi bernilai namun bahan tersebut tidak ikut dalam proses produksi.

Bahan penolong yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah

karung dan benang jahit.


2.6.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam suatu proses

produksi sehingga dapat meningkatkan mutu produk menjadi lebih baik. Bahan

tambahan yang digunkan di PT. Charoen Pokphand Indonesia antara lain:

1. Liquid

a. CPO

b. Fish Oil

c. CC-Clorit

d. Oil mesh

e. Air

2. Aditif

a. Premix + Vitamin

b. Garam

c. Monocalsium

d. L-lysine

e. Calsium sulfat

f. Sodium bicarbonat

Besarnya kebutuhan masing-masing bahan baku, bahan tambahan dan

bahan tambahan dan bahan penolong dalam kondisi proses produksi yang berjalan

normal disesuaikan dengan jenis dan banyaknya pesanan.

Produksi rata-rata yang dapat dikerjakan oleh PT. Charoen Pokphand

Indonesia yaitu 1500 ton/hari dengan waktu kerja tiap bulannya rata-rata 22 hari,

yang terdiri dari beberapa jenis pakan ternak. Satu kali produksi menghasilkan 5
ton, yang terdiri dari 100 bags (karung), dan tiap /karung terdiri dari 50 kg. Dalam

hal mutu/kualitas produk, perusahaan sangat mengutamakannya, seperti seluruh

jenis bahan baku dan hasil produksi yang sangat dijaga ukuran serta takarannya,

dimana setiap waktu petugas bagian Quality Control selalu mengadakan

pemeriksaan.

2.7. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pakan ternak di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan

dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari proses penuangan bahan baku

sampai kepada produk jadi. Tahap-tahap proses produksi di lantai produksi dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Penuangan (intake section)

Proses pengolahan pakan ternak dimulai dengan menuangkan bahan baku

yang disebut dengan Intake section. Intake section terbagi dua bagian yaitu

intake jagung dan intake bahan baku yang berbentuk tepung. Jagung yang

dituang melalui intake akan dimasukkan ke cylo dengan menggunakan bucket

elevator, sedangkan bahan baku yang berbentuk tepung akan dimasukkan ke

bin raw material dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.

2. Penyaringan

Proses penyaringan dilakukan untuk membersihkan bahan baku dari kotoran.

Sebelum masuk ke dalam bin, bahan baku akan melewati sistem magnet untuk

memisahkan kotoran besi dan logam-logam dari bahan baku. Setelah itu,
bahan baku akan melalui drum pengayak (drum shiever) sehingga bahan baku

dibersihkan dari kotoran seperti plastik, kayu dan benda keras lainnya.

3. Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan hanya untuk bahan baku jagung basah yang

memiliki kadar air 18% - 25%, dimana standar kualitas jagung yang

digunakan dalam proses produksi memiliki kadar air 15%. Oleh karena itu,

jagung harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diolah agar tidak busuk dan

dapat bertahan lama. Jagung basah yang masuk melalui intake, dimasukkan ke

wet cylo kemudian dikeringkan dengan menggunakan dryer, kemudian dibawa

ke dry cylo dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.

Selanjutnya udara akan dialirkan ke dry cylo dengan menggunakan blower

agar jagung tidak panas akibat bertumpuknya jagung-jagung, dan dari dry

cylo, jagung ini akan dibawa ke bin raw material dengan menggunakan chain

conveyor dan bucket elevator.

4. Penimbangan (Dosing)

Bahan baku yang berada di bin raw material kemudian ditimbang terlebih

dahulu sesuai dengan formula yang diinginkan sampai mencapai kuantitas 1

batch (3 ton). Bahan baku ditimbang dengan menggunakan 2 buah timbangan,

yaitu timbangan I dengan kapasitas 3000 kg dan timbangan II dengan

kapasitas 1500 kg. Bahan yang telah ditimbang dibawa ke bin hopper dengan

menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.

5. Penggilingan (grinding)
Bahan baku yang berada di bin hopper dibawa ke dalam vibrator shifter

(saringan bergetar) dengan menggunakan chain conveyor melalui slide gate

untuk memisahkan bahan baku yang kasar dengan bahan baku yang halus.

Bahan baku yang halus akan langsung jatuh ke dalam bin tower hammer mill

sedangkan bahan baku yang kasar akan melalui proses penggilingan terlebih

dahulu sebelum masuk ke dalam bin tower hammer mill. Proses penggilingan

dilakukan dengan menggunakan mesin hammer mill dengan kapasitas 22

ton/jam , kecepatan putar 3000 rpm, dan daya 132 kW. Putaran yang terjadi

dalam mesin, membuat bahan baku terpukul dan terlempar ke sepanjang sisi

mesin penggiling. Proses penggilingan yang terjadi pada mesin akan

menghasilkan udara panas, dimana udara panas ini akan dihisap oleh blower

melalui jet filter dan dibuang ke udara.

6. Pencampuran (mixer)

Bahan baku yang berada di bin tower hammer mill masuk ke mixer melalui

slide gate untuk dicampur hingga rata. Pada proses ini, terjadi penambahan

obat-obatan seperti Rhodimet, CPO, Choline, garam, dan zat additive sampai

tercampur dengan semua bahan. Mesin mixer yang digunakan berkecepatan 22

rpm dan kapasitas 4 ton/jam dengan daya 30 kW. Pisau-pisau pengaduk pada

mesin ini berbentuk solenoide yang berputar pada sumbunya secara

berlawanan. Hasil pencampuran pada mesin ini berbentuk mess yang

kemudian akan dibawa ke bin finish product dengan menggunakan chain

conveyor dan bucket elevator. Akan tetapi, untuk produk berbentuk pellet,

maka bahan campuran dari mixer ini akan mengalami proses pelletizing dan
untuk produk yang berbentuk crumble, maka mess (tepung) hasil olahan

mesin ini akan melalui proses pelletizing dan crumbling sebelum masuk ke bin

finish product.

7. Pembutiran (pelletizing)

Pelletizing atau pembutiran merupakan pengolahan lebih lanjut terkhusus

untuk produk yang berbentuk pellet. Campuran yang berbentuk mess (tepung)

dibawa ke pellet mill melalui bin pellet. Sebelum mengalami pemanasan,

tepung yang masuk ke bin pellet disaring terlebih dahulu, kemudian

dipanaskan pada suhu 850 pada tekanan 8-9 bar. Panas yang digunakan berasal

dari uap kering yang dihasilkan dari boiler. Bahan yang telah dipanaskan

kemudian dibentuk menjadi pellet dengan menggunakan mesin press yang

terdiri dari ring die press yang mempunyai lubang-lubang dengan ukuran

tertentu yang disesuaikan dengan produk yang akan dihasilkan. Die ring

berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas 15ton/jam dengan daya

200 kW, pada bagian tengahnya terdapat 2 buah rol yang berputar searah

dengan putaran die ring press dengan kecepatan yang sama dan saling

menekan. Dengan demikian bahan campuran yang masuk akan berputar dan

ditekan keluar melalui lubang-lubang yang terdapat pada ring die press.

Selanjutnya, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong hasil

pellet, sehingga ukuran panjang sesuai dengan yang diinginkan. Hasil

pemotongan dari pellet mill dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai

pada batas temperatur yang telah ditentukan oleh alat sensor. Hasil dari mesin

cooler akan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan cairan finase yang
bertujuan untuk menghaluskan permukaan pellet, selanjutnya produk ini

dibawa ke bin finish product.

8. Proses Crumble (crumbling)

Crumbling merupakan pengolahan lebih lanjut terkhusus jika produk yang

diinginkan dalam bentuk crumble. Pellet yang dihasilkan melalui pellet mill

akan dibawa ke mesin crumble. Pada mesin ini, terjadi proses pemotongan

pellet menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan. Mesin

crumble ini berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 kW. Crumble

yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan vibrator. Hasil penyaringan

dibawa ke bin finase untuk disemprotkan cairan finase yang bertujuan untuk

menghaluskan permukaan crumble dan selanjutnya dibawa ke bin finish

product. Sementara abu yang dihasilkan dari vibrator dibawa kembali ke

mixer dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator untuk diolah

kembali.

9. Pengepakan (sacking)

Produk jadi dari proses pengolahan pakan ternak ini terdiri atas 3 bentuk yaitu

mash, pellet, dan crumble, dimana semuanya akan masuk ke bin finish product

yang telah ditentukan sesuai dengan jenisnya. Produk jadi ini akan dicurahkan

ke karung plastik melalui slide gate sebanyak 50 kg/karung. Proses ini

berlangsung secara otomatis melalui sebuah mesin yang telah di program

terlebih dahulu. Karung yang telah diisi kemudian dijahit dengan

menggunakan sewing machine dan kemudian dibawa ke gudang produk jadi


dengan menggunakan alat angkut forklift untuk disimpan sementara sebelum

dilakukan proses pengiriman.

2.8. Utilitas

Utilitas merupakan bagian yang penting dalam menunjang kegiatan

operasi dalam pabrik, seperti penanggulangan kebakaran, kegiatan perkantoran

dan perumahan. Sistem utilitas yang terdapat di PT. Charoen Pokphand Indonesia

yaitu:

1. Genset

Fungsi : Pembantu power listrik atau pembangkit listrik bagi mesin dan

peralatan jika arus listrik PLN terputus.

Jumlah : 3 Unit

Merk : Carterpillar, SAKS 3512

Power : 1150 KVA, 920 KW, 1500 rpm

2. Boiler

Fungsi : Peghasil uap untuk didistribusikan ke pellet mill dan

pemanasan liquid

Jumlah : 1 Unit

3. Trafo

Fungsi : Alat pendistribusian listrik dari PLN pabrik

Jumlah : 4 Unit
2.9. Safety and Fire Protection

PT. Charoen Pokphand Indonesia dalam menjalankan SMK3 memiliki

program yang baik, hal ini terlihat dari minimnya kecelakaan kerja yang terjadi

pada lantai produksi maupun pada departemen yang lain. Program SMK3

ditanggungjawabi oleh departemen safety PT. Charoen Pokphand Indonesia

memiliki semboyan bahwa keselamatan adalah tanggung jawab setiap orang dan

bukan tanggung jawab satu departemen.

Alat pelindung diri harus digunakan ketika memasuki lantai produksi,

alat tersebut safety helmet, ear plug, masker serta alat pelindung diri pada tempat-

tempat khusus lainnya.

Saluran air untuk mengantisipasi bila terjadi percikan api atau bahkan

kebakaran dipersiapkan pada titik-titik tertentu, selain itu racun api juga

dipersiapkan dengan cara penggunaanya pada tempat terbuka yang dapat

digunakan sewaktu-waktu bila terjadi percikan api.

2.10. Waste Treatment

Limbah yang dihasilkan oleh PT. Charoen Phokphand Indonesia hanya

berupa limbah rumah tangga, yaitu sisa dari pembuangan air kamar mandi,

dimana limbah tersebut akan diolah disuatu kolam khusus. Sedangkan limbah

padatnya seperti karung bekas tempat bahan baku, kardus bekas dan benda padat

lainnya akan dikirim ke penadah barang bekas.

Produk yang tidak memenuhi standar akan dikembalikan ke proses

sebelumnya untuk di rework, sehingga semua bahan baku yang telah dioleh tidak
ada yang terbuang, hali ini membantu untuk menghindarkan adanya limbah di

lantai produksi.

2.11. Struktur Organisasi Perusahaan

Stuktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah berbentuk

gabungan lini dan fungsional. Hubungan fungsional karena pembagian tugas

dilakukan dalam bidang pekerjaan perusahaan berdasarkan fungsi-fungsi

organisasi. Hubungan lini karena perusahaan memiliki tiga pabrik di lokasi yang

berbeda, yang masing-masing dipimpin oleh Branch Manager dan memiliki

kedudukan yang sama di dalam perusahaan. Struktur Organisasi PT. Charoen

Pokphand Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Terdapat beberapa tujuan pembagian tugas yang dilakukan yaitu:

1. Memberi kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan

2. Waktu yang digunakan relatif singkat

3. Pelaksanaan tugas tidak tumpang tindih

4. Meningkatkan keahlian dan kreatifitas pegawai


II-15

General
Manager

Secretary

Quality
Purchasing Factory Technical
Sales Manager Mill Controller Personal Officer Chemist Assurance
Manager Manager Service Officer

Acc. Payble Stock Production Maintenance


Executive Staff GL & Tax Security
Admin Supervisor Supervisor Supervisor
Receptionist Control
DO Admin Prod. Admin Mechanical
Room
Store Feed
Sales Admin Messenger Electrical
Keeper Additive

Credit Driver Receiving Dumping Boiler


Controller
Temporary Delivery Sacking Off
Cleaning
Service
Weight Bridge Pellet
Gardener Operator Operator

Operator
Forklift

Sweeper

Truck
Transportation

Temporary
Keterangan :
Sweeper
: Fungsional
: Lini

Anda mungkin juga menyukai