Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN MINI FEEDMILL

Oleh : Kelompok 3 Fery Kurniawan Puguh Budi Santoso Moh. Ali Aftoni Farida Rizqi Fauziah Novi Nuryanti AS Nova Marrung Nurida Syafrina Yuni Maryani Moh. Saeful Rohman Hasan Eman Sulaeman Diah Nuraeni Yulianti P2DA11001 P2DA10013 P2DA11005 P2DA11007 P2DA11011 P2DA11017 P2DA11008 P2DA11015 P2DA11019 P2DA10008 P2DA10015

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU PETERNAKAN PURWOKERTO 2012

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pakan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya ternak. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis, jumlah dan kualitas bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung akan dapat mempengaruhi tingkat produksi dan produktifitas ternak yang dipelihara. Tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ternak sangat dipengaruhi oleh total biaya pakan yang dikeluarkan, dimana biaya pakan dapat mencapai 60 - 70 % dari seluruh biaya produksi yang diperlukan untuk usaha budidaya ternak. Ketergantungan peternak pada penggunaan pakan jadi yang diproduksi oleh perusahaan pakan masih tinggi, dimana sebagian besar bahan pakan tersebut masih diimpor. Apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga bahan pakan, akan mengakibatkan tingginya harga pakan jadi. Penyediaan pakan yang murah, dari bahan pakan lokal yang tersedia secara terus menerus di sekitar tempat usaha budidaya serta dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak, perlu diupayakan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya yang dilakukan. Pembangunan pabrik pakan ternak skala kecil pada tingkat kelompok sangat diperlukan karena akan sangat menunjang usaha budidaya peternakannya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam memproduksi pakan bukan hanya pada aspek kualitas saja, tetapi perlu diperhatikan juga aspek ekonomis, dimana pakan yang dihasilkan dapat terjangkau oleh kemampuan peternak. Agar pakan dapat tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau, maka pemerintah maupun swasta terus melakukan upaya-upaya pembangunan pabrik pakan skala kecil. I.2. Tujuan Diharapkan dengan adanya praktikum Perencanaan Agroindustri Peternakan, diperoleh pengetahuan, pemahaman dan penjelasan tentang proses produksi industri pakan, pengelolaan bahan baku dan analisis usahanya. II. CARA KERJA

II.1. Waktu dan Tempat Praktikum mata kuliah Perencanaan Agroindustri Peternakan dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Januari 2012 bertempat di Andhika Feedmill yang berlokasi di Jalan Raya Cikoneng Km. 05 Ciamis Jawa Barat.
II.2. Metode Pengumpulan Data dan Analisis

II.2.1.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan wawancara serta diskusi langsung dengan pemilik perusahaan disertai dengan observasi langsung. II.2.2. Metode Analisis 2.2.2.1 Payback Period (PP) adalah jangka waktu (periode) yang diperlukan untuk membayar kembali (mengembalikan) semua biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek.

Keterangan : Bt = Benefit Bruto pada tahun ke n (Rp) Ct = Cost Bruto pada tahun ke n (Rp) m = Nilai kumulatif Bt Ct negatif yang terakhir (Rp) 2.2.2.2 Net Present Value adalah nilai yang dihitung untuk mencari selisih antara penerimaan dengan pengeluaran yang telah disesuaikan dengan nilai saat ini.

Keterangan : NPV = Net Present value Bt = Benefit bruto pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t i = social discount rate n = umur ekonomis

Suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek tersebut lebih besar dari nol (NPV > 0). 2.2.2.3 Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang menunjukkan bahwa NPV sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek.

Keterangan : IRR = Internal Rate of Return NPV1 = Net Present Value positif NPV2 = Net Present Value negatif i1 = social discount rate rendah i2 = social discount rate tinggi Proyek dinyatakan layak bila IRR > dari tingkat bunga yang berlaku

2.2.2.4 Net Benefit Cost Ratio adalah penilaian yang menghitung perbandingan antara jumlah manfaat yang didapatkan dari suatu usaha dengan biaya yang dikeluarkan dalam usaha setelah disesuaikan dengan nilai saat ini.

Keterangan : Net B/C = Net Benefit Cost Ratio Bt = pendapatan kotor tahun ke t (rupiah) Ct = biaya kotor tahun ke t (rupiah) n = umur usaha i = social discount rate atau tingkat bunga t = waktu (tahun) Net B/C yang baik jika Net B/C > 1

2.2.2.5 Break Event Point (BEP) adalah salah satu metode untuk mempelajari hubungan penjualan, biaya dan laba. Analisis Break Event Point merupakan analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah mendatangkan keuntungan atau justru merugikan. Keadaan Break Event Point adalah keadaan produksi atau penjualan perusahaan dimana jumlah penerimaan sama besarnya dengan jumlah pengeluaran (biaya) dengan kata lain perusahaan tidak mendapat laba dan tidak menderita kerugian. Analisa Break Event Point juga mempelajari pengaruh timbale balik antara pendapatan, biaya dan laba. Adapun rumus daripada Break Event Point adalah: Biaya Variabel dalam satuan = Total Biaya variabel Jumlah Produk yang dijual Break Event Point dalam Produk BEP = Biaya Tetap Hargat Jual per satuan Biaya Variabel per unit Break Event Point dalam rupiah BEP = Biaya Tetap 1 Biaya Variabel Penerimaan

HASIL DAN PEMBAHASAN


II.3. Gambaran Lokasi Usaha

Andhika feedmill didirikan pada tahun 2005 yang bertempat di Cikoneng Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Pabrik ini merupakan pabrik pakan skala sedang karena hanya mampu memproduksi 800 ton pakan per bulan. Pakan yang dihasilkan Andhika feedmill digunakan untuk kalangan pribadi yaitu untuk memasok kebutuhan pakan peternak di sekitar Ciamis dan Tasikmalaya yang notabene bergabung dengan kemitraan Andhika Poultry Shop. Adapun luas lahan pabrik seluas 520 m2. Total dari seluruh tenaga kerja sebanyak 150 orang terdiri dari staf, satpam, dan karyawan gudang. Selanjutnya kapasitas listrik 150.000 watt sampai 200.000 watt.
II.4. Gambaran Perusahaan

Pakan yang diproduksi di Andhika feedmill dibagi menjadi 3 jenis pakan yaitu pakan pre-starter, starter dan finisher. Pakan pre-starter diberikan untuk ayam broiler yang berumur 1-14 hari yang notabene membutuhkan protein yang tinggi yaitu 23 % dan energi sebesar 3.000 kal. Pakan starter diberikan untuk ayam broiler berumur 15-24 hari dengan kandunga protein sebesar 21-22 % dan energi sebesar 3.100 kal. Sedangkan pakan finisher diberikan untuk ayam broiler berumur diatas 24 hari sampai panen dengan kandungan protein sebesar 19 % dan energi sebesar 3.200 - 3.300 kalori. Pakan pre-starter diberikan untuk ayam yang baru mengalami proses pembelahan sel, maka dari itu diberikan protein yang tinggi. Pakan starter diberikan utnuk ayam yang sedang dalam proses pembesaran sel, sehingga kandungan proteinnya diturunkan dan kandungan energinya dinaikkan. Sedangkan pakan finisher diberikan untuk ayam yang siap untuk dipanen, maka dari itu diberikan pakan dengan kadar energi yang tinggi dan protein rendah. Bahan pakan yang digunakan di Andhika feedmill tergolong bahan pakan yang mudah didapatkan di Indonesia. Bahan yang digunakan antara lain jagung pipilan, konsentrat ayam broiler (produksi feedmill Comfeed, Sierad Produce dan

Charoen Pokphand), CPO (Crude Palm Oil), lignobond DD (zat perekat pellet), asam amino (methionin, lysine), suplemen (bergafat, antibiotik). Jagung yang dipakai berasal dari beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatera. Proses pembelian jagung dimulai dari bagian barat dan bergerak ke timur. Hal ini dikarenakan musim panen jagung di wilayah tersebut berbeda-beda, maka dari itu sistem rolling digunakan untuk mensiasati agar jagung selalu tersedia sepanjang tahun. Jagung yang dibeli dari suplier diuji kadar airnya, apabila kadar air lebih dari 16 % maka jagung akan dijemur sebelum disimpan. Apabila kadar air sudah dibawah 16 % maka jagung dapat langsung disimpan. Jagung pipilan yang akan digunakan digiling menggunakan hammer mill yang kemudian akan dicampur dengan bahan-bahan lain sesuai dengan formulasi yang telah ditetapkan. Setelah bahan-bahan tercampur merata kemudian pakan akan diberikan uap panas yang dihasilkan oleh mesin boiler. Kemudian pakan dicetak menjadi pellet dan selanjutnya akan dihancurkan dalam bentuk crumble kemudian dikemas dalam karung ukuran 50 kg. Pakan yang sudah dikemas akan didistribusikan ke peternak-peternak setempat yang bergabung dengan Andhika PS maupun ke peternak lokal yang memakai pakan buatan Andhika feedmill. Sistem pergudangan di Andhika feedmill memakai sitem FIFO (first in first out), apabila ada pakan yang diambil dan bagian tersebut sudah kosong, maka akan dilakukan fumigasi untuk menghindari timbulnya mikroba dan jamur. Pemasaran pakan hasil produksi Andhika feedmill baru menjangkau daerah barat Tasikmalaya, Ciamis dan Majenang Cilacap.

II.5. Proses Produksi Pakan

Alur pembuatan pakan meliputi beberapa proses seperti dalam bagan alur di bawah ini :

1. Penerimaan Bahan pakan Dalam tahap penerimaan bahan pakan yang perlu diperhatikan adalah pengamatan fisik bahan dan konsistensi mutu bahan. Bahan baku yang digunakan meliputi Jagung, CPO, Konsentrat, Premix, SBM. Jagung diperoleh dari beberapa daerah seperti Lampung, Garut, Sumedang, Tegal, Purworejo, Klaten, Purwodadi, Malang. Sedangkan CPO, SBM di import dari luar negeri seperti Amerika Latin, Argentina, Peru, Cili. Konsentrat diperoleh dari Japfa Comfeed, Charoen Pokphand, dan Sierad Produce. Lisin dan metionin masih di import. Lignobond sebagai bahan perekat agar pada saat pakan pellet di patuk ayam tidak pecah atau hancur. Dalam tahap penerimaan bahan pakan yang perlu diperhatikan adalah pengamatan fisik

bahan dan konsistensi mutu bahan. Namun, di Pabrik Pakan Andhika Feedmill hanya melakukan uji bahan pakan secara fisik yakni bulk density. 2. Sortasi Sortasi bahan pakan bertujuan untuk memisahkan bahan mana yang layak diolah atau yang tidak layak di olah. Pabrik pakan ini melakukan sortasi pada bahan baku pakan yaitu jagung. 3. Pembersihan/ Penyaringan (Screening) Pembersihan bahan pakan terdiri dari pembersihan secara fisik dengan cara pengayakan. 4. Grinding dan Sheiving Sebelum Pengecilan seragam. 5. Weighing Penimbangan bahan baku dilakukan setelah perhitungan formulasi. Untuk bahan pakan makro seperti tepung jagung digunakan timbangan kasar (skala ratusan kilogram). Sedangkan untuk bahan pakan mikro/additives, seperti : Lysin, methionin, vitamin, digunakan timbangan analitis atau elektronik. 6. Mixing Pencampuran bahan pakan dilakukan menggunakan mixer horizontal. Proses pencampuran bertujuan agar bahan tercampur secara merata(homogen) dan seluruh komponen bahan pakan yang di formulasi dapat tersebar secara seimbang. 7. Pemberian Uap Panas (Steaming) Pemberian uap panas bertujuan untuk menimbulkan aroma pada pakan jadi, menimbulkan gel untuk memudahkan dalam pencetakan dan juga bertujuan mensterilkan bahan. dilakukan proses pencampuran dilakukan penggilingan atau menggunakan hammer mill. Bahan yang melalui proses grinding adalah jagung. ukuran bertujuan untuk menghancurkan, menggiling menghaluskan. Sedangkan pengayakan bertujuan untuk menghasilkan hasil gilingan

8. Pencetakan Pellet (Pelletizing)

Pelletizing bertujuan untuk membentuk suatu kesatuan pakan, atau pemadatan sehingga tidak mudah tercecer. 9. Pembentukan Crumble (Crumbling) Pembentukan crumble bertujuan untuk memotong atau memecah pellet hasil pengolahan pelletizer menjadi beberapa bagian. 10. Pendinginan atau Penganginan (Cooling) Proses pendinginan atau penganginan (cooling ) bertujuan untuk menghilangkan uap air yang terdapat pada permukaan luar pellet hasil pelletizing. Proses cooling ini hanya berlangsung selama 5- 15 menit. 11. Pengemasan (Packaging) Proses pengemasan bertujuan untuk memudahkan pengangkutan hasil produk, dan untuk menjaga agar pakan tidak cepat mengalami penurunan mutu. Pengemasan menggunakan karung dan dilakukan sewing agar produk pakan terlindung, juga mencegah kontaminasi atau tercampurnya bahan dengan benda asing. 12. Penjahitan Kemasan (Sewing) Penjahitan kemasan dilakukan agar produk pakan terlindung, juga mencegah kontaminasi atau tercampurnya bahan dengan benda asing. 13. Penyimpanan (Storing) Penyimpan pakan dilakukan digudang penyimpanan. Penyimpanan pakan sebaiknya ditempatkan pada tempat yang tidak terlalu gelap, hal ini bertujuan untuk mencegah timbulnya proses enzimatis pada pakan yang berakibat penurunan mutu produk. II.6. Peralatan Jenis alat dan mesin yang dipergunakan untuk pembuatan pakan ternak pada pabrik pakan Andhika Feedmill terdiri dari : 1. Silo Silo merupakan unit (sarana) penyimpanan bahan pakan, terutama yang berbentuk biji-bijian (cereal grains). Untuk pabrik pakan skala kecil maupun sedang, silo tidak terlalu diperlukan, sebagai pengganti dapat digunakan bangunan

gudang penyimpan bahan pakan. Andhika feedmill belum mempunyai silo, maka dari itu sebagai pengganti silo di Andhika memakai system pergudangan yang sangat ketat. 2. Saringan Kasar (Screen) Dipergunakan untuk membersihkan bahan pakan dari benda asing (besi, kerikil, pasir, kayu dan lain-lainnya). Penyaringan tahap awal ini dimaksudkan untuk menyaring bahan agar mempunyai ukuran yang relatif seragam sebelum dilakukan pengecilan ukuran. 3. Pemecah (Hammer mill) Dipergunakan untuk memperkecil ukuran bahan pakan berupa biji-bijian kering atau bahan pakan lainnya. 4. Penggiling (Disk mill) Alat ini berfungsi untuk mengecilkan ukuran bahan pakan menjadi bentuk seperti tepung agar pakan jadi yang terbentuk dapat dicerna dengan baik oleh ternak. 5. Ayakan (Shifter) Alat ini berfungsi untuk menyaring bahan yang digiling dari alat disk mill sehingga ukuran bahan menjadi seragam dan akan memudahkan pengolahan selanjutnya. Sebaiknya menggunakan ukuran mash yang kecil sehingga bagian yang masih kasar akan digiling kembali. 6. Timbangan Untuk menimbang bahan sesuai kebutuhan dan menimbang produk pakan pada waktu pengemasan. 7. Mixer Untuk mencampur bahan-bahan yang akan dibuat pellet atau crumble agar homogen. 8. Unit Pembangkit Uap (Steam Boiler) Tujuan pemberian steam adalah untuk memunculkan aroma dalam ransum sehingga dapat meningkatkan palatabilitas pada ternak. 9. Pencetak Pellet (Pelletizer)

Untuk mencetak menjadi bentuk pellet. 10. Pemecah Pellet (Crumble) Mesin pemecah pelet (crumble) terutama digunakan untuk pakan ayam pedaging (periode grower dan finisher). Mesin ini berfungsi untuk memecah pelet menjadi dua atau tiga bagian. Tenaga motor yang digunakan 1 HP dengan kapasitas pengolahan 400-500 kg/jam (skala kecil ). 11. Pendingin (Cooller) Fungsi alat ini untuk mendinginkan/mengeringkan pelet hasil dari proses pemeletan, dengan meniupkan udara dari kipas yang digerakkan motor. 12. Mesin Jahit (Sewing Machine) Dengan mesin pengemas dan mesin jahit, bahan pakan dalam kemasan akan tertutup dan terlindung dengan baik. 13. Peralatan Pendukung Lainnya Peralatan pendukung ini untuk mempermudah jalannya produksi, antara lain troli, gerobag, sekop, maupun alat-alat bengkel. II.7. Pengawasan Mutu Pengujian mutu yang dilakuan di Andhika feedmill hanya secara fisik. Pengujian fisik dilakukan secara makroskopis meliputi warna masih tetap (tidak berubah) , pecah atau utuh (untuk biji-bijian) , bebas bau tengik, bebas benda asing, bebas jamur, bebas insekta, kadar air (basah/kering), bulk density dan particle size. Sedangkan untuk analisis laboratorium Andhika feedmill melakukannya di laboratorium perusahaan feedmill besar seperti Japfa Comfeed setiap satu bulan sekali. II.8. Analisis Pasar Pemenuhuan kebutuhan untuk menyuplai kebutuhan pakan dalam usaha kemitraan. Apabila pakan yang digunakan membeli dari perusahaan lain, maka akan menambah biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan. Dengan menggunakan pakan buatan sendiri maka diharapkan akan mengurangi total biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan pakan.

Pakan merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi suatu usaha peternakan, yaitu sekitar 70-90% dari biaya produksi. Efisiensi usaha peternakan juga sangat tergantung dari penggunaan pakan. Hal ini semakin meyakinkan bahwa hasil-hasil produksi pabrikan pakan merupakan kebutuhan utama yang harus terjamin ketersediaanya untuk peternak. Pertumbuhan industri peternakan unggas semakin tahun mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan permintaan daging ayam mengalami peningkatan tiap tahunnya. Untuk mencapai produksi daging yang tinggi maka perlu pakan yang berkualitas bagus. Maka dari itu potensi pasar pakan unggas di Indonesia masih sangat potensial. Data produksi pakan nasional (GPMT, 2010) sebanyak 8,40 juta ton sementara kebutuhan pakan untuk ternak unggas sebesar 9,45 juta ton. Perkiraan populasi ayam setiap tahunnya diperkirakan akan mengalami kenaikan 2-3%. Tabel kebutuhan dan produksi pakan di Indonesia (dalam juta ton) Tahun Kebutuhan Pakan Produksi Pakan 2005 6,84 7,10 2006 7,35 7,20* 2007 7,83 7,60* 2008 8,34 8,10* 2009 8,88 8,20* 2010 9,45 8,40* Keterangan : (*) kekurangan dipenuhi dari impor

Dari data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa industri pakan masih layak untuk didirikan dan mempunyai potensi yang sangat bagus.

II.9. Analisis Manajemen Manajemen Andhika PS seluruhnya ditangani oleh pemilik (owner). Seluruh bahan baku yang masuk harus melalui persetujuan beliau, dan seluruh jalannya kegiatan produksi harus dengan persetujuan beliau. Keunggulan dari sistem manajemen ini yaitu : Aktivitas relatif sedikit dan sederhana sehingga organisasinya relatif mudah. Biaya organisasi rendah. Pendirian dan pembubarannya mudah karena tidak memerlukan formalitas. Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak pemilik. Manajemen relatif fleksibel. Sedangkan kelemahannya yaitu : Tanggung jawab pemilik tidak terbatas. Apabila kekayaan perusahaan tidak dapat menutup utang perusahaan, maka kekayaan pribadi menjadi jaminan untuk menutup kekurangan pembayaran utang perusahaan tersebut. Status hukum Perusahaan Perorangan/ Perusahaan Dagang adalah bukan badan hukum. Pada umumnya kemampuan investasi terbatas sehingga besar atau luas usaha juga terbatas. Apabila pemilik perusahaan meninggal dunia atau tidak dapat aktif untuk waktu yang cukup lama maka kegiatan perusahaan akan terhenti.
Kemampuan manajerial yang terbatas.

Struktur Organisasi Mini Feedmill

II.10. Analisis Finansial Biaya investasi :


N O 1 Tanah 2 Bangunan Instalasi listrik, 3 air, dan telepon 4 Peralatan Kantor Biaya pelatihan 5 dan Magang Pengurusan izin 6 Industri Subtotal A Mesin dan Peralatan 7 Pengolahan 15 Hammer mill Disk mill Ayakan 1 buah 2 buah 2 buah 6.000.000 7 8.000.000 5 156.000.000 156.000.000 JENIS JUMLAH UNIT 2600 m2 1950 m2 HARGA SATUAN (Rp) 400.000 400.000 JUMLAH (Rp) 1.040.000.000 780.000.000 130.000.000 1 set 4 orang 1.000.000 30.000.000 4.000.000 7.000.000 1.991.000.000

8.500.000 13 Conveyor Mixer Unit pemanasan steam Mesin pelet Cooler Mesin Crumble Timbangan kasar dan halus Mesin Jahit Mesin bor Troley Die dan Rol Cadangan Subtotal B Modal kerja I bulan (Biaya tidak tetap : 12 bulan) Total Investasi (Biaya mesin dan peralatan + Modal kerja + Sub total B) 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 0.000.000 7 1.500.000 19 5.000.000 65 0.000.000 13 0.000.000 19 5.000.000 2 6.000.000 5 2.000.000 1 3.000.000 2 6.000.000 6 5.000.000

117.000.000 130.000.000 71.500.000 195.000.000 650.000.000 130.000.000 195.000.000 52.000.000 52.000.000 13.000.000 26.000.000 130.000.000 2.073.500.000 1 1.872.000.000

15.936.5 00.000

Biaya Tetap :
NO JENIS HARGA (Rp) 31.2 1 Perawatan (4% x biaya bangunan) 2 Penyusutan (10% x biaya peralatan) 3 Asuransi (5% x biaya bangunan) 4 Pengawasan mutu 5 Promosi dan pemasaran 6 Biaya lain-lain (Ceremonial) 00.000 207.3 50.000 39.0 00.000 2.0 00.000 2.0 00.000 5.0 00.000

A. BIAYA TETAP

Subtot al

286.5 50.000

Biaya Tidak Tetap :


N O BAHAN PAKAN TOTAL HARGA PER KG (Rp) 1.188 300 576 1.760 225 4.049 105.274.000 2.080.0 1.560.0 20.800.0 8 Listrik dan Telepon 9 Air 10 Biaya Pengangkutan Rp. 800/Kg 00 8.450.0 Rp. 325/Kg 00 1.300.0 Rp. 50/Bag 00 Rp.10.000.0 00 Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000

1 Jagung 2 CPO 3 SBM Konsentrat (Pokphand, 4 Sierad P, Comfeed) 5 Premix Subtotal

KOMPOSI SI (kg) 0,44 0,05 0,18 0,32 0,01 total per hari

HARGA (Rp) 2.700 6.000 3.200 5.500 22.500

6 Gaji / Upah 7 Kemasan

Rp. 80 /Kg 00 Rp. 3000/Bag 00

11

Gaji Karyawan Manager Staf Administrasi Staf Produksi Staf Pemasaran Staf QC

17.000. 000 51.190.0 00

Jumlah biaya tidak tetap Total biaya produksi (biaya tetap + biaya tidak tetap)

156.464.00 0

Perhitungan Finansial :
KRITERIA Harga pakan Harga pakan di pasar Penjualan pertahun KAPASITAS 26 TON RUMUS HASIL 4.209 6.000 46.800.000.0 00 42.753. 200.000

pembanding jumlah produksi per hari x 300 hari x harga pakan = 26000 kg x 300 hari x Rp 6.000,00

Biaya produksi per tahun Biaya tetap + Biaya tidak tetap Penghasilan kotor per tahun Hasil Penjualan - biaya produksi = Rp. 46.800.000,00 - Rp. 42.753.200,00 Pajak 20% x Penghasilan kotor =0,2 x Rp. Penghasilan 4.046.800.000,00 (20%) Keuntungan bersih per tahun sebelum cicilan bank Keuntungan bersih per tahun setelah cicilan bank (bunga bank 20% dr total investasi) Penghasilan kotor - Pajak penghasilan = Rp. 4.046.800.000,00 Rp.809.160.000,00 Keuntungan sebelum cicilan (investasi + bunga bank)/10 th = Rp. 3.247.640.000,00 - (Rp. 15.936.500.000,00 + 3.187.300.000)/10th Rp. 3.247.640.000,00 - Rp. 1.912.380.000,00

4.046.800.00 0 809. 360.000

3.247.64 0.000

1.335. 260.000

PP = 4,9 artinya dalam waktu 4,9 tahun modal awal kembali.

R/C ratio = 1,10


B/C ratio = 0,07 artinya setiap Rp 1000 biaya yang dikeluarkan akan

menghasilkan keuntungan sebesar Rp 70


BEP dalam Rupiah = Rp 1.643.815,385

BEP dalam produk = 356.160.000 kg

NPV ( Net Present Value ) = Rp 285.455.199.774,20 IRR ( Internal Rate Return) = 25% A. Payback Periode Payback Periode juga disebut masa pembayaran kembali yang dihitung mulai proyek menhghasilkan sampai seluruh ongkos proyek tertutup oleh net cash inflow yang diterima. Berdasar hasil perhitungan diperoleh hasil sebesar 4,9 hal ini menunjukkan bahwa pengembalian modal yang dilakukan adalah selama 4 tahun 11 bulan. Semakin besar penerimaan maka lama pengembalian modal (biaya yang telah dikeluarkan untuk investasi) semakin cepat. B. R/ C Ratio Return Cost Ratio (R/C) adalah perbandingan nisbah antara penerimaan dan biaya. Semakin tinggi penerimaan semakin tinggi pul pendapatan yang diterima. Besarnya R/C pabrik pengolahan pakan adalah sebesar 1,10 yang berarti bahwa setiap biaya 1 rupiah akan memperoleh penerimaan sebesar 1,10 rupiah. Hal ini menunjukkan keadaan yang cukup bagus karena setiap penjualan mampu menghasilkan profit 10%. C. B/ C Ratio Prinsip perhitungan Net Benefit Cost Ratio adalah sebagai upaya mencari indeks dari usaha atau proyek yang dilaksanakan berdasarkan perhitungan yang melibatkan unsur benefit dan cost yang digunakan. Hasil analisis Net B/C dapat menunjukkan manfaat bersih yang diperoleh setiap penambahan Rp 1,00 pengeluaran. B/C yang diperoleh oleh pabrik pakan adalah sebesar 0,07, artinya setiap biaya Rp 1000 yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar 70 rupiah. D. Break Event Point (BEP)

Break Event Point atau biasa disebut dengan analisis titik impas adalah suatu biaya sama dengan beasarnya penerimaan hasil penjualan produk, sehingga pada titik tersebut keuntungannya adalah nol atau dengan kata lain adalah suatu analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volum kegiatan. Hasil analisis BEP produk pada pabrik pengolahan pakan adalah sebesar 356.160.000 kg dan BEP rupiah adalah sebesar Rp 1.643.815,38. Hal ini berarti bahwa BEP dicapai pada tingkat produksi sebesar 356.160.000 kg atau pada tingkat penjualan produksi sebesar Rp. 1.643.815,38.
E. Net Present Value (NPV)

Net Present Value digunakan untuk menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih operasional di masa yang akan datang. Net Present Value adalah salah satu cara untuk menilai investasi dengan jalan menghitung nilai saat ini dari keseluruhan aliran kas dengan nilai saat ini dari pengeluaran modal investasi. Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value pada pabrik pakan, diperoleh hasil sebesar RP 285.455.199.774,20 nilai NPV yang positif menunjukkan bahwa invetasi untuk usaha pabrik pakan dapat memberikan keuntungan sehingga layak untuk diusahakan dan dikembangkan. NPV positif karena profit yang telah didiskon nilai sekarang masih lebih besar dibandingkan dengan nilai biaya yang dikeluarkan, sehingga usaha pengolahan pakan dapat membayar tingkat bunga yang lebih tinggi dan masih memperoleh keuntungan dari sumber daya yang diinvestasikan. F. IRR ( Internal Rate Return ) Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang menunjukkan bahwa NPV sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek. Hasil IRR pada Andhika Feedmill adalah sebesar 25% hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan memiliki kemampuan yang besar untuk mengembalikan modal pada tingkat suku bunga yang masih berlaku dan masih memiliki kelebihan penerimaan sehingga usaha pabrik pakan layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan.

II.11. Analisis Produksi Andhika feedmill memproduksi 26 ton per hari. Hanya sesuai dengan kebutuhan peternak yang ikut kemitraan Andhika PS. Selain itu produksi 26 ton per hari menyesuaikan dengan kemampuan mesin pellet yang dimiliki Andhika feedmill. Apabila mesin dipaksa untuk memproduksi lebih banyak, maka mesin akan kerja ekstra sehingga akan cepat rusak. Dalam satu hari mesin bekerja selama 18 jam. Jadi dapat diperkirakan dalam satu jam mesin mampu menghasilkan pakan 1.444,44 kg. Apabila dihitung tiap menit mesin mampu menghasilkan 24,07 kg pakan. Jadi untuk menghasilkan pakan satu karung yang berisi 50 kg memerlukan waktu sekitar 2 menit.

III.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa diatas maka dapat disimpulkan Andhika Feedmill termasuk pabrik pakan yang skala menengah, dilihat dari kapasitas produksi perhari, peralatan yang dimiliki, jumlah tenaga kerja, luas pabrik, dan tenaga listrik yang digunakan. Usaha ini layak untuk dijalankan untuk memenuhi kebutuhan kemitraan. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan analisis finansial dimana analisis ini dapat mengetahui suatu usaha layak atau tidak layak untuk dilakukan.

LAMPIRAN Lampiran1. Foto Kegiatan

Foto 1. Diskusi dengan pemilik Andhika feedmill (Bpk Hery Santoso)

Foto 2. Mesin Produksi Pakan Andhika feedmill

Foto 3. Jagung yang siap diolah

Foto 4. Asam amino lysine yang siap dicampur

Foto 5. Asam amino methionin yang siap dicampur

Foto 6. Pakan produksi Andhika feedmill

Anda mungkin juga menyukai