Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

INDUSTRI PERUNGGASAN
KUNJUNGAN FARM AYAM BOILER, FEEDMILL, DAN RUMAH POTONG
AYAM

Oleh;
Andrean Amar Gunawan
D0A014002
Kelompok 3

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
I

PENDAHULUAN...........................................................................................3
1.1

1.1.1

Peternakan Ayam Boiler.....................................................................3

1.1.2

Feedmill.............................................................................................4

1.1.3

Rumah Potong Ayam..........................................................................4

1.2

Peternakan Ayam Boiler.....................................................................5

1.2.2

Feedmill.............................................................................................5

1.2.3

Rumah Potong Unggas.......................................................................5

Manfaat......................................................................................................5

1.3.1

Peternakan Ayam Boiler.....................................................................5

1.3.2

Feedmill.............................................................................................6

1.3.3

Rumah Potong Unggas.......................................................................6

HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................6


2.1

Hasil...........................................................................................................6

2.1.1

Peternakan Gunung Jati.....................................................................6

1.1.1.

Industri Ayam Niaga Pedaging PT. Gunung Jati Farm......................6

2.1.2

Industri Pabrik Pakan Andika Feed mill............................................9

2.1.3

Rumah Potong Unggas Suka Hati....................................................12

2.2

III

Tujuan........................................................................................................5

1.2.1

1.3

II

Latar belakang...........................................................................................3

Pembahasan.............................................................................................15

2.2.1

Peternakan gunung jati.....................................................................15

2.2.2

Andhika feedmill..............................................................................16

2.2.3

Rumah Potong Ayam Suka Hati.......................................................22

KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................32


3.1

Kesimpulan..............................................................................................32

3.2

Saran........................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................33
LAMPIRAN...........................................................................................................34

I
I.1

PENDAHULUAN

Latar belakang

I.1.1

Peternakan Ayam Boiler

Saat ini, kondisi lingkungan peternakan banyak mengalami perubahan. Mulai


dari

kondisi

suhu

yang

semakin

meningkat

disebabkan

efek global

warming (pemanasan global), sampai semakin jenuhnya kondisi lingkungan


peternakan. Perubahan ini tentu akan memberikan dampak terhadap performan
ayam yang kita pelihara.
Penurunan produksi daging maupun heat stress (stres panas) menjadi
manifestasi respon ayam terhadap perubahan tersebut. Beberapa langkah
pencegahan dan pengendalian dilakukan untuk meminimalkan efek ini. Salah satu
yang akan dibahas kali ini ialah sistem dan manajemen perkandangan yang baik.
Pembangunan peternakan saat ini masih didominasi oleh usaha peternakan
rakyat yang pemeliharaannya sebagian besar masih bersifat tradisional.
Disamping itu juga kepemilikan modal usaha ternak terbatas, akses pasar terbatas
dan tingkat penguasaan teknologi masih rendah. Kondisi tersebut merupakan
tantangan dan sekaligus sebagai kendala yang dihadapi peternak dalam
menghadapi keadaan ekonomi global.
Dan saat ini perkembangan teknologi perkandangan perunggasan begitu
pesat.Telah banyak ditemukan di lapangan, kandang ayam dibuat sedemikian
bagusnya dengan fasilitas peralatan yang lengkap dan modern. Kandang dibangun
dengan sistem ventilasi yang diatur sedemikian rupa sehingga suhu dan
kelembaban di dalam kandang tidak terpengaruh kondisi lingkungan. Sistem
kandang ini disebut closed house (kandang sistem tertutup). Dalam kandang ini
pun ransum dan air minum dapat didistribusikan secara otomatis. Untuk
mengetahui dan memahami sistem kandang closed house ini secara detail bisa

langsung menghubungi tenaga lapangan (Technical Sales Representatif) Medion


yang tersebar di seluruh Indonesia.
I.1.2

Feedmill
Pakan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha

budidaya ternak. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis, jumlah dan kualitas
bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung akan dapat
mempengaruhi tingkat produksi dan produktifitas ternak yang dipelihara.
Tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ternak sangat
dipengaruhi oleh total biaya pakan yang dikeluarkan, dimana biaya pakan dapat
mencapai 60 - 70 % dari seluruh biaya produksi yang diperlukan untuk usaha
budidaya ternak.
Ketergantungan peternak pada penggunaan pakan jadi yang diproduksi oleh
perusahaan pakan masih tinggi, dimana sebagian besar bahan pakan tersebut
masih diimpor. Apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga bahan pakan, akan
mengakibatkan tingginya harga pakan jadi.
Penyediaan pakan yang murah, dari bahan pakan lokal yang tersedia secara
terus menerus di sekitar tempat usaha budidaya serta dapat memenuhi kebutuhan
gizi ternak, perlu diupayakan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal
dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya yang dilakukan.
Pembangunan pabrik pakan ternak skala kecil pada tingkat kelompok sangat
diperlukan karena akan sangat menunjang usaha budidaya peternakannya. Hal
penting yang perlu diperhatikan dalam memproduksi pakan bukan hanya pada
aspek kualitas saja, tetapi perlu diperhatikan juga aspek ekonomis, dimana pakan
yang dihasilkan dapat terjangkau oleh kemampuan peternak. Agar pakan dapat
tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau, maka pemerintah maupun
swasta terus melakukan upaya-upaya pembangunan pabrik pakan skala kecil.

I.1.3

Rumah Potong Ayam


Bahan pangan dan gizi sangat erat kaitannya, dalam hal ini kebutuhan zat

gizi seseorang dipengaruhi oleh makanan yang dimakan, tersedinya bahan pangan
yang berkualitas sehingga menghasilkan olahan makanan yang berkualitas pula.
Pangan dan gizi merupakan salah satu unsur yang penting dan strategis,
implikasinya adalah penyediaan, distribusi dan konsumsi pangan, dengan jumlah,
keamanan dan mutu gizi yang memadai, harus benar-benar terjamin.
Bahan pangan seperti ayam merupakan bahan pangan yang behubungan
dengan zat gizi protein. Ayam boiler banyak dimanfaatkan sebagai lauk dalam
penghidangan makanan. Mutu ayam sangat diperhatikan sehingga tidak
menimbulkan efek samping bagi pengonsumsi.
Untuk

pengidentifikasian

penanganan

ayam

dilakukan

kunjungan

langsung ketempat pemotongan, sehingga diperoleh beberapa informasi yang jelas


dari proses penanganan ayam dari mulai dipotong hingga dipasarkan. Teori yang
diperoleh di kelas perlu ditunjang dengan pengalaman langsung dilapangan
melalui kunjungan keberbagai tempat yang merupakan sumber dari bahan pangan
tersebut.
I.2
I.2.1

Tujuan
Peternakan Ayam Boiler
Tujuan mengikuti praktikum Industri Perunggasan berkunjung ke peterna-

kan ayam boiler untuk mengetahui manajemen pemberian pakan, pemeliharaan,


dan perkandangan ayam boiler yang dipelihara di kandang tipe close house.
I.2.2

Feedmill
Tujuan mengikuti praktikum Industri Perunggasan berkunjung ke pabrik

pembuatan pakan (feedmill), untuk mengetahui mengenai proses produksi industri


pakan, pengelolaan bahan baku dan analisis usahanya.

I.2.3

Rumah Potong Unggas


Tujuan mengikuti praktikum Industri Perunggasan berkunjung ke Rumah

Potong Unggas untuk mengetahui mengenai tahapan-tahapan Pemotongan unggas


dan juga penangan unggas yang telah dipotong.
I.3
I.3.1

Manfaat
Peternakan Ayam Boiler
Diharapkan dengan adanya praktikum Industri Perunggasan berkunjung ke

peternakan ayam boiler, diperoleh pengetahuan, pemahaman dan penjelasan


tentang manajemen pemberian pakan, pemeliharaan, dan perkandangan ayam
boiler yang dipelihara di kandang tipe close house.
I.3.2

Feedmill
Diharapkan dengan adanya praktikum Industri Perunggasan berkunjung ke

pabrik pembuatan pakan (feedmill), diperoleh pengetahuan, pemahaman dan


penjelasan tentang proses produksi industri pakan, pengelolaan bahan baku dan
analisis usahanya.
I.3.3

Rumah Potong Unggas


Diharapkan dengan adanya praktikum Industri Perunggasan berkunjung ke

Rumah potong unggas, diperoleh pengetahuan, pemahaman dan penjelasan


tentang Tahapan-tahapan Pemotongan unggas dan juga penangan unggas yang
telah dipotong.

II

HASIL DAN PEMBAHASAN

II.1 Hasil
II.1.1 Peternakan Gunung Jati
I.1.1.Industri Ayam Niaga Pedaging PT. Gunung Jati Farm
Ukuran kandang

: 120 x 12 m2

Jenis kandang

: Close House

Jumlah Kandang

: 2 buah

Populasi ayam

: 40.000 ekor

Ayam yang dipelihara

: Ayam Broiler

Kemitraan

: PT. Charoen Pokhphand

Bibit

No

Pertanyaan

Berat kuri /DOC

Kondisi fisik:

Ya
V

Sehat

Kaki normal

Dapat berdiri tegak

Tampak segar dan aktif

Tidak dehidrasi

Tidak ada kelainan bentuk

Tidak

Keterangan
40 42 Gram (Grade A)

Tidak cacat fisik

Sekitar pusar dan dubur kering

Warna bulu sesuai galur (strain)

Putih (Cobb)
V

Kondisi Bulu kering dan berkembang


3

Mortalitas rendah

Bebas Pullorum

PBB cepat, meat bone ratio tinggi

Konversi pakan rendah

Seragam BB

Seleksi

Rata-rata BB akhir

Umur Panen

( 33 - 35 Hari)

10

Mortalitas panen

Rendah 2,5%

11

IP

420

1,55 (Bobot 2 kg)


V
Bila menunujukan gejala
penyakit berbahaya
-

2,2 Kg

b System pemeliharaan
Intensif
V
c

Semi intensif

Ekstensif (umbaran)

Manajemen Pemberian Pakan


Pakan yang diberikan berupa ransum yang di suplay dari PT. Charoen

Pokphand. Pakan di berikan 2x sehari dengan menggunakan tempat pakan


otomatis pada ayam dewasa. Penggunaan baby chick feeder untuk DOC. Banyak
baby chick yang dimiliki PT. Gunung jati Farm sebanyak 400 buah. Bentuk pakan
yang diberikan berbentuk mash. Jumlah pakan yang dihabiskan dalam satu

periode adalah 80.000 kg/40.000 ekor ayam, menghasilkan bobot rata-rata akhir
ternak 2,2 kg.
d Manajemen Pemberian air minum
No
1
2

Pertanyaan
Adlibitum atau Terbatas
Feed aditif yg ditambahkan dalam air

Jawaban
Terbatas
Vitamin dan dicampur di air minum

minum
Sumber air
Kualitas fisik air (warna, bau, rasa)

3
4

e
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Sumur
Jernih , Normal dan tidak ada rasa

Manajemen Perkandangan
Pertanyaan
Tipe Kandang
Bahan kandang (kayu, bamboo, kawat dll)
Lokasi kandang
Jarak kadang dengan pemukiman
Ukuran kandang
Kapasitas kandang
Lantai kandang

Jawaban
Close house
Tembok beton dan kawat
Wilayah warga
100 m2
120 x 12 m2
20.000/kandang
Plaster dengan Litter
Tempat minum otomatis, Tempat

Peralatan kandang

pakan otomatis, blower, colling pen,


brooder, temtron
Dibersihkan pagi dan sore,

pengecekan sekam yang basah

Pembersihan dan sanitasi kandang

(sekam basah di ganti atau di tumpuk


kembali

f
No
1
2

Penanganan Kesehatan
Pertanyaan
Vaksinasi di kadang

Jawaban
Tidak
Menggunakan diper yang
dicelupkan ke alas kaki serta
penyemprotan desinfekan ke
tangan
Iya bila terkena suatu penyakit
Sesuai jadwal diberikan pagi atau

Biosekuriti kadang
2
3

Pemberian obat-obatan
Pemberian Vitamin

sore hati
II.1.2 Industri Pabrik Pakan Andika Feed mill
Nama

: Andika Feedmill

Pemilik

: Herry

Tahun berdiri

: 1990

Modal awal

: 15 juta, 3 orang

Sejarah

Dulunya peternakan ayam. Untuk mencukupi kebutuhan pakan, maka


pakan yang digunakan dengan membeli dari Surabaya. Namun, karena harga
pakan yang mahal jika membeli, maka akhirnya membuat pakan sendiri secara
manual. Dari pembuatan pakan yang manual tersebut kini berkembang
kemudian menjadi pabrik pakan yang berdiri sekarang ini.
Luas

: 1 ha

Kapasitas

: 1 bulan 1400 ton

Bahan

1. Konsentrat dari japfa comfeed Cirebon, harga Rp. 8000-8500/kg


2. Jagung dari jatim, jabar, jateng, garut, sumedang, purwodadi, kebumen,
harga Rp. 2900-3000/kg
3. Asam amino
4. Enzim
5. Feed aditive
6. Vitamin
Fasilitas produksi :
9

1. Mixer 1 buah dengan kapasitas 500 kg secara kontinyu


2. Hammer mill
3. Mesin pelet 5-8 mm
4. Coolerblower
5. Mesin crumble
6. Tester mengecek KA bahan pakan
Gudang :
1. Jagung dan dryer : 100 ton
2. Jagung : 100 ton
3. Konsentrat :100 ton
4. Gudang baru : 300 ton
Kantor pusat : ada 4 orang tenaga kerja, terbagi menjadi 3 wilayah, yaitu tasik,
ciamis, cilacap.
Pakan yang dihasilkan untuk pakan sendiri
Lama penyimpanan pakan : 3 hari digudang, 3 hari di peternakan
No
1.

Hal yang ditanyakan


Terdapat area parkir serta
keluar masuk kendaraan

Ada
V

2.

Terdapat gudang pakan

3.

Terdapat Pallet

Tidak

Keterangan
Terdapat area parkir dengan luas
500 m2
Terdapat gudang pakan 5 buah
(Jagung, Driyer, Kosentrat, Mixer
dan penyimpanan bahan pakan
sudah jadi
Pallet hanya untuk agar pakan tidak

10

langsung bersentuhan dengan lantai


Tedapat jagung, dedak, kosentrat

Terdapat bahan pakan sumber


4.

energi,protein dan additive

5.
6.
7.

serta pengawet
Terdapat mixer
Terdapat pos satpam
Terdapat gardu listrik
Terdapat proses pembuatan

V
V
V

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.

pellet
Terdapat jenis pakan unggas
Terdapat transportasi
pengangkut pakan
Terdapat timbangan
Terdapat tempat perbaikan
alat
Terdapat alat tester kualitas
pakan
Terdapat Laboratorium
Terdapat bentuk kerjasama
dengan peternak
Terdapat sumber air
Terdapat tempat
penyimpanan pakan
Terdapat ventilasi udara
Bahan gudang terbuat dari
(atap,seng dan semen )
Terdapat alat pengangkut
pakan
Terdapat truk
Terdaapat kantor
Terdapat pembangkit listrik
cadangan (Diesel)
Terdapat sistem penyimpanan
pakan
Terdapat sistem pengambilan
pakan
Terdapat standar mutu pakan

pabrikan dan mineral serta zat


additive
Ya, terdapat 1 buah mixer

V
Pakan ayam broiler starter dan

finisher

V
V
V
V
V
Ya dengan cara membeli tiap bobot

keberhasilan dari peternak

V
Terdapat tempat penyimpanan

pakan sebelum di mixing

V
V
V

Masih diangkut dengan tenaga


manusia

V
V
V
V

All in All out

All in All out

Bila tidak sesuai maka tidak

11

27.

Jam istirahat mixer

28.

Jumlah tenaga kerja

29.

Jumlah gudang pakan


Perlakuan pakan yang

30.

dipasarkan
4 Jam/hari
Pagi jam 7-11, sore jam 5- 22.00,
malam 02.00-05.00
7 buah
V

tercecer
II.1.3 Rumah Potong Unggas Suka Hati

Nama RPA

: Sukahati

Pemilik

: Zainal Abidin

Tahun Berdiri : dimulai tahun 1980


Kapasitas pemotongan :
1 jam = 2000 ekor, 1 hari 5 truk
1200 ekor/orang/hari
Tim siang : 200 orang yang terdiri atas 55 orang opersional dan 10 orang
admin
Sarana penanganan limbah : ada kolam untuk ternak ikan. Dari ruang produksi
ada filterisasi kemudian masuk ke kolam lele lalu ke kolam ikan patin, gurame
dan mas
Istirahat ayam sebelum pemotongan : jam
Cara penyembelihan : manual dan cara islami
Proses produksi:
1

Pemeriksaan ayam

Ditimbang

12

Digantung berjalan

Stunner air pemingsanan, sekitar 5 menit, dialiri listrik 40 volt

Ruang sembelih syariat islam, sertifikat halal MUI

Penirisan darah 4 menit, darah keluar dengan sempurna.

Air perebusan 60-64OC

Berjalan terus

Pencabutan bulu/Stunning plaker, masih ada sisa bulu di ekor

10 Pemotongan kepala, kaki


11 Penyayatan abdomen, tidak boleh terlalu lebar
12 Pengeluaran jeroan (eviscerasi), secara manual
13 Pembersihan, membersihkan sisa bulu di ekor
14 Proses pre washing, ada sekat antara area bersih dengan area kotor
15 Proses washing, selama 10 menit, suhu karkas 100C
16 Air keluar menuju cool killer untuk menurunkan tubuh ayam
17 Direndam air dingin, suhu 40C, chlorin 1-3 ppm
18 Proses Penampungan
19 Proses Klasifikasi
20 Proses pembersihan ulang, membersihkan lemak dan paru-paru
21 Proses Parting, dipotong sesuai dengan keinginan konsumen, ada yang
dimarinasi (pembumbuan)

13

22 Proses packing
23 Labeling, nama produk, tanggal kadaluarsa
BB ayam yg akan dipotong : > 2 kg, sedangkan jika ada orderan BB ayam
yang dipotong 1,2-1,6 kg
Pemotongan untuk menyetok ke pasar tradisional dilakukan pada malam
hari
Pengiriman : batam, medan, jebodetabek
Suplayer ayam : kandang sendiri, garut, tasik, ciamis, sleman
Produk : industri olahan bakso, sosis, nugget
Pengiriman ke luar daerah : menggunakan Box Freezer

No
1
2
3

Persyaratan lokasi dan


sarana RPA
Tidak bertentangan
dengan RUTR/RDTR
Tidak berada dalam
kota padat penduduk
Tidak menimbulkan
pencemaran lingkungan
Tidak dekat dengan

Ya

Tidak

Kelengkapan Bangunan dan


tata letak RPA
Tersedia tempat penurunan
ayam hidup (unloading)
Tersedia kantor administrasi

dan kantor Dokter Hewan


Tersedia tempat istirahat

pegawai

Ya
V
V
V

industry logam, kimia,


4

tidak berada dlm area


rawan banjir, bebas dr

Tersedia tempat ganti

pakaian/locker

asap, bau, debu dan


kontaminasi lain

14

Tidak

Memilliki lahan yang


5

cukup untuk

Tersedia kamar mandi atau

WC

pengembangan RPA
Jalan menuju RPA
6

dapat dilalui kendaraan


opengangkut ayam
hidup dan karkas
Sumber tenaga listrik
cukup
Persedian air

Tersedia sarana penanganan

limmbah

Tersedia insenator

bertekanan 15 psi (1,05


8

Kg/cm 3 dan iar

Tersedia tempat unntuk

parker

panas minimum 82 C
Sumber air cukup,
minimum 25-35
9

Lt/ekor/hari-memenuhi

Terdapat rumah jaga/sekuriti

syarat mutu air minum


SNI 01-0220-1987
Tersedia kendaraan
10

11

12

pengangkut ayam hidup


dan pengangkut karkas
daginng
Terdapat IPAL(Instalasi
Pengolahan Limbah)
Terdapat hasil
sampingan olahan

Tersedia menara

air/penampungan air

Tersedia gardu listrik

14

Terdapat area bersih


dan kotor
Tersedia rest area
pekerja

Terrsedia tempat
V

pembekuan cepat (blast

karkas
13

freezer)
Tersedia tempat
V

penyimpanan beku
(colastorage)
Tersedia tempat pengolahan

daging
Tersedia laboratorium

15

V
V

II.2 Pembahasan
II.2.1 Peternakan gunung jati
a. Lokasi kandang
Peternakan gunung jati berada di desa kecamatan kabupaten kandang di
peternakan gunung jati terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk,
mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air yang berasal dari sumur,
dan arahnya membujur dari timur ke barat.
b.

Pergantian udara dalam kandang.


Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.

Untuk mensuplai Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, dipeternakan


gunung jati disiapkan 16 bowler dan ventilasi kandang harus baik.
c.

Suhu udara dalam kandang.


Kandang yang digunakan adalah kandang bertipe clouse house dan jenis litter

yang beralaskan sekam, Dalam satu kandang berisi 20 ribu ekor ayam. Peralatan
lainnya yang digunakan adalah lampu (penerang dan pemanas) 15 watt, wing
band, tempat pakan dan tempat air minum, timbangan (untuk mengetahui berat
ayam per ekor
Atap kandang close house memiliki spoiler yang berguna untuk
mengalirkan udara dingin yang di keluarkan cooling pada kearah bawah kandang,
agar suhu dalam kandang turun sehingga ternak tidak kepanasan yang akan
menyebabkan ternak melakukan panting. Selain itu di peternakan gunung jati
memiliki alat berbentuk pipa yang berada di atap kandang jadi jika sewaktu-waktu
diperlukan maka pipa tersebut akan mengeluarkan air dan akan membasahi atap
kandang hal ini sangat efektif untuk mengatasi suhu dan kelembapan yang tinggi.
blower (exhaust fan) selain sebagai pendingin juga untuk mengeluarkan amoniak
yang timbul akibat feses yang dikeluarkan ternak. Menurut Murni, M. C. (2009).
Keunggulan memakai tipe kandang ini adalah density lebih banyak, lebih hemat
walaupun awalnya harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk peralatan, ayam
16

padat, amoniak sedikit sehingga penyakit pernapasan minim, dan suhu dapat
diatur. Mekanisme display panel Ada 4 blower di dalam kandang, dan akan
menyala sesuai dengan keinginan sesuai mekanisme. Misalkan suhu di dalam
kandang adalah 26,8C. Menyalakan saklar Blower 1 : 28C Blower 2 : 27C
Blower 3 : 29C Blower 4 : 31C Karena suhu di dalamkandang 26,8C maka
blower 1 dan 2 akan menyala blower 3 dan 4 mati. Tetapi ketika suhu di dalam
kandang mencapai 32C, semua blower akanmenyaladan air akanmengaliri
cooling pad. Saat itu tirai akan dibuka agar angin masuk ke dalam kandang
melalui cooling pad sehingga uap air akan mendinginkan kandang Cooling pad
tersusun dari banyak bagian. Satu bagian cooling pad disebut cellpad.
II.2.2 Andhika feedmill
Andhika feedmill didirikan pada tahun 2005 yang bertempat di Cikoneng
Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Pabrik ini merupakan pabrik pakan skala sedang
karena hanya mampu memproduksi 800 ton pakan per bulan. Pakan yang
dihasilkan Andhika feedmill digunakan untuk kalangan pribadi yaitu untuk
memasok kebutuhan pakan peternak di sekitar Ciamis dan Tasikmalaya yang
notabene bergabung dengan kemitraan Andhika Poultry Shop. Adapun luas lahan
pabrik seluas 520 m2. Total dari seluruh tenaga kerja sebanyak 150 orang terdiri
dari staf, satpam, dan karyawan gudang. Selanjutnya kapasitas listrik 150.000 watt
sampai 200.000 watt.
A. Gambaran Perusahaan
Pakan yang diproduksi di Andhika feedmill dibagi menjadi 3 jenis pakan
yaitu pakan pre-starter, starter dan finisher. Menurut Hanfiasti (2006) Pakan prestarter diberikan untuk ayam broiler yang berumur 1-14 hari yang notabene
membutuhkan protein yang tinggi yaitu 23 % dan energi sebesar 3.000 kal. Pakan
starter diberikan untuk ayam broiler berumur 15-24 hari dengan kandunga protein
sebesar 21-22 % dan energi sebesar 3.100 kal. Sedangkan pakan finisher diberikan
untuk ayam broiler berumur diatas 24 hari sampai panen dengan kandungan
protein sebesar 19 % dan energi sebesar 3.200 - 3.300 kalori.

17

Pakan pre-starter diberikan untuk ayam yang baru mengalami proses


pembelahan sel, maka dari itu diberikan protein yang tinggi. Menurut Rasyaf
(2008) Pakan starter diberikan untuk ayam yang sedang dalam proses pembesaran
sel, sehingga kandungan proteinnya diturunkan dan kandungan energinya
dinaikkan. Sedangkan pakan finisher diberikan untuk ayam yang siap untuk
dipanen, maka dari itu diberikan pakan dengan kadar energi yang tinggi dan
protein rendah.
Bahan pakan yang digunakan di Andhika feedmill tergolong bahan pakan
yang mudah didapatkan di Indonesia. Bahan yang digunakan antara lain jagung
pipilan, konsentrat ayam broiler (produksi feedmill Comfeed, Sierad Produce dan
japfa comfeed), CPO (Crude Palm Oil), lignobond DD (zat perekat pellet), asam
amino (methionin, lysine), suplemen (bergafat, antibiotik).
Jagung yang dipakai berasal dari beberapa daerah di pulau Jawa dan
Sumatera. Proses pembelian jagung dimulai dari bagian barat dan bergerak ke
timur. Hal ini dikarenakan musim panen jagung di wilayah tersebut berbeda-beda,
maka dari itu sistem rolling digunakan untuk mensiasati agar jagung selalu
tersedia sepanjang tahun. Jagung yang dibeli dari suplier diuji kadar airnya,
apabila kadar air lebih dari 16 % maka jagung akan dijemur sebelum disimpan.
Apabila kadar air sudah dibawah 16 % maka jagung dapat langsung disimpan.
Jagung pipilan yang akan digunakan digiling menggunakan hammer mill
yang kemudian akan dicampur dengan bahan-bahan lain sesuai dengan formulasi
yang telah ditetapkan. Setelah bahan-bahan tercampur merata kemudian pakan
akan diberikan uap panas yang dihasilkan oleh mesin boiler. Kemudian pakan
dicetak menjadi pellet dan selanjutnya akan dihancurkan dalam bentuk crumble
kemudian dikemas dalam karung ukuran 50 kg.
Pakan yang sudah dikemas akan didistribusikan ke peternak-peternak
setempat yang bergabung dengan Andhika PS maupun ke peternak lokal yang
memakai pakan buatan Andhika feedmill. Sistem pergudangan di Andhika
feedmill memakai sitem FIFO (first in first out), apabila ada pakan yang diambil
18

dan bagian tersebut sudah kosong, maka akan dilakukan fumigasi untuk
menghindari timbulnya mikroba dan jamur. Pemasaran pakan hasil produksi
Andhika feedmill baru menjangkau daerah barat Tasikmalaya, Ciamis dan
Majenang Cilacap.
B. Proses Produksi Pakan
Alur pembuatan pakan meliputi beberapa proses seperti dalam bagan alur di
bawah ini :

1. Penerimaan Bahan pakan


Dalam tahap penerimaan bahan pakan yang perlu diperhatikan adalah
pengamatan fisik bahan dan konsistensi mutu bahan. Bahan baku yang digunakan
meliputi Jagung, CPO, Konsentrat, Premix, SBM. Jagung diperoleh dari beberapa
daerah seperti Lampung, Garut, Sumedang, Tegal, Purworejo, Klaten, Purwodadi,
Malang. Sedangkan CPO, SBM di import dari luar negeri seperti Amerika Latin,
Argentina, Peru, Cili. Konsentrat diperoleh dari Japfa Comfeed, Charoen
Pokphand, dan Sierad Produce. Lisin dan metionin masih di import. Lignobond
sebagai bahan perekat agar pada saat pakan pellet di patuk ayam tidak pecah atau
19

hancur. Dalam tahap penerimaan bahan pakan yang perlu diperhatikan adalah
pengamatan fisik bahan dan konsistensi mutu bahan. Namun, di Pabrik Pakan
Andhika Feedmill hanya melakukan uji bahan pakan secara fisik yakni bulk
density.
2. Sortasi
Sortasi bahan pakan bertujuan untuk memisahkan bahan mana yang layak
diolah atau yang tidak layak di olah. Pabrik pakan ini melakukan sortasi pada
bahan baku pakan yaitu jagung.
3. Pembersihan/ Penyaringan (Screening)
Pembersihan bahan pakan terdiri dari pembersihan secara fisik dengan cara
pengayakan.
4. Grinding dan Sheiving
Sebelum

dilakukan

proses

pencampuran

dilakukan

penggilingan

menggunakan hammer mill. Bahan yang melalui proses grinding adalah jagung.
Pengecilan

ukuran

bertujuan

untuk

menghancurkan,

menggiling

atau

menghaluskan. Sedangkan pengayakan bertujuan untuk menghasilkan hasil


gilingan seragam.
5. Weighing
Penimbangan bahan baku dilakukan setelah perhitungan formulasi. Untuk
bahan pakan makro seperti tepung jagung digunakan timbangan kasar (skala
ratusan kilogram). Sedangkan untuk bahan pakan mikro/additives, seperti : Lysin,
methionin, vitamin, digunakan timbangan analitis atau elektronik.
6. Mixing

20

Pencampuran bahan pakan dilakukan menggunakan mixer horizontal.


Proses pencampuran bertujuan agar bahan tercampur secara merata(homogen) dan
seluruh komponen bahan pakan yang di formulasi dapat tersebar secara seimbang.
7. Pemberian Uap Panas (Steaming)
Pemberian uap panas bertujuan untuk menimbulkan aroma pada pakan jadi,
menimbulkan gel untuk memudahkan dalam pencetakan dan juga bertujuan
mensterilkan bahan.

8. Pencetakan Pellet (Pelletizing)


Pelletizing bertujuan untuk membentuk suatu kesatuan pakan, atau
pemadatan sehingga tidak mudah tercecer.
9. Pembentukan Crumble (Crumbling)
Pembentukan crumble bertujuan untuk memotong atau memecah pellet hasil
pengolahan pelletizer menjadi beberapa bagian
10. Pendinginan atau Penganginan (Cooling)
Proses

pendinginan

atau

penganginan

(cooling)

bertujuan

untuk

menghilangkan uap air yang terdapat pada permukaan luar pellet hasil pelletizing.
Proses cooling ini hanya berlangsung selama 5- 15 menit.
11. Pengemasan (Packaging)
Proses pengemasan bertujuan untuk memudahkan pengangkutan hasil
produk, dan untuk menjaga agar pakan tidak cepat mengalami penurunan mutu.
Pengemasan menggunakan karung dan dilakukan sewing agar produk pakan

21

terlindung, juga mencegah kontaminasi atau tercampurnya bahan dengan benda


asing.
12. Penjahitan Kemasan (Sewing)
Penjahitan kemasan dilakukan agar produk pakan terlindung, juga
mencegah kontaminasi atau tercampurnya bahan dengan benda asing.
13. Penyimpanan (Storing)
Penyimpan pakan dilakukan digudang penyimpanan. Penyimpanan pakan
sebaiknya ditempatkan pada tempat yang tidak terlalu gelap, hal ini bertujuan
untuk mencegah timbulnya proses enzimatis pada pakan yang berakibat
penurunan mutu produk.
C. Peralatan
Jenis alat dan mesin yang dipergunakan untuk pembuatan pakan ternak pada
pabrik pakan Andhika Feedmill terdiri dari :
1. Silo
Menurut Agus, A. (2007). Silo merupakan unit (sarana) penyimpanan bahan
pakan, terutama yang berbentuk biji-bijian (cereal grains). Untuk pabrik pakan
skala kecil maupun sedang, silo tidak terlalu diperlukan, sebagai pengganti dapat
digunakan bangunan gudang penyimpan bahan pakan. Andhika feedmill belum
mempunyai silo, maka dari itu sebagai pengganti silo di Andhika memakai system
pergudangan yang sangat ketat.
2. Saringan Kasar (Screen)
Dipergunakan untuk membersihkan bahan pakan dari benda asing (besi,
kerikil, pasir, kayu dan lain-lainnya). Penyaringan tahap awal ini dimaksudkan
untuk menyaring bahan agar mempunyai ukuran yang relatif seragam sebelum
dilakukan pengecilan ukuran.

22

3. Pemecah (Hammer mill)


Dipergunakan untuk memperkecil ukuran bahan pakan berupa biji-bijian
kering atau bahan pakan lainnya.
4. Penggiling (Disk mill)
Alat ini berfungsi untuk mengecilkan ukuran bahan pakan menjadi bentuk
seperti tepung agar pakan jadi yang terbentuk dapat dicerna dengan baik oleh
ternak.
5. Ayakan (Shifter)
Alat ini berfungsi untuk menyaring bahan yang digiling dari alat disk mill
sehingga ukuran bahan menjadi seragam dan akan memudahkan pengolahan
selanjutnya. Sebaiknya menggunakan ukuran mash yang kecil sehingga bagian
yang masih kasar akan digiling kembali.
6. Timbangan
Untuk menimbang bahan sesuai kebutuhan dan menimbang produk pakan
pada waktu pengemasan.
7. Mixer
Untuk mencampur bahan-bahan yang akan dibuat pellet atau crumble agar
homogen.
8. Unit Pembangkit Uap (Steam Boiler)
Tujuan pemberian steam adalah untuk memunculkan aroma dalam ransum
sehingga dapat meningkatkan palatabilitas pada ternak.
9. Pencetak Pellet (Pelletizer)
Untuk mencetak menjadi bentuk pellet.

23

10. Pemecah Pellet (Crumble)


Mesin pemecah pelet (crumble) terutama digunakan untuk pakan ayam
pedaging (periode grower dan finisher). Mesin ini berfungsi untuk memecah pelet
menjadi dua atau tiga bagian. Tenaga motor yang digunakan 1 HP dengan
kapasitas pengolahan 400-500 kg/jam (skala kecil).
11. Pendingin (Cooller)
Fungsi alat ini untuk mendinginkan/mengeringkan pelet hasil dari proses
pemeletan, dengan meniupkan udara dari kipas yang digerakkan motor.
12. Mesin Jahit (Sewing Machine)
Dengan mesin pengemas dan mesin jahit, bahan pakan dalam kemasan akan
tertutup dan terlindung dengan baik.
13. Peralatan Pendukung Lainnya
Peralatan pendukung ini untuk mempermudah jalannya produksi, antara lain
troli, gerobag, sekop, maupun alat-alat bengkel
D. Pengawasan Mutu
Pengujian mutu yang dilakuan di Andhika feedmill hanya secara fisik.
Menurut Souhoka (1983) Pengujian fisik dilakukan secara makroskopis meliputi
warna masih tetap (tidak berubah), pecah atau utuh (untuk biji-bijian) , bebas bau
tengik, bebas benda asing, bebas jamur, bebas insekta, kadar air (basah/kering),
bulk density dan particle size. Sedangkan untuk analisis laboratorium Andhika
feedmill melakukannya di laboratorium perusahaan feedmill besar seperti Japfa
Comfeed setiap satu bulan sekali.

24

II.2.3 Rumah Potong Ayam Suka Hati


Menurut Parry, R. T. (1989). Rumah pemotongan Ayam adalah kompleks
bangunan dengan desain dan kontruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis
dan higiene tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong unggas bagi
konsumsi masyarakat umum. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan karkas
unggas yaitu bagian tubuh unggas setalah dilakukan penyembelihan, pencabutan
bulu, dan pengeluaran jeroan, baik disertakan atau tanpa kepala leher, dan/atau
kaki mulai dari tarsus dan/atau paru-paru dan ginjal. Karkas tersebut akan
menghasilkan daging unggas baik daging unggas segar, daging unggas dingin
maupun daging unggas beku. Daging unggas segar adalah daging unggas yang
baru disembelih tanpa perlakuan apapun, daging nggas dingin adalah daging
unggas yang telah mengalami pendinginan sehingga suhu bagian dalam daging 0
4 0C, sedangkan daging unggas beku adalah daging unggas yang mengalami
proses pembekuan pada suhu maksimum -35 0C. Selain karkas unggas dihasilkan
juga hasil samping seperti jeroan. Jeroan adalah hati setalah kantung empedu
dilepas, jantung, ampela, usus dan bagian-bagian organ lainnya yang berada di
dalam rongga dada dan perut yang menurut kebiasaan dimakan di suatu d aerah
setalah mengalami proses pembersihan dan pencucian (Candra, M. 2014)
A. Gambaran perusahaan
Sarana yang dimiliki oleh RPU Suka Hati diantaranya adalah sarana jalan
yang

dapat dilalui kendaraan pengangkut unggas hidup dan daging unggas,

sumber air pun cukup berasal dari sumur dan disimpan ditorent. sumber air yang
cukup dan memenuhi persyaratan baku mutu air minum sesuai dengan SNI 010220-1987, yang mana persediaan air yang minimum harus disediakan yaitu 2535 liter/ekor/hari (Candra, M. 2014)
Dalam komplek RPU Sukahati, memiliki Bangunan utama, tempat
penurunan unggas hidup, kantor tempat istirahat pegawai, ruang ganti pakaian dan
locker, kamar mandi dan WC, sarana penanganan limbah, insenerator, tempat
parkir, rumah jaga, menara air, dan gardu listrik. Kompleks RPU Sukahati juga

25

dilengkapi rungang penyimpanan beku, dan ruang pengolahan daging unggas.


Kompleks RPU semestinya dilengkapi dengan Ruang pembekuan cepat (Blast
freezer), Ruang penyimpanan beku (Cold Storage), Ruang pengolahan daging
unggas dan Laboratorium (Dirjen, P. (2015). Untuk ruangan-ruangan pendukung
komplek RPU Sukahati, memiliki kantor, tempat istirahat karyawan, kantin,
mushola, tempat penyimpanan barang, da ruang ganti.
Sistem pengolahan limbah merupakan hal yang vital dalam RPU. Sistem
saluran pembuangan limbah cair di RPU Sukhati cukup besar dan dalam keadaan
baik. Saluran pembuangan yang baik harus dilengkapi dengan penyaring yang
mudah diawasi dan dibersihkan. Sistem saluran pembuangan limbah cair ini harus
selalu tertutup agar tidak menimbulkan bau. Di dalam bangunan utama, saluran
pembuangan dilenkapi dengan grill yang mudah dibuka ditutup dan terbuat dari
bahan yang kuat dan tidak mudah korosif. (Dirjen, P. (2015).
Dalam penanganan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair, sarana
penanganan limbah ini harus sesuai dengan rekomendasi Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
1

Peralatan dan perlengkapan


Bangunan utama RPU Sukahati dilengkapi dengan sistem rel (Railing

System) dan alat penggantung karkas yang didesain khusus dan disesuaikan
dengan alur proses. Sarana untuk mencuci tangan juga ada di RPU Sukahati
dengan desain tidak memegang keran, untuk menjaga keseterillan, Sarana untuk
mencuci tangan tersebut disediakan di setiap tahap proses pemotongan dan
diletakkan di tempat yang mudah dijangkau, di tempat penurunan unggas hidup,
kantor dan ruangan lainnya. Pada pintu masuk bangunan utama juga dilengkapi
sarana untuk mencuci sepatu boat.
Peralatan yang digunakan untuk menangani pekerjaan bersih berbeda
dengan yang digunakan untuk pekerjaan kotor. Di setiap ruang bersih dan kotor
disediakan sarana untuk membersihkan dan mengdesinfeksi ruang dan peralatan.

26

Permukaan meja tempat penanganan atau pemrosesan produk tidak terbuat dari
kayu, tidak toksik, tidak mudah rusak, mudah dibersihkan, mudah mengering dan
dikeringkan. Mesin pencabut bulu dan alat semprot pencuci karkas ditempatkan
dan didesain sedemikian rupa sehingga percikan air, bulu- bulu atau bahan- bahan
yang

dapat

berperan

sebagai

kontaminan

karkas

dapat

dihindarkan

penyebarannya. Perlengkapan standar untuk pekerja pada proses pemotongan dan


penanganan daging adalah pakaian kerja khusus, apron plastik, penutup kepala,
penutup hidung dan sepatu boat.
B. Tahapan-tahapan di RPU Sukahati
Tahapan-tahapan proses produksi di RPU Sukahati meliputi:
1. Penurunan (unloading), penimbangan, pemeriksaan ante mortem
2. Pemingsanan, penyembelihan, penirisan darah
3. Pencelupan air panas (scalding tank), pencabutan bulu dan
pencucian karkas
4. Pengeluaran jeroan, pemeriksaan post mortem, penanganan jeroan
5. Pencucian karkas, pendinginan karkas, seleksi, penimbangan,
pemotongan,

pemisahan

daging

dari

tulang,

pengemasan,

pendinginan, penyimpanan, pengiriman.


Tahapan pertama sebelum pemotongan dilakukan pengecekan terhadap
status kesehatan dan asal ayam kemudian diistirahatkan untuk mengurangi stress
akibat transportasi, penimbangan, pemeriksaan ante mortem serta penggantungan
ayam. Setelah penggantungan ayam, dilakukan pemingsanan dengan aliran listrik
melalui air yang mengalir dengan tegangan 15-25 volt, dan daya 0,1-0,3 ampere
selama 5-10 detik. Tujuan dilakukan pemingsanan adalah untuk mengurangi
penderitaan, memudahkan dalam penyembelihan, meningkatkan pengeluaran

27

darah (>45%). Kriteria ayam tersebut pingsan adalah leher dan sayap terkulai,
mata terbuka lebar dan kaki kaku.
Selanjutnya adalah penyembelihan dan pengeluaran darah. Penyembelihan
di RPA Sukahati ini dilakukan secara syariat Agama Islam (halal) dengan
memotong trakhea, oesophagus, vena dan arteri. Penirisan darah dilakukan selama
3-5 menit. Menurut Soeparno (1994). jika pengeluaran darah ini tidak sempurna
maka akan terlihat kemerahan di leher, bahu, sayap, kehitaman pada folikel bulu
dan jantung berisi darah.
Setelah darah dikeluarkan dilakukan pencelupan ke air panas. Pencelupan
ini dilakukan dengan air bersuhu 52-55 oC selama 2,5 menit. Setelah itu
dilakukan pencabutan bulu yang dapat dilakukan secara mekanik dan dibantu
dengan tangan, selanjutnya segera dilakukan pencucian.
Pengeluaran jeroan dilakuakan dengan membuat irisan dari kloaka ke
postal dada, yang dapat dilakukan secara mekanik dan manual, dengan catatan
bahwa usus tidak terpotong. Kemudian dilakukan pemeriksaan post mortem yang
meliputi pemeriksaan karkas dan jeroan. Setelah itu dilakukan penanganan
terhadap jeroan. Jeroan yang sudah dikeluarkan dan karkas diproses di ruang
terpisah dan tidak boleh disatukan kembali dengan karkas.
Penanganan karkas diawali dengan pencucian karkas, kemudian
pendinginan karkas. Pendinginan pertama dilakukan pada suhu 10-15 oC dan
pendinginan kedua pada suhu 0-4 oC, setelah itu dilakukan seleksi, yaitu memilih
kualitas karkas Grade A atau Grade B, kemudian dilakukan penimbangan dan
pengelompokan karkas berdasarkan berat karkas. Setelah itu dilakukan
pemotongan bagian-bagian karkas (paha atas, paha bawah, dada, punggung,
sayap, fillet). Dapat juga dilakukan pemisahan daging dan tulang. Setelah semua
disiapkan, maka dilakukan pengemasan.
Pendinginan segar dilakukan pada suhu 0-4 oC, sedangkan untuk
pembekuan dilakukan pada suhu -35 oC dengan aliran udara 2 meter/detik di

28

dalam Blast Freezer. Untuk penyimpanan beku dilakukan di dalam cold storage
pada suhu -20 0C . Untuk pengiriman segar dilakukan pada suhu 4 0C dan
pengiriman beku pada suhu -18 0C.
Komposisi karkas ayam sesuai dengan persentasi bagian tubuh adalah
karkas 60%. Hati 1,5%, ampela 1,5%, leher 2,6%, kepala 3,6%, kaki 5,1%, usus
6,7%, paru-ginjal 1,2%, darah 3,9%, bulu 5,7% dan air-lemak 8,2%. Dirjen, P.
(2015).
A. Kegiatan di Daerah Kotor
1. Unloading
Unloading merupakan tempat penurunan unggas hidup. Sebelum masuk
RPU, unggas harus melalui proses seleksi terlebih dahulu terutama kondisi
fisiknya. Unggas sakit akan langsung ditolak pihak RPU. Pengambilan sampel
sebanyak 40 ekor dari 1000 ekor ayam yang masuk. Menurut Abubakar. (2003)
Pemeriksaan sampel meliputi penimbangan berat badan /ekor (harus memenuhi
standar berat badan yang ditetapkan), uniformity (60%), dan seleksi kondisi fisik
yang meliputi patah sayap, keropeng paha, memar dada, kapalan dan kelainan
lainnya.

Ayam

yang

sudah

ditimbang

disiapkan

kemudian

dilakukan

penggantungan.
2. Pemingsanan
Setelah penggantungan ayam hidup maka proses selanjutnya adalah
pemingsanan/stunning, dengan menggunakan elektrik shock 65-70 Volt selama 2
detik.

3. Penyembelihan

29

Penyembelihan dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau yang


tajam.
4. Pengeluaran darah
`

Sebelum masuk tahap selanjutnya, pengeluaran darah harus sempurna

yaitu selama 3 menit.


5. Pencelupan
Scalding tank /pencelupan ke air panas dilakukan selama 2 menit dengan
suhu 500C.
6. Pencabutan bulu
Pencabutan bulu meliputi pencabutan bulu kasar sampe halus dengan
menggunakan mesin. Kalau masih ada bulu yang tersisa maka dilakukan
pencabutan secara manual dengan tangan.
7. Pemotongan kaki
Pemotongan kaki ayam mulai dari tarsus dengan menggunakan mesin,
kemudian kaki ditampung, dibersihkan dan dilakukan pemotongan kuku. Ayam
yang sudah melewati proses pemotongan kuku kemudian digantung untuk masuk
ke proses selanjutnya.
B. Kegiatan di Ruang Bersih
1. Chilling dan Gradin
Karkas dari ruang kotor masuk ke ruang bersih dalam keadaan masih
tergantung, lalu secara otomatis masuk ke Chilling Tank pertama untuk dilakukan
chilling. Chilling Tank yang digunakan sebanyak 2 buah, air pada chilling tank
pertama bersuhu 200 C dengan kadar khlorin 0,8ppm, Chilling Tank kedua
bersuhu 40C dengan kadar khlorin 0,8ppm. Dalam chilling karkas bergerak
selama 45 menit. Proses klonhasi air dilakukan dengan prose reaksi pencampuran
30

NaClO2 dengan HCl yang menghasilkan gas khlorin diokside (ClO2), gas khlorin
tersbut dicampur dengan air lalu dimasukkan ke dalam chilling tank. Untuk
pemerataan kadar khlorin dan suhu air maka dilakukan aerosi udara dengan
menggunakan pompa udara.
Setelah 45 menit dalam chilling tank, karkas dikeluarkan ke konveyor
berjalan untuk dilakukan proses grading, yaitu memisahkan karkas grade A dan
karkas grade B. Karkas grade A selanjutnya digantung kembali, kemudian
ditimbang secara otomatis di mesin timbang, sedangkan karkas grade B masuk ke
ruang Cut Up melalui konveyor
2. Parting Boneless dan packaging
Setelah

pengelompokan

ukuran

(penimbangan),

karkas

grade A

dimasukkan ke ruang Cut Up atau parting untuk diolah menjadi produk parting,
produk, karkas utuh. Karkas grade B selanjutnya digantung pada shackle untuk
dilakukan boneless. Dari proses boneless didapatkan produk paha utuh, BLP,
BNP, dada utuh, BLD, BND, Fillet, sayap utuh, kerongkong, kulit dan tunggir.
Produk turunan dari paha utuh adalah paha atas (drum stick), paha bawah,BLP,
BNP, Chicken strip BNP. Produk turunan dari dada utuh adalah BLD, BND,
Chicken Strip BND. Produk turunan dari sayap adalah sayap utuh, Wing Stick,
middle wing, tulip, middle wing Stick. Sedangkan kerongkong selanjutnya
digiling untuk dipisahkan antara daging (MDM) dan tulangnya.
Proses parting dilakukan dengan mesin parting. Parting yang dilakukan di
RPA Sukahati adalah parting 8 (2 sayap, 2 drum stick, 2 thigh dan 2 breast),
parting 9 (2 sayap, 2 drum stick, 2 thigh, 2 breast atas dan 1 dada bawah), parting
16 (2 sayap, 2 drum sick, 6 thigh,6 breast). Proses packaging langsung dilakukan
di ruang Cut Up. Untuk penyimpanan produk yang akan dibekukan dilakukan
pembungkusan dengan plastik, sedangkan untuk produk yang dijual segar packing
dengan steroform dan plastik.
3. Pembekuan dan Penyimpanan

31

Pembekuan dilakukan untuk produk yang akan disimpan dalam jangka


waktu lama. Pembekuan dilakukan dengan Blast Freezer bersuhu -350C selama 4
jam. Produk disusun di dalam lori dorong dengan rak-rak yang bertingkat lalu
dimasukkan ke dalam blast freezer. Setelah 4 jam dalam blast frezeer maka
produk akan membeku. Selanjutnya dilakukan pengemasan sekunder, yaitu
dimasukkan kedalam karung untuk dimasukkan kedalam Cold storage bersuhu
-200C . Sistem penyimpanan RPA Sukahati di dalam Cold Storage menggunakan
sistem FIFO (First in First Out). Hal ini dilakukan untuk mencegah penyimpanan
yang terlalu lama.
Untuk produk yang tidak dilakukan proses pembekuan atau disimpan
sementara sebelum didistribusikan, maka dilakukan di dalam Ruang pendingin
(Chilling) yang bersuhu -40C. Jika produk yang sudah dibekukan akan dijual
dalam bentuk segar maka dilakukan thawing. Proses thawing ini dilakukan di
Ruang Cut Up yang bersuhu 100C selama 8-12 jam, dengan dibantu penyiraman
air agar proses thawing lebih cepat.
4. Sanitasi Personal
Untuk menjaga kualitas produk maka dilakukan sanitasi personal dalam
proses produksi. Proses sanitasi personal ini meliputi perlengkapan/pakaian
maupun kebersihan tangan. Perlengkapan yang digunakan meliputi sepatu boot,
penutup mulut, hair net (penutup kepala), baju, apron jas hujan (khusus
penyembelih), helm penutup kepala (khusus penyemblih), apron dan masker
penutup (di ruang Chilling). Pakaian tersebut dibedakan untuk personil yang akan
masuk ke ruang bersih dan ke ruang kotor. Pakaian di ruang kotor berwarna biru
sedangkan untuk di ruang bersih berwarna putih. Personil yang akan masuk
sebelumnya menggunakan pakaian, hairnet, sepatu boot dan masker penutup
mulut. Selanjutnya melewati ruang gelap dan mencelupkan sepatu boot kedalam
air yang berkhlorin 100ppm. Setelah masuk ke ruang produksi, personil mencuci
tangan dengan sabun, membilasnya dengan air, dan mencelupkan tangan kedalam
air berkhlorin 50ppm selama 5 detik. Selama produksi personil akan

32

membersihkan tangan setiap 30 menit sekali dengan alkohol 70%, air hangat dan
air berkhlorin 50ppm.
5. Sanitasi lingkungan dan peralatan
Sanitasi peralatan dilakukan terhadap seluruh eralatan yang digunakan
untuk produksi. Peralatan tersebut seperti mesin, pisau, keranjang, meja,
conveyor. Pembersihan ini dilakukan menggunakan air panas 800C kemudian
dibersihkan dengan air berkhlorin 100ppm.

6. Pest Control
Kontrol terhadap hama dilakukan secara rutin. Hama yang umum dan
menganggu adalah lalat dan tikus. Pengendalian tikus dilakukan dengan
pemasangan perangkap tikus dan racun tikus disekeliling bangunan RPU.
Sedangkan untuk pengendalian lalat dilakukan pemasangan lem lalat pada setiap
ruangan, baik di dalam ruang produksi maupun diluar bangunan. Selain itu juga
dilakukan penyemprotan insektisida di setiap saluran air di luar gedung maupun
ditempat- tempat yang diperkirakan menjadi tempat perkembangan larva lalat.
Untuk mencegah masuknya serangga di ruang produksi, maka di dalam ruang
gelap di pasang Insect trap di dekat neon ultraviolet.
III KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum industri perunggasan adalah sebagai berikut ;
1. Kesimpulan pada kunjungan farm Gunung jati yaitu kandang yang digunakan
tipe kandang close house yaitu kandang tertutup dengan sistem sirkulasi
udara yang baik, keuntungan dalam kandang clouse house yaitu tidak

33

memerlukan pekerja yang banyak dan kerugiannya dari segi pembuatan


kandang relatif mahal.
2. Kesimpulan pada kunjungan ke Andhika Feedmill yaitu Andhika Feedmill
termasuk pabrik pakan yang skala menengah, dilihat dari kapasitas produksi
perhari, peralatan yang dimiliki, jumlah tenaga kerja, luas pabrik, dan tenaga
listrik yang digunakan.
3. Kesimpulan pada kunjungan ke RPA Sukahati yaitu RPA ini mempunyai alat
penunjang yang cukup lengkap dan pemasarannya di daerah tasikmalaya,
Cirebon, Ciamis dan Jakarta
III.2 Saran
Saran untuk praktikum industri perunggasan yaitu pada kunjungan ke Farm
gunung jati seharusnya berkunjung pada saat sebelum panen agar pelangaman dan
pengetahuan yang didapat praktikan lebih baik.

33

DAFTAR PUSTAKA
Abubakar. (2003). Karkas Ayam Hasil Pemotongan Tradisional dan Penerapan Sistem
Hazard Analysis Critical Control Point. Jurnal Litbang Pertanian, 33-39 vol
22 (1).
Agus, A. (2007). Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Badian Nutrisi dan
Makanan Ternak. Yogyakarta: Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada.
Candra, M. (2014). Produksi Daging Nasional. Poultry Indonesia.
Dirjen, P. (2015). Produksi daging ayam. Retrieved from Badan Pusat Statistik.
Hanifiasti, W., Shanti, L. Sutarno. (2006). Daya Cerna Protein Pakan, Kandungan Protein
Daging, dan Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler setelah Pemberian Pakan
yang Difermentasi dengan Effective Microorganisms-4 (EM-4). Bioteknologi 3
(1): 17-18.

Murni, M. C. (2009). Mengelola Kandang dan Peralatan Ayam Pedaging. Cianjur:


Departemen Peternakan.
Parry, R. T. (1989). Technological Development in Pre-Slaughter Handling and
Processing in Processing of Poultry. England: Mead, G. C. Elsevier Applied
Science.
Rasyaf, M. (2008). Panduan Beternak Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sidadolog, J. P. (2011). Manajemen Ternak Unggas. Yogyakarta: Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada.
Soeparno. (1994). Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Souhoka. (1983). Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan. Jakarta:
Universitas Indonesia.

34

LAMPIRAN

A. Andhika feedmill

35

B. Farm Gunung djati

C. RPA Sukahati

36

37

Anda mungkin juga menyukai