Oleh :
Kelompok 3
Fery Kurniawan
Puguh Budi Santoso
Moh. Ali Aftoni
Farida Rizqi Fauziah
Novi Nuryanti AS
Nova Marrung
Nurida Syafrina
Yuni Maryani
Moh. Saeful Rohman Hasan
Eman Sulaeman
Diah Nuraeni Yulianti
P2DA11001
P2DA10013
P2DA11005
P2DA11007
P2DA11011
P2DA11017
P2DA11008
P2DA11015
P2DA11019
P2DA10008
P2DA10015
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pakan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha
budidaya ternak. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis, jumlah dan kualitas
bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung akan dapat
mempengaruhi tingkat produksi dan produktifitas ternak yang dipelihara.
Tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ternak sangat
dipengaruhi oleh total biaya pakan yang dikeluarkan, dimana biaya pakan dapat
mencapai 60 - 70 % dari seluruh biaya produksi yang diperlukan untuk usaha
budidaya ternak.
Ketergantungan peternak pada penggunaan pakan jadi yang diproduksi oleh
perusahaan pakan masih tinggi, dimana sebagian besar bahan pakan tersebut
masih diimpor. Apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga bahan pakan, akan
mengakibatkan tingginya harga pakan jadi.
Penyediaan pakan yang murah, dari bahan pakan lokal yang tersedia secara
terus menerus di sekitar tempat usaha budidaya serta dapat memenuhi kebutuhan
gizi ternak, perlu diupayakan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal
dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya yang dilakukan.
Pembangunan pabrik pakan ternak skala kecil pada tingkat kelompok sangat
diperlukan karena akan sangat menunjang usaha budidaya peternakannya. Hal
penting yang perlu diperhatikan dalam memproduksi pakan bukan hanya pada
aspek kualitas saja, tetapi perlu diperhatikan juga aspek ekonomis, dimana pakan
yang dihasilkan dapat terjangkau oleh kemampuan peternak. Agar pakan dapat
tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau, maka pemerintah maupun
swasta terus melakukan upaya-upaya pembangunan pabrik pakan skala kecil.
I.2. Tujuan
Diharapkan
dengan
adanya
praktikum
Perencanaan
Agroindustri
Keterangan :
Bt = Benefit Bruto pada tahun ke n (Rp)
Ct = Cost Bruto pada tahun ke n (Rp)
m = Nilai kumulatif Bt Ct negatif yang terakhir (Rp)
2.2.2.2 Net Present Value adalah nilai yang dihitung untuk mencari selisih antara
penerimaan dengan pengeluaran yang telah disesuaikan dengan nilai saat ini.
Keterangan :
NPV = Net Present value
Bt = Benefit bruto pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
i = social discount rate
n = umur ekonomis
Suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek
tersebut lebih besar dari nol (NPV > 0).
2.2.2.3 Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang menunjukkan bahwa
NPV sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek.
Keterangan :
IRR = Internal Rate of Return
NPV1 = Net Present Value positif
NPV2 = Net Present Value negatif
i1 = social discount rate rendah
i2 = social discount rate tinggi
Proyek dinyatakan layak bila IRR > dari tingkat bunga yang berlaku
2.2.2.4 Net Benefit Cost Ratio adalah penilaian yang menghitung perbandingan
antara jumlah manfaat yang didapatkan dari suatu usaha dengan biaya yang
dikeluarkan dalam usaha setelah disesuaikan dengan nilai saat ini.
Keterangan :
Net B/C = Net Benefit Cost Ratio
Bt = pendapatan kotor tahun ke t (rupiah)
Ct = biaya kotor tahun ke t (rupiah)
n = umur usaha
i = social discount rate atau tingkat bunga
t = waktu (tahun) Net B/C yang baik jika Net B/C > 1
2.2.2.5 Break Event Point (BEP) adalah salah satu metode untuk mempelajari
hubungan penjualan, biaya dan laba. Analisis Break Event Point merupakan
analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah
mendatangkan keuntungan atau justru merugikan. Keadaan Break Event Point
adalah keadaan produksi atau penjualan perusahaan dimana jumlah penerimaan
sama besarnya dengan jumlah pengeluaran (biaya) dengan kata lain perusahaan
tidak mendapat laba dan tidak menderita kerugian. Analisa Break Event Point
juga mempelajari pengaruh timbale balik antara pendapatan, biaya dan laba.
Adapun rumus daripada Break Event Point adalah:
Biaya Variabel dalam satuan = Total Biaya variabel
Jumlah Produk yang dijual
Break Event Point dalam Produk
BEP =
Biaya Tetap
Hargat Jual per satuan Biaya Variabel per unit
Biaya Tetap
1 Biaya Variabel
Penerimaan
proteinnya
diturunkan
dan
kandungan
energinya
dinaikkan.
Sedangkan pakan finisher diberikan untuk ayam yang siap untuk dipanen, maka
dari itu diberikan pakan dengan kadar energi yang tinggi dan protein rendah.
Bahan pakan yang digunakan di Andhika feedmill tergolong bahan pakan
yang mudah didapatkan di Indonesia. Bahan yang digunakan antara lain jagung
pipilan, konsentrat ayam broiler (produksi feedmill Comfeed, Sierad Produce dan
Charoen Pokphand), CPO (Crude Palm Oil), lignobond DD (zat perekat pellet),
asam amino (methionin, lysine), suplemen (bergafat, antibiotik).
Jagung yang dipakai berasal dari beberapa daerah di pulau Jawa dan
Sumatera. Proses pembelian jagung dimulai dari bagian barat dan bergerak ke
timur. Hal ini dikarenakan musim panen jagung di wilayah tersebut berbeda-beda,
maka dari itu sistem rolling digunakan untuk mensiasati agar jagung selalu
tersedia sepanjang tahun. Jagung yang dibeli dari suplier diuji kadar airnya,
apabila kadar air lebih dari 16 % maka jagung akan dijemur sebelum disimpan.
Apabila kadar air sudah dibawah 16 % maka jagung dapat langsung disimpan.
Jagung pipilan yang akan digunakan digiling menggunakan hammer mill
yang kemudian akan dicampur dengan bahan-bahan lain sesuai dengan formulasi
yang telah ditetapkan. Setelah bahan-bahan tercampur merata kemudian pakan
akan diberikan uap panas yang dihasilkan oleh mesin boiler. Kemudian pakan
dicetak menjadi pellet dan selanjutnya akan dihancurkan dalam bentuk crumble
kemudian dikemas dalam karung ukuran 50 kg.
Pakan yang sudah dikemas akan didistribusikan ke peternak-peternak
setempat yang bergabung dengan Andhika PS maupun ke peternak lokal yang
memakai pakan buatan Andhika feedmill. Sistem pergudangan di Andhika
feedmill memakai sitem FIFO (first in first out), apabila ada pakan yang diambil
dan bagian tersebut sudah kosong, maka akan dilakukan fumigasi untuk
menghindari timbulnya mikroba dan jamur. Pemasaran pakan hasil produksi
Andhika feedmill baru menjangkau daerah barat Tasikmalaya, Ciamis dan
Majenang Cilacap.
pengamatan fisik bahan dan konsistensi mutu bahan. Namun, di Pabrik Pakan
Andhika Feedmill hanya melakukan uji bahan pakan secara fisik yakni bulk
density.
2. Sortasi
Sortasi bahan pakan bertujuan untuk memisahkan bahan mana yang layak
diolah atau yang tidak layak di olah. Pabrik pakan ini melakukan sortasi pada
bahan baku pakan yaitu jagung.
3. Pembersihan/ Penyaringan (Screening)
Pembersihan bahan pakan terdiri dari pembersihan secara fisik dengan cara
pengayakan.
4. Grinding dan Sheiving
Sebelum
dilakukan
proses
pencampuran
dilakukan
penggilingan
menggunakan hammer mill. Bahan yang melalui proses grinding adalah jagung.
Pengecilan
ukuran
bertujuan
untuk
menghancurkan,
menggiling
atau
Silo
Silo merupakan unit (sarana) penyimpanan bahan pakan, terutama yang
berbentuk biji-bijian (cereal grains). Untuk pabrik pakan skala kecil maupun
sedang, silo tidak terlalu diperlukan, sebagai pengganti dapat digunakan bangunan
gudang penyimpan bahan pakan. Andhika feedmill belum mempunyai silo, maka
dari itu sebagai pengganti silo di Andhika memakai system pergudangan yang
sangat ketat.
2.
kerikil, pasir, kayu dan lain-lainnya). Penyaringan tahap awal ini dimaksudkan
untuk menyaring bahan agar mempunyai ukuran yang relatif seragam sebelum
dilakukan pengecilan ukuran.
3.
seperti tepung agar pakan jadi yang terbentuk dapat dicerna dengan baik oleh
ternak.
5.
Ayakan (Shifter)
Alat ini berfungsi untuk menyaring bahan yang digiling dari alat disk mill
Timbangan
Untuk menimbang bahan sesuai kebutuhan dan menimbang produk pakan
Mixer
Untuk mencampur bahan-bahan yang akan dibuat pellet atau crumble agar
homogen.
8.
9.
Dari data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa industri pakan masih layak
untuk didirikan dan mempunyai potensi yang sangat bagus.
II.10.Analisis Finansial
Biaya investasi :
N
O
JENIS
1 Tanah
2 Bangunan
Instalasi listrik,
3 air, dan telepon
4 Peralatan Kantor
Biaya pelatihan
5 dan Magang
Pengurusan izin
6 Industri
JUMLAH
UNIT
2600
m2
1950
m2
HARGA
SATUAN (Rp)
JUMLAH (Rp)
400.000
1.040.000.000
400.000
780.000.000
130.000.000
1 set
4 orang
30.000.000
1.000.000
4.000.000
7.000.000
Subtotal A
Mesin dan
Peralatan
7 Pengolahan
1.991.000.000
Hammer mill
1 buah
156.000.000
156.000.000
Disk mill
Ayakan
2 buah
2 buah
78.000.000
156.000.000
58.500.000
117.000.000
Conveyor
1 buah
130.000.000
130.000.000
Mixer
Unit pemanasan
steam
1 buah
71.500.000
71.500.000
1 buah
195.000.000
195.000.000
Mesin pelet
1 buah
650.000.000
650.000.000
Cooler
1 buah
130.000.000
130.000.000
Mesin Crumble
Timbangan kasar
dan halus
1 buah
195.000.000
195.000.000
2 buah
26.000.000
52.000.000
Mesin Jahit
1 buah
52.000.000
52.000.000
Mesin bor
1 buah
13.000.000
13.000.000
Troley
Die dan Rol
Cadangan
1 buah
26.000.000
26.000.000
2 buah
65.000.000
130.000.000
Subtotal B
2.073.500.000
11.872.000.000
15.936.5
00.000
Biaya Tetap :
NO
JENIS
HARGA (Rp)
A. BIAYA TETAP
1 Perawatan (4% x biaya bangunan)
31.200.000
207.350.000
39.000.000
4 Pengawasan mutu
2.000.000
2.000.000
5.000.000
Subtot
al
286.550.000
BAHAN PAKAN
1 Jagung
2 CPO
3 SBM
Konsentrat (Pokphand,
4 Sierad P, Comfeed)
5 Premix
Subtotal
KOMPOS
ISI (kg)
0,44
0,05
0,18
0,32
0,01
HARGA
(Rp)
2.700
6.000
3.200
5.500
22.500
TOTAL
HARGA
PER KG
(Rp)
1.188
300
576
1.760
225
4.049
105.274.00
0
9 Air
10 Biaya Pengangkutan
11
Gaji Karyawan
Manager
Staf Administrasi
Staf Produksi
Staf Pemasaran
Staf QC
17.000.000
51.190.000
156.464.00
0
Perhitungan Finansial :
KRITERIA
Harga pakan
Harga pakan
di pasar
Penjualan
pertahun
Biaya
produksi per
tahun
Penghasilan
kotor per
tahun
Pajak
Penghasilan
(20%)
KAPASITAS 26 TON
RUMUS
pembanding
jumlah produksi per hari x 300 hari x
harga pakan =
26000 kg x 300 hari x Rp 6.000,00
Biaya tetap + Biaya tidak tetap
Hasil Penjualan - biaya produksi =
Rp. 46.800.000,00 - Rp.
42.753.200,00
20% x Penghasilan kotor =0,2 x Rp.
4.046.800.000,00
Keuntungan
bersih per
tahun
sebelum
cicilan bank
Keuntungan
bersih per
tahun
setelah cicilan
bank
(bunga bank
20% dr total
investasi)
HASIL
4.209
6.000
46.800.000.0
00
42.753.200.0
00
4.046.800.00
0
809.
360.000
3.247.64
0.000
1.335.
260.000
B/C ratio = 0,07 artinya setiap Rp 1000 biaya yang dikeluarkan akan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp 70
A. Payback Periode
Payback Periode juga disebut masa pembayaran kembali yang dihitung mulai
proyek menhghasilkan sampai seluruh ongkos proyek tertutup oleh net cash
inflow yang diterima. Berdasar hasil perhitungan diperoleh hasil sebesar 4,9 hal
ini menunjukkan bahwa pengembalian modal yang dilakukan adalah selama 4
tahun 11 bulan. Semakin besar penerimaan maka lama pengembalian modal
(biaya yang telah dikeluarkan untuk investasi) semakin cepat.
B. R/ C Ratio
Return Cost Ratio (R/C) adalah perbandingan nisbah antara penerimaan dan
biaya. Semakin tinggi penerimaan semakin tinggi pul pendapatan yang diterima.
Besarnya R/C pabrik pengolahan pakan adalah sebesar 1,10 yang berarti bahwa
setiap biaya 1 rupiah akan memperoleh penerimaan sebesar 1,10 rupiah. Hal ini
menunjukkan keadaan yang cukup bagus karena setiap penjualan mampu
menghasilkan profit 10%.
C. B/ C Ratio
Prinsip perhitungan Net Benefit Cost Ratio adalah sebagai upaya mencari
indeks dari usaha atau proyek yang dilaksanakan berdasarkan perhitungan yang
melibatkan unsur benefit dan cost yang digunakan. Hasil analisis Net B/C dapat
menunjukkan manfaat bersih yang diperoleh setiap penambahan Rp 1,00
pengeluaran. B/C yang diperoleh oleh pabrik pakan adalah sebesar 0,07, artinya
sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek. Hasil IRR pada Andhika
Feedmill adalah sebesar 25% hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan
memiliki kemampuan yang besar untuk mengembalikan modal pada tingkat suku
bunga yang masih berlaku dan masih memiliki kelebihan penerimaan sehingga
usaha pabrik pakan layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan.
II.11. Analisis Produksi
Andhika feedmill memproduksi 26 ton per hari. Hanya sesuai dengan
kebutuhan peternak yang ikut kemitraan Andhika PS. Selain itu produksi 26 ton
per hari menyesuaikan dengan kemampuan mesin pellet yang dimiliki Andhika
feedmill. Apabila mesin dipaksa untuk memproduksi lebih banyak, maka mesin
akan kerja ekstra sehingga akan cepat rusak.
Dalam satu hari mesin bekerja selama 18 jam. Jadi dapat diperkirakan
dalam satu jam mesin mampu menghasilkan pakan 1.444,44 kg. Apabila dihitung
tiap menit mesin mampu menghasilkan 24,07 kg pakan. Jadi untuk menghasilkan
pakan satu karung yang berisi 50 kg memerlukan waktu sekitar 2 menit.
III.
KESIMPULAN
LAMPIRAN
Lampiran1. Foto Kegiatan