Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN


PERENCANAAN PEMBANGUNAN MINI FEEDMILL

Oleh :
Kelompok 3
Fery Kurniawan
Puguh Budi Santoso
Moh. Ali Aftoni
Farida Rizqi Fauziah
Novi Nuryanti AS
Nova Marrung
Nurida Syafrina
Yuni Maryani
Moh. Saeful Rohman Hasan
Eman Sulaeman
Diah Nuraeni Yulianti

P2DA11001
P2DA10013
P2DA11005
P2DA11007
P2DA11011
P2DA11017
P2DA11008
P2DA11015
P2DA11019
P2DA10008
P2DA10015

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU PETERNAKAN
PURWOKERTO
2012

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pakan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha
budidaya ternak. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis, jumlah dan kualitas
bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung akan dapat
mempengaruhi tingkat produksi dan produktifitas ternak yang dipelihara.
Tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ternak sangat
dipengaruhi oleh total biaya pakan yang dikeluarkan, dimana biaya pakan dapat
mencapai 60 - 70 % dari seluruh biaya produksi yang diperlukan untuk usaha
budidaya ternak.
Ketergantungan peternak pada penggunaan pakan jadi yang diproduksi oleh
perusahaan pakan masih tinggi, dimana sebagian besar bahan pakan tersebut
masih diimpor. Apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga bahan pakan, akan
mengakibatkan tingginya harga pakan jadi.
Penyediaan pakan yang murah, dari bahan pakan lokal yang tersedia secara
terus menerus di sekitar tempat usaha budidaya serta dapat memenuhi kebutuhan
gizi ternak, perlu diupayakan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal
dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya yang dilakukan.
Pembangunan pabrik pakan ternak skala kecil pada tingkat kelompok sangat
diperlukan karena akan sangat menunjang usaha budidaya peternakannya. Hal
penting yang perlu diperhatikan dalam memproduksi pakan bukan hanya pada
aspek kualitas saja, tetapi perlu diperhatikan juga aspek ekonomis, dimana pakan
yang dihasilkan dapat terjangkau oleh kemampuan peternak. Agar pakan dapat
tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau, maka pemerintah maupun
swasta terus melakukan upaya-upaya pembangunan pabrik pakan skala kecil.
I.2. Tujuan
Diharapkan

dengan

adanya

praktikum

Perencanaan

Agroindustri

Peternakan, diperoleh pengetahuan, pemahaman dan penjelasan tentang proses


produksi industri pakan, pengelolaan bahan baku dan analisis usahanya.
II. CARA KERJA

II.1. Waktu dan Tempat


Praktikum mata kuliah Perencanaan Agroindustri Peternakan dilaksanakan
pada hari Selasa, 24 Januari 2012 bertempat di Andhika Feedmill yang berlokasi
di Jalan Raya Cikoneng Km. 05 Ciamis Jawa Barat.
II.2. Metode Pengumpulan Data dan Analisis
II.2.1. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan
wawancara serta diskusi langsung dengan pemilik perusahaan disertai dengan
observasi langsung.
II.2.2. Metode Analisis
2.2.2.1 Payback Period (PP) adalah jangka waktu (periode) yang diperlukan
untuk membayar kembali (mengembalikan) semua biaya yang telah dikeluarkan
dalam investasi suatu proyek.

Keterangan :
Bt = Benefit Bruto pada tahun ke n (Rp)
Ct = Cost Bruto pada tahun ke n (Rp)
m = Nilai kumulatif Bt Ct negatif yang terakhir (Rp)
2.2.2.2 Net Present Value adalah nilai yang dihitung untuk mencari selisih antara
penerimaan dengan pengeluaran yang telah disesuaikan dengan nilai saat ini.

Keterangan :
NPV = Net Present value
Bt = Benefit bruto pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
i = social discount rate
n = umur ekonomis

Suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek
tersebut lebih besar dari nol (NPV > 0).
2.2.2.3 Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang menunjukkan bahwa
NPV sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek.

Keterangan :
IRR = Internal Rate of Return
NPV1 = Net Present Value positif
NPV2 = Net Present Value negatif
i1 = social discount rate rendah
i2 = social discount rate tinggi
Proyek dinyatakan layak bila IRR > dari tingkat bunga yang berlaku

2.2.2.4 Net Benefit Cost Ratio adalah penilaian yang menghitung perbandingan
antara jumlah manfaat yang didapatkan dari suatu usaha dengan biaya yang
dikeluarkan dalam usaha setelah disesuaikan dengan nilai saat ini.

Keterangan :
Net B/C = Net Benefit Cost Ratio
Bt = pendapatan kotor tahun ke t (rupiah)
Ct = biaya kotor tahun ke t (rupiah)
n = umur usaha
i = social discount rate atau tingkat bunga
t = waktu (tahun) Net B/C yang baik jika Net B/C > 1

2.2.2.5 Break Event Point (BEP) adalah salah satu metode untuk mempelajari
hubungan penjualan, biaya dan laba. Analisis Break Event Point merupakan
analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah
mendatangkan keuntungan atau justru merugikan. Keadaan Break Event Point
adalah keadaan produksi atau penjualan perusahaan dimana jumlah penerimaan
sama besarnya dengan jumlah pengeluaran (biaya) dengan kata lain perusahaan
tidak mendapat laba dan tidak menderita kerugian. Analisa Break Event Point
juga mempelajari pengaruh timbale balik antara pendapatan, biaya dan laba.
Adapun rumus daripada Break Event Point adalah:
Biaya Variabel dalam satuan = Total Biaya variabel
Jumlah Produk yang dijual
Break Event Point dalam Produk
BEP =

Biaya Tetap
Hargat Jual per satuan Biaya Variabel per unit

Break Event Point dalam rupiah


BEP =

Biaya Tetap
1 Biaya Variabel
Penerimaan

HASIL DAN PEMBAHASAN


II.3. Gambaran Lokasi Usaha
Andhika feedmill didirikan pada tahun 2005 yang bertempat di Cikoneng
Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Pabrik ini merupakan pabrik pakan skala sedang
karena hanya mampu memproduksi 800 ton pakan per bulan. Pakan yang
dihasilkan Andhika feedmill digunakan untuk kalangan pribadi yaitu untuk
memasok kebutuhan pakan peternak di sekitar Ciamis dan Tasikmalaya yang
notabene bergabung dengan kemitraan Andhika Poultry Shop. Adapun luas lahan
pabrik seluas 520 m2. Total dari seluruh tenaga kerja sebanyak 150 orang terdiri
dari staf, satpam, dan karyawan gudang. Selanjutnya kapasitas listrik 150.000 watt
sampai 200.000 watt.
II.4. Gambaran Perusahaan
Pakan yang diproduksi di Andhika feedmill dibagi menjadi 3 jenis pakan
yaitu pakan pre-starter, starter dan finisher. Pakan pre-starter diberikan untuk
ayam broiler yang berumur 1-14 hari yang notabene membutuhkan protein yang
tinggi yaitu 23 % dan energi sebesar 3.000 kal. Pakan starter diberikan untuk
ayam broiler berumur 15-24 hari dengan kandunga protein sebesar 21-22 % dan
energi sebesar 3.100 kal. Sedangkan pakan finisher diberikan untuk ayam broiler
berumur diatas 24 hari sampai panen dengan kandungan protein sebesar 19 % dan
energi sebesar 3.200 - 3.300 kalori.
Pakan pre-starter diberikan untuk ayam yang baru mengalami proses
pembelahan sel, maka dari itu diberikan protein yang tinggi. Pakan starter
diberikan utnuk ayam yang sedang dalam proses pembesaran sel, sehingga
kandungan

proteinnya

diturunkan

dan

kandungan

energinya

dinaikkan.

Sedangkan pakan finisher diberikan untuk ayam yang siap untuk dipanen, maka
dari itu diberikan pakan dengan kadar energi yang tinggi dan protein rendah.
Bahan pakan yang digunakan di Andhika feedmill tergolong bahan pakan
yang mudah didapatkan di Indonesia. Bahan yang digunakan antara lain jagung
pipilan, konsentrat ayam broiler (produksi feedmill Comfeed, Sierad Produce dan

Charoen Pokphand), CPO (Crude Palm Oil), lignobond DD (zat perekat pellet),
asam amino (methionin, lysine), suplemen (bergafat, antibiotik).
Jagung yang dipakai berasal dari beberapa daerah di pulau Jawa dan
Sumatera. Proses pembelian jagung dimulai dari bagian barat dan bergerak ke
timur. Hal ini dikarenakan musim panen jagung di wilayah tersebut berbeda-beda,
maka dari itu sistem rolling digunakan untuk mensiasati agar jagung selalu
tersedia sepanjang tahun. Jagung yang dibeli dari suplier diuji kadar airnya,
apabila kadar air lebih dari 16 % maka jagung akan dijemur sebelum disimpan.
Apabila kadar air sudah dibawah 16 % maka jagung dapat langsung disimpan.
Jagung pipilan yang akan digunakan digiling menggunakan hammer mill
yang kemudian akan dicampur dengan bahan-bahan lain sesuai dengan formulasi
yang telah ditetapkan. Setelah bahan-bahan tercampur merata kemudian pakan
akan diberikan uap panas yang dihasilkan oleh mesin boiler. Kemudian pakan
dicetak menjadi pellet dan selanjutnya akan dihancurkan dalam bentuk crumble
kemudian dikemas dalam karung ukuran 50 kg.
Pakan yang sudah dikemas akan didistribusikan ke peternak-peternak
setempat yang bergabung dengan Andhika PS maupun ke peternak lokal yang
memakai pakan buatan Andhika feedmill. Sistem pergudangan di Andhika
feedmill memakai sitem FIFO (first in first out), apabila ada pakan yang diambil
dan bagian tersebut sudah kosong, maka akan dilakukan fumigasi untuk
menghindari timbulnya mikroba dan jamur. Pemasaran pakan hasil produksi
Andhika feedmill baru menjangkau daerah barat Tasikmalaya, Ciamis dan
Majenang Cilacap.

II.5. Proses Produksi Pakan


Alur pembuatan pakan meliputi beberapa proses seperti dalam bagan alur di
bawah ini :

1. Penerimaan Bahan pakan


Dalam tahap penerimaan bahan pakan yang perlu diperhatikan adalah
pengamatan fisik bahan dan konsistensi mutu bahan. Bahan baku yang digunakan
meliputi Jagung, CPO, Konsentrat, Premix, SBM. Jagung diperoleh dari beberapa
daerah seperti Lampung, Garut, Sumedang, Tegal, Purworejo, Klaten, Purwodadi,
Malang. Sedangkan CPO, SBM di import dari luar negeri seperti Amerika Latin,
Argentina, Peru, Cili. Konsentrat diperoleh dari Japfa Comfeed, Charoen
Pokphand, dan Sierad Produce. Lisin dan metionin masih di import. Lignobond
sebagai bahan perekat agar pada saat pakan pellet di patuk ayam tidak pecah atau
hancur. Dalam tahap penerimaan bahan pakan yang perlu diperhatikan adalah

pengamatan fisik bahan dan konsistensi mutu bahan. Namun, di Pabrik Pakan
Andhika Feedmill hanya melakukan uji bahan pakan secara fisik yakni bulk
density.
2. Sortasi
Sortasi bahan pakan bertujuan untuk memisahkan bahan mana yang layak
diolah atau yang tidak layak di olah. Pabrik pakan ini melakukan sortasi pada
bahan baku pakan yaitu jagung.
3. Pembersihan/ Penyaringan (Screening)
Pembersihan bahan pakan terdiri dari pembersihan secara fisik dengan cara
pengayakan.
4. Grinding dan Sheiving
Sebelum

dilakukan

proses

pencampuran

dilakukan

penggilingan

menggunakan hammer mill. Bahan yang melalui proses grinding adalah jagung.
Pengecilan

ukuran

bertujuan

untuk

menghancurkan,

menggiling

atau

menghaluskan. Sedangkan pengayakan bertujuan untuk menghasilkan hasil


gilingan seragam.
5. Weighing
Penimbangan bahan baku dilakukan setelah perhitungan formulasi. Untuk
bahan pakan makro seperti tepung jagung digunakan timbangan kasar (skala
ratusan kilogram). Sedangkan untuk bahan pakan mikro/additives, seperti : Lysin,
methionin, vitamin, digunakan timbangan analitis atau elektronik.
6. Mixing
Pencampuran bahan pakan dilakukan menggunakan mixer horizontal.
Proses pencampuran bertujuan agar bahan tercampur secara merata(homogen) dan
seluruh komponen bahan pakan yang di formulasi dapat tersebar secara seimbang.
7. Pemberian Uap Panas (Steaming)
Pemberian uap panas bertujuan untuk menimbulkan aroma pada pakan jadi,
menimbulkan gel untuk memudahkan dalam pencetakan dan juga bertujuan
mensterilkan bahan.

8. Pencetakan Pellet (Pelletizing)


Pelletizing bertujuan untuk membentuk suatu kesatuan pakan, atau
pemadatan sehingga tidak mudah tercecer.
9. Pembentukan Crumble (Crumbling)
Pembentukan crumble bertujuan untuk memotong atau memecah pellet hasil
pengolahan pelletizer menjadi beberapa bagian.
10. Pendinginan atau Penganginan (Cooling)
Proses pendinginan atau penganginan (cooling ) bertujuan untuk
menghilangkan uap air yang terdapat pada permukaan luar pellet hasil pelletizing.
Proses cooling ini hanya berlangsung selama 5- 15 menit.
11. Pengemasan (Packaging)
Proses pengemasan bertujuan untuk memudahkan pengangkutan hasil
produk, dan untuk menjaga agar pakan tidak cepat mengalami penurunan mutu.
Pengemasan menggunakan karung dan dilakukan sewing agar produk pakan
terlindung, juga mencegah kontaminasi atau tercampurnya bahan dengan benda
asing.
12. Penjahitan Kemasan (Sewing)
Penjahitan kemasan dilakukan agar produk pakan terlindung, juga
mencegah kontaminasi atau tercampurnya bahan dengan benda asing.
13. Penyimpanan (Storing)
Penyimpan pakan dilakukan digudang penyimpanan. Penyimpanan pakan
sebaiknya ditempatkan pada tempat yang tidak terlalu gelap, hal ini bertujuan
untuk mencegah timbulnya proses enzimatis pada pakan yang berakibat
penurunan mutu produk.
II.6. Peralatan
Jenis alat dan mesin yang dipergunakan untuk pembuatan pakan ternak pada
pabrik pakan Andhika Feedmill terdiri dari :
1.

Silo
Silo merupakan unit (sarana) penyimpanan bahan pakan, terutama yang

berbentuk biji-bijian (cereal grains). Untuk pabrik pakan skala kecil maupun

sedang, silo tidak terlalu diperlukan, sebagai pengganti dapat digunakan bangunan
gudang penyimpan bahan pakan. Andhika feedmill belum mempunyai silo, maka
dari itu sebagai pengganti silo di Andhika memakai system pergudangan yang
sangat ketat.
2.

Saringan Kasar (Screen)


Dipergunakan untuk membersihkan bahan pakan dari benda asing (besi,

kerikil, pasir, kayu dan lain-lainnya). Penyaringan tahap awal ini dimaksudkan
untuk menyaring bahan agar mempunyai ukuran yang relatif seragam sebelum
dilakukan pengecilan ukuran.
3.

Pemecah (Hammer mill)


Dipergunakan untuk memperkecil ukuran bahan pakan berupa biji-bijian

kering atau bahan pakan lainnya.


4.

Penggiling (Disk mill)


Alat ini berfungsi untuk mengecilkan ukuran bahan pakan menjadi bentuk

seperti tepung agar pakan jadi yang terbentuk dapat dicerna dengan baik oleh
ternak.
5.

Ayakan (Shifter)
Alat ini berfungsi untuk menyaring bahan yang digiling dari alat disk mill

sehingga ukuran bahan menjadi seragam dan akan memudahkan pengolahan


selanjutnya. Sebaiknya menggunakan ukuran mash yang kecil sehingga bagian
yang masih kasar akan digiling kembali.
6.

Timbangan
Untuk menimbang bahan sesuai kebutuhan dan menimbang produk pakan

pada waktu pengemasan.


7.

Mixer
Untuk mencampur bahan-bahan yang akan dibuat pellet atau crumble agar

homogen.
8.

Unit Pembangkit Uap (Steam Boiler)


Tujuan pemberian steam adalah untuk memunculkan aroma dalam ransum

sehingga dapat meningkatkan palatabilitas pada ternak.

9.

Pencetak Pellet (Pelletizer)


Untuk mencetak menjadi bentuk pellet.

10. Pemecah Pellet (Crumble)


Mesin pemecah pelet (crumble) terutama digunakan untuk pakan ayam
pedaging (periode grower dan finisher). Mesin ini berfungsi untuk memecah pelet
menjadi dua atau tiga bagian. Tenaga motor yang digunakan 1 HP dengan
kapasitas pengolahan 400-500 kg/jam (skala kecil ).
11. Pendingin (Cooller)
Fungsi alat ini untuk mendinginkan/mengeringkan pelet hasil dari proses
pemeletan, dengan meniupkan udara dari kipas yang digerakkan motor.
12. Mesin Jahit (Sewing Machine)
Dengan mesin pengemas dan mesin jahit, bahan pakan dalam kemasan akan
tertutup dan terlindung dengan baik.
13. Peralatan Pendukung Lainnya
Peralatan pendukung ini untuk mempermudah jalannya produksi, antara lain
troli, gerobag, sekop, maupun alat-alat bengkel.
II.7. Pengawasan Mutu
Pengujian mutu yang dilakuan di Andhika feedmill hanya secara fisik.
Pengujian fisik dilakukan secara makroskopis meliputi warna masih tetap (tidak
berubah) , pecah atau utuh (untuk biji-bijian) , bebas bau tengik, bebas benda
asing, bebas jamur, bebas insekta, kadar air (basah/kering), bulk density dan
particle size. Sedangkan untuk analisis laboratorium Andhika feedmill
melakukannya di laboratorium perusahaan feedmill besar seperti Japfa Comfeed
setiap satu bulan sekali.
II.8. Analisis Pasar
Pemenuhuan kebutuhan untuk menyuplai kebutuhan pakan dalam usaha
kemitraan. Apabila pakan yang digunakan membeli dari perusahaan lain, maka
akan menambah biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan. Dengan
menggunakan pakan buatan sendiri maka diharapkan akan mengurangi total biaya
yang dikeluarkan untuk kebutuhan pakan.

Pakan merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi suatu usaha


peternakan, yaitu sekitar 70-90% dari biaya produksi. Efisiensi usaha peternakan
juga sangat tergantung dari penggunaan pakan. Hal ini semakin meyakinkan
bahwa hasil-hasil produksi pabrikan pakan merupakan kebutuhan utama yang
harus terjamin ketersediaanya untuk peternak. Pertumbuhan industri peternakan
unggas semakin tahun mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan permintaan
daging ayam mengalami peningkatan tiap tahunnya. Untuk mencapai produksi
daging yang tinggi maka perlu pakan yang berkualitas bagus. Maka dari itu
potensi pasar pakan unggas di Indonesia masih sangat potensial.
Data produksi pakan nasional (GPMT, 2010) sebanyak 8,40 juta ton
sementara kebutuhan pakan untuk ternak unggas sebesar 9,45 juta ton. Perkiraan
populasi ayam setiap tahunnya diperkirakan akan mengalami kenaikan 2-3%.
Tabel kebutuhan dan produksi pakan di Indonesia (dalam juta ton)
Tahun
Kebutuhan Pakan
Produksi Pakan
2005
6,84
7,10
2006
7,35
7,20*
2007
7,83
7,60*
2008
8,34
8,10*
2009
8,88
8,20*
2010
9,45
8,40*
Keterangan : (*) kekurangan dipenuhi dari impor

Dari data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa industri pakan masih layak
untuk didirikan dan mempunyai potensi yang sangat bagus.

II.9. Analisis Manajemen


Manajemen Andhika PS seluruhnya ditangani oleh pemilik (owner). Seluruh
bahan baku yang masuk harus melalui persetujuan beliau, dan seluruh jalannya
kegiatan produksi harus dengan persetujuan beliau.
Keunggulan dari sistem manajemen ini yaitu :
Aktivitas relatif sedikit dan sederhana sehingga organisasinya relatif
mudah.
Biaya organisasi rendah.
Pendirian dan pembubarannya mudah karena tidak memerlukan
formalitas.
Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak pemilik.
Manajemen relatif fleksibel.
Sedangkan kelemahannya yaitu :
Tanggung jawab pemilik tidak terbatas. Apabila kekayaan perusahaan
tidak dapat menutup utang perusahaan, maka kekayaan pribadi menjadi
jaminan untuk menutup kekurangan pembayaran utang perusahaan
tersebut.
Status hukum Perusahaan Perorangan/ Perusahaan Dagang adalah
bukan badan hukum.
Pada umumnya kemampuan investasi terbatas sehingga besar atau luas
usaha juga terbatas.
Apabila pemilik perusahaan meninggal dunia atau tidak dapat aktif
untuk waktu yang cukup lama maka kegiatan perusahaan akan terhenti.
Kemampuan manajerial yang terbatas.

Struktur Organisasi Mini Feedmill

II.10.Analisis Finansial
Biaya investasi :
N
O

JENIS

1 Tanah
2 Bangunan
Instalasi listrik,
3 air, dan telepon
4 Peralatan Kantor
Biaya pelatihan
5 dan Magang
Pengurusan izin
6 Industri

JUMLAH
UNIT
2600
m2
1950
m2

HARGA
SATUAN (Rp)

JUMLAH (Rp)

400.000

1.040.000.000

400.000

780.000.000
130.000.000

1 set
4 orang

30.000.000
1.000.000

4.000.000
7.000.000

Subtotal A
Mesin dan
Peralatan
7 Pengolahan

1.991.000.000

Hammer mill

1 buah

156.000.000

156.000.000

Disk mill
Ayakan

2 buah
2 buah

78.000.000

156.000.000

58.500.000

117.000.000

Conveyor

1 buah

130.000.000

130.000.000

Mixer
Unit pemanasan
steam

1 buah

71.500.000

71.500.000

1 buah

195.000.000

195.000.000

Mesin pelet

1 buah

650.000.000

650.000.000

Cooler

1 buah

130.000.000

130.000.000

Mesin Crumble
Timbangan kasar
dan halus

1 buah

195.000.000

195.000.000

2 buah

26.000.000

52.000.000

Mesin Jahit

1 buah

52.000.000

52.000.000

Mesin bor

1 buah

13.000.000

13.000.000

Troley
Die dan Rol
Cadangan

1 buah

26.000.000

26.000.000

2 buah

65.000.000

130.000.000

Subtotal B

2.073.500.000

Modal kerja I bulan (Biaya tidak tetap : 12 bulan)


Total Investasi
(Biaya mesin dan peralatan + Modal kerja + Sub
total B)

11.872.000.000

15.936.5
00.000

Biaya Tetap :
NO

JENIS

HARGA (Rp)

A. BIAYA TETAP
1 Perawatan (4% x biaya bangunan)

31.200.000

2 Penyusutan (10% x biaya peralatan)

207.350.000

3 Asuransi (5% x biaya bangunan)

39.000.000

4 Pengawasan mutu

2.000.000

5 Promosi dan pemasaran


6 Biaya lain-lain (Ceremonial)

2.000.000

5.000.000
Subtot
al

286.550.000

Biaya Tidak Tetap :


N
O

BAHAN PAKAN

1 Jagung
2 CPO
3 SBM
Konsentrat (Pokphand,
4 Sierad P, Comfeed)
5 Premix
Subtotal

KOMPOS
ISI (kg)
0,44
0,05
0,18
0,32
0,01

HARGA
(Rp)
2.700
6.000
3.200
5.500
22.500

total per hari


6 Gaji / Upah
7 Kemasan

TOTAL
HARGA
PER KG
(Rp)
1.188
300
576
1.760
225
4.049
105.274.00
0

Rp. 80 /Kg 2.080.000


Rp.
3000/Bag 1.560.000

8 Listrik dan Telepon

Rp. 800/Kg 20.800.000

9 Air

Rp. 325/Kg 8.450.000

10 Biaya Pengangkutan

11

Gaji Karyawan
Manager
Staf Administrasi
Staf Produksi
Staf Pemasaran
Staf QC

Rp. 50/Bag 1.300.000


Rp.10.000.
000
Rp.
1.500.000
Rp.
2.000.000
Rp.
2.000.000
Rp.
2.000.000

17.000.000
51.190.000

Jumlah biaya tidak tetap


Total biaya produksi (biaya
tetap + biaya tidak tetap)

156.464.00
0

Perhitungan Finansial :
KRITERIA
Harga pakan
Harga pakan
di pasar
Penjualan
pertahun
Biaya
produksi per
tahun
Penghasilan
kotor per
tahun
Pajak
Penghasilan
(20%)

KAPASITAS 26 TON
RUMUS

pembanding
jumlah produksi per hari x 300 hari x
harga pakan =
26000 kg x 300 hari x Rp 6.000,00
Biaya tetap + Biaya tidak tetap
Hasil Penjualan - biaya produksi =
Rp. 46.800.000,00 - Rp.
42.753.200,00
20% x Penghasilan kotor =0,2 x Rp.
4.046.800.000,00

Keuntungan
bersih per
tahun
sebelum
cicilan bank

Penghasilan kotor - Pajak penghasilan


=
Rp. 4.046.800.000,00 Rp.809.160.000,00

Keuntungan
bersih per
tahun
setelah cicilan
bank
(bunga bank
20% dr total
investasi)

Keuntungan sebelum cicilan (investasi + bunga bank)/10 th =


Rp. 3.247.640.000,00 - (Rp.
15.936.500.000,00 +
3.187.300.000)/10th
Rp. 3.247.640.000,00 - Rp.
1.912.380.000,00

PP = 4,9 artinya dalam waktu 4,9 tahun modal awal kembali.

R/C ratio = 1,10

HASIL
4.209
6.000
46.800.000.0
00
42.753.200.0
00

4.046.800.00
0
809.
360.000

3.247.64
0.000

1.335.
260.000

B/C ratio = 0,07 artinya setiap Rp 1000 biaya yang dikeluarkan akan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp 70

BEP dalam Rupiah = Rp 1.643.815,385

BEP dalam produk = 356.160.000 kg

NPV ( Net Present Value ) = Rp 285.455.199.774,20

IRR ( Internal Rate Return) = 25%

A. Payback Periode
Payback Periode juga disebut masa pembayaran kembali yang dihitung mulai
proyek menhghasilkan sampai seluruh ongkos proyek tertutup oleh net cash
inflow yang diterima. Berdasar hasil perhitungan diperoleh hasil sebesar 4,9 hal
ini menunjukkan bahwa pengembalian modal yang dilakukan adalah selama 4
tahun 11 bulan. Semakin besar penerimaan maka lama pengembalian modal
(biaya yang telah dikeluarkan untuk investasi) semakin cepat.
B. R/ C Ratio
Return Cost Ratio (R/C) adalah perbandingan nisbah antara penerimaan dan
biaya. Semakin tinggi penerimaan semakin tinggi pul pendapatan yang diterima.
Besarnya R/C pabrik pengolahan pakan adalah sebesar 1,10 yang berarti bahwa
setiap biaya 1 rupiah akan memperoleh penerimaan sebesar 1,10 rupiah. Hal ini
menunjukkan keadaan yang cukup bagus karena setiap penjualan mampu
menghasilkan profit 10%.
C. B/ C Ratio
Prinsip perhitungan Net Benefit Cost Ratio adalah sebagai upaya mencari
indeks dari usaha atau proyek yang dilaksanakan berdasarkan perhitungan yang
melibatkan unsur benefit dan cost yang digunakan. Hasil analisis Net B/C dapat
menunjukkan manfaat bersih yang diperoleh setiap penambahan Rp 1,00
pengeluaran. B/C yang diperoleh oleh pabrik pakan adalah sebesar 0,07, artinya

setiap biaya Rp 1000 yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar 70


rupiah.
D. Break Event Point (BEP)
Break Event Point atau biasa disebut dengan analisis titik impas adalah suatu
biaya sama dengan beasarnya penerimaan hasil penjualan produk, sehingga pada
titik tersebut keuntungannya adalah nol atau dengan kata lain adalah suatu analisis
untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan
volum kegiatan. Hasil analisis BEP produk pada pabrik pengolahan pakan adalah
sebesar 356.160.000 kg dan BEP rupiah adalah sebesar Rp 1.643.815,38. Hal ini
berarti bahwa BEP dicapai pada tingkat produksi sebesar 356.160.000 kg atau
pada tingkat penjualan produksi sebesar Rp. 1.643.815,38.
E. Net Present Value (NPV)
Net Present Value digunakan untuk menghitung selisih antara nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih operasional di
masa yang akan datang. Net Present Value adalah salah satu cara untuk menilai
investasi dengan jalan menghitung nilai saat ini dari keseluruhan aliran kas
dengan nilai saat ini dari pengeluaran modal investasi. Berdasarkan hasil
perhitungan Net Present Value pada pabrik pakan, diperoleh hasil sebesar RP
285.455.199.774,20 nilai NPV yang positif menunjukkan bahwa invetasi untuk
usaha pabrik pakan dapat memberikan keuntungan sehingga layak untuk
diusahakan dan dikembangkan. NPV positif karena profit yang telah didiskon
nilai sekarang masih lebih besar dibandingkan dengan nilai biaya yang
dikeluarkan, sehingga usaha pengolahan pakan dapat membayar tingkat bunga
yang lebih tinggi dan masih memperoleh keuntungan dari sumber daya yang
diinvestasikan.
F.

IRR ( Internal Rate Return )


Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang menunjukkan bahwa NPV

sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek. Hasil IRR pada Andhika

Feedmill adalah sebesar 25% hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan
memiliki kemampuan yang besar untuk mengembalikan modal pada tingkat suku
bunga yang masih berlaku dan masih memiliki kelebihan penerimaan sehingga
usaha pabrik pakan layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan.
II.11. Analisis Produksi
Andhika feedmill memproduksi 26 ton per hari. Hanya sesuai dengan
kebutuhan peternak yang ikut kemitraan Andhika PS. Selain itu produksi 26 ton
per hari menyesuaikan dengan kemampuan mesin pellet yang dimiliki Andhika
feedmill. Apabila mesin dipaksa untuk memproduksi lebih banyak, maka mesin
akan kerja ekstra sehingga akan cepat rusak.
Dalam satu hari mesin bekerja selama 18 jam. Jadi dapat diperkirakan
dalam satu jam mesin mampu menghasilkan pakan 1.444,44 kg. Apabila dihitung
tiap menit mesin mampu menghasilkan 24,07 kg pakan. Jadi untuk menghasilkan
pakan satu karung yang berisi 50 kg memerlukan waktu sekitar 2 menit.

III.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa diatas maka dapat disimpulkan Andhika Feedmill


termasuk pabrik pakan yang skala menengah, dilihat dari kapasitas produksi
perhari, peralatan yang dimiliki, jumlah tenaga kerja, luas pabrik, dan tenaga
listrik yang digunakan. Usaha ini layak untuk dijalankan untuk memenuhi
kebutuhan kemitraan. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan analisis finansial
dimana analisis ini dapat mengetahui suatu usaha layak atau tidak layak untuk
dilakukan.

LAMPIRAN
Lampiran1. Foto Kegiatan

Foto 1. Diskusi dengan pemilik Andhika feedmill (Bpk Hery Santoso)

Foto 2. Mesin Produksi Pakan Andhika feedmill

Foto 3. Jagung yang siap diolah

Foto 4. Asam amino lysine yang siap dicampur

Foto 5. Asam amino methionin yang siap dicampur

Foto 6. Pakan produksi Andhika feedmill

Anda mungkin juga menyukai