Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Andrean Amar Gunawan

NIM : D1B017014

1. PORDASI

PORDASI adalah singkatan dari Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh


Indonesia, sejarah singkatnya yaitu di Indonesia peranan kuda sampai meningkat
untuk keperluan olahraga, tidak banyak berbeda dengan negara-negara lain. Tetapi
peranan kuda di Indonesia lebih dekat dengan masyarakat petani, dari pada keluarga
Raja. Dahulunya oleh para petani, kuda disamping untuk keperluan angkutan, juga
untuk menarik bajak di sawah, disamping kerbau di beberapa daerah.

Sedang cikal bakal olahraga ketangkasan berkuda di Indonesia berawal dari


menunggang kuda sambil berburu di hutan-hutan. Kesenangan berburu dengan
menunggang kuda ini masih banyak ditemukan di daerah Nusa Tenggara Barat dan
Timur. Di pulau Jawa, kuda di abad 16 sebelumnya menjadi simbol kemegahan para
Raja dan dipergunakan untuk peperangan, yang pada gilirannya dijadikan untuk
olahraga sebagai tontonan. Pada zaman Belanda, olahraga berkuda dikenal rakyat
melalui pacuan kuda, yang dilakukan pada hari-hari pasar atau ulang tahun Ratu
Belanda. Hampir setiap daerah menjadi pusat kegiatan pacuan kuda, dan dari situlah
tumbuh peternakan tradisional, yang melahirkan kuda-kuda pacu lokal, yang dikenal
dengan kuda Batak, kuda Padang Mangatas, kuda Priangan, kuda Sumba, kuda
Minahasa dan kuda Sandel. Daerah-daerah yang dikenal mempunyai ternak-ternak
kuda tradisional adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara. Lomba ketangkasan berkuda
mulai dikenal melalui serdadu-serdadu Belanda dengan lomba lompat rintangan
(Jumping). Salah satu pusat kavaleri berkuda waktu itu terletak di kota Cimahi, 10
km dari Bandung ke arah barat.

Pada zaman Belanda, organisasi olahraga kuda pacu sudah terbentuk, sesuai
dengan perkembangan fasilitas gelanggang pacuan di daerah-daerah. Perkumpulan
yang tereknal pada waktu itu, adalah : Bataviase en Buitenzorgse Wedloop Sociteit
(BBWS), Minahasa Wedloop Societeit (MWS), Preanger Wedloop Sociteit (PWS).
Setelah kemerdekaan, maka di tahun 1950 di beberapa daerah yang sebelum perang
Dunia II ada perkumpulan kuda pacu, mulai menata kembali perkumpulan-
perkumpulannya. Seperti di Bogor dengan Perkumpulan Pacuan Kuda Jakarta-Bogor
(PPKDB) dan Perkumpulan Pacuan Kuda Priangan (PPKP) dan lain-lainnya.

Di tahun 1953 didirikan suatu badan yang berusaha menyatukan semua


perkumpulan olahraga berkuda di Indonesia, diberi nama Pusat Organisasi PONI
Seluruh Indonesia (POPSI) dengan ketuanya Letkol. Singgih. Tetapi POPSI dalam
perkembangannya, malahan surut dan menjadi federasi-federasi, yang akhirnya
hilang begitu saja. Kemudian pada tahun 1966, berdirilah organisasi berkuda yang
merupakan satu-satunya yang telah diakui oleh KONI Pusat, yaitu : Persatuan
Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI). PORDASI dibentuk atas prakarsa
empat daerah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan satu klub
SEKARDIU yang dibentuk corps Kavaleri Bandung. Sebagai Ketua Umum pertama
adalah Achmad Syam dari Bogor, PORDASI diakui oleh pemerintah sebagai satu-
satunya organisasi Induk berkuda di Indonesia, dengan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Olahraga tanggal 28 Oktober 1966, nomor : 016/tahun 1966. Sejak itu
PORDASI selalu aktif menyelenggarakan perlombaan-perlombaan, baik dalam lomba
pacuan kuda maupun lomba ketangkasan berkuda.

2. Paku alam cup di bantul

Paku alam cup disenggelarakan di bantul Yogyakarta, Kejuaraan ini merupakan


acara puncak dari peringatan 205 tahun Hadeging Kadipaten Pakualaman. Maksud
dan tujuan diselenggarakannya event ini adalah untuk melestarikan kegiatan pacuan
kuda sebagai salah satu wisata olahraga yang dapat memberikan daya tarik wisata
bagi wisatawan dan ikut serta meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan melalui
kegiatan wisata olahraga, serta dapat meningkatkan lama tinggal dan pembelanjaan
bagi peserta kejuaraan dimana kekutsertaan peserta lomba biasanya secara
grup/kelompok beserta anggota keluarganya. Pada kejuaraan pacuan kuda Paku Alam
Cup tahun ini peserta yang sudah terdaftar kurang lebih sudah 150 peserta yang
berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti dari DKI Jakarta, Jawa Tengah
(Solo, Semarang, Salatiga, Purworejo), Jawa Timur (Surabaya, Blitar, Malang,
Pasuruan), Kalimantan Selatan.
3. Minang Derby' & seri-2 Piala Tiga Mahkota

Minang Derby' & seri-2 Piala Tiga Mahkota' merupakan event ke-6 dari 16
kejuaraan pacuan yang terhimpun dalam kalender kegiatan PP Pordasi sepanjang
2014. Lima 'event' yang sudah digelar sebelumnya adalah, Jateng Derby (open race
nasional), AE Kawilarang Memorial Cup (open race nasional), seri-1 Piala Tiga
Mahkota (kejuaraan tingkat nasional), Madura Derby & Piala Pertiwi (open race
nasional), serta Bupati Bantul Cup (open race nasional).Seperti kejuaraan Piala Tiga
Mahkota seri pertama, maka 'Minang Derby' yang sekaligus menjadi seri-2 dari Piala
Tiga Mahkota atau 'Triple Crown' ini pun kejuaraan dengan kategori kelompok umur
dan handicap, bersifat perorangan.

Anda mungkin juga menyukai