Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mie instan merupakan produk pangan instan yang cukup digemari oleh seluruh

lapisan masyarakat dari tingkat bawah, menengah maupun tingkat atas.

Kecenderungan mengkonsumsi produk pangan instan dinilai cukup praktis dan

cepat saji sehingga dapat menghemat waktu pada proses penyajiannya.

Produk pangan instan pertama kali di temukan di Jepang oleh MomoFuku Ando

pada tahun 1958. Ide pembuatan mie instan tercetus saat bagaimana cara

mengatasi kekurangan pangan yang dihadapi Jepang setelah perang dunia kedua.

Makanan yang diinginkan adalah makanan praktis dan mengenyangkan dan dapat

disimpan dalam waktu yang lama sehingga mudah untuk didistribusikan

kedaerah-daerah pelosok dan sebagai bantuan darurat.

Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik

industri maupun domestik. Limbah memiliki beberapa jenis berdasarkan

bentuknya. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk memiliki berbagai jenis

limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair, juga terdapat limbah B3.

Limbah cair secara umum merupakan sisa hasil buangan berbagai aktivitas

kegiatan makhluk hidup sehari-hari dalam bentuk cairan ( air buangan ) yang

dibuang kelingkungan. Limbah cair mengandung berbagai bahan pencemar dan


2

jika dibuang secara langsung kelingkungan dapat merusak lingkungan. Agar tidak

merusak lingkungan maka sebelum dibuang ke lingkungan harus dilakukan

pengolahan limbah terlebih dahulu untuk menghilangkan berbagai bahan

pencemar secara tidak merusak lingkungan.

Pengolahan limbah cair merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap limbah

cair untuk menurunkan kandungan bahan pencemar limbah sehingga tidak lagi

mencemari lingkungan. Untuk melaksanakan proses pengolahan limbah cair

diperlukan unit pengolahan sebagai tempat dilaksanakannya proses pengolahan

berupa seperangkat alat dan bahan yang dirancang sesuai teknologi dan metode

pengolahan yang digunakan dalam bentuk Instalasi Pengolahan Air Limbah

( IPAL ).

Pada pengolahan limbah secara Netralisasi sebagian besar limbah cair dari

industri mengandung bahan-bahan yang bersifat asam ( Acidic ) ataupun basa

( Alkaline ) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang ke badan air maupun sebelum

limbah masuk pada proses pengolahan, baik pengolahan secara biologi maupun

secara kimiawi, proses netralisasi tersebut bias dilakukan sebelum atau sesudah

proses Equalisasi.

Reaksi Netralisasi merupakan reaksi dimana asam dan basa bereaksi dalam

larutan berair untuk menghasilkan garam dan air. Natrium Klorida cair yang

dihasilkan dalam reaksi disebut garam. Sebuah garam merupakan senyawa ionik

yang terdiri dari kation dari basa dan anion dari asam. Proses Netralisasi ini

bertujuan untuk melakukan perubahan derajat keasaman pH air limbah.


3

Proses Netralisasi merupakan suatu proses untuk menetralkan kondisi air limbah,

netral ( pH : 6 – 9 ) sesuai baku mutu air limbah. Proses Netralisasi diperlukan

mengingat beberapa air limbah industry mempunyai pH yang tinggi sekitar 10

sampai 14. Pada proses netralisasi yang perlu diamati ialah pH, karena pH adalah

kemungkinan terbentukny padatan. Bahan kimia yang sering dipergunakan dalam

proses Netralisasi : Asam Sulfat, Asam Chlorida, Natrium Hidroksida, dan Kalium

HidroksidaI. Bahan kimia yang akan digunakan ialah Asam Chlorida.

Air limbah boiler adalah air atau embun yang berasal dari proses kondensasi dari

steam, dimana ketika steam ( Air umpan boiler yang sudah diuapkan ) melewati

pipa-pipa pada boiler akan mengalami kenaikan derajat keasaman ( pH ) sehingga

membuat keadaan steam menjadi basa kuat. Steam tidak dapat digunakan

kembali, karena sifat kebasaannya dapat menyebabkan kerak pada pipa sehingga

pipa akan tersumbat.

Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam

air. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Pada air limbah boiler

bersifat basa kuat sehingga dapat menyebabkan pelapukan, kerak, dan korosi

logam-logam seperti alumunium, seng, dsb.


4

1.2 Ruang Lingkup Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai

berikut : “Air limbah boiler memiliki tingkat keasaman basa kuat yang dapat

merusak lingkungan sekitar sehingga perlu di Netralisasi oleh asam kuat yaitu,

Asam Klorida.”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Industri PT. Indofood CBP Sukses

Makmur, Tbk. Cabang Lampung :

1. Mengetahui proses penetralan basa menggunakan asam pada pengolahan

limbah cair pada Unit Netralisasi.

2. Mengetahui dasar-dasar dan metode yang digunakan pada Unit Netralisasi.

3. Mengetahui hasil penurunan derajat keasaman pada Unit Netralisasi


5

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Latar Belakang Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk merupakan perusahaan produsen

berbagai jenis makanan dan minuman di Indonesia yang memiliki kantor pusat di

Jakarta. Perusahaan ini berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus

1990 didirikan dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma oleh Sudono.

berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa para pemegang saham yang

dituangkan dalam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 Perseroan

mengubah namanya menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk merupakan perusahaan total food

solution dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses

produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga

menjadi produk akhir.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk terus mengalami kemajuan. Hal ini

dibuktikan dengan adanya pesebaran distribusi produk yang dipasarkan. Saat ini,

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk memliki 16 pabrik, lebih dari 10 merek

dengan 150 rasa dan tipe distributor yang melayani hampir 150.000 outlet.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk memiliki orientasi pasar, dimana

produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar.


6

Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas

maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan

inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.

Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Cabang Lampung merupakan pabtrik ke

14 dari 16 perusahaan divisi mie instan yang tersebar diberbagai daerah di tanah

air, seperti Jambi, Palembang, Medan, Pekanbaru, Ujung Padang, Banjar Masin,

Manado, Jakarta, Cibitung, Bandung, Semarang dan Surabaya. PT. Indofood CBP

Sukses Makmur, Tbk Cabang Lampung telah memperoleh berbagai sertifikat,

diantaranya sertifikat HALAL dari Majelis Ulama Indonesia ( MUI ), Standar

Nasional Indonesia ( SNI ) dan BPOM, Hazar Analysis Critical Control Poin (

HACCP ), Sistem Manajemen Lingkungan, Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, ISO 9001 : 2015 dan ISO 22000 : 2005. Perusahaan yang

memiliki logo bertuliskan Indofood dengan moto The Symbol Of Quality Food (

Lambang Makanan Bermutu ) selalu bertekad untuk menghasilkan produk yang

halal, serta menjamin keamanan konsumen.


7

Dalam area tanah seluas 7,6 Ha didirikan bangunan seluas 67.635 m² yang terdiri

dari : kantor, pabrik, poliklinik, koperasi, kantin, ruang tunggu, pos satpam, ruang

ganti, tempat pembuangan sampah, masjid, jalan untuk pejalan kaki, area parkir

motor dan mobil, ruang generator dan boiler, workshop, lapangan olahraga,

anjungan tempat merokok, dan IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah )

Pada bangunan pabrik tempat produksi terdapat 2 lantai.Lantai 1 terdiri atas ruang

produksi, gudang RM dan FG. Sedangkan lantai 2 terdapat ruang PDQC,

Laboratorium, toilet, ruang meeting Sarimi, Supermi, ruang Shelf Life, ruang

teknik, ruang PPIC.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Cabang Lampung didirikan pada tahun

1997 dan mulai beroperasi tahun 1998. Mempunyai 4 line mesin, yaitu : line 1,2,3

digunakan untuk memproduksi Normal Noodle seperti Intermi, Indomie, Supermi,

Sakura dan lain-lainnya. Line 4 digunakan untuk memproduksi Sarimi isi 2.

Normal Noodle adalah mie instan yang dibuat dengan proses penggorengan

sedangkan Dried Noodle adalah mie instan yang dibuat dengan proses

pengovenan. Dried Noodle dan Cup Noodle masih mendapat kiriman dari

Palembang. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Cabang Lampung

mempunyai 290 karyawan yang terdiri dari karyawan tetap dan kontrak.
8

2.1.2 Mie

Menurut catatan sejarah, mie pertama kali dibuat di daratan China sekitar 2000

tahun yang lalu pada masa Dinasti Han. Dari China, mie berkembang dan

menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan dan negara-negara Asia Tenggara bahkan

meluas sampai ke benua Eropa.

Pada awalnya mie diproduksi secara manual, baru pada tahun 700-an sejarah

mencatat terciptanya mesin pembuat mie berukuran kecil dengan mnggunakan

alat mekanik. Pada tahun 1854, setelah T. Masaki berhasil membuat mesin

pembuat mie mekanik, mie mengalami banyak perkembangan. Mie instan mulai

diproduksi di China dengan nama Chicken Ramen dan kemudian menyusul di

Jepang dengan nama Sepero Ramen .

Pada tahun 1956 Amerika Serikat sedang gencar-gecarnya menyumbangkan

gandum ke seluruh wilayah Jepang yang sedang mengalami kesulitan pangan,

sehingga harga terigu menjadi sangat murah. Pemerintah Jepang pun

menganjurkan seluruh rakyatnya untuk mengkonsumsi roti gandum dan terigu

sebagai pengganti nasi, melihat banyak sekali orang yang melahap mie didekat

pasar Harikyu di Osaka-Jepang, maka pikiran Ando mulai tergugah untuk

membuat mie berbahan dasar terigu.


9

2.1.3 Mie Instan

Mie instan merupakan produk yang diproduksi di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur, Tbk. Mie Instan adalah mie yang sudah dimasak terlebih dahulu dengan

minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air

panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya.

Mie instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada 1958, yang kemudian

mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mie instan pertama di

dunia Chicken Ramen ( ramen adalah sejenis mie Jepang ) rasa ayam. Peristiwa

penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mie dalam gelas

bermerek Cup Noodle. Kemasan mi adalah wadah styrofoam tahan air yang bisa

digunakan untuk memasak mie tersebut. Inovasi berikutnya termasuk

menambahkan sayuran kering ke gelas, melengkapi hidangan mie tersebut.

Menurut sebuah survei Jepang pada tahun 2000, mie instan adalah ciptaan terbaik

Jepang abad ke-20 hingga 2002, setidaknya ada 55 juta porsi mie instan

dikonsumsi setiap tahunnya di seluruh dunia.

Mie instan di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh PT. Lima Satu Sankyu (

selanjutnya berganti nama menjadi PT. Supermi Indonesia ) dan PT. Sanmaru

Foods Manufacturing Indonesia Ltd. Yang berdiri pada tahun 1968. Pada tahun

yang sama, diluncurkan merek mie instan pertama di Indonesia, Supermi. Empat

tahun kemudian, 1972, diluncurkanlah merek mi instan terkenal dan kedua

di Indonesia, Indomie.
10

Mie instan merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa

dipastikan hampir setiap orang telah mencicipi mie instan atau mempunyai

persediaan mie instan di rumah. Bahkan tidak jarang orang membawa mi instan

saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar

negeri tidak sesuai selera.

Supermi dan Indomie adalah merek mie instan yang pertama kali hadir dan paling

terkenal di Indonesia saking terkenalnya, orang Indonesia memanggil mie instan

dengan sebutan "Indomie", kendati yang dikonsumsi tidak bermerek Indomie.

Merek mi instan lainnya yang terkenal antara lain adalah Supermi, Sarimi, Salam

Mie, Mi ABC, Gaga Mie, Alhami, Santremie dan Mie Sedaap. Produsen yang

mendominasi produksi mie instan di Indonesia adalah Indofood Sukses

Makmur yang memproduksi Indomie ( 1972 ), Supermi ( 1968 ) sebagai mie

instan serbaguna dan ( 1976 ) sebagai mi instan dengan bumbu, dan Sarimi

( 1982 ).

Mie instan adalah makanan siap saji yang dihasilkan dengan cara mencampurkan

bahan utama dengan bahan tambahan ( ingredient ) menjadi suatu adonan yang

siap digiling dipress sehingga menjadi lembaran-lembaran tipis, kemudian

dislitter ( pengeritingan ) dan pembentukan gelombang mie ( waving ), setelah itu

dilakukan steaming ( pengukusan ), mie yang telah disteam kemudian dilakukan

cutter dan folding ( pemotongan dan pelipatan ) yang langsung masuk ke proses

frying ( penggorengan ), setelah tahap frying ( penggorengan ) dilakukan proses

cooling ( pendinginan ). Pembungkusan mie dengan menambahkan bumbu


11

penyedap, pengepakan pada karton, pemberian tanggal kadaluarsa pada etiket dan

karton kemudian kode produksi pada karton.

Saat ini, Indonesia adalah produsen mie instan terbesar di dunia. Dalam hal

pemasaran, pada tahun 2005 Tiongkok menduduki tempat teratas, dengan 44,3

miliar bungkus, disusul dengan Indonesia dengan 12,4 miliar bungkus dan Jepang

dengan 5,4 miliar bungkus. Namun Korea Selatan mengonsumsi mi instan

terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh

Indonesia dengan 55 bungkus, dan Jepang dengan 42 bungkus

2.2 Teori Khusus

Limbah cair merupakan hasil buangan kegiatan makhluk hidup sehari-hari dalam

bentuk cairan dalam industri maupun domestik yang akan dibuang kelingkungan.

Limbah cair mengandung berbagai bahan pencemar dan jika dibuang secara

langsung kelingkungan dapat merusak ekosistem yang terdapat di lingkungan

sekitar. Dilakukannya pengolahan air limbah supaya limbah cair yang menandung

bahan-bahan pencemar tidak merusak lingkungan.

Instalasi pengolahan air limbah ( IPAL ) atau Waste Water Treatment Plant

( WWTP ) merupakan struktur instlasi yang terdiri dari beberapa unit yang

dirancang untuk membuang limbah fisik, biologis, dan kimiawi dari air sehingga

memugkinkan air tersebut dapat dibuang kelingkungan tanpa merusak lingkungan

dan berbahaya bagi ekosistem disekitar.


12

Instalasi pengolahan air limbah PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk terdiri

dari beberapa unit pemisahan yang memiliki fungsi yang berbeda-beda yaitu Unit

Transit, Unit Bar Screen, unit Fat Trap, Unit Equalisasi, Unit Bak Biologi, dan

Unit Clear Well. Terdapat pompa untuk mengalirkan air dan juga beberapa alat

ukur.

Air limbah yang dialirkan ke IPAL adalah air limbah dari 2 plant, air limbah dari

produksi mie dan air limbah dari boiler. Air limbah dari produksi pembuatan mie

memiliki bentuk fisik berwarna keruh, memiliki bau, memiliki padatan suspensi.

Sedangkan, pada air limbah boiler memiliki kadar pH basa.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk, dalam merancang instalasi pengolahan

air limbah ( IPAL ) untuk dibuang ke lingkungan dan sebagai air pembersih pada

toilet-toilet di pabrik.

Pada pengolahan limbah secara Netralisasi sebagian besar limbah cair dari

industri mengandung bahan-bahan yang bersifat asam ( Acidic ) ataupun basa

( alkaline ) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang ke badan air maupun sebelum

limbah masuk pada proses pengolahan, baik pengolahan secara biologi maupun

secara kimiawi, proses netralisasi tersebut bias dilakukan sebelum atau sesudah

proses Equalisasi.

Reaksi Netralisasi merupakan reaksi dimana asam dan basa bereaksi dalam

larutan berair untuk menghasilkan garam dan air. Natrium Klorida cair yang

dihasilkan dalam reaksi disebut garam. Sebuah garam merupakan senyawa ionik
13

yang terdiri dari kation dari basa dan anion dari asam. Proses Netralisasi ini

bertujuan untuk melakukan perubahan derajat keasaman ( pH ) air limbah.

Proses Netralisasi merupakan suatu proses untuk menetralkan kondisi air limbah,

netral ( pH : 6 – 9 ) sesuai baku mutu air limbah. Proses Netralisasi diperlukan

mengingat beberapa air limbah industry mempunyai pH yang tinggi sekitar 10

sampai 14. Pada proses netralisasi yang perlu diamati ialah pH, karena pH adalah

kemungkinan terbentuknya padatan. Bahan kimia yang sering dipergunakan

dalam proses Netralisasi : Asam Sulfat, Asam Chlorida, Natrium Hidroksida, dan

Kalium HidroksidaI. Bahan kimia yang akan digunakan ialah Asam Chlorida.

Air limbah boiler adalah air atau embun yang berasal dari proses kondensasi dari

steam, dimana ketika steam ( Air umpan boiler yang sudah diuapkan ) melewati

pipa-pipa pada boiler akan mengalami kenaikan derajat keasaman ( pH ) sehingga

membuat keadaan steam menjadi basa kuat. Steam tidak dapat digunakan

kembali, karena sifat kebasaannya dapat menyebabkan kerak pada pipa sehingga

pipa akan tersumbat.

Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam

air. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Pada air limbah boiler

bersifat basa kuat sehingga dapat menyebabkan pelapukan, kerak, dan korosi

logam-logam seperti alumunium, seng, dan sebagainya.

Adapun proses pengolahan limbah cair di PT. Indofood CBP Sukses Makmur,

Tbk. dapat dijelaskan sebagai berikut :


14

1. Unit Transit

Unit transit merupakan unit pengolahan paling awal pada instalasi pengolahan air

limbah di PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Air limbah yang berasal dari

air buangan produksi minyak dan air buangan boiler masuk kedalam unit transit

melalui perpipaan. Unit transit memiliki 3 jenis bak yang pertama merupakan bak

yang digunakan untuk memisahkan kandungan lemak-lemak yang terdapat pada

air dalam skala besar. Pada proses ini minyak terangkat ke bagian atas bak karena

minyak memiliki massa jenis yang lebih rendah dibanding air. Sedangkan pada

bak 2 dan 3 merupakan proses sedimentasi untuk menghilangkan kandungan

suspensi padatan agar dapat mengendap pada dasar bak menggunakan bantuan

gravitasi.

2. Unit Bar Screen

Pada unit bar screen air limbah melalui proses screen untuk menghilangkan

padatan - padatan yang tidak ikut mengendap pada unit transit. Unit Bar Screen

menggunakan media blok anyaman kawat untuk menghilangkan kandungan

padatan pada air limbah. Pada unit bar screen metode tekanan yang digunakan

yaitu menggunakan metode gravitasi, air limbah yang diangkut dari pipa

dikeluarkan diatas media sreening. Pada proses ini media blok anyaman

dibersihkan berkala secara manual setiap minggu untuk tidak menimbulkan

tersumbatnya proses screening.


15

3. Unit Fat Trap

Pada instalasi pengolahan air limbah penghilangan lemak dilakukan untuk

menghindari adanya lemak yang menggumpal pada saluran perpipaan yang

membuat pipa-pipa menjadi tersumbat. Air yang telah melalui proses-proses

sebelumnya masuk kedalam bak fat trap yang kemudian dilakukannya proses

flotasi dengan cara menggunakan perputaran baling-baling pada bak yang

menghasilkan gelembung udara untuk memisahkan kandungan minyak pada air.

Zat lemak yang terlarut dalam air diflotasi sehingga minyak minyak yang

memiliki kandungan massa jenis lebih rendah dibanding air terangkat bersama

gelembung udara kepermukaan air.

4. Unit Bak Netralisasi

Pada bak ini air limbah yang masih bersifat basa kuat ( pH : 10 – 14 ) akan di

netralkan menggunakan Asam Chlorida 0,1 N sebanyak yang diperlukan hingga

pH meter mencapai pH netral yaitu, pH 6 sampai pH 8, dimana proses penetralan

menggunakan sistem pengadukan secara mekanis atau secara flokulasi.

5. Unit Bak Equalisasi

Bak ini berfungsi untuk menampung air sebelum dilakukannya pengolahan

selanjutnya. Pada bak equalisasi ini dimaksudkan untuk menangkap benda kasar

yang mudah mengendap yang terkandung dalam air. Pada bak ini merupakan

proses sedimentasi tahap kedua setelah pada bak transit. Bak equalisasi

dimaksudkan untuk menurunkan tingkat kekeruhan pada air.


16

6. Unit Bak Biologi

Pada unit bak biologi terdapat dua bak, pada tiap tiap bak terdapat nozzle yang

terhubung dengan kompresor digunakan untuk memasukkan udara atau oksigen

kedalam air untuk proses oksidasi biologi oleh mikroorganisme pada air atau biasa

disebut dengan proses aerasi. Mikroorganisme pada bak biologi digunakan untuk

menguraikan senyawa organik atau zat pencemar yang memiliki kaitan dengan

bau dan rasa pada air. Pada bak ini juga kembali dilakukan sedimentasi untuk

mengurangi kandungan suspensi solid pada air. Proses ini dilakukan selama 24

jam, yaitu 20 jam dilakukan untuk proses aerasi dan 4 jam dilakukan untuk proses

sedimentasi.

7. Unit Clear Well

Pada unit ini air limbah yang sudah melewati tahapan-tahapan proses ditampung

didalam bak clear well terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Pada bak

ini air diambil sempel setiap harinya untuk dicek secara fisik atau secara

laboratorium untuk menjadi parameter kualitas air limbah yang telah melewati

instalasi pengolahan air limbah ( IPAL ). Pada unit ini juga terdapat kolam yang

berisi ikan yang dimaksudkan untuk mengetahui kualitas air bagi ekosistem

sebelum dibuang ke lingkungan. Jika air sudah memenuhi standar air dapat

dibuang kelingkungan..
17

8. Unit Thickener

Unit Thickener merupakan unit pengolahan hasil bawah dari proses instalasi

pengolahan air limbah. Pada unit ini terdapat lemak dan juga padatan-padatan

suspensi dari unit-unit IPAL. Driying bed merupakan alat yang digunakan untuk

mengeringkan lemak untuk nantinya diolah lebih lanjut. Pada unit ini dilakukan

secara menual dan dilakukan secara berkala setiap minggunya.

9. Unit Bak Uji Coba

Unit bak uji coba merupakan unit terakhir sebelum limbah dibuang ke lingkungan

sekitar. Pada unit ini air limbah yang sudah diolah akan ditampung dalam kolam.

Kolam akan diberi indikator yaitu, makhluk hidup seperti ikan dan tanaman,

sedangkan pada bak uji coba akan menggunakan indicator ikan nila. Limbah

dianggap tidak berbahaya, jika ikan nila tidak mati selama berada dikolam limbah

tersebut. Limbah yang sudah lolos uji coba akan dibuang ke sungai terdekat,

namun limbah yang tidak lolos akan mengalami proses pengolahan limbah

kembali hingga limbah benar-benar aman terhadap lingkungan.


18

BAB III
METOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Praktik Kerja Industri ( Prakerin ) dilaksanakan di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur, Tbk. Devisi noodle Cabang Lampung berada dalam kawasan industri

Lampung yang terletak di Jl. Ir. Sutami Km. 15 Desa Sindang Sari, Kecamatan

Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan dengan area tanah seluas 7,6 Ha.

3.2 Aspek Penelitian

Tujuan pengolahan limbah cair pada unit Netralisasi ialah supaya tingkat derajat

keasaman pada limbah cair tidak melebihi pH standar. Diperlukannya netralisasi

pada limbah cair yang bersifat basa kuat ini, karena basa kuat dapat merusak

lingkungan sekitar seperti memyebabkan pelapukan, korosi, dan kerak pada

logam. Limbah tersebut juga ketika dialirkan ke sungai harus bisa dapat

dikonsumsi oleh makhluk hidup, sehingga diperlukan pH yang standar yaitu

berkisar antara pH 6 sampai pH 8.


19

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Peralatan dan Bahan Pada unit Netralisasi

Alat Bahan

1. Bak ukuran 1,5 x 5 x 3 1. Limbah cair

2. Seperangkat media transportasi fluida 2. Larutan HCl 0,1 N secukupnya

( pompa, perpipaan, katup )

3. pH Meter

3.3.2 Peralatan dan Bahan pengambilan sampel limbah

Alat Bahan

1. Botol plastik 500 ml 3 buah 1. Sampel inlet

2. Label 2. Sampel outlet

3. pH Meter/kertas lakmus

3.3.3 Peralatan dan Bahan pembuatan Larutan HCl 0,1 N

Alat Bahan

1. Batang Kayu 1. HCl 36,5 gram

2. Ember 2. Air 10 L

3. Tower 10 L

3.4 Prosedur Kerja


20

3.4.1 Prosedur Kerja Pengoperasian Unit Netralisasi

1. Memindahkan air limbah kedalam bak menggunakan pompa

2. Melihat indikator derajat keasaman pada pH Meter

3. Memasukan larutan HCl 0,1 N kedalam bak Netralisasi secukupnya

hingga pH limbah standar menggunakan pompa

4. Melihat indikator derajat keasaman pada pH Meter, apakah limbah sudah

bersifat netral, jika sudah mematikan pompa pada tower yang berisi HCl

0,1 N

5. Menghidupkan pompa bak Netralisasi untuk memindahkan limbah cair

yang sudah di netralkan ke proses selanjutnya.

3.4.2 Prosedur Kerja Pengambilan Sampel

1. Membersihkan masing-masing botol yang akan digunakan sebagai wadah

sampel

2. Membenamkan botol kedalam air limbah inlet (pada bak unit transit) dan

air libah outlet (pada bak unit clear well)

3. Membersihkan botol sampling dengan cara mengambil sampel pertama

kemudian dibuang, lalu mengambil sampel kembali sebagai sampel yang

akan di uji laboratorium

4. Menutup rapat botol dan memberikan label jenis sampel dan tanggal

pengambilan sampel.
21

3.4.3 Prosedur Kerja Pembuatan Larutan HCl 0,1 N

1. Menimbang HCl sebanyak 36,5 gram

2. Melarutkan HCl menggunakan air di dalam ember hingga terlarut

sempurna

3. Menuangkan larutan HCl kedalam tower, kemudian penuhi tower

menggunakan air
22

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Setelah penulis melakukan pengujian di PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.

Cabang Lampung mengenai pengolahan limbah cair maka didapatkan hasil

analisa fisik sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Analisa fisik


No. Tanggal Warna Bau Tekstur pH sebelum pH sesudah
1. 01/10/2019 Hijau Bening Tidak berbau Cair 10 8
2. 10/10/2019 Hijau Bening Tidak berbau Cair 11 8
3. 20/10/2019 Hijau Bening Tidak berbau Cair 9 7
4. 25/10/2019 Hijau Bening Tidak berbau Cair 10 7
5. 30/10/2019 Hijau Bening Tidak berbau Cair 12 8
6. 01/11/2019 Hijau Bening Tidak berbau Cair 9 7
7. 10/11/2019 Hijau Bening Tidak berbau Cair 9 6
8. 20/11/2019 Hijau Bening Tidak berbau Cair 10 6
9. 30/11/2019 Hijau Bening Tidak berbau Cair 10 7
10. 01/12/2019 Hijau Bening Tidak berbau Cair 8 7

Sumber : Data PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Lampung, 2019

4.2 Pembahasan

Setelah penulis melakukan penelitian terhadap limbah dari PT. Indofood CBP

Sukses Makmur, Tbk. Lampung, air limbah yang sudah diolah masih berwarna

hijau bening sehingga membuat limbah secara kasat mata terlihat berbahaya,

sistem peralatan masih bersifat sederhana sehingga tingkat ke efektifan

pengolahan limbah tidak bagus.


23

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan


limbah sederhana sehingga kurang efektif dan air limbah masih berwarna,
walaupun warna tidak ada di baku mutu air limbah, namun masyarakat akan resah
ketika air sungai berubah warna hijau bening dan merasa bahwa air tidak sehat,
sehingga takut untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk
mencuci, mandi, dan air minum.

5.2 Saran

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, saran yang dapat diberikan agar dapat

menjadi bahan pertimbangan antara lain :

1. Menambahkan proses Koagulasi, flokulasi, absorpsi dengan media, dan

proses biologi, untuk menghilangkan warna pada limbah sehingga tidak

membuat perubahan warna pada sungai dan membuat masyrakat tidak

khawatir akan kualitas air sungainya.

2. Mewajibkan karyawan IPAL menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri )

khususnya masker, karena pada proses biologinya terdapat aroma tidak

sedap.
24

GLOSARIUM

SOP : Standar Operation Procedure

HACCP : Hazar Analysis Critical Control Point

PT : Perseroan Terbatas

MGT : Management

SMKP : Sistem Manajemen Keamanan Pangan

FG : Finished Goods

GMP : Good Manufacturing Practice

PDQC : Proses Development & Quality Control

SNI : Standar Nasional Indonesia

Depkes : Departemen Kesehatan

CCP : Critical Control Point

MSDS : Material Safety Data Sheet

RM : Raw Material

IQC : Incoming Quality Control

PQC : Proses Quality Control


25

OQC : Out Quality Control

IQA : Internal Quality Audit

CBP : Consumer Brand Product

FIFO : First In First Out

PPIC : Production Planning Inventory Control


26

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2016 buku Pedoman Praktik Kerja Industri ( prakerin ). Bandar Lampung

https://adhimasyusuf.wordpress.com/2013/11/12/sejarah-misi-dan-visi-
perusahaan-kelebihan-dan-kekurangan-perusahaan/

https://www.google.com/search?q=sejarah+pt+indofood+cbp+sukses+makmur+tb
k+lampung&oq=sejarah+pt+indofood+cbp+sukses+makmur+tbk+l&aqs=chrome.
1.69i57j0l2.36746j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://id.wikipedia.org/wiki/Mi_instan
27

Anda mungkin juga menyukai