Anda di halaman 1dari 2

Komplikasi PAC Akut

Kontrol tekanan intraokular yang jelek akan menyebabkan semakin rusaknya nervus
optik dan semakin menurunnya visus sampai terjadi kebutaan (Kooner, 2000). Apabila
terdeteksi dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik secara
medis. Apabila obat tetes antiglaukoma dapat mengontrol tekanan intaokular pada mata
yang belum mengalami kerusakan glaumatosa luas, prognosis akan cenderung baik
(walaupun penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut) (Kooner, 2000; Asbury,
2010).

Medikamentosa
Pengobatan non bedah dapat menggunakan obat-obatan yang dapat menurunkan
produksi (sekresi) dari humor akueous, atau memfasilitasi aliran keluarnya humor
akueous. (Asbury, 2010; James, 2010; Ilyas, 2007)
1. Supresi pembentukan humor akueous
Penghambat beta adrenergik adalah obat yang paling luas digunakan. Dapat
digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat lain. Preparat yang tersedia
antara lain Timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan 0,5%,
levobunolol 0,25% dan 0,5%, serta metipranol 0,3%.
Apraklonidin (larutan 0,5% tiga kali sehari dan 1% sebelum dan sesudah terapi
laser) adalah suatu agonis alfa adrenergik yang baru berfungsi menurunkan
produksi humor akueous tanpa efek pada aliran keluar. Obat ini tidak sesuai
untuk terapi jangka panjang karena bersifat takifilaksis (hilangnya efek terapi
dengan berjalannya waktu) dan tingginya reaksi alergi. Epinefrin dan dipiferon
juga memiliki efek yang serupa.
Dorzolamid hydrochloride larutan 2% dan brinzolamide 1% (dua atau tiga kali
sehari adalah penghambat karbonat anhidrase topikal yang terutama efektif
bila diberikan sebagai tambahan, walaupun tidak seefektif penghambat
anhidrase karbonat sistemik. Dorzolamide juga tersedia berasama timolol dalam
larutan yang sama.
Inhibitor karbonat anhidrase sistemik (asetazolamid) digunakan apabila terapi
topikal tidak memberikan hasil memuaskan. Obat ini mampu menekan
pembentukan humor akueous sebesar 40-60%. Asetazolamid dapat diberikan
peroral dalam dosis 125-250 mg sampai empat kali sehari atau sebagai Diamox
sequels 500 mg sekali atau dua kali sehari, dapat diberikan secara intravena
(500 mg). Penghambat anhidrase karbonat menimbulkan efek samping sistemik
mayor yang membatasi keguanaannya untuk terapi jangka panjang.
2. Fasilitasi aliran keluar humor akueous
Analog prostaglandin berupa larutan bimastoprost 0,003%, latanoprost 0,005%
dan travoprost 0,004% masing-masing sekali setiap malam dan larutan
unoprostone 0,15% dua kali sehari yang berfungsi untuk meningkatkan aliran
keluar humor akueous melaului uveosklera. Semua analaog prostaglandin dapat
menimbulkan hyperemia konjungtiva, hiperpigmentasi kulit periorbita,
pertumbuhan bola mata dan penggelapan iris yang permanen.
Obat parasimpatomimetik seperti pilocarpin meningkatkan aliran keluar humor
akueous dengan bekerja pada anyaman trabekular melalui kontraksi otot siliaris.
Obat ini diberikan dalam bentuk larutan 0,5-6% yang diteteskan hingga empat
kali sehari atau bentuk gel 4% yang diberikan sebelum tidur. Obat-obat
parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai penglihatan suram.

Asbury, Vaughan. 2010. Glaukoma. Dalam : Oftalmologi Umum. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
James B, Chew C, Bron A. 2010. Glaukoma. Dalam : Oftalmologi. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Ilyas, S. 2007. Pemeriksaan Anatomi dan Fisiologi Mata Serta Kelainan Pada
Pemeriksaan Mata. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Kooner, KS. 2000. Primary Open Angle Glaucoma. Clinical Pathway of Glaucoma.
NewYork : Thieme

Anda mungkin juga menyukai