Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kanker merupakan pertumbuhan ganas yang disebabkan oleh kelainan gen-gen yang
mengatur pembelahan sel. Pada kanker terjadi kelainan sel pada empat tingkat; kegagalan gen
pengatur berganda empat. Pertama, ada pembelahan tidak teratur dan tidak terhambat, kedua,
sel-sel tidak amti tepat pada waktunya, tetapi tetap hidup (apoptosis), ketiga, sel-sel tidak
menjadi dewasa (deferensiasi terganggu) dan keempat, sel-sel tidak tetap tinggal ditempatnya
(dorongan migrasiembrional meyebabkan penyebaran) (Jong,2004).

Kemoterapi digunakan untuk mengobati banyak jenis kanker. Ada lebih dari 100 obat yang
digunakan saat ini untuk kemoterapi baik diberikan sendiri-sendiri atau dalam kombinasi
dengan obat atau perawatan lain. Obat-obatan tersebut sangat bervariasi dalam komposisi
kimia, cara pengambilan, kegunaannya dalam mengobati bentuk-bentuk khusus kanker, dan
efek sampingnya.

Unit Sitostatika adalah unit pelayanan yang ditangani oleh para dokter dan petugas kesehatan
lain (perawat) yang mempunyai kompentensi di bidang Sitostatika. Sitostatika merupakan
sistem pengobatan kangker dengan obat sitostatika (kemoterapi).

Proses Pelayanan di Unit Sitostatika di Semarang Medical Center RS. Telogorejo :

1. Untuk pasien rawat jalan


Pasien datang ke unit sitostatika dengan membawa surat pengantar dari dokter.
Petugas akan siap membantu menyiapkan obat ke Instalasi Farmasi atau pasien ke
Instalasi Farmasi sendiri untuk pesan obat. Bila sudah tiba waktunya suntik, maka
pasien ke instalasi farmasi untuk mengambil obat sebelumnya telah dibayar dulu ke
kasir, kemudian obat diserahkan ke petugas sitostatika.
2. Untuk pasien rawat inap

Perawat ruangan akan memesankan obat ke bagian farmasi. Bila obat sudah siap pasien sudah
siap dengan ketentuan Hb yang cukup (tidak anemia), pasien akan dii antar ke ruang
sitostatika. Obat yang di pesan akan dimasukan ke dalam pasien. Pada saat pemeberian obat
kan timbul tidak nyaman, seperti mual, anoreksia, rambut rontok dan selama pemerian obat
keluahan tersebut akan di minimalkan.
BAB II

TEORI TOURING

A. Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi adalah salah satu cara pengobatan penyakit kanker yang banyak digunakan
akhir akhir ini adalah pemberian kemoterapi secara siskemik.
B. Tata cara di Lingkungan Ruang Sitostatika
Tempat yang dibuat khusus antara lain:
a. Tempat pengoplosan obat (toxie)
b. Kulkas khusus penyimpanan obat-obatan (toxie)
c. Kamar mandi khusus pasien sitostatika
d. Penyediaan kom kumur di masing-masing meja pasien atau tas plastik hitam
e. Dua wastafel atau tempat cuci tangan
f. Disediakan kaca rias
C. Tujuan Pemberian Kemoterapi
a. Kemoterapi Induksi, ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor
atau jumlah sel kanker , contohnya pada tumor ganas yang berukuran besar (Bullky
Massa Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukimia atau limfoma
b. Kemoterapi Ajuvan, biasanya digunakan setelah pengobatan yang lain,
umpamanya pembedahan atau radiasi. Tujuannya adalah memusnahkan sel-sel
kanker yang masih tersisa, atau metastasis kecil yang ada
c. Kemoterapi primer, sebagai pengobatan utama pada tumor ganas itu, biasanya
ditujukan pada kanker yang bersifat kemosensitif
Kemoterapi Neo-ajuvan, diberikan mendahului atau sebelum tindakan pengobatan
yang lain, seperti pembedahan atau penyinaran tujuannya yaitu untuk mengecilkan
massa tumor yang benar, sehingga operasi maupun radiasi akan lebih berguna.
D. Cara Kerja Obat Kemoterapi
Tubuh kita memproduksi sel baru untuk menggantikan sel-sel yang sudah mati atau
rusak. Proses ini dilakukan secara teratur dan seimbang. Sedangkan sel-sel kanker tidak
memiliki keteraturan, proses reproduksi (pembelahan dan pertumbuhan) sel kanker diluar
kendali, akan semakin banyak sel kanker yang diproduksi dan selanjutnya menempati
lebih banyak tempat dan ruang, sampai akhirnya mendorong keluar ruang yang ditempati
oleh sel-sel tubuh normal. Disinilah diperlukan kemoterapi, obat kemoterapi akan
mengganggu kemampuan sel kanker untuk membelah dan berkembang biak
E. Efek Samping Kemoterapi
Berbagai jenis obat kemoterapi tidak hanya akan merusak atau membunuh sel-sel kanker,
tetapi juga dapat merusak sebagian sel-sel normal dalam tubuh. Hal ini akan
menimbulkan efek samping bervariasi. Beberapa efek samping yang sering terjadi dalam
kemoterapi antara lain:
1. Mual dan/atau muntah

2. Diare atau sembelit

3. Kehilangan nafsu makan

4. Rambut rontok

5. Jumlah sel darah merah rendah atau anemia

6. Sistem kekebalan tubuh melemah dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi

7. Rasa lemah

8. Mudah memar dan/atau perdarahan

9. Sariawan

10. Mati rasa dan kesemutan di tangan dan/atau kaki, atau kelemahan akibat kerusakan
saraf

11. Kerusakan ginjal

12. Kerusakan otot jantung

13. Infertilitas (tingkat kesuburan menurun)

14. Periode menstruasi terhenti

F. Penatalaksanaan Ekstravasasi
Ekstravasasi merupakan infiltrasi obat-obatan kemoterapi yang bersifat visicant atau
iritan dari vena ke jaringan di sekitarnya, disekitar canul penusukan infuse.
a. Faktor risiko terjadinya ekstravasasi
1) Kelemahan vena, mudah pecah dan diameter kecil
2) Klien sudah tua, karena integritas vaskuler berkurang
3) Riwayat penyakit jantung/pemmbuluh darah
4) Edema ekstermitas
5) Lokasi penusukan vena serta trauma penusukan canul
6) Penusukan canul terdahulu
7) Lokasi penusukan pernah dilakukan radiasi
b. Gejala ekstravasasi
1) Mengeluh adanya rasa terbakar
2) Perubahan warna pada kulit menjadi merah muda atau merah menyala
c. Gejala ekstravasasi setelah beberapa minggu
1) Timbulnya luka nekrotik yang memerlukan pendarahan
2) Terjadi ulkus pada luka, merusak luka sekitar, dan lama kelamaan makin
melebar.
BAB III

KEGIATAN TOURING

A. Touring di ruang Sitostatistika dilakukan pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015 pukul
10.00-12.00 WIB
1. Orientasi Ruangan
Setelah masuk kedalam ruangan sitostatistika terdapat meja kusus perawat untuk
konsultasi ataupun menulis asuhan keperawatan pada pasien. Kemudian terdapat juga
satu ruang kusus pasien yang terdiri dari 2 tempat tidur pasien,di luar ruangan itu
tertata juga 4 bed untuk pasien. Terdapat 1 ruangan untuk dapur,2 kamar mandi dan 1
ruangan kusus untuk mengoplos obat pasien.
Di dalam ruangan pengoplosan obat terdapat suatu box tertutup rapat yang hanya
berfungsi untuk mengoplos obat , bertujuan agar cairan yang sedang di oplos tidak
menyebar kembali ke ruangan ataupun ke pasien lain. Dan juga ada beberapa almari
yang berisikan obat obat untuk pasien,APD dan alat alat keperwatan lainnya.
Di depan kamar mandi terdapat cermin untuk bertata rias pasien maupun untuk
perawat.
2. Interaksi dengan pasien
Perawat berinteraksi dengan ramah, menyapa pasien, caring.
3. Melihat cara pengoplosan obat
a. Perawat menggunakan APD lengkap
b. Menyiapakan obat dan keperluannya
c. Oplos obat sesuai dengan intruksi dokter di ruang oplos obat
4. Menghitung dosis obat sitostatika
a. Tentukan tinggi badan dan berat badan pasien
b. Lihat umur pasien apakah dewasa atau anak anak
c. Ambil alat ukur untuk menentukan lebar badan (nomorgram)
d. Ambil penggaris tentukan lebar badan dengan menarik lurus antara TB dan BB
e. Setelah ketemu hasilnya misal xxx, ambil buku obat kemoterapi, tentukan jenis
kanker yang di derita, dan cari yang ada hasil nya xxx, dan itu lah daftar obatnya.
f. Konsultasikan hasil yang telah dihitung dengan dokter. Dokter yang akan
memutuskan berapa dosis yang harus diberikan.
g. Dosis= lebar badan X dosis obat yang sesuai di buku.

5. Cara Penangan Obat Tumpah


a. Beri tanda pada tumpahan obat tersebut dengan memberikan suatu pamflet
b. Memakai proteksi diri
c. Berikan klorin
d. Lap dengan tissu atau lap pel
e. Beri detergen kemudian bersihkan dengan air bersih
f. Keringkan
g. Minta tolong cleaning servise untuk membersihkan lantai sesuai biasa
6. Penatalaksanaan Ektravasasi
a. Hentikan pengobatan kemoterapi dengan mengklem selang infus yg
disambungkan dengan obat
b. Biarkan jarum atau kateter pada tempatnya
c. Aspirasi obat sisa dan darah melalui selang IV (3,5 ml)
d. Masukkan dexa dengan spuilt 1cc untuk mengurangi inflamasi
e. Suntikkan disekitar tusukan infus yang mengalami ekstravasasi
f. Cabut jarum canul/jarum IV
g. Hindari penekanan tempat infiltrasi
h. Balut dengan pembalut yang rapat
i. Berikan kompres dingin sesuai indikasi
j. Istirahatkan ekstremitas dan tinggikan di ganjal bantal selama 2x24 jam
k. Untuk memasukkan obat kembali, tusuk di lokasi yang berbeda
7. Penanganan syok anafilatik
a. Stop obat
b. Loss klem
c. Beri O2
d. Datarkan tempat tidur
e. Evaluasi keadaan pasien
f. Beri teh hangat
g. Monitor tanda-tanda vital pasien
h. Dokumentasi

8. Pembagian brosur
a. Obat epirubicin kalbe
Indikasi: untuk tumor/ kangker gastrik, limfoma
b. Obat vincristine
Indikasi: untuk akut leukimia, neuroblastoma, rhabdomysarkoma, breast, lung
sarkoma
9. Stabilitas Penyimpanan Obat Setelah dilarutkan (Terlampir)
B. Dokumentasi

Lemari penyimpanan obat dan


cairan infus, kulkas tempat obat
Herceptin Ruang pengoplosan obat
Posisi perawat saat
mengoplos

Spill kit (peralat pembersih saat


Daftar stabilitas penyimpanan obat
terjadi tumpahan obat)

Foto bersama pembimbing ruang


Sitostatika SMC Semarang

Infus pump yang Ruang sitos


digunakan untuk pasien menyediakan koran
kemoterapi untuk mengurangi
bosan pasien
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kemoterapi adalah pengobatan menggunakan obat keras atau beracun untuk merusak
atau membunuh sel-sel kanker atau tumor yang tumbuh dengan cepat, tetapi juga
dapat merusak sebagian sel-sel normal dalam tubuh.
2. Efek samping dari kemoterapi antara lain mual, muntah, rambut rontok, kehilangan
nafsu makan, anemia, sistem kekebalan tubuh menurun dan sariawan.
3. Saat melakukan pengoplosan obat perawat wajib menggunakan APD lengkap,untuk
meminimalkan efek samping obat bagi perawat tersebut.
4. Penanganan obat tumpah, dibersihkan menggunakan klorin kemudian dibersihkan
menggunakan detergen dan air bersih, dikeringkan lalu memanggil cleaning service
untuk membersihkan lantai tesebut. Saat membersihkan perawat wajib menggunakan
APD lengkap.
5. Menghitung dosis obat :

DOSIS = LB X Dosis Buku

B. Saran
1. Diharapkan perawat selalu mengontrol kegiatan pada pasien, memberikan keperluan
yang dibutuhkan oleh pasien.
2. Selalu menjaga kebersihan ruangan dan berhati hati dalan mengoplos obat agar tidak
terjadi tumpahan di ruangan pasien.
3. Perawat selalu memakai perlengakapan APD yang lengkap ketika ingin melakukan
tindakan pada pasien kemoterapi.
LAPORAN TOURING KEMOTERAPI
DI RUANG SITOSTATIKA RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

Oleh :
ANANG BUDI JULIANTO
1.12.014

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO SEMARANG
2015

Anda mungkin juga menyukai