Pelatihan Pendidik
Remaja Sebaya
2010
Manajemen Pengelolaan
Modul Pelatihan Pendidik
REMAJA SEBAYA
A. Pendahuluan
Pendidikan sebaya adalah strategi yang paling banyak digunakan dalam program
pencegahan HIV dan AIDS. Pendidikan sebaya sering dipraktekkan untuk pencegahan HIV
pada kaum muda, baik di dalam maupun luar sekolah. Kegiatan ini tidak selalu diarahkan
pada kelompok yang berisiko terhadap penularan HIV, namun juga pada kelompok-
kelompok yang dianggap tidak berisiko, yang pada akhirnya nanti dapat menunjang
program pencegahan HIV pada seluruh populasi.
Melatih dan bekerjasama dengan pelatih sebaya, relawan dan pendidik sebaya untuk
Komitmen yang kuat untuk bekerja sama dan bekerja bersama dengan populasi
sasaran.
Sumber daya manusia (pekerja dan relawan) yang terlatih dengan kemampuan untuk
mengawasi dan mendukung pendidik sebaya.
Standar 3 : Advokasi
Standar 5 : Perencanaan
Standar 7 : Pelatihan
xiv
Maksud dan Lembaga pelaksana mempunyai tujuan Dokumen
tujuan terkait khusus terkait dengan HIV terkait
HIV maksud
dan tujuan
lembaga
pelaksana
Pelatihan awal Wakil pelatih teman sebaya dan pendidik Daftar hadir
sebaya mampu menjelaskan pelatihan pelatihan
awal telah membekali untuk menjalani Pre dan
kegiatan pendidikan sebaya postest
pelatihan
Laporan
pelatihan
awal
Pengamatan
pelatihan
Wawancara
Focus Groups
Dissusscion
xix
Berbagi Staf/relawan dan wakil cabang dari Wawancara
informasi pendidik sebaya mampu memberikan Focus Groups
bahwa lembaga telah berbagi informasi Dissusscion
atau materi
xxiii
A. Pendahuluan
WHO (1965) mendefinisikan masa remaja merupakan periode perkembangan antara
pubertas, peralihan biologis masa anak-anak dan masa dewasa, yaitu antara umur 10-20
tahun. Masa remaja adalah periode transisi dari perkembangan manusia yang secara fisik
dan mental yang terjadi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Transisi ini melibatkan
perubahan biologis, sosial, dan psikologis. Selama periode ini, yang biasanya berkisar
antara usia 13-19 tahun, rasa ingin tahu yang tinggi kadang-kadang menyebabkan remaja
terlibat dalam masalah kesehatan reproduksi dan penggunaan Narkoba.
Remaja memiliki dua nilai yaitu nilai harapan (idelisme) dan kemampuan. Apabila
kedua nilai tersebut tidak terjadi keselarasan maka akan terjadi berbagai perilaku
risiko. Kerentanan ini semakin meningkat seiring dengan dampak global kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan berpengaruh terhadap perilaku akibat
mudahnya memperoleh akses informasi dan komunikasi global.
Remaja di berbagai daerah saat ini dihadapkan pada situasi dan kondisi yang mengancam
kesehatan dan kesejahteraannya antara lain:
Berisiko tertular HIV dan AIDS dan IMS.
Terlibatnya dalam penggunaan Narkoba (Narkotika dan bahan berbahaya lainnya).
Kerentanan terhadap tindak kekerasan baik fisik maupun mental (masalah perkosaan,
eksploitasi sexual).
Perilaku seks bebas, kehamilan dini yang tidak diinginkan, aborsi.
Berdasarkan beberapa kajian yang ada, dikalangan remaja pendekatan Peer Education
atau Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) dianggap metode pembelajaran yang tepat.
Dasar pertimbangannya adalah kelompok remaja merupakan kelompok unik dalam
masyarakat. Remaja cenderung lebih dekat dan lebih sering berbicara dengan aspek
aspek kepribadian tertentu dengan remaja lain yang sebaya, dari pada dengan orang
tua atau gurunya. Teman sebaya adalah teman yang amat akrab, karena jenis kelamin
yang sama atau usia berdekatan, atau rumah berdekatan, atau bersekolah di sekolah
yang sama, atau seminat dan seterusnya. Sehingga antara teman sebaya hampir tidak
ada rahasia lagi . Teman sebaya menjadi teman sepenanggungan. Karena kedekatannya,
xxvi teman sebaya dapat saling mempengaruhi untuk sesuatu menuju kebaikan.
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah lembaga kemanusiaan yang mempunyai beberapa
program, diantaranya program remaja yang memperhatikan situasi dan kondisi
kerentanan yang mengancam kesehatan dan kesejahteraan remaja.
PMI menyelenggarakan pelatihan khususnya bagi remaja yang merupakan salah satu
upaya meminimalisir kerentanan dan menyiapkan agar para remaja berorientasi pada
perubahan-perubahan perilaku.
Dalam rangka itu dikembangkan Modul Pendidik Remaja Sebaya bagi fasilitator. Modul-
modul berisikan:
Modul 17 Hepatitis
Modul 18 Tuberkulosis
B. Tujuan Pelatihan
15. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Dukungan Terhadap Orang dengan HIV
dan AIDS (ODHA)
C. Persiapan Pelatihan
Beberapa Pengurus PMI, Staf dan tenaga Sukarela PMI dengan kepakaran terkait diundang
sebagai narasumber.
D. Pelaksanaan Pelatihan
D.2 Peserta
Peserta Pelatihan adalah remaja berumur 15-25 tahun yang berminat untuk menjadi PRS. xxix
Dalam satu unit kegiatan pelatihan, diseyogyakan mencakup remaja yang berusia sama
atau berdekatan dan memiliki latar belakang yang sama. Peserta pelatihan hendaknya
dipilih diantara para remaja yang memiliki potensi menjadi contoh atau tauladan bagi
remaja lain dalam kelompoknya. Modul ini dipakai sebagai satu-satunya buku acuan
pelatihan. Dan sebagai buku panduan pendukung dapat menggunakan buku panduan
life skills atau buku lain.
D.3 Pelatih
Pelatih ialah fasilitator yaitu orang yang telah mengikuti pelatihan fasilitator. Seyogyanya
fasilitator terdiri dari 2 orang dengan komposisi laki-laki dan perempuan. Seyogyanya
keduanya berasal dari lingkungan yang dekat dan dikenal baik oleh ligkungan para
peserta pelatihan ini. Modul ini dipakai sebagai satu-satunya buku acuan pelatihan. Dan
sebagai buku panduan pendukung dapat menggunakan buku panduan life skills atau
buku lain.
b. Duskusi kelompok maupun pleno untuk membahas materi berangkat dari isu-
isu yang berkembang dalam pemanasan/permainan
2. Tahap 2, Penyimpulan materi bahasan:
Berisi penyimpulan materi bahasan dari hasil pemanasan maupun diskusi dengan
xxx merujuk bahan pembelajaran sebagai bahasan utama serta masukan dan pendapat
dari peserta yang berkembang selama proses pembahasan sebagai catatan pelengkap.
Bila ada kasus/permasalahan yang belum terpecahkan selama kegiatan pemanasan,
dicatat dan dikonsultasikan kepada narasumber. Hasil konsultasi tersebut, selanjutnya
disampaikan lagi kepada peserta. Akhir dari penyimpulan, dan pula ditambahkan dengan
pembentukan kesepakatan tersebut. Digunakan sebagai acuan bagi aksi-aksi PRS dalam
lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Waktu yang diperlukan bebas jumlah hari dibebaskan, yang penting semua topik
dalam dua puluh (20) modul selesai dibahas dan dipahami secara mendalam oleh para
peserta.
Secara periodik, diselenggarakan Temu PRS, yang dihadiri oleh para PRS dan para fasilitator
masing-masing, di tingkat sekolah, atau wilayah kelurahan/desa ata dusun/RW. Kalau
diperlukan dapat diundang seorang pakar terkait sebagai narasumber, untuk memberikan
klarifikasi permasalahan aktual yang dirasakan paling mendesak. Sesuai kesepakatan
bersama, serta dukungan dari PMI Cabang masing-masing, Temu PRS dilaksanakan setiap
2 atau 3 bulan sekali. Dalam Temu PRS tersebut, PRS berbagi informasi dan pengalaman
dengan PRS lainnya. Kemudian bersama-sama dibahas dan didiskusikan pelajarannya,
sebagai masukan bagi penyelenggaraan pelatihan PRS lanjutan. Fasilitator bertindak
sebagai moderator dalam acara Temu PRS tersebut.
Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa sering dikenal dengan sebutan
masa pubertas. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, baik yang bisa dilihat
maupun yang tidak kelihatan.Remaja mengalami perubahan emosional juga, yang akan
tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya. Perkembangan kepribadian pada masa
ini dipengaruhi oleh orang tua dan lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, ataupun
teman-teman pergaulan di luar sekolah.
Tubuh mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup
menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan maupun laki-laki memasuki usia antara
9-15 tahun. Pada saat itu tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar,
tetapi juga terjadi perubahan-perubahan di dalam organ tubuh yang berfungsi untuk
bereproduksi atau berketurunan.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini peserta dapat:
210 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Slide presentasi
4. Dua amplop dengan lembar studi kasus
3
5. Selatip kertas
6. Gunting
7. Kerta metaplan
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Minta satu orang peserta untuk membuat kalimat dengan menggunakan kata TUMBUH
KEMBANG dalam rangkaian kalimat tersebut.
Minta salah satu peserta yang lainnya membaca kalimat tersebut dengan suara yang
keras sebanyak dua kali.
Langkah 2:
Minta seluruh peserta untuk memahami kalimat tersebut.
Setelah yakin semua peserta paham, tanyakan 3 orang peserta: Apa yang dimaksud
dengan tumbuh kembang dalam kalimat tersebut?
4 Catat kata kunci masing-masing pendapat dari tiga orang tersebut pada kertas
flipchart.
Simpulkan dan bacakan kata kunci tersebut menjadi pengertian tumbuh kembang.
Langkah 3:
Tayangkan dan jelaskan pengertian tumbuh kembang melalui slide presentasi.
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Setiap makhluk hidup di dunia ini tumbuh (semakin
besar) dan berkembang (semakin matang), menuju kedewasaan sejak lahir sampai mati.
Selama tumbuh kembang dari anak-anak menjadi remaja terjadi berbagai perubahan
baik pada kejiwaannya maupun pada fisiknya.
Minta 23 orang mengungkapkan perubahan yang terjadi pada dirinya. Jangan dinilai
salah dan benar akan tetapi yang penting mereka berani untuk mengungkapkannya.
Langkah 2:
Tayangkan kepada peserta Gambar Perkembangan Anatomi Tubuh Manusia dengan
menggunakan slide presentasi.
Catat kata kunci dan simpulkan jawaban dari masing-masing pertanyaan tersebut pada
kertas flipchart.
Langkah 3:
Lakukan analogi gambar tersebut dengan sesi yang kita bicarakan. Katakan bahwa
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut merupakan yang terjadi selama tumbuh
kembang.
Langkah 4: 5
Tayangkan dan jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi selama tumbuh kembang
melalui slide presentasi.
Langkah 1:
Minta dua orang peserta yang memiliki umur yang sama namun memiliki tinggi dan besar
yang berbeda untuk maju ke depan kelas. Tanyakan ke peserta:
Kenapa kedua orang tersebut dengan umur yang sama memiliki tinggi dan
besar yang berbeda?
Sebutkan faktor-faktor penyebabnya?
Pertanyaan berikutnya: Perasaan apa saja yang anda rasakan selama proses tumbuh
kembang tersebut?
Langkah 2:
Catat kata kunci jawaban-jawaban tersebut dalam kertas flipchart. Selanjutnya dua
orang pemain peran tadi di persilahkan kembali duduk.
Langkah 3:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Kata kunci yang telah kita dapatkan pada perbedaan
dua orang teman kita tersebut memberikan gambaran adanya faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang seseorang.
Tayangkan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang melalui slide
presentasi.
Sampaikan kepada peserta bahwa untuk menjelaskan risiko ini, kita akan melakukan
bedah kasus Risiko Menyertai.
Langkah 2:
6 Tanyakan kepada peserta: Pembelajaran apa yang didapat dari bedah kasus Risiko
Tumbuh Kembang?
Pertanyaan berikutnya: Bagaimana itu terjadi pada anda? Risiko apa yang anda hadapi
terkait dengan tumbuh kembang anda?
Catat dan simpulkan masing-masing jawaban dari pertanyaan tersebut. Seluruh jawaban
tidak perlu ada pembahasan.
Langkah 3:
Jelaskan dengan kalimat yang memberikan gambaran kepada risiko umum yang sering
dihadapi remaja secara psikologis (rasa rendah diri dan kesulitan penyesuaian diri)
dalam proses tumbuh kembang tersebut, dan dijelaskan juga bahwa selain faktor risiko
psikologis yang mempengaruhi tumbuh kembang, juga ada faktor risiko fisik yang juga
sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang (kena IMS, KTD, Cacat tubuh, AIDS dan
lainnya).
Langkah 4:
Untuk memperjelas materi ini, tayangkan dan jelaskan dengan slide secara singkat risiko
yang menyertai tumbuh kembang.
Langkah 1:
Berikan ilustrasi secara singkat mengenai risiko yang dihadapi sebagai manusia dalam
menjalani kehidupannya di dunia ini. Misalnya kecelakaan, kebakaran, perampokan dan
lainnya. Selanjutnya tanyakan ke peserta:
Tumbuh kembang kita ini penuh risiko, bukan?
Penuh bahaya bukan?
Langkah 3:
Catat kata kunci jawaban yang didapatkan dari peserta. Selanjutnya rangkum dan
bacakan menjadi cara mencegah dan menanggulangi munculnya risiko.
7
Sesi 7: Mampu Memahami Peran Teman Sebaya Dalam Kaitannya
dengan Tumbuh Kembang (40 menit)
Langkah 1:
Sampaikan ke peserta bahwa untuk menjelaskan peran teman sebaya dalam tumbuh
kembang akan dilakukan bedah studi kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) pada
Remaja Sekolah.
Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas, disarankan untuk memperhatikan dan
mencatat hal-hal yang dianggap perlu sebagai bahan masukan kelompok yang melakukan
presentasi. Sementara fasilitator mencatat kata kunci sebagai bahan untuk bahasan
penjelasan diakhir sesi.
Langkah 2:
Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan beberapa hal yang ditemukan dalam
presentasi tersebut, dengan pertanyaan:
Siapkah kita menanggulangi risiko-risiko tumbuh kembang? Pada diri kita? Pada
sahabat-sahabat kita?
Kenapa peran teman sebaya tersebut sangat penting dalam tumbuh
kembang?
Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam mendukung peran teman sebaya
tersebut?
Langkah 3:
Simpulkan semua pembahasan dengan mengacu pada bahan pembelajaran. Kalau perlu
beri contoh-contoh lain.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat menyerap
materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan tumbuh kembang?
Apa saja resiko yang mempengaruhi tumbuh kembang?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Tumbuh Kembang Remaja. Sarankan
8 informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
LAKI-LAKI
9
10
Langkah 1:
Jelaskan kepada peserta bahwa akan melakukan bedah kasus untuk menjelaskan risiko
yang menyertai tumbuh kembang. 11
Fasilitator menyiapkan alat dan bahan yang digunakan: Empat (4) set amplop kasus.
Setiap amplop berisi empat buah bentuk bangunan bergambar, yaitu bujur sangkar,
segitiga, lingkaran dan persegi panjang. Setiap bentuk bangunan dipotong-potong
menjadi 5 bagian. Di balik potongan tersebut terdapat kasus-kasus yang harus dibahas.
Langkah 2:
Bagilah peserta dalam 4 kelompok dan tiap kelompok mengambil satu amplop yang
tersedia.
Tugasnya adalah menjawab pertanyaan dibawah ini berdasarkan kasus yang diterima
kelompok (amplop):
Apa kesimpulan kelompok atas kasus tersebut?
Risiko apa yang mempengaruhi terhadap tumbuh kembang orang tersebut
dikarenakan oleh kasus tersebut?
Langkah 3:
Setelah 10 menit, akhiri diskusi, semua peserta diminta berkumpul kembali, dan semua
kelompok menyajikan.
Amplop 1:
Nancy sering merasa rendah diri karena kurang cantik dan payudaranya kerempeng.
Namun ia selalu nomor satu dalam matematika.
Amplop 2:
Eddy pemain basket pujaan di SMU 2 baru saja diputus pacarnya. Sekarang malas belajar
dan berlatih basket. Kawan-kawannya menawarinya untuk mencoba rokok dan pil
ekstasi.
12
Amplop 3:
Dari kecil Joko pandai mengaji. Suranya merdu, adzannya disukai penduduk satu RW.
Belakangan ini ia agak malas datang ke mushola. Gara-garanya ia malu ibunya tidak
mempu membelikan sepeda motor seperti kepunyaan Eddy tetangga dan sahabat
karibnya.
Amplop 4:
Kecantikan Nina jadi buah bibir di Sekolahnya. Hampir tiap bulan ia gonta-ganti pacar.
Terakhir ia malahan berpacaran dengan pak Seto, guru matematika yang muda dan
cakep. Namun sebenarnya Nina payah dalam hampir semua mata pelajaran.
Langkah 1: 13
Jelaskan kepada peserta bahwa akan melakukan kerja kelompok yang dapat menjelaskan
peran teman sebaya dalam tumbuh kembang melalui bedah kasus Kehamilan Tidak Di
inginkan (KTD) pada Remaja Sekolah.
Langkah 2:
Bagi peserta menjadi dua kelompok dan setiap kelompok diberikan amplop yang berisikan
studi kasus.
Bahas studi kasus pada kelompok dan jawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada studi
kasus tersebut. Tulis jawaban pada kerta flipchart.
Langkah 3:
Minta wakil kelompok membacakan hasil kerjanya di depan kelas. Agar ada suasana
semangat, minta setiap kelompok menggunakan cara yang kreatif dalam memprsentasikan
hasil kerjanya di depan kelas. Contoh menggunakan fragmen drama atau lewat lagu,
dan lain-lain.
Catat kata kunci seluruh kelompok untuk menjadi catatan dalam langkah pembelajaran
selanjutnya.
Langkah 4:
Jika seluruh kelompok telah selesai presentasi, minta semua peserta kembali duduk
pada tempatnya masing-masing.
Seorang remaja namanya Rini yang tinggal di pesisir pantai dengan ibunya. Bapaknya
meninggal dunia 5 tahun yang lalu saat Rini masih berumur 12 tahun. Saat ini Rini telah
menginjak usia 17 tahun dan masih duduk di bangku kelas 2 di sebuah SMA swasta.
Secara pertumbuhan dalam usia 17 tahun Rini sangat beda dengan remaja seusianya.
Demikian juga dengan kematangan kejiwaannya, Rini sangat dominan diantara teman-
temannya, mungkin hal tersebut karena Rini sudah terbiasa dengan kehidupan yang sulit
14 dengan ibunya.
Rini sejak usia 16 tahun sudah mengenal yang namanya pacaran. Secara tidak langsung
dia sudah sering melakukan hubungan seks dengan pacarnya layaknya dilakukan oleh
pasangan suami istri.
Suatu pagi, Rini tidak bisa masuk sekolah karena dia mengalami panas badan dan
muntah-muntah. Dia sangat kebingungan dengan gejala sakitnya tersebut. Ibunya sudah
curiga bahwa jangan-jangan anaknya tersebut mengalami kehamilan. Suatu pagi Rini
diajak oleh ibunya memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat untuk memeriksakan gejala
sakitnya tersebut dan sekaligus tes kehamilan.
Pertanyaannya:
1. Apa yang anda lakukan untuk dapat
memberikan bantuan terkait dengan
permasalahan yang dihadapi Rini?
2. Jika masalah tersebut menimpa keluarga
anda atau anda sendiri apa yang akan anda
lakukan?
3. Apa saja peranan teman sebaya terkait
dengan kejadian tersebut?
Dilihat dari siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa yang paling sulit untuk
dilalui oleh individu. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa yang paling kritis bagi
perkembangan pada tahap-tahap kehidupan.
Mengapa dikatakan demikian? Ini dikarenakan pada masa inilah terjadi begitu banyak
perubahan dalam diri individu baik itu perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan
dari ciri kanak-kanak menuju kedewasaan. Pada perempuan ditandai dengan mulainya
menstruasi atau buah dada yang membesar. Pada laki-laki antara lain ditandai dengan
perubahan suara, otot yang semakin membesar serta mimpi basah.
Dalam kondisi berbagai perubahan di atas, remaja biasanya tidak mau lagi dikatakan
sebagai kanak-kanak namun belum dapat dikatakan sebagai orang dewasa jika dilihat
dari berbagai kesiapan yang mereka miliki.
Berbagai perubahan fisik yang terjadi pada remaja merupakan proses yang alamiah,
yang akan dilalui oleh semua individu. Namun seringkali ketidaktahuan remaja terhadap
perubahan itu sendiri membuat mereka hidup dalam kegelisahan dan perasaan was-
was. Ditambah dengan perubahan konsep diri dan pencarian identitas diri maka akan
banyak permasalahan yang muncul jika tidak dibimbing dengan baik untuk melewati
masa tersebut.
Proses pencarian identitas diri tersebut harus mendapat bimbingan dari orang
sekelilingnya agar mereka dapat tumbuh menjadi remaja yang bertanggung jawab.
Kedua risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai perilaku yang kurang normal.
Perilaku yang paling banyak dilakukan ialah melarikan diri dari lingkungan, yang dapat
berakibat:
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini peserta dapat:
Menjelaskan pengertian tumbuh kembang.
Menyebutkan perubahanperubahan yang terjadi selama tumbuh
kembang.
Menyebutkan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.
Menyebutkan risiko yang menyertai tumbuh kembang.
Menyebutkan pencegahan dan penanggulangan dampak negatif
tumbuh kembang.
Menyebutkan peran peer dalam kaitannya dengan tumbuh kembang.
20
Faktor-faktor yang Berpengaruh Mencegah dan Menanggulangi
Faktor Internal (Pembawaan) Pencegahan
Mendekatan diri kepada Tuhan.
Faktor Eksternal Bersyukur.
Berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan
Menjadikan dampak negatif yang terjadi pada remaja sebagai
pembelajaran.
Gizi
Penanggulangan
Lingkungankeluarga,lingkungan teman Penekanan rasa negatif secara berkelompok.
sebaya serta sekolah Saling menceritakan dan berbagi kesulitan dengan teman.
Penyaluran Potensi diri pada hal-hal yang positif (olah raga,
kesenian, kegiatan sosial dan lainnya).
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna, diberi kelebihan dibandingkan
dengan makhluk lain. Kelebihan masing-masing orang seringkali disebut sebagai POTENSI
DIRI. Kadang-kadang potensi diri disebut juga FITRAH, nilai-nilai yang baik, yang
dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Kelebihan ini dapat dipelihara, diperkuat dan
dikembangkan untuk mendukung pencapaian cita-cita seseorang. Yang harus dilakukan
orang adalah mengenal dengan baik dan benar potensi diri masing-masing dan kemudian
dipelihara dan dikembangkan untuk mencapai cita-citanya.
Potensi diri adalah kemampuan diri yang dimiliki oleh seseorang yang dikembangkan dan
didayagunakan untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup orang tersebut.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini Peserta dapat:
165 menit
1. Curah pendapat
1. Kertas flipchart
2. Kertas metaplan
3. Spidol (besar dan kecil)
23
4. Selatip kertas dan gunting
5. LCD
6. Laptop
7. Slide presentasi
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Selanjutnya bagikan kertas metaplan kepada semua peserta dan berikan pertanyaan
sebagai berikut: Apa cita-cita hidup anda?
Pastikan semua peserta telah menjawab pertanyaan tersebut pada kertas metaplan.
Langkah 2:
Tanyakan ke peserta apakah sudah selesai. Kalau sudah minta beberapa orang peserta
utuk membacakan jawabannya.
Langkah 1:
Minta peserta memegang kembali kertas metaplan-nya. Selanjutnya sampaikan kepada
peserta bahwa: Anda telah memiliki cita-cita hidup seperti tertulis dalam kertas
metaplan tersebut dimana cita-cita hidup sangat erat hubungannya dengan potensi
diri.
Mintalah 4 orang peserta menjawab pertanyaan: Mengapa anda begitu penting memiliki
cita-cita hidup ini?
Catat kata kunci jawaban peserta pada kertas flipchart dan minta beberapa peserta lain
untuk menambahkan atau menegaskan dari jawaban 4 orang tersebut.
Rangkum dan bacakan ulang pentingnya suatu cita-cita hidup berdasarkan kata kunci
jawaban peserta.
Langkah 2:
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Baik laki-laki maupun perempuan memiliki cita-cita
hidup. Untuk itu sangat perlu kita pahami secara bersama-sama sebagai remaja yang
memiliki kesempatan untuk mencapainya.
Untuk memahami hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan dalam mencapai cita-cita 25
ini, kita akan melakukan kerja kelompok. Panduan kerja kelompok terlampir.
Langkah 2:
Tegaskan kembali bahwa hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan adalah sama untuk
mencapai cita-cita. Maka sangatlah penting mendorong remaja untuk mempunyai dan
mencapai cita-cita setinggi-tingginya selaku warga negara.
Langkah 1:
Fasilitator mengawali sesi dengan mengajak peserta mengingat kembali pembahasan
mengenai pentingnya pengembangan potensi diri dan cita-cita. Ditekankan bahwa
potensi diri bisa dikembangkan dan cita-cita bisa dicapai melalui usaha keras dan
pantang menyerah.
Beri waktu yang cukup untuk menuliskan jawaban ini pada kertas metaplan.
Langkah 2:
Jika dirasa sudah cukup, ajak seluruh peserta mendiskusikan jawaban yang telah
dituliskan mengenai USAHA yang sudah, sedang dan akan dilakukan. Dengan menunjuk
beberapa peserta untuk membacakan jawabannya secara bergantian.
Langkah 3:
Fasilitator mencatat dan merangkum jawaban peserta, dan selanjutnya menjelaskan
secara singkat mengenai usaha-usaha yang dilakukan dalam mencapai cita-cita.
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Usaha untuk mencapai cita-cita tersebut terkadang
tidak tercapai, karena semua orang juga memiliki kelemahan. Nah untuk memperjelas
sesi ini kita akan mendiskusikan kelemahan-kelemahan tersebut.
Langkah 2:
Selanjutnya fasilitator melakukan pembahasan dengan mengajak peserta mendiskusikan
jawaban yang telah dituliskan dengan cara:
Mengumpulkan semua kertas yang sudah ditulis lengkap.
Kemudian tanpa mengetahui nama peserta yang menulis, dibahas satu persatu
tulisan yang ada.
Minta komentar peserta, kemudian dicatat dalam kertas flipchart dan
selanjutnya dibahas bersama sama.
Langkah 3:
Jika dirasakan sudah cukup, rangkum dan jelaskan kelemahan-kelemahan tersebut
dengan penekanan bahwa semua orang memiliki kelemahan yang apabila dibiarkan
dapat mengganggu potensi dirinya dan menghalangi tercapainya cita-cita.
Langkah 4:
Jika telah selesai lanjutkan dengan pertanyaan: Bagaimana upaya untuk menekan
kekurangan tersebut agar cita-cita anda tercapai?
Berikan kesempatan lagi bagi seluruh peserta untuk berpikir dan menulis di metaplan.
Langkah 5:
Tanyakan kepada peserta apakah semuanya sudah selesai kalau sudah instruksikan
kepada semua peserta untuk:
Mengumpulkan semua kertas yang sudah ditulis lengkap.
Langkah 6:
Rangkum komentar seluruh peserta, selanjutnya tayangkan dan jelaskan cara-cara
menekan kekurangan tersebut agar cita-cita tercapai.
Tekankan juga bagaimana peserta mengenal dengan baik dan jujur kelemahan masing- 27
masing agar tidak muncul dan tidak menganggu pencapaian cita-cita.
Sesi 7: Peran Teman Dalam Terkait dengan Potensi Diri (30 menit)
Langkah 1:
Sesi ini diawali dengan menyampaikan bahwa: Didalam pengembangan potensi diri
dengan usaha untuk mencapai cita-cita tidaklah bisa hanya dilakukan sendirian saja.
Anda membutuhkan orang lain atau teman yang selama ini kita kenal.
Bagikan metaplan kepada semua peserta dan berikan pertanyaan sebagai berikut:
Bantuan apa saja yang anda pernah minta ke teman anda dalam hubungannya
dengan masalah yang anda hadapi?
Kenapa peranan teman tersebut penting dalam mendukung pengembangan
potensi diri dan cita-cita?
Langkah 2:
Jika sudah selesai ajak peserta untuk mendiskusikan jawaban tersebut.
Rangkum dan jelaskan menjadi kalimat dengan menekankan bahwa betapa pentingnya
peranan teman dalam kaitannya dengan pencapaian cita-cita dan potensi diri. Teman
dapat diajak untuk berbagi pengalaman, saling mendapatkan nasehat dalam pematangan
cita-cita dan mencari solusi tentang kelemahan masing-masing.
Langkah 1:
Pujilah semua peserta atas cita-cita mereka. Katakan bahwa semuanya adalah bagus
dan patut untuk diperjuangkan agar tercapai. Lalu pelan-pelan sampaikan mari kita lihat
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan potensi diri?
Apa peran teman terkait dengan potensi diri?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Pengembangan Potensi Diri. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
28 sampai selesai.
Tugas Kelompok : Mengelompokan jenis Pekerjaan yang bisa dilakukan antara laki-laki
dan perempuan
Mintalah setiap kelompok untuk mengelompokan jenis pekerjaan atau profesi yang bisa
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.
Langkah 2:
Selanjutnya fasilitator mendiskusikan jawaban peserta secara bersama-sama.
Berikan semua peserta waktu yang cukup untuk memberikan analisanya sampai muncul
gambaran bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama
dalam mencapai cita-cita.
Catatan: bahwa ada jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh laki-laki dan juga oleh
Perempuan.
Langkah 3:
Lanjut ke langkah pembelajaran modul
Potensi diri adalah kemampuan diri yang dimiliki seseorang yang dikembangkan dan
didayagunakan untuk mencapai tujuan hidup orang tersebut.
Dua hal dasar yang menghancurkan cita-cita remaja adalah kegiatan-kegaiatan pada diri
remaja dan kegiatan-kegiatan di luar diri remaja. Kegiatan-kegiatan yang dapat terjadi
pada diri remaja adalah: kehamilan, cacat kerena kecelakaan, terkena penyakit gawat
(misal AIDS) dan tentu saja meninggal. Dari luar remaja misalnya: perang, bencana alam,
bencana keluarga (misal perceraian, bangkrut dan lainnya).
Sahabat karib diperlukan semua orang dalam kaitan dengan cita-cita, potensi diri dan
kelemahan. Meraka adalah kawan yang bisa diajak berdiskusi, saling bertukar pikiran dan
pendapat, saling memberi nasehat dalam rangka mematangkan cita-cita masing-masing,
peningkatan potensi diri masing-masing dan penekanan kelemahan masing-masing.
Potensi Diri
32
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan dan menyebutkan tentang pengembangan potensi
diri.
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini peserta dapat:
Menjelaskan pengertian pengembangan potensi diri.
Menjelaskan pentingnya cita cita dalam kehidupan manusia.
Menyebutkan hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan dalam
mencapai cita-cita.
Menyebutkan usaha dalam mencapai cita-cita.
Menyebutkan kelemahan diri agar tidak menghambat pengembangan
potensi.
Menyebutkan peran teman dalam kaitannya dengan potensi diri.
Potensi Diri
Hidup manusia terdiri atas pilihan-pilihan. Kita harus memilih diantara pilihan-pilihan
tersebut. Pengambilan keputusan pada hakikatnya adalah pemilihan alternatif yang
paling kecil risikonya untuk dilaksanakan, rasional, logis berdasarkan daya pikir yang
kreatif dan inovatif, digabung dengan pendekatan yang intuitif dengan memanfaatkan
berbagai pelajaran yang diperoleh dari pengalaman. Dalam kejadian nyata, keberhasilan
seseorang tidak lepas dari ketepatan pilihan keputusan yang baik pada saat kesempatan
datang.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
120 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah Tanya Jawab
3. Permainan
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Buka sesi dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta sebagai berikut:
Keputusan penting apa yang pernah anda ambil dalam hidup ini?
Apakah keputusan penting itu merupakan keputusan yang baik?
Langkah 2:
Catat kata kunci jawaban peserta di dalam kertas flipchart. Rangkum dan bacakan
jawaban peserta.
Langkah 3:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Anda telah menjawab tentang beberapa pertanyaan
yang terkait dengan keputusan yang penting, berdasarkan kata kunci jawaban yang telah
kita dapatkan tersebut, apa yang dimaksud dengan keputusan penting?
36
Minta beberapa peserta untuk menjawab pertanyaan tersebut. Catat kata kunci
jawabannya pada kertas flipchart.
Berdasarkan kata kunci jawaban peserta, buatlah bersama-sama dengan peserta tentang
pengertian dari keputusan yang baik.
Langkah 4:
Tayangkan dan jelaskan pengertian keputusan yang baik. Tegaskan bahwa hidup penuh
dengan pilihan-pilihan, dan kita harus memilih diantara pilihan-pilihan tersebut. Inilah
yang dinamakan KEPUTUSAN.
Tegaskan juga bahwa Keputusan yang Baik seyogyanya menggunakan pendekatan Triple-T
(Tinjauan, Telaah dan Tindakan).
Beri kesempatan pada peserta untuk bertanya atau menambahkan informasi mengenai
Pengertian Keputusan yang Baik. Jawab pertanyaan dengan singkat dan jelas.
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa untuk lebih memahami mengenai pembuatan
keputusan yang baik akan diisi dengan permainan Apa yang Saya Lakukan. Panduan
permainan terlampir.
Langkah 2:
Setelah kerja kelompok selesai lanjutkan dengan:
Minta 2-3 orang peserta untuk menceritakan pengalamannya dalam membuat
keputusan penting.
Mulailah dengan menanyakan masalah yang amat mencekam, kemudian
tanyakan kepada peserta cara melakukan analisa pilihan-pilihan keputusan
yang ada, lalu tanyakan tentang keputusan yang akhirnya diambil.
Langkah 3:
Dengan bahan cerita yang sama, tanyakan kepada peserta lainnya: Seandainya kejadian
tersebut menimpa anda, keputusan apa yang akan anda ambil?
Catat jawaban-jawaban di atas lingkaran Triple-T yang anda buat di atas kertas flipchart.
Tempatkan semua jawaban dan bahasan peserta ke dalam salah satu Tinjauan, Telaah
atau Tindakan. 37
Langkah 4:
Buat rangkuman sesi dan tegaskan bahwa: Didalam pengambilan keputusan yang baik
proses Triple-T adalah proses berkesinambungan, artinya setelah selesai suatu tindakan
diputuskan dan kemudian dilaksanakan dan selanjutnya dilakukan evaluasi untuk
melakukan Tinjauan, Telaah dan Tindakan dan demikian seterusnya.
Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta:
Apa yang akan mereka lakukan didalam mengambil keputusan jika didalam
sebuah kelompok yang anggotanya ada laki-laki dan perempuan?
Kenapa perempuan penting untuk dilibatkan dalam pengambilan sebuah
keputusan?
Langkah 2:
Rangkum dan bacakan pendapat peserta.
Tegaskan bahwa Pengambilan Keputusan bukan monopoli laki-laki, baik itu dalam
masyarakat, kelompok maupun keluarga nantinya. Perempuan memiliki hak dan
kewajiban yang sama untuk membuat keputusan yang baik.
Berbagi pendapat antara anggota kelompok atau keluarga merupakan cara penyelesaian
masalah yang ada.
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud pengambilan keputusan yang baik?
Sebutkan apa saja hak dan kewajiban remaja laki-laki dan perempuan dalam
pengambilan keputusan?
38 Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Keputusan yang Baik. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
Langkah-Langkah Permainan
Langkah 1:
Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan melakukan permainan yang dinamakan Apa 39
Yang Harus Kita Lakukan.
Bagi peserta menjadi 2 kelompok dan bagikan lembar cerita kasus kepada masing-masing
kelompok.
Minta setiap kelompok menuliskan keputusan yang diambil beserta alasan pengambilan
keputusan tersebut?
Langkah 2:
Catat kata kunci jawaban peserta pada kertas flipchart. Rangkum dan bacakan kata
kunci berdasarkan pendapat mereka.
Cerita Kasus 1
Sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api. Jalur yang pertama
adalah jalur aktif (masih sering dilewati KA), sementara jalur kedua sudah tidak aktif
40 (tidak pernah lagi dilewati KA). Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang tidak
aktif, sementara lainnya bermain di jalur KA yang masih aktif.
Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Kebetulan
Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA tersebut. Apakah yang
akan anda lakukan?
1. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah
tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang
bermain? Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak
yang sedang bermain di jalur KA yang tidak aktif.
2. Atau anda akan membiarkan kereta tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?
Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan apa yang sebaiknya kita ambil?
Cerita Kasus 2
Banyak pekerjaan rumah yang didapat oleh Karno sepulang sekolah. Semua pekerjaan
rumah harus dikumpul besok pagi, jadi dia hanya punya waktu malam ini untuk bisa
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Saat pulang sekolah di sore hari itu, tiba-tiba Ibu meminta Karno mengantar pamannya
ke Desa. Ibu mengatakan harus dan hanya kamu saja ada dirumah dan bisa mengendarai
motor.
Karno dihadapkan dua pekerjaan, yang semuanya diselesaikan malam ini. Satu pihak
pekerjaan rumah menentukan kelulusan sekolahnya dan besok batas akhir dikumpulkan.
Sementara pamannya harus ada di desa malam ini, karena sudah ditunggu oleh keluarga
besar untuk menandatangani surat keputusan atas suatu musibah dan keputusan yang
diberikan tidak boleh melalui telpon. Apa yang harus dilakukan Karno.
1. Apakah Anda menunda pekerjaan rumah untuk kepentingan sekolah berarti anda
akan menerima risiko tidak lulus dalam mata pelajaran tersebut?
2. Atau menolak mengantar paman? Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan
apa sebaiknya kita ambil?
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal di atas, akan
menimbulkan berbagai masalah:
1. Tidak tepatnya keputusan.
Sikap atau watak berfikir kritis dapat ditingkatkan dengan memantapkan secara positif
dan memotivasi lingkungan kerja. Kreatifitas penting untuk membangkitkan motivasi
secara individu sehingga mampu memberikan konsep baru dengan pendekatan inovatif
dalam memecahkan masalah atau isu secara fleksibel dan bebas berpikir. Keterbukaan
menerima kritik akan mengakibatkan hal positif seperti, semakin tajamnya kemampuan
analisa terhadap fakta dan data yang dihadapi dan meningkatkan kemampuan untuk
43
mengatasi kelemahan.
Tinjauan:
Mempelajari masalah atau persoalan atau kebutuhan mendeskak dengan sebaik-baiknya,
kemudian menyusun daftar pilihan-pilihan yang tersedia.
Telaah:
Menimbang-nimbang untung rugi masing-masing pilihan. Perlu dicatat bahwa hamir
tidak ada yang bebas risiko. Akan tetapi bisa dipilih yang paling berdayaguna (mudah
dilakukan), atau yang paling berhasil guna (hasilnya paling nyata) atau risikonya paling
kecil.
Tindakan:
Menentukan keputusan yang akan dipilih dan siap menerima resiko apapun. Mengambil
tindakan ini dilakukan setelah analisis selesai dilaksanakan.
Proses Triple-T ini adalah proses berkesinambungan. Artinya, setelah selesai suatu
tindakan dipustuskan dan kemudian dilaksanakan, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk
melakukan Tinjauan, Telaah dan Tindakan berikutnya. Demikian seterusnya, sampai
permasalahan tersebut benar-benar terpecahkan secara tuntas.
Metode autokratik hasilnya lebih cepat dalam pengambilan keputusan dan cocok untuk
situasi krisis atau ketika kelompok senang menerima tipe ini sebagai gaya keputusan.
Bagaimanapun anggota staf umumnya lebih mendukung pendekatan konsultatif dan
kelompok. Konflik dapat terjadi ketika masalah tidak terstruktur dibahas atau jika
manajer tidak mempunyai pengetahuan atau ketrampilan dalam proses pemecahan
masalah.
a. Faktor Internal
Faktor internal dari diri manajer sangat mempengaruhi proses pengambilan
keputusan. Faktor internal tersebut meliputi: keadaan emosional dan fisik, personal
karakteristik, kultural, sosial, latar belakang filosofi, pengalaman masa lalu, minat,
pengetahuan dan sikap pengambilan keputusan yang dimiliki.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal termasuk kondisi dan lingkungan waktu. Suatu nilai yang berpengaruh
pada semua aspek dalam pengambilan keputusan adalah pernyataan masalah,
45
Sanksi yang diberikan akibat dari pelanggaran norma sosial bisa berupa sanksi moral,
sosial sampai ke pidana sesuai dengan besar kecilnya bobot kesalahan dan sesuai
peraturan yang berlaku.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi peserta mampu:
100 menit
1. Curah pendapat
2. Diskusi
3. Ceramah dan tanya jawab
4. Permainan Keranjang Norma Sosial
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta: Apakah peserta pernah mendengar kata norma sosial?
Kemudian lanjutkan dengan pertanyaan Apa yang diketahui tentang norma sosial?
Tuliskan kata kunci dari jawaban peserta dan rangkum pendapat peserta.
Langkah 2:
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Pengertian norma sosial ini sangat perlu bagi remaja
tentang perilaku-perilaku yang berkaitan atau bertentangan dengan suatu norma sosial
sehingga para remaja memiliki perhatian terhadap norma sosial itu sendiri di lingkungan
komunitas dan masyarakat pada umumnya.
50 Sampaikan kepada peserta bahwa untuk memahami perilaku dan apa yang menjadi
kewajiban serta tanggung jawab remaja akan dilakukan kegiatan permainan Keranjang
Norma Sosial. Panduan permainan terlampir.
Langkah 2:
Tanyakan kepada peserta: Apa yang dapat dipelajari dari permainan keranjang norma
sosial?
Simpulkan dan bacakan pendapat peserta. Pendapat peserta tidak perlu ada
pembahasan.
Langkah 3:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Kita telah memahami perilaku-perilaku yang
bertentangan dengan kaidah agama, melanggar peraturan atau undang-undang yang
berlaku ataupun perilaku kurang disukai oleh orang tua atau dewasa.
Untuk itu, sebagai remaja seharusnya memberikan perhatian agar perilaku tersebut
tidak terjadi atau terhindar pada diri sendiri maupun pada remaja lainnya. Bentuknya
adalah adanya kewajiban dan tanggung jawab remaja terhadap norma sosial.
Sampaikan kepada peserta bahwa pada sesi ini, kita lanjutkan dengan kerja kelompok
untuk mencari apa saja yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab remaja terhadap
norma sosial.
Langkah 4:
Tanyakan kepada peserta: Apa yang dapat dipelajari dari diskusi kelompok Kewajiban
dan Tanggung Jawab Remaja Terhadap Norma Sosial?
Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta: Jika saya tertarik pada istri/suami orang, apakah saya
melanggar norma sosial?
Pertanyaan selanjutnya: Jika saya melakukan hal tersebut (tertarik dan mengajak
pacaran) apa risikonya?
51
Gali bersama-sama risiko-risiko yang muncul sebagai akibat dari perilaku tertarik dengan
istri/suami orang.
Catat pada kertas metaplan dan bacakan ulang resiko yang akan terjadi.
Langkah 2:
Sampaikan bahwa apa yang kita lakukan terkait dengan melanggar norma sosial, maka
kita akan menerima sanksi, sanksi itu berupa sanksi sosial, agama, dan ataupun moral
oleh komunitas maupun masyarakat.
Berikan kesempatan peserta untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan melanggar
norma sosial. Berikan jawaban yang singkat dan jelas.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan norma sosial?
Apa risiko remaja melanggar norma sosial?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Norma Sosial. Sarankan informasi
lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
Langkah-langkah Permainan
Langkah 1:
52 Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan melakukan kegiatan permainan untuk dapat
memahami dan menjelaskan perilaku-perilaku yang melanggar norma sosial.
Langkah 2:
Bagi peserta menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok dibagikan 6 lembar kertas
metaplan.
Langkah 3:
Minta wakil kelompok untuk membacakan hasil kerjanya. Berikan kesempatan kelompok
lain untuk menanggapi hasil kerja ketika masing-masing melakukan presentasi.
53
Hubungan lain jenis, apalagi yang terkait dalam hubungan seksual, merupakan hal yang
sangat diperhatikan dalam norma sosial, oleh karenanya remaja layak sangat memberi
perhatian terhadap norma tersebut. Kemuadian diusahakan agar jangan sampai
melanggar norma.
Pengucilan sosial tidak menyakitkan secara fisik, namun sering kali orang yang
dikucilkan akan menunjukkan perilaku yang berkelanjutan dalam bentuk reaksi
sosial yang ekstrim sampai pada bentuk-bentuk perilaku asosial artinya sudah tidak
55
Norma Sosial
Norma sosial ialah serangkaian peraturan
yang disepakati bersama untuk dipelihara,
Norma Sosial dijaga dan ditaati oleh semua anggota
masyarakat.
56
Peraturan pemerintah
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu: Adat dan kebiasaan
Menjelaskan pengertian norma sosial.
Menyebutkan kewajiban remaja terhadap norma sosial.
Kesepakatan masyarakat
Menyebutkan tanggung jawab dalam mentaati norma sosial.
Menyebutkan risiko seseorang melanggar norma sosial.
Perilaku merupakan keseluruhan tindakan manusia yang didasari atas pengetahuan (atau
ketidak tahuan), sikap dan tindakan. Diantara berbagai perilaku, beberapa perilaku
dinyatakan berisiko, dalam arti apabila dilakukan akan berpeluang untuk menimbulkan
kerugian. Peluang tidak berarti bahwa pasti terjadi sekarang maupun dimasa yang akan
datang, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Kerugian dapat berupa
kerugian material, fisik, harga diri, rasa malu, kehilangan kesempatan, kehilangan masa
depan, dan seterusnya.
Pemahaman tentang perilaku berisiko kelompok dampingan bagi seorang PRS adalah
penting, karena PRS akan lebih efektif dalam melakukan pendampingan pada teman
sebaya. Mengetahui permasalahan perilaku yang sedang dihadapi oleh seseorang akan
lebih memudahkan dalam memberikan pilihan dukungan perubahan perilaku.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta diharapkan mampu:
90 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah dan tanya jawab
3. Diskusi kelompok
4. Pleno
59
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Awali dengan mengungkapkan pernyataan: Manusia adalah makluk sosial, yang
artinya mereka tidak bisa hidup sendiri. Dalam kehidupan sosialnya, manusia selalu
berinteraksi atau berperilaku dalam pergaulan dengan sesamanya untuk mencapai
tujuan hidupnya.
Kemudian tanyakan kepada peserta: Apa yang anda ketahui tentang perilaku?
Langkah 3:
Lanjutkan dengan mengungkapkan pernyataan: Setiap perilaku yang dilakukan manusia
pasti akan mendatangkan hasil ataupun risiko.
Kemudian tanyakan kembali kepada peserta: Apa yang dimaksud dengan berisiko?
60 Langkah 4:
Berikan kembali peserta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan pemahaman yang
dimiliki. Catat kata kunci jawaban peserta dalam kertas flipchart.
Langkah 5:
Rangkum jawaban peserta menjadi sebuah pengertian tentang perilaku berisiko dengan
menggunakan media slide presentasi, tegaskan tentang pengertian perilaku berisiko.
Langkah 1:
Ajak peserta untuk memahami lebih lanjut tentang perilaku berisiko remaja terkait
dengan penularan HIV dan AIDS.
Beritahukan kepada peserta bahwa akan dilakukan kerja kelompok. Panduan kerja
kelompok terlampir.
Langkah 2:
Lakukan penegasan topik dengan menayangkan slide presentasi.
Langkah 1:
Awali sesi dengan mengungkapkan pernyataan: Tadi bersama-sama kita sudah belajar
tentang perilaku berisiko remaja terkait HIV serta dampak yang ditimbulkan terkait
perilaku berisiko.
Langkah 3:
Dengan menggunakan kunci jawaban peserta, rangkum menjadi sebuah peranan remaja
terkait perilaku berisiko.
Langkah 4:
Lakukan penegasan topik dengan menayangkan slide presentasi. 61
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan perilaku berisiko?
Apa saja peran remaja terkait dengan perilaku berisiko?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Perilaku Berisiko. Sarankan informasi
lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai
Langkah 1:
62 Bagilah peserta menjadi empat kelompok, bisa dilakukan dengan menghitung peserta
atau dengan melakukan permainan untuk membentuk kelompok.
Langkah 2:
Setelah peserta membentuk kelompok, sampaikan aturan main:
Bagikan 1 kertas flipchart dan spidol kepada masing-masing kelompok.
Instruksikan peserta di masing-masing kelompok untuk menjawab pertanyaan
dan mendiskusikan.
Pertanyaan: Perilaku apa saja yang berisiko tertular HIV dan AIDS? dan berikan
alasannya?
Instruksikan kepada peserta untuk menunjuk satu orang dari kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Langkah 3:
Setelah peserta menyelesaikan pekerjaannya, instruksikan mereka untuk menempel
hasil pekerjaannya di depan kelas, dan kemudian dipresentasikan.
Peserta dari kelompok lain diminta untuk memperhatikan dan menyampaikan pendapat
atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi.
Langkah 4:
Rangkum hasil diskusi terkait dengan perilaku berisiko remaja terkait penularan HIV.
Langkah 5:
Lanjut ke langkah modul pembelajaran
Setiap perilaku yang dilakukan oleh manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya 63
dalam masyarakat berdasarkan pengetahuan, sikap dan tidakannya. Perilaku adalah
keseluruhan tindakan manusia yang didasari atas pengetahuan (ketidaktahuan), sikap
dan tindakan.
Diantara berbagai perilaku yang dilakukan oleh manusia dinyatakan berisiko, dalam arti
apabila dilakukan akan berpeluang menimbulkan kerugian. Peluang tidak berarti bahwa
pasti terjadi, sekarang atau dimasa mendatang. Terhadap diri sendiri maupun orang
lain. Kerugian dapat berupa kerugian materiil, fisik, harga diri, kehilangan kesempatan,
kehilangan masa depan, dan seterusnya.
Hubungan seksual yang dimaksud baik adalah vaginal, anal dan oral. Hal ini dapat
merugikan kedua belah pihak yang melakukan perilaku seksual. Selain perilaku tersebut
bermuara pada penularan HIV, perilaku tersebut yang apabila dilakukan oleh remaja,
akan bisa berdampak pada hancurnya masa depan remaja serta masalah kesehatan
reproduksi.
Kondom sebagai suatu alat yang digunakan untuk membatasi pertemuan antara sperma
dengan sel telur, dapat digunakan sebagai alat untuk mencegah penularan HIV lewat
hubungan seksual. Tetapi para remaja diharapkan untuk dapat sedini mungkin untuk
menghindari perilaku berisiko.
64
Sampai sejauh ini gender masih menjadi bagian dari beragam isu populer yang perlu
disampaikan ke masyarakat. Mengingat masih sering ditemukan fakta pembedaan dan
kesenjangan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab serta kedudukan antara laki-laki
dengan perempuan, baik secara langsung maupun tidak. Pembedaan dan kesenjangan ini
bisa menjadi pemicu konflik bila dalam penerapannya menimbulkan ketidakadilan atau
ketimpangan antara perempuan dan laki-laki.
Beberapa faktor sebagai sumber konflik gender antara lain: masih belum dipahaminya
perbedaan jenis kelamin dengan gender; pembagian peran laki-laki dan perempuan
masih diorientasikan dengan jenis kelamin (physical sex); dan masih sulitnya perempuan
maupun laki-laki mengidentifikasi kebutuhan praktis dan strategis terkait gender.
Demikian sehingga perlu memberikan pemahaman tentang seks dan gender di masyarakat,
khususnya dalam menstabilkan keseimbangan peran perempuan dan laki-laki dalam
kehidupan sosial diluar fungsi kodratnya.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu:
175 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah dan tanya jawab
3. Kerja kelompok
4. Permainan
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Siapkan dua kertas flipchart, tulis kata GENDER pada satu flipchart dan kata SEKS
di kertas flipchart yang satu lagi, gunakan ukuran huruf yang besar sehingga semua
peserta dapat melihat dan membaca dengan jelas dan terang.
Langkah 2:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Akhir-akhir ini, gender menjadi isu penting dan
istilah yang seringkali diperbincangkan. Namun dari pengamatan ternyata masih banyak
terjadi kesalahpahaman tentang apa yang dimaksud denga seks dan gender.
Tunjuk kertas flipchart yang berisikan kata SEKS, tanyakan kepada peserta: Apakah
pernah mendengar kata seks? Apa yang diketahui tentang seks?
Langkah 3:
Tunjuk flipchart yang berisikan kata GENDER, tanyakan kepada peserta: Apakah
pernah mendengar kata gender? Apa yang diketahui tentang gender?
Langkah 4:
Sampaikan kepada peserta bahwa kita telah mendapatkan kesimpulan dari hal yang
anda ketahui tentang gender dan seks.
Tayangkan dan jelaskan tentang pengertian gender dan seks melalui slide presentasi.
Arahkan peserta kedalam perbedaan seks dan gender dengan memberikan beberapa
stigma dan karakteristik yang berlawanan antara laki-laki dan perempuan sehingga akan
terlihat adanya perbedaan antara seks dan gender.
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Perbedaan jenis kelamin melahirkan perbedaan
perbedaan gender termasuk perbedaan peran, sehingga muncullah istilah apa yang
disebut sebagai peran kodrati dan peran gender.
Sampaikan kepada peserta bahwa: Banyak sekali peran yang kita mainkan setiap
harinya. Dapatkah peserta mengingat peran apa saja yang telah dimainkan?
Ajak peserta untuk mengingat peran apa saja yang telah dilakukan dari mulai bangun
tidur sampai saat ini.
Langkah 2:
Minta kepada peserta laki-laki menempel kertas metaplan di kertas flipchart Peran
Laki-Laki dan perempuan menempel kertas metaplan di kertas flipchart Peran
Perempuan.
Langkah 3:
Bahas dan diskusikan dengan peserta mengenai hasil kerja penempelan metaplan peran,
dengan cara:
71
Membandingkan antara peran pada kertas flipchart laki-laki dengan peran pada
kertas flipchart perempuan. Apakah ada pernyataan peran di kedua kertas
flipchart yang bermakna sama?
Tanyakan pada peserta, Apa yang menyebabkan persamaan dan perbedaan
peran-peran di atas (laki-laki dan perempuan)?
Langkah 4:
Sampaikan kepada peserta bahwa pada langkah sebelumnya kita telah mendapatkan
gambaran tentang peran, dan selanjutnya untuk memahami lebih mendalam tentang
peran terkait dengan gender maka dilakukan permainan Kalung Peran. Panduan
permainan terlampir.
Langkah 5:
Minta semua peserta bernyanyi bersama dan kemudian bertepuk tangan untuk
menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan tugas dengan baik.
Tanyakan kepada peserta: Pelajaran apa yang telah didapatkan dari permainan tersebut
dikaitkan dengan peran gender?
Catat kata kunci jawaban peserta, rangkum dan bacakan menjadi gambaran tentang
peran gender.
Langkah 1:
Awali dengan mengajak peserta untuk mengingat sesi sebelumnya, tentang isu peran
gender dengan cara memberikan beberapa pertanyaan pemanasan kepada peserta:
Apa itu peran gender?
Langkah 2:
Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan membahas ketidakadilan gender dan untuk
ini akan dilakukan kegiatan kerja kelompok Ketidakadilan Gender. Panduan kegiatan
kerja kelompok terlampir.
Langkah 3:
Tayangkan dan jelaskan melalui slide presentasi tentang ketidakadilan gender. Berikan
kesempatan peserta untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan ketidakadilan
72 gender.
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Satu hal yang penting mendasari pemikiran
perencanaan perspektif gender adalah dengan memberikan perhatian pada kenyataan
bahwa laki-laki dan perempuan tidak hanya memainkan peran yang berbeda di dalam
keluarga dan masyarakat, dengan perbedaan tingkat kontrol terhadap sumber-sumber,
dan seringkali membutuhkan yang berbeda, yang kemudian dikenal sebagai kebutuhan
praktis gender.
Sampaikan kepada peserta bahwa kebutuhan praktis gender akan kita pahami bersama
melalui kegiatan kerja kelompok. Gunakan panduan kerja kelompok Kebutuhan Praktis
Gender. Panduan kegiatan kerja kelompok terlampir.
Langkah 2:
Minta semua peserta bernyanyi bersama dan kemudian bertepuk tangan untuk
menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan tugas dengan baik.
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa kalau kita membicarakan tentang seks akan menyentuh
tentang orientasi seks. Orientasi seks bukan suatu yang dikaitkan dengan hal-hal yang
Tanyakan kepada peserta: Siapa yang pernah mendengar kata orientasi seks? Apa yang
diketahui tentang orientasi seks?
Minta beberapa orang peserta mengungkapkan pendapatnya tentang hal yang diketahui
tentang orientasi seks. Simpulkan pendapat peserta menjadi pengertian orientasi seks.
Langkah 2:
Jelaskan pengertian orientasi seks yang sesungguhnya melalui slide presentasi. Berikan
kesempatan peserta untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan orientasi seks.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa itu Gender, seks dan perempuan?
Apa saja yang anda ketahui tentang peran gender?
Apa saja yang anda ketahui tentang ketidakadilan gender?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Seks dan Gender. Sarankan informasi
lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
Langkah 1:
74 Bagi peserta menjadi 3 kelompok. Kelompok I; II; dan III. Setiap kelompok diberikan 1
lembar kertas flipchart dan spidol.
Langkah 2:
Berikan tugas pada setiap kelompok untuk mendiskusikan dan menuliskan hasil diskusinya
pada kertas flipchart.
Langkah 3:
Berikan kesempatan kepada setiap wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya. Secara bergiliran, presentasi dimulai dari kelompok I hingga kelompok III.
Setiap presentasi dibatasi waktunya maksimal 5 menit. Setiap akhir presentasi oleh
masing-masing kelompok, didiskusikan dengan peserta lainnya.
Langkah 4:
Simpulkan seluruh hasil kerja kelompok yang dapat menggambarkan ketidakadilan
gender.
Langkah-Langkah Permainan
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan melakukan aktivtas permainan Kalung 75
Peran.
Langkah 2:
Minta 10 peserta secara sukarela maju ke depan kelas. Secara acak, kalungkan 10
KALUNG KARTU PERAN ke 10 peserta.
Instruksikan kepada 10 peserta yang maju ke depan untuk berkelompok, sesuai dengan
instruksi sebagai berikut:
Sisi kiri bila merasa kalungnya adalah peran perempuan, dan
Sisi kanan bila merasa kalungnya adalah peran laki-laki.
Cermati, apakah ada sukarelawan yang masih binggung menentukan tempat berkumpul.
Biarkan situasi ini berlangsung dalam prosesnya.
Langkah 3:
Tanyakan kepada sukarelawan: Mengapa berada di sisi kiri? Mengapa berada di sisi
76 Langkah 4:
Instruksikan untuk melepas Kalung Peran dan persilahkan kembali ke tempat semula.
Orientasi Sekas
Ketertarikan secara seksual dan emosional
terhadap jenis kelamin tertentu.
Salah satu hal yang penting dalam kesehatan reproduksi adalah memahami organ dan
fungsi reproduksi. Reproduksi adalah proses melanjutkan keturunan pada manusia.
Pemahaman yang diketahui terkait denga+n organ reproduksi oleh peers adalah sebatas
bagian luarnya bahkan fungsi suatu organ seksual sering tidak dipahami dan diabaikan
saja. Begitu juga pemeliharaan organ hanya terjadi pada bagian luar saja . Sering ditemui
bahwa peers menjadikan dirinya sadar dan perhatian terhadap organ reproduksinya jika
telah mengalami masalah.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
80
1. memahami pengertian organ reproduksi .
2. menyebutkan nama-nama organ reproduksi laki-laki dan perempuan .
3. Menyebutkan fungsi organ reproduksi laki-laki dan perempuan
4. Memahami proses kehamilan pada perempuan
90 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Bagikan kartu NAMA ALAT REPRODUKSI yang telah dituliskan nama-nama dari alat
organ reproduksi dan pastikan setiap orang telah memegang kartu tersebut.
Mintalah setiap peserta membacakan kartu yang yang dipegangnya dengan keras.
Langkah 2:
Katakan bahwa yang anda bacakan adalah nama alat-alat organ reproduksi pada laki laki
dan perempuan.
Ajak peserta untuk memisahkan antara nama alat-alat organ reproduksi laki-laki dan
perempuan pada dua lembar kertas flipchart.
Langkah 3:
82 Tanyakan kepada peserta: Setelah anda mengetahui nama alat-alat organ reproduksi
tersebut, apakah pengertian dari organ reproduksi?
Catat jawaban peserta di lembar kertas flipchart. Rangkum dan bacakan kata kunci dari
pendapat peserta sebagai pengertian organ reproduksi.
Langkah 4:
Tayangkan dan jelaskan pengertian organ reproduksi.
Langkah 1:
Pasanglah 2 gambar penampang alat reproduksi laki-laki dan perempuan di depan kelas,
dan katakan Mari kita amati dari bagian-bagian dari alat reproduksi kita.
Bacakan nama dan tunjukkan tempat masing-masing nama dari alat-alat organ reproduksi
laki-laki dan perempuan.
Langkah 2:
Katakan bahwa: Seluruh alat organ satu dengan yang lain merupakan satu sistem
reproduksi dengan memiliki fungsi tersendiri.
Tanyakan kepada peserta Apakah ada yang mengethui dari salah fungsi alat organ
reproduksi?
Langkah 3:
Tayangkan dan jelaskan fungsi alat organ reproduksi laki-laki dan perempuan. Berikan
kesempatan setiap peserta untuk bertanya terkait dengan fungsi organ reproduksi laki-
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa Remaja perempuan yang telah menstruasi, berarti
telah mampu bereproduksi, yang kemudian sering disebut dengan kejadian kehamilan.
Tanyakan kepada peserta Apa yang anda ketahui tentang proses kehamilan? Jika
ada peserta yang mengetahui, minta menjelaskan proses kehamilan menurut apa yang
diketahuinya.
83
Pendapat peserta yang menyampaikan proses kehamilan tidak perlu ada pembahasan.
Langkah 2:
Jelaskan proses kehamilan melalui slide presentasi. Berikan kesempatan peserta
bertanya terkait dengan proses kehamilan. Berikan jawaban yang singkat dan jelas.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan organ reproduksi?
Sebutkan nama-nama organ reproduksi perempuan?
Bagaimana proses kehamilan pada perempuan?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Alat dan Fungsi Reproduksi. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
84
Bagian luar: 85
Bagian dalam:
1. Vagina (liang kemaluan/liang senggama), bersifat elastis dan dapat membesar serta
memanjang sesuai kebutuhan fungsinya sebagai organ baik saat berhubungan seks,
jalan keluarnya bayi saat melahirkan atau saluran keluarnya darah saat haid.
2. Mulut rahim (cervix), saat berhubungan seks, sperma yang dikeluarkan penis laki-
laki di dalam vagina akan masuk ke dalam mulut rahim hingga bertemu sel telur
perempuan.
3. Rahim (uterus) adalah tempat rumbuhnya janin hingga dilahirkan. Rahim dapat
membesar dan mengecil sesuai kebutuhan (hamil dan setelah melahirkan).
4. Dua buah saluran telur (tuba fallopi) yang terletak disebelah kanan dan kiri
rahim. Sel telur yang sudah matang atau yang sudah dibuahi akan disalurkan ke
dalam rahim melalu saluran ini.
5. Dua buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri. Ketika seorang perempuan lahir,
ia sudah memiliki ovarium yang mempunyai sekitar setengah juta ova (cikal bakal
telur). Tiap ova punya kemungkinan untuk bekembang menjadi telur matang.
Dari sekian banyak ova, hanya sekitar 400 saja yang berhasil berkembang menjadi
telur semasa usia produktif perempuan.
1. Zakar atau penis. Berbentuk bulat memanjang dan memiliki ujung berbentuk
seperti helm disebut Glans. Ujung penis ini dipenuhi serabut syaraf yang peka.
Penis tidak memiliki tulang, hanya daging yang dipenuhi dengan pembuluh darah.
Penis dapat menegang yang disebut ereksi. Ereksi terjadi karena rangsangan yang
membuat darah dalam jumlah besar mengalir dan memenuhi pembuluh darah
yang ada di dalam penis, dan membuat penis menjadi besar, tegang dan keras.
2. Buah zakar atau testis. Jumlahnya dua berbentuk bulat lonjong dan menggantung
pada pangkal penis. Testis inilah yang menghasilkan sel kelamin pria (sperma).
Bagian Dalam:
86
1. Saluran zakar atau uretra. Berfungsi untuk mengeluarkan air mani dan air seni.
2. Kantong pelir atau skrotum, yaitu lapisan kulit yang agak berkerut membentuk
kantong yang menggelantung di belakang penis. Skrotum gunanya untuk
mengontrol suhu dari testis, yaitu 6 derajat celcius lebih rendah dari suhu bagian
tubuh lainnya agar testis dapat berfungsi menghasilkan sperma.
3. Epididimis, yaitu tempat pematangan sperma sesudah dibentuk dalam testis
4. Saluran sperma atau vas deferens. Saluran sperma dari testis menuju seminal
vasicle.
5. Seminal Vesicle, yang berguna untuk memproduksi semacam gula. Ini berguna
sebagai sumber kekuatan untuk sperma agar dapat bertahan hidup dan berenang
mencari telur di dalam alat reproduksi perempuan. Pada saat ejakulasi seminal
vesicle mengalirkan gula tersebut ke vas deferens.
6. Kelenjar prostat, yang menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk
menghidupi sperma.
7. Bladder (kandung kencing), tempat terkumpulnya air seni yang nantinya disalurkan
ke uretra ketika buang air kecil.
keturunan
Produk perubahan perilaku yang diharapkan terjadi pada setiap orang adalah memiliki
perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat yang diantaranya adalah dalam hal
menemukan sahabat/pasangan yang berdasar atas saling mencintai (berpacaran) dan
dalam melakukan aktivitas hubungan seksual (senggama).
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu peningkatan kesadaran dalam setiap orang
dalam menemukan pasangan yang dicintainya (pacaran) termasuk gaya dalam berpacaran
dan pada akhirnya adalah melakukan hubungan seksual sebagai suatu aktivitas untuk
bereproduksi sehingga dapat menghasilkan keturunan yang sesuai dengan keinginan yang
diharapkan.
Dalam mencapai kondisi kesehatan dari kelompok sasaran yang sehat dalam berpacaran
dan melakukan hubungan seksual (senggama), seorang PE berperan dalam memotivasi.
Untuk dapat memotivasi dengan baik, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian
dan hakekat mengenai pacaran dan senggama, cara-cara berpacaran dan senggama
yang aman dan sehat, sikap remaja laki-laki dan perempuan dalam berpacaran, fungsi
kondom dalam senggama untuk mencegah kehamilan serta tindakan-tindakan agar tidak
terjerumus dalam tindakan dosa senggama.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi peserta mampu:
1. Pengertian pacaran.
2. Pacaran yang aman dan sehat.
3. Sikap remaja laki-laki dan perempuan bilamana berpacaran.
4. Pengertian senggama.
5. Kondom dapat mencegah kehamilan.
6. Tindakan-tindakan agar tidak terjerumus dalam dosa senggama.
120 menit
91
1. Kertas flipchart
2. Selotip kertas
3. Spidol besar
4. Kerta metaplan
5. Lembar Permainan Di mana Rumahku
6. LCD
7. Laptop
8. Slide presentasi
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
Langkah 1:
Lemparkan pertanyaan kepada peserta dengan pertanyaan: Siapa yang pernah
berpacaran?
Langkah 2:
Pilih peserta yang menjawab pernah pacaran, dan ajukan pertanyaan: Apa yang
92 menyebabkan anda berpacaran?
Catat kata kunci dari jawaban peserta pada kertas flipchart (berikan kesempatan pada
setiap peserta yang mengajukan jawaban).
Rangkum kata kunci jawaban peserta menjadi sebuah pengertian tentang pacaran, ajak
peserta untuk mencoba mengertikan pacaran dari kata kunci yang ditulis
Langkah 3:
Tegaskan rangkuman jawaban tentang pengertian pacaran, dengan menayangkan slide
presentasi tentang pengertian pacaran.
Langkah 1:
Bagikan kertas metaplan semua peserta. Instruksikan kepada mereka untuk menjawab
dan menuliskan jawaban dari pertanyaan:
Untuk yang belum pernah pacaran, Apa yang akan anda lakukan jika
berpacaran?
Untuk yang sudah pernah pacaran Apa yang anda lakukan waktu
berpacaran?
Jika semua peserta sudah selesai menuangkan jawabannya dalam kertas metaplan,
minta peserta satu persatu menempel jawabannya didepan kelas.
Ajak semua peserta untuk memperhatikan jawaban yang sudah ditempel dan bacakan
satu persatu dan klasifikasi jawaban peserta, jawaban yang sama dikumpulkan dan
dijadikan satu (ini sebagai suatu penghargaan atas jawaban peserta).
Jelaskan bahwa jawaban tersebut adalah hal yang dilakukan dari peserta waktu
berpacaran.
Langkah 1:
Ajukan pertanyaan kepada peserta, dengan pertanyaan: Bagaimana sikap anda terhadap
pasangan ketika berpacaran?
93
Catat semua jawaban peserta pada kertas flipchart. Pisahkan jawaban peserta laki dan
perempuan.
Langkah 2:
Ajak peserta untuk menanggapi jawaban tersebut. Peserta laki-laki menanggapi jawaban
peserta perempuan dan begitu juga sebaliknya.
Catat kata kunci dan simpulkan menjadi sikap remaja laki-laki dan perempuan bilamana
berpacaran.
Langkah 3:
Tegaskan simpulan tersebut dengan menayangkan slide presentasi.
Langkah 1:
Awali sesi dengan menyampaikan kepada peserta bahwa kita sudah mempelajari tentang
pengertian pacaran, pacaran yang aman dan sehat serta sikap dalam berpacaran.
Kemudian ajukan pertanyaan kepada peserta, dengan pertanyaan: Apakah tujuan anda
berpacaran?
Gali jawaban peserta sampai ada yang mengungkapkan menikah dan menghasilkan
keturunan
Langkah 2:
Setelah mendapat jawaban tersebut kembali ajukan pertanyaan Apa yang dilakukan
dalam pernikahan untuk menghasilkan keturunan?
Catat kata kunci jawaban peserta pada kertas flipchart dan gunakan kata kunci tersebut
untuk merangkum jawaban tersebut menjadi sebuah pengertian tentang senggama.
Langkah 3:
Tegaskan jawaban dengan menayangkan slide presentasi tentang pengertian senggama.
94 Langkah 1:
Awali sesi dengan mengungkapkan bahwa: Secara bersama sudah kita mempelajari
tentang senggama, bahwa senggama adalah kegiatan terpuji yang hanya boleh dilakukan
oleh sepasang suami istri yang sah, dan hal ini yang dibenarkan oleh agama dan hukum,
meskipun demikian pemerintah melalui program KB menganjurkan kepada masyarakat
untuk merencanakan keluarganya dengan dua anak cukup, tapi senggama adalah
kebutuhan biologis yang akan sering dilakukan oleh pasangan suami istri, sebagai alat
untuk membatasi kehamilan telah memproduksi alat kontrasepsi yang salah satunya
adalah kondom.
Kondom dewasa ini tidak hanya berfungsi untuk mencegah kehamilan tetapi digunakan
sebagai salah satu alat untuk mencegah penularan IMS.
Kemudian tanyakan kepada peserta Ada yang pernah melihat dan memegang
kondom?
Kalau jawabannya pernah kembali ajukan pertanyaan Apa yang anda ketahui tentang
kondom?
Berikan peserta untuk menjawab pertanyaan dan catat jawaban peserta pada kertas
flipchart.
Langkah 2:
Tegaskan jawaban dengan menayangkan slide tentang kondom. Beri kesempatan peserta
untuk bertanya dan berdiskusi mengenai topik ini.
Langkah 3:
Dengan menghubungkan penjelasan tentang kondom, tanyakan kepada peserta
Bagaimana pendapat anda tentang kondom?
Berikan peserta mengungkapkan pendapatnya secara bergiliran dan catat kata kunci
Rangkum pendapat peserta menjadi sebuah opini tentang kondom dihubungkan dengan
senggama dan kehamilan.
Langkah 4:
Tegaskan kondom dalam mencegah kehamilan melalui slide presentasi. Berikan
kesempatan peserta untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan mencegah kehamilan.
Berikan jawaban yang singkat dan jelas.
Langkah 1:
Awali dengan menyampaikan bahwa: Secara bersama sudah kita mempelajari tentang
pacaran, pacaran yang aman dan sehat, sikap remaja laki-laki dan perempuan bilamana
berpacaran serta senggama yang hanya boleh dilakukan oleh pasangan suami istri yang
sudah sah, yang mana senggama tersebut tidak dianggap dosa oleh ajaran agama dan
tidak melanggar hukum. Dari pembelajaran tersebut diharapkan remaja tidak melakukan
hal yang dapat merusak masa kini dan masa depannya.
Tanyakan kepada peserta Tindakan apa yang akan anda lakukan agar tidak terjadi hal
yang dapat merusak masa remaja dan masa depannya?
Catat jawaban peserta pada kertas flipchart dan pisahkan jawaban peserta laki-laki dan
perempuan untuk mengetahui apa tindakan remaja laki-laki dan remaja perempuan.
Langkah 2:
Dengan menggunakan jawaban tersebut, buat rangkuman tentang tindakan remaja yang
akan dilakukan.
Langkah 3:
Tegaskan tindakan remaja agar tidak terjerumus dalam dosa senggama dengan
menayangkan slide presentasi
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan pacaran?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Pacaran dan Senggama. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
96 sampai selesai.
Langkah-langkah Permainan
Langkah 1:
97
Pasang lembar bermain Di mana Rumahku di depan kelas:
Langkah 2:
Bagikan kertas metaplan beserta alat tulis kepada masing-masing peserta.
Langkah 3:
Jelaskan aturan main Di mana Rumahku:
Jelaskan kepada peserta bahwa waktu permainan adalah 10 menit.
Masing-masing peserta diminta untuk menuliskan cara berpacaran yang
diketahui atau pernah dilakukan pada kertas metaplan yang sudah dibagikan.
Setelah selesai menuliskan pada kertas metaplan, minta peserta untuk
menyebutkan yang dituliskan.
Langkah 4:
Buat simpulan dari hasil permainan tadi dengan menggunakan hasil kerja peserta yang
sudah didiskusikan bersama.
98
Dari sudut kehidupan remaja, pacaran yang aman dan sehat adalah pacaran yang tidak
menimbulkan kerugian saat ini dan masa depan remaja, termasuk kehamilan diluar
nikah dan tertular penyakit. Untuk itu, pacaran paling buruk pun masih bisa di toleransi
asalkan tidak melakukan sanggama.
Pada saat ini,kekerasan pada masa pacaran merupakan masalah yang sering ditemui dan
cukup kompleks. Namun demikian, remaja harus tetap berusaha untuk mengantisipasi
munculnya kekerasan dalam masa pacaran ini. Salah satu cara yang mungkin bisa
dilakukan, terutama oleh remaja adalah dengan melakukan pacaran yang sehat.
Pacaran yang sehat adalah pacaran yang memenuhikriteria sehat, baik sehat fisik,
sehat psikis, sehat sosial,maupun sehat seksual.
1. Sehat fisik. Pacaran dikatakan sehat secarafisik jika dalam aktivitas berpacaran
tersebut tidak ditemui adanya kekerasan secara fisik. Artinya remaja laki-laki
secara fisik memang lebih kuat dari remaja perempuan, bukan berarti remaja
laki-laki dapat seenaknya menindas ataupun memanipulasi remaja perempuan
secara fisik.
2. Sehat psikis.Pacaran dikatakan sehat secara psikis, jika sepasang individu yang
menjalaninya mampu saling berempati serta mengungkapkan dan mengendalikan
emosinya dengan baik, saling percaya, saling menghargai dan saling menghormati.
Dengan demikian, hubungan diantara keduanya menjadi lebih nyaman, saling
pengertian, dan ada keterbukaan.
3. Sehat sosial. Pacaran dikatakan sehat secara sosial jika aktivitas berpacaran
tersebut tidak bersifat saling mengikat atau mengisolasi pasangan. Artinya,
walaupun remaja laki-laki dan perempuan terikat dalam komitmen pacaran,
namun hubungan sosial masing-masing merekadengan individu lain tetap harus
dijaga dan sebaiknya remaja laki-laki atau perempuan tidak hanya terfokus pada
pacar atau pasangannya saja.
4. Sehat seksual. Pacaran juga harus sehat secara seksual. Secara biologis, kaum
remaja mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran
Nah, bagaimana agar pacaran kita sehat dan tetap awet? Disini kita harus punya prinsip.
Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan memiliki dasar dan tujuan yang jelas. Dalam
berpacaran, mungkin saja kita menemukan perbedaan prinsip, khususnya tentang
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hal itu adalah wajar, asalkan tetap saling
menghargai. Setiap orang, khususnya remaja, mempunyai hak untuk bicara secara
terbuka, termasuk mengungkapkan prinsipnya masing-masing.
100
Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain.
Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau tidak tahu
bagaimana mengkomunikasikannya dengan baik. Intinya, kita juga harus mengerti atau
memahami bagaimana cara berkomunikasi yang baik.
Keperawanan dalam arti selaput perawan (hymen) yang terletak dimulut vagina yang
masih utuh, dari segi kesehatan reproduksi sebenarnya tidak terlalu penting. Namun,
dalam masyarakat kata keperawanan merupakan tanda kesucian perempuan. Jadi,
keperawanan wajib dijaga untuk kehidupan keluarga kelak.
Senggama merupakan kegiatan terpuji bila kita melakukannya dengan pasangan kita
yang telah resmi dan sah menjadi suami istri yang saling mencintai untuk melanjutkan
keturunan.
Senggama menjadi kehilangan arti mulia, kemudian berubah menjadi dosa jika kita
melakukannya hanya untuk mencari kenikmatan sesaat, terlebih kita melakukannya itu
tidak didasari rasa cinta yang sudah disahkan dalam pernikahan resmi.
Ketika pertama kali melakukan senggama, perempuan akan mengalami rasa sakit karena
selaput dara yang ada di mulut vagina robek saat penis dimasukan.
Selain senggama normal, adapula senggama tidak normal dengan memasukan penis
ke dalam mulut yang disebut senggama oral, dan memasukan penis ke dalam anal yang
disebut senggama anal.
Pengertian Senggama
Adalah hubungan seksual atau kadang
hanya disebut seks. Sering juga disebut
Pacaran dan Senggama penetrasi atau penembusan, dengan kata
lain memasukkan penis ke dalam vagina
perempuan.
102
Kehamilan dini dan aborsi adalah sesuatu yang kadang saling berkaitan. Kedua hal ini
seakan menjadi fenomena yang khas dalam kehidupan remaja masa kini. Tingkat aborsi
yang terjadi kian meningkat. Hal ini sebagian besar terjadi karena terjadinya kehamilan
dini, meskipun ada beberapa akibat kegagalan program Keluarga Berencana (KB).
Pergaulan bebas remaja masa kini menjadi kontributor terhadap kehamilan dini,
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), hingga bermuara pada aborsi sebagai salah satu
solusi menyelamatkan masa depan. Hal ini dilakukan dengan melupakan dampak yang
dapat ditimbulkan terhadap organ reproduksinya bahkan keselamatan nyawa yang bisa
terancam akibat aborsi yang kadang tidak dilakukan oleh tenaga medis yang tepat.
Aborsi akibat kehamilan dini atau kehamilan tidak diinginkan masih menjadi dilema bagi
banyak orang, antara nikah diusia muda atau terpaksa memilih jalan aborsi.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kehamilan dini, aborsi, akibat yang ditimbulkan
dari kehamilan dini dan aborsi? Serta apakah kehamilan dini dapat mendorong terjadinya
aborsi?
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
120 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah dan tanya jawab
3. Diskusi kelompok
107
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Tulis kata KEHAMILAN DINI dengan ukuran besar di kertas flipchart.
Tanyakan kepada peserta Ketika anda baca kata kehamilan dini ini, apa yang anda
ketahui tentang kata tersebut?
Minta 3 orang peserta untuk mengungkapkan pendapatnya dan catat kata kunci dari
Langkah 2:
Dengan menggunakan kata kunci jawaban dari peserta, ajak peserta untuk merangkum
kata kunci tersebut menjadi sebuah pengertian tentang kehamilan dini.
Langkah 3:
Lakukan penegasan jawaban tentang pengertian kehamilan dini dengan menayangkan
slide presentasi.
Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta perempuan Apakah ada yang ingin hamil pada usia remaja
atau terjadi kehamilan dini?
Beritahukan kepada peserta bahwa akan dilakukan diskusi kelompok. Panduan diskusi
kelompok terlampir.
Langkah 2:
Gunakan slide presentasi untuk penegasan tentang faktor yang mendorong kehamilan
dini.
Langkah 3:
Lanjutkan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta Bila anda
atau pacar anda mengalami hamil dini, kehamilan yang anda tidak kehendaki karena
anda belum menikah, apa akibatnya?
Gali pendapat peserta dan catat jawaban peserta pada kertas flipchart sampai muncul
memilih aborsi/menggugurkan kandungan.
Langkah 4:
Rangkum jawaban peserta menjadi sebuah akibat dari kehamilan dini. Tegaskan dengan
menggunakan slide presentasi.
Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta Apa yang diketahui tentang menggugurkan kandungan atau
aborsi?
Catat kata kunci jawaban peserta pada kertas flipchart. Gunakan kata kunci jawaban
peserta, rangkum menjadi sebuah pengertian tentang aborsi.
Langkah 2:
Lakukan penegasan tentang pengertian aborsi dengan menggunakan slide presentasi.
109
Sesi 5: Kehamilan Dini Dapat Mendorong Terjadinya Aborsi (20
menit)
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Aborsi di kalangan remaja banyak terjadi di
Indonesia. Keputusan untuk melakukan aborsi bukan merupakan keputusan yang mudah.
Banyak perempuan harus berjuang melawan perasaan dan kepercayaannya mengenai
nilai hidup seseorang calon manusia yang dikandungnya, sebelum akhirnya mengambil
keputusan. Artinya bahwa aborsi terjadi karena adanya faktor pendorong.
Lanjutkan sesi dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta: Apa yang mendorong
terjadinya aborsi/menggugurkan kandungan di kalangan remaja?
Langkah 2:
Gali pendapat peserta dan catat jawaban peserta pada kertas flipchart. Simpulkan
dengan menjelaskan bahwa aborsi terjadi sebagai akibat dari kehamilan dini.
Langkah 3:
Lakukan penegasan dengan menggunakan slide presentasi
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan kehamilan dini?
Apa y ang dimaksud dengan aborsi?
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
110
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa akan dilakukan diskusi kelompok, peserta akan dibagi 111
menjadi dua kelompok.
Langkah 2:
Bagi peserta menjadi dua kelompok dengan menginstruksikan peserta untuk berhitung
1,2 ; 1,2; dan seterusnya.
Peserta yang hitungan 1 kumpul menjadi satu kelompok, dan yang hitungan 2 kumpul
menjadi satu kelompok.
Langkah 3:
Setelah terbentuk dua kelompok, bagikan kertas flipchart dan spidol kepada setiap
kelompok.
Langkah 4:
Sampaikan aturan main diskusi:
Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan dan menuliskan hasil diskusi
pada kertas flipchart dengan menjawab pertanyaan yang akan diajukan.
Sampaikan bahwa waktu untuk bekerja kelompok adalah 5 menit.
Setiap kelompok dipilih satu orang sebagai wakil untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya.
Pertanyaan: Menurut Anda, faktor apa saja yang dapat mendorong terjadinya
kehamilan dini ?
Langkah 5:
Setelah semua kelompok selesai melakukan diskusi, minta untuk memasang hasil kerjanya
di depan kelas, dan peserta yang ditunjuk oleh kelompoknya mempresentasikan di depan
kelas.
Langkah 6:
Langkah 7:
Dengan hasil diskusi tersebut, rangkum menjadi sebuah daftar faktor yang mendorong
kehamilan dini.
112
Secara psikologis, kehamilan dini menimbulkan rasa malu remaja yang hamil dan semua
anggota keluarganya. Walau bayinya suci, namun kedua orang tuanya menanggung dosa.
Harus dipahami, kehamilan dini menghancurkan keseluruhan cita-cita remaja. Apapun
cita-citanya, semampu apapun remaja dapat merealisasikannya, karena kehamilan
semuanya jadi luluh lantak. Pendidikan terhenti, sementara atau selamanya, kehebatan
semasa belum hamil hilang begitu saja. Yang tersisa hanyalah sesal dan kekecewaan.
Aborsi spontan/alamiah
Berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya
kualitas sel telur dan sel sperma.
Aborsi buatan/sengaja
Pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan
yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini
dokter, bidan atau dukun beranak).
Pada dasarnya seorang perempuan yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%).
2. Berteriak-teriak histeris (51%).
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%).
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%).
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%).
Diluar hal-hal tersebut di atas para perempuan yang melakukan aborsi akan dipenuhi
perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.
116
118
Keluarga Berencana merupakan ikhtiar manusia untuk mengatur keluarga, agar keluarga
masing-masing bahagia dan sejahtera. Semua usaha menuju tercapainya keluarga
bahagia sejahtera sebenarnya termasuk ke dalam Keluarga Berencana (KB). Sesuai
dengan makna KB, maka semakin dini KB dilaksanakan akan semakin baik dan semakin
nyata manfaatnya.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
90 menit
1. Curah Pendapat
2. Ceramah dan Tanya Jawab
121
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Berikan pengantar materi kepada peserta Setiap manusia hidup mempunyai tujuan.
Salah satunya adalah berkeluarga, mungkin pada saat ini kita belum berpikir ke arah
berkeluarga tapi kita bisa melihat dan belajar dari saudara-saudara kita yang lebih
dewasa dan sudah berkeluarga tentang kehidupan keluarga mereka. Oleh karenanya,
semakin paham kita mengenai keluarga berencana (KB) akan semakin baik untuk
kehidupan kita jika kelak kita sudah berkeluarga. Selain itu nantinya kita juga akan siap
Tuliskan kata kunci dari jawaban peserta pada kertas flipchart. Rangkum dan bacakan
kata kunci pendapat peserta menjadi pengertian Keluarga Berencana
Langkah 2:
Tayangkan dan jelaskan pengertian Keluaga Berencana dengan slide presentasi.
Langkah 3:
122 Lanjutkan dengan menjelaskan kaidah KB melalui slide presentasi. Berikan kesempatan
peserta lainnya untuk memberikan pendapat terkait dengan pertanyaan tersebut. Kalau
memungkinkan lakukan diskusi.
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa Berbicara suatu teknik KB berarti suatu pilihan cara
yang digunakan seseorang atau dipilih oleh pasangan dalam menghindari terjadinya
kehamilan. Pada bagian ini akan kita pahami teknik KB terkait dengan terhindarnya
kehamilan.
Tanyakan kepada peserta Siapa yang pernah mendengar teknik KB? Apa saja?
Langkah 2:
Jelaskan teknik-teknik KB melalui slide presentasi. Berikan kesempatan peserta untuk
bertanya terkait dengan teknik-teknik KB. Berikan jawaban yang singkat dan jelas.
Langkah 1:
Tanyakan pada peserta Siapa diantara peserta yang ingin mempraktekkan KB
sekarang?
Kemudian tanyakan kembali pada peserta Adakah diantara peserta yang akan
mempraktekkan KB nanti sore atau besok pagi?
Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan Apakah boleh seorang remaja (pra nikah)
Berikan kesempatan pada peserta yang menyatakan BOLEH atau TIDAK BOLEH untuk
memberikan penjelasan atau alasan tentang jawabannya.
Tutup diskusi sambil menyatakan: yang benar, ialah BOLEH dan TIDAK BOLEH tergantung
pada kaidah moral yang mendasari dan pilihan pada teknik KB.
Penjelasan dengan slide presentasi Hubungan Remaja (pra nikah) dengan KB.
Langkah 1: 123
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Keluarga Berencana. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
Selanjutnya kapan seorang perempuan seyogyanya berhenti hamil lagi. Karena alat-alat
tubuhnya terlalu tua untuk melksanakan tugas reproduksinya. Disarankan kehamilan
terakhir hendaknya terjadi sebelum seorang perempuan berusia 35 tahun.
Pemilihan teknik KB yang cocok untuk tiap keluarga ditentukan oleh kondisi keluarga 125
masing-masing. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan
lain.
Bila pengertian KB sebagai upaya untuk mengatut keluarga, maka sejak masih anak-
anak, apalagi sudah remaja, hendaknya sudah melaksanakan kaidah KB, ialah mencegah
diri untuk tidak hamil (atau menghamili gadis bagi remaja laki-laki), sampai dewasa,
dalam arti biologis, sosial dan psikologis.
Pada umur 20 tahun atau lebih. Teknik KB yang dipilih tentu saja teknik tanpa penetrasi
seks atau abstinence atau puasa seks.
Bagi remaja yang sudah melakukan hubungan seksual pra nikah, dapat saja disarankan
penggunaan kondom untuk mencegah kehamilan atau kelahiran bayi sebagai korban
hubungan seksual diluar nikah yang tidak bertanggung jawab.
128
Namun perlu diingat bahwa hubungan seks diluar nikah adalah dosa besar yang jelas
akan mendapat siksa atau sanksi dari Tuhan. Dan yang lebih fatal lagi ketika kehamilan
tidak dapat di cegah akan mendorong munculnya aborsi illegal yang pada hakekatnya
selain melanggar norma agama juga merupakan satu perbuatan hukum dan pelanggaran
Hak Asazi Manusia.
Sumber: PKBI, Paket materi Pendidikan Keluarga Bertanggung Jawab 1992 Pedoman
pelatihan remaja sebaya.
Kaidah KB
Keluraga Berencana adalah upaya untuk
mengatur keluarga, agar keluarga
Keluarga Berencana masing-masing bahagia dan sejahtera
kaidah KB, ialah mencegah diri untuk
tidak hamil (atau menghamili gadis bagi 129
remaja laki-laki), sampai dewasa, dalam
arti biologis, sosial dan psikologis.
Pengetahuan mengenai HIV dan AIDS menjadi dasar utama dalam proses penanggulangan
HIV dan AIDS bagi semua orang, tidak terkecuali bagi remaja. Tanpa pengetahuan dasar
mengenai HIV dan AIDS maka mustahil untuk mempratekkan pola hidup yang dapat
mencegah penularan HIV dan AIDS. Proses peningkatan pemahaman mengenai HIV dan
AIDS bagi remaja menjadi program yang penting. Penyebaran informasi yang dilakukan
oleh remaja sendiri merupakan yang sangat dapat diterima oleh remaja.
Pengetahuan dasar tentang HIV dan AIDS yang penting adalah proses HIV menginfeksi
tubuh manusia. Pengetahuan awal ini menjadi titik masuk yang baik untuk menjelaskan
mengenai HIV dan AIDS. Oleh karena itu penting untuk membahas bagaimana HIV dapat
menginfeksi tubuh seseorang dan proses yang terjadi di dalam tubuh manusia. Selain
itu, pengetahuan mengenai sejarah HIV menjadi penting untuk ketahui karena banyak
remaja yang menanyakan awal mula munculnya HIV di muka bumi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
132 1. Menyebutkan tentang HIV menginfeksi tubuh manusia
2. Menjelaskan tentang sejarah HIV dan AIDS
45 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Bermain peran
1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Slide presentasi
4. LCD
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
133
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 3:
Fasilitator memberikan penjelasan kepada peserta bahwa Untuk memahami mengenai
HIV menginfeksi tubuh manusia maka kita akan melakukan sebuah kegiatan bermain
peran yaitu Kekebalan Tubuh. Panduan bermain peran terlampir
Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan kegiatan bermain peran dengan menyimak
petujuk yang akan segera diberikan.
Langkah 4:
Bila telah dianggap cukup oleh fasilitator maka kegiatan bermain peran Kekebalan
Tubuh dapat dihentikan. Kegiatan ini biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 510
menit.
Langkah 5:
Fasilitator mulai menggali beberapa kata kunci yang didapat dalam kegiatan yang telah
dilakukan tadi, saat lingkaran belum ada si HIV, dengan beberapa pertanyaan, sebagai
berikut:
Fasilitator mencatat semua jawaban pada kertas flipchart. Usahakan untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta.
Fasilitator mencatat semua jawaban pada kertas flipchart. Usahakan untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta.
Langkah 6:
Rangkum dan bacakan kembali beberapa poin yang diungkapkan oleh peserta saat diskusi
berlangsung. Fasilitator dapat membuat sedikit kesimpulan tentang diskusinya.
Tayangkan slide projektor atau alat peraga yang berkaitan dengan HIV dan AIDS.
Fasilitator menjelaskan satu persatu slide/alat peraga kepada para peserta.
Langkah 1:
Fasilitator meneruskan dengan memberikan pertanyaan kepada peserta sebagai
Berikan kembali peserta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan pemahaman yang
dimiliki. Catat kata kunci jawaban peserta dalam kertas flipchart.
Rangkum dan bacakan kata kunci dari pendapat peserta menjadi pemahaman sejarah
HIV dan AIDS
Langkah 2:
135
Tayangkan slide mengenai sejarah munculnya HIV dan AIDS dan perkembangan HIV baik
di dunia maupun di Indodesia.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan HIV menginfeksi tubuh manusia?
Bagaimana sejarah HIV dan AIDS?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Pengetahuan Dasar HIV dan AIDS.
Sarankan informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Langkah 1:
Mintalah peserta untuk berdiri dan membentuk sebuah lingkaran dengan fasilitator
sebagai pusat ditengahnya.
Fasilitator mulai menjelaskan kegiatan bermain peran yang akan dilakukan bersama-
sama. Jelaskan tujuan kegiatan bermain peran Kekebalan Tubuh.
Fasilitator meminta 5 orang peserta untuk membantu dalam kegaitan ini. Jelaskan setiap
peran dan posisi dari orang peserta tersbut, yaitu:
1 orang berperan sebagai si Tubuh Manusia dan berdiri di tengah lingkaran.
3 orang berperan sebagai penyakit yaitu si TBC, si Kanker dan si Diare
dengan posisi di luar lingkaran.
2 orang berperan sebagai si HIV dengan posisi di luar lingkaran dan nanti akan
menginfeksi si Kekebalan Tubuh.
Peserta lainnya yang berada di lingkaran berperan sebagai si Kekebalan
Tubuh.
Langkah 2:
Bermain peran dimulai dengan aba-aba mulai dari fasilitator. Fasilitator memerintahkan
supaya si TBC, si Kanker dan si Diare berusaha untuk menembus lingkaran untuk
menyerang si Tubuh Manusia.
Langkah 4
Ketika dirasa cukup maka fasilitator kemudian menghentikan bermain peran dan
mempersilahkan peserta untuk kembali.
Akhirnya sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh dari serangan kuman penyakit.
Sehingga kuman penyakit akan masuk dan menyerang tubuh manusia. Serangan penyakit
tersebut sering disebut dengan Infeksi Oportunistik, yaitu infeksi yang memanfaatkan
lemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Hampir semua infeksi dapat menyerang
tubuh manusia saat kekebalan tubuh lemah. Orang yang telah terinfeksi HIV sering
Stadium 4 (AIDS)
Pada tahap akhir, ketika sudah menjadi AIDS, penderita semakin lemah kondisinya akibat
berbagai penyakit yang tidak dapat dilawan oleh sistem kekebalan tubuhnya. Penderita
ini, pada akhirnya cepat atau lamat akan meninggal, tergantung dari kondisi penyakit
yang dideritanya.
Pada waktu yang bersamaan ternyata terdapat kasus yang sama dengan gejalan
melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia di berbagai tempat. Kemudian para ahli
berusaha untuk mengetahui penyebabnya karena kasus tersebut merupakan kasus luar
biasa.
Penelitianpun dilakukan. Pada Januari 1983, Dr. Luc Montagnier dkk (Institut Pasteur
Perancis) berhasil mengisolasi virus dari kelenjar getah bening dan diberi nama
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV).
140 Setahun berikutnya, tepatnya Juli 1984, Dr. Robert Gallo dari Lembaga Kanker Nasional
(NIC-Amerika) melaporkan telah menemukan virus yang diambil dari seseorang yang
telah terinfeksi. Oleh para peneliti virus itu diberi nama Human T-Lymphocytic Virus type
III (HTLV III). Ilmuwan lain, J. Levy juga menemukan virus penyebab AIDS, dinamakan
AIDS Related Virus (ARV). Dan akhirnya pada Mei 1986, Komisi Taksonomi Internasional
sepakat memberi nama Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Teori yang lebih kontroversial menyatakan bahwa epidemi AIDS dimulai pada akhir
tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap
vaksin polio. Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario
tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada.
Hasil penelitan menunjukkan pula bahwa virus penyebab sindrom tersebut dapat menular
dari satu orang ke orang lain. Sampai sekarang virus tersebut dikenal sebagai Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan sindromnya disebut Aquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS).
Perkembangan permasalahan HIV dan AIDS semakin lama semakin mengkhawatirkan baik
Tidak mengherankan bila permasalahan HIV dan AIDS telah menjadi epidemi di hampir
190 negara. the Joint United Nation Programme on AIDS (UNAIDS) selalu mengeluarkan
data setiap tahun mengenai perkembagan kasus AIDS di dunia.
Walaupun di Indonesia kehidupan agama dan budaya sangat kental yang tidak permissive
terhadap hubungaan seks diluar nikah dan penggunaan Napza namun pada kenyataannya
angka HIV dan AIDS terus meningkat setiap tahunya sesuai dengan laporan kasus rutin
setiap 3 bulan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan (Ditjen PPM & PL Depkes).
Hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan secara
bergantian, tranfusi darah yang terinfeksi HIV, dan penularan ibu yang terinfeksi HIV ke
anak yang dikandungnya merupakan faktor resiko yang dapat menularkan HIV dari satu
orang ke orang lain. Faktor resiko penularan tersebut yang menjadikan permasalahan
HIV dan AIDS berkaitan dengan sosio-ekonomi-pertahanan-keamanan-budaya, disamping
permasalahan jumlah yang semakin membesar. Sehingga permasalahan menjadi
kompleks.
Sebagai contoh, pada awal kasus HIV dan AIDS muncul, tidak semua rumah sakit bersedia
merawat ODHA karena muncul ketakutan nantinya rumah sakit tersebut tidak laku,
karena orang yang terinfeksi HIV merupakan orang yang mempunyai perilaku yang tidak
normal. Disinilah muncul diskriminasi terhadap ODHA yang seharusnya juga mendapat
hak pelayanan kesehatan yang sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.
Contoh lainnya, keengganan sementara orang untuk mengakui bahwa Indonesia telah
menghadapi permasalahan HIV dan AIDS dengan alasan, Indonesia merupakan bangsa
Timur yang masih memegang adat istiadat secara kuat. Semua itu terjadi karena banyak
orang telah memberikan penilaian negatif terhadap HIV dan AIDS, ODHA dan perilakunya,
tanpa dapat melihat permasalahan yang lebih substansial. Terlebih ditambah dengan
sikap yang mengkaitkan status HIV dan AIDS sebagai permasalahan moral, bukan
sebagai permasalahan kesehatan masyarakat yang dapat mengenai semua golongan
masyarakat.
AIDS
Singkatan dari:
ACQUIRED (didapat, bukan keturunan)
HIV dan AIDS IMMUNE (sistem kekebalan tubuh)
DEFICIENCY (tidak berfungsi dengan baik)
142 SYNDROME (memiliki banyak gejala)
AIDS:kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh
HIV
Lapisan Lipid
Pembalik
Protein Inti
143
diare kronis lebih dari 1 bulan
pembengkakan kelenjar getah bening
berulang maupun terus-menerus
yang menetap di seluruh tubuh
Pengetahuan mengenai proses penularan HIV dari satu orang ke orang lain merupakan
bagian penting yang harus diketahui untuk menghindari penularan HIV pada dirinya.
Masih ada beberapa orang salah paham mengenai proses penularan HIV, sehingga muncul
salah persepsi, dan ujungnya menimbulkan diskriminasi. Oleh karena itu remaja perlu
mengetahui bagaimana penularan HIV dapat terjadi dari satu orang ke orang lainnya.
Pada proses pembelajaran remaja akan diajak untuk memahami mengenai proses
penularan HIV. Bermula dari hal tersebut maka diharapkan remaja dapat melakukan
tindakan yang dapat mencegah penularan baik bagi dirinya maupun pada teman
sebayanya.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
146 1. Menjelaskan proses penularan HIV.
2. Menyebutkan perilaku yang berisiko tinggi terinfeksi HIV.
90 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Permainan
4. Kerja kelompok
147
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Fasilitator memberikan penjelasan kepada peserta bahwa: Untuk memahami mengenai
penularan HIV maka kita akan melakukan sebuah kegiatan yang diberi nama Penularan
HIV. Panduan permainan terlampir.
Langkah 2:
Bila telah dianggap cukup maka kegiatan Penularan HIV maka fasilitator dapat
menghentikan. Kegiatan ini biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.
Langkah 3:
Fasilitator memulai diskusi mengenai permainan Penularan HIV yang telah dilakukan
dengan mengajukan beberapa pertanyaan, yaitu:
148 Apakah ada diantara peserta yang mempunyai tanda tangan/nama lebih dari
tiga orang? Atau ada yang mempunyai tanda tangan kurang dari 3 orang?
Apa artinya orang-orang yang berdiri tersebut?
Apa arti khusus dengan peserta yang mempunyai kertas metaplan berwarna
kuning?
Apa artinya peserta yang mempunyai kertas warna hijau?
Apa artinya peserta yang mempunyai kertas warna merah?
Langkah 4:
Tulis semua jawaban dari peserta pada kertas filpchart dan diskusikan hal-hal yang terkait
dengan penularan HIV melalui hubungan seksual. Tekankan pada beberapa hal yaitu:
Banyak pasangan seks
Saling setia
Tidak melakukan hubungan seks
Hubungan IMS dengan HIV
Langkah 5:
Tayangkan slide presentasi yang terkait dengan penularan HIV. Jelaskan satu per satu
slide dan berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan berdiskusi mengenai
materi tersebut.
Tutup sesi ini dengan merangkum bagian bagian penting yang telah disampaikan,
terutama menghubungkan permainan Penularan HIV dengan materi yang diberikan.
Langkah 1:
Ajaklah peserta untuk memahami lebih lanjut mengenai perilaku yang berisiko dan tidak
Langkah 2:
Ketika kerja kelompok selesai maka fasilitator memimpin untuk mempresetasikan hasil
diskusi setiap kelompok.
Berikan waktu sekitar 5 menit untuk setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Beri
kesempatan untuk kelompok lain memberikan masukkan kepada kelompok lainnya.
Langkah 3:
Fasilitator mulai mengawali dengan diskusi mengenai prinsip-prinsip cara penularan HIV 149
dari satu orang ke orang lainnya.
Beri kesempatan kepada para peserta untuk bertanya mengenai hal-hal yang terkait
dengan penularan HIV.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta :
Bagaimana proses penularan HIV?
Apa yang dimaksud dengan Perilaku berisiko terinfeksi HIV?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Penularan HIV. Sarankan informasi
lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
Langkah-langkah Permainan
150 Langkah 1:
Jelaskan kepada peserta bahwa akan melakukan permainan yang dinamakan dengan
permainan Penularan HIV.
Fasilitator telah menyiapkan satu set kertas kecil yang dimasukkan dalam amplop
sebanyak peserta. Satu set tersebut terdiri dari:
1 kertas kecil berwarna biru, tanpa perintah khusus
1 kertas kecil berwarna kuning, tanpa perintah khusus.
2 kertas kecil berwarna hijau, dengan perintah khusus yang bertuliskan Silahkan
berinteraksi dengan teman yang lain, tetapi jangan memberikan kertasnya ke
teman yang lain dan jangan memberikan tanda tangan/nama pada kertas orang
lain.
3 kertas kecil berwarna merah dengan perintah khusus yang bertuliskan
Silahkan berinteraksi dengan teman yang lain, carilah teman yang mempunyai
kertas metaplan dengan warna yang sama dan berikan tanda tangan/nama
pada kertas teman tersebut. Tetapi jangan memberikan kertasnya ke teman
yang lain bila warna tidak sama dan jangan memberikan tanda tangan/nama
pada kertas orang lain.
Sisanya kertas kecil berwarna putih, tanpa perintah khusus.
Bagikan amplop tersebut kepada peserta sehingga setiap peserta mendapatkan 1 buah
amplop. Mintalah peserta untuk membuka dan membaca perintah khusus bila ada perintah
khusus dan mintalah peserta untuk tidak memberitahukannya kepada siapapun.
Langkah 2:
Fasilitator menjelaskan mengenai skenario permainan ini, dengan mengatakan bahwa:
Peserta sedang menghadiri sebuah pesta anak muda dalam rangka ulang tahun ke 17
dari salah satu teman. Pesta yang dihadiri oleh anak muda biasanya berlangsung dinamis
dan penuh dengan kenalan-kenalan baru. Silahkan berinteraksi dengan teman-teman
baru tersebut dengan mencari tanda tangan/nama dari teman baru tersebut.
Peserta diminta untuk mencari tanda tangan/nama dari teman yang lain sebanyak 3
Berikan waktu yang cukup untuk proses tersebut, kurang lebih 5 menit. Ketika peserta
telah selesai untuk mendapatkan tiga tanda tangan/nama dari temannya maka fasilitator
mempersilahkan peserta untuk duduk kembali.
Langkah 3:
Jelaskan mengenai permainan tadi, bahwa tujuan pemainan ini adalah untuk
memperihatkan mengenai proses penularan HIV dari satu orang ke orang lain.
Mendapatkan dan memberi tanda tangan/nama kepada temannya merupakan simbol 151
bahwa peserta telah melakukan hubungan seks. Diantara teman-teman yang ikut dalam
pesta terdapat orang yang telah terinfeksi HIV dan telah terinfeksi Sifilis.
Mintalah peserta yang mempunyai kertas metaplan berwarna biru untuk berdiri dan
membacakan nama/orang yang memberikan tanda di kertasnya. Dan yang disebut
namanya diminta untuk berdiri pula. Jelaskan bahwa orang yang mempunyai kertas kecil
berwarna biru merupakan orang yang telah terinfeksi HIV.
Peserta yang disebut namanya tadi diminta untuk menyebutkan nama yang memberi
tanda di kertas dan diminta berdiri. Begitu seterusnya.
Kemudian minta peserta yang mempunyai kertas berwarna kuning melakukan hal yang
sama seperti peserta yang mempunyai kertas warna biru. Begitu seterusnya. Jelaskan
bahwa orang yang mempunyai kertas kecil berwarna kuning merupakan orang yang telah
terinfeksi Sifilis.
Langkah-langkah Permainan
152
Langkah 1:
Bagilah peserta menjadi tiga kelompok. Untuk membagi kelompok fasilitator dapat
menggunakan cara mudah berhitung atau melakukan permainan (sekaligus ice breaking)
untuk membentuk kelompok.
Pada setiap kelompok bagikan 1 set Kartu Penularan HIV. Satu set kartu penularan
terdiri dari:
Langkah 2:
Tugas setiap kelompok adalah dalam waktu kurang lebih 25 menit berdiskusi untuk
mengelompokkan semua Kartu Penularan HIV ke dalam 4 kelompok beserta alasannya.
4 kelompok tersebut adalah:
Risiko tinggi terinfeksi HIV
Risiko rendah terinfeksi HIV
153
Tidak berisiko terinfeksi HIV
Tidak jelas/tidak tahu
Mintalah setiap kelompok untuk menunjuk satu orang juru bicara untuk mempresentasikan
hasilnya nanti.
154 Prinsip penularan HIV ke orang lain adalah masuknya HIV dalam konsentrasi yang cukup
ke tubuh orang lain melalui pembuluh darah yang terbuka. Biasanya pembuluh darah
yang terbuka disebabkan oleh karena luka. Cara penularan HIV dari satu orang ke orang
lain melalui kegiatan, hubungan seks, tranfusi darah, penggunaan jarum suntik yang
tidak steril dan proses kehamilan. Sedangan kontak sosial yang melibatkan cairan tubuh
seperti ludah, keringat, bersin dan lainnya tidak dapat menularkan HIV.
Hubungan seks yang tidak aman dengan ODHA (orang dengan HIV AIDS), baik
itu homoseksual maupun heteroseksual. Hubungan seks bisa menularkan HIV
ke orang lain ini dikarenakan bahwa setiap kali kegiatan hubungan seks itu
dilakukan maka akan terjadi luka baik itu pada perempuan atau laki-laki (organ
reproduksi perempuan lebih rentan luka dibanding deangan organ laki-laki)
walaupun luka tersebut sangat kecil. Luka yang terjadi itu menjadi pintu masuk
HIV ke orang tersebut. Untuk hubungan seks yang dilakukan melalui anal maka
kemungkinannya 10 kali lebih besar bila dibandingkan dengan hubungan seks
yang dilakukan melalui vaginal.
Transfusi darah yang tercemar HIV, ini disebabkan HIV langsung masuk dalam
pembuluh darah. Bila ada seseorang yang melakukan transfusi darah dengan
darah yang tercemar dengan HIV maka kemungkinan orang tersebut tertular
HIV adalah 90 100 %. Penularan melalui kegiatan transfusi darah di Indonesia
kasusnya sangat sedikit, karena PMI telah melakukan skrining pada semua darah
donor sebelum ditranfusikan ke tubuh seseorang.
Menggunakan jurum suntik, tindik, tato bersama-sama dan tidak disterilkan lebih
dulu, penularan dengan cara ini memang di Indonesia mungkin sangat sedikit.
Dari ketiga alat di atas yang jarum suntik merupakan alat yang mempunyai
kemungkinan paling besar. Ini terjadi pada kelompok yang mengunakan obat-
obat bius. Untuk penggunaan jarum suntik pada lingkungan kesehatan mungkin
lebih rendah walaupun begitu kita juga tetap harus waspada.
Dari ibu terifeksi HIV kepada anak yang dikandungnya, kemungkinan anaknya
terinfeksi HIVadalah 30%. Dengan jalan apakah ibu hamil bisa menularkan HIV
kepada anak yang dikandung sampai saat ini belum dapat diketahui dengan
pasti. Kemungkinan seorang ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan
HIV kepada anak yang dikandungnya lewat tiga cara yaitu: pertama, selama
bayi itu dalam kandungan. Kemungkinan HIV dapat masuk ke tubuh bayi lewat
pertukaran darah selama dalam kandungan tersebut. Kedua, lewat jalan lahir.
Selama proses kelahiran yang alamiah melewati vagina maka akan terjadi
Remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu melakukan sesuatu sehingga terhindar
dari infeksi HIV. Dengan bekal pengetahuan mengenai penularan HIV maka diharapkan
semua remaja dapat menghindari penularan bagi dirinya dan sekaligus menghambat
penyebaran HIV lebih cepat di masyarakat. Selain itu remaja sangat memerlukan
ketrampilan dalam hal menolak atau melakukan negosiasi dengan remaja lainnya dalam
hal memilih perilaku yang akan dilakukannya. Oleh kerana itu penting bagi remaja untuk
mengetahui cara melakukan perlindungan terhadap penularan HIV.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
158 1. Menjelaskan dan menyebutkan cara-cara menghindari penularan HIV.
2. Menjelaskan dan menyebutkan cara-cara melakukan perilaku aman.
3. Menjelaskan dan menyebutkan cara menggunakan kondom.
110 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Permainan
4. Kerja kelompok
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Langkah 2:
Selama proses akitifitas tersebut fasilitator perlu mencatat beberapa kata kunci penting
yang disampaikan oleh peserta.
Langkah 3:
Fasilitator memulai mengajak peserta untuk mendisuksikan beberapa poin penting yang
telah dicatat pada kertas flipchart selama proses aktifitas dilaksanakan. Fasilitator
160 mengarahkan bahwa perilaku yang berisiko tinggi dapat pula dicegah bila mengetahui
cara mencegahnya.
Langkah 4:
Bila diperlukan tayangkan beberapa slide atau alat peraga yang mendukung pemahaman
peserta terhadap beberapa upaya untuk mencegah penularan HIV.
Tutup sesi ini dengan merangkum bagian bagian penting yang telah disampaikan.
Terutama menghubungkan poin-poin penting yang terjadi selama aktifitas berlangsung
tadi dengan materi yang diberikan.
Langkah 1:
Fasilitator menjelaskan bahwa untuk mengawali proses sesi ini maka akan dilakukan
bedah kasus Perilaku Berisiko Remaja. Panduan bedah kasus terlampir. Fasilitator
membagi peserta menjadi 3 kelompok dengan cara berhitung.
Fasilitator menjelaskan bahwa Aktifitas ini akan membedah kasus-kasus yang berada
disekitar remaja. Remaja mempunyai pilihan dan kreatifitas yang dapat menghindari
perilaku yang dinilai berisiko oleh remaja sendiri.
Langkah 2:
Mintalah pada masing-masing kelompok (diwakili oleh satu orang) untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok mereka. Mintalah peserta untuk mempresentasikan poster yang
dibuat oleh setiap kelompok.
Fasilitator bisa saja memberi pertanyaan untuk hasil presentasi tiap kelompok:
Mengapa menggambarkannya seperti ini?
Apakah situasi seperti ini terjadi di lapangan?
Beri kesempatan bagi perserta untuk bertanya dan berdiskusi mengenai penularan
HIV dan cara penanggulangannya. Dan bagaimana remaja seharusnya bertindak bila
menghadapai situasi yang berisiko.
Lanjutkan dengan pernyataan: Kondom akan dapat melindungi dari penularan HIV bila
cara menggunakan dengan benar dan selalu dipakai.
Peserta diingatkan lagi dengan lagi dengan modul mengenai Perilaku Berisiko dan
Keluarga Berencana yang membicarakan kondom.
Langkah 2:
Ajak peserta untuk mengenal kondom dan mengenal cara menggunakannya dengan
mempraktekkan langsung.
Langkah 3:
Fasilitator mulai membagikan kondom ke seluruh peserta. Mintalah peserta untuk
membukan dan mempraktekkan menggunakan kondom. Fasilitator membagi peserta
menjadi 3 kelompok untuk melakukan lomba memasang kondom.
Setiap berdiri berbaris ke belakang dan mintalah 3 orang fasilitator memegang 3 dildo
dan di depan kelas. Setiap kelompok akan memasangkan kondom dan melepaskan ke
dildo secara benar dan cepat. Kelompok yang paling cepat dan benar melakukannya
dianggap menjadi pemenang.
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Perlindungan terhadap Penularan HIV.
162 Sarankan informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
Langkah-langkah Permainan
Langkah 1 163
Faslitator menyiapkan tiga buah lembar kartu berukuran besar yang bertuliskan,
Hentikan, berisiko tinggi, Hati-hati, mungkin dapat berisiko dan Tidak berisiko,
silahkan lanjutkan.
Fasilitator meletakan tiga buah kartu tersebut di depan (boleh di bawah atau di papan),
sehingga setiap kartu mempunyai jarak yang agak jauh.
Langkah 2
Jelaskan maksud dari ketiga tulisan tadi kepada peserta bahwa Ketiga kartu tersebut
merupakan pilihan dari sebuah perilaku. Setiap orang mempunyai pendapat yang
beragam mengenai perilaku yang dipilihnya.
Fasilitator mulai menjelaskan bahwa nanti akan dibacakan beberapa pernyataan yang
berhubungan dengan perilaku yang terkait dengan HIV dan AIDS. Peserta diminta untuk
berpikir masuk dalam kategori yang mana perilaku tersebut, apakah berisiko tinggi
sehingga perlu dihentikan atau yang lain.
Langkah 3
Fasilitator mulai membacakan pernyataan perilaku satu demi satu. Berikut beberapa
contoh pernyataan yang dapat dibacakan, fasilitator dapat memodifikasi dan
menambahkan seseuai dengan karakteristik peserta.
Berhubungan seks dengan banyak pasangan
Tidak berhubungan seks sama sekali (puasa berhubungan seks)
Behubungan seks vaginal tidak menggunakan kondom
Makan bersama dengan seorang ODHA
Digigit nyamuk yang baru saja menggigit seorang ODHA
Berhubungan seks anal tanpa menggunakan kondom
Membuat tindik atau body piercing
Langkah 4:
Pada setiap perilaku yang dibacakan, fasilitator meminta perserta untuk menyatakan
alasannya, mintalah perwakilan dari setiap kelompok. Bila ada kesetidaksetujuan dari
164
kelompok lain fasilitator dapat memancing untuk didiskusikan lebih lanjut.
Langkah-langkah Aktifitas
Langkah 1
Tugas setiap kelompok adalah membahas studi kasus untuk dicarikan pemecahan
masalahnya dan selanjutnya dipresentasikan dengan cara membuat poster dari majalah
bekas.
Setiap kelompok menunjuk satu orang anggota untuk menjdai juru bicara dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Langkah 2
Setiap kelompok diberikan waktu sebanyak 25 menit untuk mendiskusikan kasus tersebut
dan membuat poster menggunakan koran dan majalah bekas yang telah disediakan.
Bagikan pada setiap kelompok setumpuk perlengkapan membuat poster (kertas manila,
majalah, koran, buletin, dll).
Sudah satu minggu ini Dina tidak tampak masuk sekolah. Tantri sebagai sahabatnya juga
tidak tahu kenapa Dina tidak masuk sekolah. Tantri mencari tahu dengan mendatangi
166 rumahnya. Tantri mendapat cerita dari Dina bahwa telah melakukan hubungan seks saat
terakhir berkumpul dengan teman-temannya. Dina menyatakan bahwa dia diperkosa
karena saat itu dalam kondisi mabuk karena minum minuman keras. Dina bingung mau
cerita dengan siapa dan takut ketahuan sama orang tuanya dan teman-temannya di
sekolah. Dina menyesal dan meminta Tantri untuk membantunya.
Pada suatu hari Bagus mendapatkan cerita dari sahabatnya, Doni, mengenai gaya
pacarannya. Doni, memang telah memilki pacar yang sama disekolah tersebut. Doni
bercerita mengenai enak mempunyai pacar. Disamping dapat sebagai tempat curhat
juga dapat sebagai teman diskusi. Doni cerita malam minggu kemarin ada kejadian
yang membuat Doni gugup. Ketika pacaran Doni ingin sekali memeluk pacar itu tidak
seperti biasanya. Tanpa sadar Doni mulai memegang payudara pacarnya. Setelah pulang
Doni masih terbayang-bayang dan mulai melakukan onani. Mendengar cerita dari Doni,
Bagus mulai pula membayangkan apa yang dilakukan Doni. Terbesit di benak Bagus ingin
memiliki pacar seperti Doni.
167
Dalam keadaan darurat, misalnya pasangan suami istri di mana salah satu terinfeksi
IMS atau HIV, pemakaian kondom amat dianjurkan untuk mencegah penularan IMS dan
HIV lebih lanjut kepada pasangannya. Dalam pemakaian kondom yang penting adalah
menggunakan kondom dengan benar sesuai dengan petunjuk yang disarankan.
169
Sering terjadi bahwa seseorang divonis sebagai orang yang terinfeksi HIV hanya dengan
melihat bentuk fisik seseorang. Seseorang yang kurus dan sering sakit telah dianggap
terinfeksi HIV. Bila seseorang terlihat kurus, sering sekali sakit dan lainnya seseorang
telah dianggap telah terinfeksi HIV. Padahal untuk mengetahui seseorang terinfeksi HIV
perlu melakukan tes yang sering disebut dengan VCT (Voluntary Counseling and Test) atau
kalau dalam bahasa Indonesia sering disebut KTS (Konseling dan Tes secara Sukarela).
VCT atau KTS merupakan satu-satunya proses yang harus dijalani seseorang yang ingin
mengetahui dirinya terinfkesi HIV atau tidak. Proses ini harus melibatkan konseling
sebelum dan sesudah melakukan tes darah HIV. Prinsip yang harus dijaga dalam VCT atau
KTS adalah kerahasiaan dan sukarela. Bila prinsip ini dilanggar maka akan mempunyai
dampak psikologis yang mengakibatkan seseorang yang melakukan tes dapat menerima
perlakuan diskriminasi dan stimanisasi dari teman-taman atau masyakarat sekitar bahkan
di layanan kesehatan. Oleh karena itu remaja perlu mengetahui hal tersebut sehingga
tidak terjadi stigmanisasi dan diskriminasi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
172 1. Menjelaskan dan menyebutkan tujuan melakukan tes HIV.
2. Menjelaskan dan menyebutkan manfaat tes HIV.
3. Menjelaskan dan menyebutkan tata cara tes HIV.
45 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
173
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta, Bagaimana cara kita untuk mengetahui seseorang itu HIV
dan AIDS?
Langkah 2:
Langkah 1:
Fasilitator memulai dengan melakukan curah pendapat mengenai gambaran seseorang
yang telah terinfeksi HIV. Curah pendapat dapat dilakukan dengan cara mengajukan
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
Siapa yang pernah ketemu dengan orang yang telah terinfeksi HIV? Bila ada
174 peserta yang pernah diminta untuk menceritakan kesannya saat pertama kali
bertemu.
Bagaimana gambaran seseorang yang telah terinfeksi HIV?
Bagaimana mungkin seseorang yang kelihatan sehat, ternyata telah terinfeksi
HIV?
Langkah 2:
Fasilitator melanjutkan dengan meminta salah satu peserta untuk maju ke depan.
Fasilitator mengeluarkan cermin dan mintalah peserta tersebut untuk bercermin.
Tanyakan pada peserta Apa yang dilhat di cermin tersebut?
Fasilitator menerangkan bahwa Gambaran seseorang yang terinfeksi HIV dapat seperti
yang terlihat di cermin tersebut. Sehingga kita tidak bisa menebak-nebak siapa yang
terinfeksi HIV hanya dengan melihat saja tanpa melakukan tes apapun. Seseorang yang
dinyatakan terinfeksi HIV harus melalui tes HIV.
Langkah 3:
Fasilitator mulai menayangkan beberapa slide presentasi yang terkait dengan tata cara
tes HIV.
Berikan kesempatan kepada para peserta untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas
terkait dengan tes HIV.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Mengetahui Seseorang Terinfeksi HIV.
Sarankan informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
175
176 Ada tes lain yang terkait HIV, yang dipakai setelah kita mengetahui bahwa kita terinfeksi
HIV. Tes ini mengukur jumlah virus dalam aliran darah, dan tingkat kerusakan pada
sistem kekebalan tubuh.
Sebelum darah diambil, kita wajib diberi konseling oleh seorang konselor yang terlatih.
Di antara yang lain, konseling ini akan memberi informasi dasar tentang HIV dan AIDS,
manfaat dan kerugian kita mengetahui apakah kita terinfeksi, dan bagaimana kita akan
bereaksi jika nanti hasilnya positif. Setelah itu, kita diminta menyetujui sebelum darah
diambil (sering disebut informed consent). Kita juga wajib diberi konseling lagi oleh
konselor yang sama saat hasilnya sudah ada. Hasilnya hanya boleh diberikan pada kita,
dan tidak boleh diberikan pada orang lain tanpa persetujuan kita. Tempat melaksanakan
tes bertanggung jawab untuk menjamin nama kita dan hasil tes tidak diketahui orang
lain.
Namun, jika kita di bawah umur, orang tua atau wali kita boleh mewakili kita. Sayangnya,
di Indonesia, tidak jelas berapa sebenarnya usia di bawah umur.
Hasil positif bukan berarti kita AIDS. Banyak orang yang positif tetap sehat untuk
beberapa tahun, dan sering tidak langsung perlu memakai obat apa pun.
177
Siapa Saja Orang Yang Memerlukan Konseling dan Tes Sukarela?
Memiliki pasangan seks lebih dari satu
Pernah memakai napza suntik secara bergantian
Pernah transplantasi tubuh
Jenis Pelayanan
Skrining tes
Transfusi darah
Tes HIV perlukah? Transplantasi organ
Tes untuk diagnosis (tes sukarela)
178 Seseorang yang ingin mengetahui status HIV-
nya
Surveilence
Penelitian
1 5
4 6
10 7
11 8
12 9
14
Dinyatakan positif HIV bukanlah hal mudah untuk diterima. Mungkin akan merasa tidak
berguna, tidak ada harapan, takut, sedih, marah dan muncul perasaan lainnya. O r a n g
dengan HIV dan AIDS (ODHA) akan menghadapi isu-isu yang cukup kompleks seperti:
Tidak berani terbuka kepada teman dan keluarga.
Mengalami pandangan negatif (stigma) dari masyarakat.
Mendapatkan perilaku yang berbeda (diskriminasi).
Tidak mendapat dukungan ditempat kerja.
Sulit mengubah ke arah perilaku hidup sehat.
Bingung kemana harus mencari layanan dan bantuan kesehatan untuk dirinya.
Bila seseorang telah terinfeksi HIV maka banyak hal yang perlu dilakukan untuk
memberikan bantuan dan dukungan. Tidak hanya berupa pengobatan namun perlu
melakukan dukungan secara moral. Supaya dia tetap berdaya, percaya diri dan memiliki
semangat hidup yang tinggi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
182 1. Menjelaskan tentang refleksi keinginan/cita-cita remaja.
2. Menyebutkan tentang memberikan dukungan pada ODHA.
100 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Permainan
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Fasilitator menjelaskan bahwa untuk memulai memahami bagaimana dukungan diberikan
kepada ODHA maka akan dilakukan sebuah kegiatan. Kegiatan ini sebut Buang Kertas
Kesayangan. Panduan kegiatan terlampir.
Langkah 3:
Fasilitator memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menanyakan hal-hal
yang belum jelas selama proses pemberian materi.
Langkah 2:
Selama proses akitifitas tersebut fasilitator perlu mencatat beberapa poin-poin penting
yang disampaikan oleh peserta.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta :
Apa yang anda ketahui tentang merefleksikan Keinginan/Cita-cita remaja?
Apa yang dimaksudkan dengan memberikan dukungan pada ODHA?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Dukungan Terhadap Orang Dengan
HIV dan AIDS. Sarankan informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang
terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
Langkah-langkah Kegiatan
185
Langkah 1:
Fasilitator menjelaskan bahwa permainan ini memerlukan perasaan dari peserta.
Permainan akan dilakukan dalam situasi yang tenang sehingga peserta diharapkan untuk
membantu supaya permainan ini berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan.
Langkah 2:
Fasilitator memberi intruksi kepada peserta untuk mengambil kelompok yang bertanda
bintang dan peserta menuliskan pada setiap kertas satu nama orang yang paling disayang
(bisa pacar, bapak, ibu dll) tetapi semua harus berupa nama bukan sebutan. Setelah
itu dikuti dengan kelompok yang bertanda lingkaran peserta menuliskan barang paling
disayang. Kemudian pada kelompok yang bertanda segitiga dituliskan hobi yang paling
disayang dan untuk kelompok yang bertanda kotak dituliskan cita-cita yang akan
diraih.
Setelah selesai semua maka fasilitator membaca cerita sebagai berikut: Kita semua
disini merupakan ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Kita mengetahui terinfeksi HIV sejak
dua tahun lalu dan kita tidak mengetahui kenapa itu terjadi pada kita. Lama waktu telah
berlalu dan tubuh kita sudah harus mendapat perhatian yang lebih dari kita. Berbagai hal
yang menjadi aktifitas kita dulu harus mendapatkan pertimbangan yang lebih matang.
Kita juga harus memikirkan masa depan kita sendiri dan juga orang yang kita sayangi di
sekitar kita.
Fasilitator melanjutkan ceritanya dengan Waktu terus berjalan dan tubuh kita semakin
lemah. Mau tidak mau kita harus memikirkan lagi apa yang kita dapat lakukan selama
sisa hidup kita. Memilih prioritas yang paling penting itu keharusan kita.
Langkah 4:
Fasilitator meminta peserta untuk membuang satu kertas untuk setiap kelompok.
Cerita berlanjut Tidak terasa tiga tahun sudah berlalu. Kita sudah masuk tahap AIDS
186
dan tubuh kita sangat lemah sekali. Kita harus dirawat di rumah sakit karena kita tidak
dapat merawat diri kita sendiri. Cita-cita, barang kesayangan, hobi dan orang tersayang
mulai terasa semakin jauh dan itu kenyataan yang harus kita hadapi.
Langkah 5:
Peserta diminta membuang lagi satu kertas dari setiap kelompok.
Cerita berlanjut Sampai akhirnya kita harus meninggal dan kita mau atau tidak mau
harus meninggalkan semuanya sebab kita tidak dapat membawanya.
Langkah 6:
Fasilitator meminta peserta membuang sisa kertas yang ada pada peserta.
Permainan ini usai dan fasilitator mengeksplorasi perasaan peserta dengan mengikuti
tahapan permainan ini.
Fasilitator menjelaskan bahwa Kejadian yang baru saja kita alami (walaupun kita
hanya membayangkan) sangat mungkin terjadi pada ODHA bila terjadi diskriminasi dan
stigmanisasi. Permainan ini membawa peserta merasakan apa yang ODHA sering rasakan
bila menerima perlakukan diskriminasi dan stigmanisasi sehingga kita dapat membantu
supaya mereka tidak menerima perlakuan tersebut.
Fasilitator membagikan setiap peran kepada peserta yang mau memerankan. Selanjutnya
fasilitator memberikan waktu peserta untuk membaca dan memahami peran masing-
masing.
Langkah 2:
Fasilitator memberi waktu sekitar 5 menit kepada semua pemeran untuk berlatih di luar
ruangan.
Fasilitator meminta peserta yang berada didalam kelas untuk membentuk menjadi
tiga kelompok yang akan mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan drama yang akan
dimainkan. Tugasnya adalah:
Bagaimana seharusnya permasalahan tersebut diselesaikan?
Apa yang seharusnya dilakukan oleh anak Pak Karmin?
Bila ada seorang Pendidik Sebaya di sekolah anak Pak Karmin apa yang
seharusnya dilakukan pendidik sebaya HIV?
Langkah 3:
Fasilitator membaca skenario drama sebabak, yaitu:
Dokter Broto, sepulang dari rapat koordinasi di Balai Desa memang sengaja akan
melihat perkembangan kesehatan pak Karmin, karena ia ditugasi secara khusus oleh
Dinas Kesehatan untuk mengawasi kesehatan pak Karmin tersebut, sejak diketahui
188 penyakitnya.
Peran Karmin:
Karmin, seorang supir truk yang sukses, suatu saat sakit, dan sampai 3-4 tahun belum
sembuh. Setelah diperiksa secara teliti, ketahuan Karmin menderita AIDS stadium
lanjut. Berbagai infeksi oportunistik mulai menggerogoti tubuhnya. Ia kurus kering,
sering diare, batuk-batuk, kadang-kadang panas. Lima hari terakhir ia hanya bisa duduk
atau berbaring karena sangat lemah.
Peran Paijo:
Paijo, adalah ayah Karmin. Ia sudah tua dan tinggal bersama keluarga Karmin. Istrinya
sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Akhir-akhir ini ia sangat sedih dan bingung
ketika diberitahu bahwa anaknya jelas-jelas telah menderita AIDS. Yang paling ditakuti
ialah gunjingan tetangga yang semakin memuncak dan menyakitkan. Beberapa bekas
sahabat Karmin bahkan sudah berpikir untuk mengusir Karmin dari desa.
Peran Wiwien:
Wiwien adalah anak pak Karmin satu-satunya. Ia masih sekolah di SMU Gaya Bhakti di
desa sebelah. Ia diberitahu ayahnya tentang penyakit yang dideritanya. Di satu pihak ia
agak membenci ayahnya, karena akibat ulahnya di luar rumah ayahnya ketularan AIDS.
Namun di pihak lain ia sangat kasihan atas penderitaan ayahnya. Ia malu, karena kasus
ayahnya tersebut, sudah mulai menjadi bahan gunjingan di sekolah. Bahkan semakin
banyak sahabat-sahabatnya yang menjauhinya gara-gara penyakit ayahnya.
189
Peran Dokter Broto:
Dokter Broto adalah tokoh masyarakat yang sangat disegani karena ia sangat ramah dan
mudah bergaul dengan semua lapisan dan golongan masyarakat. Ia mempunyai pandangan
yang luas dalam memberikan penjelasan tentang berbagai masalah kesehatan. Ia bahkan
tak segan-segan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat perihal kesehatan
dan senantiasa memotivasi masyarakat agar mempraktekkan pola hidup sehat.
Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan akibat dari melakukan hubungan seksual
berisiko. Infeksi menular seksual merupakan bagian dari penyakit yang mengenai organ
reproduksi laki-laki dan perempuan yang diakibatkan oleh hubungan seksual. Penyakit
kelamin mempunyai hubungan erat dengan HIV, seseorang yang telah terinfeksi salah
satu penyakit kelamin akan mempunyai risiko tinggi secara biologis maupun perilaku
terhadap penyebaran HIV dan AIDS.
Fenomena IMS yang terjadi pada umumnya seseorang lebih banyak mengobati penyakitnya
sendiri, dengan dosis obat yang tidak benar dan didapatkan dengan membeli tanpa resep
dokter.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
194 1. menjelaskan pengertian IMS.
2. Menyebutkan jenis dan tanda IMS yang menyertainya.
3. Menjelaskan cara penularan dan pencegahan IMS.
4. Menjelaskan hubungan IMS dengan HIV dan AIDS.
120 menit
1. Curah Pendapat
2. Ceramah dan Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Pleno
5. Permainan
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Tayangkan dan bagikan lembar Baca Berita dan Minta setiap orang serius untuk
memahami isi dari berita tersebut. Lembar Baca Berita terlampir.
Berikan waktu 5 menit untuk seluruh peserta membaca berita dan membuat pengertian
IMS tersebut.
Langkah 2:
Mintalah 23 orang peserta menyampaikan pengertian dari IMS berdasarkan pendapatnya
dari isi berita tersebut. Catat kata kunci dari peserta tersebut pada kertas flipchart.
Tanyakan kepada peserta lainnya Siapa yang ingin menambahkan atau mengubah dari
apa yang telah diungkapkan oleh tiga peserta ini?
196
Jika sudah merasa cukup pendapat dari peserta lainnya , rangkum dan bacakan pengertian
IMS berdasarkan pendapat peserta tersebut.
Langkah 3:
Tayangkan dan bacakan slide presentasi pengertian Infeksi Menular Seksual (IMS). Berikan
kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal yang terkait IMS.
Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta: Dari berita yang telah anda baca tersebut, apakah ada
bagian dari isi yang diberitakan tersebut menyebutkan tanda-tanda IMS? Jika ya, apa isi
berita tersebut?
Langkah 2:
Sampaikan kepada peserta bahwa bagian ini kita akan membahas jenis dan tanda IMS
melalui kegiatan kerja kelompok. Panduan kerja kelompok terlampir.
Langkah 3:
Setelah selesai kegiatan permainan Menyatu Potongan, mintalah seluruh peserta
duduk berkumpul di lingkungan kelompoknya.
Ingatkan kepada peserta bahwa tanda IMS tidak hanya muncul di sekitar kelamin saja,
melainkan bisa muncul ditempat lain seperti tangan atau mata.
Langkah 4:
Fasilitator menunjuk salah satu gambar yang ada pada lembar tugas kelompok yang
Tanyakan kepada peserta: Apakah ada yang tahu dari tanda ini, apa nama jenis IMS
tersebut?
Langkah 5:
Tayangkan dan jelaskan slide presentasi mengenai jenis dan tanda IMS. Berikan
kesempatan peserta untuk menanyakan tentang hal-hal yang terkait dengan jenis dan
tanda dari suatu IMS.
Langkah 6: 197
Sampaikan kepada peserta bahwa jenis dan tanda IMS telah kita pahami tersebut adalah
sebagai pengetahuan untuk bisa memahami seseorang kemungkinan terkena suatu jenis
IMS. Namun sebagai seorang peers, kita tidak boleh mendiagnosa jika kita menemukan
tanda dari IMS yang kita ketahui pada seseorang, karena hanya petugas medis yang
berwenang untuk mendiagnosa. Tugas PRS adalah merujuk ke layanan medis saja.
Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta: Siapa yang mengetahui penularan IMS?
Minta 2 orang peserta untuk menjawab. Jawaban peserta tidak perlu ada pembahasan.
Langkah 2:
Tayangkan dan jelaskan slide presentasi mengenai penularan IMS. Berikan kesempatan
peserta untuk menanyakan tentang penularan IMS yang telah dijelaskan tersebut.
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Tugas dari PRS adalah mengusahakan agar mereka
terhindar dari penularan IMS pada perilaku seks berisikonya.
Minta setiap orang peserta membuat satu cara penularan yang dapat dilakukan untuk
terhindar dari penularan IMS.
Berikan waktu 5 menit untuk menuliskan pada kertas metaplan dan dipasang di papan
tulis.
Letakkan kertas metaplan yang berisikan cara pencegahan yang telah dikoreksi benar di
bagian lain papan tulis.
Minta kembali seluruh peserta untuk duduk kembali pada tempatnya masing-masing.
Minta salah satu peserta untuk membacakan metaplan tersebut.
Langkah 3:
198
Berikan penegasan cara pencegahan IMS dari hasil peserta tersebut melalui penayangan
slide presentasi mengenai cara pencegahan IMS.
Langah 4:
Rangkum sesi ini dan lanjutkan ke sesi berikutnya.
Langkah 1:
Sampaikan bahwa kita telah mempelajari pengertian, jenis dan tanda IMS, cara
penularan, dan cara pencegahan IMS. Jadi apa yang anda ketahui tentang IMS ini ada
hubungannya dengan HIV dan AIDS.
Sampaikan kalau ada tanda IMS di kelamin atau mulut berarti ada peradangan yang
berarti ada sel yang radang.
Kalau seseorang terkena IMS berarti ada kesempatan besar bagi HIV untuk masuk karena
sel radang akan mempermudah HIV masuk ke dalam tubuh.
Langkah 2:
Jelaskan hubungan IMS dengan HIV dan AIDS. Berikan kesempatan peserta untuk
menanyakan hal-hal yang terkait dengan hubungan IMS dengan HIV dan AIDS.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Infeksi Menular Seksual. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
199
Hepatitis
Klamidiya pada Penis Jengger Ayam pada Vagina
Kartono telah merasakan sakit di seputar kelaminnya, yaitu ada cairan yang keluar pada
bagian saluran kencing penisnya dan kencing perih serta badannya meriang. Tanda ini
muncul dan dirasakan sejak dua hari yang lalu.
Dia (Kartono) teringat dengan perilaku sebelumnya, yaitu telah melakukan hubungan 201
seks dengan cewek panti pijat. Dia menyadari bahwa infeksi yang ada pada kelaminnya
disebabkan oleh akibat dari hubungan seks. Hubungan seks dilakukan 5 hari yang lalu
saat dia pijat dengan cewek tersebut.
Semua tanda dan pengalaman perilaku seksnya tersebut di atas disampaikan kepada
dokter Robert tanpa merasa malu karena Dia (Kartono) ingin sembuh. Dokter Robert
yang telah biasa menangani kasus ini melakukan pemeriksaan. Apa yang diketahuinya
tersebut, kemudian dokter mengatakan bahwa Kamu kena IMS.
Kartono pasrah atas diagnosa dokter. Nikmat membawa sengsara, itulah terjadi.
Langkah Permainan
Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa melalui permainan ini kita akan memahami tanda-
202 tanda dari suatu IMS.
Langkah 2:
Bagi Peserta menjadi empat kelompok kerja. Gunakan permainan yang anda kenal untuk
membagi kelompok. Setiap kelompok diberikan 2 amplop yang masing-masing amplop
telah berisikan potongan-potongan gambar kelamin dengan tanda-tanda IMS.
Langkah 3:
Pasang hasil kerja tiap kelompok di depan kelas. Minta setiap wakil kelompok untuk
membacakan hasil kerjanya.
Langkah 4:
Sampaikan kepada peserta bahwa berdasarkan hasil kerja kelompok tersebut, tanda-
tanda yang ditemukan adalah dalam bentuk cairan, luka, bintik-bintik kemerahan dan
lain-lainnya. Bahkan ada tanda yang sama ditemukan dari foto yang berbeda tersebut.
Langkah 5:
Kembali ke langkah pembelajaran selanjutnya.
203
204 IMS juga disebut Penyakit Kelamin namun hal ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada
di kelamin. Istilah Infeksi Menular Seksual lebih luas maknanya, karena menunjuk pada
cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selalu ada dialat kelamin, tanda-tandanya
juga ada di alat Penglihatanm, Mulut, Saluran Pencernaan, Hati, Otak dan bagian tubuh
lainnya.
Contohnya HIV/AIDS dan Hepatitis B yang menular lewat hubungan seks, tetapi
penyakitnya tidak bisa dilihat dari alat kelaminnya. Artinya, alat kelaminnya masih
tampak sehat meskipun orangnya membawa bibit penyakit.
IMS akan menginfeksi orang-orang yang pernah melakukan hubungan seksual, sekalipun
hubungan seksual yang beresiko dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan
kondom hanya dilakukan sekali saja.
Bahayanya IMS:
IMS membuat kita sakit-sakitan.
IMS akan membuat Kemandulan.
IMS bisa menyebabkan keguguran.
IMS bisa menimbulkan kanker leher rahim.
IMS bisa merusak Penglihatan, Otak dan Hati.
IMS bisa ditularkan kepada bayi.
IMS bisa menyebabkan kita mudah tertular HIV.
IMS tertentu seperti HIV dan Hepatitis B, bisa menyebabkan Kematian.
Jenis-jenis IMS
IMS ada banyak sekali jenisnya, beberapa diantaranya yang paling penting adalah:
Clamidya/Klamidia
Raja Singa/Sifilis
Kencing Nanah/GO
Luka Luka yang bisa disertai dengan rasa nyeri atau bisa juga tidak, di
205
daerah alat kelamin atau bagian tubuh lain. Bintil-bintil berair
seperti cacar yang disertai timbulnya luka yang terasa nyeri di
sekitar kelamin.
Kencing Jika kencing terasa panas atau Sama dengan perempuan, diikuti
panas membakar. keluarnya cairan dari mulut
zakar.
Tanda-tanda Demam.
lain untuk Berkeringat banyak diwaktu malam.
HIV dan AIDS Lelah berkepanjangan.
Infeksi jamur berat.
Pembengkakakan pada kelenjar dilipatan paha, leher atau lengan.
Diare berkepanjangan.
Berat badan turun drastis.
Batuk-batuk dengan atau tanpa darah .
Adanya bercak-bercak biru ungu dikulit.
Meskipun ada tanda-tanda seperti ini, yang perlu diingat bahwa tanda-tanda ini bisa juga
merupakan tanda dari penyakit lain. Kalau ada tanda-tanda seperti di atas, sebaiknya
pergi ke dokter secepat mungkin.
Raja singa Terdapat Sama seperti Luka tidak Sama seperti Tes darah.
(sifilis) luka tapi pada laki- sakit, laki-laki.
tidak laki. biasanya
sakit. tungal dan
bersih.
Hepatitis Badan Sama seperti Pada kasus Sama seperti Tes darah.
lemas, laki-laki. parah, pada laki-
kurang tampak laki.
gairah kulit selaput
dan mata
kadang berwarna
demam. kuning.
Sementara Herpes sering kambuh dan sangat nyeri kalau kambuh. Pada herpes, yang
diobati Cuma gejala luarnya saja, tetapi bibit penyakitnya akan tetap hidup didalam
tubuh selamanya.
Sering kali IMS tidak menunjukkan gejala sama sekali dan tidak terasa, sehingga kita tidak
tahu kalau kita sudah terkena. IMS tidak selalu menunjukkan tanda atau gejala, baik
pada laki-laki atau perempuan. Beberapa IMS tandanya bisa muncul setelah berminggu-
minggu, berbulan-bulanatau bahkan tahunan setelah kita terkena.
Pada Perempuan, IMS seringkali tidak menunjukkan gejala. Meski gejalanya tidak ada
dan tidak terasa sakit, IMS ini bisa ditularkan kepada orang lain.
Pada perempuan, masalahnya luka-luka IMS seringkali terjadi dileher rahim. Jauh
didalam, sehingga tidak kelihatan dari luar. Dan karena IMS tidak menimbulkan rasa
nyeri, maka seseorang tidak merasa dirinya telah terkena IMS.
Sementara pada laki-laki, luka-luka dimulut saluran kencing atau disaluran kencing juga
tidak selalu kelihatan atau tidak disertai rasa nyeri.
Kuman IMS terutama ada dalam cairan kelamin dan darah. IMS menular terutama bila
cairan kelamin atau darah seseorang yang sudah terkena IMS masuk kedalam tubuh
orang lain.
Sumber: Buku Saku Penjangkauan Masyarakat Infeksi menular Seksual. ASA dan Fhi
Ditjen. Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPM & PL).
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
Menjelaskan pengertian IMS.
Menyebutkan jenis dan tanda IMS yang menyertainya.
Menjelaskan cara penularan dan pencegahan IMS.
Menjelaskan hubungan IMS dengan HIV dan AIDS.
Raja Singa/Sifilis
Kencing Nanah/GO/Gonore
Herpes Kelamin
Kutil Kelamin/Jengger Ayam
Hepatitis
HIVdan AIDS
213
Hepatitis merupakan salah satu penyakit lain yang sering dijumpai pada orang yang
melakukan hubungan seks yang tidak aman dan penggunaan narkoba suntikan yang tidak
steril. Tingkat penularan Hepatitis secara medis lebih tinggi dibandingkan dengan HIV.
Selain itu, beberapa Hepatitis dapat pula ditularkan dari satu orang ke orang lainnya
melalui hubungan seksual didamping penggunaan peralatan medis yang tidak disterilkan
terlebih dahulu. Bila seseorang tertular Hepatitis dapat mengakibatkan kematian. Oleh
karena itu remaja perlu mengetahui apa itu Hepatitis.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
236 1. Menjelaskan pengertian Hepatitis.
2. Menyebutkan penularan dan pencegahan Hepatitis.
1. Pengertian Hepatitis.
2. Penularan dan pencegahan Hepatitis.
60 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
1. Kertas flipchart
2. Flipchart
3. Spidol
4. Slide powerpoint
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
237
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Lemparkan pertanyaan kepada peserta dengan pertanyaan: Siapa yang pernah
mendengar tentang Hepatitis?
Langkah 2:
Catat kata kunci dari jawaban peserta pada kertas flipchart (berikan kesempatan pada
setiap peserta yang mengajukan jawaban).
Rangkum kata kunci jawaban peserta menjadi sebuah pengertian tentang Hepatitis, ajak
peserta untuk mencoba mengertikan Hepatitis dari kata kunci yang ditulis.
Langkah 3:
Tegaskan rangkuman jawaban tentang pengertian Hepatitis, dengan menayangkan slide
presentasi tentang pengertian Hepatitis.
Tanyakan kepada peserta Apakah ada mengenal tanda-tanda dari orang dengan
Hepatitis berdasarkan gambar ini? Jawaban peserta tidak perlu ada pembahasan.
Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta: Siapa yang mengetahui penularan Hepatitis? Minta 3 orang
peserta untuk menjawab. Jawaban peserta tidak perlu ada pembahasan.
238
Langkah 2:
Tayangkan dan jelaskan slide presentasi mengenai penularan Hepatitis. Berikan
kesempatan peserta untuk menanyakan tentang penularan yang telah dijelaskan
tersebut.
Langkah 3:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Tugas dari seorang PRS adalah mengusahakan agar
mereka terhindar dari penularan Hepatitis pada perilaku seks berisikonya maupun melalui
jarum suntik pada kelompok penggunaan Narkoba suntik. Untuk itu setiap anggota PRS
mengetahui cara pencegahannya.
Tayangkan ulang slide presentasi mengenai penularan Hepatitis, tanyakan kepada peserta:
Memahami penularan Hepatitis tersebut, dapatkah anda memberikan pendapatnya
tentang cara pencegahan berdasarkan cara penularan Hepatitis tersebut?
Berikan waktu 5 menit untuk menuliskan pada kertas metaplan dan dipasang di papan
tulis.
Langkah 4:
Minta semua peserta berdiri dan mendekati papan tulis, tugas mereka adalah mengkoreksi
dan melisting secara bersama tentang cara pencegahan yang dipandang benar oleh
mereka bersama.
Letakkan kertas metaplan yang berisikan cara pencegahan yang telah dikoreksi benar di
bagian lain papan tulis.
Minta kembali seluruh peserta untuk duduk kembali pada tempatnya masing-masing.
Minta salah satu peserta untuk membacakan metaplan tersebut.
Langkah 5:
Berikan penegasan cara pencegahan Hepatitis dari hasil peserta tersebut melalui
Langkah 6:
Rangkum sesi ini dan lanjutkan ke sesi berikutnya.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan Hepatitis?
239
Sebutkan penularan Hepatitis?
Sebutkan pencegahan Hepatitis?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Hepatitis. Sarankan informasi lebih
lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
Penularan Hepatitis A
Ditularkan melalui TINJA orang yang terinfeksi
dan masuk ke dalam mulut orang lain. Bisa
terjadi karena:
HEPATITIS Mengkonsumsi sayuran, buah, ikan, air, rokok
maupun makanan dan minuman yang telah tercemar
oleh tinja yang mengandung virus Hep A.
242 Menggunakan peralatan makan dan minum yang
telah digunakan oleh orang yng terinfeksi Hep A
tanpa dicuci bersih lebih dahulu.
Seks oral pada anus orang yang terinfeksi Hep A.
Kebersihan pribadi dan lingkungan tidak dijaga
dengan baik.
TB atau sering pula disebut tuberkulosis atau TB paru. sangat erat kaitan dengan HIV.
Banyak ODHA yang meninggal karena terinfeksi TB dan tidak diobati dengan benar. TB
merupakan infeksi oportunistik yang utama bagi ODHA dan sering kali menjadi faktor
menyulit dalam pengobatan. Oleh karena itu remaja perlu mengetahui apa itu .
Angka TB pada Odha sering kali 40 kali lebih tinggi dibanding angka untuk orang yang tidak
terinfeksi HIV. Angka TB di seluruh dunia meningkat karena HIV. TB dapat merangsang
HIV agar lebih cepat menggandakan diri, dan memburukkan infeksi HIV. Karena itu,
penting agar orang dengan HIV mencegah dan mengobati TB.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
226 1. Menjelaskan pengertian TB.
2. Menyebutkan penularan dan pencegahan TB.
1. Pengertian TB
2. Penularan dan pencegahan TB
60 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
227
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Fasilitator mengawali dengan mengajukan pertanyaan: Siapa yang pernah pernah
mendengar mengenai TB? Bila ada yang pernah diminta untuk menceritakannya.
Tuliskan kata kunci dari jawaban peserta pada kertas flipchart. Rangkum dan bacakan
kata kunci pendapat peserta menjadi pengertian TB.
Langkah 2:
Langkah 1:
Fasilitator memulai dengan melakukan curah pendapat mengenai permasalahan TB.
Curah pendapat dapat dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
Catat semua jawaban yang diutarakan oleh peserta. Upayakan semua peserta memberikan
pendapat mengenai cara penularan dan pencegahan TB.
Langkag 2:
Rangkum dan bacakan kata kunci pendapat peserta menjadi cara penularan dan
pencegahan.
Langkah 3:
Tayangkan dan jelaskan beberapa slide presentasi yang terkait dengan penularan dan
pencegahan TB. Lanjutkan dengan menjelaskan hubungan TB dengan HIV melalui slide
presentasi.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan TB?
Sebutkan cara penularan TB?
Sebutkan cara pencegahan TB?
Langkah 2:
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
229
Angka TB pada Odha sering kali 40 kali lebih tinggi dibanding angka untuk orang yang tidak
terinfeksi HIV. Angka TB di seluruh dunia meningkat karena HIV. TB dapat merangsang
HIV agar lebih cepat menggandakan diri, dan memburukkan infeksi HIV. Karena itu,
penting agar orang dengan HIV mencegah dan mengobati TB.
Bagaimana TB Didiagnosis?
Ada tes kulit yang sederhana untuk TB. Sebuah protein yang ditemukan pada bakteri
TB disuntik pada kulit lengan. Jika kulit kita bereaksi dengan bengkak, itu berarti kita
kemungkinan terinfeksi bakteri TB.
Jika HIV atau penyakit lain sudah merusak sistem kekebalan kita, kita mungkin tidak
menunjukkan reaksi pada tes kulit, walaupun kita terinfeksi TB. Kondisi ini disebut
anergi. Oleh karena masalah ini, dan karena kebanyakan orang di Indonesia sudah
terinfeksi TB, jadi tes kulit sekarang jarang dipakai di sini. Jika kita anergi, pembiakan
231
bakteri dari dahak (lihat alinea berikut) adalah cara terbaik untuk diagnosis TB aktif.
Bila kita mempunyai gejala yang mungkin disebabkan oleh TB, dokter akan minta kita
menyediakan tiga contoh dahak untuk diperiksa, termasuk satu yang diminta dikeluarkan
dari paru pada pagi hari. Dokter juga mungkin melakukan rontgen dada, dan coba
membiakkan bakteri TB dari contoh dahak kita. Tes ini dapat memerlukan jangka waktu
empat minggu. Sulit mendiagnosis TB aktif, terutama pada Odha, karena tampaknya
mirip dengan pneumonia, masalah paru lain, atau infeksi lain. Namun tes baru yang
lebih cepat sedang dikembangkan.
Bagaimana TB Diobati?
Jika kita terinfeksi TB, tetapi tidak mengalami penyakit aktif, kemungkinan kita diobati
dengan isoniazid (INH) untuk sedikitnya enam bulan, atau dengan INH plus satu atau dua
obat lain untuk tiga bulan. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2001 menunjukkan
bahwa terapi kombinasi lebih efektif dibandingkan INH sendiri. INH dapat menyebabkan
masalah hati, terutama pada perempuan.
Jika kita mengalami TB aktif, kita diobati dengan antibiotik. Karena bakteri TB dapat
menjadi kebal (resistan) terhadap obat tunggal, kita akan diberi kombinasi antibiotik.
TB sulit disembuhkan, dan obat tersebut harus dipakai untuk sedikitnya enam bulan.
Jika kita tidak memakai semua obat, TB dalam tubuh kita mungkin jadi resistan dan obat
tersebut akan menjadi tidak efektif lagi.
Ada jenis TB yang resistan terhadap beberapa antibiotik. Ini disebut TB yang resistan
terhadap beberapa obat atau MDR-TB, atau yang resistan terhadap semua obat lini
pertama dan kedua (XDR-TB). Hingga saat ini, prevalensi MDR-TB dan XDR-TB (bila ada)
di Indonesia belum jelas; surveilans akan segera dilakukan oleh Depkes. Kendati ada
masalah ini, kebanyakan kasus TB dapat disembuhkan dengan antibiotik yang ada.
Penularan TB
Orangyang sakit TB menularkan bakteri
TB ketika batuk dan bersin.
TUBERKULOSIS Orang
lain dapat tertular ketika
menghirup bakteri tersebut.
232
Pengertian TB Tanda-Tanda TB
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan Batuk selama 2-3 minggu.
oleh bakteri mycobacterium tuberculosis, dan
Demam.
bisa menyerang berbagai bagian tubuh.
TB paru adalah jenis yang paling sering di temui. Berkeringat pada malam hari.
Bila obat tidak digunakan secara teratur, bakteri Berat badan menurun.
TB akan kebal (resisten) terhadap pengobatan.
Jika sudah resisten, pengobatan TB akan semakin Pembesaran kelenjar getah bening.
sulit dan semakin mahal.
Narkoba merupakan salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian para remaja. Banyak
remaja yang terjerumus dalam penyalahgunaan Narkoba, sehingga dapat menganggu
proses belajar. Narkoba ada kaitannya pula dengan penyebaran HIV. Pengguna Narkoba
dengan cara suntik merupakan kelompok dengan prosentase terbesar penyumbang angka
kasus HIV dan AIDS di Indonesia.
Remaja yang sudah terlanjur dalam penyalahgunaan Narkoba akan sulit untuk mencapai
cita-cita yang didinginkannya. Narkoba akan membuat remaja tidak fokus dalam proses
belajar mengajar. Selain itu, remaja yang telah menggunakan Narkoba cederung untuk
dikucilkan dari pergaulan teman-temannya. Oleh karena itu sangat penting bagi remaja
untuk menghindari penyalahgunaan Narkoba sekarang dan nantinya.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
244 1. Menjelaskan pengertian Narkoba.
2. Menjelaskan jenis-jenis Narkoba.
3. Menyebutkan efek-efek Narkoba.
4. Menjelaskan hubungan Narkoba dengan HIV.
1. Pengertian Narkoba
2. Jenis-Jenis Narkoba
3. Efek-efek Narkoba
4. Hubungan Narkoba dengan HIV
90 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
245
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Mulai dengan cara mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Siapa yang pernah
mendengar mengenai Narkoba? Bila ada yang pernah diminta untuk menceritakannya.
Catat semua jawaban yang diutarakan oleh peserta. Upayakan semua peserta memberikan
pendapatnya mengenai pertanyaan tersebut.
Berikan kesempatan kepada para peserta untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas
tentang pengertian Narkoba.
Langkah 1:
246
Sampaikan kepada peserta bahwa berbicara tentang Narkoba maka kita akan mengenal
jenis-jenis Narkoba.
Tanyakan pada peserta: Apakah Sabu-Sabu dapat digolongkan dari salah jenis
Narkoba?
Langkah 2:
Tayangkan dijelaskan jenis-jenis Narkoba melalui slide presentasi mengenai jenis-jenis
Narkoba.
Berikan kesempatan peserta untuk menanyakan tentang jenis-jenis Narkoba dan apabila
salah satu peserta mengenal tentang jenis Narkoba karena pengalaman atau latar
belakang kegiatannya, mintalah untuk membagi pengalaman pengetahuannya tentang
jenis Narkoba yang diketahuinya.
Langkah 1:
Awali sesi dengan mengajak peserta untuk mengingat kembali pembahasan mengenai
jenis-jenis Narkoba.
Beri waktu yang cukup untuk menuliskan jawaban ini pada kertas metaplan.
Langkah 3:
Catat dan rangkum jawaban peserta, dan selanjutnya menjelaskan secara singkat
mengenai efek-efek Narkoba melalui slide presentasi.
Langkah 1:
Ajukan pertanyaan kepada peserta: Siapa yang pernah mendengar mengenai
hubungan Narkoba dengan HIV? Bila ada yang pernah mendengar diminta untuk
menceritakannya.
Catat semua jawaban yang diutarakan oleh peserta. Upayakan semua peserta memberikan
pendapatnya mengenai pertanyaan tersebut.
Rangkum dan sampaikan kata kunci peserta menjadi hubungan Narkoba dengan HIV
menggunakan slide presentasi.
Langkah 2:
Tayangkan dan jelaskan hubungan Narkoba dengan HIV melalui slide presentasi mengenai
hubungan Narkoba dengan HIV.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan Narkoba?
Sebutkan jenis-jenis Narkoba?
Apa hubungan Narkoba dengan HIV?
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Narkoba. Sarankan informasi lebih
lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
248
250 Mulai dengan cepat dan berakhir setelah beberapa jam tergantung berapa
banyak konsumsinya.
Fisik: penggunaan pertama mual dan muntah, hilangkan rasa sakit, kesulitan
bernafas, sulit buang air besar, menurunnya konsentrasi.
Psikis: Merasa nyaman (euforia), rasa hangat, santai, mengurangi rasa
gelisah, lesu.
Akibatnya:
Pemakaian yang regular menyebabkan dosis terus bertambah.
Pemakaian dengan cara disuntikkan memperbesar masalah: abses,
kerusakaan pembuluh darah, hepatitis, HIV.
Pemakaian dengan dosis tinggi, akan memperlambat sistem saraf pusat
hingga menyebabkan koma dan kematian.
Pada perempuan: menstruasi yang tidak teratur dan ketidaksuburan.
Penggunaan selama kehamilan, bayi yang dilahirkan dapat membawa
gejala putus obat.
Gejala putus zat:
Fisik: kram otot, gejala flu, tremor, berkeringat, menggigil
Psikis: tidak merasa nyaman, gelisah, depresi
KOKAIN (Snow, coke, girl, white lady, sugar block, charlie dan crack)
Bentuk:
Serbuk putih, kristal.
Efek:
Efek kokain tahan 10 - 40 menit tergantung pada kemurnian dan cara
pemakaiannya.
Fisik: pupil membesar, hiperaktif, agitasi iritabilitas, peningkatan aktivitas
psikomotor.
ECSTACY (Inex, I, kancing, cheche, Inex, XTC, Dolphin, Black Heart, Gober,
Circle K)
Bentuk:
Pil atau tablet berbagai bentuk dan warna.
Efek:
Mulai setelah 20-60 menit dan berakhir setelah beberapa jam tergantung
berapa banyak konsumsinya.
Fisik: detak jantung meningkat, tekanan darah meningkat, kehilangan
nafsu makan, pupil mata melebar, rahang kaku, mulut dan kerongkongan
kering.
Psikis: energik, akrab, pengertian, rasa marah berkurang, percaya diri,
gembira.
Akibatnya:
Pemakaian jangka panjang menyebabkan kerusakan otak permanent dan
pendarahan otak.
Kematian banyak diakibatkan tidak suhu badan tinggi dan kebanyakan
minum.
Kelelahan yang berlebihan yang membutuhkan tidur lama untuk
memulihkan.
Gangguan suasana hati, kehilangan semangat dan merasa tertekan.
Pada orang yang mempunyai penyakit jantung sering terjadi serangan
jantung.
Bila berhubungan seks sering tidak menggunakan kondom sehingga berisiko
OBAT PENENANG (Obat tidur, pil koplo, BK, Nipam, Megadon, Valium, Rohyp-
nol, Librium, Lexotan, Ativan)
Bentuk:
Tablet, Kapsul, serbuk, cairan.
Efek:
Fisik: memperlambat detak jantung dan pernafasan, menurunkan energi
dan koordinasi otot, menumpulkan panca indera, sembelit, mual, disfungsi
seksual, kesulitan bicara.
Psikis: Depresi, konsentrasi turun, eforia, nyaman, tenang, perubahan
kepribadian.
Akibatnya:
Peningkatan berat badan dipicu meningkatnya napsu makan.
Narkotika Nikotin
Narkotika adalah zat atau obat yang Tembakau sudah digunakan sejak ratusan tahun
berasal dari tanaman atau bukan tanaman Nikotin ditemukan pada tembakau Zat yang
baik sintetis maupun semi sintetis yang sangat adiktif
Ketergantungan fisik dan psikologis lebih cepat
dapat menyebabkan penurunan atau
Tingkat toleransi lebih cepat dari heroin
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
WHO mengestimasikan 1 dari 5 kematian atau 3
mengurangi sampai menghilangkan rasa juta kematian per tahun diakibatkan rokok
nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan
Penggunaan: dihisap & kunyah
Kokain
Kokain dihasilkan dari tanaman coca melalui
suatu proses kimia. Dikenal sebagai short acting
drug
Bentuknya:
Bubuk
An extract (freebase cocaine)
Crystal (crack cocaine)
Penggunaan:
Snorted, suntik, hisap, kunyah (dalam bentuk daun)
Efek ATS
Efek Jangka Pendek Efek Jangka Pendek
(dosis besar): (Dosis kecil):
Berkeringat dan Kulit nafsu makan
pucat pernafasan, detak
Sakit kepala jantung, tekanan darah
Gelisah (memperbesar pupil mata)
Merasa kuat dan superior kewaspadaan, tidak bisa
tidur; hyperactive
Nafas tidak teratur
Meningkatkan rasa percaya
Detak jantung sangat diri dan energy
cepat atau tidak beraturan
Kecemasan, mudah marah,
Psychosis curiga, panik
Rahang kaku, gigi
menggeretak
XTC Ecstasy
DI BEBERAPA NEGARA DIJUAL BEBAS DALAM JUMLAH Efek Jangka Panjang: Withdrawal:
TERTENTU
Pola makan berantakan Sakit kepala
DIGUNAKAN SECARA ORAL WALAU TERSEDIA BENTUK dan gangguan pencernaan
CAIR Mual dan Muntah
Kerusakan hati dan otak Depresi
KENIKMATANNYA DAPAT BERTAHAN SELAMA 4-6 JAM
DIPASARKAN SEBAGAI OBAT YANG MEMBERIKAN RASA Infeksi berulang & Mudah marah
NIKMAT, BAHAGIA masalah kulit
Berkeringan dan tremor
DIGUNAKAN DALAM PESTA-PESTA Mudah lupa atau
DIANGGAP SEBAGAI OBAT TDAK BERBAHAYA kebingungan
MEMBANTU MENGEKSPRESIKAN KASIH SAYANG LOVE Gangguan jantung dan
DRUGS, HUG DRUGS tekanan darah
Benzodiazepine Heroin
Minor tranquilizer - sedativ (calming), Narcotic analgesic (painkiller) dihasilkan dari
hypnotic (sleep), atau kecemasan opium poppy
Bentuk umum:
(menghilangkan kecemasan)
Bubuk putih;
Penggunaan:
umumnya ditelan tetapi ada juga yang
Butiran warna coklat;
Bahan dasar heroin dari morfin atau kodein
257
disuntik Durasi efek: 3 6 jam
Penggunaan:
suntik, hisap, snorted, campur dengan
ganja/tembako & dihisap
CANABIS Barbiturat
BANYAK SEKALI JENISNYA,
TERMASUK BERMACAM OBAT
PENENANG DAN OBAT TIDUR.
EFEK MENGANTUK SAMPAI
TIDUR TERJADI DENGAN
KECEPATAN DAN DURASI
TERGANTUNG DARI DOSISNYA.
DIGUNAKAN DENGAN CARA
DIMINUM WALAU ADA YANG
DISUNTIKKAN.
NAMA-NAMA POP : VALIUM,
LEXOTAN, MANDRAX,
ROHYPNOL, LUMINAL, LIBRIUM
KOPLO? DLL.
Efek Canabis
Dosis rendah: Dosis tinggi:
Euphoria Kebingungan
kesadaran diri Kelelahan
konsentrasi Lepas dari kenyataan
nafsu makan Merasa senang
detak jantung Halusinasi
Mata merah Kecemasan atau panik
Pendidikan sebaya adalah strategi yang paling banyak digunakan dalam program
pencegahan HIV dan AIDS. Pendidikan remaja sebaya sering dipratekkan untuk pencegahan
HIV pada kaum muda, baik di dan di luar sekolah. Kegiatan ini tidak selalu diarahkan
pada kelompok yang rawan terhadap penularan HIV, namun juga kepada kelompok-
kelompok yang dianggap tidak rawan yang pada akhirnya nanti dapat menunjang program
pencegahan HIV dan AIDS pada seluruh populasi.
Interaksi pertemanan antara remaja satu dengan remaja lainnya menjadi penting
dalam proses pendidik sebaya. Teman dapat menjadi motivasi untuk berbuat baik
atau berperilaku aman, tetapi dapat pula sebaliknya. Pendidik sebaya perlu mendapat
gambaran mengenai interaksi pertemanan dan arti sebuah pertemanan. Selain itu
program pendidik sebaya merupakan kerja tim yang tidak dapat dijalan secara sendiri-
sendiri. Oleh karena itu pendidik sebaya perlu mengetahui kerja di sebuah tim baik
sebagai pemimpin maupun sebagai anggota tim.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
260 1. Menjelaskan tentang mengerti kebutuhan teman.
2. Menyebutkan kerja tim untuk mencapai tujuan.
100 menit
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Permainan
261
Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.
Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.
Langkah 1:
Fasilitator melakukan curah pendapat dengan memberikan beberapa contoh pertanyaan
yaitu:
Siapa itu teman?
Siapa yang mempunyai sahabat dan apa manfaatnya sahabat tersebut?
Bagaimana teman bisa mempengaruhi perilaku kita?
Langkah 2:
Fasilitator menjelaskan bahwa untuk memulai memahami mengenai teman maka akan
dilakukan sebuah permainan yang menggambarkan mengenai interaksi pertemanan.
Permainannya adalah Bujursangkar Pecah. Panduan permainan terlampir.
Selama proses permainan tersebut fasilitator perlu mencatat beberapa kata kunci
penting yang disampaikan atau dilakukan oleh peserta.
262
Langkah 3:
Fasilitator mulai menggali mengenai proses permainan tadi dengan menanyakan beberapa
kata kunci dari pengamat dan peserta dengan pertanyaan sebagai berikut:
Apa yang terjadi dalam kelompok?
Hal-hal apa yang menjadikan sulit dalam kelompok?
Hal-hal apa yang menjadikan mudah dalam kelompok?
Bagaimana anggota kelompok berinteraksi?
Fasilitator mencatat semua jawaban pada kertas flipchart. Usahakan untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta.
Langkah 4:
Rangkum dan bacakan kembali beberapa poin yang diungkapkan oleh peserta saat diskusi
berlangsung. Fasilitator dapat membuat sedikit kesimpulan tentang diskusinya.
Langkah 1:
Fasilitator melakukan curah pendapat mengenai pendidik sebaya. Fasilitator dapat
mengarahkan bahwa menjadi pendidik sebaya adalah pekerjaan yang dilakukan secara
tim tidak sendiri-sendiri. Fasilitator dapat mengajukan beberapa contoh pertanyaan
yaitu:
Langkah 2:
Fasilitator menjelaskan bahwa untuk memulai memahami mengenai kerja dalam sebuah
tim maka akan dilakukan sebuah permainanBenang Kusut Manusia. Panduan permainan
terlampir.
263
Selama proses permainan tersebut fasilitator perlu mencatat beberapa kata kunci
penting yang disampaikan atau dilakukan oleh peserta.
Langkah 3:
Fasilitator mulai menggali mengenai proses permainan tadi dengan menanyakan beberapa
poin dari pengamat dan peserta dengan pertanyaan sebagai berikut:
Apa yang terjadi dalam kelompok?
Bagaimana peran pemimpin kelompok dalam menyelesaikan masalah?
Bagaimana pula peran anggota kelompok?
Bagaimana anggota kelompok berinteraksi?
Fasilitator mencatat semua jawaban pada kertas flipchart. Usahakan untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta.
Langkah 4:
Rangkum dan bacakan kembali beberapa poin yang diungkapkan oleh peserta saat diskusi
berlangsung. Fasilitator dapat membuat sedikit kesimpulan tentang diskusinya.
Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Pengembangan Potensi Diri. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.
Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.
264
a d c 265
b e
c c
a c
g i
b j
a a
Langkah-langkah Permainan
Langkah 1
266
Fasilitator memulai dengan membagi peserta menjadi 4 kelompok atau setiap kelompok
beranggotakan paling sedikit 6 orang. Fasilitator meminta setiap kelompok menunjuk 5
orang yang akan melakukan permainan dan sisanya menjadi pengamat.
Langkah 2
Fasilitator memulai permainan dengan memberikan instruksi sebagai berikut:
Setiap orang memegang amplop berisi potongan kertas/karton/formika.
Tugas setiap kelompok diminta menyusun lima bujur sangkar dari potongan-
potongan tersebut.
Setiap peserta diperkenankan melakukan tukar-menukar potongan dengan
syarat: hanya boleh memberi, dilarang meminta.
Kelompok baru dikatakan berhasil bila telah tersusun 5 buah bujur sangkar.
Langkah 3
Fasilitator memberikan tugas kepada pengamat sebagai berikut:
Hal-hal yang menunjukkan bahwa kelompok melanggar aturan?
Bagaimana interaksi dari setiap anggota kelompok?
Bila berhasil apa poin penting dari kelompok tersebut?
Bila tidak berhasil apa poin penting dari kelompok tersebut?
Langkah 4
Fasilitator mempersilahkan kelompok untuk memulai membuka dan menyusun bujur
sangkar, dengan batas waktu selama 15 menit.
Langkah-langkah Permainan
Langkah 1
267
Fasilitator memulai dengan membagi peserta menjadi 2 kelompok laki-laki dan
perempuan. Bila tidak berimbang jumlahnya Fasilitator dapat membagi menjadi dua
kelompok secara berhitung. Bila ada peserta yang secara kesehatan tidak memungkinkan
bergerak dengan melompat (misalnya hamil) diperkenankan tidak mengikuti.
Fasilitator meminta setiap kelompok menunjuk 1 orang yang menjadi pemimpin dan 1
orang yang akan melakukan menjadi pengamat. Pengamat tidak ikut dalam permainan.
Langkah 2
Fasilitator mulai membagikan dengan meminta setiap kelompok membentuk lingkaran
kecil menghadap ke dalam lingkaran. Semua peserta di setiap kelompok diminta untuk
menyilangkan lengan kanan dan tangan kiri di depan dada dengan lengan kanan berada
diatas lengan kiri. Kemudian kedua telapak tangan saling berpegangan dengan telapak
tangan peserta disebelahnya.
Fasilitator memberi tugas bahwa setiap kelompok harus membuat lingkaran menjadi
menghadap keluar lingkaran dan lengan tidak lagi menyilang di depan dada. Dengan
syarat pegangan tangan tidak boleh terlepas selama proses berlangsung.
Langkah 3
Fasilitator memberikan tugas kepada pengamat sebagai berikut:
Hal-hal yang menunjukkan bahwa kelompok melanggar aturan?
Bagaimana interaksi dari setiap anggota kelompok?
Bila berhasil atau tidak berhasil apa poin penting dari peran pemimpin dan
anggota kelompok tersebut?
Langkah 4
Fasilitator mempersilahkan kelompok untuk memulai bekerja dengan batas waktu
selama 15 menit.