Anda di halaman 1dari 339

Modul

Pelatihan Pendidik
Remaja Sebaya

2010
Manajemen Pengelolaan
Modul Pelatihan Pendidik
REMAJA SEBAYA

BAB 1.indd 1 10/28/2010 70916 PM


BAB 1.indd 2 10/28/2010 70916 PM
Kata Pengantar

BAB 1.indd 1 10/28/2010 70916 PM


ii

BAB 1.indd 2 10/28/2010 70917 PM


Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................. i

Daftar Isi ..................................................................................... iii

BAB I Manajemen Pengelolaan Program Pendidikan Sebaya ...................... v

BAB II Pengantar Pelatihan Pendidik Remaja Sebaya ........................ xxv

BAB III Modul Pembelajaran iii



Modul 1 Tumbuh Kembang Remaja.............................................. 1
Modul 2 Pengembangan Potensi Diri............................................ 21
Modul 3 Keputusan yang Baik..................................................... 33
Modul 4 Norma Sosial.............................................................. 47
Modul 5 Perilaku Berisiko.......................................................... 57
Modul 6 Seks dan Gender.......................................................... 67
Modul 7 Alat dan Fungsi Reproduksi.............................................. 79
Modul 8 Pacaran dan Senggama................................................... 89
Modul 9 Kehamilan Dini dan Aborsi............................................... 105
Modul 10 Keluarga Berencana (KB)............................................... 119
Modul 11 Pengetahuan Dasar HIV dan AIDS...................................... 131
Modul 12 Penularan HIV............................................................. 145
Modul 13 Perlindungan Terhadap Penularan HIV................................ 157
Modul 14 Mengetahui Seseorang Terinfeksi HIV............................... 171
Modul 15 Dukungan Terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA)....... 181
Modul 16 Infeksi Menular Seksual.............................................. 193
Modul 17 Hepatitis................................................................ 215
Modul 18 Tuberkulosis............................................................. 225
Modul 19 Narkoba................................................................. 235

Modul 20 Kerja Tim............................................................... 259

BAB 1.indd 3 10/28/2010 70917 PM


iv

BAB 1.indd 4 10/28/2010 70917 PM


BAB I
Manajemen Pengelolaan
Program Pendidikan Sebaya

BAB 1.indd 5 10/28/2010 70918 PM


BAB 1.indd 6 10/28/2010 70919 PM
BAB I
Manajemen Pengelolaan
Program Pendidikan Sebaya v

A. Pendahuluan
Pendidikan sebaya adalah strategi yang paling banyak digunakan dalam program
pencegahan HIV dan AIDS. Pendidikan sebaya sering dipraktekkan untuk pencegahan HIV
pada kaum muda, baik di dalam maupun luar sekolah. Kegiatan ini tidak selalu diarahkan
pada kelompok yang berisiko terhadap penularan HIV, namun juga pada kelompok-
kelompok yang dianggap tidak berisiko, yang pada akhirnya nanti dapat menunjang
program pencegahan HIV pada seluruh populasi.

Dalam perkembangannya pendidikan sebaya mulai dikembangkan oleh berbagai lembaga


atau institutsi termasuk Palang Merah Indonesia sebagai upaya pendekatan kepada
populasi tertentu seperti Penjaja Seks Komersial (PSK) dan pelanggannya, pengguna
Narkoba suntik (Penasun), laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL),
termasuk kaum gay, waria, narapidana, remaja rawan dan pekerja migran. Selain itu
orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) juga tercakup dalam program pendidikan sebaya.

Beberapa pengalaman telah membuktikan bahwa program pendidikan sebaya yang


dirancang dan dilaksanakan dengan memenuhi standar komponen strategi pencegahan
HIV secara menyeluruh, maka hasilnya dapat menunjang peningkatan pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang terkait HIV. Selain itu pendidikan sebaya dapat pula
memotivasi orang untuk menjaga perilaku seks yang aman atau meminimalisir hubungan
seks berisiko dan penggunaan Narkoba berisiko. Disamping itu, peserta yang berada
bersama kelompok teman sebaya, dimana perilaku yang aman menjadi norma kelompok
akan dapat memperkuat perubahan perilaku.

Untuk memaksimalkan dampak program pendidikan sebaya, penting memperhatikan


beberapa hal dalam pengelolaan program, yaitu:
Program benar-benar menyasar kepada kelompok berisiko.
Program secara konsisten membuat rencana tindak lanjut dan dukungan kepada
pendidik sebaya.

BAB 1.indd 5 10/28/2010 70919 PM


Program dilaksanakan dengan memperhatikan besaran cakupan yang dapat
berdampak pada populasi sasaran.
Program menggunakan pendekatan keterampilan hidup untuk pencegahan HIV.

B. Definisi Pendidikan Sebaya


Istilah pendidikan sebaya seringkali kurang dipahami sebagai sebuah terminologi yang
mempunyai makna yang luas dan dalam. Sehingga beberapa program disebut pendidikan
sebaya walaupun pada kenyataannya merupakan kegiatan peningkatan kesadaran
atau hanya melibatkan kaum muda. Oleh karena itu, pengelola program pendidikan
sebaya mutlak memahami terminologi yang terkait dengan pendidikan sebaya. Beberapa
vi terminologi yang terkait dengan pendidikan sebaya sebagai berikut:

B.1. Teman Sebaya


Teman sebaya adalah anggota kelompok yang mempunyai kesamaan karakteristik.
Misalnya, orang-orang yang sama usianya dan latar belakangnya, atau yang melakukan
pekerjaan yang sama, memiliki gaya hidup, pengalaman atau pemahaman yang sama
atau serupa. Semakin banyak kesamaan seorang anggota dengan orang-orang yang
berinteraksi dengannya, semakin besar kemungkinan orang itu menerima pesan-pesan
dan dipengaruhi.

B.2. Semi-teman Sebaya


Seorang yang mempunyai banyak kesamaan karakteristik dengan teman sebaya, tetapi
terdapat perbedaan dalam beberapa hal. Misalnya agak lebih tua atau tidak lagi termasuk
dalam kelompok sosial yang sama. Misalnya, bekas pengguna Narkoba suntik bertindak
sebagai semi-teman sebaya bagi pengguna Narkoba suntik yang masih aktif.

B.3 Pendidikan Sebaya HIV


Suatu proses yang meliputi penyaringan, pelatihan dan pemberian dukungan kepada
anggota kelompok tertentu untuk mendidik para teman sebaya tentang HIV dan hal-hal
lain yang terkait. Dalam program pendidikan teman sebaya, kelompok teman sebaya
dapat disebut sebagai kelompok atau populasi sasaran, penerima manfaat atau populasi
penerima manfaat. Melalui pendidikan teman sebaya HIV, informasi disebarkan diantara
teman sebaya dan dilakukan diskusi tentang pencegahan HIV dan hal-hal yang terkait,
seperti gender, hubungan seks dan seksualitas, Narkoba. Sehingga teman sebaya dapat
dimotivasi dan didukung untuk tetap menjaga dan melaksanakan kebiasaan hidup yang
aman atau untuk dapat lebih mampu menghadapi perilaku-perilaku berisiko terinfeksi
HIV.

B.4 Pendidik Sebaya


Seorang yang termasuk dalam kelompok sebaya yang telah dilatih untuk membawa
perubahan dalam pengetahuan, sikap, keyakinan dan perilaku pada tingkat orang per

BAB 1.indd 6 10/28/2010 70919 PM


orang diantara teman sebayanya. Pendidik sebaya mendukung orang lain, teman sebaya,
untuk membuat berbagai keputusan tentang pencegahan HIV, termasuk pemakaian
kondom, membuat keputusan berdasarkan informasi dan bertanggungjawab tentang
hubungan seks atau menunda usia untuk pertama kali melakukan hubungan seks,
mengetahui status HIV, pasangan seks, penggunaan Narkoba secara suntik dengan aman,
dan lainnya. Program-program terkadang meminta kelompok sasaran untuk menunjuk
satu atau lebih teman sebaya untuk melaksanakan peran sebagai pendidik sebaya.

B.5 Teman Sebaya Sekunder


Dalam beberapa hal, sulit untuk mendukung dan memantau kelompok sasaran untuk
bertindak sebagai pendidik sebaya, misalnya, pengemudi truk yang terus bergerak.
Teman sebaya sekunder adalah seseorang yang seringkali berhubungan dengan kelompok vii
sasaran tetapi bukan sebagai pendidik sebaya yang sebenarnya. Teman sebaya sekunder
dapat dilatih sebagai pendidik sebaya, misalnya, dalam hal pengemudi truk, tukang
parkir dan montir pada lintas batas sudah menjadi pendidik sebaya, karena lebih sering
berhubungan dengan pengemudi truk dibanding antar pengemudi sendiri.

B.6 Pendidikan Sebaya Formal


Pendidikan sebaya formal adalah kontak formal berulang kali oleh seorang pendidik
sebaya yang terlatih dengan suatu kelompok yang beranggotakan sampai dengan 20
teman sebaya melalui sesi pertemuan yang dijadwalkan dan melibatkan partisipasi aktif
dari kelompok tersebut. Hal ini dapat dilakukan di mana pun, misalnya, di ruang kelas,
di tempat kerja, atau di tempat pertemuan komunitas.

B.7 Pendidikan Sebaya Informal


Suatu proses interaksi tatap muka berulang kali dengan kelompok kecil oleh seorang
pendidik sebaya yang terlatih dengan kelompok teman sebaya yang dilakukan melalui
berbagai bentuk dan metode. Disebut pendidikan sebaya informal karena pendidik sebaya
biasanya melakukan pendidikan dengan menggunakan informasi dan keterampilan yang
diperoleh dari pelatihan untuk membahas topik tertentu dan mendukung perilaku yang
aman. Baik pendidikan sebaya formal maupun informal dapat mencakup pemberian
informasi, dukungan, kondom dan pengarahan ke layanan yang diperlukan.

C. Tujuan Program Pendidikan Sebaya

C.1 Tujuan Umum


Meningkatkan cara-cara perilaku yang aman terkait dengan penularan HIV bagi populasi
sasaran.

C.2 Tujuan Khusus

Melatih dan bekerjasama dengan pelatih sebaya, relawan dan pendidik sebaya untuk

BAB 1.indd 7 10/28/2010 70919 PM


melaksanakan program pendidikan sebaya tentang HIV, menggunakan pendekatan
keterampilan hidup.

Mempertahankan perilaku seksual yang aman pada teman sebaya (kelompok


sasaran), melalui:
Perilaku pencegahan perilaku seks.
Pengembangan keterampilan hidup untuk pencegahan HIV.
Keputusan yang bertanggungjawab dan berdasarkan informasi tentang
mengawali hubungan seks.
Komitmen untuk mempraktekkan hubungan seks yang aman sejak hubungan
viii seks pertama.

Mempertahankan praktek hubungan seks yang aman, melalui:


Pemakaian kondom dengan benar dan konsisten.
Mengurangi jumlah pasangan seks.
Saling setia diantara pasangan tetap.
Pengobatan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan infeksi oportunistik,
termasuk tuberkulosis.
Mengusahakan konseling dan tes HIV secara sukarela.
Meningkatkan penggunaan jarum baru/steril dan tidak menggunakan bersama
jarum atau alat untuk menyuntik lainnya, dan menguasai keterampilan pertolongan
pertama untuk menangani keadaan darurat akibat pengguna Narkoba dan alkohol.

Meningkatkan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak.

Mendorong diskusi tentang kerawanan, perilaku berisiko, lingkungan berisiko dan


pemecahan masalah menurut cara setempat.

Mengurangi stigma dan diskriminasi yang berkaitan dengan HIV.

Mengadvokasi dan meningkatkan akses ke layanan kesehatan seksual dan Narkoba


yang sesuai dengan pengguna.

D. Syarat Minimum untuk Program Pendidikan Sebaya


Penting artinya untuk menjamin bahwa syarat minimum dipenuhi untuk pelaksanaan
program pendidikan sebaya, bila pendidikan sebaya menjadi pendekatan yang sesuai
bagi populasi sasaran tertentu. Syarat minimum tersebut meliputi:

Komitmen yang kuat untuk bekerja sama dan bekerja bersama dengan populasi
sasaran.

BAB 1.indd 8 10/28/2010 70919 PM


Program pendidikan sebaya menjadi bagian dari strategi pencegahan menyeluruh
termasuk, mobilisasi masyarakat, KIE, promosi dan rekomendasi VCT, promosi
kondom dan keterampilan untuk perlindungan diri.

Pendanaan untuk program pendidikan sebaya tersedia untuk sekurang-kurangnya


satu tahun.

Sumber daya manusia (pekerja dan relawan) yang terlatih dengan kemampuan untuk
mengawasi dan mendukung pendidik sebaya.

Program dirancang dengan mempertimbangkan rasio yang memadai antara pendidik


sebaya dengan populasi sasaran (sekurang-kurangnya satu pendidik sebaya untuk 20 ix
teman sebaya).

E. Standar Pendidikan Sebaya


Beberapa penelitian telah mengidentifikasi bahwa serangkaian standar, kriteria, pedoman
atau praktek yang baik dapat berkontribusi untuk mengefektifkan program pendidikan
sebaya. Beberapa standar yang perlu mendapatkan perhatian dalam pengelolaan program
pendidikan sebaya adalah:

Standar 1 : Keterlibatan ODHA dan populasi kunci

Standar 2 : Kesataraan gender

Standar 3 : Advokasi

Standar 4 : Penilaian kebutuhan

Standar 5 : Perencanaan

Standar 6 : Rekrutmen dan pembinaan pendidik sebaya

Standar 7 : Pelatihan

Standar 8 : Pelaksanaan kegiatan program pendidikan sebaya

Standar 9 : Pengawasan dan dukungan pendidik sebaya

Standar 10 : Manajemen dan pengaturan

Standar 11 : Pemantauan dan evaluasi

BAB 1.indd 9 10/28/2010 70919 PM


Standar 1. Keterlibatan Orang Yang Hidup dengan HIV (ODHA) dan Populasi
Kunci

Standar Indikator Verifikasi

Keterlibatan Populasi kunci mampu menjelaskan Laporan Bulanan dan


yang Efektif cara di mana orang yang hidup Tahunan
dari ODHA dan dengan HIV telah terlibat dalam Wawancara
Populasi Kunci pengembangan program ODHA mampu Focus Groups
memberi contoh tentang bagaimana Disscussion
x kemampuan mereka meningkatkan
dalam upaya memfasilitasi proses
keterlibatan mereka

Target Sasaran Sasaran program berdasarkan tingkat Dokumen dan


Fokus pada risiko terinfeksi HIV berdasarkan laporan proyek
Kelompok informasi epidemi nasional dan
Rawan HIV internasional

Kesempatan yang Anggota staf mampu menjelaskan Kebijakan tempat


sama komponen penting kebijakan tempat kerja HIV diarsipkan
kerja ODHA Kunjungan ke LSM

Implikasi kebijakan tersebut telah


dipatuhi

Yatim Piatu Yatim piatu dan anak-anak yang Wawancara


dan Anak- berisiko mampu menjelaskan Focus Groups
Anak yang cara di mana anak-anak yang Disscussion
Berisiko hidup dengan langsung terkena
HIV tercakup dalam program
pendidikan teman sebaya kaum
muda

Persamaan Populasi sasaran dapat menegaskan Wawancara


Hak untuk dan/atau menjelaskan dukungan Focus Groups
mengakses keterlibatan dalam program Disscussion
pendidikan sebaya

BAB 1.indd 10 10/28/2010 70920 PM


Standar 2. Kesetaran Gender

Standar Indikator Verifikasi

Kesetaraan Staf dan pendidik sebaya mampu Laporan Bulanan


yang sama memberikan contoh tentang dan Tahunan
dalam promosi kesetaraan gender dalam program Focus Groups
program dan dan keterwakilan pada semua tingkat Disscussion
keterwakilan program pendidikan sebaya

Program sensitif gender Laporan analisa xi


Staf mampu memberikan contoh gender
tentang program pendidikan sebaya Wawancara
yang telah menangani ketimpangan Focus Groups
gender yang teridentifikasi dalam Disscussion
analisa gender

Peningkatan Pendidik sebaya dan populasi sasaran Wawancara


kemampuan mampu memberi contoh tentang Focus Groups
peran gender yang berdampak pada Disscussion
penyebaran HIV dan cara-cara laki-
laki dan perempuan dapat melindungi
diri sendiri dan orang lain dari HIV

BAB 1.indd 11 10/28/2010 70920 PM


Standar 3. Advokasi

Standar Indikator Verifikasi

Menciptakan Staf dan pendidik sebaya mampu Laporan


lingkungan memberikan contoh tentang cara Bulanan dan
yang membawa kerja untuk mengurangi stigma dan Tahunan
perubahan diskriminasi ODHA dan populasi kunci Wawancara
Focus Groups
Manajemen, staf dan orang kunci Disscussion
mampu memberikan contoh tentang
xii cara untuk menciptakan lingkungan
yang membawa perubahan

Populasi sasaran melaporkan bahwa


mereka mampu mengakses jasa yang
sesuai

Keterlibatan pemangku kepentingan


dalam dukungan terhadap kebijakan
dan pelaksanaannya

Layanan Manajemen, staf, orang kunci, Daftar rujukan


pengambil keputusan dan penyedia Wawancara
layanan mampu memberikan contoh Focus Group
tentang cara-cara advokasi terkait Disscussion
dengan penanganan, konseling dan tes
HIV sukarela, dan layanan lain terkait

Kelompok sasaran dapat memberikan


contoh tentang rujukan pada layanan
yang diberikan pendidik sebaya

Kelompok sasaran mampu melaporkan


kembali bila layanan tidak tersedia
atau bersifat diskriminatif

BAB 1.indd 12 10/28/2010 70920 PM


Standar 4. Menilai kebutuhan

Standar Indikator Verifikasi

Bekerja Staf program dan perwakilan Laporan Bulanan dan


sama dengan pemerintahan menunjukkan Tahunan
pemerintahan bahwa konsultasi telah Wawancara
berlangsung melaporkan bahwa Focus Groups
mereka mampu mengakses Disscussion
layanan yang sesuai
xiii
Keterlibatan Wakil pemangku kepentingan Laporan penilaian
pemangku mampu menunjukkan populasi kebutuhan
kepentingan sasaran atau pendidik sebaya Wawancara
dalam menilai turut serta dalam penilaian Focus Groups
kebutuhan kebutuhan. Disscussion

Pemetaan Program dapat menunjukkan Laporan pemetaan


hasil pemetaan yang sesuai
dengan situasi dan kondisi
setempat

Analisa situasi Perencana program mamahami Laporan analisa situasi


dan respon situasi dan kebutuhan respon dan respon
pada populasi sasaran yang Laporan survei dan
teridentifikasi. penelitian

Kemampuan staf Staf mempunyai pengalaman, Daftar Riwayat hidup


sikap dan keterampilan yang staf
diperlukan untuk bekerja Laporan penilian staf
dengan populasi sasaran. Wawancara
Focus groups
disscussion

BAB 1.indd 13 10/28/2010 70920 PM


Standar 5. Perencanaan

Standar Indikator Verifikasi

Masuk dalam Pendidikan sebaya menjadi bagian strategis Rencana


Rencana lembaga strategis
strategis HIV HIV atau
atau kesehatan kesehatan
Lembaga
pelaksana

xiv
Maksud dan Lembaga pelaksana mempunyai tujuan Dokumen
tujuan terkait khusus terkait dengan HIV terkait
HIV maksud
dan tujuan
lembaga
pelaksana

Keterlibatan Staf, wakil pemangku kepentingan dan Notulensi


pemangku populasi sasaran atau pendidik sebaya Rapat
kepentingan mampu menunjukkan keterlibatan dalam Wawancara
dalam perencanaan program Focus
perencanaan Groups
Jumlah pemangku kepentingan utama yang Disscussion
diberitahu tentang sasaran program, falsafah
dan kegiatan serta program dukungan secara
langsung atau tidak langsung

Jumlah kesepakatan yang telah


ditandatangani dan diaktifkan dengan pihak
berwenang yang baru dan yang sudah ada,
Lembaga Non-Pemerintah dan Lembaga-
Lembaga berbasis masyarakat

Kelompok Staf program dan para anggota kelompok Notulensi


Pengarah perintis menunjukkan bahwa kelompok pertemuan
telah ditetapkan dan dapat menjelaskan Wawancara
tanggungjawab dan respon yang efektif Focus
groups
Populasi ini dan kaum muda mempu disscussion
menunjukkan keterwakilan dalam kelompok
pengarah

BAB 1.indd 14 10/28/2010 70921 PM


Pola pendidikan Staf program, pelatih inti, dan wakil Wawancara
sebaya pelatih teman sebaya dan wakil pendidik Focus
sebaya mampu menjelaskan peran dan Groups
tanggungjawab Disscussion

Rencana kerja Staf program mampu menunjukkan rencana Rencana


kerja, rencana kegiatan atau buku harian kerja
Rencana
kegiatan
Buku harian
xv
Lembaga pelaksana mampu menunjukkan Dokumen
rencana jangka panjang program pendidikan rencana
sebaya jangka
panjang

Standar 6. Rekrutmen dan pembinaan pendidik sebaya

Standar Indikator Verifikasi

Kebijakan dan Staf dan wakil relawan menunjukkan Kebijakan


sistem relawan salinan kebijakan sistem relawan/SDM dan sistem
Lembaga menjelaskan isinya dan mengetahui siapa relawan/
yang akan dihubungi bila mereka mempunyai SDM
permasalahan Wawancara
Focus
Wakil relawan dapat menunjukkan bahwa Groups
kerelawanan memberikan pengalaman yang Dissusscion
positif, menggembirakan dan bermanfaat

Rencana Staf dan wakil pendidik sebaya mampu Rencana


perekrutan menjelaskan prosedur rekrutmen dan rekrutmen
pemilihan yang ditetapkan transparan

Lokakarya Wakil dari pendidik sebaya mampu Laporan


sebelum menjelaskan nilai lokakarya ini.
dilakukan
rekrutmen

BAB 1.indd 15 10/28/2010 70921 PM


Kontrak tertulis Staf program dan wakil pendidik sebaya Kontrak
mampu menjelaskan dan menunjukkan peran Wawancara
dan tanggungjawab sebagai pendidik sebaya Focud
Groups
disscussion

Mekanisme Wakil pendidik sebaya mampu menjelaskan Wawancara


umpan balik mekanisme umpan balik sehingga dapat Focud
melakukan sumbang saran terhadap program Groups
pendidikan sebaya disscussion
xvi
Program mempunyai database relawan
kegiatan relawan

Insentif Wakil pendidik sebaya mampu menjelaskan Laporan


insentif yang diberikan kepada pendidik Bulanan dan
sebaya Tahunan
Wawancara
Focus
Groups
Dissusscion

Proses keluar Pendidik sebaya mampu dan dapat Wawancara


porgam mengkases bila ingin keluar dari program Focus
Groups
Dissusscion

Standar 7. Bekerja bersama pemberi layanan

Standar Indikator Verifikasi

Kerangka Kerangkan pelatihan sesuai dengan tujua Kerangka


pelatihan program pendidikan sebaya Pelatihan

Pelatih utama Pelatih utama mampu menggunakan Pengamatan


atau master motode pelatihan yang partisipatif. saat pelatihan

BAB 1.indd 16 10/28/2010 70921 PM


Bekerja Dalam wawancara dan/atau diskusi Laporan
bersama orang kelompok terfokus, wakil penjaga pintu penelitian
kunci gerbang mampu menjelaskan cara di mana Wawancara
mereka telah diinformasikan tentang Focus Groups
program pendidikikan teman sebaya Dissusscion

Bekerja Populasi sasaran mampu mengakses Laporan


sama dengan layanan, dan mampu memberikan umpan pertemuan
penyedia balik Wawancara
layanan Focus Groups
Dissusscion xvii

Pelatih teman Pelatihan yang dilakukan sesuai dengan Penilaian


sebaya dan kebutuhan pendidik sebaya untuk kebutuhan
pendidik melakukan peran dan tanggung jawab pelatihan
sebaya:
Penilaian
kebutuhan
pembelajaran

Kurikulum Kurikulum pelatihan yang dilakukan sesuai Kurikulum


pelatih teman dengan kebutuhan pendidik sebaya untuk pelatihan
sebaya dan melakukan peran dan tanggung jawab
pendidik sebaya

Pelatihan awal Wakil pelatih teman sebaya dan pendidik Daftar hadir
sebaya mampu menjelaskan pelatihan pelatihan
awal telah membekali untuk menjalani Pre dan
kegiatan pendidikan sebaya postest
pelatihan
Laporan
pelatihan
awal
Pengamatan
pelatihan
Wawancara
Focus Groups
Dissusscion

BAB 1.indd 17 10/28/2010 70921 PM


Pelatihan Wakil pendidik sebaya mampu Laporan
penyegaran menjelaskan pelatihan lanjutan yang telah pelathan
atau lanjutan diberikan dapat memberikan bekal dalam lanjutan
melaksanakan tugas Wawancara
Focus Groups
Dissusscion

Sertifikasi Wakil pelatih teman sebaya dan pendidik Sertifikat


sebaya menunjukkan telah menerima Wawancara
sertifikat Focus Groups
Dissusscion
xviii Database
pendidik
sebaya

Standar 8. Pelaksanaan kegiatan program pendidikan teman sebaya

Standar Indikator Verifikasi

Upaya Wakil anggota masyarakat, orang tua dan Laporan


menggugah tokoh setempat mampu menunjukkan Bulanan dan
perhatian dukungan terhadap program dan Tahunan
masyarakat menjelaskan manfaat program Wawancara
Focus Groups
Dissusscion

Pengembangan Wakil dari pendidik sebaya mampu Rencana


rencana kerja menjelaskan dukungan untuk kerja
mengembangkan rencana kerja setiap Wawancara
bulan Focus Groups
Dissusscion

Penyediaan alat Wakil dari pendidik sebaya bahwa telah Catatan


pendidik sebaya menerima cukup bahan yang dapat penyedian
digunakan untuk melakukan kegiatan alat bantu
Wawancara
Focus Groups
Dissusscion

BAB 1.indd 18 10/28/2010 70922 PM


Bekerja Staf, wakil dari pendidik sebaya dan Buku harian
bersama populasi sasaran menunjukkan bahwa Wawancara
populasi sasaran pendidik sebaya telah mengadakan Focus Groups
kontak-berulang selama suatu jangka Dissusscion
waktu Pengamatan
lapangan
Staf, wakil dari pendidik sebaya dan
populasi sasaran menunjukkan bahwa
pendidik sebaya mampu menyampaikan
kegiatan yang sesuai kepada teman sebaya

xix
Berbagi Staf/relawan dan wakil cabang dari Wawancara
informasi pendidik sebaya mampu memberikan Focus Groups
bahwa lembaga telah berbagi informasi Dissusscion
atau materi

Materi Staf, pasangan, wakil dari pendidik Materi KIE


komunikasi, sebaya dan kelompok sasaran mampu Wawancara
informasi dan menunjukkan bahwa telah materi KIE Focus Groups
edukasi (KIE) dan menjelaskan bahwa materi KIE Dissusscion
mempertimbangkan usia, kemampuan
membaca, tingkat pendidikan, gender dan
budaya, dan berisi pesan pokok yang telah
diuji lebih dulu dan disesuaikan dimana
diperlukan

Standar 9. Pengawasan dan dukungan pendidik sebaya

Standar Indikator Verifikasi

Pengawasan Wakil dari pendidik sebaya mampu Notulensi


berbasis menunjukkan bahwa mendapatkan pertemuan
pertemuan pengawasan yang memadai untuk Wawancara
menjalankan kegiatan pendidikan teman Focus Groups
sebaya mereka Dissusscion
Database
program

BAB 1.indd 19 10/28/2010 70922 PM


Bimbingan dan Wakil dari pendidik sebaya mampu Catatan
pengawasan menunjukkan bimbingan dan pengawasan kunjungan
berbasis berbasis lapangan dan sesuai kebutuhan bimbingan
lapangan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan Wawancara
sebaya Focus Groups
Dissusscion

Dukungan Wakil dari pendidik sebaya menunjukkan Wawancara


berbasis dukungan dari lembaga, mengidentifikasi Focus Groups
masyarakat perorangan dan/atau organisasi Dissusscion
xx masyarakat

Standar 10 Manajemen dan penatalaksanaan

Standar Indikator Verifikasi

Peran dan Staf dan pendidik sebaya mampu Dokumen


tanggungjawab memahami peran dan tanggung jawab peran dan
tanggung
jawab
Wawancara
Focus Groups
Dissusscion
Laporan
pertemuan

Kebijakan dan Staf mampu menunjukkan pedoman dan Pedoman


pedoman kebijakan yang mendukung program Dokumen
pendidikan sebaya kebijakan

Pengembangan Staf program menunjukkan telah Laporan


staf memperoleh pelatihan yang cukup untuk pelatihan
memungkinkan mereka melaksanakan Wawancara
peran dan tanggung Focus Groups
Dissusscion

BAB 1.indd 20 10/28/2010 70922 PM


Kemampuan Lembaga mampu menunjukan kemampuan Laporan
Lembaga dalam mengelola program pendidikan Bulanan dan
sebaya sesuai dengan evaluasi yang Tahunan
dilakukan Laporan
evaluasi
rencana
strategis

Manajemen Staf dan wakil dari pendidik sebaya Laporan


sumberdaya mampu menjelaskan penilaian dan evaluasi SDM
manusia dukungan yang dilakukan manajemen Wawancara xxi
Focus Groups
Dissusscion

Sistem Staf dan wakil dari relawan mampu Wawancara


menjelaskan keputusan terkait dengan Focus Groups
program dan menunjukkan bahwa Dissusscion
proses pengambilan keputusan bersifat
transparan

Dukungan Staf dan wakil relawan mampu Wawancara


administrasi dan menjelaskan dukungan administrasi dan Focus Groups
logistik logistik diberikan telah memadai Dissusscion

Kepatuhan Program yang dijalankan sesuai dengan Laporan


terhadap stndar yang ditetapkan dalam proses evaluasi
standar perencanaan

Anggaran Staf dan wakil relawan menunjukkan Wawancara


terdapat dana yang cukup yang menjamin Focus Groups
dapat dilaksanakannya program Dissusscion
pendidikan sebaya

Manajemen Lembaga menjalankan keuangan program Sistem


keuangan pendidikan sabaya sesuai dengan prinsip- keuangan
prinsip akuntasi yang benar Laporan
keuangan

BAB 1.indd 21 10/28/2010 70922 PM


Standar 11.`Pemantauan dan Evaluasi

Standar Indikator Verifikasi

Dimasukkan Staf dan wakil relawan di semua tingkat Rencana


dalam rencana menunjukkan mampu menjelaskan peran kegiatan
kerja dan tanggungjawab sehubungan dengan Rencana
pemantauan dan evaluasi pemantauan
dan evaluasi
Wawancara
Focus Groups
xxii Dissusscion

Sistem Staf dan wakil dari pendidik sebaya Wawancara


pengumpulan mampu menjelaskan sistem pengumpulan Focus Groups
data data analisa dan didistribusi Dissusscion

Pelatihan Staf dan wakil dari pendidik sebaya Laporan


mampu menjelaskan bahwa pelatihan pelatihan
telah memungkinkan pengumpulan dan Wawancara
analisa data dan mampu mengidentifikasi Focus Groups
lebih lanjut kebutuhan pelatihan Dissusscion
sehubungan dengan pengumpulan dan
analisa data

Keterlibatan Staf/relawan cabang dan wakil pemangku Wawancara


staf, pendidik kepentingan serta pendidik sebaya mampu Focus Groups
sebaya dan menunjukkan terlibat dalam mengambil Dissusscion
pemangku keputusan terkait dengan pelaksanaan, Fomulir
kepentingan pemantauan dan evaluasi program pemantauan
lainnya
Staf mampu menunjukkan perubahan yang
dibuat karena pendidik sebaya yang telah
terlibat dalam membuat keputusan terkait
dengan pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi program

Staf dan wakil, pendidik sebaya mampu


menjelaskan keterlibatan dalam
mengumpulkan dan menganalisa data

BAB 1.indd 22 10/28/2010 70923 PM


Menilai Pendidik sebaya menunjukkan mampu Laporan
pengetahuan, memberikan kegiatan yang sesuai dengan pengamatan
sikap dan rencana kegiatan untuk teman sebaya Laporan
keterampilan survey
pendidik sebaya Populasi sasaran menunjukkan bahwa Wawancara
dan populasi pendidikan sebaya meningkatnya Focus Groups
sasaran pengetahuan dan kemampuan untuk Dissusscion
menilai dan mengenal situasi di mana
mereka mungkin rawan terhadap infeksi
HIV

xxiii

BAB 1.indd 23 10/28/2010 70923 PM


xxiv

BAB 1.indd 24 10/28/2010 70923 PM


BAB II
Pengantar Pelatihan Pendidik
Remaja Sebaya

BAB 2.indd 1 10/28/2010 71006 PM


BAB 2.indd 2 10/28/2010 71006 PM
BAB II
Pengantar Pelatihan Pendidik
Remaja Sebaya xxv

A. Pendahuluan
WHO (1965) mendefinisikan masa remaja merupakan periode perkembangan antara
pubertas, peralihan biologis masa anak-anak dan masa dewasa, yaitu antara umur 10-20
tahun. Masa remaja adalah periode transisi dari perkembangan manusia yang secara fisik
dan mental yang terjadi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Transisi ini melibatkan
perubahan biologis, sosial, dan psikologis. Selama periode ini, yang biasanya berkisar
antara usia 13-19 tahun, rasa ingin tahu yang tinggi kadang-kadang menyebabkan remaja
terlibat dalam masalah kesehatan reproduksi dan penggunaan Narkoba.

Remaja memiliki dua nilai yaitu nilai harapan (idelisme) dan kemampuan. Apabila
kedua nilai tersebut tidak terjadi keselarasan maka akan terjadi berbagai perilaku
risiko. Kerentanan ini semakin meningkat seiring dengan dampak global kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan berpengaruh terhadap perilaku akibat
mudahnya memperoleh akses informasi dan komunikasi global.

Remaja di berbagai daerah saat ini dihadapkan pada situasi dan kondisi yang mengancam
kesehatan dan kesejahteraannya antara lain:
Berisiko tertular HIV dan AIDS dan IMS.
Terlibatnya dalam penggunaan Narkoba (Narkotika dan bahan berbahaya lainnya).
Kerentanan terhadap tindak kekerasan baik fisik maupun mental (masalah perkosaan,
eksploitasi sexual).
Perilaku seks bebas, kehamilan dini yang tidak diinginkan, aborsi.

Berbagai permasalahan remaja tersebut di atas memerlukan penanganan yang


komprehensif. Kondisi dan situasi kehidupan remaja saat ini yang sangat lekat dengan
berbagai tekanan dan pengaruh negatif memerlukan dikembangkannya sikap tegas,
kemampuan menolak dan kemampuan untuk memutuskan halhal penting. Lagi pula
situasi dunia kerja yang akan dihadapinya nanti memerlukan persiapan untuk sadar
betul akan jati dirinya, kesadaran atas kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya,

BAB 2.indd 25 10/28/2010 71006 PM


kebanggaan dan kepercayaan diri, serta kemampuan bernegosiasi dan mempengaruhi
orang lain secara positif dan konstruktif.

Berdasarkan beberapa kajian yang ada, dikalangan remaja pendekatan Peer Education
atau Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) dianggap metode pembelajaran yang tepat.
Dasar pertimbangannya adalah kelompok remaja merupakan kelompok unik dalam
masyarakat. Remaja cenderung lebih dekat dan lebih sering berbicara dengan aspek
aspek kepribadian tertentu dengan remaja lain yang sebaya, dari pada dengan orang
tua atau gurunya. Teman sebaya adalah teman yang amat akrab, karena jenis kelamin
yang sama atau usia berdekatan, atau rumah berdekatan, atau bersekolah di sekolah
yang sama, atau seminat dan seterusnya. Sehingga antara teman sebaya hampir tidak
ada rahasia lagi . Teman sebaya menjadi teman sepenanggungan. Karena kedekatannya,
xxvi teman sebaya dapat saling mempengaruhi untuk sesuatu menuju kebaikan.

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah lembaga kemanusiaan yang mempunyai beberapa
program, diantaranya program remaja yang memperhatikan situasi dan kondisi
kerentanan yang mengancam kesehatan dan kesejahteraan remaja.

PMI menyelenggarakan pelatihan khususnya bagi remaja yang merupakan salah satu
upaya meminimalisir kerentanan dan menyiapkan agar para remaja berorientasi pada
perubahan-perubahan perilaku.

Dalam rangka itu dikembangkan Modul Pendidik Remaja Sebaya bagi fasilitator. Modul-
modul berisikan:

Bab I : Manajemen Pengelolaan Program Pendidikan Sebaya

Bab II : Pengantar Pelatihan Pendidik Remaja Sebaya

Bab III : Modul-Modul Pembelajaran

Modul 1 Tumbuh Kembang Remaja

Modul 2 Pengembangan Potensi Diri

Modul 3 Keputusan yang Baik

Modul 4 Norma Sosial

Modul 5 Perilaku Berisiko

Modul 6 Seks dan Gender

Modul 7 Alat dan Fungsi Reproduksi

Modul 8 Pacaran dan Senggama

Modul 9 Kehamilan Dini dan Aborsi

Modul 10 Keluarga Berencana (KB)

Modul 11 Pengetahuan Dasar HIV dan AIDS

BAB 2.indd 26 10/28/2010 71006 PM


Modul 12 Penularan HIV

Modul 13 Perlindungan Terhadap Penularan HIV

Modul 14 Mengetahui Seseorang Terinfeksi HIV

Modul 15 Dukungan Terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA)

Modul 16 Infeksi Menular Seksual

Modul 17 Hepatitis

Modul 18 Tuberkulosis

Modul 19 Narkoba xxvii


Modul 20 Kerja Tim

B. Tujuan Pelatihan

B.1 Tujuan Umum


Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu membentuk Pendidik Remaja Sebaya (PRS)
dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan remaja.

B.2 Tujuan Khusus


Setelah selesai pelatihan, peserta mampu:

1. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Tumbuh Kembang Remaja

2. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Pengembangan Potensi Diri

3. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Keputusan yang Baik

4. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Norma Sosial

5. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Perilaku Berisiko

6. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Seks dan Gender

7. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Alat dan Fungsi Reproduksi

8. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Pacaran dan Senggama

9. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Kehamilan Dini dan Aborsi

10. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Keluarga Berencana (KB)

BAB 2.indd 27 10/28/2010 71007 PM


11. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Pengetahuan Dasar Tentang HIV dan
AIDS

12. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Penularan HIV

13. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Perlindungan Terhadap Penularan HIV

14. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Mengetahui Seseorang Terinfeksi HIV

15. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Dukungan Terhadap Orang dengan HIV
dan AIDS (ODHA)

16. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Infeksi Menular Seksual (IMS)


xxviii 17. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Hepatitis

18. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Tuberkolusis (TB)

19. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Narkoba

20. Menjelaskan dan menyebutkan tentang Kerja Tim

C. Persiapan Pelatihan

C.1 Tahap Persiapan Pelatihan


Pembentukan Tim Inti Pelaksana PRS di daerah (Propinsi) terpilih, remaja akhir (20-30
tahun) yang akan diserahi tanggung jawab pelaksanaan keseluruhan pelatihan. Kemudian
dilaksanakan orientasi bagi Pelatih Inti (Core Trainers) selama 8 hari, dengan agenda:
1. Pembahasan Modul.
2. Pembahasan Metode Pelatihan.
3. Penyusunan Program Kerja PRS.

Beberapa Pengurus PMI, Staf dan tenaga Sukarela PMI dengan kepakaran terkait diundang
sebagai narasumber.

C.2 Tahap Pelatihan Bagi Fasilitator


1. Perekrutan remaja yang berminat dan siap untuk dilatih menjadi fasilitator di
setiap Kabupaten/Kota.
2. Dilaksanakan pelatihan fasilitator dalam suatu program pelatihan 6 hari dengan
kurikulum terdiri dari 3 aspek pembelajaran, yaitu:
Aspek Substansi Program, persis sama dengan Pelatihan Pelatih Inti (Core
Trainers).
Aspek Pendalaman, pendalaman substasi program.

BAB 2.indd 28 10/28/2010 71007 PM


Aspek Pelatihan, kurikulum pelatihan bagi pelatih yang sudah dikembangkan
oleh PMI.

D. Pelaksanaan Pelatihan

D.1 Unit Pelatihan


Pelatihan diselenggarakan bagi 10-20 peserta, dilaksanakan di wilayah (kecamatan,
desa/kelurahan, dusun) setempat.

D.2 Peserta
Peserta Pelatihan adalah remaja berumur 15-25 tahun yang berminat untuk menjadi PRS. xxix
Dalam satu unit kegiatan pelatihan, diseyogyakan mencakup remaja yang berusia sama
atau berdekatan dan memiliki latar belakang yang sama. Peserta pelatihan hendaknya
dipilih diantara para remaja yang memiliki potensi menjadi contoh atau tauladan bagi
remaja lain dalam kelompoknya. Modul ini dipakai sebagai satu-satunya buku acuan
pelatihan. Dan sebagai buku panduan pendukung dapat menggunakan buku panduan
life skills atau buku lain.

D.3 Pelatih
Pelatih ialah fasilitator yaitu orang yang telah mengikuti pelatihan fasilitator. Seyogyanya
fasilitator terdiri dari 2 orang dengan komposisi laki-laki dan perempuan. Seyogyanya
keduanya berasal dari lingkungan yang dekat dan dikenal baik oleh ligkungan para
peserta pelatihan ini. Modul ini dipakai sebagai satu-satunya buku acuan pelatihan. Dan
sebagai buku panduan pendukung dapat menggunakan buku panduan life skills atau
buku lain.

D.4 Lama Pelatihan


Total 6 hari, dengan 2-3 jam per hari. Diseyogyakan pelatihan dilaksanakan pada hari
Sabtu dan/atau Minggu, atau disesuaikan dengan kesepakatan semua calon peserta
pelatihan.

D.5 Proses Pembelajaran


Proses pembelajaran untuk masing-masing modul dilaksanakan secara bebas, tahap-
tahap sebagai berikut sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan
remaja setempat. Materi pembelajaran dipilih dari topik-topik yang relevan dengan
masalah-masalah yang berkembang di lingkungan remaja tersebut. Namum secara garis
besar dilaksanakan melalui:

1. Tahap 1, Pembahasan, antara lain berupa:

a. Pemanasan melaui penerapan beberapa metode antara lain:


Curah pendapat

BAB 2.indd 29 10/28/2010 71007 PM


Studi kasus
Drama/simulasi
Permainan atau
Penugasan

b. Duskusi kelompok maupun pleno untuk membahas materi berangkat dari isu-
isu yang berkembang dalam pemanasan/permainan

2. Tahap 2, Penyimpulan materi bahasan:

Berisi penyimpulan materi bahasan dari hasil pemanasan maupun diskusi dengan
xxx merujuk bahan pembelajaran sebagai bahasan utama serta masukan dan pendapat
dari peserta yang berkembang selama proses pembahasan sebagai catatan pelengkap.
Bila ada kasus/permasalahan yang belum terpecahkan selama kegiatan pemanasan,
dicatat dan dikonsultasikan kepada narasumber. Hasil konsultasi tersebut, selanjutnya
disampaikan lagi kepada peserta. Akhir dari penyimpulan, dan pula ditambahkan dengan
pembentukan kesepakatan tersebut. Digunakan sebagai acuan bagi aksi-aksi PRS dalam
lingkungan tempat tinggal masing-masing.

Waktu yang diperlukan bebas jumlah hari dibebaskan, yang penting semua topik
dalam dua puluh (20) modul selesai dibahas dan dipahami secara mendalam oleh para
peserta.

E. Tindak Lanjut Pelatihan


Setelah para PRS dilatih, maka diharapkan PRS akan melaksanakan pelatihan serupa
kepada teman sebaya dan sahabatnya dalam kehidupan sehari-hari. Kasus-kasus yang
ditemui, masalah yang dihadapi, penyelesaian masalah yang ada, serta keberhasilan
maupun kendala selama pelaksanaan PRS diharapkan dicatat secara rapi dalam satu
Buku Harian PRS.

Secara periodik, diselenggarakan Temu PRS, yang dihadiri oleh para PRS dan para fasilitator
masing-masing, di tingkat sekolah, atau wilayah kelurahan/desa ata dusun/RW. Kalau
diperlukan dapat diundang seorang pakar terkait sebagai narasumber, untuk memberikan
klarifikasi permasalahan aktual yang dirasakan paling mendesak. Sesuai kesepakatan
bersama, serta dukungan dari PMI Cabang masing-masing, Temu PRS dilaksanakan setiap
2 atau 3 bulan sekali. Dalam Temu PRS tersebut, PRS berbagi informasi dan pengalaman
dengan PRS lainnya. Kemudian bersama-sama dibahas dan didiskusikan pelajarannya,
sebagai masukan bagi penyelenggaraan pelatihan PRS lanjutan. Fasilitator bertindak
sebagai moderator dalam acara Temu PRS tersebut.

BAB 2.indd 30 10/28/2010 71007 PM


BAB III
Modul-Modul Pembelajaran

BAB 3 1 lembar tok.indd 1 10/28/2010 71028 PM


BAB 3 1 lembar tok.indd 2 10/28/2010 71028 PM
MODUL 1
Tumbuh Kembang Remaja

modul 1.indd 1 10/28/2010 71125 PM


modul 1.indd 2 10/28/2010 71126 PM
MODUL
1
Tumbuh Kembang Remaja
1

Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa sering dikenal dengan sebutan
masa pubertas. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, baik yang bisa dilihat
maupun yang tidak kelihatan.Remaja mengalami perubahan emosional juga, yang akan
tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya. Perkembangan kepribadian pada masa
ini dipengaruhi oleh orang tua dan lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, ataupun
teman-teman pergaulan di luar sekolah.

Tubuh mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup
menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan maupun laki-laki memasuki usia antara
9-15 tahun. Pada saat itu tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar,
tetapi juga terjadi perubahan-perubahan di dalam organ tubuh yang berfungsi untuk
bereproduksi atau berketurunan.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian tumbuh kembang, perubahan-perubahan yang terjadi selama tumbuh
kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, risiko-risiko yang
menyertai tumbuh kembang serta cara menanggulangi dampak negatifnya, dan peran
teman sebaya dalam kaitannya dengan gangguan tumbuh kembang.

modul 1.indd 1 10/28/2010 71126 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu menjelaskan dan
menyebutkan pengertian tumbuh kembang.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini peserta dapat:

2 1. Menjelaskan pengertian tumbuh kembang.


2. Menyebutkan perubahanperubahan yang terjadi selama masa tumbuh kembang.
3. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.
4. Menyebutkan risiko yang menyertai tumbuh kembang.
5. Menyebutkan pencegahan dan penanggulangan dampak negatif tumbuh
kembang.
6. Menyebutkan peran teman sebaya dalam kaitannya dengan tumbuh kembang.

1. Pengertian tumbuh kembang.


2. Perubahanperubahan yang terjadi selama tumbuh kembang.
3. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.
4. Risiko yang menyertai tumbuh kembang.
5. Mencegah dan menanggulangi dampak negatif tumbuh kembang.
6. Peran teman sebaya dalam kaitannya dengan tumbuh kembang.

210 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab

modul 1.indd 2 10/28/2010 71126 PM


3. Studi kasus
4. Penugasan kelompok

1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Slide presentasi
4. Dua amplop dengan lembar studi kasus
3
5. Selatip kertas
6. Gunting
7. Kerta metaplan

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian Tumbuh Kembang (10 menit)

Langkah 1:
Minta satu orang peserta untuk membuat kalimat dengan menggunakan kata TUMBUH
KEMBANG dalam rangkaian kalimat tersebut.

modul 1.indd 3 10/28/2010 71126 PM


Tulis dengan ukuran huruf yang besar pada kertas flipchart. Jangan dinilai salah dan
benar akan tetapi yang penting berani untuk mengungkapkannya.

Minta salah satu peserta yang lainnya membaca kalimat tersebut dengan suara yang
keras sebanyak dua kali.

Langkah 2:
Minta seluruh peserta untuk memahami kalimat tersebut.

Setelah yakin semua peserta paham, tanyakan 3 orang peserta: Apa yang dimaksud
dengan tumbuh kembang dalam kalimat tersebut?

4 Catat kata kunci masing-masing pendapat dari tiga orang tersebut pada kertas
flipchart.

Simpulkan dan bacakan kata kunci tersebut menjadi pengertian tumbuh kembang.

Langkah 3:
Tayangkan dan jelaskan pengertian tumbuh kembang melalui slide presentasi.

Sesi 3: Perubahanperubahan yang Terjadi Selama Tumbuh Kembang


(30 menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Setiap makhluk hidup di dunia ini tumbuh (semakin
besar) dan berkembang (semakin matang), menuju kedewasaan sejak lahir sampai mati.
Selama tumbuh kembang dari anak-anak menjadi remaja terjadi berbagai perubahan
baik pada kejiwaannya maupun pada fisiknya.

Lanjutkan dengan memberikan pertayaan kepada peserta sebagai berikut: Perubahan-


perubahan apa saja yang anda rasakan dan anda lihat pada diri anda selama 5-10 tahun
terakhir?

Minta 23 orang mengungkapkan perubahan yang terjadi pada dirinya. Jangan dinilai
salah dan benar akan tetapi yang penting mereka berani untuk mengungkapkannya.

Jawaban tidak perlu ada pembahasan.

Langkah 2:
Tayangkan kepada peserta Gambar Perkembangan Anatomi Tubuh Manusia dengan
menggunakan slide presentasi.

Ajukan pertayaan ke peserta tentang gambar tersebut:


Perubahan apa saja yang anda lihat pada gambar tersebut?

modul 1.indd 4 10/28/2010 71127 PM


Kenapa bisa berubah seperti itu?
Selain perubahan fisik perubahan apa lagi yang anda bisa lihat?

Catat kata kunci dan simpulkan jawaban dari masing-masing pertanyaan tersebut pada
kertas flipchart.

Langkah 3:
Lakukan analogi gambar tersebut dengan sesi yang kita bicarakan. Katakan bahwa
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut merupakan yang terjadi selama tumbuh
kembang.

Langkah 4: 5
Tayangkan dan jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi selama tumbuh kembang
melalui slide presentasi.

Sesi 4: Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang (20 menit)

Langkah 1:
Minta dua orang peserta yang memiliki umur yang sama namun memiliki tinggi dan besar
yang berbeda untuk maju ke depan kelas. Tanyakan ke peserta:
Kenapa kedua orang tersebut dengan umur yang sama memiliki tinggi dan
besar yang berbeda?
Sebutkan faktor-faktor penyebabnya?

Pertanyaan berikutnya: Perasaan apa saja yang anda rasakan selama proses tumbuh
kembang tersebut?

Langkah 2:
Catat kata kunci jawaban-jawaban tersebut dalam kertas flipchart. Selanjutnya dua
orang pemain peran tadi di persilahkan kembali duduk.

Langkah 3:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Kata kunci yang telah kita dapatkan pada perbedaan
dua orang teman kita tersebut memberikan gambaran adanya faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang seseorang.

Tayangkan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang melalui slide
presentasi.

Sesi 5: Pembahasan Pokok Bahasan Risiko Yang Menyertai Tumbuh


Kembang (40 menit)

modul 1.indd 5 10/28/2010 71127 PM


Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Tumbuh kembang merupakan salah satu proses yang
dapat menimbulkan risiko. Risiko dapat mempengaruhi diri orang tersebut yang pada
akhirnya terjadi perilaku-perilaku yang negatif.

Sampaikan kepada peserta bahwa untuk menjelaskan risiko ini, kita akan melakukan
bedah kasus Risiko Menyertai.

Lakukan aktivitas bedah kasus dengan menggunakan panduan terlampir.

Langkah 2:
6 Tanyakan kepada peserta: Pembelajaran apa yang didapat dari bedah kasus Risiko
Tumbuh Kembang?

Pertanyaan berikutnya: Bagaimana itu terjadi pada anda? Risiko apa yang anda hadapi
terkait dengan tumbuh kembang anda?

Catat dan simpulkan masing-masing jawaban dari pertanyaan tersebut. Seluruh jawaban
tidak perlu ada pembahasan.

Langkah 3:
Jelaskan dengan kalimat yang memberikan gambaran kepada risiko umum yang sering
dihadapi remaja secara psikologis (rasa rendah diri dan kesulitan penyesuaian diri)
dalam proses tumbuh kembang tersebut, dan dijelaskan juga bahwa selain faktor risiko
psikologis yang mempengaruhi tumbuh kembang, juga ada faktor risiko fisik yang juga
sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang (kena IMS, KTD, Cacat tubuh, AIDS dan
lainnya).

Langkah 4:
Untuk memperjelas materi ini, tayangkan dan jelaskan dengan slide secara singkat risiko
yang menyertai tumbuh kembang.

Sesi 6: Mencegah dan Menanggulangi Dampak Negatif Tumbuh


Kembang (20 menit)

Langkah 1:
Berikan ilustrasi secara singkat mengenai risiko yang dihadapi sebagai manusia dalam
menjalani kehidupannya di dunia ini. Misalnya kecelakaan, kebakaran, perampokan dan
lainnya. Selanjutnya tanyakan ke peserta:
Tumbuh kembang kita ini penuh risiko, bukan?
Penuh bahaya bukan?

modul 1.indd 6 10/28/2010 71127 PM


Langkah 2:
Beri kesempatan peserta untuk sepakat mengatakan jawaban YA bila perlu berikan
mereka kesempatan dengan memberikan ilustrasi singkat.

Kalau demikian: Bagaimana seyogyanya kita mencegah dan menanggulangi munculnya


risiko dalam tumbuh kembang kita dan kawan-kawan kita?

Langkah 3:
Catat kata kunci jawaban yang didapatkan dari peserta. Selanjutnya rangkum dan
bacakan menjadi cara mencegah dan menanggulangi munculnya risiko.

7
Sesi 7: Mampu Memahami Peran Teman Sebaya Dalam Kaitannya
dengan Tumbuh Kembang (40 menit)

Langkah 1:
Sampaikan ke peserta bahwa untuk menjelaskan peran teman sebaya dalam tumbuh
kembang akan dilakukan bedah studi kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) pada
Remaja Sekolah.

Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas, disarankan untuk memperhatikan dan
mencatat hal-hal yang dianggap perlu sebagai bahan masukan kelompok yang melakukan
presentasi. Sementara fasilitator mencatat kata kunci sebagai bahan untuk bahasan
penjelasan diakhir sesi.

Langkah 2:
Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan beberapa hal yang ditemukan dalam
presentasi tersebut, dengan pertanyaan:
Siapkah kita menanggulangi risiko-risiko tumbuh kembang? Pada diri kita? Pada
sahabat-sahabat kita?
Kenapa peran teman sebaya tersebut sangat penting dalam tumbuh
kembang?
Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam mendukung peran teman sebaya
tersebut?

Langkah 3:
Simpulkan semua pembahasan dengan mengacu pada bahan pembelajaran. Kalau perlu
beri contoh-contoh lain.

modul 1.indd 7 10/28/2010 71127 PM


Sesi 8: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat menyerap
materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan tumbuh kembang?
Apa saja resiko yang mempengaruhi tumbuh kembang?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Tumbuh Kembang Remaja. Sarankan
8 informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

modul 1.indd 8 10/28/2010 71127 PM


ALAT PERAGA

Gambar Perkembangan Perubahan


Anatomi Tubuh Manusia

LAKI-LAKI
9

modul 1.indd 9 10/28/2010 71128 PM


PEREMPUAN

10

modul 1.indd 10 10/28/2010 71128 PM


PANDUAN BEDAH KASUS
Bedah Kasus : Risiko Tumbuh Kembang

Tujuan : Menjelaskan risiko-risiko yang menyertai tumbuh kembang

Langkah-Langkah Bedah Kasus

Langkah 1:
Jelaskan kepada peserta bahwa akan melakukan bedah kasus untuk menjelaskan risiko
yang menyertai tumbuh kembang. 11

Fasilitator menyiapkan alat dan bahan yang digunakan: Empat (4) set amplop kasus.
Setiap amplop berisi empat buah bentuk bangunan bergambar, yaitu bujur sangkar,
segitiga, lingkaran dan persegi panjang. Setiap bentuk bangunan dipotong-potong
menjadi 5 bagian. Di balik potongan tersebut terdapat kasus-kasus yang harus dibahas.

Langkah 2:
Bagilah peserta dalam 4 kelompok dan tiap kelompok mengambil satu amplop yang
tersedia.

Tiap kelompok diminta menyusun potong-potongan menjadi suatu bangunan. Kemudian


minta mendiskusikan kasus di balik gambar tersebut dengan kelompoknya.

Tugasnya adalah menjawab pertanyaan dibawah ini berdasarkan kasus yang diterima
kelompok (amplop):
Apa kesimpulan kelompok atas kasus tersebut?
Risiko apa yang mempengaruhi terhadap tumbuh kembang orang tersebut
dikarenakan oleh kasus tersebut?

Hasil diskusi dituliskan pada kertas flipchart.

Langkah 3:
Setelah 10 menit, akhiri diskusi, semua peserta diminta berkumpul kembali, dan semua
kelompok menyajikan.

Catat dan simpulkan kata kunci hasil presentasi kelompok.

Lanjut ke langkah pembelajaran modul.

modul 1.indd 11 10/28/2010 71128 PM


KASUSKASUS UNTUK DISKUSI:

Amplop 1:
Nancy sering merasa rendah diri karena kurang cantik dan payudaranya kerempeng.
Namun ia selalu nomor satu dalam matematika.

Amplop 2:
Eddy pemain basket pujaan di SMU 2 baru saja diputus pacarnya. Sekarang malas belajar
dan berlatih basket. Kawan-kawannya menawarinya untuk mencoba rokok dan pil
ekstasi.
12
Amplop 3:
Dari kecil Joko pandai mengaji. Suranya merdu, adzannya disukai penduduk satu RW.
Belakangan ini ia agak malas datang ke mushola. Gara-garanya ia malu ibunya tidak
mempu membelikan sepeda motor seperti kepunyaan Eddy tetangga dan sahabat
karibnya.

Amplop 4:
Kecantikan Nina jadi buah bibir di Sekolahnya. Hampir tiap bulan ia gonta-ganti pacar.
Terakhir ia malahan berpacaran dengan pak Seto, guru matematika yang muda dan
cakep. Namun sebenarnya Nina payah dalam hampir semua mata pelajaran.

modul 1.indd 12 10/28/2010 71129 PM


PANDUAN KERJA KELOMPOK
Tugas Kelompok : Studi Kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) pada Remaja
Sekolah

Tujuan : Untuk memahami peran Teman sebaya dalam tumbuh kembang


remaja

Langkah-langkah kerja kelompok

Langkah 1: 13
Jelaskan kepada peserta bahwa akan melakukan kerja kelompok yang dapat menjelaskan
peran teman sebaya dalam tumbuh kembang melalui bedah kasus Kehamilan Tidak Di
inginkan (KTD) pada Remaja Sekolah.

Langkah 2:
Bagi peserta menjadi dua kelompok dan setiap kelompok diberikan amplop yang berisikan
studi kasus.

Bahas studi kasus pada kelompok dan jawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada studi
kasus tersebut. Tulis jawaban pada kerta flipchart.

Berikan waktu 15 menit untuk kegiatan kerja kelompok.

Langkah 3:
Minta wakil kelompok membacakan hasil kerjanya di depan kelas. Agar ada suasana
semangat, minta setiap kelompok menggunakan cara yang kreatif dalam memprsentasikan
hasil kerjanya di depan kelas. Contoh menggunakan fragmen drama atau lewat lagu,
dan lain-lain.

Catat kata kunci seluruh kelompok untuk menjadi catatan dalam langkah pembelajaran
selanjutnya.

Langkah 4:
Jika seluruh kelompok telah selesai presentasi, minta semua peserta kembali duduk
pada tempatnya masing-masing.

Lanjut ke langkah pembelajaran.

modul 1.indd 13 10/28/2010 71129 PM


CERITA KASUS
KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD)

Seorang remaja namanya Rini yang tinggal di pesisir pantai dengan ibunya. Bapaknya
meninggal dunia 5 tahun yang lalu saat Rini masih berumur 12 tahun. Saat ini Rini telah
menginjak usia 17 tahun dan masih duduk di bangku kelas 2 di sebuah SMA swasta.

Secara pertumbuhan dalam usia 17 tahun Rini sangat beda dengan remaja seusianya.
Demikian juga dengan kematangan kejiwaannya, Rini sangat dominan diantara teman-
temannya, mungkin hal tersebut karena Rini sudah terbiasa dengan kehidupan yang sulit
14 dengan ibunya.

Rini sejak usia 16 tahun sudah mengenal yang namanya pacaran. Secara tidak langsung
dia sudah sering melakukan hubungan seks dengan pacarnya layaknya dilakukan oleh
pasangan suami istri.

Suatu pagi, Rini tidak bisa masuk sekolah karena dia mengalami panas badan dan
muntah-muntah. Dia sangat kebingungan dengan gejala sakitnya tersebut. Ibunya sudah
curiga bahwa jangan-jangan anaknya tersebut mengalami kehamilan. Suatu pagi Rini
diajak oleh ibunya memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat untuk memeriksakan gejala
sakitnya tersebut dan sekaligus tes kehamilan.

Bagaikan di sambar petir ibunya jatuh pingsan


setelah mengetahui hasil tes anaknya positif
hamil. Rini tidak lagi mau masuk sekolah karena
malu dengan teman-temannya. Beberapa hari
kemudian ada surat teguran dari Kepala Sekolah
yang isinya meminta Rini dan ibunya datang ke
sekolah dan memberikan alasan kenapa anaknya
tidak pernah masuk sekolah.

Ibunya datang ke sekolah dan menjelaskan semua


kejadian yang menimpa anaknya tersebut.

Pertanyaannya:
1. Apa yang anda lakukan untuk dapat
memberikan bantuan terkait dengan
permasalahan yang dihadapi Rini?
2. Jika masalah tersebut menimpa keluarga
anda atau anda sendiri apa yang akan anda
lakukan?
3. Apa saja peranan teman sebaya terkait
dengan kejadian tersebut?

modul 1.indd 14 10/28/2010 71129 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
TUMBUH KEMBANG REMAJA
Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling
berkaitan dan sulit dibedakan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan
berkaitan dengan masalah perubahan dalam hal besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur. Sedangkan perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 1995).
Whaley dan Wong dalam Supartini (2004) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu
peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitikberatkan pada 15
perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang
paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran.

Dilihat dari siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa yang paling sulit untuk
dilalui oleh individu. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa yang paling kritis bagi
perkembangan pada tahap-tahap kehidupan.

Mengapa dikatakan demikian? Ini dikarenakan pada masa inilah terjadi begitu banyak
perubahan dalam diri individu baik itu perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan
dari ciri kanak-kanak menuju kedewasaan. Pada perempuan ditandai dengan mulainya
menstruasi atau buah dada yang membesar. Pada laki-laki antara lain ditandai dengan
perubahan suara, otot yang semakin membesar serta mimpi basah.

Dalam kondisi berbagai perubahan di atas, remaja biasanya tidak mau lagi dikatakan
sebagai kanak-kanak namun belum dapat dikatakan sebagai orang dewasa jika dilihat
dari berbagai kesiapan yang mereka miliki.

Berbagai perubahan fisik yang terjadi pada remaja merupakan proses yang alamiah,
yang akan dilalui oleh semua individu. Namun seringkali ketidaktahuan remaja terhadap
perubahan itu sendiri membuat mereka hidup dalam kegelisahan dan perasaan was-
was. Ditambah dengan perubahan konsep diri dan pencarian identitas diri maka akan
banyak permasalahan yang muncul jika tidak dibimbing dengan baik untuk melewati
masa tersebut.

Proses pencarian identitas diri tersebut harus mendapat bimbingan dari orang
sekelilingnya agar mereka dapat tumbuh menjadi remaja yang bertanggung jawab.

Perubahan-Perubahan Apa Saja yang Terjadi Selama Tumbuh Kembang


dari Anak ke Remaja?
Setiap makhluk tumbuh (semakin besar) dan berkembang (semakin matang), menuju
kedewasaan, sejak lahir sampai mati. Selama tumbuh kembang, dari anak-anak menjadi
remaja terjadi beberapa perubahan penting, antara lain:
Perubahan bentuk (anatomi tubuh):

modul 1.indd 15 10/28/2010 71129 PM


Pembesaran alat kelamin.
Pertumbuhan rambut di beberapa tempat.
Peningkatan kelenjar minyak, mudah berjerawat.
Perubahan suara menjadi besar pada anak laki-laki dan lembut pada anak
perempuan.
Pembesaran otot pada remaja laki-laki dan pembesaran pinggul dan dada
pada remaja perempuan.
Perubahan faali (fungsi tubuh):
Alat kelamin peka, mudah terangsang dan bila terangsang membesar/
membengkak dan keluar lendir.
Keluar sperma waktu tidur (mimpi basah) pada anak laki-laki dan menstruasi
16 pertama (karena berfungsinya reproduksi) pada anak perempuan.
Perubahan kejiwaan:
Keingintahuan tinggi, juga perihal masalah-masalah reproduksi.
Perhatian terhadap masalah seks meningkat.
Keberanian mencoba-coba, terutama bila didesak lingkungan.
Anak laki-laki cenderung menyendiri dan melamum, sedangkan anak
perempuan cenderung ngerumpi.

Apa Kesamaan dan Perbedaan antara Tumbuh Kembang Remaja Laki-


laki dengan Remaja Perempuan?
Kesamaan:
Setiap remaja berkembang menuju pencapaian potensi dirinya (fitrahnya)
manakala lingkungan hidupnya mendukung pencapaian potensi tersebut,
sebagai orang dewasa, laki laki atau perempuan.
Perbedaan:
Terdapat beberapa perbedaan kecepatan tumbuh dan berkembang remaja
pada umumnya. Remaja perempuan lebih cepat matang dari pada remaja
laki-laki.

Faktor-faktor Apa yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Remaja?


Tumbuh kembang dipengaruhi 2 faktor ialah:
Faktor internal bawaan lahir.
Faktor eksternal, mencakup:
Kesehatan.
Gizi.
Lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya serta sekolah.

Bagaimana Kita Menyikapi Tumbuh Kembang Tersebut?

modul 1.indd 16 10/28/2010 71129 PM


Oleh karena pembawaan tidak dapat diubah, maka penyempurnaan tumbuh kembang
(untuk mendekati fitrah masing-masing) dilakukan dengan mengelola faktor luar dengan
sebaik-baiknya. Termasuk kesehatan dan gizi, serta lingkungan, termasuk lingkungan
teman sebaya.

Kebanggaan Apa yang Menyertai Pada Masa Tumbuh Kembang?


Banyak hal yang membuat bangga dan sangat menyenangkan selama proses tumbuh
kembang, antara lain ialah:
Perasaan bahwa Saya sudah dewasa ingin diakui oleh keluarga dan para
sahabat bahwa kita sudah dewasa.
17
Dapat dan boleh melakukan banyak hal yang dahulu tidak bisa dan tidak
boleh.

Risiko Apa Saja yang Menyertai Tumbuh Kembang Remaja?


Berkembang menjadi remaja juga mengalami hal-hal yang cukup berisiko. Berbagai
risiko yang paling sering dialami adalah:
Rasa rendah diri berlebih karena adanya perasaan bahwa dirinya lebih rendah
dari teman sebaya dalam hal hal tertentu: kecantikan, kekayaan, kepandaian,
dll.
Kesulitan penyesuaian diri terhadap nilai dan pergaulan diantara sebaya,
keluarga dan masyarakat umum, karena ketidak mengertian atau perbedaan
keyakinan.

Kedua risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai perilaku yang kurang normal.
Perilaku yang paling banyak dilakukan ialah melarikan diri dari lingkungan, yang dapat
berakibat:

modul 1.indd 17 10/28/2010 71130 PM


Mengundurkan diri, mengurung diri, mudah tersinggung, benci lingkungan dan
lainnya.
Menentang lingkungan dengan perilaku berlebihan: merokok, minum miras,
obat dan lainnya. Mengundurkan diri akan menghilangkan kesempatan maju
mencapai cita-cita. Berperilaku berlebih hampir selalu menimbulkan kerugian
pada diri sendiri. Beberapa kerugian bersifat tetap dan tak bisa hilang. Misalnya:
kehamilan, cacat tubuh, IMS (Infeksi Menular Seksual), AIDS dan lainnya.

Bagaimana Mencegah dan Menaggulangi Dampak Negatif Tumbuh


Kembang Remaja?
Pencegahan dan penanggulangan resiko tumbuh kembang remaja, antara lain:
18
Pencegahan, seperti:
Peningkatan ibadah.
Kebiasaan mensyukuri nikmat Allah SWT.
Kebiasaan melihat segi-segi dan positif pada diri masing-masing.
Kebiasaan memetik pelajaran terhadap dampak negatif para remaja yang
terjerumus dalam prilaku perilaku berisiko.
Penanggulangan, seperti:
Penekanan rasa negatif secara berkelompok.
Saling menceritakan dan membagi kesulitan bersama sahabat karib.
Penyaluran potensi diri dalam hal-hal positif: ibadah, kegiatan sosial, olah
raga, kesenian dan lainnya.

Apa Peran Kita Sebagai Pendidik Remaja Sebaya?


Peran Pendidik Remaja Sebaya (PRS), yaitu:
Mengayomi, menyantuni, menyayangi (3M).
Dengan sabar mendengarkan keluhan para remaja.
Meningkatkan motivasi berprestasi di kalangan para remaja.
Menjadi suri tauladan, baik dalam sikap maupun kepribadian bagi remaja-
remaja sebaya lainnya.

modul 1.indd 18 10/28/2010 71130 PM


SLIDE PRESENTASI

Pengertian Tumbuh Kembang

Suatu proses tumbuh (semakin besar) dan


Tumbuh Kembang Remaja berkembang (semakin matang) setiap
mahluk hidup menuju kedewasaan, sejak
lahir sampai mati
19

Tujuan Pembelajaran Laki-Laki


Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan dan menyebutkan pengertian tumbuh kembang

Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini peserta dapat:
Menjelaskan pengertian tumbuh kembang.
Menyebutkan perubahanperubahan yang terjadi selama tumbuh
kembang.
Menyebutkan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.
Menyebutkan risiko yang menyertai tumbuh kembang.
Menyebutkan pencegahan dan penanggulangan dampak negatif
tumbuh kembang.
Menyebutkan peran peer dalam kaitannya dengan tumbuh kembang.

Peranan Teman Sebaya Perempuan


Mengayomi, Menyantuni, Menyayangi
(3M).
Mendengarkan keluhan remaja, teman
berbagi.
Meningkatkan motivasi prestasi remaja.
Menjadi suri tauladan, baik dalam sikap
maupun keperibadian bagi ramaja
sebaya.

modul 1.indd 19 10/28/2010 71132 PM


Perubahan Risiko yang Menyertai
Perubahan bentuk (anatomi tubuh) Rasa rendah diri berlebih karena adanya
perasaan bahwa dirinya lebih rendah dari
Perubahan faali (fungsi tubuh) teman sebaya dalam hal hal tertentu:
Perubahan kejiwaan kecantikan, kekayaan, kepandaian dan
lainnya.
Kesulitan penyesuaian diri terhadap nilai
dan pergaulan di antara sebaya, keluarga
dan masyarakat umum, karena ketidak
mengertian atau perbedaan keyakinan.

20
Faktor-faktor yang Berpengaruh Mencegah dan Menanggulangi
Faktor Internal (Pembawaan) Pencegahan
Mendekatan diri kepada Tuhan.
Faktor Eksternal Bersyukur.
Berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan
Menjadikan dampak negatif yang terjadi pada remaja sebagai
pembelajaran.
Gizi
Penanggulangan
Lingkungankeluarga,lingkungan teman Penekanan rasa negatif secara berkelompok.
sebaya serta sekolah Saling menceritakan dan berbagi kesulitan dengan teman.
Penyaluran Potensi diri pada hal-hal yang positif (olah raga,
kesenian, kegiatan sosial dan lainnya).

modul 1.indd 20 10/28/2010 71133 PM


MODUL 2
Pengembangan Potensi Diri

modul 2.indd 1 10/28/2010 71154 PM


modul 2.indd 2 10/28/2010 71154 PM
MODUL
2
Pengembangan Potensi Diri
21

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna, diberi kelebihan dibandingkan
dengan makhluk lain. Kelebihan masing-masing orang seringkali disebut sebagai POTENSI
DIRI. Kadang-kadang potensi diri disebut juga FITRAH, nilai-nilai yang baik, yang
dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Kelebihan ini dapat dipelihara, diperkuat dan
dikembangkan untuk mendukung pencapaian cita-cita seseorang. Yang harus dilakukan
orang adalah mengenal dengan baik dan benar potensi diri masing-masing dan kemudian
dipelihara dan dikembangkan untuk mencapai cita-citanya.

Potensi diri adalah kemampuan diri yang dimiliki oleh seseorang yang dikembangkan dan
didayagunakan untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup orang tersebut.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian pengembangan potensi diri, hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan,
memahami kelemahan diri agar tidak menghambat pengembangan potensi diri.

modul 2.indd 21 10/28/2010 71155 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu menjelaskan dan
menyebutkan tentang pengembangan potensi diri.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini Peserta dapat:

22 1. Menjelaskan pengertian pengembangan potensi diri.


2. Menjelaskan pentingnya cita cita dalam kehidupan manusia.
3. Menyebutkan hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan dalam mencapai cita-
cita.
4. Menyebutkan usaha dalam mencapai cita-cita.
5. Menyebutkan kelemahan diri agar tidak menghambat pengembangan potensi.
6. Menyebutkan peran teman dalam kaitannya dengan potensi diri.

1. Pengertian pengembangan potensi diri.


2. Pentingnya cita-cita dalam kehidupan manusia.
3. Hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan dalam mencapai cita-cita.
4. Usaha dalam mencapai cita-cita.
5. Kelemahan diri agar tidak menghambat pengembangan potensi.
6. Peran teman dalam kaitannya dengan potensi diri.

165 menit

1. Curah pendapat

modul 2.indd 22 10/28/2010 71155 PM


2. Ceramah Tanya Jawab
3. Permainan
4. Penugasan Kelompok

1. Kertas flipchart
2. Kertas metaplan
3. Spidol (besar dan kecil)
23
4. Selatip kertas dan gunting
5. LCD
6. Laptop
7. Slide presentasi

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian Pengembangan Potensi Diri (20 menit)

Langkah 1:

modul 2.indd 23 10/28/2010 71155 PM


Awali dengan menjelaskan bahwa: Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
paling sempurna diberikan kelebihan-kelebihan. Kelebihan-kelebihan itulah yang perlu
dipelihara, diperkuat dan dikembangkan untuk mendukung tercapainya sebuah cita-cita
hidup.

Selanjutnya bagikan kertas metaplan kepada semua peserta dan berikan pertanyaan
sebagai berikut: Apa cita-cita hidup anda?

Pastikan semua peserta telah menjawab pertanyaan tersebut pada kertas metaplan.

Selanjutnya, berikan pertanyaan berikutnya dan minta untuk menuliskan di bawah


jawaban cita-cita hidup tersebut. Pertanyaannya adalah: Kelebihan apa yang anda
miliki untuk mencapai cita-cita hidup tersebut?
24
Berikan kesempatan bagi seluruh peserta untuk berpikir dan menulis dan berikan waktu
10 menit untuk aktivitas ini.

Langkah 2:
Tanyakan ke peserta apakah sudah selesai. Kalau sudah minta beberapa orang peserta
utuk membacakan jawabannya.

Katakan bahwa kelebihan-kelebihan yang dimilikinya tersebut sebenarnya merupakan


POTENSI DIRI.

Selanjutnya fasilitator menayangkan dan menjelaskan secara singkat mengenai


pengertian Pengembangan Potensi Diri dengan menekankan bahwa potensi diri perlu
dipelihara, diperkuat dan dikembangkan.

Sesi 3: Pentingnya Cita-cita Dalam Kehidupan Manusia (15 menit)

Langkah 1:
Minta peserta memegang kembali kertas metaplan-nya. Selanjutnya sampaikan kepada
peserta bahwa: Anda telah memiliki cita-cita hidup seperti tertulis dalam kertas
metaplan tersebut dimana cita-cita hidup sangat erat hubungannya dengan potensi
diri.

Mintalah 4 orang peserta menjawab pertanyaan: Mengapa anda begitu penting memiliki
cita-cita hidup ini?

Catat kata kunci jawaban peserta pada kertas flipchart dan minta beberapa peserta lain
untuk menambahkan atau menegaskan dari jawaban 4 orang tersebut.

Rangkum dan bacakan ulang pentingnya suatu cita-cita hidup berdasarkan kata kunci
jawaban peserta.

Langkah 2:

modul 2.indd 24 10/28/2010 71155 PM


Jelaskan pentingnya cita-cita dalam kehidupan manusia. Tekankan bahwa potensi diri
sangat erat hubungannya dalam mendukung tercapainya cita-cita.

Sesi 4: Hak dan Kewajiban Laki-Laki dan Perempuan dalam Mencapai


Cita-cita (35 menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Baik laki-laki maupun perempuan memiliki cita-cita
hidup. Untuk itu sangat perlu kita pahami secara bersama-sama sebagai remaja yang
memiliki kesempatan untuk mencapainya.

Untuk memahami hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan dalam mencapai cita-cita 25
ini, kita akan melakukan kerja kelompok. Panduan kerja kelompok terlampir.

Langkah 2:
Tegaskan kembali bahwa hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan adalah sama untuk
mencapai cita-cita. Maka sangatlah penting mendorong remaja untuk mempunyai dan
mencapai cita-cita setinggi-tingginya selaku warga negara.

Sesi 5: Usaha dalam Mencapai Cita-cita (20 menit)

Langkah 1:
Fasilitator mengawali sesi dengan mengajak peserta mengingat kembali pembahasan
mengenai pentingnya pengembangan potensi diri dan cita-cita. Ditekankan bahwa
potensi diri bisa dikembangkan dan cita-cita bisa dicapai melalui usaha keras dan
pantang menyerah.

Kemudian lanjutkan dengan membagikan kertas metaplan, fasilitator memberi instruksi


kepada peserta untuk menulis dalam kertas metaplan: Upaya apa yang sudah, sedang
dan akan anda kerjakan untuk mengembangkan potensi anda dalam rangka mencapai
cita-cita tersebut?

Beri waktu yang cukup untuk menuliskan jawaban ini pada kertas metaplan.

Langkah 2:
Jika dirasa sudah cukup, ajak seluruh peserta mendiskusikan jawaban yang telah
dituliskan mengenai USAHA yang sudah, sedang dan akan dilakukan. Dengan menunjuk
beberapa peserta untuk membacakan jawabannya secara bergantian.

Langkah 3:
Fasilitator mencatat dan merangkum jawaban peserta, dan selanjutnya menjelaskan
secara singkat mengenai usaha-usaha yang dilakukan dalam mencapai cita-cita.

modul 2.indd 25 10/28/2010 71155 PM


Sesi 6: Kelemahan Diri Supaya Tidak Menghambat Pengembangan
Potensi Diri (25 menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Usaha untuk mencapai cita-cita tersebut terkadang
tidak tercapai, karena semua orang juga memiliki kelemahan. Nah untuk memperjelas
sesi ini kita akan mendiskusikan kelemahan-kelemahan tersebut.

Bagikan kertas metaplan kepada masing-masing peserta, minta seluruh peserta


menjawab pertanyaan berikut ini: Kekurangan apa yang ada pada diri anda yang diduga
bisa menggagalkan cita-cita anda?
26
Sampaikan bahwa tidak usah takut atau malu dan jangan ditulis nama anda di atas kertas
metaplan tersebut.

Langkah 2:
Selanjutnya fasilitator melakukan pembahasan dengan mengajak peserta mendiskusikan
jawaban yang telah dituliskan dengan cara:
Mengumpulkan semua kertas yang sudah ditulis lengkap.
Kemudian tanpa mengetahui nama peserta yang menulis, dibahas satu persatu
tulisan yang ada.
Minta komentar peserta, kemudian dicatat dalam kertas flipchart dan
selanjutnya dibahas bersama sama.

Berikan waktu yang cukup kepada peserta untuk mengungkapkan kelemahan-


kelamahannya tersebut.

Langkah 3:
Jika dirasakan sudah cukup, rangkum dan jelaskan kelemahan-kelemahan tersebut
dengan penekanan bahwa semua orang memiliki kelemahan yang apabila dibiarkan
dapat mengganggu potensi dirinya dan menghalangi tercapainya cita-cita.

Langkah 4:
Jika telah selesai lanjutkan dengan pertanyaan: Bagaimana upaya untuk menekan
kekurangan tersebut agar cita-cita anda tercapai?

Berikan kesempatan lagi bagi seluruh peserta untuk berpikir dan menulis di metaplan.

Langkah 5:
Tanyakan kepada peserta apakah semuanya sudah selesai kalau sudah instruksikan
kepada semua peserta untuk:
Mengumpulkan semua kertas yang sudah ditulis lengkap.

modul 2.indd 26 10/28/2010 71156 PM


Kemudian tanpa mengetahui nama peserta yang menulis, dibahas satu persatu
tulisan yang ada.
Minta komentar peserta, kemudian dicatat dalam kertas flipchart dan
selanjutnya dibahas bersama sama.

Berikan waktu yang cukup kepada peserta untuk mengungkapkan kelemahan-


kelamahannya tersebut.

Langkah 6:
Rangkum komentar seluruh peserta, selanjutnya tayangkan dan jelaskan cara-cara
menekan kekurangan tersebut agar cita-cita tercapai.

Tekankan juga bagaimana peserta mengenal dengan baik dan jujur kelemahan masing- 27
masing agar tidak muncul dan tidak menganggu pencapaian cita-cita.

Sesi 7: Peran Teman Dalam Terkait dengan Potensi Diri (30 menit)

Langkah 1:
Sesi ini diawali dengan menyampaikan bahwa: Didalam pengembangan potensi diri
dengan usaha untuk mencapai cita-cita tidaklah bisa hanya dilakukan sendirian saja.
Anda membutuhkan orang lain atau teman yang selama ini kita kenal.

Bagikan metaplan kepada semua peserta dan berikan pertanyaan sebagai berikut:
Bantuan apa saja yang anda pernah minta ke teman anda dalam hubungannya
dengan masalah yang anda hadapi?
Kenapa peranan teman tersebut penting dalam mendukung pengembangan
potensi diri dan cita-cita?

Beri waktu yang cukup kepada peserta untuk menuliskannya di metaplan

Langkah 2:
Jika sudah selesai ajak peserta untuk mendiskusikan jawaban tersebut.

Rangkum dan jelaskan menjadi kalimat dengan menekankan bahwa betapa pentingnya
peranan teman dalam kaitannya dengan pencapaian cita-cita dan potensi diri. Teman
dapat diajak untuk berbagi pengalaman, saling mendapatkan nasehat dalam pematangan
cita-cita dan mencari solusi tentang kelemahan masing-masing.

Sesi 8: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Pujilah semua peserta atas cita-cita mereka. Katakan bahwa semuanya adalah bagus
dan patut untuk diperjuangkan agar tercapai. Lalu pelan-pelan sampaikan mari kita lihat

modul 2.indd 27 10/28/2010 71156 PM


apa yang sudah kita sepakati.

Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan potensi diri?
Apa peran teman terkait dengan potensi diri?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Pengembangan Potensi Diri. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
28 sampai selesai.

modul 2.indd 28 10/28/2010 71156 PM


PANDUAN KERJA KELOMPOK

Tugas Kelompok : Mengelompokan jenis Pekerjaan yang bisa dilakukan antara laki-laki
dan perempuan

Tujuan : Untuk memahami hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan


dalam mencapai cita-cita

Langkah-langkah Kerja Kelompok


29
Langkah 1:
Bagi peserta menjadi dua kelompok dan bagikan kertas flipchart kepada masing-masing
kelompok.

Mintalah setiap kelompok untuk mengelompokan jenis pekerjaan atau profesi yang bisa
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.

Langkah 2:
Selanjutnya fasilitator mendiskusikan jawaban peserta secara bersama-sama.

Berikan semua peserta waktu yang cukup untuk memberikan analisanya sampai muncul
gambaran bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama
dalam mencapai cita-cita.

Catatan: bahwa ada jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh laki-laki dan juga oleh
Perempuan.

Langkah 3:
Lanjut ke langkah pembelajaran modul

modul 2.indd 29 10/28/2010 71156 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

Potensi diri adalah kemampuan diri yang dimiliki seseorang yang dikembangkan dan
didayagunakan untuk mencapai tujuan hidup orang tersebut.

Seberapa Pentingkah Cita-cita Dalam Kehidupan Manusia?


Manusia hidup karena mempunyai satu tujuan yang jelas. Oleh karenanya, semua orang
30 harus menetapkan dengan jelas tujuan hidupnya. Salah satu yang pasti bagi remaja
ialah: cita-cita. Khususnya cita-cita tentang pekerjaan masa depan, seiring dengan
tibanya tahapan dewasa dalam kehidupan seseorang. Cita-cita bisa apa saja. Bisa
berubah, bisa berganti. Semakin rinci cita-cita seseorang semakin jelas dan mudah
untuk mempersiapkan pencapaiannya. Semakin tua usia seseorang, semakin mendekati
kedewasaan, hendaknya semakin rinci cita citanya.

Seberapa Besar Hak dan Kewajiban Remaja Laki-laki dan Perempuan


Dalam Pencapaian Cita-cita Tersebut?
Cita-cita bagi remaja perempuan sama pentingnya dengan cita cita bagi remaja laki
laki. Di masa depan, semakin banyak perempuan profesional diperlukan masyarakat.
Tuntutan partisipasi perempuan di berbagai bidang pembangunan dewasa ini, di mana
hak dan kewajiban perempuan sebagai warga negara disejajarkan dengan laki-laki,
hendaknya memacu para remaja perempuan untuk berprestasi setinggi mungkin. Namun,
masih dalam batas-batas yang wajar atas kodrat dan fitrahnya sebagai perempuan. Oleh
Karenanya, mendorong remaja perempuan untuk memiliki cita-cita setinggi mungkin,
dan mendorong pencapaiannya, menjadi sangat penting.

Bagaimana Usaha Kita Dalam Mencapai Cita-cita?


Semua manusia, sebagai ciptaan Tuhan paling sempurna, diberikan kelebihan oleh Tuhan.
Kelebihan masing-masing orang seringkali disebut POTENSI DIRI. Kadang-kadang
potensi diri disebut pula FITRAH, nilai-nilai yang baik, yang dianugrahkan Tuhan
kepada manusia. Kelebihan ini dapat dipelihara, diperkuat dan dikembangkan untuk
mendukung pencapaian cita-cita seseorang. Yang harus dilakukan orang ialah mengenal
dengan baik dan benar potensi diri dan tugas utama selanjutnya adalah memelihara,
memperkuat dan mengembangkan potensi diri untuk mencapai cita-citanya. Dengan
kata lain: dipelihara, diperkuat dan dikembangkan mencapai fitrah masing-masing.

Bagaimana Memahami Kelemahan Diri Agar Tidak Menghambat Cita-


Cita?

modul 2.indd 30 10/28/2010 71156 PM


Di samping potensi diri, semua orang juga memiliki KELEMAHAN, yang apabila
dibiarkan dapat mengganggu potensi diri dan menghalangi tercapainya cita-cita. Yang
harus dilakukan orang ialah mengenal dengan baik dan jujur atas kelemahan masing-
masing untuk kemudian ditekan agar tidak muncul dan tidak mengganggu pencapaian
cita-cita.

Dua hal dasar yang menghancurkan cita-cita remaja adalah kegiatan-kegaiatan pada diri
remaja dan kegiatan-kegiatan di luar diri remaja. Kegiatan-kegiatan yang dapat terjadi
pada diri remaja adalah: kehamilan, cacat kerena kecelakaan, terkena penyakit gawat
(misal AIDS) dan tentu saja meninggal. Dari luar remaja misalnya: perang, bencana alam,
bencana keluarga (misal perceraian, bangkrut dan lainnya).

Bagaimana Peran Teman? 31

Sahabat karib diperlukan semua orang dalam kaitan dengan cita-cita, potensi diri dan
kelemahan. Meraka adalah kawan yang bisa diajak berdiskusi, saling bertukar pikiran dan
pendapat, saling memberi nasehat dalam rangka mematangkan cita-cita masing-masing,
peningkatan potensi diri masing-masing dan penekanan kelemahan masing-masing.

modul 2.indd 31 10/28/2010 71156 PM


SLIDE PRESENTASI

Potensi Diri

32

Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan dan menyebutkan tentang pengembangan potensi
diri.

Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini peserta dapat:
Menjelaskan pengertian pengembangan potensi diri.
Menjelaskan pentingnya cita cita dalam kehidupan manusia.
Menyebutkan hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan dalam
mencapai cita-cita.
Menyebutkan usaha dalam mencapai cita-cita.
Menyebutkan kelemahan diri agar tidak menghambat pengembangan
potensi.
Menyebutkan peran teman dalam kaitannya dengan potensi diri.

Potensi Diri

Potensi diri adalah kemampuan diri yang


dimiliki seseorang yang dikembangkan dan
didayagunakan untuk mencapai tujuan
hidup

modul 2.indd 32 10/28/2010 71157 PM


MODUL 3
Keputusan Yang Baik

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 1 10/28/2010 71629 PM


modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 2 10/28/2010 71629 PM
MODUL
3
Keputusan Yang Baik
33

Hidup manusia terdiri atas pilihan-pilihan. Kita harus memilih diantara pilihan-pilihan
tersebut. Pengambilan keputusan pada hakikatnya adalah pemilihan alternatif yang
paling kecil risikonya untuk dilaksanakan, rasional, logis berdasarkan daya pikir yang
kreatif dan inovatif, digabung dengan pendekatan yang intuitif dengan memanfaatkan
berbagai pelajaran yang diperoleh dari pengalaman. Dalam kejadian nyata, keberhasilan
seseorang tidak lepas dari ketepatan pilihan keputusan yang baik pada saat kesempatan
datang.

Pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting, karena keputusan


yang diambil oleh seorang adalah hasil akhir yang harus dilaksanakan.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian keputusan yang baik, pembuatan keputusan yang baik serta kewajiban remaja
laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan.

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 33 10/28/2010 71629 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu menjelaskan dan menyebutkan
tentang keputusan yang baik.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:

34 1. Menjelaskan pengertian keputusan yang baik.


2. Menjelaskan pembuatan keputusan yang baik.
3. Menyebutkan kewajiban remaja laki-laki dan perempuan dalam pengambilan
keputusan.

1. Pengertian keputusan yang baik.


2. Pembuatan keputusan yang baik.
3. Kewajiban remaja laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan.

120 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah Tanya Jawab
3. Permainan

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 34 10/28/2010 71629 PM


1. Kertas flipchart
2. Kertas metaplan
3. Spidol (besar dan kecil)
4. Isolatif kertas dan gunting
5. LCD
6. Laptop
35
7. Slide presentasi
8. Cerita Kasus Apa Yang Harus Kita Lakukan

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian Keputusan Yang Baik (30 menit)

Langkah 1:
Buka sesi dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta sebagai berikut:
Keputusan penting apa yang pernah anda ambil dalam hidup ini?
Apakah keputusan penting itu merupakan keputusan yang baik?

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 35 10/28/2010 71630 PM


Hal-hal apa saja yang perlu di perhatikan agar sebuah keputusan dikatakan
Keputusan yang Baik?

Langkah 2:
Catat kata kunci jawaban peserta di dalam kertas flipchart. Rangkum dan bacakan
jawaban peserta.

Langkah 3:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Anda telah menjawab tentang beberapa pertanyaan
yang terkait dengan keputusan yang penting, berdasarkan kata kunci jawaban yang telah
kita dapatkan tersebut, apa yang dimaksud dengan keputusan penting?
36
Minta beberapa peserta untuk menjawab pertanyaan tersebut. Catat kata kunci
jawabannya pada kertas flipchart.

Berdasarkan kata kunci jawaban peserta, buatlah bersama-sama dengan peserta tentang
pengertian dari keputusan yang baik.

Langkah 4:
Tayangkan dan jelaskan pengertian keputusan yang baik. Tegaskan bahwa hidup penuh
dengan pilihan-pilihan, dan kita harus memilih diantara pilihan-pilihan tersebut. Inilah
yang dinamakan KEPUTUSAN.

Tegaskan juga bahwa Keputusan yang Baik seyogyanya menggunakan pendekatan Triple-T
(Tinjauan, Telaah dan Tindakan).

Beri kesempatan pada peserta untuk bertanya atau menambahkan informasi mengenai
Pengertian Keputusan yang Baik. Jawab pertanyaan dengan singkat dan jelas.

Sesi 3: Pembuatan Keputusan Yang Baik (40 menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa untuk lebih memahami mengenai pembuatan
keputusan yang baik akan diisi dengan permainan Apa yang Saya Lakukan. Panduan
permainan terlampir.

Langkah 2:
Setelah kerja kelompok selesai lanjutkan dengan:
Minta 2-3 orang peserta untuk menceritakan pengalamannya dalam membuat
keputusan penting.
Mulailah dengan menanyakan masalah yang amat mencekam, kemudian
tanyakan kepada peserta cara melakukan analisa pilihan-pilihan keputusan
yang ada, lalu tanyakan tentang keputusan yang akhirnya diambil.

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 36 10/28/2010 71630 PM


Minta pendapat peserta lain terhadap keputusan yang diambil peserta yang
menyampaikan keputusannya. Setuju atau tidak setuju, tanyakan alasannya.

Beri kesempatan peserta lainnya untuk memberikan komentar terhadap cerita


tersebut.

Langkah 3:
Dengan bahan cerita yang sama, tanyakan kepada peserta lainnya: Seandainya kejadian
tersebut menimpa anda, keputusan apa yang akan anda ambil?

Catat jawaban-jawaban di atas lingkaran Triple-T yang anda buat di atas kertas flipchart.
Tempatkan semua jawaban dan bahasan peserta ke dalam salah satu Tinjauan, Telaah
atau Tindakan. 37

Langkah 4:
Buat rangkuman sesi dan tegaskan bahwa: Didalam pengambilan keputusan yang baik
proses Triple-T adalah proses berkesinambungan, artinya setelah selesai suatu tindakan
diputuskan dan kemudian dilaksanakan dan selanjutnya dilakukan evaluasi untuk
melakukan Tinjauan, Telaah dan Tindakan dan demikian seterusnya.

Sesi 4: Hak dan Kewajiban Remaja Laki-Laki dan Perempuan Dalam


Pengambilan Keputusan (3O menit)

Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta:
Apa yang akan mereka lakukan didalam mengambil keputusan jika didalam
sebuah kelompok yang anggotanya ada laki-laki dan perempuan?
Kenapa perempuan penting untuk dilibatkan dalam pengambilan sebuah
keputusan?

Catat kata kunci jawaban peserta pada kertas flipchart.

Langkah 2:
Rangkum dan bacakan pendapat peserta.

Tegaskan bahwa Pengambilan Keputusan bukan monopoli laki-laki, baik itu dalam
masyarakat, kelompok maupun keluarga nantinya. Perempuan memiliki hak dan
kewajiban yang sama untuk membuat keputusan yang baik.

Berbagi pendapat antara anggota kelompok atau keluarga merupakan cara penyelesaian
masalah yang ada.

Sesi 5: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 37 10/28/2010 71630 PM


Langkah 1:
Pujilah semua peserta atas kemampuannya dalam mengambil keputusan. Lalu pelan-
pelan sampaikan: mari kita lihat apa yang sudah kita sepakati.

Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud pengambilan keputusan yang baik?
Sebutkan apa saja hak dan kewajiban remaja laki-laki dan perempuan dalam
pengambilan keputusan?

38 Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Keputusan yang Baik. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 38 10/28/2010 71630 PM


PANDUAN PERMAINAN
Nama Permainan : Apa yang harus saya lakukan?

Tujuan : Berlatih untuk membuat alternatif pilihan dalam mengambil


keputusan atas suatu permasalahan

Langkah-Langkah Permainan

Langkah 1:
Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan melakukan permainan yang dinamakan Apa 39
Yang Harus Kita Lakukan.

Bagi peserta menjadi 2 kelompok dan bagikan lembar cerita kasus kepada masing-masing
kelompok.

Minta setiap kelompok menuliskan keputusan yang diambil beserta alasan pengambilan
keputusan tersebut?

Setelah selesai, minta masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusinya untuk


dibahas bersama sama, sampai semua peserta merasa puas.

Langkah 2:
Catat kata kunci jawaban peserta pada kertas flipchart. Rangkum dan bacakan kata
kunci berdasarkan pendapat mereka.

Jelaskan Apa yang harus di perhatikan sebelum pembuatan suatu keputusan.

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 39 10/28/2010 71630 PM


Cerita Kasus Permainan
Apa Yang Harus Saya Lakukan
Cerita dibawah cukup menarik dan benar-benar memberikan kita sebuah gambaran
tentang PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Manakah yang akan Anda pilih?

Cerita Kasus 1
Sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api. Jalur yang pertama
adalah jalur aktif (masih sering dilewati KA), sementara jalur kedua sudah tidak aktif
40 (tidak pernah lagi dilewati KA). Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang tidak
aktif, sementara lainnya bermain di jalur KA yang masih aktif.

Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Kebetulan
Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA tersebut. Apakah yang
akan anda lakukan?
1. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah
tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang
bermain? Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak
yang sedang bermain di jalur KA yang tidak aktif.
2. Atau anda akan membiarkan kereta tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?
Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan apa yang sebaiknya kita ambil?

Cerita Kasus 2
Banyak pekerjaan rumah yang didapat oleh Karno sepulang sekolah. Semua pekerjaan
rumah harus dikumpul besok pagi, jadi dia hanya punya waktu malam ini untuk bisa
menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Saat pulang sekolah di sore hari itu, tiba-tiba Ibu meminta Karno mengantar pamannya
ke Desa. Ibu mengatakan harus dan hanya kamu saja ada dirumah dan bisa mengendarai
motor.

Karno dihadapkan dua pekerjaan, yang semuanya diselesaikan malam ini. Satu pihak
pekerjaan rumah menentukan kelulusan sekolahnya dan besok batas akhir dikumpulkan.
Sementara pamannya harus ada di desa malam ini, karena sudah ditunggu oleh keluarga
besar untuk menandatangani surat keputusan atas suatu musibah dan keputusan yang
diberikan tidak boleh melalui telpon. Apa yang harus dilakukan Karno.
1. Apakah Anda menunda pekerjaan rumah untuk kepentingan sekolah berarti anda
akan menerima risiko tidak lulus dalam mata pelajaran tersebut?
2. Atau menolak mengantar paman? Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan
apa sebaiknya kita ambil?

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 40 10/28/2010 71630 PM


41

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 41 10/28/2010 71631 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
KEPUTUSAN YANG BAIK
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk sinonim.
Pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan pemikiran kritis
dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan keputusan merupakan
upaya pencapaian tujuan dengan menggunakan proses yang sistematis dalam memilih
pilihan-pilihan. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai dengan situasi masalah.

Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang


difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat digambarkan
42 sebagai kesenjangan diantara Apa yang ada dan apa yang seharusnya ada. Pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan yang efektif dapat dilakukan oleh individu yang
memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan diri dengan adanya bimbingan
dan role model di lingkungan kerjanya.

Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat
suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan pilihan-pilihan
yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang tepat.

Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan:


1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan
pada sistematika tertentu:
Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan
diambil.
Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia.
Falsafah yang dianut organisasi.
Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi
dan manajemen di dalam organisasi.
3. Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan
sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif
yang telah dianalisa secara matang.

Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal di atas, akan
menimbulkan berbagai masalah:
1. Tidak tepatnya keputusan.

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 42 10/28/2010 71631 PM


2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi
baik dari segi manusia, uang maupun material.
3. Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi antara
kepentingan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi tersebut.
4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan.

Sikap atau watak berfikir kritis dapat ditingkatkan dengan memantapkan secara positif
dan memotivasi lingkungan kerja. Kreatifitas penting untuk membangkitkan motivasi
secara individu sehingga mampu memberikan konsep baru dengan pendekatan inovatif
dalam memecahkan masalah atau isu secara fleksibel dan bebas berpikir. Keterbukaan
menerima kritik akan mengakibatkan hal positif seperti, semakin tajamnya kemampuan
analisa terhadap fakta dan data yang dihadapi dan meningkatkan kemampuan untuk
43
mengatasi kelemahan.

Bagaimana Membuat Suatu Keputusan Yang Baik?


Hidup manusia terdiri atas pilihan-pilihan. Kita harus memilih di antara pilihan-pilihan
tersebut. Inilah yang dinamakan KEPUTUSAN. Untuk mengambil keputusan yang baik,
seyogyanya untuk menggunakan pendekatan Triple-T: Tinjauan, Telaah dan Tindakan.

Tinjauan:
Mempelajari masalah atau persoalan atau kebutuhan mendeskak dengan sebaik-baiknya,
kemudian menyusun daftar pilihan-pilihan yang tersedia.

Telaah:
Menimbang-nimbang untung rugi masing-masing pilihan. Perlu dicatat bahwa hamir
tidak ada yang bebas risiko. Akan tetapi bisa dipilih yang paling berdayaguna (mudah
dilakukan), atau yang paling berhasil guna (hasilnya paling nyata) atau risikonya paling
kecil.

Tindakan:
Menentukan keputusan yang akan dipilih dan siap menerima resiko apapun. Mengambil
tindakan ini dilakukan setelah analisis selesai dilaksanakan.

Proses Triple-T ini adalah proses berkesinambungan. Artinya, setelah selesai suatu
tindakan dipustuskan dan kemudian dilaksanakan, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk
melakukan Tinjauan, Telaah dan Tindakan berikutnya. Demikian seterusnya, sampai
permasalahan tersebut benar-benar terpecahkan secara tuntas.

Bagaimana Hak dan Kewajiban Remaja Laki-laki dan Perempuan dalam


Pengambilan Keputusan?

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 43 10/28/2010 71631 PM


Pengambilan keputusan bukan monopoli orang laki-laki. Baik di masyarakat maupun
di dalam keluarga nantinya, perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
membuat keputusan yang baik. Berbagi pendapat dalam pengambilan keputusan antara
semua anggota kelompok atau keluarga merupakan cara penyelesaian masalah yang
baik.

Gaya Pengambilan Keputusan


Gaya pengambilan keputusan manajer, perawat/bidan umumnya sama dengan gaya
kepemimpinan yang digunakan oleh manajer tersebut diatas. Ada 7 variabel yang
berpengaruh dalam pengambilan keputusan untuk menyeleksi gaya yang paling cocok,
yaitu:
44
1. Pentingnya kualitas keputusan untuk keberhasilan institusi.
2. Derajat informasi yang dimiliki oleh manajer.
3. Derajat pada masalah yang terstruktur dalam organisasi.
4. Pentingnya komitmen bawahan dan keterampilan membuat keputusan.
5. Kemungkinan keputusan autokratik dapat diterima.
6. Komitmen bawahan yang kuat terhadap tujuan institusi.
7. Kemungkinan bawahan konflik dalam proses akhir pada keputusan final.

Metode autokratik hasilnya lebih cepat dalam pengambilan keputusan dan cocok untuk
situasi krisis atau ketika kelompok senang menerima tipe ini sebagai gaya keputusan.
Bagaimanapun anggota staf umumnya lebih mendukung pendekatan konsultatif dan
kelompok. Konflik dapat terjadi ketika masalah tidak terstruktur dibahas atau jika
manajer tidak mempunyai pengetahuan atau ketrampilan dalam proses pemecahan
masalah.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan


Banyak faktor yang berpengaruh kepada individu dan kelompok dalam pengambilan
keputusan, antara lain:

a. Faktor Internal
Faktor internal dari diri manajer sangat mempengaruhi proses pengambilan
keputusan. Faktor internal tersebut meliputi: keadaan emosional dan fisik, personal
karakteristik, kultural, sosial, latar belakang filosofi, pengalaman masa lalu, minat,
pengetahuan dan sikap pengambilan keputusan yang dimiliki.

b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal termasuk kondisi dan lingkungan waktu. Suatu nilai yang berpengaruh
pada semua aspek dalam pengambilan keputusan adalah pernyataan masalah,

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 44 10/28/2010 71631 PM


bagaimana evaluasi itu dapat dilaksanakan. Nilai ditentukan oleh kultur, sosial, latar
belakang, filosofi.

45

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 45 10/28/2010 71631 PM


SLIDE PRESENTASI

Pengertian Keputusan yang Baik


Pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap suatu
Keputusan yang Baik masalah dengan pengumpulan fakta-fakta
dan data, menentukan alternatif yang
matang untuk mengambil suatu tindakan
46 yang tepat.

Tujuan Pembelajaran Membuat Keputusan yang Baik


Tujuan Umum Tinjauan, mempelajari masalah atau persoalan atau
Setelah mempelajari materi ini, peserta kebutuhan mendesak dengan sebaik-baiknya, kemudian
menyusun daftar pilihan-pilihan yang tersedia.
mampu menjelaskan dan menyebutkan tentang
keputusan yang baik Telaah, menimbang-nimbang untung-rugi masing-
masing pilihan. Perlu dicatat bahwa hampir tidak ada
yang bebas risiko. Akan tetapi bisa dipilih yang paling
Tujuan Khusus berdayaguna (mudah dilakukan), atau yang paling
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat : berhasil guna (hasilnya paling nyata) atau risikonya
paling kecil.
Menjelaskan pengertian keputusan yang baik
Tindakan, menentukan keputusan yang akan dipilih dan
Menjelaskan pembuatan keputusan yang baik siap menerima risiko apapun. Mengambil tindakan ini
Menyebutkan kewajiban remaja laki-laki dan dilakukan setelah analisis selesai dilaksanakan.
perempuan dalam pengambilan keputusan

modul 3 Pengambilan Keputusan 3548.indd 46 10/28/2010 71632 PM


MODUL 4
Norma Sosial

modul 4.indd 1 10/28/2010 71914 PM


modul 4.indd 2 10/28/2010 71914 PM
MODUL
4
Norma Sosial
47

Norma sosial merupakan serangkaian peraturan yang disepakati bersama untuk


dipelihara, dijaga dan ditaati oleh semua anggota suatu masyarakat. Norma sosial
antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain berbeda sesuai dengan nilai-nilai
yang berkembang dalam tatanan lingkungan masyarakat.

Sanksi yang diberikan akibat dari pelanggaran norma sosial bisa berupa sanksi moral,
sosial sampai ke pidana sesuai dengan besar kecilnya bobot kesalahan dan sesuai
peraturan yang berlaku.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian norma sosial, kewajiban remaja terhadap norma sosial, tanggung jawab
dalam mentaati norma sosial dan konsekuensi seseorang melanggar norma sosial.

modul 4.indd 47 10/28/2010 71915 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu menjelaskan dan
menyebutkan tentang norma sosial.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi peserta mampu:

48 1. Menjelaskan pengertian norma sosial.


2. Menyebutkan kewajiban remaja terhadap norma sosial.
3. Menyebutkan tanggung jawab dalam mentaati norma sosial.
4. Menyebutkan risiko seseorang melanggar norma sosial.

1. Pengertian norma sosial.


2. Kewajiban remaja terhadap norma sosial.
3. Tanggung jawab dalam mentaati norma sosial.
4. Risiko seseorang melanggar norma sosial.

100 menit

1. Curah pendapat
2. Diskusi
3. Ceramah dan tanya jawab
4. Permainan Keranjang Norma Sosial

modul 4.indd 48 10/28/2010 71915 PM


1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Kertas metaplan
4. Laptop
5. Slide presentasi
6. LCD
49

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian Norma Sosial (15 menit)

Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta: Apakah peserta pernah mendengar kata norma sosial?
Kemudian lanjutkan dengan pertanyaan Apa yang diketahui tentang norma sosial?

Tuliskan kata kunci dari jawaban peserta dan rangkum pendapat peserta.

Langkah 2:

modul 4.indd 49 10/28/2010 71915 PM


Jelaskan pengertian Norma Sosial dengan menggunakan slide presentasi.

Sesi 3: Kewajiban dan Tanggung Jawab Remaja Terhadap Norma


Sosial (45 menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Pengertian norma sosial ini sangat perlu bagi remaja
tentang perilaku-perilaku yang berkaitan atau bertentangan dengan suatu norma sosial
sehingga para remaja memiliki perhatian terhadap norma sosial itu sendiri di lingkungan
komunitas dan masyarakat pada umumnya.

50 Sampaikan kepada peserta bahwa untuk memahami perilaku dan apa yang menjadi
kewajiban serta tanggung jawab remaja akan dilakukan kegiatan permainan Keranjang
Norma Sosial. Panduan permainan terlampir.

Langkah 2:
Tanyakan kepada peserta: Apa yang dapat dipelajari dari permainan keranjang norma
sosial?

Berikan beberapa peserta untuk menyampaikan pendapatnya.

Simpulkan dan bacakan pendapat peserta. Pendapat peserta tidak perlu ada
pembahasan.

Langkah 3:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Kita telah memahami perilaku-perilaku yang
bertentangan dengan kaidah agama, melanggar peraturan atau undang-undang yang
berlaku ataupun perilaku kurang disukai oleh orang tua atau dewasa.

Untuk itu, sebagai remaja seharusnya memberikan perhatian agar perilaku tersebut
tidak terjadi atau terhindar pada diri sendiri maupun pada remaja lainnya. Bentuknya
adalah adanya kewajiban dan tanggung jawab remaja terhadap norma sosial.

Sampaikan kepada peserta bahwa pada sesi ini, kita lanjutkan dengan kerja kelompok
untuk mencari apa saja yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab remaja terhadap
norma sosial.

Gunakan panduan kerja kelompok kewajiban dan tanggung jawab terlampir.

Langkah 4:
Tanyakan kepada peserta: Apa yang dapat dipelajari dari diskusi kelompok Kewajiban
dan Tanggung Jawab Remaja Terhadap Norma Sosial?

Berikan beberapa peserta untuk menyampaikan pendapatnya.

modul 4.indd 50 10/28/2010 71915 PM


Simpulkan dan bacakan pendapat peserta. Pendapat peserta tidak perlu ada
pembahasan.

Sesi 4: Risiko Seseorang Melanggar Norma Sosial (20 menit)

Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta: Jika saya tertarik pada istri/suami orang, apakah saya
melanggar norma sosial?

Pertanyaan selanjutnya: Jika saya melakukan hal tersebut (tertarik dan mengajak
pacaran) apa risikonya?
51
Gali bersama-sama risiko-risiko yang muncul sebagai akibat dari perilaku tertarik dengan
istri/suami orang.

Catat pada kertas metaplan dan bacakan ulang resiko yang akan terjadi.

Langkah 2:
Sampaikan bahwa apa yang kita lakukan terkait dengan melanggar norma sosial, maka
kita akan menerima sanksi, sanksi itu berupa sanksi sosial, agama, dan ataupun moral
oleh komunitas maupun masyarakat.

Jelaskan akibat dari pelanggaran norma sosial melalui slide presentasi.

Berikan kesempatan peserta untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan melanggar
norma sosial. Berikan jawaban yang singkat dan jelas.

Sesi 5: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan norma sosial?
Apa risiko remaja melanggar norma sosial?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Norma Sosial. Sarankan informasi
lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

modul 4.indd 51 10/28/2010 71915 PM


PANDUAN PERMAINAN
Nama Permainan : Keranjang Norma Sosial

Tujuan : Peserta memahami tentang perilaku-perilaku yang melanggar


norma sosial

Langkah-langkah Permainan

Langkah 1:
52 Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan melakukan kegiatan permainan untuk dapat
memahami dan menjelaskan perilaku-perilaku yang melanggar norma sosial.

Langkah 2:
Bagi peserta menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok dibagikan 6 lembar kertas
metaplan.

Tugas kelompok adalah:


Peserta mendiskusikan perbuatan/perilaku yang banyak dilakukan oleh remaja
yang melanggar norma-norma yang terkait dengan kaidah agama, undang-
undang/peraturan, dan orang tua/lingkungan.
Hasil diskusi ditulis dalam metaplan (2 perbuatan/perilaku untuk masing-masing
pelanggaran norma 3 aspek (bertentangan dengan kaidah agama, melanggar
undang-undang/peraturan, dan tidak disukai orang tua/lingkungan).
Minta peserta untuk menempel hasil diskusinya sesuai dengan tabel pada
flipchart yang dibuat kelompok seperti contoh di bawah ini.

BERTENTANGAN DG MELANGGAR UU / TIDAK DISUKAI


KAIDAH AGAMA PERATURAN ORTU/LINGKUNGAN

Langkah 3:
Minta wakil kelompok untuk membacakan hasil kerjanya. Berikan kesempatan kelompok
lain untuk menanggapi hasil kerja ketika masing-masing melakukan presentasi.

modul 4.indd 52 10/28/2010 71915 PM


Target dari presentasi dan diskusi adalah ada kesepakatan bahwa perilaku atau perbuatan
melanggar norma pada 3 aspek (bertentangan dengan kaidah agama, melanggar
undang-undang/peraturan, dan tidak disukai orang tua/lingkungan) tersebut disepakati
bersama.

Setelah ada kesepakatan bersama, kembali ke langkah pembelajaran modul.

53

modul 4.indd 53 10/28/2010 71916 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
NORMA SOSIAL

Apakah Norma Sosial Itu?


Norma sosial ialah serangkaian peraturan yang disepakati bersama untuk dipelihara,
dijaga dan ditaati oleh semua anggota masyarakat.

Norma bisa bersumber pada:


54 Agama.
Undang-undang atau peraturan negara.
Adat dan kebiasaan serta kesepakatan masyarakat.

(tunjukkan ke tiga keranjang/kotak dengan contoh-contoh perilaku yang ada di dalam


masing-masing keranjang/kotak).

Apa Kewajiban Terhadap Norma Sosial?


Setiap masyarakat di suatu wilayah, bisa memiliki adat dan kebiasaan yang berbeda,
oleh karenanya norma sosial bisa berbeda dari suatu masyarakat ke masyarakat lainnya.
Namun yang lebih penting ialah kemauan dan kesanggupan masyarakat untuk menjaga
dan melestarikan norma tersebut.

Hubungan lain jenis, apalagi yang terkait dalam hubungan seksual, merupakan hal yang
sangat diperhatikan dalam norma sosial, oleh karenanya remaja layak sangat memberi
perhatian terhadap norma tersebut. Kemuadian diusahakan agar jangan sampai
melanggar norma.

Seberapa Jauh Tanggung Jawab Remaja Baik Laki-laki dan Perempuan


dalam Mentaati Norma Sosial?
Semua anggota msayarakat, termasuk REMAJA, harus mentaati norma tersebut. Remaja
laki-laki dan perempuan memiliki kewajiban yang sama dalam mentaati norma sosial yang
ada. Taat terhadap norma berakibat pada penerimaan dan pujian masyarakat. Seseorang
akan DITERIMA dalam masyarakatnya hanya apabila ia mau dan mampu mengikuti norma
sosisl dalam masyarakat tersebut. Sedang pelanggaran norma menyebabkan PENOLAKAN,
dan pemberian hukuman dari masyarakat. Hukuman tersebut umumnya berupa hukuman
sosial termasuk pengucilan sosial.

Pengucilan sosial tidak menyakitkan secara fisik, namun sering kali orang yang
dikucilkan akan menunjukkan perilaku yang berkelanjutan dalam bentuk reaksi
sosial yang ekstrim sampai pada bentuk-bentuk perilaku asosial artinya sudah tidak

modul 4.indd 54 10/28/2010 71916 PM


memperhatikan masyarakat sama sekali, yang pada gilirannya akan merugikan orang
yang bersangkutan.

Apa Konsekuensi Seseorang Jika Melanggar Norma Sosial?


Bila norma yang dilanggar juga merupakan norma tertulis dalam bentuk Undang-Undang,
pelanggarnya diancam hukuman oleh Negara. Sedang apabila norma yang dilanggar
adalah juga kaidah agama, maka pelaku pelanggaran terkena sangsi agama. Sesuai
dengan agama masing-masing, baik sangsi dunia, maupun sangsi di akhirat kelak.

55

modul 4.indd 55 10/28/2010 71916 PM


SLIDE PRESENTASI

Norma Sosial
Norma sosial ialah serangkaian peraturan
yang disepakati bersama untuk dipelihara,
Norma Sosial dijaga dan ditaati oleh semua anggota
masyarakat.

56

Tujuan Pembelajaran Norma Sosial Bersumber


Tujuan Umum Agama
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu
menjelaskan dan menyebutkan tentang norma sosial Undang-undang

Peraturan pemerintah
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu: Adat dan kebiasaan
Menjelaskan pengertian norma sosial.
Menyebutkan kewajiban remaja terhadap norma sosial.
Kesepakatan masyarakat
Menyebutkan tanggung jawab dalam mentaati norma sosial.
Menyebutkan risiko seseorang melanggar norma sosial.

modul 4.indd 56 10/28/2010 71917 PM


MODUL 5
Perilaku Berisiko

modul 5.indd 1 10/28/2010 72044 PM


modul 5.indd 2 10/28/2010 72044 PM
MODUL
5
Perilaku Berisiko
57

Perilaku merupakan keseluruhan tindakan manusia yang didasari atas pengetahuan (atau
ketidak tahuan), sikap dan tindakan. Diantara berbagai perilaku, beberapa perilaku
dinyatakan berisiko, dalam arti apabila dilakukan akan berpeluang untuk menimbulkan
kerugian. Peluang tidak berarti bahwa pasti terjadi sekarang maupun dimasa yang akan
datang, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Kerugian dapat berupa
kerugian material, fisik, harga diri, rasa malu, kehilangan kesempatan, kehilangan masa
depan, dan seterusnya.

Pemahaman tentang perilaku berisiko kelompok dampingan bagi seorang PRS adalah
penting, karena PRS akan lebih efektif dalam melakukan pendampingan pada teman
sebaya. Mengetahui permasalahan perilaku yang sedang dihadapi oleh seseorang akan
lebih memudahkan dalam memberikan pilihan dukungan perubahan perilaku.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian perilaku berisiko, contoh-contoh perilaku berisiko dalam kaitannya dengan
perilaku berisiko terhadap penularan HIV dan peran remaja terkait dengan perilaku
berisiko.

modul 5.indd 57 10/28/2010 72044 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan dan menyebutkan
tentang perilaku berisiko.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta diharapkan mampu:

58 1. Menjelaskan pengertian perilaku berisiko.


2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku berisiko.
3. Menyebutkan peran remaja terkait dengan perilaku berisiko.

1. Pengertian perilaku berisiko


2. Contoh-contoh perilaku berisiko remaja terkait penularan HIV
3. Peran Remaja terkait dengan perilaku berisiko

90 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah dan tanya jawab
3. Diskusi kelompok
4. Pleno

modul 5.indd 58 10/28/2010 72045 PM


1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Laptop
4. Slide presentasi
5. LCD

59

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian Perilaku Berisiko (15 menit)

Langkah 1:
Awali dengan mengungkapkan pernyataan: Manusia adalah makluk sosial, yang
artinya mereka tidak bisa hidup sendiri. Dalam kehidupan sosialnya, manusia selalu
berinteraksi atau berperilaku dalam pergaulan dengan sesamanya untuk mencapai
tujuan hidupnya.

Kemudian tanyakan kepada peserta: Apa yang anda ketahui tentang perilaku?

modul 5.indd 59 10/28/2010 72045 PM


Langkah 2:
Berikan semua peserta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuannya.
Catat kata kunci jawaban peserta dalam kertas flipchart.

Langkah 3:
Lanjutkan dengan mengungkapkan pernyataan: Setiap perilaku yang dilakukan manusia
pasti akan mendatangkan hasil ataupun risiko.

Kemudian tanyakan kembali kepada peserta: Apa yang dimaksud dengan berisiko?

60 Langkah 4:
Berikan kembali peserta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan pemahaman yang
dimiliki. Catat kata kunci jawaban peserta dalam kertas flipchart.

Langkah 5:
Rangkum jawaban peserta menjadi sebuah pengertian tentang perilaku berisiko dengan
menggunakan media slide presentasi, tegaskan tentang pengertian perilaku berisiko.

Sesi 3: Perilaku Berisiko Remaja Terkait Penularan HIV (35 menit)

Langkah 1:
Ajak peserta untuk memahami lebih lanjut tentang perilaku berisiko remaja terkait
dengan penularan HIV dan AIDS.

Beritahukan kepada peserta bahwa akan dilakukan kerja kelompok. Panduan kerja
kelompok terlampir.

Langkah 2:
Lakukan penegasan topik dengan menayangkan slide presentasi.

Sesi 4: Peran Remaja Terkait Perilaku Berisiko (20 menit)

Langkah 1:
Awali sesi dengan mengungkapkan pernyataan: Tadi bersama-sama kita sudah belajar
tentang perilaku berisiko remaja terkait HIV serta dampak yang ditimbulkan terkait
perilaku berisiko.

Lanjutkan dengan melemparkan pertanyaan kepada peserta: Apa peran anda/remaja


terkait dengan perilaku berisiko?

modul 5.indd 60 10/28/2010 72045 PM


Langkah 2:
Berikan kesempatan kepada setiap peserta untuk menyampaikan pendapatnya. Catat
kata kunci setiap jawaban dari peserta

Langkah 3:
Dengan menggunakan kunci jawaban peserta, rangkum menjadi sebuah peranan remaja
terkait perilaku berisiko.

Langkah 4:
Lakukan penegasan topik dengan menayangkan slide presentasi. 61

Sesi 5: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan perilaku berisiko?
Apa saja peran remaja terkait dengan perilaku berisiko?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Perilaku Berisiko. Sarankan informasi
lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai

modul 5.indd 61 10/28/2010 72045 PM


PANDUAN KERJA KELOMPOK

Nama panduan : Menggali perilaku berisiko

Tujuan : Mengetahui perilaku-perilaku berisiko terhadap penularan HIV

Langkah-langkah Kerja Kelompok

Langkah 1:
62 Bagilah peserta menjadi empat kelompok, bisa dilakukan dengan menghitung peserta
atau dengan melakukan permainan untuk membentuk kelompok.

Langkah 2:
Setelah peserta membentuk kelompok, sampaikan aturan main:
Bagikan 1 kertas flipchart dan spidol kepada masing-masing kelompok.
Instruksikan peserta di masing-masing kelompok untuk menjawab pertanyaan
dan mendiskusikan.

Pertanyaan: Perilaku apa saja yang berisiko tertular HIV dan AIDS? dan berikan
alasannya?

Sampaikan kepada peserta bahwa waktu untuk mendiskusikan pertanyaan adalah 10


menit.

Instruksikan kepada peserta untuk menunjuk satu orang dari kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Langkah 3:
Setelah peserta menyelesaikan pekerjaannya, instruksikan mereka untuk menempel
hasil pekerjaannya di depan kelas, dan kemudian dipresentasikan.

Peserta dari kelompok lain diminta untuk memperhatikan dan menyampaikan pendapat
atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi.

Lanjutkan sampai semua kelompok mendapat giliran untuk mempresentasikan hasil


kerjanya.

Langkah 4:
Rangkum hasil diskusi terkait dengan perilaku berisiko remaja terkait penularan HIV.

Langkah 5:
Lanjut ke langkah modul pembelajaran

modul 5.indd 62 10/28/2010 72045 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
PERILAKU BERISIKO

Apa Yang Dimaksud Dengan Perilaku dan Perilaku Berisiko?


Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena dalam menjalankan kehidupannya
manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam melakukan interaksi
sosial, manusia berperilaku untuk dapat mencapai tujuan hidupnya.

Setiap perilaku yang dilakukan oleh manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya 63
dalam masyarakat berdasarkan pengetahuan, sikap dan tidakannya. Perilaku adalah
keseluruhan tindakan manusia yang didasari atas pengetahuan (ketidaktahuan), sikap
dan tindakan.

Diantara berbagai perilaku yang dilakukan oleh manusia dinyatakan berisiko, dalam arti
apabila dilakukan akan berpeluang menimbulkan kerugian. Peluang tidak berarti bahwa
pasti terjadi, sekarang atau dimasa mendatang. Terhadap diri sendiri maupun orang
lain. Kerugian dapat berupa kerugian materiil, fisik, harga diri, kehilangan kesempatan,
kehilangan masa depan, dan seterusnya.

Apa Saja Perilaku Berisiko Remaja Terkait Penularan HIV?


Beberapa perilaku yang dilakukan oleh setiap orang/remaja dapat berisiko terhadap
penularan HIV. Perilaku penggunaan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian
terutama pada pengguna narkoba suntik, hubungan seksual yang tidak menggunakan
pengaman serta berganti-ganti pasangan.

Hubungan seksual yang dimaksud baik adalah vaginal, anal dan oral. Hal ini dapat
merugikan kedua belah pihak yang melakukan perilaku seksual. Selain perilaku tersebut
bermuara pada penularan HIV, perilaku tersebut yang apabila dilakukan oleh remaja,
akan bisa berdampak pada hancurnya masa depan remaja serta masalah kesehatan
reproduksi.

Kondom sebagai suatu alat yang digunakan untuk membatasi pertemuan antara sperma
dengan sel telur, dapat digunakan sebagai alat untuk mencegah penularan HIV lewat
hubungan seksual. Tetapi para remaja diharapkan untuk dapat sedini mungkin untuk
menghindari perilaku berisiko.

Apa Peran Remaja Terhadap Perilaku Berisiko?


Setiap orang dapat melakukan perilaku berisiko, namun dengan pengetahuan remaja
dapat menghindari perilaku yang berisiko. Remaja adalah tulang punggung penerus
generasi bangsa, oleh sebab itu remaja harus dapat menghindari perilaku berisiko.

modul 5.indd 63 10/28/2010 72045 PM


Setiap remaja dapat berperan untuk menghindari perilaku berisiko dengan mengisi
masa remajanya dengan hal-hal yang positif untuk dapat mencapai cita-citanya dimasa
mendatang.

64

modul 5.indd 64 10/28/2010 72046 PM


SLIDE PRESENTASI

Pengertian Perilaku Berisiko

Perilaku adalah keseluruhan tindakan manusia


yang didasari atas pengetahuan
Perilaku Berisiko (ketidaktahuan), sikap dan tindakan.
Berisiko adalah apabila dilakukan akan
berpeluang menimbulkan kerugian. Peluang
tidak berarti bahwa pasti terjadi, sekarang
atau dimasa mendatang. Terhadap diri sendiri 65
maupun orang lain. Kerugian dapat berupa
kerugian materiil, fisik, harga diri, kehilangan
kesempatan, kehilangan masa depan, dan
seterusnya.

Perilaku Berisiko Terkait Penularan


Tujuan Pembelajaran HIV
Tujuan Umum Berbagi jarum suntik tidak steril
Setelah mempelajari materi ini, peserta (pengguna Narkoba suntik)
memahami dan dapat menjelaskan tentang
perilaku berisiko Hubungan seksual diluar nikah tanpa
menggunakan kondom dan berganti-ganti
Tujuan Khusus pasangan (baik vaginal, oral maupun
Setelah mempelajari materi peserta mampu: anal)
Menjelaskan pengertian perilaku berisiko.
Menyebutkan contoh-contoh perilaku berisiko. Mendapatkan transfusi darah yang tanpa
Menyebutkan peran remaja terkait dengan perilaku melalui proses screening.
berisiko.

Pengertian Perilaku Berisiko Peran Remaja


Keseluruhan tindakan manusia yang Melakukan kegiatan yang positif (di
didasari atas pengetahuan (ketidaktahuan), sekolah maupun luar sekolah)
sikap dan tindakan, apabila dilakukan akan Mengarahkan teman agar tidak
berpeluang menimbulkan kerugian melakukan perilaku berisiko
Jangan mudah percaya dengan ajakan
teman (sebelum tahu maksudnya)
Mendekatkan diri kepada Tuhan

modul 5.indd 65 10/28/2010 72047 PM


66

modul 5.indd 66 10/28/2010 72047 PM


MODUL 6
Seks dan Gender

modul 6.indd 1 10/28/2010 72210 PM


modul 6.indd 2 10/28/2010 72210 PM
MODUL
6
Seks dan Gender
67

Sampai sejauh ini gender masih menjadi bagian dari beragam isu populer yang perlu
disampaikan ke masyarakat. Mengingat masih sering ditemukan fakta pembedaan dan
kesenjangan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab serta kedudukan antara laki-laki
dengan perempuan, baik secara langsung maupun tidak. Pembedaan dan kesenjangan ini
bisa menjadi pemicu konflik bila dalam penerapannya menimbulkan ketidakadilan atau
ketimpangan antara perempuan dan laki-laki.

Beberapa faktor sebagai sumber konflik gender antara lain: masih belum dipahaminya
perbedaan jenis kelamin dengan gender; pembagian peran laki-laki dan perempuan
masih diorientasikan dengan jenis kelamin (physical sex); dan masih sulitnya perempuan
maupun laki-laki mengidentifikasi kebutuhan praktis dan strategis terkait gender.

Demikian sehingga perlu memberikan pemahaman tentang seks dan gender di masyarakat,
khususnya dalam menstabilkan keseimbangan peran perempuan dan laki-laki dalam
kehidupan sosial diluar fungsi kodratnya.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian seks dan gender, peran gender, ketidadilan gender, kebutuhan praktis dan
strategis gender, dan orientasi seks.

modul 6.indd 67 10/28/2010 72210 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan dan menyebutkan
tentang seks dan gender.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu:

68 1. Menjelaskan pengertian seks dan gender.


2. Menyebutkan peran gender.
3. Menjelaskan ketidakadilan gender.
4. Menyebutkan kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis gender.
5. Menjelaskan orientasi seks.

1. Pengertian seks dan gender.


2. Peran gender.
3. Ketidakadilan gender.
4. Kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis gender.
5. Orientasi seks.

175 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah dan tanya jawab
3. Kerja kelompok
4. Permainan

modul 6.indd 68 10/28/2010 72210 PM


1. Kertas metaplan
2. Kertas flipchart
3. Spidol
4. Slide powerpoint
5. Lembar studi kasus
6. Solatif kertas
7. Kalung peran
69

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian Seks Dan Gender (25 menit)

Langkah 1:
Siapkan dua kertas flipchart, tulis kata GENDER pada satu flipchart dan kata SEKS
di kertas flipchart yang satu lagi, gunakan ukuran huruf yang besar sehingga semua
peserta dapat melihat dan membaca dengan jelas dan terang.

modul 6.indd 69 10/28/2010 72211 PM


Tempelkan dua kertas flipchart tersebut dengan berdampingan di papan atau whiteboard
depan kelas.

Langkah 2:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Akhir-akhir ini, gender menjadi isu penting dan
istilah yang seringkali diperbincangkan. Namun dari pengamatan ternyata masih banyak
terjadi kesalahpahaman tentang apa yang dimaksud denga seks dan gender.

Tunjuk kertas flipchart yang berisikan kata SEKS, tanyakan kepada peserta: Apakah
pernah mendengar kata seks? Apa yang diketahui tentang seks?

Minta beberapa peserta untuk menjawab pertanyaan tersebut.


70
Simpulkan pendapat peserta dan tuliskan pada di kertas flipchart kata SEKS.

Langkah 3:
Tunjuk flipchart yang berisikan kata GENDER, tanyakan kepada peserta: Apakah
pernah mendengar kata gender? Apa yang diketahui tentang gender?

Minta beberapa peserta untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Simpulkan pendapat peserta dan tuliskan di flipchart kata GENDER.

Langkah 4:
Sampaikan kepada peserta bahwa kita telah mendapatkan kesimpulan dari hal yang
anda ketahui tentang gender dan seks.

Tayangkan dan jelaskan tentang pengertian gender dan seks melalui slide presentasi.

Arahkan peserta kedalam perbedaan seks dan gender dengan memberikan beberapa
stigma dan karakteristik yang berlawanan antara laki-laki dan perempuan sehingga akan
terlihat adanya perbedaan antara seks dan gender.

Sesi 3: Peran Gender (40 menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Perbedaan jenis kelamin melahirkan perbedaan
perbedaan gender termasuk perbedaan peran, sehingga muncullah istilah apa yang
disebut sebagai peran kodrati dan peran gender.

Sampaikan kepada peserta bahwa: Banyak sekali peran yang kita mainkan setiap
harinya. Dapatkah peserta mengingat peran apa saja yang telah dimainkan?

Ajak peserta untuk mengingat peran apa saja yang telah dilakukan dari mulai bangun
tidur sampai saat ini.

modul 6.indd 70 10/28/2010 72211 PM


Untuk memudahkan kegiatan ini, bagikan setiap orang 4 lembar kertas metaplan dan
menuliskan satu peran untuk satu kertas metaplan .

Langkah 2:
Minta kepada peserta laki-laki menempel kertas metaplan di kertas flipchart Peran
Laki-Laki dan perempuan menempel kertas metaplan di kertas flipchart Peran
Perempuan.

Langkah 3:
Bahas dan diskusikan dengan peserta mengenai hasil kerja penempelan metaplan peran,
dengan cara:
71
Membandingkan antara peran pada kertas flipchart laki-laki dengan peran pada
kertas flipchart perempuan. Apakah ada pernyataan peran di kedua kertas
flipchart yang bermakna sama?
Tanyakan pada peserta, Apa yang menyebabkan persamaan dan perbedaan
peran-peran di atas (laki-laki dan perempuan)?

Langkah 4:
Sampaikan kepada peserta bahwa pada langkah sebelumnya kita telah mendapatkan
gambaran tentang peran, dan selanjutnya untuk memahami lebih mendalam tentang
peran terkait dengan gender maka dilakukan permainan Kalung Peran. Panduan
permainan terlampir.

Langkah 5:
Minta semua peserta bernyanyi bersama dan kemudian bertepuk tangan untuk
menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan tugas dengan baik.

Ajak peserta untuk bersama-sama membuat kesimpulan, dengan menanyakan: Apa


yang dimaksud dengan peran kondrati dan peran gender?

Tanyakan kepada peserta: Pelajaran apa yang telah didapatkan dari permainan tersebut
dikaitkan dengan peran gender?

Catat kata kunci jawaban peserta, rangkum dan bacakan menjadi gambaran tentang
peran gender.

Sesi 4: Ketidakadilan Gender (30 menit)

Langkah 1:
Awali dengan mengajak peserta untuk mengingat sesi sebelumnya, tentang isu peran
gender dengan cara memberikan beberapa pertanyaan pemanasan kepada peserta:
Apa itu peran gender?

modul 6.indd 71 10/28/2010 72211 PM


Mengapa perbedaan gender menjadi salah satu isu yang penting untuk
diperjuangkan?

Langkah 2:
Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan membahas ketidakadilan gender dan untuk
ini akan dilakukan kegiatan kerja kelompok Ketidakadilan Gender. Panduan kegiatan
kerja kelompok terlampir.

Langkah 3:
Tayangkan dan jelaskan melalui slide presentasi tentang ketidakadilan gender. Berikan
kesempatan peserta untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan ketidakadilan
72 gender.

Jawab pertanyaan peserta dengan singkat dan jelas.

Sesi 5: Kebutuhan Praktis Dan Kebutuhan Strategis Gender (40


menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Satu hal yang penting mendasari pemikiran
perencanaan perspektif gender adalah dengan memberikan perhatian pada kenyataan
bahwa laki-laki dan perempuan tidak hanya memainkan peran yang berbeda di dalam
keluarga dan masyarakat, dengan perbedaan tingkat kontrol terhadap sumber-sumber,
dan seringkali membutuhkan yang berbeda, yang kemudian dikenal sebagai kebutuhan
praktis gender.

Sampaikan kepada peserta bahwa kebutuhan praktis gender akan kita pahami bersama
melalui kegiatan kerja kelompok. Gunakan panduan kerja kelompok Kebutuhan Praktis
Gender. Panduan kegiatan kerja kelompok terlampir.

Langkah 2:
Minta semua peserta bernyanyi bersama dan kemudian bertepuk tangan untuk
menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan tugas dengan baik.

Berikan pemahaman kembali mengenai kebutuhan praktis dan strategis melalui


penayangan slide presentasi.

Sesi 6: Orientasi Seks (20 menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa kalau kita membicarakan tentang seks akan menyentuh
tentang orientasi seks. Orientasi seks bukan suatu yang dikaitkan dengan hal-hal yang

modul 6.indd 72 10/28/2010 72211 PM


sifatnya kodrati seperti halnya dengan SEKS itu sendiri.

Tanyakan kepada peserta: Siapa yang pernah mendengar kata orientasi seks? Apa yang
diketahui tentang orientasi seks?

Minta beberapa orang peserta mengungkapkan pendapatnya tentang hal yang diketahui
tentang orientasi seks. Simpulkan pendapat peserta menjadi pengertian orientasi seks.

Langkah 2:
Jelaskan pengertian orientasi seks yang sesungguhnya melalui slide presentasi. Berikan
kesempatan peserta untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan orientasi seks.

Jawab pertanyaan peserta dengan singkat dan jelas. 73

Sesi 7: Rangkuman Dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa itu Gender, seks dan perempuan?
Apa saja yang anda ketahui tentang peran gender?
Apa saja yang anda ketahui tentang ketidakadilan gender?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Seks dan Gender. Sarankan informasi
lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

modul 6.indd 73 10/28/2010 72211 PM


PANDUAN KERJA KELOMPOK
Nama panduan : Ketidakadilan Gender

Tujuan : Melalui kerja kelompok ini, peserta dapat menjelaskan tentang


ketidakadilan gender.

Langkah-Langkah Kerja Kelompok

Langkah 1:
74 Bagi peserta menjadi 3 kelompok. Kelompok I; II; dan III. Setiap kelompok diberikan 1
lembar kertas flipchart dan spidol.

Langkah 2:
Berikan tugas pada setiap kelompok untuk mendiskusikan dan menuliskan hasil diskusinya
pada kertas flipchart.

Kelompok I mendiskusikan tentang:


Apa yang dimaksud dengan ketidakadilan gender?
Apa saja bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang pernah dialami, diarasakan,
dilihat, dibaca, maupun ditemukan dalam kehidupan sehari-hari?

Kelompok II mendiskusikan tentang:


Apa yang dimaksud dengan ketidakadilan gender?
Hal-hal apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya ketidakadilan gender?

Kelompok III mendiskusikan tentang:


Apa yang dimaksud dengan ketidakadilan gender?
Bagaimana menyikapi adanya ketidakadilan gender?

Langkah 3:
Berikan kesempatan kepada setiap wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya. Secara bergiliran, presentasi dimulai dari kelompok I hingga kelompok III.

Setiap presentasi dibatasi waktunya maksimal 5 menit. Setiap akhir presentasi oleh
masing-masing kelompok, didiskusikan dengan peserta lainnya.

Langkah 4:
Simpulkan seluruh hasil kerja kelompok yang dapat menggambarkan ketidakadilan
gender.

Lanjut ke langkah pembelajaran modul

modul 6.indd 74 10/28/2010 72211 PM


PANDUAN PERMAINAN
Nama permainan : Kalung Peran

Tujuan : Melalui kegiatan permainan ini, peserta dapat menyebutkan peran


gender.

Langkah-Langkah Permainan

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan melakukan aktivtas permainan Kalung 75
Peran.

Sediakan 10 KALUNG KARTU PERAN masing-masing memuat isu sebagai berikut:


MELAHIRKAN
MENYUSUI
MENAFKAHI
MELINDUNGI KELUARGA
MEMBUAHI SEL TELUR
MENERIMA WARISAN
MEMIMPIN RUMAH TANGGA
MENIMANG BAYI
MEMASAK
MENGHAMILI

Langkah 2:
Minta 10 peserta secara sukarela maju ke depan kelas. Secara acak, kalungkan 10
KALUNG KARTU PERAN ke 10 peserta.

Instruksikan kepada 10 peserta yang maju ke depan untuk berkelompok, sesuai dengan
instruksi sebagai berikut:
Sisi kiri bila merasa kalungnya adalah peran perempuan, dan
Sisi kanan bila merasa kalungnya adalah peran laki-laki.

Intruksikan kepada peserta untuk melakukan pengamatan terhadap hasil pengelompokan


diri yang dilakukan, dan dipersilahkan untuk berkomentar.

Cermati, apakah ada sukarelawan yang masih binggung menentukan tempat berkumpul.
Biarkan situasi ini berlangsung dalam prosesnya.

Langkah 3:
Tanyakan kepada sukarelawan: Mengapa berada di sisi kiri? Mengapa berada di sisi

modul 6.indd 75 10/28/2010 72211 PM


kanan? Mengapa ada yang binggung, tidak ke kiri juga tidak ke kanan?

Tanyakan kepada peserta: Manakah diantara peserta yang bisa berpindah-pindah


tempat, ke kanan dan ke kiri?

Tanyakan kepada peserta: Mengapa ada sukarelawan yang bisa berpindah-pindah


tempat dan mengapa ada yang tidak bisa berpindah tempat?

Lakukan klarifikasi sebagai berikut:


Peran yang bisa berpindah tempat menunjukan sebuah PERAN GENDER.
Peran yang tetap pada posisinya merupakan PERAN SEKS yang KODRATI.

76 Langkah 4:
Instruksikan untuk melepas Kalung Peran dan persilahkan kembali ke tempat semula.

Lanjut ke langkah pembelajaran modul.

modul 6.indd 76 10/28/2010 72211 PM


SLIDE PRESENTASI

Pengertian SEKS dan GENDER


Seks/kodrat adalah jenis kelamin yang
terdiri dari perempuan dan laki-laki yang
GENDER DAN SEKS telah ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena
itu tidak dapat ditukar atau diubah.
Ketentuan ini berlaku sejak dahulu kala, 77
sekarang dan berlaku selamanya.
Seksadalah perbedaan jenis kelamin
secara biologis

Tujuan Pembelajaran Peran Gender


Tujuan Umum Peran Gender adalah perilaku yang dipelajari di
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat dalam suatu masyarakat/komunitas yang
menjelaskan dan menyebutkan tentang gender
dikondisikan bahwa kegiatan, tugas-tugas atau
Tujuan Khusus tanggung jawab patut diterima baik oleh laki-laki
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu: maupun perempuan
Menjelaskan pengertian seks dan gender.
Menyebutkan peran gender.
Menjelaskan ketidakadilan gender. Harapan masyarakat terhadap diri seseorang
Menyebutkan kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis berdasarkan pada jenis kelaminnya
gender.
Menjelaskan orientasi seks.

Pengertian SEKS Dan GENDER Ketidakadilan Gender


Secara umum, pengertian Gender adalah Marginalisasi
perbedaan yang tampak antara laki-laki dan
perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah Subordinasi
laku.
Pelabelan/Citra Baku/ Stereotype
Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan
bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, Beban Ganda/ Double Burden
berupaya membuat perbedaan (distinction)
Tindak Kekerasan/ Violence
dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan
perempuan yang berkembang dalam
masyarakat.

modul 6.indd 77 10/28/2010 72213 PM


SLIDE PRESENTASI

Pembedaan Sifat, Fungsi, Ruang, dan


Peran Gender
Orientasi Seksual
Homoseksual: adalah gay, waria, lesbian.
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Heteroseksual.
SIFAT Maskulin Feminin
Biseksual.

78 FUNGSI Produksi Reproduksi

TANGGUNG JAWAB Nafkah utama Nafkah tambahan

RUANG LINGKUP Publik Domestik

Orientasi Sekas
Ketertarikan secara seksual dan emosional
terhadap jenis kelamin tertentu.

Disebutkan bahwa ketertarikan yang ada adalah


kombinasi antara ketertarikan secara emosional
dan ketertarikan secara seksual secara
bersamaan yang dimiliki oleh seseorang.

Orientasi seksual tidak bisa dilihat hanya dari ciri


atau penampilan fisiknya saja

modul 6.indd 78 10/28/2010 72214 PM


MODUL 7
Alat dan Fungsi Reproduksi

modul 7.indd 1 10/28/2010 71342 PM


modul 7.indd 2 10/28/2010 71342 PM
MODUL
7
Alat dan Fungsi Reproduksi
79

Salah satu hal yang penting dalam kesehatan reproduksi adalah memahami organ dan
fungsi reproduksi. Reproduksi adalah proses melanjutkan keturunan pada manusia.

Pemahaman yang diketahui terkait denga+n organ reproduksi oleh peers adalah sebatas
bagian luarnya bahkan fungsi suatu organ seksual sering tidak dipahami dan diabaikan
saja. Begitu juga pemeliharaan organ hanya terjadi pada bagian luar saja . Sering ditemui
bahwa peers menjadikan dirinya sadar dan perhatian terhadap organ reproduksinya jika
telah mengalami masalah.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian organ reproduksi, fungsi organ reproduksi laki-laki dan perempuan, faktor
penyebab kerusakan organ reproduksi dan memelihara organ reproduksi.

modul 7.indd 79 10/28/2010 71343 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari matieri ini, peserta dapat menjelaskan dan menyebutkan
tentang organ reproduksi laki-laki dan perempuan.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:

80
1. memahami pengertian organ reproduksi .
2. menyebutkan nama-nama organ reproduksi laki-laki dan perempuan .
3. Menyebutkan fungsi organ reproduksi laki-laki dan perempuan
4. Memahami proses kehamilan pada perempuan

1. Pengertian organ reproduksi.


2. Nama-nama organ reproduksi laki-laki dan perempuan.
3. Fungsi organ reproduksi laki-laki dan perempuan.
4. Proses kehamilan pada perempuan.

90 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab

modul 7.indd 80 10/28/2010 71343 PM


1. Kertas metaplan
2. Kertas flipchart
3. Spidol
4. Slide presentasi
5. Lembar studi kasus
6. Solatif kertas
81

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian dan Nama-nama Alat Organ Reproduksi (25


menit)

Langkah 1:
Bagikan kartu NAMA ALAT REPRODUKSI yang telah dituliskan nama-nama dari alat
organ reproduksi dan pastikan setiap orang telah memegang kartu tersebut.

Mintalah setiap peserta membacakan kartu yang yang dipegangnya dengan keras.

modul 7.indd 81 10/28/2010 71343 PM


Tanyakan kepada peserta: Apakah ada dari kata tersebut yang baru dikenal? Kalau ya,
yang mana saja kata-kata tersebut ?

Langkah 2:
Katakan bahwa yang anda bacakan adalah nama alat-alat organ reproduksi pada laki laki
dan perempuan.

Ajak peserta untuk memisahkan antara nama alat-alat organ reproduksi laki-laki dan
perempuan pada dua lembar kertas flipchart.

Langkah 3:
82 Tanyakan kepada peserta: Setelah anda mengetahui nama alat-alat organ reproduksi
tersebut, apakah pengertian dari organ reproduksi?

Catat jawaban peserta di lembar kertas flipchart. Rangkum dan bacakan kata kunci dari
pendapat peserta sebagai pengertian organ reproduksi.

Langkah 4:
Tayangkan dan jelaskan pengertian organ reproduksi.

Sesi 3: Fungsi Organ Reproduksi Laki-Laki dan Perempuan (35


menit)

Langkah 1:
Pasanglah 2 gambar penampang alat reproduksi laki-laki dan perempuan di depan kelas,
dan katakan Mari kita amati dari bagian-bagian dari alat reproduksi kita.

Bacakan nama dan tunjukkan tempat masing-masing nama dari alat-alat organ reproduksi
laki-laki dan perempuan.

Langkah 2:
Katakan bahwa: Seluruh alat organ satu dengan yang lain merupakan satu sistem
reproduksi dengan memiliki fungsi tersendiri.

Tanyakan kepada peserta Apakah ada yang mengethui dari salah fungsi alat organ
reproduksi?

Berikan kesempatan untuk menjawab dan tidak perlu ada pembahasan.

Langkah 3:
Tayangkan dan jelaskan fungsi alat organ reproduksi laki-laki dan perempuan. Berikan
kesempatan setiap peserta untuk bertanya terkait dengan fungsi organ reproduksi laki-

modul 7.indd 82 10/28/2010 71343 PM


laki dan perempuan. Jawab dengan singkat dan jelas

Sesi 4: Proses Kehamilan Pada Perempuan (20 menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa Remaja perempuan yang telah menstruasi, berarti
telah mampu bereproduksi, yang kemudian sering disebut dengan kejadian kehamilan.

Tanyakan kepada peserta Apa yang anda ketahui tentang proses kehamilan? Jika
ada peserta yang mengetahui, minta menjelaskan proses kehamilan menurut apa yang
diketahuinya.
83
Pendapat peserta yang menyampaikan proses kehamilan tidak perlu ada pembahasan.

Langkah 2:
Jelaskan proses kehamilan melalui slide presentasi. Berikan kesempatan peserta
bertanya terkait dengan proses kehamilan. Berikan jawaban yang singkat dan jelas.

Sesi 5: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan organ reproduksi?
Sebutkan nama-nama organ reproduksi perempuan?
Bagaimana proses kehamilan pada perempuan?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Alat dan Fungsi Reproduksi. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

modul 7.indd 83 10/28/2010 71343 PM


ALAT PERAGA

Gambar Organ Reproduksi Laki-laki

84

Gambar Organ Reproduksi Perempuan

modul 7.indd 84 10/28/2010 71345 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
ALAT DAN FUNGSI REPRODUKSI
Reproduksi merupakan kemampuan seseorang yang berfungsi untuk berketurunan sebagai
bagian dari upaya pelestarian kehidupan manusia sesuai dengan kehendak Tuhan Yang
Maha Kuasa. Untuk tujuan mulia itu manusia diberi alatalat reproduksi.

Alat dan Fungsi Reproduksi Perempuan

Bagian luar: 85

1. Bibir luar/labia majora.


2. Bibir dalam/labia minora.
3. Kelentit (clitoris) yang sangat peka karena banyak syaraf, ini merupakan bagian
yang paling sensitive dalam meneriman rangsangan seksual.
4. Lubang kemaluan (lubang vagina) terletak antara lubang kencing dan anus
(dubur).
5. Rambut kemaluan yang tumbuhnya saat perempuan memasuki usia pubertas.

Bagian dalam:

1. Vagina (liang kemaluan/liang senggama), bersifat elastis dan dapat membesar serta
memanjang sesuai kebutuhan fungsinya sebagai organ baik saat berhubungan seks,
jalan keluarnya bayi saat melahirkan atau saluran keluarnya darah saat haid.
2. Mulut rahim (cervix), saat berhubungan seks, sperma yang dikeluarkan penis laki-
laki di dalam vagina akan masuk ke dalam mulut rahim hingga bertemu sel telur
perempuan.
3. Rahim (uterus) adalah tempat rumbuhnya janin hingga dilahirkan. Rahim dapat
membesar dan mengecil sesuai kebutuhan (hamil dan setelah melahirkan).
4. Dua buah saluran telur (tuba fallopi) yang terletak disebelah kanan dan kiri
rahim. Sel telur yang sudah matang atau yang sudah dibuahi akan disalurkan ke
dalam rahim melalu saluran ini.
5. Dua buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri. Ketika seorang perempuan lahir,
ia sudah memiliki ovarium yang mempunyai sekitar setengah juta ova (cikal bakal
telur). Tiap ova punya kemungkinan untuk bekembang menjadi telur matang.
Dari sekian banyak ova, hanya sekitar 400 saja yang berhasil berkembang menjadi
telur semasa usia produktif perempuan.

Alat dan Fungsi Reproduksi Laki-Laki

modul 7.indd 85 10/28/2010 71345 PM


Bagian Luar:

1. Zakar atau penis. Berbentuk bulat memanjang dan memiliki ujung berbentuk
seperti helm disebut Glans. Ujung penis ini dipenuhi serabut syaraf yang peka.
Penis tidak memiliki tulang, hanya daging yang dipenuhi dengan pembuluh darah.
Penis dapat menegang yang disebut ereksi. Ereksi terjadi karena rangsangan yang
membuat darah dalam jumlah besar mengalir dan memenuhi pembuluh darah
yang ada di dalam penis, dan membuat penis menjadi besar, tegang dan keras.
2. Buah zakar atau testis. Jumlahnya dua berbentuk bulat lonjong dan menggantung
pada pangkal penis. Testis inilah yang menghasilkan sel kelamin pria (sperma).

Bagian Dalam:
86
1. Saluran zakar atau uretra. Berfungsi untuk mengeluarkan air mani dan air seni.
2. Kantong pelir atau skrotum, yaitu lapisan kulit yang agak berkerut membentuk
kantong yang menggelantung di belakang penis. Skrotum gunanya untuk
mengontrol suhu dari testis, yaitu 6 derajat celcius lebih rendah dari suhu bagian
tubuh lainnya agar testis dapat berfungsi menghasilkan sperma.
3. Epididimis, yaitu tempat pematangan sperma sesudah dibentuk dalam testis
4. Saluran sperma atau vas deferens. Saluran sperma dari testis menuju seminal
vasicle.
5. Seminal Vesicle, yang berguna untuk memproduksi semacam gula. Ini berguna
sebagai sumber kekuatan untuk sperma agar dapat bertahan hidup dan berenang
mencari telur di dalam alat reproduksi perempuan. Pada saat ejakulasi seminal
vesicle mengalirkan gula tersebut ke vas deferens.
6. Kelenjar prostat, yang menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk
menghidupi sperma.
7. Bladder (kandung kencing), tempat terkumpulnya air seni yang nantinya disalurkan
ke uretra ketika buang air kecil.

Proses Kehamilan Pada Perempuan


Remaja perempuan yang telah menstruasi, berarti telah mampu berproduksi. Pada
saat senggama, walau hanya satu laki-laki memasukkan sperma ke saluran reproduksi
perempuan melalui rahim terus ke tuba fallopi. Bila dalam tuba fallopi ada ovum, maka
sebuah spermatozoa bergabung dengan ovum tersebut terjadilah pembuahan membentuk
zigot satu sel. Zigot akan berjalan ke arah rahim sambil membelah terus menerus. Setiba
di rahim kurang lebih satu minggu, ovum akan membendamkan diri ke bawah permukaan
rahim bagian atas. Selanjutnya pembelahan diri dan pertumbuhan ovum berkelanjutan
dengan terbentuknya embrio (bakal fetus/janin). Janin dihubungkan dengan saluran
plasenta di rahim dinding atas. Janin akan terus tumbuh dan berkembang. Menginjak
usia kandungan sekitar 9 bulan 10 hari, bayi siap lahir.

modul 7.indd 86 10/28/2010 71345 PM


SLIDE PRESENTASI

Alat Reproduksi Perempuan


A. Klitoris (clitoris).
B. Muara saluran kencing
Alat dan
(muara urethra).
C. Perineum
Fungsi Reproduksi D. Lubang pelepasan
(anus).
E. Liang vagina.
F. Labia minora. 87
G. Labia majora.
H. Mons veneris dengan
rambut kemaluan
(pubes).

Tujuan Pembelajaran Alat Reproduksi Perempuan


Tujuan Umum A. Mulut rahim (cervix).
B. Usus besar terminal (rectum).
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat C. Lubang pelepasan (anus).
menjelaskan dan menyebutkan tentang organ
D. Liang vagina.
reproduksi laki-laki dan perempuan.
E. Otot sfingter uretra.
F. Lubang kencing (muara
uretra).
Tujuan Khusus
G. Inner lips (labia minora).
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu: H. Outer lips (labia majora).
memahami pengertian organ reproduksi. I. Clitoris
menyebutkan nama-nama organ reproduksi laki-laki dan J. Kandung kencing.
perempuan. K. Rongga uterus.
Menyebutkan fungsi organ reproduksi laki-laki dan perempuan. L. Ovarium + tangkai telur (tuba).
Memahami proses kehamilan pada perempuan.

Pengertian Alat Reproduksi Alat Reproduksi Laki-laki


A. Mons pubis dengan rambut
Reproduksi merupakan kemampuan
kemaluan (pubic hair).
seseorang yang berfungsi untuk B. Lubang pelepasan (anus).
berketurunan sebagai bagian dari upaya C. Perineum.

pelestarian kehidupan manusia D. Scrotum (kantung pelir)


pembungkus biji pelir (testis).
E. Muara uretra (meatus
urethra).
Alat Reproduksi adalah organ tubuh yang F. Glans penis.
berfungsi dalam proses melanjutkan G. Batang pelir, zakar (penis).

keturunan

modul 7.indd 87 10/28/2010 71348 PM


SLIDE PRESENTASI

Alat Reproduksi Laki-laki Fungsi Alat Reproduksi Perempuan


Labia mayora: nama lainnya adalah bibir besar.
A. Usus terminal
Urethra: nama lainnya adalah saluran kencing, berfungsi sebagai saluran keluarnya
(susunan pencernaan). air kencing.
Klitoris: bagian yang mengandung syaraf yang amat peka sebagai alat perangsang.
B. Anus
Vagina: sering disebut juga liang vagina atau liang senggama.
C. Kelenjar Prostat. Cervix: nama lainnya adalah leher rahim. Berfungsi untuk menyangga bayi, sebagai
jalan keluar bayi dari rahim.
D. Testis Fimbria: berperan menangkap sel telur yang dilepaskan oleh ovarium dan
menyalurkannya ke tuba falopii.
E. Muara urethra. Tuba falopii: nama lainnya adalah saluran telur. Saluran yang dilewati sel telur

88 F dan G. Penis dan glans.



dalam proses pelepasan sel telur. Sebagian besar pembuahan terjadi dalam saluran
ini.
Rahim: nama lainnya adalah uterus, yaitu tempat menempelnya hasil pembuahan
H. Vas deferens. (zigot) dan tempat hasil pembuahan tersebut berkembang menjadi bayi.
Blader: nama lainnya adalah kandung kemih, berfungsi sebagai tempat
I. Kandung kencing penampungan air kencing.
(vesica urinaria, Anus: saluran pembuangan kotoran.
Ovarium: nama lainnya adalah menghasilkan dan mematangkan sel telur.
bladder).

Fungsi Alat Reproduksi Laki-laki


Testis: menghasilkan sperma.
Scrotum: nama lainnya adalah kantung sperma, berfungsi melindungi
testis dan menjaga suhu.
Epididimis: tempat sperma dimatangkan.
Vesica seminalis: nama lainnya adalah kantung sperma, berfungsi sebagai
tempat penampungan sperma sebelum sperma dikeluarkan.
Kelenjar prostat: berfungsi menghasilkan cairan sperma.
Blader: nama lainnya adalah kandung kemih, berfungsi sebagai tempat
penampungan air kencing.
Penis: berfungsi menyalurkan sperma dari tubuh laki-laki ke tubuh
perempuan.
Urethra: nama lainnya adalah saluran kencing, berfungsi sebagai saluran
keluarnya air kencing dan sperma.
Anus: saluran pembuangan kotoran.
Vas deferens: nama lainnya adalah saluran sperma, saluran yang dilewati
sperma dari epididimis menuju vesica seminalis.

modul 7.indd 88 10/28/2010 71349 PM


MODUL 8
Pacaran dan Senggama

modul 8.indd 1 10/28/2010 72456 PM


modul 8.indd 2 10/28/2010 72456 PM
MODUL
8
Pacaran dan Senggama
89

Produk perubahan perilaku yang diharapkan terjadi pada setiap orang adalah memiliki
perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat yang diantaranya adalah dalam hal
menemukan sahabat/pasangan yang berdasar atas saling mencintai (berpacaran) dan
dalam melakukan aktivitas hubungan seksual (senggama).

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu peningkatan kesadaran dalam setiap orang
dalam menemukan pasangan yang dicintainya (pacaran) termasuk gaya dalam berpacaran
dan pada akhirnya adalah melakukan hubungan seksual sebagai suatu aktivitas untuk
bereproduksi sehingga dapat menghasilkan keturunan yang sesuai dengan keinginan yang
diharapkan.

Dalam mencapai kondisi kesehatan dari kelompok sasaran yang sehat dalam berpacaran
dan melakukan hubungan seksual (senggama), seorang PE berperan dalam memotivasi.
Untuk dapat memotivasi dengan baik, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian
dan hakekat mengenai pacaran dan senggama, cara-cara berpacaran dan senggama
yang aman dan sehat, sikap remaja laki-laki dan perempuan dalam berpacaran, fungsi
kondom dalam senggama untuk mencegah kehamilan serta tindakan-tindakan agar tidak
terjerumus dalam tindakan dosa senggama.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian pacaran, pengertian senggama, perilaku pacaran dan senggama yang aman
dan sehat, sikap laki-laki dan perempuan bilamana berpacaran, fungsi kondom dalam
mencegah kehamilan dan tindakan agar tidak terjerumus dalam dosa senggama. Dan
dalam hal ini tugas pendidik sebaya memotivasi teman sebaya dalam menjaga cara
pacaran dan senggama yang aman dan sehat.

modul 8.indd 89 10/28/2010 72457 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan dan menyebutkan
tentang pacaran dan senggama.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi peserta mampu:

90 1. Menjelaskan pengertian pacaran.


2. Menjelaskan pengertian senggama.
3. Menjelaskan tentang pacaran dan senggama yang aman dan sehat.
4. Menyebutkan sikap-sikap remaja laki-laki dan perempuan bilamana berpacaran.
5. Menjelaskan tentang kondom dalam mencegah kehamilan.
6. Menyebutkan tindakan-tindakan agar tidak terjerumus dalam dosa senggama.

1. Pengertian pacaran.
2. Pacaran yang aman dan sehat.
3. Sikap remaja laki-laki dan perempuan bilamana berpacaran.
4. Pengertian senggama.
5. Kondom dapat mencegah kehamilan.
6. Tindakan-tindakan agar tidak terjerumus dalam dosa senggama.

120 menit

modul 8.indd 90 10/28/2010 72457 PM


1. Curah pendapat
2. Permainan dimana rumahku
3. Ceramah tanya jawab
4. Diskusi pleno

91

1. Kertas flipchart
2. Selotip kertas
3. Spidol besar
4. Kerta metaplan
5. Lembar Permainan Di mana Rumahku
6. LCD
7. Laptop
8. Slide presentasi

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih

modul 8.indd 91 10/28/2010 72457 PM


dahulu.

Sesi 2: Pengertian Pacaran (20 menit)

Langkah 1:
Lemparkan pertanyaan kepada peserta dengan pertanyaan: Siapa yang pernah
berpacaran?

Langkah 2:
Pilih peserta yang menjawab pernah pacaran, dan ajukan pertanyaan: Apa yang
92 menyebabkan anda berpacaran?

Catat kata kunci dari jawaban peserta pada kertas flipchart (berikan kesempatan pada
setiap peserta yang mengajukan jawaban).

Rangkum kata kunci jawaban peserta menjadi sebuah pengertian tentang pacaran, ajak
peserta untuk mencoba mengertikan pacaran dari kata kunci yang ditulis

Langkah 3:
Tegaskan rangkuman jawaban tentang pengertian pacaran, dengan menayangkan slide
presentasi tentang pengertian pacaran.

Sesi 3: Pacaran Yang Aman dan Sehat (30 menit)

Langkah 1:
Bagikan kertas metaplan semua peserta. Instruksikan kepada mereka untuk menjawab
dan menuliskan jawaban dari pertanyaan:
Untuk yang belum pernah pacaran, Apa yang akan anda lakukan jika
berpacaran?
Untuk yang sudah pernah pacaran Apa yang anda lakukan waktu
berpacaran?

Jika semua peserta sudah selesai menuangkan jawabannya dalam kertas metaplan,
minta peserta satu persatu menempel jawabannya didepan kelas.

Ajak semua peserta untuk memperhatikan jawaban yang sudah ditempel dan bacakan
satu persatu dan klasifikasi jawaban peserta, jawaban yang sama dikumpulkan dan
dijadikan satu (ini sebagai suatu penghargaan atas jawaban peserta).

Jelaskan bahwa jawaban tersebut adalah hal yang dilakukan dari peserta waktu
berpacaran.

modul 8.indd 92 10/28/2010 72457 PM


Langkah 2:
Dengan mempergunakan jawaban peserta tadi, beritahukan kepada peserta bahwa
sekarang kita akan bermain Di mana Rumahku. Panduan permainan terlampir.

Sesi 4: Sikap Remaja Laki-Laki Dan Perempuan Bila Berpacaran (15


menit)

Langkah 1:
Ajukan pertanyaan kepada peserta, dengan pertanyaan: Bagaimana sikap anda terhadap
pasangan ketika berpacaran?
93
Catat semua jawaban peserta pada kertas flipchart. Pisahkan jawaban peserta laki dan
perempuan.

Langkah 2:
Ajak peserta untuk menanggapi jawaban tersebut. Peserta laki-laki menanggapi jawaban
peserta perempuan dan begitu juga sebaliknya.

Catat kata kunci dan simpulkan menjadi sikap remaja laki-laki dan perempuan bilamana
berpacaran.

Langkah 3:
Tegaskan simpulan tersebut dengan menayangkan slide presentasi.

Sesi 5: Pembahasan Pokok Bahasan Pengertian Senggama (15 menit)

Langkah 1:
Awali sesi dengan menyampaikan kepada peserta bahwa kita sudah mempelajari tentang
pengertian pacaran, pacaran yang aman dan sehat serta sikap dalam berpacaran.

Kemudian ajukan pertanyaan kepada peserta, dengan pertanyaan: Apakah tujuan anda
berpacaran?

Gali jawaban peserta sampai ada yang mengungkapkan menikah dan menghasilkan
keturunan

Langkah 2:
Setelah mendapat jawaban tersebut kembali ajukan pertanyaan Apa yang dilakukan
dalam pernikahan untuk menghasilkan keturunan?

Dari pertanyaan tersebut diharapkan muncul jawaban senggama/hubungan seksual.

modul 8.indd 93 10/28/2010 72458 PM


Selanjutnya, tanyakan ke peserta: Apa yang anda ketahui tentang senggama/hubungan
seksual?

Catat kata kunci jawaban peserta pada kertas flipchart dan gunakan kata kunci tersebut
untuk merangkum jawaban tersebut menjadi sebuah pengertian tentang senggama.

Langkah 3:
Tegaskan jawaban dengan menayangkan slide presentasi tentang pengertian senggama.

Sesi 6: Kondom Dalam Mencegah Kehamilan (15 menit)

94 Langkah 1:
Awali sesi dengan mengungkapkan bahwa: Secara bersama sudah kita mempelajari
tentang senggama, bahwa senggama adalah kegiatan terpuji yang hanya boleh dilakukan
oleh sepasang suami istri yang sah, dan hal ini yang dibenarkan oleh agama dan hukum,
meskipun demikian pemerintah melalui program KB menganjurkan kepada masyarakat
untuk merencanakan keluarganya dengan dua anak cukup, tapi senggama adalah
kebutuhan biologis yang akan sering dilakukan oleh pasangan suami istri, sebagai alat
untuk membatasi kehamilan telah memproduksi alat kontrasepsi yang salah satunya
adalah kondom.

Kondom dewasa ini tidak hanya berfungsi untuk mencegah kehamilan tetapi digunakan
sebagai salah satu alat untuk mencegah penularan IMS.

Kemudian tanyakan kepada peserta Ada yang pernah melihat dan memegang
kondom?

Kalau jawabannya pernah kembali ajukan pertanyaan Apa yang anda ketahui tentang
kondom?

Berikan peserta untuk menjawab pertanyaan dan catat jawaban peserta pada kertas
flipchart.

Rangkum jawaban peserta menjadi sebuah jawaban tentang kondom.

Langkah 2:
Tegaskan jawaban dengan menayangkan slide tentang kondom. Beri kesempatan peserta
untuk bertanya dan berdiskusi mengenai topik ini.

Langkah 3:
Dengan menghubungkan penjelasan tentang kondom, tanyakan kepada peserta
Bagaimana pendapat anda tentang kondom?

Berikan peserta mengungkapkan pendapatnya secara bergiliran dan catat kata kunci

modul 8.indd 94 10/28/2010 72458 PM


jawaban peserta pada kertas flipchart.

Rangkum pendapat peserta menjadi sebuah opini tentang kondom dihubungkan dengan
senggama dan kehamilan.

Langkah 4:
Tegaskan kondom dalam mencegah kehamilan melalui slide presentasi. Berikan
kesempatan peserta untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan mencegah kehamilan.
Berikan jawaban yang singkat dan jelas.

Sesi 7: Tindakan Remaja Agar Tidak Terjerumus Dalam Dosa Senggama


(15 menit) 95

Langkah 1:
Awali dengan menyampaikan bahwa: Secara bersama sudah kita mempelajari tentang
pacaran, pacaran yang aman dan sehat, sikap remaja laki-laki dan perempuan bilamana
berpacaran serta senggama yang hanya boleh dilakukan oleh pasangan suami istri yang
sudah sah, yang mana senggama tersebut tidak dianggap dosa oleh ajaran agama dan
tidak melanggar hukum. Dari pembelajaran tersebut diharapkan remaja tidak melakukan
hal yang dapat merusak masa kini dan masa depannya.

Tanyakan kepada peserta Tindakan apa yang akan anda lakukan agar tidak terjadi hal
yang dapat merusak masa remaja dan masa depannya?

Catat jawaban peserta pada kertas flipchart dan pisahkan jawaban peserta laki-laki dan
perempuan untuk mengetahui apa tindakan remaja laki-laki dan remaja perempuan.

Langkah 2:
Dengan menggunakan jawaban tersebut, buat rangkuman tentang tindakan remaja yang
akan dilakukan.

Langkah 3:
Tegaskan tindakan remaja agar tidak terjerumus dalam dosa senggama dengan
menayangkan slide presentasi

Sesi 8: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan pacaran?

modul 8.indd 95 10/28/2010 72458 PM


Apa yang dimaksud dengan senggama?
Bagaimanakah pacaran yang aman dan sehat dilihat dari sisi agama?
Apa yang akan anda lakukan agar tidak terjerumus dalam dosa senggama?

Berikan hadiah bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan.

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Pacaran dan Senggama. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
96 sampai selesai.

modul 8.indd 96 10/28/2010 72458 PM


PANDUAN PERMAINAN
Nama Permainan : Permainan Di mana Rumahku

Tujuan : 1. Mengetahui cara pacaran yang aman dan sehat.

2. Mengetahui cara pacaran yang tidak aman dan tidak sehat.

Langkah-langkah Permainan

Langkah 1:
97
Pasang lembar bermain Di mana Rumahku di depan kelas:

AMAN DAN SEHAT TIDAK AMAN DAN SEHAT

Langkah 2:
Bagikan kertas metaplan beserta alat tulis kepada masing-masing peserta.

Langkah 3:
Jelaskan aturan main Di mana Rumahku:
Jelaskan kepada peserta bahwa waktu permainan adalah 10 menit.
Masing-masing peserta diminta untuk menuliskan cara berpacaran yang
diketahui atau pernah dilakukan pada kertas metaplan yang sudah dibagikan.
Setelah selesai menuliskan pada kertas metaplan, minta peserta untuk
menyebutkan yang dituliskan.

modul 8.indd 97 10/28/2010 72458 PM


Kemudian instruksikan peserta untuk menempel pada lembar bermain yang sudah
dipasang di depan kelas, biarkan peserta menempel sesuai dengan pendapatnya
dan menjelaskan kenapa menempel pada tempat yang dipilihnya.
Minta peserta lain menanggapi hasil pekerjaan dari masing-masing peserta, dan
selanjutnya.
Lakukan klarifikasi dari hasil pekerjaan peserta dengan mendiskusikan bersama-
sama.

Langkah 4:
Buat simpulan dari hasil permainan tadi dengan menggunakan hasil kerja peserta yang
sudah didiskusikan bersama.
98

modul 8.indd 98 10/28/2010 72458 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
PACARAN DAN SENGGAMA
Apa Yang Dimaksud Dengan Pacaran?
Pacaran adalah persahabatan laki-laki dan perempuan yang didasari rasa cinta yang
berkelanjutan sampai ingin menjalin hubungan suami istri.

Bagaimana Cara Pacaran Yang Aman dan Sehat?


Dari sisi agama, pacaran yang aman dan sehat adalah pacaran yang tidak melanggar
99
kaidah-kaidah agama, yakni tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan syahwat atau
keinginan melakukan senggama atau hubungan seksual.

Dari sudut kehidupan remaja, pacaran yang aman dan sehat adalah pacaran yang tidak
menimbulkan kerugian saat ini dan masa depan remaja, termasuk kehamilan diluar
nikah dan tertular penyakit. Untuk itu, pacaran paling buruk pun masih bisa di toleransi
asalkan tidak melakukan sanggama.

Pada saat ini,kekerasan pada masa pacaran merupakan masalah yang sering ditemui dan
cukup kompleks. Namun demikian, remaja harus tetap berusaha untuk mengantisipasi
munculnya kekerasan dalam masa pacaran ini. Salah satu cara yang mungkin bisa
dilakukan, terutama oleh remaja adalah dengan melakukan pacaran yang sehat.
Pacaran yang sehat adalah pacaran yang memenuhikriteria sehat, baik sehat fisik,
sehat psikis, sehat sosial,maupun sehat seksual.
1. Sehat fisik. Pacaran dikatakan sehat secarafisik jika dalam aktivitas berpacaran
tersebut tidak ditemui adanya kekerasan secara fisik. Artinya remaja laki-laki
secara fisik memang lebih kuat dari remaja perempuan, bukan berarti remaja
laki-laki dapat seenaknya menindas ataupun memanipulasi remaja perempuan
secara fisik.
2. Sehat psikis.Pacaran dikatakan sehat secara psikis, jika sepasang individu yang
menjalaninya mampu saling berempati serta mengungkapkan dan mengendalikan
emosinya dengan baik, saling percaya, saling menghargai dan saling menghormati.
Dengan demikian, hubungan diantara keduanya menjadi lebih nyaman, saling
pengertian, dan ada keterbukaan.
3. Sehat sosial. Pacaran dikatakan sehat secara sosial jika aktivitas berpacaran
tersebut tidak bersifat saling mengikat atau mengisolasi pasangan. Artinya,
walaupun remaja laki-laki dan perempuan terikat dalam komitmen pacaran,
namun hubungan sosial masing-masing merekadengan individu lain tetap harus
dijaga dan sebaiknya remaja laki-laki atau perempuan tidak hanya terfokus pada
pacar atau pasangannya saja.
4. Sehat seksual. Pacaran juga harus sehat secara seksual. Secara biologis, kaum
remaja mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran

modul 8.indd 99 10/28/2010 72458 PM


juga mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik dapat
mendorong keinginan untuk melakukan kontak fisik yang lebih jauh. Jika hal itu
diteruskan dan tidak terkontrol, maka dapat menimbulkan hal-hal yang sangat
berisiko. Karena adanya risiko yang harus ditanggung akibat tindak seksual yang
remaja lakukan, maka aktivitas pacaran yang dilakukan tidak lagi disebut sebagai
pacaran yang sehat.

Nah, bagaimana agar pacaran kita sehat dan tetap awet? Disini kita harus punya prinsip.
Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan memiliki dasar dan tujuan yang jelas. Dalam
berpacaran, mungkin saja kita menemukan perbedaan prinsip, khususnya tentang
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hal itu adalah wajar, asalkan tetap saling
menghargai. Setiap orang, khususnya remaja, mempunyai hak untuk bicara secara
terbuka, termasuk mengungkapkan prinsipnya masing-masing.
100
Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain.
Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau tidak tahu
bagaimana mengkomunikasikannya dengan baik. Intinya, kita juga harus mengerti atau
memahami bagaimana cara berkomunikasi yang baik.

Bagaimana Sikap Yang Baik Remaja Laki-laki dan Perempuan Bilamana


Berpacaran?
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan disarankan agar para remaja khususnya remaja
perempuan, menjaga jagan sampai terlena. Bersikaplah tegas kepada pacar jika sudah
mulai melakukan rangsangan ke daerah erotis. Dianjurkan juga menghindari bepergian
di tempat gelap berdua.

Keperawanan dalam arti selaput perawan (hymen) yang terletak dimulut vagina yang
masih utuh, dari segi kesehatan reproduksi sebenarnya tidak terlalu penting. Namun,
dalam masyarakat kata keperawanan merupakan tanda kesucian perempuan. Jadi,
keperawanan wajib dijaga untuk kehidupan keluarga kelak.

Apa Yang Dimaksud Dengan Senggama?


Senggama adalah hubungan seksual atau kadang hanya disebut seks. Ada juga yang
menyebut penetrasi atau penembusan.

Senggama merupakan kegiatan terpuji bila kita melakukannya dengan pasangan kita
yang telah resmi dan sah menjadi suami istri yang saling mencintai untuk melanjutkan
keturunan.

Senggama menjadi kehilangan arti mulia, kemudian berubah menjadi dosa jika kita
melakukannya hanya untuk mencari kenikmatan sesaat, terlebih kita melakukannya itu
tidak didasari rasa cinta yang sudah disahkan dalam pernikahan resmi.

Senggama dilakukan dengan memasukan penis ke dalam vagina perempuan. Proses


penetrasi ini menjadi mudah dan dinikmati kedua pihak apabila sebelumnya para pelaku

modul 8.indd 100 10/28/2010 72458 PM


saling merangsang daerah erotis. Tindakan ini akan membuat penis menjadi sangat
tegang dan mengeluarkan cairan, serta vagina menjadi membuka dan basah.

Ketika pertama kali melakukan senggama, perempuan akan mengalami rasa sakit karena
selaput dara yang ada di mulut vagina robek saat penis dimasukan.

Selain senggama normal, adapula senggama tidak normal dengan memasukan penis
ke dalam mulut yang disebut senggama oral, dan memasukan penis ke dalam anal yang
disebut senggama anal.

Bagaimana Kondom Dapat Mencegah Kehamilan?


Penggunaan kondom harus dipandang secara arif. Kondom hanyalah suatu alat untuk 101
tujuan tertentu. Salah satu fungsinya adalah mencegah bersatunya sperma dengan
sel telur saat persenggamaan terjadi untuk keperluan pengaturan kehamilan bagi
kesejahteraan keluarga. Kondom dewasa ini selain digunakan untuk mencegah kehamilan,
kondom juga digunakan untuk mencegah penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan AIDS.

Bagaimana Tindakan Remaja Agar Tidak Terjerumus Dalam Dosa


Senggama?
Tindakan remaja paling penting adalah sikap keras dan pengendalian diri yang teguh untuk
menjaga perilaku kita dari risikorisko yang bisa merusak masa depan. Perlu diperhatikan
benar-benar oleh remaja bahwa senggama sebelum nikah adalah perbuatan zina dan
berdosa besar. Pacaran yang terlalu bebas akan dapat menjerumuskan para remaja
dengan persenggamaan. Serta untuk menghindari menjadi hamil atau menghamili remaja
perempuan lain. Pengendalian diri ini harus dilakukan berdua. Bila salah satu pihak (acap
kali remaja laki-laki) agak lupa diri, maka pihak yang lain (terutama remaja perempuan)
harus mampu mengingatkan. Kalau perlu secara keras dan tegas menolaknya.

modul 8.indd 101 10/28/2010 72458 PM


SLIDE PRESENTASI

Pengertian Senggama
Adalah hubungan seksual atau kadang
hanya disebut seks. Sering juga disebut
Pacaran dan Senggama penetrasi atau penembusan, dengan kata
lain memasukkan penis ke dalam vagina
perempuan.
102

Tujuan Pembelajaran Kondom


Tujuan Umum Kondom adalah: Pembungkus penis untuk
Setelah mempelajari materi ini, peserta memahami dan dapat
menjelaskan tentang pacaran dan senggama.
melindungi adanya pertukaran cairan tubuh
yang dapat menyebabkan kehamilan maupun
Tujuan Khusus
penyakit.
Setelah mempelajari materi peserta mampu: Uji coba, minimal kondom harus menampung 16
Menjelaskan pengertian pacaran. liter udara (atau lebih besar dibanding kepala
Menjelaskan pengertian senggama. orang dewasa).
Menjelaskan tentang pacaran dan senggama yang aman dan sehat.
Menyebutkan sikap-sikap remaja laki-laki dan perempuan bilamana Standar ISO 4074 th 2002 dan WHO 2003, tidak
berpacaran. dapat ditembus sperma maupun virus.
Menjelaskan tentang kondom dalam mencegah kehamilan.
Menyebutkan tindakan-tindakan agar tidak terjerumus dalam dosa Ketebalan kondom harus berkisar 5070 mikron
senggama. (satu mikron = satu perseribu millimeter).

Pengertian Pacaran Fungsi Kondom (1)


Pacaran adalah persahabatan laki-laki dan Mencegah bersatunya sperma dengan sel
perempuan yang didasari rasa cinta yang telur saat persenggamaan terjadi untuk
berkelanjutan sampai ingin menjalin keperluan pengaturan kehamilan bagi
hubungan suami istri. kesejahteraan keluarga.
Mencegah penularan Infeksi Menular
Seksual (IMS) dan Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang
menyebabkan AIDS.

modul 8.indd 102 10/28/2010 72501 PM


SLIDE PRESENTASI

Fungsi Kondom (2)


Kondommengandung pelicin sehingga
membantu mencegah atau mengurangi
lecet.
Variasi dalam hubungan seksual.
Hubungan seksual menjadi lebih lama. 103

modul 8.indd 103 10/28/2010 72501 PM


104

modul 8.indd 104 10/28/2010 72501 PM


MODUL 9
Kehamilan Dini dan Aborsi

modul 9.indd 1 10/28/2010 72557 PM


modul 9.indd 2 10/28/2010 72557 PM
MODUL
9
Kehamilan Dini dan Aborsi
105

Kehamilan dini dan aborsi adalah sesuatu yang kadang saling berkaitan. Kedua hal ini
seakan menjadi fenomena yang khas dalam kehidupan remaja masa kini. Tingkat aborsi
yang terjadi kian meningkat. Hal ini sebagian besar terjadi karena terjadinya kehamilan
dini, meskipun ada beberapa akibat kegagalan program Keluarga Berencana (KB).

Pergaulan bebas remaja masa kini menjadi kontributor terhadap kehamilan dini,
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), hingga bermuara pada aborsi sebagai salah satu
solusi menyelamatkan masa depan. Hal ini dilakukan dengan melupakan dampak yang
dapat ditimbulkan terhadap organ reproduksinya bahkan keselamatan nyawa yang bisa
terancam akibat aborsi yang kadang tidak dilakukan oleh tenaga medis yang tepat.

Aborsi akibat kehamilan dini atau kehamilan tidak diinginkan masih menjadi dilema bagi
banyak orang, antara nikah diusia muda atau terpaksa memilih jalan aborsi.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kehamilan dini, aborsi, akibat yang ditimbulkan
dari kehamilan dini dan aborsi? Serta apakah kehamilan dini dapat mendorong terjadinya
aborsi?

Modul ini akan membahas mengenai:


Kehamilan Dini dan Aborsi yang meliputi pengertian kehamilan dini dan aborsi,akibat
kehamilan dini bagi remaja, akibat aborsi dan kehamilan dini dapat mendorong aborsi.

modul 9.indd 105 10/28/2010 72558 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan kehamilan dini dan
aborsi.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:

106 1. Menjelaskan tentang pengertian kehamilan dini.


2. Menjelaskan tentang akibat kehamilan dini bagi remaja.
3. Menjelaskan pengertian tentang aborsi.
4. Menjelaskan tentang kehamilan dapat mendorong terjadinya aborsi.

1. Pengertian Kehamilan dini.


2. Akibat kehamilan dini bagi remaja.
3. Pengertian aborsi.
4. Kehamilan dini dapat mendorong terjadinya aborsi.

120 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah dan tanya jawab
3. Diskusi kelompok

modul 9.indd 106 10/28/2010 72558 PM


1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. LCD
4. Laptop
5. Slide presentasi

107

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian Kehamilan Dini (20 menit)

Langkah 1:
Tulis kata KEHAMILAN DINI dengan ukuran besar di kertas flipchart.

Tanyakan kepada peserta Ketika anda baca kata kehamilan dini ini, apa yang anda
ketahui tentang kata tersebut?

Minta 3 orang peserta untuk mengungkapkan pendapatnya dan catat kata kunci dari

modul 9.indd 107 10/28/2010 72558 PM


masing-masing peserta tersebut pada kertas flipchart.

Langkah 2:
Dengan menggunakan kata kunci jawaban dari peserta, ajak peserta untuk merangkum
kata kunci tersebut menjadi sebuah pengertian tentang kehamilan dini.

Langkah 3:
Lakukan penegasan jawaban tentang pengertian kehamilan dini dengan menayangkan
slide presentasi.

108 Sesi 3: Akibat Kehamilan Dini Pada Remaja (40 menit)

Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta perempuan Apakah ada yang ingin hamil pada usia remaja
atau terjadi kehamilan dini?

Minta 2 orang memberikan pendapatnya dan tidak perlu dilakukan pembahasan.

Beritahukan kepada peserta bahwa akan dilakukan diskusi kelompok. Panduan diskusi
kelompok terlampir.

Langkah 2:
Gunakan slide presentasi untuk penegasan tentang faktor yang mendorong kehamilan
dini.

Langkah 3:
Lanjutkan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta Bila anda
atau pacar anda mengalami hamil dini, kehamilan yang anda tidak kehendaki karena
anda belum menikah, apa akibatnya?

Gali pendapat peserta dan catat jawaban peserta pada kertas flipchart sampai muncul
memilih aborsi/menggugurkan kandungan.

Langkah 4:
Rangkum jawaban peserta menjadi sebuah akibat dari kehamilan dini. Tegaskan dengan
menggunakan slide presentasi.

Sesi 4: Pengertian Aborsi (20 menit)

Langkah 1:

modul 9.indd 108 10/28/2010 72558 PM


Awali sesi dengan menyampaikan bahwa: Pada sesi sebelumnya kita telah membicarakan
tentang menggugurkan kandungan menjadi bagian suatu pilihan akibat dari kehamilan
dini.

Tanyakan kepada peserta Apa yang diketahui tentang menggugurkan kandungan atau
aborsi?

Catat kata kunci jawaban peserta pada kertas flipchart. Gunakan kata kunci jawaban
peserta, rangkum menjadi sebuah pengertian tentang aborsi.

Langkah 2:
Lakukan penegasan tentang pengertian aborsi dengan menggunakan slide presentasi.
109
Sesi 5: Kehamilan Dini Dapat Mendorong Terjadinya Aborsi (20
menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Aborsi di kalangan remaja banyak terjadi di
Indonesia. Keputusan untuk melakukan aborsi bukan merupakan keputusan yang mudah.
Banyak perempuan harus berjuang melawan perasaan dan kepercayaannya mengenai
nilai hidup seseorang calon manusia yang dikandungnya, sebelum akhirnya mengambil
keputusan. Artinya bahwa aborsi terjadi karena adanya faktor pendorong.

Lanjutkan sesi dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta: Apa yang mendorong
terjadinya aborsi/menggugurkan kandungan di kalangan remaja?

Langkah 2:
Gali pendapat peserta dan catat jawaban peserta pada kertas flipchart. Simpulkan
dengan menjelaskan bahwa aborsi terjadi sebagai akibat dari kehamilan dini.

Langkah 3:
Lakukan penegasan dengan menggunakan slide presentasi

Sesi 6: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan kehamilan dini?
Apa y ang dimaksud dengan aborsi?

modul 9.indd 109 10/28/2010 72558 PM


Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Kehamilan Dini dan Aborsi. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

110

modul 9.indd 110 10/28/2010 72558 PM


Panduan Kerja Kelompok
Nama Kerja Kelompok : Faktor yang mendorong Kehamilan Dini

Tujuan Kegiatan : Mengetahui faktor-faktor yang mendorong terjadinya


kehamilan dini.

Langkah-langkah Kerja Kelompok

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa akan dilakukan diskusi kelompok, peserta akan dibagi 111
menjadi dua kelompok.

Langkah 2:
Bagi peserta menjadi dua kelompok dengan menginstruksikan peserta untuk berhitung
1,2 ; 1,2; dan seterusnya.

Peserta yang hitungan 1 kumpul menjadi satu kelompok, dan yang hitungan 2 kumpul
menjadi satu kelompok.

Langkah 3:
Setelah terbentuk dua kelompok, bagikan kertas flipchart dan spidol kepada setiap
kelompok.

Langkah 4:
Sampaikan aturan main diskusi:
Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan dan menuliskan hasil diskusi
pada kertas flipchart dengan menjawab pertanyaan yang akan diajukan.
Sampaikan bahwa waktu untuk bekerja kelompok adalah 5 menit.
Setiap kelompok dipilih satu orang sebagai wakil untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya.
Pertanyaan: Menurut Anda, faktor apa saja yang dapat mendorong terjadinya
kehamilan dini ?

Langkah 5:
Setelah semua kelompok selesai melakukan diskusi, minta untuk memasang hasil kerjanya
di depan kelas, dan peserta yang ditunjuk oleh kelompoknya mempresentasikan di depan
kelas.

Langkah 6:

modul 9.indd 111 10/28/2010 72559 PM


Setelah kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, berikan kesempatan
peseta kelompok lain untuk memberi komentar.

Langkah 7:
Dengan hasil diskusi tersebut, rangkum menjadi sebuah daftar faktor yang mendorong
kehamilan dini.

112

modul 9.indd 112 10/28/2010 72559 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
KEHAMILAN DINI DAN ABORSI
Apakah Kehamilan Dini itu?
Kehamilan dini adalah kehamilan
yang terjadi terlalu dini pada remaja,
dimana belum adanya kesiapan fisik,
mental dan sosial untuk mengandung
dan melahirkan bayi. Kehamilan dini
secara sosial terjadi akibat zina pada 113
remaja yang belum nikah.

Bagaimana Akibat Kehamilan


Dini Bagi Remaja?
Kehamilan dini di kalangan remaja,
mengandung beberapa resiko negatif. Secara fisik, si ibu sendiri masih dalam taraf
pertumbuhan. Perkembangan alat dan fungsi reproduksi masih belum sempurna.
Organ-organ reproduksi masih sangat muda dan belum siap benar untuk hamil dan
melahirkan bayi, serta merawatnya sesudah persalinan, termasuk proses menyusui.
Kehamilan pada usia dini, dapat menyebabkan cacat atau ketidaksempurnaan pada janin
yang dikandungnya. Atau bayi akan menjadi kurang gizi dan mudah mengalami sakit.
Kondisi kesehatan ibu muda juga sangat rentan terhadap berbagai penyakit yang akan
mengganggu tumbuh kembang.

Secara psikologis, kehamilan dini menimbulkan rasa malu remaja yang hamil dan semua
anggota keluarganya. Walau bayinya suci, namun kedua orang tuanya menanggung dosa.
Harus dipahami, kehamilan dini menghancurkan keseluruhan cita-cita remaja. Apapun
cita-citanya, semampu apapun remaja dapat merealisasikannya, karena kehamilan
semuanya jadi luluh lantak. Pendidikan terhenti, sementara atau selamanya, kehebatan
semasa belum hamil hilang begitu saja. Yang tersisa hanyalah sesal dan kekecewaan.

Apa yang Dimaksud Dengan Aborsi?


Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah abortus.
Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin
sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:


1. Aborsi Spontan/Alamiah
2. Aborsi Buatan/Sengaja

modul 9.indd 113 10/28/2010 72559 PM


3. Aborsi Terapeutik / Medis

Aborsi spontan/alamiah
Berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya
kualitas sel telur dan sel sperma.

Aborsi buatan/sengaja
Pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan
yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini
dokter, bidan atau dukun beranak).

114 Aborsi terapeutik/medis


Pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh,
calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau
penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin
yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak
tergesa-gesa.

Apa Risiko Melakukan Aborsi?


Aborsi memiliki risiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
perempuan. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia
tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat
menyesatkan bagi setiap perempuan, terutama merekayang sedang kebingungan karena
tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.

Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap perempuan yang melakukan aborsi:


1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik.
2. Resiko gangguan psikologis.

Risiko kesehatan dan keselamatan fisik


Pada saat melakukan aborsidan setelah melakukan aborsi ada beberapa risiko yang akan
dihadapi seorang perempuan, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yang
ditulis oleh Brian Clowes, PhD yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
padaanak berikutnya.
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada

modul 9.indd 114 10/28/2010 72559 PM


perempuan).
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
9. Kanker hati (Liver Cancer).
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya.
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy).
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).
115
Risiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang perempuan secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat
hebat terhadap keadaan mental seorang perempuan. Gejala ini dikenal dalam dunia
psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-
gejala ini dicatat dalam Psychological Reactions Reported After Abortion di dalam
penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

Pada dasarnya seorang perempuan yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%).
2. Berteriak-teriak histeris (51%).
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%).
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%).
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%).

Diluar hal-hal tersebut di atas para perempuan yang melakukan aborsi akan dipenuhi
perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.

Bagaimanakah Kehamilan Dini Dapat Mendorong Terjadinya Aborsi?


Bila rasa malu atas kehamilan bayi yang dikandungnya, karena tekanan mental maupun
sosial, atau karena berfikir tentang pengembalian cita-cita lama yang dapat rusak karena
kehamilan, maka beberapa remaja melakukan aborsi. Pada umumnya dilakukan secara
gelap (illegal) dengan bantuan dukun, bidan atau dokter. Karena dalam hal ini, aborsi
illegal tidak diperbehkan.

Apa Tindakan Remaja Agar Tidak Terjerumus Dalam Kehamilan Dini


Maupun Aborsi?

modul 9.indd 115 10/28/2010 72559 PM


Yang paling penting adalah pengendaian dini agar tidak melakukan senggama sebelum
nikah. Penjagaan diri agar tidak terjerumus kedalam situasi yang mendorong terjadinya
senggama sangat dianjurkan, sehingga kehamilan dini dapat dihindarkan. Aborsi illegal
dan segala akibatnya juga dapat dihindarkan.

116

modul 9.indd 116 10/28/2010 72559 PM


SLIDE PRESENTASI

Faktor Pendorong Kehamilan Dini


Tidakmemahami kesehatan reproduksi,
terutama akibat yang ditimbulkan.
Kehamilan Dini dan Aborsi Tekanan
pasangan/pacar untuk
mempertahankan kesetiaan atau rasa
cinta. 117
Mencoba karena dorongan media-media
porno.

Tujuan Pembelajaran Akibat Kehamilan Dini


Tujuan Umum Akibat Fisik
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat
menjelaskan kehamilan dini dan aborsi Cacatatau ketidaksempurnaan pada janin
yang dikandungnya.
Tujuan Khusus Bayi
akan menjadi kurang gizi dan mudah
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu: mengalami penyakit.
Menjelaskan tentang pengertian kehamilan dini.
Kerentanan
terhadap penyakit dan
Menjelaskan tentang akibat kehamilan dini bagi remaja.
Menjelaskan pengertian tentang aborsi. menganggu tumbuh kembang pada ibu muda.
Menjelaskan tentang kehamilan dapat mendorong terjadinya
aborsi.

Kehamilan Dini ? Akibat Kehamilan Dini


Kehamilan dini adalah kehamilan yang Akibat Psikologi
terjadi pada remaja, dimana belum adanya Rasa malu.
kesiapan fisik, mental dan sosial untuk Menghancurkan cita-cita.
mengandung dan melahirkan bayi.
Pendidikan terhenti.

Kehamilan dini secara sosial terjadi akibat


zina pada remaja yang belum nikah.

modul 9.indd 117 10/28/2010 72602 PM


Aborsi itu apa.? Kehamilan Dini Mendorong Aborsi
Aborsi = menggugurkan kandungan = abortus Menghindari rasa malu.
Pengembalian cita-cita.
Jadi, aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi
Ingin melanjutkan pendidikan.
(pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Takut nikah terlalu dini.
Takutbayi tidak diakui secara sosial
(Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari anak haram.
janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh).

118

modul 9.indd 118 10/28/2010 72602 PM


MODUL 10
Keluarga Berencana

modul 10.indd 1 10/28/2010 72655 PM


modul 10.indd 2 10/28/2010 72655 PM
MODUL
10
Keluarga Berencana
119

Keluarga Berencana merupakan ikhtiar manusia untuk mengatur keluarga, agar keluarga
masing-masing bahagia dan sejahtera. Semua usaha menuju tercapainya keluarga
bahagia sejahtera sebenarnya termasuk ke dalam Keluarga Berencana (KB). Sesuai
dengan makna KB, maka semakin dini KB dilaksanakan akan semakin baik dan semakin
nyata manfaatnya.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian keluarga berencana, kaidah pelaksanaan KB, memahami teknik-teknik KB
dan hubungan remaja (pra nikah) dengan KB.

modul 10.indd 119 10/28/2010 72655 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan dan menyebutkan
tentang Keluarga Berencana (KB).

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:

120 1. Menjelaskan pengertian dan Kaidah Keluarga Berencana (KB).


2. Menyebutkan teknik-teknik KB.
3. Menjelaskan hubungan remaja (pra nikah) dengan KB.

1. Pengertian dan kaidah Keluarga Berencana.(KB)


2. Teknik-teknik KB
3. Hubungan remaja (pra nikah) dengan KB

90 menit

1. Curah Pendapat
2. Ceramah dan Tanya Jawab

modul 10.indd 120 10/28/2010 72655 PM


1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Laptop
4. Slide Presentasi
5. LCD

121

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator
dapat menggunakan slide projector atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pembahasan Pokok Bahasan Pengertian Dan Kaidah Keluarga


Berencana (KB) (25 menit)

Langkah 1:
Berikan pengantar materi kepada peserta Setiap manusia hidup mempunyai tujuan.
Salah satunya adalah berkeluarga, mungkin pada saat ini kita belum berpikir ke arah
berkeluarga tapi kita bisa melihat dan belajar dari saudara-saudara kita yang lebih
dewasa dan sudah berkeluarga tentang kehidupan keluarga mereka. Oleh karenanya,
semakin paham kita mengenai keluarga berencana (KB) akan semakin baik untuk
kehidupan kita jika kelak kita sudah berkeluarga. Selain itu nantinya kita juga akan siap

modul 10.indd 121 10/28/2010 72656 PM


untuk berpendapat bila ada pembahasan mengenai keluarga.

Tanyakan kepada peserta Apakah Keluarga Berencana ?

Tuliskan kata kunci dari jawaban peserta pada kertas flipchart. Rangkum dan bacakan
kata kunci pendapat peserta menjadi pengertian Keluarga Berencana

Langkah 2:
Tayangkan dan jelaskan pengertian Keluaga Berencana dengan slide presentasi.

Langkah 3:

122 Lanjutkan dengan menjelaskan kaidah KB melalui slide presentasi. Berikan kesempatan
peserta lainnya untuk memberikan pendapat terkait dengan pertanyaan tersebut. Kalau
memungkinkan lakukan diskusi.

Rangkum pendapat peserta dan tegaskan kembali seluruh jawaban tersebut.

Sesi 2: Teknik-Teknik KB (30 menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa Berbicara suatu teknik KB berarti suatu pilihan cara
yang digunakan seseorang atau dipilih oleh pasangan dalam menghindari terjadinya
kehamilan. Pada bagian ini akan kita pahami teknik KB terkait dengan terhindarnya
kehamilan.

Tanyakan kepada peserta Siapa yang pernah mendengar teknik KB? Apa saja?

Semua jawaban peserta tidak perlu ada pembahasan.

Langkah 2:
Jelaskan teknik-teknik KB melalui slide presentasi. Berikan kesempatan peserta untuk
bertanya terkait dengan teknik-teknik KB. Berikan jawaban yang singkat dan jelas.

Sesi 3: Hubungan Remaja (Pra Nikah) Dengan KB (25 menit)

Langkah 1:
Tanyakan pada peserta Siapa diantara peserta yang ingin mempraktekkan KB
sekarang?

Kemudian tanyakan kembali pada peserta Adakah diantara peserta yang akan
mempraktekkan KB nanti sore atau besok pagi?

Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan Apakah boleh seorang remaja (pra nikah)

modul 10.indd 122 10/28/2010 72656 PM


melaksanakan KB?

Berikan kesempatan pada peserta yang menyatakan BOLEH atau TIDAK BOLEH untuk
memberikan penjelasan atau alasan tentang jawabannya.

Tutup diskusi sambil menyatakan: yang benar, ialah BOLEH dan TIDAK BOLEH tergantung
pada kaidah moral yang mendasari dan pilihan pada teknik KB.

Penjelasan dengan slide presentasi Hubungan Remaja (pra nikah) dengan KB.

Sesi 3: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1: 123
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana?

Sebutkan teknik-teknik KB?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Keluarga Berencana. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

modul 10.indd 123 10/28/2010 72656 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
KELUARGA BERENCANA (KB)

Makna Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (KB) ialah ikhtiar manusia untuk mengatur keluarga, agar keluarga
masing-masing bahagia dan sejahtera, di dunia dan di akherat kelak, yang diridhoi
Tuhan Yang Maha Esa. Sesuai dengan tugas dan kewajiban manusia menurut agama
dan kepercayaan masing-masing. Semua usaha menuju tercapainya keluarga bahagia
124 sejahtera, sebenarnya termasuk ke dalam KB. Sesuai dengan makna KB, maka semakin dini
KB, akan semakin baik. Semakin dini KB dilaksanakan, akan semakin nyata manfaatnya.

Kaidah Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB)


Pengaturan keluarga dititikberatkan dengan cara menentukan kapan suatu keluarga
siap mempunyai anak pertama. Berarti kapan seorang ibu siap untuk hamil. Seorang
perempuan siap hamil manakala ia sudah dewasa.
Dalam arti Biologis: alat-alat tubuhnya sudah cukup matang untuk hamil,
melahirkan dan menyusui bayinya.
Dalam arti Ekonomi: keluarga cukup mempunyai sumber untuk memelihara ibu
hamil dan bayinya kelak.
Dalam arti Psikologis: Kejiwaan perempuan siap menjadi ibu, dan kejiwaan
laki-laki untuk menjadi ayah.
Yang terpenting dalam arti Sosial-Moral: sesudah pernikahan. Kesiapan tersebut
pada umumnya terjadi pada umur 20 tahun atau lebih. Saat layak untuk suatu
pernikahan.

Selanjutnya ialah jarak antara 2 anak, dengan memperhatikan kesanggupan ibu


untuk hamil lagi, melahirkan lagi, sesudah pulih dari kehamilan anak pertama. Juga
kesanggupan keluarga memelihara 2 anak sekaligus. Disarankan jarak 2 anak hendaknya
3 tahun atau lebih.

Selanjutnya kapan seorang perempuan seyogyanya berhenti hamil lagi. Karena alat-alat
tubuhnya terlalu tua untuk melksanakan tugas reproduksinya. Disarankan kehamilan
terakhir hendaknya terjadi sebelum seorang perempuan berusia 35 tahun.

Macam Teknik Keluarga Berencana (KB)


Teknik KB bermacam-macam, dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pencegahan bersatunya sperma dengan telur,
Berpuasa (abstinence).

modul 10.indd 124 10/28/2010 72656 PM


Penggunaan kondom.
2. Pencegahan pembuahan saat sperma dan telur bersatu,

Penggunaan alat KB dalam rahim (AKDR atau IUD).


3. Pencegahan pematangan telur pada perempuan,

KB Hormonal: Pil KB, Suntik KB, Susuk KB.


4. Penutupan saluran pengeluaran sperma/ telur (sterilisasi),
Pada Laki-laki: Vasektomi, ialah menutup saluran reproduksi; Vas Deferens.

Pada Perempuan: Tubektomi, ialah menutup saluran reproduksi; Tuba Falopi.

Pemilihan teknik KB yang cocok untuk tiap keluarga ditentukan oleh kondisi keluarga 125
masing-masing. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan
lain.

Remaja dan Kontrasepsi


Remaja sangat perlu mengenal dan memahami kontrasepsi, terutama untuk bekal dalam
menempuh kehidupan berkeluarga di masa yang akan datang. Berikut adalah rincian
tipe, diskripsi, keuntungan dan kelemahan alat Kontrasepsi.

Type Diskripsi Kelemahan Keuntungan

Kondom Kondom berupa balon Beberapa orang ada Keuntungannya bisa


karet tipis untuk yang alergi terhadap untuk mencegah
dipasang pada alat bahan dari kondom kehamilan,
kelamin laki-laki mencegah
maupun perempuan penularan penyakit,
saat berhubungan mudah dipakai
seks, sehingga sendiri, tidak perlu
mani tertampung di resep dokter dan
dalamnya dan tidak harganya sangat
masuk ke dalam terjangkau. Kondom
vagina akan sangat efektif
bila digunakan
dengan benar.

modul 10.indd 125 10/28/2010 72656 PM


Spermisida Spermisida yang Dapat menyebabkan Sangat mudah untuk
(berupa dimasukkan ke iritasi setempat digunakan.
krem,jeli, dalam vagina baik pada laki-laki
tablet atau sebelum melakukan maupun perempuan
cairan hubungan seks. Pada Harus selalu tersedia
berbusa) beberapa perempuan Kurang
yang sensitive nyaman dalam
kadang-kadang penggunaannya
penggunaannya karena terkadang
dapat meningkatkan bisa kotor.
pengeluaran cairan
126 vagina, iritasi dinding
vagina, dan rasa gatal-
gatal.

AKDR (alat Alat kontrasepsi dalam Kerugian alat Keuntungannya


kontrasepsi dipasang didalam ini risiko alat tidak dipengaruhi
Dalam rahim perempuan, keluar sendiri dan faktor lupa, tidak
Rahim) guna mencegah komplikasi lain mahal, mudah
menempelnya sel seperti terjadinya dikontrol, aman
telur pada dinding bercak-bercak untuk jangka
rahim. Tidak efektif pendarahan, atau panjang, serta
bagi perempuan haid yang lebih pengembalian
dibawah usia 20 tahun banyak dari biasanya. kesuburan cukup
tinggi. Tidak
disarankan untuk
perempuan yang
menderita infeksi
dan keputihan.

Pil KB Pil KB ini dapat Tidak efektif untuk Metode ini


berisi gabungan mencegah penularan hanya efektif
hormone estrogen penyakit menular untuk mencegah
dan progesteron, atau seksual kehamilan.
hanya terdiri dari
hormone progesterone
saja. Biasanya berisi
21-28 tablet yang
diminum setiap hari.

modul 10.indd 126 10/28/2010 72656 PM


Suntik KB Suntikan KB Membutuhkan Efektifitas tinggi,
bermacam-macam pelayanan dokter praktis, aman dan
jenisnya seperti Kadang-kadang berhasil baik
Devoprovera/ tidak mendapat
progestin yang haid, atau terjadi
penyuntikannya sakit pendarahan,
dilakukan tiap tiga terutama
bulan, dan cyclopem devoprovera/
yang penyuntikannya progestin. Dapat
dilakukan tiap bulan. menimbulkan gejala
seperti keputihan,
nyeri perut 127
bawah, pusing dan
kegemukan.

Susuk KB Susuk KB merupakan Metode ini bisa Metode ini dapat


metode hormonal menimbulkan haid melindungi dari
jangka panjang 3-5 yang tidak teratur, kehamilan selama
tahun bercak-bercak 5 tahun. Tidak
darah atau sama ada rasa sakit,
sekali tidak keluar menimbulkan rasa
haid. Metode ini mual, muntah
menyebabkan dan pusing dlam
ada penundaan penggunaan metode
masa subur, ini
setelah berhenti
menggunakan, dan
sama sekali tidak
melindungi dari
penyakit menular
seksual.

Metode Metode kontrasepsi


kontrasepsi operatif/sterilisai
operatif/ yang disebut KB
sterilisasi mantap dan tidak
cocok untuk remaja

Apa Remaja (pra nikah) boleh ber-KB?


Semua orang, termasuk remaja (pra nikah) harus memahami KB secara mendalam dan

modul 10.indd 127 10/28/2010 72656 PM


menyeluruh, sehingga setiap saat siap menghadapi berbagai kemungkinan yang ada.

Bila pengertian KB sebagai upaya untuk mengatut keluarga, maka sejak masih anak-
anak, apalagi sudah remaja, hendaknya sudah melaksanakan kaidah KB, ialah mencegah
diri untuk tidak hamil (atau menghamili gadis bagi remaja laki-laki), sampai dewasa,
dalam arti biologis, sosial dan psikologis.

Pada umur 20 tahun atau lebih. Teknik KB yang dipilih tentu saja teknik tanpa penetrasi
seks atau abstinence atau puasa seks.

Bagi remaja yang sudah melakukan hubungan seksual pra nikah, dapat saja disarankan
penggunaan kondom untuk mencegah kehamilan atau kelahiran bayi sebagai korban
hubungan seksual diluar nikah yang tidak bertanggung jawab.
128
Namun perlu diingat bahwa hubungan seks diluar nikah adalah dosa besar yang jelas
akan mendapat siksa atau sanksi dari Tuhan. Dan yang lebih fatal lagi ketika kehamilan
tidak dapat di cegah akan mendorong munculnya aborsi illegal yang pada hakekatnya
selain melanggar norma agama juga merupakan satu perbuatan hukum dan pelanggaran
Hak Asazi Manusia.

Sumber: PKBI, Paket materi Pendidikan Keluarga Bertanggung Jawab 1992 Pedoman
pelatihan remaja sebaya.

modul 10.indd 128 10/28/2010 72657 PM


SLIDE PRESENTASI

Kaidah KB
Keluraga Berencana adalah upaya untuk
mengatur keluarga, agar keluarga
Keluarga Berencana masing-masing bahagia dan sejahtera
kaidah KB, ialah mencegah diri untuk
tidak hamil (atau menghamili gadis bagi 129
remaja laki-laki), sampai dewasa, dalam
arti biologis, sosial dan psikologis.

Tujuan Pembelajaran Teknik KB


Tujuan Umum Teknik KB bermacam-macam, dikelompokkan sebagai berikut:
Pencegahan bersatunya sperma dengan telur.
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat Berpuasa (abstinence)
menjelaskan dan menyebutkan tentang Keluarga Penggunaan kondom
Berencana (KB) Pencegahan pembuahan saat sperma dan telur bersatu
Penggunaan alat KB dalam rahim (AKDR atau IUD)
Pencegahan pematangan telur pada wanita :
Tujuan Khusus KB Hormonal : Pil KB
Suntik KB
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
Susuk KB
Menjelaskan pengertian dan kaidah keluarga Berencana (KB). Penutupan saluran pengeluaran sperma/ telur (sterilisasi).
Menyebutkan teknik-teknik KB. Pada Pria: Vasektomi, ialah menutup saluran reproduksi ; Vas Deferens
Menjelaskan hubungan remaja (pra nikah) dengan KB. Pada Wanita: Tubektomi, ialah menutup saluran reproduksi ; tuba Falopi.

modul 10.indd 129 10/28/2010 72659 PM


130

modul 10.indd 130 10/28/2010 72659 PM


MODUL 11
Pengetahuan Dasar
Tentang HIV dan Aids

modul 11.indd 1 10/28/2010 73007 PM


modul 11.indd 2 10/28/2010 73007 PM
MODUL
11
Pengetahuan Dasar Tentang
HIV dan AIDS 131

Pengetahuan mengenai HIV dan AIDS menjadi dasar utama dalam proses penanggulangan
HIV dan AIDS bagi semua orang, tidak terkecuali bagi remaja. Tanpa pengetahuan dasar
mengenai HIV dan AIDS maka mustahil untuk mempratekkan pola hidup yang dapat
mencegah penularan HIV dan AIDS. Proses peningkatan pemahaman mengenai HIV dan
AIDS bagi remaja menjadi program yang penting. Penyebaran informasi yang dilakukan
oleh remaja sendiri merupakan yang sangat dapat diterima oleh remaja.

Pengetahuan dasar tentang HIV dan AIDS yang penting adalah proses HIV menginfeksi
tubuh manusia. Pengetahuan awal ini menjadi titik masuk yang baik untuk menjelaskan
mengenai HIV dan AIDS. Oleh karena itu penting untuk membahas bagaimana HIV dapat
menginfeksi tubuh seseorang dan proses yang terjadi di dalam tubuh manusia. Selain
itu, pengetahuan mengenai sejarah HIV menjadi penting untuk ketahui karena banyak
remaja yang menanyakan awal mula munculnya HIV di muka bumi.

Modul ini membahas mengenai:


HIV menginfeksi tubuh manusia, dan Sejarah HIV dan AIDS.

modul 11.indd 131 10/28/2010 73008 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta menjelaskan dan menyebutkan kembali
mengenai HIV dan AIDS.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
132 1. Menyebutkan tentang HIV menginfeksi tubuh manusia
2. Menjelaskan tentang sejarah HIV dan AIDS

1. HIV menginfeksi tubuh manusia.


2. Sejarah HIV dan AIDS.

45 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Bermain peran

1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Slide presentasi
4. LCD

modul 11.indd 132 10/28/2010 73008 PM


Sesi 1: Pengkondisian (5 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
133
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: HIV Menginfeksi Tubuh Manusia (25 menit)

Langkah 3:
Fasilitator memberikan penjelasan kepada peserta bahwa Untuk memahami mengenai
HIV menginfeksi tubuh manusia maka kita akan melakukan sebuah kegiatan bermain
peran yaitu Kekebalan Tubuh. Panduan bermain peran terlampir

Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan kegiatan bermain peran dengan menyimak
petujuk yang akan segera diberikan.

Langkah 4:
Bila telah dianggap cukup oleh fasilitator maka kegiatan bermain peran Kekebalan
Tubuh dapat dihentikan. Kegiatan ini biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 510
menit.

Langkah 5:
Fasilitator mulai menggali beberapa kata kunci yang didapat dalam kegiatan yang telah
dilakukan tadi, saat lingkaran belum ada si HIV, dengan beberapa pertanyaan, sebagai
berikut:

modul 11.indd 133 10/28/2010 73008 PM


Apa yang terjadi pada si TBC, si Kanker dan si Diare saat belum ada si
HIV?
Apa yang dilakukan si TBC, si Kanker dan si Diare untuk dapat menembus
lingkaran?
Bagaimana susahnya si TBC, si Kanker dan si Diare menembus lingkaran
yang kuat?

Fasilitator mencatat semua jawaban pada kertas flipchart. Usahakan untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta.

Fasilitator dapat mengarahkan peserta sehingga peserta paham mengenai sistem


kekebalan yang kuat, sehingga sulit untuk ditembus oleh penyakit dari luar.
134
Ketika diskusi dianggap cukup maka fasilitator berusaha menggali beberapa kata kunci
yang didapat dalam kegiatan yang telah dilakukan tadi, saat lingkaran telah ada si HIV,
dengan beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
Apa yang terjadi pada si TBC, si Kanker dan si Diare saat sudah ada si
HIV?
Apa yang dilakukan si TBC, si Kanker dan si Diare untuk dapat menembus
lingkaran?
Bagaimana mudahnya si TBC, si Kanker dan si Diare menembus
lingkarang yang telah ada si HIV?

Fasilitator mencatat semua jawaban pada kertas flipchart. Usahakan untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta.

Fasilitator dapat mengarahkan peserta sehingga peserta paham mengenai sistem


kekebalan yang telah terinfeksi si HIV, sehingga mudah untuk ditembus oleh penyakit
dari luar.

Langkah 6:
Rangkum dan bacakan kembali beberapa poin yang diungkapkan oleh peserta saat diskusi
berlangsung. Fasilitator dapat membuat sedikit kesimpulan tentang diskusinya.

Tayangkan slide projektor atau alat peraga yang berkaitan dengan HIV dan AIDS.
Fasilitator menjelaskan satu persatu slide/alat peraga kepada para peserta.

Fasilitator memberikan kesempatan pada perserta untuk mengajukan pertanyaan


seputar HIV dan AIDS.

Sesi 3: Sejarah Penemuan HIV (10 menit)

Langkah 1:
Fasilitator meneruskan dengan memberikan pertanyaan kepada peserta sebagai

modul 11.indd 134 10/28/2010 73008 PM


berikut:
Siapa yang mengetahui asal mula munculnya HIV?
Bagaimana pendapat teman-teman bila ada orang menyatakan bahwa HIV
mulanya berasal dari monyet?

Berikan kembali peserta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan pemahaman yang
dimiliki. Catat kata kunci jawaban peserta dalam kertas flipchart.

Rangkum dan bacakan kata kunci dari pendapat peserta menjadi pemahaman sejarah
HIV dan AIDS

Langkah 2:
135
Tayangkan slide mengenai sejarah munculnya HIV dan AIDS dan perkembangan HIV baik
di dunia maupun di Indodesia.

Beri kesempatan peserta untuk mengajukan beberapa pertanyaan sehingga dapat


memahami sejarah HIV dengan lebih baik.

Sesi 4: Rangkuman dan Kesimpulan (5 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan HIV menginfeksi tubuh manusia?
Bagaimana sejarah HIV dan AIDS?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Pengetahuan Dasar HIV dan AIDS.
Sarankan informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

modul 11.indd 135 10/28/2010 73008 PM


PANDUAN PERMAINAN

Nama panduan : Bermain Peran Kekebalan Tubuh

Tujuan : 1. Memberikan gambaran mengenai proses HIV mengakibatkan


sistem kekebalan tubuh menurun.

2. Mengetahui perbedaan antara sistem kekebalan tubuh


yang belum terinfeksi HIV dengan yang sudah.

136 Langkah-langkah Permainan

Langkah 1:
Mintalah peserta untuk berdiri dan membentuk sebuah lingkaran dengan fasilitator
sebagai pusat ditengahnya.

Fasilitator mulai menjelaskan kegiatan bermain peran yang akan dilakukan bersama-
sama. Jelaskan tujuan kegiatan bermain peran Kekebalan Tubuh.

Fasilitator meminta 5 orang peserta untuk membantu dalam kegaitan ini. Jelaskan setiap
peran dan posisi dari orang peserta tersbut, yaitu:
1 orang berperan sebagai si Tubuh Manusia dan berdiri di tengah lingkaran.
3 orang berperan sebagai penyakit yaitu si TBC, si Kanker dan si Diare
dengan posisi di luar lingkaran.
2 orang berperan sebagai si HIV dengan posisi di luar lingkaran dan nanti akan
menginfeksi si Kekebalan Tubuh.
Peserta lainnya yang berada di lingkaran berperan sebagai si Kekebalan
Tubuh.

Fasilitator meminta si Kekebalan Tubuh untuk bergandengan tangan dengan


menyilangkan siku dengan teman disebelanya guna melindungi si Tubuh Manusia dari
serangan penyakit dari luar.

Langkah 2:
Bermain peran dimulai dengan aba-aba mulai dari fasilitator. Fasilitator memerintahkan
supaya si TBC, si Kanker dan si Diare berusaha untuk menembus lingkaran untuk
menyerang si Tubuh Manusia.

Fasilitator memperhatikan proses bermain peran dengan melihat upaya si TBC,


si Kanker dan si Diare untuk menginfeksi si Tubuh Manusia. Berikan waktu
secukupnya, kurang lebih 2 menit, kepada si TBC, si Kanker dan si Diare untuk
berupaya menembus lingkaran.

modul 11.indd 136 10/28/2010 73008 PM


Langkah 3
Ketika dirasa cukup maka fasilitator kemudian menghentikan sementara dengan
mengatakan si TBC, si Kanker dan si Diare kelihatannya agak kesulitan untuk
menembus lingkaran dikarenakan si Kekebalan Tubuh sangat kuat. Bagiamana bila
tubuh telah terinfeksi HIV ?

Fasilitator meminta si HIV berdiri di lingkaran, membaur dengan si Kekebalan


Tubuh dengan posisi bergandengan tangan dengan teman disebelahnya, tidak perlu
menyilangkan siku, hanya bergandangan tangan biasa.

Fasilitator memberikan aba-aba dan meminta si TBC, si Kanker dan si Diare


berupaya lagi untuk menembus lingkaran untuk menginfeksi si Tubuh Manusia. 137
Sedangkan sistem kekebalan tubuh tetap berusaha untuk melindungi si Tubuh Manusia
supaya tidak terinfeksi si TBC, si Kanker dan si Diare.

Fasilitator memperhatikan proses bermain peran dengan melihat upaya si TBC,


si Kanker dan si Diare untuk menginfeksi si Tubuh Manusia. Berikan waktu
secukupnya, kurang lebih 2 menit, kepada si TBC, si Kanker dan si Diare untuk
berupaya menembus lingkaran.

Langkah 4
Ketika dirasa cukup maka fasilitator kemudian menghentikan bermain peran dan
mempersilahkan peserta untuk kembali.

modul 11.indd 137 10/28/2010 73009 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
PENGETAHUAN DASAR HIV DAN AIDS
Apakah HIV itu?
HIV yang merupakan kependekan dari Human Immunodeficiency Virus. Dari namanya
menunjukkan bahwa HIV adalah virus yang hanya bisa hidup di dalam tubuh manusia.
Virus ini di dalam tubuh manusia menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Bila
seseorang telah terinfeksi HIV, maka akan mengalami penurunan sistem kekebalan
tubuhnya sehingga dengan mudah kuman penyakit lain masuk ke dalam tubuh orang
138 tersebut.

Apakah AIDS itu?


AIDS adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. AIDS didefinisikan
sebagai kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunnya sistem kekebalan
tubuh. Jadi salah, bila AIDS dikatakan sebagai suatu penyakit, yang tepat AIDS adalah
sebuah sindrom yaitu kumpulan dari beberapa penyakit. Penyebab dari timbulnya AIDS
adalah virus yang diberi nama HIV.

Apa Perbedaan HIV dan AIDS?


HIV merupakan virus yang menyerang sisitem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS
adalah tahapan lanjut dari seseorang yang telah terinfeksi HIV. Seseorang yang terinfeksi
HIV tidak langsung masuk dalam tahap AIDS, karena butuh waktu yang cukup lama,
kurang lebih sampai 10 tahun, untuk masuk tahap AIDS. Seseorang yang terinfeksi HIV
tapi belum masuk tahap AIDS maka akan tampak seperti orang sehat tetapi sudah dapat
menularkan HIV ke orang lain.

Bagaimanakah HIV Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh?


Di dalam tubuh manusia, HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh, terutama pada sel
T4 atau sering disebut CD4. Sel T4 merupakan bagian dari sel darah putih (limfosit) yang
merupakan sistem kekebalan tubuh manusia. Selama terinfeksi, limfosit menjadi wahana
pengembangbiakan virus HIV. Bila sel T4 yang diserang mati maka HIV akan bertambah
banyak dan bebas untuk menyerang sel T4 lainnya yang masih sehat. Akibatnya semakin
sel T4 yang diserang maka daya tahan tubuh semakin menurun.

Akhirnya sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh dari serangan kuman penyakit.
Sehingga kuman penyakit akan masuk dan menyerang tubuh manusia. Serangan penyakit
tersebut sering disebut dengan Infeksi Oportunistik, yaitu infeksi yang memanfaatkan
lemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Hampir semua infeksi dapat menyerang
tubuh manusia saat kekebalan tubuh lemah. Orang yang telah terinfeksi HIV sering

modul 11.indd 138 10/28/2010 73009 PM


meninggal karena infeksi TBC, Diare, Kanker dan lainnya.

Bagaimana Bila Seseorang Terinfeksi HIV?


Sejak terinfeksi sampai dengan muncul gejala-gejala, tidak mudah menyatakan
seseorang terinfeksi HIV. Apalagi hanya dengan melihat fisiknya. Secara dini seseorang
dapat diketahui terinfeksi HIV atau tidak dengan tes HIV di laboratorium. Saat seseorang
terinfeksi HIV maka akan melewati beberapa tahap yaitu:

Stadium 1 (Periode Jendela)


Pada tahap awal, ketika HIV menginfeksi tubuh manusia, tidak terdapat tanda-tanda
khusus. Kalaupun muncul gejala, biasaya hanya berupa merasa lelah, kehilangan selera
makan dan gejala lain yang menyerupai gejala influenza. Oleh karen itu, pada tahap ini 139
seseorang yang terinfeksi HIV, belum dapat diketahui dengan tes HIV yang menggunakan
metode melakukan tes adanya antibodi HIV di dalam tubuh. HIV dapat dideteksi dengan
tes yang menggunakan metode melakukan tes adanya antigen virus didalam tubuh.
Tahap ini disebut periode jendela, berkisar antara 1 hingga 3 bulan bahkan ada yang
mencapat 6 bulan, dimana tubuh sedang memproduksi antibodi HIV. Walaupun demikian,
pada periode ini seseorang telah dapat menularkan HIV ke orang lain.

Stadium 2 (HIV positif, tanpa gejala)


Pada tahap kedua, HIV telah berkembang biak dan tubuh telah membentuk antibodi
yang cukup untuk dideteksi, sehingga dapat diketahui dengan tes HIV. Orang yang telah
terinfeksi HIV ini, tampak sehat seperti orang yang tidak terinfeksi HIV. Pada tahap ini
dapat berlangsung kurang lebih 5 -10 tahun, sangat tergantung dengan kondisi tubuh
atau kesehatan tubuh. Pada tahap sering dikenal pula dengan masa laten HIV.

Stadium 3 (Muncul gejala)


Pada tahap ketiga, sistem kekebalan tubuh semakin menurun, orang yang terinfeksi
HIV akan mulai menampakkan gejala-gejala AIDS. Misalnya ditandai dengan adanya
pembengkakan kelenjar getah bening (limfe) pada seluruh tubuh. Pada tahap ini, orang
dengan HV sering muncul infeksi opportunistik, yaitu infeksi yang memanfaatkan sistem
kekebalan tubuh yang lemah. Infeksi opportunistik yang sering muncul adalah TB paru,
Pnemonia dan lainnya. Tahap ini kira-kira berlangsung selama lebih dari 1 bulan.

Stadium 4 (AIDS)
Pada tahap akhir, ketika sudah menjadi AIDS, penderita semakin lemah kondisinya akibat
berbagai penyakit yang tidak dapat dilawan oleh sistem kekebalan tubuhnya. Penderita
ini, pada akhirnya cepat atau lamat akan meninggal, tergantung dari kondisi penyakit
yang dideritanya.

Bagaimana Sejarah Penemuan HIV?

modul 11.indd 139 10/28/2010 73009 PM


AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control
and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya kasus Pneumonia pneumosistis pada
lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.

Pada waktu yang bersamaan ternyata terdapat kasus yang sama dengan gejalan
melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia di berbagai tempat. Kemudian para ahli
berusaha untuk mengetahui penyebabnya karena kasus tersebut merupakan kasus luar
biasa.

Penelitianpun dilakukan. Pada Januari 1983, Dr. Luc Montagnier dkk (Institut Pasteur
Perancis) berhasil mengisolasi virus dari kelenjar getah bening dan diberi nama
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV).

140 Setahun berikutnya, tepatnya Juli 1984, Dr. Robert Gallo dari Lembaga Kanker Nasional
(NIC-Amerika) melaporkan telah menemukan virus yang diambil dari seseorang yang
telah terinfeksi. Oleh para peneliti virus itu diberi nama Human T-Lymphocytic Virus type
III (HTLV III). Ilmuwan lain, J. Levy juga menemukan virus penyebab AIDS, dinamakan
AIDS Related Virus (ARV). Dan akhirnya pada Mei 1986, Komisi Taksonomi Internasional
sepakat memberi nama Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Bagaimana Asal Usul HIV?


Sampai sekarang belum dapat diketahui dengan pasti asal usul HIV muncul di muka bumi.
Beberapa teori berkembang untuk memberikan penjelasan mengenai asal usul HIV ini.
Beberapa ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak
dengan primata lainnya.

Teori yang lebih kontroversial menyatakan bahwa epidemi AIDS dimulai pada akhir
tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap
vaksin polio. Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario
tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada.

Bagaimana Perkembangan HIV di Dunia?


Pada tahun 1981 di dunia, mulai berkembang jenis penyakit baru yang menjadi
pembicaraan di beberapa negara. Diawali dengan ditemukannya Sarkoma Kaposi dan
Pneumocystis Cranii (PCP) yang jarang menginfeksi penduduk di beberapa kota di
Amerika. Melalui sebuah penelitian yang dilakukan dengan segera maka pada tahun 1982
ditemukan bahwa telah terjadi sindrom karena menurunnya sistem kekebalan tubuh
yang disebabkan oleh suatu virus pada orang yang menderita PCP dan Sarkoma Kaposi.

Hasil penelitan menunjukkan pula bahwa virus penyebab sindrom tersebut dapat menular
dari satu orang ke orang lain. Sampai sekarang virus tersebut dikenal sebagai Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan sindromnya disebut Aquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS).

Perkembangan permasalahan HIV dan AIDS semakin lama semakin mengkhawatirkan baik

modul 11.indd 140 10/28/2010 73009 PM


dari sisi kuantitatif maupun kualitatif. Walaupun secara geografi, yang semula diharapkan
dapat menghambat perkembangan jumlah Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) di dunia
namun pada kenyataannya dalam kurun waktu 20 tahun terakhir jumlahnya telah
mencapai lebih dari 60 juta orang dan 20 juta diantaranya telah meninggal.

Tidak mengherankan bila permasalahan HIV dan AIDS telah menjadi epidemi di hampir
190 negara. the Joint United Nation Programme on AIDS (UNAIDS) selalu mengeluarkan
data setiap tahun mengenai perkembagan kasus AIDS di dunia.

Bagaimana Perkembangan HIV di Indonesia?


Kasus pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1987 di Bali. Perkembangan
HIV dan AIDS setelah itu masih dapat dikatakan tidak terjadi penambahan kasus secara 141
signifikan. Akan tetapi pada tahun 1993 terjadi ledakan pertama di Indonesia yaitu
dengan penambahan kasus baru selama tahun 1993 melebihi angka seratus. Hal tersebut
yang melatarbelakangi terbitnya Keppres No. 36 tahun 1994 mengenai pembentukan
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang mempunyai tugas utama untuk menanggulangi
penyebaran HIV dan AIDS di Indonesia.

Walaupun di Indonesia kehidupan agama dan budaya sangat kental yang tidak permissive
terhadap hubungaan seks diluar nikah dan penggunaan Napza namun pada kenyataannya
angka HIV dan AIDS terus meningkat setiap tahunya sesuai dengan laporan kasus rutin
setiap 3 bulan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan (Ditjen PPM & PL Depkes).

Hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan secara
bergantian, tranfusi darah yang terinfeksi HIV, dan penularan ibu yang terinfeksi HIV ke
anak yang dikandungnya merupakan faktor resiko yang dapat menularkan HIV dari satu
orang ke orang lain. Faktor resiko penularan tersebut yang menjadikan permasalahan
HIV dan AIDS berkaitan dengan sosio-ekonomi-pertahanan-keamanan-budaya, disamping
permasalahan jumlah yang semakin membesar. Sehingga permasalahan menjadi
kompleks.

Sebagai contoh, pada awal kasus HIV dan AIDS muncul, tidak semua rumah sakit bersedia
merawat ODHA karena muncul ketakutan nantinya rumah sakit tersebut tidak laku,
karena orang yang terinfeksi HIV merupakan orang yang mempunyai perilaku yang tidak
normal. Disinilah muncul diskriminasi terhadap ODHA yang seharusnya juga mendapat
hak pelayanan kesehatan yang sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.

Contoh lainnya, keengganan sementara orang untuk mengakui bahwa Indonesia telah
menghadapi permasalahan HIV dan AIDS dengan alasan, Indonesia merupakan bangsa
Timur yang masih memegang adat istiadat secara kuat. Semua itu terjadi karena banyak
orang telah memberikan penilaian negatif terhadap HIV dan AIDS, ODHA dan perilakunya,
tanpa dapat melihat permasalahan yang lebih substansial. Terlebih ditambah dengan
sikap yang mengkaitkan status HIV dan AIDS sebagai permasalahan moral, bukan
sebagai permasalahan kesehatan masyarakat yang dapat mengenai semua golongan
masyarakat.

modul 11.indd 141 10/28/2010 73009 PM


SLIDE PRESENTASI

AIDS
Singkatan dari:
ACQUIRED (didapat, bukan keturunan)
HIV dan AIDS IMMUNE (sistem kekebalan tubuh)
DEFICIENCY (tidak berfungsi dengan baik)
142 SYNDROME (memiliki banyak gejala)
AIDS:kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh
HIV

Asal-usul AIDS Human Immunodeficiency Virus (HIV)


Tidak diketahui persis darimana dan kapan tepatnya
HIV/AIDS muncul. Struktur isi Glikoprotein
Berdasarkan pemeriksaan, darah tertua yang terinfeksi
HIV di Amerika adalah darah tahun 1969. HLA antigen

Di Afrika, darah tahun 1959. "Kepala"


Glikoprotein
Akhir 1970-an, diperkirakan HIV sudah berkembang dan
meluas di daerah Sub Sahara Afrika. Pengikat Asam
Selubung Inti Ribonukleat
Semua ilmuwan setuju bahwa kasus pertama AIDS
adalah laporan Gottlietb dkk di Los Angeles pada 5 Juni
1981. RNA

Lapisan Lipid
Pembalik
Protein Inti

HIV Fenomena Gunung Es


Singkatan dari Human Immunodeficiency Bagian es yang muncul di permukaan air hanyalah
Virus sebagian kecil jika dibandingkan dengan bagian es
yang terletak di bawah permukaan air.
Virusyang menyerang sistem kekebalan
WHO: Di negara-negara yang belum melakukan tes
tubuh. HIV secara merata (karena tidak mau secara sukarela
Menimbulkan AIDS. atau sebab lainnya),
Tergolong kelompok retrovirus, kelompok untuk setiap kasus HIV positif yang terdeteksi
dianggap terdapat 100 orang yang sudah terinfeksi
virus yang mampu mengkopi-cetak materi
HIV tetapi belum terdeteksi.
genetik dirinya ke dalam sel-sel yang
ditumpanginya.

modul 11.indd 142 10/28/2010 73010 PM


SLIDE PRESENTASI

Gejala Klinis pada Stadium


Kronologi Perjalanan HIV/AIDS
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
AIDS
2 dari 3 gejala utama 1 dari 5 gejala minor
HIV HIV positif Pembesaran AIDS
(window period) (Asimptomatik) Kelenjar Limfe batuk kronis selama
lebih dari 1 bulan
demam berkepanjangan
lebih dari 3 bulan
infeksi pada mulut dan tenggorokan
disebabkan oleh jamur Candida albicans

143
diare kronis lebih dari 1 bulan
pembengkakan kelenjar getah bening
berulang maupun terus-menerus
yang menetap di seluruh tubuh

penurunan berat badan lebih


antara 1 - 3 bulan dari 10% dalam 3 bulan
bahkan bisa munculnya Herpes zorter berulang bercak-
sampai 6 bulan rata-rata selama bercak gatal di seluruh tubuh
5 - 10 tahun

lebih dari 1 bulan

ketika sel T- 4 dibawah


200 per mikroliter

Proses Perkembangan HIV


Enzim RT (cetak-ulang)
Sejarah HIV
mengubah RNA virus Enzim Penyambung mempersatukan DNA
menjadi DNA virus ke dalam kromosom penderita

Januari 1983, Dr. Luc Montagnier dkk (Institut Pasteur


HIV menginjeksi sel penderita Kromosom Perancis) mengisolasi virus dari kelenjar getah bening.
RNA 3
dan melepaskan gen RNA
1
Sel terinfeksi memproduksi
RNA virus baru, yang akan Dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus (LAV).
4 membentuk protein dan virus-
Protein virus serupa Juli 1984, Dr. Robert Gallo dari Lembaga Kanker
2 Nasional (NIC-Amerika) menemukan virus dari ODHA.
DNA
5 Dinamakan Human T-Lymphocytic Virus tipe III (HTLV
Pembentukan Protease III).
HIV baru
6 Enzim Protease memotong
protein virus dalam bagian
Ilmuwan lain, J. Levy juga menemukan virus penyebab
yang lebih pendek AIDS, dinamakan AIDS Related Virus (ARV).
HIV Baru
7 Akhir Mei 1986, Komisi Taksonomi Internasional sepakat
memberi nama Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Virus HIV baru ini siap
menyerang sel-sel lainnya
Gabungan protein baru
membentuk virus HIV baru
sumber: NEWSWEEK

modul 11.indd 143 10/28/2010 73011 PM


144

modul 11.indd 144 10/28/2010 73011 PM


MODUL 12
Penularan HIV

modul 12.indd 1 10/28/2010 73048 PM


modul 12.indd 2 10/28/2010 73048 PM
MODUL
12
Penularan HIV
145

Pengetahuan mengenai proses penularan HIV dari satu orang ke orang lain merupakan
bagian penting yang harus diketahui untuk menghindari penularan HIV pada dirinya.
Masih ada beberapa orang salah paham mengenai proses penularan HIV, sehingga muncul
salah persepsi, dan ujungnya menimbulkan diskriminasi. Oleh karena itu remaja perlu
mengetahui bagaimana penularan HIV dapat terjadi dari satu orang ke orang lainnya.

Pada proses pembelajaran remaja akan diajak untuk memahami mengenai proses
penularan HIV. Bermula dari hal tersebut maka diharapkan remaja dapat melakukan
tindakan yang dapat mencegah penularan baik bagi dirinya maupun pada teman
sebayanya.

Modul ini membahas mengenai:


Proses penularan HIV dan perilaku berisiko dan tidak berisiko terinfeksi HIV.

modul 12.indd 145 10/28/2010 73049 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan dan menyebutkan
mengenai proses penularan HIV.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
146 1. Menjelaskan proses penularan HIV.
2. Menyebutkan perilaku yang berisiko tinggi terinfeksi HIV.

1. Proses penularan HIV.


2. Perilaku beresiko dan tidak berisiko terinfeksi HIV.

90 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Permainan
4. Kerja kelompok

modul 12.indd 146 10/28/2010 73049 PM


1. Kertas fliphart
2. Spidol
3. Slide presentasi
4. Satu set kertas kecil yang dimasukkan dalam amplop sebanyak peserta
5. Lagu yang menggambarkan pesta anak muda
6. 3 set Kartu Penularan HIV

147

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Proses Penularan HIV (35 menit)

Langkah 1:
Fasilitator memberikan penjelasan kepada peserta bahwa: Untuk memahami mengenai
penularan HIV maka kita akan melakukan sebuah kegiatan yang diberi nama Penularan
HIV. Panduan permainan terlampir.

modul 12.indd 147 10/28/2010 73049 PM


Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan kegiatan dengan menyimak petujuk yang
akan segera diberikan.

Langkah 2:
Bila telah dianggap cukup maka kegiatan Penularan HIV maka fasilitator dapat
menghentikan. Kegiatan ini biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.

Langkah 3:
Fasilitator memulai diskusi mengenai permainan Penularan HIV yang telah dilakukan
dengan mengajukan beberapa pertanyaan, yaitu:

148 Apakah ada diantara peserta yang mempunyai tanda tangan/nama lebih dari
tiga orang? Atau ada yang mempunyai tanda tangan kurang dari 3 orang?
Apa artinya orang-orang yang berdiri tersebut?
Apa arti khusus dengan peserta yang mempunyai kertas metaplan berwarna
kuning?
Apa artinya peserta yang mempunyai kertas warna hijau?
Apa artinya peserta yang mempunyai kertas warna merah?

Langkah 4:
Tulis semua jawaban dari peserta pada kertas filpchart dan diskusikan hal-hal yang terkait
dengan penularan HIV melalui hubungan seksual. Tekankan pada beberapa hal yaitu:
Banyak pasangan seks
Saling setia
Tidak melakukan hubungan seks
Hubungan IMS dengan HIV

Langkah 5:
Tayangkan slide presentasi yang terkait dengan penularan HIV. Jelaskan satu per satu
slide dan berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan berdiskusi mengenai
materi tersebut.

Tutup sesi ini dengan merangkum bagian bagian penting yang telah disampaikan,
terutama menghubungkan permainan Penularan HIV dengan materi yang diberikan.

Sesi 3: Perilaku Berisiko dan Tidak Berisiko Terinfeksi HIV (35


menit)

Langkah 1:
Ajaklah peserta untuk memahami lebih lanjut mengenai perilaku yang berisiko dan tidak

modul 12.indd 148 10/28/2010 73050 PM


berisiko terinfeksi HIV dengan melakukan kegiatan kerja kelompok.

Langkah 2:
Ketika kerja kelompok selesai maka fasilitator memimpin untuk mempresetasikan hasil
diskusi setiap kelompok.

Berikan waktu sekitar 5 menit untuk setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Beri
kesempatan untuk kelompok lain memberikan masukkan kepada kelompok lainnya.

Langkah 3:
Fasilitator mulai mengawali dengan diskusi mengenai prinsip-prinsip cara penularan HIV 149
dari satu orang ke orang lainnya.

Fasilitator mengajak peserta untuk menyimpak tayangan slide presentasi untuk


mempertegas pemahaman mengenai penularan HIV.

Beri kesempatan kepada para peserta untuk bertanya mengenai hal-hal yang terkait
dengan penularan HIV.

Sesi 4: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta :
Bagaimana proses penularan HIV?
Apa yang dimaksud dengan Perilaku berisiko terinfeksi HIV?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Penularan HIV. Sarankan informasi
lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

modul 12.indd 149 10/28/2010 73050 PM


PANDUAN PERMAINAN
Nama panduan : Penularan HIV

Tujuan : 1. Mengetahui penularan HIV dapat berlangsung dari satu orang


ke orang lainnya.

2. Mengetahui betapa cepatnya penularan HIV.

Langkah-langkah Permainan

150 Langkah 1:
Jelaskan kepada peserta bahwa akan melakukan permainan yang dinamakan dengan
permainan Penularan HIV.

Fasilitator telah menyiapkan satu set kertas kecil yang dimasukkan dalam amplop
sebanyak peserta. Satu set tersebut terdiri dari:
1 kertas kecil berwarna biru, tanpa perintah khusus
1 kertas kecil berwarna kuning, tanpa perintah khusus.
2 kertas kecil berwarna hijau, dengan perintah khusus yang bertuliskan Silahkan
berinteraksi dengan teman yang lain, tetapi jangan memberikan kertasnya ke
teman yang lain dan jangan memberikan tanda tangan/nama pada kertas orang
lain.
3 kertas kecil berwarna merah dengan perintah khusus yang bertuliskan
Silahkan berinteraksi dengan teman yang lain, carilah teman yang mempunyai
kertas metaplan dengan warna yang sama dan berikan tanda tangan/nama
pada kertas teman tersebut. Tetapi jangan memberikan kertasnya ke teman
yang lain bila warna tidak sama dan jangan memberikan tanda tangan/nama
pada kertas orang lain.
Sisanya kertas kecil berwarna putih, tanpa perintah khusus.

Bagikan amplop tersebut kepada peserta sehingga setiap peserta mendapatkan 1 buah
amplop. Mintalah peserta untuk membuka dan membaca perintah khusus bila ada perintah
khusus dan mintalah peserta untuk tidak memberitahukannya kepada siapapun.

Langkah 2:
Fasilitator menjelaskan mengenai skenario permainan ini, dengan mengatakan bahwa:
Peserta sedang menghadiri sebuah pesta anak muda dalam rangka ulang tahun ke 17
dari salah satu teman. Pesta yang dihadiri oleh anak muda biasanya berlangsung dinamis
dan penuh dengan kenalan-kenalan baru. Silahkan berinteraksi dengan teman-teman
baru tersebut dengan mencari tanda tangan/nama dari teman baru tersebut.

Peserta diminta untuk mencari tanda tangan/nama dari teman yang lain sebanyak 3

modul 12.indd 150 10/28/2010 73050 PM


orang sebagai tanda telah berkenalan dan berinteraksi.

Fasilitator memberikan aba-aba kepada peserta untuk melakukan pestanya. Bila


memungkinkan berikan ilustrasi musik yang menggambarkan pesta anak muda.

Berikan waktu yang cukup untuk proses tersebut, kurang lebih 5 menit. Ketika peserta
telah selesai untuk mendapatkan tiga tanda tangan/nama dari temannya maka fasilitator
mempersilahkan peserta untuk duduk kembali.

Langkah 3:
Jelaskan mengenai permainan tadi, bahwa tujuan pemainan ini adalah untuk
memperihatkan mengenai proses penularan HIV dari satu orang ke orang lain.
Mendapatkan dan memberi tanda tangan/nama kepada temannya merupakan simbol 151
bahwa peserta telah melakukan hubungan seks. Diantara teman-teman yang ikut dalam
pesta terdapat orang yang telah terinfeksi HIV dan telah terinfeksi Sifilis.

Mintalah peserta yang mempunyai kertas metaplan berwarna biru untuk berdiri dan
membacakan nama/orang yang memberikan tanda di kertasnya. Dan yang disebut
namanya diminta untuk berdiri pula. Jelaskan bahwa orang yang mempunyai kertas kecil
berwarna biru merupakan orang yang telah terinfeksi HIV.

Peserta yang disebut namanya tadi diminta untuk menyebutkan nama yang memberi
tanda di kertas dan diminta berdiri. Begitu seterusnya.

Kemudian minta peserta yang mempunyai kertas berwarna kuning melakukan hal yang
sama seperti peserta yang mempunyai kertas warna biru. Begitu seterusnya. Jelaskan
bahwa orang yang mempunyai kertas kecil berwarna kuning merupakan orang yang telah
terinfeksi Sifilis.

modul 12.indd 151 10/28/2010 73050 PM


PANDUAN KERJA KELOMPOK
Nama panduan : Kerja kelompok Penularan HIV.

Tujuan : 1. Mengetahui kegiatan-kegiatan yang berisiko terinfeksi HIV


dan beserta alasannya.

2. Mengetahui kegiatan-kegiatan yang tidak berisiko


terinfeksi HIV dan beserta alasannya.

Langkah-langkah Permainan
152
Langkah 1:
Bagilah peserta menjadi tiga kelompok. Untuk membagi kelompok fasilitator dapat
menggunakan cara mudah berhitung atau melakukan permainan (sekaligus ice breaking)
untuk membentuk kelompok.

Pada setiap kelompok bagikan 1 set Kartu Penularan HIV. Satu set kartu penularan
terdiri dari:

Orang yang mendapatkan transfusi darah


Perempuan dan laki-laki yang sedang berhubungan seks
Orang sedang ditato lengannya
Orang digigit nyamuk yang baru saja menggigit ODHA
Orang berhubungan seks secara anal
Orang menggunakan alat suntik bersama-sama
Anak sedang dikhitan
Laki-laki dan perempuan sedang berpelukan
Laki-laki dan perempuan sedang berciuman bibir
Orang sedanga berciuman pipi
Homoseksual
Tidur sekamar dengan ODHA
Melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaaan (P3K) pada ODHA
Menggunakan WC umum
Pertolongan persalinan oleh dukun bayi
Orang berhubungan seks secara oral
Menggunakan kondom
Berenang di kolam renang bersama ODHA

modul 12.indd 152 10/28/2010 73050 PM


Ibu yang terinfeksi HIV menyusui bayinya
Memakai sikat gigi ODHA
Menindik daun telinga

Langkah 2:
Tugas setiap kelompok adalah dalam waktu kurang lebih 25 menit berdiskusi untuk
mengelompokkan semua Kartu Penularan HIV ke dalam 4 kelompok beserta alasannya.
4 kelompok tersebut adalah:
Risiko tinggi terinfeksi HIV
Risiko rendah terinfeksi HIV
153
Tidak berisiko terinfeksi HIV
Tidak jelas/tidak tahu

Mintalah setiap kelompok untuk menunjuk satu orang juru bicara untuk mempresentasikan
hasilnya nanti.

modul 12.indd 153 10/28/2010 73050 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
PENULARAN HIV
Bagaimana HIV Dapat Ditularkan?
Pada dasarnya dalam semua cairan tubuh manusia terdapat HIV bila seseorang telah
terinfeksi oleh HIV. Tetapi HIV akan menularkan ke orang lain harus mempunyai konsentrasi
yang cukup. HIV dalam konsentrasi yang cukup untuk menularkan ke orang lain terdapat
dalam tiga cairan tubuh manusia yaitu: air mani, cairan vagina dan darah.

154 Prinsip penularan HIV ke orang lain adalah masuknya HIV dalam konsentrasi yang cukup
ke tubuh orang lain melalui pembuluh darah yang terbuka. Biasanya pembuluh darah
yang terbuka disebabkan oleh karena luka. Cara penularan HIV dari satu orang ke orang
lain melalui kegiatan, hubungan seks, tranfusi darah, penggunaan jarum suntik yang
tidak steril dan proses kehamilan. Sedangan kontak sosial yang melibatkan cairan tubuh
seperti ludah, keringat, bersin dan lainnya tidak dapat menularkan HIV.
Hubungan seks yang tidak aman dengan ODHA (orang dengan HIV AIDS), baik
itu homoseksual maupun heteroseksual. Hubungan seks bisa menularkan HIV
ke orang lain ini dikarenakan bahwa setiap kali kegiatan hubungan seks itu
dilakukan maka akan terjadi luka baik itu pada perempuan atau laki-laki (organ
reproduksi perempuan lebih rentan luka dibanding deangan organ laki-laki)
walaupun luka tersebut sangat kecil. Luka yang terjadi itu menjadi pintu masuk
HIV ke orang tersebut. Untuk hubungan seks yang dilakukan melalui anal maka
kemungkinannya 10 kali lebih besar bila dibandingkan dengan hubungan seks
yang dilakukan melalui vaginal.
Transfusi darah yang tercemar HIV, ini disebabkan HIV langsung masuk dalam
pembuluh darah. Bila ada seseorang yang melakukan transfusi darah dengan
darah yang tercemar dengan HIV maka kemungkinan orang tersebut tertular
HIV adalah 90 100 %. Penularan melalui kegiatan transfusi darah di Indonesia
kasusnya sangat sedikit, karena PMI telah melakukan skrining pada semua darah
donor sebelum ditranfusikan ke tubuh seseorang.
Menggunakan jurum suntik, tindik, tato bersama-sama dan tidak disterilkan lebih
dulu, penularan dengan cara ini memang di Indonesia mungkin sangat sedikit.
Dari ketiga alat di atas yang jarum suntik merupakan alat yang mempunyai
kemungkinan paling besar. Ini terjadi pada kelompok yang mengunakan obat-
obat bius. Untuk penggunaan jarum suntik pada lingkungan kesehatan mungkin
lebih rendah walaupun begitu kita juga tetap harus waspada.
Dari ibu terifeksi HIV kepada anak yang dikandungnya, kemungkinan anaknya
terinfeksi HIVadalah 30%. Dengan jalan apakah ibu hamil bisa menularkan HIV
kepada anak yang dikandung sampai saat ini belum dapat diketahui dengan
pasti. Kemungkinan seorang ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan
HIV kepada anak yang dikandungnya lewat tiga cara yaitu: pertama, selama
bayi itu dalam kandungan. Kemungkinan HIV dapat masuk ke tubuh bayi lewat
pertukaran darah selama dalam kandungan tersebut. Kedua, lewat jalan lahir.
Selama proses kelahiran yang alamiah melewati vagina maka akan terjadi

modul 12.indd 154 10/28/2010 73050 PM


terjadi kontak darah ibu yang keluar saat proses kelahiran dengan kulit bayi
yang terjadi perlukaan. Pintu masuk HIV kedalam tubuh bayi adalah lewat luka
yang mungkin terjadi selama kelahiran bayi tersebut. Ketiga, lewat ASI. Cara ini
memang belum dapat dipastikan dapat menularkan HIV ke bayi yang menyusui
oleh para pakar.

Bagaimana HIV Tidak Dapat Ditularkan?


Dengan demikian jelas pula bahwa semua hal yang tidak berkaitan dengan model
penularan langsung seperti disebutkan di atas, pastilah tidak dapat menularkan HIV dari
satu orang ke orang lain.

Kegiatan-kegiatan yang tidak menularkan HIV adalah: 155


Berjabat tangan dengan penderita AIDS
Memberikan pertolongan pertama dengan prosedur yang benar
Bermain bersama dengan orang yang terinfeksi HIV
Berciuman tanpa kontak cairan darah dari luka
Tidur bersama dengan ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS)
Digigit nyamuk atau serangga
Bertukar pakaian atau barang lain milik ODHA
Berak atau kencing di WC Umum
Berenang bersama dengan ODHA
Anak yang digendong oleh ODHA
Naik bis yang penuh sesak dengan ODHA
Percikan ludah, batuk atau bersin dari ODHA
Merawat ODHA sesuai dengan prosedur
Makan dan minum bersama dengan ODHA

modul 12.indd 155 10/28/2010 73051 PM


SLIDE PRESENTASI

Mengurangi risiko penularan HIV


Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual:
tidak melakukan hubungan seks sama sekali
Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual:
Informasi Dasar HIV/AIDS melakukan seks mitra tunggal, mengurangi mitra seks,
menggunakan kondom, segera mengobati PMS kalau ada
156 Hanya melakukan transfusi darah yang bebas HIV
Mensterilkan alat-alat yang dapat menularkan: jarum
suntik, tindik, tatto dll
Ibu yang terinfeksi HIV perlu mempertimbangkan lagi
untuk hamil

Penularan HIV Apa yang bisa kita lakukan?


HIV bisa ditularkan melalui cairan:
Menerapkan informasi pada diri sendiri

CAIRAN SPERMA
CAIRAN VAGINA Berperilaku bertanggung jawab
DARAH
Menyebarkan informasi tentang AIDS
Kegiatan yang bisa menularkan HIV: kepada orang lain
Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang
terinfeksi HIV
Mendukung kegiatan pencegahan AIDS di
Transfusi darah yang tercemar HIV
Mengunakan jarum suntik, tindik, tatto bersama-sama dengan lingkungannya
penderita HIV dan tidak disterilkan
Dari Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada anak yang di
kandungnya

AIDS tidak menular melalui:


Bersentuhan, senggolan, salaman, berpelukan,
berciuman dengan penderita AIDS
Mengunakan peralatan makan bersama-sama
dengan penderita AIDS
Gigitan nyamuk
Terkena keringat, air mata, ludah penderita
AIDS
Berenang bersama-sama dengan penderita AIDS

modul 12.indd 156 10/28/2010 73053 PM


MODUL 13
Perlindungan Terhadap
Penularan HIV

modul 13.indd 1 10/28/2010 73125 PM


modul 13.indd 2 10/28/2010 73126 PM
MODUL
13
Perlindungan Terhadap
Penularan HIV 157

Remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu melakukan sesuatu sehingga terhindar
dari infeksi HIV. Dengan bekal pengetahuan mengenai penularan HIV maka diharapkan
semua remaja dapat menghindari penularan bagi dirinya dan sekaligus menghambat
penyebaran HIV lebih cepat di masyarakat. Selain itu remaja sangat memerlukan
ketrampilan dalam hal menolak atau melakukan negosiasi dengan remaja lainnya dalam
hal memilih perilaku yang akan dilakukannya. Oleh kerana itu penting bagi remaja untuk
mengetahui cara melakukan perlindungan terhadap penularan HIV.

Remaja, sebagai kelompok, diharapkan mampu memberikan contoh perilaku yang


bertanggungjawab kepada kelompoknya. Hal ini berdampak pada remaja akan mempunyai
norma dalam kelompok. Norma yang baik dan tepat akan membantu remaja-remaja
lainnya untuk mengikutinya dan pada akhirnya dapat memberikan pengaruh positif
dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS.

Modul ini akan membahas mengenai:


Cara-cara menghindari penularan HIV, remaja melindungi diri dari penularan HIV dan
cara menggunakan kondom.

modul 13.indd 157 10/28/2010 73129 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan dan menyebutkan cara-
cara untuk menghindari penularan HIV.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
158 1. Menjelaskan dan menyebutkan cara-cara menghindari penularan HIV.
2. Menjelaskan dan menyebutkan cara-cara melakukan perilaku aman.
3. Menjelaskan dan menyebutkan cara menggunakan kondom.

1. Cara-cara menghindari penularan HIV.


2. Remaja melindungi diri dari penularan HIV.
3. Cara menggunakan kondom.

110 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Permainan
4. Kerja kelompok

modul 13.indd 158 10/28/2010 73130 PM


1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. LCD
4. Slide presentasi
5. Studi kasus
6. Beberapa majalah/koran bekas
7. Karton putih
159
8. Spidol berwarna-warni besar dan kecil
9. Selotif, lem, gunting, cutter dan penggaris
10. Kondom sejumlah peserta dan 3 buah dildo

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Cara-cara Menghindari Penularan HIV (30 menit)

Langkah 1:

modul 13.indd 159 10/28/2010 73131 PM


Fasilitator menjelaskan bahwa untuk memulai memahami bagaimana cara-cara
menghindari penularan HIV maka akan dilakukan permainan Kategori Perilaku. Panduan
permainan terlampir.

Langkah 2:
Selama proses akitifitas tersebut fasilitator perlu mencatat beberapa kata kunci penting
yang disampaikan oleh peserta.

Langkah 3:
Fasilitator memulai mengajak peserta untuk mendisuksikan beberapa poin penting yang
telah dicatat pada kertas flipchart selama proses aktifitas dilaksanakan. Fasilitator
160 mengarahkan bahwa perilaku yang berisiko tinggi dapat pula dicegah bila mengetahui
cara mencegahnya.

Langkah 4:
Bila diperlukan tayangkan beberapa slide atau alat peraga yang mendukung pemahaman
peserta terhadap beberapa upaya untuk mencegah penularan HIV.

Tutup sesi ini dengan merangkum bagian bagian penting yang telah disampaikan.
Terutama menghubungkan poin-poin penting yang terjadi selama aktifitas berlangsung
tadi dengan materi yang diberikan.

Sesi 3: Remaja Melindungi Diri Dari Penularan HIV (40 menit)

Langkah 1:
Fasilitator menjelaskan bahwa untuk mengawali proses sesi ini maka akan dilakukan
bedah kasus Perilaku Berisiko Remaja. Panduan bedah kasus terlampir. Fasilitator
membagi peserta menjadi 3 kelompok dengan cara berhitung.

Fasilitator menjelaskan bahwa Aktifitas ini akan membedah kasus-kasus yang berada
disekitar remaja. Remaja mempunyai pilihan dan kreatifitas yang dapat menghindari
perilaku yang dinilai berisiko oleh remaja sendiri.

Langkah 2:
Mintalah pada masing-masing kelompok (diwakili oleh satu orang) untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok mereka. Mintalah peserta untuk mempresentasikan poster yang
dibuat oleh setiap kelompok.

Fasilitator bisa saja memberi pertanyaan untuk hasil presentasi tiap kelompok:
Mengapa menggambarkannya seperti ini?
Apakah situasi seperti ini terjadi di lapangan?

modul 13.indd 160 10/28/2010 73131 PM


Langkah 3:
Bila memungkinkan dan membutuhkan untuk menambah pemahaman yang lebih dalam
maka dapat ditayangkan beberapa slide presentasi pengetahuan dasar HIV dan AIDS yang
pernah ditayangkan pada modul sebelumnya.

Beri kesempatan bagi perserta untuk bertanya dan berdiskusi mengenai penularan
HIV dan cara penanggulangannya. Dan bagaimana remaja seharusnya bertindak bila
menghadapai situasi yang berisiko.

Sesi 4: Cara Menggunakan Kondom (20 menit)


161
Langkah 1:
Awali sesi dengan menyatakan bahwa: Salah satu cara untuk melindungi diri dari
penularan HIV adalah menggunakan kondom saat berhubungan seks. Namun perlu diingat
bahwa kondom merupakan perlindungan terakhir bila tidak dapat berpuasa seks dan
setia pada pasangan.

Lanjutkan dengan pernyataan: Kondom akan dapat melindungi dari penularan HIV bila
cara menggunakan dengan benar dan selalu dipakai.

Peserta diingatkan lagi dengan lagi dengan modul mengenai Perilaku Berisiko dan
Keluarga Berencana yang membicarakan kondom.

Langkah 2:
Ajak peserta untuk mengenal kondom dan mengenal cara menggunakannya dengan
mempraktekkan langsung.

Fasilitator mulai dengan memperlihatkan kondom dan mengajarkan mengenai cara


menggunakan kondm dengan benar. Beri kesempatan kepada peserta untuk menanyakan
beberap hal yang terkait dengan kondom.

Langkah 3:
Fasilitator mulai membagikan kondom ke seluruh peserta. Mintalah peserta untuk
membukan dan mempraktekkan menggunakan kondom. Fasilitator membagi peserta
menjadi 3 kelompok untuk melakukan lomba memasang kondom.

Setiap berdiri berbaris ke belakang dan mintalah 3 orang fasilitator memegang 3 dildo
dan di depan kelas. Setiap kelompok akan memasangkan kondom dan melepaskan ke
dildo secara benar dan cepat. Kelompok yang paling cepat dan benar melakukannya
dianggap menjadi pemenang.

Sesi 5: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

modul 13.indd 161 10/28/2010 73131 PM


Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan perlindungan diri dari penularan HIV?
Apa saja yang bisa dilakukan remaja untuk menlindungi diri dari penularan
HIV?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Perlindungan terhadap Penularan HIV.
162 Sarankan informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

modul 13.indd 162 10/28/2010 73132 PM


PANDUAN PERMAINAN
Nama panduan : Kategori perilaku

Tujuan : 1. Mengetahui perilaku yang berisiko terinfeksi HIV.

2. Mengetahui pemahaman peserta mengenai perilaku


berisiko terinfeksi HIV.

Langkah-langkah Permainan

Langkah 1 163
Faslitator menyiapkan tiga buah lembar kartu berukuran besar yang bertuliskan,
Hentikan, berisiko tinggi, Hati-hati, mungkin dapat berisiko dan Tidak berisiko,
silahkan lanjutkan.

Fasilitator meletakan tiga buah kartu tersebut di depan (boleh di bawah atau di papan),
sehingga setiap kartu mempunyai jarak yang agak jauh.

Langkah 2
Jelaskan maksud dari ketiga tulisan tadi kepada peserta bahwa Ketiga kartu tersebut
merupakan pilihan dari sebuah perilaku. Setiap orang mempunyai pendapat yang
beragam mengenai perilaku yang dipilihnya.

Fasilitator mulai menjelaskan bahwa nanti akan dibacakan beberapa pernyataan yang
berhubungan dengan perilaku yang terkait dengan HIV dan AIDS. Peserta diminta untuk
berpikir masuk dalam kategori yang mana perilaku tersebut, apakah berisiko tinggi
sehingga perlu dihentikan atau yang lain.

Langkah 3
Fasilitator mulai membacakan pernyataan perilaku satu demi satu. Berikut beberapa
contoh pernyataan yang dapat dibacakan, fasilitator dapat memodifikasi dan
menambahkan seseuai dengan karakteristik peserta.
Berhubungan seks dengan banyak pasangan
Tidak berhubungan seks sama sekali (puasa berhubungan seks)
Behubungan seks vaginal tidak menggunakan kondom
Makan bersama dengan seorang ODHA
Digigit nyamuk yang baru saja menggigit seorang ODHA
Berhubungan seks anal tanpa menggunakan kondom
Membuat tindik atau body piercing

modul 13.indd 163 10/28/2010 73132 PM


Membuat tato permanen
Berenang bersama dengan ODHA
Melakukan hubungan seks secara oral
Bayi yang dikandung oleh ibu yang terinfeksi HIV
Berhubungan seks vaginal dengan menggunakan kondom
Mastrubasi/onani

Langkah 4:
Pada setiap perilaku yang dibacakan, fasilitator meminta perserta untuk menyatakan
alasannya, mintalah perwakilan dari setiap kelompok. Bila ada kesetidaksetujuan dari
164
kelompok lain fasilitator dapat memancing untuk didiskusikan lebih lanjut.

modul 13.indd 164 10/28/2010 73132 PM


PANDUAN BEDAH KASUS
Nama panduan : Perilaku berisiko remaja

Tujuan : Mengetahui mencegah perilaku yang berisiko terinfeksi HIV.

Langkah-langkah Aktifitas

Langkah 1

Fasilitator memberikan pentunjukan mengenai aktifitas yang akan dilakukan bersama


oleh peserta. Setiap kelompok akan mendapatkan satu studi kasus yang terkait dengan 165
HIV dan AIDS pada kelompok remaja.

Tugas setiap kelompok adalah membahas studi kasus untuk dicarikan pemecahan
masalahnya dan selanjutnya dipresentasikan dengan cara membuat poster dari majalah
bekas.

Setiap kelompok menunjuk satu orang anggota untuk menjdai juru bicara dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Langkah 2
Setiap kelompok diberikan waktu sebanyak 25 menit untuk mendiskusikan kasus tersebut
dan membuat poster menggunakan koran dan majalah bekas yang telah disediakan.
Bagikan pada setiap kelompok setumpuk perlengkapan membuat poster (kertas manila,
majalah, koran, buletin, dll).

modul 13.indd 165 10/28/2010 73132 PM


STUDI KASUS
Studi Kasus Dina
Dina seorang remaja perempuan yang tengah duduk dibangku kelas 2 SMA di Jakarta.
Dina terkenal sebagai gadis yang suka mengunjungi hiburan malam. Hampir setiap malam
minggu Dina selalu berkumpul dengan teman-temannya untuk melakukan pesta. Dina
mempunyai sahabat, Tantri, di sekolahnya yang sering menjadi tempat curhat mengenai
persoalannya.

Sudah satu minggu ini Dina tidak tampak masuk sekolah. Tantri sebagai sahabatnya juga
tidak tahu kenapa Dina tidak masuk sekolah. Tantri mencari tahu dengan mendatangi
166 rumahnya. Tantri mendapat cerita dari Dina bahwa telah melakukan hubungan seks saat
terakhir berkumpul dengan teman-temannya. Dina menyatakan bahwa dia diperkosa
karena saat itu dalam kondisi mabuk karena minum minuman keras. Dina bingung mau
cerita dengan siapa dan takut ketahuan sama orang tuanya dan teman-temannya di
sekolah. Dina menyesal dan meminta Tantri untuk membantunya.

Studi Kasus Bagus


Bagus merupakan bintang pelajar di sebuah SMA. Walaupun menjadi bintang pelajar
Bagus padai bergaul dengan teman-temannya. Dia tersohor pula sebagai pemain musik.
Tidak heran kalau Bagus menjadi idola bagi semua pelajar baik Bagus maupun perempuan.
Tetapi Bagus sampai saat ini belum mempunyai pacar.

Pada suatu hari Bagus mendapatkan cerita dari sahabatnya, Doni, mengenai gaya
pacarannya. Doni, memang telah memilki pacar yang sama disekolah tersebut. Doni
bercerita mengenai enak mempunyai pacar. Disamping dapat sebagai tempat curhat
juga dapat sebagai teman diskusi. Doni cerita malam minggu kemarin ada kejadian
yang membuat Doni gugup. Ketika pacaran Doni ingin sekali memeluk pacar itu tidak
seperti biasanya. Tanpa sadar Doni mulai memegang payudara pacarnya. Setelah pulang
Doni masih terbayang-bayang dan mulai melakukan onani. Mendengar cerita dari Doni,
Bagus mulai pula membayangkan apa yang dilakukan Doni. Terbesit di benak Bagus ingin
memiliki pacar seperti Doni.

Studi Kasus Badri


Waktu kecil Badri alim sekali. Namun sejak dia bersekolah di SMA Bangun Tidur, yang
letaknya di tengah kota perilakunya mulai berubah. Badri mempunyai kelompok yang
sering nongkrong di depan bisokop di dekat sekolahnya. Dia menjadi salah satu anggota
dari kelompok tersebut. Menurut warga sekitar, kelompok tersebut sering mabuk-mabukan
dan menggunakan Narkoba. Selain itu, kelompok tersebut sering pula berkumpul sering
mengunjungi klub malam.

Setelah beberapa bulan Badri berkumpul dengan kelompok tersebut, teman-teman

modul 13.indd 166 10/28/2010 73132 PM


di sekolahnya mulai menjauhi Badri. Badri seakan-akan tidak mempunyai teman
disekolahnya. Tingkah Badri menunjukkan perbedaan dengan teman-temannya. Badri
mulai terlambat masuk kelas dan setiap pelajaran tidak konsentrasi. Semakin lama Badri
semakin jauh dari teman-temannya. Tidak ada teman sekolahnya yang mau bergaul
dengan Dia.

167

modul 13.indd 167 10/28/2010 73132 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
PERLINDUNGAN TERHADAP PENULARAN
HIV
Bagaimana Melindungi Diri dari Penularan HIV?
Semua orang, khususnya remaja harus melindungi diri dari HIV. Karena kalau seorang
remaja terinfeksi HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut bisa
hancur lebur. Secara mudah, perlindungan dari penularan HIV dilakukan dengan cara
168 ABCD, yaitu:
[A]; Abstinence atau Puasa bagi remaja yang belum menikah. Jangan dekat-
dekat hubungan seks. Jauhkan diri dari berhubungan seks. Onani atau
masturbasi, merangsang diri sendiri shingga puas (orgasme) sebenarnya kurang
baik. Namun risikonya paling kecil. Jadi dalam keadaan yang benar-benar tidak
kuasa menahan diri dan tidak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan
keluar.
[B]; Be Faithful atau setia pada pasangan bagi orang-orang yang sudah
menikah. Hanya berhubungan seks dengan pasangan seksnya. Sebagian satu
suami dengan satu istri. Dalam keadaan khusus satu suami dengan 2 4 istri,
namun yang penting kesetiaan dari semua pihak, baik istri maupun suami.
Disinipun, bila suami istri berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan
keluar sementara yang paling tidak berisiko.
[C]; Condom atau menggunakan kondom bagi orang-orang yang berada dalam
keadaan-keadaan khusus, antara lain para suami atau remaja yang tidak kuat
puasa atau setia pada pasangan, dan masih terdorong melakukan hubungan
seks. Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan IMS dan HIV,
dan melindungi istri atau pasangan seks dari penularan penyakit. Bagi para
perempuan pekerja seks, patut ditumbuhkan motivasi memakaian kondom
pada pelanggan.
[D]; Drug atau Obat-obatan bagi orang-orang yang menggunakan obat yang
tergolong Napza dengan cara disuntikan, agar tidak menggunakan jarum suntik
bekas atau menggunakan jarum suntik secara bersamaan. Bila tidak tersesia
jarum suntik steril atau baru maka diusahakan untuk dicuci dengan pemutih
untuk membunuh virus yang dapat tertular.

Dalam keadaan darurat, misalnya pasangan suami istri di mana salah satu terinfeksi
IMS atau HIV, pemakaian kondom amat dianjurkan untuk mencegah penularan IMS dan
HIV lebih lanjut kepada pasangannya. Dalam pemakaian kondom yang penting adalah
menggunakan kondom dengan benar sesuai dengan petunjuk yang disarankan.

Tambahan perlindungan yang sangat penting ialah:


Hindari transfusi, dengan selalu berhati-hati. Bila terpaksa menjalani tranfusi,
yakinkan bahwa darah yang ditransfusi adalah darah yang telah diperiksa oleh
Unit Kesehatan Tranfusi Darah (UKTD) PMI sebagai darah yang bebas HIV (juga

modul 13.indd 168 10/28/2010 73132 PM


bebas Hepatitis, malaria dan sifilis).
Berhati-hatilah dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur
Pertolongan Pertama yang baku dan aman.
Bila ada sesuatu tanda atau gejala yang meragukan, secepatnya periksa ke
dokter.

169

modul 13.indd 169 10/28/2010 73133 PM


170

modul 13.indd 170 10/28/2010 73133 PM


MODUL 14
Mengetahui Seseorang
Terinfeksi HIV

modul 14.indd 1 10/28/2010 72401 PM


modul 14.indd 2 10/28/2010 72401 PM
MODUL
14
Mengetahui Seseorang
Terinfeksi HIV 171

Sering terjadi bahwa seseorang divonis sebagai orang yang terinfeksi HIV hanya dengan
melihat bentuk fisik seseorang. Seseorang yang kurus dan sering sakit telah dianggap
terinfeksi HIV. Bila seseorang terlihat kurus, sering sekali sakit dan lainnya seseorang
telah dianggap telah terinfeksi HIV. Padahal untuk mengetahui seseorang terinfeksi HIV
perlu melakukan tes yang sering disebut dengan VCT (Voluntary Counseling and Test) atau
kalau dalam bahasa Indonesia sering disebut KTS (Konseling dan Tes secara Sukarela).

VCT atau KTS merupakan satu-satunya proses yang harus dijalani seseorang yang ingin
mengetahui dirinya terinfkesi HIV atau tidak. Proses ini harus melibatkan konseling
sebelum dan sesudah melakukan tes darah HIV. Prinsip yang harus dijaga dalam VCT atau
KTS adalah kerahasiaan dan sukarela. Bila prinsip ini dilanggar maka akan mempunyai
dampak psikologis yang mengakibatkan seseorang yang melakukan tes dapat menerima
perlakuan diskriminasi dan stimanisasi dari teman-taman atau masyakarat sekitar bahkan
di layanan kesehatan. Oleh karena itu remaja perlu mengetahui hal tersebut sehingga
tidak terjadi stigmanisasi dan diskriminasi.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian tes HIV dan tata cara tes HIV.

modul 14.indd 171 10/28/2010 72401 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu menjelaskan dan menyebutkan cara
mengetahui seseorang telah terinfeksi HIV.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
172 1. Menjelaskan dan menyebutkan tujuan melakukan tes HIV.
2. Menjelaskan dan menyebutkan manfaat tes HIV.
3. Menjelaskan dan menyebutkan tata cara tes HIV.

1. Pengertian tes HIV.


2. Tata cara tes HIV.

45 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab

modul 14.indd 172 10/28/2010 72402 PM


1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Slide powerpoint
4. Fipchart
5. Cermin

173

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian Tes HIV (30 menit)

Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta, Bagaimana cara kita untuk mengetahui seseorang itu HIV
dan AIDS?

Berikan kesempatan peserta lainnya untuk memberikan pendapat terkait dengan


pertanyaan tersebut. Jawaban peserta tidak perlu ada pembahasan.

Langkah 2:

modul 14.indd 173 10/28/2010 72402 PM


Fasilitator menayangkan dan menjelaskan pengertian tes HIV melalui slide presentasi.
Beri kesempatan pada peserta unutk menanyakan hal-hal terkait tes HIV.

Sesi 3: Tata Cara Tes HIV (30 menit)

Langkah 1:
Fasilitator memulai dengan melakukan curah pendapat mengenai gambaran seseorang
yang telah terinfeksi HIV. Curah pendapat dapat dilakukan dengan cara mengajukan
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
Siapa yang pernah ketemu dengan orang yang telah terinfeksi HIV? Bila ada
174 peserta yang pernah diminta untuk menceritakan kesannya saat pertama kali
bertemu.
Bagaimana gambaran seseorang yang telah terinfeksi HIV?
Bagaimana mungkin seseorang yang kelihatan sehat, ternyata telah terinfeksi
HIV?

Fasilitator mencatat semua jawaban yang disampaikan oleh peserta. Fasilitator


mengupayakan semua peserta memberikan pendapat mengenai topik tersebut.

Langkah 2:
Fasilitator melanjutkan dengan meminta salah satu peserta untuk maju ke depan.
Fasilitator mengeluarkan cermin dan mintalah peserta tersebut untuk bercermin.
Tanyakan pada peserta Apa yang dilhat di cermin tersebut?

Fasilitator menerangkan bahwa Gambaran seseorang yang terinfeksi HIV dapat seperti
yang terlihat di cermin tersebut. Sehingga kita tidak bisa menebak-nebak siapa yang
terinfeksi HIV hanya dengan melihat saja tanpa melakukan tes apapun. Seseorang yang
dinyatakan terinfeksi HIV harus melalui tes HIV.

Langkah 3:
Fasilitator mulai menayangkan beberapa slide presentasi yang terkait dengan tata cara
tes HIV.

Berikan kesempatan kepada para peserta untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas
terkait dengan tes HIV.

Sesi 4: Rangkuman dan Pembulatan (5 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:

modul 14.indd 174 10/28/2010 72402 PM


Apa yang dimaksud tes HIV?
Bagaimana tata cara tes HIV?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Mengetahui Seseorang Terinfeksi HIV.
Sarankan informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

175

modul 14.indd 175 10/28/2010 72402 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
MEGETAHUI SESEORANG TERIFEKSI HIV
Apa Tes HIV Itu?
Tes HIV memberi tahu kita apakah kita terinfeksi HIV, virus penyebab AIDS. Tes ini mencari
antibodi terhadap HIV. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh
untuk menyerang kuman tertentu. Antibodi terhadap semua kuman berbeda, jadi bila
ditemukan antibodi terhadap HIV dalam darah kita, artinya kita terinfeksi HIV.

176 Ada tes lain yang terkait HIV, yang dipakai setelah kita mengetahui bahwa kita terinfeksi
HIV. Tes ini mengukur jumlah virus dalam aliran darah, dan tingkat kerusakan pada
sistem kekebalan tubuh.

Apa Proses Tes HIV?


Untuk tes HIV, contoh darah kita diambil dengan jarum suntik sekali pakai, atau tetes
darah diambil setelah jari kita ditusuk dengan jarum sekali pakai. Jika hasil tes pertama
reaktif (positif), hal ini menunjukkan kemungkinan kita terinfeksi HIV. Tetapi dua tes
lagi harus dilakukan dengan cara berbeda untuk memastikan hasilnya benar, dan dapat
dinyatakan positif. Ini biasanya dilakukan oleh tempat tes tanpa kita diketahui. Hasil
juga dapat dilaporkan sebagai non-reaktif (negatif).

Sebelum darah diambil, kita wajib diberi konseling oleh seorang konselor yang terlatih.
Di antara yang lain, konseling ini akan memberi informasi dasar tentang HIV dan AIDS,
manfaat dan kerugian kita mengetahui apakah kita terinfeksi, dan bagaimana kita akan
bereaksi jika nanti hasilnya positif. Setelah itu, kita diminta menyetujui sebelum darah
diambil (sering disebut informed consent). Kita juga wajib diberi konseling lagi oleh
konselor yang sama saat hasilnya sudah ada. Hasilnya hanya boleh diberikan pada kita,
dan tidak boleh diberikan pada orang lain tanpa persetujuan kita. Tempat melaksanakan
tes bertanggung jawab untuk menjamin nama kita dan hasil tes tidak diketahui orang
lain.

Namun, jika kita di bawah umur, orang tua atau wali kita boleh mewakili kita. Sayangnya,
di Indonesia, tidak jelas berapa sebenarnya usia di bawah umur.

Kapan Sebaiknya Kita Dites?


Jika kita menjadi terinfeksi HIV, biasanya sistem kekebalan tubuh baru membentuk
antibodi tiga minggu hingga tiga bulan setelah kita terpajan. Ini disebut masa jendela.
Jadi, jika kita merasa kita terpajan, atau melakukan perilaku berisiko tertular HIV, kita
sebaiknya menunggu tiga bulan setelah peristiwa berisiko sebelum kita dites. Kita juga
dapat langsung tes, dan mengulangi tes tiga bulan setelah peristiwa (bukan dari tes
pertama). Selama masa jendela ini, tes antibodi akan menunjukkan hasil non-reaktif

modul 14.indd 176 10/28/2010 72402 PM


(negatif), tetapi walaupun begitu, jika kita sudah terinfeksi kita dapat menularkan
orang lain.

Apa Artinya Jika Kita Positif?


Hasil positif atau reaktif berarti kita mempunyai antibodi terhadap HIV, dan itu berarti
kita terinfeksi HIV. Hasil tes seharusnya disampaikan kepada kita oleh konselor, yang
akan memberi tahu kita apa maksudnya pada kehidupan kita, dan bagaimana kita dapat
memperoleh layanan dan dukungan kesehatan serta emosional.

Hasil positif bukan berarti kita AIDS. Banyak orang yang positif tetap sehat untuk
beberapa tahun, dan sering tidak langsung perlu memakai obat apa pun.
177
Siapa Saja Orang Yang Memerlukan Konseling dan Tes Sukarela?
Memiliki pasangan seks lebih dari satu
Pernah memakai napza suntik secara bergantian
Pernah transplantasi tubuh

Apa Saja Manfaat Konseling dan Testing HIV Sukarela Secara


Individu?
Mengurangi perilaku berisiko tertular HIV.
Membantu seseorang menerima status HIVnya.
Mengarahkan ODHA kepada pelayanan yang dibutuhkan.
Merencanakan perawatan untuk masa depan.
Meningkatkan kualitas kesehatan pribadi dan perubahan perilaku.
Mencegah infeksi HIV dari ibu ke bayi.
Memfasilitasi akses pelayanan medis (Infeksi oportunistik, Infeksi Menular
Seksual/IMS, Anti Retro Viral/ARV dan Tuberculosis/TB).
Memfasilitasi kegiatan sebaya dan dukungan.

modul 14.indd 177 10/28/2010 72402 PM


SLIDE PRESENTASI

Jenis Pelayanan
Skrining tes
Transfusi darah
Tes HIV perlukah? Transplantasi organ
Tes untuk diagnosis (tes sukarela)
178 Seseorang yang ingin mengetahui status HIV-
nya
Surveilence
Penelitian

1 5

HIV dan AIDS Mitos


Merupakankumpulan gejala yang Melakukan tes HIV merupakan vonis mati
merusak kekebalan tubuh manusia Tidakada yang bisa dilakukan bila positif
Perkembangannya sangat cepat sekali HIV termasuk dalam pengobatan
terutama di negara berkembang Tidakperlu karena selama ini tidak ada
Melakukan tes HIV merupakan satu- gejala sakit
satunya cara untuk mengetahuinya Kerahasiaan tes HIV pasti bocor ke orang
Tidak
gejala yang khas untuk lain
mengetahuinya
2 3

Manfaat Secara Umum Jenis Tes


Untukmengetahui perkembangan kasus Mendeteksi antibodi
HIV/AIDS Antibodi HIV diproduksi begitu menginfeksi
Menyakinkan bahwa darah untuk transfusi oleh tubuh
dan organ untuk transplantasi tidak Tes Elisa, tes sederhana/cepat dan tes
terinfeksi HIV konfirmasi
Mendeteksi virusnya
Untuk mengetahui apakah seseorang
terinfeksi HIV atau tidak NAT dan PCR

4 6

modul 14.indd 178 10/28/2010 72405 PM


SLIDE PRESENTASI

Tes Skrining Prinsip


Informasi kepada pendonor, dengan Sukarela
jalan: Tidak boleh ada tekanan oleh sebab apapun
Memberikan informasi sebelum donor (faktor Rahasia
risiko penularan, pengetahuan HIV dan
penyakit keturunan, perlakuan terhadap Hasilnya
konselor
hanya diketahui oleh yang tes dan
179
darah dan persoalan individu)
Memberikan informasi dan konseling setelah Keputusan di tangan klien
donor Semua keputusan baik sebelum dan sesudah
Merujuk untuk melakukan tes sukarela tes merupakan keputusan klien

10 7

Keuntungan Tes Sukarela Program yang Menyertai


Meningkatkan kesehatan dan pengobatan Konseling sebelum dan setelah
Merupakan titik awal untuk memperoleh Informed consent (persetujuan)
pencegahan dan pengobatan infksi
Kerahasiaan
opportunistik
Supervisi dan kontrol kualitas tes
Membuat keputusan yang tepat
Merupakan awal dimana dapat membuat Kegiatan
untuk perawatan dan pendukung
keputusan yang berguna di masa depan untuk ODHA (orang dengan HIV/AIDS)

11 8

Keuntungan Tes Sukarela Tes Skrining


Mendukung kegiatan dan emosi Mengurangi risiko transfusi darah yang
Dapatmemperoleh dukungan dari konselor, terinfeksi, dengan:
keluarga dan sesama ODHA Mengurangi jumlah darah donor dan produk
Mencegah penularan HIV darah yang terinfeksi
Melakukan skrining seluruh darah donor
Dapat mencegah penularan ke pasangan
Mengurangi jumlah transfusi darah dan
Hidup secara positif produknya yang tidak perlu
Dapat
merencanakan hidup lebih positif
dengan membantu orang lain

12 9

modul 14.indd 179 10/28/2010 72406 PM


SLIDE PRESENTASI

Kerugian Tes Paksa Surveylance


Penolakan hasil tes Gunanya
Perlunya konseling setelah tes Untuk mengetahui perkembangan
prevalensi/insidensi di suatu daerah
Masihada stigma, penolakan dan
Membuat lebih fokus program pencegahan
180 diskriminasi dari masyarakat
Perlunyakampanye mengenai HIV/AIDS dan Prinsipnya
anonymous/unlinked (tidak
pendidikan untuk media massa ada indentitas)
Pelanggaran HAM Hanya mengetahui jumlah HIV positif dan
negatif
13 15

Kerugian Tes Paksa


Sebelum masuk kerja
Tidak efektif
Muncul diskriminasi
Mahal dan tidak berguna
Sebelum menikah
Tidak
membantu pasangan karena dikaitkan
dengan hukum (dicegah/dilarang menikah)

14

modul 14.indd 180 10/28/2010 72407 PM


MODUL 15
Dukungan Terhadap
Orang Dengan HIV dan AIDS

modul 15.indd 1 10/28/2010 73334 PM


modul 15.indd 2 10/28/2010 73334 PM
MODUL
15
Dukungan Terhadap
Orang Dengan HIV dan AIDS 181

Dinyatakan positif HIV bukanlah hal mudah untuk diterima. Mungkin akan merasa tidak
berguna, tidak ada harapan, takut, sedih, marah dan muncul perasaan lainnya. O r a n g
dengan HIV dan AIDS (ODHA) akan menghadapi isu-isu yang cukup kompleks seperti:
Tidak berani terbuka kepada teman dan keluarga.
Mengalami pandangan negatif (stigma) dari masyarakat.
Mendapatkan perilaku yang berbeda (diskriminasi).
Tidak mendapat dukungan ditempat kerja.
Sulit mengubah ke arah perilaku hidup sehat.
Bingung kemana harus mencari layanan dan bantuan kesehatan untuk dirinya.

Bila seseorang telah terinfeksi HIV maka banyak hal yang perlu dilakukan untuk
memberikan bantuan dan dukungan. Tidak hanya berupa pengobatan namun perlu
melakukan dukungan secara moral. Supaya dia tetap berdaya, percaya diri dan memiliki
semangat hidup yang tinggi.

Modul ini membahas mengenai:


Merefleksikan keinginan atau cita-cita remaja dan memberikan dukungan pada ODHA.

modul 15.indd 181 10/28/2010 73334 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu menjelaskan dan menjelaskan
mengenai dukungan yang perlu diberikan ke ODHA.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
182 1. Menjelaskan tentang refleksi keinginan/cita-cita remaja.
2. Menyebutkan tentang memberikan dukungan pada ODHA.

1. Merefleksikan Keinginan/Cita-cita remaja


2. Memberikan Dukungan pada ODHA

100 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Permainan

modul 15.indd 182 10/28/2010 73334 PM


1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Slide presentasi
4. Kertas kecil-kecil setiap peserta mendapatkan 16 lembar kertas.
5. Alat tulis seperti spidol atau pulpen.
6. Tempat/kotak untuk membuang kertas.
7. Satu set kertas kecil yang dimasukkan dalam amplop sebanyak peserta
183

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Merefleksikan Keinginan/Cita-cita Remaja (30 menit)

Langkah 1:
Fasilitator menjelaskan bahwa untuk memulai memahami bagaimana dukungan diberikan
kepada ODHA maka akan dilakukan sebuah kegiatan. Kegiatan ini sebut Buang Kertas
Kesayangan. Panduan kegiatan terlampir.

modul 15.indd 183 10/28/2010 73335 PM


Langkah 2:
Selama proses akitifitas tersebut fasilitator perlu mencatat beberapa poin-poin penting
yang disampaikan oleh peserta.

Langkah 3:
Fasilitator memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menanyakan hal-hal
yang belum jelas selama proses pemberian materi.

Sesi 3: Memberikan Dukungan kepada ODHA (30 menit)


184
Langkah 1:
Fasilitator menjelaskan bahwa untuk memulai memahami bagaimana dukungan diberikan
kepada ODHA maka akan dilakukan bermain peran dengan memainkan drama sebabak
dengan judul Keluarga Karmin. Panduan drama sebabak terlampir.

Langkah 2:
Selama proses akitifitas tersebut fasilitator perlu mencatat beberapa poin-poin penting
yang disampaikan oleh peserta.

Sesi 4: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta :
Apa yang anda ketahui tentang merefleksikan Keinginan/Cita-cita remaja?
Apa yang dimaksudkan dengan memberikan dukungan pada ODHA?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Dukungan Terhadap Orang Dengan
HIV dan AIDS. Sarankan informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang
terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

modul 15.indd 184 10/28/2010 73335 PM


PROSEDUR KEGIATAN
Nama panduan : Buang Kertas Kesayangan

Tujuan : 1. Peserta paham tentang dampak permasalahan


AIDS di masyarakat.

2. Peserta paham tentang dampak permasalahan AIDS pada


individu.

Langkah-langkah Kegiatan
185
Langkah 1:
Fasilitator menjelaskan bahwa permainan ini memerlukan perasaan dari peserta.
Permainan akan dilakukan dalam situasi yang tenang sehingga peserta diharapkan untuk
membantu supaya permainan ini berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan.

Fasilitator membagikan 16 lembar kertas kecil-kecil kepada setiap peserta. Fasilitator


meminta peserta untuk membagi kertas tersebut menjadi 4 (empat) kelompok.
Kelompok pertama pada sudut kiri atas diberi tanda bintang, kelompok kedua diberi
tanda lingkaran, kelompok ketiga diberi tanda segitiga dan kelompok keempat diberi
tanda kotak.

Langkah 2:
Fasilitator memberi intruksi kepada peserta untuk mengambil kelompok yang bertanda
bintang dan peserta menuliskan pada setiap kertas satu nama orang yang paling disayang
(bisa pacar, bapak, ibu dll) tetapi semua harus berupa nama bukan sebutan. Setelah
itu dikuti dengan kelompok yang bertanda lingkaran peserta menuliskan barang paling
disayang. Kemudian pada kelompok yang bertanda segitiga dituliskan hobi yang paling
disayang dan untuk kelompok yang bertanda kotak dituliskan cita-cita yang akan
diraih.

Setelah selesai semua maka fasilitator membaca cerita sebagai berikut: Kita semua
disini merupakan ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Kita mengetahui terinfeksi HIV sejak
dua tahun lalu dan kita tidak mengetahui kenapa itu terjadi pada kita. Lama waktu telah
berlalu dan tubuh kita sudah harus mendapat perhatian yang lebih dari kita. Berbagai hal
yang menjadi aktifitas kita dulu harus mendapatkan pertimbangan yang lebih matang.
Kita juga harus memikirkan masa depan kita sendiri dan juga orang yang kita sayangi di
sekitar kita.

Fasilitator meminta peserta membuka mata dan fasilitator melanjutkan ceritanya


Setahun telah berlalu dari pertama kali kita mengetahui HIV+ dan kita harus mulai
membatasi aktifitas dan meninggalkan orang serta barang yang kita sayangi.

modul 15.indd 185 10/28/2010 73335 PM


Langkah 3:
Fasilitator meminta peserta membuang satu kertas dari tiap kelompok dengan
mempertimbangkan mungkin kita masih dapat hidup lebih lama lagi.

Fasilitator melanjutkan ceritanya dengan Waktu terus berjalan dan tubuh kita semakin
lemah. Mau tidak mau kita harus memikirkan lagi apa yang kita dapat lakukan selama
sisa hidup kita. Memilih prioritas yang paling penting itu keharusan kita.

Langkah 4:
Fasilitator meminta peserta untuk membuang satu kertas untuk setiap kelompok.

Cerita berlanjut Tidak terasa tiga tahun sudah berlalu. Kita sudah masuk tahap AIDS
186
dan tubuh kita sangat lemah sekali. Kita harus dirawat di rumah sakit karena kita tidak
dapat merawat diri kita sendiri. Cita-cita, barang kesayangan, hobi dan orang tersayang
mulai terasa semakin jauh dan itu kenyataan yang harus kita hadapi.

Langkah 5:
Peserta diminta membuang lagi satu kertas dari setiap kelompok.

Cerita berlanjut Sampai akhirnya kita harus meninggal dan kita mau atau tidak mau
harus meninggalkan semuanya sebab kita tidak dapat membawanya.

Langkah 6:
Fasilitator meminta peserta membuang sisa kertas yang ada pada peserta.

Permainan ini usai dan fasilitator mengeksplorasi perasaan peserta dengan mengikuti
tahapan permainan ini.

Fasilitator menjelaskan bahwa Kejadian yang baru saja kita alami (walaupun kita
hanya membayangkan) sangat mungkin terjadi pada ODHA bila terjadi diskriminasi dan
stigmanisasi. Permainan ini membawa peserta merasakan apa yang ODHA sering rasakan
bila menerima perlakukan diskriminasi dan stigmanisasi sehingga kita dapat membantu
supaya mereka tidak menerima perlakuan tersebut.

modul 15.indd 186 10/28/2010 73335 PM


PANDUAN DRAMA SEBABAK

Nama panduan : Drama sebabak Keluarga Karmin

Tujuan : 1. Peserta paham tentang dampak permasalahan AIDS


di masyarakat.

2. Peserta paham tentang dampak permasalahan AIDS pada individu.

Langkah-langkah Bermain Peran


187
Langkah 1:
Fasilitator menjelaskan bahwa kelas akan memainkan drama satu babak mengenai
keluarga yang salah satu anggota keluarganya terinfeksi HIV. Fasilitator meminta 7 orang
perserta untuk memerankan masing-masing peran.

Fasilitator membagikan setiap peran kepada peserta yang mau memerankan. Selanjutnya
fasilitator memberikan waktu peserta untuk membaca dan memahami peran masing-
masing.

Langkah 2:
Fasilitator memberi waktu sekitar 5 menit kepada semua pemeran untuk berlatih di luar
ruangan.

Fasilitator meminta peserta yang berada didalam kelas untuk membentuk menjadi
tiga kelompok yang akan mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan drama yang akan
dimainkan. Tugasnya adalah:
Bagaimana seharusnya permasalahan tersebut diselesaikan?
Apa yang seharusnya dilakukan oleh anak Pak Karmin?
Bila ada seorang Pendidik Sebaya di sekolah anak Pak Karmin apa yang
seharusnya dilakukan pendidik sebaya HIV?

Langkah 3:
Fasilitator membaca skenario drama sebabak, yaitu:

Keluarga Karmin sedang bercengkerama di rumah, membahas langkah-langkah


pemecahan masalah keluarganya yang diakibatkan penyakit pak Karmin. Tiba-tiba pak
Raden masuk, dan menimbulkan sedikit keributan karena ia mendesak pak Karmin untuk
segera meninggalkan desanya. Mendengar ribut-ribut dari rumah pak Karmin, mas Parto
yang sedang lewat mampir, dan ikut dalam perdebatan keluarga. Dokter Broto, sepulang
dari rapat koordinasi di Balai Desa memang sengaja akan melihat perkembangan
kesehatan pak Karmin, karena ia ditugasi secara khusus oleh Dinas Kesehatan untuk

modul 15.indd 187 10/28/2010 73335 PM


mengawasi kesehatan pak Karmin tersebut, sejak diketahui penyakitnya.

Studi Kasus Keluarga Karmin


Keluarga Karmin sedang bercengkerama di rumah, membahas langkah-langkah
pemecahan masalah keluarga yang diakibatkan penyakit pak Karmin. Tiba-tiba pak
Raden masuk, dan menimbulkan sedikit keributan karena ia mendesak pak Karmin untuk
segera meninggalkan desa. Mendengar ribut-ribut dari rumah pak Karmin, mas Parto
yang sedang lewat mampir, dan ikut dalam perdebatan keluarga.

Dokter Broto, sepulang dari rapat koordinasi di Balai Desa memang sengaja akan
melihat perkembangan kesehatan pak Karmin, karena ia ditugasi secara khusus oleh
Dinas Kesehatan untuk mengawasi kesehatan pak Karmin tersebut, sejak diketahui
188 penyakitnya.

Peran Karmin:
Karmin, seorang supir truk yang sukses, suatu saat sakit, dan sampai 3-4 tahun belum
sembuh. Setelah diperiksa secara teliti, ketahuan Karmin menderita AIDS stadium
lanjut. Berbagai infeksi oportunistik mulai menggerogoti tubuhnya. Ia kurus kering,
sering diare, batuk-batuk, kadang-kadang panas. Lima hari terakhir ia hanya bisa duduk
atau berbaring karena sangat lemah.

Peran Paijo:
Paijo, adalah ayah Karmin. Ia sudah tua dan tinggal bersama keluarga Karmin. Istrinya
sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Akhir-akhir ini ia sangat sedih dan bingung
ketika diberitahu bahwa anaknya jelas-jelas telah menderita AIDS. Yang paling ditakuti
ialah gunjingan tetangga yang semakin memuncak dan menyakitkan. Beberapa bekas
sahabat Karmin bahkan sudah berpikir untuk mengusir Karmin dari desa.

Peran Wiwien:
Wiwien adalah anak pak Karmin satu-satunya. Ia masih sekolah di SMU Gaya Bhakti di
desa sebelah. Ia diberitahu ayahnya tentang penyakit yang dideritanya. Di satu pihak ia
agak membenci ayahnya, karena akibat ulahnya di luar rumah ayahnya ketularan AIDS.
Namun di pihak lain ia sangat kasihan atas penderitaan ayahnya. Ia malu, karena kasus
ayahnya tersebut, sudah mulai menjadi bahan gunjingan di sekolah. Bahkan semakin
banyak sahabat-sahabatnya yang menjauhinya gara-gara penyakit ayahnya.

Peran Pak Raden:


Pak Raden adalah tokoh masyarakat yang disegani di desanya. Namun ia sangat kolot
dan feodal. Pendidikannya hanya lulus SD jaman Belanda, namun sombongnya bukan
main. Begitu ia mendengar Karmin menderita AIDS, ia mengumpulkan dukungan untuk

modul 15.indd 188 10/28/2010 73335 PM


mengusir Karmin dari desa, karena dianggap menjadi biang kerok dan noda hitam yang
memalukan seluruh masyarakat desa.

Peran Mas Parto:


Mas Parto masih muda, namun pendidikannya lumayan. Ia bekerja sebagai wiraswasta
yang berhasil. Dalam rapat RW terakhir ia sangat menentang pendapat Pak Raden,
karena menghukum penderita AIDS tidak ada gunanya. Baginya yang lebih penting ialah
menyantuni Pak Karmin, sambil selalu memotivasi masyarakat agar lebih berhati-hati
dalam berperilaku, agar tidak ada lagi korban karena ketidaktahuan informasi HIV dan
AIDS seperti Pak Karmin.

189
Peran Dokter Broto:
Dokter Broto adalah tokoh masyarakat yang sangat disegani karena ia sangat ramah dan
mudah bergaul dengan semua lapisan dan golongan masyarakat. Ia mempunyai pandangan
yang luas dalam memberikan penjelasan tentang berbagai masalah kesehatan. Ia bahkan
tak segan-segan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat perihal kesehatan
dan senantiasa memotivasi masyarakat agar mempraktekkan pola hidup sehat.

modul 15.indd 189 10/28/2010 73335 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
DUKUNGAN TERHADAP ODHA
Bagaimana Sebaiknya Sikap Kita Terhadap ODHA?
Semua harus bersikap biasa (tanpa membedakan) seperti sikap kita terhadap orang sehat
atau penderita penyakit lain. Hampir semua interaksi sosial dapat dijalankan bersama
ODHA kecuali kegiatan/aktifitas yang dapat menyebabkan penularan HIV dari ODHA kepada
orang lain. Misalnya: senggama tanpa kondom, transfusi darah, tatoo/suntik dengan
alat yang sama dan perilaku lainnya. Sikap membedakan, apalagi sikap memusuhi, akan
190 membuat ODHA tertekan dan justru tidak baik untuk kesehatan ODHA dan pada kahirnya
dapat menjadi bumerang terhadap penularan HIV. ODHA membutuhkan dukungan agar
dapat memiliki kepercayaan diri dan mampu berbuat banyak bagi masyarakat.

Apa Saja Yang Dapat Dilakukan untuk Membantu ODHA?


Bangkitkan kepercayaan mereka, dan berilah dukungan dan kasih sayang. ODHA adalah
manusia biasa yang mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya, sehingga masih dapat
melakukan hal-hal yang baik buat masyarakat. Dorongan yang positif dapat membuat
ODHA akan berperilaku aman dan bertanggungjawab atas perbuatannya. Memberikan
pemahaman terhadap masalah yang mungkin akan dihadapi dan cara mengatasinya
lebih penting dibanding menyingkirkan Tidak perlu merasa kehilangan hak mendapat
pelayanan dan perawatan dari orang lain. Jalinlah komunikasi untuk berbagi rasa secara
terbuka dan jujur.

Apa Saja Yang Dapat Dilakukan Untuk Membantu Keluarganya?


Terimalah anggota keluarga yang menderita AIDS secara wajar. Jangan dibedakan,
jangan ditakuti, jangan disingkirkan. Tapi jangan pula dilebih-lebihkan. Dalam semua
hal, berbuatlah seperti biasa. Besarkan jiwanya, dengan jalan menjadi tempat berbagi
rasa menjadi penting untuk memotivasi dan memberi semangat.

Bagaimanakah Merawat ODHA?


Dalam merawat ODHA yang perlu diperhatikan, harus tetap memperhatikan prosedur
Pertolongan Pertama maupun perawatan penderita yang memenuhi keselamatan
penolongnya. Penderita AIDS dalam Stadium Berat perlu dirawat oleh Tenaga Kesehatan
yang berpengalaman. Sedang perawatan di rumah bagi penderita yang tidak berat, perlu
hati-hati untuk memutuskan risiko penularan. Penggunaan prosedur Pertolongan Pertama
yang aman ialah sebagai berikut:
Gunakan sarung tangan dan celemek untuk tugas perawatan.
Cucilah tangan setiap tugas.

modul 15.indd 190 10/28/2010 73336 PM


Pakaian kotor dan berdarah harus dicuci dengan air panas.
Sikat gigi dan alat cukur jangan digunakan bergantian.
Hindari kontak langsung, bila anda punya luka.

Bagaimana Mengobati Orang Dengan AIDS? Atau Apa itu Obat


Antiretroviral (ARV)?
Anggapan AIDS tidak ada obatnya adalah salah, sebagian besar infeksi oportunistik dapat
diohati, bahkan dicegah dengan obat yang tidak terlalu mahal dan tersedia luas. Saat
ini telah ada obat yang dapat memperlamhat perkembangbiakan HIV. Obat ini disebut
sebagai obat antiretroviral.
191
Kapan Seorang Pengidap HIV Perlu Diobati dengan ARV?
Jika masa AIDS telah tiba, hal ini dapat dilihat dari jumlah CD4 yang mencapai angka di
bawah 350.

Apa itu CD4?


Kerusakan yang disebabkan oleh infeksi HIV adalah sel darah putih yang disebut sel CD4
(adalah hagian dari sel limfosit), sel ini sangat penting pada sistem kekebalan tubuh, dan
jika jumlahnya kurang, sistem tersebut menjadi terlalu lemah untuk melawan infeksi.

Bagaimana Menghitung Jumlah CD4?


Untuk mengetahui jumlah CD4 hanya melalui tes darah khusus, Jumlah CD4 normal pada
saat sehat adalah 500-1.000, setelah terinfeksi HIV, jumlah ini biasanya turun terus. Jadi
jumlah ini mencerminkan kondisi sistem kekebalan tubuh.

Kapan Masa AIDS itu?


Masa AIDS tiba manakala jumlah CD4 lebih kecil dari 200, sehingga status sistem kekebalan
tubuh dapat dikatakan rusak, sehingga infeksi oportunistik (10) dapat menyerang tubuh.
Untuk mempertahankan jumlah CD4 dalam batas normal seseorang pengidap HIV dapat
mengkonsumsi ARV.

Dimana Kita Dapat Melakukan Tes CD4?


Di Indonesia sarana tes CD4 tersedia di bebrapa rumah sakit rujukan ARV. Selain tes
CD4, mengetahui jumlah limfosit dalam darah dapat untuk melihat status kesehatan
seseorang, untuk mengetahui jumlah limfosit dengan melakukan tes yang disebut total
lymphocyte count (TLC) tes ini relatif murah dan dapat ditemukan hampir di setiap
laboratorium. Jumlah TLC untuk orang sehat adalah 2000. (TLC 1000-1250 biasanya

modul 15.indd 191 10/28/2010 73336 PM


sebanding dengan CD4 kurang lebih 200).

Berapa Kali Orang HIV Positif Melakukan Tes CD4/TLC?


Orang HIV positif diusulkan untuk melakukan tes CD4 /TLC setiap 6 bulan sekali. Catatan:
tidak selalu jumlah CD4/TLC rendah menunjukkan kualitas kesehatan seseorang rendah,
hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologi seseorang serta mutu hidup.

Bisakah Kita Mengetahui Jumlah Virus HIV?


Bisa, dengan melakukan tes viral load kita dapat mengetahui jurnlah virus HIV dalarn
192 tubuh seseorang, tes ini merupakan kebalikan dari tes CD4/TLC, jumlah viral load makin
sedikit status kesehatan seseorang semakin baik. Tes ini sudah tersedia di beberapa
rumah sakit rujukan nasional.

modul 15.indd 192 10/28/2010 73336 PM


MODUL 16
Infeksi Menular Seksual (IMS)

modul 16.indd 1 10/28/2010 73753 PM


modul 16.indd 2 10/28/2010 73753 PM
MODUL
16
Infeksi Menular Seksual (IMS)
193

Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan akibat dari melakukan hubungan seksual
berisiko. Infeksi menular seksual merupakan bagian dari penyakit yang mengenai organ
reproduksi laki-laki dan perempuan yang diakibatkan oleh hubungan seksual. Penyakit
kelamin mempunyai hubungan erat dengan HIV, seseorang yang telah terinfeksi salah
satu penyakit kelamin akan mempunyai risiko tinggi secara biologis maupun perilaku
terhadap penyebaran HIV dan AIDS.

Fenomena IMS yang terjadi pada umumnya seseorang lebih banyak mengobati penyakitnya
sendiri, dengan dosis obat yang tidak benar dan didapatkan dengan membeli tanpa resep
dokter.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian IMS, Jenis IMS serta gejala yang menyertainya, cara penularan dan dampaknya,
cara pencegahan IMS, cara penanganan IMS yang benar dan hubungan IMS dengan HIV

modul 16.indd 193 10/28/2010 73753 PM


a. Tujuan Umum:
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu menyebutkan dan menjelaskan
tentang Infeksi Menular Seksual (IMS).

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
194 1. menjelaskan pengertian IMS.
2. Menyebutkan jenis dan tanda IMS yang menyertainya.
3. Menjelaskan cara penularan dan pencegahan IMS.
4. Menjelaskan hubungan IMS dengan HIV dan AIDS.

1. Pengertian Infeksi Menular Seksual (IMS).


2. Jenis dan tanda IMS yang menyertainya.
3. Cara Penularan IMS dan pencegahannya IMS.
4. Hubungan IMS dengan HIV dan AIDS.

120 menit

1. Curah Pendapat
2. Ceramah dan Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Pleno
5. Permainan

modul 16.indd 194 10/28/2010 73753 PM


1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Kertas metaplan bertuliskan IMS dan Non IMS
4. Gambar jenis-jenis IMS yg sudah terpotong-potong dalam amplop
5. Laptop
6. Slide Presentasi
7. LCD
195

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian IMS (20 menit)

Langkah 1:
Tayangkan dan bagikan lembar Baca Berita dan Minta setiap orang serius untuk
memahami isi dari berita tersebut. Lembar Baca Berita terlampir.

modul 16.indd 195 10/28/2010 73754 PM


Tugas peserta adalah: berdasarkan isi berita tersebut, buatlah suatu pengertian dari
Infeksi Menular Seksual (IMS).

Berikan waktu 5 menit untuk seluruh peserta membaca berita dan membuat pengertian
IMS tersebut.

Langkah 2:
Mintalah 23 orang peserta menyampaikan pengertian dari IMS berdasarkan pendapatnya
dari isi berita tersebut. Catat kata kunci dari peserta tersebut pada kertas flipchart.

Tanyakan kepada peserta lainnya Siapa yang ingin menambahkan atau mengubah dari
apa yang telah diungkapkan oleh tiga peserta ini?
196
Jika sudah merasa cukup pendapat dari peserta lainnya , rangkum dan bacakan pengertian
IMS berdasarkan pendapat peserta tersebut.

Langkah 3:
Tayangkan dan bacakan slide presentasi pengertian Infeksi Menular Seksual (IMS). Berikan
kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal yang terkait IMS.

Sesi 2: Jenis Dan Tanda-tanda IMS Yang Menyertainya (30 menit)

Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta: Dari berita yang telah anda baca tersebut, apakah ada
bagian dari isi yang diberitakan tersebut menyebutkan tanda-tanda IMS? Jika ya, apa isi
berita tersebut?

Seluruh pendapat peserta tidak perlu ada pembahasan.

Langkah 2:
Sampaikan kepada peserta bahwa bagian ini kita akan membahas jenis dan tanda IMS
melalui kegiatan kerja kelompok. Panduan kerja kelompok terlampir.

Langkah 3:
Setelah selesai kegiatan permainan Menyatu Potongan, mintalah seluruh peserta
duduk berkumpul di lingkungan kelompoknya.

Ingatkan kepada peserta bahwa tanda IMS tidak hanya muncul di sekitar kelamin saja,
melainkan bisa muncul ditempat lain seperti tangan atau mata.

Langkah 4:
Fasilitator menunjuk salah satu gambar yang ada pada lembar tugas kelompok yang

modul 16.indd 196 10/28/2010 73754 PM


telah dipasang di depan kelas.

Tanyakan kepada peserta: Apakah ada yang tahu dari tanda ini, apa nama jenis IMS
tersebut?

Jawaban peserta tidak perlu ada pembahasan.

Langkah 5:
Tayangkan dan jelaskan slide presentasi mengenai jenis dan tanda IMS. Berikan
kesempatan peserta untuk menanyakan tentang hal-hal yang terkait dengan jenis dan
tanda dari suatu IMS.

Langkah 6: 197
Sampaikan kepada peserta bahwa jenis dan tanda IMS telah kita pahami tersebut adalah
sebagai pengetahuan untuk bisa memahami seseorang kemungkinan terkena suatu jenis
IMS. Namun sebagai seorang peers, kita tidak boleh mendiagnosa jika kita menemukan
tanda dari IMS yang kita ketahui pada seseorang, karena hanya petugas medis yang
berwenang untuk mendiagnosa. Tugas PRS adalah merujuk ke layanan medis saja.

Sesi 3: Penularan IMS (15 menit)

Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta: Siapa yang mengetahui penularan IMS?

Minta 2 orang peserta untuk menjawab. Jawaban peserta tidak perlu ada pembahasan.

Langkah 2:
Tayangkan dan jelaskan slide presentasi mengenai penularan IMS. Berikan kesempatan
peserta untuk menanyakan tentang penularan IMS yang telah dijelaskan tersebut.

Sesi 4: Pencegahan IMS (15 menit)

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Tugas dari PRS adalah mengusahakan agar mereka
terhindar dari penularan IMS pada perilaku seks berisikonya.

Minta setiap orang peserta membuat satu cara penularan yang dapat dilakukan untuk
terhindar dari penularan IMS.

Berikan waktu 5 menit untuk menuliskan pada kertas metaplan dan dipasang di papan
tulis.

modul 16.indd 197 10/28/2010 73754 PM


Langkah 2:
Minta semua peserta berdiri dan mendekati papan tulis, tugas mereka adalah mengkoreksi
dan melisting secara bersama tentang cara pencegahan yang dipandang benar oleh
mereka bersama.

Letakkan kertas metaplan yang berisikan cara pencegahan yang telah dikoreksi benar di
bagian lain papan tulis.

Minta kembali seluruh peserta untuk duduk kembali pada tempatnya masing-masing.
Minta salah satu peserta untuk membacakan metaplan tersebut.

Langkah 3:
198
Berikan penegasan cara pencegahan IMS dari hasil peserta tersebut melalui penayangan
slide presentasi mengenai cara pencegahan IMS.

Langah 4:
Rangkum sesi ini dan lanjutkan ke sesi berikutnya.

Sesi 5: Hubungan IMS dengan HIV dan AIDS (10 menit)

Langkah 1:
Sampaikan bahwa kita telah mempelajari pengertian, jenis dan tanda IMS, cara
penularan, dan cara pencegahan IMS. Jadi apa yang anda ketahui tentang IMS ini ada
hubungannya dengan HIV dan AIDS.

Sampaikan kalau ada tanda IMS di kelamin atau mulut berarti ada peradangan yang
berarti ada sel yang radang.

Kalau seseorang terkena IMS berarti ada kesempatan besar bagi HIV untuk masuk karena
sel radang akan mempermudah HIV masuk ke dalam tubuh.

Langkah 2:
Jelaskan hubungan IMS dengan HIV dan AIDS. Berikan kesempatan peserta untuk
menanyakan hal-hal yang terkait dengan hubungan IMS dengan HIV dan AIDS.

Jawab pertanyaan dengan singkat dan jelas.

Sesi 6: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:

modul 16.indd 198 10/28/2010 73754 PM


Apa yang dimaksud dengan IMS?
Bagaimana cara penularan dari IMS?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Infeksi Menular Seksual. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

199

modul 16.indd 199 10/28/2010 73754 PM


FOTO-FOTO JENIS IMS

200 Kencing Nanah/GO/ Sifilis


Gonore pada Vagina pada Penis

Hepatitis
Klamidiya pada Penis Jengger Ayam pada Vagina

Hepatitis Kandidiasis pada


Herpes Kelamin
Penderita HIV

Herpes pada Penis

modul 16.indd 200 10/28/2010 73756 PM


LEMBAR
Baca Berita
Pada Senin Malam, seorang remaja sebut saja Kartono datang ke tempat praktek
dokter Robert untuk mengatasi keluhannya sekaligus agar diberikan pengobatan.

Kartono telah merasakan sakit di seputar kelaminnya, yaitu ada cairan yang keluar pada
bagian saluran kencing penisnya dan kencing perih serta badannya meriang. Tanda ini
muncul dan dirasakan sejak dua hari yang lalu.

Dia (Kartono) teringat dengan perilaku sebelumnya, yaitu telah melakukan hubungan 201
seks dengan cewek panti pijat. Dia menyadari bahwa infeksi yang ada pada kelaminnya
disebabkan oleh akibat dari hubungan seks. Hubungan seks dilakukan 5 hari yang lalu
saat dia pijat dengan cewek tersebut.

Semua tanda dan pengalaman perilaku seksnya tersebut di atas disampaikan kepada
dokter Robert tanpa merasa malu karena Dia (Kartono) ingin sembuh. Dokter Robert
yang telah biasa menangani kasus ini melakukan pemeriksaan. Apa yang diketahuinya
tersebut, kemudian dokter mengatakan bahwa Kamu kena IMS.

Kartono pasrah atas diagnosa dokter. Nikmat membawa sengsara, itulah terjadi.

modul 16.indd 201 10/28/2010 73757 PM


PANDUAN PERMAINAN
Nama Permainan : Menyatu Potongan

Tujuan : Peserta dapat memahami tanda-tanda dari suatu IMS.

Langkah Permainan

Langkah 1:
Sampaikan kepada peserta bahwa melalui permainan ini kita akan memahami tanda-
202 tanda dari suatu IMS.

Langkah 2:
Bagi Peserta menjadi empat kelompok kerja. Gunakan permainan yang anda kenal untuk
membagi kelompok. Setiap kelompok diberikan 2 amplop yang masing-masing amplop
telah berisikan potongan-potongan gambar kelamin dengan tanda-tanda IMS.

Tugas kelompok adalah:


Satukan potongan gambar menjadi satu kesatuan gambar sehingga kelompok
memiliki dua gambar yang berbeda pada dua amplop tersebut.
Tempelkan masing-masing gambar pada tabel Menyatu Potongan.
Berikan nama masing-masing gambar sesuai dengan kesepakatan kelompok.
Jika tahu nama penyakitnya, gunakan nama penyakit tersebut sebagai nama
gambar. Tuliskan disamping foto.
Tuliskan tanda-tanda apa saja yang ditemukan di setiap gambar di bagian kolom
samping dari gambar tersebut.
Berikan waktu 15 menit untuk menyelesaikan tugas kelompok.

Langkah 3:
Pasang hasil kerja tiap kelompok di depan kelas. Minta setiap wakil kelompok untuk
membacakan hasil kerjanya.

Langkah 4:
Sampaikan kepada peserta bahwa berdasarkan hasil kerja kelompok tersebut, tanda-
tanda yang ditemukan adalah dalam bentuk cairan, luka, bintik-bintik kemerahan dan
lain-lainnya. Bahkan ada tanda yang sama ditemukan dari foto yang berbeda tersebut.

Langkah 5:
Kembali ke langkah pembelajaran selanjutnya.

modul 16.indd 202 10/28/2010 73757 PM


Contoh: Tabel Menyatu Potongan

FOTO TANDA YANG DITEMUKAN

203

modul 16.indd 203 10/28/2010 73757 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
IMS (INFEKSI MENULAR SEKSUAL)
Definisi IMS
IMS adalah Infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan
yang sudah tertular. Hubungan seks ini termasuk hubungan seks lewat liang senggama,
lewat mulut (oral seks/karaoke) atau lewat dubur (anal seks/memasukkan alat kelamin
ke lubang dubur).

204 IMS juga disebut Penyakit Kelamin namun hal ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada
di kelamin. Istilah Infeksi Menular Seksual lebih luas maknanya, karena menunjuk pada
cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selalu ada dialat kelamin, tanda-tandanya
juga ada di alat Penglihatanm, Mulut, Saluran Pencernaan, Hati, Otak dan bagian tubuh
lainnya.

Contohnya HIV/AIDS dan Hepatitis B yang menular lewat hubungan seks, tetapi
penyakitnya tidak bisa dilihat dari alat kelaminnya. Artinya, alat kelaminnya masih
tampak sehat meskipun orangnya membawa bibit penyakit.

IMS akan menginfeksi orang-orang yang pernah melakukan hubungan seksual, sekalipun
hubungan seksual yang beresiko dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan
kondom hanya dilakukan sekali saja.

Bahayanya IMS:
IMS membuat kita sakit-sakitan.
IMS akan membuat Kemandulan.
IMS bisa menyebabkan keguguran.
IMS bisa menimbulkan kanker leher rahim.
IMS bisa merusak Penglihatan, Otak dan Hati.
IMS bisa ditularkan kepada bayi.
IMS bisa menyebabkan kita mudah tertular HIV.
IMS tertentu seperti HIV dan Hepatitis B, bisa menyebabkan Kematian.

Jenis-jenis IMS
IMS ada banyak sekali jenisnya, beberapa diantaranya yang paling penting adalah:
Clamidya/Klamidia
Raja Singa/Sifilis
Kencing Nanah/GO

modul 16.indd 204 10/28/2010 73757 PM


Herpes Kelamin
Kutil Kelamin/Jengger Ayam
Hepatitis
HIV dan AIDS

Tanda Tanda Umum Bila Terkena IMS

TANDA Perempuan Laki-Laki

Luka Luka yang bisa disertai dengan rasa nyeri atau bisa juga tidak, di
205
daerah alat kelamin atau bagian tubuh lain. Bintil-bintil berair
seperti cacar yang disertai timbulnya luka yang terasa nyeri di
sekitar kelamin.

Keputihan yang keluar dari Keluar cairan bening atau nanah


liang senggama terasa gatal, dari mulut zakar atau dubur.
berwarna kuning atau kehijauan,
bau atau serpihan seperti
pecahan susu. Cairan juga bisa
keluar dari dubur.

Kencing Jika kencing terasa panas atau Sama dengan perempuan, diikuti
panas membakar. keluarnya cairan dari mulut
zakar.

Sakit Tenggorokan sakit beberapa hari Tenggorokan sakit setelah


tenggorokan setelah melakukan oral seks beberapa hari melakukan oral
(karaoke) atau memasukkan seks atau menjilat alat kelamin
zakar ke dalam mulut. perempuan.

Gatal-gatal Gatal-gatal di daerah sekitar kemaluan, termasuk daerah dubur.


Gatal-gatal dibulu kemaluan juga bisa merupakan tanda adanya IMS
yang disebabkan oleh kutu.

Bercak- Bercak-bercak di kulit, terutama di daerah telapak tangan dan


bercak telapak kaki. Bercak-bercak seperti panu tersebar di seluruh badan.
di kulit

modul 16.indd 205 10/28/2010 73757 PM


Kutil Kutil di daerah alat kelamin.

Sakit Perut Sakit perut yang kumat-kumatan


bagian dan tidak berhubungan dengan
bawah menstruasi, bisa jadi tanda
infeksi saluran reproduksi (ISR),
yaitu bila infeksi sudah menjalar
ke alat kelamin bagian dalam,
termasuk rahim, indung telur
dan saluran telur.
206
Bengkak Bengkak dikelenjar lipatan Bengkak di kelenjar lipatan paha.
paha. Bengkak dan rasa nyeri pada
buah zakar.

Tanda-tanda Demam.
lain untuk Berkeringat banyak diwaktu malam.
HIV dan AIDS Lelah berkepanjangan.
Infeksi jamur berat.
Pembengkakakan pada kelenjar dilipatan paha, leher atau lengan.
Diare berkepanjangan.
Berat badan turun drastis.
Batuk-batuk dengan atau tanpa darah .
Adanya bercak-bercak biru ungu dikulit.

Meskipun ada tanda-tanda seperti ini, yang perlu diingat bahwa tanda-tanda ini bisa juga
merupakan tanda dari penyakit lain. Kalau ada tanda-tanda seperti di atas, sebaiknya
pergi ke dokter secepat mungkin.

modul 16.indd 206 10/28/2010 73757 PM


Jenis IMS dan Gejalanya

Gejala Umum Gejala Khusus


Nama Jenis Tes
IMS
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Klamidia Nyeri saat Nyeri pada Terasa Sama seperti Pemeriksaan


kencing kemaluan Gatal, pada laki- cairan atau
namun Keluar laki. lendir. 207
terkadang cairan
tidak ada lendir dan
keluhan. bening dari
kemaluan,
berwarna
kuning atau
kehijauan
dan bau.

Raja singa Terdapat Sama seperti Luka tidak Sama seperti Tes darah.
(sifilis) luka tapi pada laki- sakit, laki-laki.
tidak laki. biasanya
sakit. tungal dan
bersih.

Kencing Sangat Nyeri saat Tampak Keluar Pemeriksaan


nanah nyeri saat kencing tapi cairan cairan kental nanah.
(GO) kencing. tidak sehebat berupa berlebihan
pada laki- nanah pada
laki. kental pada kemaluan,
kemaluan. namun
Cairan juga sering tanpa
bisa keluar gejala.
dari dubur.

modul 16.indd 207 10/28/2010 73757 PM


Herpes Badan Sama seperti Tampak Sama seperti Tes darah.
kelamin lemas, pada laki- kelainan pada laki-
nyeri laki. kulit berupa laki.
sendi luka/
pada bintil besar
daerah. seperti
cacar,
bergerombol
bulat atau
lonjing 2-5
mm, dan
208 terasa nyeri.

Kutil Timbul Sama seperti Dalam kasus Sama seperti Pemeriksaan


Kelamin/ kutil pada pada laki- lanjut, kutil pada laki- jaringan
Jengger daerah. laki. bergerombol laki. atau tes
ayam seperti darah.
jengger
ayam
didaerah
kemaluan
dan daerah
anus.

Hepatitis Badan Sama seperti Pada kasus Sama seperti Tes darah.
lemas, laki-laki. parah, pada laki-
kurang tampak laki.
gairah kulit selaput
dan mata
kadang berwarna
demam. kuning.

modul 16.indd 208 10/28/2010 73758 PM


HIV dan Virus Sama seperti Pada Sama seperti Tes darah
AIDS walaupun laki-laki. penderita pada laki- untuk
ada di yang sudah laki. mendeteksi
dalam menunjuk- virus HIV.
darah kan gejala
tidak AIDS,
men- nampak
unjukkan gejala yang
gejala sangat
sama kompleks,
sekali. yang sulit
dibedakan 209
dengan
penderita
kanker
stadium
lanjut.

Tidak semua IMS bisa diobati.


HIV dan AIDS, Herpes, Jengger ayam dan Hepatitis termasuk jenis-jenis IMS yang tidak
bisa disembuhkan. HIV dan AIDS termasuk paling berbahaya. HIV dan AIDS tidak bisa
disembuhkan dan merusak kekebalan tubuh manusia untuk melawan penyakit apapun.
Akibatnya orang menjadi sakit-sakitan dan banyak yang meninggal karenanya.

Sementara Herpes sering kambuh dan sangat nyeri kalau kambuh. Pada herpes, yang
diobati Cuma gejala luarnya saja, tetapi bibit penyakitnya akan tetap hidup didalam
tubuh selamanya.

Sering kali IMS tidak menunjukkan gejala sama sekali dan tidak terasa, sehingga kita tidak
tahu kalau kita sudah terkena. IMS tidak selalu menunjukkan tanda atau gejala, baik
pada laki-laki atau perempuan. Beberapa IMS tandanya bisa muncul setelah berminggu-
minggu, berbulan-bulanatau bahkan tahunan setelah kita terkena.

Pada Perempuan, IMS seringkali tidak menunjukkan gejala. Meski gejalanya tidak ada
dan tidak terasa sakit, IMS ini bisa ditularkan kepada orang lain.

Pada perempuan, masalahnya luka-luka IMS seringkali terjadi dileher rahim. Jauh
didalam, sehingga tidak kelihatan dari luar. Dan karena IMS tidak menimbulkan rasa
nyeri, maka seseorang tidak merasa dirinya telah terkena IMS.

Sementara pada laki-laki, luka-luka dimulut saluran kencing atau disaluran kencing juga
tidak selalu kelihatan atau tidak disertai rasa nyeri.

modul 16.indd 209 10/28/2010 73758 PM


Penularan IMS
Kita bisa tertular IMS melalui hubungan seks yang tidak aman. Yang dimaksud dengan
hubungan seks yang tidak aman adalah:
Hubungan seks lewat liang senggama tanpa Kondom (alat kelamin masuk vagina
atau liang senggama).
Hubungan seks lewat dubur tanpa Kondom (alat kelamin masuk ke dubur).
Seks oral atau karaoke tanpa Kondom (alat kelamin dimasukkan ke mulut
atau sebaliknya menjilat alat kelamin perempuan/mulut langsung kena cairan
kelamin perempuan).

210 Cara Lain Kita Bisa Terkena IMS


a. Lewat Darah
Misalnya, transfusi darah, saling bertukar jarum suntik atau benda tajam lainnya,
pada pemakaian Narkoba, jarum tindik maupun tatto.

b. Ibu hamil ke janin


Yaitu bisa saat hamil, saat melahirkan atau sesudah melahirkan lewat ASI.

Kuman IMS terutama ada dalam cairan kelamin dan darah. IMS menular terutama bila
cairan kelamin atau darah seseorang yang sudah terkena IMS masuk kedalam tubuh
orang lain.

Cara Mencegah IMS


Cara mencegah IMS pada orang dewasa terutama adalah dengan tidak membiarkan darah
atau cairan kelamin orang lain masuk ke dalam tubuh kita.

Beberapa Cara mencegah penularan melalui hubungan seks diantaranya:


Absen dari seks, alias tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada
cairan kelamin yang masuk keke dalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks
atau puasa seks saat belum punya pasangan tetap atau jauh dari pasangan.
Berperilaku saling setia, atau berhubungan hanya dengan pasangan tetap saja.
Cegah dengan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks. Bila hal
tersebut diatas tidak bisa kita lakukan maka pastikan anda menggunakan
kondom sewaktu melakukan hubungan seks.

Beberapa cara pencegahan IMS melalui non-seksual diantaranya:


Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa
kebersihannya (screening/suci hama) dari IMS ke dalam tubuh kita.
Berhati-hati menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.

modul 16.indd 210 10/28/2010 73758 PM


Mencegah pemakain alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak
steril terhadap diri kita. Misalnya, jarum suntik, alat tatto, alat tindik dan
sejenisnya yang bekas dipakai orang.

Hubungan IMS Dengan HIV dan AIDS


Infeksi Menular Seksual adalah suatu infeksi yang akan terjadi pada seseorang yang
didapatkan melalui hubungan seksual. Jadi salah satu pasangan yang telah membawa
kuman IMS pada tubuhnya akan menularkan lewat hubungan seks dengan pasangannya.
AIDS adalah salah satu jenis IMS yang diakatgorikan sumbernya dari kuman yang disebut
virus. Seseorang yang berulang-ulang terkena IMS sangat potensi terkena HIV. Kalau ada
tanda IMS di kelamin atau mulut berarti ada peradangan yang berarti ada sel yang
radang. Kalau seseorang terkena IMS berarti ada kesempatan besar bagi HIV untuk masuk 211
karena sel radang akan mempermudah HIV masuk ke dalam tubuh.

Sumber: Buku Saku Penjangkauan Masyarakat Infeksi menular Seksual. ASA dan Fhi
Ditjen. Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPM & PL).

modul 16.indd 211 10/28/2010 73758 PM


SLIDE PRESENTASI

HIV dan AIDS


Salah satunya ditadai
adanya jamur di
INFEKSI MENULAR SEKSUAL mulut/kandidiasis
(IMS)
212

Tujuan Pembelajaran Hepatitis


Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta
mampu memahami Infeksi Menular Seksual (IMS)

Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
Menjelaskan pengertian IMS.
Menyebutkan jenis dan tanda IMS yang menyertainya.
Menjelaskan cara penularan dan pencegahan IMS.
Menjelaskan hubungan IMS dengan HIV dan AIDS.

Jenis dan Tanda IMS Kutil Kelamin/Jengger Ayam


Clamidya/Klamidia

Raja Singa/Sifilis
Kencing Nanah/GO/Gonore
Herpes Kelamin
Kutil Kelamin/Jengger Ayam
Hepatitis

HIVdan AIDS

modul 16.indd 212 10/28/2010 73759 PM


SLIDE PRESENTASI

Herpes Kelamin Clamidya/ Klamidia

213

Kencing Nanah/GO/Gonore Penularan IMS


Hubungan seks lewat liang senggama tanpa
kondom (alat kelamin masuk vagina atau liang
senggama).
Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (alat
kelamin masuk ke dubur).
Seks oral atau karaoke tanpa kondom (alat
kelamin dimasukkan ke mulut atau sebaliknya
menjilat alat kelamin perempuan/mulut
langsung kena cairan kelamin perempuan).

Raja Singa /Sifilis Cara Lain Bisa Terkena IMS


Lewat darah
Transfusi darah.
Salingbertukar jarum suntik atau benda
tajam lainnya, pada pemakaian Narkoba.
jarum tindik maupun Tatto.
Ibu Hamil ke Janin
Bisasaat hamil, saat melahirkan atau
sesudah melahirkan lewat ASI.

modul 16.indd 213 10/28/2010 73800 PM


SLIDE PRESENTASI

Pencegahan IMS Hubungan IMS dan AIDS


Absen dari seks, alias tidak berhubungan AIDS adalah salah satu jenis IMS.
seks sama sekali. Seseorangyang berulang-ulang terkena
Berperilaku saling setia, atau IMS sangat potensi terkena HIV.
berhubungan hanya dengan pasangan Kalau
seseorang terkena IMS berarti ada
tetap saja.
214 Cegah dengan menggunakan kondom
kesempatan besar bagi HIV untuk masuk
karena sel radang akan mempermudah
sewaktu berhubungan seks. HIV masuk ke dalam tubuh.

Cara Pencegahan IMS Melalui Non Seksual

Mencegah masuknya transfusi darah tambahan


yang belum diperiksa kebersihannya
(screening/suci hama) dari IMS ke dalam tubuh
kita.
Berhati-hati menangani segala hal yang
tercemar oleh darah segar.
Mencegah pemakain alat-alat tembus kulit yang
tidak suci hama atau tidak steril terhadap diri
kita. Misalnya, jarum suntik, alat tatto, alat
tindik dan sejenisnya yang bekas dipakai orang.

modul 16.indd 214 10/28/2010 73800 PM


MODUL 17
Hepatitis

modul 17.indd 1 10/28/2010 74646 PM


modul 17.indd 2 10/28/2010 74646 PM
MODUL
17
Hepatitis
235

Hepatitis merupakan salah satu penyakit lain yang sering dijumpai pada orang yang
melakukan hubungan seks yang tidak aman dan penggunaan narkoba suntikan yang tidak
steril. Tingkat penularan Hepatitis secara medis lebih tinggi dibandingkan dengan HIV.
Selain itu, beberapa Hepatitis dapat pula ditularkan dari satu orang ke orang lainnya
melalui hubungan seksual didamping penggunaan peralatan medis yang tidak disterilkan
terlebih dahulu. Bila seseorang tertular Hepatitis dapat mengakibatkan kematian. Oleh
karena itu remaja perlu mengetahui apa itu Hepatitis.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian Hepatitis, cara penularan, dan pencegahan Hepatitis.

modul 17.indd 235 10/28/2010 74646 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan dan menyebutkan
tentang Hepatitis.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
236 1. Menjelaskan pengertian Hepatitis.
2. Menyebutkan penularan dan pencegahan Hepatitis.

1. Pengertian Hepatitis.
2. Penularan dan pencegahan Hepatitis.

60 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab

1. Kertas flipchart
2. Flipchart
3. Spidol
4. Slide powerpoint

modul 17.indd 236 10/28/2010 74646 PM


Sesi 1: Pengkondisian )10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
237
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian Hepatitis (15 menit).

Langkah 1:
Lemparkan pertanyaan kepada peserta dengan pertanyaan: Siapa yang pernah
mendengar tentang Hepatitis?

Langkah 2:
Catat kata kunci dari jawaban peserta pada kertas flipchart (berikan kesempatan pada
setiap peserta yang mengajukan jawaban).

Rangkum kata kunci jawaban peserta menjadi sebuah pengertian tentang Hepatitis, ajak
peserta untuk mencoba mengertikan Hepatitis dari kata kunci yang ditulis.

Langkah 3:
Tegaskan rangkuman jawaban tentang pengertian Hepatitis, dengan menayangkan slide
presentasi tentang pengertian Hepatitis.

Tanyakan kepada peserta Apakah ada mengenal tanda-tanda dari orang dengan
Hepatitis berdasarkan gambar ini? Jawaban peserta tidak perlu ada pembahasan.

modul 17.indd 237 10/28/2010 74646 PM


Langkah 4:
Tayangkan dan jelaskan slide presentasi mengenai jenis dan tanda Hepatitis. Berikan
kesempatan peserta untuk menanyakan tentang hal-hal yang terkait dengan tanda dari
Hepatitis .

Sesi 3: Penularan dan Pencegahan Hepatitis (25 menit)

Langkah 1:
Tanyakan kepada peserta: Siapa yang mengetahui penularan Hepatitis? Minta 3 orang
peserta untuk menjawab. Jawaban peserta tidak perlu ada pembahasan.
238
Langkah 2:
Tayangkan dan jelaskan slide presentasi mengenai penularan Hepatitis. Berikan
kesempatan peserta untuk menanyakan tentang penularan yang telah dijelaskan
tersebut.

Langkah 3:
Sampaikan kepada peserta bahwa: Tugas dari seorang PRS adalah mengusahakan agar
mereka terhindar dari penularan Hepatitis pada perilaku seks berisikonya maupun melalui
jarum suntik pada kelompok penggunaan Narkoba suntik. Untuk itu setiap anggota PRS
mengetahui cara pencegahannya.

Tayangkan ulang slide presentasi mengenai penularan Hepatitis, tanyakan kepada peserta:
Memahami penularan Hepatitis tersebut, dapatkah anda memberikan pendapatnya
tentang cara pencegahan berdasarkan cara penularan Hepatitis tersebut?

Berikan waktu 5 menit untuk menuliskan pada kertas metaplan dan dipasang di papan
tulis.

Langkah 4:
Minta semua peserta berdiri dan mendekati papan tulis, tugas mereka adalah mengkoreksi
dan melisting secara bersama tentang cara pencegahan yang dipandang benar oleh
mereka bersama.

Letakkan kertas metaplan yang berisikan cara pencegahan yang telah dikoreksi benar di
bagian lain papan tulis.

Minta kembali seluruh peserta untuk duduk kembali pada tempatnya masing-masing.
Minta salah satu peserta untuk membacakan metaplan tersebut.

Langkah 5:
Berikan penegasan cara pencegahan Hepatitis dari hasil peserta tersebut melalui

modul 17.indd 238 10/28/2010 74646 PM


penayangan slide presentasi mengenai cara pencegahan Hepatitis.

Langkah 6:
Rangkum sesi ini dan lanjutkan ke sesi berikutnya.

Sesi 4: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan Hepatitis?
239
Sebutkan penularan Hepatitis?
Sebutkan pencegahan Hepatitis?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Hepatitis. Sarankan informasi lebih
lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

modul 17.indd 239 10/28/2010 74647 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
HEPATITIS
Apakah Hepatitis ?
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus, infeksi, bahan kimia dan
penyakit lain.

Apa Gejala Hepatitis?


240 Kurang gairah, badan lemas dan mudah capek.
Jilang nafsu makan.
Berat badan turun.
Mual dan sakit perut
Demam
Warna kuning pada kulit, mata dan air seni.

Apa Saja Jenis Hepatitis yang Sering Menyerang?


Hepatitis A (Hep A)
Hepatitis B (Hep B)
Hepatitis C (Hep C)

Apa itu Hepatitis A?


Penularan Hepatitis A, Virus Hep a ditularkan melalui TINJA orang yang terinfeksi Hep A
dan masuk ke dalam mulut orang lain. Bisa terjadi karena:
Mengkonsumsi sayuran, buah, ikan, air, rokok maupun makanan dan minuman
yang telah tercemar oleh tinja yang mengandung virus Hep A.
Menggunakan peralatan makan dan minum yang telah digunakan oleh orang yng
terinfeksi Hep A tanpa dicuci bersih lebih dahulu.
Seks oral pada anus orang yang terinfeksi Hep A.
Kebersihan pribadi dan lingkungan tidak dijaga dengan baik.

Bagaimana Cara Pencegahan Hepatitis A?


Cuci tangan dengan air hangat dan sabun hingga bersih setelah buang air kecil/
besar; sebelum makan ataupun sebelum menyediakan makanan.
Cuci sayuran dan buah sebelum langsung dimakan.

modul 17.indd 240 10/28/2010 74647 PM


Sebelum dipakai, CUCI peralatan makan dan minum.
Hindari melakukan seks oral pada dubur /anus.
Lakukan vaksinasi Hep A.

Apa itu Hepatitis B dan C?


Penularan hepatitis B dan C melalui kontak darah, sperma dan cairan vagina dari orang
yang terinfeksi Hep B dan atau C:
Berbagi perlengkapan suntik untuk menggunakan narkoba.
Perlengkapan tattoo yang tidak steril.
Hubungan Seks tanpa kondom. 241
Bayi yang lahir dari ibu yang sudah terinfeksi Hep B dan atau Hep C.

Bagaimana Cara Pencegahan Hepatitis B dan C?


Jangan berbagi perlengkapan suntik apappun (tabung, jarum, kapas, air dan
filter).
Waspada terhdap darah ketika menyuntik atau disuntuik oleh orang lain.
Jangan berbagi sikat gigi dan alat cukur.
Jika ingin tattoo, lakukan dengan prosedur sterilisasi yang layak.
Tidak melakukan hunbungan seks tanpa kondom.
Lakukan vaksinasi Hep B. Saat ini belum ada vaksin untuk mencegah penularan
Hep C.

modul 17.indd 241 10/28/2010 74647 PM


SLIDE PRESENTASI

Penularan Hepatitis A
Ditularkan melalui TINJA orang yang terinfeksi
dan masuk ke dalam mulut orang lain. Bisa
terjadi karena:
HEPATITIS Mengkonsumsi sayuran, buah, ikan, air, rokok
maupun makanan dan minuman yang telah tercemar
oleh tinja yang mengandung virus Hep A.
242 Menggunakan peralatan makan dan minum yang
telah digunakan oleh orang yng terinfeksi Hep A
tanpa dicuci bersih lebih dahulu.
Seks oral pada anus orang yang terinfeksi Hep A.
Kebersihan pribadi dan lingkungan tidak dijaga
dengan baik.

Tujuan Pembelajaran Pencegahan Hepatitis A


Tujuan Umum Cuci tangan dengan air hangat dan sabun hingga
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat bersih setelah buang air kecil/besar; sebelum
menjelaskan dan menyebutkan tentang makan ataupun sebelum menyediakan
Hepatitis makanan.
CUCI sayuran dan buah sebelum langsung

Tujuan Khusus dimakan.


Sebelum dipakai, CUCI peralatan makan dan
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
minum.
Menjelaskan pengertian Hepatitis.
Hindari melakukan seks oral pada dubur /anus.
Menyebutkan penularan dan pencegahan Hepatitis.
Lakukan vaksinasi Hep A.

Pengertian HEPATITIS Penularan Hepatitis B dan C


Hepatitisadalah peradangan hati yang Melalui kontak darah, sperma dan cairan
disebabkan oleh virus, infeksi, bahan vagina dari orang yang terinfeksi Hep B
kimia dan penyakit lain. dan atau C:
Berbagi perlengkapan suntik untuk
Jenis hepatitis yang sering menyerang? menggunakan narkoba.
Hepatitis A (Hep A) Perlengkapan tattoo yang tidak steril.
Hepatitis B (Hep B) Hubungan Seks tanpa kondom.
Hepatitis C (Hep C) Bayi yang lahir dari ibu yang sudah terinfeksi
Hep B dan atau Hep C.

modul 17.indd 242 10/28/2010 74648 PM


SLIDE PRESENTASI

Pencegahan Hepatitis B dan C


Jangan berbagi perlengkapan suntik apappun
(tabung, jarum, kapas, air dan filter).
Waspada terhdap darah ketika menyuntik atau
disuntuik oleh orang lain.
Jangan berbagi sikat gigi dan alat cukur.
Jika ingin tattoo, lakukan dengan prosedur
sterilisasi yang layak.
243
Tidak melakukan hunbungan seks tanpa
kondom.
Lakukan vaksinasi Hep B. Saat ini belum ada
vaksin untuk mencegah penularan Hep C.

modul 17.indd 243 10/28/2010 74649 PM


244

modul 17.indd 244 10/28/2010 74649 PM


MODUL 18
Tuberkulosis (TB)

modul 18.indd 1 10/28/2010 73936 PM


modul 18.indd 2 10/28/2010 73936 PM
MODUL
18
Tuberkulosis (TB)
225

TB atau sering pula disebut tuberkulosis atau TB paru. sangat erat kaitan dengan HIV.
Banyak ODHA yang meninggal karena terinfeksi TB dan tidak diobati dengan benar. TB
merupakan infeksi oportunistik yang utama bagi ODHA dan sering kali menjadi faktor
menyulit dalam pengobatan. Oleh karena itu remaja perlu mengetahui apa itu .

Angka TB pada Odha sering kali 40 kali lebih tinggi dibanding angka untuk orang yang tidak
terinfeksi HIV. Angka TB di seluruh dunia meningkat karena HIV. TB dapat merangsang
HIV agar lebih cepat menggandakan diri, dan memburukkan infeksi HIV. Karena itu,
penting agar orang dengan HIV mencegah dan mengobati TB.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian TB, penularan dan pencegahan TB

modul 18.indd 225 10/28/2010 73936 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu menjelaskan dan menyebutkan
tentang TB

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
226 1. Menjelaskan pengertian TB.
2. Menyebutkan penularan dan pencegahan TB.

1. Pengertian TB
2. Penularan dan pencegahan TB

60 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab

modul 18.indd 226 10/28/2010 73936 PM


1. Kertas flipchart
2. Flipchart
3. Spidol
4. Slide powerpoint

227

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian TB (15 menit)

Langkah 1:
Fasilitator mengawali dengan mengajukan pertanyaan: Siapa yang pernah pernah
mendengar mengenai TB? Bila ada yang pernah diminta untuk menceritakannya.

Tuliskan kata kunci dari jawaban peserta pada kertas flipchart. Rangkum dan bacakan
kata kunci pendapat peserta menjadi pengertian TB.

Langkah 2:

modul 18.indd 227 10/28/2010 73937 PM


Tayangkan dan jelaskan pengertian TB dengan slide presentasi mengenai pengertian
TB. Beri kesempatan pada peserta untuk bertanya dan mendiskusikan mengenai topik
penegertian tuberkulosis.

Sesi 3: Penularan dan Pencegahan TB (25 menit)

Langkah 1:
Fasilitator memulai dengan melakukan curah pendapat mengenai permasalahan TB.
Curah pendapat dapat dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan sebagai
berikut:

228 Bagaimana cara penularan TB?

Bagaimana cara pencegahannya?

Catat semua jawaban yang diutarakan oleh peserta. Upayakan semua peserta memberikan
pendapat mengenai cara penularan dan pencegahan TB.

Langkag 2:
Rangkum dan bacakan kata kunci pendapat peserta menjadi cara penularan dan
pencegahan.

Langkah 3:
Tayangkan dan jelaskan beberapa slide presentasi yang terkait dengan penularan dan
pencegahan TB. Lanjutkan dengan menjelaskan hubungan TB dengan HIV melalui slide
presentasi.

Berikan kesempatan peserta lainnya untuk memberikan pendapat terkait dengan


pertanyaan tersebut. Kalau memungkinkan lakukan diskusi. Rangkum pendapat peserta
dan tegaskan kembali seluruh jawaban tersebut.

Sesi 4: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan TB?
Sebutkan cara penularan TB?
Sebutkan cara pencegahan TB?

Langkah 2:

modul 18.indd 228 10/28/2010 73937 PM


Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Tuberkulosis. Sarankan informasi lebih
lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

229

modul 18.indd 229 10/28/2010 73937 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
TB (TUBERKULOSIS)
Apakah Penyakit TB itu?
TB adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis, dan bisa
menyerang berbagai bagian tubuh. TB paru adalah jenis yang paling sering di temui.
Bila obat tidak digunakan secara teratur, bakteri TB akan kebal (resisten) terhadap
pengobatan. Jika sudah resisten, pengobatan TB akan semakin sulit dan semakin
mahal.
230
TB dan HIV: Pasangan yang Buruk
Banyak jenis virus dan bakteri hidup di tubuh kita. Sistem kekebalan tubuh yang sehat
dapat mengendalikan kuman ini agar mereka tidak menyebabkan penyakit. Jika HIV
melemahkan sistem kekebalan, kuman ini dapat mengakibatkan infeksi oportunistik
(IO).

Angka TB pada Odha sering kali 40 kali lebih tinggi dibanding angka untuk orang yang tidak
terinfeksi HIV. Angka TB di seluruh dunia meningkat karena HIV. TB dapat merangsang
HIV agar lebih cepat menggandakan diri, dan memburukkan infeksi HIV. Karena itu,
penting agar orang dengan HIV mencegah dan mengobati TB.

Bagaimana Seseorang Bisa Tertular TB?


Orang yang sakit TB menularkan bakteri TB ketika batuk dan bersin.
Orang lain dapat tertular ketika menghirup bakteri tersebut.

Apa Saja Tanda-Tanda TB?


Batuk selama 2-3 minggu.
Demam
Berkeringat pada malam hari.
Berat badan menurun.
Pembesaran kelenjar getah bening

Bagaimana Mencegah Penularan TB?


Tutup mulut dan hidung dengan sapu tangan atau tisu saat bersin dan batuk.
Jaga kesehatan dengan makan teratur, gizi cukup dan istirahat teratur.
Periksakan diri ke Puskesmas atau Rumah Sakit jika mengalami gejala penyakit

modul 18.indd 230 10/28/2010 73937 PM


TB.
Jalani pengobatan TB secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter.

Bagaimana TB Didiagnosis?
Ada tes kulit yang sederhana untuk TB. Sebuah protein yang ditemukan pada bakteri
TB disuntik pada kulit lengan. Jika kulit kita bereaksi dengan bengkak, itu berarti kita
kemungkinan terinfeksi bakteri TB.

Jika HIV atau penyakit lain sudah merusak sistem kekebalan kita, kita mungkin tidak
menunjukkan reaksi pada tes kulit, walaupun kita terinfeksi TB. Kondisi ini disebut
anergi. Oleh karena masalah ini, dan karena kebanyakan orang di Indonesia sudah
terinfeksi TB, jadi tes kulit sekarang jarang dipakai di sini. Jika kita anergi, pembiakan
231
bakteri dari dahak (lihat alinea berikut) adalah cara terbaik untuk diagnosis TB aktif.

Bila kita mempunyai gejala yang mungkin disebabkan oleh TB, dokter akan minta kita
menyediakan tiga contoh dahak untuk diperiksa, termasuk satu yang diminta dikeluarkan
dari paru pada pagi hari. Dokter juga mungkin melakukan rontgen dada, dan coba
membiakkan bakteri TB dari contoh dahak kita. Tes ini dapat memerlukan jangka waktu
empat minggu. Sulit mendiagnosis TB aktif, terutama pada Odha, karena tampaknya
mirip dengan pneumonia, masalah paru lain, atau infeksi lain. Namun tes baru yang
lebih cepat sedang dikembangkan.

Bagaimana TB Diobati?
Jika kita terinfeksi TB, tetapi tidak mengalami penyakit aktif, kemungkinan kita diobati
dengan isoniazid (INH) untuk sedikitnya enam bulan, atau dengan INH plus satu atau dua
obat lain untuk tiga bulan. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2001 menunjukkan
bahwa terapi kombinasi lebih efektif dibandingkan INH sendiri. INH dapat menyebabkan
masalah hati, terutama pada perempuan.

Jika kita mengalami TB aktif, kita diobati dengan antibiotik. Karena bakteri TB dapat
menjadi kebal (resistan) terhadap obat tunggal, kita akan diberi kombinasi antibiotik.
TB sulit disembuhkan, dan obat tersebut harus dipakai untuk sedikitnya enam bulan.
Jika kita tidak memakai semua obat, TB dalam tubuh kita mungkin jadi resistan dan obat
tersebut akan menjadi tidak efektif lagi.

Ada jenis TB yang resistan terhadap beberapa antibiotik. Ini disebut TB yang resistan
terhadap beberapa obat atau MDR-TB, atau yang resistan terhadap semua obat lini
pertama dan kedua (XDR-TB). Hingga saat ini, prevalensi MDR-TB dan XDR-TB (bila ada)
di Indonesia belum jelas; surveilans akan segera dilakukan oleh Depkes. Kendati ada
masalah ini, kebanyakan kasus TB dapat disembuhkan dengan antibiotik yang ada.

modul 18.indd 231 10/28/2010 73937 PM


SLIDE PRESENTASI

Penularan TB
Orangyang sakit TB menularkan bakteri
TB ketika batuk dan bersin.
TUBERKULOSIS Orang
lain dapat tertular ketika
menghirup bakteri tersebut.
232

Tujuan Pembelajaran Mencegah Penularan TB


Tujuan Umum Tutupmulut dan hidung dengan sapu
Setelah mempelajari materi ini, peserta tangan atau tisu saat bersin dan batuk.
mampu menjelaskan dan menyebutkan tentang
TB Jaga kesehatan dengan makan teratur,
gizi cukup dan istirahat teratur.
Tujuan Khusus Periksakan diri ke Puskesmas atau Rumah
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu: Sakit jika mengalami gejala penyakit TB.
Menjelaskan pengertian TB Jalanipengobatan TB secara teratur
Menyebutkan penularan dan pencegahan TB
sesuai dengan petunjuk dokter.

Pengertian TB Tanda-Tanda TB
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan Batuk selama 2-3 minggu.
oleh bakteri mycobacterium tuberculosis, dan
Demam.
bisa menyerang berbagai bagian tubuh.
TB paru adalah jenis yang paling sering di temui. Berkeringat pada malam hari.
Bila obat tidak digunakan secara teratur, bakteri Berat badan menurun.
TB akan kebal (resisten) terhadap pengobatan.
Jika sudah resisten, pengobatan TB akan semakin Pembesaran kelenjar getah bening.
sulit dan semakin mahal.

modul 18.indd 232 10/28/2010 73939 PM


SLIDE PRESENTASI

Kaitan HIV dan TB


Bila terinfeksi HIV, sistem kekebalan tubuh
menurun sehingga mudah terinfeksi TB.
Infeksi TB lebih mudah berkembang menjadi
penyakit pada orang yang HIV positif.
Penyakit TB pada orang yang HIV positif dapat 233
memperburuk kondisi kesehatannya dan
mempermudah munculnya infeksi lainnya.
TB adalah penyebab kematian tertinggi pada
orang dengan HIV dan AIDS.

modul 18.indd 233 10/28/2010 73939 PM


234

modul 18.indd 234 10/28/2010 73939 PM


MODUL 19
Narkoba

modul 19.indd 1 10/28/2010 74034 PM


modul 19.indd 2 10/28/2010 74034 PM
MODUL
19
Narkoba
243

Narkoba merupakan salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian para remaja. Banyak
remaja yang terjerumus dalam penyalahgunaan Narkoba, sehingga dapat menganggu
proses belajar. Narkoba ada kaitannya pula dengan penyebaran HIV. Pengguna Narkoba
dengan cara suntik merupakan kelompok dengan prosentase terbesar penyumbang angka
kasus HIV dan AIDS di Indonesia.

Remaja yang sudah terlanjur dalam penyalahgunaan Narkoba akan sulit untuk mencapai
cita-cita yang didinginkannya. Narkoba akan membuat remaja tidak fokus dalam proses
belajar mengajar. Selain itu, remaja yang telah menggunakan Narkoba cederung untuk
dikucilkan dari pergaulan teman-temannya. Oleh karena itu sangat penting bagi remaja
untuk menghindari penyalahgunaan Narkoba sekarang dan nantinya.

Modul ini akan membahas mengenai:


Pengertian Narkoba, efek-efek Narkoba, dan hubungan Narkoba dengan HIV

modul 19.indd 243 10/28/2010 74034 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan dan menyebutkan
tentang Narkoba.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
244 1. Menjelaskan pengertian Narkoba.
2. Menjelaskan jenis-jenis Narkoba.
3. Menyebutkan efek-efek Narkoba.
4. Menjelaskan hubungan Narkoba dengan HIV.

1. Pengertian Narkoba
2. Jenis-Jenis Narkoba
3. Efek-efek Narkoba
4. Hubungan Narkoba dengan HIV

90 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab

modul 19.indd 244 10/28/2010 74034 PM


1. Kertas flipchart
2. Kertas metaplan
3. Spidol
4. Slide presentasi

245

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Pengertian Narkoba (15 menit)

Langkah 1:
Mulai dengan cara mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Siapa yang pernah
mendengar mengenai Narkoba? Bila ada yang pernah diminta untuk menceritakannya.

Catat semua jawaban yang diutarakan oleh peserta. Upayakan semua peserta memberikan
pendapatnya mengenai pertanyaan tersebut.

Rangkum dan sampaikan kata kunci peserta menjadi pengertian Narkoba.

modul 19.indd 245 10/28/2010 74034 PM


Langkah 2:
Tayangkan dan jelaskan pengertian Narkoba melalui slide presentasi mengenai pengertian
Narkoba.

Berikan kesempatan kepada para peserta untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas
tentang pengertian Narkoba.

Sesi 3: Jenis-Jenis Narkoba (15 menit)

Langkah 1:
246
Sampaikan kepada peserta bahwa berbicara tentang Narkoba maka kita akan mengenal
jenis-jenis Narkoba.

Tanyakan pada peserta: Apakah Sabu-Sabu dapat digolongkan dari salah jenis
Narkoba?

Jawaban peserta tidak perlu ada pembahasan.

Langkah 2:
Tayangkan dijelaskan jenis-jenis Narkoba melalui slide presentasi mengenai jenis-jenis
Narkoba.

Berikan kesempatan peserta untuk menanyakan tentang jenis-jenis Narkoba dan apabila
salah satu peserta mengenal tentang jenis Narkoba karena pengalaman atau latar
belakang kegiatannya, mintalah untuk membagi pengalaman pengetahuannya tentang
jenis Narkoba yang diketahuinya.

Sesi 4: Efek-Efek Narkoba (25 menit)

Langkah 1:
Awali sesi dengan mengajak peserta untuk mengingat kembali pembahasan mengenai
jenis-jenis Narkoba.

Kemudian lanjutkan dengan membagikan kertas metaplan, instruksikan peserta untuk


menulis jawaban dalam kertas metaplan tentang pertanyaan sebagai berikut: Apa yang
terjadi jika seseorang memakai sabu-sabu atau jenis Narkoba lainnya?

Fasilitator dapat mengatakan bahwa Meskipun belum pengalaman menggunakan


Narkoba, akan tetapi anda bisa membayangkan jika kita atau seorang teman sebaya
memakai salah satu jenis Narkoba.

Beri waktu yang cukup untuk menuliskan jawaban ini pada kertas metaplan.

modul 19.indd 246 10/28/2010 74035 PM


Langkah 2:
Jika dirasakan sudah cukup, ajak seluruh peserta mendiskusikan jawaban yang telah
di tulis mengenai akibat memakai Narkoba dengan menunjuk beberapa peserta untuk
membacakan jawabannya secara bergantian.

Langkah 3:
Catat dan rangkum jawaban peserta, dan selanjutnya menjelaskan secara singkat
mengenai efek-efek Narkoba melalui slide presentasi.

Sesi 5: Hubungan Narkoba dengan HIV (15 menit) 247

Langkah 1:
Ajukan pertanyaan kepada peserta: Siapa yang pernah mendengar mengenai
hubungan Narkoba dengan HIV? Bila ada yang pernah mendengar diminta untuk
menceritakannya.

Catat semua jawaban yang diutarakan oleh peserta. Upayakan semua peserta memberikan
pendapatnya mengenai pertanyaan tersebut.

Rangkum dan sampaikan kata kunci peserta menjadi hubungan Narkoba dengan HIV
menggunakan slide presentasi.

Langkah 2:
Tayangkan dan jelaskan hubungan Narkoba dengan HIV melalui slide presentasi mengenai
hubungan Narkoba dengan HIV.

Sesi 6: Rangkuman dan Pembulatan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat
menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan Narkoba?
Sebutkan jenis-jenis Narkoba?
Apa hubungan Narkoba dengan HIV?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Narkoba. Sarankan informasi lebih
lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

modul 19.indd 247 10/28/2010 74035 PM


Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

248

modul 19.indd 248 10/28/2010 74035 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
NARKOBA
Apa itu Narkoba?
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya
Semua zat/obat-obatan yang mempengaruhi kerja pusat sistem syaraf
yang berpengaruh pada pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku
seseorang.
Efek yang ditimbulkan berbeda setiap jenisnya.
249
Penggunaan berlanjut berakibat ketergantungan fisik dan/atau psikologis.
Kerusakan pada sistem syaraf.
Bila digunakan dalam jumlah yang banyak atau dikombinasikan dengan beberapa
jenis lainnya berakibat Over Dosis (OD).

Apa saja jenis-Jenis Narkoba?

MARIJUANA (Ganja, Gelek, cimeng, bhang, Mary-Jane, Grasspot, Cone,


Hashis, Canabis, Budhastik)
Bentuk:
Ganja: daun kering seperti tembakau.
Hashis atau minyak hashis: balok kecil coklat/hitam.
Efek:
Mulai setelah beberapa detik dan berakhir setelah beberapa jam tergantung
berapa banyak konsumsinya.
Fisik: denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun, berkurangnya
kemampuan gerak, daya ingat berkurang.
Psikis: senang, santai, keringanan stress dan rasa sakit, nafsu makan
bertambah, kebingungan, paranoid, panik, hilangnya konsentrasi serta
motivasi berkurang.
Akibatnya:
Jarang menimbulkan over dosis.
Meningkatkan kemungkinan kecelakaan karena hilangnya konsentrasi.
Beberapa meningkatkan keinginan seks, kurang memperhatikan penggunaan
kondom.
Penggunaan secara regular dalam waktu lama meningkatkan kemunkinan

modul 19.indd 249 10/28/2010 74035 PM


bronchitis, gangguan pernafasan sampai kanker paru-paru.
Gejala putus zat:
Fisik: sakit kepala, ganguangan tidur.
Psikis: kegelisahan, depresi.

HEROIN (Putaw, Pt, bedak, etep, putih)


Bentuk:
Biasanya bubuk berwarna kecoklatan.
Efek:

250 Mulai dengan cepat dan berakhir setelah beberapa jam tergantung berapa
banyak konsumsinya.
Fisik: penggunaan pertama mual dan muntah, hilangkan rasa sakit, kesulitan
bernafas, sulit buang air besar, menurunnya konsentrasi.
Psikis: Merasa nyaman (euforia), rasa hangat, santai, mengurangi rasa
gelisah, lesu.
Akibatnya:
Pemakaian yang regular menyebabkan dosis terus bertambah.
Pemakaian dengan cara disuntikkan memperbesar masalah: abses,
kerusakaan pembuluh darah, hepatitis, HIV.
Pemakaian dengan dosis tinggi, akan memperlambat sistem saraf pusat
hingga menyebabkan koma dan kematian.
Pada perempuan: menstruasi yang tidak teratur dan ketidaksuburan.
Penggunaan selama kehamilan, bayi yang dilahirkan dapat membawa
gejala putus obat.
Gejala putus zat:
Fisik: kram otot, gejala flu, tremor, berkeringat, menggigil
Psikis: tidak merasa nyaman, gelisah, depresi

KOKAIN (Snow, coke, girl, white lady, sugar block, charlie dan crack)
Bentuk:
Serbuk putih, kristal.
Efek:
Efek kokain tahan 10 - 40 menit tergantung pada kemurnian dan cara
pemakaiannya.
Fisik: pupil membesar, hiperaktif, agitasi iritabilitas, peningkatan aktivitas
psikomotor.

modul 19.indd 250 10/28/2010 74035 PM


Psikis: Euforia, senang, hiperaktif, keriangan, bertenaga, ketajaman
perhatian, percaya diri, berpendirian tidak tetap, merasa tidak terkalahkan,
agresif dan suka bertengkar.
Akibatnya:
Meningkatkan risiko stroke karena pembuluh darah yang melemah pecah,
menyebabkan perdarahan di dalam otak.
Penggunaan kokain yang kronis menyebabkan gangguan jantung.
Kematian karena serangan jantung.
Bila berhubungan seks sering tidak menggunakan kondom sehingga berisiko
tertular HIV dan Hep C.
251
Gejala putus zat:
Kurangnya kemampuan untuk merasakan kenikmatan, kesenangan, atau
rasa nyaman, kurangnya energi, motivasi, atau inisiatif, kelelahan.

ECSTACY (Inex, I, kancing, cheche, Inex, XTC, Dolphin, Black Heart, Gober,
Circle K)
Bentuk:
Pil atau tablet berbagai bentuk dan warna.
Efek:
Mulai setelah 20-60 menit dan berakhir setelah beberapa jam tergantung
berapa banyak konsumsinya.
Fisik: detak jantung meningkat, tekanan darah meningkat, kehilangan
nafsu makan, pupil mata melebar, rahang kaku, mulut dan kerongkongan
kering.
Psikis: energik, akrab, pengertian, rasa marah berkurang, percaya diri,
gembira.
Akibatnya:
Pemakaian jangka panjang menyebabkan kerusakan otak permanent dan
pendarahan otak.
Kematian banyak diakibatkan tidak suhu badan tinggi dan kebanyakan
minum.
Kelelahan yang berlebihan yang membutuhkan tidur lama untuk
memulihkan.
Gangguan suasana hati, kehilangan semangat dan merasa tertekan.
Pada orang yang mempunyai penyakit jantung sering terjadi serangan
jantung.
Bila berhubungan seks sering tidak menggunakan kondom sehingga berisiko

modul 19.indd 251 10/28/2010 74035 PM


tertular HIV dan Hep C.

METHAMPHETAMINE (shabu, SS, ubas, ice, speed, meth)


Bentuk:
Seperti tepung.
Efek:
Efek pemakaian dapat bertahan antara 3-12 jam tergantung dosis dan cara
pemakaian.
Fisik: pernafasan cepat, pupil mata melebar, hiperaktif.
Pskis: nyaman, percaya diri, bertenaga, mudah panic, agresif, mudah
252
marah.
Akibatnya:
Terjadi gangguan tidur dan kelelahan.
Selara makan turun berakibat malnutrisi.
Bila disuntikan dapat menyebabkan kematian karena menyumbat pembuluh
darah.
Serangan jantung dan tkanan darah tinggi.
Suasana hati mudah berubah dan dapat menjadi agresif.
Dapat menybebkan ganguan jiwa.
Gejala putus zat:
Fisik: kelelahan.
Psikis: mudah marah, lesu, depresi, gelisah.

OBAT PENENANG (Obat tidur, pil koplo, BK, Nipam, Megadon, Valium, Rohyp-
nol, Librium, Lexotan, Ativan)
Bentuk:
Tablet, Kapsul, serbuk, cairan.
Efek:
Fisik: memperlambat detak jantung dan pernafasan, menurunkan energi
dan koordinasi otot, menumpulkan panca indera, sembelit, mual, disfungsi
seksual, kesulitan bicara.
Psikis: Depresi, konsentrasi turun, eforia, nyaman, tenang, perubahan
kepribadian.
Akibatnya:
Peningkatan berat badan dipicu meningkatnya napsu makan.

modul 19.indd 252 10/28/2010 74036 PM


Kesulitan tidur.
Kehilangan daya ingat.
Kesulitan berpikir.
Perubahan perilaku.
Masalah seksual.
Masalah menstruasi pada perempuan.

INHALANT (Ngelem, Pappers, rush, climax)


Bentuk:
Cairan atau padat yang mengeluarkan bau tertentu. 253
Efek:
Efeknya tidak bertahan lama 30-60 menit.
Fisik: memperlambat dejut jantung dan pernafasan, pusing, gangguan
visual, konsentrasi menurun.
Psikis: halusinasi, santai, gembira, disorientasi.
Akibatnya:
Penggunaan jangka panjang, terutama produk minyak yang mengandung
timbel,dapat mengakibatkan kerusakan pada otak, hati, ginjal, dan
terutama paru.
Kematian dapat terjadi akibat berhenti bernapas dan denyut jantung tidak
teratur.

modul 19.indd 253 10/28/2010 74036 PM


SLIDE PRESENTASI

Zat Adiktif Lainnya


Zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam
DRUGS: Aturan, Bentuk, bentuk tunggal maupun campuran yang
dapat membahayakan kesehatan dan
Penggunaan dan Efek lingkungan hidup secara langsung atau
254 tidak langsung yang mempunyai sifat,
karsinogenik, teratogenik, mutagenik,
korosif dan iritasi.

Narkotika Nikotin
Narkotika adalah zat atau obat yang Tembakau sudah digunakan sejak ratusan tahun
berasal dari tanaman atau bukan tanaman Nikotin ditemukan pada tembakau Zat yang
baik sintetis maupun semi sintetis yang sangat adiktif
Ketergantungan fisik dan psikologis lebih cepat
dapat menyebabkan penurunan atau
Tingkat toleransi lebih cepat dari heroin
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
WHO mengestimasikan 1 dari 5 kematian atau 3
mengurangi sampai menghilangkan rasa juta kematian per tahun diakibatkan rokok
nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan
Penggunaan: dihisap & kunyah

Psikotropika Efek Nikotin


Zat atau obat baik alamiah maupun Efek Jangka Panjang: Efek Jangka Pendek:
Nafas pendek, batuk, Dalam 8 detik nikotin
sintetis, bukan narkotika, yang bersifat infeksi saluran pernafasan memberikan reaksi pada
otak
atau berkhasiat psiko aktif melalui Penyempitan pembulu
darah Bereaksi sebagai stimulan
pengaruh selektif pada susunan syaraf serangan jantung & pada sistem susunan syaraf
penyakit jantung koroner pusat
pusat yang menyebabjan perubahan khas detak jantung & Tekanan
resiko kangker paru,
pada aktivitas mental dan perilaku. mulut, pita suara, darah sementara
tenggorokan, kandung Nafsu makan menurun,
kemih, ginjal, pankreas, rasa & penciuman
mulut rahim aliran darah pada tubuh
resiko saluran
pencernaan

modul 19.indd 254 10/28/2010 74039 PM


SLIDE PRESENTASI

Efek Jangka Panjang ATS Amphetamine Type Substance (ATS)

Insomnia, gangguan mental Bentuknya:

Jantung berdebar, tremors Bubuk, kristal, cair, tablet


Depresi Penggunaan:

Malnutrisi Disuntik, snorted, disap, telan


255
Durasi efek:
1-2 jam, kecuali ice 4-14 jam

Kokain
Kokain dihasilkan dari tanaman coca melalui
suatu proses kimia. Dikenal sebagai short acting
drug
Bentuknya:
Bubuk
An extract (freebase cocaine)
Crystal (crack cocaine)
Penggunaan:
Snorted, suntik, hisap, kunyah (dalam bentuk daun)

Efek ATS
Efek Jangka Pendek Efek Jangka Pendek
(dosis besar): (Dosis kecil):
Berkeringat dan Kulit nafsu makan
pucat pernafasan, detak
Sakit kepala jantung, tekanan darah
Gelisah (memperbesar pupil mata)
Merasa kuat dan superior kewaspadaan, tidak bisa
tidur; hyperactive
Nafas tidak teratur
Meningkatkan rasa percaya
Detak jantung sangat diri dan energy
cepat atau tidak beraturan
Kecemasan, mudah marah,
Psychosis curiga, panik
Rahang kaku, gigi
menggeretak

modul 19.indd 255 10/28/2010 74042 PM


SLIDE PRESENTASI

Efek Kokain ALKOHOL - DEPRESAN


Efek Jangka Pendek Efek Jangka Pendek Durasi effek: 2-4 jam
(single dose): (dosis tinggi): Penggunaan: umumnya oral
nafsu makan, detak Sakit kepala & pusing
jantung & suhu tubuh Kelelahan & Kehilangan
Rangsangan seksual konsentrasi Efek Jangka Pendek:
Pembesaran pupil, Kasar dan perilaku agresif Releksasi
256

kewaspadaan & energi Kehilangan ketertarikan Bisa menyebabkan marah dan kekerasan

Perasaan nyaman yang luar terhadap seks
biasa Kehilangan motivasi dan Perasaan pening atau kehilangan keseimbangan
Ketidakmampuan menilai ambisi Kesulitan dalam koordinasi
resiko Serangan jantung
Pandangan kabur
Tidak terduga & perilaku
agresif Mual & muntah
Overdosis & kematian - keracunan alkohol

Efek Jangka Panjang Kokain


Paranoia

Halusinasi & psychosis


Convulsions

XTC Ecstasy
DI BEBERAPA NEGARA DIJUAL BEBAS DALAM JUMLAH Efek Jangka Panjang: Withdrawal:
TERTENTU
Pola makan berantakan Sakit kepala
DIGUNAKAN SECARA ORAL WALAU TERSEDIA BENTUK dan gangguan pencernaan
CAIR Mual dan Muntah
Kerusakan hati dan otak Depresi
KENIKMATANNYA DAPAT BERTAHAN SELAMA 4-6 JAM

DIPASARKAN SEBAGAI OBAT YANG MEMBERIKAN RASA Infeksi berulang & Mudah marah
NIKMAT, BAHAGIA masalah kulit
Berkeringan dan tremor
DIGUNAKAN DALAM PESTA-PESTA Mudah lupa atau
DIANGGAP SEBAGAI OBAT TDAK BERBAHAYA kebingungan
MEMBANTU MENGEKSPRESIKAN KASIH SAYANG LOVE Gangguan jantung dan
DRUGS, HUG DRUGS tekanan darah

modul 19.indd 256 10/28/2010 74045 PM


SLIDE PRESENTASI

Benzodiazepine Heroin
Minor tranquilizer - sedativ (calming), Narcotic analgesic (painkiller) dihasilkan dari
hypnotic (sleep), atau kecemasan opium poppy
Bentuk umum:
(menghilangkan kecemasan)
Bubuk putih;
Penggunaan:
umumnya ditelan tetapi ada juga yang
Butiran warna coklat;
Bahan dasar heroin dari morfin atau kodein
257
disuntik Durasi efek: 3 6 jam
Penggunaan:
suntik, hisap, snorted, campur dengan
ganja/tembako & dihisap

Efek Benzodiazepine Efek Heroin


Efek Jangka Panjang: Efek Jangka Pendek: 4-6 jam Efek Jangka Panjang: Efek Jangka Pendek:
Kelesuan hingga 2-3 hari (tergantung
jenis dan dosis) Toleransi & Menghilangkan rasa sakit
Mudah marah, depresi
Releksasi, Ketergantungan Euphoria
Mual dan sakit kepala
Mimpi buruk energi Dorongan seks rendah Lesu, gatal
Mengurangi dorongan seks, Kebingungan dan pening Menstruasi tidak teratur &
Mual & muntah
gangguan menstruasi Merasa sangat baik, mood mandul (wanita)
swings Sesak nafas
Ruam kulit Hilang nafsu makan
Lapar Bicara gagap Pupil mengecil
Pendangan kabur, kehilangan Kerusakan hati dan paru
Bertambah berat badan Sembelit
koordinasi Sembelit berkepanjangan
Mudah lupa
(dalam dosis besar) koma
atau kematian

modul 19.indd 257 10/28/2010 74048 PM


SLIDE PRESENTASI

Canabis Efek Jangka Panjang Canabis


Kandungan: THC (delta -9 tetrahydrocannabinol) satu Komplikasi pernapasan
dari > 400 kimia dalam canabis. THC mempengaruhi
mood dan persepsi sistim kekebalan tubuh
Penggunaan:
Dimakan atau dihisap dorongan seks & kerusakan sistem
258 Durasi efek:
Dalam 10 menit (dihisap); 2 5 jam tergantung dosis
reproduksi
Masalah dengan short term memory
Beberapa contoh canabioid:
Marijuana (selective & focused attention)
Hashish
Gangguan pola tidur dan motivasi

Hash Oil

CANABIS Barbiturat
BANYAK SEKALI JENISNYA,
TERMASUK BERMACAM OBAT
PENENANG DAN OBAT TIDUR.
EFEK MENGANTUK SAMPAI
TIDUR TERJADI DENGAN
KECEPATAN DAN DURASI
TERGANTUNG DARI DOSISNYA.
DIGUNAKAN DENGAN CARA
DIMINUM WALAU ADA YANG
DISUNTIKKAN.
NAMA-NAMA POP : VALIUM,
LEXOTAN, MANDRAX,
ROHYPNOL, LUMINAL, LIBRIUM
KOPLO? DLL.

Efek Canabis
Dosis rendah: Dosis tinggi:
Euphoria Kebingungan
kesadaran diri Kelelahan
konsentrasi Lepas dari kenyataan
nafsu makan Merasa senang
detak jantung Halusinasi
Mata merah Kecemasan atau panik

modul 19.indd 258 10/28/2010 74050 PM


MODUL 20
Kerja Tim

modul 20.indd 1 10/28/2010 73257 PM


modul 20.indd 2 10/28/2010 73257 PM
MODUL
20
Kerja Tim
259

Pendidikan sebaya adalah strategi yang paling banyak digunakan dalam program
pencegahan HIV dan AIDS. Pendidikan remaja sebaya sering dipratekkan untuk pencegahan
HIV pada kaum muda, baik di dan di luar sekolah. Kegiatan ini tidak selalu diarahkan
pada kelompok yang rawan terhadap penularan HIV, namun juga kepada kelompok-
kelompok yang dianggap tidak rawan yang pada akhirnya nanti dapat menunjang program
pencegahan HIV dan AIDS pada seluruh populasi.

Interaksi pertemanan antara remaja satu dengan remaja lainnya menjadi penting
dalam proses pendidik sebaya. Teman dapat menjadi motivasi untuk berbuat baik
atau berperilaku aman, tetapi dapat pula sebaliknya. Pendidik sebaya perlu mendapat
gambaran mengenai interaksi pertemanan dan arti sebuah pertemanan. Selain itu
program pendidik sebaya merupakan kerja tim yang tidak dapat dijalan secara sendiri-
sendiri. Oleh karena itu pendidik sebaya perlu mengetahui kerja di sebuah tim baik
sebagai pemimpin maupun sebagai anggota tim.

Modul ini membahas mengenai:


Mengerti kebutuhan teman, dan kerja tim untuk mencapai tujuan

modul 20.indd 259 10/28/2010 73257 PM


a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu menjelaskan dan menyebutkan
tentang kerja tim.

b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:
260 1. Menjelaskan tentang mengerti kebutuhan teman.
2. Menyebutkan kerja tim untuk mencapai tujuan.

1. Mengerti kebutuhan teman.


2. Kerja tim untuk mencapai tujuan.

100 menit

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Permainan

modul 20.indd 260 10/28/2010 73257 PM


1. Kertas flipchart
2. Spidol
3. Slide projector/alat peraga
4. Slide powerpoint
5. Potongan bujur sanagkar

261

Sesi 1: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1:
Ucapkan salam dan sapalah peserta yang intinya memberikan isyarat semangat dalam
pelatihan. Fasilitator memperkenalkan diri kalau belum dikenal oleh peserta. Jika
dirasakan suasana masih kaku, lakukan permainan untuk memecah kebekuan (ice
breaking). Pilihlah permainan yang dapat memberi semangat dan mengembalikan
konsentrasi peserta dalam mengikuti sesi. Fasilitator dapat meminta salah satu peserta
untuk memimpin permainan.

Langkah 2:
Sampaikan tujuan sesi dan bagian-bagian sesi yang akan dibahas bersama dalam
modul pembelajaran ini. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, fasilitator dapat
menggunakan slide presentasi atau kertas flipchart yang telah disiapkan terlebih
dahulu.

Sesi 2: Mengerti Kebutuhan Teman (40 menit)

Langkah 1:
Fasilitator melakukan curah pendapat dengan memberikan beberapa contoh pertanyaan
yaitu:
Siapa itu teman?
Siapa yang mempunyai sahabat dan apa manfaatnya sahabat tersebut?
Bagaimana teman bisa mempengaruhi perilaku kita?

modul 20.indd 261 10/28/2010 73258 PM


Fasilitator mencatat semua jawaban yang disampaikan oleh peserta. Fasilitator
mengupayakan semua peserta memberikan pendapat mengenai topik tersebut.

Langkah 2:
Fasilitator menjelaskan bahwa untuk memulai memahami mengenai teman maka akan
dilakukan sebuah permainan yang menggambarkan mengenai interaksi pertemanan.
Permainannya adalah Bujursangkar Pecah. Panduan permainan terlampir.

Selama proses permainan tersebut fasilitator perlu mencatat beberapa kata kunci
penting yang disampaikan atau dilakukan oleh peserta.
262
Langkah 3:
Fasilitator mulai menggali mengenai proses permainan tadi dengan menanyakan beberapa
kata kunci dari pengamat dan peserta dengan pertanyaan sebagai berikut:
Apa yang terjadi dalam kelompok?
Hal-hal apa yang menjadikan sulit dalam kelompok?
Hal-hal apa yang menjadikan mudah dalam kelompok?
Bagaimana anggota kelompok berinteraksi?

Fasilitator mencatat semua jawaban pada kertas flipchart. Usahakan untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta.

Fasilitator dapat mengarahkan peserta sehingga peserta paham mengenai pentingnya


teman dalam hal memberikan batuan tanpa diminta. Fasilitator dapat menggali sesuai
dengan materi yang diberikan.

Langkah 4:
Rangkum dan bacakan kembali beberapa poin yang diungkapkan oleh peserta saat diskusi
berlangsung. Fasilitator dapat membuat sedikit kesimpulan tentang diskusinya.

Fasilitator memberikan kesempatan pada perserta untuk mengajukan pertanyaan


seputar topik teman.

Sesi 3: Kerja Tim untuk Mencapai Tujuan (40 menit)

Langkah 1:
Fasilitator melakukan curah pendapat mengenai pendidik sebaya. Fasilitator dapat
mengarahkan bahwa menjadi pendidik sebaya adalah pekerjaan yang dilakukan secara
tim tidak sendiri-sendiri. Fasilitator dapat mengajukan beberapa contoh pertanyaan
yaitu:

modul 20.indd 262 10/28/2010 73258 PM


Bagaimana kerja tim dilakukan?
Dalam kerja tim apa fungsi dan peran pemimpin kelompok?
Dalam kerja tim apa fungsi dan peran anggota kelmpok?

Fasilitator mencatat semua jawaban yang disampaikan oleh peserta. Fasilitator


mengupayakan semua peserta memberikan pendapat mengenai topik tersebut.

Langkah 2:
Fasilitator menjelaskan bahwa untuk memulai memahami mengenai kerja dalam sebuah
tim maka akan dilakukan sebuah permainanBenang Kusut Manusia. Panduan permainan
terlampir.
263
Selama proses permainan tersebut fasilitator perlu mencatat beberapa kata kunci
penting yang disampaikan atau dilakukan oleh peserta.

Langkah 3:
Fasilitator mulai menggali mengenai proses permainan tadi dengan menanyakan beberapa
poin dari pengamat dan peserta dengan pertanyaan sebagai berikut:
Apa yang terjadi dalam kelompok?
Bagaimana peran pemimpin kelompok dalam menyelesaikan masalah?
Bagaimana pula peran anggota kelompok?
Bagaimana anggota kelompok berinteraksi?

Fasilitator mencatat semua jawaban pada kertas flipchart. Usahakan untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta.

Fasilitator dapat mengarahkan peserta sehingga peserta paham mengenai pentingnya


kerja tim dan pembagian peran dalam kerja tim. Fasilitator dapat menggali sesuai
dengan materi yang diberikan.

Langkah 4:
Rangkum dan bacakan kembali beberapa poin yang diungkapkan oleh peserta saat diskusi
berlangsung. Fasilitator dapat membuat sedikit kesimpulan tentang diskusinya.

Fasilitator memberikan kesempatan pada perserta untuk mengajukan pertanyaan


seputar topik teman.

Sesi 4: Rangkuman dan Kesimpulan (10 menit)

Langkah 1:
Lakukan evaluasi akhir modul untuk dapat mengetahui sejauh mana peserta dapat

modul 20.indd 263 10/28/2010 73258 PM


menyerap materi yang disampaikan, dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa yang dimaksud dengan mengerti kebutuhan teman?
Bagaimana kerja tim untuk mencapai tujuan?

Langkah 2:
Fasilitator menyampaikan rangkuman isi materi Pengembangan Potensi Diri. Sarankan
informasi lebih lanjut dapat membaca beberapa buku yang terkait.

Akhiri dengan ucapan terima kasih ke peserta atas perhatiannya mengikuti seluruh sesi
sampai selesai.

264

modul 20.indd 264 10/28/2010 73258 PM


ALAT PERAGA
Diperlukan beberapa (sesuai kebutuhan) set terdiri dari 5 bujur sangkar dengan ukuran
20cm x 20 cm atau 30cm x 30cm. 5 bujur sangkar tersebut di pecah sesuai dengan gambar
dibawah dan dimasukkan dalam amplop sebanyak 5 buah. Membaginya disesuai dengan
huruf yang tertera dalam gambar, huruf a dengan a, huruf b dengan b dan seterusnya.

Gambar bujur sangka tersebut sebagai berikut:

a d c 265
b e
c c
a c

g i

b j
a a

modul 20.indd 265 10/28/2010 73258 PM


PANDUAN PERMAINAN
Nama panduan : Permainan Bujursangkar Pecah

Tujuan : 1. Meningkatkan kepekaan peserta terhadap kebutuhan teman.

2. Meningkatkan kemampuan menahan diri dan mengontrol emosi.

Langkah-langkah Permainan

Langkah 1
266
Fasilitator memulai dengan membagi peserta menjadi 4 kelompok atau setiap kelompok
beranggotakan paling sedikit 6 orang. Fasilitator meminta setiap kelompok menunjuk 5
orang yang akan melakukan permainan dan sisanya menjadi pengamat.

Fasilitator mulai membagikan amplop yang telah berisipotongan-potongan bujur


sangkar yang sudah diatur sesuai petunjuk. Setiap anggota kelompok yang bermain akan
mendapatkan 1 buah amplop dan diminta untuk tidak membuka dahulu sebelum ada
aba-aba membuka.

Langkah 2
Fasilitator memulai permainan dengan memberikan instruksi sebagai berikut:
Setiap orang memegang amplop berisi potongan kertas/karton/formika.
Tugas setiap kelompok diminta menyusun lima bujur sangkar dari potongan-
potongan tersebut.
Setiap peserta diperkenankan melakukan tukar-menukar potongan dengan
syarat: hanya boleh memberi, dilarang meminta.
Kelompok baru dikatakan berhasil bila telah tersusun 5 buah bujur sangkar.

Langkah 3
Fasilitator memberikan tugas kepada pengamat sebagai berikut:
Hal-hal yang menunjukkan bahwa kelompok melanggar aturan?
Bagaimana interaksi dari setiap anggota kelompok?
Bila berhasil apa poin penting dari kelompok tersebut?
Bila tidak berhasil apa poin penting dari kelompok tersebut?

Langkah 4
Fasilitator mempersilahkan kelompok untuk memulai membuka dan menyusun bujur
sangkar, dengan batas waktu selama 15 menit.

modul 20.indd 266 10/28/2010 73258 PM


PANDUAN PERMAINAN
Nama panduan : Permainan Benang Kusut Manusia

Tujuan : 1. Memahami kepemimpinan suatu kelompok.

2. Memahami kerja tim untuk mencapai tujuan bersama.

Langkah-langkah Permainan

Langkah 1
267
Fasilitator memulai dengan membagi peserta menjadi 2 kelompok laki-laki dan
perempuan. Bila tidak berimbang jumlahnya Fasilitator dapat membagi menjadi dua
kelompok secara berhitung. Bila ada peserta yang secara kesehatan tidak memungkinkan
bergerak dengan melompat (misalnya hamil) diperkenankan tidak mengikuti.

Fasilitator meminta setiap kelompok menunjuk 1 orang yang menjadi pemimpin dan 1
orang yang akan melakukan menjadi pengamat. Pengamat tidak ikut dalam permainan.

Langkah 2
Fasilitator mulai membagikan dengan meminta setiap kelompok membentuk lingkaran
kecil menghadap ke dalam lingkaran. Semua peserta di setiap kelompok diminta untuk
menyilangkan lengan kanan dan tangan kiri di depan dada dengan lengan kanan berada
diatas lengan kiri. Kemudian kedua telapak tangan saling berpegangan dengan telapak
tangan peserta disebelahnya.

Fasilitator memberi tugas bahwa setiap kelompok harus membuat lingkaran menjadi
menghadap keluar lingkaran dan lengan tidak lagi menyilang di depan dada. Dengan
syarat pegangan tangan tidak boleh terlepas selama proses berlangsung.

Langkah 3
Fasilitator memberikan tugas kepada pengamat sebagai berikut:
Hal-hal yang menunjukkan bahwa kelompok melanggar aturan?
Bagaimana interaksi dari setiap anggota kelompok?
Bila berhasil atau tidak berhasil apa poin penting dari peran pemimpin dan
anggota kelompok tersebut?

Langkah 4
Fasilitator mempersilahkan kelompok untuk memulai bekerja dengan batas waktu
selama 15 menit.

modul 20.indd 267 10/28/2010 73258 PM


BAHAN PEMBELAJARAN
KERJA TIM
Siapakah Teman itu?
Teman sejati ialah orang yang hadir di hadapan kita dan siap menolong kita pada saat
kita memerlukannya. Orang yang tanpa diminta siap menolong. Dalam bahasa sajak:
yang siap menyediakan bahu tempat kita menangis. Persis seperti yang terjadi dalam
permainan Bujur Sangkar Pecah, teman ialah yang memperhatikan kebutuhan orang
lain, yang tahu persis kebutuhan pemain lain, dan dengan ikhlas memberikan miliknya
268 kepada pemain lain agar pemain lain dapat menyelesaikan tugasnya.

Siapakah Teman Sebaya itu?


Teman sebaya ialah teman yang amat akrab dengan kita, karena jenis kelamin yang
sama, atau usia berdekatan, atau rumah berdekatan, atau bersekolah di sekolah yang
sama, atau seminat, dan seterusnya. Sehingga antara teman sebaya hampir tidak ada
rahasia lagi. Teman sebaya menjadi teman senasib sepenangan. Karena kedekatannya,
teman sebaya bisa saling mempengaruhi untuk sesuatu menuju kebaikan. Sebaliknya
kesetiakawanan antara teman sebaya bisa pula saling menjerumuskan ke dalam hal-hal
yang berisiko merugikan.

Dalam kerangka pengertian tersebut, maka dalam keluarga sebenarnyaremaja


memerlukan teman sebaya, baik antara remaja dengan kakak yang sudah dewasa,
maupun remaja dengan kedua orang tua. Dari pihak remaja, yang terpenting ialah sikap
menjadi friend in need dalam keluarga. Demikian pula seyogyanya kedua orang tua
dan saudara-saudara yang lain siap untuk menjadi teman sebaya bagi remaja dalam
keluarga.

Bagaimana Remaja Menempatkan Diri Sebagai Teman Sebaya Bagi


Remaja Lainnya?
Tantangan bagi setiap remaja ialah:
Mencari dan mendapatkan teman sebaya yang bisa saling mengajak pada
kebaikan, dan bukannya mengajak pada hal-hal yang kurang baik,
Menjadi suri tauladan bagi teman sebaya lain, baik dalam sikap maupun
kepribadian.
Bagaimana menempatkan dirinya sebagai teman sebaya kawan-kawan
dlingkungan sekolah atau lingkungan bermain, yang dipercaya akan dapat
membantu mereka memecahkan segala macam persoalan mereka, tanpa
diminta. Juga dalam keluarga masing-masing.

modul 20.indd 268 10/28/2010 73259 PM

Anda mungkin juga menyukai