Mading Penemuan
Mading Penemuan
Cara pembuatannya terbilang sederhana, yaitu hanya dengan memasukkan bakteri yang telah
diisolasi dari tubuh cumi-cumi ke dalam sebuah alat bernama biolie. Lampu ini kemudian
tinggal di tempatkan di salah satu bagian ruangan yang ingin diterangi. Sementara untuk hal
perawatan, hal yang dilakukan pemilik persis seperti tengah merawat hewan peliharaan.
Karena hanya dengan memberi makanan organik seperti sayuran yang difermentasi maka
lampu ini akan menyala seumur hidup.
3. Alat pendeteksi dini penyakit jantung temuan
mahasiswa ITB
Satu lagi karya anak bangsa yang membanggakan. Kali ini datang dari tiga mahasiswa
jurusan Teknik Elektro ITB yang berhasil menemukan alat pendeteksi dini penyakit jantung.
Nama ketiganya adalah Rhandy Adhitya, Hamdan, dan Arrozaq.
Cara kerja alat yang besarnya hanya sebesar telapak tangan ini cukup mudah, yaitu hanya
dengan meletakkan alat pendeteksinya di ujung jari orang yang akan diperiksa. Dari proses
ini kemudian alat ini akan mendeteksi sinyal darah dari seseorang yang telah dihubungkan
via Bluetooth ke ponsel. Warna yang ditunjukkan oleh indikator di ponsel nantinya akan
menentukan tingkat kewaspadaan orang tersebut akan resiko penyakit jantung; kalau merah
artinya bahaya, kuning hatinya harus berhati-hati, sedangkan hijau artinya aman.
Alat ini sendiri awalnya digunakan sebagai salah satu syarat ketiganya untuk menyelesaikan
kuliah yang mereka tempuh. Saat ini alat tersebut masih berada di kampus tempat ketiganya
kuliah da nada kemungkinan akan dipatenkan dalam waktu dekat.
Pada awal bulan ini, sekumpulan mahasiswa Universitas Negeri Padang jurusan teknik mesin
diketahui telah berhasil menciptakan sebuah mobil listrik. Mobil ini merupakan sejenis mobil
balap yang biasa digunakan untuk kompetisi F1 dengan kecepatan hingga 43 kilometer per
jam. Kecanggihan lainnya dari mobil ini adalah dengan adanya tiga baterai dengan arus 12
volt yang menjadi daya penggerak mobil.
Mobil ini memiliki panjang 2,2 meter dan lebar 1,1 meter dengan kapasitas angkut yang
mencapai 90 Kilogram. Lama pembuatan yang dilakukan untuk penyelesaian adalah hingga 6
bulan dengan biaya pembuatan mencapai Rp20 juta. Selain itu mobil ini dilengkapi oleh
teknologi lainnya mulai dari ban, suspensi, serta bagian penunjang lainnya.
Sementara itu untuk pengisian ulang dilakukan selama tiga jam dengan menggunakan motor
listrik yang diputar dengan putaran konstan. Mobil ini diselesaikan oleh delapan orang
mahasiswa sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan studi mereka.Untuk saat ini mobil
tersebut masih terus dikembangkan oleh pihak UNP agar bisa menjadi lebih baik lagi.