Anda di halaman 1dari 22

12

BAB III

HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Company Profil

B. Keselamatan Kerja

1. Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran

a. Identifikasi Pemeriksaan

Area yang berpotensi untuk terjadi kebakaran adalah seluruh

area yang terdapat di PT ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis

Pertambangan Emas Pongkor. Penyebab kebakaran dapat

disebabkan dari human factor atau human error, hubungan singkat

arus listrik, petir, kontak bahan kimia, kebocoran gas atau Bahan

Bakar Minyak (BBM), suhu panas, dan lain sebagainya. Beberapa

lokasi yang berisiko terjadi kebakaran adalah PLTD, gold room,

gudang bahan peledak (handak), process plant, pos pengisian

bahan bakar minyak, dan laboratorium karena lokasi tersebut

banyak terdapat bahan mudah terbakar dan menggunakan api

sebagai bahan utama dalam proses produksi.

b. Pemantauan

Pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya bahaya

kebakaran, tim Emergency Response Group (ERG) bekerjasama

dengan pihak Safety dalam rangka melakukan inspeksi sarana-

prasarana pemadam kebakaran yang ada yaitu system hydrant dan


13

APAR. Sedangkan fire truck dicek setiap hari dengan

menggunakan form checklist P2H. PT Antam (Persero) Tbk.

Pongkor - Gold Mining Business Unit juga melaksanakan safety

inspection dan safety patrol terhadap setiap area yang memiliki

potensi bahaya kebakaran di semua wilayah kerja. APAR dipasang

dengan jarak kurang lebih 15 cm antar APAR, tinggi rata rata 150

cm dari permukaan tanah, dan juga dilengkapi dengan rambu tanda

APAR. Selain itu untuk menjaga fungsinya tetap bekerja dengan

baik

Gambar xx. Pemeriksaan APAR


Sumber : Hasil pemeriksaan pada tanggal 25 Januari 2017

APAR mendapatkan perawatan dan pengecekan rutin setiap

bulan yaitu 1 bulan sekali untuk area perusahaan dan 6 bulan sekali

untuk area perumahan karyawan Parengpeng. Pemeriksaan serta

perawatan juga dilakukan di markas ERG untuk memastikan

kesiapannya saat diperlukan. ERG juga membentuk tim volunteer


14

yang telah diberi pelatihan untuk melatih kesiap siagaan semua

anggota yang bisa membatu tim inti ERG ketika keadaan darurat.

c. Pengendalian

Pengendalian yang dilakukan PT ANTAM (Persero) Tbk.

Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor terhadap bahaya

kebakaran adalah :

1) Pengendalian Teknik : Menyediakan sarana proteksi aktif dan

pasif, sarana pemadam kebakaran seperti fire truck, hydrant,

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang tersebar di seluruh

area perusahaan. Selain itu memasang fire alarm pada kantor

administrasi.

a) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang berjumlah 249

yang terdapat di area pertambangan dan luar

pertambangan seperti pada perumahan khusus Antam di

Parempeng dan Puskes yang ada di Parengpeng.

Penyediaan sarana APAR pada Area pertambangan

meliputi area kerja perkantoran, maintenance, process

plant, underground, tailing dam, mobil perusahaan, alat

berat dan lain-lain. APAR yang digunakan adalah APAR

jenis dry chemical, Foam merek ECOPOL, dan CO 2.

Untuk APAR jenis dry chemical dan CO2 banyak

ditempatkan pada area yang terdapat panel listriknya.


15

b) Hydrant terdapat pada kantor administrasi serta pada

gudang bahan peledak (handak). Hydrant yang digunakan

pada area kantor menggunakan tenaga mesin sedangkan

pada area gudang handak menggunakan tenaga listrik,

keduanya berkekuatan 7-10 bar. Air yang digunakan untuk

supplay air hydrant berasal dari bak penampungan dengan

memanfaatkan gaya gravitasi sebagai penggerak air yang

didukung dengan sistem pompa angin. Kapasitas air

penampungan sekitar 10.000 m3 serta didukung dengan

supplay air dari dalam tanah.

c) Fire Alarm yang terletak pada kantor administrasi yang

berhubungan dengan sirine.

d) Fire Truck yang berjumlah 1 dengan kapasitas air 4000

liter dengan kekuatan 10 bar yang juga dilengkapi dengan

foam. Unit ERG juga telah memiliki sistem modifikasi

pada sambungan nozzle dengan menambahkan alat yang

dapat menyalurkan foam dari jerigen dan disemprotkan

melalui nozzle tersebut dengan bantuan tekanan air yang

ada didalam fire truck tersebut.

Sarana proteksi pasif seperti alarm, jalur evakuasi, dan

muster point.
16

2) Pengendalian Administratif : Pengendalian administratif

mengenai peralatan pemadam kebakaran dilakukan oleh tim

ERG seperti :

a) Pemberian safety sign seperti dilarang merokok,

bahan mudah terbakar, jalur evakuasi, muster point,

dan sebagainya.

b) Merekrut anggota volunteer dan mengadakan pelatihan

atau training kepada tim ERG dan volunteer yang rutin

dilaksanakan setiap tahun terkait pemadaman api

(Training Damkar).

c) Memberlakukan larangan masuk bagi yang tidak

berkepentingan dan tidak memiliki izin masuk pada area

yang mempunyai potensi bahaya kebakaran tinggi atau

ledakan, seperti area goldroom dan gudang bahan peledak

(handak).

d) Memberikan larangan masuk tanpa izin pada area yang

berpotensi ledakan seperti gudang handak dan gold room

yang disampaikan pada saat safety induction.

e) Mengadakan lomba ERG CPR skill event competition

untuk melatih sekaligus merefresh skill dari volunterr

mengenai kesiapan dan ketangkasan dalam menghadapi

kecelakaan.
17

3) Penyediaan Alat Pelindung Diri : Alat Pelindung Diri yang

diberikan untuk tim ERG dalam hal kebakaran antara lain baju

tahan api, safety boots, Self Contained Breathing Aparatus

(SCBA), tools kit, dan sebagainya.

2. Keselamatan Kerja Bidang Bahan Peledak (Handak)

a. Identifikasi Pemeriksaan

Dalam proses penambangan bahan peledak menjadi salah satu

bahan dikarenakan pada proses penambangan terdapat suatu proses

peledakan atau blasting yang membutuhkan bahan peledak dan

detonator sebagai bahan dan alat utama dalam melakukan

peledakan. Potensi bahaya yang mungkin timbul seperti ledakan

akibat kesalahan atau human error, pencurian bahan peledak yang

dilakukan penambang liar (gurandil), dan lain-lain. PT Antam

(Persero) Tbk. Pongkor - Gold Mining Business Unit menggunakan

Amonium Nitrate Fuel Oil (ANFO), dinamit, detonator (electric

dan non electric). Gudang handak dibagi menjadi 2, gudang handak

utama dan gudang handak transit. Gudang handak utama berada

diatas bukit. Sedangkan gudang handak transit berada pada lokasi

dalam tambang di area tambang Ciguha. Petugas gudang bahan

peledak pembantu, mengeluarkan dan memberikan bahan peledak

sesuai jumlah permintaan yang terdapat dalam blanko pengambilan

handak dan mencatat pengeluaran tersebut dalam buku administrasi

bahan peledak gudang pembantu. Juru ledak mengangkut seluruh


18

bahan peledak sesuai bon permintaan ke alat angkut ( mobil ),

sedangkan untuk detonator terpisah dalam kotak atau tas tersendiri.

Proses peledakan pada tunnel underground mining untuk membuka

jalur baru dan pengambilan ore dilakukan setiap akhir shift pada

setiap harinya, yaitu :

Pukul 15.30 WIB untuk shift I

Pukul 23.30 WIB untuk shift II

Pukul 07.30 WIB untuk shift III

b. Pemantauan

Pemantauan keselamatan kerja handak dilakukan setiap 2

minggu sekali oleh safety officer yang bertanggung jawab pada

wilayah tersebut. Petugas jaga gudang handak adalah orang yang

memiliki sertifikat juru ledak kelas II, yang ditunjuk oleh Kepala

Teknik dan didampingi petugas Keamanan dan Kepolisian.

Petugas jaga gudang handak melakukan overshift di lokasi kerja,

dengan melakukan pengecekan fisik dan administrasi handak, yang

ada digudang pembantu. Pengecekan alat keselamatan bidang

kebakaran dilakukan setiap minggu untuk hydrant dan setiap bulan

untuk APAR.

c. Pengendalian

Pengendalian yang dilakukan PT Antam (Persero) Tbk.

Pongkor - Gold Mining Business Unit terhadap keselamatan bidang

handak utama adalah :


19

1) Pengendalian Teknik : .

a) Menempatkan gudang handak di area yang jauh dari

aktivitas penambangan maupun perkantoran.

b) Pemasangan pagar dan kawat berduri setinggi 2m

mengelilingi area gudang handak.

c) Pembuatan pos pemantauan di luar gerbang yang berada

di atas sehingga dapat memantau seluruh area gudang

handak.

d) Pembuatan gerbang berganda untuk 1 jalan masuk dan

masing-masing dari gerbang tersebut juga dikunci.

e) Area gudang handak dikelilingi tanggul pengaman

setinggi 2 m dan lebar 1m.

f) Pemasangan alat penyalur petir pada setiap gudang

handak.

2) Pengendalian Administratif :

a) Melakukan pengamanan ketat dengan penjagaan dari

personil kepolisian dan satuan pengaman (satpam).

b) Penjagaan oleh satpam dilakukan selama 24 jam dengan

penggiliran dari tiap shitft selama 8 jam.

c) Untuk pengunjung yang memasuki area gudang handak

wajib mengisi buku tamu dan difoto oleh petugas penjaga

sebagai bukti kehadiran.


20

d) Pemasangan rambu peringatan terkait bahaya ledakan,

bahaya kebakaran dan rambu larangan lainnya seperti

rambu Dilarang Merokok dan sebagainya.

e) Pencatatatan pengeluaran bahan peledak dalam buku

administrasi bahan peledak gudang.

f) Petugas Administrasi Bahan peledak Gudang Pembantu

dalam Tambang menerima, melakukan pengecekan fisik

dan mencatat jumlah bahan peledak yang diterima ke

dalam buku administrasi bahan peledak gudang pembantu

3. Keselamatan Kerja Bidang Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

a. Identifikasi Pemeriksaan

PT ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas

Pongkor menggunakan Bahan kimia Berbahaya dan Beracun (B3)

yang digunakan pada proses produksi seperti cyanidation,

commissioning, elution, electrowinning, kegiatan bengkel dan

kegiatan dalam tambang. Bahan kimia berbahaya yang digunakan

ada 2 macam diantaranya bahan B3 cair seperti peroksida (H2O2),

coagulant, Glukol dan bahan B3 padat seperti SMBS (Caustic

Soda), Floculant, Copper Sulphate (CuSO4), Natrium Chlorida

(NaCl), Pionera, Tawas, Carbon Aktif. Untuk mengolah limbah

B3, disetiap lokasi yang berpotensi terdapat limbah B3 maka

disediakan tempat sampah berwarna hitam dan TPS limbah B3.

Sebagai sarana pengelolaan limbah terdapat bangunan tempat


21

penyimpanan limbah B3 untuk menyimpan limbah B3 secara

sementara, sesuai dengan karakteristik masing-masing limbah,

sebelum dilakukan penanganan selanjutnya yang akan diserahkan

oleh pihak ketiga yang berizin.

b. Pemantauan

Kegiatan pemantauan bahan kimia berbahaya dan beracun

(B3) dilakukan oleh penanggung jawab atau supervisor dan dibantu

oleh safety officer. Pemantauan yang dilakukan meliputi potensi

bahaya bahan kimia berbahaya dan beracun terhadap kemungkinan

mudah terbakar, mudah meledak, korosif, beracun. Dilakukan

pengelolaan terhadap tempat penampungan B3 secara rutin setiap

Minggu dilakukan sesuai dengan Work Intruction.

c. Pengendalian

Upaya pengendalian yang dilakukan PT ANTAM (Persero)

Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor antara lain :

1) Pengendalian Teknik :

a) Menyediakan gudang khusus untuk B3

b) Pembagian area penyimpanan dengan menggunakan garis

demarkasi.

c) Penyediaan bak yang berisi pasir, bubuk gergaji, majun

dan serbuk kapur untuk menangani tumpahan bahan

kimia.
22

d) Pemasangan bantalan atau alas pada bahan kimia yang

berupa kayu.

e) Pemasangan safety shower pada area gudang bahan

kimia sebagai sarana pencegahan jika terjadi tumpahan

atau paparan terhadap tubuh pekerja.

f) Gudang penyimpanan memiliki ventilasi yang luas atau

bangunan semi outdoor.

g) Didalam area gudang terdapat selokan untuk mengalirkan

tumpahan B3 ke settling pond atau IPAL tambang.

h) Wadah limbah B3 diberi simbol, label dan penanda tutup


kemasan sesuai dengan sifat dan karakteristiknya

i) Kemasan wadah limbah B3 ditutup menggunakan


plastik wrapping

2) Pengendalian Administratif :

a) Penempatan Safety Data Sheet (SDS) pada setiap area

penyimpanan B3 yang sesuai dengan SDS tersebut.

Apabila ada perubahan terhadap isi SDS oleh pihak

supplier maka akan segera dikomunikasikan kepada pihak

gudang B3.

b) Memberikan pembatasan ijin masuk pada area gudang

B3 selain petugas yang berkaitan dilarang masuk. Apabila

ada tamu harus meminta ijin kepada kepala bagian

pengolahan.
23

c) Pemasangan safety sign terkait kebakaran pada area

gudang B3.

d) Pencatatan untuk masing-masing jenis limbah B3 yang

masuk dan keluar TPS limbah B3 pada logsheet harian dan

papan informasi limbah B3.

e) Pencatatan berita acara serah terima limbah B3 yang

dikirimkan oleh user ke TPS limbah B3 dan diarsipkan

f) Pelaporan limbah B3 yang masuk dan keluar TPS

Limbah B3 dilengkapi dengan berita acara, manifest

dan/atau dokumen penunjang lain yang diperlukan

3) Penyediaan Alat Pelindung Diri : Penyediaan alat pelindung

diri berupa safety helmet, safety googles, respiratory khusus

kimia, sarung tangan PVC dan safety gamboot.

4. Keselamatan Kerja Bidang Kelistrikan

a. Identifikasi Pemeriksaan

Bidang kelistrikan PT Antam (Persero) Pongkor - Gold

Mining Business Unit dibagi menjadi dua (2) bagian yaitu bagian

kelistrikan tambang dan kelistrikan pabrik yang berada dibawah

maintenance bureau. Kelistrikan tambang mengatur seluruh area

tambang yang meliputi pasir jawa, area mekanik, pertambangan

Ciguha, Kubang Cicau, area L500, area L550, area L600, semen

silo, back fill dam serta baching plant. Kelistrikan pabrik mengatur

area process plant, tailing dam, dan area office. Sumber utama
24

listrik yang digunakan perusahaan berasal dari PLN dengan daya

lebih dari 8 MegaWatt, perusahaan juga mempunyai cadangan daya

yang difungsikan apabila listrik PLN bermasalah atau mati yaitu

dengan menggunakan lima (5) unit genzet yaitu dua (2) unit

dengan daya per genzet 1825 KVA dan tiga (3) unit dengan daya

per genzet 1500 KVA, dengan daya yang dihasilkan hanya 5,4

MegaWatt dengan pembagian 75% untuk area tambang dan 25%

untuk area pabrik. Pada saat listrik PLN mati kegiatan ball mill 1

dan 2 pada area pabrik dihentikan. Potensi bahaya yang ada di PT

Antam (Persero) Pongkor - Gold Mining Business Unit berasal dari

trafo, panel, genzet, dan kabel. Listrik tersebut digunakan untuk

menghidupkan pompa (3,5Kw-132 Kw), blower (120 Kw), hoist

(24 volt), troly (380 volt), dll. Jika terdapat kegiatan penggalian

tanah maka harus berkoordinasi dengan pihak kelistrikan untuk

menghindari kabel tanam di dalam tanah guna mencegah kontak

langsung dengan karyawan.

b. Pemantauan

Pemantauan terhadap instalasi listrik dilakukan oleh

supervisor bagian maintenance listrik, terdapat jadwal pemantaun

terhadap instalasi kelistrikan yang tertuang dalam schedule

maintenene, untuk pemantauan listrik tambang dilakukan oleh

maintence listrik tambang sedangkan yang pabrik dilakukan oleh

Bureau EDC (Electronik Distribution and Control), hasil dari


25

pemantauan tersebut yang berupa rekaman kemudian ditindak

lanjuti oleh pihak kelistrikan untuk dilakukan perawatan dan

apabila ada kerusakan maka akan dilakukan tindakan perbaikan.

Pelaporan pemeriksaan instalasi penyalur petir dilaporkan ke

bagian safety officer setiap 6 bulan sekali.

c. Pengendalian

1) Pengendalian Teknik :

a) Pemasangan kabel bertegangan tinggi dengan cara

ditanam di dalam tanah dengan kedalaman minimal 60

cm, serta menggantung kabel dengan ketinggian 2,8 m dan

tidak diaktifkan ketika tidak ada kegiatan pengakutan ore.

Untuk penggunaan kabel TR (Tegangan Rendah) dengan

lapisan minimal 3 lapis.

b) Melakukan pengecoran pada setiap sambungan kabel

dengan menggunakan tembaga.

c) Pemasangan sistem grounding pada setiap trafo dengan

kedalaman 1 m.

d) Pemasangan tiang penyalur petir.

e) Pemasangan APAR jenis CO2 dan dry chemical sebagai

sarana-prasarana pemadam kebakaran untuk bidang

kelistrikan atau APAR kategori kelas C.

f) Penambahan larutan garam,cadas,karbon aktif serta

natrium pada tembaga yang ditanam untuk memperlambat


26

penyerapan air serta menjaga agar tembaga grounding

dibawah 5 ohm.

g) Dilakukan pengecekan suhu panas terhadap bok panel

listrik dengan menggunakan infrared thermography.

h) Pengecatan serta perapihan Rumah Trafo &

House Keeping

2) Pengendalian Administratif : Perusahaan melakukan pengendalian

secara administratif yaitu dengan adanya prosedur kerja terdapat

dalam dokumen SOP dan WI. Pembuatan schedule maintenance

untuk pemeriksaan dan pengecekan secara berkala mengenai

kelistrikan dilakukan oleh tim elektrikal yang meliputi pengecekan

trafo, kabel dan instalasi penyalur petir. Pemberian rambu-rambu

atau (safety sign) pada area yang dilewati kabel bertegangan tinggi.

Apabila melakukan perawatan di area berbahaya dan di ketinggian

diharuskan untuk melapor ke bagian safety officer agar dibuatkan

work permite.

3) Penyediaan Alat Pelindung Diri : Untuk pemberian dan pemakaian

APD disesuaikan dengan jenis pekerjaan. Pada pekerjaan listrik

bertegangan rendah menggunakan safety gamboot, sarung tangan,

helmet, masker, wearpack, safety belt, safety rope. Sedangkan

untuk pekerjaan listrik bertegangan tinggi menggunakan APD yang

sama namun dengan tambahan sarung tangan 20 KV dan sepatu

boot 20 KV.
27

5. Keselamatan Kerja Bidang Mekanik

a. Identifikasi Pemeriksaan

PT ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas

Pongkor terdapat berbagai sumber bahaya yang timbul dari

berbagai peralatan perkakas pada pekerjaan mekanik. Sumber

bahaya tersebut bisa diakibatkan dari adanya penempatan

peralatan-peralatan untuk perbaikan alat yang tidak sesuai,

penggunaan alat-alat yang tidak sesuai prosedur dan kecerobohan

para pekerja. Pekerjaan yang terdapat pada area mekanik adalah

sebagai supporting mining dan process plant yaitu sebagai perawat

dan perbaikan alat-alat tambang dan produksi. Peralatan tambang

seperti alat-alat berat, locco, grandby dan lain-lain serta pada

produksi seperti mesin-mesin untuk produksi. Potensi bahaya yang

ada di area mekanik adalah seperti terjepit, terpukul, terpelanting,

terpotong, tersengat dan lain-lain.

b. Pemantauan

Pemantauan dilakukan oleh supervisor atau safety

representative melalui safety talk yang diberikan setiap pagi

sebelum bekerja agar pekerja lebih berhati-hati dalam melakukan

pekerjaan dan inspeksi ketika pekerja sedang bekerja. Tindakan

preventif yang dilakukan ialah dengan melaporkan keadaan aman

di setiap pergantian shift serta dilakukannya P2H (Pemeriksaan

Peralatan Harian) disetiap awal shift. Penjadwalan penggantian


28

terhadap spearpart alat produksi yang ada di tambang maupun di

pabrik yang dibuat oleh planner dengan menggunakan sistem

ELIPSE yang memuat informasi mengenai jadwal penggantian

suatu spearpart yang sudah expired. Untuk pemantauan batas

maksimal kekuatan alat dalam maintenance dilakauan sertifikasi

setahun sekali.

c. Pengendalian

1) Pengendalian Teknik :

a) Menggunakan peralatan yang berstandar, pemberian sekat

untuk area pengelasan, area kantor mekanik dan area tempat

oli.

b) Pemisahan mesin yang sudah tidak digunakan lagi dengan

alat yang baru.

c) Penambahan fitur emergensi stop terhadap Hoise ketika

kelebihan beban sehingga alat berhenti beroprasi.

d) Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin)

2) Pengendalian Administratif :

a) Melakukan pengecekan peralatan satu bulan sekali yang

dilakukan oleh tim mekanik.

b) Pemasangan rambu-rambu dan pemberian warna pada area-

area yang berbahaya dan area untuk berjalan (5R) atau garis

demarkasi
29

c) Pemberian safety talk yang diberikan setiap pergantian shift

terhadap pekerja sebelum bekerja dan pemberian SOP

sebelum bekerja bagi pekerja baru.

d) Pembuatan jadwal servis terhadap alat berat.

e) Penggunaan checklist P2H (Pemeriksaan Perawatan

Harian)

3) Penyedian Alat Pelindung Diri : APD yang digunakan antara

lain safety boots, sarung tangan karet atau sarung tangan kain,

wearpack, appron, full face shield, safety helmet.

6. Keselamatan Kerja Bidang Transportasi

a. Identifikasi

Transportasi di PT ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis

Pertambangan Emas Pongkor memiliki peran yang sangat penting

dalam proses pengangkutan barang maupun sebagai kendaraan

pekerja. Di dalam area tambang mobil harus memenuhi kriteria

serti harus bobil berpenggerak 4x4. Semua kendaraan yang berada

di dalam perusahaan hanya yang bersangkutan dengan urusan

pekerjaan. Oleh karena itu, kendaraan yang akan masuk harus

mempunyai ijin masuk terlebih dahulu. Namun hal tersebut dapat

menimbulkan potensi bahaya antara lain tergilas, tertabrak,

terperosok, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Hal tersebut

disebabkan karena banyaknya kendaraan yang melintas seperti bus,

truck, mobil operasional dan alat-alat berat serta jalan yang sempit
30

dan beberapa jalur digunakan untuk dua arah, berbatu dan rusak.

Untuk keselamatan kerja bidang transportasi ini diawasi oleh sub

departemen safety.

b. Pemantauan

Pemantauan dilakukan oleh tim safety officer setiap 2 minggu

sekali dengan waktu yang tidak terjadwal agar tidak diketahui oleh

para pengemudi kendaraan. Pengendara atau operator diharuskan

memiliki Surat Ijin Mengemudi Kendaraan Dinas (SIM KADIS)

yang dikeluarkan oleh perusahaan. Bagi pengendara atau operator

yang melanggar akan diberikan sanksi oleh pihak safety

representative. Dari pihak Safety dan Environment Department

melakukan pengawasan terhadap pengendara mobil, truck, dan

operator alat berat. Inspeksi Mendadak (Sidak) dan uji kelayakan

kendaraan menjadi cara untuk memantau kelayakan kendaraan

baik dari segi pengemudi, maupun kendaraan itu sendiri, dilakukan

semingu sekali tiap hari Kamis. Hasil dari uji kelayakan ini berupa

dokumen rekaman checklist yang ananti akan dilaporkan atau

dikumpulkan di bagaian Keselamatan Operasi Pertambangan,

disamping itu uji kelayakan juga dilakuakan tiap hari menggunakan

checklist P2H (Pemeriksaan Perawatan Harian) untuk alat berat ada

pada Lampiran 19.

c. Pengendalian
31

Pengendalian yang dilakukan PT ANTAM (Persero) Tbk.

Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor adalah :

1) Pengendalian Teknik : Pemasangan rotary lamp pada

kendaraan yang memasuki area tunnel tambang baik kendaraan

ringan atau mobil maupun alat berat. Pemadatan jalan dengan

waste material agar jalan yang digunakan tidak terlalu terjal

dan berbahaya.

2) Dibuatakan Penutup bak pada mobil dobel kabin agar bisa

mengangkut orang.

3) Penggunaan pesawat HT ketika akan memasuki atau keluar

area tambang bawah tanah.

4) Penambahan kotak P3K dan APAR kecil di mobil.

5) Pengendalian Administratif :

a) Memberlakukan peraturan bagi pengendara kendaraan

ringan seperti mobil dan bus harus memiliki SIM KADIS

yang dikeluarkan oleh perusahaan.

b) Bagi pengendara Alat berat atau truck harus memiliki

Surat Ijin Operator (SIO) yang masih berlaku.

c) Pemasangan rambu-rambu peringatan, rambu yang

dipasang antara lain, dilarang mendahului, kecepatan

maksimal 20km/jam, dan dilarang parkir disini.


32

d) Memberlakukan sistem untuk mendahulukan alat berat

yang lewat terlebih dahulu.

e) Memasang kaca pada setiap tikungan jalan diluar maupun

dalam tambang agar dapat melihat kendaraan dari arah

berlawanan.

f) Menerapkan P2H pada setiap kendaraan dan wajib diisi

setiap hari pada saat sebelum menggunakannya.

g) Memberlakukan sistem klakson untuk memberikan tanda

berupa klakson 1 kali untuk start, klakson 2 kali untuk

maju, dan klakson 3 kali untuk mundur.

h) Pada saat melakukan parkir, semua kendaraan wajib parkir

dalam kondisi mobil mundur.

i) Memberlakukan larangan menggunakan handphone pada

saat mengemudi, dilarang merokok, dan wajib

menggunakan seatbelt yang disertai juga dengan

penempelan stiker tentang himbauan tersebut pada kaca

depan maupun pada dashboard mobil.

j) Memberlakukan pembatasan jumlah penumpang untuk

mobil bak tertutup single cabin yaitu maksimal

penumpang 6 orang, mobil bak tertutup double cabin

maksimal penumpang 4 orang, sedangkan untuk mobil bak

terbuka diberlakukan larangan menumpang bagi siapapun

diatas bak terbuka tersebut.


33

k) Untuk area lalu lintas didalam tambang, disediakan pusat

control lalu lintas untuk mengatur lalu lintas didalam

tambang. Untuk mobil maupun alat berat yang akan

masuk pada underground mining wajib menghubungi

operator pusat control tersebut untuk mendapatkan ijin

masuk serta wajib mengikuti instruksi yang telah

ditetapkan.

l) Mobil sedan dan sejenisnya tidak boleh memasuki area

pabrik dan tambang.

m) Kendaraan yang kedapatan tidak layak jalan pada saat uji

kelayakan, akan mendapatkan sticker pemberitahuaan

bahwa kendaraan tersebut tidak layak jalan. Untuk

menghilangkan tanda tersebut, kendaraan wajib

melakukan perbaikan pada unit maintenance. Setelah

dilakukan perbaikan akan dilakukan evaluasi terhadap

kerusakan yang telah diperbaiki, apabila telah layak maka

sticker tersebut akan dilepas dan kendaraan dapat kembali

beroperasi, namun apabila masih terdapat kerusakan maka

kendaraan wajib melakukan perbaikan kembali.

6) Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) : Pemasangan seatbelt

pada setiap kendaraan ringan.

Anda mungkin juga menyukai