Disusun oleh:
Pelayanan persediaan darah sebagai salah satu upaya kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan darah atau komponen darah
yang cukup, aman, bermanfaat, mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat. RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru adalah sebuah rumah sakit rujukan yang ada di Pekanbaru. Pada saat ini sistem
di bagian Bank Darah Rumah Sakit masih bersifat manual, sehingga pelaksanaan dan pelayanan
bank darah yang cepat dan tepat masih belum terlaksana yang mengakibatkan pasien mengalami
kesulitan untuk mendapatkan darah transfusi. Disamping itu, pihak RSUD Arifin Achmad
mengalami kesulitan dalam mendata stok darah pada bank darah. Maka dari itu dibangunlah sebuah
Aplikasi Bank Darah Berbasis Web (Studi Kasus RSUD Arifin Achmad Pekanbaru). Pelayanan
informasi Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) juga menyediakan fasilitas SMS Gateway yang secara
otomatis akan memberikan informasi kepada penerima donor darah tetap mengenai persediaan
darah di Bank Darah Rumah Sakit. Diharapkan dengan adanya aplikasi ini dapat membantu staf-staf
yang bekerja di bagian BDRS dalam melakukan pelayanan bank darah serta juga masyarakat yang
membutuhkan informasi darah.
1
DAFTAR ISI
RINGKASAN..........................................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................
DAFTAR TABEL...................................................................................................................................
I. PENDAHULUAN...............................................................................................................................
I.4.1 Tujuan.....................................................................................................................................
I.4.2 Manfaat...................................................................................................................................
2
III. PERANCANGAN.........................................................................................................................
III.3 Prototipe.................................................................................................................................
IV.1 Jadwal........................................................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABE
5
I. PENDAHULUAN
Pelayanan darah sebagai salah satu upaya kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan darah atau komponen darah yang cukup,
aman, bermanfaat, mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab
atas pelaksanaan pelayanan darah yang aman, bermanfaat, mudah diakses, dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Secara legal formal pemerintah mengakui usaha Transfusi Darah pertama
kali pada tahun 1970 melalui Penerbitan Surat Keputusan mengenai Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 23 dan Nomor 24 tentang Usaha Transfusi Darah (UTD) Palang Merah
Indonesia (PMI).
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang
menerima dan menyimpan darah dari UTD untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan pelayanan
Rumah Sakit (Adisasmito, 2008). BDRS adalah unit kerja Rumah Sakit yang menerima dan
menyimpan darah dari UTD untuk kepentingan pemenuhi kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
Transfusi darah merupakan bagian pelayanan kesehatan dimana jaminan tersebut adalah produk
darah harus aman, sehat, efektif secara klinis & berkualitas. Keamanan penyediaan darah ditujukan
untuk pasien, donor, petugas dan masyarakat (Adisasmito, 2008).
Ketersediaan darah aman merupakan salah satu standar pelayanan minimal di rumah sakit.
Setiap rumah sakit harus memiliki stok darah aman 24 jam di BDRS UTDRS, serta manajemen
pelayanan transfusi darah. Agar unit BDRS dapat berjalan dengan baik dan berstandar, maka
dibutuhkan pedoman pelaksanaan yang terpakai sebagai acuan bagi seluruh RS dalam
melaksanakan pelayanan darah yang berkualitas (Ratna et al., 2008).
Salah satu rumah sakit yang memiliki Bank Darah adalah Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru. Sejak diresmikan, BDRS telah bekerja sama dengan UTD PMI
dalam meningkatkan pelayanan darah kepada pasien. Namun berdasarkan informasi yang diberikan
oleh Ibu Herawati selaku Koordinator Laboratorium bahwa pada pelaksanaannya pelayanan darah
yang cepat dan tepat masih belum terlaksana karena pasien masih mengalami kesulitan untuk
mendapatkan darah transfusi.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya kurangnya informasi mengenai
ketersediaan stok darah di BDRS RSUD Arifin Achmad Pekanbaru terutama untuk golongan darah
tertentu yang masih dapat dikatakan relatif langka. Berdasarkan data yang diperoleh dari BDRS
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau, jumlah pasien yang mengajukan permintaan darah
pada bulan Januari hingga Maret 2016 sebanyak 7.814 pasien dengan jumlah permintaan sebanyak
1
6.817 kantong darah. Dari seluruh permintaan yang masuk 1.146 kantong darah tidak dapat
dipenuhi oleh BDRS atau 12,76% dari permintaan.
Berdasarkan permasalahan diatas, dibangunlah sebuah aplikasi berdasarkan banyaknya
keluhan dari masyarakat yang kecewa dari pelayanan Rumah Sakit mengenai pemenuhan
kebutuhan darah, seperti tidak adanya pemberitahuan mengenai stok darah. Aplikasi yang akan
dibangun adalah Aplikasi Bank Darah Berbasis Web (Studi Kasus RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru). Aplikasi ini akan membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan darah serta
informasi yang dibutuhkan mengenai persediaan darah di Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
melalui layanan SMS Gateway yang akan diberikan kepada penerima donor darah tetap Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru agar mudahnya penyampaian informasi mengenai
ketersediaan darah yang sedang dibutuhkan.
Adapun rumusan masalah pada proyek akhir ini adalah bagaimana membangun sebuah
aplikasi bank darah yang berguna untuk mengetahui stok darah yang ada pada BDRS Rumah Sakit
Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru, dan juga ditunjang dengan layanan SMS Gateway guna
memberikan informasi kepada penerima donor darah tetap agar selalu selalu tahu stock darah yang
ada di BDRS.
2
I.4 Tujuan dan Manfaat
I.4.1 Tujuan
Tujuan penelitian pada proyek akhir ini adalah membangun aplikasi bank darah untuk
memudahkan masyarakat mengetahui informasi mengenai stok darah yang secara online, juga
terdapat layanan SMS Gateway yang dapat mempermudah penerima donor darah tetap BDRS
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dalam menerima darah.
I.4.2 Manfaat
Berikut merupakan manfaat dari pembangunan sistem aplikasi bank darah berbasis web,
diantaranya:
a. Mempermudah pihak BDRS RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, dan penerima donor tetap
untuk mengetahui informasi mengenai stok darah di BDRS RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
b. Mempermudah para penerima donor darah rutin seperti cuci darah (Hemodialisa), kanker
darah(Thalasemia) dapat menerima informasi melalui layanan SMS Gateway.
Metodologi penelitian dalam penyusunan laporan yang digunakan pada proyek akhir ini
antara lain:
1 Perancangan
Perancangan yang dilakukan meliputi perancangan diagram block, use case diagram, dan
perancangan prototype.
2 Implementasi
Agar realisasi proyek akhir sesuai dengan yang direncanakan, maka perlu dilakukan pembuatan
perancangan sistem untuk diimplementasikan, yaitu menggunakan bahasa pemrograman web
PHP dan menggunakan MySQL sebagai database.
2 Pengujian
Pada tahap ini, proyek akhir akan dilakukan pengujian apakah sistem yang telah dibangun sesuai
dengan fungsi yang diharapkan.
Sistematika penulisan laporan proyek akhir ini secara keseluruhan terdiri dari empat bab,
masing-masing terdiri dari beberapa sub bab. Adapun pokok pembahasan dari masing-masing bab
tersebut secara garis besar sebagai berikut:
3
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah dan ruang lingkup
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan beberapa hasil penelitian terdahulu dan landasan teori yang diperlukan
untuk merancang sistem.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa Penelitian terdahulu mengenai Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) memang telah
dilakukan sebelumnya, namun diperlukan metode XP (Extreme Programming) agar tiap UTD-PMI
yang bekerja dengan rumah sakit dapat saling berhubungan. Dan penilitian ini telah dilakukan
oleh(Sudarko, 2011), Penilitian yang dilakukan adalah mengenai Sistem Informasi Manajemen
Bank Darah (SIMBADA) yaitu merupakan sistem informasi manajemen persediaan darah dan
donor darah berbasis web. Sistem ini dibuat keakuratan data darah di tiap daerah sehingga
memerlukan koneksi. Dengan SIMBADA dimungkinkan adanya sharing informasi antar Unit
Transfusi Darah (UTD) di berbagai daerah. Dengan adanya sharing informasi, UTD dapat
memperoleh informasi mengenai stok darah maupun status pendonor. Informasi mengenai pendonor
yang dicekal dapat diketahui secara real time, sehingga tidak membahayakan pengguna darah.
Penelitian kedua yaitu penelitian yang dilakukan oleh Gustaman, Hidayat, & Hiron ( 2016),
mengenai bagaimana mengelola dan memonitor bagian Unit Donor Darah yang masih melakukan
pengolahan data secara manual dikelola dengan metode XP (Extreme Programming) yang dimana
melibatkan satu admin banyak user. Teknologi yang digunakan adalah SMS gateway sehingga
memudahkan pasien dam mendapatkan informasi stok darah yang diinginkan.
Penelitian ketiga yaitu Utomo (2010), penelitian ini prosesnya adalah calon member
melakukan registerasi keanggotaan secara online, setelah mendapatkan konfirmasi keanggotaan
maka member dapat melakukan permintaan darah melalui aplikasi online maupun aplikasi SMS.
Selanjutnya system akan melakukan proses seleksi terhadap member yang sesuai dengan
permintaan dan kemudian akan didistribusikan informasi permintaan darah melalui SMS.
Untuk perbandingan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.1 yang akan menguraikan
perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan penulis lakukan, dilihat dari aspek
tujuan penelitian, kasus, tools/bahasa pemrograman, dan hasil.
Adapun perbandingan penelitian terdahulu dengan proyek akhir yang akan dibuat dapat
dilihat jelas pada tabel 2.1.
5
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
Penelitian
No. Perbedaan
Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang
1. Tahun Penelitian 2010 2011 2016 2017
Mengelola dan memonitor
bagian Unit Donor Darah
yang masih melakukan
Mempermudah masyarakat
System akan melakukan pengolahan data secara
dalam mendapatkan
proses seleksi terhadap manual dikelola dengan
informasi darah baik
member yang sesuai metode XP (Extreme
Agar tiap UTD-PMI yang melalui web BDRS maupun
dengan permintaan dan Programming) yang dimana
2. Tujuan bekerja di rumah sakit melalui layanan SMS
kemudian akan melibatkan satu admin
dapat saling berhubungan Gateway, Dengan adanya
didistribusikan informasi banyak user. Teknologi
aplikasi ini semua
permintaan darah melalui yang digunakan adalah
pelayanan akan berjalan
SMS. SMS gateway yang
lebih cepat.
memudahkan pasien dam
mendapatkan informasi
stok darah yang diinginkan.
3. Kasus Perancangan Sistem Palang Merah Indonesia Aplikasi Bank Dank Darah
Sistem Informasi Pelayanan
Informasi Bank Darah (PMI) Berbasis Web(Studi Kasus :
Donor Darah Berbasis
Hidup Untuk RSUD ARIFIN ACHMAD)
Web (Studi Kasus: PMI
Mempercepat Penyediaan
6
Calon Penyumbang Darah
Dengan
Tasikmalaya)
Ketepatan Yang Tinggi
Bahasa
4. PHP PHP PHP PHP
Pemrograman
Dengan SIMBADA
dimungkinkan adanya
sharing informasi antar
Unit Transfusi Darah Mempermudah pekerjaan
(UTD) di berbagai daerah. BDRS PMI dan UTD-PMI
setelah mendapatkan
Dengan adanya sharing juga membantu para pasien
konfirmasi keanggotaan Dengan adanya Teknologi
informasi, UTD dapat dalam mecari darah tanpa
maka member dapat SMSgateway memudahkan
memperoleh informasi harus ke BDRS untuk
5. Hasil/Output melakukan permintaan pasien dam mendapatkan
mengenai stok darah menanyakan darah dan
darah melalui aplikasi informasi stok darah yang
maupun status pendonor. membantu mengurangi
online maupun aplikasi diinginkan.
Informasi mengenai darah yang terbuang
SMS
pendonor yang dicekal percuma akibat tidak
dapat diketahui secara real terpakai.
time, sehingga tidak
membahayakan pengguna
darah.
7
I.7 Landasan Teori
8
Tabel 2. 2 Golongan Darah ABO
9
I.7.3 Pengelolaan Darah
Menurut UTD PMI Pusat, seperti tertulis dalam pedoman pelayanan transfusi darah, bahwa
pengolahan komponen darah adalah tindakan memisahkan komponen darah donor dengan prosedur
tertentu menjadi komponen darah yang siap pakai. Dalam proses ini kualitas dan keamanan harus
terjamin untuk mendapatkan produk akhir yang diharapkan. Sterilisasi harus diperhatikan sewaktu
menyiapkan komponen darah. Darah untuk pembuatankomponen disimpan pada suhu yang sesuai,
kemudian diolah menjadi komponen maksimal dalam waktu 8 jam sesudah pengambilan darah.
Unit darah yang akan diolah menjadi Trombosit, harus disimpan pada suhu 20-24 0 C. Untuk
menghasilkan Trombosit dan Plasma Segar Beku (FFP) yang baik untuk mencegah aktivasi dan
pembekuan darah, darah harus diambil dengan trauma minimal. Lama waktu pengambilan darah 4-
15 menit.
Selanjutnya dilakukan seleksi donor darah untuk mendapatkan donor darah melalui sukarela
dengan resiko rendah. Seleksi dilakukan dengan anamnesis dan menganalisa gaya hidup calon
donor serta menentukan bahwa calon donor darah bukan dari golongan resiko tinggi pengidap
penyakit infeksi yang dapat ditularkan melalui tranfusi darah maupun penyakit-penyakit yang
membahayakan pendonor bila darahnya diambil, diikuti dengan pemeriksaan fisik oleh petugas
kesehatan. Bila calon donor dinilai sehat pada saat itu dan siap mendonorkan darahnya maka
dilakukan pengambilan darah donor dan ditampung dalam kantong sesuai kebutuhan (single
double, triple/quadriple bag) sebanyak 250 /350 cc dan sebagan (5 10 cc) disimpan dalam
tabung kecil sebagai sample darah untuk pemeriksaan golongan darah, rhesus dan uji saring
penyakit infeksi menular lewat tranfusi darah (IMLTD) yaitu Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C,
HIV, DLL. Setelah hasil pemeriksaan didapat maka selanjutnya dilakukan pencatatan dan
tindak lanjut untuk kantong darah yaitu dimusnahkan bila uji saring reaktif. (Ratna et al., 2008)
10
a. Donor Pengganti/Donor Keluarga
Donor pengganti berfungsi untuk mengganti stok darah yang telah digunakan oleh pasien
yang diperoleh dari BDRS sehingga stok atau kantong darah yang ada di BDRS tidak berkurang.
Bagi pasien yang tidak memiliki donor pengganti sama sekali dapat mengajukan permohonan
bantuan kepada PMI maka PMI tetap akan mengganti stok darah yang ada di BDRS meskipun
pasien belum atau tidak ada donor pengganti yang bersedia mendonorkan darahnya ke PMI
(Hamurwono,2003).
Pasien yang membutuhkan darah trasfusi mengajukan surat permohonan ke BDRS sesuai
dengan permintaan dokter dan untuk menggantikan darah yang di gunakan oleh pasien, keluarga
dapat mencari donor pengganti sesuai jumlah permintaan yang dibutuhkan. Dalam hal ini PMI
tidak menerima penggantian darah dengan uang melainkan dengan darah. Pendonor yang di dapat
oleh keluarga pasien baik itu dari keluarga sendiri mau pun dari donor suka rela di bawa ke PMI
untuk di cek kesehatannya terlebih dahulu sebelum melakukan donor darah. Setelah dipastikan
calon pendonor berada dalam keadaan sehat baru dilakukan donor darah.
Masalah donor pengganti adalah masalah yang peling sering ditemui di lapangan. Hal ini
sering menimbulkan atau menyebabkan sulitnya keluarga pasien mendapatkan darah transfiisi
karena tidak memiliki orang yang bersedia menjadi donor pengganti untuk menggantikan darah
yang diminta atau dibetikan oleh UTD PMI kepada BDRS. Masalah donor pengganti ummunya
dialami oleh pasien yang berasal dari luar daerah tempat rumah sakit berada. Selain itu bagi
pasien yang berasal dari luar daerah tempat rumah sakit juga sering tidak mengetahui atau
kurang mengerti bagaimana cara mendapatkan orang yang bisa menjadi donor pengganti. Saat
ini donor pengganti bisa saja berasal dari orang yang bukan keluarga karena ada sebagian
orang yang menjadikan transfusi darah sebagai penghasilan dengan syarat keluarga
membayar sejumlah uang sesuai kesepakatan dengan si pendonor.
b. Golongan Darah
Golongan darah pasien yang membutuhlcan darah sering menjadi penyebab
terlambatnya pasien mendapatkan darch transfusi. Ini disebabkan karna BDRS tidak selalu
memiliki semua stok darah yang di butuhkan oleh pasien seperti stok darah AB dan jenis
golongasi darah laindengan rhesus negatif. Hal ini menjadi kendala utama bagi pasien
untuk mendapatkan darah transfusi sesuai permintaan yang dibutuhkan
c. Jumlah Permintaan
Permintaan darah berjumlah banyak yang telah diajukan ke BDRS sering menjadi
kendala bagi pasien untuk mendapatkan darah transrusi. Hal ini di sebabkan karna stok darah
yang terbatas di BDRS, semakin banyakpermintaan darah yang masuk ke BDRS seharusnya
semakin banyak pula donor pengganti yang harus ada, dalam hal ini sering sekali
11
permintaan darah pasien tidak dapat terpenuhi disebabkan karena keluarga pasien tidak
memiliki donor pengganti sehinga sering di temukan stok BDRS kosong dikarnakan
stok cito yang ada telah digunakan terlebih dahulu untuk membantu pasien.
Jumlah permintaan darah yang diajukan pasien ke BDRS juga menjadi kesulitan atau
kendala bagi BDRS untuk memenuhi seluruh permintaan pasien karena keterbatasan stok
darah di BDRS. Hal ini dikarenakan semakin banyak permintaan pasien terhadap darah
transfusi maka semakin banyak juga pasien harus memiliki donor pengganti, sering sekali
pasien tidak dapat memenuhi atau memiliki donor pengganti sebanyak permintaan darah
yang dibutuhkan pasien, akibatnya stok darah BDRS yang telah terlebih dahulu
digunakan oleh pasien tidak ada darah pengganti yang mengakibatkan berkurangnya stok
darah di BDRS.
12
Tugas-tugas BDRS mencakupi sebagai berikut:
1. Menyiapkan SPO setiap langkah kegiatan
2. Merencanakan kebutuhan darah di RS bersangkutan
3. Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non reaktif) dan
telah dikonfirmasi golongan darah
4. Menyimpan darah dan memantau suhu penyimpanan darah
5. Memantau persediaan darah harian/mingguan
6. Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada kantong darah
donor dan darah resipien
7. Melakukan uji silang serasi antara donor darah dan darah resipien
8. Melakukan rujukan bila ada kesulitan hasil uji silang serasi dan golongan darah
ABO/Rhesus ke UTD secara berjenjang
9. Menyerahkan darah yang cocok untuk pasien pada dokter yang meminta atau
petugas rumah sakit yang diberi kewenangan
10. Melacak penyebab terjadinya reaksi transfuse
11. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas BDRS dalam pendidikan
dan pelatihan di bidang tranfusi darah
12. Turut aktif dalam sub komite tranfusi darah
13. Mengembangkan pengetahuan dann keterampilan sumber daya manusia RS dalam
meningkatkan kualitas pelayanan tranfusi darah rumah sakit
14. Melaksanakan penilitian praktis untuk meningkatkan mutu pelayanan tranfusi darah
15. Melakukan pencatatan, dan pelaporan
13
III. PERANCANGAN
Berikut merupakan perancangan yang akan digunakan dalam pembangunan sistem Aplikasi
Bank Darah Berbasis Web (Studi Kasus: RSUD Arifin Achmad Pekanbaru), diantaranya:
Pada diagram block diatas terdapat 4 proses yang dapat dilakukan oleh sistem. Pada tahap
pertama, penerima donor dapat melakukan penginputan data melalui form yang telah
disediakan oleh sistem RSUD. Selain itu pasien juga dapat menginputkan form keluhan ketika
dirasa ada keluhan/saran untuk rumah sakit ini para pasien di persilahkan mengisi form ini.
Pada proses selanjutnya, admin akan menerima data-data pasien yang memerlukan donor
darah dan memasukkan ke dalam antrian penerima donor darah.
Selanjutnya, admin akan mengecek ketersedian darah yang dibutuhkan pasien pada
sistem.
Proses yang terakhir adalah memberikan layanan web dan SMS Gateway, SMS Gateway
berlaku hanya untuk penerima donor tetap contohnya : pasien cuci darah(Hemodialisa), kanker
darah(Thalasemia), pasien seperti ini wajib mendapat layanan SMS Gateway.
14
II.2 Use Case Diagram
II.3 Prototipe
Pada gambar diatas menggambarkan halaman utama dari aplikasi yang akan
dibangun. Akan terdapat menu pendonor, rhesus, stock darah, dan pengaduan.
15
II.3.2 Prototipe Halaman Form Penerima Pendonor
Pada gambar diatas menggambarkan form pada sub menu penerima donor yang harus
wajib diisi oleh calon penerima donor. Ketika di submit, maka data dari form pendonor akan update
ke database penerima donor.
16
II.3.3 Halaman Form Rhesus
Pada gambar diatas menggambarkan form pada sub menu rhesus yang harus diisi oleh
admin. Ketika di submit, maka data dari form rhesus akan update ke database rhesus.
17
II.3.4 Halaman Form Stock Darah
Pada gambar diatas menggambarkan menu stock darah yang data stock nya akan update
setiap saat. Pada menu stock darah tersebut, juga akan terdapat aksi edit dan delete yang dapat
dilakukan oleh admin.
Pada gambar diatas menggambarkan form pengaduan yang dapat diinputkan oleh pasien
ketika memiliki keluhan terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
18
II.4 Metode Pengujian
19
IV. JADWAL DAN ANGGARAN BIAYA
IV.1 Jadwal
Penulis membuat jadwal pengerjaan tugas akhir yang bertujuan agar penggunaan waktu lebih
efektif dan sesuai dengan metodologi yang digunakan. Adapun jadwalnya terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Proyek Akhir
Tahun
2016 2017
No Tahapan
Bulan
4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
1 Bimbingan
2 Pembuatan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Pembuatan Sistem
5 Pengujian dan Analisa
6 Penulisan Laporan
7 Sidang Proyek Akhir
20
Daftar Pustaka
21