Anda di halaman 1dari 14

{ '

Kata Pengantar

Salam sejawat,

Munculnya kuman resisten terhadap .antibiotik merupakan masalah


!
kesehatan secara global dan Indonesia merupakan salah satu negara yang
mengalami dan mengakibatkan pembeayaan penanganannya meningkat
karena ALOS memanjang, tingginya kasus dengan morbiditas dan mortalitas.
Penggunaan antibiotik untuk keperluan terapi maupun profilaksis, apabila
tidak dilaksanakan secara bijak memiliki peluang memunculkan kuman
resisten, karena itu peresepan antibiotik perlu dikendalikan penggunaan
te:katt. indikasi, jenis, dosis dan lama pemberiannya.
Sehingga dipandang perlu meningkatkan pemahaman kembali tentang
cara peresepan antibiotik guna keperluan terapi dan profilaksis. POGI
berinisiatif menerbitkan Panduan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan
Obstetri Ginekologi. Panduan ini diadopsi dari Pedoman Umum Penggunaafl
Antibiotik yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Kefarmasian tahun 2011
serta dikukuhkan berdasarkan Permenkes no 2406/Menkes/PER/XII/2011.
Panduan ini diharapkan dapat membantu ternan sejawat dalam
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien terutama terhindar
dari komplikasi infeksi daerah operasi (!DO) pada kasus pembedahan serta
menekan munculnya kuman resisten. Mudah mudahan panduan ini banyak
bermanfaat dan anggota POGI akan senantiasa berkontribusi aktif dalam
menekan laju munculnya kuman resisten terhadap antibiotik di Indonesia.

Salam hormat

Editor .
SAMBUTAN KETUA PB POGI
PERKUMPUL.<\N OBSTETRf,DAN Glr'EKOLOGI INDO~ESIA
H'iDQNESWVSOCfETYOF.OBSTETRICSA:VD GlWECOLOGI'
S(K!\TAAII.'I! :L. TA.V.NI KlM!A NO.
TL;(+t:I)-Z1 ll~~
~0. J>'l\ii.~TAI'USI\T
@)I I
~~ .
~AX: (62)o21o3i ' t13.$
S.W.I.: 11Q9Qini.IO.ntU<I
!ssalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. WE8SilE: -P<9"'1d

Salam Sejahtera.
--
'S~UI-WitwtNaf

......
-~~
~
StiR4T KtPUTUSA.'i

..
w.. ~-WMI!It

Seperti telah kita ketahui bersama semenjak ditemukannya penisilin, -~-


I'Ml't ...:ftlf'l;
..._.,..,...,...,.._.._..
pengobatan terhadap penyakit infeksi mengalami titik cerah. Berbagai ~- ~
PENOURUS DESAR
"""fotlq~~ PERKUM.PUl.A.i'\ OBSTETRI DAl'\ OL"!EKOLOGIINDOKESLo\
penyakit yang disebabkan oleh mikroba dapat diobati secara tuntas. I!Jt"t'llhat
1\0: 039/S!<JFB.POGJ/2013
~--.. --~-~

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan penelitian, """""---


r..:....._~Jil'f/Mft
~N!t"tWifW, ......

ditemukan berbagai jenis antibiotik dengan kemampuan dan kegunaan yang ..........
Je.~.......-
~~ !E.NTANG
PA.'\'DUAK A.~"TlBIOTIK f'ROFlLAKSlS
spesifik. Keadaan ini makin membahagiakan kalangan medis dalam
mengobati penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi.
Akan tetapi kemudahan untuk mendapatkan antibiotik dan pemberian
----
--~~{tiii)MI;
-~

--
,~-~
PADA PEMBEDAHA.'l OBSTETRl GINEKOLOGI :.1013
PERKUMPUL~\1 OBSTETRI D.<\.t'l G!}.'EKOLOOI!NDONES L~,

pengobatan yang tidak rasional mengakibatkan timbulnya strain kuman


kebal terhadap antibiotik. Keadaan ini tentu mengkhawatirkan dan
mencemaskan kita, apalagi telah ditemukannya jenis kuman tertentu kebal
--.w;
UIDM~~~

wfW-""'~

tntla--
~--e.'I!M
Mer.jmbapg 1. &hwa Pe;l.;umpulan Obsteui dao Oinekologi llldonesia
berkewajiban membina d;n rneng$\\'JSi peogama.lan profesi
para aoggotanya u."l!Uk menjamin rerseleoggaranya pe!ayanan
..........
--
terhadap semua antibiotik yang ada.
,_..........
~ -~
~ ~ kedolaerao. yang bennuru.
Sejawat sekalian, dengan dikeluarkannya "Panduan Antibiotik

- ....
c--~ 2. Bahv.-a IUI!uk men ujudkan hal tcrsebut Per.kump\llan Obstetri
Profilaksis pada Pembedahan Obstetri dan Ginekologi" oleh PB POGJ -~
~- d1111 Gic.ekologi. Indonesia berkewajiban (OOI)'cdiakan
diharapkan sejawat- sejawat SpOG mempunyai pemahaman dan pengertian ......
~~
~
Panduan ixlgi pam anggoUinya demi mening.~tkan mutu
dalam menggunakan antibiotik secara bijak. ..,..................
~~
pelayMan .
--~
r..,""' ..__
Kepada Pokja lnfeksi Saluran Reproduksi, khususnya dr. Hari Paraton, tc~Gt<Mf
SpOG - Ketua Pokja; Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi tinggi atas ~-
tersusunnya panduan ini.
Mudah-mudahan apa yang kita harapkan akan selalu dikabulkan oleh --
:::::::--
~

..........
- - .......
"~! fliU'!If

~
... ..,.__
Mcnrngat ; J. Anggaran Dasar Perl.:wnpulan Obstet:i dan Gin~kologi
Indonesia 2012 Bab f1l posal 8 ll)'llt1 dan. 2.
Tuhan Yang Maha Esa.

--
.,~
:2. Anggaran Da>ar Pcrkumpulan Obstetri dan Oinekologi

--
....,..,._l~

~
lndonesia201 2 Bab ill Po.ssl hyat 1, 2, 4 da!J 5.
~~~
!f.t~Wf l""""'
Jl>. ----~ 3. -~ Rumah Tangga PcrkumpulM Obstetri dao
~
~~
Ginekologi Indonesia 2012 Bab Ill pasal 9 a~at 3.
~-......~.. ~
S;_il a m Sejawat
..........
--
u.euH:AA
~ ~
........... tmt~
~~ :\tE~tUTUSl(A~

-- ...
i'!)lt :tr.t~-..

.,.,;.wO.W:IMO_., ...... j'.lenetapkan 1. \1eqgesahl.-an dan meroberlakukan pengg.unaao Panduao


ell'. Nurda di Saleh, SpOG """' Anlibloti.!;. Profllaksis pada Pembedahan Obstelri dan
. .....,.'"
l(!' II HI Umum POGI
~
~\ ~
~~W'WJI
....... Oinckologi Edisi 20!3.
ttllll.~
w~ ~ ..

ii iii
PER.KmfPULAN OBSTETRI D."-.~ GINEKOJ,QGI lNDONESIA
JNDO:\ 'ESIAN SOCiETY OF OBS7:.FTRJCS AND GYNECOLOGY
sex!I ETAAIA"T'. .L. TNI~oN KMA NO ~o. J.AJ<o~RTAPUSAT
TE~ (62!-<13'4:!11.!4
@)
m
I ..I
:~:,

Reviewer
FAA: (-&Z)-Z1-3i' t 1U
ii-W.r..: F<>Q li:""o.oti.!O
WEBSITE.. w.w. !X19- r l::

--
co~"u.u !l"~u
WC'. m-f IOU~ r Prof.DR. Ariawan Soejoenoes.dr. SpOG
..
-.;..ColoiJ,oO'...
.r....r,.....,w.......,., 2. Mewajiokan Saruan Organisasi POOl untuk mematuhi da."l
,...... ~~~
~
menerapbn Panduan t~sebut .
...M...,._,.,_.-,,.,_,_-., Prof. Endy M . Moegni. dr.SpOG
<~'noMo

---......
-u-.~~"""""''
'"""'~
!1/fit""'!'lll~
...,.._~~~~~

'-!f.o.llliN!IIII'VI'IN,_
3. Sura! Kep1:rusan ini bcrlaJ..."U mulai ta.,ggal ditat~~p.l;an, da.,
apabila di kemudian i:ari tetdl!p!lt kekeliroan akun dilaku..n
perbaii;an sebagaimena mest, nya.
Prof.DR. Kuntaman dr. M.Kes.SpMK.

........_ ...................,'-""'
, .. ~ ........~!l.!'f~

DR.Budi lman Santoso.dr.SpOG

.,...
.....
._
_
. . . . - " \...............""""..... f~
.... ,..~

tO.,~'miiiGtUU..'1o

liioo.'-0*"'
I
Ditmpb.n di: Jakarta
Usman Hadi.dr.PhD.SpPD

Budi Prasetya.dr.SpOG

_
Pada tangglll: 14 Agusrus 2013
I"""""'' CW'IIIIWM
............. Mariyatul Qibtiyah . Apt. SpFRS

--
--
~

_........
{QI$,t,.., . . (l(iii'J

--
.....
'*"4 .... ~ . . . .

~ .............
~~ ~~~;~Jf!t

--
-
--
.......
,.,....
-~''""''WOWJ'
dr. J'\urdadi Saleh. SpOO,
Kctua Umum
:If:~.
j

,. : de. Ah.K. Janua.no. SpOG


t,.y,~e1:l.ris Jcoderal
::.;"'-:'*;:~
.............
!IWnO.Mfl~

~~
~"~
f*'C:fil( ~ ......,

-- ":~"!JIIi
..........,,......,.

----_
'hO'~

..,...... ..
o~~ A~.It1
Sai!Daa Kepurll.l&ll W ~bamptikM kept:do;
I. KcM 0..."-.n Pmimbengtn l'OGI
2. Pam KC1\l.a Ho"'!""llll d&tl ?o~ja POCil
3. p.,.. Kct POGl C..b.ulg

-- -
C_lr,d_
.......... --.-.

-- ........
~
..............

....,..,......_..........,.....,..
"""... ~
........
J .. . ,....O!I@oo

.... ~it
~' ~

~I:JIJ$t.tl.
Editor

--
..........,,_,~(

~. . . tmll:~
~.,...

----
--
"'IIIII~

~ .....
...........
.- Pic---~
............

..--
Uhilt;tt~

...... ~-- ,__lt!.lio

.__ Ha ri Paraton.dr.SpOG

iv v
DAFTAR lSI ...
:!.-
PANDUAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA
PEMBEDAHAN OBSTETRI -GINEKOLOGI

Kata pengantar
Sambutan ketua PB POGI

1. Latar Belakang 1
2. Batasan profilaksis 3
Tujuan 3
3.

4.
Panduan antibiotik

Masa Berlaku
3

4
PANDUAN
5. Keuntungan penggunaan antibiotik profilaksis 4 ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
6. lndikasi penggunan antibiotik profilaksis 4 PADA PEMBEDAHAN
7. Pembagian kelas operasi 4
8. Pembagian status fisik penderita berdasarkan Skor ASA
OBSTETRI - GINEKOLOGI
5
9. Kemungkinan Kejadian IDO 5
10. Kasus operasi tersering di Obstetri Ginekologi 6
11. Cara pemberian antibiotik profilaksis 6
12.1 Pemilihan antibiotik 6

12.2 Dosis, rute dan waktu pemberian antibiotik 7


13. Standar prosedur operasional (SPO) 8
14. Dokter sebagai penanggung jawab 9
15. Penutup 10
16. Daftar pustaka 12

Lampiran 14

vi vii
Panduan Antibiotik Prafilaksis poda Pembedahan Obstetri Ginekologi

,.
1. Latar Belakang .t<

Munculnya mikroba (kuman) resisten terhadap antibiotik


menjadi masalah di seluruh dunia termasuk Indonesia. Situasi
ini akan menjadi lebih parah apabila resistensi tidak
dikendalikan, seperti telah diketahui penggunaan antibiotik
misuse, overuse dan underuse merupakan penyebab utama
munculnya mikroba resisten. Apalagi bila penggunaannya
tidak dilaksanakan secara _bijak, maka terjadi kecenderungan
konsumsi antibiotik untuk pasien diberikan secara berlebihan
atau bahkan tidak tepat. (Ten over 2006)
N
554
Di rumah sakit penggunaan antibiotik demikian
banyaknya,sehingga masalah serius muncul terutama pada
bagian yang paling banyak menggunakan antibiotik seperti
halnya ICU, NICU, bangsal dengan perawatan pasien infeksi
khronis, atau bangsal perawatan pasien imuno-kompromis.
Penyebaran mikroba resisten diantara pasien dapat terjadi
,.,(!;.,;;. <v"'<o" :<$" ~
karena kontak langsung atau melalui perantara petugas ~::' ~;;r ij"' ~q_..'-)
...,v<$' \v<$' ~<f. ~:'
~;;rq_t:r' ...,v.t$'
kesehatan. Hal ini dikenal sebagai Healthcare-Associated ,~<$'

Infections, sehingga perilaku ketaatan terhadap standard


precaution perlu ditingkatkan di rumah sakit, utamanya Sebaran mikrobamulti drug
resistance (MDR) berupa
kebiasaan cuci tangan para petugas pada saat melakukan ESBL, MRSA dan pan
aktivitas pelayanan medis. (Hadi 2009; Hadi 2013). Resistant dari salah satu
RSU dalam program PPRA
tahun 2010.
Timbulnya mikroba resisten dapat dipicu oleh pemberian
antibiotik meskipun secara rasional. Penggunaan tidak bijak
Mikrobaresisten dipicu oleh
akan semakin mempercepat munculnya mikroba resisten. mis-use/ over-use dan
PERKUMPULAN OBSTETRI GINEKOLOGI INDONESIA under-use antibiotik.
Di rumah sakit munculnya mikroba resisten sangat
INDONESIAN SOCIETY OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY
dimungkinkan, berbagai jenis mikroba resisten muncul
Jl. Taman Kimia no. 10 Jakarta Pusat Penggunaan sefalosporin
diseluruh bagian terutama di unit kerja yang sangat liberal generasi III-IV serta
Telp: +62 21 3143684 siprofloksasin dapat
peresepan antibiotik dapat serius tingkat resistensinya. memicu munculnya
Email: pogi@indo.net.id
Penggunaan antibiotik sefalosforin generasi III-IV, mikrobadengan ESBL serta
2013 MRSA.
siprofloksasin akan memicu munculnya mikroba resisten
melalui produksi ensim extended-spectrum beta -lactamase
(ESBL) misalnya E. coli atau Klebsiella pneumonia yang tidak
viii
Panduan Antibiotik Profi/aksis pada Pembedahan Obstetri-Gineko/ogi Panduan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan Obstetri-Gineko/ogi

bisa diatasi oleh antibiotik golongan sefalosforin generasi I ~ Sehingga masa kedepan apa b;i.la panduan ini dapat
IV. Golongan meropenem digunakan untuk mengatasi infe~si dilaksanakan secara baik oleh praktisi klinis pada umumnya
akibat ESBL, namun banyak penelitian melaporkan telah serta khususnya ternan sejawat OBGIN, maka diharapkan
muncul strain Enterobacteriaceae dengan NOM-type I yang POGI dapat menjadi pelopor gerakan penanggulangan
sudah kebal terhadap golongan meropenem (ASHP 2000; munculnya mikroba resisten dengan penggunaan antibiotik
Paterson 2006; Kumarasamy 2010). secara bijak dan konsisten di Indonesia.
.
lnfeksi daerah operasi (IDO) merupakan komplikasi bedah
yang insidensinya mencapai 5%. I DO dapat menyebabkan
bertambahnya lama rawat dan biaya yang harus dikeluarkan 2. Batasan profilaksis
oleh pasien. Penggunaan antibiotik profilaksis menurut aturan Pemberian antibiotik sebelum, saat dan setelah operasi
tertentu diharapkan dapat menghindarkan pasien dari infeksi pada kasus secara klinis tidak didapatkan tanda- tanda nyata
infeksi. Diharapkan pada saat operasi jaringan target sudah
pasca pembedahan serta meminimalkan kemungkinan
merigandung kadar antibiotik tertentu yang efektif untuk
munculnya mikroba resisten dengan jalan menentukan
me~gh;;nbat pertumbuhan/kolonisasi mikroba pada daerah
penggunaan antibiotik tepat indikasi, dosis, tepat waktu serta operasi (SIGN 2008).
jenis yang masih dapat mengendalikan mikroba- mikroba pad a
daerah target. Selain pemberian - antibiotik profilaksis, tidak
kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas sarana
penunjang memadai pada pelayanan operasi sehingga
Tujuan
pendekatan aseptik (standard precaution) dapat terlaksana
Tujuan pemberian antibiotik profilaksis pada kasus
dengan baik dan optimal (ACOG 2009; Eyk et al. 2010).
pembedahan (SIGN 2008; Eyk 2010; Eyk 2012)
Dari penelitian AMRIN Study fase I di RSUD Dr. Soetomo a. Mencegah komplikasi infeksi daerah operasi (IDO),
Surabaya dan RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2001-2002 dengan menghambat terjadinya kolonisasi di daerah
didapatkan temuan pemakaian antibiotik sebesar lebih dari operasi.
90% digunakan di bagian pembedahan, dimana 76% tidak ada b. Menurunkan morbiditas dan mortalitas pasca
indikasi pemberian antibiotik, 20% tidak diketahui maksud operasi
pemberiannya, termasuk juga 50% tidak ada indikasi c. Menekan munculnya mikroba resisten
pemberian antibiotik pad a prosedure operasi (Hadi 2013). ' ill---~ ------=

Panduan penggunaan antibiotik profilaksis diharapkan 3. Panduan antibiotik profilaksis terdiri dari:

sangat berguna bagi para dokter untuk memahami pentingnya a. Cara identifikasi kasus yang tidak atau memerlukan

pengendalian munculnya mikroba resisten yang dipicu oleh antibiotik profilaksis.

pemakaian antibiotik secara tidak rasional, membantu b. Cara menentukan jenis antibiotik sesuai dengan

menentukan pemilihan antibiotik sesuai dengan indikasi, kasusnya.


memahami pemberian antibiotiksecara benar. c. Cara pemberian antibiotik profilaksis

2 3
Panduan Antibiatik Profi/aksis pada Pembedahan Obstetri-Ginekologi Panduan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan Obstetri-Ginekologi

8. Pembagian status fisik penderita berdasarkan skor ASA


4. Masa berlaku
Panduan antibiotik profilaksis ini berlaku sejak ditetapkan
dan akan dilakukan survailan secara berkesinambungan serta
ditinjau ulang pada tahun 2016.
3. Penderita dengan kelainan sistemik berat, aktivitas
terbatas
5. Keuntungan penggunaan antibiotik profilaksis
'J 4. Penderita dengan kelainan sistemik berat yang
a. Menurunkan angka kejadian mikroba resisten sed a
b. menekan angka kejadian 100, morbiditas dan j)
mortalitas 8.1. Kemungkinan kejadian IDO
c. Menurunkan kejadian efek samping penggunaan Dibawah ini adalah indeks risiko untuk ancaman
antibiotik terjadinya infeksi daerah operasi (IDO) . DM, pre-eklampsia,
d. Memperpendek lama perawatan lama operasi >3 jam, lupus, hipertensi, kelainan hepar, ginjal,
e. Menurunkan pengeluaran biaya bagi penderita ASA >2, dll merupakan ko-morbiditas faktor risiko terjadinya
IDO.
6. lndikasi penggunaan antibipotik profilaksis
lndikasi penggunaan antibiotik untuk tujuan profilaksis
berdasarkan kelas operasi

7. Pembagian kelas operasi (Mayhall Classification)


Antibiotik profilaksis diberikan untuk kasus operasi bersih
9. Kemungkinan IDO berdasarkan kelas operasi dan indeks
dan bersih kontaminasi (go/ongan operasi kontaminasi dan
kotor masuk da/am prosedure antibiotik terapi):
a. operasi bersih
operasi dilakukan pada daerah dengan kondisi prabedah ~)\
tanpa peradangan dan tidak membuka traktus
respiratorius, gastrointestinal, bilier, orofaring ),~
urogenital.
b. operasi bersih - kontaminasi Prosentase risiko terjadinya IDO berdasarkan kelas operasi
dan indeks risiko digunakan sebagai upaya perbaikan
operasi dilakukan pada daerah dengan kondisi prabedah
pelayanan. Diharapkan pasien operasi terencana dipersiapkan
tanpa peradangan, membuka traktus respiratorius,
sebaik baiknya sehingga risiko IDO dapat ditekan serendah
gastrointestinal, bilier, sampai orofaring, serta urogenital mungkin.
kecuali ovarium

4 5
Panduan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan Obstetri-Ginekologi Panduan Antibiatik Profilaksis pada Pembedahan Obstetri-Gineko/ogi

10. Kasus operasi terse ring di obstetri ginekologi h. Antibiotik profilaksis sebai f nya tidak digunakan
Seksio cesarea, histerektomi dan adneksektomi untuk kepentingan terapi (Eyk N et al 2008; ACOG
merupakan kasus operasi terbanyak di bidang obstetri 2009; Eyk N 2010)
ginekologi, apabila pemakaian antibiotik profilaksis dapat
12.2 Dosis, rute dan waktu pemberian antibiotik profilaksis
dikendalikan pada operasi tersebut maka kontribusi pada
Antibiotik profilaksis diberikan dosis tunggal sebelum
penurunan penggunaan antibiotik akan tampak nyata
operasi. Penetapan sefazolin dengan dosis 1000 mg atau
sehingga diharapkan dapat menekan munculnya mikroba
2000 mg tergantung dengan berat badan pasien . Pemberian
resisten pada penderita .
antibiotik parenteral atau oral pasca operasi tidak
diperlukan.
11. Cara pemberian antibiotik profilaksis
Konsentrasi puncak (tmaxJ harus segera dicapai dalam
Beberapa
adalah pemilihan
prinsip
yang
penggunaan
tepat,
antibiotik
didapatkan
profilaksis
konsentrasi
waktu singkat sehingga pemberian intravena merupakan ....
pilihan . yapg tepat. Golongan sefalosforin, dilakukan dilusi
antibiotik cukup dalam jaringan pada saat mulai dan selama
dalam larutan normal salin minimal 100ml diberikan secara
operasi berlangsung.
i.v. drip dalam waktu 15-30 menit. Pemberian antibiotik
profilaksis 15-60 menit sebelum insisi, secara praktis
12.1 Pemilihan antibiotik
diberikan saat induksi anestesi di kamar operasi. Pada seksio
a. Spektrum sempit untuk mengurangi risiko resistensi
cesarea, pemberian setelah klem tali pusat tidak dianjurkan
b. Toksisitas rendah
karena berpotensi peningkatan risiko IDO (Costantine et a/.
c. Berpotensi menekan perkembangan bakteri
2008; Cartmill 2009).
(kolonisasi)
d. Retensi dalam tubuh sekitar 3 jam.
e. Mudah didapat dan harga terjangkau
f. Pilihan antibiotik
a. pertama Sefalosforin generasi I sefazolin
(cephazolin) 1-2 g. (1-A)
"There is strong evidence that antibiotic prophylaxis for
cesarean delivery that is given before skin incision,
b. Pilihan lain: Metronidasol 500mg + gentamisin
rather than after cord clamping, decreases the incidence
1.5-3 mg/kgbb) ofpostpartum endometritis and total infectious
g. Seksio Cesarea tidak direkomendasikan pemberian morbidities, without affecting neonatal outcomes "
amoksisilin asam klavulanat karena adanya beberapa (Costantine et al. 2009)
laporan Necrotizing Entero Colitis pada bayi baru
lahir. (ACOG 2003)

6 7
Panduan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan Obstetri-Gineko/ogi Panduan Antibiotik Profi/aksis pada Pembedahon Obstetri-Gineko/ogi

f. memperhatikan hal hal bef ikut pre-operasi untuk


menekan terjadinya IDO:

Pemberian dosis tambahan saat operasi

Antibiotik durante operasi ditambahkan apabila terjadi


perdarahan >1500ml atau operasi telah berlangsung >3 jam.
Karena pada kondisi tersebut diperkirakan antibiotik dalam
jaringan konsentrasi sudah turun.
Menurunkan 100 3 kali
Pemberian antibiotik pasca operasi untuk kepentingan
profi laksis t idak memberikan arti yang bermakna. Penel it ian Cukur ~ 100 4 kali lebih rendah dari
pada di kerok
ole h Gatell dkk, pemberian antibiotik tambahan pasca operasi Cukur dilakukan diarea kamar ooerasi
pad a fraktur tertutup, maupun pemberian intra operatif tidak ngkan 80% bakteri permukaan

memberika n perbedaan yang bermakna dengan pemberian


preoperatif. Pada penelitian ska la besar yang mel ibatkan
penderita seju mla h 2652 orang yang dilakukan operasi "hip
replacement'', membuktikan t idak ada beda antara pemberian , pemakaian masker,
sarung tangan, gaun dan linen secara
antibiotik sefuroksim atau sefazolin dosis tu nggal dan dosis standar
triple. Justru kejadian infeksi nampak lebih sering pada
pemberian antibiotik dosis triple . (0,45% vs 0,83%) meskipun
terbukti tidak bermakna (OR 0,54; 95% Cl 0, 20 to 1,48).
Pemberian antibiotik ulangan pada saat operasi atau pasca
operasi perlu pembuktian secara EBM (Siobogean 2010, Eyk
2012) (I-A)
14. Dokter sebagai penanggung jawab pemberian antibiotik
profilaksi di kamar operasi
13. Standar prosedur operasional {SPO)
a. pemberian antibiotik profilaksis HARUS dilakukan di
a. memastikan pasien dan diagnosis kamar operasi
b. menentukan kelas operasi
b. tidak diperlukan skin test.
c. menetukan indeks risiko
c. Apabila pada anamnesis didapatkan riwayat alergi
d. menentukan indikasi penggunaan antibiotik
golongan betalaktam sehingga terjadi spasme
profilaksis
bronchus, gatal hebat, syok anafilaksis, maka
e. mempersiapkan perlengkapan kebutuhan operasi
antibiotik pengganti golongan Metronidazole, dan
termasuk pengadaan antibiotik untuk profilaksis atau Gentamycin.
(jenis dan dosis)

8 9
Panduan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan Obstetri-Ginekologi Panduan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan Obstetri-Gineko/ogi

d. dokter operator bertanggung jawab pada antibiotik ' Panduan Umum Penggunaan Antjb iotik yang diterbitkan
profilaksis, pemberiannya bisa dilaksanakan oleh Kemenkes 2011 merupakan acuan pembuatan panduan ini
perawat kamar operasi atau tim anestesi. diharapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik baiknya pada
e. Antibiotik diberikan secara drip dalam 15-30 men it pelayanan obstetri ginekologi pada berbaga i jenjang
f. segera setelah antibiotik profilaksis diberikan, pelayanan.
mencatat pada lembar Rekam Medis jenis obat, POGI melalui tangan-tangan profesional sejawat
rute, dosis, waktu, nama jelas dokter (boleh semuanya diharapkan dapat memicu dan memacu
singkatan resmi) contoh : tgl, 23/10/13. jam 09.00. pemahaman penggunaan antibiotik profilaksis secara bijak,
AB-profilaksis/sefazolin 1000mg/i.v-drip. dr. ABC. dengan demikian ditingkat nasional konsumsi penggunaan
SpOG) antibiotik berangsur angsur akan semakin terkendali, dan
terjadinya mikroba resisten dapat ditekan serendah mungkin.

Sefalosforin generasi III-IV


16. DaftarP ustaka
Untuk keperluan profilaksis dibidang obstetri-ginekologi tidak digunakan
antibiotik profilaksis sefalosforin generasi III-IV (mis. Sefotaksim, Seftriakson, 1. Appraisal of Guideline for Research & Evaluation (AGREE)
Seftazidim) atau reserve antibiotic (mis. Meropenem, Vancomisin, Fosfomisin, Instrument September 2001
Amikas in, dll) sebab berpotensi membentuk bakteri resisten MDRO (Multi Drugs
2. ACOG Practice Bulletin Clinical Management Guidelines
Resistant Organism): ESBL, MRSA, VRE dan Pan Resisten .
for Obstetrician-Gynecologists number 104, May 2009
3. ACOG Practice Bulletin Clinical Management Guidelines
**
Pasien pasca operasi dengan kelas bersih atau bersih kontaminasi for Obstetrician-Gynecologists number 47, Oct 2003
tidak memerlukan antibiotik tambahan peroral 4. AHRQ- National Guideline Clearinghouse. (2009) NGC-
7227 -Antibiotic Prophylaxis for Gynecology Procedure.
5. ASHP Therapeutic Guideline on Antimicrobial Prophylaxis
in Surgery. 2000
6. Cartmill C, Lingard L, Regehr G, Sherry, Espin, Bohnen J,
15. Penutup
Baker Rand Rotstein L. (2009) Timing of surgical antibiotic
Antibiotik profilaksis diperlukan untuk mencegah
prophylaxis administration: Complexities of analysis BMC
terjadinya lnfeksi Daerah Operasi (IDO) maupun komplikasi Medical Research Methodology, 9:43
lainnya . Paradigma baru pemberian antibiotik profilaksis 7. Costantine MM, MD; Rahman M, MBBS, MPH, PhD;
sudah teruji secara multi senter sehingga panduan ini juga Ghulmiyah L, MD; Byers BD, DO; Longo M, MD, PhD; WenT,
berlaku secara universal di semua pelayanan medis terutama MD; Hankins GDV, MD; Saade GR, MD (2008) :Timing of
menyangkut prosedur pembedahan. Keamanan dan mutu perioperative antibiotics for cesarean delivery: a meta
analysis. American Journal of Obstetrics & Gynecology
layanan diharapkan tetap terpelihara dan tidak kalah
8. Drug in Pregnancy and Lactation. 6th edition. (2002)
pentingnya kontribusi dalam menekan munculnya mikroba
9. Drug Information for Health Care Professional. USPDI
resisten yang semakin tinggi di rumah sakit. (1992) . 12"dedition.

10 11
Panduan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan Obstetri-Ginekologi Panduan Antibiotik Profi/aksis pada Pembedahan Obstetri-Gineko/ogi

11. Drug Information for Health Care Professional. USPD(


17. Lampiran 1 (SIGN 2008; AHRC-NGC 2009; Eyk 2010;
(1992). 12"dedition. .
PUPA 2011; Eyk 2012)
10. Eyk N, SchalkwykJ, Halifax. (2010) Antibiotic Prophylaxis in
Obstetric ProceduresJOGC
11. Eyk N, SchalkwykJ, Halifax. (2012) Antibiotic Prophylaxis in
Daftar Operasi- Kelas I Kategori Operasi
Gynecology Procedures JOG C.
12. Gagliardi AR, Fenech D, Eskicioglu C, Nathens AB, and :. a
Mcleod R. (2009) Factors influencing antibiotic prophylaxis
for surgical site infection prevention in general surgery: a
review of the literature Can J Surg, Vol. 52, No.6
13. Guideline for Antimicrobial Therapy (2000) Christian
Medical College and Hospital Velore-632004. Tamilnadu.
India .
14. Hadi U (2009) Antibiotic usage and antimicrobial resistance
in Indonesia. Desertasi PhD
15. Hadi U. (2013) Pengendalian Muncul dan Berkembangnya
mikroba kebal antibiotik. AUP
16. Kumarasamy KK, Toleman MA, Walsh TR, Bagaria J et al.
(2010) Emergence of a new antibiotic resistance
mechanism in India, Pakistan, and the UK: a molecular,
biological, and epidemiological study the Lancet.com I
infection Vol10 September
17. Laporan AMRIN Study Fase I. 2001-2002
18. National Guideline (2013) "Antibiotic prophylaxis for
gynecologic procedures." Retrieved 7/11
19. Paterson DL. (2006) Resistance in gram-negative bacteria:
Enterobacteriaceae AJICVol. 34 No.5 Supplement 1
20. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Kemenkes. 2011
21. SIGN (2008) Surgical Prophylaxis - A National Clinical
Network
22. Slobogean GP, Brien P, and Brauer CA. (2010) Single-dose
versus Multiple-dose Antibiotic Prophylaxis for the Surgical
Treatment of Closed Fractures A cost-effectiveness
analysis Acta Orthopaedica 81
23. Tenover FC. (2006) Mechanisms of Antimicrobial
Resistance in Bacteria The American Journal of Medicine,
Voi119(6A)

12 13
Panduan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan Obstetri-Gineko/ogi Panduan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan Obstetri-Ginekologi

..

Prosedur I operasi B BK I AB
~ EVIDENCE 18. Lampiran 2.
I I LEVEL
j Sefazolin .1

+ + 1-A
+ - 1-A
+ - 11-D
+ - 1-A
Sefazolin termasuk golongan sefalosforin kolitis pseudomembran, terkait
+ + 1-A
+ + - 1-A generasi I, aktif melawan bakteri gram
positif aerob serta gram negatif.
dengan munculnya resistensi pada C.
diffici/e
+ - 1-E Tidak terbukti menyebabkan kelainan risiko kandidiasis oral atau vagina
+ - 111-B bawaan jan in. gangguan ginjal
kejang, dapat terjadi apabila diberikan
Histerektomi total Laparoskopi. + + 111-B
Histerektomi supra servikal + - Cara kerja: -
Merupakan jenis antibiotik bakterisidal,
dalam dosis tinggi pada penderita
Adneksektomi Laparoskopi + -I+ 1-E gagal ginjal
Adhesiolisis + -I+ 1-E bekerja dengan mengikat penicillin


+ - 1-E binding protein yang berada di membran
sitoplasma.
Dosis :
Rekanalisasi tuba
----------
+ + I=A Pada pasien dewasa digunakan dosis 1-2
Sefaloporin menghambat sintesis dinding gram disesuaikan dengan berat b'adan
B = Bersih, BK = Bersih/Kontaminasi AB=Antibiotik sel serta pembelahan dan perkembangan diberikan secara intravena drip selama 15-
AB- (+)= diberikan antibiotik; (-) = tidak diberikan antibiotik kuman. 30 menit

Distribusi: Cara Pengenceran


Sefalosforin segera terdistribusi ke Kemasan vial 1 gram, dapat dilarutkan
Persalinan normal tanpa atau dengan Kuretase pada abortus inkomplitus tidak Janngan lunak, cairan tubuh dan menggunakan water for injection, Normal
episiotomi , selama kaidah tindakan memerlukan antibiotik sebab sistem kekebalan mencapai konsentrasi t 112 dalam waktu salin maupun Dextrose 5%. Dosis >1gram
pencegahan infeksi dilakukan antibiotik tidak tubuh sudah terbentuk dalam lapisan endometrium 1,2-3,2 jam. Dapat melintasi plasenta dilarutkan ke dalam 100 mllarutan.
diperlukan .. Pemasangan dan pencabutan IUD tidak memerlukan masuk dalam janin.
Penyembuhan luka pada perineum akan terjadi antibiotik, sebab saat menstruasi kadar lisozim
cukup tinggi sehingga sudah terjadi proteksi Rekomendasi:
spontan sekitar 1-2 minggu . Precaution:
terhadap infeksi 1. SOGC Clinical Practice Guideline. 2010
Tindakan persalinan buatan (Ekstraksi Cunam, Preparat ini jangan digunakan apabila
MOW tidak memerlukan antibiotik karena termasuk 2. Obstet Gynecol. 2009 March; 113(3): 675-
Ekstraksi Vakum) pad a prinsipnya sama dengan
operasi bersih. Dan risiko operasi terhadap infeksi ada riwayat anafilaksis, spasme 682
persalinan normal.
sangat kecil. bronchus. 3. SIGN Surgical prophylaxis 2008
Saat nifas genitalia memproduksi lisozim yang
Operasi pada pasien infertilitas harus mendapat 4. Trissel A, Lawrence handbook on injectible
berfungsi sebagai peptida antibiotik. Dapat
antibiotik profilaksis, meskipun kategori operasi Kejadian sangat jarang:
mencegah tumbuhnya mikrobapathogen dan drugs edisi 15. ASHP . 2009.
bersih. Namun apabila terjadi infeksi akan hipersensitif
tetap memelihara lactobacillus sp . untuk
berdampak buruk, maka antibiotik profilaksis
mempertahankan suasana asam dalam vagina . gangguan faa I pembekuan darah
diberikan seperti pada prosedur la in.

14 15
Panduan Antibiatik Profilaksis pada Pembedahan Obstetri-Ginekalagi

,.
L

19. lampiran 3

KEY TO EVIDENCE STATEMENTS AND GRADES OF


RECOMMENDATIONS

Evidence level
Evidence obtained from at least one properly
I
designed randomized controlled trial
Evidence obtained from well-designed controlled
11-1
trials without randomization.
Evidence obtained from well-designed cohort or
11-2 case-control analytic studies, preferably from more
than one center or research group.
Evidence obtained from multiple time series with or
without the intervention. Dramatic results in
11 -3
uncontrolled experiments also could be regarded as
this type of evidence.
Opinions of respected authorities, based on clinical
Ill experience, descriptive studies, or reports of expert
committees
Recomendation Grade

Recommendations are based on good and


A
consistent scientific evidence.
Recommendations are based on limited or
B
inconsistent scientific evidence.
Recommendations are based primarily on
c consensus and expert opinion

National Guideline, C. "Antibiotic prophylaxis for gynecologic


procedures." Retrieved 7/11/2013,

16

Anda mungkin juga menyukai