PENYAKIT TURUNAN
Disusun Oleh :
Kelompok 4 Genap
Riza Silviana (PO.71.39.0.17.034)
Siti Aliyah Putri Daulay (PO.71.39.0.17.036)
Tiara Zaila Marta Ayu (PO.71.39.0.17.038)
Ulfa Azizah (PO.71.39.0.17.040)
Kelas :
Reguler III A
Dosen Pembimbing :
1. Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt., M.Kes.
2. Dra. Sarmalina Simamora, Apt., M.Kes.
3. Dr. Drs. Sonlimar Mangunsong, Apt., M.Kes.
4. Mona Rahmi Rulianti, S.Farm, Apt.,M.Kes
Telah diperiksa dan disetujui keseluruhan isinya sebagai tugas mata kuliah
Farmasi Simulasi Tahun Akademik 2019/2020 di Poltekkes Kemenkes
Palembang Jurusan Farmasi Pada Tanggal 11 Desember 2019
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan portofolio praktikum farmasi simulasi ini tepat
pada waktunya. Laporan praktikum farmasi simulasi ini digunakan sebagai
penuntun dalam melaksanakan praktikum farmasi simulasi di apotek simulasi
dan ruang uks Jurusan Farmasi Poltekkes kemenkes Palembang.
Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan praktikum farmasi
simulasi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak terutama
para dosen, maka dari itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih.
Penyusun menyadari akan keterbatasan, pengetahuan, dan pengalaman
yang dimiliki. Sehingga masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran
demi perbaikan, baik dari dosen atau pihak lainnya akan sangat kami terima.
Akhir kata, sekali lagi penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan portofolio praktikum farmasi simulasi ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
ii
HALAMAN PERSETUJUAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Praktikum1
C.Manfaat Praktikum 2
BAB II 3
TINJAUAN PUSTAKA3
A. Pengertian Penyakit Genetik 3
B. Masalah Kesehatan 4
BAB III 12
TELAAH RESEP 12
A. Resep 12
B. Perhitungan Bahan 13
C.Perhitungan Dosis 13
D.Cara Pengerjaan Resep 13
E. Aturan Pakai 14
F. Deskripsi Obat 14
G. Cara Penyimpanan Obat 26
H.Etiket 27
SKENARIO 28
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Daftar Pustaka 30
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa bagaimana
pelayanan di rumah sakit saat terdapat kasus penyakit turunan.
2. Untuk menjadikan mahasiswa trampil dalam komunikasi, memberikan
informasi dan komunikasi kepada pasien dan tenaga kesehatan lain di
rumah sakit saat terdapat kasus penyakit turunan
3. Untuk menambah wawasan tentang pelayanan di rumah sakit saat
terdapat kasus penyakit turunan.
4
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa tergambar bagaimana pelayanan di rumah sakit saat
terdapat kasus penyakit turunan.
2. Mahasiswa trampil dalam komunikasi, memberikan informasi dan
komunikasi kepada pasien dan tenaga kesehatan lain di rumah sakit
saat terdapat kasus penyakit turunan.
3. Mahasiswa berkembang wawasannya tentang pelayanan di rumah
sakit saat terdapat kasus penyakit turunan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. MASALAH KESEHATAN
Masalah kesehatan dan penyakit yang timbul akibat faktor genetik
lebih banyak disebabkan kurang paham terhadap penyakit genetik,
disamping sikap penolakan karena faktor kepercayaan. Agar masyarakat
dapat berprilaku genetik yang sehat diperlukan intervensi pendidikn
kesehatan disertai upaya pendekatan kepada pengambil keputusan
(tokoh agama, tokoh masyarakat dan penguasa wilayah).
Penyakit keturunan pada manusia atau terjadi karena adanya
penyakit kelainan genetik yang diturunkan orangtua kepada anaknya.
Penyakit turunan seperti ini tidak bisa bisa dihindari keberadaannya.
Dalam hal ini, faktor genetik dari orangtua ada yang hanya beraksi
sebagai pembawa sifat saja. Penyakit tersebut baru menampakkan diri
setelah dipicu lingkungan dan gaya hidup seseorang.
Dibawah ini ada beberapa macam-macam penyakit menurun pada
genetika sebagai berikut :
1. Penyakit Diabetes Melitus
6
Diabetes melitus adalah penyakit yang diakibatkan oleh
peningkatan kadar gula darah akibat kurangnya insulin dan disertai
oleh kelainan-kelainan metabolika yang dapat menimbulkan
komplikasi. Kekurangan insulin ini merupakan kekurangan insulin
absolut atau kekurangan insulin relatif. Pada umumnya penyakit
diabetes ini ditemukan di daerah perkotaan. banyak yang
menganggap bahwa penyakit diabetes ini adalah penyakit keturunan
padahal dari sejumlah penderita penyakit kencing manis ini sangat
sedikit yang tercatat karena disebabkan oleh faktor keturunan.
Faktor keturunan
Kegemukan / obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun
Tekanan darah tinggi
Angka Triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi
Level kolesterol yang tinggi
Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instan
Merokok dan Stress
Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
Kerusakan pada sel pankreas
Ciri-ciri kencing manis & gejala diabetes
7
Penyebab penyakit diabetes mellitus :
2. Penyakit Asma
8
Debu yang menempel diperabotan rumah tangga seperti karpet, sofa,
boneka, atau bagian lain didalam rumah yang menyimpan banyak
debu
Bulu binatang seperti kucing
Asap kendaraan bermotor dan asap rokok
Asap obat nyamuk
Debu dari kapur tulis
Infeksi dari saluran pernafasan
Perubahan cuaca / musim pancaroba
Parfum dan bau-bauan yang sangat menyengat
Cara mengatasi asma
9
terbakar dan mereka harus melindungi kulit mereka dengan
menggunakan sunblock.
10
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu
spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Buta warna merupakan
kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada
anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan
ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa
faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita
buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah
‘pembawa sifat’ hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang
membawa sifat buta warna.
Bawaan lahir.
Kurangnya jumlah sel pada retina yang biasanya merupakan
keadaan yang diwariskan orang tua ke anaknya, mengakibatkan
perbedaan daya tangkap warna dibanding orang lain.
Masalah medis semisal glaucoma, katarak hingga diabetes juga
dapat menimbulkan kondisi sulit mencerna ragam warna.
Dampak penuaan.
Tanda dan gejala penyakit buta warna
11
(yang paling sering terjadi), atau kesulitan membedakan warna biru
dan hijau (jarang ditemukan).
5. Glikogenosis.
12
ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap contoh jaringan
(biasanya otot atau hati), yang menunjukkan adanya enzim yang
hilang.
6. Leukimia
13
yang apabila jumlahnya semakin tinggi akan menyebabkan gangguan
fungsi normal pada sel tersebut.
Chemotherapy/intrathecal medications
Therapy Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan
Transplantasi bone marrow (sumsum tulang)
Pemberian obat-obatan tablet dan suntikransfusi sel darah merah
atau platelet.
14
marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala
dan tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan
monitor yang komprehensive.
7. Hipertensi
a. Gejala Hipertensi
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan
pada otak,mata,jantung dan ginjal
b. Pengobatan Hipertensi
15
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan
hipertensi, karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging,
aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga
dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan
untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan
garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan
garam lewat kulit).
a. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara
mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume
cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa
jantung menjadi lebih ringan.
b. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas
saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas).
c. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui
penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak
16
dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena
dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar
gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa
berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat
gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan)
sehingga pemberian obat harus hati-hati.
d. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah
dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang
termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin.
Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian
obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
e. Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat
pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah).
f. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung
dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas).
Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem
dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
g. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi
penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang
mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan
yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan).
Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala,
pusing, lemas dan mual. Dengan pengobatan dan kontrol
yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya
hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa
ditekan.
8. Thalasemia
17
Thalasemia adalah kelainan darah karena hemoglobin darah
mudah sekali pecah. Penyakit ini merupakan genetik yang diturunkan
jika kedua orangtuanya adalah pembawa sifat (carrier). Akibat
kelainan darah ini membuat anak terlihat pucat dan harus
mendapatkan transfusi darah secara teratur agar hemoglobinnya
tetap normal. Berdasarkan hukum Mendel jika ibunya sebagai carrier,
maka setiap anaknya berpeluang 25 persen sehat, 50 persen
sebagai carrier dan 25 persen terkena thalasemia.
18
teratur untuk menjaga agar kadar Hb di dalam tubuhnya ± 12 gr/dL
dan menjalani pemeriksaan ferritin serum untuk memantau kadar zat
besi di dalam tubuh. Penderita talesemia juga diharuskan
menghindari makanan yang diasinkan atau diasamkan dan produk
fermentasi yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi di dalam
tubuh. Dua cara yang dapat ditempuh untuk mengobati tasalemia
adalah transplantasi sumsum tulang belakang dan teknologi sel
punca (stem cell).
9. Alergi
Susu sapi
Telor
Kacang-kacangan
Seafood
Golongan makanan yang jarang menimbulkan alergi:
Ayam
Daging sapi
19
Sayur-sayuran
b. Pengobatan dan pencegahan alergi makanan
Eliminasi makanan alergen. Ganti dengan makanan yang senilai
untuk mencegah malnutrisi, dan umumnya alergi makanan akan
menghilang dalam jangka waktu tertentu.
ASI eksklusif. ASI merupakn produksi dari ibu, sehingga umumnya
tidak mengandung protein asing yang dapat memicu reaksi alergi.
Disamping itu, ASI memiliki kandungan IgA yaitu antibodi yang
berguna melapisi dan melindungi saluran cerna bayi sehingga protein
asing tidak mudah menembus ke aliran darah bayi. ASI juga
mengandung bermacam-macam antibodi lain yang mampu
melindungi bayi dari infeksi.
Makanan pengganti ASI /susu formula, formula susu sapi yang sudah
diproses: Hipoalergenik (untuk pencegahan), Non alergenik (untuk
yang sudah alergi susu sapi).
Menghindari asap rokok pada ibu hamil dan menyusui.
Penggunaan obat anthistamin H1 dan H2.
10. Anemia
20
Sel darah putih
Trombosit
a. Penyebab anemia adalah sebagai berikut:
1. Kekurangan zat besi
Penyebab anemia paling utama adalah kekurangan zat
besi dan umumnya lebih berisiko pada wanita ketimbang pria. Hal
ini disebabkan wanita harus mengalami menstruasi setiap
bulannya sehingga kekurangan darah. Selain itu, yang lebih
rentan kekurangan zat besi adalah wanita. Selain karena
menstruasi, pada orang dewasa, mereka bisa mengalami anemia
karena kehilangan darah kronis karena penyakit kanker
khususnya kanker pada usus besar.
2. Gangguan sumsum tulang
Tempat produksi sel darah adalah di sumsum tulang.
Namun sumsum tulang bisa mengalami gangguan sehingga
kerjanya untuk memproduksi sel darah menjadi tidak normal.
Gangguan sumsum tulang ini sendiri adalah karena adanya
mestatase sel kanker di daerah lain pada tubuh.
3. Dinding sel darah merah pecah
Jika anemia disebabkan karena dinding sel darah merah
pecah maka penyakit ini disebut sebagai anemia hemolitik.
Penyebabnya adalah reaksi antigen antibodi.
4. Faktor genetik
Faktor keturunan pun dapat mengakibatkan penyakit
anemia. Penderita mengalami kelainan genetik berupa umur sel
darah merah yang sangat pendek sehingga tubuh kekurangan sel
darah merah. Penyakit anemia yang disebabkan oleh faktor
genetik disebut sickle cell anemia. Sedangkan anemia faktor
kelainan genetik yang menimpa hemoglobin disebut sebagai
thalasemia.
5. Pendarahan
Pendarahan pada tubuh baik yang terjadi di dalam atau
luar tubuh dapat mengakibatkan anemia dalam waktu singkat. Hal
ini bisa terjadi karena maag kronis yang menyebabkan dinding
lambung mengalami luka.
b. Cara Pengobatan Anemia
21
Pengobatan anemia haruslah sesuai dengan penyebabnya
terjadi penyakit tersebut. Sebagai contoh, penyakit anemia yang
adalah karena pendarahan maka penanganan yang dilakukan adalah
dengan cara menghentikaan pendarahan. Kemudian, kalau belum
kunjung sembuh, penanganan dengan cara operasi perlu dilakukan.
Atau bisa juga dengan memberi suntikan vitamin B12 karena
umumnya anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi.
11. Hipotiroid
a. Gejala-Gejala Hipotiroid
22
keluhan-keluhan ini berhubungan dengan suatu perlambatan
metabolisme tubuh. Gejala-gejala umum didaftar dibawah:
Kelelahan
Depresi
Kenaikkan berat badan yang sedang
Ketidaktoleranan dingin
Ngantuk yang berlebihan
Rambut yang kering dan kasar
Sembelit
Kulit kering
Kejang-kejang otot
Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat
Konsentrasi menurun
Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar
Kaki-kaki yang bengkak
b. Pengobatan Hipotiroid
23
menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan
secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini
biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
- Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai
pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan
dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan
kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
- Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid
bisa diberikan secara intravena. Hipotiroidisme diobati dengan
menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan
memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai
adalah hormone tiroid buatan T4. Bentuk yanglain adalah tiroid
yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
- Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon
tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa
menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan
secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini
biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita. Pengobatan
selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti
hormone tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan
tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi,
radiasi, atau pembedahan.
BAB III
TELAAH RESEP
A. Resep
24
B. Perhitungan Bahan
Concor tab
Diambil = Concor 5 mg
25
C. Perhitungan Dosis
Concor 5 mg tab
1 kali = 5 mg
1 hari = 1 x 5 mg = 5 mg
D. Aturan Pakai
F. Deskripsi Obat
26
Obat keras: diharuskan menggunakan resep dokter.
Golongan obat
Deskripsi Obat
Concor tablet 5 mg obat untuk mengatasi nyeri dada (angina pectoris), darah
tinggi, dan gagal jantung kronis. Concor mengandung bisoprolol dan
termasuk golongan obat keras dan harus dikonsumsi dengan resep dokter.
Indikasi
Untuk pengobatan pada nyeri dada, darah tinggi, dan gagal jantung kronis.
Komposisi
Bisoprolol hemifumarate 5 mg
Dosis
Dewasa:
27
Gagal jantung kronis Awal: 1,25 mg sekali sehari. Dapat digandakan
setelah 1 minggu kemudian meningkat secara bertahap pada interval 1-4
minggu. Maksimal : 10 mg / hari.
Aturan Pakai
Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan, telan secara utuh tanpa
dikunyah atau dihancurkan.
Efek Samping
Pusing, kelelahan, infeksi virus, diare, sembelit, muntah, mual, dan sakit
kepala.
Kontraindikasi
Gagal jantung akut, bronkial berat asma, asidosis metabolik, dan sindrom
sinus.
Perhatian Khusus
Peringatan
28
Interaksi Obat
G. Etiket
Concor Tab 5mg
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
RS FARMASI SIMULASI PALEMBANG
Tanggal : 29 November 2019
No. Resep :
NRM : 1867
Tgl Lahir : 26 April 1969
Nama Pasien : Tn. Hadi
Concor tab 5 mg
Pagi /Siang/Sore/Malam
Sebelum Makan/Sedang Makan/Sesudah Makan
Tgl Pemberian: 11 Desember Pukul : 07.00
SKENARIO
29
TTK 1 : Ulfa Azizah
TTK 2 : Tiara Zaila
TTK 3 : Riza Silviana
TTK 4 : Siti Aliyah Putri Daulay
30
TTK 1 mengisi formulir dan meminta tanda tangan TTK 3 pada buku daftar
obat serta memberikan obat kepada TTK 3 untuk diantarkan ke ruangan
perawatan
*Diruangan perawatan
TTK 4 : selamat pagi, permisi suster disini saya mau mengantarkan
obat kepada pasien atas nama Tuan Hadi umur 50 tahun di Ruangan
Serasi
Perawat : baiklah silahkan
TTK 4 : selamat pagi permisi bu, saya dari instalasi farmasi ingin
mengantarkan obat untuk di minum pada hari ini,
sebelumnya bapak sudah sarapan?
Keluarga Pasien baiklah pak ini ada obat concor tablet, obat ini untuk
mengataasi nyeri dada, obat ini diminum sesudah makan, jadi diharapkan
diminum sekarang.
Keluarga Pasien : Iya mbak baiklah
Pasien meminum obat
Perawat : Jika ada efek samping yang terjadi, tolong segera lapor
kepada suster ya bu, terima kasih
Keluarga Pasien : Baik mbak terima kasih
31