Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN


(LATIN SQUARE DESIGN)

4.1 Teori dan Analisis Data Secara Manual

Rancangan bujursangkar latin (Latin Square


Randomized Design) merupakan salah satu model
rancangan lingkungan dalam rancangan percobaan.
Desain rancangan ini berbentuk bujur sangkar sehingga
disebut juga rancangan bujur sangkar latin.
Rancangan ini digunakan apabila unit percobaan tidak
homogen, dimana ketidak homogen tersebut diduga
mengarah pada dua arah sehingga pengelompokan
perlakuannya berdasarkan dua kriteria yaitu
pengelompokan ke arah baris dan ke arah kolom/lajur.
Rancangan ini merupakan pengembangan dari
rancangan acak lengkap rancangan acak kelompok. Istilah
baris dan kolom/lajur dipakai untuk menyatakan bahwa
kontrol lokal ditentukan oleh dua kondisi berbeda yang
dapat mempengaruhi hasil percobaan, sehingga
pengacakan perlu dilakukan secara kuadrat.
Berbeda dengan Rancangan Acak Kelompok yang
hanya mengelompokan berdasarkan satu kriteria, dalam
Rancangan Bujur Sangkar Latin setiap perlakuan hanya
satu dalam setiap baris dan kolom, tidak boleh ada
perlakuan yang sama pada baris dan kolom yang sama.
Setiap baris, begitu pula setiap kolom, merupakan
satu kelompok yang lengkap, sehingga dalam rancangan

36
bujursangkar latin dapat dipisahkan galat keragaman yang
disebabkan oleh perbedaan dalam baris maupun kolom.
Kelemahan utama RBSL selain tidak boleh ada
interaksi antara perlakuan dengan baris dan kolom; dan
akan menyebabkan adanya sumber keragaman data di luar
perlakuan yang merupakan dua hal yang tidak diteliti
(misalnya dua arah silang metode kerja, dua arah silang
kondisi kesuburan lahan, dsb), juga adalah banyaknya
baris, kolom, dan perlakuan harus sama, sehingga apabila
jumlah perlakuan besar, maka rancangan ini menjadi tidak
praktis karena memerlukan jumlah ulangan (satuan
percobaan) yang besar serta menyebabkan biaya mungkin
terlalu besar. Disisi lain, apabila banyaknya perlakuan
sedikit, maka ulangannya juga menjadi sangat kurang
sehingga derajat bebas yang berhubungan dengan galat
percobaan menjadi terlalu kecil sebagai penduga yang
layak. Oleh sebab itu RBSL digunakan hanya untuk
percobaan dengan banyaknya perlakuan yang tidak kurang
dari lima dan tidak lebih dari delapan. Karena keterbatasan
tersebut, Rancangan Bujur Sangkar Latin tidak digunakan
secara luas dalam percobaan.
Rancangan Bujur Sangkar Latin, dapat juga
digunakan pada percobaan yang mnggunakan bahan
percobaan yang mahal, misalnya kerbau atau sapi. Untuk
percobaan yang meneliti empat perlakuan jenis pakan
kerbau, dengan menggunakan Rancangan Kelompok,
sekurang-kurangnya harus menggunakan dua belas ekor
kerbau, sedangkan bila menggunakan Rancangan Bujur
Sangkar Latin, hanya menggunakan empat ekor kerbau
yang dicobakan pada empat tahapan penelitian.

37
Rancangan bujursangkar latin ini digunakan apabila
unit percobaan tidak homogen, dimana ketidak homogen
tersebut diduga mengarah pada dua arah sehingga
pengelompokan perlakuannya berdasarkan dua kriteria
yaitu pengelompokan baris dan kolom

Model linier yang tepat untuk rancangan


bujursangkar latin adalah:
Yij(t) = + Bi + Kj + P(t) + ij(t)
dimana:
i = 1, 2, ...n; j = 1, 2, ...n; dan t = 1, 2, ...n
Yij(t) = nilai pengamatan pada baris ke-i,
kolom ke-j yang mendapat
perlakuan ke-t.
= nilai rata-rata umum
Bi = pengaruh baris ke-i
Kj = pengaruh kolom ke-j
P(t) = pengaruh perlakuan ke-t
eij(t) = pengaruh galat pada baris ke-i, kolom
ke-j yang memperoleh perlakuan
ke-t
Pelaksanaan percobaan dengan menggunakan
rancangan bujursangkar latin dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Pengacakan, yaitu penempatan perlakuan pada unit
percobaan secara obyektif harus dilakukan secara acak
dengan cara:
1. Tentukan jumlah perlakukan
38
2. Tentukan lokasi percobaan
3. Buat rancangan denah percobaan berdasarkan
jumlah perlakuan. Jumlah perlakuan = jumlah
baris = jumlah kolom/lajur.
Sebagai contoh, dilakukan percobaan
dengan menggunakan rancangan bujursangkar
latin 5 x 5 yang perlakuannya yaitu A, B, C, D,
dan E. Tempatkan secara acak ke 5 perlakuan
tersebut, kemudian lakukan pengacakan pada
baris dan kemudian lakukan pengacakan pula
pada kolom. Hasil pengacakan disajikan pada
gambar berikut.

4. BerdasarBerdasarkan denah percobaan tersebut,


dilaksanakan percobaan di lapang atau di
laboratorium atau di rumah kaca.

39
Sebagai contoh analisis, diambil data dari sebuah
percobaan untuk meneliti pengaruh lima macam pupuk
terhadap hasil kentang yang dilakukan dengan
menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (5x5).

Tabel 4.1. Bobot Kentang Per Buah (G) Pada Berbagai


Jenis Pupuk

40
Cara analisis data dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2. Cara Analisis Data

Hasil analisis data dimasukkan ke dalam Tabel 4.3,


yang merupakan tabel sidik ragam

41
Tabel 4.4. Sidik Ragam Hasil Analisis

1. Berdasarkan tabel sidik ragam, lakukan uji hipotesis


dengan membandingkan F. Hitung dengan F. Tabel.
Kaidah keputusan yang harus diambil adalah sebagai
berikut:
a Jika F. Hitung > F. Tabel pada taraf 1% ( = 0,01),
perbedaan diantara nilai tengah baris atau kolom
atau perlakuan (atau pengaruh baris atau kolom
atau perlakuan) dikatakan berbeda sangat nyata
(pada hasil F. Hitung ditandai dengan dua tanda **).
b. Jika F. Hitung > F. Tabel pada taraf 5% ( = 0,05)
tetapi lebih kecil daripada F. Tabel pada taraf 1%,
perbedaan diantara nilai tengah baris atau kolom
atau perlakuan dikatakan berbeda nyata (pada
hasil F. Hitung ditandai dengan satu tanda *).
c. Jika F. Hitung F. Tabel pada taraf 5% ( = 0,05),
perbedaan diantara nilai tengah baris atau kolom
atau perlakuan dikatakan tidak nyata (pada hasil F.
Hitung ditandai dengan tn)
2. Bila H1 diterima, lakukan uji lanjutan
42
3. Buat kesimpulan
Analisis data juga dapat dilakukan dengan
menggunakan program Excel atau Program SPSS atau
IRRISTAT dan lain-lain. Analisis data dengan menggunakan
Program SPPS, akan dijelaskan pada subbab IV.

4.2 Analisis Data Dengan Menggunakan Program SPSS

Data yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 data Yang Akan Dianalisis

1. Buka program SPSS, sehingga akan muncul


tampilan :
43
2. Klik Cancel, sehingga akan muncul tampilan :

3. Klik Variable View, sehingga akan muncul


tampilan

44
4. Klik ujung kanan kotak Value pada variabel
BARIS, sehingga muncul tampilan

5. Tulis 1, 2, 3, 4, 5 pada kotak Value dan BARIS


1, 2 3, 4 dan BARIS 5 pada kotak Label. Klik

45
Add secara berurutan, sehingga terlihat
tampilan :

6. Klik ujung kanan kotak Value pada variabel


KOLOM, sehingga muncul tampilan

46
7. Tulis 1, 2, 3, 4, 5 pada kotak Value dan KOLOM 1,
2 3, 4 dan KOLOM 5 pada kotak Label. Klik Add
secara berurutan, sehingga terlihat tampilan :

8. Klik ujung kanan kotak Value pada variabel


PERLAKUAN, sehingga muncul tampilan

47
9. Tulis 1, 2, 3, 4, 5 pada kotak Value dan PERL PO,
P1, P2, P3, dan PERL.P4 pada kotak Label. Klik
Add secara berurutan, sehingga terlihat tampilan :

10. Klik OK, sehingga muncul tampilan

48
11. Input data, sehingga terlihat tampilan :

12. Klik View, lalu klik View Label sehingga terlihat


tampilan :

49
13. Klik Analyze, sehingga muncul tampilan

14. Klik General Linear Model, sehingga muncul


tampilan

50
15. Klik Univariate, sehingga muncul tampilan

16. Masukkan BARIS, KOLOM, PERLAKUAN ke kotak


Fixed Factor(s) dan HASIL pada kotak Dependent
Variable, , sehingga muncul tampilan

51
17. Klik custom, sehingga muncul tampilan

18. Klik Univariate, sehingga muncul tampilan

52
19. Masukkan dengan mengklik tanda panah, BARIS,
KOLOM dan PERLAKUAN ke kotak Model, ,
sehingga muncul tampilan

20. Klik continue, sehingga muncul tampilan

53
21. Klik OK, sehingga muncul Output yang
merupakan hasil analisis

Hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut :


karena nilai Sig untuk PERLAKUAN < 0.05, maka H 1
diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan
antara perlakuan yang dicobakan.

54

Anda mungkin juga menyukai