KERJA
“Crossover Study”
Kelompok 6
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah EpidemiologiLingkungandanKesehatanKerja yang telah
diberikanolehdosenpembimbing. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata
kuliah yang telah membimbing dan membantu kamidalam memahami semua hal
yang terkait denganEpidemiologiLingkungandanKesehatanKerja.
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................1
BAB I.............................................................................................................................3
1.3 Manfaat.............................................................................................................3
BAB II............................................................................................................................4
BAB III........................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................14
3.2 SARAN...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
a. Mahasiswa mengetahui rancangan silang/crossover design
b. Mahasiswa mengetahui keunggulan dan kelemahan rancangan
silang/crossover design
c. Mahasiswa mengetahui contoh dari rancangan silang/crossover design
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Skema Studi Cross Over
Keterangan :
B: Kelompok pengobatan B
5
Waktu induksi antara paparan dan hasil harus pendek.
Penyakit harus memiliki onset mendadak . Kasus cross over tidak tepat
jika tanggal yang tepat/ waktu onset tidak tersedia atau jika onset
mendadak tidak ada (beberapa penyakit kronis).
Beberapa periode waktu acuan dapat digunakan untuk
mendokumentasikan paparan rata-rata antara kasus. Dalam hal itu,
rata-rata waktu yang terkena dihitung dan dibandingkan dengan
paparan sesaat sebelum onset penyakit. Efisiensi kasus menyeberang
metode meningkat dengan jumlah periode referensi disertakan.
6
Dalam study kasus-crossover, individu berfungsi sebagai kontrol
mereka sendiri, dengan unit analisis dimana waktu sebelum kejadian akut
adalah waktu kasus dibandingkan dengan beberapa waktu lain, dirujuk
sebagai waktu kontrol seperti desain dalam kelompok sebuah study
eksperimental. Desain kasus silang mengasumsikan bahwi tidak ada waktu
pengganggu terkait faktor akumulasi efek juga dianggap tidak hadir.
Desain kasus crossover sederhana mirip dengan desain kasus kontrol.
Maclure dan Mittleman (2000) memberikan gambaran ilustrasi terjasinya
tabrakan pada siang hari adalah hasil paparan bahaya seperti genangan air,
telepon seluler atau air tumpah (bayangan elips).
Kontrol
Tinggi 60 40
Rendah 20 80
7
ada hubungan positif antara tingkat patikel dan terjadinya peristiwa
jantung. Regresi ogistik dapat digunakan untuk mendapatkan dan
disesuaikan menambah rasio dalam studi kasus crossover.
8
itu, mengidentifikasi orang, waktu risiko mungkin menantang dan hanya
sebagian dari individu orang, waktu dapat mempertimbangkan untuk
penelitian; 2. Informasi pemaparan mungkin tidak tersedia prospektif
karena membuat cedera relatif jarang, sehingga calon pengumpulan data
tidak efisien dibanyak rangkaian; 3. Mengidentifikasi periode kontrol
mungkin menjadi tantangan yang mirip ke waktu ketika cedera terjadi
untuk eksposur yang berkorelasi.
9
Dibutuhkan waktu pemantauan yang lebih lama dan diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan ulang untuk membuktikan bahwa setelah
periode istirahat kondisi pasien sudah kembali ke keadaan semula seperti
sebelum intervensi.
Yang lebih sulit lagi ialah bila pasien kemudian dinyatakan drop out dari
penelitian sebelum seluruh intervensi diberikan.
Tidak bisa digunakan untuk pengujian yang:
Perlakuannya yang berupa tindakan operatif.
Hasil yang diperoleh berupa kematian (misal trial tentang obat anti-
kanker)
Kesembuhannya sempurna atau permanent (missal antibiotika)
10
Penelitian ini merupakan uji eksperimental in vivo dengan desain
penelitian paralel silang (cross over).
2. Hewan coba dan besar sampel
Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Sprague-
Dawley dengan berat badan 180-200g. Besar sampel ditentukan
berdasarkan perhitungan statistic rumus kelompok berpasangan.Dari hasil
perhitungan ini diperoleh nilai n = 28. Penelitian ini menggunakan 30 ekor
tikus.
3. Bahan dan alat
Bahan : minuman stimulan, akuades, reagen kering asam laktat (lactate
pro stripe). Alat : Sonde, kaca objek, stop watch, bak renang, pelampung
dari Styrofoam, Lactate Pro Test Meter.
4. Cara kerja
11
5. Uji renang
7. Analisis data
Data dianalisis secara statistic menggunakan uji-t berpasangan (paired
ttest)
8. Hasil Penelitian
Pemberian stimulan pada tikus dapat meningkatkan kemampuan pada
tikus
Isu penting dengan desain cross-over
1. Masalah efek order, di mana urutan perawatan dikelola dapat
mempengaruhi hasilnya. Sebuah contoh mungkin obat dengan
banyak efek samping yang diberikan pertama kali membuat pasien
yang memakai kedua, obat yang lebih berbahaya, lebih sensitif
terhadap efek buruk.
2. Masalah carry-over antara perawatan. Dalam prakteknya carry-over
dapat ditangani dengan menggunakan periode wash-out antara
12
perlakuan, atau dengan melakukan pengamatan yang cukup
kemudian setelah dimulainya masa pengobatan yang efek carry-
over diminimalkan.
Berikut adalah contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain
studi case crossover:
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Harlan, Johan dan Rita Sutjiati Johan. 2018. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta
: Penerbit Gunadarma.
15