Anda di halaman 1dari 2

Nama : Bq.

Wini Setia Arimbi

NIM : L1A014011

Bantuan Luar Negeri dan Pembangunan Negara Berkembang

Setiap negara tentunya membutuhkan negara lain untuk memenuhi segala kebutuhan
masyarakat negaranya. Kondisi saling membutuhkan ini disebabkan negara negara tersebut tidak
dapat memenuhi sendiri kebutuhan masyarakatnya. Bagi negara berkembang seperti Indonesia,
memungkinkan terjadinya hubungan luar negeri baik secara bilateral maupun multilateral.
Perdagangan internasional sangat berpengaruh terhadap perekonomian suatu bangsa, pemenuhan
kebutuhan masyarakatnya dan juga dapat menambah devisa negara. Sumber devisa utama bagi
negara negara dunia ketiga adalah bantuan resmi pembangunan yang bersifat bilateral maupun
multilateral serta bantuan tidak resmi yang disediakan oleh LSM. Kedua aktivitas bantuan
tersebut secara umum lebih dikenal dengan istilah bantuan (dana) luar negeri (foreign aid).

Menurut Robert Gilpin, bantuan luar negeri adalah sejumlah dana yang diberikan oleh
negara yang relatif maju atau layak kepada negara yang secara ekonomi lebih miskin. Bantuan
luar negeri merupakan salah satu fenomena umum politik internasional yang terjadi sejak Perang
Dunia II. Dalam cakupannya bantuan luar negeri diberikan berdasarkan atas dua tujuan, yaitu
untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang dan pengurangan angka kemiskinan di negara
negara berkembang dan untuk mencapai kepentingan politik serta strategis negara donor. Ada
kepentingan lain dari negara pendonor yaitu mendapatkan manfaat ekonomi dan politik pada
saat ekonomi negara penerima sedang berkembang karena akan memiliki hubungan perdagangan
maupun investasi yang menguntungkan dan pengaruh politik atas negara penerima bantuan.

Pada suatu pertemuan mata kuliah, salah satu akademisi universitas Mataram
menerangkan bahwa, bantuan luar negeri terhadap suatu Negara berkembang pada hakikatnya
mampu/ berpotensi menghambat pembangunan dalam suatu Negara tersebut. Seperti yang
tersebut diatas dan diungkapkan oleh oleh Alan Rix, bahwasanya ada beberapa motif yang
melatar belakangi suatu negara itu memberikan bantuan luar negeri 1. Motif kemanusiaan Suatu
negara memberikan bantuan ke negara lain dengan tujuan untuk mengurangi kemiskinan, karena
negara penerima mengalami bencana dan sebagainya. 2. Motif politik Suatu negara memberikan
bantuan ke negara lain karena ada alasan politik tertentu. Namun disisi lain, Bantuan luar negeri
juga dapat dianggap mempermudah dan mempercepat proses pembangunan, karena bantuan luar
negeri dapat secara seketika meningkatkan persediaan tabungan domestik sebagai hasil dari
meningkatnya laju pertumbuhan yang ingin dicapai. Tapi dalam kenyataannya, banyak bantuan
luar negeri tersebut yang tidak diinvestasikan, produktifitas dari investasi tersebut sering kali
sangat rendah.

Pada prinsipnya, semua transfer sumber daya yang dilakukan oleh pemerintah dari suatu
negara ke negara lain dapat dikatakan sebagai bantuan luar negeri. Namun, pada kenyataannya
terdapat juga permasalahan. Salah satunya yaitu banyak transfer sumber daya yang berlangsung
dalam bentuk bentuk yang terselubung. Arus arus modal swasta asing sering dinyatakan
sebagai transaksi transaksi komersial biasa, yang semata-mata bertolak dari hitungan
pertimbangan untung rugi khas dunia bisnis, oleh karena itu modal seperti ini tidak bisa
dikategorikan sebagai bantuan bagi negara negara berkembang yang menerimanya.

Dalam cakupannya bantuan luar negeri diberikan berdasarkan atas dua tujuan, yaitu
untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang dan pengurangan angka kemiskinan di negara
negara berkembang dan untuk mencapai kepentingan politik serta strategis negara donor. Ada
kepentingan lain dari negara pendonor yaitu mendapatkan manfaat ekonomi dan politik pada
saat ekonomi negara penerima sedang berkembang karena akan memiliki hubungan perdagangan
maupun investasi yang menguntungkan dan pengaruh politik atas negara penerima bantuan.

Kesimpulan sederhana yang dapat diambil dari bantuan luar negeri dan implementasinya
pada realita yang ada, bahwa bantuan luar negeri pada hakikat dan konsepnya memiliki tujuan
yang baik, baik itu dilihat dari segi politik, kemanusiaan maupun ekonomi. Namun dalam
pengimplementasiannya oleh beberapa actor serta kepentingan-kepentingan yang terselip
didalamnya sehingga memicu rasa pesimistis terhadap Negara berkembang untuk menjadi
Negara maju. Sebab, tanpa bantuan luar negeri suatu Negara berkembang akan sangalkesulitan
untuk membangun negaranya tanpa bantuan luar negeri. Sedangkan bantuan luar negeri pada
realitanya terlihat seperti alat perpanjangan tangan dari kepentingan Negara maju terhadap
Negara berkembang yang mampu menghambat pembangunan dan perkembangan suatu Negara
berkembang.

Anda mungkin juga menyukai