Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh pulpitis ireversibel
yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat mengganggu suplai darah ke pulpa.
Jaringan pulpa tertutup oleh email dan dentin yang kaku sehingga tidak memiliki sirkulasi
darah kolateral. Bila terjadi peningkatan jaringan dalam ruang pulpa menyebabkan kolapsnya
pembuluh darah sehingga akhirnya terjadi nekrosis likuifaksi. Jika eksudat yang dihasilkan
selama pulpitis ireversibel di drainase melalui kavitas karies atau daerah pulpa yang terbuka,
proses nekrosis akan tertunda dan jaringan pulpa di daerah sekitar akar tetap vital dalam
jangka waktu yang lebih lama. Jika terjadi hal sebaliknya, mengakibatkanproses nekrosis
pulpa cepat dan total.
Pulpa adalah jaringan ikat lunak yang menempati pertengahan gigi. Bentuk pulpa
menyerupai bentuk anatomi luar gigi. Pulpa dibentuk oleh kamar pulpa di bagian mahkota
gigi dan saluran akar yang memanjang sepanjang gigi. Bentuk dan jumlah saluran akar dapat
bervariasi. Pada bagian apeks masing-masing akar terdapat foramen apikal yang dilalui
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Tonjolan pulpa yang disebut tanduk pulpa atau
korona terletak di bagian bawah masing-masing tonjol (cups) gigi.
Struktur Seluler
Konsistensi pulpa seperti gelatin, terdiri atas komponen sel dan substansi interseluler.
Odontoblas dapat ditemukan di bagian perifer pulpa. Pada waktu gigi erupsi, terdapat suatu
area bebas sel yang disebut lapisan basal Weil, yang terletak di bawah lapisan sel
Odontoblas. Jauh di bawah area tersebut dapat ditemukan suatu area pada sel yang
mengandung pleksus kapiler dan saraf. Di dalam pulpa, terdapat banyak sel fibroblas yang
berfungsi membentuk serat kolagen. Histiosit atau makrofag adalah sel pertahanan utama
yang ditemukan di dalam pulpa. Ketika pulpa mengalami inflamasi, sel histiosit berubah
menjadi makrofag bebas. Leukosit polimorfonuklear juga ditemukan sebagai respon terhadap
inflamasi.
Substansi Interseluler
Terdiri atas serat-serat dan substansi dasar yang amorf, pembuluh darah, dan saraf. Serat-
serat kolagen ditemukan tersebar di setiap bagian pulpa dan mendukung jaringan pulpa.
Substansi dasar yang amorf merupakan substansi gelatinosa yang memberi bentuk pada
pulpa. Pulpa di suplai oleh banyak pembuluh darah arteriol masuk ke dalam pulpa melalui
foramen apikalis dan berjalan ke arah mahkota, yang kemudian bercabang-cabang dan
beranastomosis (berjalinan) dengan arteriol lainnya. Arterio-arteriol tersebut berakhir pada
suatu pleksus kapiler yang padat ke bawah Odontoblas dan darah kemudian mengalir ke
venula yang keluar dari pulpa juga melalui foramen apikalis.
Saraf yang bermielin dan tak bermielin masuk melalui foramen apikalis dan biasanya
mengikuti jalannya pembuluh darah. Ketika pembuluh darah naik dan mengarah ke mahkota,
pembuluh tersebut bercabang menuju perifer pulpa dan membagi diri, membentuk suatu
jaringan serat-serat saraf yang disebut Pleksus Raschow persis di bawah lapisan basal sel
Weil. Beberapa serat melintasi lapisan Weil, masuk melalui Odontoblas dan lapisan
predentin, dan memasuki tubulus derntin.
Saluran Akar
Saluran akar terdiri dari saluran akar utama dan saluran akar tambahan (accessory canal)
saluran akar utama adalah sepanjang akar gigi yang berisi jaringan pulpa, saraf pembuluh
darah. Saluran akar utama ini berhubungan langsung dengan kamar pulpa dan normalnya
diameter yang terbesar terletak pada orifis 1/3 garis servikal dan berakhir pada foramen
apikal yang berjarak 3 mm dari ujung akar dan merupakan pusat apeks akar.
Benuk Saluran akar mencerminkan outline permukaan mahkota dan akar. Dengan kata
lain, bentuk saluran akar ditentukan oleh bentuk akar (dalam potongan melintang). Walaupun
bentuk akar pada penampang sangat bervariasi, Richard E. Walton dan Frank J. Vertucci
menyatakan bahwa secara umum terdapat 7 konfigurasi yaitu :
bulat
oval
Bentuk saluran akar pada penampang melintang sangat dipengaruhi oleh benuk dan ukuran
akar, derajat kelengkungan akar serta usia dan kondisi gigi.
Seringkali pada satu akar terdapat dua saluran akar. Diantara dua saluran akar ini sering
terdapat isthmus. Isthmus adalah suatu celah penghubung antara dua saluran akar yang
biasanya juga berisi saluran pulpa. Pada jarak 3 mm pada apek, isthmus tampak
menggabungkan dua saluran akar dalam satu akar. Isthmus merupakan bagian dari sistem
saluran akar sehingga isthmus juga harus dipreparasi, diirigasi dan diisi dengan bahan pengisi
saluran akar.
1. Pulpitis (inflamasi)
A. Reversibel
B. Ireversibel
Akut
Kronis
o Pulpitis hiperplastik
o Resorbsi internal
2. Degenerasi pulpa
Pulpitis Reversibel
Pulpitis reversibel merupakan inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebabnya
dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa akan kembali normal. Stimulus ringan
seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, email yang menyebabkan tubulus
dentin terbuka adalah faktor yang dapat mengakibatkan pulpitis reversibel
Pulpitis reversibel biasanya asimptomatik. Aplikasi cairan dingin dan panas, dapat
menyebabkan nyeri sementara yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera
hilang.
Gejala histopatologis ditemukan adanya hiperemi (inflmasi sedang), terdapat dentin
reparative, pembuluh darah melebar, ekstravasasi cairan udema, dan adanya sel inflamasi.
Gambaran radiografis normal.
Pulpitis Ireversibel
Pulpitis ireversibel merupakan perkembangan dari pulpitis reversibel. Kerusakan pulpa
yang parah akibat eksplorasi dentin yang luas selama prosedur operatif, terganggunya aliran
darah pada pulpa akibat trauma, dan pergerakan gigi dalam perawatan ortodonti dapat
menyebabkan pulpitis ireversibel. Pulpitis ireversibel merupakan inflamasi parah yang tidak
akan dapat berupa putih walaupun penyebabnya dihilangkan. Nyeri pulpitis ireversibel dapat
berupa nyeri tajam, tumpul, lokal, atau difus dan berlangsung hanya beberapa menit atau
berham-jam. Aplikasi stimulus eksternal seperti termal dapat mengakibatkan nyeri
berkepanjangan. Jika inflamasi hanya terbatas pada jaringan pulpa dan tidak menjalar ke
periapikal, respon gigi terhadap tes palpasi dan perkusi berada dalam batas normal.
Secara klinis, pulpitis ireversibel dapat bersifat simptomatik dan asimptomatik. Pulpitis
ireversibel simtomatik merupakan salah satu jenis pulpitis ireversibel yang ditandai dengan
rasa nyeri spontan. Spontan berarti bahwa stimulus tidak jelas. Nyeri spontan terus menerus
dapat dipengaruhi dari perubahan posisi tubuh. Pulpitis ireversibel simptomatik yang tidak
diobati dapat bertahan atau mereda jika terdapat sirkulasi untuk eksudat inflamasi. Sedangkan
pulpitis ireversibel asimptomatik meruapakan tipe lain dari pulpitis ireversibel dimana
eksudat inflamasi dengan cepat dapat dihilangkan. Pulpitis ireversibel asimptomatik yang
berkembang biasanya desebabkan oleh paparan karies yang besar atau trauma sebelumnya
yang mengakibatkan rasa sakit dalam durasi yang lama.
Pada pemeriksaan histopatologis ditemukan adanya inflamasi kronis dan akut pada pulpa,
leukosit polimoronuklear, eksudat dan limfosit. Radiografi mungkin menunjukkan penebalan
ligament periodontal, kadang-kadang menipisnya lamina dura.
Nekrosis
Nekrosis pulpa dapat berupa nekrosis sebagian (nekrosis parsial) dan nekrosis total.
Nekrosis parsial menunjukkan gejala seperti pulpitis ireversibel dengan nyeri spontan
sedangkan nekrosis total tidak menunjukkan gejala dan tidak ada respon terhadap tes termal
dan tes elektrik.
Terminologi Diagnostik
Tes Dingin
Saat ini, ada beberapa tes dingin yang dapat dipakai pada gigi. Ice stick biasanya diapaki
dalam bedah mulut yaitu dengan air dengin yang dimasukkan kedalam jarum anestesi lokal
yang steril, yang tidak terkontaminasi atau telah cukup didesinfeksi.
Etil klorida dapat disemprotkan pada kapas tampon yang akan menyebabkan pembentukan
partikel kristal es yang kemudian di aplikasikan pada gigi. Stimulus ini, yang diaplikasikan
pada pulpa vital, biasanya menimbulkan nyeri tajam yang singkat. Respon yang tajam dan
sebentar ini akan timbul apapun status pulpanya, baik normal, pulpitis reversibel, atau
pulpitis ireversibel. Tetapi jiak responnya cukup intens dan berkepanjangan, pulpa biasanya
telah menjadi pulpitis ireversibel. Negatif palsu sering sebaliknya, jika pulpa telah nekrosis,
pulpa tidak merespon apa-apa. Suatu respon timbul jika dingin diaplikasikan pada gigi yang
saluran akarnya telah mengalami penyempitan, sementara respon positif terjadi jika air dingin
mengenai gigi sebelahnya yang masih vital.
Tabel 2.1 Terminologi Diagnosis Pulpa
Diagnosis Keluran Riwaya Temuan Tes
Pulpa Utama t Gigi Radiografi Elektrik Termal Perkusi Palpasi
Sumber : Goodell GG, Tordik PA, Moss HD. Pulpal and periradicular diagnosis. Nav Dent
School J; 2005: 27(9): 15-8.
penyakit pulpa merupakan infeksi polimikrobial yaitu infeksi yang disebabkan oleh berbagai
jenis bakteri. Penelitian yang dilakukan oleh E. Ercan (2006) menyatakan bahwa beberapa
bakteri yang terdapat pada infeksi saluran akar gigi adalah bakteri Fusobacterium spp dan
bakteri Prevotella spp . Daniel Saito et al (2006) menyatakan bahwa salah satu bakteri pada
infeksi endodonsi adalah bakteri Peptostreptococcus. Berikut ini beberapa jenis bakteri yang
menjadi iritan mikroba pada gigi nekrosis berdasarkan penelitian-penelitian tersebut : 10,11
1. Peptostreptococcus spp.
anaerob atau mikroaerofilik dan menghasilkan berbagai hemolisin. Streptococcus ini adalah
flora normal mulut, saluran napas atas, usus, dan traktus genitalia. Organisme ini bersama
dengan spesies bakteri lain sering menimbulkan infeksi bakteri campuran di abdomen, pevis,
2. Porphyromonas spp.
Porphyromonas spp. merupakan bakteri basil gram negatif. Bakteri jenis ini
merupakan bagian dari flora normal mulut dan terdapat juga pada organ tubuh yang lain.
Bacteroides. Spesies Porphyromonas dapat dibiakkan dari infeksi gusi dan periapikal gigi.12
3. Prevotella spp.
Spesies Prevotella merupakan bakteri basil gram negatif dan dapat nampak seperti
coccobasillus. Spesies yang paling sering diisolasi adalah P. melannognica, P.bivia, dan
P.disiens. Prevotella sering dikaitkan dengan organisme anaerob lainnya yang merupakan
bagian dari flora normal terutama Peptostreptococcus, bakteri basil anaerob gram positif,
spesies Fusobacterium, bakteri anaerob fakultatif gram positif dan gram negatif yang
4. Fusobacterium spp.
spesies menghasilkan asam butirat dan merubah treonin menjadi asam propionat. Kelompok
Fusobacterium meliputi beberapa spesies yang paling sering diisolasi dari infeksi bakteri
campuran yang disebabkan oleh flora normal mukosa. Namun, spesies Fusobacterium juga
5. Actinomyces spp.
Pada pewarnaan gram, bakteri ini sangat bervariasi ukurannya. Beberapa spesies dapat
bersifat aerotoleran dan tumbuh dengan adanya udara. Spesies Actinomyces sensitif terhadap
6. Enterococcus spp.
Kelompok Enterococcus merupakan bakteri kokus gram positif. Bakteri ini bersifat
nonhemolitik, katalase negatif, dan merupakan salah satu penyebab infeksi nosokomial yang
paling sering dan resisten terhadap antibiotik tertentu. Enterococcus lebih resisten terhadap
vankomisin. 12