Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman yang serba maju ini dunia dipenuhi oleh teknologi -
teknologi canggih yang setiap harinya mengalami perubahan ke arah yang
lebih maju. Sehingga tidak jarang mahasiswa teknik dituntut untuk berpikir
ke arah depan guna menghadapi persaingan dunia luar. Alat - alat yang
digunakan juga banyak menggunakan sistem pneumatik terutama di dunia
industri dan perusahaan - perusahaan yang besar yang ada di daerah kita.
Oleh karena itu materi kuliah pengendalian proses ini merupakan mata kuliah
sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu mengenai peralatan apa saja yang
menggunakan aplikasi pneumatik.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pengertian pengendalian pneumatik?
b. Apa prinsip kerja instrumentasi pneumatik?
c. Apa yang di maksud pengendali pneumatik proposioanl tipe position
balance?
d. Apa kelebihan dan kekurangan pengendali pneumatik proposioanl tipe
position balance?
e. Bagaimana aplikasi dari pengendali pneumatik proposional tipe position
balance?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian pengendalian pneumatik.
b. Mengetahui prinsip kerja instrumentasi pneumatik.
c. Mengetahui pengendali pneumatik proposioanl tipe position balance.
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pengendali pneumatik
proposional tipe position balance.
e. Mengetahui aplikasi dari pengendali pneumatik proposional tipe position
balance.

BAB II
ISI

1
2.1 Pengendalian Pneumatik

Pengendali pneumatic adalah semua sistem yang menggunakan tenaga


yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
suatu kerja. Udara yang di mampatkan adalah udara yang diambil dari udara
lingkungan yang kemudian ditiupkan secara paksa ke dalam tempat yang
ukurannya relatif kecil.
Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri
(dunia perusahaan dan khususnya dalam teknik mesin) merupakan ilmu
pengetahuan dari semua proses mekanis dimana udara memindahkan suatu
gaya atau suatu gerakan. Dalam pengertian yang lebih sempit pneumatik
dapat diartikan sebagai teknik udara mampat (compressed air technology).
Sedangkan dalam pengertian teknik pneumatik meliputi : alat - alat
penggerakan, pengukuran, pengaturan, pengendalian, penghubungan dan
perentangan yang meminjam gaya dan penggeraknya dari udara mampat.
Dalam penggunaan sistem pneumatik semuanya menggunakan udara sebagai
fluida kerja dalam arti udara mampat sebagai pendukung, pengangkut, dan
pemberi tenaga.
Adapun ciri-ciri dari para perangkat sistem pneumatik yang tidak
dipunyai oleh sistem alat yang lain, adalah sebagai berikut :
1. Sistem pengempaan, yaitu udara disedot atau diisap dari atmosphere
kemudian dimampatkan (dikompresi) sampai batas tekanan kerja tertentu
(sesuai dengan yang di inginkan). Dimana selama terjadinya kompresi ini
suhu udara menjadi naik.
2. Pendinginan dan penyimpanan, yaitu udara hasil kempaan yang naik
suhunya harus di dinginkan dan di simpan dalam keadaan bertekanan
sampai ke obyek yang diperlukan.
3. Ekspansi (pengembangan), yaitu udara diperbolehkan untuk berekspansi
dan melakukan kerja ketika diperlukan.
4. Pembuangan, yaitu udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke
atmosphere (dibuang).

2.2 Prinsip Kerja Instrumentasi Pneumatik

2
Konsep kerja instrumentasi pneumatic, baik transmitter maupun
controller, pada dasarnya terbagi menjadi 2 bagian yaitu position balance dan
force balance. Kedua tipe tersebut mempunyai komponen dasar yang sama,
yaitu pasangan nozzle dan flapper serta engsel seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Kerja flapper dan nozzle

Nozzle berbentuk seperti corong kecil dengan mulut yang


berdiameter antara 0,02 0,04 inchi. Flapper atau baffle, mempunyai
pivot (engsel) sehingga dapat bergerak bebas menjauhi atau mendekati
mulut nozzle. Jarak antara nozzle dengan flapper sangat kecil, kira-kira
hanya 0,0003 inchi. Sepanjang kerjanya, jarak tersebut tidak pernah lebih
besar dari 0.001 inchi.
Sumber pneumatic (air supply), biasanya 20 psi, masuk melalui
sebuah restriction (C) yang berdiameter - kali diameter nozzle.
Sebagian tekanan pneumatic itu sengaja dibocorkan melalui celah antara
flapper dan nozzle. Oleh karena itu, tekanan output menjadi lebih
tergantung pada posisi flapper dan nozzle daripada besarnya tekanan
sumber pneumatic. Dalam prakteknya , tekanan sumber pneumatic dijaga
konstan 20 psi, sehingga tekanan output hanya tergantung pada jarak
flapper dan nozzle saja.

Pada waktu flapper berada pada posisi saling dekat dengan nozzle,
tekanan didalam nozzle akan maksimum (mendekati 20 psi). pada waktu
flapper berada pada posisi paling jauh dengan nozzle, tekanan didalam
nozzle akan minimum (sekitar 1 psi).

2.3 Pengendali Pneumatik Proposioanl Tipe Position Balance


Gambar 2. menunjukkan skema umum sebuah pengendali pneumatic
tipe position balance dengan mode P. flapper beserta engselnya dipasang

3
diujung sebuah bellows dimana ujung bellows yang lain dibuat tidak dapat
bergerak. Di gambar itu, ujung tidak dapat bergerak , pada gambar seolah-
olah menempel pada dinding. Titik engsel O bergerak ke kiri ke kanan sesuai
dengan tekanan yang ada didalam bellows.

Gambar 2. Pengendali pneumatik proporsional tipe position balance.

Kalau flapper mendekat pada nozzle karena titik O bergerak ke


kanan. Tekanan didalam bellows naik. Akibatnya, engsel di titik O bergerak
ke kiri dan menyebabkan flapper menjauhi nozzle dari sisi titik O. sebaliknya
kalau flapper menjauhi nozzle karena titik O bergerak ke kiri,tekanan di
dalam bellows turun. Akibatnya,engsel di titik O secara keseluruhan bergerak
ke kanan dan menyebabkan flapper mendekati flapper dari sisi titik O.
Dari keterangan diatas , jelaslah bahwa bellows D selalu berusaha
melawan pergerakan di titik O. kalau titik O bergerak ke kiri, titik O akan
bergerak ke kanan. Kalau titik O bergerak ke kanan, titik O akan bergerak ke
kiri. Itulah sebabnya bellows D disebut negative feedback bellows.
Pengendali pneumatic tipe position balance memanfaatkan
perubahan posisi-posisi tersebut untuk mendapatkan aksi pengendalian
proporsional. Pergerakan titik O dimanfaatkan sebagai pendeteksi adanya
error dengan menyambung titik O dengan sebuah tangkai (lever) ke
mekanisme set point dan measurement. Measurement element (elemen
pengukuran) di skema 2 berupa bourdon tube yang berfungsi untuk
menterjemahkan sinyal 3-15 psi dari measurement menjadi gerak angular
(gerak membentuk sudut) sedangkan gerak angular set point ditentukan oleh
sudut yang dibuat karena pergerakan set knob.

4
Perbedaan kedua sudut tersebut menyebabkan titik O tertarik ke kiri
atau ke kanan. Kalau set point lebih besar dari measurement (error negative),
titik O akan bergeser ke kanan.
Error, dengan perantaraan conneting linkage (lever), akan
menggerakkan flapper untuk lebih menjauhi atau mendekati nozzle dengan
langkah sebesar e. andaikan error menyebabkan flapper bergerak ke arah
nozzle , p akan naik. Sebagai akibat dari kenaikan tekanan ini, bellows
mengembang sebanyak S kali p. dimana S adalah koefisien muai bellows
menjauhi nozzle dengan titik O sebagai engselnya.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pengendalian Pneumatik Proporsiaonal Tipe


Position Balance
Kelebihan dari alat penumatik yang sangat menonjol adalah karena
udara dapat mengembang dengan begitu kuat dan cepat di ruangan yang
sempit dalam waktu yang relatif singkat. Berdasarkan itu maka peralatan
pneumatik banyak digunakan di indistri-industri dan pabrik-pabrik. Juga
karena beberapa bukti yang nyata bahwa dalam berbagai masalah untuk
otomatisasi tidak ada media lain yang dapat dipakai secara lebih mudah dan
ekonomis.
Selain dari kelebihan di atas, alat pneumatik juga mempunyai
kelebihan-kelebihan lainnya sehingga alat pneumatik seringkali diutamakan
dibandingkan alat-alat yang lain.
Kelebihan-kelebihan itu antara lain bisa dilihat dari: (Thomas
Krist, 1993 : 6-8) (Krist,T, 1993):
1. Fluida kerja yang mudah diperoleh dan mudah ditransfer
Udara dimana saja tersedia dalam jumlah yang tak terhingga.
Saluran-saluran balik tidak diperlukan, karena udara bekas (udara
yang telah memuai dan telah menyerahkan energinya) dapat dibuang
bebas.
2. Dapat disimpan dengan baik.
Sumber udara mampat (kompresor) hanya memproduksi udara
mampat kalua udara itu memang digunakan, jadi kompresor tidak
selalu bekerja.

5
Pengangkutan dan penyimpanan dari tangki-tangki penampungan juga
dimungkinkan.
3. Bersih dan kering.
Udara mampat adalah bersih, jadi kalau ada kebocoran pada saluran
pipa benda-benda kerja ataupun bahan-bahan tidak akan menjadi
kotor.
Udara mampat adalah kering, jadi kalau ada kerusakan pipa-pipa tidak
akan ada pengotoran - pengotoran, bintik (stain) minyak dan
sebagainya.
4. Tidak peka terhadap suhu.
Udara bersih dapat digunakan sepenuhnya pada suhu-suhu tinggi dan
pada nilai-nilai yang rendah.
Udara mampat juga dapat digunakan di tempat-tempat yang sangat
panas.
Peralatan - peralatan atau saluran-saluran pipa dapat digunakan secara
aman dalam lingkungan yang panas sekali.
5. Aman terhadap ledakan dan kebakaran.
Keamanan kerja serta produksi besar dari udara mampat tidak
mengandung bahaya kebakaran maupun ledakan.
Alat-alat pneumatik dapat digunakan tanpa dibutuhkan pengamanan
yang mahal dan luas.
6. Kesederhanaan (mudah dipelihara)
Karena kontruksinya sangat sederhana, peralatan-peralatan udara
mampat hampir tidak peka gangguan.
Konstruksinya yang sederhana menyebabkan waktu motase
(pemasangan) menjadi singkat, kerusakan-kerusakan seringkali dapat
diperbaiki sendiri.
Komponen-komponennya dengan mudah dipasang dan setelah dibuka
dapat digunakan kembali untuk penggunaan-penggunaan lainnya.
7. Konstruksi kokoh.
Pada umumnya komponen pneumatik kostruksinya kokoh sehingga
tahan terhadap gangguan dan perlakuan-perlakuan kasar. Namun
demikian, udara bertekanan dan peralatan pneumatik masih tetap juga
mempunyai kelemahan-kelemahan.

Kekurangan dari sistem pneumatik antara lain:


(Thomas Krist, 1993 : 9-10)

6
1. Gangguan suara (bising).
Udara yang ditiup keluar menyebabkan kebisingan (desisan) terutama
dalam ruang-ruang kerja yang sangat mengganggu.
2. Mudah menguap (volatile).
Udara mampat mudah menguap (volatile). Terutama dalam jaringan
udara-udara mampat yang besar dan luas dapat terjadi kebocoran-
kebocoran yang banyak dan menyebabkan udara mampat mengalir
keluar.
3. Bahaya pembekuan.
Pada waktu pemuaian (expansion) mendadak dan penurunan suhu
yang berkaitan dengan pemuaian mendadak ini, dapat terjadi
pembentukan es.
4. Gaya tekan terbatas.
Udara mampat hanya dapat membangkitkan gaya yang terbatas.
Untuk gaya-gaya yang besar pada suatu tekanan bisa dalam jaringan,
dan dibutuhkan diameter torak yang besar.
5. Biaya energi tinggi.
Biaya produksi udara mampat tinggi, oleh karena itu untuk produksi
dan distribusi dibutuhkan peralatan - peralatan khusus.

2.5 Aplikasi Pengendali Pneumatik Proposioanl Tipe Position Balance


Skematik kontroler pneumatik jenis keseimbangan ditunjukkan pada
gambar 3. Kontroler ini digunakan secara luas di Industri dan disebut dengan
kontroler cerobong. Prinsip dasar dari operasi kontoler ini tidak berbeda
dengan kontroler jenis gaya jarak. Keuntungan dari jenis ini adalah tidak
terdapat beberapa hubungan mekanis dan katup sehingga memperkecil efek
gesekan. Prinsip kerjanya adalah pada kontroler ini tekanan masukan acuan
Pr dan tekanan keluaran Po digunakan untuk diafragma. Kontroler sebanding
beroperasi hanya pada sinyal tekanan. Oleh krena itu diperlukan konversi
masukan acuan dan keluaran sistem untuk menggabungkan sinyal sinyal
tekanan. Seperti halnya kontroler gaya-jarak, kontroler ini juga mengunakan
pengelepak, nosel dan lubang. Dari pemasokan udara, udara dialirkan
sehingga menyebabkan tekanan pada dasar ruang. Udara dalam ruangan
tersebut keluar melalui nosel. Penambahan tekanan masukan acuan Pr dan
tekanan keluaran Po tetap menyebabkan katup bergerak ke bawah

7
mengurangi lebar nosel dan pengelepakan pengembus, dan juga tekanan
kontrol Pe bertambah.

Gambar 3. Diagram skematik jenis keseimbangan gaya kontroler pneumatik


proporsional.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengendali pneumatic adalah semua sistem yang menggunakan tenaga
yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
suatu kerja. Udara yang di mampatkan adalah udara yang diambil dari udara
lingkungan yang kemudian ditiupkan secara paksa ke dalam tempat yang
ukurannya relatif kecil.
Kelebihan dari alat penumatik yang sangat menonjol adalah karena
udara dapat mengembang dengan begitu kuat dan cepat di ruangan yang
sempit dalam waktu yang relatif singkat.
Kelemahan utama dari penggerak pneumatic adalah
ketidakmampuannya untuk menghasilkan gaya yang cukup besar seperti
halnya pada sistim hidrolik. Sistim Pneumatik memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan sistim hidrolik, antara lain yaitu :
1. Sistim pneumatic umumnya lebih murah dari sistim hidrolik yang
ekivalen.

8
2. Tidak boleh ada kebocoran dalam sistim hidrolik, tetapi pada sistim
pneumatic masih ditoleransi.
3. Karena menggunakan sistim pemampatan udara, katup pelepas tekanan
dapat pula digunakan untuk menurunkan tekanan pada saat terjad gaya
yang lain. Prinsip ini dapat diterapkan oleh penggenggam pada robot
untuk melindungi kerusakan yang mungkin terjadi.
4. Penggerak pneumatic memiliki respon yang lebih cepat dari penggerak
hidrolik.

DAFTAR PUSTAKA

Afif. 2016. Pengendalian Pneumatik.


https://www.scribd.com/document/332392512/ISI-Pengendalian-
Pneumatik. Diakses pada 10 April 2017.

Surya, Fidianto. 2014. Makalah Pengendalian Pneumatik.


https://www.academia.edu/7439507/MAKALAH_PENGENDALIAN_PN
EUMATIK?auto=download. Di unduh pada 10 April 2017.

Anonim. 2016. http://yonasandrean.blogs.uny.ac.id/2016/10/01/dasar-dasar-


pneumatik/. Diakses pada 10 April 2017.

Supeno, Bambang. 2013. Aplikasi Sistem Kontrol Pneumatik pada Robotika


(Bagian 1). https://library.unej.ac.id/client/search/asset/855. Di unduh pada
10 April 2017.

9
10

Anda mungkin juga menyukai