Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

PNEUMATIK & HIDROLIK

Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah


Pneumatik dan hidrolik

Disusun Oleh :

SAMIAJI TRSNA WIJAYA

2101161041

JURUSAN TEKNIK MESIN D3 – FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak 1920 penggunaan hidrolik dan pneumatik telah banyak


digunakanantara lain pada rem mobil (hydraulic brakes), transmisi otomatik
(automatic transmission), sistem pengemudian dengan bantuan hidrolik (power
steering), pengaturan tempat duduk (power seats), energi untuk pembuka/penutup
kaca (power windows), dan pembuka/penutup atap mobil (automatic convertible
tops).

Penggunaan aliran fluida sebenarnya masih dapat dikembangkan untuk


berbagai keperluan proses produksi dalam industri, misalnya untuk melakukan
gerakan mekanik yang selama ini dilakukan oleh tenaga manusia, seperti
menggeser, mendorong, mengangkat, menekan, dan lain sebagainya. Gerakan
mekanik tersebut dapat dilakukan juga oleh komponen hidrolik dan pneumatik.
Pemakaian hidrolik dan pneumatik dibidang industri telah mengalami kemajuan
yang pesat, terutama pada proses perakitan (manufacturing), elektronika, obat-
obatan, makanan, kimia dan lainnya.

Sekarang penggunaan energi fluida ini sangat luas dan umum kita jumpai
pada alat/kendaraan berat seperti pada forklift, hydraulic crawler cranes, bulldozer,
motor grader, shovel, crushers, loader, excavator/backhoe, dump truck, compactor,
dan lain-lain dalam pekerjaan properti atau industri.

Belajar hidrolik dan pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir semua


industri sekarang memanfaatkan sistem hidrolik dan pneumatik. Oleh karena itu,
kita sebagai orang-orang yang berkecimpung dalam dunia teknik, khususnya teknik
mesin sepatutnya dapat memahami, menguasai, dan mengaplikasikan ilmu hidrolik
dan pneumatik. Dengan diadakannya praktikum hidrolik & pneumatic ini, maka
diharapkan bahwa kita dapat lebih memahami aplikasi dari ilmu hidrolik dan
pneumatik ini.

1.2 Tujuan

adapun tujuan dari diadakannya praktek pneumatik hidrolik ini yaitu:

 mahasiswa dapat mengetahui peralatan apa saja yang digunakan pada


praktek kerja pneumatic & hidrolik ini.
 Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari masing masing komponen
pneumatik & hidrolik
 Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dari rangkaian pneumatik

1.3 Batasan masalah

Untuk mencapai tujuan praktikum dan memperjelas lingkup permasalahan


yang akan di bahas maka perlu ditentukan batasan batasan masalahnya. Adapun
batasan batasan masalah dalam laporan praktikum pneumatic & hidrolik ini yaitu:

 Rangkaian dan komponen yang di gunakan dalam praktikum ini


adalah sesuai dengan job sheet yang telah di berikan pada
fotocopyan maupun papan tulis
 Alat dan bahan yang di gunakan sesuai dengan job sheet yang telah
diberikan

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika yang dipakai dalam penulisan laporan praktikum ini adalah:
 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentan latar belakang, tujuan, batasan masalah dan
sistematika penulisan.
 BAB II TEORI PENUNJANG
Pada bab ini terdapat teori-teori penunjang mengenai system pneumatic
dan hidrolik beserta komponen-komponen yang telah banyak di
gunakan dalam system pneumatick dan hidrolik
 BAB III DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan rangkaian-rangkaian yang berada di papan tulis
beserta dengan project rangkaian yang telah dibuat.
 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari praktek
pneumatic & hidrolik yang telah dilakukan
BAB II
TEORI PENUNJANG

2.1 Pengertian Pneumatik

Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua
sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang
dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem Pneumatik.
Dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan sebagai sistem
automasi.

Prinsip kerja pneumatik adalah memanfaatkan udara bertekanan dari


kompresor yang kemudian didistribusikan ke sistem yang ada sehingga kapasitas
sistem terpenuhi. Masuk dan keluarnya udara didalam silinder diatur dari valve.
Dengan menyusun valve – valve ini kita dapat melakukan control terhadap sistem
pneumatik, sehingga dapat berfungsi sebagaimana yang kita kehendaki.

Pada dasarnya tekanan udara di atmosfer ini tidak tetap (tidak konstan) karena
akan sangat tergantung terhadap lokasi geografi dan cuaca. Dan tekanan akan
dikatakan vakum jika tekanan di dalamnya lebih kecil dibandingkan dengan
teaknan udara di atmosfer.

Udara merupakan salah satu zat yang mudah didapatkan, terutama pada
permukaan bumi ini. Terdapat beberapa kandungan gas yang ada dalam udara,
antara lain sebagi berikut :

a. Nitrogen (N) ; yang memiliki volume prosentase sebesar 78 %.


b. Oksigen (O2) ; yang memiliki volume prosentase sebesar 21 %.
c. Gas – gas lanilla yaitu ; Co2, Ar, H, Ne, He, dan Xe.
Oleh karena sifat mudah didapatkan yang dimilikinya, maka perkembangan
teknologi saat ini lebih mengarah pada aplikasi fungsi udara dalam membantu
pekerjaan manusia. Beberapa diantaranya adalah digunakan sebagai penggerak
komponen – komponen teknik seperti, piston, dongkrak, dan lain sebagaianya.
2.2 Komponen-Komponen Pneumatik
Sistem pneumatik dapat digunakan apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:

1. Dimanfaatkan untuk benda dengan berat yang relatif ringan


2. Digunakan pada sistem kontrol
3. Digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan biaya relatif murah
Empat hal yang utama dalam sistem pneumatik adalah:

1. Energy Supply
2. Sensor
3. Processor
4. Actuator
Katup penentu arah dapat berfungsi sebagai pengontrol sensor, processor,
atau actuator, apabila katup penentu arah digunakan untuk mengontrol gerakan
sebuah silinder, maka katup ini berfungsi sebagai pengontrol grup actuator.
Apabila digunakan mengolah sinyal, maka katup ini berfungsi sebagai processor.
Begitu pula apabila dipakai untuk membaca sebuah gerakan, maka akan berfungsi
sebagai sensor.
Komponen-komponen dasar dalam system pneumatik adalah:

2.2.1. Energy supply Source

Adapun Yang termasuk kedalam Energy supply Source, antara lain:

 Compressor
Compressor adalah mesin yang digunakan untuk mengompresikan
udara dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Hal ini terjadi karena adanya
perubahan volume gas. Compressor udara yang biasa digunakan adalah;

1. Positive displacement unit


2. Reciprocating piston
3. Rotary screw
4. Rotary valve
 Tangki udara (Air Receiver)
Yaitu peralatan yang berfungsi untuk menyimpan udara dari
kompresor dan memberikan udara bertekanan konstan untuk system
pneumatic. Ukuran dari air receiver tergantung dari banyaknya
konsumsi udara untuk aplikasi (digunakan pada sistem).

 Air filter
Peralatan ini berfungsi untuk menghilangkan kontaminasi udara
sebelum didistribusikan ke system pneumatic (aktup dan actuator).
Penyebab utama kerusakan komponen pneumatic adalah debu dan uap
air.
 Air pressure regulator
Peralatan ini berfungsi untuk menjaga tekanan agar tetap dalam
kondisi stabil atau konstan. Dan dapat juga untuk mengatur suplai
tekanan udara.

 Air lubricators
Peralatan ini berfungsi untuk menjamin pelumasan pada bagian
yang bergerak dari komponen pneumatic.

2.2.2 Input Element

Katup adalah sistem pneumatik yang dapat berfungsi sebagai Directional


Control Valve (DCV) yang digunakan untuk mengarahkan aliran fluida (udara)
serta merubah, menghasilkan, maupun membatalkan sinyal untuk tujuan sensing,
processing, dan controlling. Macam-macam DCV antara lain:

1. 3/2 way valve with push-button, normally closed


Katup 3/2 way dengan push button normally closed yang terbuat dari
polymer. katup ini teraktuasi bila push-button ditekan dan akan kembali pada
posisi normal jika tekanan dilepas. Hal ini terjadi karena adanya spring return.
2. 3/2 way valve with push-button, normally open
Katup 3/2 way dengan push button, normally open terbuat dari plastik..
katup ini teraktuasi dengan menekan push-button. Saat melepas push-button
maka katup akan kembali pada posisi wemula dengan media spring return.

3. 3/2 way roller lever valve , normally closed


Katup 3/2 way lever valve terbuat dari polymer dengan pencekaman atau
penahanan dengan sistem putar (rotary detent system). katup ini akan teraktuasi
karena tekanan dari roller lever tergerak oleh silinder. Katup ini akan kembali
pada posisi normal karena adanya spring return setelah roller lepas dari silinder.

4. 3/2 way roller lever valve with idle return, normally closed
Katup 3/2 way roller valve with idle return dan push-in elbow ini terbuat
dari plastik. Pencekamannya menggunakan rotary putar. Katup ini teraktuasi
ketika tripoller tertekan oleh silinder, dan akan kembali pada posisi semula
karena adanya spring return.
5. 5/2 way single pilot valve
Single pilot valve digerakan dengan memberikan isyarat berupa
udara yang disalurkan melalui saluran 14 sehingga symbol aliran valve
akan bergeser ke kiri. Saat proses ini spring akan tertekan sehingga
aliran udara dapat mengalir dari saluran 1 menuju ke saluran 4,
sedangkan udara yang mengalir melewati saluran 2 akan keluar melalui
saluran 3.
Jika akan kembali ke posisi semula maka udara yang mengalir di
saluran 14 akan berhenti sehingga spring dapat bergerak kembali ke
posisi semula. Dari proses ini membuat symbol aliran valve kembali ke
posisi awal (bergeser ke kiri), sehingga udara yang mengalir melalui
saluran 1 akan disalurkan melalui sauran 2, dan aliran pembuangannya
akan disalurkan dari saluran 4 menuju saluran 5.

1. 5/2 way double pilot valve


Double pilot valve digerakan dengan memberikan isyarat berupa
udara yang disalurkan melalui saluran 14 dan udara yang mengalir pada
saluran 12 dimatikan sehingga symbol aliran valve akan bergeser ke kiri.
Dan prosen ini membuat aliran udara dapat mengalir dari saluran 1
menuju ke saluran 4, sedangkan udara yang mengalir melewati saluran
2 akan keluar melalui saluran 3.
Jika akan kembali ke posisi semula maka udara yang mengalir di
saluran 14 akan berhenti dan udara akan mengalir melewati saluran 12.
Dari proses ini membuat symbol aliran valve kembali ke posisi awal
(bergeser ke kiri), sehingga udara yang mengalir melalui saluran 1 akan
disalurkan melalui sauran 2, dan aliran pembuangannya akan disalurkan
dari saluran 4 menuju saluran 5.

2.2.3 Processing Element


1. Shuttle Valve

shuttle valve berfungsi sebagai tempat aplikasi sinyal input 1 atau 1/3 (Or-
Function). Jika kedua input diberi tekanan secara bersamaan, maka tekanan yang
dapat menjangkau output adalah tekanan yang lebih tinggi.

2. Time Delay Valve, Normally Closed

Katup ini akan teraktuasi bila mendapat sinyal dari port 1.2 setelah
waktunya diatur sesuai dengan keinginan. Katup ini akan kembali ke posisi
normal karena adanya spring. Pengaturan waktunya menggunakan screw.

3. Quick Exhaust Valve


Berfungsi untuk menghindari pressure drops pada port 1 saat tekanan udara
dari port 2 keluar ke atmosfer melalui built-in silincer.

4. One-Way Flow Control Valve

Katup ini merupakan kombinasi antara flow control valve dan no-return
valve. Non-return valve menghalangi aliran udara dalam satu arah, dimana
udara mengalir melalui flow control valve.

5. Pressure sequence valve

Ber fungsi untuk membalikkan tekanan yang telah dicapai pada port 1.2 dan
menswitch pada posisi awal setelah sinyal dihilangkan.

6. Service unit with on or off valve


Merupakan filter pemisah dengan air sangat membersihkan kotoran udara.
Pengatur tekanan mengatur udara bertekanan yag tersedia ke tekanan operasi
yang diset dan mengganti fluktuasi tekanan. Anak panah menunjukkan
besarnya tekanan yang ditetapkan. Katup On-Off menyelesaikan seluruh
kendali 3/2 yang digerakkan oleh selang biru.

2.2.4 Final control element

 5/2 way valve

Katup ini digerakkan menggunakan port 1.4. ketika sinyalnya


dihilangkan, maka katup akan kembali ke posisi normal dengan
pemantulan kembali.

 5/2 way double pilot valve


Katup ini menggunakan sinyal pneumatik secara bergantian ke port
1.4 dan 1.2. sinyal akan tinggal pada posisi switch terakhir sampai
penghitung sinyal diterima.
Katup ini menggunakan sinyal pneumatik secara bergantian ke port
1.4 dan 1.2. sinyal akan tinggal pada posisi switch terakhir sampai
penghitung sinyal diterima.

 Actuating device output


Tenaga dan udara bertekanan atau tenaga pneumatik diubah menjadi
gerakan garis lurus dan gesekan putar oleh silinder pneumatik dan
motor pneumatik. Besarnya tekanan tergantung pada luas penampang
silinder dan gerak yang timbul antara dinding dalam silinder kulit luar
toraknya.

 Single acting cylinder

Prinsip kerjanya adalah udara bertekanan mengalir masuk ke dalam


silinder ssehingga mendorong piston bergerak maju ke depan.
Sementara pegas pada sisi yang lain tertekan. Piston akan kembali pada
posisi semula jika tekanan dihilangkan dengan bantuan spring return.

 Double acting sylinder

Silender bergerak ganda digunakan apabila diperlukan untuk


melakukan kerja bukan hanya pada gerakan maju tapi juga pada
gerakan mundur. Pada prinsipnya panjang langkah silinder tidak
terbatas. Walaupun demikian tekanan dibengkokkan dari perpanjangan
batang torak harus diperhitungkan. Silinder double acting juga untuk
menahan adanya kebocoran. Diperlukan cincin dan torak atau
diafragma. Jadi gerak mundur piston disebabkan oleh udara bertekanan
yang mengalir masuk melalui ujung yang berlawanan dengan sisi yang
pertama saat piston bergerak maju.
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 SOAL DI PAPAN TULIS


NO 1 A+B+ | (A-,B-)
I II

Alat-alat yang digunakan:


 Silender kerja ganda
 Katup 4/2 jalan
 Katup 3/2 push button normaly close
 Katup 3/2 rol normaly open
 Katup 3/2 rol normaly close
 kompresor
Metode Cascade A+,B+ | (A-,B-)

Diagram langkah peralihan


1
A
0

1
B
0
Diagram langkah perpindahan

A1 A0

A+ B+ A- B-

B0 B1

Start

Cara kerja rangakaian


Angin dari kompresor menuju katup 4/2 pembalik dari lubang satu ke
lubang 2 lalu mengalir ke line satu menuju katup 3/2 push button yang jika di tekan
maka angin mengalir ke 3/2 A0 dan mengalir lagi ke 3/2 B0 lalu mendorong katup
4/2 pembalik, kemudian angin dari kompresor mengalir ke line 2 mendorong katup
4/2 silinder 1 dan angin mendorong silinder 1 majumenekan A1 yang kemudian
angin dari line 2 mendorong katup 4/2 silinder 2, lalu angin mendorong piston pada
silinder 2 maju dan menekan B1 lalu angin mendorong katup pembalik sehingga
angin bergerak ke line 1 lagi mendorong katup 4/2 silinder 1 dan piston pada
silinder 1 mundur dan angin yang lainnya bergerak ke katup 4/2 silinder 2 dan
membuat piston mundur.
Elektropneumatik
NO 2 A+ B+ | B- A-
I II

Alat yang digunakan:


 Silinder kerja ganda
 Katup 4/2 jalan
 Katup 3/2 push button normaly close
 Katup 3/2 rol normaly close
 Katup 3/2 normaly open
 kompresor
Metode cascade A+ B+ | B- A-

Alat-alat yang digunakan:


 Silinder kerja ganda
 Katup 4/2 jalan
 Katup 3/2 push button normaly close
 Katup 3/2 rol normaly open
 Katup 3/2 normaly close
 kompresor
Diagram langkah peralihan
1
A
0

1
B
0
Diagram langkah perpindahan

A1 B0

A+ B+ B- A-

A0 B1

Start

Cara Kerja Rangkaian


Angin dari kompresor masuk ke katup 4/2 pembalik ke line 1 lalu angin bergerak
ke katup 3/2 push button yang bila di tekan angin akan mengalir ke katup 3/2 A0
yang sudah teraktuasi lalu mendorong 4/2 katup pembalik lalu angin mengalir ke
line 2 mendorong katup 4/2 silinder 1 dan membuat piston pada silinder 1 maju dan
menekan A1 lalu angin dari line 2 mengalir ke A1 mendorong katup 4/2 silinder 2
dan mendorong piston pada silinder 2 maju menekan B1 dan angin berubah ke line
1 mendorong 4/2 silinder 2 dan membuat piston bergerak mundur ke B0 lalu
menyebabkan B0 teraktuasi mengalirkan angin ke 4/2 pada silinder 1 dan membuat
piston pada silinder 1 mundur ke A0
Elektropneumatik
NO 3 A+ B+ | A- B-
I II
Metode Cascade

Diagram langkah peralihan


1
A
0

1
B
0
Diagram langkah perpindahan

A1 A0

A+ B+ A- B-

B0 B1

Start

Cara kerja rangkaian


Angin dari kompresor masuk ke katup pembalik 4/2 masuk ke line 1 menuju katup
3/2 push button yang jika di tekan maka angin akan mengalir ke katup 3/2 B0 yang
teraktuasi mendorong katup pembalik 4/2 sehingga angin masuk ke line 2
mendorong katup 4/2 pada silinder 1 dan piston pada silinder satu maju menyentuh
A1 lalu angin mengalir ke ketup 4/2 pada silinder 2 menyebabkan piston pada
silinder 2 maju menyentuh B1 mendorong katup pembalik sehingga angin berubah
ke line 1 masuk ke katup 4/2 silinder 1 dan membuat piston pada silinder 1 mundur
menyentuh A0 lalu angin masuk ke katup 3/2 A0 yang sudah teraktuaasi mendorong
katup 4/2 pada silinder 2 menyebabkan piston pada silinder 2 mundur ke B1
Elektropneumatik
PROJECT A+ B+ A- B-

Alat-alat yang digunakan:


 Silinder kerja ganda
 Katup 4/2 jalan
 Katup 3/2 push button
 Katup 3/2 rol normaly open
 Katup 3/2 normaly close
 Kompresor
 Katup one way control valve
Diagram langkah peralihan
1
A
0

1
B
0

Diagram Perpindahan

A2 A1

A+ B+ A- B-

B1 B2

Start

Cara Kerja Rangkaian:


Angin dari kompresor masuk ke katup pembalik ke line 1 menuju katup 3/2 push
button ketika di tekan maka akan mengalir ke katup 3/2 B1 yang sudah teraktuasi
mendorong katup pembalik sehingga angin akan bergerak ke line 2 menuju katup
4/2 pada silinder 1 menyebabkan piston pada silinder satu maju secara perlahan
karena adanya katup one way control valve menyentuh A2 dan angin pun mengalir
ke katup 3/2 yang telah teraktuasi menggerakan katup 4/2 pada silinder 2 dan
membuat piston pada silinder 2 maju secara perlahan karena adanya one way
control valve menyentuh B2 menyebabkan angin bergerak ke silinder 1
mendorong katup 4/2 pada silinder 1 sehingga piston pada silinder 1 mundur dengan
cepat menekan A1 lalu angina bergerak ke katup 4/2 yang berada di silinder 2
menyebabkan piston pada silinder 2 mundur menekan B1.
Elektropneumatik
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
 System pneumatik dapat di gunakan untuk memindahkan barang atau
suatu benda dengan cara mendorong benda atau mengangkat nya
 Alat alat yang di gunakan pada praktik ini antara lain:
1. Katup 3/2 push button
2. Katup 3/2 rol
3. Katup 4/2
4. Silinder kerja ganda
5. Katup one way control valve
6. Kompresor
4.2 Saran
 Waktu pelaksanaan praktikum lebih efisien kan kembali
 Alat yang di gunakan banyak yang rusak dan sedikit diharapkan dapat di
perbaiki atau di tambah kembali
DAFTAR PUSTAKA

 Thomas,Krist.1979. Fundamentele Pneumatiek Vogel- Verlag,


Wurzburg. Alih bahasa: Dines,Ginting.1993. Dasar-Dasar
Pneumatik. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratam
 Modul Praktikum Pneumatik dan Hidrolik, Teknik Mesin
Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, 2017.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai