3.Kebijakan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan
Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis pakai, 2005
5. Prosedur Menyiapkan Dokumen LPLPO Puskesmas dan Sub Unit Pelayanan Puskesmas
6. Langkah-langkah 1. Mengumpulkan data pemakaian obat dan bahan medis habis pakai (LPLPO) sub unit
bulan sebelumnya
2. Menganalisa data pemakaian obat dan bahan medis habis pakai Puskesmas dan Sub
Unit bulan sebelumnya
3. Menghitung Stock Optimum per item obat
4. Menghitung perkiraan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai bulan berikutnya
5. Menyesuaikan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai bulan berikutnya dengan
sisa stock obat
Keterangan
SO : Stock Optimum
SK : Stock Kerja
SWK : Stock Waktu Kosong
SWT : Stock Waktu Tunggu
SP : Stock Penyangga
Kumpulkan data
PERMINTAAN
OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
No Dokumen : /SOP/KLK
I/16
SOP No Revisi :
Tgl Terbit : 2 Januari 2016
Halaman :1/1
UPT.
Drg.I B PUTRA DWIPAYANA
PUSKESMAS NIP 19750427 200312 1 005
KLUNGKUNG I
1.Pengertian Proses kegiatan untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas
dan Sub Unit Pelayanan
2.Tujuan Memenuhi kebutuhan obat masing-masing unit pelayanan kesehatan di Puskesmas
3.Kebijakan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan
Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis pakai, 2005
5. Prosedur Menyiapkan Dokumen LPLPO Puskesmas dan Sub Unit Pelayanan Puskesmas
6. Langkah-langkah 1. Menentukan jenis obat dan bahan medis habis pakai yang akan diadakan
2. Menentukan jumlah dari masing-masing obat dan bahan medis habis pakai yang akan
diadakan
3. Mencatat pada kolom permintaan LPLPO
4. Meminta persetujuan kepada Kepala Puskesmas untuk lembar permintaan obat yang
telah dibuat
5. Mengumpulkan LPLPO Puskesmas ke UPT PPK sebelum tanggal 10 setiap bulannya
Tentukan Jenis
11.Rekaman Historis
perubahan Minta Persetujuan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Kapus
Kumpulkan LPLPO ke
Gudang Farmasi
Kabupaten
PENERIMAAN
OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
No Dokumen : /SOP/KLK
I/16
SOP No Revisi :
Tgl Terbit : 2 Januari 2016
Halaman :1/1
UPT.
Drg.I B PUTRA DWIPAYANA
PUSKESMAS NIP 19750427 200312 1 005
KLUNGKUNG I
1.Pengertian Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang diserahkan dari unit
pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di bawahnya
2.Tujuan Penerimaan obat bertujuan agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh Puskesmas
3.Kebijakan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan
Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis pakai, 2005
5. Prosedur Menyiapkan buku penerimaan obat
6. Langkah-langkah 1. Melakukan pengecekan terhadap obat dan bahan medis habis pakai yang
diserahterimakan meliputi: nama obat, kemasan obat, jumlah dan jenis obat, bentuk
sediaan obat, waktu kadaluwarsa, kondisi fisik
2. Cocokkan obat dan bahan medis habis pakai yang diserahterimakan dengan dokumen
pengiriman (LPLPO)
3. Konfirmasi ke petugas pengirim barang apabila terdapat kekurangan jenis dan jumlah
obat, kerusakan obat atau obat yang diterima tidak sesuai dengan dokumen (LPLPO)
4. Tanda tangan pada kolom penerima obat setelah obat yang diterima sesuai dengan
dokumen LPLPO
5. Catat obat dan perbekalan yang diterima ke dalam Buku Penerimaan Obat dan
memasukkan ke masing masing kartu stock obat
5. Prosedur 1. Obat dan bahan medis habis pakai disimpan sesuai standar kefarmasian
2. Obat disimpan dengan sistem FEFO dan FIFO
6. Langkah-langkah 1. Simpan obat di rak obat berdasarkan bentuk sediaan dan diurutkan secara alfabetis
2. Simpan obat yang membutuhkan suhu rendah(contoh: suppositoria, vaksin, serum, dll)
pada lemari es dengan suhu 2-8 C
3. Simpan Obat Narkotika dan Psikotrofika pada lemari khusus Narkotika dan Psikotrofika
4. Simpan cairan pada rak bagian bawah
5. Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan diatas palet
6. Pastikan obat dan bahan medis habis pakai disimpan dalam ruangan dengan suhu
dibawah 25C
Psikotrofika dan
narkotika
Suppo, vaksin,
serum
Lemari narkotika
UrutLemari
secaraPendingin
alfabetis suhu
dandalam
Urut berdasarkan
Simpan psikotrofika
FIFO FEFO
rak
8.Hal hal yang perlu
diperhatikan
9.Unit Terkait
DISTRIBUSI
OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
No Dokumen : /SOP/KLK
I/16
SOP No Revisi :
Tgl Terbit : 2 Januari 2016
Halaman :1/1
UPT.
Drg.I B PUTRA DWIPAYANA
PUSKESMAS NIP 19750427 200312 1 005
KLUNGKUNG I
1.Pengertian Distribusi/penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan
2.Tujuan Memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dengan jenis, jumlah dan waktu yang tepat serta mutu terjamin
3.Kebijakan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan
Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis pakai, 2005
5. Prosedur
6. Langkah-langkah PERSIAPAN
1. Menyiapkan LPLPO sub unit
2. Menyiapkan sarana pengepakan dan pengiriman yang sesuai
3. Menentukan jumlah dan jenis obat dan bahan medis habis pakai yang diberikan ke
masing masing sub unit pelayanan dengan mempertimbangkan permintaan, pemakaian
rata-rata per periode, sisa stock, pola penyakit dan jumlah kunjungan masing-masing
unit pelayanan
4. Catat pemberian obat dan bahan medis habis pakai dalam LPLPO sub unit dan kartu
stock gudang
5. Kemas obat dan bahan medis habis pakai yang akan didistribusikan dalam wadah
pengepakan yang sesuai
PENGIRIMAN
1. Mengirimkan obat dan bahan medis habis pakai langsung ke sub unit pelayanan dan
diterimaoleh penanggung jawab sub unit pelayanan
2. Melakukan pengecekan bersama dengan penanggung jawab sub unit pelayanan
terhadap kesesuaian obat yang diserahterimakan dengan dokumen (LPLPO sub unit)
3. Menerima obat rusak atau kadaluarsa dari sub unit
4. Memberikan copy LPLPO sub unit kepada petugas penanggung jawab sub unit
pelayanan
3.Kebijakan
4. Referensi Departemen Kesehatan RI, Ditjen Pengawasan Obat dan Makanan, Pedoman
Pencatatan Pengolahan, Pelaporan Obat di Puskesmas dan Sub Unit Pelayanan
Kesehatan,1994
5. Prosedur 1. Kartu stock digunakan untuk mencatat semua mutasi obat (penerimaan, pengeluaran,
hilang, rusak atau daluwarsa)
2. Setiap kartu stock berisi catatan mutasi untuk satu jenis obat
3. Isi Kartu Stock meliputi : tanggal terjadinya mutasi, nomor dokumen mutasi, nama
satuan kerja yang menerima atau mengirimkan, jumlah obat yang diterima, jumlah obat
yang dikeluarkan, tanggal kadaluwarsa, sisa stock, no. batch, paraf petugas dan
keterangan
4. Kartu stock diganti setiap tahun
5. Kartu stock merupakan dokumen negara yang harus disimpan dan dipelihara dengan
tertib
6. Masa simpan kartu stock 5 tahun
6. Langkah-langkah 1. Letakkan kartu stock bersama obat yang bersangkutan pada lokasi penyimpanan
2. Pencatatan dilakukan secara rutin
3. Setiap terjadi mutasi obat langsung dicatat di dalam kartu stock
4. Setiap ditemukan obat rusak/daluwarsa langsung dicatat di kartu stock
5. Cek kesesuaian stock fisik dengan kartu stock secara rutin
6. Segera telusuri dokumen terkait apabila terjadi ketidaksesuaian stock fisik dengan kartu
stock
Mutasi Obat
3.Kebijakan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan
Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis pakai, 2005
5. Prosedur 1. Gudang Obat Puskesmas melaporkan obat rusak dan kadaluwarsa kepada Gudang
Farmasi Kabupaten
2. Pemusnahan obat dan bahan medis habis pakai yang rusak dan kawaluwarsa dilakukan
oleh Gudang Farmasi Kabupaten
Identifikasi obat
Pisahkan dar
8.Hal hal yang perlu penyimpanan
diperhatikan
9.Unit Terkait
10.Dokumen Terkait Kartu Stock Gudang Obat
Catat jenis dan
BAP Serah Terima Barang
11.Rekaman Historis No Yang dirubah Isi Perubahan jumlahMulai
Tanggal
perubahan Kirim Ke Gudang
Farmasi Kabupaten
SUPERVISI
SUB UNIT PELAYANAN
No Dokumen : /SOP/KLK
SOP I/16
No Revisi :
Tgl Terbit : 2 Januari 2016
Halaman :1/1
UPT.
Drg.I B PUTRA DWIPAYANA
PUSKESMAS NIP 19750427 200312 1 005
KLUNGKUNG I
1.Pengertian Supervisi adalah proses pengamatan secara terencana oleh petugas pengelola obat
Puskesmas terhadap pelaksanaan pengelolaan obat oleh petugas sub unit pelayanan
2.Tujuan 1. Menjaga agar semua pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan sesuai dengan pedoman
yang disepakati bersama
2. Meningkatkan mutu pengelolaan dan pelayanan obat di sub unit pelayanan
3.Kebijakan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan
Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis pakai, 2005
5. Prosedur Supervisi dilakukan untuk memastikan pengelolaan obat di Puskesmas Pembantu sudah
sesuai dengan pedoman yang disepakati bersama
6. Langkah-langkah 1. Mengecek kelengkapan administrasi obat:
a. Buku penerimaan obat
b. Buku Register Kunjungan Pasien
c. Register Obat Harian
d. LPLPO sub unit
2. Mengecek ketepatan pencatatan obat
3. Mencocokan administrasi obat dengan sisa stock fisik obat
4. Mengecek kerapihan dan kebersihan penyimpanan obat
5. Menemukan permasalahan yang ada (potensial atau aktual)
6. Mencarikan solusi permasalahan
7. Berdiskusi dengan petugas Pustu
8. Melakukan intervensi tertentu apabila diperlukan
9. Membuat kesimpulan hasil supervise
10. Melaporkan hasil supervisi kepada Kepala Puskesmas
Lakukan intervensi
Buat kesimpulan