Anda di halaman 1dari 8

PENUGASAN ANALISA RESEP

BLOK GANGGUAN METABOLIK DAN DEGENERATIF (2.6)

Disusun Oleh :

Maharani Puspita Dewi

15711170

Tutorial 10

PRODI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2016/2017

I DESKRIPSI KASUS/ RESEP


Seorang perempuan berusia 52 tahun datang dengan keluhan batuk
berdahak, pilek, pusing dan demam. Dokter melakukan pemeriksaan terhadap
pasien, dari anamnesis diketahui bahwa gejala yang dialami pasien sudah
berlangsung selama 3 hari dan mengganggu aktivitas. Saat dilakukan pemeriksaan
fisik didapat tanda vital pasien dalam batas normal dan saat dilakukan auskultasi
dokter mengatakan bahwa paru-paru dalam keadaan baik. Dokter mendiagnosa
pasien mengalami common cold dan meresepkan obat Asetil Sistein untuk
batuknya, parasetamol untuk pusing dan demamnya dan CTM untuk pileknya.

II KELENGKAPAN RESEP DAN PEMBAHASAN

A Identitas Dokter
Identitas dokter meliputi nama, alamat, nomor SIP, nomor telepon dan
waktu penulisan resep. Pada resep yang saya dapat, identitas dokter sedikit
kurang lengkap dengan rincian sebagai berikut:
a Nama dokter : dr. Dinar
b Alamat : Puskesmas Moyudan, Jalan
Klangon Tempel, Ngentak, Moyudan, Sleman
c Nomor SIP :-
d Nomor telepon : (0274) 6497173
e Waktu penulisan : 13 Mei 2017
B Superscriptio
Sudah tertulis R/ pada resep yang saya dapat yaitu singkatan dari
resipe yang mempunya arti ambillah.
C Inscriptio
Bagian ini berisi nama, kekuatan dan jumlah obat. Pada resep yang saya
dapat, sudah ditulis nama obat yang akan diberikan beserta jumlahnya, namun
tidak dituliskan kekuatan obat. Berikut adalah obat yang diresepkan :
a Parasetamol 500 mg 10 tablet
b CTM 4 mg 10 tablet
c Asetil Sistein 200 mg 10 tablet
D Subscriptio
Bagian ini berisi bentuk sediaan obat. Pada resep yang saya dapat tidak
dituliskan bentuk sediaan obat. Seharusnya ketiganya ditulis tab untuk
tablet.
E Signatura
Bagian ini berisi informasi tentang aturan penggunaan obat untuk pasien,
yaitu meliputi jumlah obat yang harus digunakan, frekuensi penggunaan obat
dan waktu penggunaan obat. Pada resep yang saya dapat, sudah diesbutkan
aturan penggunaan dari obat, tetapi kurang lengkap. Dari ketiga obat tersebut
sama tertulis S. 3 d.d.1 yang artinya tandailah 3 kali sehari 1. Seharusnya
setiap obat dilengkapi dengan keterangan sebagai berikut :
a Parasetamol : diminum 3 kali sehari 1 tablet setelah makan bila
perlu
b CTM : diminum 3 kali sehari 1 tablet setelah makan
c Asetil sistein : diminum 3 kali sehari 1 tablet setelah makan
F Tanda tangan/paraf
Tanda tangan atau paraf harus dituliskan pada resep karena menandakan
bahwa resep tersebut sah untuk dilayani oleh apotek. Tanda tangan diberikan
saat meresepkan obat-obat narkotika atau obat keras tertentu (obat
psikotropika). Sedangkan untuk obat lain cukup dengan paraf saja. Pada resep
yang saya dapat, tidak ada paraf.
G Identitas pasien
Pada resep yang saya dapat sudah dilengkapi dengan identitas pasien
berupa nama, tanggal lahir, alamat, berat badan dan nomor rekam medis.

III ASPEK FARMAKOLOGIS OBAT


A Farmakodinamika
a Parasetamol
Parasetamol diklasifikasikan sebagai obat analgesik (non-opioid) dan
antipiretik. Parasetamol memiliki efek analgesik untuk nyeri ringan-sedang
dan efek antipiretik yang cukup baik. Efek anti-inflamasinya sangat
rendah.
Cara kerja parasetamol dengan menghambat enzim siklooksigenase
sehingga konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin terganggu.
Parasetamol menghambat siklooksigenase pusat dengan kuat sehingga
sangat baik efeknya untuk antipiretik. Akan tetapi hanya memiliki efek
ringan pada siklooksigenase perifer sehingga sifat analgesiknya hanya
untuk nyeri ringan-sedang.

b CTM
CTM atau chlorfeniramin maleat diklasifikasikan sebagai obat anti-
alergi dan anti-histamin generasi pertama. CTM menurunkan sensitivitas
saraf terhadap histamin dengan cara berkompetisi untuk berikatan pada
reseptor histamin (H1).

c Asetil Sistein
Asetil sistein merupkan obat mukolitik dengan kandungan sulfidril
bebas yang dapat mengurai ikatan disulfida pada mukoprotein yang akan
menurunkan viskositas dari mukus. Pada kejadian keracunan parasetamol,
asetil sistein berperan sebagai hepatoprotektan dengan mempercepat
konjugasi dari parasetamol yang bersifat tidak toksik.

B Farmakokinetika
a Parasetamol
Absorpsi : cepat dan sempurna melalui saluran cerna (per oral)
dengan kadar serum puncak dicapai dalam 10-60 menit (oral)
Distribusi : secara luas hampir ke semua jaringan tubuh, dapat
menembus plasenta dan mengalir pada ASI
Metabolisme : di hati oleh enzim mikrosomal hati. Parasetamol
80% berkonjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil
dengan asam sulfat. Metabolit parasetamol dapat bersifat toksik
pada keadaan overdosis.
Ekskresi : melalui urin sebagai asam glukoronat dan konjugasi
sulfat dan <5% dalam bentuk yang tidak berubah.
Plasma t : 1-3 jam
b CTM
Absorpsi : penyerapan relatif lambat pada saluran pencernaan.
Mencapai puncak konsentrasi pada plasma setelah 2.5 6 jam.
Distribusi : terdistribusi secara luas dalam tubuh dan dapat
mencapai SSP.
Metabolisme : akan diubah menjadii desmeetil dan
didesmetilklorfenamin
Ekskresi : lewat urin dalam bentuk metabolit dan obat asli.
c Asetil Sistein
Absorbsi : diserap dengan cepat melalui saluran pencernaan.
Bioavailabilitas 4-10% via oral. Mencapai puncak konsentrasi
plasma 0.5-1 jam (oral)
Distribusi : volume distribusi 0.47 L/kg. Ikatan protein palsma 83%
Metabolisme : melewati first pass metabolism di hepar dan
metabolisme di dinding usus
Ekskresi : melalui urin (30% dari total body clearance)

C Dosis dan bentuk sediaan yang ada di Indonesia


a Parasetamol
Obat parasetamol yang tersedia di Indonesia ada dalam bentuk tablet
(100 mg, 120 mg, 250 mg, 500 mg, 650 mg), sirup(120 mg/5ml, 160
mg/5ml, 250 mg/5ml), drop (100 mg/ml), infus (10 mg/ml) dan
suppositoria (125 mg, 250 mg)

Dosis untuk dewasa :


Per-oral : 0,5-1 g 4-6 jam maksimal 4 g satu hari
Per-rektal : 0,5-1 g 4-6 jam maksimal 4 g satu hari
Intravena : BB 33-50 kg 15mg/kg untuk single dose maksimal 60
mg/kg dalam satu hari. BB>50kg 1g sebagai single dose maksimal
4g dalam satu hari

Dosis untuk anak :


Oral : 3 sampai <6 bulan 60 mg; 6 bulan sampai <2 tahun 120
mg; 2 tahun sampai <4 tahun 180 mg; 4 tahun sampai <6 tahun
240 mg; 6 tahun sampai <8 tahun 240 atau 250 mg; 8 tahun sampai
<10 tahun 360 atau 375 mg; 10 sampai <12 tahun 480 atau 500
mg; 12-16 tahun 480 atau 750 mg. Diberikan 4-6 jam bila perlu.
Maksimal 4 doses dalam 24 jam.
Dosis lazim 10 mg/kg/x
Intravena : <10 kg 7.5 mg/kg sebagai single dose maksimal 30
mg/kg sehari; 10-33 kg: 15 mg/kg single dose maksimal 60 mg/kg
(sampai 2 g) sehari; >33-50 kg 15 mg/kg single dose maksimal 60
mg/kg (sampai 3 g) sehari. Administrasi dengan infus di atas 15
menit.
Per-rektal : 3 bulan sampai <1 tahun 60-125 mg; 1 sampai <5
tahun 125-250 mg; 5-12 tahun 250-500 mg. Diberikan 4-6 jam bila
perlu, maksimal 4 kali sehari.
b CTM
Di Indonesia CTM mempunyai bentuk sediaan tablet 4 mg dan sirup 2
mg/ 5 ml.

Dosis dewasa : 4 mg setiap 4-6 jam maksimal 24 mg per hari. Dosis


anak : usia 1-2 tahun 1 mg, 2-5 tahun 1 mg setiap 4-6 jam, 6-12 tahun 2
mg setiap 4-6 jam maksimal 6 mg per hari (1-5 tahun) 12 mg per hari (6-
12 tahun)

c Asetil Sistein
Asetil sistein mempunyai bentuk sediaan sirup 100 mg/5ml, kapsul 200
mg, granul 200 mg, ampul 3 ml, effervescent 600 mg, infus 200 mg/ml
dan tetes mata.
IV RESEP
V EDUKASI PENGOBATAN
A Efek/indikasi
a Parasetamol : mengurangi nyeri ringan-sedang dan demam.
b CTM
c Asetil Sistein
B Efek samping
a Parasetamol :
b CTM
c Asetil Sistein
C Instruksi pengobatan
a Parasetamol
b CTM
c Asetil Sistein
D Peringatan
E Kunjungan berikutnya
Tidak diinformasikan kepada pasien kapan harus berkunjung kembali.
VI DAFTAR PUSTAKA (MIN5)
Katzung, B.G., Masters, S.B., Trevor, A.J. 2012. Basic &Clinical Pharmacology.
New York : McGraw-Hill Medical.

Anda mungkin juga menyukai