Kad 2
Kad 2
KETOASIDOSIS DIABETIK
DISUSUN OLEH:
LINALDI ANANTA
INDAH RAGIL
EMI TAMAROH
HAFIFA F. NISA
NI PUTU DIAN AYU P.
PROGRAM INTERNSHIP
MALANG
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
I. Sumber Data
Nama : Ny. S
Usia : 46 tahun
Pendidikan : SMP
Suku : Jawa
Agama : Islam
Keluhan utama :
1MSMRS pasien mengeluhkan luka di jari manis kaki kiri yang tidak
sembuh-sembuh setelah terkena bambu di halaman rumahnya.
Pasien mengatakan saat itu pasien tidak merasakan nyeri saat
terkena bambu Awalnya luka kecil dan pasien tidak memeriksakan
ke dokter, namun semakin lama semakin membesar dan dalam,
nyeri, dan keluar darah serta nanah, namun tidak bau.
6HSMRS pasien ke klinik pribadi untuk rawat luka tapi luka tetap
tidak sembuh dan semakin memburuk.
HMRS pasien merasa lemas, demam naik turun, pusing, sesak dan
mual,tetapi muntah -
o Riwayat DM (-)
Riwayat Pribadi:
Pasien adalah seorang wanita usia 46 tahun. Seorang istri dan ibu
dari 2 orang anak. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga
tamatan SMP dengan ekonomi cukup.
Anamnesis Sistem
Kepala : nyeri kepala (+), pusing (+), nggliyeng (-), pingsan (-)
Kulit : gatal (-), ruam (-), infeksi (+) di jari manis kaki kiri.
Endokrin : gemetar (-), kencing manis (-)
Sist. Gerak : bengkak, nyeri, keluar nanah serta darah pada jari
manis kaki kiri (+)
IV Pemeriksaan Fisik
Vital Sign :
Palp : dbn
Palp : dbn
Ausk : dbn
Thorax
Perk : dbn
Ausk : dbn
V. Diagnosis
DM type 2
Rawat luka
PENDAHULUAN
Ada empat kala atau tipe diabetes,yaitu tipe 1,tipe 2,tipe lain
(disebabkan adanya penyakit atau faktor lain),dan DM pada kehamilan
(gestasional). Diabetes tipe 1 bisa dialami sejak kanak-kanak atau remaja
dan harus mendapat asupan insulin rutin seumur .Sementara itu,diabetes
tipe 2 umumnya dialami orang dewasa dan tidak terkait insulin.
BAB III
PEMBAHASAN
I. Pengertian
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek
melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan
berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis.
(Barbara C. Long, 1996)
Diabetes mellitus adalah penyakit karena kekurangan hormone
insulin sehingga glukosa tidak dapat diolah tubuh dan kadar glukosa
dalam darah meningkat lalu dikeluarkan kemih yang menjadi merasa
manis (Ahmad Ramali, 2000)
Diabetes mellitus adalah masalah yang mengancam hidup atau
kasus darurat yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolute
(Mariyinn E. Donges, 2000)
Diabetes mellitus adalah kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smletzer C.
Suzanne, 2001).
II. Etiologi
Etiologi dari diabetes mellitus tergantung pada tipenya, tipe I yaitu
Diabetes mellitus yang tergantung insulin (IDDM) Insulin dan Tipe II yaitu
diabetes mellitus yang tidak tergantung oleh insulin (non IDDM).
1. Diabetes mellitus tipe I (IDDM) yaitu disebabkan oleh genetik,
faktor imunologi, lingkungan dan virus
2. Diabetes mellitus tipe II (NIDDM) penyebabnya belum diketahui
dengan pasti namun ada beberapa faktor risiko : yaitu usia,
obesitas, herediter, kurang gerak badan dan diit tinggi lemak
rendah karbohidrat
III. Klasifikasi diabetes mellitus
Diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :
1. Diabetes mellitus tipe I yang tergantung pada insulin / Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) 5% - 10% dari seluruh
penderita diabetes mellitus Pada diabetes mellitus tipe I ciri-ciri
klinisnya antara lain : awitan terjadi pada segala usia, tetapi
biasanya usia muda (< 20 tahun), biasanya bertubuh kurus pada
saaat diagnosis dengan penurunan berat badan yang baru saja
terjadi. Etiologi mencakup faktor genetik, imunologik, lingkungan
atau virus, sering memiliki antibodi sel pulau langerhans terhadap
insulin sekalipun belum pernah mendapatkan terapi insulin, sedikit /
tidak memiliki insulin endogen, memerlukan insulin untuk
mempertahankan hidup, cenderung mengalami ketosis jika tidak
memiliki insulin serta komplikasi akut hiperglikemia ketosis diabetic
2. Diabetes mellitus tipe II yaitu diabetes mellitus yang tidak
tergantung oleh insulin / Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus
(NIDDM) 90% - 95% dari seluruh penderita diabetes mellitus,
obesitas 80% dan non obesitas 20%. Pada tipe II ciri-ciri klinisnya
antara lain awitan terjadi disegala usia, biasanya diatas 30 tahun,
bertubuh gemuk pada saat diagnostik. Etiologi mencakup faktor
obesitas, herediter, usia, diet tinggi lemak rendah karbohidart dan
kurang gerak badan. Tidak ada antibodi di pulau Langerhans,
penurunan produksi insulin endogen / peningkatan resistensi
insulin, mayoritas penderita obesitas dapat mengendalikan kadar
gula dalam darah melalui penurunan berat badan agens
hipoglikemia oral dapat memperbaiki kadar glukosa darah bila
memodifikasi diet dan latihan, bila tidak berhasil mungkin akan
memerlukan insulin dalam waktu yang pendekj / panjang untuk
mencegah hiperglikemia, ketosis jarang terjadi, kecuali bila dalam
keadaan stress / menderita infeksi serta komplikasi akut sindrom
hiperosmalor non ketotik.
3. Diabetes mellitus dengan Malnutrisi (DMTM) Diabetes mellitus jenis
ini biasanya ditemukan didaerah tropis yang disebabkan oleh
adanya malnutrisi dan disertai kekurangan protein. DMTM ini
dimasa mendatang masih akan banyak terjadi, mengingat jumlah
penduduk yang masih berada di bawah garis kemiskinan yang
masih tinggi.
4. Diabetes Gestasional
Diabetes mellitus jenis ini adalah diabetes mellitus yang timbul
selama kehamilan. Hal ini sangat penting untuk diketahui karena
dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan
tepat.
V. Manifestasi klinik
Adapun manifestasi klinik pada penyakit diabetes mellitus yaitu :
1. Diabetes mellitus tipe I yaitu : hiperglikemia post prandial
(peningkatan kadar glukosa dalam darah sesudah makan,
glukosuria (glukosa muncul dalam urine), diuretik osmosis
(pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan), poliuria
(peningkatan rasa haus), penurunan berat badan, kelelahan dan
kelemahan, nafas bau keton serta hiperventilasi, nyeri abdomen,
mual, muntah, perubahan kesadaran, koma.
2. Diabetes mellitus tipe II yaitu : kelelahan, iritabilitas, poliuria
(peningkatan dalam berkemih), polidipsi (peningkatan rasa haus),
bila terjadi luka pada kulit, lama sembuhnya
VI. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
1. Komplikasi akut
Komplikasi akut antara lain hipoglikemia (kadar glukosa darah yang
abnormal rendah), ketoasidosis diabetik, dan sindrom HHNK
(hiperosmolar non ketotik)
a. Hipoglikemia terjadi jika kadar glukosa darah turun di bawah 50
hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3 mmol/1) akibatnya karena
pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi
makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang
berlebihan.
b. Ketoasidosis diabetik terjadi oleh tidak adanya insulin atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata, mengakibatkan gangguan
pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
c. Sindrom hiperglikemia hiperosmoler non ketosis (HHNK) yaitu
keadaan yang dideminasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia
dan disertai perubahan tingkat kesadaran.
KETOASIDOSIS DIABETIK
I. Definisi
Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi yang potensial yang dapat
mengancam nyawa pada pasien yang menderita diabetes mellitus.ini
terjadi terutama pada mereka dengan DM tipe 1, tetapi bisa juga mereka
yang menderita DM tipe dalam keadaan tertentu. Kejadian KAD
(Ketoasidosis Diabetik) ini sering terjadi pada usia dewasa dan lansia
dengan DM tipe 1. KAD ini di sebabkan karena kekurangan insulin,
dimana yang dapat mengancam kehidupan metabolism. Dikarenakan sel
beta dalam pancreas tidak mampu menghasilkan insulin, selain itu
hiperglikemi yang disebabkan karena hiperosmolaritas.
Gangguan metabolisme glukosa mempunyai tanda-tanda:
Hiperglikemia (KGD sewaktu > 300 mg/dL),
Hiperketonemia/ ketonuria dan asidosis metabolik (pH
darah < 7,3 dan bikarbonat darah < 15 mEq/ L)
Hasil dari hiperosmolaritas adalah perpindahan cairan dari dalam
sel ke serum, hal ini menyebabkan hilangnya cairan dalam urin sehingga
terjadi perubahan elektrolit dan dehidrasi total pada tubuh. Gangguan
metabolic lainnya terjadi karena insulin tidak memungkin glukosa untuk
masuk kedalam sel sehingga sel memecah lemak dan protein yang
digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini menyebabkan pembentukan
keton. Keton menurunkan pH darah dan konsentrasi bikarbonat
dikarenakan ketoasidosis.
Berat ringannya KAD dibagi berdasarkan tingkat asidosisnya:
Ringan : pH darah < 7,3 , bikarbonat plasma < 15 mEq/L
Sedang : pH darah < 7,2 , bikarbonat plasma < 10 mEq/L
Berat : pH darah < 7,1 , bikarbonat plasma < 5 mEq/L
II. Patogenesis Diabetik Ketoasidosis
Faktor faktor pemicu yang paling umum dalam perkembangan
Diabetic Ketoacidosis (DKA) adalah infeksi, infark miokardial, trauma,
ataupun kehilangan insulin. Semua gangguan gangguan metabolik yang
ditemukan pada DKA (diabetic ketoacidosis) adalah tergolong
konsekuensi langsung atau tidak langsung dari kekurangan insulin.
7. Anoreksia, mual, muntah, dan nyeri perut (lebih sering pada anak-
anak) dapat dijumpai dan ini mirip dengan kegawatan abdomen.
Ketonemia diperkirakan sebagai penyebab dari sebagian besar
gejala ini. Beberapa penderita diabetes bahkan sangat peka
dengan adanya keton dan menyebabkan mual dan muntah yang
berlangsung dalam beberapa jam sampai terjadi KAD.
1. Infeksi
Infeksi merupakan faktor pencetus yang paling sering. Pada keadaan
infeksi kebutuhan tubuh akan insulin tiba-tiba meningkat. Infeksi yang
biasa dijumpai adalah infeksi saluran kemih dan pneumonia. Jika ada
keluhan nyeri abdomen, perlu dipikirkan kemungkinan kolesistitis, iskemia
usus, apendisitis, divertikulitis, atau perforasi usus. Bila pasien tidak
menunjukkan respon yang baik terhadap pengobatan KAD, maka perlu
dicari infeksi yang tersembunyi (misalnya sinusitis, abses gigi, dan abses
perirektal).
4. Stres
Stres jasmani, kadang-kadang stres kejiwaan dapat menyebabkan KAD,
kemungkinan karena kenaikan kadar kortisol dan adrenalin.
5. Hipokalemia.
Akibat hipokalemia adalah penghambatan sekresi insulin dan turunnya
kepekaan insulin. Ini dapat terjadi pada penggunaan diuretik.
6. Obat
Banyak obat diketahui mengurangi sekresi insulin atau menambah
resistensi insulin. Obat-obatan yang sering digunakan dan harus
dipertimbangkan perlu tidaknya pada pasien diabetes antara lain:
hidroklortiazid, -blocker, Ca-channel blocker, dilantin, dan kortisol.
Alkohol mungkin menghambat sekresi insulin karena dapat menyebabkan
pankreatitis subklinis dan mempengaruhi sel .
3. Laboratorium :
- hiperglikemia (glukosa darah > 250 mg/dl).
- asidosis (pH < 7,3, bikarbonat < 15 mEq/l).
- ketosis (ketonuria dan ketonemia).
PENATALAKSANAAN
X. Pemberian Insulin
d. Dosis yang digunakan adalah 0,1 unit/kg BB/jam atau 0,05 unit/kg
BB/jam pada anak < 2 tahun.
c. Ulangi 2 jam kemudian dengan dosis yang sama bila tidak ada
respon.
Batas fase I dan fase II s ekitar GDR 250 mg/dl atau reduksi
Fase II/maintenance:
1. Cairan maintenance
o Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
o Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4U
2. Kalium
o Perenteral bila K+ <4mEq
o Peroral (air tomat/kaldu 1-2 gelas, 12 jam
3. Insulin reguler 4-6U/4-6jam sc
4. Makanan lunak karbohidrat komplek
Penanganan diabetic ketoacidosis secara rinci diperlihatkan pada
dibawah ini, yakni 0.9% akan pulih kembali selama defisit cairan dan
elektrolite pasien semakin baik. Insulin intravena diberikan melalui infusi
kontinu dengan menggunakan pompa otomatis, dan suplement potasium
ditambahkan kedalam regimen cairan. Bentuk penanganan yang baik atas
seorang pasien penderita DKA (diabetic ketoacidosis) adalah melalui
monitoring klinis dan biokimia yang cermat.
KAD HHNK
Bingung,
Bingung , lesu lesu
Anoreksia , Lemah
mual Terlihat
Nyeri pada kemerah-
abdomen merahan
Takikardi pada kulit
Gejala
Nafas berbau Takikardi
aseton Nafas cepat
Pernapasan Napas
cepat dan berbau
dalam aseton
Merasa haus Merasa
haus
Nilai laboratorium
Glukosa darah Tinggi Tinggi > 1000 mg/dl
Serum sodium Tinggi Tetap
Serum pottasium Tetap Tetap
Tinggi (tetapi < 330 Tinggi sampai > 350
Serum osmolarity
mOsm/L) mOsm/L
Asidosis metabolic
penurunan pH dengan Normal asidosis
AGD
kompensasi alkalosis ringan
pernafasan
Keton urin Positive Negative
Insulin, cairan dan Insulin, cairan dan
Intervensi
penggantian elektrolit penggantian elektrolit
BAB V
KESIMPULAN
Bakta IM, Suastika IK. Gawat Darurat Di Bidang Penyakit Dalam, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 1999.
DR. Paul Belchetic & DR. Peter J Hammond. 2005. Diabetes and
Endokrinology. Mosby