Bab 1-5
Bab 1-5
PENDAHULUAN
Batu bara adalah salah satu kekayaan alam Indonesia. Menurut management
dapat diperbaharui yang berupa batuan yang mudah terbakar yang lebih dari 50% -70%
termasuk inherent moisture. Batu bara berfungsi untuk bahan bakar pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) hingga coke untuk pembuatan baja. Menurut Mashud Toarik dari
majalah Investor bulan April 2011, batu bara menjadi bahan baku bagi industri nasional
maupun manca negara. Batu bara bisa diperoleh dengan pertambangan. Menurut
sedang atau menengah yang memiliki modal antara US$10 juta hingga US$50 juta bisa
terjun ke bisnis pertambangan batu bara. Perusahaan juga perlu menilai kualitas batu
bara di daerah pertambangan. Kualitas batubara adalah hal yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan yang ingin terjun ke pertambangan batu bara dengan tujuan untuk
dari besarnya cadangan batubara di daerah penelitian yang akan ditambang. Besarnya
area pertambangan batu bara yang tersebar di seluruh Indonesia cukup beragam
tergantung dari cadangan batu bara di setiap titik yang sudah ditemukan hingga tahun
2011. Menurut Badan Geologi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral penyebaran
cadangan batu bara yang tersebar di Indonesia hingga tahun 2011 digambarkan sebagai
berikut:
1
BAB 2
LANDASAN TEORI
dari 50% -70% berat volumenya merupakan bahan organik yang merupakan material
karbonan termasuk inherent moisture. Bahan organik utamanya yaitu tumbuhan yang
dapat berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora, polen, damar, dan lain-
Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap, yaitu tahap biokimia
dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu
tergenang air pada kedalaman 0,5-10 meter. Material tumbuhan yang busuk ini
melepaskan H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi
humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut.
kimia, dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari sedimen yang
menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari gambut.
Pada tahap ini prosentase karbon akan meningkat, sedangkan prosentase hidrogen dan
oksigen akan berkurang. Proses ini akan menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat
10
2
batubara dunia terbukti mencapai 847.488 juta ton pada akhir 2007 yang tersebar di
lebih dari 50 negara. Di Indonesia sendiri, menurut Dirjen Minerba Kementrian ESDM
Bambang Setiawan yang dikutip di majalah Investor bulan April 2011, sumber daya dan
cadangan batu bara nasional sebesar 105,2 miliar ton. Sedangkan nilai cadangan sebesar
21,13 miliar ton. Besarnya cadangan batu bara nasional menyebabkan peningkatan
produksi batu bara setiap tahunnya. Menurut data ESDM, produksi batu bara Indonesia
meningkat dari 132,352,025 ton per 2004, hingga 275,164,196 ton pada tahun 2010.
Sementara total ekspor meningkat dari 93,758,806 ton per 2004 hingga 208,000,000 ton
per 2010. Statistik data pasokan batu bara dari Direktorat Jendral Mineral dan Batubara
Gambar 1.2. Realisasi Produksi, Ekspor, Impor, dan Kebutuhan dalam Negeri
Menurut Fajar Widhiyanto dalam artikelnya yang berjudul Ironi Eksploitasi Tanpa
Kontrol di majalah Investor bulan April 2011 mengatakan dengan mencermati volume
produksi batu bara tiap tahun, Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan produksi
sebesar 14,8%. Untuk pertumbuhan ekspor, berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Batu
Bara Indonesia (APBI), pertumbuhan ekspor mengalami peningkatan hingga 15,1% per
tahun. Sementara pertumbuhan penjualan domestik hanya sebesar 13,8%. Ketua umum
yang berlangsung di Jakarta (31/3), Indonesia kini menempati posisi teratas sebagai
eksportir batu bara thermal, melampaui raja ekspor Australia. Kondisi ini disebabkan
Menurut Mashud Toarik dari majalah Investor bulan April 2011, pertambangan batu
bara punya arti sangat penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Bukan hanya
sebagai salah satu sumber penerimaan negara dalam bentuk pajak maupun royalti, tetapi
juga sebagai pemasok energi primer. Tingkat ketergantungan terhadap batu bara
4
semakin hari semakin besar, diikuti dengan harga minyak yang semakin melambung,
karena batu bara berperan besar menjadi energi pengganti yang effisien dan ekonomis.
Menurut Singgih dari Masyarakat Batubara Indonesia yang dikutip di majalah Investor
bulan April 2011, batu bara tak sekedar komoditas ekonomi, tetapi juga economic
booster. Selain itu, menurut data dari Ditjen Minerba, saat ini batu bara juga sudah
merupakan revenue driver di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena setiap kenaikan
US$1 per ton batu bara, akan memberikan kenaikan pendapatan negara bukan pajak
(PNBP) batu bara sebesar Rp361 miliar. Sementara PNBP dari mineral dan batu bara
tahun 2010 tercatat sebesar Rp18,7 triliun, naik 22% dari tahun 2009 yang sebesar
Rp15,3 triliun. Kenaikan komoditas batu bara mengikuti kenaikan harga minyak dunia,
Menurut Makmun dari Peneliti Utama Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan
impor batu bara dari beberapa negara maju maupun negara berkembang. Berdasarkan
data yang dirilis oleh Merrill Lynch 8 Juni 2010, kebutuhan impor batu bara pada tahun
2009 mencapai 591 metrik ton (Mt), tahun 2010 diperkirakan naik menjadi 635 Mt dan
pada tahun 2015 diperkirakan akan naik menjadi 803 Mt. International Energy Agency
(IEA) memprediksi pada 1990 total konsumsi batubara dunia baru mencapai 3.461 juta
ton, pada 2007 meningkat menjadi 5.522 juta ton atau meningkat sebesar 59,5%, atau
rata-rata 3,5% per tahun. Kontribusi batu bara untuk pembangkit listrik dunia
diperkirakan akan meningkat dari 41% pada 2006 menjadi 46% pada 2030.
membuat industri ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi para investor tak
terkecuali di Indonesia.
5
Kenaikan harga dan konsumsi batu bara menyebabkan banyak Investor yang
tertarik untuk mengelola bisnis pertambangan batu bara. Namun menurut Frans S
Investor bulan April 2011, investasi batu bara tak hanya diminati di lahan
pertambangan. Di bursa saham, likuiditas saham sektor ini meningkat tajam, terutama
setelah bencana tsunami melanda Jepang. Hingga April 2011, Jepang membutuhkan 90
juta ton batu bara. Pasokan dari Indonesia sekitar 28 hingga 30 juta ton. Menurut Satrio
Utomo analis pertambangan dari Universal Broker Indonesia, yang dikutip di majalah
Investor bulan April 2011, emiten batu bara dengan volume pasar spot besar seperti
Indo Tambang Raya (ITMG) dan Harum Energy terimbas sentimen positif karena
pilihan saham batu bara di daftar emiten BEI. Pilihan saham-saham batu bara di daftar
batu bara dengan total aset diatas Rp10 triliun adalah Bumi Resources (BUMI), Adaro
Energy (ADRO), Brau Coal (BRAU), dan Indika Energy (INDY). BUMI yang ditopang
Kaltim Prima Coal memiliki keuanggulan dari sisi keuangan dibanding emiten batu
bara lainnya. Pangsa pasar BUMI mencapai 38.31% pada tahun 2010, diikuti ADRO
sebesar 26.94%, dan INDY sebesar 18.51%. Perkembangan pangsa pasar batu bara
Menurut Frans S Imung, investasi batu bara yang sangat diminati pada sekor
pertambangan oleh investor, minat tersebut juga cukup besar di sektor bursa saham. Di
bursa saham, likuiditas saham sektor batu bara meningkat tajam, terutama setelah
modalnya di bursa saham pada sektor batu bara karena peningkatan produksi
perusahaan batu bara yang cukup besar, terutama pada ekspor. Namun menurut Edbert
Suryajaya dalam artikelnya berjudul How to Read the Sentiment in Stock Market di
majalah Investor bulan Febuari 2011 pada umumnya sebagian besar investor mulai
berinvestasi pada pasar saham yang sudah cukup tinggi. Investor mulai membeli saham
karena investor investor yang lain telah banyak membeli. Menuru Edbert, banyak
7
sekali investor yang akan terpancing untuk terus menanamkan dananya di pasar saham
karena menganggap sekarang saat yang tepat untuk berinvestasi. Akibatnya, Investor
terjebak dengan membeli saham pada harga yang sudah tinggi (overvalued stock) dari
harga pasar (hasil hitungan harga valuasi fundamentalnya). Apabila investor membeli
sahamsaham yang sudah mahal, Investor memiliki potensi keuntungan yang terbatas,
dan potensi merugi yang lebih besar. Pada akhirnya, sahamsaham yang mereka beli
disaat yang sudah tepat (menurut mereka) mulai bergerak turun dan memberikan
kerugian bagi mereka. Menghadapi kondisi demikian, apa yang mereka lakukan? Edbert
menyebabkan kerugian, mulai menjual sahamsaham yang mereka miliki. Tekanan jual
yang semakin hebat mengakibatkan harga saham di bursa pun melaju turun, bahkan
terkadang dengan kecepatan yang cukup tinggi. Kondisi penurunan yang cukup tinggi
dalam periode tersebut akan menyebabkan saham menjadi sangat murah dari harga
paham perihal siklus pasar dan ekonomi, rasiorasio financial, analisa fundamental,
mereka yang terjebak dengan mengikuti investor yang lain yang terlebih dahulu telah
banyak membeli saham. Oleh karena itu, mereka pun seringkali tidak memahami apa
yang menyebabkan harga sahamsaham yang mereka beli disaat yang sudah tepat
(menurut mereka) mulai bergerak turun dan memberikan kerugian bagi mereka.
berinvestasi pada saham yang harganya sudah cukup tinggi. Dengan ketidakpahaman
Investor tentang tools untuk berinvestasi, penulis tertarik untuk membahas tools
mengenai Investasi, yang dapat digunakan dalam melakukan valuasi nilai interinsik
8
saham dalam tesis berjudul Analisa Valuasi Saham Dengan Menggunakan Discounted
Cash Flow Pada Emiten Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Apakah harga saham emiten batu bara pada tanggal 2 Maret 2009, 30 Desember 2009,
8 Febuari 2010, 9 Desember 2010, 24 Januari 2011, dan 22 July 2011 pada kondisi
mahal, sesuai, atau murah apabila dibandingkan dengan nilai interinsiknya (analisa
fundamental)?
Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan valuasi nilai saham emiten perusahaan batu
1. Penulis
2. Pembaca
3. Universitas
4. Peneliti
Penelitian dilakukan sebatas pada saham-saham batu bara yang terdaftar pada PT Bursa
c. 8 Febuari 2010 dimana ketika ekonomi sedang dilanda spekulasi negatif akibat
d. 9 Desember 2010 dimana ketika pada saat optimisme global dan domestik sedang
membaik,
e. 24 Januari 2011 dimana ketika Bank Indonesia merilis kenaikan tingkat suku bunga,
Tools yang digunakan untuk mencari nilai interinsik adalah Discounted Cash Flow.
BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab 1 akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
Pada bab 2, akan dijelaskan mengenai landasan teori. Disini penulis akan menjabarkan
BAB 3: METODOLOGI
Pada bab 3, akan dijelaskan metodologi. Disini akan dijabarkan metode penelitian
seperti kerangka pikir dengan membuat denah proses yang akan dijalankan peneliti.
BAB 4: PEMBAHASAN
Pada bab 4, akan dijabarkan proses dan hasil penelitian dengan detail.
Pada bab 5, merupakan kelanjutan dari hasil penelitian dengan memberikan kesimpulan
dari hasil penelitian tersebut. Terakhir adalah saran yang dapat penulis berikan.
10
21
kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi
kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi
potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter
kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa
analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan
jumlah air (moisture), zat terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan
kadar abu (ash), sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan
unsur kimia pada batu bara seperti karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur
diantaranya adalah analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan
untuk menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat, dan kadar abu, sedangkan
analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara
seperti karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur
jarang. Kualitas batu bara ini diperlukan untuk menentukan apakah batu bara tersebut
daerah penelitian.
2.2. Investasi
Perlu ditelusuri lebih lanjut definisi investasi, macam investasi, risiko dalam melakukan
tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dibanding bunga deposito untuk
memenuhi tujuan yang ingin dicapai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan kemampuan akan modal, atau dapat diartikan sebagai suatu
keuntungan (return) yang lebih baik di masa datang. Dengan bahasa yang lebih
sederhana, investasi adalah cara seseorang untuk mengelola uangnya baik itu
dengan dibelikan properti, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha dengan
sebelumnya.
(2011:hal1), investasi adalah suatu komitment dari uang atau sumber daya lain
3. Menurut Reilly dan Brown dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis And
1. (broker). Belum tentu investasi yang komisinya tinggi memberikan hasil yang
relatif lebih baik dibandingkan dengan investasi sejenis dengan komisi yang rendah.
2. Jangan letakkan semua telur kedalam satu keranjang. Apabila investor meletakkan
semua telur atau investasi pada satu instrumen investasi, apabila instrumen investasi
tersebut jatuh, maka hasil investasi tersebut akan jatuh semua. Tetapi apabila
investasi pada beberapa instrumen investasi, maka apabila ada instrumen investasi
3. Jangan mengambil keputusan dalam kondisi panik. Kondisi sedang panic akan
besar karena panik atau ikut investor lain, kemungkinan besar harga akan segera
turun.
4. Jangan terlalu percaya bahwa dengan mengikuti prediksi dan spekulasi para pakar
dan analis akan memberikan kesuksesan. Hal ini disebabkan karena tidak satu pun
orang yang tahu dengan pasti apa yang bakan terjadi di masa yang akan dating.
Bahkan kalau ada sekalipun, tidak akan dipublikasikan di koran atau majalah.
membayar utang konsumtif yang ditanggung, misalnya utang kartu kredit, kredit
mobil yang lebih tinggi dari bunga tabungan, karena akan mengikis hasil
keuntungan investasi.
berikut:
24
Dalam penentuan tujuan berinvestasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
jangka waktu investasi (pendek/panjang), berapa target return yang mau dicapai.
Investor harus mengerti karakter risiko (risk profile) masing-masing apakah seorang
yang mau mengambil risiko atau menghindari risiko, berapa banyak dana yang akan
Setelah mengetahui hal-hal pada poin 1 dan 2 di atas maka kita dapat membentuk
Mengukur kinerja portofolio yang telah dibentuk, apakah sudah sesuai dengan
tujuan. Alat untuk mengukur kinerja portofolio ada 3 yang cukup populer yaitu
Pada bagian pasar modal, akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian pasar modal,
fungsi pasar modal, manfaat pasar modal, peran startegis pasar modal dan instrumen
pasar modal.
1. Menurut undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 dari website bapepam
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga
2. Menurut Eugene F. Brigham dan Michael C. Ehrhardt dari bukunya yang berjudul
(2008;hal15), pasar modal adalah pasar untuk hutang jangka panjang dengan
Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah
kegiatan pasar keuangan yang berhubungan dengan perusahaan publik dalam lingkup
market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen
derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi
kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan
jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right,
reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.
usaha akan dapat memperoleh sebagian atau seluruh pembiayaan jangka panjang yang
diperlukan. Selain itu, pengaktifan ini juga dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil
26
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
ekuitias (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar
modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan
terkait lainnya. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung
produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para produsen untuk
menyelenggarakan kegiatan pasar modal. Perbedaan antara pasar modal dengan pasar
uang adalah jangka waktunya. Dalam pasar uang, diperdagangkan surat berharga
berjangka waktu pendek, sedangkan dalam pasar modal, diperdagangkan surat berharga
peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan fungsi,
yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan
untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari
pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal
kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
27
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar modal memiliki peran penting dalam
1. Fungsi ekonomi.
2. Fungsi keuangan.
(return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
meningkat;
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, secara umum, manfaat dari keberadaan pasar
modal adalah:
akan berkembang.
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar modal memiliki peranan penting dalam
ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab
Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen produksi yang secara nasional
akan membentuk Gross Domestic Product (GDP). Perkembangan pasar modal akan
menunjang kegiatan peningkatan GDP. Dengan kata lain, berkembangnya pasar modal
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar Modal di Indonesia memiliki beberapa
dalam tiga kelompok besar, yaitu instrumen yang tergolong ke dalam ekuitas, obligasi,
1. Ekuitas
Instrumen yang akan menambah ekuitas pemilik modal, yaitu saham. Memiliki
instrumen jenis ini berarti investor menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar
modal yang ditanamkan. Instrumen yang paling dikenal dari pasar jenis ini adalah
saham. Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common
2. Obligasi
sering memanfaatkan pasar ini untuk mencari pinjaman langsung dari investor
dengan menerbitkan income securities utang suratfixed yaitu berupa dokumen yang
perusahaan juga harus membayar bunga pinjaman atau kupon bunga secara berkala.
Oleh karena investor akan menerima pembayaran bunga setiap periode dalam
jumlah tetap, maka semua efek utang yang diterbitkan perusahaan disebut efek
berpendapatan tetap.
30
3. Derivatif
Derivatif merupakan bentuk turunan dari sekuritas utama yang ada, dalam hal ini
saham. Derivatif yang banyak dikenal di Indonesia barulah warrant dan right
a. Warrant
Merupakan hak untuk membeli sebuah saham pada harga yang telah ditetapkan
B. Right
Mirip dengan warrant, right juga merupakan hak untuk membeli saham pada
harga tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Right diberikan pada pemegang
saham lama yang berhak untuk mendapatkan tambahan saham baru yang
perdagangan right sangat singkat, berkisar antara 1-2 minggu saja. Contoh dari
2.4. Saham
Pada bagian saham, penulis akan menjabarkan seluk beluk tentang saham mulai dari
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham adalah surat berharga yang dapat
dibeli atau dijual oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut
diperjualbelikan atau tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim
31
atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham (stock) merupakan salah satu instrumen
pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
infovesta (2008), bursa saham adalah tempat dimana perusahaan dapat menawarkan
sahamnya untuk dijual. Mereka melakukan hal ini melalui penawaran perdana (IPO).
Setelah penawaran perdana, ribuan atau jutaan investor yang telah membeli saham
tersebut dapat kembali ke bursa saham untuk menjual sahamnya kepada investor yang
lain, sehingga dimulailah perdagangan saham. Bursa saham hanyalah semacam tempat
Apa yang menyebabkan perbedaan itu? Semua itu ditentukan oleh pendapat perusahaan.
Perusahaan tadi mungkin hanya dapat menghasilkan Rp10 juta tahun ini, tapi tahun
depan berpeluang mendapatkan Rp20 juta. Untuk tingkat keuntungan 10% dan potensi
pertumbuhannya, mungkin perusahaan tersebut bisa dijual dengan harga Rp150 juta.
Inilah yang menjadi alasan banyak saham yang mengalami kenaikan yang sangat pesat
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, faktor-faktor yang menyebabkan gejolak harga
Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan
lain sebagainya dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan
2. Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada perusahaan
produktivitas pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja
Apa yang menyebabkan volatilitas atau gejolak harga adalah karena sering adanya
perbedaan opini tentang kemana arah profitabilitas perusahaan tersebut. Di saat banyak
orang berpikir bahwa profitabilitas suatu perusahaan menurun, maka akan lebih banyak
33
yang menjual sahamnya sehingga harganya akan menurun. Tentu saja, hal yang
dapat terjadi pada saham, yaitu saham tersebut menjadi saham gorengan. Saham
gorengan adalah saham yang dijadikan ajang spekulasi sehingga pergerakan harganya
dari sentimen pasar secara keseluruhan. Saham-saham ini harganya sangat sering
sehubungan dengan harga saham tersebut. Satu atau beberapa Bandar dan
besar saham yang dijadikan saham gorengan ini bukanlah saham-saham blue chip,
cerita yang dapat dihembuskan. Mengapa saham blue chip sulit untuk digoreng?
1. Jumlah saham blue chip yang beredar biasanya jauh lebih banyak sehingga sulit
2. Pemiliknya sangat heterogen baik dari dalam maupun luar negeri sehingga mungkin
3. Karena pemegang saham sangat banyak dan bervariasi dapat memungkinkan tidak
adanya pemegang saham mayoritas sehingga tidak ada yang dapat berperan sebagai
bandar.
34
Dengan adanya saham-saham gorengan ini jangan kaget apabila menemukan saham-
saham yang harganya melambung tinggi dengan sangat cepat atau pun sebaliknya.
Karena itu investor harus berhati-hati dengan sekedar rumor-rumor dan omongan orang-
orang. Investor harus mengecek dan melakukan analisa sendiri terhadap kondisi pasar.
sebagai berikut:
KARK termasuk salah satu saham yang mencetak lonjakan saham yang cukup
spektakuler. Pada awal tahun, harga saham ini masih melata di bawah Rp50,- per
saham. Memasuki april harganya melejit dan sempat memasuki harga Rp750- per
saham atau naik sebesar 1.315%. Tapi pada tgl 19/9 harganya kembali anjlok
menjadi Rp395,- per saham. Lejitan harga saham ini sering dikaitkan dengan langkah
KARK yang sejak Juli lalu menyatakan akan terjun ke bisnis batubara.
Isu-isu mengenai rencana corporate action ini dapat dijadikan rumor bagi para
Harga saham CNKO sempat terbang karena rencana pembangunan tiga PLTU di
Demikian juga dengan rumor awal bahwa CNKO akan membuka lokasi tambang
baru di Papua. Namun kemudian rencana ini batal karena infrastrukturnya sulit dan
batu baranya basah sehingga biaya eksploitasinya mahal dan sebagai gantinya CNKO
Pergerakan coporate action seperti ini akan sangat mudah dimanfaatkan untuk menjadi
rumor.
35
berhati-hati untuk tidak mudah ikut dalam rumor-rumor, sehingga dapat mencegah
kerugian yang besar, meskipun dalam saham-saham gorengan mungkin saja dapat
2.4.5. Dividen
yaitu dividend dan kenaikan harga saham. Perusahaan perlu mempertimbangkan lebih
lanjut diantara keputusan membagikan dividen atau internal financing. Investor yang
dapat berpikir secara rasional, dapat menerima keputusan perusahaan dengan internal
financing ketimbang dividen. Karena dengan membagikan dividen, maka jumlah arus
dividen tunai tahunan yang mencerminkan bagian dari profit perusahaan tersebut.
tidak wajib melakukannya. Akan tetapi pada umumnya mereka tetap akan memberikan
Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common stock) dan
2. Menurut Zvi Bodie dalam bukunya berjudul Investment edisi ke delapan (2011:G-
3) common stock adalah ekuitas, atau ekuisitas security, yang diterbitkan dan
3. Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul Financial Statement Analysis
dan pemilik saham memiliki risiko yang sangat tinggi dan imbal hasil yang tinggi
Dengan merangkum tiga definisi common stock tersebut, common stock adalah jenis
tetapi keberadaan saham tersebut tetap ada seiring dengan perusahaam yang
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham biasa merupakan saham yang
menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen dan hak atas harta
istimewa). Karakteristik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan jika
yang ditanamkan. Keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham ini berupa
dividen yang berasal dari keuntungan perusahaan. Pemegang saham ini tidak memiliki
jaminan pasti atas return yang dihasilkan perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan
37
keuntungan, maka pemegang saham akan mendapatkan dividen sebesar alokasi yang
ditetapkan oleh RUPS. Namun, apabila perusahaan suatu saat dilikuidasi atau bangkrut,
pemegang saham jenis ini adalah yang paling akhir mendapatkan hak atas aset
perusahaan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi dan pemegang saham preferen
Selain keuntungan berupa dividen, pemegang saham biasa juga bisa mendapatkan
keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual sahamnya. Katakanlah, jika anda
membeli sebuah saham pada harga Rp500,- dan menjualnya saat harga mencapai
Rp600,- maka anda akan memperoleh keuntungan sebesar Rp100,- dikalikan dengan
jumlah saham yang anda jual. Keuntungan jenis ini disebut capital gain. Sebaliknya jika
harga saham mengalami penurunan, maka anda mengalami kerugian yang disebut
capital loss.
Karakteristik lain dari saham biasa, selain klaim atas aset perusahaan paling
rendah dibandingkan dengan komponen perusahaan yang lain, juga tidak adanya
maturity date atau tanggal jatuh tempo. Orang yang mempunyai saham memiliki hak
untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan. Besar kecilnya hak suara yang
dimiliki sesuai dengan besar kecilnya saham yang dimiliki, semakin banyak persentase
saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol
operasional perusahaan.
Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak
lain sesuai dengan proporsi saham dan mempunyai hak untuk mengalihkan
2. Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul Financial Statement Analysis
(2001:hal220), preferred stock adalah saham yang masuk kategori kelas khusus
karena memiliki preferensi atau fitur tidak dinikmati oleh saham biasa.
(2011:G-3) preferred stock adalah saham dalam perusahaan dan perusahaan wajib
Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa preferred stock adalah
tipe saham yang khusus yang berbeda dari saham biasa, dimana pemegang preferred
stock dapat menikmati fungsi ganda dari preferred stock tersebut seperti obligasi dan
saham.
yang senior dengan pembagian dividen tetap. Pemegang preferred stock mendapatkan
Pemegang saham preferen dapat berupa obligasi atau kreditur dan pemegang saham
biasa. Perbedaan penting antara para pemegang saham preferen dan kreditur adalah
bahwa pemegang saham lebih disukai perusahaan karena biasanya pemegang saham
preferen tidak memiliki hak untuk menuntut penebusan saham mereka. Namun
demikian, beberapa saham preferen memiliki hak untuk menentukan tanggal penebusan
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham jenis preferen memiliki sifat hybrid yang
39
artinya selain memiliki karakteristik sebagai saham, juga memiliki sifat seperti halnya
obligasi. Jika investor memiliki saham jenis ini, investor akan mendapatkan
pembayaran secara teratur sebesar harga dari saham dikalikan dengan bunga setiap
tahun (sifat obligasi). Apabila saham preferen anda berjenis cumulative, maka jika anda
belum menerima pembayaran dividen tahun lalu akan diakumulasikan dengan dividen
tahun berjalan. Jenis yang lain yaitu non cumulative, yang artinya anda tidak akan
menerima dividen yang tidak dibayarkan periode lalu, sedangkan yang berjenis
peningkatan dividen saham biasa. Pemilik saham preferen memiliki hak suara untuk
memilih direktur perusahaan, hanya jika dividen tidak dibayarkan selama setahun atau
lebih.
Sifat preferen ini tercermin pula pada perlakuan yang diterima saat perusahaan
dilikuidasi. Pemilik saham ini akan menerima pembayaran sebesar harga pari saham
sebelum dividen atas pemegang saham biasa dibayarkan. Oleh karena banyak sifat
saham jenis ini yang menyerupai obligasi, maka beberapa pihak menggolongkannya ke
biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi. Menurut
obligasi :
Saham preferen lebih aman dibandingkan saham biasa karena memiliki klaim
terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. Dan pemiliknya
40
akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa, contohnya hak suara
dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusaha sekuat tenaga
untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak terlambat. Tetapi
saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa karena jumlahnya
sedikit.
2.4.7.1.Keuntungan Saham
pengembalian, yaitu dividen dan kenaikan harga saham yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Dividen
Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul Financial Statement Analysis
a. Dividen kas
Dividen kas adalah distribusi dividen berupa uang kas. Dividen ini adalah
dividen, maka pada laporan keuangan masuk pada hutang perusahaan kepada
pemegang saham. Dividen bentuk lain, seperti dividen properti. Dividen ini
dibayar dengan aset perusahaan, barang, atau dalam saham perusahaan lain.
Dividen tersebut dinilai berdasarkan nilai pasar dari aset yang didistribusikan.
b. Dividen saham
dengan saham. Efek dari pembayaran saham ini adalah pengaruh terhadap
dividen saham kira-kira antara 20%-25% dari saham yang beredar sesuai dengan
harga saham semenjak dividen saham ini dideklarasikan. Untuk skala besar,
ukuran dividen saham lebih dari 25% saham yang beredar sesuai dengan harga
yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus
memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga
kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang
saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat
berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula
berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan
2. Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp3,000,- kemudian
menjualnya dengan harga Rp3,500,- per saham yang berarti pemodal tersebut
mendapatkan capital gain sebesar Rp500,- untuk setiap saham yang dijualnya.
42
30 Januari 2008 sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
2. Risiko Likuidasi
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham
(dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak
akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang
terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, Dalam melakukan suatu investasi, seorang
investor sering dihadapkan pada pertanyaan mendasar, seperti apakah harga saham
dipasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan? Jika tidak, berapa nilai
sebenarnya dari saham tersebut? Nilai intrinsik (intrinsic value) merupakan nilai
sebenarnya dari suatu saham, dan merupakan standar untuk mempertimbangkan apakah
43
saham dinilai terlalu rendah (undervalued), wajar (fairly priced), atau dinilai terlalu
tinggi (overvalued). Sedangkan harga pasar saham (current market price) adalah harga
Investor perlu menganalisis saham dengan tujuan untuk menaksir nilai intrinsic
suatu saham perusahaan, lalu membandingkannya dengan harga saham saat ini untuk
mengetahui tingkat kewajaran harga saham. Untuk itu, ada dua pendekatan yang
digunakan dalam menganalisis saham suatu perusahaan yang dikutip dari website
1. Analisis Teknikal
mengamati perubahan harga saham di periode yang lalu, dan upaya untuk
analisis grafik. Indikator teknis yang digunakan adalah moving average, volume
mengidentifikasi berbagai pola seperti key reserval, head and shoulders, dan
sebagainya. Analisis ini menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan
2. Analisis Fundamental
Analisis fundamental ini menyatakan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik.
Analisis ini mencoba untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan
dividen, penjualan, struktur modal, risiko dan sebagainya. Analisis ini akan
pendekatan atau metode penghitungan yang digunakan untuk menghitung indeks, yang
1. Menghitung rata-rata (arithmatic mean) harga saham yang masuk dalam anggota
indeks,
2. Menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk anggota
indeks,
3. Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar. Umumnya semua indeks harga saham
Efek Jakarta.
menggunakan rata-rata tertimbang dari nilai pasar (market value weighted average
Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham hari ini x harga pasar hari ini atau disebut
Nilai dasar adalah nilai yang dihitung berdasarkan harga perdana dari masing-masing
saham atau berdasarkan harga yang telah dikoreksi jika perusahaan telah melakukan
kegiatan yang menyebabkan jumlah saham yang tercatat di bursa berubah. Penyesuaian
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, indeks harga saham adalah suatu indikator yang
menunjukkan pergerakan harga saham dalam suatu periode. Indeks ini berfungsi
sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar
pada suatu saat, apakah keadaan pasar sedang aktif atau sedang lesu.
45
Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham
saat ini; apakah sedang naik, stabil atau turun, misal jika di awal bulan nilai indeks 300
dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan bahwa secara rata-
menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa
saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai
indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.
system Relative Strength Index (RSI) yang ditulis oleh Hendra Syamir pada buku
Solusi Investasi di Bursa Saham Indonesia (2005;186). Indikator RSI ini menghitung
perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga, yang diterjemahkan
kedalam indikator yang memiliki selang penilaian antara 0-100. Formulasi RSI adalah
sebagai berikut:
RSI=100-100/(1+RS)
1. Accounting Model
Pada accounting model, yang diutamakan adalah price earning ratio dan earning
per share, sebagai contoh spabila ada perusahaan dengan rasio P/E sebesar 20,
maka dengan peningkatan $1 pada earning per share (EPS), maka akan
meningkatkan $20 equity value per share. Sebaliknya, apabila EPS berkurang $1,
maka akan menurunkan $20 pada share value. (A.J.Keown, et al. 2005, p. 439).
46
Discounted
Accounting (Earning) Model Cash Flow
Model
Price Earning per Present value of
Equity Value x future cash flow
earning ratio share
Determinants of
Determinants of accounting earning and firm future cash
Value Drivers flows and the
the price-earning ratio
opportunity
Source : A.J.Keown, et al, Financial Fundamental, p. 439
Menurut Keown (2005;hal439) free cash-flow model adalah metode valuasi nilai
perusahaan dengan menghitung present value dari arus kas di masa yang akan
datang. Menurut Koller dari bukunya yang berjudul Valuation (2010;395) manager
harga saham tertinggi. Pragmatisnya kita semua tidak dapat mengetahui dengan
pasti arus kas di masa yang akan datang, namun dapat diprediksi dengan planning
period, lalu mengambil nilai dari arus kas yang disebut metode terminal value.
Menurut Keown (2005;hal440) metode dan rumus DCF dijabarkan sebagai berikut:
equity value
Share value =
number of shares
rata-rata dari after tax cost dari seluruh sumber modal perusahaan untuk proyek
1. Cost of Debt
Komponen WACC yang pertama adalah biaya yang harus dikeluarkan dari hutang.
Biaya tersebut berupa bunga hutang untuk pemegang obligasi atau bunga hutang
dari bank. Menurut Block & Hirt dalam bukunya yang berjudul Foundations of
berikut:
Kd = Y x ( 1 - T )
keterangan:
T adalah pajak.
48
2. Cost of Equity
Komponen kedua dari WACC adalah Cost of Equity. Cost of Equity merupakan
biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membiayai ekuitas seperti dividend
dan biaya untuk preferend stock. Menurut Keown (2005;hal412), menghitung cost
of equity dapat menggunakan capital asset pricing model (CAPM). CAPM adalah
hubungan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko dimana risiko
yang tergolong systematic (beta) untuk aset yang berisiko. Ada 2 buah keuntungan
keterangan:
kc adalah CAPM
adalah beta coefficient dengan melihat risiko yang sistematis dari tingkat
Co Variance Rs, Rm
=
Variance Rm
berikut:
49
keterangan:
Dari cost of equity dan cost of debt yang sudah diketahui, maka rumus untuk mencari
WACC = [cost of debt x proporsi biaya hutang] x [cost of equity x proporsi biaya
equisitas]
49
Hasil dari DCF adalah nilai fair value per lembar setiap perusahaan akan dilihat dengan
harga saham perusahaan saat ini (11 July 2011) apakah saat ini harga saham-saham batu
Penelitian lapangan ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berkaitan dengan
finance.yahoo.com, Majalah Investor Febuari 2011 hingga April 2011, Real Time
yang diperoleh dari lapangan adalah data sekunder, karena data-data yang diambil
dalam penelitan ini bukan dari sumber informasi utama, tetapi sudah tersedia dan
dipublikasikan pada masyarakat luas oleh Bursa Efek Indonesia dan website terkait.
Data penelitian yang dikumpulkan adalah harga saham, dan laporan keuangan
emiten batu bara yang terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta pada tahun 2008 hingga
2010.
perpustakaan, majalah, dan jurnal yang berhubungan dengan topik yang ditulis.
terkait penelitian ini adalah journal yang disusun oleh Robert F. Bruner, Robert M.
Conroy, Wei Li, Elisabeth F. IHalloran, dan Miguel Palacios Lleras pada
menjelaskan bahwa Indonesia sebagai bagian dari Emerging Markets. Investor yang
portofolio global, perlu melakukan valuasi dengan yang teknik mendasar seperti
discounted cash flow. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah inflasi dan
korupsi dimana keduanya adalah risiko utama yang perlu diperhatikan ketika
Penjelasan singkat tentang perusahaan batu bara yang akan diteliti didapat dari realtime
IDNY adalah sebuah perusahaan energi batu bara Indonesia, menyediakan solusi
energi terintegrasi melalui investasi dalam bidang sumber daya energi, jasa energi
dan infrastruktur energi. Didirikan pada tahun 2000, Indika Energy (sebelumnya
dikenal sebagai PT Indika Inti Energi) telah tumbuh menjadi perusahaan energi
(PT Kideco Jaya Agung), Rekayasa, Pengadaan dan Konstruksi (EPC) jasa (PT
pembangkit listrik (PT Cirebon Electric Power). Pada akhir tahun 2007, Indika
seluruh Indonesia. PT Kideco Jaya Agung (Kideco) adalah perusahaan batu bara
ketiga terbesar di Indonesia, diukur dengan kapasitas dan jumlah produksi. Kideco
mulai produksi komersial dengan 1,4 juta ton pada tahun 1993 dan telah secara
konsisten meningkatkan produksi tahunan sebesar ke 20,5 juta ton pada tahun 2007.
Kideco merupakan salah satu produsen biaya terendah batu bara di area konsesi
dan konstruksi (EPC) jasa untuk sektor energi Indonesia. Didirikan pada tahun 1973,
Tripatra telah membentuk track record yang terbukti di pasar EPC dengan basis klien
yang beragam yang terdiri dari perusahaan domestik internasional dan utama dalam
sektor energi dan infrastruktur, termasuk ExxonMobil, Chevron, BP, Hess, Conoco
Phillips, Telkom, PGN, dan Excelcomindo. Didirikan pada bulan April 2007, PT
Cirebon Electric Power (CEP) adalah sebuah konsorsium yang memiliki proyek
berlokasi di Cirebon, Jawa Barat, dilengkapi dengan teknologi boiler terbaru dan
paling canggih ultra atau super-kritis dirancang untuk mengkonsumsi rendah kalori
Laba bersih INDY melonjak menjadi Rp264.969 miliar pada 2007 dari Rp177.264
miliar di tahun 2006. Laba bersih lebih tinggi sejalan dengan penjualan bersih
PTBA didirikan pada tanggal 2 Maret 1981 di Tanjung Enim dengan nama PT.
Tambang Batubara Bukit Asam. Namun kerja tambang telah dieksploitasi sejak
tahun 1919 di bawah Pemerintah Belanda Indie. Ambil alih oleh Jepang pada 1942,
dan dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia pada 1945. Pada 30 Oktober 1990,
gundu.
53
Perusahaan ini telah berhasil membukukan laba bersih Rp760,207 miliar pada tahun
2007, naik dari Rp485,670 miliar di tahun 2006. Kenaikan laba bersih ini sejalan
dengan penjualan bersih yang melangkah naik dari Rp3,533 triliun menjadi
Rp4,123 triliun.
dengan PT. Indo Tambangraya Megah. Perusahaan memiliki anak perusahaan terdiri
dari PT. Indominco Mandiri, PT.Trubaindo Coal Mining, PT. Bharinto Ekatama, PT.
Kitadin dan PT. Jorong Barutama Greston. Sampai saat ini ITMG memusatkan
BUMI adalah perusahaan batu bara dengan gabungan 3 perusahaan besar yaitu
Arutmin Indonesia, Kaltim Prima Coal dan Gallo Oil. Perusahaan ini mulai go publik
pada tanggal 30 juli 1990. Saat ini BUMI adalah perusahaan batu bara terbesar di
Indonesia dengan pangsa pasar lebih dari 38%. Laba bersih naik 255,41% pada tahun
2007 menjadi USD789 juta dari USD222 juta pada tahun 2006. Penjualan bersih naik
DEWA adalah anak usaha Bumi Resources dan didirikan pada tahun 1991.
berbasis di Jakarta, tahun 1996. Lingkup usaha DEWA berada pada kegiatan yang
umum konstruksi, teknik sipil dan pemeliharaan tanaman. Henry Walker Eltin
(HWE) yang dijual Perseroan pada bulan Mei 2005. Pada bulan Maret 2007
54
USD1.25 Milyar Kontrak Bengalon pada bulan Mei 2004. Sejak September 2007,
ADRO didirikan dengan nama PT Padang Karunia, sebuah perseroan terbatas yang
didirikan di Indonesia pada tahun 2004. Pada 18 April 2008, Padang Karunia
berubah nama menjadi PT Adaro Energy Tbk dalam persiapan untuk menjadi
perusahaan publik. Visi Adaro Energy adalah menjadi tambang batubara terbesar dan
ADRO dan anak perusahaannya saat ini bergerak dalam pertambangan batu bara dan
Setiap anak perusahaan yang beroperasi diposisikan sebagai pusat laba yang bekerja
secara mandiri dan terintegrasi sehingga ADRO dapat menghasilkan produksi batu
bara yang kompetitif dan dapat diandalkan dan rantai pasokan batu bara yang
menghasilkan nilai pemegang saham yang optimal. Di masa depan, ADRO dapat
daftar anak perusahaan melakukan yang kuat untuk mendukung pertumbuhan dan
pengembangan selanjutnya.
Selain cadangan batu bara, ADRO memiliki aset berkualitas tinggi untuk mendukung
Laut. Selain itu, melalui anak perusahaannya, ADRO memiliki armada penambangan
lengkap termasuk Mesin Bor, bulldozer, Wheel Dozer, Excavator, Grader, Truk
Artikulasi, Dump Truk, Wheel Loader, Kepala Truk, Kapal, Dollys, penghancur, dan
lainnya.
55
BYAN didirikan oleh Dato 'Tuck Kwong dengan memulai bisnis di Indonesia pada
pekerjaan sipil umumnya dan konstruksi kelautan. Pengalaman yang luas selama
menjelajah ke kontrak pertambangan batubara pada tahun 1988. Setelah itu pada
Sejak itu, sejumlah konsesi baru telah diperoleh dan diformalkan menjadi sebuah
struktur memegang hukum melalui BYAN. Sejak tahun 2001, Grup Bayan rata-rata
telah menambahkan satu konsesi baru untuk portofolio setiap tahun. Grup Bayan
terus menerus untuk mengevaluasi peluang batubara baru di Indonesia dan berniat
untuk melakukan akuisisi tambahan dengan tambang batu bara yang memiliki
Perseroan didirikan dengan nama PT. Perdana Karya Kaltim pada tanggal
dengan PT. Perdana Karya Perkasa. Lingkup PKPK adalah pertambangan batu bara,
bergerak di bidang pertambangan batu bara dan tekanan tinggi laminasi (HPL).
Segmen usaha yang dibagi menjadi batu bara, tekanan tinggi laminasi dan laminasi
tambang Pasir, Gunung Pinang dan Purwajaya. Perusahaan ini merupakan bagian
dari Bumi Raya Utama Group dan mengoperasikan fasilitas produksi di Pontianak,
2008, Garda Tujuh Buana telah menghasilkan 30.000 metrik ton (MT) batubara.
pertambangan batubara dan mineral lainnya, eksploitasi minyak dan gas dan
operasi pipa pembangkit listrik, minyak dan gas, bahan bakar gas cair (LPG) dan
gas alam terkompresi (CNG) tanaman, kilang tambang, dan lain-lain. Anak
pertambangan nikel, pembangkit listrik, dan minyak dan gas. Anak perusahaan
Mega Alam Sejahtera, PT MIM Nikelindo Mulia, PT Wahana Bumi Mulia dan PT
Kalimantan Timur; PT Layar Lintas Jaya, lalu anak usaha yang terlibat dalam
investasi, dan Harum Energy Capital Limited, yang bergerak dalam kegiatan
investasi.
BORN adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Indonesia terlibat dalam kegiatan
Tuhup (AKT), yang bergerak dalam bisnis pertambangan batu bara, dan Kalimantan
PT Mining Services yang bergerak dalam bisnis pertambangan batu bara di bidang
sewa peralatan yang berhubungan dengan alat berat. Perseroan melalui anak
baku pembuatan baja) di Kalimantan Tengah, Indonesia. Pasar dari produk BORN
METODOLOGI
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari nilai fair value saham-saham batu bara
dengan menggunakan metode discounted cash flow (DCF). Untuk meggunakan metode
Saham-saham batu bara yang diukur terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Saham-
48
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab 4, penulis akan menjelaskan lebih rinci proses untuk mencari nilai interinsik
suatu perusahaan dengan metode discounted cash flow (DCF). Metode DCF
WACC = [cost of debt x proporsi biaya hutang] x [cost of equity x proporsi biaya
equisitas]
Untuk mencari cost of debt dan cost of equity dijabarkan sebagai berikut:
a. Cost of debt
Biaya tersebut berupa bunga hutang untuk pemegang obligasi atau bunga hutang
dari bank. Menurut Block & Hirt dalam bukunya yang berjudul Foundations of
berikut:
Kd = Y x ( 1 - T )
keterangan:
58
BAB 5
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pada bab 4, maka kesimpulan yang dapat diberikan dijabarkan
sebagai berkut:
1. Tahun 2009, nilai interinsik ADRO berada pada Rp983. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ADRO berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ADRO berada pada
2. Tahun 2010, nilai interinsik ADRO berada pada Rp419. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ADRO berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ADRO berada pada
3. Tahun 2011, nilai interinsik ADRO berada pada Rp2,086. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ADRO berada
125
59
State Owned Banks (Case Study of PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, and PT Bank Tabungan Negara (Persero)
(2007). Untuk pajak, menurut pajak.go.id, pajak seluruh perusahaan adalah 25%.
b. Cost of equity
membiayai ekuisitas seperti dividen dan biaya untuk preferend stock. Menurut
keterangan:
kc adalah CAPM
adalah beta coefficient dengan melihat risiko yang sistematis dari tingkat
Co Variance Rs, Rm
=
Variance Rm
berikut:
Keterangan:
Hasil dari beta dapat dilihat pada appendix a. Untuk mencari beta, risk-free rate,
dan require rate of return, penulis menggunakan refrensi thesis dari mahasiswi
Between State Owned Banks (Case Study of PT Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, and PT Bank Tabungan Negara
(Persero) (2007). Risk-free rate didapat dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan
Setelah biaya hutang dan biaya ekuisitas diketahui, maka WACC dapat dihitung.
WACC = [after-tax cost of debt x proporsi biaya hutang] x [cost of equity x proporsi
biaya equisitas]
Untuk lebih jelasnya, akan diberikan contoh dari Keown (2005;hal414) sebagai
berikut:
Sebuah perusahaan diketahui cost of debt sebesar 3.72%, dan cost of equity sebesar
Maka nilai WACC dari cost of debt sebesar 3.72%, dan cost of equity sebesar
Menurut Keown (2005;hal439) free cash-flow model adalah metode valuasi nilai
perusahaan dengan menghitung present value dari arus kas di masa yang akan
datang. Menurut Koller dari bukunya yang berjudul Valuation (2010;395) manager
harga saham yang wajar. Pragmatisnya kita semua tidak dapat mengetahui dengan
62
pasti arus kas di masa yang akan datang, namun dapat diprediksi dengan planning
period, lalu mengambil nilai dari arus kas yang disebut juga metode terminal value.
firm value = free cash flow1 + free cash flow2 + free cash flow3 +
1 2 3
(1+ kwacc) (1+ kwacc) (1+ kwacc)
Operating Income didapat dari gross margin sales. Working capital dan capital
yang diberikan, Arthur berasumsi didapat kenaikan 10% pada sales masuk pada
working capital, dan 40% sales masuk capital expenditure ditambah dengan
depresiasi. Namun, Arthur tidak menjelaskan dasar dari asumsi tersebut termasuk
planning selama 4 tahun kedepan mulai dari sales, operating income, hingga
kenaikan selama 4 hingga 5 tahun. Untuk perusahaan yang baru berjalan kurang dari
income sebesar 200% lebih selama 4 tahun terakhir, penulis akan menggunakan
63
asumsi berdasarkan rata-rata industri. Untuk asumsi, dapat dilihat detail pada
appendix b.
Hasil dari kalkulasi nilai perusahaan, maka selanjutnya akan dimasukan kedalam
Menurut Arthur, Debt value adalah jumlah interest-bearing debt. Disini penulis
equity value
Share value =
number of shares
Number of shares adalah jumlah saham yang beredar. Dengan demikian, nilai
Pada bagian 4.1, penulis mulai mencari nilai interinsik dari ke 14 perusahaan batu bara
yang akan dijabarkan satu per satu. Ke 14 perusahaan tersebut adalah: INDY, PTBA,
ITMG, BUMI, DEWA, ADRO, BRAU, BYAN, HRUM, PKPK, KKGI, GTBO, ATPK,
dan BORN. Mencari nilai interinsik dimulai dari mencari cost of debt, cost of equity,
WACC, estimasi arus kas, dan nilai interinsiknya. Setelah nilai interinsik diketahui,
akan dicari titik terendah dan tertinggi. Titik terendah dicari pada saat pasar saham
sedang turun (bearish) dan titik tertinggi dicari pada saat pasar saham sedang naik
(bearish) pada tahun 2009, 2010, dan 2011 (hingga 26 july 2011).
ADRO
Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam juta rupiah)
Hutang bank 2010 2009
Hutang bank jangka pendek - 188.000
Hutang bank jangka panjang jatuh tempo 134.698 1.823.127
Hutang bank jangka panjang 5.102.587 5.548.196
Total hutang bank = 5.237.285 7.559.323
Pihak ketiga
Pihak ketiga 2.303.985 2.025.321
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 109.144 142.783
Total hutang kepada pihak ketiga = 2.413.129 2.168.104
Total (a) = 7.650.414 9.727.427
Interest
Biaya bunga 1.048.252 729.260
Total Interest expense (b) = 1.048.252 729.260
Interest Rate kb (b/a) = 13,70% 7,50%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 10,28% 5,62%
Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
berikut
ADRO
Cost of Equity
2010 2009 Ket
N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000180323 0,000038648 apendix a
Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a
1,124496634 0,169564796 b
SBI 6,64% 7,77% c
Cost of Equity 48,43% 19,39% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
65
ADRO
Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan
Cost of debt 10,28% 5,62% a
Cost of Equity 48,43% 19,39% b
Percent of debt 17,50% 22,48% a / (a+b) x 100% c
Percent of debt 82,50% 77,52% b / (a+b) x 100% d
WACC 41,75% 16,30% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
ADRO selama 4 tahun terakhir (2007 - 2010) untuk asumsi tahun 2011. Rincian
sebagai berikut:
2007 - 2010
Sales 32,20%
Operating income 61,59%
Capital Expenditure 4,35%
depreciation 42,89%
Working Capital 39,89%
Sumber: hitungan penulis
Untuk mencari nilai interinsik pada tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual dan forecast. Nilai share value untuk ADRO tahun 2009. 2010. dan 2011
ADRO
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 26.938.020.000.000 24.689.333.000.000 31.202.818.186.577 39.434.676.618.626
Operating income 13.024.258.536.842 6.284.233.000.000 8.043.201.617.009 10.165.141.265.400
Less: tax 3.256.064.634.210 1.571.058.250.000 2.010.800.404.252 2.541.285.316.350
Net operating profits after tax 9.768.193.902.631 4.713.174.750.000 6.032.401.212.757 7.623.855.949.050
Plus: depreciation expense 3.618.507.000.000 4.856.141.000.000 5.906.903.077.551 7.185.026.951.972
Less investments:
In net working capital 7.840.833.000.000 4.406.759.000.000 4.046.066.207.390 5.113.490.438.970
In new capital (CAPEX) 1.106.262.000.000 2.250.548.000.000 1.371.816.196.559 1.733.725.709.263
Total net investment for the period 8.947.095.000.000 6.657.307.000.000 5.417.882.403.949 6.847.216.148.232
Free cash flow 4.439.605.902.631 2.912.008.750.000 6.521.421.886.358 7.961.666.752.790
Sumber: hitungan penulis
WACC= 16,30%
7.961.666.752.790 48.847.766.560.184
4
+
(1+16,30%) (1+16,30%)4
7.961.666.752.790 + 48.847.766.560.184
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
ADRO
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 32.640.265.496.563 41.952.358.991.473 53.921.143.047.527 69.304.557.298.979
Operating income 8.231.072.942.333 13.024.258.536.842 16.740.009.966.919 21.515.845.443.321
Less: tax 2.057.768.235.583 3.256.064.634.210 4.185.002.491.730 5.378.961.360.830
Net operating profits after tax 6.173.304.706.749 9.768.193.902.631 12.555.007.475.189 16.136.884.082.491
Plus: depreciation expense 4.856.141.000.000 5.819.445.809.399 6.973.839.830.542 8.357.229.120.256
Less investments:
In net working capital 4.406.759.000.000 5.304.648.751.183 6.818.036.720.833 8.763.186.198.946
In new capital (CAPEX) 2.250.548.000.000 2.076.838.785.932 2.669.349.804.279 3.430.901.053.017
Total net investment for the period 6.657.307.000.000 7.381.487.537.115 9.487.386.525.111 12.194.087.251.963
Free cash flow 4.372.138.706.749 8.206.152.174.914 10.041.460.780.620 12.300.025.950.783
Sumber: hitungan penulis
WACC= 41,75%
12.300.025.950.783 29.460.637.031.562
+
(1+41.75%)4 (1+41.75%)4
12.300.025.950.783 + 29.460.637.031.562
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
ADRO
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 32.640.265.496.563 43.151.709.756.035 57.048.250.880.961 75.420.022.682.227
Operating income 8.231.072.942.333 10.881.800.904.030 14.386.167.118.743 19.019.076.547.498
Less: tax 2.057.768.235.583 2.720.450.226.008 3.596.541.779.686 4.754.769.136.874
Net operating profits after tax 6.173.304.706.749 8.161.350.678.023 10.789.625.339.057 14.264.307.410.623
Plus: depreciation expense 6.938.875.737.213 13.877.751.474.426 27.755.502.948.852 55.511.005.897.704
Less investments:
In net working capital 3.171.272.780.667 4.192.546.859.123 5.542.711.201.982 7.327.681.359.535
In new capital (CAPEX) 345.637.131.755 456.945.829.438 2.633.090.864.460 5.027.875.221.195
Total net investment for the period 3.516.909.912.422 4.649.492.688.562 8.175.802.066.442 12.355.556.580.730
Free cash flow 9.595.270.531.539 17.389.609.463.887 30.369.326.221.466 57.419.756.727.598
Sumber: hitungan penulis
WACC= 41,75%
57.419.756.727.598 137.530.003.445.618
+
(1+41,75%)4 (1+41,75%)4
57.419.756.727.598 + 137.530.003.445.618
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
BORN
Laporan keuangan 2010 (dalam juta rupiah)
Hutang bank 2010
Pinjaman jatuh tempo 44.056
Pinjaman jangka panjang 180.719
Total hutang bank = 224.775
Pihak ketiga
Pihak ketiga 320.010
Hubungan istimewa 6.062
Total hutang dengan pihak ketiga
= 326.072
berikut:
70
BORN
Cost of Equity
2010 Ket
N= 151 apendix a
CoVariance = 0,000160212 apendix a
Variance = 0,000113962 apendix a
Return IHSG = 9,92% a
= 1,405833903 b
SBI = 6,64% c
Cost of Equity = 11,25% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
BORN
Weighted Cost of Capital
2010 Keterangan
Cost of debt 1,41% a
Cost of Equity 11,25% b
Percent of debt 11,12% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 88,88% b / (a+b) x 100% d
WACC 10,15% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
industri batu bara. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b. Angka
2006/2007 - 2010
Sales 39,49%
Operating income 59,70%
Capital Expenditure 14,89%
depreciation 97,97%
Working Capital 51,22%
Sumber: hitungan penulis
71
Setelah asumsi angka rata-rata pertumbuhan perusahaan batu bara diketahui. maka
selanjutnya akan dicari nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk BORN tahun 2011
BORN
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 3.832.935.057.151 5.338.843.129.676 7.436.402.010.022 10.358.063.256.678
Operating income 839.027.105.505 1.168.669.448.098 1.627.823.785.378 2.267.373.619.251
Less: tax 209.756.776.376 292.167.362.024 406.955.946.344 566.843.404.813
Net operating profits after tax 629.270.329.129 876.502.086.073 1.220.867.839.033 1.700.530.214.438
Plus: depreciation expense 691.355.717.443 1.382.711.434.887 2.765.422.869.773 5.530.845.739.547
Less investments:
In net working capital 560.847.388.001 781.196.701.634 1.088.118.264.792 1.515.625.137.300
In new capital (CAPEX) 152.565.207.945 212.506.003.916 295.996.723.687 412.289.812.141
Total net investment for the period 713.412.595.946 993.702.705.551 1.384.114.988.479 1.927.914.949.442
Free cash flow 607.213.450.625 1.265.510.815.409 2.602.175.720.327 5.303.461.004.543
Sumber: hitungan penulis
WACC= 10,15%
5.303.461.004.543 5.303.461.004.543
4
+
(1+10,15%) (1+10,15%)4
5.303.461.004.543 + 5.303.461.004.543
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
berikut:
73
BUMI
Cost of Equity
2010 2009 Ket
N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000256031 0,000033301 apendix a
Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a
1,596612796 0,146103419 b
SBI 6,64% 7,77% c
Cost of Equity 65,97% 17,79% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
BUMI
Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan
Cost of debt 11,21% 3,49% a
Cost of Equity 65,97% 17,79% b
Percent of debt 14,53% 16,40% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 85,47% 83,60% b / (a+b) x 100% d
WACC 58,02% 15,44% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
Untuk perhitungan tahun 2009 dan 2010 menggunakan data actual dan forecast.
Angka pertumbuhan BUMI untuk asumsi tahun 2011 dijabarkan sebagai berikut:
74
bumi
sal 37,34%
op inc 21,16%
capex 17,20%
depre 10,15%
wc 36,01%
Sumber: hitungan penulis
Setelah asumsi untuk tahun 2009. 2010. dan 2011 diketahui. maka selanjutnya akan
dicari nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk BUMI tahun 2009. 2010. dan 2011
BUMI
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 30.261.177.536.400 38.940.364.828.015 53.479.376.643.789 73.446.762.474.876
Operating income 5.531.778.700.000 9.808.946.600.000 11.317.722.081.453 15.543.375.739.210
Less: tax 1.382.944.675.000 2.452.236.650.000 2.829.430.520.363 3.885.843.934.802
Net operating profits after tax 4.148.834.025.000 7.356.709.950.000 8.488.291.561.090 11.657.531.804.407
Plus: depreciation expense 11.635.320.000.000 11.678.756.600.000 12.863.588.402.257 14.168.623.617.234
Less investments:
In net working capital 1.325.400.000.000 10.217.352.600.000 5.235.378.684.305 7.190.091.560.965
In new capital (CAPEX) 5.011.849.900.000 2.996.183.900.000 2.500.128.217.707 3.433.591.318.496
Total net investment for the period 6.337.249.900.000 13.213.536.500.000 7.735.506.902.012 10.623.682.879.461
Free cash flow 9.446.904.125.000 5.821.930.050.000 13.616.373.061.335 15.202.472.542.180
Sumber: hitungan penulis
WACC= 15,44%
15.202.472.542.180 98.453.063.138.880
4
+
(1+15,44%) (1+15,44%)4
15.202.472.542.180 + 98.453.063.138.880
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
BUMI
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 38.940.364.828.015 50.195.144.552.532 64.702.848.773.438 83.403.657.399.912
Operating income 5.531.778.700.000 9.945.059.109.512 12.819.440.233.551 16.524.592.372.147
Less: tax 1.382.944.675.000 2.486.264.777.378 3.204.860.058.388 4.131.148.093.037
Net operating profits after tax 4.148.834.025.000 7.458.794.332.134 9.614.580.175.163 12.393.444.279.110
Plus: depreciation expense 11.678.756.600.000 12.943.066.412.367 14.344.246.899.961 15.897.115.302.632
Less investments:
In net working capital 10.217.352.600.000 4.052.753.695.568 5.224.105.076.655 6.734.007.517.353
In new capital (CAPEX) 2.996.183.900.000 1.935.371.724.701 2.494.744.564.241 3.215.790.724.530
Total net investment for the period 13.213.536.500.000 5.988.125.420.269 7.718.849.640.896 9.949.798.241.882
Free cash flow 2.614.054.125.000 14.413.735.324.231 16.239.977.434.227 18.340.761.339.860
Sumber: hitungan penulis
WACC= 58,02%
18.340.761.339.860 31.611.059.438.331
+
(1+58,02%)4 (1+58,02%)4
18.340.761.339.860 + 31.611.059.438.331
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
BUMI
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 46.552.694.924.498 55.653.135.616.600 66.532.592.989.149 79.538.841.447.406
Operating income 10.226.768.388.080 12.225.967.346.132 14.615.983.454.060 17.473.216.333.836
Less: tax 2.556.692.097.020 3.056.491.836.533 3.653.995.863.515 4.368.304.083.459
Net operating profits after tax 7.670.076.291.060 9.169.475.509.599 10.961.987.590.545 13.104.912.250.377
Plus: depreciation expense 12.619.047.506.274 13.635.043.987.953 14.732.841.322.689 15.919.025.536.794
Less investments:
In net working capital 3.786.780.819.435 4.527.046.754.998 5.412.024.962.404 6.470.004.790.949
In new capital (CAPEX) 1.442.370.202.349 1.724.334.640.795 2.061.419.425.195 2.464.399.859.539
Total net investment for the period 5.229.151.021.784 6.251.381.395.792 7.473.444.387.599 8.934.404.650.488
Free cash flow 15.059.972.775.549 16.553.138.101.759 18.221.384.525.634 20.089.533.136.682
Sumber: hitungan penulis
WACC= 58,02%
20.089.533.136.682 34.625.139.834.944
+
(1+58,02%)4 (1+58,02%)4
20.089.533.136.682 + 34.625.139.834.944
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
77
BYAN
Laporan keuangan 2007 - 2010 (dalam juta rupiah)
Pihak ketiga 2010 2009
Hutang usaha 1.090.021 1.233.477
Hubungan istimewa 97.339 122.922
Jatuh tempo 520.583 383.207
Pinjamn jangka panjang 1.911.734 1.909.979
Total hutang kepada pihak ketiga = 3.619.677 3.649.585
Total (a) = 3.619.677 3.649.585
Interest
Biaya bunga 130.427 141.699
Total Interest expense (b) = 130.427 141.699
berikut:
78
BYAN
Cost of Equity
2010 2009 Ket
N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000025248 0,000017626 apendix a
Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a
0,157447001 0,077331059 b
SBI 6,64% 7,77% c
Cost of Equity 12,49% 13,07% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI dan IHSG 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
BYAN
Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan
Cost of debt 2,70% 2,91% a
Cost of Equity 12,49% 13,07% b
Percent of debt 17,79% 18,22% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 82,21% 81,78% b / (a+b) x 100% d
WACC 10,75% 11,22% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
BYAN selama 4 tahun terakhir (2007 - 2010) untuk asumsi tahun 2011. Rincian
2007 - 2010
Sales 37,86%
Operating income 96,25%
Capital Expenditure 24,94%
depreciation 22,88%
Working Capital 7,46%
Sumber: hitungan penulis
79
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual dan forecast. Nilai interinsik untuk BYAN tahun 2009. 2010. dan 2011
WACC= 11,22%
2.948.718.702.328 26.280.063.853.214
+
(1+11,22%)4 (1+11,22%)4
2.948.718.702.328 + 26.280.063.853.214
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
BYAN
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 8.745.624.000.000 11.240.703.838.364 14.447.616.634.538 18.569.444.531.239
Operating income 1.307.832.000.000 3.489.716.346.027 4.485.313.789.569 5.764.949.868.720
Less: tax 326.958.000.000 872.429.086.507 1.121.328.447.392 1.441.237.467.180
Net operating profits after tax 980.874.000.000 2.617.287.259.520 3.363.985.342.177 4.323.712.401.540
Plus: depreciation expense 1.807.013.000.000 2.165.467.236.305 2.595.027.457.750 3.109.798.843.213
Less investments:
In net working capital (34.167.000.000) 1.421.326.166.443 1.826.822.933.927 2.348.005.764.415
In new capital (CAPEX) 257.171.000.000 556.467.628.374 715.224.872.027 919.274.709.762
Total net investment for the period 223.004.000.000 1.977.793.794.817 2.542.047.805.954 3.267.280.474.177
Free cash flow 2.564.883.000.000 2.804.960.701.007 3.416.964.993.973 4.166.230.770.576
Sumber: hitungan penulis
WACC= 10,75%
4.166.230.770.576 38.755.402.791.133
4
+
(1+10,75%) (1+10,75%)4
4.166.230.770.576 + 38.755.402.791.133
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
BYAN
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 12.056.349.635.817 16.620.376.835.441 22.912.152.890.075 31.585.730.892.621
Operating income 955.944.991.537 1.317.825.583.466 1.816.698.956.334 2.504.424.818.697
Less: tax 238.986.247.884 329.456.395.867 454.174.739.084 626.106.204.674
Net operating profits after tax 716.958.743.653 988.369.187.600 1.362.524.217.251 1.878.318.614.023
Plus: depreciation expense 2.385.865.692.523 2.931.866.816.707 3.602.819.327.948 4.427.318.129.142
Less investments:
In net working capital 247.034.968.981 340.552.024.453 469.470.706.263 647.192.582.083
In new capital (CAPEX) 825.805.313.044 1.138.420.492.943 1.569.378.639.591 2.163.479.425.813
Total net investment for the period 1.072.840.282.025 1.478.972.517.396 2.038.849.345.855 2.810.672.007.896
Free cash flow 2.029.984.154.150 2.441.263.486.910 2.926.494.199.344 3.494.964.735.268
Sumber: hitungan penulis
WACC= 10,75%
3.494.964.735.268 32.511.105.004.729
4
+
(1+10,75%) (1+10,75%)4
3.494.964.735.268 + 32.511.105.004.729
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
DEWA
Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam dollar)
Hutang bank 2010 2009
Jatuh tempo 23.525.593 94.000.000
Jangka panjang 44.439.594 26.000.000
Total hutang bank = 67.965.187 120.000.000
Obligasi
Obligasi 977.627 3.335.703
Total obligasi = 977.627 3.335.703
Total (a) = 68.942.814 123.335.703
Interest
Interest expense 9.151.476 14.501.158
Total Interest expense (b) = 9.151.476 14.501.158
berikut:
83
DEWA
Cost of Equity
2010 2009 Ket
N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000293606 0,000004303 apendix a
Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a
1,830930458 0,01888078 b
SBI 6,64% 7,77% c
Cost of Equity 74,68% 9,06% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
DEWA
Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan
Cost of debt 9,96% 8,82% a
Cost of Equity 74,68% 9,06% b
Percent of debt 11,76% 49,31% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 88,24% 50,69% b / (a+b) x 100% d
WACC 67,07% 8,94% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
DEWA selama 4 tahun terakhir (2007 - 2010) untuk asumsi tahun 2011. Rincian
2007 - 2010
Sales 0,60%
Operating income 1,69%
Capital Expenditure 14,38%
depreciation 32,03%
Working Capital 68,59%
Sumber: hitungan penulis
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual dan forecast. Nilai interinsik untuk DEWA tahun 2009. 2010. dan 2011
DEWA
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 1.894.100.000.000 2.050.421.100.000 2.591.358.656.357 3.275.005.161.561
Operating income 30.140.800.000 35.792.200.000 667.978.770.713 844.203.451.550
Less: tax 7.535.200.000 8.948.050.000 166.994.692.678 211.050.862.887
Net operating profits after tax 22.605.600.000 26.844.150.000 500.984.078.035 633.152.588.662
Plus: depreciation expense 1.198.500.000.000 1.273.381.900.000 1.548.913.728.824 1.884.064.583.721
Less investments:
In net working capital (107.160.000.000) 947.239.300.000 336.021.208.982 424.669.580.612
In new capital (CAPEX) 74.410.100.000 71.584.400.000 113.927.779.043 143.983.953.551
Total net investment for the period (32.749.900.000) 1.018.823.700.000 449.948.988.026 568.653.534.164
Free cash flow 1.253.855.500.000 281.402.350.000 1.599.948.818.834 1.948.563.638.219
Sumber: hitungan penulis
WACC= 8,94%
1.948.563.638.219 21.788.914.718.820
4
+
(1+8,94%) (1+8,94%)4
1.948.563.638.219 + 21.788.914.718.820
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
85
DEWA
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 2.050.421.100.000 2.635.395.293.581 3.387.259.501.685 4.353.626.554.507
Operating income 35.792.200.000 818.167.809.285 1.051.586.717.455 1.351.598.794.010
Less: tax 8.948.050.000 204.541.952.321 262.896.679.364 337.899.698.503
Net operating profits after tax 26.844.150.000 613.625.856.964 788.690.038.091 1.013.699.095.508
Plus: depreciation expense 1.273.381.900.000 1.525.980.601.000 1.828.686.896.388 2.191.440.548.346
Less investments:
In net working capital 947.239.300.000 333.231.472.295 428.300.632.372 550.492.516.289
In new capital (CAPEX) 71.584.400.000 130.464.443.325 167.685.252.516 215.524.959.865
Total net investment for the period 1.018.823.700.000 463.695.915.619 595.985.884.888 766.017.476.154
Free cash flow 281.402.350.000 1.675.910.542.343 2.021.391.049.590 2.439.122.167.699
Sumber: hitungan penulis
WACC= 67,07%
2.439.122.167.699 3.636.740.859.292
4
+
(1+67,07%) (1+67,07%)4
2.439.122.167.699 + 3.636.740.859.292
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
86
DEWA
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 2.062.722.837.800 2.075.098.381.295 2.087.548.173.289 2.100.072.659.246
Operating income 34.823.141.289 35.032.066.740 35.242.245.663 35.453.685.580
Less: tax 8.705.785.322 8.758.016.685 8.810.561.416 8.863.421.395
Net operating profits after tax 26.117.355.966 26.274.050.055 26.431.684.247 26.590.264.185
Plus: depreciation expense 1.681.292.934.079 2.219.872.867.821 2.930.979.753.382 3.869.880.315.787
Less investments:
In net working capital 8.437.800.689 8.488.424.247 8.539.351.527 8.590.584.351
In new capital (CAPEX) 1.769.419.610 1.780.035.447 1.790.714.975 1.801.458.576
Total net investment for the period 10.207.220.298 10.268.459.693 10.330.066.501 10.392.042.926
Free cash flow 1.697.203.069.747 2.235.878.458.182 2.947.081.371.127 3.886.078.537.045
Sumber: hitungan penulis
WACC= 67,07%
3.886.078.537.045 5.794.158.564.603
4
+
(1+67,07%) (1+67,07%)4
3.886.078.537.045 + 5.794.158.564.603
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
87
GTBO
Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam rupiah)
Hutang bank 2010 2009
Hutang usaha 584.971.450 1.823.095.499
Total hutang bank = 584.971.450 1.823.095.499
Total (a) = 584.971.450 1.823.095.499
Interest
Biaya Bunga 27.498.166 39.200.945
Total Interest expense (b) = 27.498.166 39.200.945
berikut:
88
GTBO
Cost of Equity
2010 Ket
N 244 apendix a
CoVariance 0,000105716 apendix a
Variance 0,000160359 apendix a
Return IHSG 43,80% a
0,65924485 b
SBI 6,64%
c
Cost of Equity 31,14% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI dan IHSG 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
GTBO
Weighted Cost of Capital
2010 Keterangan
Cost of debt 3,53% a
Cost of Equity 31,14% b
Percent of debt 10,17% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 89,83% b / (a+b) x 100% d
WACC 28,33% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
industri batu bara. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b. Angka
pertumbuhan rata-rata industri batu bara untuk asumsi pertumbuhan 2010 dijabarkan
sebagai berikut:
89
rata-rata
sal 39,29%
op inc 21,89%
capex 14,11%
depre 24,98%
wc 51,88%
Sumber: hitungan penulis
GTBO
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 35.708.602.921 49.738.027.526 69.279.422.318 96.498.365.444
Operating income 7.816.591.021 10.887.623.361 15.165.222.554 21.123.432.314
Less: tax 1.954.147.755 2.721.905.840 3.791.305.639 5.280.858.079
Net operating profits after tax 5.862.443.266 8.165.717.521 11.373.916.916 15.842.574.236
Plus: depreciation expense 42.699.648.829 52.046.575.461 63.439.538.532 77.326.414.150
Less investments:
In net working capital 5.224.997.653 7.277.828.193 10.137.187.943 14.119.951.264
In new capital (CAPEX) 1.421.336.482 1.979.760.262 2.757.581.152 3.840.997.296
Total net investment for the period 6.646.334.135 9.257.588.455 12.894.769.096 17.960.948.560
Free cash flow 41.915.757.959 50.954.704.526 61.918.686.352 75.208.039.825
Sumber: hitungan penulis
WACC= 28,33%
75.208.039.825 265.462.962.866
+
(1+28,33%)4 (1+28,33%)4
75.208.039.825 + 265.462.962.866
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
HRUM
Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam juta rupiah)
Hutang bank 2010
Pinjaman jangka pendek -
Pinjaman jangka panjang jatuh tempo -
Pinjaman jangka panjang 44.832
Total hutang bank = 44.832
Pihak ketiga
Hubungan istimewa 236.432
Pihak ketiga 455.148
Hubungan istimewa jangka panjang -
Total obligasi = 691.580
Total (a) = 736.412
Interest
Biaya Bunga 69.710
Total Interest expense (b) = 69.710
berikut:
91
HRUM
Cost of Equity
2010 Ket
N 187 apendix a
CoVariance 0,0000006051 apendix a
Variance 0,0000005703 apendix a
Return IHSG 11,11% a
1,061107283 b
SBI 6,64%
c
Cost of Equity 11,38% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
HRUM
Weighted Cost of Capital
2010 Keterangan
Cost of debt 7,10% a
Cost of Equity 11,38% b
Percent of debt 38,42% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 61,58% b / (a+b) x 100% d
WACC 9,74% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
2007 - 2010
Sales 60,62%
Operating income 155,62%
Capital Expenditure 14,03%
depreciation 40,89%
Working Capital 5,17%
Sumber: hitungan penulis
92
Setelah asumsi angka pertumbuhan HRUM diketahui. maka selanjutnya akan dicari
nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk HRUM tahun 2011 dijabarkan sebagai
berikut:
HRUM
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 7.206.034.771.831 11.574.242.711.193 18.590.403.540.832 29.859.673.106.455
Operating income 1.548.593.214.960 2.487.331.007.744 3.995.119.881.913 6.416.911.469.028
Less: tax 387.148.303.740 621.832.751.936 998.779.970.478 1.604.227.867.257
Net operating profits after tax 1.161.444.911.220 1.865.498.255.808 2.996.339.911.435 4.812.683.601.771
Plus: depreciation expense 278.891.033.678 392.916.651.508 553.562.059.692 779.887.929.804
Less investments:
In net working capital 140.646.607.987 225.904.818.516 362.845.487.417 582.797.873.033
In new capital (CAPEX) 381.614.842.558 612.944.975.957 984.504.536.124 1.581.298.843.562
Total net investment for the period 522.261.450.545 838.849.794.473 1.347.350.023.540 2.164.096.716.595
Free cash flow 918.074.494.352 1.419.565.112.843 2.202.551.947.586 3.428.474.814.980
Sumber: hitungan penulis
WACC= 9,74%
3.428.474.814.980 35.211.636.486.398
4
+
(1+9,74%) (1+9,74%)4
3.428.474.814.980 + 35.211.636.486.398
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
INDY
Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam ribu rupiah)
Hutang bank 2010 2009
Pinjaman jangka pendek 216.212.100 51.700.000
Pinjaman jangka panjang 13.525.282 4.547.192
Total hutang bank = 229.737.382 56.247.192
Pihak ketiga
Hubungan istimewa 160.570.180 299.211.127
Pihak ketiga 429.362.461 383.434.487
Hubungan istimewa jangka
panjang 20.652.068 20.605.428
Total hutang dengan pihak ketiga = 610.584.709 703.251.042
Obligasi
Obligasi 4.173.919.091 4.335.116.754
Total obligasi = 4.173.919.091 4.335.116.754
Total (a) = 5.014.241.182 5.094.614.988
Interest
Biaya bunga 488.158.076 223.459.920
Total Interest expense (b) = 488.158.076 223.459.920
berikut:
94
INDY
Cost of Equity
2010 2009 Ket
N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000192674 0,000035698 apendix a
Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a
1,201516022 0,156619333 b
SBI 6,64% 7,77% c
Cost of Equity 51,29% 18,51% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI dan IHSG 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
INDY
Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan
Cost of debt 7,30% 3,29% a
Cost of Equity 51,29% 18,51% b
Percent of debt 12,46% 15,09% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 87,54% 84,91% b / (a+b) x 100% d
WACC 45,81% 16,21% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
perusahaan batu bara secara keseluruhan untuk asumsi tahun 2009 dan 2010. dan
asumsi rata-rata pertumbuhan INDY selama 4 tahun terakhir (2007 - 2010) untuk
asumsi tahun 2011. Rincian mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b. Angka
pertumbuhan untuk asumsi 2009. 2010. dan 2011 dijabarkan sebagai berikut:
95
2007 - 2010
Sales 19,30%
Operating income 15,21%
Capital Expenditure 28,28%
depreciation 45,87%
Working Capital 59,11%
Sumber: hitungan penulis
Setelah asumsi untuk tahun 2009. 2010. dan 2011 diketahui. maka selanjutnya akan
dicari nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk INDY tahun 2009. 2010. dan 2011
INDY
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 2.486.579.600 3.765.467.000 4.758.864.170 6.014.337.182
Operating income 612.383.000 619.653.000 1.226.700.222 1.550.325.559
Less: tax 153.095.750 154.913.250 306.675.055 387.581.390
Net operating profits after tax 459.287.250 464.739.750 920.025.166 1.162.744.169
Plus: depreciation expense 1.009.754.700 1.252.501.300 1.523.515.026 1.853.170.161
Less investments:
In net working capital 2.486.579.600 3.606.366.300 617.081.425 779.878.480
In new capital (CAPEX) 105.128.500 988.202.700 209.221.068 264.417.307
Total net investment for the period 2.591.708.100 4.594.569.000 826.302.493 1.044.295.787
Free cash flow (1.122.666.150) (2.877.327.950) 1.617.237.700 1.971.618.543
Sumber: hitungan penulis
WACC= 16,21%
1.971.618.542 12.162.934.988
4
+
(1+16,21%) (1+16,21%)4
1.971.618.542 + 12.162.934.988
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
96
INDY
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 3.765.467.000 4.839.734.633 6.220.485.087 7.995.156.274
Operating income 619.653.000 1.502.512.770 1.931.171.642 2.482.124.602
Less: tax 154.913.250 375.628.192 482.792.910 620.531.150
Net operating profits after tax 464.739.750 1.126.884.577 1.448.378.731 1.861.593.451
Plus: depreciation expense 1.252.501.300 1.500.957.950 1.798.700.543 2.155.505.851
Less investments:
In net working capital 3.606.366.300 611.958.252 786.546.674 1.010.944.242
In new capital (CAPEX) 988.202.700 239.589.593 307.943.224 395.797.782
Total net investment for the period 4.594.569.000 851.547.845 1.094.489.899 1.406.742.024
Free cash flow (2.877.327.950) 1.776.294.683 2.152.589.376 2.610.357.278
Sumber: hitungan penulis
WACC= 45,81%
2.610.357.278 5.698.249.083
4
+
(1+45,81%) (1+45,81%)4
2.610.357.278 + 5.698.249.083
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
97
INDY
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 4.492.270.952.074 5.359.361.350.623 6.393.816.043.818 7.627.939.399.428
Operating income 683.068.094.337 814.912.720.914 972.205.770.130 1.159.859.252.676
Less: tax 170.767.023.584 203.728.180.228 243.051.442.533 289.964.813.169
Net operating profits after tax 512.301.070.753 611.184.540.685 729.154.327.598 869.894.439.507
Plus: depreciation expense 1.827.036.601.945 2.665.117.189.776 3.887.634.012.192 5.670.931.946.530
Less investments:
In net working capital 429.622.593.322 512.547.606.004 611.478.661.745 729.505.219.398
In new capital (CAPEX) 205.568.239.106 245.246.666.404 292.583.755.369 349.057.767.680
Total net investment for the period 635.190.832.428 757.794.272.408 904.062.417.114 1.078.562.987.078
Free cash flow 1.704.146.840.270 2.518.507.458.053 3.712.725.922.674 5.462.263.398.958
Sumber: hitungan penulis
WACC= 45,81%
5.462.263.398.958 11.923.784.406.542
4
+
(1+45,81%) (1+45,81%)4
5.462.263.398.958 + 11.923.784.406.542
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
ITMG
Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam ribuan dollar)
Hutang bank 2010 2009
Pinjaman jangka panjang jatuh
tempo - 15.050
Pinjaman jangka panjang - 40.000
Total hutang bank = - 55.050
Pihak ketiga
Pihak ketiga 94.783 89.255
Kewajiban lancar lain-lain pihak
ketiga 9.291 1.381
Total hutang dengan pihak ketiga = 104.074 90.636
Total (a) = 104.074 145.686
Beban bunga
Beban bunga 6.751 8.543
Total Interest expense (b) = 6.751 8.543
berikut:
99
ITMG
Cost of Equity
2010 2009 Ket
N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000170574 0,000023739 apendix a
Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a
1,063698518 0,104154152 b
SBI 6,64% 7,77% c
Cost of Equity 46,17% 14,91% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI dan IHSG tahun 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
ITMG
Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan
Cost of debt 4,87% 4,40% a
Cost of Equity 46,17% 14,91% b
Percent of debt 9,53% 22,78% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 90,47% 77,22% b / (a+b) x 100% d
WACC 42,23% 12,52% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
dari tahun 2004 hingga tahun 2010. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di
2006 - 2010
sal 27,92%
op inc 82,12%
capex 8,40%
depre 18,20%
wc 55,60%
Sumber: hitungan penulis
100
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual dan forecast. Nilai interinsik untuk ITMG tahun 2009. 2010. dan 2011
ITMG
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 14.178.960.000.000 15.865.330.200.000 22.336.197.292.750 31.446.285.908.418
Operating income 14.207.619.600.000 15.712.775.800.000 13.104.151.990.562 18.448.839.105.497
Less: tax 3.551.904.900.000 3.928.193.950.000 3.276.037.997.641 4.612.209.776.374
Net operating profits after tax 10.655.714.700.000 11.784.581.850.000 9.828.113.992.922 13.836.629.329.123
Plus: depreciation expense 2.757.020.000.000 3.037.759.900.000 3.695.064.311.800 4.494.594.937.651
Less investments:
In net working capital 3.127.380.000.000 2.465.673.700.000 4.302.961.468.994 6.057.976.424.251
In new capital (CAPEX) 736.565.800.000 500.148.900.000 1.092.227.952.162 1.537.706.352.191
Total net investment for the period 3.863.945.800.000 2.965.822.600.000 5.395.189.421.156 7.595.682.776.442
Free cash flow 9.548.788.900.000 11.856.519.150.000 8.127.988.883.566 10.735.541.490.332
Sumber: hitungan penulis
WACC= 12,52%
10.735.541.490.332 85.777.068.360.424
4
+
(1+12,52%) (1+12,52%)4
10.735.541.490.332 + 85.777.068.360.424
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
ITMG
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 15.865.330.200.000 20.930.857.146.304 27.613.719.686.651 36.430.305.247.562
Operating income 15.712.775.800.000 16.302.280.193.714 21.507.317.754.637 28.374.234.248.365
Less: tax 3.928.193.950.000 4.075.570.048.428 5.376.829.438.659 7.093.558.562.091
Net operating profits after tax 11.784.581.850.000 12.226.710.145.285 16.130.488.315.978 21.280.675.686.274
Plus: depreciation expense 3.037.759.900.000 3.640.355.401.545 4.362.486.794.811.73 5.227.866.220.652.28
Less investments:
In net working capital 2.465.673.700.000 2.311.203.718.497 3.806.903.189.745 5.022.381.874.811
In new capital (CAPEX) 500.148.900.000 128.902.936.747 1.160.858.607.645 1.531.500.786.770
Total net investment for the period 2.965.822.600.000 2.440.106.655.244 4.967.761.797.390 6.553.882.661.581
Free cash flow 11.856.519.150.000 13.426.958.891.587 15.525.213.313.399 19.954.659.245.345
Sumber: hitungan penulis
WACC= 42,23%
19.954.659.245.345 47.249.595.040.309
+
(1+42,23%)4 (1+42,23%)4
19.954.659.245.345 + 47.249.595.040.309
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
ITMG
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 20.295.139.380.147 25.961.809.635.679 33.210.688.871.572 42.483.550.677.013
Operating income 16.665.712.231.114 21.318.998.617.494 27.271.543.859.024 34.886.118.142.734
Less: tax 4.166.428.057.779 5.329.749.654.374 6.817.885.964.756 8.721.529.535.683
Net operating profits after tax 12.499.284.173.336 15.989.248.963.121 20.453.657.894.268 26.164.588.607.050
Plus: depreciation expense 3.590.716.941.141 4.244.327.588.693 5.016.913.606.790 5.930.131.831.729
Less investments:
In net working capital 2.463.153.708.111 3.150.898.669.656 4.030.671.083.883 5.156.087.545.088
In new capital (CAPEX) 371.972.229.579 475.831.775.934 608.690.275.736 778.644.618.781
Total net investment for the period 2.835.125.937.690 3.626.730.445.591 4.639.361.359.620 5.934.732.163.869
Free cash flow 13.254.875.176.786 16.606.846.106.222 20.831.210.141.438 26.159.988.274.909
Sumber: hitungan penulis
WACC= 42,23%
26.159.988.274.909 61.942.869.434.719
4
+
(1+42,23%) (1+42,23%)4
26.159.988.274.909 + 61.942.869.434.719
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
KKGI
Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam rupiah)
Hutang bank 2010
Pinjaman jangka pendek -
Pinjaman jangka panjang jatuh tempo 141.427.159
Pinjaman jangka panjang -
Total hutang bank = 141.427.159
Pihak ketiga
Pihak ketiga 90.789.336.741
Hubungan istimewa 3.486.098
Hubungan istimewa jangka panjang -
Total hutang dengan pihak ketiga = 90.792.822.839
Total (a) = 90.934.249.998
Interest
Biaya bunga 2.134.646.133
Total Interest expense (b) = 2.134.646.133
Interest Rate kb (b/a) = 2,35%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 1,76%
Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
berikut:
104
KKGI
Cost of Equity
2010 Ket
N 301 apendix a
CoVariance 0,0000416728 apendix a
Variance 0,0001498703 apendix a
Return IHSG 30,39% a
0,278059274 b
SBI 6,64%
c
Cost of Equity 13,24% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
KKGI
Weighted Cost of Capital
2010 Keterangan
Cost of debt 1,76% a
Cost of Equity 13,24% b
Percent of debt 11,73% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 88,27% b / (a+b) x 100% d
WACC 11,90% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
KKGI
Sales 146,81%
Operating income 222,89%
Capital Expenditure 0,24%
depreciation 6,33%
Working Capital 77,61%
Sumber: hitungan penulis
105
Setelah asumsi angka pertumbuhan KKGI diketahui. maka selanjutnya akan dicari
nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk KKGI tahun 2011 dijabarkan sebagai
berikut:
KKGI
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 2.392.464.596.628 5.904.841.298.188 14.573.737.394.451 35.969.437.774.322
Operating income 353.564.675.711 872.632.891.479 2.153.745.030.553 5.315.657.594.307
Less: tax 88.391.168.928 218.158.222.870 538.436.257.638 1.328.914.398.577
Net operating profits after tax 265.173.506.783 654.474.668.609 1.615.308.772.915 3.986.743.195.730
Plus: depreciation expense 102.299.173.614 108.776.221.076 115.663.361.234 122.986.559.007
Less investments:
In net working capital 853.865.817.977 2.107.426.020.936 5.201.337.657.758 12.837.420.227.923
In new capital (CAPEX) 3.462.827.871 8.546.604.639 21.093.872.862 52.061.782.562
Total net investment for the period 857.328.645.848 2.115.972.625.574 5.222.431.530.620 12.889.482.010.485
Free cash flow (489.855.965.450) (1.352.721.735.888) (3.491.459.396.471) (8.779.752.255.748)
Sumber: hitungan penulis
WACC= 11,90%
(8.779.752.255.748) (73.808.737.340.230)
4
+
(1+11,90%) (1+11,90%)4
(8.779.752.255.748) + (73.808.737.340.230)
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
PTBA
Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam ribu rupiah)
Hutang bank 2010 2009
Pinjaman jangka pendek 13.294.000 13.500.000
Total hutang bank = 13.294.000 13.500.000
Pihak ketiga
Pihak ketiga 70.063.000 53.982.000
Hubungan istimewa 3.093.000 4.115.000
Total hutang dengan pihak ketiga = 73.156.000 58.097.000
Total (a) = 86.450.000 71.597.000
Interest
Beban bunga 151.720 91.571
Total Interest expense (b) = 151.720 91.571
Interest Rate kb (b/a) = 0,18% 0,13%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 0,13% 0,10%
Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
berikut:
107
PTBA
Cost of Equity
2010 2009 Ket
N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000172387 -0,000009200 apendix a
Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a
1,075004004 -0,040362021 b
SBI 6,64% 7,77% c
Cost of Equity 46,59% 5,00% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI, IHSG dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
PTBA
Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan
Cost of debt 0,13% 0,10% a
Cost of Equity 46,59% 5,00% b
Percent of debt 0,28% 1,88% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 99,72% 98,12% b / (a+b) x 100% d
WACC 46,46% 4,91% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
dari tahun 2004 hingga tahun 2010. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di
2006 - 2010
sal 24,38%
op inc 28,51%
capex 0,17%
depre 7,30%
wc 95,97%
Sumber: appendix b
108
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual. Nilai interinsik untuk PTBA tahun 2009. 2010. dan 2011 dijabarkan sebagai
berikut:
PTBA
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 8.947.854.000.000 7.909.154.000.000 10.365.448.687.599 13.584.578.893.678
Operating income 3.516.419.000.000 2.279.884.000.000 2.412.878.822.111 3.162.230.956.685
Less: tax 879.104.750.000 569.971.000.000 603.219.705.528 790.557.739.171
Net operating profits after tax 2.637.314.250.000 1.709.913.000.000 1.809.659.116.584 2.371.673.217.514
Plus: depreciation expense 1.100.544.000.000 1.156.334.000.000 1.249.700.049.724 1.350.604.768.414
Less investments:
In net working capital 5.402.483.000.000 5.498.225.000.000 2.357.221.764.077 3.089.288.846.928
In new capital (CAPEX) 64.487.000.000 581.094.000.000 4.163.988.440 5.457.171.337
Total net investment for the period 5.466.970.000.000 6.079.319.000.000 2.361.385.752.517 3.094.746.018.265
Free cash flow 1.100.544.000.000 (3.213.072.000.000) 697.973.413.790 627.531.967.664
Sumber: hitungan penulis
WACC= 4,91%
627.531.967.663 12.778.737.526.400
4
+
(1+4,91%) (1+4,91%)4
627.531.967.663 + 12.778.737.526.400
PTBA
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 7.909.154.000.000 10.253.770.237.403 13.293.432.405.217 17.234.182.258.880
Operating income 2.279.884.000.000 2.715.432.025.193 3.520.403.836.064 4.564.004.200.433
Less: tax 569.971.000.000 678.858.006.298 880.100.959.016 1.141.001.050.108
Net operating profits after tax 1.709.913.000.000 2.036.574.018.895 2.640.302.877.048 3.423.003.150.324
Plus: depreciation expense 1.156.334.000.000 1.249.149.389.984 1.349.414.787.162 1.457.728.180.802
Less investments:
In net working capital 5.498.225.000.000 2.256.114.631.577 2.924.924.848.023 3.791.999.416.536
In new capital (CAPEX) 581.094.000.000 644.919.369 1.191.928.059 1.545.267.225
Total net investment for the period 6.079.319.000.000 2.256.759.550.946 2.926.116.776.082 3.793.544.683.761
Free cash flow (3.213.072.000.000) 1.028.963.857.933 1.063.600.888.128 1.087.186.647.365
Sumber: hitungan penulis
WACC= 46,46%
1.087.186.647.365 2.340.088.807.750
+
(1+46,46%)4 (1+46,46%)4
1.087.186.647.365 + 2.340.088.807.750
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
PTBA
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 9.837.684.938.239 12.236.459.796.338 15.220.140.641.565 18.931.348.200.755
Operating income 2.804.313.867.775 3.488.104.580.984 4.338.627.607.876 5.396.538.172.177
Less: tax 701.078.466.944 872.026.145.246 1.084.656.901.969 1.349.134.543.044
Net operating profits after tax 2.103.235.400.831 2.616.078.435.738 3.253.970.705.907 4.047.403.629.133
Plus: depreciation expense 1.240.788.147.597 1.331.410.498.366 1.428.651.553.928 1.532.994.718.793
Less investments:
In net working capital 1.850.744.995.404 2.302.021.956.559 2.863.336.170.915 3.561.518.605.116
In new capital (CAPEX) 3.269.306.640 4.066.479.005 5.058.030.134 6.291.356.429
Total net investment for the period 1.854.014.302.045 2.306.088.435.565 2.868.394.201.049 3.567.809.961.545
Free cash flow 1.490.009.246.384 1.641.400.498.539 1.814.228.058.785 2.012.588.386.380
Sumber: hitungan penulis
WACC= 46,46%
2.012.588.386.380 4.331.947.572.196
+
(1+46,46%)4 (1+46,46%)4
2.012.588.386.380 + 4.331.947.572.196
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
BRAU
Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam jutaan rupiah)
Hutang bank 2010
Hutang jangka pendek
Hutang jangka panjang 6.812.194
Total hutang bank = 6.812.194
Total (a) = 6.812.194
Interest
Biaya bunga 781.538
Total Interest expense (b) = 781.538
berikut:
112
BRAU
Cost of Equity
2010 Ket
N 216 apendix a
CoVariance 0,0000774849 apendix a
Variance 0,0012365962 apendix a
Return IHSG 14,49% a
0,062659845 b
SBI 6,64%
c
Cost of Equity 7,13% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI dan IHSG 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
BRAU
Weighted Cost of Capital
2010 Keterangan
Cost of debt 8,60% a
Cost of Equity 7,13% b
Percent of debt 54,68% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 45,32% b / (a+b) x 100% d
WACC 7,94% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
2006/7 - 2010
Sales 39,49%
Operating income 59,70%
Capital Expenditure 14,89%
depreciation 97,97%
Working Capital 51,22%
Sumber: hitungan penulis
113
Setelah asumsi angka rata-rata pertumbuhan perusahaan batu bara diketahui. maka
selanjutnya akan dicari nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk BRAU tahun 2011
BRAU
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 13.353.610.315.354 18.600.062.256.594 25.907.773.836.366 36.086.585.942.385
Operating income 2.923.097.011.525 4.071.542.085.807 5.671.195.615.861 7.899.331.269.466
Less: tax 730.774.252.881 1.017.885.521.452 1.417.798.903.965 1.974.832.817.366
Net operating profits after tax 2.192.322.758.644 3.053.656.564.355 4.253.396.711.896 5.924.498.452.099
Plus: depreciation expense 1.298.909.757.142 1.623.427.544.929 2.029.022.400.627 2.535.950.504.909
Less investments:
In net working capital 1.953.943.219.512 2.721.620.945.235 3.790.908.812.279 5.280.305.344.569
In new capital (CAPEX) 531.523.833.355 740.352.321.043 1.031.226.682.373 1.436.381.625.631
Total net investment for the period 2.485.467.052.867 3.461.973.266.277 4.822.135.494.652 6.716.686.970.199
Free cash flow 1.005.765.462.918 1.215.110.843.006 1.460.283.617.870 1.743.761.986.809
Sumber: hitungan penulis
WACC= 7,94%
1.743.761.986.809 21.969.844.922.148
4
+
(1+7,94%) (1+7,94%)4
1.743.761.986.809 + 21.969.844.922.148
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
PKPK
Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam rupiah)
Hutang bank 2010 2009
Hutang bank jangka pendek 96.081.223.937 82.801.622.242
Hutang bank jangka panjang 49.922.622.965 71.176.529.562
Total hutang bank = 146.003.846.902 153.978.151.804
Pihak ketiga
Pihak ketiga 11.900.491.087 12.345.951.200
Hubungan istimewa jangka pendek 4.847.727.533 6.590.505.384
Hubungan istimewa jangka panjang 23.739.764.083 23.739.764.083
Total hutang dengan pihak ketiga = 40.487.982.703 42.676.220.667
Total (a) = 186.491.829.605 196.654.372.471
Interest
Biaya bunga 18.536.758.310 10.733.018.213
Total Interest expense (b) = 18.536.758.310 10.733.018.213
berikut:
115
PKPK
Cost of Equity
2010 2009 Ket
N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000137459 0,000116112 apendix a
Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a
0,857192687 0,509429126 b
SBI 6,64% 7,77% c
Cost of Equity 38,50% 42,69% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI, IHSG dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
PKPK
Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan
Cost of debt 7,45% 4,09% a
Cost of Equity 38,50% 42,69% b
Percent of debt 16,22% 8,75% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 83,78% 91,25% b / (a+b) x 100% d
WACC 33,46% 39,32% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
2006/2007 - 2010
sal 39,29%
op inc 21,89%
capex 14,11%
depre 24,98%
wc 51,88%
Sumber: hitungan penulis
116
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010, penulis menggunakan data
actual dan forecast. Nilai interinsik untuk PKPK tahun 2009. 2010. dan 2011
PKPK
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 383.836.032.612 290.440.471.584 367.063.833.959 463.901.802.202
Operating income 45.846.918.684 27.772.793.710 94.618.646.469 119.580.728.359
Less: tax 11.461.729.671 6.943.198.428 23.654.661.617 29.895.182.090
Net operating profits after tax 34.385.189.013 20.829.595.283 70.963.984.852 89.685.546.269
Plus: depreciation expense 45.181.257.581 39.526.598.313 48.079.284.605 58.482.584.052
Less investments:
In net working capital 30.929.464.025 21.835.945.004 47.597.129.389 60.154.098.717
In new capital (CAPEX) 769.906.318 5.656.016.000 16.137.776.709 20.395.209.243
Total net investment for the period 31.699.370.343 27.491.961.004 63.734.906.099 80.549.307.959
Free cash flow 45.181.257.581 32.864.232.592 55.308.363.358 67.618.822.361
Sumber: hitungan penulis
WACC= 39,32%
67.618.822.361 171.989.084.888
4
+
(1+39,32%) (1+39,32%)4
67.618.822.361 + 171.989.084.888
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
PKPK
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 290.440.471.584 373.301.587.600 479.802.537.658 616.687.640.208
Operating income 27.772.793.710 115.892.800.929 148.956.398.336 191.452.863.573
Less: tax 6.943.198.428 28.973.200.232 37.239.099.584 47.863.215.893
Net operating profits after tax 20.829.595.283 86.919.600.697 111.717.298.752 143.589.647.679
Plus: depreciation expense 39.526.598.313 47.367.425.475 56.763.624.796 68.023.732.928
Less investments:
In net working capital 43.671.890.008 47.201.965.469 60.668.434.228 77.976.814.633
In new capital (CAPEX) 5.656.016.000 18.480.181.678 23.752.478.853 30.528.934.267
Total net investment for the period 49.327.906.008 65.682.147.147 84.420.913.082 108.505.748.900
Free cash flow 11.028.287.588 68.604.879.024 84.060.010.467 103.107.631.708
Sumber: hitungan penulis
WACC= 33,46%
103.107.631.707 308.154.690.237
+
(1+33,46%)4 (1+33,46%)4
103.107.631.707 + 308.154.690.237
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
PKPK
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 404.550.584.128 563.493.008.484 784.881.750.437 1.093.251.119.167
Operating income 88.555.871.824 123.348.269.885 171.810.128.117 239.311.991.575
Less: tax 22.138.967.956 30.837.067.471 42.952.532.029 59.827.997.894
Net operating profits after tax 66.416.903.868 92.511.202.414 128.857.596.088 179.483.993.681
Plus: depreciation expense 49.401.868.071 61.744.361.344 77.170.485.785 96.450.651.471
Less investments:
In net working capital 59.195.142.897 82.452.109.742 114.846.422.665 159.968.020.713
In new capital (CAPEX) 16.102.632.336 22.429.137.654 31.241.240.898 43.515.499.701
Total net investment for the period 75.297.775.233 104.881.247.396 146.087.663.563 203.483.520.414
Free cash flow 40.520.996.706 49.374.316.361 59.940.418.308 72.451.124.738
Sumber: hitungan penulis
WACC= 33.46%
72.451.124.738 216.532.506.191
+
(1+33,46%)4 (1+33,46%)4
72.451.124.738 + 216.532.506.191
ATPK
Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam rupiah)
Obligasi 2010 2009
Obligasi jangka pendek 98.700.000 129.700.000
Total obligasi = 98.700.000 129.700.000
Pihak ketiga
Pihak ketiga - 24.517.988.209
Hubungan istimewa jangka pendek 7.560.805.439 2.079.964.522
Total hutang dengan pihak ketiga = 7.560.805.439 26.597.952.731
Total (a) = 7.659.505.439 26.857.352.731
Interest
Beban bunga 190.700.000 46.294.522
Total Interest expense (b) = 190.700.000 46.294.522
berikut:
120
ATPK
Cost of Equity
2010 2009 Ket
N 244 242 apendix a
CoVariance -0,000008613 0,000283896 apendix a
Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a
-0,053713188 1,245563056 b
SBI 6,64% 7,77% c
Cost of Equity 4,64% 93,16% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI dan IHSG 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
ATPK
Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan
Cost of debt 1,87% 0,13% a
Cost of Equity 4,64% 93,16% b
Percent of debt 28,68% 0,14% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 71,32% 99,86% b / (a+b) x 100% d
WACC 3,85% 93,03% (a x c) + (b x d)
Sumber: hitungan penulis
2006 - 2010
sal 23,64%
op inc 0,00%
capex 27,37%
depre 25,39%
wc 59,61%
Sumber: hitungan penulis
121
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual. Nilai interinsik untuk ATPK tahun 2009. 2010. dan 2011 dijabarkan sebagai
berikut:
ATPK
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 2.832.000.000 6.116.760.000 5.893.372.408 5.678.143.059
Operating income (29.720.500.000) (10.488.800.000) - -
Less: tax (7.430.125.000) (2.622.200.000) - -
Net operating profits after tax (22.290.375.000) (7.866.600.000) - -
Plus: depreciation expense 7.549.000.000 7.369.800.000 10.811.046.828 15.859.145.910
Less investments:
In net working capital 74.678.700.000 75.877.300.000 (111.693.796) (107.614.674)
In new capital (CAPEX) 25.600.000 107.500.000 (111.693.796) (107.614.674)
Total net investment for the period 74.704.300.000 75.984.800.000 (223.387.592) (215.229.349)
Free cash flow (89.445.675.000) (76.481.600.000) 11.034.434.421 16.074.375.259
Sumber: hitungan penulis
WACC= 93,03%
16.074.375.258 17.279.058.017
4
+
(1+93,03%) (1+93,03%)4
16.074.375.258 + 17.279.058.017
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
ATPK
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 6.116.760.000 7.562.923.783 9.350.998.919 11.561.822.291
Operating income (10.488.800.000) - - -
Less: tax (2.622.200.000) - - -
Net operating profits after tax (7.866.600.000) - - -
Plus: depreciation expense 7.369.800.000 10.366.220.398 14.580.928.295 20.509.256.197
Less investments:
In net working capital 1.642.380.000 723.081.891 894.037.568 1.105.411.686
In new capital (CAPEX) 1.642.380.000 723.081.891 894.037.568 1.105.411.686
Total net investment for the period 3.284.760.000 1.446.163.783 1.788.075.136 2.210.823.372
Free cash flow (3.781.560.000) 8.920.056.615 12.792.853.159 18.298.432.824
Sumber: hitungan penulis
WACC= 3,85%
18.298.432.824 475.581.055.942
+
(1+3,85%)4 (1+3,85%)4
18.298.432.824 + 475.581.055.942
Setelelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
ATPK
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 8.519.951.842 11.867.325.087 16.529.835.768 23.024.183.507
Operating income - - - -
Less: tax - - - -
Net operating profits after tax - - - -
Plus: depreciation expense 9.211.060.472 11.512.338.872 14.388.565.432 17.983.384.393
Less investments:
In net working capital 1.246.666.762 3.212.359.292 2.418.698.746 3.368.972.599
In new capital (CAPEX) 339.126.076 472.364.100 657.949.533 916.448.959
Total net investment for the period 1.585.792.838 3.684.723.392 3.076.648.279 4.285.421.558
Free cash flow 7.625.267.634 7.827.615.479 11.311.917.153 13.697.962.834
Sumber: hitungan penulis
WACC= 3,85%
13.697.962.834 356.013.637.439
+
(1+3,85%)4 (1+3,85%)4
13.697.962.834 + 356.013.637.439
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
Untuk menentukan nilai wajar, penulis menggunakan nilai interinsik dari hasil metode
discounted cash flow. Sementara untuk titik tertinggi dan terendah, penulis
menggunakan titik dimana Bursa saham sendang berada dalam kondisi bearish yang
cukup dalam karena sentimen negatif terhadap bursa yang cukup tinggi dan pada saat
index berada dalam kondisi bullish karena sentimen positif terhadap bursa yang kuat
pada tahun 2009, 2010, dan 2011 (hingga 26 July 2011). Titik-titik dari sentimen
negatif dan positif yang kuat dari IHSG dijabarkan sebagai berikut:
Pada tahun 2009, titik terendah jatuh pada tanggal 3/2/09 yaitu ketika sedang terjadi
ressesi global dan tertinggi 12/30/09 ketika ekonomi sedang dalam pemulihan. Pada
tahun 2010 titik terendah jatuh pada tanggal 2/8/10 yaitu ketika ekonomi sedang dilanda
spekulasi negatif akibat lanjutan dari resesi dan tertinggi 12/9/10 yaitu pada saat
optimisme global dan domestik sedang membaik. Pada tahun 2011 titik terendah jatuh
pada tanggal 1/24/11 yaitu ketika Bank Indonesia merilis kenaikan tingkat suku bunga,
dan tertinggi 7/26/11 yaitu ketika optimisme ekonomi Indonesia akan membaik. Dari
titik tertinggi pada saat pasar saham sendang dalam kondisi bullish dan terendah pada
saat harga saham sendang dalam kondisi pada kondisi bearish, maka pada tanggal
125
tersebut akan dicari harga saham emiten-emiten perusahaan batu bara. Harga saham
emiten batu bara pada saat titik tertinggi dan terendah dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.95. Titik Tertinggi Dan Terendah Saham Emiten Batu Bara
Dari titik tertinggi dan terendah harga saham emiten batu bara, maka titik tertinggi dan
terendah disatukan dengan nilai interinsik emiten-emiten batu bara. Harga-harga saham
dengan nilai interinsik, pada saat pasar bullish dan bearish dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.96. Titik Saat Pasar Bullish. Bearish. dan Nilai Interinsik
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ADRO berada pada
4. Tahun 2011, nilai interinsik BORN berada pada Rp2,408. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BORN berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BORN berada pada
5. Tahun 2009, nilai interinsik BUMI berada pada Rp2.425. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BUMI berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BUMI berada pada
6. Tahun 2010, nilai interinsik BUMI berada pada Rp-885. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BUMI berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BUMI berada pada
7. Tahun 2011, nilai interinsik BUMI berada pada Rp-404. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BUMI berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BUMI berada pada
8. Tahun 2009, nilai interinsik BYAN berada pada Rp1.080. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BYAN berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BYAN berada pada
9. Tahun 2010, nilai interinsik BYAN berada pada Rp9.609. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BYAN berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BYAN berada pada
10. Tahun 2011, nilai interinsik BYAN berada pada Rp7,887. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BYAN berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BYAN berada pada
11. Tahun 2009, nilai interinsik DEWA berada pada Rp480. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham DEWA
berada pada Rp57. Kesimpulannya saham DEWA saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham DEWA berada pada
12. Tahun 2010, nilai interinsik DEWA berada pada Rp62. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham DEWA
berada pada Rp117. Kesimpulannya saham DEWA saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham DEWA berada pada
13. Tahun 2011, nilai interinsik DEWA berada pada Rp141. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham DEWA berada
pada Rp141. Kesimpulannya saham DEWA saat itu sedang dalam harga wajar.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham DEWA berada pada
14. Tahun 2011, nilai interinsik GTBO berada pada Rp87. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham GTBO berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham GTBO berada pada
15. Tahun 2011, nilai interinsik HRUM berada pada Rp10.959. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham HRUM berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham HRUM berada pada
16. Tahun 2009, nilai interinsik INDY berada pada Rp-977. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham INDY berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham INDY berada pada
17. Tahun 2010, nilai interinsik INDY berada pada Rp-695. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham INDY berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham INDY berada pada
18. Tahun 2011, nilai interinsik INDY berada pada Rp458. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham INDY berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham INDY berada pada
19. Tahun 2009, nilai interinsik ITMG berada pada Rp72,983. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ITMG berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ITMG berada pada
20. Tahun 2010, nilai interinsik ITMG berada pada Rp32.010. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ITMG berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ITMG berada pada
21. Tahun 2011, nilai interinsik ITMG berada pada Rp40,143. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ITMG berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ITMG berada pada
22. Tahun 2011, nilai interinsik KKGI berada pada Rp-56,784. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham KKGI berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham KKGI berada pada
23. Tahun 2009, nilai interinsik PTBA berada pada Rp4.222. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PTBA berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PTBA berada pada
24. Tahun 2010, nilai interinsik PTBA berada pada Rp-311. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PTBA berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PTBA berada pada
25. Tahun 2011, nilai interinsik PTBA berada pada Rp1.585. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PTBA berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PTBA berada pada
26. Tahun 2011, nilai interinsik BRAU berada pada Rp395. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BRAU berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BRAU berada pada
27. Tahun 2009, nilai interinsik PKPK berada pada Rp-117. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PKPK berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PKPK berada pada
28. Tahun 2010, nilai interinsik PKPK berada pada Rp47. Pada saat index sedang dalam
titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PKPK berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PKPK berada pada
29. Tahun 2011, nilai interinsik PKPK berada pada Rp-22. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PKPK berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PKPK berada pada
30. Tahun 2009, nilai interinsik ATPK berada pada Rp-108. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ATPK berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ATPK berada pada
31. Tahun 2010, nilai interinsik ATPK berada pada Rp521. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ATPK berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ATPK berada pada
32. Tahun 2011, nilai interinsik ATPK berada pada Rp403. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ATPK berada
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ATPK berada pada
Secara keseluruhan, harga saham-saham batu bara yang terdaftar di bursa efek
Indonesia sedang dalam keadaan mahal. Pada tahun 2009 pada saat terjadi resesi global,
harga saham sedang dalam keadaan murah. Begitu dalam tahap pemulihan, harga saham
mulai bergerak naik dan memnyebabkan rata-rata sedang dalam keadaan mahal. Pada
tahun 2010, rata-rata harga saham batu bara sedang dalam keadaan mahal, dengan
kondisi perekonomian dunia yang sudah membaik. Pada tahun 2011, pada saat
menyebabkan harga saham turun, namun masih diatas nilai interinsiknya atau rata-rata
harga sedang dalam keadaan mahal. Nilai interinsik industri batu bara dari tahun 2009
ke 2010 rata-rata mengalami penurunan. Namun, nilai interinsik dari tahun 2009 hingga
2011 rata-rata mengalami kenaikan karena kondisi perekonomian yang membaik, dan
diikuti pula dengan harga saham yang juga mengalami peningkatan sehingga
menyebabkan rata-rata harga saham-saham batu bara pada titik terendah dan tertinggi di
135
2011 dalam keadaan mahal. Hanya 2 perusahaan yang harga sahamnya masih jauh
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian ini, saran yang penulis dapat berikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk Investor:
gain saat ini adalah HRUM dan BORN karena kedua saham tersebut pada saat
index titik tertingginya (bullish) dan dalam titik terendahnya (bearish), harga
b. Untuk saham-saham yang sudah tergolong mahal (di atas nilai interisniknya)
pada saat pasar sedang dalam kondisi titik tertingginya (bullish), startegi investasi
yang dapat penulis berikan adalah melakukan short term trading dan lebih
2. Implikasi Managerial
Implikasi untuk Manager yang berada dalam lingkup investasi saham-saham batu
bara, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk berinvestasi pada
investasi jangka panjang untuk mendapat potensi capital gain saat ini adalah
HRUM dan BORN karena kedua saham tersebut pada saat index titik tertingginya
(bullish) dan dalam titik terendahnya (bearish), harga saham kedua perusahaan
tersebut masih dibawah nilai interinsiknya. Industri batu bara rentan terhadap
perekonomian dunia. Pada saat perekonomian sedang dalam resesi pada mei 2009,
berdampak pada penurunan permintaan batu bara. Kondisi ini bisa dimanfaatkan
untuk membeli saham-saham batu bara yang tergolong murah. Begitu perekonomian
136
membaik pada juli 2011, permintaan batu bara kembali mengalami kenaikan
Dengan melihat kondisi harga batu bara yang rentan terhadap perekonomian, maka
saran yang penulis dapat berikan adalah membeli kembali saham perusahaan ketika
perekonomian dunia sedang dalam resesi, karena harga saham sedang tergolong
murah. Sebaliknya, begitu perekonomian sedang naik, dan harga saham sudah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi untuk melakukan penelitian lebih