MEMPERLONGGAR INVESTASI DAN MENINGKATKAN PERLINDUNGAN BAGI UMKM
Oleh:
Celline Pangesti I14144006
Asisten Praktikum : Dena Aulia Nur Hidayati
Koordinator Mata Kuliah :
Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia membawa dampak yang baik bagi perkembangan ekonomi dan juga berpengaruh terhadap jumlah pendapatan negara sehingga UMKM meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran. UMKM diharapkan mampu bersaing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (BPOM 2015). Kerjasama dalam usaha atas dasar memperkuat dan menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan Usaha Besar telah tertuang dalam pasal 25 Undang Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM. Dalam pengembangan kerjasama ini maka pemerintah perlu memfasilitasi, mendukung usaha UMKM baik dibidang produksi, pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia maupun pengembangan teknologi. Untuk mendukung percepatan target pertumbuhan ekonomi nasional peran investasi sangatlah penting, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 10. Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 10 berisi revisi terhadap daftar negatif investasi (DNI). Sebelumnya, DNI telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 34 Tahun 2014. Paket kebijakan ini dibagi ke berbagai sektor yang porsi kepemilikan asingnya akan menjadi 100% (Prasetyantoko 2016). Berikut daftar 29 jenis industri yang dibuka 100 persen untuk asing.
Penanaman Modal Asing (PMA) dibuka 100 persen untuk sektor
komunikasi dan informatika 1. Warung telekomunikasi. Semula Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi, dikeluarkan dari DNI. 2. Pembentukan lembaga pengujian perangkat telekomunikasi (tes laboratorium). Semula 95 persen, dikeluarkan dari DNI. 3. Penyelenggara transaksi perdagangan melalui elektronik (platform),market place, price grabber, dialy deals, iklan baris online. Semula Penanaman Modal Dalam Negeri, modal diatas Rp 100 miliar sampai dengan Rp 100 miliar, PMA 49 persen (sebelumnya di sektor perdagangan). PMA dibuka 100 persen untuk sektor kesehatan 1. Industri bahan baku obat. Semula 85 persen, dikeluarkan dari DNI. 2. Jasa konsultasi bisnis dan manajemen dan atau jasa manajemen rumah sakit. Semula 67 persen, dikeluarkan dari DNI. 3. Jasa pelayanan penunjang kesehatan (penyewaan peralatan medik). Semula 49 persen, dikeluarkan dari DNI. 4. Jasa pelayanan penunjang kesehatan laboratorium klinik. Semula 67 persen, dikeluarkan dari DNI. 5. Jasa pelayanan penunjang kesehatan, klinik medical check up semula 67 persen, dikeluarkan dari DNI. PMA dibuka 100 persen untuk sektor perindustrian
1. Industri crumb rubber. Semula 49 persen, dikeluarkan dari DNI.
PMA dibuka 100 persen untuk sektor pekerjaan umum
1. Pengusahaan jalan tol. Semula 95 persen, dikeluarkan dari DNI. 2. Pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak berbahaya. Semula 95 persen, dikeluarkan dari DNI.
PMA dibuka 100 persen untuk sektor perdagangan
1. Direct selling. Semula 95 persen, dikeluarkan dari DNI. 2. Cold Storage. Semula 33 persen, dikeluarkan dari DNI. 3. Pialang berjangka. Semula 95 persen, dikeluarkan dari DNI.
PMA 100 persen sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
1. Restoran. Semula 51 persen, dikeluarkan dari DNI. 2. Bar. Semula 49 persen, dikeluarkan dari DNI. 3. Cafe. Semula 49 persen, dikeluarkan dari DNI. 4. Gelanggang olahraga (renang, sepakbola, tenis, kebugaran, sport center, kegiatan olahraga lain). Semula 49 persen, dikeluarkan dari DNI. 5. Studio pengambilan gambar film. Semula 49 persen, dikeluarkan dari DNI. 6. Laboratorium pengolahan film. Semula 49 persen, dikeluarkan dari DNI. 7. Sarana pengisian suara film. Semula 49 persen, dikeluarkan dari DNI. 8. Sarana percetakan dan atau penggandaan film. Semula 49 persen, dikeluarkan dari DNI. 9. Sarana pengambilan gambar film. Semula PMDN, dikeluarkan dari DNI. 10. Sarana penyuntingan film. Semula PMDN, dikeluarkan dari DNI. 11. Sarana pemberian teks film. Semula PMDN, dikeluarkan dari DNI. 12. Pembuatan film. Semula PMDN, dikeluarkan dari DNI. 13. Pertunjukan film. Semula PMDN, semula PMDN, dikeluarkan dari DNI. 14. Studio rekaman. Semula PMDN, dikeluarkan dari DNI. 15. Pengedaran film. Semula PMDN, dikeluarkan dari DNI.
Tujuan dari Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 10 ini adalah untuk
melindungi UMKMK dari revisi DNI, memotong mata rantai ekonomi yang hanya berpusat pada kelompok tertentu sehingga diharapkan harga-harga dapat menjadi lebih murah seperti obat dan alat kesehatan. Lalu, memperluas lapangan pekerjaan serta memperkuat usaha kecil untuk berkompetisi. Meningkatnya investor asing dalam industri dalam negeri terlihat pada tahun 2015 komposisi penanaman modal asing lebih besar dibandingkan dengan penanaman modal dalam negeri. Ada tiga negara yang menanam modal dalam jumlah besar pada tahun 2016 (BKPM 2105). Selama tahun 2014, jumlah penanam modal asing (PMA) mencapai Rp 27 triliun. Nilai ini lebih besar daripada penanaman modal dalam negeri (PMDN) yaitu sebesar Rp 15 triliun (GAPMMI 2014). Industri makanan dan minuman menjadi primadona bagi investor asing. Berdasarkan data BKPM tahun 2015, realisasi investasi industri makanan mencapai Rp 43,5 triliun yang terdiri dari 2.185 proyek. Sedangkan tahun 2016, BKPM menargetkan capaian ini dapat tumbuh 14,4% dari tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu dan PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, dengan meningkatnya investasi dan perusahaan baru di bidang pangan maka BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja. Hal ini mendorong ekspansi 15 pabrik gula yang sudah ada dengan memperluas lahan kebun tebu seluas 200 hektare dan menambah 19 pabrik gula dengan total investasi Rp 95 triliun. Hal ini akan berdampak positif terhadap produksi atau penyediaan pangan dan terwujudnya ketahanan pangan. Ketahanan pangan terwujud apabila sudah memenuhi dua aspek sekaligus. Pertama adalah tersedianya pangan yang cukup dan merata bagi seluruh penduduk. Kedua, setiap penduduk mempunyai akses fisik dan ekonomi terhadap pangan untuk memenuhi kecukupan gizi guna menjalani kehidupan yang sehat dan produktif. Menurunnya tingkat pengangguran dan meningkatnya pendapatan akan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat terhadap pangan sehingga kebutuhan pangan dapat terpenuhi. Produksi yang meningkat juga akan meningkatkan ketersediaan pangan nasional juga di daerah dan khususnya di rumah tangga.
Daftar Pustaka
Prasentyantoko A. 2016. Paket kebijakan ekonomi jilid 10 dan tantangan global.