Rincian Kewenangan klinis diberikan kepada dokter dalam menjalankan prosedure / tindakan
medis dan diberikan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien
agar supaya dokter bersikap, bertindak dan berperilaku secara bertanggung jawab dan
mentaati semua disiplin dan etika kedokteran serta moral yang baik kepada pasien, sejawat
dan masyarakat.
N Kriteria
PROSEDUR
O M DS KET
1 Melakukan teknik retinoskopi lanjut pada pasien
lensa kontak.
2 Mengerjakan teknik refraksi lanjut pada pasien
lensa kontak, termasuk fitting diagnostik.
3 Melakukan teknik-teknik untuk memastikan dan
memeriksa lensa kontak.
4 Mempergunakan teknik pengajaran yang tepat
untuk mengajari pasien melakukan insersi,
pelepasan, dan perawatan lensa kontak.
5 Mengerjakan pemeriksaan eksternal (teriluminasi
dengan pembesaran) dan biomikroskopi lampu
celah, termasuk menggambar temuan segmen
anterior.
6 Memberikan anestesia topikal, juga pewarnaan
topikal kornea (misal, pewarna fluorescein dan rose
bengal).
7 Mengerjakan uji sensasi kornea sederhana (misal,
usap ujung kapas).
8 Melakukan tonometri (misal, applanasi, tonopen,
Schiotz, pneumotonometri).
9 Mengerjakan teknik sampling infeksi okular viral,
bakterial, fungal, dan protozoa (misal, kerokan
kornea dan teknik kultur yang tepat).
10 Mengelola defek epitel kornea (misal, bebat tekan
dan bandage contact lenses).
11 Melakukan pengangkatan benda asing konjungtiva
atau kornea (misal karat besi).
12 Melakukan eksisi pterigium primer.
13 Melakukan perbaikan laserasi kelopak terbatas.
14 Melakukan perbaikan laserasi kornea terbatas
(misal laserasi linear tak mencapai limbus).
15 Melakukan epilasi.
16 Melakukan tarsorafi lateral.
17 Menginsisi/drainase kalazion sederhana.
18 Melakukan biopsi insisi atau eksisi sederhana pada
lesi kelopak mata.
19 Melakukan irigasi pada trauma kimia mata.
20 Menangani hifema dan mikrohifema (misal
komplikasi kenaikan TIO dan pendarahan ulang).
21 Mengerjakan teknik lebih lanjut, termasuk
keratometri, keratoskopi, hitung dan evaluasi sel
endotel, mikroskopi spekular, dan pakimetri.
Kriteria
N Melakukan tes-tes lanjut untuk mata kering (misal,
22
PROSEDUR
O uji Schirmer modifikasi, penilaian tear break-up
time, uji cat fluoresein, cat rose bengal).
23 Mengerjakan eksisi pterigium yang lebih kompleks,
termasuk graft konjungtiva.
24 Melakukan perbaikan laserasi sederhana aparatus
drainase lakrimal (misal intubasi dan penutupan
primer).
25 Mengerjakan dan membaca teknik kornea yang
paling lanjut (misal pakimetri, mikroskopi endotel,
topografi kornea terkomputerisasi).
26 Mengerjakan flap konjungtiva tipis (misal flap
Gunderson).
27 Mengerjakan bedah kompleks konjungtiva lainnya
(misal autograft, transplantasi sel punca).
N Kriteria
PROSEDUR
O M DS KET
1 Mengerjakan evaluasi pemeriksaan penglihatan
pada pengemudi yang terganggu penglihatannya.
2 Mengevaluasi ketajaman visual dan lapang pandang
untuk penentuan kecacatan (demi tujuan legal dan
asuransi).
3 Mendemonstrasikan alat-alat low vision dan
mengedukasi pasien low vision mengenai
penggunaan dan keterbatasan alat-alat ini.
Uveitis
N Kriteria
PROSEDUR
O 1 2 3
1 Melakukan pemeriksaan segmen anterior dan
posterior untuk uveitis (misal biomikroskopi lampu
celah, depresi skleral, pemeriksaan segmen
posterior dengan pembesaran, evaluasi ada tidaknya
sel-sel pada vitreous, evaluasi retina, koroid, dan
pars plana).
Kriteria
N
2 Menjelaskan indikasi pemeriksaan tambahan pada
PROSEDUR
O uveitis (misal angiografi fluoresensi, USG, tes
laboratorium dan radiologis).
3 Memberikan steroid dalam penanganan uveitis
dengan berbagai rute.
4 Mengevaluasi dan menangani komplikasi terapi
uveitis (misal katarak, glaukoma).
N PROSEDUR Kriteria
O
M DS KET
NO PROSEDUR Kriteria
M DS KET
1 Mengerjakan teknik refraksi subyektif dan
retinoskopi pada pasien dengan katarak.
2 Mengerjakan oftalmoskopi direk dan indirek pra dan
pascaoperasi.
3 Mengerjakan injeksi lokal kortikosteroid, antibiotika,
dan anestetika.
4 Mengerjakan prosedur persiapan dasar untuk bedah
katarak (misal mendapatkan persetujuan, identifikasi
instrumen, teknik steril, pemakaian sarung tangan
dan jubah operasi, preparasi dan pemasangan duk,
dan persiapan praoperatif lainnya).
5 Menggunakan mikroskop operasi untuk bedah
katarak dasar.
NO PROSEDUR Kriteria
6 Melakukan bedah ekstrakapsular dalam setting
praktek, termasuk penguasaan prosedur berikut:
a. Konstruksi luka.
b. Kapsulotomi anterior/kapsulorhexis.
c. Instilasi dan pembersihan viskoelastika.
d. Teknik ekstrakapsular
e. Irigasi dan aspirasi
f. Pembersihan korteks
g. Implantasi LIO (misal anterior dan posterior).
7 Mengerjakan parasentesis bilik mata depan.
8 Mengerjakan evaluasi pascaoperasi dasar pasien
katarak.
9 Mengenali dan merujuk atau menangani komplikasi
bedah katarak yang umum (misal endoftalmitis,
kenaikan TIO, edema makula kistoid, kebocoran
luka, uveitis).
10 Mengerjakan pengelolaan intra- dan pasca-operatif
kejadian apapun yang mungkin terjadi selama atau
sebagai akibat dari bedah katarak, termasuk:
a. Kebocoran vitreous.
b. Ruptur kapsul.
c. Pendarahan segmen anterior atau posterior.
d. Tekanan posterior positif.
e. Ablasi khoroid.
f. Pendarahan ekspulsif.
g. Hilangnya anestesia.
h. Kenaikan TIO.
i. Penggunaan obat-obatan topikal dan sistemik.
j. Astigmatisma.
k. Refraksi pascaoperasi (sederhana & kompleks).
l. Edema kornea.
m. Dehisensi luka.
n. Hifema.
N Kriteria
PROSEDUR
O M DS KET
1 Mengerjakan biopsi insisional/eksisional lesi
kelopak
2 Mengerjakan perbaikan laserasi kornea yang lebih
kompleks
Kriteria
N
PROSEDUR
3 Mengerjakan perbaikan laserasi sederhana alat-alat
O
drainase lakrimal
4 Melakukan dan membaca pakimetri, mikroskopi
endotel, topografi kornea terkomputasi
5 Pengangkatan benda asing dari lensa tanpa
menggunakan magnet
6 Ekstraksi lensa ekstrakapsular lainnya
Glaucoma
Kriteria
NO PROSEDUR
M DS KET
1 Melakukan tonometri dasar (misal aplanasi,
Schiotz [jika memungkinkan], tonopen, airpuff)
dan mengenali kelemahan dan artifak tes-tes
tersebut.
2 Melakukan gonioskopi dasar (misal mengenali
struktur sudut, mengidentifikasi penutupan sudut).
3 Mengerjakan pemeriksaan stereo saraf optik,
menggunakan lensa 90 dioptri atau lainnya.
4 Menafsirkan lapang pandang manual (misal
Goldman) dan automatik (misal Humphrey,
Octopus) pada glaukoma rutin.
5 Mengerjakan pakhimetri kornea dan
menghubungkan temuannya kepada interpretasi
tekanan intraokular.
6 Mengerjakan kapsulotomi posterior laser YAG
untuk kekeruhan kapsul posterior tanpa penyulit.
7 Mengerjakan iridotomi perifer laser argon atau
YAG untuk glaukoma sudut tertutup rutin.
3 Iridektomi lainnya
Iridectomi (basal) (periferal) (total)
4 Biopsi iris
8 Koroplasti
Menyobek membran pupil dengan jarum
9 Iridoplasti lain
15 Trabekulektomi ab externo
17 Siklodiatermi
18 Siklokrioterapi
19 Siklofotokoagulasi
Onkologi Okular
Kriteria
NO PROSEDUR
M DS KET
Kriteria
NO PROSEDUR
1 Mengerjakan enukleasi
NO PROSEDUR Kriteria
M DS KET
1 Mengerjakan penilaian dasar kelopak mata, alis,
dan bulu mata ( misal eversi, eversi ganda, margin
to refles distance, lipatan kelopak mata, fungsi
levator, malposisi kelopak/alis mata).
2 Menerapi komplikasi prosedur ruang bedah minor
(misal insisi dan drainase khalazion, eksisi lesi
kelopak mata kecil).
3 Mengerjakan prosedur ruang bedah minor yang
komplek atau prosedur ruang bedah terbatas
(misalnya insisi dan drainase khalazion berulang
yang lebih besar, eksisi lesi kelopak mata ukuran
sedang)
4 Mengerjakan penilaian kelopak mata dan alis
preoperatif dan intraoperatif (misal penyesuaian
intraoperatif).
5 Mengerjakan penilaian lakrimal lanjut (misal tes
intraoperatif dan postoperatif, trauma sistem
lakrimal yang lebih kompleks)
6 Menginterpretasikan CT Scan dan MRI (misalnya
trauma orbita, lesi dan tumor orbita).
7 Mengerjakan injeksi toksin botulinum (misal
blefarospasme).
8 Mengidentifikasi patologi orbital yang lebih lanjut
(misalnya fraktur orbita kompleks, tumor orbita)
pada pemeriksaan pencitraan (misalnya pencitraan
resonansi magnetic, tomografi terkomputasi,
ultrasonografi)
Histopatologi Mata
NO PROSEDUR Kriteria
1 2 3
NO PROSEDUR Kriteria
1 Melakukan penanganan dasar dan pengolahan
spesimen secara menyeluruh di laboratorium
patologi okular (misalnya, persiapan dasar
spesimen) dan menunjukkan kemahiran terhadap
langkah-langkah di laboratorium.
2 Memberikan informasi spesifik yang diperlukan
untuk komunikasi dengan ahli patologi tentang
penanganan khusus dari spesimen untuk
pewarnaan khusus.
3 Melakukan dan menafsirkan laporan patologis
potong beku di patologi mata.
Kriteria
ICD PROSEDUR
M DS KET
1 Insisi tepi kelopak mata
2 Memotong blefarorafi
32 Biopsi konjungtiva
39 Injeksi subkonjungtiva
41 Insisi kornea
Insisi kornea untuk pengambilan benda asing
42 Scraping kornea untuk kultur atau smear
43 Biopsi kornea
45 Transposisi pterigium
Kriteria
NO PROSEDUR
1 2 3
Vitreoretina
Kriteria
NO PROSEDUR M DS KET
1 Melakukan oftalmoskopi direk
2 Melakukan oftalmoskopi indirek
3 Melakukan pemeriksaan dengan slit lamp
biomicroscopy dengan Hruby, lensa + 78, + 90, 3-
mirror contact lens, atau lensa kontak lain
(misalnya, Trans-equator).
4 Melakukan oftalmoskopi indirek dengan indentasi
sklera
Kriteria
NO PROSEDUR
5 Melakukan pemeriksaan oftalmoskopi dengan
lensa kontak, termasuk lensa panfundukopi
6 Menginterpretasikan FFA dan ICG
Menjelaskan indikasi pemeriksaan dan Kriteria
NO
menginterpretasikan hasilPROSEDUR
pemeriksaan retinal M DS KE
imaging (misalnya, ocular coherence tomography, T
1 Aspirasi
retinal vitreus
thickness untuk diagnostic
analysis).
7 Melakukan photocoagulation segmen posterior
2 Prosedur diagnostic lain pada retina,
8 Melakukan peripheral scatter photocoagulation choroid,
vitreous, dan bilik posterior
(panretinal).
3 Repair robekan
9 Melakukan retina dengan
laser retinopexy laser
(demarcation) pada
kasusphotocoagulation
isolated retinal breaks..
10 Menjelaskanrobekan
4 Repair indikasiretina dengan
dan hasil photocoagulation
pemeriksaan
tidak spesifik
elektrofisiologi (misalnya, electroretinogram
5 Mechanical
[ERG], vitrektomi[EOG],
electrooculogram dari anterior
visual evoked
potential (VEP), dark adaptation).
11 Menginterpretasikan dasar teknik ocular imaging
(misalnya, B-scan echography, nerve fiber layer
analysis).
12 Menggambar fundus drawing retina yang
menunjukkan temuan vitreoretina
13 Melakukan pemeriksaan oftalmoskopik dengan
panfunduscopic atau lensa lain pada kondisi
kelainan retina kompleks (misalnya, giant retinal
tears, proliferative vitreoretinopathy).
14 Menggambar fundus secara detil pada kasus retina
kompleks (misalnya, recurrent retinal detachment,
retinoschisis with and without retinal
detachment).
Kriteria
NO PROSEDUR M D KET
S
Daftar Penyakit
N 1 2 3 3 4
o a b
1 Retinal detachment
c. Rhegmatogenous retinal
detachment
V
Scleral buckling (simple
case) v
Scleral buckling +
vitrectomy
2 Common macular diseases:
h. Choroidal neovascularization v
i. Macular hole v
j. Macular dystrophy V
k. Macular pucker V
l. Commotio retinae V
m. Choroidalrupture V
n. Purtchers Retinopathy v
r. RPE detachment v
f. Diabetic retinopathy V
h. Hypertensive retinopathy V
n. RPE detachment v
4 Retinitis Pigmentosa V
a. Parafoveal teleangiectasia v
b. Cone dystrophies V
c. Inherited macular dystrophies V
d. Fundus Flavimaculatus V
e. Toxic maculopathies V
f. PCV v
a. Gyrate Atrophy V
b. Choroideremia V
c. Retinitis pigmentosa V
d. Stargardts Disease V
e. Cone dystrophy V
f. Best disease V
a. Penothiazine V
b. Hydroxychloroquine V
c. Tamoxifen V
b. Proliferative vitreoretinopathy v
b. Recurrent CSR v
e. Serpiginious choroiditis v
f. Acute Zonal Outer Retinopathy v
g. Trianguar syndrome v
11 Incontinentia Pigmenti v
13 Advanced ROP v
N 1 2 3 3 4
o a b
Anterior Uveitis
1 Infection
a. Bacterial V
b. Viral V
c. Protozoa V
d. Parasite V
2 Inflamantory
a. Sarcoid V
b. HLA-B27 V
c. Behcets Disease V
d. Collagen vascular diseases V
3 Neoplastic
a. Masquerade syndrome V
4 Post Surgery
5 Post Traumatic
6 Fuchs Heterocrhomia Uveitis V
7 Juvenile Rhematoid Arthritis V
Posterior Uveitis
1 Toxoplasmosis
2 Sarcoidosis V
3 Pars Planitis v
4 Acute Retinal Necrosis v
5 Vogt-Komayagi-Harada syndrome V
6 Large Cell Lymphoma V
7 Post Operative Uveitis
a. Endothelial uveitis
b. Traumatic
c. Endogenous v
d. Fungal V
e. Phacoanaphylactic V
f. Sympatica ophthalmica
8 Unusual infection etiologi for uveitis
a. HIV V
b. HSV
c. HZ
d. Pneumosystis Carinii v
e. Lyme Disease V
9 Acquired Congenital Ocular Syphilis V
10 CMV retinitis V
11 Multiple Slerosis v
12 Less Common form of Uveitis
a. Chronic Uveitis V
b. Intermediate uveitis V
c. Whipple Disease v
d. Syphilis V
e. Leishmaniasis v
N 1 2 3 3 4
O a b
1 Katarak senilis
2 Katarak Juvenilis
3 Subluksasi lensa
4 Dislokasi lensa :
- Ke anterior v
- Ke posterior v
5 Spherophakia v
6 Lentikonus v
7 Ectopia lentis v
8 Katarak pada pasien glaukoma :
- Pupil kecil v
- Pupil normal atau besar
V
9 Katarak pasca bedah vitreoretina v
10 Katarak dengan kekeruhan kornea v
11 Peters anomaly v
12 Microphthalmos v
13 Buphthalmos v
14 Pterygium
15 Pinguicula
16 Corneal degeneration v
17 Corneal dystrophy v
N 1 2 3 3 4
o a b
1 Corneal inflamation& Infection
a. Herpes simplex
b. Herpes Zoster
c. Syphilis
d. Interstitial Keratitis
2 Ocular Allergy
b. Vernal Conjunctivitis
c. Seasonal hay fever
d. Allergic and Atopic conjunctiva
e. Giant papillary conjunctiva
3 Lid Margin Diseases
a. Blepharitis
b. Meibomian gland dysfunction and
conjunctival
4 Conjunctival Inflamation and
Infection
a. .microbial keratitis
b. Trachoma
c. Ophthalmia neonatorum
d. HZO
e. Herpes simplex and keratitis
f. Vitamin A Deficiency
g. Neurotropic corneal diseases
5 Malposition of eyelid
a. Blepharoptosis V
b. Trichiasis
c. Districhiasis
d. Essential Blepharospasm V
e. Entropion V
f. Ectropion V
6 Superficial Punctata Keratitis
a. Dry eye
b. Thyqusons superficial punctata
kerotopathy
c. Blepharitis
d. Trichiasis
e. UV Photokeratopathy
f. contact Lens related
7 Pyogenic granuloma
8 Conjunctival neoplasma V
9 Rare ocular infection
a. Amoeba v
b. Leishmaniasis V
c. Nematoda V
10 Traumatic and Toxic injuries to the V
anterior segment
11 Pemphigoid, pemphigus stevens v
Johnson syndrome
12 Most complex traumatic and toxic
injuries to the anterior segment
a. Total Lid Avulsion
b. Severe alkali burn v
N 1 2 3 3 4
o a b
1 Amblyopia
a. Deprivation
b. Ametropic
c. Strabismus
d. Anisotropic
e. .
2 Esotropia
a. Congenital
b. Commitant & incommitant
c. Accomodatic
d. Non-accomodatic
e. Decompreshed
f. Sensory
g. Neurogenic
h. Myogenic
i. Neuromuscular junction
j. Restrictive
k. Nystagmus blockstage syndrome
l. Spasm of the near
m. Monofixation sysndrome
n. Consecutive
3 Exotropia
a. Congenital
b. Commitant
c. Non commitant
d. Decompensiated
e. Sensory
f. Neurogenic
g. Myogenic
h. Neuro muscular Junction
i. Restrictive
j. Basic divergence excess
k. Exophoria
l. Convergen Insuficiency
4 Vertical Strabismus
a. Neurogenic
b. Myogenic
c. Neuro muscular junction
d. Oblique over action
e. Oblique under action
f. Dissociated vertical deviation
g. Restrictive
5 Childhood nystagmus
6 Retinopathy of Prematurity (ROP)
7 Pediatric Cataract
8 Ocular findings in child abuse
9 Common hereditary or congenital
ocular mobility or lid syndrome
a. Duanes syndrome
b. Mobius syndrome
c. Brown syndrome
10 Retinoblastoma
11 Dyslexia
12 Congenital ocular anomalies
a. Micropthalmia
b. Persistent fetal vasculature
13 Ocular abnormality inherited
metabolic disorder
14 Hereditary retinal disorder
15 Blindness in children
a. Albinism
b. Optic nerve hypoplasia
c. Achromatopsia
d. Lebers congenital amaurosis
e. Retinal dystrophy
f. Congenital optic atrophy
16 Congenital infection
a. Toxoplasmosis
b. Rubella
c. Cytomegalo virus
d. Syphylis
e. Herpes
17 Pediatric Uveitis
18 Most complicated etiology of
amblyopia
a. Reflection non compliance
b. Patching failure
19 Most complex etiology of esotropia
a. Optical
b. Prism induced
c. Post surgical
20 Most complex strabismus pattern
a. Aberrant regeneration
b. Post surgical
c. Thyroid ophthalmopathy
d. Myasthenia gravis
21 Most complex of vertical strabismus
a. Skew deviation
b. Post surgery
c. Restrictic
22 Pediatric glaucoma
23 Complex pediatric eyelid disorder
a. Congenital deformities
b. Lid laceration
c. Lid Tumor
24 Pediatric orbital disease
a. Orbital tumor
b. Orbital fracture
c. Rhabdomyosarcoma
d. Severe congenital orbital
malformation
25 Pediatric retinal diseases
a. Inherited retinopathies
N 1 2 3 3 4
o a b
6 Neuroretinitis
14 Nystagmus
b. Down beat
c. Up beat
d. Gaze induced
e. Drug induced
15 Pupillary abnormality
a. RAPD
b. Anisokoria
c. Horners syndrome
a. Optic nerve
b. Optic chiasm
c. Optic radiation
d. Occipital cortex
a. Optic pit
b. Disc coloboma
c. Papilorenal syndrome
e. Tilted disc
g. Myelinated NFL
h. Melanocytoma
i. Disc drussen
j. Bergmeisters papilla
20 Anisokoria
c. Tonic pupil
a. Lebers hereditary ON
b. Autosomal dominant Optic
Neurotrophy
a. Malignant hypertension
b. Diabetic papilopathy
d. Pseudotumor cerebral
Glaukoma
N 1 2 3 3 4
o a b
1 POAG
2 Secondary AOG
3 NTG / LTG
4 Primary Angle Closure Glaucoma
5 Secondary Angle Closure Glaucoma
6 Angle recession glaucoma
7 Inflamantory glaucoma
8 Steroin Induced glaucoma
9 Pigmentary glaucoma
10 Pseudoexfoliatif glaucoma
11 Phacolitik glaucoma
12 Malignant Glaukoma
13 Neovaskular Glaucoma
14 Post Operative Glaucoma
15 Lens Particle glaucoma
16 Plateau iris
17 Glaucomato cyclitic crisis
18 Endocorneal endothelial syndrome
19 Infantile glaucoma
20 Juvenile glaucoma
21 Previously treated secondary
glaukoma
22 Advanced POAG : in monocular
patient, multiple surgical cases
23 Advanced cases of NTG
24 Advanced cases of Secondary
Glaucoma
25 Advanced cases of of PACG : post
operative cases, secondary angle
closure, aqueos misdirection
26 Ocular hypotony
N 1 2 3 3 4
o a b
1 Entropion(kongenital , involusional,
sikatrikal)
2 Ektropion (kongenital, paralitik.
involusional, sikatrikal, mekanikal)
3 Epiblefaron dengan atau tanpa
trikhiasis
4 Epikantus inversus, palpebralis dan
tarsalis
5 Blefaroptosis
6 Dermatokalasis
7 Blefarokalasis
8 Baggy eyelid
9 Retraksi Palpebra
10 Lagoftalmos (parese N VII)
11 Defek Adneksa Pasca Ekstirpasi
Tumor
12 Defek Tulang Orbita pasca ekstirpasi
Tumor
13 Blefarospasme
14 Simblefaron
15 Sindroma blefarofimosis
16 Koloboma palpebra
17 Facial cleft (Tessier)
18 Sindroma treacher Collin
19 Sindroma Crouzon
20 Sindroma Apert
21 Socket Anoftalmi / mikroftalmi
22 Atresia pungtum lakrimal, Membran
Hassner permanenl fistel sakus
lakrimal
23 Obstruksi duktus nasolakrimal /
dakriosistitis
24 Trauma (orbital fraktur, trauma
adneksa, trauma sistim lakrimal,
traumatic optik neuropathi)
25 Selulitis Orbita
26 Tumor Kongenital (mis : teratoma,
kista dermoid)
27 Tumor fibro-osseus (mis :
meningioma os spenoid, osteoma)
28 Tumor Vaskuler (mis : hemangioma
kapiler, hemangioma cavernosa)
29 Tumor Saraf (mis : glioma,
meningioma)
30 Rhabdomyosarcoma v
31 Tumor Lymphoid (mis :
Pseudotumor, limfoma maligna)
32 Thyroid orbitopathy
33 Metastatic Tumor (mis : Ca thyroid,
Ca mammae)
34 Tumor Adneksa (mis : nevus
pigmentosus, karsinoma sel
skuamosa)
35 Tumor Lakrimal (mis : benign mixed
tumor)
36 Tumor Intraokular (mis : melanoma
choroid)
37 Tumor Invasi (mis : tumor sinonasal
38 Arterivenous malformation
KETERANGAN
1:
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini ketika
membaca literatur. Dalam korespondensi, dapat mengenal gambaran klinik ini, dan tahu
bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut.Bila menghadapi pasien dengan gambaran
klinik ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.
2:
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan oftalmologik
dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter. Dokter spesialis mata
mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis mata konsultan yang relevan dan mampu
menindaklanjuti sesudahnya
3a :
3b :
4:
Direktur