SRI MULATSIH
WIDIASTUTIK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
D-IE FEM
IPB
2010
BAB I PENDAHULUAN
Perusahaan monopolis
D1
D2
D3
Persaingan sempurna
0 Q
TIPE PASAR PANGSA CONTOH
PASAR (%)
1. Monopoli 100 PLN, PAM
2. Persh Dominan 50-99 Koran lokal
3. Oligopoli ketat 4persh 60- Bank, TV
100,
4. Oligopoli longgar 4persh 40 Furniture
STRUKTUR:
-Distribusi perusahaan PERILAKU:
-Pangsa pasar -Kerjasama dengan pesaing
-Konsentrasi -Strategi melawan pesaing
-rintangan masuk, dll -Advertensi
KINERJA
-harga dan pola keuntungan
-X-efisiensi
-Efisiensi alokasi
-kemajuan teknologi (inovasi)
-Keseimbangan distribusi, dll
Inefisiensi-X:
biaya produksi > biaya minimum yang bisa dicapai
Q1 Q2
EFFISIENSI lanjutan
Effisiensi alokasi: P=LRMC=LRAC; surplus konsumen
(SK) besar.
harga harga
SK
Harga
Harga Tambahan SK
awal
turun
D
D
Q1 Q1 Q2
Makin elastis kurva permintaan (contoh barang2
pokok), Surplus Konsumen makin kecil
SK besar
SK kecil
STRUKTUR PASAR
DAN TINGKAT PERSAINGAN
Definisi Pasar
Pasar: sekelompok penjual dan pembeli yg saling
menukar barangnya
Pasar geografis: Pasar di daerah tertentu, harganya
tidak dipengaruhi oleh pasar (barang yg sama) dari
daerah lain
l Pasar dibatasi Dji Sam Soe
Oleh : dimensi
Wismilak
produk
dan dimensi
wilayah Gudang garam
Bentoel
pangsa
Perusahaan dominan
Monopoli
50- 50-
0 0
Jumlah perusahaan
Jumlah perusahaan
100% 100%
pangsa
pangsa
50- 50-
0 0
Jumlah perusahaan Jumlah perusahaan
Keuntungan
Tambahan
keuntungan
akibat
pangsa naik
b
a
Pangsa pasar
Gbr hubungan Pangsa dengan keuntungan
Pangsa pasar lanjutan
Persamaan
kontinu
50% 100%
Konsentrasi
Keuntungan %
Persamaan
patah
50% 100%
Konsentrasi
Elemen Struktur Pasar lanjutan
1. Perusahaan dominan:
Menguasai 40% pangsa pasar
Perilaku seperti monopoli murni (kurva
permintaan dan marginal revenue miring)
Keputusan utk memaks keuntungan
dilakukan sepihak (tdk memperhitungkan
persh kecil) dengan meningkatkan harga
atau diskriminasi (makin monopoli,
diskriminasi makin lemah)
Pendapat Josep A. Schumpeter dalam
bukunya creative destruction (1944):
jangka panjang perusahaan dominan
menghadapi pasar persaingan
Jangka
Menarik persh Inovasi produk
pesaing andalan
Panjang
MC MC
Iddle
P capacity
keuntungan P
AC AC
D
D
MR
MR
qS qL
output output
MC=MR MC=MR
Harga >AC Harga=AC
INDEKS KONSENTRASI ANALISIS
STRUKTUR INDUSTRI
Mengukur konsentrasi Industri dg 2 indikator: rasio
konsentrasi (CR) dan Indeks Herfindahl-Hirscman
(IHH)
CR4 (pangsa 4 persh) & CR 8 (pangsa 8 persh)
terbesar dalam industri.
IHH: penjumlahan kwadrat pangsa pasar dalam
suatu industri.
Nilai IHH antara 0 1. IHH = 1 mendekati
monopoli; IHH =0 mendekati PPS.
BAB IV
STRUKTUR PASAR RIIL
Komponen Struktur Pasar
Tujuan semua persh, adalah keuntungan, shg
tingkat keuntungan menggambarkan kinerja
persh.
Komponen struktur pasar yg mempengaruhi
keuntungan: Pangsa pasar (utama), CR4, barrier
to entry (BTE), Inovasi dan efisiensi
Gbr. Hubungan Komponen
Keuntungan %
curam
struktur pasar dgn
Tingkat keuntungan
b
0 100
Pangsa pasar Keuntungan %
Keuntungan %
landai
b
0
100 rendah sedang tinggi BTE
0
CR4
Menghitung konsentrasi
Data BPS berdasarkan kode ISIC, dari ISIC 311-
312 (industri hilir bahan makanan) sampai 371
(industri hulu, bahan dasar besi/baja)
Data time series (melihat perkembangan CR4)
lebih berarti dari pada cross section
(membandingkan CR4 antar industri), karena
tiap industri memiliki CR4 yg spesifik
POLA PASAR AKTUAL
Hubungan CR4 dengan tingkat keuntungan
CR4 dgn pertumbuhan pasar
CR4 dengan jumlah persh
Industri tembakau dan barang gelas: jumlah
persh berkurang, CR4 naik
Industri barang plastik: industri masuk tapi skala
kecil, CR4 naik
Contoh CR4 bbrp industri
Kode CR4 (%) Jumlah Persh
ISIC
1980 1985 1980 1985
311 17,94 08,47 1020 1523
352 28,70 17,55 345 474
363 48,47 38,70 330 478
384 33,16 28,91 112 200
390 69,41 63,48 83 135
Friedman: 3 alasan CR4 naik
Teknis: Industri tertentu akan semakin efisien bila
dikerjakan oleh beberapa perusahaan saja
Intervensi Pemerintah: pajak, tarif, UMR bisa
menghambat persh baru utk masuk dalam
industri, memudahkan persh dominan
menyingkirkan pesaing
Perilaku Kolusi Perusahaan: perluasan yg
dilakukan beberapa persh
BAB V
Kelebihan
Bagian pasar
B A OUTPUT
10% 50%
TEORI DASAR
Ekonomisasi untuk mencapai MES bisa melalui: penggabungan
AC bbrp persh atau pengoperasian pabrik yg masih idle
1
2
output
MES 1 MES 2
di atas atau di bawah MES
AC akan naik (boros) Ada kisaran diatas atau dibawah
MES; AC relatif sama
Macam-macam kurva AC
A: persaingan alami (skala kecil sudah mencapai MES)
B: tidak dapat ditentukan (bisa besar/kecil; kisaran MES
panjang)
C: oligopoli alami
D: Monopoli (harus skala besar baru dicapai MES)
AC
A D
C
B
Skala produksi
MES A 10% MES C 20%
MES D 90%
TEKNOLOGI
AC1
AC2
AC3
AC4
0 output
Q2 output
Q1
T+P min
P min
Gbr. Learning Curve
AC Makin banyak pengalaman berproduksi:
Pekerja makin trampil
Mesin dirombak sesuai kebutuhan
C= paling cepat
untung
0 Q1 Q2 Q3 Output kumulatif
Perusahaan Multiplant
MES perusahaan datar: bisa membangun
pabrik berapapun; tiap pabrik di MES pabrik
MES perusahaan Parabola: penambahan
pabrik pada penurunan AC, jumlah pabrik
sesuai MES perusahaan
AC
AC tetap meskipun persh
menambah jumlah pabrik
AC pabrik
AC pabrik
AC persh
Lokasi persh
Deman patah
0 kuantitas
Rp
Biaya
harga
P1
P2
AC
D-P1
D-tot
D-P2
Jumlah
Kerjasama
Kolusi (satu harga) sulit dilakukan
Rp
Biaya
Harga P dan Q pada saat MC=MR
P1
P2
AC&MC pers 1
AC&MC pers 2
D
MR
kuantitas
P2
D1
D2
MR2
MR1
kuantitas
Kerjasama: MERUGIKAN
Tindakan sama KONSUMEN
dalam
menghadapi pasar
KOLUSI EFFEKTIF,
Kerjasama HARGA TINGGI
berlangsung
lama
6/22/2017 EKONOMI INDUSTRI 97
KECURANGAN DALAM KOLUSI
HARGA
JATUH
MENARIK
PEMBELI ke KEUNTUNGAN
pers-nya LEBIH
6/22/2017 EKONOMI INDUSTRI 98
RP
Persh Pasar PS S
MC
Kotak E profit pd P2
E dan X profit pd prod C AC
P2 P2
E X
P1
P1
0 B 0 Q2 Q1
A C kuantitas kuantitas
P2 harga kesepakatan
1. Kartel:
pengawasan harga, output,
investasi, dan keuntungan.
Ada biaya pengawasan
Kartel pemasaran: Mengatur
penjualan dan penerimaan
Contoh: OPEC
2. Kesepakan
Mengawasi masuknya persh baru
Penjual dibatasi pd sub-pasar
tertentu dan jumlah yg dijual
Pengawas: antar persh atau
melibatkan pemerintah
Contoh KPPU
3. Perjanjian:
Harga stabil,
Standardisasi
Kontraksi yg teratur
Mengurangi ketidakpastian
4. Kolusi terselubung
Persetujuan
Da
MRa
Pb
MC Db
MRb
0 qa qb Kuantitas
Pe dan Pf tidak optimum karena
Rp Tidak pada MC=MR
Pc/MCc = 1,5
Pc
300
Pd/MCd = 3
Harga mahal lebih elastis
Pe
200 MCc
Pf Dc
Pd
150 MRac
50 MCd
Dd
MRd
0
qa qb Kuantitas
Diskriminasi individu:
Tawar menawar pd transaksi individu
Memaksa pembeli: Membatasi
pengurangan dari harga penawaran
Mengukur penggunaan: makin sering
menggunakan, harga makin tinggi e.g.
Xerox, IBM
Menyesuaikan dgn income pembeli:
e.g dokter, pengacara
Tipe Diskriminasi Harga lanjutan..
Diskriminasi Kelompok:
Untuk menghancurkan pesaing
Dumping surplus: menjual dg harga
lebih rendah di pasar internasional (e.g.
obat, baja, elektronik)
Menjaring pembeli baru: e.g. majalah
Mengutamakan penjualan partai besar
(e.g. diskon harga)
Harga sesuai elastisitas
Tipe Diskriminasi Harga lanjutan..
Diskriminasi Produk:
Membayar karena merek
Cuci gudang: untuk menstabilkan
stock
Strategi Persaingan
P3
P5
P1
A
P2
C D1 P4
B
MC MC
0 q1 q2 q1
output 0 output
Daerah A: tambahan keuntungan Dengan diskriminasi semua segmen
Bila mampu menarik konsumen Pasar terwakili, keuntungan bisa
Sebesar q1-q2, dan menjual pd meningkat
Harga p1
Dampak diskriminasi Harga
(Meningkatkan/mengurangi persaingan
B wilayah A
Diskriminasi sporadik
Oleh pers kecil
(loss leader)
menimbulkan
persaingan
C
Wilayah B:
Diskriminasi sistematis
oleh persh besar
menimbulkan
sporadis
Anti-kompetitif (harga
dg profit kecil)
A
Pangsa pasar Wilayah C:
pengaruh campur
Penjelasan
Loss leader:
menurunkan harga satu produk;
produk lain sangat menguntungkan
Konsumen diharapkan membeli lebih
dari satu produk (e.g toserba)
Unilateral Bilateral
monopoli Monopoly-
monopsony
Bilateral
Oligopsony oligopoly
A
Sebagian besar
berada disini
penjual
oligopoly Unilateral
Persaingan
sempurna monopsony
Degree of monopsony
Buyer
Persaingan Dalam satu Lingkup
Persh A Deman A
menjual ke B
MRa
Persh B
menjual
ke konsumen
MRb
Deman B
konsumen
Rp B monopsony membeli dr A pd harga Pc
Dan menjualmonopoly ke konsumen pd Pm
Pm
Bila A menang, di harga Pm, profit =I
Bila B menang, di harga Pc, profit = I + II
I II
Pc AC=MC
Db
MRa MRb=Da
0 kuantitas
Counter Vailing Power
4 fase produk:
1. perkenalan (introduction),
2. pertumbuhan (growth),
3. kedewasaan (maturity), dan
4. penurunan (decline).
CONTOH DECLINE PRODUK
Produk Introducti Growth Maturity Decline
on
Sistem Vista Windows Windows Window
Operasi inspirant 2007 2003 1998
Deskripsi Singkat:
Mata kuliah ini dirancang untuk membangun
pengetahuan mahasiswa tentang apa yang
seharusnya dilakukan untuk membangun
industri yang kompetitif di Indonesia. Untuk itu
topik-topik bahasan mencakup teori
peningkatan daya saing dan pengalaman
Indonesia serta negara lain sebagai
perbandingan dalam membangun sektor
industri.
GBPP (lanjutan)
Globalisasi
Otonomi Daerah
Budaya Korupsi
Perkembangan Teknologi
GLOBALISASI
Kelemahan Organisasi:
Industri Skala Kecil dan Menengah masih Underdeveloped:
Jumlah banyak tetapi kontribusi terhadap nilai produksi kecil
produktivitas rendah
Konsentrasi Pasar:
CR4 tinggi
Lemahnya Kapasitas untuk Menyerap dan
Mengembangkan Teknologi:
Cenderung senang menjadi pedagang dan kurang mau bekerja
keras (industriawan)
Lemahnya SDM:
SDM mempunyai tingkat pendidikan rendah dan keahlian yang
tidak match dengan kebutuhan pasar
Penyebab Kegagalan Strategi SI di Indonesia:
Bahan baku dan tenaga kerja yang tersedia di Indonesia tidak siap pakai
Karena produk berorientasi pasar domestik, dayasaing produk rendah
Pada satu sisi strategi SI ingin mengurangi ketergantungan terhadap impor,
tetapi untuk itu harus impor barang modal dan bahan baku yang besar
Dilema teknologi padat modal agar dapat bersaing dengan teknologi padat
karya tetapi dayasaing menjadi rendah
Tingkat proteksi yang tinggi menyebabkan struktur pasar didominasi oleh
produsen bukan konsumen
Permintaan domestik memang cukup besar tetapi kurang diperhatikan
kesesuaian dengan yang dikehendaki oleh konsumen sehingga masih
banyak konsumen yang lebih senang dengan produk impor
Strategi Promosi Ekspor (PE)
Dimotivasi oleh kisah gagal strategi SI.
Karena berorientasi keluar, maka berbagai proteksi yang
diterapkan pada strategi SI tidak lagi cocok karena akan
menyebabkan barang tidak kompetitif
Strategi PE tidak berarti bahwa tidak ada intervensi
pemerintah. Banyak negara yang melakukan intervensi
dengan menghilangkan rintangan terhadap ekspor
Syarat agar strategi PE berhasil:
Pasar harus memberikan sinyal yang benar (baik untuk input maupun
output)
Tingkat proteksi dari impor harus rendah
Nilai tukar mata uang harus realistis
Harus ada insentif untuk meningkatkan ekspor
PENDEKATAN CLUSTER DALAM
PEMBANGUNAN INDUSTRI
Apa itu cluster?
Clusters are geographic concentrations of
interconnected companies, specialized
suppliers, service providers, firms in related
industries, and associated institutions (e.g.
universities, standards agencies, trade
associations) in particular field that compete
but also cooperate
Cluster dan Daya saing
Cluster meningkatkan produktivitas dan efisiensi
- akses yang efisien kepada input, jasa, tenaga kerja, informasi, kelembagaan,
dan barang publik (mis. pelatihan)
- kemudahan koordinasi dan transaksi antar perusahaan
- difusi praktek-praktek terbaik dengan cepat
- insentif yang kuat untuk melakukan perbaikan karena saling membandingkan
Cluster menstimulasi dan memungkinkan inovasi
- meningkatkan kemampuan untuk melihat peluang inovasi
- keberadaan berbagai pemasok dan lembaga untuk membantu penciptaan
pengetahuan
- kemudahan bereksperimen dengan sumberdaya yang tersedia secara lokal
Cluster memfasilitasi komersialisasi
- peluang untuk perusahaan-perusahaan baru lebih terbuka
- komersialisasi produk baru dan memulai perusahaan baru lebih mudah
karena tersedianya tenaga kerja ahli, pemasok, dll
Dinamika di dalam cluster
Trial, error, dan observasi
Keragaman yang membawa kepada eksperimentasi
Keteladanan yang memotivasi perusahaan lain
Konsentrasi intensif informasi tentang bidang
tersebut
Watch and learn (apprenticeship)
Jaringan bisnis personal
Pemisahan perusahaan menyebarkan keahlian dan
teknologi
Evolusi dan Menurunnya Cluster
Evolusi Cluster
- Akar cluster seringkali berasal dari sejarah atau berkembang karena peristiwa
kebetulan (ada faktor-faktor lokal, permintaan lokal, industri/cluster terdahulu, lalu ada
tindakan kewirausahaan)
- Ada yang memicu proses self-reinforcing dimana muncul pemasok, kelembagaan lokal
berspesialisasi, informasi terkumpul, pesaing lokal tertarik, kelayakan meningkat dan
prestise tumbuh
- Spin-offs dan upaya kewirausahaan para karyawan menumbuhkan bisnis baru dan
persaingan
- Dengan tumbuhnya cluster dan saling menguatkan, pengaruh yang lebih besar
terhadap keputusan kebijakan publik dan kelembagaan lokal semakin besar
Penurunan Cluster
Dayasaing adalah:
the set of institutions,
policies, and factors that
determine the level of
productivity of a country
World Economic Forum: 12 Pillars of Competitiveness
Indonesia Competitiveness
Source: WBC SD
(2009)
Apakah konsep dayasaing sudah memadai?
.. Dibutuhkan konsep
dayasaing yang lebih sustainable
Sustainable Competitiveness
Konsep dayasaing dengan dasar produktivitas akan
menjamin dayasaing yang tinggi tetapi tidak
menjamin keberlanjutannya
Sustainable competitiveness menuntut
penyeimbangan (balancing) seluruh komponen triple
bottom line:
Profit (Economic aspect)
People (Social aspect)
Planet (Environmental aspect)
Unsustainable Competitiveness
Economic
Culture of bonus-driven strategies results in short term
horizons and inadequate individual firm solutions (exp.
ENRON, LEHMAN Brothers and recent Financial Global
Crisis)
Social
Poverty and poor labour conditions results in ethical
dilemmas, low productivity, or protest (or worse), and
resistance from surrounding communities
Environment
Ignorance of natural systems result in polluted areas, loss
biodiversity, and global climate change
Competitiveness Improvement Strategy
Toward an Indonesian Economic Strategy
(Porter, 2009):
Perubahan yang perlu dilakukan untuk mengambil
keuntungan dari globalisasi:
Pemerintah:
- dari aktor dan produsen menjadi fasilitator dan
regulator
- dari distributor rents menjadi redistributor transfers
Dunia Usaha:
- dari memikirkan kepentingan individu menjadi
kepentingan dunia usaha
- dari berorientasi proteksi menjadi orientasi kompetisi
dan
efisiensi
Masyarakat:
- dari tertutup menjadi lebih terbuka
Prakondisi untuk Membangun Keunggulan Kompetitif
(Competitive Advantage) - Michael E. Porter:
1. Kondisi Faktor
Titik awal pada Negara Berkembang:
Ketergantungan yang tinggi pada ketersediaan upah rendah, tenaga
kerja tak terlatih, dan sumberdaya alam
Kurangnya kapital (rendahnya tabungan, capital flight)
Belum berkembangnya infrastruktur, pasar modal, dan sistem
pedidikan
Tidak efisiennya administrasi publik dan proses pengaturan yang
menjadi ajang korupsi
Hampir semua teknologi dipasok dan dikendalikan secara eksternal
------ Produktivitas rendah
Pembangunan Ekonomi yang Sukses
Social Regulations
Administrative Regulations
Kenapa kita perlu regulasi?
Market failure
Externalities
Government failure:
Principal-agent problem
Information asymmetry
Economy
Bancruptcy (missallocation
of resourcess)
Proses:
Review existing regulation
Filter proposed regulation
o Regulasi yang baik dapat menjadi regulasi yang
buruk dengan berjalannya waktu
o Penumpukkan (akumulasi) regulasi
o Banyak regulasi diterbitkan:
Sebagai simbol publik
Dengan pendekatan pemadam kebakaran (fire-
engine atau squeaky wheels)
o Tumpang-tindih (duplikasi) antara pusat dan
daerah
o Biaya kepatuhan
o Daya saing, terutama pasar dunia
Dalam rangka mencapai tujuan akhir: Kesejahteraan masyarakat
10 Pertanyaan untuk Regulasi yang Lebih Baik
1. Apakah masalah telah dirumuskan dengan baik?
2. Apakah tindakan pemerintah memiliki dasar (alasan)?
3. Apakah regulasi merupakan tindakan pemerintah yang terbaik?
4. Apakah memiliki dasar legalitas?
5. Tingkatan pemerintah manakah yang tepat melakukan tindakan
ini?
6. Apakah manfaat regulasi melebihi biayanya?
7. Apakah efek distribusinya transparan?
8. Apakah regulasi jelas, konsisten, komprehensif and dapat
diakses?
9. Apakah pihak-pihak yang berkepentingan telah diberi
kesempatan untuk partisipasi (konsultasi)?
10. Bagaimana kepatuhan akan dicapai?
Tahap reformasi regulasi
Deregulasi
Buang regulasi yang tidak jalan
Re-regulasi
Bangun kerangka dan kelembagaan
regulasi
Regulasi dengan Mutu yang Lebih Baik
Tingkatkan proses perumusan regulasi
Regulatory Impact Assessment
RIA adalah metode:
Penilaian secara sistematis terhadap dampak
dari tindakan pemerintah, dan
Mengkomunikasikan informasi kepada
decision-makers dan masyarakat.
Regulatory Impact Assessment (RIA) Perumusan Masalah
Identifikasi Tujuan
Analisis
Biaya & Manfaat
Pemilihan Tindakan
Strategi Implementasi
Problems Desentralisasi:
Mendorong teamwork
CANADA
Establish central oversight bodies
Review setiap 10 th & 7 th
140
120
100
80
60
40
20
0
Okt-03
Okt-04
Jul-03
Jul-04
Jan-03
Mar-03
Mei-03
Mei-04
Feb-03
Jun-03
Nop-03
Jan-04
Mar-04
Jun-04
Nop-04
Jan-05
Mar-05
Des-03
Feb-04
Des-04
Feb-05
Sep-03
Sep-04
Apr-03
Apr-04
Apr-05
Agust-03
Agust-04
Source: Ministry of Commerce
Dampak Kepentingan
Negatif Publik
Regulasi
Bagaimana mendapatkan titik keseimbangan: sebuah aturan
sederhana
Sebuah regulasi dibenarkan dan dapat terus berlaku jika
kepentingan publik dan dampak negatif terhadap bisnis berada
dalam keseimbangan; atau
Jika kepentingan publik jauh lebih besar dari
dampak negatif terhadap bisnis.
-
-
+ +
+ +
+
Regulasi
Sebuah regulasi tidak dapat diterima dan harus dihapuskan atau dimodifikasi
jika dampak negatif terhadap bisnis lebih berat dibandingkan dengan
kepentingan publik yang dilindungi
Regulatory Impact Assessment (RIA)
RIA adalah sebuah metode bagaimana mengukur,
mengevaluasi, dan menyeimbangkan kepentingan publik
dengan dampaknya dengan cara transparan dan
partisipatif
Untuk sampai kepada keputusan yang seimbang tersebut,
beberapa aktivitas berikut harus dilakukan:
Pengumpulan dan analisis data
Analisis masalah
Menetapkan data dasar (baseline)
Memilih kriteria dan metode pengembilan keputusan
Konsultasi dengan berbagai stakeholder
Mengevaluasi biaya dan manfaat
Strategi
Implementasi
Tahapan Regulatory Impact Analysis
Pemilihan
Tindakan
Analisis Konsultasi Publik
Biaya & Manfaat
(RIA)
Alternatif
Tindakan
Identifikasi Tujuan
Perumusan
Masalah
Masalah: perbedaan antara situasi yang
terjadi (actual) dengan situasi yang
diinginkan (desired)
Pertanyaan yang harus dijawab:
Apakah telah memahami masalah
sebenarnya?
Apakah ada masalah yang lebih
mendasar?
Bagaimana persepsi para stakeholders?
Dari masalah yang telah dirumuskan, tetapkan apa
sasaran yang ingin dicapai dengan kebijakan.
140 140
130 130
120 120
110 110
100 100
90 90
80 80
70 70
60 60
0 300 600 900 0 300 600 900
Time (seconds) Time (seconds)
306
Pendahuluan
Economics of East Asia have grown rapidly and has been
cointed the East Asian Miracle
Have the industrial policies played a significant role in this
achievement
Increasing liberal economic regime
307
Three contributory parts of countrys
economic growth
Growth of labor input
Capital input
Total factor productivity (TFP) : is a
combination of variety elements; especially
technology innovation
308
Krugman, 1994
East Asian economic development based on
its sources of growth doubt the
sustainability because TFP component is low
East Asian growth equal with that of the
former soviet union (related to massive capital
input)
309
Empirical data
Contribution from TFP in East Asia greater
than other part of the world (latin America)
but less than it was in Japan in its developing
stage
The sustain growth of EA economies will have
to come from TFP rather than from the growth
of labour and capital.
310
Dynamism of East Asian Growth
Is Industry Policy Effective
Historical Development of Industrial Policy in
East Asia
Growing acceptance of the Southeast Asian
Model of Development
311
Three Features of East Asian Development
Strategies
312
1. Strong Trend Toward Liberalization
313
2. Industrial Upgrading
314
3. Regional Networking
315
Future Industrial Policy in East Asia
316
Industrial Policies in
Indonesia
Session-9th
317
KPI: Indonesia
Import substitution (inward looking): create pertumbuhan
dari dalam:
persh lokal sebagai pemasok
Masyarakat menerima upah dan income
Export promotion (outward looking)
318
Import Substitution Strategies
319
320
321
322
323