Anda di halaman 1dari 36

DAFTAR TILIK

CUCI TANGAN

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sbb.:


0 Langkah tidak dikerjakan atau tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika
harus berurutan)
1 Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan)

Penilaian
No. Langkah
0 1
1. Lepaskan cincin, jam tangan dan gelang
2. Gunakan alat pelindung diri:
- kaca mata
- celemek/apron
- sepatu bot
3. Bersihkan kuku dengan pembersih kuku
Basahi kedua belah tangan dan lengan bawah hingga siku dengan air
4.
mengalir
5. Basahi kedua belah tangan dengan antiseptik
Gosoklah jari-jari tangan kanan dan kiri secara bertahap mulai dari
6. ibu jari, sela-sela jari tangan, punggung tangan, dan lipatan palmar
tangan selama 1 menit untuk masing-masing tangan
Gosoklah bawah lengan bawah kiri , dilanjutkan dengan bawah
7.
lengan bawah kanan
8. Gosoklah atas lengan bawah kanan dan kiri sampai siku
Bilaslah kedua belah tangan dan lengan bawah hingga siku dengan
9.
posisi tangan selalu lebih tinggi dari siku
Ulangi langkah 4 s/d 9 satu kali lagi (Bila air yang digunakan tidak
10
steril, langkah 9 tidak dikerjakan)
Jumlah
NBL= Skor 10 (tidak boleh ada yang salah)
Lampiran-2
DAFTAR TILIK
MENGENAKAN DAN MELEPASKAN
GAUN OPERASI DAN SARUNG TANGAN

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sbb.:


0 Langkah tidak dikerjakan atau tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika
harus berurutan)
1 Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan),

No. Penilaian
Langkah
0 1
Mengenakan Gaun Operasi dan Sarung Tangan

1. Setelah mencuci tangan, keringkanlah tangan dan lengan dengan


handuk steril dengan cara:
- satu sisi untuk satu tangan dan lengan, dimulai dari tangan,
bawah lengan bawah dan atas lengan bawah
- lakukan hal yang sama untuk tangan yang lain
2. Mengenakan Gaun Operasi dan Sarung Tangan
Assisted technique
- Instrumentator bedah yang telah menggunakan sarung tangan
mengambil baju operasi dengan cara memegang permukaan luar
baju operasi di bagian bahu
- Operator memasukkan kedua tangan dan lengan ke dalam lengan
baju operasi bagian dalam (bila ingin memakai sarung tangan
dengan closed technique, tangan jangan sampai keluar dari ujung
lengan baju)
- Petugas kamar bedah membantu mengikat tali-tali baju operasi
- Instrumentator bedah yang sudah memakai baju operasi dan
sarung tangan steril membantu operator memakai sarung tangan
dengan cara memegang dan merentangkan sarung tangan
permukaan luar bagian pergelangan
- Instrumentator bedah membantu mengikat tali pinggang baju
operasi
Non assisted
- Operator mengambil baju operasi dengan cara memegang
permukaan dalam bagian bahu
- Memasukkan kedua tangan dan lengan ke dalam lengan baju
operasi (bila ingin memakai sarung tangan dengan closed
technique, tangan jangan sampai keluar dari ujung lengan baju)
- Petugas kamar bedah membantu mengikat tali-tali baju operasi
No. Penilaian
Langkah
0 1
3. Mengenakan sarung tangan
Mengenakan sarung tangan dengan cara: open atau closed technique

Open technique:
- Pegang permukaan dalam sarung tangan kanan bagian
pergelangan dengan tangan kiri
- Masukkan tangan kanan ke dalam sarung tangan
- Tangan kanan yang sudah mengenakan sarung tangan,
mengambil sarung tangan kiri dengan cara memegang
permukaan luar sarung tangan bagian pergelangan
- Masukkan tangan kiri ke dalam sarung tangan

Closed technique (bila ujung lengan baju operasi menggunakan


karet/ elastis)
- Posisikan tangan kanan yang tertutup gaun operasi dalam
keadaan supinasi
- Dengan tangan kiri letakkan sarung tangan kanan di telapak
tangan kanan dengan posisi bagian jari-jari menghadap operator
- Kenakan sarung tangan dengan cara membalik sarung tangan ke
arah punggung tangan
- Pakai sarung tangan kiri dengan cara yang sama dengan open
technique
Melepaskan Gaun Operasi dan Sarung Tangan
Setelah operasi selesai:
- Lepaskan ikatan tali pinggang baju operasi
- Petugas kamar bedah melepaskan ikatan tali baju operasi
- Operator melepaskan baju operasi dengan cara tangan kanan
mengambil bagian bahu kiri kemudian tangan kiri mengambil
bagian bahu kanan baju operasi. Lepaskan baju operasi
- Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%
- Lepaskan sarung tangan kiri dengan cara tangan kanan
mengambil permukaan luar sarung tangan kiri, masukkan ke
dalam larutan klorin 0,5%
- Lepaskan sarung tangan kanan dengan cara tangan kiri
mengambil permukaan dalam sarung tangan kanan, masukkan
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
Lampiran-3
DAFTAR TILIK
MENGGUNAKAN INSTRUMEN BEDAH

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sbb.:


0 Langkah tidak dikerjakan atau tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika
harus berurutan)
1 Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan),

Penilaian
No. Langkah
0 1
I. PISAU (pisau matanya disposable dan gagang reusable)
Memasang dan Membuka Mata Pisau pada Gagangnya
- Ambil mata pisau yang sesuai dengan gagangnya
- Buka kemasan mata pisau pada bagian yang tumpul
- Ambil dan pegang mata pisau pada sisi yang tumpul dengan
menggunakan klem/needle holder
- Masukkan celah mata pisau sesuai dengan alur pada gagangnya
sambil menarik ke arah gagang
- Membuka mata pisau dilakukan dengan cara ujung belakang
mata pisau diangkat dan didorong
Menggunakan Pisau Skalpel
- Pegang gagang skalpel dengan ibu jari, bersama jari
tengah, jari manis dan kelingking. Jari telunjuk berada di
punggung gagang pisau seperti memegang pisau dapur
- Gunakan bagian perut mata pisau untuk menyayat dengan
posisi mata pisau terhadap permukaan kulit membentuk sudut
45 derajat
- Tentukan kedalaman insisi dengan tekanan jari telunjuk
pada gagang pisau
- Untuk fiksasi jaringan, gunakan jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri yang ditempatkan pada daerah awal insisi sebagai
counter traksi
Menggunakan Pisau Bisturi
- Pegang gagang bisturi dengan ibu jari bersama jari telunjuk
dan jari tengah seperti memegang pena
- Jari kelingking tangan kanan digunakan untuk fiksasi dan
pengendali kedalaman insisi
- Gunakan ujung mata pisau untuk menyayat dengan posisi
mata pisau membentuk sudut tegak lurus dengan permukaan
kulit
2. Menggunakan Pinset
- Pegang gagang pinset dengan ibu jari bersama jari telunjuk dan
jari tengah seperti memegang sumpit
- Pinset selalu dipegang dengan tangan kiri selama proses
pembedahan berlangsung, dijepit oleh jari manis dan
kelingking
3. Menggunakan Klem/Hemostat (pean)
- Pegang klem/hemostat dengan tangan kanan dengan cara
memasukkan ibu jari dan jari manis pada lobang klem tidak
melebihi 1 phalanx
- Gunakan klem bengkok dengan ujung klem menghadap
operator
- Buka klem/hemostat dengan tangan kanan dengan cara jari
telunjuk menahan badan klem, ibu jari dan jari manis membuka
klem dengan arah tekanan yang berlawanan
- Buka klem/hemostat dengan tangan kiri dengan cara jari
telunjuk menahan badan klem, ibu jari dan jari manis membuka
klem dengan arah tekanan yang berlawanan
4. Menggunakan Kocher
- Pegang kocher dengan tangan kanan dengan cara memasukkan
ibu jari dan jari manis pada lobang klem tidak melebihi 1
phalanx. Bila menggunakan kocher bengkok ujung kocher
menghadap operator
- Buka kocher dengan tangan kanan dengan cara jari telunjuk
menahan badan klem, ibu jari dan jari manis membuka klem
dengan arah tekanan yang berlawanan
- Buka kocher dengan tangan kiri dengan cara jari telunjuk
menahan badan klem, ibu jari dan jari manis membuka klem
dengan arah tekanan yang berlawanan

5. Menggunakan Gunting
- Pegang gunting dengan cara ibu jari dan jari manis masuk
ke dalam lobang tidak melebihi 1 phalanx dengan jari telunjuk
untuk stabilisasi
- Untuk memotong benang, gunakan gunting yang berujung
tajam dengan cara dimiringkan sehingga terlihat simpul dan
panjang benang yang ditinggalkan
- Untuk memotong jaringan gunakan gunting berujung
tumpul dan bengkok, ujung gunting harus menghadap operator

6. Menggunakan Needle Holder


- Pegang needle holder dengan cara ibu jari dan jari manis
masuk ke dalam lobang tidak melebihi 1 phalanx dengan jari
telunjuk untuk stabilisasi
- Gunakan pinset untuk mengambil jarum, jangan
menggunakan jari tangan
- Pegang jarum pada sepertiga pangkal badan jarum, kurang
lebih 1-2 mm dari ujung needle holder
- Tusuklah jarum dengan posisi tangan dalam keadaan
pronasi
- Ambil jarum siap pakai dengan posisi tangan dalam
keadaan mid posisi, tidak siap pakai dengan cara pronasi atau
mid posisi
- Bila dibutuhkan menusuk dengan posisi backhand, lakukan
pemutaran jarum dari posisi forehand ke posisi backhand dan
sebaliknya (gerakan pergelangan tangan) dengan cara:
- Pegang pinset dengan tangan kiri dan needle holder dengan
tangan kanan
- Pegang jarum dengan pinset
- Putar tangan kiri ke arah supinasi dan tangan kanan ke arah
pronasi

DAFTAR TILIK UNTUK KETERAMPILAN


ASUHAN ANTENATAL AWAL
(Diisi oleh Pengajar)

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya
tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

No Langkah Kasus
1 Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2 Menyapa ibu dengan sopan dan ramah
3 Mendengarkan ibu dan berikan tanggapan yang penuh perhatian atas
pertanyaan dan kekhawatirannya
4 Jelaskan apa yang akan dilakukan dan minta persetujuan lisan
5 Anamnesis lengkap
Tanyakan informasi pribadi ibu
Tanyakan riwayat haid dan kontrasepsi ibu
Hitung perkiraan tanggal melahirkan
Tanyakan riwayat kehamilan yang sekarang
Tanyakan tentang kebiasaan sehari-hari dan gaya hidup ibu
Tanyakan riwayat obstetri ibu
Tanyakan riwayat medis ibu
6 Melakukan pemeriksaan fisik (lihat daftar tilik pemeriksaan obstetri)
7 Melakukan dekontaminasi dan mencuci tangan
8 Meminta pemeriksan laboratorium (hemoglobin, uji RPR, dan uji HIV jika
sudah dikonseling)
9 Ambil spesimen untuk pemeriksaan protein pada urin
10 Memberikan penyuluhan pada ibu tentang pentingnya nutrisi
11 Diskusikan rencana persalinan dengan ibu
12 Berikan penyuluhan pada ibu tentang lebersihan, ASI dan pencegahan infeksi
13 Memberikan imunisasi dan profilaksis lainnya
14 Diskusikan jadwal kedatangan berikutnya
15 Catat semua temuan dan obat yang diresepkan/diberikan pada kartu ANC ibu
dan kartu klinik

DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA


ASUHAN LANJUT ANTENATAL
(Diisi oleh Pengajar)

Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan
dengan memuaskan serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan
Memuaskan: Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

T/D Tidak diamati: Langkah, tugas atau keterampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih

No Langkah Kasus
1 Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2 Menyapa ibu dengan sopan dan ramah
3 Tanyakan apakah ia pernah atau baru saja mengalami tanda bahaya dan
segera nilai serta tanggulangi
Perdarahan pervaginam
Nyeri kepala pandangan kabur
Kejang/hilang kesadaran
Sulit bernafas
Demam
Nyeri perut yang parah
Mulas mau bersalin
4 Jika tidak ada tanyakan keadaan umunya dan masalah tertentu yang ibu
ingin mendapat tanggapan selama kunjungan ini
5 Tanyakan apakah ibu mempunyai masalah sejak kedatangan terakhirnya
6 Tanyakan apakah informasi pribadi atau kebiasaan sehari-harinya berubah
sejak kedatangan terakhirnya
7 Tanyakan apakah ibu mendapatkan pengobatan dari tenaga kesahatan atau
ada bagian dari rencana pengobatan yang tidak dapat dilaksanakan
8 Melakukan pemeriksaan fisik (lihat daftar tilik pemeriksaan obstetri)
9 Melakukan dekontaminasi dan mencuci tangan
10 Meminta pemeriksan laboratorium seusai indikasi
11 Memberikan penyuluhan pada ibu tentang pentingnya nutrisi
12 Diskusikan rencana persalinan dengan ibu
13 Berikan penyuluhan pada ibu tentang kebersihan, ASI dan pencegahan
infeksi
14 Memberikan imunisasi dan profilaksis lainnya
15 Diskusikan jadwal kedatangan berikutnya
16 Catat semua temuan dan obat yang diresepkan/diberikan pada kartu ANC
ibu dan kartu klinik

DAFTAR TILIK PENILAIAN KETERAMPILAN


CARA MENGGUNAKAN PARTOGRAF
(Diisi oleh Pengajar)

Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan
dengan memuaskan serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan
Memuaskan: Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
Langkah, tugas atau keterampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih
Tidak diamati:

T/D

CARA MENGGUNAKAN PARTOGRAF


No. KEGIATAN KASUS

1 PERSIAPAN
1.1 Siapakan lembar partograf, alat tulis, dan instrumen
1.2 Kenali bagian-bagian dalam partograf
2 PENILAIAN AWAL
2.1 Catat identitas ibu dan hasil anamesa inpartu
2.2 Masukkan hasil pemeriksaan dalam kolom-kolom yang telah ditentukan
Tanda X
Tanda O
Waktu
Fase
Kontraksi
Detak jantung janin
Tekanan darah ibu
Nadi
Cairan
Obat-obatan
Ketuban
Molase
2.3 Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
2.4 Cantumkan pada satu garis sesuai dengan waktu pemeriksaan
2.5 Tentukan waktu untuk pemeriksaan berikutnya
3 PENILAIAN LANJUTAN
3.1 Lakukan setiap 4 jam (kecuali bila X, O dan kontraksi menunjukkan
akan terjadi persalinan dalam waktu dekat)
3.2 Perhatikan garis waspada dan bertindak
3.3 Catat perubahan terjadi
3.4 Pindahkan dengan tanda garis terputus berbentuk elipsoida apabila X
pada fase laten, seharusnya berada pada fase aktif
3.5 Lakukan persiapan seperlunya apabila garis observasi menyentuh atau
menyilang garis waspada atau bertindak
3.6 Nilai air ketuban (kode J, D, M, K, U)
3.7 Cantumkan molase (0, +, ++, +++)
3.8 Cantumkan hasil penilaian lanjutan pada satu garis waktu
4 KESIMPULAN
4.1 Buat kesimpulan setiap kali selesai melakukan pemeriksaan
4.2 Buat rencana pelaksanaan
4.3 Sesuai penatalaksanaan dengan perubahan yang terjadi
5 TINDAKAN
5.1 Lakukan tindakan apabila hasil observasi menyentuh atau melampaui
garis bertindak
5.2 Bila pembukaan lengkap dan kepala sudah didasar panggul, pimpin
persalinan
5.3 Catat tindakan pada partograf
6. MELENGKAPI PARTOGRAF DAN PERAWATAN LANJUTAN
6.1 Setelah persalinan, lengkapi partograf yang belum diselesaikan
6.2 Pada bagian belakang partograf, terdapat kolom catatan persalinan,
isikan semua kegiatan pasien selama kala I
6.3 Analisis kembali hasil pencatatan pada partograf
6.4 Masukkan partograf kedalam status pasien
6.5 Buat laporan persalinan dan rencana perawatan lanjutan

PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR PERSALINAN NORMAL

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya
tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
4 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

KEGIATAN KASUS
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfinger ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk
resusitasi tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk/kain bersih
dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di
atas tubuh bayi
Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu
bayi
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam
partus set
3. Pakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai
sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari arah depan ke belakang
Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia
Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% langkah # 9)
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan
rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci
kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 160x/ menit)
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-
hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN
MENERAN
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu
ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan
yang ada
b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
meneran:
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi
berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit
(2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau
bernapas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong di antara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah
bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

25. Lakukan penilaian (selintas):


Apakah bayi cukup bulan?
Apaka air ketuban jernih, tidak tercampur mekonium?
Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah TIDAK, lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir (melihat penuntun berikutnya)
Bila semua jawaban adalah YA, lanjut ke-26
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang
kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
(hamil tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM
(intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal(ibu) dan jepit kembali tali
pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul
kunci pada sisi lainnya
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi
tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan
posisi lebih rendah dari puting payudara ibu
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA

34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso-kranial) secara hati-
hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan plasenta
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorso-kranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila
terjadi perdarahan,segera lakukan plasenta manual
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan
dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau
klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15
detik masase
IX. MENILAI PERDARAHAN
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau
tempat khusus
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan
bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN

42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam
waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15
menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu
44. Setelah satu jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri antibiotika
salep mata pencegahan, dan vitamin K 1 1 mg intramuskular di paha kiri
anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K 1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di
paha kanan anterolateral.
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam
satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan per vaginam
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang
sesuai untuk menatalaksana atonia uteri
47. Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam
pertama pasca persalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
50. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 kali / menit), suhu tubuh normal (36,5 37,5 C).
Jika bayi sulit bernapas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan segera
merujuk ke rumah sakit.
Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk.
Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan bayi kulit-ke-
kulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut.

DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA


PENANGANAN PERDARAHAN PASCAPERSALINAN (ATONIA UTERI)
(Diisi oleh Pengajar)a
Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan
dengan memuaskan serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan
Memuaskan: Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

T/D Tidak diamati: Langkah, tugas atau keterampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih

PENANGANAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN (ATONIA UTERI)


No. KEGIATAN KASUS

I PENDAHULUAN
1 Ucapkan salam dan perkenalkan diri anda.
2 Mempersiapkan persetujuan tindakan medik pada keluarga pasien
3 Menenangkan pasien
4 Persiapan pra-tindakan pasien (posisi benar, kandung kemih
dikosongkan)
5 Mempersiapkan obat-obat yang diperlukan
6 Memakai baju dan alas kaki, mencuci tangan dan memakai sarung
tangan
II TINDAKAN
7 Pasang infus dan berikan uterotonika
8 Melakukan masase uterus melalui dinding abdomen
9 Melakukan tindakan kompresi bimanual
10 Melakukan observasi perdarahan selama tindakan
III PASCA TINDAKAN
11 Melakukan observasi perdarahan pasca tindakan
12 Memasang kateter urin
13 Dekontaminasi alat-alat yang dipakai
14 Mencuci tangan
IV PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN
13 Cuci tangan dan lengan hingga siku, keringkan dengan handuk
14 Pakai perlengkapan kamar tindakan dan sarung tangan
15 Pasien dengan posisi litotomi, pasangkan kain penutup
V PENYELESAIAN
16 Memberikan instruksi pada petugas untuk asuhan lanjutan ibu dan bayi
17 Memberi terapi pengobatan yang diperlukan
18 Memberikan nasehat dan menjelaskan keadaan pasien
19 Mencatat pemeriksaan, penatalaksanaan dan hasilnya pada form yang
tersedia

PESERTA LULUS TIDAK LULUS DALAM MELAKUKAN PENANGANAN HPP


KARENA ATONIA UTERI BERDASARKAN KRITERIA BERIKUT:

Evaluasi Keterampilan i: Memuaskan Tidak memuaskan

Tanda Tangan Pengajar___________________________________


DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
PENANGANAN PERDARAHAN PASCAPERSALINAN (SISA PLASENTA)
(Diisi oleh Pengajar)

Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan
dengan memuaskan serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan
Memuaskan: Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

T/D Tidak diamati: Langkah, tugas atau keterampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih

PENANGANAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN KARENA SISA PLASENTA


No. KEGIATAN KASUS

I PENDAHULUAN
1 Ucapkan salam dan perkenalkan diri anda.
2 Mempersiapkan persetujuan tindakan medik pada keluarga pasien
3 Menenangkan pasien
4 Persiapan pra-tindakan pasien (posisi benar, kandung kemih
dikosongkan)
5 Mempersiapkan obat-obat yang diperlukan
6 Memakai baju, alas kaki, mencuci tangan dan memakai sarung tangan
IV PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN
7 Cuci tangan dan lengan hingga siku, keringkan dengan handuk
8 Pakai perlengkapan kamar tindakan dan sarung tangan
9 Pasien dengan posisi litotomi, pasangkan kain penutup
II TINDAKAN
10 Melakukan antisepsis pada daerah vulva dan vagina
11 Memasukkan tangan secara obstetrik
12 Mengeluarkan plasenta/sisa plasenta secara lengkap
13 Menentukan keberhasilan evakuasi plasenta/sisa plasenta (kuretase)
14 Melakukan pemantauan kondisi ibu dan perdarahan selama tindakan
III PASCATINDAKAN
15 Memanatu kondisi ibu dan jumlah darah keluar pascatindakan
16 Memasang kateter urin
17 Dekontaminasi alat-alat yang dipakai
18 Mencuci tangan
V PENYELESAIAN
19 Memberi instruksi pada petugas mengenai perawatan lanjutan ibu dan
bayi
20 Memberi terapi/pengobatan yang diperlukan
21 Memberikan nasehat dan penjelasan keadaan pasien
22 Mencatat pemeriksaan, penatalaksanaan dan hasilnya pada form yang
tersedia

PESERTA LULUS TIDAK LULUS DALAM MELAKUKAN PENANGANAN


PERDARAHAN PASCA PERSALINAN KARENA SISA PLASENTA BERDASARKAN
KRITERIA BERIKUT:
Evaluasi Keterampilan: Memuaskan Tidak memuaskan

Tanda Tangan Pengajar________


DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
PENJAHITAN ROBEKAN PORSIO
(Diisi oleh Pengajar)

Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan
dengan memuaskan serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan
Memuaskan: Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

T/D Tidak diamati: Langkah, tugas atau keterampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih

PENJAHITAN ROBEKAN PORSIO


No. KEGIATAN KASUS

I PENDAHULUAN
1 Perkenalkan diri anda (petugas penolong pasien)
2 Jelaskan diagnosis, tatalaksana dan penyebab perdarahan (robekan porsio)
3 Jelaskan risiko terduga dan tak terduga pada setiap tindakan klinik
4 Pastikan suami/walinya mengerti semua penjelasan and
5 Buat persetujuan tindakan medik, simpan dalam catatan medik

II PERSIAPAN
6 PASIEN
7 PENOLONG
III PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN
8 Cuci tangan dan lengan hingga siku, keringkan dengan handuk
9 Pakai perlengkapan kamar tindakan dan sarung tangan
IV PERSIAPAN TINDAKAN
10 Posisi dan pengosongan kandung kemih pasien
V EKSPLORASI ULANGAN SEBELUM TINDAKAN
11 Eksplorasi dinding vagina
12 Eksplorasi porsio menggunakan cunam ovum
13 Identifikasi dn fiksasi bagian porsio yang mengalami robekan
14 Lakukan penjahitan mulai dari ujung luka hingga ke ujung porsio
VI EKSPLORASI ULANGAN PASCATINDAKAN
15 Pastikan perdarahan telah teratasi
16 Lakukan penjahitan di bagian lain jalan lahir (bila ada)
V DEKONTAMINASI
17 Kumpulkan semua peralatan dan bahan bekas pakai, lakukan dekontaminasi
18 Bubuhi klorin pada benda yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh pasien
19 Bersihkan sarung tangan, lepaskan dan rendam dalam klorin 0,5%
VI CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
20 Cuci tangan dan lengan dengan sabun dan air
21 Keringkan tandan dengan pengering/handuk/tissue bersih
IX PERAWATAN PASCA TINDAKAN
22 Periksa tanda vital pasien, catat, buat laporan tindakan dan instruksi lanjutan
23 Beritahu keluarga, tindakan telah selesai dan pasien perlu asuhan lanjutan
PESERTA LULUS TIDAK LULUS DALAM MELAKUKAN PENJAHITAN ROBEKAN PORSIO
BERDASARKAN KRITERIA BERIKUT:
Evaluasi Keterampilan Penjahitan Robekan Porsio : Memuaskan Tidak memuaskan

PENUNTUN BELAJAR
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
(Digunakan oleh peserta)

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya
tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutan dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D: Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

Nama Peserta: Tanggal: ..


PROSEDUR RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
LANGKAH DAN KEGIATAN KASUS
Prosedur Resusitasi Bayi Baru Lahir merupakan bagian dari Asuhan Kala
Dua untuk penolong tunggal persalinan dan menjadi pelengkap untuk bayi
dengan risiko tinggi Asfiksia
PERSIAPAN
Perlengkapan resusitasi harus selalu tersedia dan siap digunakan pada setiap
persalinan. Penolong harus telah mencuci tangan dan mengenakan sarung
tangan DTT/steril. Persiapan lainnya adalah sebagai berikut ini:
1. Antisipasi bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat kondisi ibu dengan risiko
tinggi asfiksia pada bayi)
a. Tempat resusitasi datar, rata, bersih, kering dan hangat
b. Handuk atau kain bersih dan kering (2) untuk mengeringkan
dan menutup tubuh dan kepala bayi dan handuk atau kain kecil (1)
untuk ganjal bahu
c. Alat pengisap lendir
o Bola karet bersih dan kering
o Pengisap DeLee DTT/steril
d. Alat penghantar udara/oksigen
o Tabung-sungkup untuk bayi cukup bulan atau prematur.
Sungkup dengan bantalan karet atau udara
o Balon-sungkup dengan katup pengatur tekanan
e. Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke bayi sekitar 60 cm
PENILAIAN BAYI BARU LAHIR
1. Lakukan penilaian (selintas):
Apakah bayi cukup bulan?
Apaka air ketuban jernih, tidak tercampur mekonium?
Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah TIDAK, lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir
2. BILA AIR KETUBAN BERCAMPUR MEKONIUM :
Lakukan penilaian apakah bayi menangis/bernapas normal/megap-
megap/tak bernapas:
Jika menangis atau bernapas normal, potong tali pusat dengan cepat,
tidak diikat dan tidak dibubuhi apapun, dilanjutkan dengan Langkah
Awal.
Jika megap-megap atau tidak bernapas, buka mulut lebar, usap
mulut dan isap lendir, potong tali pusat dengan cepat, tidak diikat &
tidak dibubuhi apapun, dilanjutkan dengan Langkah Awal.
LANGKAH AWAL
3. Selimuti bayi dengan handuk/kain yang diletakkan di atas perut ibu,
bagian muka dan dada bayi tetap terbuka.
4. Letakkan bayi di tempat resusitasi
5. Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu yaitu kepala sedikit ekstensi
dengan mengatur tebal handuk/kain ganjal bahu yang telah disiapkan.
6. Bersihkan jalan napas dengan mengisap lendir pada mulut sedalam < 5 cm
dan kemudian hidung bayi sedalam < 3 cm.
7. Keringkan bayi (dengan sedikit tekanan) dan gosok-gosok
dada/perut/punggung bayi sebagai rangsangan taktil untuk merangsang
pernapasan. Ganti kain yang basah dengan kain yang bersih dan kering.
Selimuti bayi dengan kain kering. Biarkan muka dan dada terbuka
8. Mereposisikan kepala bayi dan nilai kembali usaha napas
a. Bila menangis kuat atau bernapas spontan, lakukan Asuhan Bayi Baru
Lahir
b. Bila tetap tidak bernapas atau megap-megap maka lakukan ventilasi
Perhatikan Langkah 2-8 dilakukan dalam waktu 30 detik
VENTILASI
9. Mulai ventilasi
Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa bayi mengalami masalah
(seperti telah diprediksi sebelumnya) sehingga perlu dilakukan
tindakan resusitasi
Minta ibu dan keluarga memahami upaya ini dan minta mereka ikut
membantu (pengawasan ibu dan pertolongan bagi bayi baru lahir
dengan asfiksia)
10. Ventilasi dapat dilakukan dengan tabung dan sungkup ataupun dengan
balon dan sungkup. Langkah-langkahnya adalah sama. Perbedaannya
hanya pada beberapa hal berikut ini. Dengan tabung dan sungkup:
Udara sekitar harus dihirup ke dalam mulut dan hidung penolong
kemudian dihembuskan lagi ke jalan napas bayi melalui mulut-
tabung-sungkup
Untuk memasukkan udara baru, penolong harus melepaskan mulut
dari pangkal tabung untuk menghirup udara baru dan baru
memasukkannya kembali ke jalan napas bayi (bila penolong tidak
melepas mulutnya dari pangkal tabung, mengambil napas dari hidung
dan langsung meniupkan udara, maka yang masuk adalah udara
ekspirasi dari paru penolong)
Pemenuhan frekuensi 20 kali dalam 30 detik menjadi sulit karena
penghisapan udara
11. Sisihkan kain yang menutup bagian dada agar penolong dapat menilai
pengembangan dada bayi waktu dilakukan peniupan udara
12. Uji fungsi tabung dan sungkup atau balon dan sungkup dengan jalan
meniup pangkal tabung atau menekan balon sambil menahan corong
sungkup
13. Pasang sungkup melingkupi hidung, mulut dan dagu (perhatikan
perlekatan sungkup dan daerah mulut bayi)

Ventilasi Percobaan
14. Tiup pangkal tabung atau tekan balon untuk mengalirkan udara (20 cm air)
ke jalan napas bayi
Perhatikan gerakan dinding dada
Naiknya dinding dada mencerminkan mengembangnya paru dan
udara masuk dengan baik
Bila dinding dada tidak naik/mengembang periksa kembali:
Kemungkinan kebocoran perlekatan sungkup dan hidung
Posisi kepala dan jalan napas
Sumbatan jalan napas oleh lendir pada mulut atau hidung
Lakukan koreksi dan ulangi ventilasi percobaan

Ventilasi definitif
15. Setelah ventilasi percobaan berhasil maka lakukan ventilasi definitif
dengan jalan meniupkan udara dengan frekuensi 20 kali dalam waktu 30
detik.
Nilai hasil ventilasi (pernapasan setiap 30 detik)
16. Lakukan penilaian ventilasi dan lanjutan tindakan:
a. Jika setelah 30 detik pertama bayi menangis kuat dan bergerak aktif
maka selimuti bayi dan serahkan pada ibunya untuk menjaga
kehangatan tubuh dan inisiasi menyusu dini
b. Jika setelah 30 detik pertama bayi belum bernapas spontan atau
megap-megap maka lanjutkan tindakan ventilasi
c. Jika bayi mulai bernapas tetapi disertai dengan tarikan atau retraksi
dinding dada bawah maka segera rujuk ke fasilitas rujukan sambil tetap
diberikan ventilasi
17. Jika bayi belum bernapas spontan atau megap-megap, lanjutkan ventilasi
20 kali dalam 30 detik selanjutnya dan lakukan penilaian ulang lihat 16
a-c
a. Bayi tidak bernapas dan telah di ventilasi lebih dari 2 menit
siapkan rujukan
b. Hentikan resusitasi sesudah 10 menit bayi tidak bernapas dan
tidak ada denyut jantung

TINDAKAN PASCA RESUSITASI


18. Bila Resusitasi berhasil, melanjutkan penatalaksanaan aktif persalinan
kala tiga sesuai penuntun persalinan normal
19. Bila Perlu Rujukan:
Melakukan konseling untuk merujuk bayi beserta ibu dan keluarga
Melanjutkan resusitasi
Memantau tanda bahaya
Mencegah hipotermi
Memberikan vitamin K1
Mencegah infeksi
Membuat surat rujukan
Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus
20. Bila Resusitasi tidak berhasil:
Melakukan konseling pada ibu dan keluarga
Memberikan petunjuk perawatan payudara
Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus
21. Lakukan dekontaminasi seluruh peralatan yang telah digunakan
Pengisap lendir direndam setelah dibilas dengan larutan klorin
0,5% dengan semprit
Seka sungkup dengan larutan klorin 0,5%
Rendam kain ganjal dan pengering tubuh bayi
REKAM MEDIK TINDAKAN RESUSITASI
22. Catat secara rinci:
Kondisi saat lahir
Tindakan untuk memulai pernapasan
Waktu antara lahir dengan tindakan langkah awal dan ventilasi
Proses resusitasi dan hasilnya
Bila resusitasi gagal, apa penyebabnya
Keterangan rujukan apabila dirujuk
DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA
(Digunakan oleh pelatih)

Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta pada saat
melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
: Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau panduan standar
: Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan prosedur atau
panduan standar
T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan oleh peserta selama
proses evaluasi oleh pelatih

PROSEDUR RESUSITASI BAYI BARU LAHIR


LANGKAH DAN KEGIATAN KASUS
Prosedur Resusitasi Bayi Baru Lahir merupakan bagian dari Asuhan
Kala Dua untuk penolong tunggal persalinan dan menjadi pelengkap
untuk bayi dengan risiko tinggi Asfiksia
PERSIAPAN
1. Menyiapkan tempat, peralatan dan bahan yang diperlukan serta
mengenakan sarung tangan DTT/steril
PENILAIAN BAYI BARU LAHIR
2. Melakukan penilaian segera dan menentukan asuhan yang
diperlukan (Resusitasi bayi baru lahir)
LANGKAH AWAL
3. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayi mengalami masalah
sehingga perlu dilakukan tindakan resusitasi dan meminta
keluarga berpartisipasi dalam upaya pertolongan ini
4. Hangatkan, posisikan, bersihkan jalan napas, keringkan dan
rangsang taktil, reposisi bayi baru lahir dalam 30 detik
5. Melakukan penilaian napas dan menentukan asuhan yang
diperlukan
VENTILASI
6. Mampu mengenali jenis, spesifikasi, keunggulan-keterbatasan
peralatan yang digunakan
7. Melakukan Ventilasi percobaan dan ventilasi definitif dengan cara,
frekuensi dan kekuatan yang sesuai
8. Menilai hasil tindakan ventilasi definitif setiap 30 detik dan
menentukan keberhasilan atau kegagalan tindakan tersebut
9. Melanjutkan resusitasi atau merujuk bayi ke fasilitas rujukan
TINDAKAN PASCARESUSITASI
10. Melakukan proses pencegahan infeksi terhadap peralatan dan
limbah pasca tindakan
11. Melanjutkan asuhan dan pemantauan pasca tindakan
REKAM MEDIK TINDAKAN RESUSITASI
12. Mencatat secara rinci kondisi sebelum dan setelah tindakan,
tindakan yang dipilih, hasil tindakan dan keterangan rujukan bila
dirujuk

PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN PEMASANGAN IMPLAN
(Diisi oleh Peserta)
Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah/ tugas dengan menggunakan skala penilaian
dibawah ini:
1 Memerlukan Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau dalam
perbaikan urutan yang salah (bila diperlukan) atau diabaikan
2 Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam urutan yang
Dikerjakan secara benar (bila diperlukan), tetapi belum dikerjakan secara lancar
kompeten (terampil)
3 Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan dikerjakan dalam
Dikerjakan secara urutan yang benar (bila diperlukan)
profisien (mahir)

Nama Peserta : Semester :


Nama Pasien : Umur : Nomor MR:
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Persiapan Pemasangan
1. Persilakan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air
yang mengalir, serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa
sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antiseptik tertentu).
Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan
dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan
penyakit
2. Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja
samping, bila ada) dengan kain bersih
3. Persilakan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
digunakan (misalnya:lengan kiri) diletakkan pada lengan
penyangga atau meja samping. Lengan harus disangga dengan
baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai
dengan posisi yang disukai klinisi untuk memudahkan
pemasangan.
4. Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm di atas lipatan
siku, gunakan pola (template) dan spidol untuk menandai tempat
insisi yang akan dibuat dan tempat keenam kapsul akan dipasang
(bila akan menggunakan antisepsik yang mengandung alkohol
gunakan spidol dengan tinta permanen).
5. Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh
alat-alat di dalamnya.
6. Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik
kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam
mangkok steril. Bila tidak ada mangkok steril, kapsul dapat
diletakkan dalam mangkok yang didisenfeksi tingkat tinggi (DTT)
atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan
membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi
satu dengan klem steril atau DTT saat melakukan pemasangan.
Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali
dengan alat yang steril atau DTT.
Tindakan Sebelum Pemasangan
7. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan
kain bersih
8. Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk
setiap klien guna mencegah kontaminsi silang)
9. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung
kapsul untuk memastikan jumlahnya.
10. Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem
steril atau DTT untuk memegang kassa berantiseptik. (Bila
memegang kassa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati
jangan sampai mengkontaminasi sarung tangan dengan
menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat
yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar
sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum
memulai tindakan. Hapus antiseptik yang berlebihan hanya bila
tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
11. Bila ada, gunakan kain penutup (doek)yang mempunyai lubang
untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk
memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga
dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan
kain steril.
12. Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terhadap obat
anestesi, isi alat suntik dengan 3ml obat anestesi (!% tanpa
epinefrin). Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit
selama memasang kapsul implan.
13. Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi (yang
terdekat dengan siku) kemudian lakukan aspirasi untuk
memastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah. Suntikkan
sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah
kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah
kulit (subdermis) sekitar 4cm. Hal ini akan membuat kulit
(dermis) terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian
tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil
menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk
memasang, kapsul 1 dan 2, selanjutnya di antara kapsul 3 dan 4
serta 5 dan 6.
Pemasangan Kapsul
14. Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau
skalpel (pisau bedah) untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
15. Pegang skalpel dengan sudut 45 derajat, buat insisi dangkal hanya
untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang
panjang atau dalam.
16. Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang
dengan ujung yang tajam menghadap keatas. Ada 2 tanda pada
trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar
dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul.
Tanda (2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap
di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
17. Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di
dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut
kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan
trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada
di bawah kulit (2-3 mm dari akhir ujung tajam). Memasukkan
trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan, coba dari
sudut lainnya.
18. Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar ke
atas, sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan
dan hati-hati ke arah tanda(1) dekat pangkal. Trokar harus cukup
dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus
selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya
trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
19. Saat trokar masuk sampai tanda (1), cabut pendorong dari trokar
20. Masukkan kapsul pertama kedalam trokar. Gunakan ibu jari dan
telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan
memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan,
pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau partikel
lain. (untuk mencegah kapsul jatuh pada waktu dimasukkan ke
dalam trokar, letakkan satu tangan di bawah kapsul untuk
menangkap bila kapsul tersebut jatuh).Dorong kapsul sampai
seluruhnya masuk ke dalam trokar dan masukkan kembali
pendorong.
21. Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung
trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong
dengan paksa. (Akan terasa tahanan pada saat sekitar setengah
bagian pendorong masuk ke dalam trokar)
22. Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangan
untuk menstabilkan. Tarik tabung trokar dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di
tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong.
Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong
tetap ke tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
23. Saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong, tanda (2)
harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari
trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari
untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal
yang penting adalah kapsul bebas dari ujung trokar untuk
menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk
memasang kapsul berikutnya.
24. Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke
arah lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk
memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya gesert trokar
sekitar 15 derajat, mengikuti pola seperti kipas yang terdapat pada
lengan. Untuk melakukan itu, mula-mula fiksasi kapsul pertama
dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan
sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanad (1). Hal ini akan
memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar
menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila sudah mencapai
tanda (1), masukkan kapsul berikut ke dalam trokar, lakukan
langkah sebelumnya hingga seluruh kapsul terpasang.
25. Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi risiko
infeksi atau ekspulsi, pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat
kurang lebih 5mm dari tepi luka insisi. Juga pastikan jarak antara
ujung setiap kapsul yang terdekat dengan tepi luka insisi (ujung
kecil dari pola seperti kipas) tidak lebih dari lebar 1 kapsul.
26. Saat memasang keenam kapsul satu demi satu, jangan mencabut
trokar dari luka insisi. Hal ini akan mengurangi trauma pada
jaringan, menurunkan kemaungkinan infeksi dan mempersingkat
waktu pemasangan.
27. Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan keenam
kapsul semuanya telah terpasang.
28. Ujung dari semua kapsul harus tidak ada pada tepi luka insisi
(sekitar 5 mm). Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat
dengan luka inisisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang
kembali di tempat yang tepat.
29. Setelah keenam kapsul terpasang semuanyadan posisi setiap
kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan
tempat insisi dengan jari menggunakan kassa selama 1 menit
untuk menghentikan perdarahan. Bersihkan tempat pemasangan
dengan kassa berantiseptik.
Tindakan Pascapemasangan
30. Menutup luka insisi
Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau
plester dengan kassa steril untuk menutup luka insisi.
Luka insisi tidak perlu dijahit karena dapat menimbulkan
jaringan parut.
Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan
dengan pembalut untuk hemostasis dan mengurangi
memar (perdarahan subkutan)
31. Perawatan klien
Buat catatan pada rekam medik tempat pemasangan
kapsul dan kejadian tidak umum yang mungkin terjadi
selama pemasangan. (Gambar sederhana yang
memperlihatkan kira-kira tempat pemasangan keenam
kapsul pada lengan klien, akan sangat membantu)
Amati klien lebih kurang 15-20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum
memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka
insisi setelah pemasangan, kalau bisa diberikan secara
tertulis.

Evaluasi Keterampilan Klinis Tindakan Pemasangan Implan :

PESERTA LULUS TIDAK LULUS DALAM MELAKUKAN TINDAKAN


PEMASANGAN IMPLANT SESUAI DENGAN KRITERIA SEBAGAI BERIKUT :

Memuaskan Tidak memuaskan

PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
(Diisi oleh Peserta)
Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah/ tugas dengan menggunakan skala penilaian
dibawah ini:
1 Memerlukan Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau dalam
perbaikan urutan yang salah (bila diperlukan) atau diabaikan
2 Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam urutan yang
Dikerjakan secara benar (bila diperlukan), tetapi belum dikerjakan secara lancar
kompeten (terampil)
3 Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan dikerjakan dalam
Dikerjakan secara urutan yang benar (bila diperlukan)
profisien (mahir)

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR


Nama Peserta : Semester :
Nama Pasien : Umur : Nomor MR:
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Konseling Awal
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri Anda dan tanyakan
tujuan kedatangannya
2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana
3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan
keuntungan-keterbatasan dari masing-masing jenis kontrasepsi
(termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversibel)
Tunjukkan dimana dan bagaimana alat kontrasepsi
tersebut digunakan
Jelaskan bagaimana cara kerja alat kontrasepsi tersebut
Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah
kesehatan lain yang mungkin akan dialami
Jelaskan efek samping yang umumnya sering dialami oleh
klien
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya
Konseling Metode Khusus
5. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
6. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat, dan
sebagainya)
7. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) yang diinginkan (apakah klien
ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah
anaknya)
8. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut kien, yang mungkin
menentang penggunaan salah satu metode KB
9. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien
dengan sikap yang simpatik
10. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
11. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR
CuT380A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien
Konseling Pra-Pemasangan & Seleksi Klien
12. Lakukan seleksi klien (anamnesis) secara cermat untuk
memastikan tidak ada masalah kesehatan untuk menggunakan
AKDR
Riwayat Kesehatan Reproduksi:
Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdarahan haid
Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
Riwayat kehamilan ektopik
Nyeri yang hebat setiap haid
Anemia yang berat (Hb < 9% atau Hematokrit < 30)
Riwayat Infeksi Sistem Genitalia (ISG), Penyakit Menular
Seksual (PMS) atau infeksi panggul
Berganti-ganti pasangan (risikoISG tinggi)
Kanker serviks
13. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan
jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk
mengajukan pertanyaan.
Pemeriksaan Panggul
14. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan
mencuci area genitalia dengan menggunakan sabun dan air
15. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, keringkan
dengan kain bersih
16. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan
17. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau
kelainan lainnya di daerah supra pubik
18. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
19. Atur arah sumber cahaya untuk melihat serviks
20. Pakai sarung tangan DTT
21. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam wadah steril atau DTT
22. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
23. Palpasi kelenjar Skene dan Bartholin, amati adanya nyeri atau duh
(discharge) vagina
24. Masukkan spekulum vagina
25. Lakukan pemeriksaan inspekulo :
Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
Inspeksi serviks
26. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada
tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum
digunakan
27. Lakukan pemeriksaan bimanual :
Pastikan erakan serviks bebas
Tentukan besar dan posisi uterus
Pastikan tidak ada kehamilan
Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
28. Lakukan pemeriksaan rektovaginal (bila ada indikasi)
Kesulitan menemukan besar uterus retroversi
Adanya tumor pada Kavum Douglasi
29. Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%,
kemudian buka secara terbalik dan rendam dalam klorin
Tindakan pra pemasangan
30. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien
rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan
dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
31. Masukkan lengan AKDR Cu T380A di dalam kemasan sterilnya :
Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa
menyentuh benda tidak steril
Letakkan kemasan pada tempat yang datar
Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung
inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan
melipat
Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter,
tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan
Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk
memaukkan lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut ke
dalam tabung inserter
Prosedur Pemasangan AKDR
32. Pakai sarung tangan DTT yang baru
33. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
34. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
35. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama)
36. Masukkan sonde uterus dengan teknik tidak menyentuh (no
touch technique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde
kedalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh
dinding vagina ataupun bibir spekulum
37. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde
38. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih
berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru
pada tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik penutup
kemasan
39. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh
permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai
pendorongnya terdorong
40. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horizontal
(sejajar lengan AKDR). Sementara melakukan tarikan hati-hati
pada tenakulum, masukkan tabung inserter ke dalam uterus
sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya
tahanan
41. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
42. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal
yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal
pendorong dengan tetap menahan pendorong
43. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong
kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau
terasa adanya tahanan
44. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang
AKDR kurang lebih 3-4cm
45. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah
terkontaminasi
46. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan
klorin 0,5%
47. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan
tenakulum, tekan dengan kassa selama 30-60 detik
48. Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan
klorin 0,5%
Tindakan Pasca Pemasangan
49. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
50. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kassa, sarung
tangan,sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan
51. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan cemaran pada sarung
tangan, buka secara terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
52. Cuci tangan dengan air sabun
53. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15
menit sebelum memperbolehkan klien pulang
Konseling Pasca Pemasangan
54. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR
dan kapan harus dilakukan
55. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami
efek samping
56. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
57. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T380A adalah 10
tahun
58. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila
memerlukan konsultasi, pemeriksaan medik atau bila
menginginkan AKDR tersebut dicabut
59. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
60. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien
DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
PEMASANGAN AKDR
(Diisi oleh Pengajar)
Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta T/D bila tidak
dilakukan pengamatan
Memuaskan: Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau
penuntun
Tidak memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan
prosedur standar atau penuntun
T/D Tidak diamati: Langkah, tugas atau keterampilan tidak dilakukan oleh peserta
latih selama penilaian oleh pelatih

PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR


Nama Peserta : Semester :
Nama Pasien : Umur : Nomor MR:
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Konseling Awal & Metode Khusus
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri Anda dan tanyakan
tujuan kedatangannya
2. Bila belum dilakukan konseling, berikan konseling sebelum melakukan
pemasangan AKDR :
Informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia,
keuntungan dan keterbatasan
Bantu klien untuk memilih jenis kontrasepsi yang
diinginkan.
3. Pastikan bahwa klien memilih AKDR, jelaskan kemungkinan-
kemungkinan efek samping pemakai AKDR Cu T380A
Konseling pra pemasangan & Seleksi Klien
4. Lakukan anamnesa untuk memastikan tidak ada masalah kondisi
kesehatan sebagai pemakai AKDR
5. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilakan klien untuk
mengajukan pertanyaan
6. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan
membersihkan area genitalia dengan air bersih dan sabun
7. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
8. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau
kelainan lainnya di daerah suprapubik
9. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
10. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
11. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril
atau DTT
12. Lakukan pemeriksaan genitalia eksterna
13. Lakukan pemeriksaan spekulum
14. Lakukan pemeriksaan bimanual
15. Buka dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
16. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan dirasakan
17. Masukkan lengan AKDR Cu T380A di dalam kemasan sterilnya
Tindakan Pemasangan AKDR
18. Pakai sarung tangan yang baru
19. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
20. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
21. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati
22. Masukkan sonde uterus dengan teknik tidak menyentuh (no
touch technique)
23. Geser biru pada tabung inserter sesuai dengan hasil pengukuran
kedalaman uterus, kemudian buka seluruh plastik penutup
kemasan
24. Pasang AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal
25. Gunting benang AKDR, lepas, dan keluarkan tenakulum dan
spekulum
Tindakan Pasca Pemasangan
26. Rendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
27. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai ke tempat yang
sudah disediakan
28. Buka dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
29. Cuci tangan dengan air sabun
30. Amati klien selama 15 menit sebelum memperbolehkannya
pulang
Konseling Pasca Pemasangan
31. Ajarkan klien cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan
harus dilakukan
32. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami
efek samping
33. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
34. Yakinkan bahwa klien dapat meminta AKDRnya dicabut setiap
saat
35. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien

Evaluasi Keterampilan Klinis Tindakan Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim


(AKDR):

Peserta Lulus Tidak Lulus Dalam Melakukan Tindakan Pemasangan Alat


Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Sesuai Dengan Kriteria Sebagai Berikut :

Memuaskan Tidak memuaskan

PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN PROSEDUR KONTRASEPSI MANTAP WANITA
(TUBEKTOMI)
(Diisi oleh Peserta)
Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah/ tugas dengan menggunakan skala penilaian
dibawah ini:
1 Memerlukan Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau dalam
perbaikan urutan yang salah (bila diperlukan) atau diabaikan
2 Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam urutan yang
Dikerjakan secara benar (bila diperlukan), tetapi belum dikerjakan secara lancar
kompeten (terampil)
3 Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan dikerjakan dalam
Dikerjakan secara urutan yang benar (bila diperlukan)
profisien (mahir)

Nama Peserta : Semester :


Nama Pasien : Umur : Nomor MR:
LANGKAH-LANGKAH (PROSEDUR) TUBEKTOMI KASUS
MINILAPAROTOMI INTERVAL
Konseling Prabedah
1. Kenalkan diri Anda dan sapa klien dengan hangat
2. Tanyakan kepada klien jumlah anak dan riwayat obstetrinya
3. Telaah catatan medik untuk kemungkinan kontra indikasi
4. Jelaskan tentang teknik operasi, anestesi lokal dan kemungkinan
rasa sakit tidak enak selama operasi
5. Jelaskan bahwa operasi akan berjalan singkat
Persiapan Prabedah
6. Periksa kelengkapan peralatan bedah dan obat anestesi
7. Pasang tensimeter, periksa dan catat tensi, nadi, pernapasan setiap 15
menit
8. Pasang wing needle
9. Jika klien memerlukan tambahan sedasi setelah mendapat
Diazepam per oral, berikan Pethidin 1 mg/kgBB intramuskuler
dan tunggu 30-45 menit.
Asepsis dan Antisepsis
10. Pakai pakaian kamar operasi, topi, dan masker
11. Cuci dan sikat tangan dengan larutan antiseptik selama 3 menit
12. Pakai sarung tangan steril atau Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Pemeriksaan Pelvik dan Fiksasi Uterus
13. Usap genitalia eksterna dan perineum dengan kassa berantiseptik dan
lakukan kateterisasi
14. Lakukan pemeriksaan pelvik secara bimanual, nilai posisi dan
besar uterus serta kelainan dalam pelvik
15. Pasang spekulum dan nilai serviks dan vagina kemudian lakukan
tindakan asepsis pada portio dan vagina
16. Pasang tenakulum pada jam 12 dan lakukan sondase
17. Pasang elevator uterus
18. Ikatkan gagang elevator pada gagang tenakulum untuk
mempertahankan posisi uterus
19. Lepas sarung tangan, pakai gaun operasi dan sarung tangan steril
Persiapan Lapangan Operasi dan Penentuan Tempat Insisi
20. Instruksikan kepada perawat untuk : menyuntik Diazepam 0,1
mg/kgBB intra vena dan tunggu 3 menit kemudian suntikkan
Ketalar 0,5 mg/kgBB intra vena dan tunggu 3 menit
21. Tentukan tempat insisi pada dinding perut dengan jalan menggerakkan
elevator uterus ke bawah sehingga fundus uteri menyentuh dinding
perut 2-3 cm di atas simfisisi pubis.
22. Lakukan tindakan asepsis (betadin atau jodium alkohol) pada tempat
insisi dengan gerakan melingkar dari tengah ke arah luar, tutup dengan
kain steril berlubang di tengah
Membuka Dinding Abdomen
23. Suntikkan secara infiltrasi 3-4 cc anestesi lokal (lignokain 2%) di
bawah kulit pada tempat insisi (aspirasi sebelumnya), tunggu 2
menit dan nilai efek anestesi dengan menjepit kulit pakai pinset
sirurgis
24. Lakukan insisi melintang pada kulit dan jaringan subkutan sepanjang 3
cm pada tempat yang telah ditentukan (gunakan perut pisau/posisi pisau
horizontal)
25. Pisahkan jaringan subkutan secara tumpul (dengan retraktor) sampai
terlihat fasia
26. Suntikkan jarum ke fasia dan lakukan infiltrasi anestesi lokal 3 cc
sambil menarik jarum
27. Jepit fasia (dengan kocher) pada 2 tempat dalam arah vertikal dengan
jarak 2 cm, lakukan insisi dalam arah horizontal, perlebar ke kiri dan ke
kanan
28. Pisahkan jaringan otot secara tumpul pada garis tengah dengan jari
telunjuk atau klem arteri sehingga tampak peritoneum dan lakukan
infiltrasi anestesi lokal 3 cc sambil menarik jarum
29. Jepit peritoneum dengan 2 klem, transiluminasi untuk identifikasi,
sisihkan omentum dan usus dari peritoneum dengan
menggunakan sisi luar gunting (bagian tumpul)
30. Gunting peritoneum ke arah vertikal 2 cm ke atas dan 1 cm ke bawah
(sampai batas peritoneum-vesika urinaria)
31. Masukkan 2 buah bak (retraktor) pada tempat insisi peritoneum dan
regangkan untuk menampakkan uterus pada lapangan operasi
32. Bila omentum atau usus menghalangi lapang pandang, gunakan
kassa gulung, jepit ujung kassa dengan klem
Mencapai Tuba
33. Gerakkan elevator uterus sampai fundus uteri tampak pada lapangan
operasi (bila perlu ubah posisi klien ke posisi Trendelenberg)
34. Tampakkan salah satu kornu uteri dan ligamentum rotundum pada
lapangan operasi dengan menggerakkan elevator dan identifikasi tuba
35. Jepit tuba dengan pinset atau klem Babcock dan tarik pelan-pelan
keluar melalui lubang insisi sampai terlihat fimbria
Memotong Tuba (Cara Pomeroy)
36. Jepit tuba pada 1/3 proksimal dengan klem Babcock, angkat sampai
tuba melengkung, tentukan daerah mesosalping tanpa pembuluh darah
37. Tusukkan jarum bulat dengan benang catgut nomor 0 pada jarak 2 cm
dari puncak lengkungan dan ikat salah satu pangkal lengkungan tuba
38. Ikat kedua pangkal lengkungan tuba secara bersama-sama dengan
menggunakan benang yang sama
39. Potong tuba tepat di atas ikatan benang
40. Periksa perdarahan pada tunggul tuba dan periksa lumen tuba untuk
meyakinkan tuba telah terpotong
41. Potong benang catgut 1 cm dari tuba dan masukkan kembali tuba ke
dalam rongga abdomen
42. Lakukan tindakan yang sama pada tuba sisi yang lain
Menutup Dinding Abdomen
43. Periksa rongga abdomen (kemungkinan perdarahan atau laserasi usus)
dan keluarkan kassa gulung
44. Jahit fasia dengan jahitan simpul atau angka 8 memakai benang
chromic catgut nomor 0
45. Jahit subkutis dengan jahitan simpul memakai benang plain
catgut nomor 0
46. Jahit kulit dengan jahitan simpul memakai benang sutera nomor 0
Tindakan Pascabedah
47. Bersihkan luka insisi dan dinding abdomen sekitarnya dengan alkohol
atau betadin, tutup luka dengan kain steril dan plester
48. Lepaskan tenakulum dan elevator uterus
49. Periksa tekanan darah, nadi, dan pernapasan
50. Tanyakan pada klien tentang keluhan subjektif
51. Pindahkan klien dari meja operasi ke ruang pulih untuk
pengamatan selama 1 jam
52. Instruksi kepada perawat untuk memeriksa dan mengamati tensi, nadi,
pernapasan dan perdarahan melalui luka operasi dan vagina
Dekontaminasi
53. Bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5 % lepaskan dan
biarkan terendam dalam larutan tersebut selama 10 menit
54. Lepaskan gaun operasi, topi, serta masker dan taruh pada tempat
yang tersedia
55. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
56. Periksa seluruh peralatan operasi yang telah dipakai, rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57. Periksa tabung dan jarum suntik yang telah dipakai, direndam
dalam larutan klorin 0,5% di tempat terpisah dari peralatan
58. Periksa kassa, sisa benang dan lain-lain yang telah terkontaminasi
dengan darah atau cairan tubuh telah dimasukkan dalam plastik tertutup
untuk dibuang.
Konseling dan Istruksi Pasca bedah
59. Tanyakan pada klien bila masih ada hal-hal yang ingin diketahuinya
tentang tubektomi
60. Jelaskan pada klien untuk menjaga agar daerah luka operasi tetap
kering
61. Jelaskan pada klien untuk bersenggama selam 1 minggu
62. Jelaskan pada klien bahwa bila ada keluhan (rasa sakit atau terjadi
perdarahan dari luka operasi atau kemaluan) segera kembali ke klinik
untuk mendapat pertolongan
63. Beritahu klien bila tidak ada keluhan, periksa ulang 1 minggu lagi
64. Klien dipulangkan bila keadaan stabil setelah 4-6 jam

Anda mungkin juga menyukai