04ro PDF
04ro PDF
Jakarta, 1999
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang Potensi
Tujuan dan Sasaran Pohon Komoditi
Manfaat Kontak Personil
BAHAN
Bahan Utama Bahan Tambahan
TAHAPAN
METODOLOGI
PERALATAN
ORGANISASI/PERSONIL PELAKSANA
CARA PEMBUATAN
PERMASALAHAN
ABSTRAK
Proses mengolah air asin/payau menjadi air tawar atau sering dikenal
dengan istilah desalinasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu 1.
Proses destilasi (suling). 2. Proses penukar ion dan 3. Proses filtrasi. Proses
destilasi memanfaatkan energi panas untuk menguapkan air asin. Uap air
tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan hasil ditampung
sebagai air bersih yang tawar.
Model pengolahan air asin/payau yang diuraikan pada tulisan ini adalah
hasil rancangan tim Kelompok Air Bersih dengan kapasitas 7,5 - 10 m3/hari.
Unit ini sudah dipasang di Kepulauan Seribu Jakarta Utara (Pulau Tidung,
Pramuka dan Kelapa), di Palembang (Unit RO bergerak) dan di Cilacap Jawa
Tengah.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di
bumi. Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air air
sungai, danau dan air laut. Sumber air di bumi tersebut berasal dari suatu
siklus air dimana tenaga matahari merupakan sumber panas yang mampu
menguapkan air. Air baik yang berada di darat maupun laut akan menguap oleh
panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami
kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan
menjadi hujan. Air hujan jatuh kebumi sebagian meresap kedalam tanah
menjadi air tanah dan mata air, sebagian mengalir melalui saluran yang disebut
air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam danau/rawa dan sebagian lagi kembali
ke laut.
Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air
tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi
masyarakat yang tinggal didaerah pantai, pulau kecil seperti kepulauan seribu
air tawar merupakan sumber air yang sangat penting. Sering terdengar ketika
musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah pantai
atau pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber
air yang telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak dapat
mencukupi kebutuhan pada musim kemarau.
Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air asin itu begitu
melimpah, kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang
justru berkembang pada daerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu
manusia telah berupaya untuk mengolah air asin/payau menjadi air tawar mulai
dari yang menggunakan teknologi sederhana seperti menyuling, filtrasi dan
ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau yang sifatnya sangat melimpah
telah membuat manusia berfikir untuk mengolahnya menjadi air tawar.
Teknologi pengolahan air asin/payau yang akan dibahas pada tulisan ini
terutama yang menggunakan teknologi filtrasi membran semipermeabel.
Teknologi pengolahan air asin/payau ini lebih dikenal dengan sistem osmosa
balik (Reverse Osmosis disingkat RO).
Manfaat
Alat pengolah air sistem RO mempunyai fungsi untuk mengolah air asin/payau
menjadi air tawar dengan cara filtrasi tingkat molekul, dengan demikian alat ini
memberikan manfaat yang sangat besar bagi manusia. Pemanfaatan teknologi
ini akan memberi kemudahan bagi manusia untuk mendapatkan air bersih yang
diperoleh dari pengolahan air asin/payau.
Tabel 2. Paduan Kualitas Air Hasil Uji Coba di Kelapa Gading Jakarta Utara
Parameter Satuan Air Baku I Air Olahan I Air Baku II Air Olahan II
Fisik
1. Warna Ppm Pt-Co 15 5 10 5
2. Turbidity Ppm SiO2 - - 7,7 0
3. Bau Tdk Tdk Tdk Tdk
4. Rasa Asin Tdk Asin Tdk
5. D.H.L m 7500 350 7520 350
Kimia
6. pH 7,5 6,3 7,6 6
7. Zat Padat ppm - - 5340 138
8. Zat Organik ppm KmnO4 3,79 1,58 4,74 1,58
9. CO2 bebas ppm CO2 13,2 17,6 30 22
10. P. Alkalinity ppm CaCO3 0 0 0 0
M. Alkalinity ppm CaCO3 390 60 275 25
Carbonat ppm CaCO3 0 0 0 0
Bicarbonat ppm CaCO3 390 60 275 25
11. Tot Hardness OD 19,4 0 29 0,8
Calsium ppm Ca++ 49,98 0 74,97 2,856
Magnesium ppm Mg++ 53,35 0 79,55 1,72
12. Besi ppm Fe++ 4,4 Negatif 1,4 Negatif
13. Mangan ppm Mn++ Negatif Negatif Negatif Negatif
14. Sulphate ppm SO4 950 Negatif 1250 Negatif
15. Phospate ppm PO4 Negatif Negatif Negatif Negatif
16. Ammonium ppm NH4 0,25 Negatif 0,25 Negatif
17. Nitrite ppm NH4 0 0 0 0
18. D.O ppm O2 - - - -
19. Silika ppm SiO2 - - 25 1
20. Chlorida ppm Cl 2215,2 110,76 2680 116,44
o
Tekanan Membran : 300 Psi , Temperatur Air : 28-28 C, Laboratorium : PAM Jaya
Potensi
Potensi yang dapat diambil dari penerapan teknologi ini berupa nilai
tambah sebagai hasil dari pengembangan dan rekayasa komponen utama unit
RO. Adapun macam-macam komponen yang mungkin masih dapat dikembangkan
di Indonesia adalah:
3. Fabrikasi media. Media filter sangat diperlukan sebagai media filter. Media
filter biasanya terdiri dari pasir silika, mangan aktif dan karbon aktif.
Teknologi untuk mengolah media tersebut sudah dikuasai oleh bangsa
Indonesia. Sumber bahan yang dapat diolah menjadi media filter juga
banyak terdapat di Indonesia.
Pohon Komoditi
Kontak Personil
BAHAN
Bahan Utama
B. Komponen RO
D. Pembangkit Listrik
Bahan Tambahan
TAHAPAN
1. Analisis kualitas air baku: hasil analisa kualitas air sangat menentukan
jenis teknologi yang akan dipakai serta biaya yang akan dikeluarkan untuk
mendesain alat. Jika air baku yang akan digunakan mempunyai kualitas yang
jelek sudah dapat dipastikan bahwa biaya yang akan dikeluarkan banyak.
Sebagai contoh jika kualitas air baku mempunyai TDS diatas 35.000 ppm
maka jenis membra yang dipakai harus membran untuk air asin, pompa
tekanan tinggi yang digunakan tentu saja harus besar sehingga biaya yang
diperlukan menjadi besar.
2. Desain dan Rencana: Desain dan Rencana dibuat berdasarkan data
kualitas air dan permintaan dari user. Rancangan unit pengolah air di
tuangkan ke dalam gambar desain untuk memudahkan pengerjaan di bengkel
dan lapangan. Besar kecilnya desain rancangan unit pengolahan air dibuat
berdasarkan pesanan. Kapasitas yang pernah dibuat adalah 2 m3/hari, 7,5
M3/hari dan 10 M3/hari. Meskipun kapasitas yang pernah dibuat masih
tergolong kecil akan tetapi pernah merancang sampai kapasitas 3 Lt/dt.
METODOLOGI
Jika air murni dan larutan garam dipisahkan oleh selaput semipermeabel
maka akan terjadi aliran yang mengalir dari zat cair dengan konsentrasi rendah
menuju ke air garam (larutan air yang mengandung kadar garam tinggi) yang
mempunyai konsentrasi tinggi. Aliran air melalui selaput semipermeabel
tersebut dapat berlangsung karena adanya tekanan osmosis. Jika tekanan
dilakukan sebaliknya yaitu air garam diberikan suatu tekanan buatan yang
besarnya sama dengan tekanan osmosis, maka yang terjadi adalah tidak ada
aliran dari air ke air garam atau sebaliknya.
Jika tekanan pada sisi air garam (air asin) diberikan tekanan sehingga
melampaui tekanan osmosisnya, maka yang terjadi adalah air dipaksa keluar
dari larutan garam melalui selaput semipermeabel. Proses memberikan tekanan
balik tersebut disebut dengan osmosis balik. Prinsip osmosis balik tersebut
diterapkan untuk pengolahan air payau atau air laut menjadi air tawar. Sistem
tersebut disebut Reverse Osmosis atau RO.
Jika air olahan yang dihasilkan menjadi semakin banyak maka jumlah air
baku akan menjadi lebih besar dan sebagai akibatnya tekanan yang dibutuhkan
akan menjadi semakin besar. Tekanan buatan (tekanan kerja) tersebut harus
lebih besar dari tekanan osmosis pada air baku. Tekanan kerja yang dibutuhkan
jika memakai air laut adalah antara 55 sampai 70 kg/cm2.
1) Energi Yang Relatif Hemat yaitu dalam hal pemakaian energinya. Konsumsi
energi alat ini relatif rendah untuk instalasi kemasan kecil adalah antara 8-
9 kWh/T (TDS 35.000) dan 9-11 kWh untuk TDS 42.000.
Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang
akan diolah. Kualitas air baku yang buruk akan membutuhkan sistem pengolahan
yang lebih rumit. Apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter
fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan), maka yang membutuhkan
pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan warna, sedangkan proses
untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui pengendapan dan
penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai kandungan
parameter kimia yang buruk, maka pengolahan yang dibutuhkan akan lebih
kompleks lagi.
Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang
digunakan pada umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air
tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau
panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi,
sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut.
Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung
kadar garam khlorida dan TDS yang tinggi.
Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan khlorida dan TDS yang
tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Sistem
RO menggunakan penyaringan skala mikro (molekul), yaitu yang dilakukan
melalui suatu elemen yang disebut membrane. Dengan sistem RO ini, khlorida
dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat
penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang masuk ke dalam
elemen membrane harus bebas dari besi, manganese dan zat organik (warna
organik). Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan
pretreatment yang memadai untuk menghilangkan unsur-unsur pengotor,
seperti besi, manganese dan zat warna organik.
PERALATAN
Gambar 8.
Membran Tabung Gambar 9. Unit RO
ORGANISASI/PERSONIL PELAKSANA
2. Devisi Pemasaran dan Purna Jual: Mempunyai tugas utama sebagai ujung
tombak perusahaan dalam memasarkan hasil, memberikan pelayanan purna
jual, meningkatkan kegiatan promosi dalam rangka menjaring user,
memberikan servis kepada user dan calon user, memberikan solusi terbaik
terhadap user, melakukan kontak kepada user dan calon user, mendata base
user dan calon user.
CARA PEMBUATAN
1 Saringan Air baku Saringan ini dibuat dari paralon yang diberi lubang
kecil-kecil atau bisa juga dengan menggunakan
kawat kasa tahan asin.
2 Tangki Reaktor Bahan tangki terbuat dari besi yang dikoting
dengan fiber atau dibuat dari fiber glas. Cara
pembuatan tangki reaktor dilakukan dengan cara
pengepresan, roling, koting dan pengelasan,
sedangkan untuk bahan fiber dilakukan dengan
pencetakan dengan mol cetak dan finising.
3 Tangki Kimia Tangki kimia dibuat dari bahan fiberglas. Cara
pembuatan tangki dilakukan dengan pencetakan
melalui mol cetak dan finising/pengecatan.
4 Tabung Filter Tabung filter dalam satu unit standar terdiri dari
3 buah yaitu tabung saringan pasir, tabung saringan
mangan dan saringan carbon. Cara pembuatan
dengan pencetakan melalui mol cetak, roling dan
finising/pengecatan.
5 Unit RO Cara pembuatan unit ini dengan instalasi pada casis.
Komponen utama unit Ro terdiri dari Pompa tekanan
tinggi, membran RO, Panel Tekanan, Panel debit, Test
kit LED, Cartridge Filter, Panel listrik, Valve pengatur.
6 Unit pompa dosing Tangki kimia digunakan sebagai penampung bahan kimia
yang terdiri dari bahan oksidasi, anti fouling, anti
Dan tangki kimia
bakteri, anti scalan. Larutan bahan kimia dipompakan ke
dua titik malalui pompa dosing. Kedua titik input
tersebut adalah satu titik input sebelum tangki reaktor
dan tiga titik input setelah saringan awal.
Unit RO yang pernal dibuat adalah yang berkapasitas 7,5 m3/hari dan 10
m3/hari, terdiri dari unit bergerak (mobiling) dan stasioner. Lokasi tempat
dimana unit RO pernah diaplikasikan adalah di Pulau Tidung Kepulauan Seribu
Jakarta Utara pada tahun 1995, Pulau Kelapa dan Pulau Pramuka Kepulauan
Seribu Jakarta Utara pada tahun 1996 dan di Palembang 1997 dan di Cilacap
pada Tahun 1997
PERMASALAHAN
DAFTAR PUSTAKA