Anda di halaman 1dari 24

PENGOLAHAN AIR ASIN ATAU PAYAU

DENGAN SISTEM OSMOSIS BALIK


Oleh
Drs. Robertus Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S

Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair


Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi
Informasi, Energi, Material dan Lingkungan
Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi

Jakarta, 1999
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

PENGOLAHAN AIR ASIN ATAU PAYAU


DENGAN SISTEM OSMOSIS BALIK

ABSTRAK

PENDAHULUAN
Latar Belakang Potensi
Tujuan dan Sasaran Pohon Komoditi
Manfaat Kontak Personil

BAHAN
Bahan Utama Bahan Tambahan

TAHAPAN

METODOLOGI

PERALATAN

ORGANISASI/PERSONIL PELAKSANA

CARA PEMBUATAN

HASIL YANG PERNAH DICAPAI

PERMASALAHAN

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 117


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

ABSTRAK

Proses mengolah air asin/payau menjadi air tawar atau sering dikenal
dengan istilah desalinasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu 1.
Proses destilasi (suling). 2. Proses penukar ion dan 3. Proses filtrasi. Proses
destilasi memanfaatkan energi panas untuk menguapkan air asin. Uap air
tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan hasil ditampung
sebagai air bersih yang tawar.

Proses desalinasi menggunakan teknik penukar ion memanfaatkan proses


kimiawi untuk memisahkan garam dalam air. Pada proses ini ion garam (Na Cl)
ditukar dengan ion seperti Ca+2 dan SO4-2 . Materi penukar ion berasal dari
bahan alam atau sintetis. Materi penukar ion alam misalnya zeolit sedangkan
yang sintetis resin (resin kation dan resin anion). Proses desalinasi yang ke tiga
menggunakan filter semipermeabel untuk memisahkan molekul garam dalam air.
Proses ketiga ini lebih dikenal dengan sistem osmose balik (Reverse Osmosis).
Keistimewaan dari proses ini adalah mampu nyaring molekul yang lebih besar
dari molekul air.

Model pengolahan air asin/payau yang diuraikan pada tulisan ini adalah
hasil rancangan tim Kelompok Air Bersih dengan kapasitas 7,5 - 10 m3/hari.
Unit ini sudah dipasang di Kepulauan Seribu Jakarta Utara (Pulau Tidung,
Pramuka dan Kelapa), di Palembang (Unit RO bergerak) dan di Cilacap Jawa
Tengah.

118 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di
bumi. Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air air
sungai, danau dan air laut. Sumber air di bumi tersebut berasal dari suatu
siklus air dimana tenaga matahari merupakan sumber panas yang mampu
menguapkan air. Air baik yang berada di darat maupun laut akan menguap oleh
panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami
kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan
menjadi hujan. Air hujan jatuh kebumi sebagian meresap kedalam tanah
menjadi air tanah dan mata air, sebagian mengalir melalui saluran yang disebut
air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam danau/rawa dan sebagian lagi kembali
ke laut.

Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air
tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi
masyarakat yang tinggal didaerah pantai, pulau kecil seperti kepulauan seribu
air tawar merupakan sumber air yang sangat penting. Sering terdengar ketika
musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah pantai
atau pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber
air yang telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak dapat
mencukupi kebutuhan pada musim kemarau.

Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air asin itu begitu
melimpah, kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang
justru berkembang pada daerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu
manusia telah berupaya untuk mengolah air asin/payau menjadi air tawar mulai
dari yang menggunakan teknologi sederhana seperti menyuling, filtrasi dan
ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau yang sifatnya sangat melimpah
telah membuat manusia berfikir untuk mengolahnya menjadi air tawar.

Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar manusia telah


mengembangkan sistem pengolahan air asin/payau dengan teknologi membran
semipermeabel. Membran (selaput) semipermeabel adalah suatu selaput
penyaring skala molekul yang dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah,
akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain yang lebih
besar dari molekul air.

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 119


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

Teknologi pengolahan air asin/payau yang akan dibahas pada tulisan ini
terutama yang menggunakan teknologi filtrasi membran semipermeabel.
Teknologi pengolahan air asin/payau ini lebih dikenal dengan sistem osmosa
balik (Reverse Osmosis disingkat RO).

Teknologi ini menerapkan sistem osmosis yang dibalik yaitu dengan


memberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosis air asin/payau. Air
asin/payau tersebut ditekan supaya melewati membran yang bersifat semi
permeabel, molekul yang mempunyai diameter lebih besar dari air akan
tersaring.

Tujuan dan Sasaran

Tujuan penerapan teknologi RO adalah :


1. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan air bersih.
Maksudnya adalah untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih
sebagai bagian dari kebutuhan dasar setiap manusia.
2. Pengenalan teknologi pengolahan air asin/payau. Teknologi pengolahan
air asin/payau ada tiga macam yaitu : 1. Penyulingan. 2. Penyaringan
dan 3. Pertukaran ion. Pengenalan yang dilakukan disini adalah yang
menggunakan teknik penyaringan tingkat molekul.

Sasaran dari penerapan teknologi ini adalah:


1. Pemenuhan air minum yang sehat, sebab air hasil olahan dengan
teknologi ini berupa air bersih yang sehat, tidak berbau, jernih, tidak
berasa, bebas bakteri, dan tidak asin.
2. Pemanfaatan sumberdaya yang ada, maksudnya adalah memanfaatkan
sumberdaya air yang berasal dari air payau, atau asin. Padahal kita
mengetahui bahwa sumber air asin merupakan sumberdaya yang
sangat melimpah.

Manfaat

Alat pengolah air sistem RO mempunyai fungsi untuk mengolah air asin/payau
menjadi air tawar dengan cara filtrasi tingkat molekul, dengan demikian alat ini
memberikan manfaat yang sangat besar bagi manusia. Pemanfaatan teknologi
ini akan memberi kemudahan bagi manusia untuk mendapatkan air bersih yang
diperoleh dari pengolahan air asin/payau.

120 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

Manfaat lainnya yang dapat dinikmati oleh manusia dengan


diterapkannya pengolah air sistem RO berupa peningkatan mutu kualitas air
hasil olahan. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Paduan Kualitas Air Hasil Pengolahan Sistem RO

Air Perkotaan Air Payau Air laut


Recocery 75 % 50 % 30 %
Tekanan 40 Bar 40-50 60 Bar
Bar
Parameter Satuan Air Baku Air Hasil Air Baku Air Hasil Air Baku Air Hasil
Conduct S/cm 753 13 14.190 193 48.900 920
TDS Ppm 665 6,0 8.898 104 34.340 430
Na Ppm 49 1,3 2.368 39 9.600 161
K Ppm 5,8 0,1 80 2 34 0,8
Ca Ppm 113 0,4 107 0,24 327 1,6
Mg Ppm 10,6 0,04 294 0,48 1.360 3,4
Cl Ppm 142 3,3 4.320 61 20.210 239
SO4 Ppm 106 - 607 - 2.590 2,4
Si ppm 25 0,3 0,3 - 0,1 -
Sumber: Rochem

Tabel 2. Paduan Kualitas Air Hasil Uji Coba di Kelapa Gading Jakarta Utara
Parameter Satuan Air Baku I Air Olahan I Air Baku II Air Olahan II
Fisik
1. Warna Ppm Pt-Co 15 5 10 5
2. Turbidity Ppm SiO2 - - 7,7 0
3. Bau Tdk Tdk Tdk Tdk
4. Rasa Asin Tdk Asin Tdk
5. D.H.L m 7500 350 7520 350
Kimia
6. pH 7,5 6,3 7,6 6
7. Zat Padat ppm - - 5340 138
8. Zat Organik ppm KmnO4 3,79 1,58 4,74 1,58
9. CO2 bebas ppm CO2 13,2 17,6 30 22
10. P. Alkalinity ppm CaCO3 0 0 0 0
M. Alkalinity ppm CaCO3 390 60 275 25
Carbonat ppm CaCO3 0 0 0 0
Bicarbonat ppm CaCO3 390 60 275 25
11. Tot Hardness OD 19,4 0 29 0,8
Calsium ppm Ca++ 49,98 0 74,97 2,856
Magnesium ppm Mg++ 53,35 0 79,55 1,72
12. Besi ppm Fe++ 4,4 Negatif 1,4 Negatif
13. Mangan ppm Mn++ Negatif Negatif Negatif Negatif
14. Sulphate ppm SO4 950 Negatif 1250 Negatif
15. Phospate ppm PO4 Negatif Negatif Negatif Negatif
16. Ammonium ppm NH4 0,25 Negatif 0,25 Negatif
17. Nitrite ppm NH4 0 0 0 0
18. D.O ppm O2 - - - -
19. Silika ppm SiO2 - - 25 1
20. Chlorida ppm Cl 2215,2 110,76 2680 116,44
o
Tekanan Membran : 300 Psi , Temperatur Air : 28-28 C, Laboratorium : PAM Jaya

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 121


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

Potensi

Potensi yang dapat diambil dari penerapan teknologi ini berupa nilai
tambah sebagai hasil dari pengembangan dan rekayasa komponen utama unit
RO. Adapun macam-macam komponen yang mungkin masih dapat dikembangkan
di Indonesia adalah:

1. Studi membran semipermeable yang mengarah pada produksi lokal. Jantung


filter dari sistem RO adalah terletak pada teknologi membran. Saat ini
teknologi membran belum dapat diproduksi di Indonesia, hal ini disebabkan
karena kita belum menguasai teknologi tersebut terutama untuk skala
produksi. Untuk itu perlu segera dilakukan transfer teknologi pembuatan
membran semipermeabel dari negara lain.

2. Fabrikasi pretreatmen dan filter. Pretreatment atau pengolahan awal


mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengolahan air ini. Air asin
sebelum masuk pada unit RO harus diolah terlebih dahulu. Syarat air baku
sebelum masuk ke unit utama harus tidak boleh keruh, tidak boleh
berwarna, tidak berbau, kandungan zat besi/mangan kurang dari 0.01 ppm.
Berdasarkan kriteria tersebut maka pengolahan tingkat awal menjadi hal
yang begitu penting, sehingga peranan fabrikasi oleh perusahaan lokan akan
menunjang penerapan teknologi ini. Untuk fabrikasi pembuatan pretreatmen
dan filter dapat dibuat dengan bahan dari stainless stell, paralon maupun
fiber glass.

3. Fabrikasi media. Media filter sangat diperlukan sebagai media filter. Media
filter biasanya terdiri dari pasir silika, mangan aktif dan karbon aktif.
Teknologi untuk mengolah media tersebut sudah dikuasai oleh bangsa
Indonesia. Sumber bahan yang dapat diolah menjadi media filter juga
banyak terdapat di Indonesia.

4. Industri perakitan. Untuk menghasilkan 1 unit RO maka diperlukan


beberapa komponen dasar yang terdiri dari : 1. Casis., 2. Pompa Tekanan
tinggi., 3. Modul Membran Tabung., 4. Pipa fleksibel., 5. Panel Listrik., 6.
Flow Meter., 7. Valve., 8. Komponen pendukung lain., dirakit dalam suatu
industri perakitan. Pada industri semacam itu paling tidak diperlukan
beberapa orang ahli yang mengetahui dasar teknik, mesin dan listrik.

122 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

Pohon Komoditi

Gambar 1. Pohon Komoditi Sistem Pengolahan Air Berdasarkan Kadar Salinitas

Gambar 1 menunjukkan pohon komoditi sistem pengolahan air


berdasarkan kadar salinitas (kegaraman terlarut) dalam air baku. Batas
kelarutan garam dalam air baku untuk standart air minum adalah untuk DHL =
400 - 1250 mmhos dan Cl - =600 ppm. Pembagian kualitas air berdasarkan
kadar salinitas air adalah : 1. Air Tawar (DHL < 1250 mmhos). 2. Air Payau
(DHL 1250 - 12.000 mhos). dan Air Asin > 12.000 mmhos), sehingga untuk
menentukan jenis teknologi yang akan digunakan salah satunya ditentukan oleh
kadar salinitas tersebut.

Kontak Personil

Ir. Arie Herlambang, MS,


Kelompok Tekologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair,
Direktorat Teknologi Lingkungan,
Kedeputian Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
JL. M.H. Thamrin No. 8. Jakarta
Tel. 021-3169769, 3169770 Fax. 021-3169760
Email : air@pentium.as.bppt.go.id
Home Page : http://pentium.as.bppt.go.id/

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 123


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

BAHAN

Bahan Utama

Komponen Utama Unit RO dibagi menjadi 4 macam yaitu:

A. Pengolahan Tingkat Awal

No Nama Barang Spesifikasi Keterangan


1 Pompa Air Baku Kapasitas 25 l/menit, 380 V, Stainless steel
Tiga Fase 50 Hz, Tekanan 6
Bars (max)
2 Reaktor Tank Model RT6312, Mild Steel with
Kapasitas 0,5-1M3/Jam Reinforce
Fiber Plastic
3 Rapid Sand Filter Model FS1212, Fiber glass
Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam
4 Iron Manganese Model FM1012, Fiber glass
Filter Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam
5 Colour Polishing Model FC1012, Fiber glass
(Filter Carbon) Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam
6 Dosing Pump Single Acting, Chemtech Hypallon ,
100/030, Pressure = 7 Bar, Sebanyak 5
Kapasitas = 4,7 l/jam buah
7 Tangki kimia Model BT 502510, Volume 30 lt Polyethylene
8 Perlengkapan Titik Jumper, Kelistrikan, Pipa Plastik, PVC,
PVC, Pipa Fleksibel Logam

B. Komponen RO

No Nama Barang Spesifikasi Keterangan


1 Membran RO Thin Film Composit, Tekanan Jumlah elemen
Operasi 1-24 Bars, Temp 40 oC, 3 buah
Air payau/Payau, Toleransi besi,
mangan, klorida 0,01 ppm
2 Panel Listrik dan Kelistrikan, indikator meter dan Semi otomatis
Kontrol operasi lampu.
3 Pompa Tekanan 2,2 KVA, 3 Phase 380 V, 50 Hz Sainless Steel
Tinggi

124 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

C. Komponen Desinfeksi dan Tangki Penampung Air Minum

No Nama Barang Spesifikasi Keterangan


1 Ultra Violet 20 Watt -
2 Perlengkapan Pipa PVC, Lem, Tape, Jet, Valve, PVC, Stainlees
Panel automatis, Kabel dan Steel
Kelistrikan
3 Bak Penampung Bahan Stainless steel Stainless steel
Air Olahan

D. Pembangkit Listrik

No Nama Barang Spesifikasi Keterangan


1 Generator Kapasitas Min 7,5 KVA, 15-19 Bahan bakar Solar
PK, 3 Phase, 380 V/220 V,
Hopper
2 Panel Kelistrikan Phase 3 380 V dan 220 V Manual
3 Pendingin Bahan besi

Bahan Tambahan

Bahan tambahan yang diperlukan dalam operasional unit pengolah air


sistem RO antara lain Kalium Permanganat (KMnO4), Anti scalant, Anti Fouling
dan Anti bakteri. Kalium permanganat digunakan sebagai bahan oksidator
terhadap zat besi, mangan dan bahan organik dalam air baku

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 125


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

TAHAPAN

Untuk membuat suatu alat pengolah air sistem RO persiapan yang


dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis kualitas air baku: hasil analisa kualitas air sangat menentukan
jenis teknologi yang akan dipakai serta biaya yang akan dikeluarkan untuk
mendesain alat. Jika air baku yang akan digunakan mempunyai kualitas yang
jelek sudah dapat dipastikan bahwa biaya yang akan dikeluarkan banyak.
Sebagai contoh jika kualitas air baku mempunyai TDS diatas 35.000 ppm
maka jenis membra yang dipakai harus membran untuk air asin, pompa
tekanan tinggi yang digunakan tentu saja harus besar sehingga biaya yang
diperlukan menjadi besar.
2. Desain dan Rencana: Desain dan Rencana dibuat berdasarkan data
kualitas air dan permintaan dari user. Rancangan unit pengolah air di
tuangkan ke dalam gambar desain untuk memudahkan pengerjaan di bengkel
dan lapangan. Besar kecilnya desain rancangan unit pengolahan air dibuat
berdasarkan pesanan. Kapasitas yang pernah dibuat adalah 2 m3/hari, 7,5
M3/hari dan 10 M3/hari. Meskipun kapasitas yang pernah dibuat masih
tergolong kecil akan tetapi pernah merancang sampai kapasitas 3 Lt/dt.

3. Perakitan dan Instalasi : Pada


tahap perakitan ini dibagi menjadi
3 bagian yaitu 1. Perakitan
Pretreatmen. 2. Perakitan Unit RO
3. Perakitan sistem elektrik dan
pendingin.

4. Pemasangan di Lapangan: Unit


RO dipasang pada bangunan yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Bangunan tersebut berupa rumah
RO dan Genset, Jaringan
distribusi dan bangunan bak
penampung.
Gambar 2.
Tahap Pelaksanaan Instalasi

126 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

METODOLOGI

Jika air murni dan larutan garam dipisahkan oleh selaput semipermeabel
maka akan terjadi aliran yang mengalir dari zat cair dengan konsentrasi rendah
menuju ke air garam (larutan air yang mengandung kadar garam tinggi) yang
mempunyai konsentrasi tinggi. Aliran air melalui selaput semipermeabel
tersebut dapat berlangsung karena adanya tekanan osmosis. Jika tekanan
dilakukan sebaliknya yaitu air garam diberikan suatu tekanan buatan yang
besarnya sama dengan tekanan osmosis, maka yang terjadi adalah tidak ada
aliran dari air ke air garam atau sebaliknya.

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tekanan osmosis adalah


konsentrasi garam dan suhu air. Air laut umumnya mengandung TDS minimal
sebesar 30.000 ppm. Sebagai contoh, untuk air laut dengan TDS 35.000 ppm
pada suhu air 25o C, mempunyai tekanan osmose 26,7 kg/cm2, sedangkan yang
mengandung 42.000 ppm TDS pada suhu 30o C mempunyai tekanan osmosis
32,7 kg/cm2.

Jika tekanan pada sisi air garam (air asin) diberikan tekanan sehingga
melampaui tekanan osmosisnya, maka yang terjadi adalah air dipaksa keluar
dari larutan garam melalui selaput semipermeabel. Proses memberikan tekanan
balik tersebut disebut dengan osmosis balik. Prinsip osmosis balik tersebut
diterapkan untuk pengolahan air payau atau air laut menjadi air tawar. Sistem
tersebut disebut Reverse Osmosis atau RO.

Sistem RO tidak bisa menyaring garam sampai 100 % sehingga air


produksi masih sedikit mengandung garam. Untuk mendapatkan air dengan
kadar garam yang kecil maka diterapkan sistem dengan dua sampai tiga
saluran. Jika ingin membuat air minum yang mengandung kira-kira 300 sampai
600 ppm TDS cukup menggunakan saluran tunggal.

Jika air olahan yang dihasilkan menjadi semakin banyak maka jumlah air
baku akan menjadi lebih besar dan sebagai akibatnya tekanan yang dibutuhkan
akan menjadi semakin besar. Tekanan buatan (tekanan kerja) tersebut harus
lebih besar dari tekanan osmosis pada air baku. Tekanan kerja yang dibutuhkan
jika memakai air laut adalah antara 55 sampai 70 kg/cm2.

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 127


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air


asin yaitu:

1) Energi Yang Relatif Hemat yaitu dalam hal pemakaian energinya. Konsumsi
energi alat ini relatif rendah untuk instalasi kemasan kecil adalah antara 8-
9 kWh/T (TDS 35.000) dan 9-11 kWh untuk TDS 42.000.

2) Hemat Ruangan. Untuk memasang alat RO dibutuhkan ruangan yang cukup


hemat.

3) Mudah dalam pengoperasian karena dikendalikan dengan sistem panel dan


instrumen dalam sistem pengontrol dan dapat dioperasikan pada suhu kamar.

4) Kemudahan dalam menambah kapasitas.

Meskipun alat pengolah air sistem RO tersebut mempunyai banyak


keuntungan akan tetapi dalam pengoperasiannya harus memperhatikan
petunjuk operasi. Hal ini dimaksudkan agar alat tersebut dapat digunakan
secara baik dan awet. Untuk menunjang operasional sistem RO diperlukan biaya
perawatan. Biaya tersebut diperlukan antara lain untuk bahan kimia, bahan
bakar, penggantian media penyaring, servis dan biaya operator.

Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang
akan diolah. Kualitas air baku yang buruk akan membutuhkan sistem pengolahan
yang lebih rumit. Apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter
fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan), maka yang membutuhkan
pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan warna, sedangkan proses
untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui pengendapan dan
penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai kandungan
parameter kimia yang buruk, maka pengolahan yang dibutuhkan akan lebih
kompleks lagi.

Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang
digunakan pada umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air
tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau
panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi,
sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut.
Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung
kadar garam khlorida dan TDS yang tinggi.

128 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan khlorida dan TDS yang
tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Sistem
RO menggunakan penyaringan skala mikro (molekul), yaitu yang dilakukan
melalui suatu elemen yang disebut membrane. Dengan sistem RO ini, khlorida
dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat
penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang masuk ke dalam
elemen membrane harus bebas dari besi, manganese dan zat organik (warna
organik). Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan
pretreatment yang memadai untuk menghilangkan unsur-unsur pengotor,
seperti besi, manganese dan zat warna organik.

Sistem pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari


tangki pencampur (mixing tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter),
saringan untuk besi dan mangan (Iron & manganese filter) dan yang terakhir
adalah sistem penghilang warna (colour removal). Gambar di bawah ini adalah
gambar skema unit pengolah air sistem RO.

Gambar 3. Skema Pengolahan Air Sistem Reverse Osmosis

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 129


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

PERALATAN

Untuk merakit suatu unit RO diperlukan beberapa alat pendukung


seperti : Mesin Las, Bor listrik, Alat potong/gergaji, Obeng, Palu, Lem, Kunci,
Gurinda dan alat pertukangan.

Pompa Jet Pump Pompa Semi Jet Pompa Celup

Gambar 4. Pompa Air Baku dan Pompa Celup

Tangki Reaktor Tangki Kimia dan Pompa Dosing

Gambar 5. Tangki Reaktor, Tangki Kimia dan Pompa Dosing

130 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

Gambar 6. Filter Pasir, Mangan dan Carbon Gambar 7. Cartridge Filter

Gambar 8.
Membran Tabung Gambar 9. Unit RO

Gambar 10. Generator Listrik 10 KVA 380 V dan Panel Listrik

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 131


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

ORGANISASI/PERSONIL PELAKSANA

Gambar 11. Struktur Organisasi

Struktur organisasi devisi pengolahan air payau/asin sistem RO terdiri


dari 3 devisi dan 1 unit bengkel dan perakitan. Ketiga devisi dan perbengkelan
dikomando oleh tim konsultasi. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-
masing devisi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Koordinator : Merupakan badan konsultasi tugasnya mengkoordinir


pekerjaan, mengawasi, mengevaluasi pelaksanaan, merumuskan langkah
taktis dan memberikan jasa dan servis kepada user.

2. Devisi Pemasaran dan Purna Jual: Mempunyai tugas utama sebagai ujung
tombak perusahaan dalam memasarkan hasil, memberikan pelayanan purna
jual, meningkatkan kegiatan promosi dalam rangka menjaring user,
memberikan servis kepada user dan calon user, memberikan solusi terbaik
terhadap user, melakukan kontak kepada user dan calon user, mendata base
user dan calon user.

132 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

3. Devisi Teknik dan Rekayasa: Mempunyai tugas menterjemahkan keinginan


user kedalam teknis, menciptakan kreasi baru kedalam rancangan teknis,
selalu melakukan kontak dengan bengkel dan suplayer barang, mendata base
katalok teknis, menyiapkan operator dan pelatihan, melakukan kontak
dengan industri lokal dan industri import dalam rangka mendapatkan barang
yang bermutu dan menginformasikan hasil koordinasinya dengan bagian
administrasi dan pengadaan.

4. Devisi administrasi dan Pengadaan: Melaksanakan kegiatan administrasi


kedalam dan keluar, penyiapan tender, menyiapkan dokumen, melakukan
pengadaan peralatan dan barang, melakukan perhitungan biaya, melakukan
koordinasi dengan bagian teknik dan rekayasa.

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 133


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

CARA PEMBUATAN

Cara pembuatan unit pengolah air sistem RO dibagi menjadi 4 bagian


utama yaitu 1. Unit Pengolah Awal(Pre Treatmen). 2.Unit Sistem RO. 3. Unit
Sumberdaya. Dan 4. Bangunan Pelindung. Cara pembuatan masing-masing
komponen dapat diuraikan sebagai berikut:

No Nama Unit Cara Pembuatan

1 Saringan Air baku Saringan ini dibuat dari paralon yang diberi lubang
kecil-kecil atau bisa juga dengan menggunakan
kawat kasa tahan asin.
2 Tangki Reaktor Bahan tangki terbuat dari besi yang dikoting
dengan fiber atau dibuat dari fiber glas. Cara
pembuatan tangki reaktor dilakukan dengan cara
pengepresan, roling, koting dan pengelasan,
sedangkan untuk bahan fiber dilakukan dengan
pencetakan dengan mol cetak dan finising.
3 Tangki Kimia Tangki kimia dibuat dari bahan fiberglas. Cara
pembuatan tangki dilakukan dengan pencetakan
melalui mol cetak dan finising/pengecatan.
4 Tabung Filter Tabung filter dalam satu unit standar terdiri dari
3 buah yaitu tabung saringan pasir, tabung saringan
mangan dan saringan carbon. Cara pembuatan
dengan pencetakan melalui mol cetak, roling dan
finising/pengecatan.
5 Unit RO Cara pembuatan unit ini dengan instalasi pada casis.
Komponen utama unit Ro terdiri dari Pompa tekanan
tinggi, membran RO, Panel Tekanan, Panel debit, Test
kit LED, Cartridge Filter, Panel listrik, Valve pengatur.

6 Unit pompa dosing Tangki kimia digunakan sebagai penampung bahan kimia
yang terdiri dari bahan oksidasi, anti fouling, anti
Dan tangki kimia
bakteri, anti scalan. Larutan bahan kimia dipompakan ke
dua titik malalui pompa dosing. Kedua titik input
tersebut adalah satu titik input sebelum tangki reaktor
dan tiga titik input setelah saringan awal.

134 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

7 Unit sumberdaya Unit sumber daya merupakan sumber listrik bisa


terdiri dari generator atau PLN. Sumber listrik
yang berasal dari generator diatur melalui panel
listrik. Didalam panel tersebut terdapat saklar
utama, saklar air baku dan saklar pompa kimia.
8 Bangunan Fungsi dari bangunan pelindung adalah untuk
Pelindung melindungi RO, Generator, Panel listrik, bahan
kimia dan operator. Bangunan ini dapat dibuat dari
bahan bangunan beton atau kayu atau kombinasi
dari kedua bahan tersebut.

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 135


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

HASIL YANG PERNAH DICAPAI

Unit RO yang pernal dibuat adalah yang berkapasitas 7,5 m3/hari dan 10
m3/hari, terdiri dari unit bergerak (mobiling) dan stasioner. Lokasi tempat
dimana unit RO pernah diaplikasikan adalah di Pulau Tidung Kepulauan Seribu
Jakarta Utara pada tahun 1995, Pulau Kelapa dan Pulau Pramuka Kepulauan
Seribu Jakarta Utara pada tahun 1996 dan di Palembang 1997 dan di Cilacap
pada Tahun 1997

Gambar 12. Unit Pengolah Air Sistem RO di Pulau Kelapa

Gambar 13. Unit Pengolah Air Sistem RO di Pulau Pramuka

136 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

Gambar 14. Unit Pengolah Air Sistem RO Bergerak di Palembang

Gambar 15. Unit Pengolah Air Sistem RO di Cilacap

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 137


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

PERMASALAHAN

Kendala yang dihadapi selama penerapan teknologi pengolah air sistem


RO dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:

1. Faktor Teknologi: Faktor kendala terletak dari bahan baku atau


komponen pendukung yang masih sebagian tergantung dari import
misalnya pompa tekanan tinggi dan membran. Faktor ini menyebabkan
harga RO menjadi mahal. Jika ditinjau dari segi teknik perakitan
hampir dikatakan tanpa masalah sebab sudah dikuasai.

2. Faktor Budaya: Unit pengolah air sistem RO merupakan kombinasi


antara pengolahan yang bersifat mekanis dan kimiawi. Seorang
operator agar dapat menjalankan RO harus mengetahui dasar teknik.
Ini sangat penting karena unit RO ini harus di jalankan dengan
tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Standart prosedur yang harus
dikuasai oleh operator seperti : 1. Penambah bahan kimia, 2.
Pencucian filter, 3. Penggantian media, 4. Pencucian membran dan
5. Servis Generator harus dilakukan dengan cukup teliti. Pada waktu
alat sedang beroperasi maka harus dilakukan pencatatan terhadap
tekanan air baku, tekanan air reject dan tekanan air Product, juga
yang tidak boleh dilupakan yaitu pengamatan terhadap voltage listrik.
Jika standart operasi tersebut tidak dilakukan secara benar maka
dikawatirkan alat akan rusak.

138 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.


Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

DAFTAR PUSTAKA

Edo dan Merios, Sistem Desalinasi Osmosa Balik Di Cituis, Deputi


Bidang Pengembangan Teknologi, BPP Teknologi, Jakarta, 1981,
Kurita , Kurita's Packaged Desalination System, Serve-Master 120,
Kurita Water Industries LTD, Tokyo, Japan, 1986.
John Hopkins, Compounding and Discounting Tables For Project
Evalution, Washington DC, 1973.
Royal Schelde, Technical Manual For 15 M3/24HR Reverse Osmosis
Watermaker. B,V, Koninkyke Maatschappij, De Schelde, Vlissingen,
1988.
--------, Water Purification, Marine and Mechanical Engineering
Division, Vlissingen, 1988.
Rochem, Water Desalination Reverse Osmosis systems, Rochem, 1999.
Spiegler. K,S, and Lairo, A.D., Principles of Desalination. Academic
Press, New York, 1980.

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 139

Anda mungkin juga menyukai