Anda di halaman 1dari 34

HUBUNGAN TINGKAT LITERASI SAINS MASYARAKAT DENGAN

KECENDERUNGAN TERBODOHI IKLAN

Makalah Mini Riset

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Sosial dan Budaya yang
diampu oleh Dr. Maulia Depria Kembara, M.Pd.

Disusun oleh:

Ridwan Firdaus Akbar (1507512)

Andi Budi Bakti (1507487)

Ei Anisya Septiani (1505825)

Fanny Aliyannisa (1505718)

Lesmana Yogi Pratama (1507505)

Mochamad Fikry Hamdani (1506012)

Nurul Fuad Winadi (1505992)

Rahmat Basuki (1507063)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Literasi Sains Masyarakat
Dengan Kecenderungan Terbodohi Iklan
Nama Ketua Peneliti : Ridwan Firdaus Akbar
NIM : 1507512
Departemen/Fakultas : Pendidikan Kimia / FPMIPA
Alamat Rumah : Kp Dago RT 01 RW 08 Desa Wangisagara
Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung 40382
Telepon/HP/e-mail : 08973859855 / ridwan.fa@student.upi.edu
Nama Anggota Peneliti : Andi Budi Bakti
Ei Anisya Septiani
Fanny Aliyannisa
Lesmana Yogi Pratama
Mochamad Fikry Hamdani
Nurul Fuad Winadi
Rahmat Basuki
Dosen Pengampu : Dr. Maulia Depria Kembara, M.Pd.
Jangka Waktu Penelitian : 4 (empat) bulan
Bandung, 20 April 2017
Dosen Pengampu Ketua Peneliti,

Dr. Maulia Depria Kembara, M.Pd. Ridwan Firdaus Akbar


NIDH. HD00000083 NIM.1507512

Menyetujui, Mengetahui,
Wakil Dekan I FPMIPA Ketua Departemen
Pendidikan Kimia FPMIPA

Dr. phil. Ari Widodo Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir, M.Si.
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah Swt. atas berkat rahmat dan
karunia-Nya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah berbasis mini riset yang
berjudul Hubungan Tingkat Literasi Sains Masyarakat Dengan Kecenderungan
Terbodohi Iklan. Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam proses
penyusunannya, tapi penulis berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat waktu.
Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu dan membimbing penulis dalam mengerjakan karya ilmiah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang
juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan karya ilmiah ini. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
warga Cilimus Khususnya RT 006 RW 007 karena apabila tidak ada kerjasama
dari pihak terkait, pembuatan karya tulis ilmiah ini tidak akan selesai.
Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada masyarakat dari hasil
karya ilmiah ini dan khususnya untuk warga Cilimus yang menjadi objek
penelitian penulis. Karena itu penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama umumnya dan khususnya dapat
membantu untuk penelitian yang lebih lanjut untuk dikembangkan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap agar karya
tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Bandung, 20 April 2017

Penulis
ABSTRAK

Iklan merupakan salah satu media yang digunakan untuk memasarkan


suatu produk. Perkembangan iklan pada zaman ini tidak lepas dari pengaruh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingginya persaingan menuntut
para produsen untuk lebih kreatif. Namun, tidak semua produsen dapat memenuhi
tuntutan tersebut. Untuk dapat bersaing, para produsen tersebut lebih memilih
untuk membuat sesuatu hal-hal yang tidak logis dan cenderung membodohi
konsumen dalam pembuatan iklan. Hal ini dilakukan agar konsumen lebih tertarik
terhadap produk tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat literasi sains suatu masyarakat, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
suatu iklan, dan mengetahui hubungan literasi sains dan tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap iklan. Populasi sampel yang diambil adalah masyarakat pada
daerah Jalan Cilimus RT 007 RW 006. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
yang digunakan yaitu berupa tes dan kuisioner. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu berupa deskripsi korelasi dengan kualitatif mendeskripsikan
jawaban responden dan mencari keterkaitan antarvariabel. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa tingkat literasi sains masyarakat Jalan Cilimus RT 007 RW
006 pada umumnya berada pada tingkat fungsional literacy dan cenderung
terbodohi iklan. Maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan tingkat literasi sains
terhadap kecenderungan terbodohi iklan pada masyarakat Jalan Cilimus RT 007
RW 006.
Kata Kunci: Literasi Sains, Iklan, Terbodohi Iklan
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian 4
C. Tujuan 5
D. Target Hasil Penelitian 5
E. Metode Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7


A. Literasi Sains 7
B. Pentingnya Literasi Sains bagi Individu 7

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 9


A. Informasi Penelitian 9
B. Hasil Penelitian 11
C. Pembahasan

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 14


A. Simpulan 14
B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
1. CV ketua dan semua anggota
2. Instrumen Penelitian
3. Data hasil penelitian
4. Foto/dokumen yang terkait
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era modern seperti saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang sangat pesat. Munculnya berbagai media massa, yaitu media
elektronik maupun non elektronik merupakan salah satu dampak yang
ditimbulkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kehadiran
media massa membantu sektor periklanan untuk tumbuh dan berkembang
sehingga dapat melakukan upaya pemasaran. Kriyantono (2008)
mengemukakan bahwa iklan merupakan bentuk komunikasi non-personal
yang menjual pesan-pesan secara persuasif dari sponsor guna mempengaruhi
orang agar membeli produk dengan membayar biaya untuk media yang
digunakan. Komunikasi ini biasa dilakukan menggunakan gambar atau suara
yang diputar atau ditampilkan pada media massa.
Iklan mulai diperkenalkan di Indonesia oleh Jan Pieterzoen Coen
Gubernur Jenderal Belanda tahun 1619-1629. Pada masa penjajahan, semua
advertensi atau pengumuman pemerintah dijalankan oleh dua biro yaitu Biro
de Lamar yang menangani penyiaran bagi surat kabar Belanda dan Balai
Pustaka yang mengurus pemberitaan khusus mengenai bangsa Indonesia. Di
Indonesia penyiaran iklan-iklan komersial melalui radio baru dimulai pada
tahun 1968 yang disiarkan lewat Radio Republik Indonesia. Pada awal tahun
1970, iklan belum banyak dibuat karena banyak produk yang masih belum
dikenal. Hingga akhir tahun 1970, iklan mulai berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bentuk dan visualisasi iklan
pun mulai bervariasi. Pada tahun 1980, iklan mulai menerapkan pendekatan
psikografis dimana citra banyak dihubungkan dengan gaya hidup. Tahun
1990 hingga saat ini, bahasa gambar atau visualisasi iklan semakin kreatif dan
mengalami perkembangan yang pesat.
Iklan biasa digunakan untuk memberikan informasi tentang produk suatu
perusahaan kepada konsumen agar mereka mengenali produk tersebut.
Semakin banyak produk yang diciptakan, semakin ketat pula persaingan para
produsen untuk membuat berbagai macam keunggulan pada produknya agar
produk tersebut dapat menarik perhatian konsumen sehingga lebih dipilih
daripada produk lain. Iklan biasanya mengklaim nilai tambah suatu produk
yang tidak dimiliki oleh produk lain yang sejenis. Hal tersebut akan
mempengaruhi penilaian konsumen sehingga mereka tertarik untuk mencoba
produk tersebut. Iklan sebagai sarana untuk memasarkan suatu produk
senantiasa menggunakan bahasa yang menarik. Semakin menarik bahasa
yang digunakan maka semakin banyak pula konsumen yang akan mengenal
produk tersebut.
Literasi sains terbentuk dari 2 kata, yaitu literasi dan sains. Literasi
berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau gerakan
pemberantasan buta huruf. Adapun sains berasal dari bahasa latin sciere yang
diartikan sebagai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sains didapatkan melalui
kumpulan pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang dilakukan
dengan langkah-langkah yang sistematis, dilandasi dengan sikap ilmiah dan
metode ilmiah. Literasi sains merupakan kemampuan untuk memahami
proses sains dan mendapatkan informasi ilmiah secara bermakna serta mampu
mengaplikasikan konsep-konsep keilmuwan dalam memecahkan masalah
sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, jika mengikuti taksonomi bloom,
literasi sains lebih didominasi oleh domain pengetahuan applying, analysing,
dan evaluating. Jika dikembangkan lebih lanjut, domain
pengetahuan applying, analysing, dan evaluating akan menciptakan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu (creating). Mengkreasikan sesuatu
merupakan tahapan berpikir tingkat tinggi, sehingga peningkatan literasi sains
seseorang secara langsung dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi seseorang.
Penelitian dilakukan di Jalan Cilimus dikarenakan lokasinya yang
berdekatan dengan kampus. Dapat diketahui bahwa kampus merupakan pusat
pendidikan. Selain dari itu, di Jalan Cilimus pun terdapat pemberdayaan bagi
masyarakatnya seperti menanam pohon, membersihkan lingkungan sekitar
atau kerja bakti, dan lain-lain.

B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian


1. Bagaimana tingkat literasi sains yang dimiliki masyarakat RT 007/RW
006 Jalan Cilimus dalam melihat dan menyimpulkan suatu iklan?
2. Bagaimana tingkat kepercayaan masyarakat RT 007/RW 006 Jalan
Cilimus terhadap iklan yang berkembang?
3. Bagaimana hubungan antara literasi sains dan tingkat kepercayaan
masyarakat RT 007/RW 006 Jalan Cilimus terhadap iklan?

C. Tujuan
1. Mengetahui tingkat literasi sains masyarakat RT 007/RW 006 Jalan
Cilimus dalam melihat dan menyimpulkan suatu iklan;
2. Mengetahui tingkat kepercayaan masyarakat RT 007/RW 006 Jalan
Cilimus terhadap suatu iklan yang sedang berkembang;
3. Mengetahui hubungan antara literasi sains dan tingkat kepercayaan
masyarakat RT 007/RW 006 Jalan Cilimus terhadap iklan.

D. Target Hasil Penelitian


1. Peneliti mengetahui hubungan tingkat literasi sains yang dimiliki
masyarakat dengan pandangan masyarakat dalam melihat dan
menyimpulkan suatu iklan;
2. Hasil penelitian dapat digunakan untuk kepentingan pada penelitian
selanjutnya;
3. Membuat makalah mini riset yang berjudul Hubungan Tingkat Literasi
Sains Masyarakat dengan Kecenderungan Terbodohi Iklan,
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan metode penelitian
deskriptif korelasi dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Sedangkan korelasi merupakan
metode yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel
sebab dengan satu variabel akibat.

2. Variabel Penelitian
Penelitian ini memuat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya
ialah kemampuan literasi sains sedangkan variabel terikatnya merupakan
mudah tidaknya percaya pada iklan.

3. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan dikembangkan dalam penelitian
deskriptif korelasi dengan pendekatan kualitatif , desainnya sebagai
berikut:
Tabel 1.1 Hubungan Antar Variabel Penelitian
Y
Tingkat kemudahan percaya iklan
X
Kemampuan Literasi Sains (X,Y)

Sedangkan tahapan penelitiannya meliputi:


a. Melakukan perumusan masalah dengan memperhatikan masalah-
masalah yang terjadi disekitar penulis;
b. Menyusun landasan teori dengan membaca berbagai literatur yang
sesuai dan relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan;
c. Melakukan survei lapangan sebagai informasi untuk menunjang
penelitan yang akan dilakukan berupa tes untuk mengetahui tingkat
literasi berdasarkan soal PISA dan pemberian kuesioner mengenai
pendapat responden terhadap iklan berdasarkan hasil tes;
d. Menganalisis dan menginterpretasi data, dengan meninjau jawaban
dari kuisioner yang telah diisi oleh responden;
e. Menyimpulkan data hasil yang didapat dan memberikan sebuah saran.

4. Lokasi penelitian
Lokasi dalam penelitian ini di Jalan Cilimus RT 007 RW 006
Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.

5. Subjek penelitian
Populasi penelitian adalah masyarakat Cilimus RT 007 RW 006 yang
terdiri dari 147 kepala keluarga dengan teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah penarikan sampel secara random. Subjek dalam
penelitian ini adalah 20 masyarakat Cilimus berumur diatas 20 tahun.

6. Teknik pengumpulan data


Dalam penelitian korelasi menggunakan pengumpulan data yaitu
dengan tes dan kuisioner. Tes dan kuisioner sendiri diartikan sebagai
instrumen yang harus direspon oleh subjek penelitian dengan
menggunakan penalaran dan pengetahuannya. Teknik pengumpulan data
dari 20 subjek penelitian, data diambil langsung dari masyarakat yang
mengerjakan soal tes dan kuisioner yang ditentukan oleh peneliti
berdasarkan PISA. Tes berjumlah 5 pertanyaan berisi pertanyaan-
pertanyaan bentuk pilihan ganda tentang pemahaman masyarakat terhadap
sains serta kuisioner tentang kepercayaan masyarakat mengenai iklan
tertentu. Data yang didapat berupa jawaban tes dan kuisioner dari
responden, yang dapat menggambaran tingkat literasi sains terhadap
kecenderungan masyarakat percaya pada sebuah iklan.
7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data agar lebih mudah mengolahnya dan hasilnya lebih
cermat lengkap dan sistematis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes dan kuisioner.

8. Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskripsi korelasi
sederhana dengan kualitatif mendeskripsikan jawaban responden dan
mencari keterkaitan antarvariabel.

9. Interpretasi Data
Data jawaban tes yang berupa pengecekan terhadap tingkat literasi
sains dihubungkan dengan tingkat kepercayaan terhadap iklan.

10. Indikator Capaian


Berupa informasi hasil penelitian yang menunjukan hubungan tingkat
literasi sains masyarakat jalan Cilimus 007/006 dengan kemudahan
percaya terhadap iklan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Literasi Sains
Literasi sains berarti pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-
konsep ilmiah dan proses yang diperlukan untuk pengambilan keputusan
pribadi, partisipasi, dan produktivitas ekonomi (Turiman 2012). Hal senada
menurut PISA merupakan kemampuan dalam menggunakan pengetahuan
ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan untuk menarik
kesimpulan yang didasarkan bukti-bukti agar memahami dan membuat
keputusan. Sedangkan menurut (Arokoyu, 2012) mendefinisikan literasi sains
sebagai "pengetahuan dan pemahaman tentang peristiwa dan kejadian di
lingkungan".
Menurut PISA 2006 (Bybee, 2008) literasi sains dapat dicirikan sebagai
terdiri dari tiga aspek yang akan diperoleh yaitu: 1). menyadari situasi
kehidupan yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini adalah
konteks untuk unit penilaian dan barang-barang; 2) memahami dunia alam,
termasuk teknologi, atas dasar pengetahuan ilmiah yang meliputi
pengetahuan tentang alam dan pengetahuan tentang ilmu itu sendiri; 3)
kompetensi mencakup mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, menjelaskan
fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah sebagai dasar argumen
mengambil kesimpulan dan keputusan.
Literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan
pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan
berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan
berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui
aktivitas yang dilakukan oleh manusia. (Firman,2007).
Menurut Poedjiadi (dalam Toharudin, Hendrawati dan Rustaman,
2011), seseorang yang memiliki kemampuan literasi sains dan teknologi
adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah
dengan menggunakan konsep-konsep sains yang diperoleh dalam pendidikan
sesuai dengan jenjangnya, mengenal produk teknologi yang ada disekitarnya
berserta dampaknya, mampu menggunakan produk teknologi dan
memeliharanya, kreatif dalam membuat hasil teknologi yang disederhanakan
sehingga para peserta didik mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai
dan budaya masyarakat setempat.
Menurut Laugksch (dalam Toharudin, Hendrawati dan Rustaman 2011
pada dasarnya literasi sains meliputi dua kompetensi utama. Pertama,
kompetensi belajar sepanjang hayat (longlife education), termasuk membekali
para peserta didik untuk belajar di sekolah yang lebih lanjut. Kedua,
kompetensi dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang dipengaruhi oleh perkembangan sains dan
masyarakat. Literasi sains berfokus pada implikasi dari problematika yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat yang bersifat lokal, regional, dan
nasional. Literasi sains juga penting karena dapat memberikan kontribusi
pada kehidupan sosial, ekonomi, serta memperbaiki pengambilan keputusan
di tingkat masyarakat dan personal.

Menurut penulis literasi sains dapat di definisikan sebagai suatu proses


dalam menemukan dan menyimpulkan pertanyaan-pertanyaan serta
pernyataan-pernyataan yang ada dalam kehidupan yang dijadikan suatu
kesatuan yang utuh dalam menyimpulkan suatu permasalahan dalam
kehidupan.

B. Pentingnya literasi sains bagi individu


Setiap orang perlu menggunakan informasi ilmiah untuk melakukan
pilihan yang dihadapinya setiap hari. Setiap orang perlu memiliki
kemampuan untuk berhubungan dalam percakapan dan debat publik secara
cerdas berkenaan dengan isu-isu penting yang melibatkan IPTEK. Setiap
orang siap untuk berbagi dalam pemenuhan kegembiraan dan personal yang
berasal dari pemahaman dan belajar tentang dunia alami. Literasi sains juga
menjadi meningkat kepentingannya di tempat kerja. Semakin banyak
pekerjaan yang menuntut keterampilan-keterampilan tingkat tinggi,
memerlukan orang-orang yang mampu belajar, bernalar, berpikir kreatif,
membuat keputusan, dan memecahkan masalah.

C. Standar Soal di dalam Pisa


Berbeda dengan soal-soal yang bisa kita temukan dalam buku-buku teks
sains, soal-soal Literasi Sains dalam PISA memiliki beberapa karakteristik
tertentu. Pertama, soal-soal yang mengandung konsep tidak langsung terkait
dengan konsep-konsep dalam kurikulum manapun, tetapi lebih diperluas.
Kedua, soal-soal literasi sains dalam PISA menyediakan sejumlah informasi
atau data dalam berbagai bentuk penyajian untuk diolah oleh siswa yang akan
menjawabnya. Ketiga, soal-soal literasi sains dalam PISA meminta siswa
mengolah (menghubung-hubungkan) informasi dalam soal. Keempat,
pernyataan yang menyertai pertanyaan dalam soal perlu dianalisis dan diberi
alasan saat menjawabnya. Kelima, soal-soal tersebut disajikan dalam bentuk
yang bervariasi, bentuk pilihan ganda, isian singkat, atau esai. Keenam, soal
PISA mencakup konteks aplikasi (personal-komunitas-global, kehidupan-
kesehatan-bumi & lingkungan-teknologi) yang kaya.

D. Tingkat Literasi Pada Siswa


Lebih rinci dalam penilaian literasi sains dibedakan beberapa tingkatan
dalam literasi sains yang lebih cocok dinilai dan diterapkan selama
pembelajaran di sekolah karena kemudahannya untuk diterapkan pada tujuan
instruksional. Beberapa tingkatan instruksional yang dimaksud adalah: (a)
scientific literacy, (b) nominal scientific literacy; (c) functional scientific
literacy; (d) conceptual scientific literacy; (e) multidimensional scientific
literacy. Dapat tidaknya siswa mencapai tingkat tertinggi literasi sains
bergantung pada topik yang menarik interes mereka. Aspek sikap
ditambahkan ke dalam domain literasi sains, serta disarankan perlunya
mengukur kemampuan menggunakan pengetahuan sains dalam menganalisis
teks atau artikel.
E. Tingkat Literasi Masyarakat

Literasi sains dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan. Pertama, fungsional


literacy yang merujuk pada kemampuan seseorang untuk menggunakan
konsep dalam kehidupan sehari-harinya terutama yang berhubungan dengan
kebutuhan dasar manusia seperti pangan, kesehatan, dan perlindungan.
Kedua, civic literacy yang merujuk pada kemampuan seseorang untuk
berpartisipasi secara bijak dalam bidang sosial mengenai isu bidang sains dan
teknologi. Ketiga, cultural literacy yang mencakup usaha ilmiah dan persepsi
bahwa sains merupakan aktivitas intelektual yang utama (Rustaman, 2011).
Berikut merupakan ciri-ciri bahwa seseorang memiliki literasi sains,
menurut National Science Teacher Association (NSTA, dalam Poedjiadi
2005) yaitu :
1. Menggunakan konsep sains-konsep sains , keterampilan proses dan
nilai apabila ia mengambil keputusan yang bertanggungjawab dalam
kehidupan sehari-hari;
2. Mengetahui bagaimana masyarakat mempengaruhi sains dan teknologi
serta bagaiman sains dan teknologi serta bagaiman sains dan teknologi
mempengaruhi masyarakat;
3. Mengetahui bahwa masyarakat mengontrol sains dan teknologi melalui
pengelolaan sember daya alam;
4. Menyadari keterbatasan dan kegunaan sains dan teknologi untuk
meningkatkan kesejahtraan manusia;
5. Memahami sebagian besar konsep-konsep sains, hipotesis dan teori
sains dan menggunakannya;
6. Mengahargai sains dan teknologi sebagai stimulus intelektual yang
dimilikinya;
7. Mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah bergantung pada proses-proses
inkuari dan teori-teori;
8. Membedakan antara fakta-fakta ilmiah dan opini pribadi;
9. Mengakui aal usul sains dan mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah itu
tentatif;
10. Mengetahui aplikasi teknologi dan pengambilan keputusan
menggunakan teknologi;
11. Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk memberikan
penghargaan kepada penelitian dan pengembangan teknologi.
12. Mengetahui sumber-sumber informasi dari sains dan teknologi yang
dipercaya dan menggunakan sumber-sumber tersebut dalam
pengambilan keputusan.
F. Iklan
Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau
jasa nonpersonal oleh sesuatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran
(Kotler, 1994). Pengertian lain dari iklan adalah merupakan media informasi
yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta
memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau
khalayak secara
suka rela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai yang diinginkan
pengiklan.
Menurut Terence A. Shimp (2003), secara umum periklanan mempunyai
fungsi komunikasi yang paling penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi
lainnya yaitu:
1. Informing (memberi informasi) membuat konsumen sadar (aware)
akan merek-merek baru, serta memfasilitasi penciptaan citra merek
yang positif.
2. Persuading (mempersuasi) iklan yang efektif akan mampu
mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk mencoba produk atau jasa
yang diiklankan.
3. Reminding (mengingatkan) iklan menjaga agar merek perusahaan
tetap segar dalam ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga
meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan
pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya.
4. Adding Value (memberikan nilai tambah) Periklanan memberikan
nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen.
Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan,
bergaya, bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing.
5. Assisting (mendampingi) peran utama periklanan adalah sebagai
pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan
dalam proses komunikasi pemasaran. Sebagai contoh, periklanan
mungkin digunakan sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan
promosi-promosi penjualan seperti kupon-kupon dan undian. Peran
penting lain dari periklanan adalah membantu perwakilan dari
perusahaan. Iklan yang baik adalah semua tujuan dari periklanan dapat
tersampaikan kepada masyarakat. Untuk dibutuhkan iklan yang efektif
dan efisien dalam menyampaikan pesan.
Menurut Kotler (2003), Iklan yang baik biasanya difokuskan pada satu
penjualan inti, berisi hal-hal yang menarik dari merek yang diiklankan,
menyatakan suatu yang eksklusif, berbeda dan tidak akan dijumpai di merek
yang lainnya, serta dapat menyakinkan atau dibutuhkan konsumen.
Pasal 5 Penyiaran diarahkan untuk :
1. Menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri
bangsa;
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
4. Menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa;
5. Meningkatkan kesadaran ketaatan hukum dan disiplin nasional;
6. Menyalurkan pendapat umum serta mendorong peran aktif masyarakat
dalam pembangunan nasional dan daerah serta melestarikan lingkungan.
7. Mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung persaingan yang sehat di
bidang penyiaran;
8. Mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan
pemerataan, dan memperkuat daya saing bangsa dalam era globalisasi;
9. Memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab;
10. Memajukan kebudayaan nasional.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tingkat literasi sains
masyarakat dan kecenderungan kepercayaan terhadap iklan. Tingkat literasi
sains ini meliputi kategori fungsional literacy, civic literacy, dan cultural
literacy. Untuk mengukur tingkat literasi sains penulis menggunakan 5 soal tes.
Penulis mencoba untuk menginterpretasikan kelima soal tersebut. Pada 4 soal
dikaitkan dengan mengukur tingkat fungsional literacy dimana untuk menguji
literasi sains bentuk soal dihubungkan dengan kebutuhan sandang, pangan, dan
papan. Sedangkan 1 soal lainnya digunakan untuk mengukur tingkat civic
literacy yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar masyarakat dapat
menerapkan pengetahuan dasar yang dimiliki ke dalam kehidupan sosialnya
dalam bentuk partisipasi. Untuk mengetahui kecenderungan kepercayaan iklan
sendiri berupa pendapat masyarakat akan pandangan iklan yang telah
disediakan dalam bentuk kuisioner yang berisi identitas diri, keterkaitan
masyarakat dengan iklan, dan pendapat responden mengenai iklan tertentu.
Berdasarkan temuan penelitian tentang tingkat literasi sains masyarakat dengan
kecenderungan kepercayaan terhadap iklan, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:

Penelitian ini dilakukan di Jalan Cilimus RT 007 RW 006 Desa Isola


Kelurahan Sukasari Kota Bandung. Penelitian dilakukan sebanyak tiga
langkah. Langkah pertama adalah pengumpulan informasi perihal tempat
penelitian. Pengumpulan informasi dilakukan sebanyak dua kali melalui
diskusi dengan ketua RT dan sekretaris tempat penelitian. Langkah kedua
adalah pengisian tes untuk mengetahui tingkat literasi masyarakat oleh 20
responden dengan rentang umur 28 70 tahun. Hasil tes dari 20 responden
kemudian dikelompokkan berdasarkan kesamaan banyaknya jumlah jawaban
benar yang dijawab. Hasil pengelompokkan didapatkan lima kelompok dengan
rincian: kelompok 0 (tidak ada jawaban yang benar) sebanyak 1 responden,
kelompok 1 (menjawab 1 soal benar) sebanyak 4 responden, kelompok 2
(menjawab 2 soal benar) sebanyak 8 orang, kelompok 3 (menjawab 3 soal
benar) sebanyak 6 orang, dan kelompok 5 (menjawab 5 soal benar) sebanyak 1
orang. Setelah dilakukan pengelompokkan langkah ketiga adalah pengisian
kuisioner berkenaan dengan tanggapan terhadap iklan yang tersedia oleh lima
responden yang dipilih secara random berdasar pada kelompok yang tersedia.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tingkat literasi sains dibagi


menjadi tiga tingkatan yaitu functional literacy, civic literacy, dan cultural
literacy. Tes tingkat literasi yang diberikan kepada responden berjumlah lima
soal dengan rincian soal nomor 1, 2, 3, dan 5 merupakan soal untuk
mengetahui tingkatan functional literacy masyarakat. Sedangkan soal nomor 4
merupakan soal yang bertujuan untuk mengetahui tingkatan civic literacy
masyarakat. Berikut ini merupakan tabel hasil tes tingkat literasi masyarakat
Jalan Cilimus.

Tabel 1 Hasil Tes Tingkat Literasi Masyarakat Jalan Cilimus

Jawaban Benar Soal


No Frekuensi
No
1 - 1
2 1 2
3 2 0
4 3 0
5 4 1
6 5 1
7 1,2 2
8 1,3 1
9 1,5 3
10 2,5 1
11 3,4 1
12 1,2,3 1
13 1,2,4 1
14 1,3,5 1
15 1,4,5 1
16 2,4,5 2
17 1,2,3,4,5 1
Total 20
Adapun hasil dari kuisioner yang diberikan disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 2 Hasil Kuisioner Tanggapan Masyarakat terhadap Iklan

No Responden Sikap
1 1 Percaya
2 2 Sedang
3 3 Percaya
4 4 Kurang Percaya
5 5 Percaya

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum, tingkat


literasi sains masyarakat Jalan Cilimus RT 007 RW 006 dikategorikan ke
dalam fungsional literacy, dimana setidaknya masyarakat mampu
menggunakan konsep dalam kehidupan sehari-harinya terutama yang
berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia. Kemudian untuk tabel dua
dapat disimpulkan bahwa secara umum masyarakat terbodohi oleh iklan karena
terindikasi tingkat kepercayaannya tinggi terhadap iklan yang disajikan.

B. Pembahasan

Mengacu kepada hasil penelitian yang telah dipaparkan, berikut dikemukakkan


pembahasan hasil penelitian:

1. Tingkat Literasi Sains Masyarakat

Temuan penelitian mengemukakan bahwa secara umum tingkat literasi


sains masyarakat Jalan Cilimus RT 007 RW 006 dapat dikategorikan pada
tingkat fungsional literacy. Dilihat dari makna sederhananya, literasi ini
menyatakan bahwa konsep sains dipakai di kehidupan/fenomena sehari-hari
namun masih dalam konteks yang sederhana. Dikarenakan tingkat literasi
ini memiliki tingkatan yang paling rendah dibandingkan dua kategori lain
yaitu civic literacy dan cultural literacy, maka masyarakat Jalan Cilimus RT
007 RW 006 memiliki tingkat literasi sains yang rendah. Tentunya hal ini
berdampak pada kehidupan ekonomi, sosial, serta politik di tingkat
masyarakat itu sendiri salah satunya dalam persaingan dunia kerja. Sekarang
ini banyak pekerjaan yang menuntut keterampilan yang baik, berkeinginan
belajar, mampu bernalar, kreatif, membuat keputusan dan memecahkan
masalah.

Ciri penting bahwa seseorang memiliki literasi sains yang dikemukakan


oleh National Science Teacher Association (NSTA) bahwa mengetahui
sumber-sumber informasi dari sains dan teknologi yang dipercaya dan
menggunakan sumber-sumber tersebut dalam pengambilan keputusan.
Dengan demikian tingkat literasi sains merupakan faktor penting
kecenderungan seseorang percaya akan suatu informasi, dikarenakan melek
sains akan mampu bersikap ilmiah dalam artian berkemampuan untuk
mengidentifikasi masalah, menarik kesimpulan dan mengambil keputusan.
Begitupun ketika seseorang menerima informasi, berpikir ilmiah diperlukan
sebagai validitas kebenaran suatu informasi.

2. Kecenderungan Kepercayaan Terhadap Iklan


Berdasarkan temuan penelitian ditemukan bahwa pada umumnya
masyarakat Jalan Cilimus RT 007 RW 006 memiliki kepercayaan yang
tinggi terhadap iklan yang disajikan. Hal itu dapat dilihat dari anggapan
mereka bahwa produk yang diiklankan telah terstandardisasi, teruji dan
kebermanfaatan yang ditawarkannya cukup meyakinkan. Hal ini seperti
yang dikemukakan oleh Terence A. Shimp (2003) bahwa ketercapaian
suatu iklan adalah ketika pelanggan terbujuk untuk membeli produk yang
di iklankan, karena keunikannya dan kegunaannya.
Penulis melakukan analisis informasi pada iklan produk air minum
yang dijadikan sebagai wacana dalam kuisioner, dan ditemukan beberapa
pernyataan yang keliru. Padahal pasal 5 UU tentang penyiaran
menyebutkan bahwa penyiaran (termasuk iklan) yang baik memberikan
informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab. Dengan
demikian, iklan yang dianggap unik dan menarik dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap iklan.
3. Hubungan Tingkat Literasi Sains Masyarakat dengan Kecenderungan
Terbodohi Iklan.
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa semakin rendah tingkat
literasi sains akan semakin mudah masyarakat percaya terhadap iklan. Hal
ini dikarenakan tidak adanya proses pengolahan informasi terlebih dahulu
melalui metode ilmiah dan tidak ada proses berpikir ilmiah, sehingga
informasi yang diterima langsung dicerna tanpa dilakukan identifikasi
kebenarannya terlebih dahulu. Akibatnya masyarakat secara tidak
langsung mengembangkan budaya konsumtif dalam pemilihan suatu
produk.
Upaya untuk meningkatkan literasi sains bisa dilakukan dengan
beberapa cara yaitu berupa revitalisasi kurikulum sains, penguatan
kompetensi guru, dan peningkatan kualitas proses belajar sains. Namun,
ketiga hal tersebut masih dianggap begitu formal dan kaku apabila
diterapkan pada masyarakat, karena perkembangan kehidupan masyarakat
yang dinamis dan fleksibel. Maka diperlukan solusi alternatif yang
sederhana dan logis, salah satunya yaitu gagasan berupa sebuah Program
Lingkungan Belajar Sains bagi masyarakat. Program ini berisi kegiatan-
kegiatan yang menambah wawasan dengan suasana yang lebih
menyenangkan.
Salah satu terobosan yang tepat adalah dengan membuat kelompok
sains bagi para ibu khususnya karena potensi para ibu yang sering
bercakap-cakap (ngerumpi). Bahan rumpiannya dapat berupa ilmu
pengetahuan yang aplikatif, dimana ilmu itu bisa didapatkan dari ceramah
publik berupa video menarik dari para ilmuan yang sadar akan pentingnya
komunikasi dengan masyarakat, atau disediakan program menonton film
sains fiksi bahkan bisa saja berdiskusi dengan anaknya sesuai ilmu yang
didapat di sekolah. Sebuah evaluasi di akhir program perlu dilakukan
untuk mengecek tingkat keberhasilan program, bisa diadakan sebuah
projek sains sebagai cikal bakal kewirausahaan. Contohnya projek inovasi
makanan sehat atau inovasi baru berupa proses pembuatan makanan.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Pada umumnya tingkat literasi sains masyarakat Jalan Cilimus RT 007
RW 006 pada umumnya masyarakat Cilimus berada pada tingkat
fungsional literacy.
b. Keseluruhan masyarakat Jalan Cilimus RT 007 RW 006 cenderung
terbodohi iklan.
c. Hubungan tingkat literasi sains terhadap kecenderungan terbodohi
iklan pada masyarakat Jalan Cilimus RT 007 RW 006 saling
berhubungan.
2. Saran
a. Bagi Peneliti Lainnya
Perlu adanya penelitian lanjutan tentang cara mengukur tingkatan
literasi pada masyarakat.
Perlu adanya penelitian lebih dalam tentang pembuatan standar
soal yang dapat mencakup kehidupan dan keadaan masyarakat pada
umummnya.
Perlu adanya penelitian lanjutan tentang tingkatan literasi sains,
dikarenakan masih samarnya perbedaan tingkat literasi pada tingkat
civic dengan tingkat functional. Selain itu, perlu adanya penelitian
tentang jenis-jenis iklan karena maraknya penipuan berbentuk iklan.
b. Bagi Pembaca
Untuk pembaca diharakan adanya kritik dan saran bagi penelitian
yang diteliti agar hasil yang didapat bisa lebih maksimal untuk
kesempurnaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Adolphus, dkk 2012. Improving Scientific Literacy among Secondary School
Students through Integration of Information and Communication
Technology. Journal of Science and Technology
Balitbang. 2011. Survei Internasional PISA. Kemendikbud (Online). Pada 06
Maret 2017 pukul 22.14 WIB. Tersedia di http://litbang. kemdikbud.go.
id/index.php/survei-internasional-pisa
Baran, S. dan Davis, D.2010. Mass Communication Teory: Foundations, Frement
and Future. (Terj. Alfrianto Daud dan Putri). Jakarta: Salemba Humanika.
Bybee. 2008. Scientific Literacy, Environmental Issues.Springer Science Business
Media, J Sci Educ Technology

Firman, H. 2007. Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun
2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
OECD-PISA. 2004. Learning for Tomorrows World. USA: OECD-PISA
Pagsi Surya Perbangsa.2013 Analisis Efektivitas Iklan Pada Media Televisi
(Skripsi) Semarang: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro

Poedjiadi, A.2005. Sains Teknologi Masyarakat : Pendekatan Pembelajaran


Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Punia Turiman,dkk. 2012. Fostering the 21st Century Skills through Scientific
Literacy and Science Process Skills. Procedia - Social and Behavioral
Sciences (turiman, 2012)
Rustaman. 2011. Materi dan Pembelajaran IPA. Jakarta: Universitas Terbuka
Toharudin, U., S. Hendrawati, dan A. Rustaman. 2011. Membangun Literasi Sains
Peserta Didik. Penerbit Humaniora. Bandung. 291 hal.
LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

A. DATA PRIBADI
Nama
Ridwan Firdaus Akbar
Lengkap
Nama
Ridwan/Idan/Iwan
Panggilan
Agama Islam
Jenis
Laki-laki
Kelamin
Tempat &
Tanggal Bandung, 18 April 1997
Lahir
Kp. Dago RT 001 RW 008 Desa Wangisagara Kecamatan
Alamat
Majalaya Kabupaten Bandung 40382
Alamat
ridwan.fa@student.upi.edu/ridwanalkhawarizmi18@gmail.com
Email
Nomor HP 08973859855

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL


SD SDN Wangisagara III
Tahun Lulus 2009
SMP SMP KP 2 Majalaya
Tahun Lulus 2012
Organisasi OSIS, Wakil Ketua I, 2010-2011
(Nama,
Jabatan,
Tahun)
SMA / SMK SMAN 2 Majalaya
Tahun Lulus 2015
Organisasi Rohis FOR-Q, Ketua Umum, 2013-2014
(Nama, OSIS, Ketua Divisi Kerohanian, 2013-2014
Jabatan, Nihon Club, Anggota, 2012-2015
Tahun) KIR STAR, Anggota, 2012-2015
CURRICULUM VITAE

A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap Andi Budi Bakti
Nama Panggilan Andi
Agama Islam
Jenis Kelamin Laki-laki
Tempat &
Tasikmalaya, 19 Januari 1997
Tanggal Lahir
Kp. Cibengang RT 005 RW 002 Desa
Alamat Tanjungpura Kecamatan Rajapolah Kabupaten
Tasikmalaya
Alamat Email andibudibakti@student.upi.edu
Nomor HP 082317318225

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL


SD SDN Jagabuana
Tahun Lulus 2009
SMP SMPN 2 Rajapolah
Tahun Lulus 2012

Organisasi
(Nama, Jabatan,
Tahun)

SMA / SMK SMAN 1 Cihaurbeuti


Tahun Lulus 2015
Wakil Ketua Pencak Silat Itsbatul Husna, 2013-
Organisasi 2014
(Nama, Jabatan,
Tahun)
CURRICULUM VITAE

A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap Ei Anisya Septiani
Nama Panggilan Ei / Anisya
Agama Islam
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat & Tanggal
Bekasi, 26 September 1997
Lahir

Pondok Ungu Permai Blok A9 No 22 RT 009 RW 009


Alamat
Kelurahan Kaliabang Tengah Kecamatan Bekasi Utara

Alamat Email Eianisyaseptiani26@gmail.com


Nomor HP 087782050638

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL


SD SDN Setia Asih 06
Tahun Lulus 2009
SMP SMPN 37 Bekasi
Tahun Lulus 2012
PASKIBRA, Anggota 2009-2012
Bengkel Seni, Anggota, 2010-2011
Organisasi (Nama,
Jabatan, Tahun)

SMA / SMK SMAN 10 Bekasi


Tahun Lulus 2015

Organisasi (Nama,
Jabatan, Tahun)
CURRICULUM VITAE

A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap Fanny Aliyannisa
Nama Panggilan Fanny
Agama Islam
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat & Tanggal
Garut, 04 September 1997
Lahir
Jalan Melati Utama RT 01 RW 12 No. 49 Kel.
Alamat
Cipadung Kidul, Kec. Panyileukan, Kota Bandung

Alamat Email fannyaliyans@gmail.com


Nomor HP 082217384899

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL


SD SDN Sukakarya 1
Tahun Lulus 2009
SMP SMPN 17 Bandung
Tahun Lulus 2012
OSIS, Anggota Sekbid 7, 2010-2011
Organisasi (Nama,
Jabatan, Tahun)

SMA / SMK SMAN 14 Bandung


Tahun Lulus 2015
Lises (Lingkungan Seni Sunda), Anggota Biasa,
2013
Organisasi (Nama,
Jabatan, Tahun)
CURRICULUM VITAE

A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap Nurul Fuad Winadi
Nama Panggilan Fuad
Agama Islam
Jenis Kelamin Laki-laki
Tempat & Tanggal
Bandung, 28 Agustus 1996
Lahir
Jl. Tugulaksana RT 002 RW 013 No. 41 Desa
Alamat Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat
Alamat Email nurulfuadwinadi@gmail.com
Nomor HP 089656365621

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL


SD SDN 1 Lembang
Tahun Lulus 2008
SMP SMPN 1 Lembang
Tahun Lulus 2011

Organisasi (Nama,
Jabatan, Tahun)

SMA / SMK SMK Farmasi CS


Tahun Lulus 2014

Organisasi (Nama,
Jabatan, Tahun)
CURRICULUM VITAE

A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap Lesmana Yogi Pratama
Nama Panggilan Lesmana/Yogi
Agama Islam
Jenis Kelamin Laki-laki
Tempat & Tanggal
Majalengka, 15 Juni 1996
Lahir
Blok Selasa, RT.02/RW.06 Desa Leuweunggede, Kec.
Alamat
Jatiwangi, Kab. Majalengka

Alamat Email Lesmanayogi15@student.upi.edu


Nomor HP 082392164890

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL


SD SDN Leuweunggede II
Tahun Lulus 2009
SMP SMPN 2 Jatiwangi
Tahun Lulus 2012
Ekskul Catur, Ketua, 2011-2012

Organisasi (Nama,
Jabatan, Tahun)

SMA / SMK SMAN 1 Jatiwangi


Tahun Lulus 2015
Ekskul Pramuka, anggota, 2013
Organisasi (Nama,
Jabatan, Tahun)
CURRICULUM VITAE

A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap Mochamad Fikry Hamdani
Nama Panggilan Fikry
Agama Islam
Jenis Kelamin Laki-laki
Tempat & Tanggal
Bandung, 23 Maret 1996
Lahir
Jl. Sulaksana Baru II No. 20, RT 006 RW 007
Alamat Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong Kota
Bandung.
Alamat Email fikryhmdni@gmail.com
Nomor HP 081394376260

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL


SD SD Assalaam Bandung
Tahun Lulus 2008
SMP SMPN 7 Bandung
Tahun Lulus 2011
Kelompok Remaja Masjid, Anggota, 2011
Ekstrakulikuler Bulutangkis, Anggota, 2010-2011
Organisasi (Nama,
Jabatan, Tahun)

SMA / SMK SMAN 8 Bandung


Tahun Lulus 2014

Organisasi (Nama,
Jabatan, Tahun)
CURRICULUM VITAE

A. DATA PRIBADI
Nama
Rahmat Basuki
Lengkap
Nama
Rahmat
Panggilan
Agama Islam
Jenis Kelamin Laki-laki
Tempat &
Tanggal Peunaron, 05 Agustus 1997
Lahir
Desa Bukit Tiga Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh Timur
Alamat
Provinsi Aceh

Alamat Email rahmatbasuki831@student.upi.edu


Nomor HP 082217944874

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL


SD SDN 1 Transmigrasi
Tahun Lulus 2009
SMP SMPN 1 Peunaron
Tahun Lulus 2012

Organisasi
(Nama,
Jabatan,
Tahun)

SMA / SMK SMAN 1 Peunaron


Tahun Lulus 2015
Organisasi
(Nama,
Jabatan,
Tahun)
Instrumen penelitian

dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai