Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PROFIL PERUSAHAAN

Pada tahun 1968 tenaga ahli dari Tretes, Kabupaten Pasuruan, melakukan
survei dan menemukan sumber belerang yang cukup melimpah. Gunung yang
memiliki kualitas belerang terbaik se-Asia Tenggara ini dijadikan sebagai tempat
penambangan belerang yang merupakan aset mata pencaharian warga. Aktivitas
penambangan awal mulanya dilakukan oleh orang-orang Tretes yang sebelumnya
merupakan penambang dari Gunung Wlirang di daerah Tretes. Sebelum berdiri
menjadi sebuah perusahaan, pengolahan tambang belerang dahulu masih bersifat
perorangan dan melakukan transaksi jual beli pada sebuah koperasi.
Sejak tahun 1968 hingga tahun 1970 proses penyubliman blerang masih
belum menggunakan saluran pipa seperti saat ini, melainkan menggunakan batu
bara yang ditata seperti saluran air yang mengalir dari atas ke bawah dengan panas
dari pusat mencapai 3000 C yang kemudian diproses hingga menjadi batu
belerang. Pengangkutan belerang pada saat itu dilakukan secara estafet yang
dilakukan oleh dua orang dengan jarak tempuh dari kawah menuju pondok dan
dari pondok menuju tempat penimbangan. Tahun 1969 para penambang saat itu
menggunakan transportasi perahu melalui danau saat mengakut belerang dari
kawah. Namun transportasi perahu tidak digunakan lagi karena pada tahun 1976
terjadi malapetaka yang telah memakan dua puluh satu korban jiwa, empat korban
diantaranya meninggal dunia dan sisanya dirawat akibat menghirup letusan gas
beracun yang berasal dari dalam air danau Gunung Ijen. Hal tersebut terjadi
karena bulan November hingga April adalah musim hujan dan pada saat itu pada
bulan Februari merupakan curah hujan yang paling tinggi. Pengendapan air hujan
di danau yang terlalu tebal dan asap yang biasanya keluar setiap hari tiba-tiba
tidak keluar akibat curah hujan tinggi, sehingga menyebabkan letusan di dalam air
seperti tsunami dan membawa gas berbahaya ke permukaan air. Pengangkutan
belerang yang dahulu dilakukan secara estafet kini hanya dilakukan satu orang
saja mulai dari Kawah hingga tempat penimbangan.
2

Tahun 1970 penambangan tersebut dilakukan oleh CV. Argumulyo


dengan kepemilikan orang Surabaya dan telah mendapatkan kontrak kerja dari
pemerintah daerah Banyuwangi. Memasuki tahun 1973 CV. Argumulyo mulai
membesarkan diri menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan diberi nama PT. Candi
Ngrimbi yang berpusat di Surabaya. PT. Candi Ngrimbi merupakan perusahaan
satu-satunya yang mengelola penambangan belerang yang ada di Gunung Ijen dan
telah mendapatkan ijin resmi dari pemerintah daerah Banyuwangi, sehingga
semua hasil tambang belerang harus ditampung oleh PT. Candi Ngrimbi yang
berlokasi di Desa Tamansari serta tidak diperkenankan seorang penambang
belerang untuk menjual pada pihak lain. Dahulu pengakutan belerang dari tempat
penimbangan menuju pengolahan diangkut dengan berjalan kaki, dan pada tahun
1990 baru ada kendaraan pengakut belerang yaitu dengan menggunakan truk.
3

BAB II
GEOLOGI

Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses


vulkanisme, sifat-sifat fisik belerang adalah : Kristal belerang berwarna kuning,
kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya.
Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5 (skala Mohs), Ketahanan :
getas/mudah hancur (brittle), pecahan :berbentuk konkoidal dan tidak rata. Kilap :
damar Gores : berwarna putih. Sifat belerang lainnya adalah : tidak larut dalam
air, atau H2SO4. Titik lebur 129oC dan titik didihnya 446oC. Mudah larut dalam
CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah, dan anilin, penghantar panas dan listrik
yang buruk. Apabila dibakar apinya berwarna biru dan menghasilkan gas-gas SO2
yang berbau busuk.
Meningkatnya aktivitas industri hilir di Indonesia akhir-akhir ini
mengakibatkan kebutuhan belerang terus bertambah, dan pada tahun 1992 telah
mencapai 402 ribu ton. Dalam kurun 1977 1992, laju pertumbuhan tahunan
konsumsi adalah 8%.Di lain pihak, produksi belerang Indonesia relatif kecil dan
penambangan masih terbatas pada belerang murni dari kawah atau bekas gunung
api.
II.1. Mula Jadi
Di alam belerang ditemukan, baik sebagai unsur dalam bantuk kristal
belerang (hampir murni) atau lumpur dengan kadar S : 40 60% maupun
sebagai persenyawaan dengan logam lain (golongan sulfida dan garam
sulfo), seperti galena (PbS), spalerit ((Zn, Fe)S), pirit (FeS2) dan lain-lain.
Secara umum tipe endapan belerang di alam terdiri dari endapan primer dan
endapan sekunder.
Endapan primer terdiri atas endapan sublimasi, sedimentasi, aliran
belerang dan endapan penggantian (replacement). Endapan sekunder terdiri
atas endapan pengayaan supergen (hasil oksidasi, reduksi kimia dan reduksi
bakteri) dan batuan penutup kubah garam (cap rock over salt domes).
4

Proses sublimasi, sedimentasi, dan aliran belerang menghasilkan


endapan permukaan, sedangkan endapan penggantian menghasilkan
endapan dibawah permukaan bumi yang memerlukan pengeboran untuk
eksplorasi dan eksploitasi. Endapan kubah garam yang mengandung
belerang biasanya berasosiasi dengan batuan gamping, gipsum ataupun
anhidrit dan air belerang. Pada umumnya endapan ini mengandung minyak
bumi pada kedalaman yang relatif dangkal dan suhu sekitar 90oC. Endapan
kubah garam seperti yang ditemukan di daerah Gulf Coast (USA)
diperlukan eksplorasi yang teliti karena endapan ini terpencar dan jauh dari
permukaan bumi.Di Indonesia endapan-endapan yang telah diketahui dan di
eksploitasi merupakan endapan sublimasi dan sedimentasi.
a. Endapan Primer
- Endapan Sublimasi
Proses sublimasi belerang ini berasal dari gas vulkanik yang
disebut solfatara. Endapan ini berdasarkan suhu solfatara di bagi
menjadi dua, yaitu :
1. Solfatara dengan suhu 90 110oC
Belerang akan melekat pada permukaan batuan di sekitar
mulut solfatara atau akan mengisi celah-celah batuan dan menjadi
semen. Apabila gas-gas vulkanik melalui rekahan akan terjadi
kerak belerang yang agak luas daerah penyebarannya. Dengan
rekasi pembentukan sebagai berikut :
2H2O + SO2 3S + 2H2O
4H2S + SO4 5S + 4H2 atau SO2
Batuan asal dapat berubah menjadi opal yang sarang dan
mengandung mineral-mineral sulfat.
2. Solfatara dengan suhu 200 300oC
Aktivitas solfatara besar dan gas-gas vulkanik mengalir
saluran-saluran, kemudian mendingin, meleleh dan tertampung
dalam cekungan-cekungan.
- Endapan Sedimentasi
5

Sedimentasi belerang terjadi di daerah yang berair. Belerang


yang menyublim akan tenggelam dan tertampung atau tertimbun
sebagai suatu endapan didasar kawah. Berdasarkan suhu dasar kawah,
belerang terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Bila suhu dasar kawah lebih rendah dari titik cair belerang, maka
belerang akan mengendap ke dasar kawah bersamaan dengan
lumpur atau debu. Ciri-ciri endapan ini adalah berwarna hitam
coklat, abu-abu dan kekuning-kuningan serta mengandung mineral
besi sulfida dan abu yang teropalkan (sulfur-mud).
2. Bila suhu dasar kawah lebih tinggi atau sama dengan titik cair
belerang, maka belerang akan terkumpul di dasar kawah sebagai
cairan.
- Aliran belerang
Endapan belerang ini bersifat asam dan akan keluar bersamaan
dengan aliran air panas dan uap air melalui lubang solfatara.
- Endapan Penggantian (Replacement)
Proses endapan belerang penggantian terjadi karena
tersarangnya batuan induk oleh larutan hidrotermal, misalnya pirit
atau markasit (FeS2). Syarat-sayarat pengendapan belerang
metasomatis adalah :
1. Adanya batuan induk yang serasi, misal batuan priroklasik, tufa
dan aliran lava atau breksi volkanik.
2. Adanya struktur patahan, rekahan, kekar dan lipatan atau batuan
sarang sebagai salutan.
3. Adanya kegiatan vulkanisme atau intrusi sebagai sumber
hidrotermal.
b. Endapan sekunder
- Endapan pengayaan supergen
1. Alterasi Oksidasi dan Reduksi Kimiawi
Mineral sulfida umumnya sangat peka dan mudah berubah
komposisi menjadi sulfat yang sebagian besar larut dalam air.
6

Karena itu, singkapan suatu vein sulfida biasanya bebas dari


mineral sulfidis. Syarat pengendapan sulfida supergen adalah :
Daerah tropis banyak hujan
Batuan sarang untuk sirkulasi
Adanya urat sulfida, vein yang diperkaya
Adanya oksidasi pada bagian dari tubuh vein sebelah atas
Tidak ada bahan yang dapat melarutkan kembali bahan larutan
itu, misal batuan karbonat pada zona oksidasi
Adanya recipient pada daerah di bawah zona oksidasi
2. Reduksi Bakteri
Air yang merembes atau mengalir melalui batuan akan
menjadikan reaksi kimia dan menghasilkan garam-garam sulfat.
Dalam kondisi tertentu (miskin oksigen), garam sulfat biasanya
mengandung bakteri-bakteri yang dapat nereduksi garam sulfat
menjadi hidrogen sulfida.
- Batuan penutup kubah garam (Cap rock oversalt domes)
Endapan belerang batuan penutup terdapat di atas kubah-kubah
garam dan biasnya berasosiasi dengan gamping, gips atau anhidrit.
Jenis ini terjadi akibat proses reduksi bakteria dari bahan-bahan gips
dan anhidrit dan membentuk sulfida kalsium yang kemudian menjadi
kalsium karbonat dan hidrogen sulfida. Akhirnya hidrogen sulfida itu
di oiksidasi menjadi belerang dan air.
II.2. Mineralogi
Sifat-sifat fisik belerang adalah:
- Kristal belerang berwarna kuning, kuning kegelapan dan kehitam-
hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya.
- Berat jenis : 2,05 2,09
- Kekerasan : 1,5 2,5 (skala F. Mohs)
- Ketahanan : getas/ mudah hancur (brittle)
- Pecahan : Berbentuk konkoidal dan tidak rata
- Kilap : damar
7

- Rasa : batu ambar


- Gores : berwarna putih
II.3. Sifat Fisik Belerang
TABEL II.1
SIFAT-SIFAT FISIK BELERANG
o
Titik lebur C
Rhombik, Sa 110,2 112,8
Monoklin, Sb 114,5 119,3
Titik Didih oC 444,6
Berat jenis, 20C. g/m3
Rhombik 2,07
Monoklin 1,96
Amorphous 1,92
Lelehan 125 150oC, g/ml 1,8 1,78
Tahanan kelistrikan, ohm cm
20oC 1,9 x 1012
110oC 4,8 x 1012
400oC 8.,3 x 106
8

BAB III
PENAMBANGAN

Penambangan belerang dapat dilakukan dengan metode tambang


bawah tanah dan frasch-process, bergantung kepada bentuk, letak dan sebaran
endapannya.
III.1. Tambang Terbuka
Kegiatan ini dilakukan untuk endapan tipe stratigrafi dan vulkanis
yang terletak dekat permukaan bumi. Penggalian ini dapat menggunakan
alat-alat sederhana atau alat mekanis (shovel, monitor dan dragline
excavator). Material hasil penggalian dimuat dan diangkut dengan pikulan,
lori, dump truck dan sejenisnya.
III.2. Tambang Bawah Tanah
Penambangan bawah tanah dilakuakn terhadap endapan yang
terletak dibawah permukaan bumi. Penambangan dikerjakan dengan
membuat lubang-lubang bukaan kearah endapan, seperti shaft, tunneling,
drift, adit dan lain-lain. Penambangan dapat menggunakan metode room and
pillar, cut and fill, gophering dan lain-lain.
III.3. Metode Frasch-Process
Metode Frasch-Process adalah penambangan dengan menginjeksikan
air panas ( 160oC). Air panas berfungsi untuk melarutkan belerang dari
endapan kubah garam atau sejenisnya pada kedalaman antara 150 170 m
(Gambar2.1).
9

udara
Lelehan
belerang
Air panas

GAMBAR 3.1
PENAMBANGAN DENGAN FRANCH PROCESS

Metode ini dikerjakan dengan membuat lubang bor dilengkapi


dengan empat macam pipa bergaris tengah 3 -20. Setiap pipa mempunyai
fungsi sebagai berikut :
- Pipa pertama (paling luar) berfungsi sebagai selubung dan pelindung
- Pipa kedua berfungsi untuk saluran panas
- Pipa ketiga berfungsi mengalirkan lelehan
- Pipa keempat atau (paling dalam) berfungsi memasukkan udara bertekanan
tinggi.
Cara penambangannya adalah sebagai berikut :
- Air panas dimasukkan melalui pipa kedua menuju formasi batuan
pembawa belerang untuk melelehkan endapan belerang. Lelehan belerang
akan bergerak turun melalui pori-pori batuan dan berubah menjadi cairan
belerang, kemudian terkumpul pada bagian bawah lubang bor.
- Melalui pipa keempat dimasukkan udara bertekanan tinggi untuk menekan
cairan belerang masuk ke pipa ketiga dan mengalir menuju permukaan
tanah. Kecepatan aliran udara (debit udara) diatur sesuai dengan kecepatan
pelelehan belerang. Apabila aliran belerang tidak lancar, kedalam pipa
10

ketiga dimasukkan air panas sehingga alur cairan belerang dapat lancar
kembali.
11

BAB IV
PENGOLAHAN

IV.1 Proses Pengolahan


Cara pengolahan belerang bergantung kepada jenis endapannya.
Belerang jenis lumpur sebelum dimasukkan kedapur autoclave dilakukan
flotasi terlebih dahulu dengan tujuan untuk meningkatkan kadar belerang
dan menghilangkan senyawa besi sulfat dan silikat dari larutan. Dapat juga
dilakukan dengan pelarutan dan penghabluran (solvent dan crystalization),
misalnya pelarut karbon disulfida, dimethil disulfida atau larutan
hidrokarbon lainnya (gambar 4.1).
Belerang kristal pengolahannya dapat langsung dimasukkan kedalam
dapur autoclave dengan menambahkan solar, air, dan NaOH, lalu
dipanaskan dengan memasukkan uap air panas bertekanan 3 atmosfer
selama 30 60 menit. Pemisahan belerang dalam dapur terjadi karena titik
lebur belerang lebih rendah daripada mineral pengotornya. Hasilnya berupa
belerang cair yang dialirkan melalui filter kemudian dicetak dalam bentuk
balok-balok. Untuk mendapatkan belerang berkadar murni tinggi dilakukan
sublimasi dan destilasi. Proses pemurnian belerang ini sangat penting karena
industri membutuhkan kemurnian tinggi, yakni 99,9% S. Belerang berkadar
sekitar 45 66% S, dipergunakan untuk membasmi tikus dan lain
sebagainya.
12

GAMBAR 4.1
PENGOLAHAN BELERANG DENGAN TEKNIK AUTOCLAVING
13

BAB V
PENGGUNAAN DAN SPESIFIKASI BELERANG

Meskipun belerang merupakan elemen terpenting dan dibutuhkan hampir


semua sector industri, belerang sangat jarang muncul dalam suatu produk akhir.
Pada umumnya, beleraang digunakan sebagai bahan pemrosesan (prosesing
agent). Saat ini, kosumsi belerang dunia telah mencapai lebih kuran g 40 juta ton.
Lebih dari 85% digunakan untuk membuat asam belerang (asam sulfat-H2SO4).
Selebihnya digunakan dalam bentuk elemen murni atau senyawa kimia bukan
asam.
IV.1 Penggunaan Belerang
a. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pupuk
Di industri pupuk,asam sulfat merupakan bahan pembantu utama
untuk pempbuatan pupuk fosfat dan asam sulfat. Batuan fosfat diubah
oleh diubah oleh asam sulfat menjadi asam fosfat, yang mengahasilkan
gypsum sebagai produk sampingan.asam fosfat ini merupakan bahan
utama untuk memproduksi berbagai jenis pupuk, yaitu dikalsium fosfat,
diamonium fosfat, dan triple superphosphate.
Cara lain untuk membuat pupuk fosfat adalah dengan
mencampurkan batuan fosfat dan asam sulfat secara terkontrol. Sebagian
kecil fosfat akan diubah menjadi super fosfat kadar rendah yang larut
dalam air mengandung gypsum.di industri pupuk, asam sulfat di pakai
untuk membuat pupuk ammonia sulfat. Sebagian kecil belerang murni,
asam sulfat,atau gypsum, biasa dipakai untuk meniknggkatkanmutu
tanah.
b. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pulp/kertas
Pemakaian asam sulfat di industri kertas adalah untuk proses
sulfatisasi kertas adalah yang terbuat dari kayu. Kadang-kadang dalam
pabrik pulp digunakan gas SO2 sebagai bahamn antara (intermediate).
Gas SO2 di peroleh dari pembakaran belerang murni di pabrik pulp itu
14

sendiri atau hasil sampingan dari operasi peleburan logam-logam bijih


sulfide. Gas SO2 tersebut akan diubah menjadi asam sulfat yang sangat
dibutuhkan dalam proses sulfidasi.
c. Pemakaian Asam Sulfat di industri Cat
Pemakaian asam sulfat di industri cat adalah untuk memproduksi
zat pewarna (pigmen) titanium oksida dengan proses sulfat. Dalam
proses ini asam sulfat direaksikan dengan ilmenit atau titanium slag
dengan tujuan untuk menangkap unure besi sulfat yang dapat
menimbulkan polusi.
d. Pemakaian Asam Sulfat diindustri Logamn
Di industri logam, asam sulfat digunakan dalam proses leaching
bijih, tembaga atau buangan tambang tembaga berkadar rendah untuk di
konsentrasikan dengan cara konvensional (teknik flotasi. Juga, untuk
memisahkan mineral karbonat dan silikat dari bijih tembaga yang sangat
sulit dipisahkan dengan cara flotasi. Umumnya, asam sulfat untuk proses
leatcing diperoleh dari hasil sampingan peleburan tembaga yang ada di
daerah tambang itu sendiri. Asam sulfat merupakan reagen yang biasanya
digunakan untuk mengekstraksi uranium dari bijihnya, dengan vanadium
sebagai produk sampingan dalam industri logam besi dan baja,asam
sulfat dipakai untuk bahan pembersih karat,kotoran,dangemuk di
permukaan baja sebelum masuk ke proses awal.
e. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pengolahan Minyak Bumi
Fungsi asam sulfat dalam proses pengolahan minyak bumi adalah
sebagai katalis dalam prose alkylation. Alkylation suatu proses produksi
komponen bahyan bakar dengan bilangan oktan dan stabilitas tinggi
dapat di produksi dengan menggabungkan aliran-aliran gas (combining
gaseus streams). Dalam proses pengolahan minyak bumi hampir 75%
asam sulfat dapat didaur ulang. Di sector ini, pemakain asam sulfat
bersaing dengan asam hydrofrour.
f. Pemakaian Asam Sulfat di Industri lainnya
15

Industri lain yang memakai asam sulfat adalah industri kimi, bahan
peledak, karet sintetis, accu, pertenunan,film dan fotografi. Belerang
dapat digunakan langsung dalam bentuk belerang murni atau senyawa
bukan asam, seperti CS2 (carbon disulfide) dan SO2. Belerang murni
dapat dipakai sebagai :
- Campuran aspal pada pembuatan jalan raya.pertambahan dilakukan
pada temperatur tinggi untuk lebih meningkatkan kekuatan jalan
- Pembuatan insulator, dalam hal ini belerang uyang dibusakan
(foamedsulfur) mempunyai sifat kuat tekan yang tinggi(high
compressive strength).
- Bahan tambahan pembuatan beton special
- Elektrode pada pembuatan batere logam alkali
Cs2, yaitu cairan belerang yang mudah terbakar digunakan secara
tidak langsung dalam industri kimia, farmasi, pengolahan karet,dan
selulosa.Tujuan penggunaan CS2 di industri adalah :
- Industri kimia ; untuk memproduksi karbon tetraklorida, dan senyawa
organic yang mengandumg belerang lainya
- Industri pengolaha n minyak bumi ; sebagai bahan pembuat katalis
- Industri farmasi ; pembuatan fungisida, dan obat-obatan lainya
- Industri karet ; untuk proses vulkanis dingin (cold vulcanization)
- Industri selulosa ; Sebagai bahan penolong pembuatan cellophane,dan
viscose rayon.
IV.2 Spesifikasi
Adapun penggunaan belerang dalam dunia industri sangatlah penting,
asam sulfat (asam belerang) merupakan asam yang terpenting dalam
industri. Sehingga konsumsi belerang perkapita pernah dipakai sebagai
ukuran tingkatan industri suatu bangsa.
Asam belerang atau asam sulfat digunakan baik secara langsung
maupun tidak pada berbagai pembuatan barang yang berkaitan dengan
kehidupan manusia sehari hari, terutama di industri pupuk, kertas, cat,
plastik bahan sintetis, pengolahan minyak bumi, dan produksi logam.
16

TABEL IV.1
PENGGUNAAN BELERANG DALAM BERBAGAI INDUSTRI
Sektor Bentuk Persentase
No Produk Akhir
Industri Penggunaan Belerang
1 Asam sulfat - Super posfat + 50 %
(H2SO4) - Ammonium fospat
Pupuk
- Ammonium sulfat
- Mixed fertilizer
2 Asam sulfat - Detergen sintetis + 18 %
(H2SO4) - Feed additive
- Anti knok basaline
- Resin sintetis
- Bahan pewarna
- Resin sintetis
- Pengasam sumur
minyak
- Katalis dalam
pengolahan
Industri minyak bumi
kimia - Reduksi
alumunium
- Paper sizing
- Pengolahan air
- Industry pharmasi
- Insektisida
- Anti beku
Carbon - Rayon viscose +3%
disulfida - Cellophane
(CS2) - Karbon
tetraklorida
17

- Bahan kimia
pengolahan karet
Elemen (S) - Insektisida +2%
- Fungisida
- Industri karet
- Soil sulfur
3 Asam sulfat - Cat dan email + 5%
(H2SO4) - Lenodeum dan
Titanium dan
coated serat
pewarna
(fabrics)
lainnya
- Kertas
- Tinta cetak
4 Asam sulfat - Serat ban + 3%
(H2SO4) - Tekstil viscose
Rayon dan
- Serat campuran
film
- Sellophane
- Film/fotografi
5 Asam sulfat - Mobil + 2%
(H2SO4) - Pelas timah dan
Besi dan baja kontiner lainnya
- Produk logam
lainnya
6 Asam sulfat - Bahan bakar + 8%
(H2SO4) pesawat
Minyak bumi - Oli/pelumas
- Produk minyak
lainnya
Asam sulfat - Bahan peledak + 8%
Industri
7 (H2SO4) - Logam bukan
lainnya
besi
18

- Karet sintetis
- Batere/ accu
- Textile finishing
Senyawa - Bahan kimia
belerang untuk perang + 3%
lainnya - Baja special
- Bahan
celup/warna
- Bahan pemutih
- Industry kulit
- Fotografi

*) Persentase Penggunaan Di Amerika Serikat

Dimana harga belerang indonesia cenderung mengikuti harga pasar


international, akibat dari ketergantungan terhadap belerang impor. Pada
umunya belerang di pasran internasional merupakan produk sampingan dari:
- Penyulingan minyak bumi dan gas alam yang bersifat asam.
- Pengolahan mineral mineral sulfida.
- Tambang belerang berskala besar
Dari pernyataan diatas , pengusahaan belerang di Indonesia cukup
sulit diterapkan. Penanaman modal untuk usaha penambangan dan
pengolahan belerang tidak didukung dengan jumlah cadangan kulaitas yang
baik, dan harga yang sesuai sehingga investasi diperkirakan tidak ekonomis.
Karena cadangan ini hanya cocok dikembangkan dalam skala kecil, karena
pengusahaan belerang di Indonesia masih sedikit.
Ada Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat produksi
di Indonesia sehingga tidak banyak berpengaruh terhadap perkembangan
penyediaan belerang di dalam negri, antara lain:
- Cadangan belerang Indonesia ditemukan dalam jumlah sedikit.
- Endapan belerang pada umumnya tersebar pada daerah terpencil.
19

- Kalah bersaing dengan belerang impor baik dari segi harga maupun
mutu.
- Perkembangan jumlah dan kapasitas pabrik industri hilir pemakai
belerang di dalam negri.
Dari beberapa factor tersebut, maka diperlukan usaha usaha yang
dapat mendorong usaha penambangan belerang di Indonesia, diantaranya
yaitu, meningkatkan usaha /penelitian yang dapat mengurangi uap
belerangyang lolos sebagai akibar proses sublimasi tersebut.
20

BAB V
PEMASARAN

Belerang murni hasil pengolahan dari PT. Candi Ngrimbi berupa belerang
dalam bentuk bubuk, bongkahan, dan cake dengan kemurnian mencapai 99,8%
dan spesifikasi yang berbeda-beda. Belerang ini kemudian dipasarkan di pasar
domestik maupun ekspor melalui distributor yang telah bekerja sama dengan
perusahaan ini. Belerang dari kawah ijen termasuk belerang yang memiliki
kwalitas terbaik di dunia sehingga dalam pemasarannya PT. Candi Ngrimbi tidak
mengalami kesulitan. Negara pengimpor belerang dari Indonesia antara lain
Jepang, Thailand, Korea, Filipina, dan Vietnam. Belerang yang diimpor oleh
negara-negara tersebut terutama digunakan dalam industri pupuk dan kosmetik.

Anda mungkin juga menyukai