LEGENDA SANGKURIANG
Diajukan untuk Memenuhi salah satu Syarat Tugas
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Disusun oleh:
Nama : Reni Nuraeni
Kelas : VIII. H
KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PANDEGLANG II PANDEGLANG
2012
Kata Pengantar
Puji sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan taufik dan hidayahnya dan
memberi kenikmatan yang tiada henti, baik nikmat jasmani dan nikmat rohani, sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini yang insyaalah sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam penuliasan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, guru-guru dan teman-teman yang sudah memberi dukungan dan
motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam
pemahaman atau penulisan, sangat besar harapan penulis ada saran atau kritik dari guru-guru di
sekolah Mts. Negeri Pandeglang II, teman-teman dan pembaca yang bersifat membangun demi
perbaikan penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca,
terutama bagi penulis, Amin.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar i
..... ii
Daftar
Isi.... 1
BAB I PENDAHULUAN 2
A. Latar Belakang Masalah ...... 2
B. Rumusan Masalah. 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ..
D. Manfaat Penulisan Makalah. 3
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Latar Belakang Tentang Materi............ 3
B. Isi Materi... 4
1. Pengertian Hermeneutik...
2. Asal Usul Cerita Legenda Sangkuriang 8
3. Makna Legenda Gunung Tangkuban Parahu Dengan Segala Aspek Yang 13
Dikandungnya... 14
C. Manfaat Materi.
D. Makna Bagi Siswa Tentang Materi.. 15
BAB III PENUTUP 15
A. Kesimpulan... 16
B. Saran.
Daftar
Pustaka...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mitos sebagai acuan pandangan hidup. Berbincang tentang mitos akan berkaitan erat
dengan legenda, cerita, dongeng semuanya termasuk kelompok folklore. Mengenai mitosC.A.van
Peursen mengatakan sebagai sebuah cerita (lisan) yang memberikan pedoman dan arah tertentu
kepada sekelompok orang. Inti dari mitos adalah lambang-lambang yang menginformasikan
pengalaman manusia purba tentang kebaikan-kejahatan, perkawinan dan kesuburan, dosa dan
proses katarsisnya. Sedangkan Rene Wellek & Austin Warren menyebutnya sebagai cerita
anonim mengenai penjelasan tentang asal mula sesuatu, nasib manusia, tingkah laku dan tujuan
hidup manusia serta menjadi alat pendidikan moral bagi masyarakat pendukung kebudayaan
tersebut.
Mengacu kepada pendapat di atas, ternyata mitos yang dikandung dalam legenda adalah
sumber pengetahuan mengenai kehidupan manusia pada masa lampau dalam segala aspeknya.
Disusun dalam bentuk cerita sastra (sastra lisan) sebagai alat transformasinya; sebab bentuk
cerita lisan mempunyai pola struktur dan alur yang cukup ajeg. dalam menuntun ingatan orang
sehingga mudah untuk seseorang menuturkannya kembali.
Kegiatan manusia tidak terlepas dari kemampuan untuk menafsirkan terhadap apa pun
yang dialaminya. Hasilnya adalah didapatkannya arti dan makna dari yang ditafsirkannya. Arti
adalah hubungan antara sesuatu dengan yang melingkunginya, hubungan teks dengan konteks).
Adapun makna adalah hubungan arti dengan nilai esensial yang dikandungnya.
1
Kemampuan mengartikan dan memaknai sesuatu, dalam budaya Sunda disebut dengan
kemampuan memanfaatkan Panca Curiga (lima senjata/ilmu), yaitu kemampuan untuk
menafsirkan secara: silib, yaitu memaknai sesuatu yang dikatakan tidak langsung tetapi
dikiaskan pada hal lain (allude); sindir yaitu penggunaan susunan kalimat yang berbeda
(allusion); simbul yaitu penggunaan dalam bentuk lambang (symbol, icon,
heraldica); siloka adalah penyampaian
2
dalam bentuk pengandaian atau gambaran yang berbeda (aphorisma) dan sasmita adalah
berkaitan dengan suasana dan perasaan hati (depth aporisma).
Dalam tulisan ini pun penulis menggunakan konsep hermeneutika (panca curiga) untuk
mencoba menarik arti dan makna yang dikandung dalam legenda Gunung Tangkubanparahu
dengan segala aspek yang dikandungnya. Kaidah lain untuk melakukan analisis, penulis
memanfaatkan leksikografi (cara menuliskan kata); etimologi (tentang asal-usul
kata), semantik(tentang arti kata) dan semiotika ( tentang arti dan makna lambang).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan hermeneutika ?
2. Bagaimanakah asal usul serita legenda sangkuriang ?
3. Bagaimanakah makna legenda gunung tangkuban parahu dengan segala aspek yang
dikandungnya ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Ingin mengetahui pengertian hermeneutika ?
2. Ingin mengetahui asal usul cerita legenda sangkuriang ?
3. Ingin mengetahui makna legenda gunung tangkuban parahu dengan segala aspek yang
dikandungnya ?
D. Manfaat Penulisan Makalah
Dalam penulisan makalah ini diharapkan manfaat yang diperoleh adalah:
1. Bagi penulis, bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususunya pengetahuan tentang
legenda sangkuriang.
2. Bagi pembaca, memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang cerita legenda sangkuriang.
3. Bagi guru, menembah wawasan pengetahuan dalam pengajaran bahasa Indonesia terutama
tentang cerita legenda sangkuriang.
BAB II
PEMBAHASAN
Walau demikian ternyata penyatuan antara sang ego rasio (Sangkuriang) dengan sang
nurani yang tercerahkan (Dayang Sumbi), tidak semudah yang diperkirakan. Berbekal ilmu
pengetahuan yang telah dikuasainya Sang Ego Rasio (Sangkuriang) harus mampu membuat
suatu kehidupan sosial yang dilandasi kasih sayang, interdependency silih asih-asah dan silih
asuh yang humanis harmonis, yaitu satu telaga kehidupan sosial (membuat Talaga Bandung)
yang dihuni berbagai kumpulan manusia dengan bermacam ragam perangainya (Citarum).
Sementara itu keutuhan jatidirinya pun harus dibentuk pula oleh sang ego rasio sendiri
(pembuatan perahu). Keberadaan sang ego rasio itu pun tidak terlepas dari sejarah dirinya, ada
pokok yang menjadi asal muasalnya (bukit Tunggul, pohon sajaratun) sejak dari awal keberada-
annya (timur, tempat awal terbit kehidupan). sang ego rasio pun harus pula menunjukkan
keberadaan dirinya (tutunggul, penada diri) dan pada akhirnya dia pun akan mempunyai
keturunan yang terwujud dalam masyarakat yang akan datangd dan suatu waktu semuanya
berakhir ditelan masa menjadi setumpuk tulang-belulang (gunung Burangrang)
Betapa mengenaskan, bila ternyata harapan untuk bersatunya sang ego rasio dengan sang
nurani yang tercerahkan hampir terjadi perkawinan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi, gagal
karena keburu hadir sang titik akhir, akhir hayat dikandung badan (boeh rarang atau kain kafan).
Akhirnya suratan takdir yang menimpa sang ego rasio hanyalah rasa menyesal yang teramat
sangat dan marah kepada dirinya. Maka ditendangnya keegoisan rasio dirinya, jadilah seonggok
manusia transendental tertelungkup meratapi kemalangan yang menimpa dirinya (gunung
TangkubanPerahu).
Walau demikian lantaran sang ego rasio masih merasa penasaran, dikejarnya terus sang
nurani yang tercerahkan dambaan dirinya (Dayang Sumbi) dengan harapan dapat luluh bersatu
antara sang ego rasio dengan Sang Nurani. Tetapi ternyata sang nurani yang tercerahkan hanya
menampakkan diri menjadi saksi atas perilaku yang pernah terjadi dan dialami sang ego rasio
(bunga Jaksi).
Akhir kisah yaitu ketika datangnya kesadaran berakhirnya kepongahan rasionya
(Ujungberung). Dengan kesadarannya pula, dicabut dan dilemparkannya sumbat dominasi
keangkuhan rasio (gunung Manglayang). Maka kini terbukalah saluran proses berkomunikasi
yang santun dengan siapa pun (Sanghyang Tikoro atau tenggorokan; bahasa Sunda: Hade ku
omong goreng ku omong) dan dengan cermat dijaga benar makanan yang masuk ke dalam
mulutnya agar selalu yang halal bersih dan bermanfaat.
3. Makna Legenda Gunung Tangkuban Parahu Dengan Segala Aspek Yang Dikandungnya
Seperti pada awal tulisan, bahwa legenda bukanlah kisah historis (a-historis), tetapi
berupa mitos yang menjadi acuan hidup masyarakat pendukung kebudayaannya. Demikian pula
yang terjadi pada legenda Gunung Tangkuban parahu. Di bawah ini saya susun kembali nama
dan tempat serta aspek lainnya yang terdapat dalam legenda tersebut. sebagai kata kunci
heurmanetika, yaitu:
a. Sungging Perbangkara,
b. cariang
c. babi hutan Si Wayungyang,
d. Dayang Sumbi atau Rarasat
e. anjing Si Tumang,
f. Sangkuriang,
g. taropong (torak),
h. Wetan (Timur)
i. Kulon (Barat)
j. Citarum,
k. Sanghyang Tikoro,
l. Guriang
m. Gunung Putri,
n. Gunung Manglayang,
o. Ujungberung,
p. kembang Jaksi,
q. boeh rarang,
r. Gunung Bukit Tungggul,
s. Gunung Burangrang
t. Gunung Tangkuban Parahu, dan
u. Talaga Bandung.
Telah disinggung di atas, bahwa banyak penulis yang memberi arti dan makna terhadap
legenda ini. Pada kesempatan sekarang penulis mencoba untuk membuat penafsiran arti dan
makna menurut konsep nilai-nilai intrinsik pandangan hidup urang Sunda yang terkandung
dalam alur cerita dan arti-makna dari setiap kata-kata kunci. Di bawah ini disertakan deskripsi
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan legenda gunung Tangkuban perahu.
a. Sungging Perbangkara.
Artinya : Sungging = ukiran, ornamen. Perbangkara (Prabhangkara) = Prabha =
cahaya. > ng > sang = penanda hormat, honorifik. > kara = matahari. Maknanya Penanda
dari kebaikan/ kebenaran sebagai cahaya pencerahan bagi yang menyimaknya.
b. Cariang.
Artinya: pohon keladi hutan (taleus leuweung) yang tumbuh subur dan bergetah sangat
gatal. Maknanya: Manusia-manusia yang hidup di tengah hutan kehidupan dengan bermacam
dorongan nafsunya.
c. Babi Hutan Wayungyang.
Artinya: Wayungyang > w(b)ayeungyang = perasaan yang tidak tenteram, gundah gula.
Maknanya: Seseorang yang masih berada dalam sifat kehewanan tetapi telah mulai bimbang
dan menginginkan menjadi seorang manusia seutuhnya (berperi-kemanusiaan).
d. Dayang Sumbi (Danghyang) atau Rarasati
Artinya : > Dang = penanda hormat, honorific. Yang < Hyang = gaib. > Sumbi =
1)tendok = alat untuk menusuk hidung kerbau agar menurut. 2) Bagian ujung terdepan dari
perahu sebagai penunjuk arah dalam berlayar agar tidak rersesat. Maknanya: Fitrah manusia
yang bersifat gaibiah yang memberi petunjuk dan kendali dalam menentukan arah kehidupan.
Bisa dimaknai pula sebagai kata hati, nurani yang mendapat pencerahan hidayah Allah
Swt. Rarasati nama lain dari Dayang Sumbi. Artinya : 1) > Raras = perasaan yang sangat halus.
> ati = hati, qalbu. Maknanya: Raras Ati = Hati atau qalbu yang penuh dengan kehalusan budi
karena mendapat pancaran sinar Ilahi. 2) Rara = gadis > sati (santa) = suci, pengorbanan,
tenang. Maknanya:Rara Sati = Kesucian yang tenang penuh pengorbanan.
e. Si Tumang.
Artinya: > tumang = 1) Peti yang tertutup (b. Kawi), 2) mangmang = sumpah
(b.Kawi) tu-mang-mang = orang yang terkena sumpah karena waswas. Maknanya: karakter
seseorang yang selalu asal bersumpah, waswas, akhirnya termakan sumpahnya sendiri, hatinya
seperti peti yang tertutup rapat tidak mendapat pencerahan.
f. Sangkuriang.
Artinya: > 1) Sang = penanda hormat, honorifik. > Kuriang < kuring = saya, ego.
2)Sang = penanda hormat, honorific. > Kuriang < guru + hyang = ego yang gaib.
Maknanya: Sangkuriang = Jiwa (ego) non material yang menjadi dasar tumbuhnya kesadaran
mental manusia yang selalu mendapat cobaan dan ujian kualitas dirinya.
g. Taropong
Artinya : 1) Alat bertenun dari sepotong bambu kecil (tamiang) tempat benang pakan
(torak); 2) Alat untuk melihat sesuatu agar lebih jelas (teropong). Maknanya: Kegiatan
(semangat) manusia dalam menata perilaku kehidupan agar terusun tertib sesuai dengan kualitas
dirinya serta mampu melihat dengan jelas alur (visi) kehidupannya.
h. Wetan
Artinya : timur, tempat matahari terbit; wetan > wiwitan = asal mula, harapan.
Maknanya : Menuju ke wetan (timur) , mencari yang diharapkan yang dicarinya sejak awal mula
keberadaan manusia.
i. Kulon
Artinya : Barat, tempat matahari tenggelam. Maknanya : Sampai di arah barat = sampai
di batas waktu, waktu terakhir, akhir kehidupan
j. Citarum
Artinya: > Ci < cai = air. > Tarum = sejenis tumbuhan, daunnya untuk memberi warna
indigo tua (hampir hitam) pada kain atau benang tenun. Maknanya: Kehidupan adalah seperti air
mengalir dalam perjalanannya akan mengalami beragam celupan kehidupan, kebahagiaan,
keprihatinan dan juga hal-hal negatif lainnya sebagai ujian keteguhan hatinya.
k. Sanghyang Tikoro
Artinya: > Sang = penanda hormat, honorifik. > Hyang = gaib. >Tikoro = saluran di leher
untuk bernafas dan berbicara (tenggorokan) atau saluran di leher untuk makan (kerongkongan).
Maknanya: Kemampuan manusia dalam berbicara tentang apa pun yang baik atau pun yang jelek
serta sering dilalui makanan entah yang halal atau yang haram.
l. Guriang
Artinya > Guru = Yang memberi petunjuk, ilmu; > hyang = gaib. Maknanya : Guriang=
orang yang mengajari ilmu pengetahuan, fasilitator.
m. Gunung Putri
Artinya > Putri = gadis, wanita cantik jelita, bangsawan. Maknanya: Karakter manusia
yang dihiasi nilai keindahan dan cinta kasih. Dimaknai sebagai sifat kewanitaan (feminim,
jamalliyah, cinta kasih yang rohimmi) yang penuh rasa kasih sayang.
n. Gunung Manglayang
Artinya: > Manglayang = 1) ngalayang, melayang. 2) Mang-layang > palayangan =
Saluran untuk pembuangan air kolam/talaga. Maknanya : Kemampuan manusia untuk menguras
dan membersihkan dirinya dari karakter yang kotor.
o. Kembang Jaksi
Artinya: 1) Jaksi > bisa dimaknai jadi + saksi . Maknanya: 1) Segala sesuatu yang
dikerjakan seseorang akhirnya akan menjadi saksi pula bagi dirinya. 2) Jaksi = bunga sejenis
pohon pandan. Maknanya: Kesesuaian antara itikad/niat ucapan dan perbuatan (tekad ucap
lampah)
p. Ujungberung
Artinya: > Ujung = akhir. >berung > ngaberung = menurutkan hawa nafsu.
Maknanya:Berakhirnya gejolak hawa nafsu yang negatif.
q. Boeh Rarang
Artinya : > Boeh = kain kafan. > rarang = suci, mahal. Maknanya: Semuanya akan
berakhir bila satu saat mau tidak mau harus memakai kain kafan yang suci, yaitu datangnya
waktu kematian mungkin secara fisik atau secara psikis.
r. Gunung Bukit Tunggul
Artinya : 1) > Bukit = Bentuk gunung yang lebih kecil. > Tunggul = pokok
pohon. Maknanya: Siapapun orangnya, kaya-miskin, pembesar atau pun rakyat kecil semuanya
mempunyai pokok sejarah dirinya (leluhur). 2) Tunggul > tutunggul = batu nisan. Maknanya
setiap orang mempunyai penanda jati dirinya, tentang apa dan siapa dirinya.
s. Gunung Burangrang
Artinya > Burangrang > Bukit + rangrang. > rangrang = ranting. Maknanya : Siapa
pun orangnya tetap akhirnya akan ada sangkut pautnya dengan keturunan dan masyarakat. yang
pada gilirannya semuanya akan hilang ditelan masa (ngarangrangan).
t. Gunung Tangkuban Parahu
Artinya: >Tangkuban = tertelungkup, menelungkup. > Parahu = perahu. > Gunung
Tangkuban parahu = gunung yang bentuknya seperti perahu yang tertelungkup. Maknanya:
Dalam kosmologi Sunda, gunung dimaknai sebagai tubuh manusia. Gunung Tangkubanparahu
dimaknai sebagai manusia yang sedang menelungkupkan dirinya dan itu menandakan suasana
hati yang sedang bingung penuh penyesalan.
u. Talaga Bandung
Artinya: > talaga = danau, dimaknai sebagai kehidupan di dunia ini, >bandung = 1) dua
buah perahu atau dua buah rakit yang disatukan dan di atasnya dibuat tempat berteduh.
2)bandung > bandung + an = memperhatikan, menyimak > silih bandungan saling
memperhatikan dengan penuh perhatian. Maknanya: > Talaga Bandung = Dalam kehidupan di
dunia ini, kita ibarat perahu yang dirakit berpasangan dengan sesama makhluk lain, seyogyanya
dapat membangun kehidupan bersama, yaitu kehidupan yang saling memperhatikan, silih asih,
silih asah dan silih asuh, interdependency (saling ketergantungan yang
harmonis), equaliter(setara di depan hukum) dan egaliter (setara di dalam kehidupan)
C. Manfaat Materi
Dalam penulisan makalah ini dengan materi yang bertemakan legenda Sangkuriang, pada
umumnya manfaat yang bisa dipetik dalam kehidupan harus saling memperhatikan, karena
manusia merupakan makhluk sosial yang saling ketergantungan satu sama lain.
Karena kehidupan adalah ibarat seperti air mengalir dalam perjalanannya akan mengalami
beragam celupan kehidupan, kebahagiaan, keprihatinan dan juga hal-hal negatif lainnya sebagai
ujian keteguhan hati.Jadi, kita harus menciptakan suasana hidup yang harmonis, damai, aman
dan tentram baik di lingkungan masyarakat maupun di dalam keluarga.
D. Makna bagi Siswa Tentang Materi
Seperti yang sebelumnya sudah ditulis di awal, bahwa sebuah legenda hanya bersifat
mitos, akan tetapi bila dikaji lebih dalam lagi ceritanya, banyak hal-hal yang bisa dipetik. Namun
perlu adanya pemamahan yang benar, akurat, tepat, dan juga berpegang pada pengetahuan dasar.
Untuk mendukung pengetahuan tersebut bisa mencari dan menggunakannya sumber-sumber
tertentu yang berkaitan dengan cerita tersebut, agar tidak adanya pemahaman yang salah.
Sangat penting sekali bagi siswa atau kaum pelajar sebagai generasi penerus yang ada di
seluruh Indonesia terutama siswa di Mts. Negeri Pandeglang II, untuk mempelajari dan mengkaji
legenda Sangkuriang. Selain bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman,
banyak manfaat yang bisa diambil sebagai pedoman hidup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengakaji legenda sangkuriang penulis akhirnya menarik kesimpulan tentang apa
yang ada dalam materi tersebut. Adapun kesimpulannya sebagai berikut :
1. Hermeunetika adalah ilmu menafsirkan tentang sesuatu agar mempunyai arti dan makna,
sehingga dapat dipetik manfaatnya. Karena itu sangat bersifat subyektif dan inklusif, tetap
terbuka bagi siapa pun untuk memasukkan tafsirannya secara pribadi.
2. Bila kita runut seluruh informasi di atas, maka akan ditemukan alur kearifan pandangan hidup
masyarakat Sunda yang terkandung dalam legenda Gunung Tangkuban parahu. Kearifan yang
dibungkus dengan cerita legenda ini dapat menjadi acuan hidup bagi siapa pun dalam menjalani
keberadaannya baik secara manusia lahiriah (fisik) maupun manusia transendental (ruhi).
3. Setelah mengkaji legenda sangkuriang didapatkan nama dan tempat serta aspek lainnya yang
terdapat dalam legenda tersebut ialah; Sungging Perbangkara, cariang, babi hutan Si
Wayungyang, Dayang Sumbi atau Rarasati, anjing Si Tumang, Sangkuriang, taropong (torak),
Wetan (Timur), Kulon (Barat), Citarum, Sanghyang Tikoro, Guriang, Gunung Putri, Gunung
Manglayang, Ujungberung, kembang Jaksi, boeh rarang, Gunung Bukit Tungggul, Gunung
Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu, dan Talaga Bandung.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis hanya bisa menyarankan kepada pembaca,
khususunya bagi siswa Mts. Negeri Pandeglang II dapat membangun kehidupan bersama, yaitu
kehidupan yang saling memperhatikan, silih asih, silih asah dan silih asuh, kemudian ciptakan
suasana hidup yang harmonis, damai, aman dan tentram. Tidak lupa untuk terus menggali ilmu
pengetahuan di berbagai mata pelajaran, khususunya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan
bisa mengkaji lebih dalam lagi sebuah cerita legenda Sangkuriang.
Daftar Pustaka
Danandjaja, James. 1986. Folkor Indonesia. Jakarta: Pustaka Grafitipress.
Ekadjati, Edi S. 2001. Kamus Bahasa Naskah dan Prasasti Sunda Abad.
Ekajati, Edi S. 1983. Naskah Sunda Lama Kelompok Babad. Bandung: Depdikbud.
Hidayat, Suryalaga. 1996. Racikan Budaya Sunda. Jabar : Depdikbud Prop.
Http://www.sundaNet.com.
LBSS. 1975. Kamus Umum Basa Sunda: Tarate.
Satjadibrata, R.1946. Dongeng-dongeng Sasakala. Jakarta: Balai Pustaka.
Wahyu Wibisana. 1992. Sangkuriang Kabeurangan. Bandung: Mangle No. 1373.
Wellek, Rene. Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.
Sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan di SMA Islam Taallumul Huda Bumiayu bahwa
dalam memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Akhir Sekolah( UAS ) dan Ujian Akhir Sekolah ( UAS )
maka setiap siswa diwajibkan untuk membuat laporan perjalanan atau karya tulis. Adapun yang akan
penulis bahas mengenai : GUNUNG TANGKUBAN PERAHU, BANDUNG - JAWA BARAT
B. Tujuan Penulisan
1. Sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh siswa siswi guna mengikuti Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) dan
Ujian Akhir Nasional ( UAN )
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi diri sendiri juga para pembaca tentang Gunung
Tangkuban Perahu
3. Untuk melatih dan mengembangkn bakat serta kemampuan penulisan dalam menyusun laporan
perjalanan ataupun karya tulis secara sistematis.
C. Metode Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ini Penulis memilih menggunakan metode-metode sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dengan melihat dan mengujungi secara langsung obyek yang telah ditentukan.
2. Metode Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan mencatat dari buku-buku yang berhubungan
langsung dengan Gunung Tangkuban Perahu.
3. Metode Interview
Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya - jawab secara langsung dengan pihak yang
bersangkutan.
D. Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran, penulis memberikan garis besar karya tulis ini, yaitu :
BAB I .
Pendahuluan yang meliputi : Alasan Pemilihan Judul , Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan
Sistematika Penulisan. laporan perjalanan
BAB II.
Sejarah singkat gunung Tangkuban Perahu dan Topografi yang meliputi :Asal usul Gunung
Tangkuban Perahu , Letak Geografis , Iklim.Luas Areal., Tabel Analisis Gas Kimia. Legenda sangkuriang
,Kawah Gunung Tangkuban Perahu , Kelompok Pangguyangan Badak ( Kawah Utama ) Kelompok
Kawah Parasiter ..Aktifitas Letusan..Flora Dan Vegetasi...dan Satwa Liar
BAB III.
Obyek obyek wisata di sekitar gunung Tangkuban Perahu yang meliputi : Bumi Perkemahan
Cikole.Pemandian Air Panas, Situ Lembang Air Terjun Maribaya. Curug Cimahi, Taman Junghun Jaya
Giri Desa Wisata Bunga Cihideung Observatorium / Teropong Bintang Bosscha
BAB IV.
Arti dan fungsi Tangkuban Perahu bagi penduduk sekitar, wisatawan domestik dan asing yang
meliputi: Biologis, Ekonomis, Psikologis dan Akademis.
BAB V.
Bab ini meliputi PENUTUP dari penulis yang meliputi : Kesimpulan dan Saran saran.
BAB II
PENGERTIAN UMUM
Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak
di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon
pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi
2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke
barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang
dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap
belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya
adalah 17C pada siang hari dan 2 C pada malam hari.
Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas,
hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
B. Letak Geografis
Secara geografis Gunung Tangkuban Perahu berada pada 64 derajat 06 LS dan 107 derajat 36
BT dengan puncak tertinggi kurang lebih 2,084 meter dpi. Obyek wisata gunung Tangkuban Perahu yang
terletak tidak jauh dari jalan raya Bandung Jakarta via Subang, Cikampek. Sekitar 30 km dari Bandung
(merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat ) ke arah Utara 200 km dari Jakarta atau 32 km sebelah selatan
kota Subang secara administratif berada di wilayah kabupaten Subang dan kabupaten Bandung.
C. Iklim
Daerah Tangkuban Perahu termasukkategori daerah tropis dengan suhu rata - rata siang hari 18
derajat celcius dan antara 7 derajat sampai 9 derajat celcius malam hari. Memiliki curah hujan 2.700 mm
pertahun dengan curah hujan terendah 100 mm di bulan Juli dan tertinggi 320 mm di bulan Nonember
dengan kelembaban udara 45 % - 95 % Prosentasi penyinaran Matahari tinggi antara 40 % - 60 %
dengan lama penyinaran 4,8 jam atau sekitar 7- 2 jam per hari.
D. Luas Areal
Secara keseluruhan luas areal gunung Tangkuban Perahu : 3.320 km2 dan dalam
pengelolaannya terbagi dalam tiga kelompok,yaitu :
1. Hutan Produksi : 1.290 km2
2. Hutan Wisata : 370 km
F. Aktifitas Letusan
Peristiwa letusan letusan yang besar yang pernah terjadi tidak pernah dilakukan pencatatan
sebelumnya . Baru kemudian mulai tercatat dalam sejarah setelah seorang berkewarga negaraan
Jerman bernama Junghun yang pernah menulis erupsi tahun 1829 sejak itulahkegiatan gunung
Tangkuban perahu mulai diadakan pencatatan aktivias sampai saat ini.dan tercatat sebagai berikut :
Tahun Kegiatan
1829 Terjadi letusan abu secara terus menerus di kawah Ratu dan Upas
1846 Erupsi dalam kawah baru
1862 Peningkatan kegiatan di dalam kawah Ratu dan Upas
1896 Letusan freaktif, terbentuk kawah baru
1910 Letusan kawah ratu
1929 Letusan kawah lumpur setinggi 10 m di kawah Ratu
1935 Terbentuklah celah panjang 50 m lebar 1m di kawah Ratu
1936 Kenaikan kegiatan di kawah Ratu tinggi asap mencapai 100 m
1952 Awan hitam mengepul setinggi 25 m disertai hujan abu tipis di kawah Ratu
1969 Hujan abu tipis mencapai perkebunan teh di daerah sebelah utara
1970 Erupsi lumpur di kawah Ratu
1984 Kenaikan kegempaan
1985 Kenaikan suhu solfatar
1992 Kenaikan aktifitas / gempa vulkanik
G. Flora Dan Vegetasi
Tangkuban Perahu memiliki formasi hutan hujan tropis , berbagai jenis
pohon yang terdapat di dalamnya. Adapun jenis tumbuhan yang ada di sekitar Gunung Tangkuban
Perahu antara lain :
a. Manarasa
b. Jambu Atus
c. Puspa
d. Harendong
e. Kipare
f. Saninten
g. Rasalama
h. Lemo
i. Kihiuris
j. Walen
k. Kipanggang
l. Cantigi Bodas
H. Satwa Liar
Satwa liar kerap dijumpai saat pengunjung melakukan pendakian (Hiking) ke puncak gunung
atau ke kawah yang masih aktif yang letaknya di lereng bagian bawah gunung Tangkuban Perah.
1. Species Primata
a. Surit ( Presibis aygula )
b. Lutung ( Precybis crstata )
c. Jelarang ( Ratufa Bicolor )
2. Species Mamalia
a. Macan Tutul ( Phanthera Pardus )
b. Trenggiling ( manis jaranscur )
c. Tupai ( cavociuros notatus )
3. Species Aves
a. Walik ( Teuro grisscicapina )
b. Tikukur ( Strepto pellascinansip )
c. Candara ( ducula apna )
d. Filiran ( geopelia striata )
e. Elang Lurik ( Spiloreis cheela )
f. Tratuka ( Megalaema Megalema )
g. Alap alap ( Fako Mohicensis )
h. Serendet ( Loncullus vernallis )
i. Nadu ( Anthropthus )
j. Jog jog ( Picnonotus Golfar )
k. Ayam hutan ( Galuas Sp )
l. Puyuh ( caturnik jamaika )
BAB III
PEMBAHASAN
ARTI DAN FUNGSI TANGKUBAN PERAHU BAGI PENDUDUK SEKITAR, WISATAWAN DOMESTIK
DAN ASING
Gunung Tangkuban Perahu memiliki beberapa fungsi bagi masyarakat penduduk sekitar ,
wisatawan domestik dan asing dan berikut ini beberapa fungsi yang akan dijabarkan penulis sebagai
berikut :
A. Fungsi Biologis
Secara Biologis, asap belerang berguna untuk kesehatan kulit . daerah Gunung Tangkuban
Perahu mempunyai tanah yang subur karena berdekatan dengan dapur magma sehingga cocok ditanami
tumbuhan yang hidup pada suhu dingin.
B. Fungsi Ekonomis
Secara ekonomis , adanya tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu merupakan keuntungan
bagi penduduk sekitar dapat mencari nafkah dengan menjual souvenir, pakaian dan lain lain , barang
dagangan dijual dan dibangun semacam stan stan tempat berdagang berjejer jejer sambil
menawarkan barang dagangannya pada wisatawan. Dengan demikian penduduk sekitar dapat
memperoleh keuntungan dalam memenuhi kebutuhan sehari hari.
C. Fungsi Psikologis
Tempat wisata alam Gunung Tangkuban Perahu sangat cocock untuk tempat rekreasi, liburan
dan refresing, karena suasana alamnya yang sejuk, tenang, damai dan tentram sehingga dapat
menghilangkan perasaan yang stress dan jenuh dengan aktifitas pekerjaan mereka. Tempat ini juga
cocok untuk berlibur keluarga, sekolah ( Study Tour ) liburan anak anak muda atau sekedar berlibur
mencari kedamaian agar hati menjadi tenang.
D. Fungsi Akademis
Gunung Tangkuban Perahu selain sebagai tempat wisata juga dapat digunakan sebagai tempat
penelitian ilmu ilmu pengetahuan seperti Geografi, Geologi bagi para ilmuawan dan sarana bagi pelajar
untuk dapat mengetahui kehebatan alam yang merupakan ciptaaan Tuhan Yang Maha Esa yang harus
disyukuri dan dipelihara agar tetap terjaga kelestraiannya dan dapat diolah dengan baik sesuai
kegunaannya.
E. Legenda Sangkuriang
Padi jaman dahulu kala ada seorang maha raja yang bernama Sungging Purbang kara dari kerajaan
Galuh Pakuan pergi berburu ke hutan larangan dengan diiringi bala Punggawa kerajaan. Konon dalam
perburuannya sang raja sempat membuang air kecil ke tampar tanpa sengaja air seninya tergenang di
sebuah belahan tempurung kelapa yang tergeletak di tanah. Saat itu seekor babi hutan betina lari terbirit
birit karena ketakutan dikejar- kejar para penggawa yang akhirnya bersembunyi dekat genangan air
kencing sang raja yang terkenal kesaktiannya itu. Karena babi betina yangmerupakan jelmaan dari
seorang pertapa cantik ( yang dikutuk menjadi seekor babi hutan oleh gurunya karena melanggar
pantangannya ) meminum air seni sang raja. Selang beberapa waktu kemudian pada musim berburu
berikutnya raja kembali ke hutan tersebut dan betapa terkejutnya dia saat mendengar jeritan tangis
seorang bayi yang tergeletak di atas semak semak belukar. lalu raja memerintahkan seluruh pung-
gawa membawa bayi perempuan yang cantik kepada raja. Ia sangat gembira dan kemudian kembali ke
Istana membawa bayi itu dan kemudian tumbuh menjadi seorang putri yang cantik jelita yang kemudian
diberi nama Dayang Sumbi
a. Dayang Sumbi Dibuang Ke Hutan
Sejak kehadiraan Dayang Sumbi ke Istana Galuh , negara menjadi kisruh dan sering dilanda
malapetaka, bencana demi bencana datang silih berganti.keresahan semakin memuncak Pada saat
Dayang Sumbi menjelang remaja ia selalu menolak lamaran para pangeran dari kerajaan tetangga
sehingga sang raja menjdi panik dan khawatir bila mereka bersatu dan menyerang Galuh karena sakit
hati , maka keputusan untuk membawa kembali Dayang Sumbi ke tempat asalnya ( ke Hutan ) dan
hanya ditemani oleh seekor anjing Penjaga yang bernama si Tumang (yang merupakan jelmaan dari
seorang manusia yang melanggar larangan guru ) dan dibawa seperangkat alat tenun untuk menghibur
dan mengisi waktu senggang di hutan yang sunyi dan sepi kerjanya hanya menenun setiap hari sesal
duka akhirnya menjadi bencana , berbagai macam penyakitdatang silih berganti
A. Kesimpulan
Dari hasil uraian di atas mengenai Gunung Tangkuban Perahu , maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Obyek wisata Tangkuban Perahu selain dijadikan sebagai tempat rekreasi juga dapat dijadikan bahan
penelitian ilmu-ilmu pengetahuan
2. Obyek wisata Tangkuban Perahu merupakan salah satu obyek yang menarik di wilayah Bandung dan
kaya akan budaya serta tinggi nilai sejarahnya
3. Obyek wisata Tangkuban Perahu harus dilestraikan dan dimanfaatkan secara optimal
B. Saran saran
1. Setelah memahami laporan perjalanan ini hendaknya pembaca dapat semakin mengenal dan lebih
mencintai budaya sendiri.
2. Dengan laporan ini semoga semakin meningkatkan kesadaran kita untuk melindungi kelestarian alam.
Nama NISN
Nama NISN
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama ketua : Ade fir saputra
Nama anggota :
1. Andi saputra
2. Dinda citra dhevi A.K.W
3. Eni kristiani
4. Muhammad andika
Nama sekolah : SMAN 01 PENAWARTAMA
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul : Manfaat Belerang gunung Tangkuban
Perahu.
Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau saduran dari karya
tulis orang lain serta belum pernah dikompetisikan dan/atau dipublikasikan dalam bentuk
apapun. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-
benarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana diperlukan.
Menyetujui,
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya tulis ini telah disetujui oleh pembimbing:
Hari : Sabtu
Tanggal : 18 oktober 2014
Tempat : SMAN 1 PENAWARTAMA
Sebagai persyaratan mengikuti Ujian Akhir Nasional SMA Negeri 1 penawartama Tahun
pelajaran 2014/2015
Mengetahui,
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti : Ujian Nasional
Judul Karya Tulis : Manfaat Belerang gunung Tangkuban perahu
Kelompok: 5 (lima)
Guru Pembimbing
a. Nama : Triwidodo S.pd
b. NIP :
..2014
Menyetujui,
Penguji 1 Penguji 2
Mengetahui,
Kepala sekolah
Gunawan s.Pd
NIP. 1902051998021003
ABSTRAK
Gunung tangkuban perahu merupakan salah satu gunung yang terletak di bandung jawa
barat. Gunung ini terbentuk dari letusan gunung api purba yang begitu dahsyat. Dan
meninggalkan lubang menganga yang di beri nama kaldera sunda, didalam lubang inilah
terbentuk gunung tangkuban perahu.Tangkuban perahu pernah meletus pada tahun 1910 dengan
kekuatan 2 skala Richter.Saat gunung ini aktif mengeluarkan belerang. Belerang merupakan
unsur kimia yang mempunyai nomor atom 16 dan lambang S. Belerang dalam bentuk aslinya
adalah sebuah gas padat kristalin kuning. Secara alami belerang banyak terdapat di gunung
berapi. Belerang mempunyai beberapa manfaat dalam kehidupan sehari hari.
Dalam bidang kesehatan, belerang di gunakan untuk mengobati penyakit kulit seperti gatal
gatal, kudis kurap. karena belerang dapat membunuh kuman-kuman dan bakteri tertentu yang
menyerang kulit, belerang mempunyai tingkat kesamaan yang cukup tinggi.karena kuman dan
bakteri akan mati pada tingkat keasaman yang tinggi. Di bidang pertanian, belerang adalah unsur
makro yang penting bagi pertumbuhan tanaman yaitu sebagai salah satu penyusun protein.
Tanaman yang kekurangan unsur S akan terganggu pertumbuhannya dan rentan terhadap
gangguan hama dan penyakit. Di bidang industri, gas belerang dapat digunakan sebagai indikator
kebocoran tabung gas. Tabung elpiji sebenarnya mengandung gas metana yang tidak terlihat dan
tidak berbau sehingga bisa berbahaya bila tabung gas bocor. Perusahaan industri sengaja
memasukkan campuran sulfida busuk agar gas elpiji yang bocor tercium. Dengan begitu
pengguna gas elpiji bisa langsung melakukan tindakan pengamanan.
Dari pengamatan yang kami lakukan, ternyata belerang mempunyai manfaat dalam bidang
kesehatan, pertanian, dan industri.
vi
Kata kunci: manfaat belerang dalam bidang kesehatan, pertanian, dan industri.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-NYA yang telah memberikan kesehatan jasmani maupun rohani kepada
kami. Sehinggakami bisa menyusun karyatulis kami yang berjudul MANFAAT BELERANG
GUNUNG TANGKUBAN PERAHU karya tulis ini dibuat dengan maksuduntuk meningkatkan
pengetahuan atau untuk menambah wawasan pembaca.Melalui karya tulis ini penulis
membantu para pembaca yang ingin tahu tentang manfaat belerang di Tangkuban Perahu secara
singkat dan sederhana.
Kami menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak,dan kami juga menyadari bahwa
keterbatasan pengetahuan danpemahaman kami tentangmanfaat belerang ataupun sejarah
terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, oleh kerena itu kami membutuhkan kritik dan saran
yang membangun kepada para pembaca maupun pendengar.
Harapan kami sebagai penulis Karya Ilmiah ini bisa membawa manfaat bagi kita
semua,setidaknya untuk menambah cakrawala berfikir kita.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan Karya Ilmiah ini.terutama pada rekan-rekan kelompok atas kerjasamanya dan Bapak
Triwidodo selaku guru pembimbing yang telah membimbing kami dalam membuatan Karya
Tulis ini dengan baik sedemikian rupanya.
Penulis
DARTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penelitian
1.4 Manfaat penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan teori
2.1.1 Pengertian umum
2.2 Landasan teori
2.3 Kerangka konsep penelitian
2.4 Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi penelitian
3.2 Subjek penelitian
3.3 Instrumen penelitian
3.4 Prosedur penelitian
BAB IV PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya wisata merupakan progam rutin sekolah yang dilakukan oleh siswa kelas XI
SMAN 01 PENAWARTAMA. Karya wisata ini juga dimaksudkan sebagai sarana bagi siswa
agar mampu menyusun karya tulis dalam bentuk laporan dengan baik berdasarkan obyek wisata
alam yang di observasi secara langsung terhadap obyek yang dikunjungi, untuk selanjutnya
didokumentasikan dan dikumpulkan sebagai bahan penyusun laporan.Pada tahun ajaran
2014/2015 ini kami melaksanakan kegiatan karya wisata di Bandung-yogyakarta selama 6 hari.
Obyek-obyek wisata yang dikunjungi, antara lain: Gunung tangkuban perahu, Cibaduyut,
Museum Geologi, Candi Prambanan, Paris, UGM, Museum Dirgantara, Malioboro, Keraton
Jogya, Monjali, dan Candi Borobudur. kelompok kami memilih Gunung Tangkuban Perahu
sebagai obyek observasi dan pengambilan data sebagai bahan penyusun karya tulis.
Karya wisata bukan semata-mata untuk rekreasi, melainkan juga sebagai sarana
pembelajaran. Obyek yang dikunjungi, merupakan obyek wisata alam yang mengandung unsur-
unsur pendidikan.Khususnya bagi kami yang mengambil jurusan IPA. Oleh karena itu, dalam
rangkaian kegiatan ini, kami juga diberi tugas untuk menyusun karya tulis sebagai bentuk
laporan pertanggungjawaban.
Saat ini, para pelajar khususnya di Indonesia hanya mengetahui adanya objek wisata
tangkuban perahu yang menarik banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing, akan tetapi
banyak dari mereka yang tidak mengetahui bahwa belerang yang terdapat di dalam tangkuban
perahu ternyata banyak mengandung manfaat dari berbagai bidang. Oleh karena itu, penulis
tertarik mengambil judul manfaat belerang tangkuban perahu yang bertujuan untuk
mengetahui sejarah terbentuknya gunung tangkuban perahu, sifat belerang, dan manfaat belerang
bagi masyarakat.
1
Gunung tangkuban perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi jawa barat,
Indonesia, di desa Cikole, Kecamatan Lembang, kabupaten Bandung, Tepatnya 30 km di utara
kota Bandung. Gunung Tangkuban Perahu mempunyaiketinggian sekitar 2.084 meter dari
permukaan laut. Dinamakan Tangkuban Perahu karena bentuknya yang menyerupai perahu yang
terbalik. Lingkungan alamnya sejuk, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh
disekitarnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan teori
2.1.1 Pengertian umum
Gunung tangkuban perahu adalah salah satu gunung yang terdapat di Jawa barat.
Gunung ini disebut tangkuban perahu karena bentuknya mirip dengan perahu yang terbalik. Kata
tangkuban (dalam bahasa sunda) berarti terbalik. Gunung ini memiliki cipprketinggian kurang
lebih 2.084 meter dari permukaan laut.
3
Gunung tangkuban perahu ini ternmasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi oleh direktorat
vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung
ini. Di antara tanda aktiftas gunung ini adalah munculnya gas belerang dan sumber sumber air
panas di kaki gunungnya, diantaranya adalah di kawasan ciater, Subang. Menurut sejarah,
gunung ini pernah meletus pada tahun 1910 dengan kekuatan 2 skala Richter. Akibat letusan itu
terbentuklah banyak kawah yang sering mengeluarkan asap belerang ke dataran rendah yang
berada di bawahnya. Gunung ini juga pernah mengalami letusan kecil pada tahun 2006, yang
menyebabkan 3 orang luka ringan.
4
Tangkuban perahu terbentuk dari aktivitas letusan yang paling muda,di antara
jajaran/Kompleks Gunung Api purba (dengan type letusan berlapis,sekitar 3000 tahun yang lalu
dari gunung sunda purba Dengan ukuran yang lebih besar) kemudian terbentuklah 3 gunug api
baru,yaitu: Gunung Sunda(Baru),Gunung Tangkuban Perahu, dan Gunung Burangrang.
Mineral yang dikeluarkan gunung ini adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan pada saat
gunung tidak aktif adalah uap belerang. Belerang merupakan unsur kimia dalam tabel
periodikyang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Belerang merupakan unsur non-logam
yang tidak berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning.
2.4 Hipotesis
1. Bahan baku utama pembuatan asam sulfat adalah sulfur atau belerang, yang berwarna kuning.
Biasanya ditambang dari pegunungan, seperti di tangkuban perahu, dieng, atau bromo
2. Belerang terdapat dalam 2 bentuk alotrof(polimorf) yaitu belerang rombik, berwarna kuning
yang disebut belerang alpa (tidak leleh 112,8oc). Pada suhu 95,6oC belerang rombik berubah
menjadi belerang monokolin yang disebut belerang beta (titik leleh 119,25oc) unsur ini
mendidih pada 444,6oC.
3. belerang bermanfaat dalam bidang kesehatan, pertanian dan
perindustrian.
BAB III
METODE PENELITIAN
Karakteristik Sulfur
Simbol : S
Radius Atom : 1.27
Radius Kovalensi : 1.02
Struktur Kristal : Orthorombic
Konduktivitas Listrik : 5 x 106 ohm-1cm-1
10
1. Proses Frasch
Dasar pengambilan sulfur menurut proses ini adalah pencairan sulfur di bawah tanah / laut
dengan air panas, lalu mamompanya ke atas permukaan bumi. Untuk maksud itu digunakan 3
pipa konsentris 6, 3, dan 1. Air panas (325oC) dipompakan ke dalam batuan S melalui bagian
pipa 6, sehingga S akan meleleh (235oF). Lelehan S yang lebih berat dari air akan masuk ke
bagian bawah antara pipa 3 dan 1, dan dengan tekanan udara yang dipompakan melalui pipa
1, air yang bercampur dengan S akan naik ke atas sebagai crude S, untuk kemudian diolah
menjadi crude bright atau refined S.
Kepekatan H2SO4 yang dihasilkan kira-kira 62,5 % dan dipekatkan lagi hingga 77,6 %
2. Proses Kontak
Pada tahun 1831 seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris, Philips telah berhasil
mensintesis belerang menjadi H2SO4 sebagai katalis digunakan V2O5
Reaksi yang terjadi :
S(s) + O2(g) SO2(g)
2 SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) H = - 98,3 KJ
Sufur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), juga dikenal sebagai
asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan kedalam air menjadi asam sulfat pekat.
H2SO4 (l) + SO3(g) H2S2O7 (l)H2S2O7 (l) + H2O (l) 2 H2SO4 (l)
Asam Sulfat yang dihasilkan dari proses tersebut , mempunyai massa jenis 1,84 dan bersifat
higroskopis. Apabila H2SO4 pekat dicampur dengan air , akan bersifat eksoterm dan bebbahaya.
H2SO4 25 % banyak dijual di pasaran dengan nama accu zuur untuk mengisi aki.Sebenarnya,
asam sulfat dapat dibuat dengan cara melarutkan gas SO3. Namun, perhatikan bahwa pelarutan
langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat
eksotermik.
Reaksi ini akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.
SO3(g) + H2O (l) H2SO4(l)
Ide penggunaan katalis dalam produksi asam sulfat, atau secara khusus dalam oksidasi belerang
dioksida telah dikenali sejak kira-kira tahun 1830. Katalis platina terbuki efektif tetapi sangat
mahal sehingga tidak digunakan secara meluas. Setelah setengah abad kemudian, ketika
kebutuhan asam sulfat meningkat banyak, ide penggunaan katalis muncul kembali. Setelah
masalah keracunan katalis diselesaikan, proses penggunaan katalis platina, yakni proses kontak,
menjadi proses utama dalam produksi asam sulfat.
Proses kontak masih digunakan sampai sekarang walaupun katalisnya bukan platina, tetapi
campuran termasuk vanadium oksida V2O5. Dari proses kontak ini lalu akan terbentuk asam
sulfat pekat dgn kadar 98% . Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500 C dengan
katalisator V2O5 ,sebenarnya tekanan besar akan menguntungkan produksi SO3, tetapi
penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi penambahan hasil yang memadai. Oleh karena itu,
pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal 1 atm.
Pembuatan belerang secara komersial :
Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan garam yang
melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan proses Frasch, air yang
dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan belerang, yang kemudian
terbawa ke permukaan.
Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun belerang harus
dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi, yang akhinya membuang
belerang. Namun sekarang, proses yang baru memungkinkan untuk mengambil kembali belerang
yang terbuang. Sejumlah besar belerang diambil dari ladang gas Alberta.
Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan sebenarnya pula,
produksi asam sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri
negara tersebut. Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah
dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan
juga trinatrium fosfat untuk deterjen. Pada metode ini, batuan fosfat digunakan dan diproses
lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya. Bahan-bahan baku yang ditunjukkan pada persamaan di
bawah ini merupakan fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan baku ini
kemudian diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan kalsium sulfat, hidrogen fluorida (HF),
dan asam fosfat. HF dipisahan sebagai asam fluorida. Proses keseluruhannya dapat ditulis:
Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O 5 CaSO42 H2O + HF + 3 H3PO4
Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk
menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil. Asam yang
telah digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent Acid
Regeneration (SAR) plant). Kilang ini membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang, bahan
bakar minyak, ataupun sumber bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan menghasilkan
gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang kemudian digunakan untuk membuat
asam sulfat yang "baru".
Amonium sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya diproduksi sebagai
produk sampingan dari kilang pemroses kokas untuk produksi besi dan baja. Mereaksikan
amonia yang dihasilkan pada dekomposisi termal batu bara dengan asam sulfat bekas
mengijinkan amonia dikristalkan keluar sebagai garam (sering kali berwarna coklat karena
kontaminasi besi) dan dijual kepada industri agrokimia. Kegunaan asam sulfat lainnya yang
penting adalah untuk pembuatan aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan
sejumlah kecil sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang
membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat
juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan
mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:
Al2O3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 3 H2O
Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam sulfat
merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim
menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat nilon. Ia juga digunakan untuk membuat
asam klorida dari garam melalui proses Mannheim. Banyak H2SO4 digunakan dalam
pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis untuk reaksi isobutana dengan isobutilena
yang menghasilkan isooktana.Walaupun asam sulfat tidak mudah terbakar, kontak dengan logam
dalam kasus tumpahan asam dapat menyebabkan pelepasan gas hidrogen. Penyebaran aerosol
asam dan gas sulfur dioksida menambah bahaya kebakaran yang melibatkan asam sulfat. Asam
sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko utama asam sulfat adalah kontak
dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan penghirupan aerosol asap. Paparan dengan
aerosol asam pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran pernafasan, dan
membran mukosa yang parah.
Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan, walaupun terdapat risiko edema paru apabila
kerusakan jaringan lebih parah. Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis
aerosol asam sulfat yang paling umumnya dilaporkanadalah pengikisan gigi.
Indikasi kerusakan kronis saluran pernafasan masih belum jelas. Di Amerika Serikat, batasan
paparan yang diperbolehkan ditetapkan sebagai 1 mg/m. Terdapat pula laporan bahwa
penelanan asam sulfat menyebabkan defisiensi vitamin B12 dengan degenarasi gabungan sub
akut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
1. Bagi siswa diharapkan tidak hanya memanfaatkan study tour sebagai sarana
rekreasi, namun juga sebagai sarana belajar untuk menambah wawasan.
2.bagi pembaca kami menyadari bahwa bembuatan karya ilmiah ini masih ada
banyak kekurangan dan kurang memuaskan. Untuk itu, kami berharap kritikan
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun .
Mudah-mudahan karya tulis ini bisa bermanfaat bagi kami dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://liburs.com/obyek-wisata/79-front-page/923-gunung-tangkuban-perahu.html
http://elmudunya.wordpress.com/2010/06/21/wisata-gunung-tangkuban-perahu-bandung-jabar/
http://www.jabarprov.go.id/index.php/submenu/162
http://dianaseptiana09.blogspot.com/2012/06/pemanfaatan-belerang-bagi-kehidupan_12.html
https://www.google.co.id/search?client=firefox-beta&rls=org.mozilla:en-
US:official&biw=1350&bih=626&sclient=psy-
ab&q=kumpulan+alasan+manfaat+belerang+bagi+manusia&oq=kumpulan+alasan+manfaat+bel
erang+bagi+manusia&gs_l=serp.12...928930.930777.0.934057.7.7.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c.1.54.
psy-
ab..7.0.0.iPdQUHtkJiQ&pbx=1&bav=on.2,or.r_qf.&bvm=bv.76477589,d.c2E&ech=1&psi=AU
QtVNf9N9aHuASZkYEg.1412253224184.6&ei=T0YtVNmOMsSxuASwj4C4Bw&emsg=NCS
R&noj=1
http://tipsehatcantikalami.blogspot.com/2012/11/manfaat.fungsi.belerang.untuk.kesehatan.tubuh.
html