Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH

LEGENDA SANGKURIANG
Diajukan untuk Memenuhi salah satu Syarat Tugas
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
Nama : Reni Nuraeni
Kelas : VIII. H

KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PANDEGLANG II PANDEGLANG
2012
Kata Pengantar
Puji sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan taufik dan hidayahnya dan
memberi kenikmatan yang tiada henti, baik nikmat jasmani dan nikmat rohani, sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini yang insyaalah sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam penuliasan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, guru-guru dan teman-teman yang sudah memberi dukungan dan
motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam
pemahaman atau penulisan, sangat besar harapan penulis ada saran atau kritik dari guru-guru di
sekolah Mts. Negeri Pandeglang II, teman-teman dan pembaca yang bersifat membangun demi
perbaikan penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca,
terutama bagi penulis, Amin.

Menes, Februari 2012

Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar i
..... ii
Daftar
Isi.... 1
BAB I PENDAHULUAN 2
A. Latar Belakang Masalah ...... 2
B. Rumusan Masalah. 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ..
D. Manfaat Penulisan Makalah. 3
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Latar Belakang Tentang Materi............ 3
B. Isi Materi... 4
1. Pengertian Hermeneutik...
2. Asal Usul Cerita Legenda Sangkuriang 8
3. Makna Legenda Gunung Tangkuban Parahu Dengan Segala Aspek Yang 13
Dikandungnya... 14
C. Manfaat Materi.
D. Makna Bagi Siswa Tentang Materi.. 15
BAB III PENUTUP 15
A. Kesimpulan... 16
B. Saran.
Daftar
Pustaka...

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mitos sebagai acuan pandangan hidup. Berbincang tentang mitos akan berkaitan erat
dengan legenda, cerita, dongeng semuanya termasuk kelompok folklore. Mengenai mitosC.A.van
Peursen mengatakan sebagai sebuah cerita (lisan) yang memberikan pedoman dan arah tertentu
kepada sekelompok orang. Inti dari mitos adalah lambang-lambang yang menginformasikan
pengalaman manusia purba tentang kebaikan-kejahatan, perkawinan dan kesuburan, dosa dan
proses katarsisnya. Sedangkan Rene Wellek & Austin Warren menyebutnya sebagai cerita
anonim mengenai penjelasan tentang asal mula sesuatu, nasib manusia, tingkah laku dan tujuan
hidup manusia serta menjadi alat pendidikan moral bagi masyarakat pendukung kebudayaan
tersebut.
Mengacu kepada pendapat di atas, ternyata mitos yang dikandung dalam legenda adalah
sumber pengetahuan mengenai kehidupan manusia pada masa lampau dalam segala aspeknya.
Disusun dalam bentuk cerita sastra (sastra lisan) sebagai alat transformasinya; sebab bentuk
cerita lisan mempunyai pola struktur dan alur yang cukup ajeg. dalam menuntun ingatan orang
sehingga mudah untuk seseorang menuturkannya kembali.
Kegiatan manusia tidak terlepas dari kemampuan untuk menafsirkan terhadap apa pun
yang dialaminya. Hasilnya adalah didapatkannya arti dan makna dari yang ditafsirkannya. Arti
adalah hubungan antara sesuatu dengan yang melingkunginya, hubungan teks dengan konteks).
Adapun makna adalah hubungan arti dengan nilai esensial yang dikandungnya.
1

Kemampuan mengartikan dan memaknai sesuatu, dalam budaya Sunda disebut dengan
kemampuan memanfaatkan Panca Curiga (lima senjata/ilmu), yaitu kemampuan untuk
menafsirkan secara: silib, yaitu memaknai sesuatu yang dikatakan tidak langsung tetapi
dikiaskan pada hal lain (allude); sindir yaitu penggunaan susunan kalimat yang berbeda
(allusion); simbul yaitu penggunaan dalam bentuk lambang (symbol, icon,
heraldica); siloka adalah penyampaian
2

dalam bentuk pengandaian atau gambaran yang berbeda (aphorisma) dan sasmita adalah
berkaitan dengan suasana dan perasaan hati (depth aporisma).
Dalam tulisan ini pun penulis menggunakan konsep hermeneutika (panca curiga) untuk
mencoba menarik arti dan makna yang dikandung dalam legenda Gunung Tangkubanparahu
dengan segala aspek yang dikandungnya. Kaidah lain untuk melakukan analisis, penulis
memanfaatkan leksikografi (cara menuliskan kata); etimologi (tentang asal-usul
kata), semantik(tentang arti kata) dan semiotika ( tentang arti dan makna lambang).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan hermeneutika ?
2. Bagaimanakah asal usul serita legenda sangkuriang ?
3. Bagaimanakah makna legenda gunung tangkuban parahu dengan segala aspek yang
dikandungnya ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Ingin mengetahui pengertian hermeneutika ?
2. Ingin mengetahui asal usul cerita legenda sangkuriang ?
3. Ingin mengetahui makna legenda gunung tangkuban parahu dengan segala aspek yang
dikandungnya ?
D. Manfaat Penulisan Makalah
Dalam penulisan makalah ini diharapkan manfaat yang diperoleh adalah:
1. Bagi penulis, bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususunya pengetahuan tentang
legenda sangkuriang.
2. Bagi pembaca, memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang cerita legenda sangkuriang.
3. Bagi guru, menembah wawasan pengetahuan dalam pengajaran bahasa Indonesia terutama
tentang cerita legenda sangkuriang.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Tentang Materi


Dalam penulisan makalah ini akan dibahas tentang bagaimana asal usulnya cerita legenda
sangkuriang dan bagaimana makna legenda gunung tangkuban parahu dengan segala aspek yang
dikandungnya. Pada dasarnya sebuah cerita-cerita seperti legenda adalah cerita yang berkaitan
dengan hal-hal bersifat mitos, akan tetapi pada jaman sekarang kebanyakan orang tidak peduli
terhadap cerita yang bersifat mitos, mungkin hanya sebagian dari sekian bnyak orang yang masih
percaya akan hal tersebut.
Kalau dikaji lebih dalam, pada dasarnya sebuah cerita akan mengajarkan kita arti
kehidupan dan kita bisa mengambil pesan moral yang ada dalam sebuah cerita tersebut. Jadi,
sebenarnya tidak usah mempedulikan cerita tersebut bersifat mitos atau tidak, yang penting kita
bisa tahu apa makna dan pesan yang terkandung dalam sebuah cerita tersebut atau dalam legenda
sangkuriang. Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan beberapa hal yang berkaitan denga
legenda sangkuriang.
B. Isi Materi
1. Pengertian Hermeneutik
Seperti ditulis pada awal wacana, hermeunetika adalah ilmu menafsirkan tentang sesuatu
agar mempunyai arti dan makna, sehingga dapat dipetik manfaatnya. Karena itu sangat bersifat
subyektif dan inklusif, tetap terbuka bagi siapa pun untuk memasukkan tafsirannya secara
pribadi. Boleh-boleh saja dan itu akan besar manfaatnya dalam membentuk masyarakat
bermartabat yang madani mardotillah. Mungkin perlu ada kesepakatan bersama yaitu mengenai
visi akhir yang ingin dicapai dari pemaknaan heumanetika tersebut, yaitu kesadaran untuk
menampakkan kandungan moral atau ahklak kemanusiaannya. Humisnis yang religius. Itulah
dasar kesepakatan para penafisr nilai moral budaya bangsa yang terkandung dalam folkolor atau
folkway.
2. Asal Usul Cerita Legenda Sangkuriang
Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari tataran Sunda. Legenda tersebut berkisah
tentang terciptanya danau Bandung, gunung Tangkuban Perahu, gunung Burangrang,
dan gunungBukit Tunggul.
Dari legenda tersebut, kita dapat menentukan sudah berapa lama orang Sunda hidup di
dataran tinggi Bandung. Dari legenda tersebut yang didukung dengan fakta geologi, diperkirakan
bahwa orang Sunda telah hidup di dataran ini sejak beribu tahun sebelum Masehi.
Legenda Sangkuriang awalnya merupakan tradisi lisan. Rujukan tertulis mengenai
legenda ini ada pada naskah Bujangga Manik yang ditulis pada daun palem yang berasal dari
akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 Masehi. Dalam naskah tersebut ditulis bahwa Pangeran
Jaya Pakuan alias Pangeran Bujangga Manik atau Ameng Layaran mengunjungi tempat-tempat
suci agama Hindu di pulau Jawa dan pulau Bali pada akhir abad ke-15.
Setelah melakukan perjalanan panjang, Bujangga Manik tiba di tempat yang sekarang
menjadi kota Bandung. Dia menjadi saksi mata yang pertama kali menuliskan nama
tempalegendanya. Laporannya adalah sebagai berikut:
Leumpang aing ka baratkeun (Aku berjalan ke arah barat)
Datang ka Bukit Patenggeng (kemudian datang ke gunung Patenggeng)
Sakakala Sang Kuriang (tempat legenda Sang Kuriang)
Masa dek nyitu Ci tarum (Waktu akan membendung Citarum)
Burung tembey kasiangan (tapi gagal karena kesiangan).
a. Ringkasan Cerita
Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja
membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina
bernama Wayung yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi.
Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh
ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang meminangnya,
tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.
Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas
permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si
Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain
terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia
berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan
dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.
Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk mengejar babi
betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang oleh
Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang
Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun
memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung
kelapa sehingga luka.
Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah
timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang
Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang
ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya. Terminological kisah kasih di antara kedua insan
itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan
tanda luka di kepalanya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya.
Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu
semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul atau pokok
pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan
menjadi gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai
dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud
Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil
tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar,
dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran
sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air
Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah
ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di gunung
Putridan berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah
tempat yang disebut dengan Ujung Berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang).
b. Kesesuaian Dengan Fakta Geologi
Legenda Sangkuriang sesuai dengan fakta geologi terciptanya danau
Bandung dan gunungTangkuban Perahu. Penelitian geologis mutakhir menunjukkan bahwa sisa-
sisa danau purba sudah berumur 125 ribu tahun. Danau tersebut mengering 16.000 tahun yang
lalu.
Telah terjadi dua letusan gunung Sunda purba dengan tipe letusan Plinian masing-masing
105.000 dan 55.000-50.000 tahun yang lalu. Letusan plinian kedua telah meruntuhkan
kalderagunung Sunda purba sehingga menciptakan gunung Tangkuban Perahu, gunung
Burangrang(disebut juga gunung Sunda), dan gunung bukit Tunggul.
Sangat mungkin bahwa orang Sunda purba telah menempati dataran tinggi Bandung dan
menyaksikan letusan Plinian kedua yang menyapu pemukiman sebelah barat citarum (utara dan
barat laut Bandung) selama periode letusan pada 55.000-50.000 tahun yang lalu saat gunung
Tangkuban Perahu tercipta dari sisa-sisa gunung Sunda Purba. Masa ini adalah masanya homo
sapiens, mereka telah teridentifikasi hidup di Australia selatan pada 62.000 tahun yang lalu,
semasa dengan Manusia Jawa (Wajak) sekitar 50.000 tahun yang lalu.
c. Sangkuriang dan Falsafah Sunda
Menurut Hidayat Suryalaga, legenda atau sasakala Sangkuriang dimaksudkan sebagai
cahaya pencerahan (Sungging Perbangkara) bagi siapa pun manusianya (tumbuhan cariang) yang
masih bimbang akan keberadaan dirinya dan berkeinginan menemukan jatidiri kemanusiannya
(Wayungyang). Hasil yang diperoleh dari pencariannya ini akan melahirkan kata hati (nurani)
sebagai kebenaran sejati (Dayang Sumbi, Rarasati). Tetapi bila tidak disertai dengan kehati-
hatian dan kesadaran penuh atau eling (teropong), maka dirinya akan dikuasai dan digagahi oleh
rasa kebimbangan yang terus menerus (digagahi si Tumang) yang akan melahirkan ego-ego yang
egoistis, yaitu jiwa yang belum tercerahkan (Sangkuriang). Ketika sang nurani termakan lagi
oleh kewaswasan (Dayang Sumbi memakan hati si Tumang) maka hilanglah kesadaran yang
hakiki. Rasa menyesal yang dialami sang nurani dilampiaskan dengan dipukulnya kesombongan
rasio sangego (kepala Sangkuriang dipukul). Kesombongannya pula yang memengaruhi sang
ego rasio untuk menjauhi dan meninggalkan sang nurani. Ternyata keangkuhan sang ego rasio
yang berlelah-lelah mencari ilmu (kecerdasan intelektual) selama pengembaraannya di dunia
(menuju ke arah Timur). Pada akhirnya kembali ke barat yang secara sadar maupun tidak sadar
selalu dicari dan dirindukannya yaitu sang nurani (pertemuan Sangkuriang dengan Dayang
Sumbi).
7

Walau demikian ternyata penyatuan antara sang ego rasio (Sangkuriang) dengan sang
nurani yang tercerahkan (Dayang Sumbi), tidak semudah yang diperkirakan. Berbekal ilmu
pengetahuan yang telah dikuasainya Sang Ego Rasio (Sangkuriang) harus mampu membuat
suatu kehidupan sosial yang dilandasi kasih sayang, interdependency silih asih-asah dan silih
asuh yang humanis harmonis, yaitu satu telaga kehidupan sosial (membuat Talaga Bandung)
yang dihuni berbagai kumpulan manusia dengan bermacam ragam perangainya (Citarum).
Sementara itu keutuhan jatidirinya pun harus dibentuk pula oleh sang ego rasio sendiri
(pembuatan perahu). Keberadaan sang ego rasio itu pun tidak terlepas dari sejarah dirinya, ada
pokok yang menjadi asal muasalnya (bukit Tunggul, pohon sajaratun) sejak dari awal keberada-
annya (timur, tempat awal terbit kehidupan). sang ego rasio pun harus pula menunjukkan
keberadaan dirinya (tutunggul, penada diri) dan pada akhirnya dia pun akan mempunyai
keturunan yang terwujud dalam masyarakat yang akan datangd dan suatu waktu semuanya
berakhir ditelan masa menjadi setumpuk tulang-belulang (gunung Burangrang)
Betapa mengenaskan, bila ternyata harapan untuk bersatunya sang ego rasio dengan sang
nurani yang tercerahkan hampir terjadi perkawinan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi, gagal
karena keburu hadir sang titik akhir, akhir hayat dikandung badan (boeh rarang atau kain kafan).
Akhirnya suratan takdir yang menimpa sang ego rasio hanyalah rasa menyesal yang teramat
sangat dan marah kepada dirinya. Maka ditendangnya keegoisan rasio dirinya, jadilah seonggok
manusia transendental tertelungkup meratapi kemalangan yang menimpa dirinya (gunung
TangkubanPerahu).
Walau demikian lantaran sang ego rasio masih merasa penasaran, dikejarnya terus sang
nurani yang tercerahkan dambaan dirinya (Dayang Sumbi) dengan harapan dapat luluh bersatu
antara sang ego rasio dengan Sang Nurani. Tetapi ternyata sang nurani yang tercerahkan hanya
menampakkan diri menjadi saksi atas perilaku yang pernah terjadi dan dialami sang ego rasio
(bunga Jaksi).
Akhir kisah yaitu ketika datangnya kesadaran berakhirnya kepongahan rasionya
(Ujungberung). Dengan kesadarannya pula, dicabut dan dilemparkannya sumbat dominasi
keangkuhan rasio (gunung Manglayang). Maka kini terbukalah saluran proses berkomunikasi
yang santun dengan siapa pun (Sanghyang Tikoro atau tenggorokan; bahasa Sunda: Hade ku
omong goreng ku omong) dan dengan cermat dijaga benar makanan yang masuk ke dalam
mulutnya agar selalu yang halal bersih dan bermanfaat.
3. Makna Legenda Gunung Tangkuban Parahu Dengan Segala Aspek Yang Dikandungnya
Seperti pada awal tulisan, bahwa legenda bukanlah kisah historis (a-historis), tetapi
berupa mitos yang menjadi acuan hidup masyarakat pendukung kebudayaannya. Demikian pula
yang terjadi pada legenda Gunung Tangkuban parahu. Di bawah ini saya susun kembali nama
dan tempat serta aspek lainnya yang terdapat dalam legenda tersebut. sebagai kata kunci
heurmanetika, yaitu:
a. Sungging Perbangkara,
b. cariang
c. babi hutan Si Wayungyang,
d. Dayang Sumbi atau Rarasat

e. anjing Si Tumang,
f. Sangkuriang,
g. taropong (torak),
h. Wetan (Timur)
i. Kulon (Barat)
j. Citarum,
k. Sanghyang Tikoro,
l. Guriang
m. Gunung Putri,
n. Gunung Manglayang,
o. Ujungberung,
p. kembang Jaksi,
q. boeh rarang,
r. Gunung Bukit Tungggul,
s. Gunung Burangrang
t. Gunung Tangkuban Parahu, dan
u. Talaga Bandung.
Telah disinggung di atas, bahwa banyak penulis yang memberi arti dan makna terhadap
legenda ini. Pada kesempatan sekarang penulis mencoba untuk membuat penafsiran arti dan
makna menurut konsep nilai-nilai intrinsik pandangan hidup urang Sunda yang terkandung
dalam alur cerita dan arti-makna dari setiap kata-kata kunci. Di bawah ini disertakan deskripsi
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan legenda gunung Tangkuban perahu.
a. Sungging Perbangkara.
Artinya : Sungging = ukiran, ornamen. Perbangkara (Prabhangkara) = Prabha =
cahaya. > ng > sang = penanda hormat, honorifik. > kara = matahari. Maknanya Penanda
dari kebaikan/ kebenaran sebagai cahaya pencerahan bagi yang menyimaknya.
b. Cariang.
Artinya: pohon keladi hutan (taleus leuweung) yang tumbuh subur dan bergetah sangat
gatal. Maknanya: Manusia-manusia yang hidup di tengah hutan kehidupan dengan bermacam
dorongan nafsunya.
c. Babi Hutan Wayungyang.
Artinya: Wayungyang > w(b)ayeungyang = perasaan yang tidak tenteram, gundah gula.
Maknanya: Seseorang yang masih berada dalam sifat kehewanan tetapi telah mulai bimbang
dan menginginkan menjadi seorang manusia seutuhnya (berperi-kemanusiaan).
d. Dayang Sumbi (Danghyang) atau Rarasati
Artinya : > Dang = penanda hormat, honorific. Yang < Hyang = gaib. > Sumbi =
1)tendok = alat untuk menusuk hidung kerbau agar menurut. 2) Bagian ujung terdepan dari
perahu sebagai penunjuk arah dalam berlayar agar tidak rersesat. Maknanya: Fitrah manusia
yang bersifat gaibiah yang memberi petunjuk dan kendali dalam menentukan arah kehidupan.
Bisa dimaknai pula sebagai kata hati, nurani yang mendapat pencerahan hidayah Allah
Swt. Rarasati nama lain dari Dayang Sumbi. Artinya : 1) > Raras = perasaan yang sangat halus.
> ati = hati, qalbu. Maknanya: Raras Ati = Hati atau qalbu yang penuh dengan kehalusan budi
karena mendapat pancaran sinar Ilahi. 2) Rara = gadis > sati (santa) = suci, pengorbanan,
tenang. Maknanya:Rara Sati = Kesucian yang tenang penuh pengorbanan.
e. Si Tumang.
Artinya: > tumang = 1) Peti yang tertutup (b. Kawi), 2) mangmang = sumpah
(b.Kawi) tu-mang-mang = orang yang terkena sumpah karena waswas. Maknanya: karakter
seseorang yang selalu asal bersumpah, waswas, akhirnya termakan sumpahnya sendiri, hatinya
seperti peti yang tertutup rapat tidak mendapat pencerahan.
f. Sangkuriang.
Artinya: > 1) Sang = penanda hormat, honorifik. > Kuriang < kuring = saya, ego.
2)Sang = penanda hormat, honorific. > Kuriang < guru + hyang = ego yang gaib.
Maknanya: Sangkuriang = Jiwa (ego) non material yang menjadi dasar tumbuhnya kesadaran
mental manusia yang selalu mendapat cobaan dan ujian kualitas dirinya.

g. Taropong
Artinya : 1) Alat bertenun dari sepotong bambu kecil (tamiang) tempat benang pakan
(torak); 2) Alat untuk melihat sesuatu agar lebih jelas (teropong). Maknanya: Kegiatan
(semangat) manusia dalam menata perilaku kehidupan agar terusun tertib sesuai dengan kualitas
dirinya serta mampu melihat dengan jelas alur (visi) kehidupannya.
h. Wetan
Artinya : timur, tempat matahari terbit; wetan > wiwitan = asal mula, harapan.
Maknanya : Menuju ke wetan (timur) , mencari yang diharapkan yang dicarinya sejak awal mula
keberadaan manusia.
i. Kulon
Artinya : Barat, tempat matahari tenggelam. Maknanya : Sampai di arah barat = sampai
di batas waktu, waktu terakhir, akhir kehidupan
j. Citarum
Artinya: > Ci < cai = air. > Tarum = sejenis tumbuhan, daunnya untuk memberi warna
indigo tua (hampir hitam) pada kain atau benang tenun. Maknanya: Kehidupan adalah seperti air
mengalir dalam perjalanannya akan mengalami beragam celupan kehidupan, kebahagiaan,
keprihatinan dan juga hal-hal negatif lainnya sebagai ujian keteguhan hatinya.
k. Sanghyang Tikoro
Artinya: > Sang = penanda hormat, honorifik. > Hyang = gaib. >Tikoro = saluran di leher
untuk bernafas dan berbicara (tenggorokan) atau saluran di leher untuk makan (kerongkongan).
Maknanya: Kemampuan manusia dalam berbicara tentang apa pun yang baik atau pun yang jelek
serta sering dilalui makanan entah yang halal atau yang haram.
l. Guriang
Artinya > Guru = Yang memberi petunjuk, ilmu; > hyang = gaib. Maknanya : Guriang=
orang yang mengajari ilmu pengetahuan, fasilitator.
m. Gunung Putri
Artinya > Putri = gadis, wanita cantik jelita, bangsawan. Maknanya: Karakter manusia
yang dihiasi nilai keindahan dan cinta kasih. Dimaknai sebagai sifat kewanitaan (feminim,
jamalliyah, cinta kasih yang rohimmi) yang penuh rasa kasih sayang.
n. Gunung Manglayang
Artinya: > Manglayang = 1) ngalayang, melayang. 2) Mang-layang > palayangan =
Saluran untuk pembuangan air kolam/talaga. Maknanya : Kemampuan manusia untuk menguras
dan membersihkan dirinya dari karakter yang kotor.
o. Kembang Jaksi
Artinya: 1) Jaksi > bisa dimaknai jadi + saksi . Maknanya: 1) Segala sesuatu yang
dikerjakan seseorang akhirnya akan menjadi saksi pula bagi dirinya. 2) Jaksi = bunga sejenis
pohon pandan. Maknanya: Kesesuaian antara itikad/niat ucapan dan perbuatan (tekad ucap
lampah)
p. Ujungberung
Artinya: > Ujung = akhir. >berung > ngaberung = menurutkan hawa nafsu.
Maknanya:Berakhirnya gejolak hawa nafsu yang negatif.
q. Boeh Rarang
Artinya : > Boeh = kain kafan. > rarang = suci, mahal. Maknanya: Semuanya akan
berakhir bila satu saat mau tidak mau harus memakai kain kafan yang suci, yaitu datangnya
waktu kematian mungkin secara fisik atau secara psikis.
r. Gunung Bukit Tunggul
Artinya : 1) > Bukit = Bentuk gunung yang lebih kecil. > Tunggul = pokok
pohon. Maknanya: Siapapun orangnya, kaya-miskin, pembesar atau pun rakyat kecil semuanya
mempunyai pokok sejarah dirinya (leluhur). 2) Tunggul > tutunggul = batu nisan. Maknanya
setiap orang mempunyai penanda jati dirinya, tentang apa dan siapa dirinya.

s. Gunung Burangrang
Artinya > Burangrang > Bukit + rangrang. > rangrang = ranting. Maknanya : Siapa
pun orangnya tetap akhirnya akan ada sangkut pautnya dengan keturunan dan masyarakat. yang
pada gilirannya semuanya akan hilang ditelan masa (ngarangrangan).
t. Gunung Tangkuban Parahu
Artinya: >Tangkuban = tertelungkup, menelungkup. > Parahu = perahu. > Gunung
Tangkuban parahu = gunung yang bentuknya seperti perahu yang tertelungkup. Maknanya:
Dalam kosmologi Sunda, gunung dimaknai sebagai tubuh manusia. Gunung Tangkubanparahu
dimaknai sebagai manusia yang sedang menelungkupkan dirinya dan itu menandakan suasana
hati yang sedang bingung penuh penyesalan.
u. Talaga Bandung
Artinya: > talaga = danau, dimaknai sebagai kehidupan di dunia ini, >bandung = 1) dua
buah perahu atau dua buah rakit yang disatukan dan di atasnya dibuat tempat berteduh.
2)bandung > bandung + an = memperhatikan, menyimak > silih bandungan saling
memperhatikan dengan penuh perhatian. Maknanya: > Talaga Bandung = Dalam kehidupan di
dunia ini, kita ibarat perahu yang dirakit berpasangan dengan sesama makhluk lain, seyogyanya
dapat membangun kehidupan bersama, yaitu kehidupan yang saling memperhatikan, silih asih,
silih asah dan silih asuh, interdependency (saling ketergantungan yang
harmonis), equaliter(setara di depan hukum) dan egaliter (setara di dalam kehidupan)
C. Manfaat Materi
Dalam penulisan makalah ini dengan materi yang bertemakan legenda Sangkuriang, pada
umumnya manfaat yang bisa dipetik dalam kehidupan harus saling memperhatikan, karena
manusia merupakan makhluk sosial yang saling ketergantungan satu sama lain.
Karena kehidupan adalah ibarat seperti air mengalir dalam perjalanannya akan mengalami
beragam celupan kehidupan, kebahagiaan, keprihatinan dan juga hal-hal negatif lainnya sebagai
ujian keteguhan hati.Jadi, kita harus menciptakan suasana hidup yang harmonis, damai, aman
dan tentram baik di lingkungan masyarakat maupun di dalam keluarga.
D. Makna bagi Siswa Tentang Materi
Seperti yang sebelumnya sudah ditulis di awal, bahwa sebuah legenda hanya bersifat
mitos, akan tetapi bila dikaji lebih dalam lagi ceritanya, banyak hal-hal yang bisa dipetik. Namun
perlu adanya pemamahan yang benar, akurat, tepat, dan juga berpegang pada pengetahuan dasar.
Untuk mendukung pengetahuan tersebut bisa mencari dan menggunakannya sumber-sumber
tertentu yang berkaitan dengan cerita tersebut, agar tidak adanya pemahaman yang salah.
Sangat penting sekali bagi siswa atau kaum pelajar sebagai generasi penerus yang ada di
seluruh Indonesia terutama siswa di Mts. Negeri Pandeglang II, untuk mempelajari dan mengkaji
legenda Sangkuriang. Selain bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman,
banyak manfaat yang bisa diambil sebagai pedoman hidup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengakaji legenda sangkuriang penulis akhirnya menarik kesimpulan tentang apa
yang ada dalam materi tersebut. Adapun kesimpulannya sebagai berikut :
1. Hermeunetika adalah ilmu menafsirkan tentang sesuatu agar mempunyai arti dan makna,
sehingga dapat dipetik manfaatnya. Karena itu sangat bersifat subyektif dan inklusif, tetap
terbuka bagi siapa pun untuk memasukkan tafsirannya secara pribadi.
2. Bila kita runut seluruh informasi di atas, maka akan ditemukan alur kearifan pandangan hidup
masyarakat Sunda yang terkandung dalam legenda Gunung Tangkuban parahu. Kearifan yang
dibungkus dengan cerita legenda ini dapat menjadi acuan hidup bagi siapa pun dalam menjalani
keberadaannya baik secara manusia lahiriah (fisik) maupun manusia transendental (ruhi).
3. Setelah mengkaji legenda sangkuriang didapatkan nama dan tempat serta aspek lainnya yang
terdapat dalam legenda tersebut ialah; Sungging Perbangkara, cariang, babi hutan Si
Wayungyang, Dayang Sumbi atau Rarasati, anjing Si Tumang, Sangkuriang, taropong (torak),
Wetan (Timur), Kulon (Barat), Citarum, Sanghyang Tikoro, Guriang, Gunung Putri, Gunung
Manglayang, Ujungberung, kembang Jaksi, boeh rarang, Gunung Bukit Tungggul, Gunung
Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu, dan Talaga Bandung.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis hanya bisa menyarankan kepada pembaca,
khususunya bagi siswa Mts. Negeri Pandeglang II dapat membangun kehidupan bersama, yaitu
kehidupan yang saling memperhatikan, silih asih, silih asah dan silih asuh, kemudian ciptakan
suasana hidup yang harmonis, damai, aman dan tentram. Tidak lupa untuk terus menggali ilmu
pengetahuan di berbagai mata pelajaran, khususunya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan
bisa mengkaji lebih dalam lagi sebuah cerita legenda Sangkuriang.

Daftar Pustaka
Danandjaja, James. 1986. Folkor Indonesia. Jakarta: Pustaka Grafitipress.
Ekadjati, Edi S. 2001. Kamus Bahasa Naskah dan Prasasti Sunda Abad.
Ekajati, Edi S. 1983. Naskah Sunda Lama Kelompok Babad. Bandung: Depdikbud.
Hidayat, Suryalaga. 1996. Racikan Budaya Sunda. Jabar : Depdikbud Prop.
Http://www.sundaNet.com.
LBSS. 1975. Kamus Umum Basa Sunda: Tarate.
Satjadibrata, R.1946. Dongeng-dongeng Sasakala. Jakarta: Balai Pustaka.
Wahyu Wibisana. 1992. Sangkuriang Kabeurangan. Bandung: Mangle No. 1373.
Wellek, Rene. Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.

Woyowasito, S. 1977. Kamus Kawi- Indonesia: CV. Pengarang.


Diposkan oleh moh. arifin di 04.33
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
BAB I
PENDAHULUAN

Sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan di SMA Islam Taallumul Huda Bumiayu bahwa
dalam memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Akhir Sekolah( UAS ) dan Ujian Akhir Sekolah ( UAS )
maka setiap siswa diwajibkan untuk membuat laporan perjalanan atau karya tulis. Adapun yang akan
penulis bahas mengenai : GUNUNG TANGKUBAN PERAHU, BANDUNG - JAWA BARAT

A. Alasan Pemilihan Judul


Dalam menyusun karya tulis ini , penulis mengangkat judul : SEKILAS TENTANG GUNUNG
TANGKUBAN PERAHU, BANDUNG - JAWA BARAT dengan alasan sebagai berikut :
1. Untuk mengenal lebih ajuh tentang obyek wisata yang ada di Indonesia, khususnya Gunung Tangkuban
Perahu.
2. Menarik minat Pembaca untuk mengunjungi obyek wisata Gunung Tangkuban Perahu.
3. Menyadarkan kepada kita bahwa di Indonesia terdapat banyak obyek wisata yang melukiskan tentang
keindahan alam.

B. Tujuan Penulisan
1. Sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh siswa siswi guna mengikuti Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) dan
Ujian Akhir Nasional ( UAN )
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi diri sendiri juga para pembaca tentang Gunung
Tangkuban Perahu
3. Untuk melatih dan mengembangkn bakat serta kemampuan penulisan dalam menyusun laporan
perjalanan ataupun karya tulis secara sistematis.

C. Metode Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ini Penulis memilih menggunakan metode-metode sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dengan melihat dan mengujungi secara langsung obyek yang telah ditentukan.
2. Metode Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan mencatat dari buku-buku yang berhubungan
langsung dengan Gunung Tangkuban Perahu.
3. Metode Interview
Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya - jawab secara langsung dengan pihak yang
bersangkutan.

D. Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran, penulis memberikan garis besar karya tulis ini, yaitu :
BAB I .
Pendahuluan yang meliputi : Alasan Pemilihan Judul , Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan
Sistematika Penulisan. laporan perjalanan
BAB II.
Sejarah singkat gunung Tangkuban Perahu dan Topografi yang meliputi :Asal usul Gunung
Tangkuban Perahu , Letak Geografis , Iklim.Luas Areal., Tabel Analisis Gas Kimia. Legenda sangkuriang
,Kawah Gunung Tangkuban Perahu , Kelompok Pangguyangan Badak ( Kawah Utama ) Kelompok
Kawah Parasiter ..Aktifitas Letusan..Flora Dan Vegetasi...dan Satwa Liar
BAB III.
Obyek obyek wisata di sekitar gunung Tangkuban Perahu yang meliputi : Bumi Perkemahan
Cikole.Pemandian Air Panas, Situ Lembang Air Terjun Maribaya. Curug Cimahi, Taman Junghun Jaya
Giri Desa Wisata Bunga Cihideung Observatorium / Teropong Bintang Bosscha
BAB IV.
Arti dan fungsi Tangkuban Perahu bagi penduduk sekitar, wisatawan domestik dan asing yang
meliputi: Biologis, Ekonomis, Psikologis dan Akademis.
BAB V.
Bab ini meliputi PENUTUP dari penulis yang meliputi : Kesimpulan dan Saran saran.

BAB II
PENGERTIAN UMUM

Gunung Tangkuban Parahu


Ketinggian : 2,084 meter (6,837 kaki)
Lokasi : Jawa Barat, Indonesia
Koordinat : 6.77LS 107.6BT
Geologi : Jenis Stratovolcano
Letusan terakhir : 1983[1]

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak
di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon
pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi
2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke
barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang
dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap
belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya
adalah 17C pada siang hari dan 2 C pada malam hari.

Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas,
hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Legenda rakyat setempat


Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan
jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang
Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya
gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik.
Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh
Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung
ini. Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di
kaki gunung nya di antaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan
gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini
merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung
dengan ketinggian kurang lebih 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api
purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung
Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda
dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita
masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda
purba terhadap peristiwa pada saat itu.

A. Asal Usul Gunung Tangkuban Perahu


Gunung Tangkuban Perahu terbentuk dari aktivitas letusan yang paling muda di antara jajaran/
kompleks Gunung Api Sunda Purba dengan type letusan Strato/ berlapis , sekitar 3000 tahun yang lalu.
Dari gunung Sunda Purba (dengan ukuran yang lebih besar) kemudian Terbentuklah 3 tiga
gunung api baru, yaitu : Gunung Sunda ( Baru ) , Gunung Tangkuban Perahu. Gunung Burangrang dan
Pada Fase terakhir sekitar 2000 tahun yang lalu terbentuklah dasar batuan Sedimen neogen / endapan
batu bara.
Bagian sisa kawah ( Kaldera ) gunung Sunda Purbamasih terdapat di antara Gunung Burangrang
dan Tangkuban Perahu. Sedangkan Danau atau Situ. Lembang masih merupakan salah satu bagian dari
dasar kawah gunung Sunda Purba itu sendiri. Peristiwa runtuhan ini terjadi pada dua tahap, yaitu:
1. Terjadinya patahan di Lembang sekitar + 3000 tahun yang lalu
2. Runtuhnya bagian puncak di sebelah Utara, kemudian muncullah kegiatan gunung Tangkuban Perahu di
sebelah Timur yang merupakan sisa kawah Kaldera gunung Sunda (+ 2000 tahun yang lalu ).
Dalam perkembangannya membentuk tubuh gunung dengan puncak gunung api yang
memanjang . Bentuk tubuh yang memanjang disebabkan oleh adanya tempat perpindahan titik letusan
yang memanjang + 1100 m dengan arah timur dan barat . Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya sisa
sisa tepi kawah yang lama yang mendirikan adanya gerakan atau perpindahan aktifitas puncak. Pada
waktu yang bersamaan terbentuk pula mata air panas Ciater dan Maribaya.
Perpindahan aktifitas puncak yang membentang dari timur ke barat, maka apabila dilihat dari
arah Selatan ( kota Bandung ) maka tampak seperti trapesium atau seperti perahu yang terbalik ( Bahasa
Sunda ) perahu nangkub = Tangkuban Perahu .
Keadaan / aktifitas gunung Tangkuban Perahu Sampai saat ini adalah dalam keadaan aktif dan
normal. Dengan suhu permukaan kawah 96 C s/d 98 C dengan kondisi asap berwarna putih tipis.
setelah kira kira 3 bulan yang lalu Gunung Tangkuban Perahu dinyatakan statusnya
WASPADA,dengan ketinggian antara 5 15 m dari permukaan ( kawah Baru, Ratu, Domas ). Dalam
masyarakat setempat( Sunda ), terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu tidak lepas dengan legenda
Sangkuriang.

B. Letak Geografis
Secara geografis Gunung Tangkuban Perahu berada pada 64 derajat 06 LS dan 107 derajat 36
BT dengan puncak tertinggi kurang lebih 2,084 meter dpi. Obyek wisata gunung Tangkuban Perahu yang
terletak tidak jauh dari jalan raya Bandung Jakarta via Subang, Cikampek. Sekitar 30 km dari Bandung
(merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat ) ke arah Utara 200 km dari Jakarta atau 32 km sebelah selatan
kota Subang secara administratif berada di wilayah kabupaten Subang dan kabupaten Bandung.

C. Iklim
Daerah Tangkuban Perahu termasukkategori daerah tropis dengan suhu rata - rata siang hari 18
derajat celcius dan antara 7 derajat sampai 9 derajat celcius malam hari. Memiliki curah hujan 2.700 mm
pertahun dengan curah hujan terendah 100 mm di bulan Juli dan tertinggi 320 mm di bulan Nonember
dengan kelembaban udara 45 % - 95 % Prosentasi penyinaran Matahari tinggi antara 40 % - 60 %
dengan lama penyinaran 4,8 jam atau sekitar 7- 2 jam per hari.

D. Luas Areal
Secara keseluruhan luas areal gunung Tangkuban Perahu : 3.320 km2 dan dalam
pengelolaannya terbagi dalam tiga kelompok,yaitu :
1. Hutan Produksi : 1.290 km2
2. Hutan Wisata : 370 km

E. Kawah Gunung Tangkuban Perahu


Gunung Tangkuban Perahu mempunyai dua kelompok kawah pusat yang masih aktif sampai
saat ini , diantaranya adalah :
1. Kelompok Pangguyangan Badak ( kawah Utama )
a. Kawah Pangguyangan Badak ( pertama ) ukuran 800 m x 700 m
b. Kawah Upas, kawah Upas A ( tertua ), kawah Upas B ( sebelum sekarang ) Kawah Upas C ( sekarang )
ukuran 800 m x 560 m
c. Kawah Ratu, kawah Ratu B ( sekarang ) ukuran 650 m x 500 m
d. Kawah G Como, ( leburan tahun 1926 )
e. Kawah Baru

2. Kelompok Kawah Parasiter


a. Kawah Jurig
b. Kawah Siluman
c. Kawah Jurian
d. Kawah Badak
e. Kawah Domas
f. Kawah Jagal
g. Kawah Suci
Dari sekian kawah yang ada, hanya beberapa kawah yang paling menarik perhatian pengunjung . Hal
ini disebabkan selain kawah Domas masih aktif juga karena ada mata air panas ( Fumarole ) dengan
suhu mendekati titik didih antara 98 C 100 C. Kawah Domas merupakan yang paling aman untuk
dikunjungi karena posisinya yang tepat di lereng gunung terbuka (tidak tertutup atau ditumbuhi oleh
tumbuh-tumbuhan) sehingga gas gas yang dikeluarkan oleh kawah akan segera terbawa angin

F. Aktifitas Letusan
Peristiwa letusan letusan yang besar yang pernah terjadi tidak pernah dilakukan pencatatan
sebelumnya . Baru kemudian mulai tercatat dalam sejarah setelah seorang berkewarga negaraan
Jerman bernama Junghun yang pernah menulis erupsi tahun 1829 sejak itulahkegiatan gunung
Tangkuban perahu mulai diadakan pencatatan aktivias sampai saat ini.dan tercatat sebagai berikut :

Tahun Kegiatan
1829 Terjadi letusan abu secara terus menerus di kawah Ratu dan Upas
1846 Erupsi dalam kawah baru
1862 Peningkatan kegiatan di dalam kawah Ratu dan Upas
1896 Letusan freaktif, terbentuk kawah baru
1910 Letusan kawah ratu
1929 Letusan kawah lumpur setinggi 10 m di kawah Ratu
1935 Terbentuklah celah panjang 50 m lebar 1m di kawah Ratu
1936 Kenaikan kegiatan di kawah Ratu tinggi asap mencapai 100 m
1952 Awan hitam mengepul setinggi 25 m disertai hujan abu tipis di kawah Ratu
1969 Hujan abu tipis mencapai perkebunan teh di daerah sebelah utara
1970 Erupsi lumpur di kawah Ratu
1984 Kenaikan kegempaan
1985 Kenaikan suhu solfatar
1992 Kenaikan aktifitas / gempa vulkanik
G. Flora Dan Vegetasi
Tangkuban Perahu memiliki formasi hutan hujan tropis , berbagai jenis
pohon yang terdapat di dalamnya. Adapun jenis tumbuhan yang ada di sekitar Gunung Tangkuban
Perahu antara lain :
a. Manarasa
b. Jambu Atus
c. Puspa
d. Harendong
e. Kipare
f. Saninten
g. Rasalama
h. Lemo
i. Kihiuris
j. Walen
k. Kipanggang
l. Cantigi Bodas

1. Jenis Tumbuhan Bawah


1) Babodotan
2) Herendong Alas
3) Kicentre
4) Carutu
5) Pakis cempe
6) Pinang
7) Kantong Semar
8) Bingbin
9) Pakis tangkur
10) Benying
11) Pakis Andong

2. Jenis Tumbuhan Epiphyl


1) Benalu
2) Kedeca
3) Paku
4) Liana
5) Arevy gereng
6) Kibabera
7) Hariyang
8) Kirinyuh
9) Kesangka

H. Satwa Liar
Satwa liar kerap dijumpai saat pengunjung melakukan pendakian (Hiking) ke puncak gunung
atau ke kawah yang masih aktif yang letaknya di lereng bagian bawah gunung Tangkuban Perah.

1. Species Primata
a. Surit ( Presibis aygula )
b. Lutung ( Precybis crstata )
c. Jelarang ( Ratufa Bicolor )

2. Species Mamalia
a. Macan Tutul ( Phanthera Pardus )
b. Trenggiling ( manis jaranscur )
c. Tupai ( cavociuros notatus )

3. Species Aves
a. Walik ( Teuro grisscicapina )
b. Tikukur ( Strepto pellascinansip )
c. Candara ( ducula apna )
d. Filiran ( geopelia striata )
e. Elang Lurik ( Spiloreis cheela )
f. Tratuka ( Megalaema Megalema )
g. Alap alap ( Fako Mohicensis )
h. Serendet ( Loncullus vernallis )
i. Nadu ( Anthropthus )
j. Jog jog ( Picnonotus Golfar )
k. Ayam hutan ( Galuas Sp )
l. Puyuh ( caturnik jamaika )
BAB III
PEMBAHASAN

ARTI DAN FUNGSI TANGKUBAN PERAHU BAGI PENDUDUK SEKITAR, WISATAWAN DOMESTIK
DAN ASING
Gunung Tangkuban Perahu memiliki beberapa fungsi bagi masyarakat penduduk sekitar ,
wisatawan domestik dan asing dan berikut ini beberapa fungsi yang akan dijabarkan penulis sebagai
berikut :

A. Fungsi Biologis
Secara Biologis, asap belerang berguna untuk kesehatan kulit . daerah Gunung Tangkuban
Perahu mempunyai tanah yang subur karena berdekatan dengan dapur magma sehingga cocok ditanami
tumbuhan yang hidup pada suhu dingin.

B. Fungsi Ekonomis
Secara ekonomis , adanya tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu merupakan keuntungan
bagi penduduk sekitar dapat mencari nafkah dengan menjual souvenir, pakaian dan lain lain , barang
dagangan dijual dan dibangun semacam stan stan tempat berdagang berjejer jejer sambil
menawarkan barang dagangannya pada wisatawan. Dengan demikian penduduk sekitar dapat
memperoleh keuntungan dalam memenuhi kebutuhan sehari hari.
C. Fungsi Psikologis
Tempat wisata alam Gunung Tangkuban Perahu sangat cocock untuk tempat rekreasi, liburan
dan refresing, karena suasana alamnya yang sejuk, tenang, damai dan tentram sehingga dapat
menghilangkan perasaan yang stress dan jenuh dengan aktifitas pekerjaan mereka. Tempat ini juga
cocok untuk berlibur keluarga, sekolah ( Study Tour ) liburan anak anak muda atau sekedar berlibur
mencari kedamaian agar hati menjadi tenang.

D. Fungsi Akademis
Gunung Tangkuban Perahu selain sebagai tempat wisata juga dapat digunakan sebagai tempat
penelitian ilmu ilmu pengetahuan seperti Geografi, Geologi bagi para ilmuawan dan sarana bagi pelajar
untuk dapat mengetahui kehebatan alam yang merupakan ciptaaan Tuhan Yang Maha Esa yang harus
disyukuri dan dipelihara agar tetap terjaga kelestraiannya dan dapat diolah dengan baik sesuai
kegunaannya.

E. Legenda Sangkuriang
Padi jaman dahulu kala ada seorang maha raja yang bernama Sungging Purbang kara dari kerajaan
Galuh Pakuan pergi berburu ke hutan larangan dengan diiringi bala Punggawa kerajaan. Konon dalam
perburuannya sang raja sempat membuang air kecil ke tampar tanpa sengaja air seninya tergenang di
sebuah belahan tempurung kelapa yang tergeletak di tanah. Saat itu seekor babi hutan betina lari terbirit
birit karena ketakutan dikejar- kejar para penggawa yang akhirnya bersembunyi dekat genangan air
kencing sang raja yang terkenal kesaktiannya itu. Karena babi betina yangmerupakan jelmaan dari
seorang pertapa cantik ( yang dikutuk menjadi seekor babi hutan oleh gurunya karena melanggar
pantangannya ) meminum air seni sang raja. Selang beberapa waktu kemudian pada musim berburu
berikutnya raja kembali ke hutan tersebut dan betapa terkejutnya dia saat mendengar jeritan tangis
seorang bayi yang tergeletak di atas semak semak belukar. lalu raja memerintahkan seluruh pung-
gawa membawa bayi perempuan yang cantik kepada raja. Ia sangat gembira dan kemudian kembali ke
Istana membawa bayi itu dan kemudian tumbuh menjadi seorang putri yang cantik jelita yang kemudian
diberi nama Dayang Sumbi
a. Dayang Sumbi Dibuang Ke Hutan
Sejak kehadiraan Dayang Sumbi ke Istana Galuh , negara menjadi kisruh dan sering dilanda
malapetaka, bencana demi bencana datang silih berganti.keresahan semakin memuncak Pada saat
Dayang Sumbi menjelang remaja ia selalu menolak lamaran para pangeran dari kerajaan tetangga
sehingga sang raja menjdi panik dan khawatir bila mereka bersatu dan menyerang Galuh karena sakit
hati , maka keputusan untuk membawa kembali Dayang Sumbi ke tempat asalnya ( ke Hutan ) dan
hanya ditemani oleh seekor anjing Penjaga yang bernama si Tumang (yang merupakan jelmaan dari
seorang manusia yang melanggar larangan guru ) dan dibawa seperangkat alat tenun untuk menghibur
dan mengisi waktu senggang di hutan yang sunyi dan sepi kerjanya hanya menenun setiap hari sesal
duka akhirnya menjadi bencana , berbagai macam penyakitdatang silih berganti

b. Kawin Dengan Si Tumang


Suatu hari Dayang Sumbi memaksakan dirinya menenun kain meskipun ia sedikit sakit , tiba tiba
tenun tanpa sengaja alat tenunan itu jatuh dari tangannya ke lereng yang terjal, dengan badan lemah tak
berdaya Dayang Sumbi tidak mampu mengambil kembali alat tenun itu . Maka Dayang Sumbi bersumpah
dan berkata Siapa saja yang sudi membawa alat tenun itu kembali bila ia perempuan akan ku angkat
sebagai saudara dan bila ia laki laki maka akan kuangkat menjadi suami.sungguh aku tak bohong
Dayang Sumbi bersungguh sungguh dengan ucapan itu . Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi setelah
beberapa saat kemudian datanglah si
Tumang yang membawa alat tenun itu. Apa boleh buat janji seorang iswari tidak dapat dipungkiri maka
Dayang Sumbi dengan si Tumang jadilah suami istri. Setelah mereka menikah maka keduanya
mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang si anak Tumang yang diasuhnya
bersama

c. Sangkuriang Membunuh Ayahnya


Pada suatu hari Sangkuriang kecil mengemban kuasa sang bunda untuk mencari hati rusa hasil
buruannya sebagai santap malam ditemani si Tumang pergi membawa busur panah dan menuju ke
hutan. Beberapa kali sangkuriang berusaha mebidik panahnya ke sasaran namun selalu gagal akhirnya
Sangkuriang semakin kesal karena tidak mendapatkan hati rusa, kemudian dengan maksud
menenangkan hati sang ibunda akhirnya Sangkuriang mengambil anak panah untuk mengambil hati si
Tumang Setelah selesai makan malam tiba - tiba Dayang Sumbi bertanya Wahai anakku kemanakah
gerangan si Tumang ? dari tadi tidak tampakrupa dan bayangannya ? tanya sang bunda. Dengan nada
datar Sangkuriang menjawab Hati yang kita makan tadi sebenarnya bukanlah hati rusa tetapi Hati
yang disantap pada makan malam adalah hati si Tumang.Dengan sangat terkejut dan perasaan yang
sangat marah ketika itu Dayang Sumbi mengambil Centong dan akhirnya Sangkuriang dipukul dengan
keras dan menyebabkan luka kepala yang cukup dalam. Pada saat itu Dayang Sumbi memohon kepada
sang Hyang Widi atas kesalahannya yang tidak pernah menceritakan keadaan yang sebenarnya ayah
Sangkuriang. Pada waktu Dayang Sumbi mendapat wamgsit bisikan dari Hyang Widhi bahwa ia tidak
boleh memakan setiap makhluk yang berdarah antar lain harus mandi air pancuran dan sejak saat itu
Dayang Sumbi hanya memakan aneka tumbuhan dan daun daunan ( lalaban ) sebagai lauk pauk.serta
harus mandi dan minum dari air pancuran

d. Sangkuriang diusir Ibunya


Dalam keadaan kepala yang luka dan berdarah dengan kondisi setengah hilang ingatan ,Sangkuriang
di usir oleh ibunnya dari kampung halamannya dan iamenggembara entah kemana tujuannya dari masuk
hutan keluar hutan, dari satu desa ke desa lain , ia menuju ke arah matahari terbit dan dalam
pengembaraannya itu Sangkuriang selalu berburu dan mempelajari ilmu dari setiap guru yang
dijumpainya. Akhirnya sekarang Sangkuriang menjadi seorang pemuda yang tampan dan perkasa ( sakti
mandraguna )Setelah sekian lama mengembara timbul hasrat untuk pulang ke kampong halamannya
untuk mencari ibunya . setelah menempuh perjalanan dalam beberapa hari kemudian sampai juga di
suatu desa. Dalam perjalanan Sangkuriang berpapasan dengan seorang gadis cantik Dan Sangkuriang
mempunyai hasrat untuk mencintai gadis itu yang sesungguhnya adalah ibunda, dan Sangkuriang tidak
menyadari bahwa kampung yang disinggahinya adalah kampung halamannya sendiri yang pernah ia
tinggalkan. Dan gadis tersebut sesungguhnya adalah ibunya Dayang Sumbi Atas ampunan segala
perihal sang Dewata Dayang Sumbi tetap ayu dan tampak muda. Pada suatu hari Sangkuriang dan
Dayang Sumbi sedang memadu kasih untuk merencanakan perkawinannya . Dayang Sumbi terkejut
akan luka yang pernahdilakukan pada anaknya, semua bentuk dan ciri-ciri luka pada kepalanya
Sangkuriang (sang kekasih). Dayang Sumbi menyadari hal itu dan dia fikir tak ingin menikah dengan
Sangkuriang (yang ia yakini bahwa dia adalah anak kandungnya sendiri) namun di sisi lain ia tak mampu
membatalkan rencana perikawinannya tersebut.
Kepada sang Dewata sekali lagi ia mohon bagaimana cara melakukan siasat untuk menggagalkan
perkawinannya .sebagai siasat suatu syarat (sebagai Mas kawin) Sangkuriang harus membuat danau
dengan perahu raksasa dalam tempo satu malam yang akan dipakai nanti untuk dilayari berbulan madu
.Perahu dan danau tersebut harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing Tenamglah fikiran Dayang
Sumbi ketika itu, karena menurutnya persyaratan itu tidak akan mampu dipenuhi oleh Sangkuriang.
Dengan percaya diri dan tenang, syarat perkawinan itupun ia terima tanpa basa-basi Sangkuriang
perkasa langsung menyanggupi persyaratan sang kekasih.

e. Sangkuriang Membuat Perahu


Dengan dibantu bala tentara siluman gunung tujuh Sangkuriang mulai membendung aliran sungai
Citarum sang Hyang Tikoro ( kini sudah menjadi Padalarang sekitar 30 km barat kota Bandung ). Perahu
dibangun di hutan Lembitan ( Lembang ). sepanjang malam Dayang Sumbi mengamati apa yang
diperbuat oleh Sangkuriang , dengan perasaan cemas, menjelang tengan malam Situ Hyang alias danau
atau telaga Bandung telah terbentangdan perahu pun siap diluncurkan.sementara fajar menyingsing
masih jauh menjelang Di kala itupun Dayang Sumbi tak keukurangan akal untuk mengagalkan rencana
anaknya yang angkara murka, Dayang Sumbi berdoa kepada Dewata dan beberapa saat
kemudianDayang Sumbi mengambil sehelai selendang mayang ( berwarna putih ) hasil tenunannya dan
ilmu kesaktian yang dimilikinya Dayang Sumbi mulai mengibar-ibarkankan selendang putihnya di ufuk
timur sehingga menimbulkan cahaya seolah fajar telah tiba Selain itu pula dayang Sumbi memerintahkan
penduduknya pengiringnya Untuk menyalakan obor, ayam ayam yang berada di sekitarnya mulai
berkokok, sedangkan kaum wanitanya disuruh bersenandung sambil menumbuk padi seolah olah hari
sudah pagi.Sangkuriang wirang karena kesiangan karena ia merasa yakin melaksanakan apa yang
diinginkan oleh calon istrinya akan tetapi ternyata ia gagal dan begitu murkanya ia menendang
perahunya yang hampir selesai itu kemudian terbalik ( dalam bahasa Sunda yaitu Nangkub ) dan
berubahmenjadi gunung yang sekarang dinamakan Tangkuban Perahu ( yang berarti perahu terbalik ).
Dan sisa ranting pohon untuk membuat perahu yang berubah menjadi gunung Burangrang dan sisa kayu
yang ditebang berubah menjadi bukit yang dinamakan bukit Tunggul.
Bendungan Sang Hyang Tikoro. untuk membuat danau itu pun diobrak abrik sehingga air menjadi
surut dan danaunya pun berubah menjadi sebuah desa Bandung .Kini desa tersebut telah berubah
menjadi kota yang kita kenal dengan sebutan kota Bandung (Berasal dari Kata Bendung / bendungan)
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil uraian di atas mengenai Gunung Tangkuban Perahu , maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Obyek wisata Tangkuban Perahu selain dijadikan sebagai tempat rekreasi juga dapat dijadikan bahan
penelitian ilmu-ilmu pengetahuan
2. Obyek wisata Tangkuban Perahu merupakan salah satu obyek yang menarik di wilayah Bandung dan
kaya akan budaya serta tinggi nilai sejarahnya
3. Obyek wisata Tangkuban Perahu harus dilestraikan dan dimanfaatkan secara optimal

B. Saran saran
1. Setelah memahami laporan perjalanan ini hendaknya pembaca dapat semakin mengenal dan lebih
mencintai budaya sendiri.
2. Dengan laporan ini semoga semakin meningkatkan kesadaran kita untuk melindungi kelestarian alam.

Diposkan oleh andy gembix di 02.50


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
2 komentar:
1.

Shella lailanni fatwan24 September 2014 2

KARYA TULIS ILMIAH

MANFAAT BELERANG GUNUNG TANGKUBAN PERAHU


Disusun Oleh:

Nama NISN

1.Ade fir saputra 9962090604


2.Andi saputra 9962090605
3.Dinda citra dhevi A.K.W 9972013519
4.Eni kristiani 9967539562
5.Muhammad andika 9950929298

SMA NEGERI 1 PENAWARTAMA


KABUPATEN TULANG BAWANG
2014

KARYA TULIS ILMIAH

MANFAAT BELERANG GUNUNG TANGKUBAN PERAHU


Sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Nasional
Disusun Oleh:

Nama NISN

1.Ade fir saputra 9962090604


2.Andi saputra 9962090605
3.Dinda citra dhevi A.K.W 9972013519
4.Eni kristiani 9967539562
5.Muhammad andika 9950929298

SMA NEGERI 1 PENAWARTAMA


KABUPATEN TULANG BAWANG
2014

LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama ketua : Ade fir saputra
Nama anggota :
1. Andi saputra
2. Dinda citra dhevi A.K.W
3. Eni kristiani
4. Muhammad andika
Nama sekolah : SMAN 01 PENAWARTAMA
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul : Manfaat Belerang gunung Tangkuban
Perahu.
Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau saduran dari karya
tulis orang lain serta belum pernah dikompetisikan dan/atau dipublikasikan dalam bentuk
apapun. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-
benarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana diperlukan.

Penawartama, 18 oktober 2014

Menyetujui,

Guru pembimbing, Ketua kelompok,

Tri widodo s.pd Ade fir saputra


NIP. NISN. 9962090604

LEMBAR PERSETUJUAN
Karya tulis ini telah disetujui oleh pembimbing:
Hari : Sabtu
Tanggal : 18 oktober 2014
Tempat : SMAN 1 PENAWARTAMA
Sebagai persyaratan mengikuti Ujian Akhir Nasional SMA Negeri 1 penawartama Tahun
pelajaran 2014/2015

Mengetahui,

Kepala SMAN 1 Penawartama Guru pembimbing

Gunawan S.pd. Triwidodo S.pd


NIP. 1902051998021003 NIP.

LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti : Ujian Nasional
Judul Karya Tulis : Manfaat Belerang gunung Tangkuban perahu
Kelompok: 5 (lima)
Guru Pembimbing
a. Nama : Triwidodo S.pd
b. NIP :
..2014

Menyetujui,

Penguji 1 Penguji 2

Mengetahui,
Kepala sekolah

Gunawan s.Pd
NIP. 1902051998021003
ABSTRAK

Gunung tangkuban perahu merupakan salah satu gunung yang terletak di bandung jawa
barat. Gunung ini terbentuk dari letusan gunung api purba yang begitu dahsyat. Dan
meninggalkan lubang menganga yang di beri nama kaldera sunda, didalam lubang inilah
terbentuk gunung tangkuban perahu.Tangkuban perahu pernah meletus pada tahun 1910 dengan
kekuatan 2 skala Richter.Saat gunung ini aktif mengeluarkan belerang. Belerang merupakan
unsur kimia yang mempunyai nomor atom 16 dan lambang S. Belerang dalam bentuk aslinya
adalah sebuah gas padat kristalin kuning. Secara alami belerang banyak terdapat di gunung
berapi. Belerang mempunyai beberapa manfaat dalam kehidupan sehari hari.
Dalam bidang kesehatan, belerang di gunakan untuk mengobati penyakit kulit seperti gatal
gatal, kudis kurap. karena belerang dapat membunuh kuman-kuman dan bakteri tertentu yang
menyerang kulit, belerang mempunyai tingkat kesamaan yang cukup tinggi.karena kuman dan
bakteri akan mati pada tingkat keasaman yang tinggi. Di bidang pertanian, belerang adalah unsur
makro yang penting bagi pertumbuhan tanaman yaitu sebagai salah satu penyusun protein.
Tanaman yang kekurangan unsur S akan terganggu pertumbuhannya dan rentan terhadap
gangguan hama dan penyakit. Di bidang industri, gas belerang dapat digunakan sebagai indikator
kebocoran tabung gas. Tabung elpiji sebenarnya mengandung gas metana yang tidak terlihat dan
tidak berbau sehingga bisa berbahaya bila tabung gas bocor. Perusahaan industri sengaja
memasukkan campuran sulfida busuk agar gas elpiji yang bocor tercium. Dengan begitu
pengguna gas elpiji bisa langsung melakukan tindakan pengamanan.
Dari pengamatan yang kami lakukan, ternyata belerang mempunyai manfaat dalam bidang
kesehatan, pertanian, dan industri.
vi

Kata kunci: manfaat belerang dalam bidang kesehatan, pertanian, dan industri.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-NYA yang telah memberikan kesehatan jasmani maupun rohani kepada
kami. Sehinggakami bisa menyusun karyatulis kami yang berjudul MANFAAT BELERANG
GUNUNG TANGKUBAN PERAHU karya tulis ini dibuat dengan maksuduntuk meningkatkan
pengetahuan atau untuk menambah wawasan pembaca.Melalui karya tulis ini penulis
membantu para pembaca yang ingin tahu tentang manfaat belerang di Tangkuban Perahu secara
singkat dan sederhana.
Kami menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak,dan kami juga menyadari bahwa
keterbatasan pengetahuan danpemahaman kami tentangmanfaat belerang ataupun sejarah
terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, oleh kerena itu kami membutuhkan kritik dan saran
yang membangun kepada para pembaca maupun pendengar.
Harapan kami sebagai penulis Karya Ilmiah ini bisa membawa manfaat bagi kita
semua,setidaknya untuk menambah cakrawala berfikir kita.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan Karya Ilmiah ini.terutama pada rekan-rekan kelompok atas kerjasamanya dan Bapak
Triwidodo selaku guru pembimbing yang telah membimbing kami dalam membuatan Karya
Tulis ini dengan baik sedemikian rupanya.

Penulis

DARTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penelitian
1.4 Manfaat penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan teori
2.1.1 Pengertian umum
2.2 Landasan teori
2.3 Kerangka konsep penelitian
2.4 Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi penelitian
3.2 Subjek penelitian
3.3 Instrumen penelitian
3.4 Prosedur penelitian
BAB IV PEMBAHASAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya wisata merupakan progam rutin sekolah yang dilakukan oleh siswa kelas XI
SMAN 01 PENAWARTAMA. Karya wisata ini juga dimaksudkan sebagai sarana bagi siswa
agar mampu menyusun karya tulis dalam bentuk laporan dengan baik berdasarkan obyek wisata
alam yang di observasi secara langsung terhadap obyek yang dikunjungi, untuk selanjutnya
didokumentasikan dan dikumpulkan sebagai bahan penyusun laporan.Pada tahun ajaran
2014/2015 ini kami melaksanakan kegiatan karya wisata di Bandung-yogyakarta selama 6 hari.
Obyek-obyek wisata yang dikunjungi, antara lain: Gunung tangkuban perahu, Cibaduyut,
Museum Geologi, Candi Prambanan, Paris, UGM, Museum Dirgantara, Malioboro, Keraton
Jogya, Monjali, dan Candi Borobudur. kelompok kami memilih Gunung Tangkuban Perahu
sebagai obyek observasi dan pengambilan data sebagai bahan penyusun karya tulis.
Karya wisata bukan semata-mata untuk rekreasi, melainkan juga sebagai sarana
pembelajaran. Obyek yang dikunjungi, merupakan obyek wisata alam yang mengandung unsur-
unsur pendidikan.Khususnya bagi kami yang mengambil jurusan IPA. Oleh karena itu, dalam
rangkaian kegiatan ini, kami juga diberi tugas untuk menyusun karya tulis sebagai bentuk
laporan pertanggungjawaban.
Saat ini, para pelajar khususnya di Indonesia hanya mengetahui adanya objek wisata
tangkuban perahu yang menarik banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing, akan tetapi
banyak dari mereka yang tidak mengetahui bahwa belerang yang terdapat di dalam tangkuban
perahu ternyata banyak mengandung manfaat dari berbagai bidang. Oleh karena itu, penulis
tertarik mengambil judul manfaat belerang tangkuban perahu yang bertujuan untuk
mengetahui sejarah terbentuknya gunung tangkuban perahu, sifat belerang, dan manfaat belerang
bagi masyarakat.
1

Gunung tangkuban perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi jawa barat,
Indonesia, di desa Cikole, Kecamatan Lembang, kabupaten Bandung, Tepatnya 30 km di utara
kota Bandung. Gunung Tangkuban Perahu mempunyaiketinggian sekitar 2.084 meter dari
permukaan laut. Dinamakan Tangkuban Perahu karena bentuknya yang menyerupai perahu yang
terbalik. Lingkungan alamnya sejuk, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh
disekitarnya.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Apakah pengertian belerang ?
1.2.2 Bagaimana pembuatan belerang ?
1.2.3 apakah manfaat belerang bagi masyarakat ?

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian belerang
1.3.2 Untuk mengetahui pembuatan belerang
1.3.3 Untuk mengetahui manfaat belerang bagi masyarakat

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Bagi siswa, supaya bisa mengetahui cara pembuatan sulfur
1.4.2 Dapat dimanfaatkan oleh sekolah sebagai dokumen karya siswa
dari tahun ketahun
1.4.3 Dapat kami manfaatkan sebagai bekal untuk melanjutkan
Pendidikankejenjang yang lebih tinggi atau terjun ke tengah tengah
masyarakat
2

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan teori
2.1.1 Pengertian umum
Gunung tangkuban perahu adalah salah satu gunung yang terdapat di Jawa barat.
Gunung ini disebut tangkuban perahu karena bentuknya mirip dengan perahu yang terbalik. Kata
tangkuban (dalam bahasa sunda) berarti terbalik. Gunung ini memiliki cipprketinggian kurang
lebih 2.084 meter dari permukaan laut.
3

Gunung tangkuban perahu ini ternmasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi oleh direktorat
vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung
ini. Di antara tanda aktiftas gunung ini adalah munculnya gas belerang dan sumber sumber air
panas di kaki gunungnya, diantaranya adalah di kawasan ciater, Subang. Menurut sejarah,
gunung ini pernah meletus pada tahun 1910 dengan kekuatan 2 skala Richter. Akibat letusan itu
terbentuklah banyak kawah yang sering mengeluarkan asap belerang ke dataran rendah yang
berada di bawahnya. Gunung ini juga pernah mengalami letusan kecil pada tahun 2006, yang
menyebabkan 3 orang luka ringan.
4

Tangkuban perahu terbentuk dari aktivitas letusan yang paling muda,di antara
jajaran/Kompleks Gunung Api purba (dengan type letusan berlapis,sekitar 3000 tahun yang lalu
dari gunung sunda purba Dengan ukuran yang lebih besar) kemudian terbentuklah 3 gunug api
baru,yaitu: Gunung Sunda(Baru),Gunung Tangkuban Perahu, dan Gunung Burangrang.
Mineral yang dikeluarkan gunung ini adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan pada saat
gunung tidak aktif adalah uap belerang. Belerang merupakan unsur kimia dalam tabel
periodikyang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Belerang merupakan unsur non-logam
yang tidak berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning.

2.2 Landasan teori


Wikipedia menyatakan bahwa belerang merupakan unsure kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Belerang terdapat dalam 2 bentuk
alotrof(polimorf) yaitu belerang rombi,berwarna kuning yang disebut belerang alpa (tidak
leleh 112,8oc). Pada suhu 95,6oC belerang rombik berubah menjadi belerang monokolin yang
disebut belerang beta (titik leleh 119,25oc) unsur ini mendidih pada 444,6oC.

2.3 Kerangka konsep penelitian

Variabel kami adalah belerang yang ada di tangkuban perahu.

2.4 Hipotesis

1. Bahan baku utama pembuatan asam sulfat adalah sulfur atau belerang, yang berwarna kuning.
Biasanya ditambang dari pegunungan, seperti di tangkuban perahu, dieng, atau bromo
2. Belerang terdapat dalam 2 bentuk alotrof(polimorf) yaitu belerang rombik, berwarna kuning
yang disebut belerang alpa (tidak leleh 112,8oc). Pada suhu 95,6oC belerang rombik berubah
menjadi belerang monokolin yang disebut belerang beta (titik leleh 119,25oc) unsur ini
mendidih pada 444,6oC.
3. belerang bermanfaat dalam bidang kesehatan, pertanian dan
perindustrian.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Gunung Tangkuban Perahu yang terletak didesa Cikole,
Kecamatan Lembang, kabupaten Bandung, Tepatnya 30 km di utara kota Bandung,Pada tanggal
23 juni 2014.

Gbr. 3.1(Peta Lokasi tangkuban perahu)


-

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian berupabelerang yang dihasilkan dari gunung tangkuban perahu
8
9

3.3 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang kami gunakan adalah sebagai berikut:
1. menggunakan alat tulis lengkap
2. dokumentasi (menggunakan camera handphone)
3. alat indra (melihat objek dengan mata telanjang)
4. internet (sebagai salah satu sumber yang kami gunakan untuk
mencari informasi)

3.4 Prosedur penelitian


Prosedur pelelitian yang kami gunakan adalah sebagai berikut:
1.melakukan observasi
2.dokumentasi
3.mengumpulkan informasi, dan membuatan laporan

Prosedur yang kami lakukan dapat dilihat dibagan berikut ini:


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil penelitian


4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengertian belerang
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Sdan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau
dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di
alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-
mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam
dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk
mesiu, korek api, insektisidadan fungisida.
Belerang di temukan dalam sebagai unsur bebas,sebagai sulfida(FeS2,PbS,ZnS) sebagai sulfat
(CaSO4 2H2O6 MgSO4 7H2O).Belerang terdapat dalam 2 bentuk alotrof(polimorf) yaitu belerang
rombi,berwarna kuning yang disebut belerang alpa (tidak leleh 112,8oc). Pada suhu
95,6oC belerang rombik berubah menjadi belerang monokolin yang disebut belerang beta (titik
leleh 119,25oc) unsur ini mendidih pada 444,6oC.
Jika belerang cair di panaskan,viskositasnya berubah karena perubahan struktur dalam molekul
belerang. Pada suhu agak di atas titik lele,terbentuk cairan berwarna kuning muda dan terdiri dari
satuan S8, Jika suhu di naikkan lagi,warna cairan jadi gelap,dan pada kira-kira 160oC,berupa
lingkar S8 Putus menjadi rantai spiral panjang (belerang u) dengan bebrapa satuan S6.Antara
160oC dan 180oC, viskositas cairan mencapai maksimum dan tidak dapat di tuang.
Unsur belerang berupa campuran satuan S8,S6,S4 DAN S2,komposisinya bergantung pada
suhu.jika cairan belerang (pada 250oC-350oC).dituang kedalam air dinggin,diperoleh belerang
plastis,perupa serat yang terutam merbentuk.
11

Karakteristik Sulfur
Simbol : S
Radius Atom : 1.27
Radius Kovalensi : 1.02
Struktur Kristal : Orthorombic
Konduktivitas Listrik : 5 x 106 ohm-1cm-1
10

Konfigurasi Elektron : [Ne]3s22p4


Formasi Entalpi : 1.73 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 0.269 Wm-1K-1
Bilangan Oksidasi : 2,4,6
Kapasitas Panas : 0.71 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 10 kJ/mol
Sifat fisika
Titik Didih : 717.82 K
Titik Lebur : 392.2 K
Massa Atom : 32.066
Massa Jenis : 2.07 g/cm3
Elektronegativitas : 2.58
Potensial Ionisasi : 10.36 V
Volume Atom : 15.5 cm3/mol
Warna dalam senyawa : kuning
4.2.2 Pembuatan belerang
Asam sulfat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan sebagai bahan baku dan
bahan penolong dalam berbagai industri, sehingga perkembangan pemakaiannya dapat
merupakan indikator bagi perkembangan perindustrian di suatu negara.
Bahan baku utama pembuatan asam sulfat adalah sulfur atau belerang, yang berwarna kuning.
Biasanya ditambang dari pegunungan, seperti di tangkuban perahu, dieng, atau bromo (ini lokasi
- lokasi yang orang awam biasanya tahu. masih banyak lainnya).
Saat ini belerang termurah dihasilkan dari China dan India. Sebagian dari sulfur ini berupa
sulfur alam (56%), dari senyawa senyawa sulfur seperti pyrite atau batuan sulfida / sulfat
lainnya (19%), dan dari gas buangan industri minyak bumi / batu bara (H2S, SO2) (25%). 70
85% dari produksi sulfur tersebut digunakan untuk pembuatan asam sulfat. Dalam pengambilan
sulfur, terdapat beberapa proses yang lazim digunakan, yakni :

1. Proses Frasch
Dasar pengambilan sulfur menurut proses ini adalah pencairan sulfur di bawah tanah / laut
dengan air panas, lalu mamompanya ke atas permukaan bumi. Untuk maksud itu digunakan 3
pipa konsentris 6, 3, dan 1. Air panas (325oC) dipompakan ke dalam batuan S melalui bagian
pipa 6, sehingga S akan meleleh (235oF). Lelehan S yang lebih berat dari air akan masuk ke
bagian bawah antara pipa 3 dan 1, dan dengan tekanan udara yang dipompakan melalui pipa
1, air yang bercampur dengan S akan naik ke atas sebagai crude S, untuk kemudian diolah
menjadi crude bright atau refined S.

2. Pengambilan Sulfur dari batuan sulfida / sulfat


S dapat pula diambil dari batuan sulfida atau sulfat, seperti pyrite FeS2, chalcopyrite
CuFeS2, covelita CuS, galena PbS, Zn blende ZnS, gips CaSO4, barire BaSO4, anglesite PbSO4,
dan lain lain.

3. Pengambilan Sulfur Alamiah dari deposit gunung berapi (Indonesia)


Deposit S di gunung berapi dapat berupa batuan, lumpur sedimen atau lumpur sublimasi,
kadarnya tidak begitu tinggi (30 60 %) dan jumlahnya tidak begitu banyak (600 1000 juta
ton, total). Di gunung Talaga Bodas di dapat dalam bentuk lumpur dengan kadar S (30 70 %)
dan jumlah deposit 300 juta ton. Tempat tempat lainnya adalah : kawah Ijen, Gunung
Welirang, Gunung Dieng dan Gunung Tangkuban Perahu. Untuk pemanfaatan sumber alam ini
diperlukan peningkatan kadar S terlebih dahulu, antara lain dengan cara flotasi dan
benefication.. Dalam flotasi dilakukan penambahan air dan frother sehingga S akan terapung
dan dapat dipisahkan. Sedangkan dalam benefication proses S setelah ditambahkan air dan
reagen reagen dipanaskan dalam autoclave selama - jam pada 3 atm, setiap partikel
partikel kecil S terkumpul, kemudian dilakukan pencucian dengan air untuk menghilangkan
tanah, lalu dipanaskan kembali dalam autoclave sehingga S terpisah sebagai lapisan S dengan
kadar 80 90%.

4. Pengambilan Sulfur dari gas buang


Sulfur diperoleh dari flue gas asal pembakaran batu bara atau penyilangan minyak bumi, yang
tidak boleh dibuang ke udara karena dapat menimbulkan pencemaran. Gas gas tersebut terlebih
dahulu di absorpsi dengan menggunakan etanolamin dan sebagainya, kemudian dipanaskan
kembali untuk mendapatkan gasnya kembali untuk diproses lebih lanjut.
Reaksi utama yang digunakan (proses claus)
i. 2 H2S(g) + 3 O2(g) 2 SO2(g) + 2H2O(l) Ho = - 247,89KJ
ii. 4 H2S(g) + 2SO2(g) S6(g) + 4H2O(l) Ho = - 42,24 KJ
Macam-macam Proses Pembuatan asam Sulfat
Ada 2 macam proses untuk membuat Asam Sulfat :
1. Proses Kamar Timbal (Pb)
Proses tersebut menggunakan ruang reaktor yang dindingnya dilapisi timbal ( Pb ) oleh sebab itu
dinamakan proses kamar timbal / bilik timbal. Reaksi yang terjadi:
2S(s) + 2 O2(g) 2 SO2(g)
2 SO2(g) + 2 NO2(g) 2 SO3(g) + 2 NO(g)
Gas NO dialirkan ke suatu tempat reaksi ( reactor ) dan dioksidasi kembali menjadi NO2
2 NO(g) + O2(g) 2NO2(g)

Gas SO3 di kamar timbal direaksikan dengan air yang disemprotkan


SO3(g) +H2O(l) H2SO4(l)

Kepekatan H2SO4 yang dihasilkan kira-kira 62,5 % dan dipekatkan lagi hingga 77,6 %

2. Proses Kontak

Pada tahun 1831 seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris, Philips telah berhasil
mensintesis belerang menjadi H2SO4 sebagai katalis digunakan V2O5
Reaksi yang terjadi :
S(s) + O2(g) SO2(g)
2 SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) H = - 98,3 KJ
Sufur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), juga dikenal sebagai
asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan kedalam air menjadi asam sulfat pekat.
H2SO4 (l) + SO3(g) H2S2O7 (l)H2S2O7 (l) + H2O (l) 2 H2SO4 (l)
Asam Sulfat yang dihasilkan dari proses tersebut , mempunyai massa jenis 1,84 dan bersifat
higroskopis. Apabila H2SO4 pekat dicampur dengan air , akan bersifat eksoterm dan bebbahaya.
H2SO4 25 % banyak dijual di pasaran dengan nama accu zuur untuk mengisi aki.Sebenarnya,
asam sulfat dapat dibuat dengan cara melarutkan gas SO3. Namun, perhatikan bahwa pelarutan
langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat
eksotermik.
Reaksi ini akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.
SO3(g) + H2O (l) H2SO4(l)
Ide penggunaan katalis dalam produksi asam sulfat, atau secara khusus dalam oksidasi belerang
dioksida telah dikenali sejak kira-kira tahun 1830. Katalis platina terbuki efektif tetapi sangat
mahal sehingga tidak digunakan secara meluas. Setelah setengah abad kemudian, ketika
kebutuhan asam sulfat meningkat banyak, ide penggunaan katalis muncul kembali. Setelah
masalah keracunan katalis diselesaikan, proses penggunaan katalis platina, yakni proses kontak,
menjadi proses utama dalam produksi asam sulfat.
Proses kontak masih digunakan sampai sekarang walaupun katalisnya bukan platina, tetapi
campuran termasuk vanadium oksida V2O5. Dari proses kontak ini lalu akan terbentuk asam
sulfat pekat dgn kadar 98% . Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500 C dengan
katalisator V2O5 ,sebenarnya tekanan besar akan menguntungkan produksi SO3, tetapi
penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi penambahan hasil yang memadai. Oleh karena itu,
pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal 1 atm.
Pembuatan belerang secara komersial :
Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan garam yang
melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan proses Frasch, air yang
dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan belerang, yang kemudian
terbawa ke permukaan.
Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun belerang harus
dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi, yang akhinya membuang
belerang. Namun sekarang, proses yang baru memungkinkan untuk mengambil kembali belerang
yang terbuang. Sejumlah besar belerang diambil dari ladang gas Alberta.

4.2.3 Manfaat belerang bagi masyarakat


1. H2SO4 di gunakan sebagai pereaksi dalam pembuatan pupuk superfosfat,
Ca(H2PO4)2.dengan reaksi :
Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 Ca(H2PO4)2 + 2CaSO4
2. Al2(SO4)3 zat penjernih air yang dikenal dengan tawas
Tawas tersebut di tambahkan pada air yang keruh sehingga air yang keruh tadi menjadi jernih
kembali
3. H2SO4 digunakan sebagai elektrolit pada aki kendaraan bermotor
H2SO4 dalam aki di gunakan sebagai cairan elektrolit untuk merendam pelat positif dan pelat
negatif pada aki,misal bahan aktif dri pelat positif terbuat daari oksida timah coklat(PbO2)sedang
bahn aktif dari pelat negatif ialah timah (Pb).pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit
yaitu asam sulfat sehingga oksigen pada pelat positif akan bereaksi dengan hidrogen pada cairan
elektrolit yang secara perlahn-lahan keduanya bergabung /berubah menjadi air (H2O),asam sulfat
pada pada cairan elektrolit bergabung dengan timah di pelat positif maupun negatif sehingga
menempel di pelat-pelat tersebut dan membantu aki mengeluarkan arus. Reaksi ini akan terus
berlangsung sampai isi (tenaga baterai habis) atau mengalami discharge.
4. H2SO4 di gunakan untuk membersihkan logam-logam pada proses galvanisasi dan
penyepuhan. Lapisan oksida pada permukan logam dihilangkan agar bahan penyalut dapat
menempel kuat.
5. Industri Amonium Sulfat (NH4)2SO4
Senyawa amonium sulfat sebagai jenis pupuk yang di kenal dengan pupuk Z.A (zwavelvur
amonium).Pupuk ini dibuat dengan mereaksikan asam sulfat dan Amonia
2NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4
6. Dalam pembuatan fotografi .
Na2S2O3.5H2O di gunakan dalam fotografi untuk melarutkan perak bromida yang tidak reaktif
dari emulsi dengan pembentukan komplek [Ag(S2O3)] dan [Ag(S2O3)2]3-
7. Alkil benzena sulfonat dalam deterjen.Deterjen dengan bahan ini bersifat keras, cara
pembuatannya yaitu dengan mereaksikan Alkil Benzena dengan Belerang Trioksida, asam Sulfat
pekat atau Oleum. Reaksi ini menghasilkan Alkil Benzena Sulfonat. Jika dipakai Dodekil
Benzena maka persamaan reaksinya adalah
C6H5C12H25 + SO3 C6H4C12H25SO3H
(Dodekil Benzena Sulfonat)
Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Dodekil
Benzena Sulfonat. Kemudian bahan yang sering di gunakan dalam deterjen yaitu lauril sulfat /
lauril alkil sulfonat, deterjen dengan bahan ini sifatnya lunak cara pembuatannya yaitu
mereaksikan Lauril Alkohol dengan asam Sulfat pekat menghasilkan asam Lauril Sulfat dengan
reaksi:
C12H25OH + H2SO4 C12H25OSO3H + H2O
Asam Lauril Sulfat yang terjadi dinetralisasikan dengan larutan NaOH sehingga
dihasilkan Natrium Lauril Sulfat.

Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan sebenarnya pula,
produksi asam sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri
negara tersebut. Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah
dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan
juga trinatrium fosfat untuk deterjen. Pada metode ini, batuan fosfat digunakan dan diproses
lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya. Bahan-bahan baku yang ditunjukkan pada persamaan di
bawah ini merupakan fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan baku ini
kemudian diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan kalsium sulfat, hidrogen fluorida (HF),
dan asam fosfat. HF dipisahan sebagai asam fluorida. Proses keseluruhannya dapat ditulis:
Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O 5 CaSO42 H2O + HF + 3 H3PO4
Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk
menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil. Asam yang
telah digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent Acid
Regeneration (SAR) plant). Kilang ini membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang, bahan
bakar minyak, ataupun sumber bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan menghasilkan
gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang kemudian digunakan untuk membuat
asam sulfat yang "baru".
Amonium sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya diproduksi sebagai
produk sampingan dari kilang pemroses kokas untuk produksi besi dan baja. Mereaksikan
amonia yang dihasilkan pada dekomposisi termal batu bara dengan asam sulfat bekas
mengijinkan amonia dikristalkan keluar sebagai garam (sering kali berwarna coklat karena
kontaminasi besi) dan dijual kepada industri agrokimia. Kegunaan asam sulfat lainnya yang
penting adalah untuk pembuatan aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan
sejumlah kecil sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang
membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat
juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan
mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:
Al2O3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 3 H2O
Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam sulfat
merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim
menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat nilon. Ia juga digunakan untuk membuat
asam klorida dari garam melalui proses Mannheim. Banyak H2SO4 digunakan dalam
pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis untuk reaksi isobutana dengan isobutilena
yang menghasilkan isooktana.Walaupun asam sulfat tidak mudah terbakar, kontak dengan logam
dalam kasus tumpahan asam dapat menyebabkan pelepasan gas hidrogen. Penyebaran aerosol
asam dan gas sulfur dioksida menambah bahaya kebakaran yang melibatkan asam sulfat. Asam
sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko utama asam sulfat adalah kontak
dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan penghirupan aerosol asap. Paparan dengan
aerosol asam pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran pernafasan, dan
membran mukosa yang parah.
Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan, walaupun terdapat risiko edema paru apabila
kerusakan jaringan lebih parah. Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis
aerosol asam sulfat yang paling umumnya dilaporkanadalah pengikisan gigi.
Indikasi kerusakan kronis saluran pernafasan masih belum jelas. Di Amerika Serikat, batasan
paparan yang diperbolehkan ditetapkan sebagai 1 mg/m. Terdapat pula laporan bahwa
penelanan asam sulfat menyebabkan defisiensi vitamin B12 dengan degenarasi gabungan sub
akut.

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
1. Bagi siswa diharapkan tidak hanya memanfaatkan study tour sebagai sarana
rekreasi, namun juga sebagai sarana belajar untuk menambah wawasan.
2.bagi pembaca kami menyadari bahwa bembuatan karya ilmiah ini masih ada
banyak kekurangan dan kurang memuaskan. Untuk itu, kami berharap kritikan
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun .
Mudah-mudahan karya tulis ini bisa bermanfaat bagi kami dan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
http://liburs.com/obyek-wisata/79-front-page/923-gunung-tangkuban-perahu.html
http://elmudunya.wordpress.com/2010/06/21/wisata-gunung-tangkuban-perahu-bandung-jabar/
http://www.jabarprov.go.id/index.php/submenu/162
http://dianaseptiana09.blogspot.com/2012/06/pemanfaatan-belerang-bagi-kehidupan_12.html
https://www.google.co.id/search?client=firefox-beta&rls=org.mozilla:en-
US:official&biw=1350&bih=626&sclient=psy-
ab&q=kumpulan+alasan+manfaat+belerang+bagi+manusia&oq=kumpulan+alasan+manfaat+bel
erang+bagi+manusia&gs_l=serp.12...928930.930777.0.934057.7.7.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c.1.54.
psy-
ab..7.0.0.iPdQUHtkJiQ&pbx=1&bav=on.2,or.r_qf.&bvm=bv.76477589,d.c2E&ech=1&psi=AU
QtVNf9N9aHuASZkYEg.1412253224184.6&ei=T0YtVNmOMsSxuASwj4C4Bw&emsg=NCS
R&noj=1
http://tipsehatcantikalami.blogspot.com/2012/11/manfaat.fungsi.belerang.untuk.kesehatan.tubuh.
html

Anda mungkin juga menyukai