Anda di halaman 1dari 10

STIKes DHARMA HUSADA

BANDUNG
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN

MATERI : Mencuci tangan dan jajan sembarangan


SASARAN : Murid SD
WAKTU PERTEMUAN : 1 x 25 menit
TEMPAT : Ruang kelas
HARI/TANGGAL : Rabu, 18 Februari 2015
PERTEMUAN KE :1

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum

Seluruh murid SD dapat memahami dan mendemonstrasikan cara mencuci tangan


yang baik dan benar

2. Tujuan Intruksional Khusus


a. Pasien dan keluarga dapat mengetahui konsep dan proses penyakit
b. Pasien dan keluarga dapat mengetahui tahapan penyakit HIV
c. Pasien dan keluarga dapat mengetahui penataklasanaan pada penyakit HIV
d. Pasien dan keluarga dapat mengetahui cara pencegahan terhadap Infeksi HIV

B. Pokok Bahasan
Cara mencuci tangan dan

C. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian penyakit HIV
2. Proses terjadinya penyakit HIV
3. Tanda dan Gejala Klinis
4. Penatalaksanaan pada penyakit HIV
5. Pencegahan terhadap Infeksi HIV

D. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Tanya Jawab
1
E. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Kegiatan Pasien Media dan Daftar


Kegiatan Perawat Alat Pengajar Pustaka
Pendahuluan a. Memberi salam a. Menjawab salam - -
dan & memperhatikan
memperkenalkan pemateri
diri.
b. Memperhatikan
b.Menjelaskan pemateri
cakupan materi
pada pokok
bahasan
Penyajian a. Menjelaskan a. Menyimak http://AskepH
pengertian penjelasan tentang IVAIDS.kristi

penyakit HIV pengertian - Leaflet nusgule.htm

penyakit HIV
b. Menjelaskan
b. Menyimak
penyebab
Penyebab
terjadinya
terjadinya
penyakit HIV.
penyakit HIV.

c. Menjelaskan
c. Menyimak
Tanda dan
penjelasan tanda
Gejala Klinis.
dan Gejala Klinis.
http://Saatnya
d. Menjelaskan d. Menyimak berbagiASKE
penatalaksanaan penjelasan tentang PHIVAIDS.ht
pada penyakit penatalaksanaan m
HIV. pada penyakit
HIV.
e. Menjelaskan
2
cara pencegahan e. Menyimak
penyakit HIV. penjelasan tentang
cara pencegahan
http://HIVAID
f. Memberi penyakit HIV.
S.Konsepdasa
kesempatan f. Mendengarkan rHIV/AIDS.ht
kepada pasien penjelasan tentang m
dan keluarga pencegahan
untuk bertanya

g. Memberikan g. Pasien dan


kesempatan keluarga bertanya
kepada pasien kepada perawat.
dan keluarga pasien dan
untuk keluarga pasien
mengulang dapat
kembali materi menyebutkan
yang telah kembali isi materi
disampaikan yang telah
diterima dari
perawat.

Penutup a. Mengevaluasi a. Menjawab


pertanyaan
b. Memberi salam evaluasi
b. Menjawab salam

F. Evaluasi
Jenis test : test lisan
Butir soal :
1. Apakah pasien mengerti dengan penjelasan perawat?

3
Lampiran Materi

A. Pengertian Definisi Penyakit HIV

Menurut Green. CW (2007). HIV meripakan singkatan dari Human


Immunnedeficiency Virus. Disebut human (manusia) karena virus ini hanya dapat
menginfeksi manusia, immuno-deficiency karena efek virus ini adalah melemahkan
kamampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan segala penyakit yang menyerang
tubuh, termasuk golongan virus karena salah satu karakteristiknya adalah tidak mampu
memproduksi diri sendiri, melainkan memanfaatkan sel-sel tubuh.
Sel darah putih manusia sebagai sel yang berfungsi untuk mengendalikan atau
mencegah infeksi oleh virus, bakteri, jamur, parasit dan beberapa jenis kanker diserang
oleh HIV yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terserang
penyakit. HIV pertama kali menyerang sel darah putih (Limfosit) yang ditularkan
melalui kontak langsung (lapisan kulit dalam (membran mukos), aliran darah cairan
tubuh yang mengandung HIV(darah,air mani, cairan vagina, cairan preseminal, air liur
dan ASI) ).
AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II, LAV,
RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang
berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya
afinitas yang kuat terhadap limfosit T.

B. Proses Terjadinya Penyakit HIV

4
HIV termasuk kelompok retrovirus, virus yang mempunyai enzim (protein) yang
dapat merubah RNA, materi genetiknya, menjadi DNA. Kelompok retrovirus karena
kelompok ini membalik urutan normal yaitu DNA diubah (replikasi) menjadi RNA.
Setelah menginfeksi RNA HIV berubah menjadi DNA oleh enzim yang ada dalam virus
HIV yang dapat mengubah RNA virus menjadi (reversetranscriptas) sehingga dapat
disisipkan ke dalam DNA sel-sel manusia.

DNA itu kemudian dapat digunakan untuk membuat virus baru (virion), yang
menginfeksi sel-sel baru, atau tetap tersembunyi dalam sel-sel yang hidup panjang, atau
tempat penyimpanan, seperti limfosit sel-sel CD4 (Sel T-Pembantu) yang istirahat
sebagai target paling penting dalam penyerangan virus ini.Sel CD4 adalah salah satu tipe
dari sel darah putih yang bertanggungjawab untuk mengendalikan atau mencegah infeksi
oleh banyak virus yang lain, bakteri jamur dan parasit dan juga beberapa jenis kanker.

Kemampuan HIV untuk tetap tersembunyi dalam DNA dari sel-sel manusia yang
hidup lama, tetap ada seumur hidup membuat infeksi menyebabkan kerusakan sel-sel
CD4 dan dalam waktu panjang jumlah sel-sel CD4 menurun menjadi masalah yang sulit
untuk ditangani bahkan dengan pengobatan efektif. (Gallant, 2010). Apabila sudah
banyak sel T4 yang hancur, terjadi gangguan imunitas selular, daya kekebalan penderita
menjadi terganggu/cacat sehingga kuman yang tadinya tidak berbahaya atau dapat
dihancurkan oleh tubuh sendiri (infeksi oportunistik) akan berkembang lebih leluasa dan
menimbulkan penyakit yang serius yang pada akhirnya penyakit ini dapat menyebabkan
kematian.

Apabila sudah masuk ke dalam darah, HIV dapat merangsang pembentukan


antibody dalam sekitar 3-8 minggu setelah terinfeksi pada periode sejak seseorang
kemasukan HIV sampai terbentuk antibody disebut periode jendela (Window Period).
Periode jendela ini sangat perlu diketahui oleh karena sebelum antibody terbentuk di
dalam tubuh, HIV sudah ada di dalam darah penderita dan keadaan ini juga sudah dapat
menularkan kepada orang lain. (Yayasan Pelita Ilmu, 2012).

C. Tanda dan Gejala Klinis

Manifestasi klinis infeksi HIV merupakan gejala dan tanda pada tubuh host akibat
intervensi HIV. Manifestasi gejala dan tanda dari HIV dapat dibagi menjadi 4 stadium.

a. Stadium pertama: infeksi akut HIV


5
Sejak HIV masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan gejala yang sangat sulit dikenal
karena menyerupai gejala influenza saja, berupa demam, rasa letih, nyeri otot dan
sendi, nyeri telan. Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes
antibody terhadap HIV menjadi positif disebut periode jendela, lama periode jendela
antara 3-8 minggu bahkan ada yang berlangsung sampai 6 bulan.

b. Stadium kedua
Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak
menunjukan gejala-gejala. Penderita tampak sehat tetapi jika diperiksa darahnya akan
menunjukan sero positif kelompok ini sangat berbahaya karena dapat menularkan
HIV ke orang lain. Keadaan ini dapat berlangsung antara 8-10 bahkan 5-10 tahun.

c. Stadium ketiga
Pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (Persistent Generalized
Lymphadenopathy) tidak hanya muncul pada satu tempat saja dan berlangsung lebih 1
bulan biasanya disertai demam, diare, berkeringat pada malam hari, lesu dan berat
badan menurun pada kelompok ini sering disertai infeksi jamur kandida sekitar mulut
dan herpes zoster.

d. Stadium keempat: AIDS


Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit antara penyakit saraf dan
penyakit infeksi sekunder. Gejala klinis pada satdium AIDS dibagi antara lain :
1) Gejala utama atau mayori
a) Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan.
b) diare kronis lebih dari 1 bulan berulang maupun terus menerus.
c) Penurunan beraat badan lebih dari 10% dalam 1 bulan.
d) Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
e) Ensepalopati HIV

2) Gejala tambahan atau minor


a) Bank kronis selama lebih dari 1 bulan.
b) Infeksi pada mulut dan tenggoroan dissebabkan jamur kandida albicans.
c) Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita.
d) Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh.
e) Munculnya herpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal diseluruh tubuh.
(Nursalam, 2007).

D. Penatalaksanaan Pada HIV

6
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human
Immunodefeiciency Virus (HIV) untuk mencegah terjadinya Human Immunodeficiency
Virus (HIV), bisa dilakukan dengan:
a. Melakukan abstitensi seks/melakukan hubungan intim dengan pasangan yang tidak
terinfeksi.
b. Memeriksa adanya virus paling laambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang
tidak terlindungi.
c. Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status
Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.
d. Tidak bertukar jarum suntik, jarum tato, dan sebagainya.
e. Mencegah infeksi kejanin/bayi baru lahir.

Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka pengendaliannya


yaitu:
a. Pengendalian Infeksi Oportunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi oportunistik,
nasokomial, atau sepsis. Tindakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah
kontaminasi bakteri dan komlikasi penyebab sepsis harus dipertahanlan bagi pasien
dilingkungan perawatan kritis.
b. Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap
AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia uuntuk
pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya > 3. Sekarang, AZT tersedia untuk pasien
dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 >
500 mm3.
c. Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan
menghambat replikasi virus/memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya.
d. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka
perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses
keperawatan dan penelitiaan untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi
AIDS.
e. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat,
hindari stress, gizi yang kurang, alcohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi
imun.
f. Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan
mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

E. Pencegahan Pada Infeksi HIV


7
a. Hindari Kontak dengan Darah yang terinfeksi HIV
Cara yang paling umum untuk menularkan HIV adalah melalui kontak dengan darah
dari orang yang terinfeksi HIV. Transfusi, atau kontak dengan luka, dapat
menyebabkan virus menyebar dari satu orang ke orang lain. Transmisi dengan darah
dapat dengan mudah dihindari melalui tes darah dan menghindari kontak dengan luka
jika seseorang positif terinfeksi HIV, jika Anda harus berurusan dengan luka dari
pengidap HIV/ AIDS, pastikan untuk memakai pakaian pelindung seperti sarung
tangan karet.
b. Hati-hati dengan Jarum suntik dan peralatan Bedah Obat infus, jarum suntik dan
peralatan tato dapat menjadi sumber infeksi HIV.
Jarum tato senjata dan pisau cukur adalah alat yang berpaparan langsung dengan
darah orang yang terinfeksi. Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan
ketika menggunakan jarum dan peralatan bedah:
Jangan menggunakan kembali Alat suntik sekali pakai.
Bersihkan dan cuci peralatan bedah sebelum menggunakannya.
Jika Anda ingin tato, pastikan itu dilakukan oleh sebuah toko tato bersih dan
sanitasi.
Hindari penggunaan obat-obat terlarang dan zat yang dikendalikan intravena.
c. Gunakan Kondom
Cara lain untuk penularan HIV adalah melalui kontak seksual tidak terlindungi.
kondom adalah baris pertama pertahanan Anda untuk menghindari terinfeksi HIV. Hal
ini sangat penting untuk menggunakan kondom saat berhubungan seks, tidak hanya
akan mengurangi kemungkinan terinfeksi HIV, tetapi juga dapat melindungi diri dari
infeksi menular seksual lainnya. kondom Lateks adalah yang terbaik, tetapi Anda juga
dapat menggunakan kondom polyurethane. Jangan menggunakannya kembali dan
pastikan bahwa tidak ada yang rusak di hambatan saat menggunakannya.
d. Hindari Seks Bebas
HIV dan AIDS yang lebih lazim untuk orang dengan banyak pasangan seksual. Jika
Anda hanya memiliki satu pasangan seksual, Anda secara dramatis dapat
meminimalkan kemungkinan tertular HIV atau mendapatkan AIDS. Namun itu tidak
berarti bahwa Anda dapat berhenti menggunakan kondom, Anda masih harus
melakukan seks dilindungi bahkan jika Anda setia pada pasangan seksual Anda.

SKENARIO

8
Suatu hati di RS. Dharma Husada ada pasien yang bernama Ny. Raudhah Fadhilah, dia
menderita penyakit Lupus, dia ditempatkan diruang Tulip no. 077. Diruangan pasien sedang
beristirahat.

(Diruangan)

Perawat 1 : Assalamualaikum, selamat siang. Apa benar ini dengan ibu Rizka ?.

Pasien : Waalaikimsalam, iya suster benar.

Perawat 2 : bagaimana keadaan ibu sekarang ? siapa yang menemani ibu dari tadi
malam sampai sekarang ??

Pasien : Alhamdulillah sudah agak membaik sus, tadi malam saya di temani oleh ibu
dan kakak saya.

Perawat 2 : saya disini akan memberikan PenKes kepada ibu dan keluarga ibu, tapi
sebelumnya keluarga ibu harus ada disini dulu.

(perawat 2 keluar untuk mencari ibu dan kakak dari Ny. Rizka)

Perawat 1 : apa yang ibu rasakan saat ini ?.

Pasien : saya masih merasakan sulit bergerak dan kaku saat pagi hari.

Kemudian perawat 2 datang bersama ibu dan kakak dari Ny. Raudhah Fadhilah. Dan akan
memberikan PenKes (Penyuluhan Kesehatan)

Perawat 2 : baik bu, disini saya dan perawat 1 akan memberikan PenKes atau
Penyuluhan Kesehatan kepada ibu Rizka dan keluarga ibu, agar ibu dan
keluarga mengetahui apa yang ibu Raudhah derita.

kakak : baik suster, saya dan ibu saya akan mendengarkannya dengan baik.

Perawat 2 : dari hasil pengkajian dan hasil tes laboratorium yang perawat dan dokte
akukan, ibu Raudhan menderita penyakit Lupus. Systemic Lupus (SLE), yaitu
ketika penyakit ini sudah menyerang seluruh tubuh atau system internal
manusia.

Perawat 1 : tanda dan gejalanya seperti rasa sakit pada sendi, demam, bengkak pada
sendi, sering merasa lemah dan lelah, gangguan ginjal dan anemia.

9
Perawat 2 : faktor terjadinya Lupus itu Ada kemungkinan faktor genetik, kuman virus,
sinaran ultraviolet, dan obat obatan tertentu memainkan peranan.

Ibu : berapa lama kira-kira anak saya bisa sembuh sus ?

Perawat 1 : maaf ibu, jangka waktunya cukup panjang jika ingin sembuh, tapui ada
cara untuk meminimalisirnya seperti, berolahraga yang cukup, dan tidak
terpapar sinar matahari.

kakak : oh, begitu ya sus?

Perawat 1 : iya mba. Tergantung pada pertahanan tubuh Ny. Rizka nya. Apa kah ada
yang mau ditanyakan lagi ?

Ibu : sudah tidak ada sus, semua nya sudah jelas

Perawat 2 : kalau begitu, saya akan melalukan pemeriksaan TTV nya dulu ya

Perawat 1 : ibu dan mba apa sudah paham dengan yang tadi dijelaskan ?

Ibu dan kakak : sudah sus

Perawat 1 : coba tolong sebutkan lagi apa yang tadi sudah dijelaskan oleh perawat 2

Ibu : pengertian Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu ketika penyakit ini
sudah menyerang seluruh tubuh atau system internal manusia .

kakak : tanda dan gejalanya seperti rasa sakit pada sendi, demam, bengkak pada
sendi, sering merasa lemah dan lelah, gangguan ginjal dan anemia.

Suster 1 : iya benar, sepertinya ibu dan mba sudah p[aham ya. Kalau begitu tolong
jaga pasien dengan baik ya bu

Ibu : iya suster, saya pasti akan menjaga anak saya dengan baik

Suster 1 : kalau begitu saya dan perawat 2 permisi dulu. assalamualaikum

Ibu dan kakak : waalaikumsalam. Terimakasih suster

10

Anda mungkin juga menyukai