Anda di halaman 1dari 20

Makalah PBL Blok 20

Infeksi Saluran Kemih pada Dewasa


Nadirah Binti Hassan*

(102010385)

PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih.
Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak
mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam
urin, terjadilah ISK.

Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut
sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu rasa sakit saat berkemih (disuria). Tidak
semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK
asimtomatis. ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik (kurang minum, menahan
kemih), kateterisasi, dan penyakit serta kelainan lain.

ISK dapat mengenai pelbagai peringkat usia dan jenis kelamin. Dengan penangan yang
baik, ISK dapat diobati dan dapat mencegah komplikasi. Cara hidup yang bersih dan sehat mampu
menghindarkan tubuh dari terinfeksi.

______________________________________________________________________________

*Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana.

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510.

Telp: 021 569 42061, Fax: 021 563 1731. Email: naddyhassan@gmail.com

1
ISI

Anamnesis
Anamnesis memain peran yang sangat penting dalam mendiagnosis sesuatu penyakit. Hal-
hal yang ditanyakan pada anamnesis meliputi identitas pasien, keluhan utama pasien, riwayat
penyakit yang diderita dan sebagainya. Berikut adalah sistematika dari anamnesis:

Identitas pasien

Nama pasien
Jenis kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Status pernikahan
Tanggal lahir

Keluhan dan riwayat penyakit

Keluhan utama adalah keluhan yang membawa pasien ke dokter. Keluhan tambahan yaitu
keluhan-keluhan yang lain disamping keluhan utama. Riwayat penyakit sekarang adalah
penjabaran dari keluhan utama. Riwayat penyakit dahulu terutama yang berkaitan dengan penyakit
yang diderita saat ini. Riwayat penyakit keluarga untuk menandai adanya faktor herediter atau
penularan. Pada kasus ini yang harus ditanyakan adalah seperti berikut:

Apakah berkemih lebih sering (frekuensi)?


Apakah merasa seperti terbakar atau nyeri saat berkemih (disuria)?
Apakah terbangun saat malam untuk berkemih (nokturia)?
Apakah timbul rasa sangat ingin ke toilet, dan harus segera melakukannya (urgensi)?
Adakah riwayat batu saluran kemih, penyakit ginjal, atau diabetes mellitus?

Selain itu, yang harus ditanyakan adalah riwayat obat, apakah pasien telah mengambil obat
sebelum datang ke rumah sakit, atau apakah pasien sedang menjalani pengobatan bagi penyakit

2
lain yang dihidapinya. Riwayat sosial juga harus ditanyakan seperti tingkat higienis dan aktivitas
seksual.

Pada kasus didapatkan seorang wanita berusia 28 tahun dengan keluhan demam sejak 3 hari
lalu. Pasien mengeluh kemaluannya terasa panas dan nyeri saat berkemih sejak 1 minggu yang
lalu. Frekuensi berkemih meningkat sehingga 9 kali sehari, warna urin kuning cerah. Keluhan
disertai batuk dan pilek sejak seminggu yang lalu.

Pemeriksaan fisik
Selain pemeriksaan fisik umum yang meliputi tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik bagi kasus
infeksi saluran kemih (ISK) adalah seperti berikut.

Pemeriksaan fisik pada ISK Bawah:

Pemeriksaan fisik abdomen biasanya masih normal, kecuali nyeri tekan di daerah kandung kemih
(suprapubik).

Pemeriksaan fisik pada ISK Atas:

Pada pemeriksaan fisik ditemui panas intermiten disertai menggigil. Sering ditemukan nyeri pada
saat perkusi di bagian costovetebral angle (CVA) sebelah kanan.

Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada kasus adalah:


Tinggi badan dan berat badan: 168cm, 70kg
Tekanan darah: 120/90 mmHg
Nadi: 90x/menit
Suhu: 39,2oC
Frekuensi nafas: 18x/menit
Abdomen: bising usus (+) meningkat, nyeri tekan regio suprapubic, nyeri ketuk CVA
kanan (+)

3
Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisis
- Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya UTI. Leukosuria
positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) urin.1
- Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB urin.1 Hematuria
disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun
urolitiasis.

b. Bakteriologis
- Mikroskopis
Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak emersi.
- Biakan bakteri
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah
bermakna sesuai dengan criteria Cattell:1
Wanita, simtomatik
>102 organisme coliform/ml urin plus piuria, atau
> 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau adanya pertumbuhan organisme patogen
apapun pada urin yang diambil dengan cara aspirasi suprapubik
Laki-laki, simtomatik: >103 organisme patogen/ml urin
Pasien asimtomatik: > 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.

c. Pemeriksaan kimia
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian besar
mikroba kecuali enterococcus, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari 100.000 - 1.000.000
bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas 90,7%
dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif.2 Hasil palsu terjadi bila pasien
sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak, infeksi oleh enterococcus dan acinetobacter.

d. Tes-tes tambahan: Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan


ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari
abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau

4
hiperplasie prostat. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik
dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

Diagnosis kerja
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang saluran kemih, termasuk
ginjal itu sendiri, akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Infeksi saluran kemih adalah istilah
yang digunakan untuk menunjukkan bakteriutia patogen dengan jumlah koloni > 100.000
mikroorganisme tunggal per ml yang mengenai saluran kemih bagian atas atau bagian bawah, atau
keduanya.

ISK bawah:
Sistitis. Inflamasi pada membran mukosa pada vesika urinaria, disebabkan oleh bakteri
yang masuk melalui uretra. Seringkali memberi gambaran klinis disuria, polakisuria,
urgensi, dan nyeri suprapubik.
Uretritis. Inflamasi pada uretra akibat virus atau bakteri yang sama yang menyebabkan
sistitis. Bakteri yang menyebabkan sexually transmitted disease dapat juga menyebabkan
uretritis. Memberi gejala klinis yang kurang lebih sama dengan ISK lainnya.

ISK atas:
Pielonefritis akut(PNA) adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh
infeksi bakteri.
Pielonefritis kronis(PNK) mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau
infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau
tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal.
Bakteriuria asimtomatik kronik pada orang dewasa tanpa faktor predisposisi tidak
menyebabkan pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal.3

Faktor predisposisi infeksi saluran kemih adalah seperti berikut.3,4


Kurang banyak meminum air putih.

5
Sistem kekebalan tubuh yang menurun.
Kurang menjaga kebersihan daerah genitalia.
Suka menahan kencing.
Pemasangan kateter.
Memiliki riwayat penyakit kelamin. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra.
Obstruksi aliran urine pada saluran kemih akibat pembesaran prostat.
Memiliki riwayat penyakit batu. Keberadaan batu di traktus urinarius biasanya menjadi
fokus infeksi dan menyebabkan infeksi berulang.

Diagnosis banding
I. Nefrolithiasis

Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu di dalam ginjal.
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih
belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang mempermudah
terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu
keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal
dari lingkungan di sekitarnya.5

Faktor intrinsik antara lain :


1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
pasien perempuan

Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :


1. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih
yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stonebelt.
2. Iklim dan temperature

6
3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air
yang dikonsumsi.
4. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu
5. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.

Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala
berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada penderita
batu ginjal antara lain:
1. Tidak ada gejala atau tanda
2. Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral
3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik
4. Pielonefritis dan/atau sistitis
5. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing
6. Nyeri ketok kostovertebral
7. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
8. Gangguan faal ginjal

II. Abses renalis

Abses ginjal bisa disebabkan oleh bakteri yang berasal dari suatu infeksi yang terbawa ke ginjal
melalui aliran darah atau akibat suatu infeksi saluran kemih yang terbawa ke ginjal dan menyebar
ke dalam jaringan ginjal. Abses di permukaan ginjal (abses perinefrik) hampir selalu disebabkan
oleh pecahnya suatu abses di dalam ginjal, yang menyebarkan infeksi ke permukaan dan jaringan
di sekitarnya. Gejala dari abses ginjal adalah:
demam, menggigil
nyeri di punggung sebelah bawah
nyeri ketika berkemih
hematuria

Etiologi

7
Kebanyakan kasus ISK disebabkan oleh bakteri yang hidup di usus, dan Escherichia coli
merupakan penyumbang terbesar dalam hal ini. Selain E.coli, bakteri yang dapat menginfeksi
saluran kemih adalah seperti berikut:1

A. Enterobacteriaceae
Escherichia coli
Kuman ini berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 u x 0,4 sampai 0,7 u gram-negatif,
tak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora. E.coli adalah penyebab yang paling lazim dari
infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90%
wanita muda. E.coli yang biasa menyebabkan infeksi saluran kemih ialah jenis 1, 2, 4, 6, dan 7.
Jenis-jenis pembawa antigen K dapat menyebabkan timbulnya piolonefritis.

Klebsiella
Klebsiella pneumoniae kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran kemih dan bakteremia
dengan lesi fokal pada pasien yang lemah. Ditemukan pada selaput lendir saluran napas bagian
atas, usus dan saluran kemih dan alat kelamin. Tidak bergerak, bersimpai, tumbuh pada perbenihan
biasa dengan membuat koloni berlendir yang besar yang daya lekatnya berlain lainan.

Enterobacter aerogenes
Organisme ini mempunyai simpai yang kecil , dapat hidup bebas seperti dalam saluran usus,
serta menyebabkan saluran kemih dan sepsis. Infeksi saluran kemih terjadi melalui infeksi
nosokomial.

Proteus
Proteus mirabilis menyebabkan infeksi saluran kemih dan kadang-kadang infeksi lainnya.
Karena itu, pada infeksi saluran kemih oleh Proteus, urine bersifat basa, sehingga memudahkan
pembentukan batu dan praktis tidak mungkin mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus
mungkin ikut berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies Proteus menghasilkan
urease mengakibatkan hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan amonia.

B. Pseudomonas aeruginosa

8
Batang gram negatif, 0,5 -1,0 x 3,0 -4,0 um. Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi
kadang-kadang 2-3 flagel. Pseudomonas aeruginosa bersifat patogen bila masuk ke daerah
yang fungsi pertahanannya abnormal, misalnya bila selaput mukosa dan kulit rusak; pada
pemakaian kateter intravena atau kateter air kemih ; atau bila terdapat netropenia, misalnya
pada kemoterapi kanker. Kuman melekat dan mengkoloni selaput mukosa atau kulit dan
menginvasi secara lokal dan menimbulkan penyakit sistemik. Proses ini dibantu oleh pili,
enzim dan tosin. Lipopolisakarida berperan langsung yang menyebabkan demam, syok,
oliguria, leukositosis, dan leukopenia, disseminated intravascular coagulation dan
respiratory distress syndrome pada orang dewasa. Kuman ini merupakan penyebab 10-20%
infeksi nosokomial. Sering diisolasi dari penderita yang neoplastik, luka dan luka bakar yang
berrat. Kuman ini juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pemapasan bagian bawah,
saluran kemih, mata dan lain-lainnya.

C. Enterococcus
Terdapat sedikitnya 12 spesies enterococcus. Enterococcus faecalis merupakan yang
paling sering dan menyebabkan 85-90% infeksi enterococcus. Enterococcus adalah yang
paling sering menyebabkan infeksi nosokomial, terutama pada unit perawatan intensif, dan
hanya pada pengobatan dengan sefalosporin dan antibiotika lainnya dimana mereka bersifat
resisten. Enterococcus ditularkan dari satu pasien ke pasien lainnya terutama melalui tangan
perawat kesehatan yang beberapa diantara mereka mungkin pembawa enterokokus
pencernaannya. Enterococcus kadang-kadang ditularkan melalui melalui alat-alat
kedokteran. Pada pasien tempat yang paling sering terkena infeksi adalah saluran kemih,
luka tusuk dan saluran empedu dan darah.

D. Staphylococcus
Staphylococcus ssecara khas tidak berpigmen, resisten terhadap novobiosin, dan
nonhemolitik ; bakteri ini menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita muda. Spesies
yang menyebabkan infeksi saluran kemih adalah Staphylococcus saprophyticus.

Tabel 1. Bakteri Penyebab ISK

9
Genus Genus
Famili (Gram Spesies Famili (Gram positif) Spesie
negatif) s
Enterobacteriacea Escherichia coli Micrococcacea Staphylococcu Aureus
e s Fecalis
Sterptococceae Streptococcus
Klebsiella pneumonia
e
oxytosa

Proteus mirabilis
vulgaris

Enterobacter cloacae
aerogenes

Morganella morganii
Citrobacter freundii
diversus

Serratia morcescens

Pseudomonadacea Pseudomona aeruginosa


e s

Epidemiologi
ISK terbagi dalam kelompok nosokomial dan kelompok masyarakat dimana gejalanya
dapat berupa asimptomatik maupun simptomatik. Penggunaan kateter adalah penyebab terbanyak
ISK nosokomial.1 Kateter mengakibatkan gangguan pada tubuh untuk mengeluarkan mikroba dari
traktus urinarius. Bakteri ini akan bergerak melalui atau mengelilingi kateter sehingga dapat
membuat tempat untuk menetap dan hidup dalam vesika urinaria.

Wanita usia produktif lebih mudah terinfeksi dari laki-laki seusianya, akibat dari struktur
anatomis uretra yang lebih pendek, dan posisi uretra yang hampir dengan vagina dan anus. Setiap
tahun, sekitar 8,1 juta rakyat Amerika Syarikat datang ke rumah sakit didiagnosa dengan ISK.6
Pada wanita, resiko mendapat ISK adalah lebih dari 50% berbanding laki-laki. ISK pada laki-laki
seringkali disebabkan oleh batu saluran kemih.
10
Individu dengan kelainan saraf pada vesika urinaria akan mengalami masalah untuk
mengosongkannya dengan sempurna, justru akan mengakibatkan bakteri membiak dalam urin
yang tersisa. Batu saluran kemih atau pembesaran kelenjar prostat pada lelaki akan mengakibatkan
obstruksi saluran kemihmeningkatkan resiko terinfeksi. Individu dengan diabetes mellitus atau
kelainan sistem imun tubuh juga lebih mudah terinfeksi.

Aktivitas seksual dapat menyebabkan perpindahan mikroba dari anus atau vagina ke uretra
(pada wanita). Setelah hubungan seksual, seringkali terdapat bakteri dalam urin kebanyakan
wanita, tetapi bakteri tersebut akan dikeluarkan oleh tubuh dalam masa 24 jam.6 Namun, pada
wanita yang memakai alat pencegahan kehamilan, beberapa alat ini malah meningkatkan resiko
terkena ISK.

Beberapa wanita mengalami iritasi dengan pemakaian spermisida, menyebabkan bakteri


menginvasi jaringan sekitarnya. Diaphragm dapat memperlambat aliran urin, dan bakteri mampu
bermutiplikasi lebih cepat. Kondom juga dikaitkan dengan resiko ISK, kemungkinan akibat
peningkatan trauma pada vagina saat hubungan seksual. Penggunaan tunggal alat pencegahan
kehamilan menimbulkan resiko lebih rendah berbanding penggunaan multipel.6

Patofisiologi

Dua jalur utama masuknya bakteri ke saluran kemih adalah jalur desending dan asending,
tetapi asending lebih sering terjadi.

A. Infeksi hematogen (desending)

Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah, karena
menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan
imunosupresif. Penyebaran hematogen dapat juga terjadi akibat adanya fokus infeksi di salah satu
tempat. Contoh mikroorganisme yang dapat menyebar secara hematogen adalah Staphylococcus
aureus, Salmonella sp., Pseudomonas., Candida sp., dan Proteus sp.5

11
Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi E.coli karena itu jarang
terjadi infeksi hematogen E.coli. Ada beberapa tindakan yang mempengaruhi struktur dan fungsi
ginjal yang dapat meningkatkan kepekaan ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen.
Hal ini dapat terjadi pada keadaan sebagai berikut :

Adanya bendungan total aliran urin

Terdapat faktor vaskular misalnya kontriksi pembuluh darah

Pemakaian obat analgetik atau estrogen

Penyakit ginjal polikistik

Penderita diabetes melitus

B. Infeksi asending

Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina

Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung mikroorganisme kecuali pada
bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri normal kulit seperti basil difteroid,
streptpkokus. Di samping bakteri normal flora kulit, pada wanita, daerah 1/3 bagian distal uretra
ini disertai jaringan periuretral dan vestibula vaginalis yang juga banyak dihuni oleh bakteri yang
berasal dari usus karena letak usus tidak jauh dari tempat tersebut.5

Pada wanita, kuman penghuni terbanyak pada daerah tersebut adalah E.coli di samping
enterobacter dan S.fecalis. Kolonisasi E.coli pada wanita didaerah tersebut diduga karena :

adanya perubahan flora normal di daerah perineum

berkurangnya antibodi lokal

Bertambahnya daya lekat organisme pada sel epitel wanita

Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih

Beberapa faktor yang mempengaruhi masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih adalah :

12
Faktor anatomi

Kenyataan bahwa infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki
disebabkan karena uretra wanita lebih pendek dan terletak lebih dekat dengan anus. Uretra laki-
laki bermuara saluran kelenjar prostat dan sekret prostat merupakan antibakteri yang kuat

Faktor tekanan urin pada waktu miksi

Mikroorganisme naik ke kandung kemih pada waktu miksi karena tekanan urin. Selama miksi
terjadi refluks ke dalam kandung kemih setelah pengeluarann urin.

Faktor-faktor lain:
- Perubahan hormonal pada saat menstruasi

- Kebersihan alat kelamin bagian luar

- Adanya bahan antibakteri dalam urin

- Pemakaian obat kontrasepsi oral

Multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih

Dalam keadaan normal, mikroorganisme yang masuk ke dalam kandung kemih akan cepat
menghilang, sehingga tidak sempat berkembang biak dalam urin. Pertahanan yang normal dari
kandung kemih ini tergantung tiga faktor yaitu:5

Eradikasi organisme yang disebabkan oleh efek pembilasan dan pemgenceran urin

Efek antibakteri dari urin, karena urin mengandung asam organik yang bersifat
bakteriostatik. Selain itu, urin juga mempunyai tekanan osmotik yang tinggi dan pH
yang rendah

Mekanisme pertahanan mukosa kandung kemih yang intrinsik

Mekanisme pertahanan mukosa ini diduga ada hubungannya dengan mukopolisakarida dan
glikosaminoglikan yang terdapat pada permukaan mukosa, asam organik yang bersifat
bakteriostatik yang dihasilkan bersifat lokal, serta enzim dan lisozim. Selain itu, adanya sel fagosit
berupa sel neutrofil dan sel mukosa saluran kemih itu sendiri, juga IgG dan IgA yang terdapat pada

13
permukaan mukosa. Terjadinya infeksi sangat tergantung pada keseimbangan antara kecepatan
proliferasi bakteri dan daya tahan mukosa kandung kemih.5

Eradikasi bakteri dari kandung kemih menjadi terhambat jika terdapat hal seperti adanya
urin sisa, miksi yang tidak kuat, benda asing atau batu dalam kandung kemih, tekanan kandung
kemih yang tinggi atau inflamasi sebelumya pada kandung kemih.

Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal

Hal ini disebabkan oleh refluks vesikoureter dan menyebarnya infeksi dari pelvis ke korteks karena
refluks internal. Refluks vesikoureter adalah keadaan patologis karena tidak berfungsinya valvula
vesikoureter sehingga aliran urin naik dari kandung kemih ke ginjal. Tidak berfungsinya valvula
vesikoureter ini disebabkan karena:5

Memendeknya bagian intravesikel ureter yang biasa terjadi secara kongenital

Edema mukosa ureter akibat infeksi

Tumor pada kandung kemih

Penebalan dinding kandung kemih

Manifestasi klinik

I. Uretritis biasanya memperlihatkan gejala:

Mukosa merah dan edema

Terdapat cairan eksudat pada uretra

Ada ulserasi pada uretra

Adanya rasa gatal

Adanya nanah awal miksi

Nyeri pada saat miksi

14
Kesulitan untuk memulai miksi

Nyeri pada suprapubik

II. Sistitis biasanya memperlihat gejala:

Disuria atau rasa panas pada kemaluan

Polakisuria

Urgensi

Leukosuria

Nyeri suprapubic

Kadang-kadang disertai hematuria

III. Pielonefritis akut biasanya memperlihat gejala:

Demam

Menggigil

Nyeri pinggang (kebanyakan pada CVA kanan)

Disuria

Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis


akut tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi.

Penatalaksanaan

15
Prinsip penatalaksanaan antara lain dengan pemberian antibiotik untuk menghambat atau
membunuh kuman penyebab infeksi. Antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi saluran
kemih adalah seperti berikut:7

Cotrimoxazole

Cotrimoxazole merupakan antibiotik sulfonamide kombinasi dari sulfamethoxazole dan


trimethoprime. Antibiotik ini memiliki spektrum kerja yang luas, dan daya antibakteri
trimetophrim sekitar 20-100 kali lebih kuat dibandingkan sulfamethoxazole. Mikroba yang peka
terhadap kombinasi ini ialah: S. pneumonia, C. diphteriae, N. meningitis, 50-95% strain S.aureus,
S. pyogenes, S. viridans, S. faecalis, E. coli, P. mirabilis, P. morganii, P. rettgeri, Enterobacter,
Aerobacter spesies, Salmonella, Shigella, dan Klebsiella spesies.

Cotrimoxazole digunakan untuk infeksi ringan saluran kemih bagian bawah. Dosis 160 mg
trimethoprim dan 800 mg sulfamethoxazole setiap 12 jam selama 10 hari menyembuhkan sebagian
besar pasien. Pemberian dosis tunggal (320 mg trimethoprim dan 1600 mg sulfamethoxazole)
selama 3 hari juga efektif untuk pengobatan infeksi akut saluran kemih yang ringan, infeksi kronik
dan berulang pada saluran kemih.

Efek samping dari cotrimoxazole antara lain: megaloblastosis, leukopenia, trombositopenia


(pada orang dengan defisiensi folat), dermatitis eksfoliatif, sindroma Steven-Johnson, nekrolisis
epidermal toksik (jarang), mual, muntah, sakit kepala, dan lain-lain.

Fluoroquinolone

Fluoroquinolone mempunyai daya antibakteri yang sangat kuat terhadap E. coli, Klebsiella,
Enterobacter, Proteus, H. influenzae, Providencia, Serratia, Salmonella, N. meningitidis, N.
gonorrhoeae, B. catarrhalis dan Yersinia enterocolitica. Fluoroquinolone dapat digunakan untuk
infeksi saluran kemih dengan/tanpa penyulit, termasuk yang disebabkan oleh kuman-kuman yang
multiresisten dan P. aeruginosa.

Efek samping yang ditimbulkan oleh fluoroquinolone antara lain adalah mual, muntah, sakit
kepala, halusinasi, kejang, delirium (jarang), hepatotoksisitas (jarang), dan kardiotoksisitas
(penutupan kanal kalium menyebabkan aritmia ventrikel/torsades de pointes).

16
Cephalosporin

Cephalosporin merupakan antibiotik yang resisten terhadap penisilinase, tetapi dapat dirusak
oleh cephalosporinase. Cephalosporin aktif terhadap kuman Gram positif dan negatif, sesuai
dengan derivat/generasinya:

- Cephalosporin generasi 1 (cefazolin, cephradine), aktif terhadap kuman Gram positif dan bakteri
penghasil penisilinase

- Cephalosporin generasi 2 (cefamandole, cefuroxime), aktif terhadap kuman Gram negatif seperti
H. influenzae, P mirabilis, E. coli dan Klebsiella. Tidak efektif terhadap P. aeruginosa dan
enterokokus.

- Cephalosporin generasi 3 (cefotaxime, ceftriaxone), kurang aktif terhadap kuman Gram positif
dibanding generasi pertama, tetapi jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae dan P. aeruginosa

- Cephalosporin generasi 4 (cefepime), mempunyai spektrum lebih luas dibanding generasi 3, dan
lebih stabil terhadap kuman penghasil betalaktamase.

Untuk infeksi saluran kemih, semua generasi Cephalosporin di atas dapat digunakan,
namun generasi 1 memiliki aktivitas yang lebih terbatas. Efek samping yang dapat timbul dari
pemberian Cephalosporin antara lain adalah alergi, anafilaksis, spasme bronkus, dan efek
nefrotoksik.

Aminoglycoside

Aminoglycoside merupakan antobiotik dengan aktivitas yang terutama tertuju pada basil
Gram-negatif seperti P. aeruginosa, Klebsiella, Proteus dan E. coli. Antibiotik ini bersifat
bakterisidal. Berbagai derivat aminoglycoside adalah streptomisin, neomisin, kanamisin,
paromomisin, gentamisin, tobramisin, amikasin, dan lain-lain.

Obat ini sangat polar sehingga sukar diabsorpsi melalui saluran cerna. Oleh karena itu
pemberiannya kebanyakan secara parenteral. Pada pemberian parenteral (IM), kadar puncak
dicapai dalam waktu sampai 2 jam dan diekskresikan melalui ginjal terutama dengan filtrasi
glomerulus.

17
Pada infeksi saluran kemih, yang sering digunakan adalah gentamisin, netilmisin, tobramisin
dan amikasin. Efek samping dari pemberian aminoglycoside kebanyakannya adalah ototoksisitas
dan nefrotoksisitas

Nitrofurantoin

Nitrofurantoin merupakan antiseptik saluran kemih derivat furan. Obat ini efektif untuk
mengobati bakteriuria yang disebabkan oleh ISK bagian bawah. Penggunaan obat ini hanya
terbatas sebagai profilaksis atau pengobatan supresif untuk ISK menahun. Dosis dewasa adalah
50-100mg/hari, diberi 3-4 kali sehari.

Efek samping obat ini adalah mual, muntah, diare, reaksi hipersensitivitas, sakit kepala, vertigo,
dan nyeri otot. Nitrofurantoin dikontraindikasikan pada pasien gangguan faal ginjal dengan
creatinin clearance kurang dari 40ml/menit. Selain itu, obat ini tidak boleh diberikan pada bayi
kurang dari 3 bulan dan ibu hamil.

Komplikasi

Pengobatan ISK pada dasarnya efektif. Apabila infeksi tidak diobati atau infeksi berulang terjadi,
hal ini dapat mengakibatkan komplikasi seperti:

Pielonefritis kronik: inflamasi kronik yang mengakibatkan pembentukan jaringan ikat di


parenkim ginjal. Sering terjadi bila terdapat refluks vesiko ureter.1
Sepsis: lebih mudah terjadi pada lansia, bayi, dan individu dengan daya tahan tubuh yang
rendah.
Gagal ginjal: lanjutan dari pielonefritis kronik menyebabkan fungsi ginjal terganggu.

Pencegahan

Beberapa pencegahan ISK dapat dilakukan dengan mengubah kebiasaan sehari-hari, seperti
berikut:6

18
Diet dan nutrisi

Minum banyak air putih, 2 liter sehari mampu membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih.
Namun pada pasien dengan gagal ginjal, konsumsi air yang banyak tidak dibolehkan. Jumlah air
yang harus diminum harus dirujuk dengan dokter, yang bersesuaian dengan kebutuhan masing-
masing.

Miksi rutin

Pasien harus sering buang air kecil dan apabila timbulnya keinginan untuk berkemih. Hal ini
karena bakteri mampu membiak sekiranya urin berada di dalam vesika urinaria terlalu lama.
Setelah berkemih, wanita harus membersihkan dan mengeringkan kemaluan dari arah depan ke
belakang untuk menghindari bakteri masuk ke uretra.

Pemilihan toilet

Sebaiknya pilihlah toilet jongkok berbanding toilet duduk, karena menggunakan toilet jongkok
lebih higienistiada kontak dengan toilet.

Pakaian

Elakkan memakai celana yang ketat, atau celana dalam nylon, karena akan memudahkan bakteri
untuk membiak dalam suasana lembab. Seeloknya pakai celana dalam cotton dan celana yang
longgar agar lebih banyak udara yang mampu mengeringkan area uretra.

Alat pencegah kehamilan

Sekiranya mengalami ISK akibat dari pemakaian alat pencegah kehamilan, bertukarlah ke alat
yang lain. Kondom berlubrikasi atau non-spermisida mampu mencegah ISK.

Prognosis

Dengan pengobatan yang benar dan tepat, ISK seringkali memberi prognosis yang baik. Bila
faktor-faktor predisposisi tidak diketahui atau sulit dikoreksi, kira-kira 40% ISK akan berkembang
menjadi kronik.1

19
PENUTUP

Infeksi saluran kemih lebih sering mengenai wanita dewasa berbanding lelaki dewasa.
Pelbagai faktor predisposisi akan menyebabkan suseptibilitas terhadap infeksi meningkat.
Pemberian antibiotik yang benar dapat menyembuhkan ISK secara total. Pencegahan harus
dilakukan dengan menjalani cara hidup yang sehat dan bersih, di samping memerhatikan
pemakaian alat pencegah kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

1) Sukandar E. Nefrologi klinik. Edisi 3. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII) Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD; 2006. h.26-93.
2) Gillenwater J, Mitchell ME. Adult and pediatric urology. 4th ed. USA: Lippincott
William & Wilkins; 2002.p.211-70.
3) Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Ilmu penyakit dalam.
Edisi ke-5. Jilid 2. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.1009-15.
4) Zieve D, Storck S. Urinary tract infections-adults. National Library of Medicine.
September 13, 2011. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001549/
5) Price SA, Wilson LM. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h. 919-21.
6) Urinary tract infections in adults. National institute of diabetes and digestive and kidney
diseases of national institues of health. NIH Publication 12-2097. November 2011.
7) Gunawan SG et al. Farmakologi dan terapi. Jakarta: Departemen farmakologi FKUI;
2011. h.599-612, 664-93, 705-22.

20

Anda mungkin juga menyukai