Multimeter I PDF
Multimeter I PDF
TC ALAT UKUR
DAN PENGUKURAN TC
PERCOBAAN KE 01
MULTIMETER I
No. Percobaan : 01
Judul : Multimeter
Praktikan : Teguh Saputra
No. Bp : 1401051004
Kelas / Kelompok : 1.A TC / 1
Partner : 1. Kemala Bakti 1401051021
2. Anisa Nadya Onty 1401051023
3. Arie Muhammad 1301051040
4. Wirdatul Usrah 1401052009
5. Miftah Annisa 1401052012
Nilai :
PERCOBAAN I
MULTIMETER I
I. KOMPETENSI UTAMA
Setelah menyelesaikan pratikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menggunakan multimeter sebagai pengukur
tegangan (voltmeter) dan sebagai pengukur arus (amperemeter).
2. Mahasiswa mampu dan mengerti cara kerja dari multimeter analog dan
multimeter digital.
3. Mahasiswa mampu mengukur besar listrik (DC dan AC) dan mampu
menganalisa.
4. Mahasiswa memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran
tegangan jatuh DC dan AC pada resistansi/impedansi besar.
5. Mahasiswa dapat menggunakan alat ukur dengan tepat sehingga hasil
pengukuran akurat.
II. KOMPETENSI PENUNJANG
Setelah menyelesaikan pratikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa mapu menggunakan mutimeter analog dan multimeter
digital dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu memahami teori multimeter dan pengoperasian
multimeter.
3. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengukuran.
III. TEORI PENUNJANG PRATIKUM
Multimeter sering disebut AVO meter atau multitester, alat ini biasa dipakai
untuk mengukur harga resistansi (tahanan), tegangan AC (Alternating Current),
tegangan DC (Direct Current), dan arus DC. Alat ini mempunyai berbagai
penepatan ( range ) pada setiap mempunyai pilihan AC atau DC.
Amperemeter adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat
arus listrik dalam suatu amper (A). Didalam kepekaan ukur menunjukkan
spesifikasi dari alat ukurnya. Cara pemakaian alat ukur amper harus dihubungkan
seri terhadap instrumen dari alat pemakai. Untuk mengukur arus yang lebih kecil
digunakan alat ukur miliamper meter dan untuk yang lebih kecil dipergunakan
mikroamper meter.
+ A
I
2. Pengukuran Tegangan
Volt meter adalah suatu alat ukur yang menera tegangan listrik dalam
satuan volt. Cara pemakaian volt meter harus dipasang paralel terhadap instrumen
dari alat pemakai. Kekayaan batas ukur dalam masyarakat pada umumnya 110 volt,
220 v serta 380 volt, kecuali alat-alat pemakai dan pada laboratorium listrik bias
menggunakan milivolt sampai kilovolt, bahkan pada jaringan distribusi maupun
jaringan transmisi sampai ratusan kilovolt. Adapun cara penyambungannya
sebagaimana gambar berikut:
V R
R1
A
220
Vs +
_ R2 470
B
Gambar 4.1 Rangkaian Pengukuran Tegangan DC
Vs
+10 V
R1 V V1
R2 V V2
0V
Gambar 5.1
R1
A
220
Vs ~ 470
R2
B
Gambar 6.1 Rangkaian Pengukuran Tegangan AC
Tegangan DC
Tegangan DC adalah tegangan di mana muatan berjalan hanya
dalam satu arah. Setiap pola tegangan yang tidak memiliki daerah nol
bersih di bawah tegangan kurva waktu dapat diidentifikasi sebagai
tegangan DC.
3. Mengapa dalam pengukuran tegangan DC, kita tidak boleh terbalik dalam
penggunaan probe pada multimeter?
Jawab:
Untuk multimeter analog, bila untuk mengukur DC dan terbalik
penyimpangan jarum kearah terbalik yang biasanya pada multimeter
pada titik nol nya diberi penahan. Tapi pada pengukuran tegangan
bolak balik tidak menjadi masalah.
Untuk multimeter digital, pengukuran DC dan polaritas terbalik
tidak masalah hanya pada display menunjukkan tanda negatif.
Sedangkan pada pengukuran AC tidak menjadi masalah.
4. Mengapa kalau dalam mengukur tegangan AC probe dari multimeter boleh
bolak-balik?
Jawab:
Karena tegangan AC merupakan tegangan bolak-balik, oleh sebab
itu jika mengukur tegangan menggunakan multimeter kutub positif dan
negative oleh di bolak-balik karena tidak mempengaruhi hasil pengukuran
dari multimeter tersebut dan tidak akan merusak multimeter itu sendiri.
IT = VS / RT
= 10 V / 550
= 0.018 A
= 18 mA
Karena, IT = IR1 = IR2 ,
Maka, VR2 = IR2 x R2
= 18 mA x 220
= 3960 mV
= 3.960 V
Jika dibandingkan antara hasil perhitungan dengan pengukuran
menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter digital maka data yang didapat
adalah, sebagai berikut
VR2 Hasil Pengukuran
VR2 Hasil Perhitungan
Multimeter Analog Multimeter Digital
3.960 V 4V 3.979 V
Jadi, berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa pengukuran yang telah
dilakukan pada saat pratikum mendapatkan hasil yang nyaris sama dengan hasil
perhitungan teori hanya terdapat perbedaan yang sedikit saja, kemungkinan ini
disebabkan karna ketelitian dalam pengukuran, dan kualitas alat yang digunakan.
Selanjutnya, mengukur tegangan pada masing masing tahanan R1 dan R2
pada rangkaian yang disusun seperti gambar 5.1. Cara pengukurannya tidak jauh
berbeda dengan rangkaian pertama tadi, setelah pengukuran dilakukan sesuai
langkah percobaan didapat hasil yang nyaris sama antara pengukuran menggunakan
Multimeter Analog dan Multimeter Digital, seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1.
Berdasarkan data yang didapat pada tabel 2.1 kita dapat membuktikan
kebenaran hasil pengukuran, dengan perhitungan sebagai berikut
IT = VS / RT
= 10 V / 690
= 0.014 A
= 14 mA
Karena, IT = IR1 = IR2 ,
Maka, VR1 = IR1 x R1 VR2 = IR2 x R2
= 14 mA x 220 = 14 mA x 470
= 3080 mV = 6580 mV
= 3.080 V = 6.580 V
Sehingga didapat nilai VT
VT = VR1 + VR2
= 3.080 V + 6.580 V
= 9.660 V
Jika dibandingkan antara hasil perhitungan dengan pengukuran
menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter digital maka data yang didapat
adalah, sebagai berikut
Hasil Pengukuran
Hasil Perhitungan
Multimeter Analog Multimeter Digital
3.080 V + 6.580 V 3.1 V + 6.8 V 3.2 V + 6.85 V
9.660 V 9.9 V 10.05 V
Jadi, berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa pengukuran yang
telah dilakukan pada saat pratikum mendapatkan hasil yang nyaris sama dengan
hasil perhitungan teori hanya terdapat perbedaan yang sedikit saja, kemungkinan
ini disebabkan karna ketelitian dalam pengukuran, dan kualitas alat yang
digunakan.
2. Percobaan mengukur tegangan AC
Setelah rangkaian disusun seperti gambar rangkaian 6.1 dengan menggunakan
tahanan R1 = 220 dan R2 = 470 . , serta diberikan sumber tegangan dari
function generator pada frekuensi 50 Hz dan mengatur Amplitudo FG hingga
Multimeter Digital menampilkan tegangan sebesar 3 Vefektif. Kemudian kita
mengukur besarnya tegangan VAB pada frekuensi yang telah ditentukan sesuai
langkah percobaan, hingga didapatkan hasil pengukuran seperti pada tabel 3.1.
Berdasarkan data yang didapat pada tabel 2.1 kita dapat membuktikan kebenaran
hasil pengukuran, dengan perhitungan sebagai berikut
Vrms = Veff / 2 Vpp = Vanalog x .
12
= 3 / 2 = 20 x 120 .
= 2.12 V =2V
Jadi, diketahui bahwa pada saat kita mengganti frekuensi pada function
generator, itu akan membuat Vefektif pada tampilan di multimeter digital akan jadi
lebih besar, artinya dapat disimpulkan bahwa dengan menaikkan frekuensi ke angka
yang lebih besar, maka itu akan mempengaruhi amplitudo dari function generator
itu sendiri. Namun, jika kita mengembalikan Vefektif seperti semula walau
frekuensinya dinaikkan ini tidak ada pengaruhnya sama sekali pada hasil tegangan
VAB yang sedang dicari, walau pada data yang saya dapatkan ada perubahan, itu
dikarenakan karna Multimeter atau komponen lain yang digunakan tidak stabil.
Kesimpulan
Multimeter adalah alat ukur yang mempunyai kemampuan tiga fungsi
yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter,
sedangkan alat ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi
disebut Ohm meter.
Pada percobaan pertama dilakukan pengukuran tegangan DC pada R2
sehingga didapatkan hasil antara pengukuran dengan Multimeter Analog dan
Multimeter digital tidak jauh berbeda.
Jumlah tegangan yang didapat pada pengukuran kedua adalah sama
dengan jumlah tegangan input Vinput = VR1 + VR2 .
Frekuensi pada Function Generator jika dinaikkan akan mempengaruhi
Amplitudo Function Generator tersebut, karnanya tampilan Vefektif pada
Multimeter Digital akan naik pula, namun jika Amplitudonya disesuikan
hingga Vefektif nya kembali seperti semula, ini tidak akan mempengaruhi
besarnya VAB.
X. DAFTAR PUSTAKA
Yustini, Yolanda Amelia, Modul Pratikum Alat Ukur dan Pengukuran,
2015, Politeknik Negeri Padang