Anda di halaman 1dari 2

Home pengetahuan kepramukaan Kiasan Dasar Gerakan Pramuka

Kiasan Dasar Gerakan Pramuka

Alam Endah | 5:30 AM | 0 comments


Kiasan Dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang
disanjung dan didambakan. Kiasan Dasar dalam Gerakan Paramuka diambil dari romantika
sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kiasan ini mengambil hal-hal yang
terkait dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, baik pada masa lalu maupun perjuangan
pembangunan pada masa sekarang.

Kiasan Dasar, digunakan sebagai salah satu unsur terpadu dalam pendidikan kepramukaan.
Penggunaannya dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan
perkembangan peserta didik sehingga sehingga akan mendorong kreatifitas dan keikutsertaan
peserta didik dalam setiap kegiatan pendidikan kepramukaan. Juga difungsikan untuk
menumbuhkan rasa cinta tanah air karena dilaksanakan berdasarkan sejarah dan budaya bangsa
Indonesia.

Romantika Perjuangan Bangsa Indonesia

Pada masa lalu perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, sehingga mengalami
banyak kegagalan dan secara bergantian negara kita dapat dijajah oleh bangsa asing.
Perjuangan dan pemberontakan bangsa Indonesia muncul di mana-mana, tetapi hasilnya
percuma saja, karena belum adanya persatuan dan kesatuan bangsa.

Kiasan Dasar Pramuka dari Romantika Perjuangan Bangsa

Romantika sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mendasari kepramukaan di Indonesia.


Termasuk dalam penggunaan berbagai istilah di kepramukaan. Berikut ini adalah contoh kiasan
dasar jenjang keanggotaan dalam Gerakan Pramuka yang didasarkan pada periodesasi
perjuangan bangsa Indonesia.

Jenjang keanggotaan pramuka paling awal dinamakan SIAGA. Siaga merupakan


anggota pramuka berusia 7 - 10 tahun. Kelahiran Budi Utomo pada tanggal 20 Mei
1908 menjadi tonggak Kebangkitan Nasional. Ini pun menandai dimulailah perjuangan
baru, perjuangan MENYIAGAKAN rakyat.
Jenjang keanggotaan pramuka setelah siaga adalah Penggalang, yaitu usia 11 - 15 tahun
dinamakan PENGGALANG. Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928
menjadi salah satu tonggak sejarah dalam upaya PENGGALANGAN persatuan dan
kesatuan bangsa yang dipelopori oleh para pemuda-pemudi di seluruh Indonesia.
Jenjang keanggotaan pramuka selanjutnya adalah Penegak, yaitu pramuka berusia 16-
20 tahun. Penegak sendiri diambil dari kata "Tegak" dimana perjuangan bangsa
Indonesia akhirnya membawa hasil dengan TEGAKNYA Negara Kesatuan Republik
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Jenjang keanggotaan selanjutnya adalah Pandega, yaitu pramuka dengan usia 21-25
tahun. Tegaknya Negara Republik Indonesia harus dilanjutkan dengan perjuangan
dalam mengelola atau MEMANDEGANI negara Indonesia di bidang pembangunan.
Pembina Pramuka adalah pramuka dewasa usia 25 tahun lebih yang terlibat aktif di
Gugusdepan sebagai pendidik dan pembimbing adik-adik anggota muda pramuka.
Pembangunan fisik maupun non fisik perlu terus di-BINA dan dikembangkan dalam
rangka mengantarkan bangsa Indonesia menuju kemajuan dan kemakmuran.

Penggolongan dan tingkatan Tanda Kecakapan Umum dalam Gerakan Pramuka pun dapat
dilandasi dengan kiasan dasar. Dengan berdasarkan masa perjuangan bangsa Indonesia itu,
tingkatan Kecakapan Umum Pramuka dapat dinyatakan:

Tingkatan SKU Pramuka Siaga terdiri atas Mula, Bantu, dan Tata; DIMULAI dengan
pembangunan yang membutuhkan BANTUAN dan kesadaran yang tinggi dan
membutuhkan PENATAAN yang baik.
Tingkatan SKU Pramuka Penggalang terdiri atas Ramu, Rakit, dan Terap;
pembangunan diawali dengan MERAMU (bahan) yang ada, kemudian kita RAKIT
(susun) setelah itu baru kita TERAPKAN (praktekan).
Tingkatan SKU Pramuka Penegak terdiri atas Bantara dan
Laksana; pembangunan tersebut kemudian membutuhkan BANTARA-bantara
(ajudan, pengawas, kader) pembangunan yang kuat, baik, terampil dan bermoral yang
sanggup MELAKSANAKAN pembangunan bangsa.
Tingkatan SKU Pramuka
pandega; setelah pembangunan itu berhasil maka perlu yang MEMANDEGANI
(mengelola, memanage) pembangunan tersebut.

Itulah contoh penerapan kiasan dasar pramuka yang diambilkan dari romantika sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Pelaksanaan kiasan dasar haruslah menantang, menyenangkan,
dan menarik bagi peserta didik namun juga harus memperhatikan usia, tradisi, dan kondisi
psikologis anggota pramuka tersebut.

Anda mungkin juga menyukai