FATAMORGANA
Terlihat harapan tanpa kepastian yang entah di mana tempatnya
Berusaha di kejar entah sampai kapan
Penuh harapan kebahagiaan
Entah harus maju atau mundur
Antara seseorang yang memberi harapan dan seorang yang menunggu tanpa kepastian
Bagai kapal tanpa seorang nahkoda yang hilang tanpa arah
FATAMORGANA
Kapan? Sampai kapan?
Sesuatu yang tidak pasti ada tapi berisi harapan untuk bersamanya
FATAMORGANA
Melukis kebahagiaan palsu
Menimbulkan angan untuk menjumpainya
Semuanya hanyalah fatamorgana yang penuh harapan tanpa kepastian
FATAMORGANA
Mengikhlaskan dia pergi, dia hilang tanpa jejak
Walaupun bayangnya masih membekas
Namun kini
Hadirmu hanya mimpi
Cintamu hanya bayangan
Kau terlalu pergi
Tinggalkan luka yang mendalam
Jiwaku hampa
Ragaku tak bertuan
Entah dimana?
Entah kemana?
Aku pun tak pernah tau
Karena kini semua
Bagai fatamorgana
Yang tak mampu ku raih kembali
FATAMORGANA KEHIDUPAN
Pada saat dimana suara hati bertahta sebagai kebenaran
Memperturutkan kata hati sebagai sumber pembenaran tindakan
Atas nama keyakinan teguh jiwa berpegang pada sebuah kebenaran
Atas nama itu pula engkau melangkah mengejar kehidupan
Pandanglah sebuah fatamorgana air di keluasan pandang pasir
Terlihat nyata sebagai sebuah kebenaran yang tak terbantahkan
Padanya engkau berharap akan meminum air sebagai pelepas dahaga
Ternyata harapan itu hanyalah sebuah asa di dalam ruang ilusi
Sebuah kebenaran hakiki selalu menerangi ruang hati dan pikiran
Sebuah cahaya yang tidak timbul tenggelam dalam gelombang kehidupan
Bila hati terkuasai oleh perasaan semata maka ia melihat dalam kesamaran
Dan kebenaran yang dilihatnya hanyalah sebuah fatamorgana kehidupan!
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
FATAMORGANA CINTA
Ingin kulukis seraut wajah dalam angan
Teduh, serasa menyejukkan
Bagai berada dalam ilusi
Kupandangi mentari yang tersipu
FATAMORGANA DUNIA
Adalah kau seorang tauladan
Yang menarik figure public insan
TINGGAL FATAMORGANA
Kilauan cahaya indah pun sirna bak ditelan malam
Wangi harum yang sirna seiring hembusan angina
Aku yang dulu indah pun berubah jadi duri tajam
Dermaga yang dulu tinggal sejengkal tuk meraih kini pun bak fatamorgana
Mengapa semua ini terjadi?
Apa semua sudah menjadi suratan takdir ini
Jika takdir ini adalah duri
Biarlah takdir ini akan hilang bersama luka
Selamat tinggal
FATAMORGANA
Malam yang sepi sunyi
Hanya suara hujan yang menemani
Memeluj sebuah harapan
Tak ada lagi yang bias diungkapkan
FATAMORGANA
Kilapan terik laut biru
Menatapi cahaya mendesir
Tergegas mendatangi
Ketika itu
Kilapan
Bagaikan pelangi
Terbentang disiang bolong
Desiran kelip mengilau
Melintasi matahari terik
Terang
Mengingat sengatan
Mereka butuh sirami
Uapan setetes embun
FATAMORGANA
Nampak indah dari kejauhan
Membuat hatiku ingin mendekat
Sungguh indahmu menyilaukan ku
Menumbuhkan berjuta angan bahagia bersama mu
CINTA FATAMORGANA
Desiran angin pagi yang menyentuh bulu ronaku
Mengingatkan ku akan kisah-kisah
Tentang cinta fatamorganaku yang indah dan terangkai rapi
Namun hanya di angan-angan
Sajak-sajak manja yang sering terdengar dan terucap
Kini hanya tinggal kenangan
Yang masih saja terbayang di pikiran
Merasakan indah, tapi hanya sementara
Merasakan bahagia tapi hanya sekejap
Biar
Biarkan semua ini aus tertelan waktu
Menghilang jauh tak lagi terbayang
Satu rasa dalam dua jiwa
Kini menjelma menjadi kisah yang tak sempurna
PARFUM KENANGAN
matahari dalam hati perempuan itu kini bersinar cerah. setelah lebih dari duapuluh tahun tak
pernah bertatap pandang dengan lelaki yang dicintai, hari ini perempuan itu menari bersama
bianglala cinta. ia ditabalkan makna tentang cinta bersemi sejak usia remaja. itulah cinta nan
sejati. hari ini ia menemukan cinta sejati itu dengan tatapan kasih bersama airmata bahagia
yang hendak tumpah. cinta yang bertahun-tahun lamanya telah membentuk kanopi rindu.
bersandar di bahu kekasihnya. perempuan itu menempuh perjanan dari kota ke kota. jalanan
menanjak menurun, dengan aroma pengunungan mencekat. para pengamen senandungkan
kidung asmaradana adalah penanda lain: betapa cinta itu memang sejati. dan perempuan itu
berkali-kali mencium lengan baju kekasihnya. sontak ia merasakan aroma parfum yang
lantas terpahat terpatri sebagai kenangan dalam benak kesadarannya.
setelah perjumpaan itu, ia mengucapkan selamat jalan kepada kekasihnya demi melanjutkan
pencarian makna. tapi parfum kenangan itu masih terasakan aromanya. masih. perempuan itu
pun kemudian menorehkan getar jiwanya ke dalam satu pesan pendek:
wangi parfummu tertinggal di lengan bajuku sebelah kiri dan aku menciuminya hingga ku
tertidur. walau diriku bukan milikmu, tapi hatiku tetap milikmu
oh parfum kenangan. sempurna sudah segenap penanda perihal cinta nan sejati.
Blitar, Januari 2011
CUCI MULUTMU DENGAN MINYAK WANGI
Slamet Unggul
Patriotisme
Ah... Cuma isapan ibu jari
Aku bergidik
Kapan negeri ini bisa sepi dari badut-badut penjual?
Sudahlah
Coba taburi mulutmu dengan minyak wangi
Coba cuci hatimu di Loundri.
Biar bersih dan rapi
Semarang, 011116
Sayang..?
Coba kutebak apakah kamu itu
Warna aroma belum juga pudar
Aku takan lupa sedap
Biginilah rasanya kau didekap
Tak asing lagi suasana
Aromamu terukir dalam helakan udara
Dalam sebuah pena kutulis wangi
Kertas putih tak ada tulisan
Hanya wangimu saja bisa hafal