Anda di halaman 1dari 6

Badai di hatiku hempaskan lenaku

Menghantam sudutnya hingga porak-poranda


Meluluhlantakkan rindu hingga tak sempat berbuah cinta
Meretakkan dinding-dinding hati
Dimana di sana kuukir indah wajahmu
Badai di hatiku kian menggelora
Ketika petikan gitarku tak mampu mengiringi sayatan gemulai biolamu Ketika detik yang
terketik untuk syairku terdengar picisan
oleh senandungmu

Aku melupakan diri


Terdengar desah angin lembah
Membisikkan getar-getar gairah
Api kecintaan untuk dirimu
Tergeletak dalam layu dan sosok gersang
Terkulai dalam lagu dan kata usang
Badai di hatiku hancurkan jiwaku
Uruhkan teguhnya hingga erosi
Mengikis yakinnya hingga abrasi
Aku bersenandung dalam bingung
Dengan tembang liriknya bimbang

Aku merintih sedih, aku menjerit sakit


Aku khilaf lalu kalap, aku menyerah dan kalah

Kasih…
Lepaskanlah hatiku dari cintamu yang berkabut
Huh..!
Rasa ini menyedihkan
Ku pikir hanya aku cahayamu
Ternyata bintang begitu banyak bertaburan di malammu
Ini bodoh
Berharap hanya aku yang selalu warnaimu
Ternyata pelangi begitu indah melintas dilangitmu
Ini sudah gila..!
Rela tumbalkan separuh jiwa
Demi sekilas senyum yang tertuju bukan untukku

Huh..!
Getar ini menyakitkan
Seperti tertusuk, seperti ribuan belati merajamku
Terlambat …
Tepiskan senyummu yang menggoda jiwa
Tak mampu..
Bending gemuruh rasa yang terlanjur membara
Lelah…
Tapaki sejengkal pesona dari keindahan sosok mayamu, bidadari..!
Tiba saatnya akhiri semua ini
Aku mundur..!
Ada yang tak bisa kubaca dari gerak bibirmu
Ada yang tak bisa kuraba dalam hangat pelukmu
Tapi pandangan matamu
Masih seperti yang kulihat empat tahun yang lalu

Pandangan mata yang dulu pernah menjerumuskanku


Dalam dimensi cinta tak berbatas ruang dan waktu
Seperti menggapai-gapai dasar
Yang tak juga tersentuh

Dan masih kuingat betul


Betapa aku tersiksa
Seperti terpenjara
Saat kusadari
Kau takkan kumiliki
Malam ini duka
Rembulan mengasingkan diri dari ratapan malam
Kecewa
Cahayanya yang kala itu purnama
Dibalas dengan lolongan Serigala

Jadi tak perlu kau bawa tangismu


Yang air matanya dusta
Aku bukan Pangeranmu..!
Sinkirkan ratapan
Yang isinya kebohongan itu
Jauh dari telingaku

Aku muak...
Aku benci ini..!!!
Wajahmu yang rupawan
Menjadikanmu elok dan menawan
Tapi aku terlanjur luka, Bidadari!
Sejak itu
Kubiarkan hati dipasung sunyi.

Serpihan kenangan ini


Berserakan dimana-mana
Tak bisa kurangkai lagi
Hingga membentuk sampah yang berserakan
Bagaikan memecahkan pazzel kehidupan
Serpihan itu sulit untuk di rangkai kembali
Terasa begutu berat dalam merangkai
Karna rasa sakit yang tLah tertanam
Hanya semangat yang tersisa
Dalam usaha merangkai kembali pazzel itu
Hanya rasa ikhlas yang akan memberikan jalan
Agar serpihan itu dapat terangkai kembali
Dalam bentuk lukisan kehidupan cinta yang indah

Rabu, April 20, 2011


Aku lelah menutupi tangisan dengan senyuman.
Hanya senyum palsu yang menghapus air mataku
Terkadang aku bisa jadi pelangi.
Tapi ku juga bisa jadi hujan bahkan badai sekalipun bila tersakiti !

Sabtu, April 23, 2011

Dan inilah kehidupan.q yg sbenarnya, sendiri, sepi, sunyi,


Hanya kisah dan kata yg terukir dg pena yg mampu menghibur jiwa tak
sempurna....

Cinta semakin lama semakin semu dan maya....


Kebebasan berlari menjauhi kenyataan,,,
Hanya kepahitan yg kini berkawan....

Teman tak ada satupun keindahan mampu mengalahkannya,,,


Bahkan harta dan tahta tak mampu menandingi kemewahannya,,,
Kemewahan yg muncul dari kesederhanaan,,,
Kesederhanaan dlm sebuah kebersamaan,,,
Itulah yg q sebut pertemanan...

Lawan tak kan ada yg mampu menebak jk suatu saat


Dia akan menjadi kawan,,,
Begitupun sebaliknya....
Benci suatu saat akan bermetamorfosis menjadi cinta...

Dibalik tirai indahnya ku rasakan sebuah belati yang menyayat hati, Seakan
mematri menggoreskan rasa yang selalu menghantui,
Perlahan namun pasti ia mgnhampiri
Laksana racun yang mengalir didalam darah ia menghentikan denyut nadi
Apa gerengan kini yang selalu hadir mengisi hari
Datang seakan merenggut mimpi-mimpi

namun kini aku sadari bahwa aku telah patah hati..

Anda mungkin juga menyukai