Spiritualitas dalam Seni Rupa Modern DR. YUSTIONO TUJUAN SENI MODERN (Barat)
u Mengembangkan nilai estetik terus menerus,
sehingga prinsip seni modern adalah kreativitas, kebaruan, dan keaslian. u Mengembalikan seni rupa pada dasar-dasar pembentuknya (garis, bidang, warna). u Melepaskan diri dari semua unsur yang membelenggunya (agama, monarki, ekonomi, dan politik). TUJUAN SENI MODERN (Sosialis)
u Seni untuk rakyat
u Menjadi agen pembebasan dari kekuasaan agama dan monarki, sehingga tercapainya kesetaraan kelas. FORMALISME
u Sebuah cabang dari Seni Modern yang percaya bahwa seni
adalah bentuk. Dua cabang lainnya adalah Ekspresionisme (seni adalah ekspresi) dan Simbolisme (seni adalah simbol). u Pada aplikasinya, seniman fokus pada unsur rupa yang paling dasar (garis, warna, bidang), dan makin mengurangi usaha untuk meniru alam. u Pada masa tradisi seni realis, seniman mencoba menghadirkan kedalaman (dimensi ruang) dalam medium dua dimensi. Hal ini yang ditentang para seniman formalisme. u Mereka berpikir bahwa media lukis itu berbentuk dua dimensi dan sudah semestinya dipertahankan demikian. SENI ABSTRAK
u Merupakan sebuah gaya yang mengejawantahan dari prinsip
formalisme, yang berarti non-representasional (tidak meniru apapun dari alam).
u Silsilah seni abstrak (Alfred Barr) menunjukkan bagaimana
gaya-gaya seni sebelumnya pada akhirnya diklasifikasikan pada dua kecenderungan besar, yaitu: non-geometrical abstract art (abstrak ekspresionis) dan geometrical abstract art. SENI ABSTRAK
u Semua cabang, gerakan, dan gaya dalam seni modern
menuju kepada seni abstrak (Rosenberg, Greenberg, Barr). Seni abstrak menjadi puncak otonomi seni yang mencerminkan seni untuk seni dan tidak berkaitan dengan nilai-nilai apapun dan tujuan-tujuan selain meningkatkan nilai estetik secara terus menerus. Poin inilah yang dibentuk sebagai sejarah dalam seni rupa modern. u Hal ini sejalan dengan pemikiran Plato, bahwa seni yang paling tinggi adalah seni yang tidak meniru alam. u Walaupun demikian, sebenarnya perkembangan seni abstrak tidak terlepas dari nilai spiritualitas (terutama dari dua pemahaman, yaitu: occultism dan theosophy). Hal ini dikemukakan pada masa post-modern, pada tahun 1987. SENI ABSTRAK
u Pada tahun 1987, Maurice Tuchman dengan dukungan Los
Angeles County Museum of Art (LACMA) menyelenggarakan pameran dan menerbitkan buku bertajuk The Spritual in Art: Abstract Painting 1890 1985. SENI ABSTRAK : RIVAL MODERNITAS
u Modernitas Barat memiliki rival pada akhir abad ke-19, yaitu
dengan gelombang Romantisisme, yang mengagungkan khayalan, mistisisme, emosi. u Hal ini merupakan kebalikan dari nilai-nilai modernitas barat yang logis dan rasional. Romantisisme adalah yang pertama (terdiri dari kaum seniman, sastrawan, dan mistik) melawan dominasi modernitas barat yang sudah semakin tidak manusiawi. u Mereka mendasarkan gerakan mereka pada pemikiran Imral Khan yang membagi dunia menjadi dua, yaitu dunia empiris (nyata) dan dunia nomenal (gaib) yang hanya bisa dijangkau dengan imajinasi (misalnya seni). Bahwa kebenaran pada dunia nomenal lebih tinggi nilainnya daripada dunia empiris. SENI ABSTRAK : RIVAL MODERNITAS
u Pemahaman theosophy (kebatinan) dan occultism (magis,
animistis dan juga mitologi) berkembang di kalangan terpinggirkan sebagai bentuk ketidakpuasan mereka terhadap jawaban-jawaban hidup yang ditawarkan kaum logis & rasional. u Kedua pemahaman ini menggunanakan simbol-simbol geometris yang non-representasional untuk menggambarkan keberadaan spirit. u Pada tahun 1911, seorang pelukis Rusia bernama Wassily Kandinsky menulis buku berjudul Concerning the Spiritual in Art. WASSILY KANDINSKY
Composition VIII 1923 SENI ABSTRAK = SPIRITUALITAS
u Pada ajaran tertentu (mis. Hindu, Buddha), simbol geometri
menyimbolkan ajaran-ajaran tertingginya (mis. Yin Yang = dualitas). u Dalam agama Islam yang menghindari penggambaran makhluk hidup (seni representasional), seni abstrak berkembang pesat untuk menghadirkan sifat-sifat Ilahiah (mis. arabesque = ketidakberhingaan) u Pada kehidupan kaum animisme, simbol-simbol geometris digunakan sebagai penanda kekuasaan (karena simbol tersebut tidak meniru apapun yang ada di alam atau bukan buatan dewa/Tuhan). SENI ABSTRAK = SPIRITUALITAS
u Dalam praktik seni rupa modern yang otonom, seni abstrak
dapat mencerminkan berbagai tingkatan realitas manusia, dari insting (nafsu hewaniah) hingga Ruh Mutlak, tergantung intensi seniman dan/atau tafsir apresiator.