Anda di halaman 1dari 17

http://jendela-fantasi.blogspot.

com/

Tiga Belas
KURANG dari setengah jam Law sudah tiba di
pintu depan.
Selama itu Marnie membuang makan malam
yang sudah setengah matang ke tempat sampah. Da-
vid pergi ke atas untuk mandi dan berganti pakaian.
Segera setelahnya, ia berjalan mondar-mandir di
depan pintu, menunggu suara mobil yang mendekat,
jauh sebelum mobil Land Rover Law berhenti di
belokan.
Dia sudah datang! pekik David sambil mene-
ngok ke belakang sebelum berlari menuju pintu.
Dari kaca ruang tamu Marnie memperhatikan
Law berlari mengelilingi kap mobilnya. Keduanya ber-
gegas untuk bertemu, berhenti, ragu-ragu, dengan so-
pan berjabatan tangan, lalu detik berikutnya berpeluk
an erat.
Mata Marnie basah oleb air mata, tapi ia meng-
hapusnya. Ia turut bahagia bagi David karena Law cu-
kup baik untuk menganggap anaknya sebagai berkah
dan bukan malapetaka. Tapi melihat mereka berjalan
ke rumah sambil berangkulan, dirinya disayat rasa
cemas.
Namun demikian, ia tetap tampil tenang ketika
mereka bergabung dengannya di ruang tamu. Terima
kasih karena mengizinkanku datang mendadak begi-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
ni, ujar Law sopan.
Kurasa David takkan mengizinkanku untuk me
ngatakan tidak.
Aku hanya senang karena Dad tidak punya aca-
ra, timpal David.
Suasana canggung mewarnai pembicaraan mere
ka. Akhirnya Law dan David bertukar pandang dan
mulai tertawa terbahak-bahak, dengan kebahagiaan
yang tumpah ruah. Law mengatupkan kedua belah ta-
ngannya dan menggosokkannya dengan bersemangat.
Jadi, bagaimana kalau kita makan malam sekarang?
Asyik, aku sudah kelaparan nih, ujar David, me
lesat keluar.
Marnie?
Suara Law terdengar lembut, bertanya, sensitif
pada apa yang ia tahu pasti sedang dirasakan oleh
Marnie. Ia mencintai pria itu karena tidak bersikap
mencemooh, dan membencinya karena alasan yang sa
ma. Menghadapi pencemooh akan lebih mudah daripa
da menghadapi pria yang kaucintai yang sedang men-
coba merampas pusat kehidupanmu.
Malam ini aku tidak ikut.
Apa? Kenapa? Memangnya David tidak membe-
ritahumu bahwa undangan makan malam ini berlaku
bagi kalian berdua? Kupikir aku sudah mengatakan-
nya dengan jelas.
Memang. Kau baik sekali mengajakku ikut, tapi
kurasa kau dan David lebih baik menikmati malam ini
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
berdua saja.
Kurasa kita bertiga perlu menikmati malam
ini, protesnya pelan.
Hei, ada apa? tanya David, kepalanya menyem
bul dari balik pintu. Kok lama sih?
Aku tidak ikut.
Kenapa tidak, Mom? Kenapa Mom tidak mau
ikut? Tampaknya David tidak bisa percaya ada orang
yang mau melewatkan kesempatan untuk makan ma-
lam bersama Law.
Aku sangat lelah.
Apa gara-gara masalah buku telepon itu? ta-
nya David, kembali memasuki ruangan.
Memangnya kenapa? tanya Law ingin tahu.
Tidak apa-apa.
Mom tidak berhasil mendapatkannya.
Mereka menjawab bersamaan, tapi jawaban
David-lah yang didengar Law. Ia langsung menatap
Marnie, lalu menatap lantai, lalu kembali menatap wa-
nita itu. Aku turut prihatin. Aku tahu kau sangat ber-
gantung pada pekerjaan itu.
Bukan sangat bergantung, ujarnya membela
diri. Hanya saja pekerjaannya lumayan. Karyaku bisa
dikenal, belum lagi honor dan yang lainnya. Tapi begi-
tulah hidup, ujarnya tersenyum palsu.
Mom kan salah satu dari tiga finalis ujar David
berusaha menghibur. Itu bagus sekali.
Tapi bukan yang terbaik. Dan apa pun selain
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
yang pertama tidak masuk hitungan. Walaupun begi-
tu, ia tersenyum demi David. Aku akan terus-mene-
rus mengulang kata-kata itu selama kalian berdua
pergi makan malam. Selamat bersenang-senang.
Mom yakin tidak mau ikut?
Yakin. Pergilah. Kalau Law sudah memesan
tempat, sebaiknya kau tidak terlambat.
Nih, David, ujar Law, melemparkan kunci mo-
bilnya, hidupkan mobilnya.
Asyik! David menangkap kuncinya dan lang-
sung melesat keluar.
Law tidak mengalihkan tatapannya dari Marnie.
Ia merasa tidak nyaman ditatap tajam oleh mata biru
itu sementara Law berjalan menyeberangi ruangan
menghampirinya. Kau kecewa?
Karena tidak berhasil mendapatkan kontrak-
nya? Tidak.
Omong kosong, Marnie. Kau kecewa. Jangan me
nahan kemarahan itu di dalam. Lepaskanlah. Silakan
marah, menjerit, atau meninju sesuatu. Jangan pasrah
seperti itu setelah kehilangan kesempatan kerja yang
bagus.
Apa gunanya berbuat itu?
Tidak ada gunanya sama sekali, tapi kau akan
merasa lebih baik.
Tidak akan. Aku malah akan merasa tolol
Minimal kami bisa tahu bahwa kau masih ma-
nusia, bahwa kau masih punya perasaan. Law mende
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kat maju dan menyapukan ibu jarinya di atas tulang
pipi Marnie. Tapi aku tahu kau punya perasaan. Keli-
hatan di matamu. Dan saat ini matamu seperti mataku
seandainya aku tersedot kelubang hitam saat aku di
luar angkasa sana. Aku tidak pernah melihat sepasang
mata yang tampak begitu suram. Apakah karena Da-
vid tahu tentang aku?
Marnie mengangguk, berharap ia dapat menye-
rah pada godaan untuk menempelkan pipinya di tela-
pak tangan pria itu. Yang perlu dilakukannya hanya-
lah memalingkan wajahnya sedikit. Ia melarang diri-
nya untuk bersikap seintim itu dengan Law. Sebalik-
nya, ia menjauhkan wajahnya dari sentuhan pria itu.
Hal itu tak dapat dihindari ujarnya Aku sudah
mengetahuinya sejak kau pertama kali datang ke sini.
Anak itu terlalu pintar. Napas Marnie bergetar. Yah,
sekarang semuanya sudah terjadi dan aku tidak perlu
takut akan hal itu lagi.
Kau melihatnya sebagai tragedi? David tidak.
Dia sangat senang, ujarnya tertawa pahit.
Bocah mana yang tidak akan kegirangan mengetahui
ayahnya adalah pahlawan nasional?
Oh, begitu. Tapi yang membuatnya senang bu-
kan semata-mata siapa aku. Bisa saja ayahnya bukan
orang terkenal.
Law, jangan. Marnie mengerang. Jangan cari
gara-gara. Aku terlalu letih untuk bertengkar dengan-
mu malam ini.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Bagaimana dia bisa tahu?
Dia menebaknya. Dia melihat kacamata hitam-
mu di sini dan bertanya padaku mengapa kau mampir
di siang bolong. Marnie memalingkan wajahnya. Dia
langsung menyimpulkan bahwa kita berpacaran.
Apa yang kaukatakan padanya?
Aku bilang tidak!
Maksudku bagaimana dia tahu aku ayahnya.
Semuanya. Dia juga salah menyimpulkan bah-
wa aku adalah ibu kandungnya.
Law menyentuhnya lagi, kali ini menyelipkan
jari-jarinya ke belakang leher Marnie, melingkarinya.
Kau memang ibunya. Aku tidak akan melupakan itu.
David pasti tidak akan melupakannya. Saat ini dia se-
dang girang tentang aku. Tapi itu tidak akan mengha-
pus rasa cintanya padamu.
Law semakin mendekat, hingga Marnie dapat
merasakan embusan napas pria itu di wajahnya. lni
acara keluarga. Mari kita merayakannya bersama. Ikut
lah makan malam dengan kami.
Untuk beberapa detik lamanya Marnie seakan
tersihir oleh tatapan mata pria itu dan suaranya yang
membujuk. Lalu ia menggelengkan kepalanya. Tidak,
Law. Setelah enam belas tahun, kurasa kau dan David
pantas menikmati saat ini berdua saja.
Ada yang pernah mengatakan padamu bahwa
kau keras kepala?
Hampir semua orang yang pernah kutemui.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Law tersenyum sinis dan menurunkan tangan-
nya. Baiklah, tapi kami takkan pergi lama.
Tidak usah buru-buru.
Marnie mengantarnya hingga ke pintu. David
melambai padanya dari kursi pengemudi mobil Land
Rover Cepat Dad, aku kelaparan nih serunya dengan
gayanya yang khas.
Marnie menutup pintu depan dan bersandar di
sana. Rasa nyeri di tenggorokannya karena menahan
tangis nyaris tak tertahankan. Lega rasanya ketika ia
menyerah. Isak tangisnya mengguncang tubuhnya
yang kecil. Air mata mengalir menuruni wajahnya. Ia
kembali ke ruang tamu sambil meraba-raba dan men-
jatuhkan diri ke salah satu kursi... kursi tempatnya
nyaris bercinta dengan Law.
Ia tidak tahu berapa lama ia duduk bergelung di
kursi itu, menangis terisak-isak. Akhirnya tangisannya
berhenti. Ia pergi ke atas dan membasuh wajahnya de
ngan air dingin. Pipa-pipa ledengnya berderak, meng-
ingatkannya pada nasihat tukang ledeng terakhir kali
ia memanggilnya. Tukang ledeng itu menyarankannya
untuk mengganti semua pipanya.
Rumah ini sudah tua dan semakin reyot. Marnie
berusaha membuatnya menarik sejauh kemampuan-
nya, tapi jelas rumah ini sama sekali bukan tandingan
rumah Law yang didekor dengan sempurna. Di sini ti-
dak ada kolam renang, tidak ada akuarium yang diba-
ngun di dinding, tidak ada anjing ramah yang menanti
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kedatangan tuannya.
Marnie keluar dari kamar mandi dan berjalan
menyusuri lorong menuju kamar David. Lama ia ber-
henti di muka pintu. Akhirnya ia melangkah masuk,
melihat pakaian kotor yang ditinggalkan David sebe-
lum mandi. Pakaian itu tergeletak sembarangan di
lantai.
Dimulai dari pakaian kotor itu ia mulai mengum
pulkan barang-barang dan pakaian-pakaian lalu mele-
takkannya di atas tempat tidur. Ia berharap punya cu-
kup waktu untuk menyelesaikannya sebelum mereka
kembali.
***
Menurut Dad, kenapa Mom melakukannya?
tanya David pada ayahnya beberapa jam kemudian
saat mereka berbelok di tikungan.
Law yang menyetir, tapi matanya menatap kaca
spion, di mana ia bisa melihat Marnie berdiri di am-
bang pintu yang terbuka, sebuah bayangan kecil yang
kelihatannya bakal ditelan rumah itu.
Kurasa seperti yang dikatakannya tadi, jawab
Law. Dia merasa kita perlu menghabiskan waktu ber-
sama. Ia melirik David di kursi sebelahnya. Apakah
gagasan tinggal bersamaku untuk sementara waktu
membuatmu senang?
Ya, tentu saja, jawab David, kegembiraan tam-
pak jelas di matanya yang berbinar-binar. Kurasa se-
muanya bakal menyenangkan. Pelan-pelan senyum-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
nya memudar. Aku hanya terus memikirkan Mom
yang tinggal sendirian. Memang cuma sebentar sih.
Aku tidak mau Dad merasa terikat denganku selama-
nya, tambahnya cepat.
Kau boleh tinggal selama yang kau mau, David.
Sungguh.
Senyum David meninggalkan kesan mendalam
di hati Law. Orang-orang di kantor bisa mengejeknya
habis-habisan kalau mereka tahu bahwa beberapa
kali sepanjang malam ini, Law Kincaid yang penuh
percaya diri harus menahan air matanya atau berisiko
membuat dirinya menjadi tontonan umum.
Ia dan David telah menghabiskan beberapa jam
menikmati makan malam yang menyenangkan. Sema-
kin ia mengenal anaknya, semakin ia menyukainya,
dan ia semakin bangga karena bibitnya telah mengha-
silkan pemuda yang hebat. Rasanya ia ingin memberi-
tahu semua orang, Hei, ini anakku.
David anak yang ramah, sopan, dan tahu bagai-
mana bersikap dengan pantas. Atas sikap anak itu,
Marnie layak mendapatkan penghargaan. Wanita itu
sangat hebat dalam mendidik anak seorang diri. Za-
man sekarang orangtua yang lengkap saja sudah ja-
rang berhasil, renung Law. Ia mengetahui hal itu dari
cerita-cerita mengerikan yang dikisahkan para rekan
kerjanya tentang anak-anak mereka.
Seandainya Mom tidak kelihatan begitu sedih
waktu kita pergi, ujar David, mengembalikan perhati-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
an Law padanya lagi. Tapi Mom sendiri yang meng-
usulkanku untuk tinggal bersama Dad. Mom sudah
mengemas segalanya waktu kita sampai di rumah.
Mereka nyaris tersandung koper-koper di jalan
masuk ketika mereka melewati ambang pintu depan
setelah makan malam tadi. Siapa mau pergi ke ma-
na? tanya David, merasa dirinya sedang melontarkan
gurauan.
Dengan serius Marnie mengatakan pada mereka
bahwa menurutnya lebih baik jika David tinggal bersa
ma Law untuk sementara waktu. Awalnya mereka ter-
lalu terkejut untuk berkata-kata. Tapi setelah memikir
kan gagasan itu, mereka sangat menyukainya dan lang
sung setuju.
Menurut Dad, Mom bersungguh-sungguh tidak
waktu dia bilang dia tidak keberatan, bahwa dia me-
mang menginginkanku pergi? tanya David ragu.
Kita cuma bisa mempercayai kata-katanya, Da-
vid. Dia mengulanginya beberapa kali. Law terdengar
jauh lebih yakin daripada yang dirasakannya. Marnie
tampak seperti nyaris tersungkur ke jurang emosional
sewaktu memeluk David, Walaupun wanita itu tam-
pak tabah.
Dia tahu kalau ini hanya untuk sementara,
kan?
Tentu, jawab Law.
Dia tahu kalau aku akan pulang di hari ulang ta
hunku. Aku sudah janji.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Janji yang akan kita tepati bersama.
Kalau begitu kurasa Mom akan baik-baik saja.
Kurasa begitu. Marnie sama sekali tidak tam-
pak baik-baik saja sewaktu mereka pergi. Tapi ia me-
negaskan bahwa David harus segera pergi. Malam ini.
Seolah-olah ia tidak mau ada waktu untuk memikir-
kannya kembali.
Law mengaku pada dirinya sendiri bahwa ia se-
nang dengan gagasan ini. Begitu juga dengan David.
Lalu kenapa masing-masing merasa dirinya, entah ba-
gaimana, menelantarkan Marnie?
Venus melonjak-lonjak kegirangan bertemu Da-
vid lagi. Anjing itu mengejar ekornya sendiri, berpu
tar-putar dengan heboh sebelum akhirnya menyudahi
aksinya dan kembali tenang.
Aku boleh berenang? tanya David segera sete-
lah ia menaruh koper-kopernya di salah satu kamar
tamu yang kosong.
Silakan saja. Tapi ada beberapa peraturan di ru
mah ini. Tidak boleh meninggalkan handuk atau pakai
an basah di tepi kolam. Letakkan di ruang cuci.
Sama seperti di rumah.
Pastikan juga pintu gerbangnya terkunci dan
matikan lampunya sebelum kau masuk.
Ya, Sir.
Hampir satu jam setelahnya David memasuki ru
angan kecil yang dipakai Law sebagai ruang kerjanya
di rumah. Dinding-dindingnya dipenuhi foto-fotonya
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
sebagai pilot pesawat jet Angkatan Laut yang diambil
di atas pesawat di berbagai pangkalan udara di selu-
ruh dunia. Foto-foto lainnya merekam kariernya seba-
gai astronot. Melihat pesawat ulang-alik Victory, David
mengomentarinya.
Mom membangunkanku pagi itu untuk menon-
ton peluncurannya. Aku nyaris takut untuk menonton
nya setelah melihat Challenger. Kami bersorak ketika
semuanya berjalan lancar.
Aku juga, ujar Law tersenyum menertawakan
dirinya sendiri. Aku akan memberimu salah satu foto
itu dan meminta semua awak pesawat untuk menan-
datanganinya supaya bisa kaupajang di kamar.
Trims. Pasti keren.
Apa Venus ikut masuk denganmu tadi?
Ya.
Aku belum melihatnya. Biasanya dia berusaha
naik ke pangkuanku di saat seperti ini.
Dia, eh, ada di tempat tidurku.
Law mengangkat kedua tangannya ke atas. Da-
sar wanita!
David tertawa, tapi seperti dipaksakan. Kurasa
kau sudah banyak berhubungan dengan mereka.
Apa, wanita?
David berdeham. Ya.
Law berusaha untuk menatap matanya, tapi Da-
vid tidak mau membalas tatapannya. Ada yang mau
kautanyakan padaku, David?
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Anak itu mengangkat bahu, membuat bahunya
yang kurus terangkat naik, lalu turun. Mom dan aku
sering membicarakannya. Tentang seks, maksudku.
Dan?
Well, aku kan bukan anak kecil lagi. Aku tahu
semuanya.
Hmm.
Aku belum pernah melakukannya, tentu saja, ta
pi aku sudah bertahun-tahun melakukan french kiss.
Law berusaha untuk menahan wajahnya agar te
tap datar. Bersandar di kursi kulitnya yang berwarna
krem, ia menautkan jari-jarinya di atas perutnya yang
rata dan berkata, Tentu saja.
Dan ada beberapa gadis yang membiarkanmu,
Dad tahu kan, menyentuh mereka... di tempat-tempat
tertentu.
Hmm.
Mom tidak bodoh. Dia bilang dia tahu bahwa
aku ingin, Dad tahu kan... tidur dengan gadis.
Ya.
Mom bilang aku tidak nonnal kalau tidak meng
inginkannya. Ya ampun! David mengerang. Aku kede
ngaran seperti orang brengsek saja.
Kebanyakan dari kita merasa seperti itu kalau
kita membicarakan masalah ini, David. Lupakan kau
kedengaran seperti apa. Lanjutkan dan keluarkan apa
yang ada di pikiranmu.
Well, Mom bilang aku seharusnya tidak melihat
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
wanita hanya dari tubuhnya saja, tapi aku juga harus
mengagumi pikiran dan kepandaian serta hal-hal lain-
nya, Dad tahu kan, segala hal yang membuatnya men-
jadi manusia. Bahwa aku harus menghargai wanita
dan tidak melakukan apa pun untuk mengeksploit...
eksplo
Eksploitasi?
Iya, itu. Aku tahu artinya, aku hanya tidak bisa
mengucapkannya.
Ibumu benar, David.
David menatapnya dengan tatapan yang persis
sama dengan tatapannya sendiri. Dad tidak melaku-
kannya. Tidak dengan ibuku.
Law-lah yang pertama kali mengalihkan panda-
ngannya setelah mereka lama bertatapan. Biasanya ia
tidak suka ditegur dan akan marah mendengarnya. Ia
mengkritik dirinya sendiri dengan keras dan jarang
mau menerima kritikan dari orang lain. Apalagi dibuat
merasa bersalah. Tapi di bawah tatapan tajam anak-
nya, ia merasa tidak nyaman dan sangat berdosa.
Tidak, aku tidak melakukannya, David. Aku ber
harap kau lebih bertanggung jawab dalam menjalin
hubungan daripada yang kulakukan dengan Sharon.
Dad tidak marah karena aku mengatakan hal
itu, kan?
Tidak. Justru sebaliknya, aku menghargaimu ka
rena menegurku mengenai hal itu. Ibumu tidak jujur
padaku, tapi seharusnya aku sendiri berjaga-jaga supa
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
ya dia tidak sampai hamil.
Aku bahkan tidak mengingatnya, kurasa kare-
na itulah aku tidak terlalu marah mengenai hal itu.
Seandainya Dad menyakiti Mom, Marnie maksudku,
itu lain masalah. Ia tersenyum lebar. Lagi pula, kalau
Dad memakai kondom, aku tidak akan ada di sini.
Untuk alasan itu, dan hanya karena alasan itu-
lah, aku senang aku tidak memakainya.
David menundukkan kepalanya dan bergumam
malu. Yah, sekali lagi, selamat malam.
Kita harus berangkat pagi supaya kau tidak ter-
lambat sekolah.
Aku pasti bangun. Mom sudah membawakan
jam bekerku.
Anak itu bersandar di sisi pintu, menelusuni se-
rat kayu dengan ujung jarinya. Ada lagi David? tanya
Law, melihat keengganannya untuk pergi. Peraturan
lain di rumah ini adalah siapa pun yang memikirkan
sesuatu harus mengungkapkannya.
Aku hanya bertanya-tanya mengapa Dad sering
menemui Mom akhir-akhir ini. Apakah karena aku?
Kami banyak menghabiskan waktu membicara
kan tentang dirimu, Law mencoba mengelak.
Oh, ujar David, tampak kecewa. Aku pikir ka-
rena Dad menganggapnya cantik.
Aku menganggapnya cantik.
Benarkah? Wajah David berseri-seri.
Sangat cantik.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Ah, yah, baguslah kalau begitu. Aku harus tidur
sekarang. Selamat malam. Senang berada di sini, Dad.
Aku juga senang kau ada di sini.
Selama beberapa menit setelah David mening-
galkan ruangan, Law masih terus tersenyum. Tiap kali
ia mengingat beberapa bagian khusus dari perbincang
an mereka, ia tersenyum lagi. Ia terkejut mendapati
dirinya begitu puas dengan percakapan dari hati ke
hati itu.
Ia mematikan lampu di ruang kerjanya dan per-
gi ke kamar tidurnya, menanggalkan pakaian dan naik
ke tempat tidur. Law melipat tangan di bawah kepala-
nya, lalu menatap kipas angin yang berputar perlahan
di langit-langit dan merenungkan betapa akhir-akhir
ini segi-segi lain dan kehidupannya, terutama kehidup
an seksnya, begitu tidak memuaskan.
Dipikir-pikir lagi, ia tidak memiliki kehidupan
seks setelah bertemu kembali dengan Marnie Hibbs.
Sudah berapa lama, satu, dua minggu? Law Kin-
caid menjalani dua minggu tanpa bercinta? Keterlalu-
an! Mana ada yang seperti itu! Kalau sampai orang-
orang kantor tahu, ia akan menjadi bulan-bulanan. Ta-
pi anehnya, ia tidak merasa terdorong untuk melaku-
kan sesuatu tentang hal itu. Ia lebih suka menunggu.
Ia lebih suka menunggu wanita itu. Gairahnya begitu
kuat hingga sering terasa menyakitkan, tapi pada
saat-saat tertentu begitu manis hingga gairah itu sen-
diri sudah terasa memuaskan.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Baling-baling kipas angin membentuk bayangan
berputar di dinding. Bayangan itu sama kelabunya
dengan warna mata Marnie. Dari matanya, angan Law
melayang ke bibirnya, bentuknya yang menggoda,
rasanya yang manis, responsnya yang tanpa paksaan,
bahkan gairah Marnie yang ditahan terhadap ciuman-
ciumannya.
Ia membayangkan payudara wanita itu, kecil, na
mun sangat sensitif akan sentuhannya. Dan rasa kulit-
nya. Membayangkan pusarnya. Pekik kecil dan seksi
yang disuarakan Marnie ketika bibir Law...
Ketika ia mulai terlelap, angan-angan itu meng-
ikutinya hingga ke alam mimpi.

Anda mungkin juga menyukai